DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP ... · 2017. 10....

18
1 DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN Jurnal Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh : Agus Windarto 202012043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP ... · 2017. 10....

  • 1

    DESKRIPSI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU PADA

    MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN

    Jurnal

    Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program

    Studi S1 Pendidikan Matematika

    Oleh :

    Agus Windarto

    202012043

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2016

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

  • 6

    PENDAHULUAN

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

    jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Mulyasa, 2014). Guru,

    diakui atau tidak, akan selalu menjadi unsur penting yang menentukan berhasil atau tidaknya

    pendidikan (Barizi, 2010). Untuk menunjang peran penting guru dalam pendidikan seorang guru

    harus mempunyai kompetensi yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    (PPRI) No 74 tahun 2008 yang menegaskan tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang

    guru yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional.

    Berdasarkan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) untuk mata pelajaran Matematika 2015 provinsi

    Jawa Tengah, rata-rata nilai ujian nasional untuk provinsi Jawa Tengah adalah 47,43 hasil ini

    menunjukkan provinsi Jawa Tengah berada di bawah rata-rata nasional yang berada di angka

    56,27, dan hasil pada tahun 2015 ini menurun dibandingkan dengan nilai rata-rata ujian nasional

    untuk mata pelajaran Matematika di tahun 2014 yaitu 55,30 (BNSP, 2015). Hasil ujian nasional

    mata pelajaran Matematika tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran materi

    Matematika. Kemampuan guru Matematika mengorganisasikan pembelajaran, penguasaan atas

    konsep-konsep yang diajarkan dan keterkaitan materi ajar dengan kehidupan nyata peserta didik

    adalah sebagian kecil dari hal-hal yang perlu dimiliki guru di dalam pembelajaran Matematika.

    Keberhasilan pembelajaran Matematika yang berlangsung di sekolah sangat erat kaitannya

    dengan kompetensi guru (Margiyono, 2011). Berkaitan dengan kompetensi guru, Shulman

    (1986) telah merumuskan kompetensi guru melalui Pedagogical Content Knowledge (PCK).

    Guru tidak hanya bertanggung jawab memahami materi yang akan diajarkan dan cara

    pengajarannya. Namun, guru juga dituntut mampu mengintegrasikan pengetahuan materi ke

    dalam kurikulum, pembelajaran, mengajar, dan peserta didik. Pengetahuan-pengetahuan tersebut

    akhirnya dapat menuntun guru untuk merangkai situasi pembelajaran sesuai kebutuhan

    individual dan kelompok peserta didik. Kemampuan seperti ini dinyatakan sebagai PCK yang

    digambarkan sebagai hasil perpaduan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan

    pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu yang perlu

    dimiliki oleh seorang guru.

  • 7

    Berikut ini beberapa penelitian tentang PCK yang dilakukan oleh Hermawan (2011) dengan

    judul Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru pada Bahasan tentang Sudut yang

    mendapatkan hasil bahwa guru belum begitu jelas memberikan contoh pengaplikasiaan materi

    sudut di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mampouw

    (2011) dengan judul Pedagogical content knowledge Guru pada pembelajaran tentang Luas

    Gabungan di Sekolah Dasar dengan hasil bahwa investigasi guru atas implementasi prinsip-

    prinsip PCK pada materi tentang luas dapat membantu guru memimpin pembelajaran kepada

    peserta didik secara professional.

    Pedagogical Content Knowledge (PCK)

    Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986) dalam Paul Eggen (2007:9) menyatakan

    bahwa PCK adalah pemahaman tentang metode pembelajaran apa yang efektif untuk

    menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu mudah

    atau sulit dipelajari. Menurut Shulman (1987) PCK adalah satu jenis pengetahuan bagi seorang

    guru yang didasarkan pada cara guru mengaitkan pengetahuan pedagogik (pengetahuan tentang

    cara mengajar) yang dimiliki pada pengetahuan materi (apa yang harus diajarkan). Jadi PCK

    merupakan pemahaman dari metode pembelajaran yang efektif untuk topik khusus, seperti

    pemahaman tentang apa yang membuat topik khusus tersebut mudah atau sulit untuk dipelajari.

    Dua bagian besar yang membentuk PCK adalah content knowledge dan pedagogical knowledge.

    Hubungan antara komponen pembentuk PCK tersebut dapat digambarkan melalui diagram

    seperti Gambar 1:

    Gambar 1

    Diagram Pedagogical content knowledge

    Pada diagram terlihat bahwa Pedagogical content knowledge merupakan irisan dari Content

    Knowledge(C) dan Pedagogical Knowledge (P).

    Content Knowledge

  • 8

    Menurut Shulman (1986) content meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka berpikir,

    metode pembuktian dan bukti. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun

    2008 tentang Guru, Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai

    pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya

    yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai

    dengan setandar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata

    pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

    relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,

    mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

    Kemudian dalam PPRI No. 74 tahun 2008 pasal 3 ayat 2. Materi pelajaran yang hendak disajikan

    harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan kedalamannya oleh guru sehingga guru

    dapat mengorganisasikannya dengan tepat dan baik dari segi kompleksitasnya (dari yang mudah

    kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang kompleks) maupun dari segi keterkaitannya

    (dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar bagi bagian berikutnya).

    Pedagogical Knowledge

    Menurut Shulman (1986) pedagogical knowledge berkaitan dengan cara dan proses

    mengajar yang meliputi pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran

    dan pembelajaran peserta didik.

    Dalam jurnal of Research on Tecnology in Education (2009:125) Mishra dan Koehler dalam

    Haris (2009) menyatakan bahwa:

    “Pedagogical Knowledge refers to the method and proses of teaching and includes knowledge in

    classroom management, assessment, lesson plan development, and student learning.” Yang

    berarti Pedagogical Knowledge adalah cara dan proses mengajar serta meliputi pengetahuan

    tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran, dan pembelajaran peserta didik.

    Pedagogical knowledge ini identik dengan kompetensi pedagogik guru menurut PPRI No.74

    tahun 2008, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan pengelolaan

    pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau

    landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,

    perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan

    teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk

    mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

  • 9

    PCK pada pembelajaran tentang Aljabar

    Seorang guru yang berkualifikasi secara PCK berarti dia mampu mengorganisasikan

    kelas dengan baik. Dengan kemampuan kognitif peserta didik yang berbeda-beda, guru

    hendaknya tepat dalam menentukan sumber belajar dan alat peraga yang digunakan dalam

    pembelajaran untuk mempermudah dalam mengajarkan materi. Guru melakukan pendekatan

    yang lebih terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Ketika

    peserta didik menemui kesulitan dalam menerima materi, guru akan mencari metode-metode

    yang mudah diterima peserta didiknya. Sebelum menyampaikan materi, tentunya guru telah

    menguasai matei sebelum menyampaikan materi. Sehingga ketika peserta didik sudah mulai

    terlihat belum bisa menerima pelajaran, guru dapat mengantisipasi dengan komunikasi yang baik

    antara guru dan peserta didik. Sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif.

    Menurut Shulman, ada 7 komponen PCK yang masing-masing komponennya memiliki

    elemen. Adapun ketujuh komponen beserta elemen-elemennya seperti Tabel 1:

    Tabel 1. Komponen Pedagogical Content Knowledge

    Komponen Elemen

    1. Pengetahuan tentang materi Isi dari ilmu pengetahuan, praktek ilmiah, sifat

    alami dari ilmu pengetahuan, proses ilmiah

    2. Pengetahuan tentang tujuan

    Literatur dalam ilmu pengetahuan, penerapan dalam

    kehidupan sehari-hari, pemahaman yang

    terintegrasi

    3. Pengetahuan tentang peserta

    didik

    Kebutuhan, minat, pengetahuan dasar, kemampuan,

    kesulitan belajar

    4. Pengetahuan tentang

    kurikulum

    Standar kompetensi, kompetensi dasar, koneksi

    antara pelajaran dengan unit, pengorganisasian

    khusus dalam pelajaran,keputusan tentang apa yang

    harus diajarkan, desain yang fleksibel

    5. Pengetahuan mengajar

    Berbagai metode mengajar, cara membangkitkan

    motivasi, kemampuan menyeleksi kegiatan yang

    efektif

    6. Pengetahuan tentang

    penilaian/evaluasi

    Cara penilaian, kemampuan memimpin diskusi

    peserta didik dan bertanya, pemberian umpan balik

    7. Pengetahuan tentang sumber Bahan, multimedia, fasilitas lokal, teknologi yang

  • 10

    daya ada di laboratorium, majalah ilmu pengetahuan

    Sumber: diadaptasi dari Anwar (2010)

    Menurut Shulman (1986), PCK guru sangat penting untuk menciptakan pembelajaran

    yang bermanfaat bagi peserta didik. PCK memungkinkan seorang guru untuk memprediksi

    kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh para peserta didik sehingga guru bisa

    mempersiapkan diri dengan metode-metode dan penjelasan-penjelasan untuk menyampaikan

    topik-topik pelajaran tertentu (Ball dll.2001; Shulman 1987).

    Dengan adanya pernyataan yang garis besarnya adalah pentingnya seorang guru memiliki

    kemampuan, dan mempunyai kompetensi PCK, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan

    untuk mendeskripsikan kemampuan PCK guru dalam pembelajaran materi Aljabar. Aljabar SMP

    kelas VII pada kurikulum 2006 mencakup beberapa sub pokok bahasan antara lain: bentuk

    aljabar dan unsur-unsurnya, operasi hitung pada bentuk aljabar, pecahan bentuk aljabar dan

    penggunan aljabar untuk menyelesaikan masalah. Pada kurikulum 2013 mencakup sub pokok

    antara lain Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi guru diharapkan dapat menjadi

    bahan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki dalam

    upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan pada akhirnya meningkatkan hasil

    belajar peserta didik.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini akan

    mendeskripsikan PCK guru dalam menyampaikan materi Aljabar. Penelitian dilakukan di 3 SMP

    Negeri di Kecamatan Bringin. Jumlah guru yang diwawancarai terdiri dari tiga guru laki-laki.

    Pengambilan data dilakukan antara bulan Juni hingga bulan Agustus 2016.

    Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan pedoman wawancara

    seperti pada Tabel 2. Wawancara kepada guru untuk mengetahui PCK guru dalam pembelajaran

    materi Aljabar.

    Tabel 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru Matematika

    Kompeten

    si Guru

    Komponen

    PCK Indikator

    Pedagogik

    1.

    Pengetahuan

    Mengetahui minat belajar peserta didik pada

    pembelajaran Aljabar

  • 11

    tentang

    peserta didik

    Mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada

    pembelajaran Aljabar

    Usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar

    peserta didik

    Karakter yang dapat ditumbuhkan melalui

    pembelajaran Aljabar

    2.

    Pengetahuan

    tentang

    Kurikulum

    Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran

    Aljabar

    Mengetahui alokasi waktu dalam pembelajaran

    Aljabar

    Penggunaan standar kelulusan sebagai acuan

    tambahan

    3.

    Pengetahuan

    tentang

    mengajar

    Persiapan sebelum pembelajaran Aljabar

    Metode yang digunakan dalam pembelajaran

    Aljabar

    Proses pembelajaran Aljabar

    4.

    Pengetahuan

    tentang

    penilaian

    Aspek yang digunakan untuk melihat ketercapaian

    tujuan pembelajaran oleh peserta didik

    Alat evaluasi yang digunakan

    Waktu pemberian tes tertulis

    Bagaimana tes lisan dilakukan

    5.

    Pengetahuan

    tentang

    sumber daya

    Media pembelajaran yang digunakan pada

    pembelajaran Aljabar

    Sumber pembelajaran materi Aljabar

    Kesulitan dalam mendapatkan sumberpembelajaran

    Aljabar

    Alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran

    Aljabar

    Profesional

    6.

    Pengetahuan

    tentang materi

    Materi paling sulit

    Pembuatan peta konsep

    7.

    Pengetahuan

    Penyampaian tujuan pembelajaran

    Contoh Aljabar dalam kehidupan sehari-hari

  • 12

    tentang tujuan

    Sumber: diadaptasi dari Mampouw (2011)

    Selain itu juga dilakukan pengambilan data hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis untuk

    materi Aljabar.

    Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes

    Indikator No soal

    1. Menentukan

    variabel, koefisien,

    konstanta dan suku

    sejenis

    1. Diketahui bentuk aljabar 6s3 + 2s2 – 3s2 + s – 5 Tentukan:

    a. Variabel

    b. Koefisien

    c. Konstanta

    d. Suku sejenis

    2. Menentukan hasil

    perkalian,

    pemangkatan, dan

    pembagian bentuk

    aljabar

    2. Tentukan hasil operasi dari soal – soal berikut:

    a. 2p2 × (- 8pr ) =.........

    b. ( 2p + 5q )2 =.........

    c. 5x3y2 ÷ 3x2y =.........

    3. Menentukan

    penjumlahan bentuk

    aljabar

    3. Tentukan hasil penjumlahan 5x – 2xy + 6y dan - 4x + 3xy –

    5y!

    4. Menentukan

    pengurangan bentuk

    aljabar

    4. Tentukan hasil pengurangan – 3a2 – 9a dari a2 + 5a!

    5. Menentukan hasil

    mengenai subtitusi

    bilxangan pada bentuk

    alajabr

    5. Jika diketahui p = 3 dan q = 2,

    tentukan nilai dari bentuk aljabar ( p3 – q2 )!

    6. Menentukan KPK

    dan FPB bentuk aljabar

    6. Tentukan KPK dan FPB dari 16a2b2c dan 20abc2

    7. Menentukan hasil

    penjumalahan dan

    pengurangan pecahan

    bentuk aljabar

    7. Tentukan bentuk sederhana dari

    8. Menentukan hasil

    perkalian dan

    pembagian pecahan

    bentuk alajabr

    8. Sederhanakan soal dari dari bentuk aljabar berikut ini:

    a. = .........

  • 13

    b. =.........

    9. Menentukan hasil

    pemangkatan pecahan

    bentuk aljabar

    9. Tentukan hasil pemangkatan pecahan dari ( )2 × )2

    10. Menggunakan

    operasi bentuk aljabar

    untuk menyelesaikan

    soal dalam kehidupan

    sehari-hari atau

    pemecahan masalah

    10. Papan nama perusahaan, hotel-hotel atau tempat-tempat

    hiburan pada umumnya berbentuk suatu persegi panjang. Bila

    panjang dari persegi panjang tersebut adalah 3 kali lebarnya.

    Tentukan berapa lebar persegi panjang tersebut jika diketahui

    keliling persegi panjang tersebut adalah 16 cm

    Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang dilakukan adalah data yang telah terkumpul kemudian

    dideskripsikan, direduksi dan diseleksi. Mereduksi data merupakan kegiatan penyederhanaan dan

    pengabstraksian seluruh data dari hasil wawancara. Penyajian data dilakukan dengan menyusun

    secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh atau diseleksi dari hasil reduksi data.

    Hasil tes peserta didik diperiksa menurut jawaban benar, salah atau tidak menjawab dan juga

    berdasarkan letak kesalahan peserta didik. Hasil tes ini digunakan untuk melengkapi PCK guru.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kompetensi Pedagogik

    Tiga sekolah yang menjadi tempat penelitian berada di kecamatan Bringin. Jumlah guru

    yang diwawancarai ada 3 guru, terdiri dari 3 guru laki-laki. Masing-masing guru memiliki profil

    yang berbeda. Guru Matematika dari SMPN 1 Bringin mulai mengajar tahun 1985 di SMPN 1

    Klepu atau yang sekarang dikenal dengan SMPN 1 Pringapus kemudian pada tahun pada tahun

    1986 di SMPN Lais Bengkulu Utara dan pada tahun 1995 mengajar di SMPN 1 Bringin sampai

    saat ini. Guru Matematika dari SMPN 2 Bringin baru mulai mengajar di SMP tersebut sekitar 3

    tahun. Guru Matematika dari SMPN 3 Bringin mulai mengajar pada tahun 1990 di SMP PGRI

    Klepu atau yang sekarang kita kenal SMP PGRI Bergas, kemudian pada tahun 2000 mengajar di

    SMPN 2 Bringin dan mulai mengajar di SMPN 3 Bringin pada tahun 2013 sampai saat ini.

    Semua responden memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pelajaran yang mereka

    ampu yaitu pendidikan Matematika. Mengenai status kepegawaiannya dua guru sudah PNS dan

    satu guru wiyata. Selain wawancara guru juga diberikan soal tes kepada 45 peserta didik (15

  • 14

    peserta didik dari SMPN 1 Bringin, 15 peserta didik dari SMPN 2 Bringin, 15 peserta didik dari

    SMPN 3 Bringin). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi hasil wawancara guru

    sebagai bahan dalam mendeskripsikan kemampuan PCK yang dimiliki oleh guru

    Pengetahuan tentang Peserta Didik

    Semua responden memiliki jawaban yang sama untuk minat belajar peserta didik bahwa

    peserta didik antusias dan senang dalam pembelajaran. Semua responden mengatakan minat

    peserta didik sudah bagus dalam pembelajaran Aljabar dengan memberikan motivasi dalam

    kehidupan sehari-hari, memberikan game dan mengkongkritkan materi Aljabar sebagai benda-

    benda alam seperti daun, batu, dan lain sebagainya. Materi yang di anggap responden sulit

    diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumalahan dan pengurangan

    bentuk Aljabar. Responden mengalami kesulitan di dalam pembelajaran materi tersebut karena

    peserta didik kurang menguasai materi prasyarat yaitu pada operasi hitung penjumlahan dan

    pengurangan bilangan negatif. Di dalam pembelajaran operasi pengurangan pada operasi

    Aljabar, seorang guru memberi komentar atas pengalamannya:

    “Walaupun perkalian suku dua dengan suku dua itu lho orang lain kan menganggap itu sulit ya

    bisa mengalikannya tapi nanti untuk menyederhanakannya yang bagian tengah ya itu

    masalahnya wong itu ada -34x – 10x lha itu sulitnya jawabnya kan harus -44 dia jawabnya -24

    atau 24 atau 44 lha itu lho masalahnya kalau sampai mengalikan bisa “

    Pengetahuan tentang Kurikulum

    Deskripsi PCK guru tentang pengetahuan kurikulum, bahwa dua responden

    menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dan satu responden menggunakan kurikulum 2013. Dua

    responden menyusun silabus dan RPP secara bersama dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran

    (MGMP) Matematika dan satu responden mengadopsi RPP pada tahun-tahun sebelumnya.

    Pembelajaran Aljabar dialokasikan berlangsung selama 3 minggu atau sekitar 15 jam pelajaran.

    Dua responden menggunakan standar kelulusan (SKL) sebagai acuan tambahan. Menurut

    responden, SKL dijadikan acuan untuk persiapan ujian nasional (UN).

    Pengetahuan tentang Mengajar

    Persiapan guru sebelum pembelajaran Aljabar meliputi menyiapkan silabus, RPP, alat-

    alat yang dibutuhkan dan media pembelajaran. Dua responden memilih menggunakan metode

    kooperatif atau kelompok dan satu responden menggunakan tanya jawab dan tugas dalam

    pembelajaran Aljabar yang telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Respon peserta

  • 15

    didik terhadap metode yang dibawakan guru senang dan antusias. Pada kegiatan awal

    pembelajaran Aljabar ketiga responden mengisi kegiatan tersebut dengan kegiatan yang berbeda-

    beda. Responden 1 memberikan apersepsi seperti motivasi yang kaitannya dengan peserta didik

    waktu belanja di koperasi atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan tujuan

    supaya peserta didik lebih tertarik mengaitkan Aljabar dengan kehidupan sehari-hari. Responden

    2 langsung menggunakan media dalam sehari-hari yang mudah peserta didik dapat atau sering

    dijumpai karena jika dalam kebiasaan atau dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sudah

    mengenal atau sudah tahu. Responden 3 memberikan motivasi, menyampaikan tujuan

    pembelajaran, menyampaikan model pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah

    pembelajaran.

    Pengetahuan tentang Evaluasi

    Penilaian atas kinerja peserta didik dilihat dari aspek kognitif dan afektif yang dikumpul

    baik secara lisan, tertulis maupun pengamatan. Tes tertulis berisi soal-soal yang sesuai dengan

    indikator/tujuan pembelajaran. Tes tertulis diberikan sesudah atau setelah materi diberikan. Satu

    responden tidak menggunakan tes lisan dan hanya menggunakan tes tertulis karena masih

    bingung menerapkan tes lisan dalam materi Aljabar. Dua responden melakukan Tes lisan dengan

    tanya jawab, dengan menanyai peserta didik satu-satu mengenai materi Aljabar untuk

    mengetahui kemampuan peserta didik.

    Penguasaan Sumber Daya

    Selain penggunaan media yang biasa digunakan seperti papan tulis, sepidol, responden

    menggunakan media lain seperti LCD, kertas bentuk persegi dan persegi panjang. Sumber

    informasi untuk pembelajaran Aljabar diperoleh dari buku paket, buku dari OSN Matematika,

    buku perpustakaan dan BSE. Dari tiga responden dua yang menggunakan internet sebagai sarana

    untuk mendapatkan bahan ajar. Untuk sumber pembelajaran semua responden tidak mengalami

    kesulitan dalam mendapatkannya. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Aljabar

    antara lain bentuk persegi dan persegi panjang yang terbuat dari kertas, gambar jual beli dan

    benda-benda dari alam seperti daun, batu, dll. Ketika peserta didik diberi alat peraga tersebut

    peserta didik menjadi senang dan tertarik dalam pembelajaran Aljabar.

    Kompetensi Profesional

    Pengetahuan tentang Materi

  • 16

    Pemahaman guru tentang Aljabar tidak serta-merta memudahkan guru menstransfer

    ilmunya kepada peserta didik. Hal ini terlihat masih terdapat materi dalam Aljabar yang masih

    sulit diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumlahan dan

    pengurangan. Misal terdapat permasalahan seperti -34x – 10x untuk menyederhanakan, peserta

    didik masih mengalami kesulitan. Hanya satu dari tiga guru yang membuat peta konsep tentang

    Aljabar untuk membantunya mempersiapkan urut-urutan pembelajaran.

    Pengetahuan tentang Tujuan

    Semua memberitahukan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran supaya peserta didik

    mengetahui tujuan pembelajaran Aljabar. Semua responden juga membelajarkan aplikasi Aljabar

    di dalam kehiduapn sehari-hari menggunakan contoh-contoh yang dikenal peserta didik seperti

    penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah sebagai permisalan dalam pembelajaran

    Aljabar.

    Hasil Belajar Peserta Didik

    Jawaban hasil tes peserta didik sesuai dengan indikator pada Tabel 3 disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Peserta Didik pada Tes Aljabar

    No soal

    SMP N 1

    Jawaban benar

    Jawaban salah

    Tidak menjawab

    1 15 0 0

    2 4 11 0

    3 2 13 0

    4 0 15 0

    5 11 4 0

    6 3 10 2

    7 7 8 0

    8 14 1 0

    9 13 0 2

    10 1 13 1

    No soal

    SMP N 2

    Jawaban benar

    Jawaban salah

    Tidak menjawab

    1 8 7 0

    2 3 12 0

    3 6 9 0

    4 2 13 0

    5 6 9 0

    6 7 7 1

    7 4 11 0

    8 8 6 1

    9 2 11 2

    10 11 1 3

    No soal

    SMP N 3

    Jawaban benar

    Jawaban salah

    Tidak menjawab

    1 14 1 0

    2 1 14 0

    3 11 4 0

    4 2 13 0

    5 13 2 0

    6 3 12 0

    7 14 1 0

    8 10 5 0

    9 5 10 0

    10 5 8 2

  • xvii

    Hasil tes Aljabar peserta didik di SMPN 1 Bringin nampak peserta didik yang

    menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 10. Dengan

    kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Di SMPN 2

    Bringin banyaknya peserta didik yang menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal

    nomor 2, 3, 4, 5, 7, dan 9. Dengan kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat

    tercapai oleh peserta didik. Sementara itu di SMPN 3 nampak peserta didik yang menjawab

    salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 4, 6, 9, dan 10. Dengan kata lain hanya

    terdapat 5 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Jadi secara umum tujuan

    pembelajaran belum tercapai karena berdasarkan hasil tes terdapat lebih dari 5 indikator yang

    belum tercapai disetiap sekolah tersebut. Berdasarlan hasil belajar peserta didik maka guru

    Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan

    profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan

    pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    Kemampuan peserta didik terkait Aljabar yang belum optimal ditunjukkan dengan

    15,56% peserta didik yang mencapai KKM, mendorong responden melaksanakan

    pembelajaran remidiasi bagi peserta didik yang dianggap kurang. Disamping itu, semua

    responden menyediakan waktu khusus untuk peserta didik. Karakter yang dapat ditumbuhkan

    melalui pembelajaran Aljabar antara lain disiplin, teliti, kerja sama, mau menerima pendapat

    orang lain, dan jujur sebagai karakter yang dapat ditumbuhkan dalam pembelajaran Aljabar.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari sisi pedagogik, guru telah

    melakukan pembelajaran melalui metode-metode yang disesuaikan dengan kemampuan

    peserta didik dan bisa membuat peserta didik lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran

    Aljbar. Kompetensi pedagogik yang belum optimal adalah pemahaman guru akan kebutuhan

    peserta didik dimana penguasaan materi prasyarat pada operasi hitung penjumlahan dan

    pengurangan pada bilangan negatif. Kemampuan peserta didik terkait Aljabar yang belum

    optimal mendorong guru melaksanakan pembelajaran remidiasi bagi peserta didik yang

    dianggap kurang. Disamping itu, responden juga menyediakan waktu khusus untuk peserta

    didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dari sisi kompetensi profesional, guru

    telah menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dan materi pembelajaran

  • xviii

    sesuai dengan KD Aljabar dan memberi contoh aplikasi Aljabar dalam kehidupan sehari-hari

    seperti penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah. Disisi lain hasil belajar

    peserta didik pada materi Aljabar belum optimal, ditunjukkan dengan 15,56% peserta didik

    yang mencapai KKM. Mengingat hasil belajar peserta didik yang belum optimal maka guru

    Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan

    profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan

    pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    REFERENSI

    Anwar, Yenny. 2010. Pedagogical content knowledge.

    http://yennyanwar.blogspot.com/2012/12/pedagogical-content -knowledge.html diakses

    pada 19 mei 2016

    Barizi, Ahmad. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

    Eggen, Paul, Kauchak, Don. 2007. Educational Psychology Windows on Classroom 7th

    ed, New Jersey: Pearson Education, Inc

    Harris, Judith. 2009. Teachers’ Technological Pedagogical content knowledge and Learning

    Activity Type s: Curriculum-based Technology Integration Reframed.Journal of

    Research on Technology in Education, Vol.41, No.4, hal: 393-416.

    Hasil Ujian Nasional Matematika SMP, 2015

    http://118.98.234.50/lhun/statistik.aspx, di akses pada 29 agustus 2016

    Hermawan, Ade. 2011. Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru Pada Bahasan

    Tentang Sudut.

    Mampouw, Helti Lygia. 2011. Pedagogical content knowledge Guru pada Pembelajaran

    tentang Luas Gabungan untuk kelas VI Sekolah Dasar. (Laporan Penelitian).

    Margiono, Iis. 2011. Deskripsi pedagogical Content nowledge Guru Pada Bahasan Tentang

    Bilangan Rasional

    Mulyasa. 2014. “Guru dalam implementasi kurikulum 2013”. Bandung: Remaja Rosdakarya

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

    Shulman, L. S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. Educational

    Researcher, 15(2), 4–14.

    Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: Foundations of the new reform. Harvard

    Educational Review, 57, 1-22.

    http://yennyanwar.blogspot.com/2012/12/pedagogical-content-knowledge.htmlhttp://118.98.234.50/lhun/statistik.aspx