Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

27
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI HARI/TGL. : Kamis/ 13 Oktober 2015 NAMA: Bayu gilang ramadhan ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :F 121 14 057 Keterangan : 1.Test 2.Endoderm 3.Eksoderm 4.Oval disk No. Sampel : 01 Filum : Protozoa Kelas : Sarcodina Ordo : Foraminifera Family : Nummulitesidae. Genus : Nummulites Spesies : Nummulites millecaput BOUBEE Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi) Bentuk : Plate Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3) Umur : Eosen Tengah (50-44 juta tahun yang lalu)

description

Protozoa dan Bryozoa

Transcript of Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

Page 1: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI/TGL. : Kamis/ 13 Oktober 2015 NAMA: Bayu gilang ramadhan

ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :F 121 14 057

Keterangan :

1.Test

2.Endoderm

3.Eksoderm

4.Oval disk

No. Sampel : 01

Filum : Protozoa

Kelas : Sarcodina

Ordo : Foraminifera

Family : Nummulitesidae.

Genus : Nummulites

Spesies : Nummulites millecaput BOUBEE

Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk : Plate

Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur : Eosen Tengah (50-44 juta tahun yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan : Fosil ini berasal dari family Nummulitesidae, genus Nummulites,

dan dengan nama spesies Nummulites millecaput BOUBEE.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa

air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten

terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap

pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.

Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan

menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material

terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-

material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material

Page 2: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),

sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam

cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga

terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan

terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu fosil yang memipih seperti piring,

dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, endoderm yaitu lapisan luar , dan

eksoderm, yaitu lapisan bagian dalam fosil.

Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,

maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3). Adapun umur

fosil ini adalah Eosen Tengah yaitu antara 50-44 juta tahun yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan

pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya

sedimentasi.

ASISTEN PRAKTIKAN

( Asrafil, S.Si, M.Eng ) ( Bayu gilang ramadhan )

Page 3: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI/TGL. : Kamis/ 13 Oktober 2015 NAMA: Bayu gilang ramadhan

ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :F 121 14 057

Keterangan :

1.Test

2. Endoderm

3. Ektoderm

4. Montikula

5. Zooid

6. Zoorium

7. Holdfast

No. Sampel : 02

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnolaemata

Ordo : Cryptostomata

Family : Thecosmilianidae

Genus : Thecosmilia

Spesies : Thecosmilia trichotama GOLD

Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)

Bentuk : Branching

Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur : Jura Atas (180-135 juta tahun lalu )

Ling. Pengendapan : Laut dangkal

Keterangan : Fosil dengan nomor peraga 1653 adalah berasal dari family

Thecosmilianidae, genus Thecosmilia, dan dengan nama spesies Thecosmilia trichotama

GOLD.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa

air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten

Page 4: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap

pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.

Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan

menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material

terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-

material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material

mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),

sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam

cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga

terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan

terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di

permukaan.

Adapun bentuk tubuh yang masih dapat dijumpai seperti, oral disk yaitu berupa

lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkran kecil yang berada dalam oral disk .

Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,

maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini

menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal.Adapun umur fosil

ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.

Page 5: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan

pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya

sedimentasi.

ASISTEN PRAKTIKAN

( Asrafil, S.Si. M.Eng ) ( Bayu gilang ramadhan)

Page 6: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI/TGL. : Kamis/ 13 Oktober 2015 NAMA: Bayu gilang ramadhan

ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :F 121 14 057

Keterangan :

1.Test

2. Calix

3. Oral disk

4. Oral opening

No. Sampel : 03

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnoslaemata

Ordo : Cryptostomata

Family : Coralidae

Genus : Coral

Spesies : Coral limestone

Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk : Tabular

Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur : Kapur Atas (100-70 juta tahn yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan : Fosil dengan nomor sampel 06 da nomor peraga 792 adalah

berasal dari family Coralidae, genus Coral, dan dengan nama spesies Coral limestone.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa

air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten

terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap

Page 7: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.

Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan

menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material

terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-

material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material

mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),

sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam

cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga

terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan

terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di

permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalahTabular, yaitu bentuk fosil yang berbentuk

seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu garis-garis luar

pada dinding fosi, oral disk lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkaan kecil

yang berada di dalam oral disk

Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,

maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini

menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal. Adapun umur

fosil ini adalah Kapur Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun yang lalu.

Page 8: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan

pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya

sedimentasi.

ASISTEN PRAKTIKAN

( Asrafil, S.Si. M.Eng ) ( Bayu gilang ramadhan)

Page 9: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI/TGL. : Kamis/ 13 Oktober 2015 NAMA: Bayu gilang ramadhan

ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :F 121 14 057

Keterangan :

1.Test

2. Endoderm

3. Ektoderm

4. Montikula

5. Zooid

6. Zoorium

7. Holdfast

No. Sampel : 04

Filum : Bryozoa

Kelas : Gymnoslaemata

Ordo : Ctenomata

Family : Heliolithesidae

Genus : Heliolithes

Spesies : Heliolithes cf. Megastoma McCOY

Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)

Bentuk : Branching

Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)

Umur : Silur Tengah (±408 – 430 juta tahn yang lalu)

Ling. Pengendapan : Laut Dangkal

Keterangan : Fosil dengan nomor sampel 04 adalah berasal dari family

Heliolithesidae, genus Heliolithes, dan dengan nama spesies Heliolithes cf. Megastoma

McCOY.

Page 10: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa

air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten

terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap

pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.

Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan

menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material

terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-

material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material

mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil). Seiring dengan

berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),

sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini

adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam

cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga

terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.

Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya tektonik

sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan

terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga fosil menjadi tampak di

permukaan.

Adapun bentuk tubuh fosil ini adalahTabular, yaitu bentuk fosil yang berbentuk

seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu garis-garis luar

pada dinding fosi, oral disk lingkaran besar pada fosil, dan oral opening yaitu lingkaan kecil

yang berada di dalam oral disk

Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,

maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal ini

Page 11: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut dangkal. Adapun umur

fosil ini adalah Silur Tengah, yaitu antara ±408 – 430 juta tahun yang lalu.

Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan

pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya

sedimentasi.

ASISTEN PRAKTIKAN

( Asrafil, S.Si. M.Eng ) ( Bayu gilang ramadhan)

Page 12: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013 NAMA:Bayu gilang Ramadhan

ACARA :Protozoa dan Brozoa NIM :F 121 14 057

I. MAKSUD DAN TUJUAN

I.1. Maksud

Maksud dilakukan praktikum acara Protozoa dan Bryozoa adalah untuk mengenal

fosil-fosil dari filum Protozoa dan Bryozoa, memahami proses pemfosilannya, dan

memudahkan dalam mengidentifikasi fosil ini di lapangan.

I.2. Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:

a. Untuk mengetahui berbagai jenis fosil dari filum Protozoa dan Bryozoa yang

umum dijumpai.

b. Mengetahui bentuk-bentuk fosil filum Protozoa, dan Bryozoa

c. Mengetahui proses penfosilan filum ini secara umum.

II. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Buku penuntun praktikum paleontologi

Alat tulis menulis

Lap kasar dan halus

Larutan HCl 0,1M

Sampel fosil

Format praktikum sebanyak 8 lembar

Page 13: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

III. TEORI RINGKAS

III.1. Protozoa

a. Pengertian

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari

bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa

adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.

Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan

Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.

b. Ciri-ciri umum :

1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)

2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)

3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

5. Hidup bebas, saprofit atau parasit

6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

c. Cara hidup protozoa

Protozoa bergerak dengan menggunakan, antara lain:

1. Pseudopodia ( kaki semu)

2. Flagellata (cambuk)

3. Cilliata (rambut)

Page 14: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

d. Klasifikasi protozoa

Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu :

1. Phylactolaemata

Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding berotot; koloni

monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast; tidak ada zooid

polymorpism; tidak ada proses pengerasan asam kapur. Dalam kelas

Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu ordo Plumatellina.

Contoh : Plumatella, lophophus crystallinus.

2. Gymnolaemata

Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh tidak

berotot, koloni acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk silindris; lebih

dari 3000 spesies hidup, kebanyakan laut; banyak spesies fosil.

Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :

a. Ctenostomata

Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama dengan

diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang

molusca atau ganggang.

Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium (di air laut).

b. Cheilostomata

Page 15: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai avicularia;

biasanya mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-umbai.

Contoh : Bugula, Membranipora.

3. Stenolaemata

Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding zoecia

berkapur dan menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam

ovicell yang besar; 900 spesies hidup, semua dilaut.

Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo, yaitu :

a)      Ordo Cyclosmata atau tubulipora, contoh : crissia, tubulipora.

b)      Ordo Cystoporata

c)      Ordo Stomatopora

d)     Ordo Cryptostomata

e)      Ordo Treopostomata

f)       Ordo Fenestrata

Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya, yaitu:

1. Rhizopoda

2. Flagellata (Mastigopora)

3. Ciliata (Ciliopora)

4. Apicomplexa ( sporozoa )

5. Sarcodina.

Page 16: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

III.2. Bryozoa

Briozoa beasal dari bahasa yunani, Bryon :lumut dan Zoon : hewan. Dahulu

Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari Bryozoa

menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut Bryozoa

merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel

pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih.

a. Krakteristik Bryozoa:

2.Bilateral simetris

3.Badan memiliki lapisan sel lebih dari dua, jaringan dan organ.

4.Sisttem saraf adalah ganglion pusat dengan

5.Memiliki lophopore

6.Semua hidup di lingkungan perairan sebagian besar laut.

7. Badan memiliki usus berbentuk U dengan anus.

b. Pembagian kelas filum Bryozoa berdasarkan :

Letak dari pada lopophoria terhadap mulut dan lubang anus. Lopophore

sendiri sebelumnya merupakan suatu lingkaran pada beberapa bentuk

melingkari mulut dan lubang anus. Sedangkan pada bentuk yang lain

lopophore hanya melingkari mulut, sedangkan anus terletak di luanya.

Pembagian kelas terutam berdasarkan bentuk dari Lophohore apakah

sirkuler atu konsentris

Pembagian ordo-ordo didasarkan atas sifat pada lubang aperture dari

zooccianya.

Page 17: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

1. Klas Phylactolaemata

Lophophore berbentuk tapal kuda,mempunyai epistoma, berdinding

otot, koloni monomorfik, di air tawar, menghasilkan statoblast,tidak

ada zooid polymorpisme,tidak ada proses pengerasan asam

kapur.Hanya ada satu ordo yaitu ordo plumatellina.

2. Klas Gymnolaemata

Lophophore berbentuk lingkaran,epistoma tidak ada,dinding tubuh

tidak berotot,koloni acak kali polymorpik,zooeica kompleks berbentuk

silindris,lebih dari 3000 spesies hidup,kebanyak laut,banyak spesies

fosil.

3. Klas Stenolaemata

Bentuk zooecium seperti tabung,terbuka di bagian ujung,dinding

zoecia berkapur dan menyatu satu sama lain,orifice bundar,telur

dierami dalam ovicell yang besar,900 spesies hidup,semua dilaut.

Page 18: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dikerjakan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Proses pemfosilan pada umumnya dari filum protozoa dan bryozoa adalah

mineralisasi dan permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pergantian unsur

kimia dari fosil hingga selur bagiannya, sedangkan permineralisasi hanya sebagian

saja.

Permineralisasi merupakan

2. Bentuk fosil filum Protozoa d Bryozao yang umum dijumpai, diantaranya seperti

plate (bentuk memipih seperti piring), branching (bentuk bercabang-cabang), dan

globular ( bentuk membulat seperti bola).

IV.2 Saran

Saran saya untuk laboratorium adalah jumlah sampel prktikum di tambahkan agar

pada saat praktikum, prktikan tidak saling menunggu sampel yang akan diamati.

Page 19: Deskripsi 2 Protozoa & Bryozoa

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Paleontologi 2011/2012.2012. Penuntun Praktikum Paleontologi. Laboratorium

Paleontologi. Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.Makassar

Anonim.2013. http://www.slideshare.net/hpebrianti/protozoa. diakses pada tanggal 9 Maret 2013, hari Rabu pukul 02:13.

Anonim.2013http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa diakses pada tanggal 9 Maret 2013, hari Rabu pukul 03:02.