DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan...

189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PERILAKU DAN LINGKUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : DIDIK ROHMADI NIM : C 0806007 JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan...

Page 1: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PERILAKU DAN LINGKUNGAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

DIDIK ROHMADI

NIM : C 0806007

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Penulisan Laporan Tugas Akhir dengan Judul :

DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PERILAKU DAN LINGKUNGAN

Telah disetujui Oleh :

Mengetahui

Ketua Jurusan Desain Interior

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn

NIP. 19621221 199201 1 001

Pembimbing I

Lu’lu’ Purwaningrum, SSn, MT

NIP.19770612 20012 2 003

.

Pembimbing II

Drs. Soepriyatmono, M.Sn.

NIP. 19560117 198811 1 001

Page 3: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggung jawabkan pada Sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari Senin, 26 Juli 2010

Tim Penguji :

1. Ketua Sidang

Iik Endang Siti W, SSn, M. Ds (………………………...)

NIP. 19771027 200112 2 002

2. Sekretaris Sidang

Drs. IF. B. Sulistyono Sk, MT.arch (………………………...)

NIP. 19621125 199303 1 001

3. Penguji I

Lu’lu’ Purwaningrum, SSn, MT. (………………………...)

NIP.19770612 20012 2 003

4. Penguji II

Drs. Soepriyatmono, M.Sn. (………………………..)

NIP. 19560117 198811 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Dekan

Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn Drs. Soedarno, MA

NIP. 19621221 199201 1 001 NIP. 19530314 198506 1 001

Page 4: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Didik Rohmadi

NIM : C 0806007

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul Desain

Interior Autisma Center di Surakarta dengan Pendekatan Psikologi Perilaku dan

Lingkungan adalah benar – benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain.

Segala hal yang bukan karya saya dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi kutipan dan

ditunjukkan pada daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik.

Surakarta, 2 Agustus 2010

Yang membuat pernyataan

Didik Rohmadi

NIM. C 0806007

Page 5: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

… enjoy living, easy going, keep smiling …

Jangan banyak bicara tanpa dzikir kepada Allah SWT, karena banyak bicara tanpa dzikrullah

membekukan hati, dan sejauh-jauh manusia dari Allah SWT ialah yang keras hati (beku hati)

(HR. Ibnu Mardawaih)

Ojo Dumeh………

(Filosofi Jawa)

Page 6: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

· Bapak dan Simbokku yang slalu

ada untuk aku

· Saudara-saudaraku yang kucintai

· Temen-temen interior

· Calon istriku kelak

Page 7: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SAW, pada akhirnya penulis

telah menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir : Desain Interior Autisma Center di

Surakarta dengan Pendekatan Psikologi Perilaku dan Lingkungan, sebagai salah satu

syarat kelengkapan kelulusan Jurusan Desain Interior, Fakultas Sastra dan Seni Rupa,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Untuk itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas ini, atas pernyataas

rasa terima kasih ini penulis haturkan kepada :

1. Drs. Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Iik Endang S.W, SSn, M. Ds, sekalu Koordinator Tugas Akhir.

4. Lu’lu’ Purwaningrum, SSn., MT, selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Tugas Akhir

5. Drs. Soepriyatmono, M. Sn, selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Tugas Akhir

6. Bapak dan Simbok yang selalu memberi motivasi.

7. Mas Bag + Bu Tutik, Abah Gie + Umi Rini, Den Joko + Nyai Susi, Mas Bimb + Mbak

Tri kalianlah saudara-saudaraku yang menjadi inspirasi untuk aku berbuat lebih baik.

8. De’ Tithut yang memberi warna tersendiri dalam setiap langkahku.

9. Ponakan ponakanku yang usil, ngeyel, tapi ngangenin (Nabil, Jundi, Nafisa, Adzam

Muzaki, Rigan, Dina, Jingga ).

Page 8: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

10. Team maket ; Erlin, Harun, Arkhi. Terimakasih telah dengan total membantuku serta

teman-teman interior 2006 (Pram Kebal, Hafidz Grendul, Ari Sangar, Muhib Sanggup,

Fahmi Mio, Puthu, Cecep, Anik, Nur, Inung Ndud, Hesty, Rini Oneng, Selir Ginar, Putri,

Ade’, Mayong, Rosi, Nanik, Nita Nitul).

11. Semua pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan Tugas Akhir.

Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak akan

mendapat balasan yang berlipat dari Allah SAW. Akhir kata, dalam penulisan dan penyususan

Tugas Akhir Desain Interior Autisma Center di Surakarta dengan Pendekatan Psikologi Perilaku

dan Lingkungan ini mungkin masih banyak ada kekurangan, oleh karena itu segala saran dan

kritik yang bergtuna untuk melengkapi ksempurnaan Laporan Tugas Akhir ini dapat diterima

untuk membangun laporan ini. Semoga penulisan laporan ini dapat berguna dan bermanfaat

untuk kita semua.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 9: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PERILAKU DAN LINGKUNGAN

Didik Rohmadi

C 0806007

Pembimbing I : Lu’lu’ Purwaningrum, SSn., MT.

Pembimbing II : Drs. Soepriyatmono, MSn.

ABSTRAK

Desain Interior Autisma Center di Surakarta dengan Pendekatan Psikologi Perilaku dan

Lingkungan merupakan judul dari proyek perancangan interior ini. Autisma Center

merupakan tempat dan sarana untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan terapi

autisma dan pengembangan bakat penyandang autisma. Perancangan tematis dipusatkan

pada area- area yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan pengunjung, yaitu

Lobby, Ruang Akupuntur, Ruang Tunggu, Ruang Terapi Individu, Ruang Terapi Basic

Skill, Ruang Terapi Motorik Halus, Terapi Motorik Kasar, Ruang Terapi Wicara

Kelompok, Kolam Renang Indoor. Selain itu juga terdapat ruang penunjang, yaitu Kantor,

Musholla, Lavatory, Gudang, Ruang Terapis, Ruang Akupunturis. Sistem sirkulasi linier

digunakan untuk memudahkan tahapan-tahapan terapi yang harus dijalani. Diikuti dengan

penerapan organisasi ruang linier untuk mendukung sistem sirkulasi sehingga

mempermudah pengunjung untuk menuju ruang yang dikehendaki tetapi dengan

memperhatikan terlebih dahulu ruangan lain di sekitar ruang yang dijadikan pusat atau

center. Autisma Center selain digunakan sebagai pusat terapi autisma juga digunakan

Page 10: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

sebagai wadah untuk mengetahui bakat penyandang autism dan bertukar informasi

mengenai autism.. Tema perancangan yang digunakan yaitu “ modern natural” yang

disisipi oleh karakter ruang yang selalu dapat digunakan untuk sarana belajar setiap saat.

Perancangan interiornya mulai dari interior system, elemen pembentuk ruang, elemen

pengisi ruang, hubungan antar ruang, pengorganisasian ruang mengacu pada beberapa

literature dan tinjauan lapangan dengan mempertimbangkan unsur desain, prinsip desain,

dan tema yang mengacu pada pembentukan suasana ruang yang ingin dicapai.

Page 11: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………...

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………

HALAMAN MOTTO…………………………………………………

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………

ABSTRAKSI ………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………

A. Latar Belakang Masalah....…………………………

B. Penegasan Judul..........……………………………………...

C. BatasanMasalah....................................................................

D. Rumusan Masalah………………........................................

E. Tujuan...........................................................................

F. Ruang Lingkup Perancangan..................................................

G. Sasaran........................................................................

H. Manfaat.......................... .............................................

I. Sistem Pola Pikir.............................................................

J. Metode Desain.............................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xiv

xvii

1

1

3

4

5

5

6

7

7

8

9

Page 12: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

1. Lokasi Penelitian.......................................................

2. Bentuk penelitian........................................................

3. Sumber Data..............................................................

4. Teknik Pengumpulan Data........................................

5. Metoder Pembahasan...............................................

K. Sistematika Penulisan.......................................................

BAB II KAJIAN LITERATUR…………………………………………………

A. Pengertian Judul.......................………………………………

B. Tinjauan Umum Autisma.....................………………….....

1. Definisi Autisme...............................................................

2. Diagnosa Autisme Sesuai DSM IV...........................

3. Gejala........................................................................

4. Prevalensi Individu dengan Autisme.....................................

5. Implikasi Diagnosa Autisme.....................................

6. Perkembangan Penelitian Autisme.............................

7. Penanganan Autisme di Indonesia............................

8. Terapi Bagi Individu dengan Autisme........................

9. Terapi Alternatif.........................................................

C. Tinjauan Khusus Autisma......................………………

1. Terapi Medikamentosa............................................

2. Terapi Akupuntur ....................................................

D. Tinjauan Interior

1. Hubungan Antar Ruang.................................................................

2. Organisasi Ruang ..................................................................

9

11

12

12

13

14

15

15

18

18

21

24

27

29

32

34

36

39

40

42

44

46

46

47

Page 13: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

3. Pola Sirkulasi……..........…………………………….

4. Furniture ………...................………………………..

5. Warna..................……………………………………

6. Elemen Pembentuk Ruang ……….......……………..

BAB III STUDI LAPANGAN ………………………………..........

A. YAYASAN AUTISMA INDONESIA…………………

B. DOLAN CARE……………………………………………….

C. AROGYA MITRA AKUPUNTUR………………………….

BAB IV ANALISA DESAIN ……………………………………………

A. Analisis Existing………………………………………………….

1. Asumsi Lokasi……………………………………….

2. Potensi Lokasi ………………………………………

3. Denah Existing …..………………………………….

4. Pengembangan Denah Existing ………………….…………….

B. Programing….……………………………………………

1. Status Kelembagaan …………………………………

2. Struktur Organisasi…..………………………………

3. Sistem Operasional ……………………..…………………..

4. Tinjauan Kegiatan……………………..………………………….

5. Pelaku Kegiatan……………..………………………….

6. Skema Pelayanan…. ………………………………….

7. Kegiatan dan Fasilitas ….……………………………..

8. Analisa Kegiatan dan Besaran Ruang……………………………

9. Sistem Organisasi Ruang ………………………………………….

61

63

64

77

100

100

107

114

123

123

123

124

126

128

129

129

130

130

130

131

131

132

134

145

Page 14: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

10. Sistem Sirkulasi………………………………………………

11. Hubungan Antar Ruang……………………………………..

12. Zoning dan Grouping…………………………………….

C. Konsep Perancangan…………………………………………

1. Pola Pikir Desain…………………………………………….

2. Ide Gagasan……………………………………………..

3. Tema…………………………………………………….

4. Suasana dan Karakter Ruang……………………………….

5. Pola Penataan Layout…………………………………….

6. Unsur Pembentuk Ruang…………………………………..

7. Furniture…………………………………………………

8. Bentuk dan Warna……………………………………….

9. Interior Sistem……………………………………………

10. Sistem Keamanan……………………………………….

BAB V KESIMPULAN ……………..…………………………………………

A. Kesimpulan Desain …………………………………………………

B. Saran………………….. ……………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………

LAMPIRAN

148

150

150

153

153

154

156

156

156

157

162

162

162

164

166

166

166

167

Page 15: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Organisasi ruang terpusat.................................................

Gambar II.2 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.3 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.4 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.5 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.6 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.7 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.8 Ilustrasi 7 Organisasi ruang terpusat.................................

Gambar II.9 Organisasi Ruang Linier..................................................

Gambar II.10 Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier.................................

Gambar II.11 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier.................................

Gambar II.12 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Linier................................

Gambar II.13 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier...............................

Gambar II.15 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier...............................

Gambar II.16 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier...............................

Gambar II.17 Organisasi ruang Radial................................................

Gambar II.18 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial.................................

Gambar II.19 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Radial.................................

Gambar II.20 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Radial.................................

Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster................................................

Gambar II.22 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Cluster................................

Gambar II.23 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster................................

47

48

48

48

49

49

50

50

50

51

51

52

52

53

53

54

54

55

55

55

56

57

Page 16: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Gambar II.24 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster................................

Gambar II.25 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster................................

Gambar II.26 Organisasi ruang Grid.....................................................

Gambar II.27 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.28 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.29 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.30 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.31 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.31 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.32 Ilustrasi 7 Organisasi ruang Grid....................................

Gambar II.32 Sirkulasi Linier...............................................................

Gambar II.33 Sirkulasi Radial...............................................................

Gambar II.34 Sirkulasi Spiral...............................................................

Gambar II.35 Sirkulasi Linier...............................................................

Gambar II.36 Sirkulasi Network..........................................................

Gambar. II.37 Konstruksi Lantai dan Karpet ......................................

Gambar II.38 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran......................

Gambar III.1 Halaman Depan 1...........................................................

Gambar III.2 Hal Depan II.................................................................

Gambar III.3 Carport............................................................................

Gambar III.4 Papan Nama...................................................................

Gambar III.5 Bu Tari (Pengelola) .......................................................

Gambar III.6 Rak Data Autisma..........................................................

Gambar III.7 Meja Kerja ....................................................................

57

58

58

58

59

59

60

60

61

61

61

62

62

62

63

80

97

104

104

104

104

104

104

105

Page 17: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

Gambar III.8 Rak Buku ....................................................................

Gambar III.9 Sofa Tunggu 1...............................................................

Gambar III.10 Sofa tunggu 2...............................................................

Gambar III.11 Rak Makanan...............................................................

Gambar III.12 Rak Mainan..................................................................

Gambar III.13 Barang Paket................................................................

Gambar III.14 Display Mainan...........................................................

Gambar III.15 Ruang Pimpinan..........................................................

Gambar III.16 Market Autis ...............................................................

Gambar III.17 Display Mainan...........................................................

Gambar III.18 Interior Market..............................................................

Gambar III.19 Interior Market...............................................................

Gambar III.20 Ruang Tunggu 1............................................................

Gambar III.21 Ruang Tunggu 2............................................................

Gambar III.22 Pantry Belajar ...............................................................

Gambar III.23 Toilet.............................................................................

Gambar III.24 Ruang Okupasi 1...........................................................

Gambar III.25 Ruang Okupasi 2...........................................................

Gambar III.26 Ruang Okupasi 3............................................................

Gambar III.27 Ruang Okupasi 4............................................................

Gambar III.28 Ruang Okupasi 5............................................................

Gambar III.28 Ruang Terapi .................................................................

Gambar III.29 R. Terapi Wicara.............................................................

Gambar III.30 R. Diskusi Terapis 1........................................................

105

105

105

105

105

106

106

106

110

110

110

110

110

110

111

111

111

111

111

111

112

112

112

112

Page 18: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Gambar III.31 R. Diskusi Terapis 2........................................................

Gambar III.32 R. Terapi Wicara.............................................................

Gambar III.33 R. Snoezelen 1................................................................

Gambar III.34 R. Snoezelen 2................................................................

Gambar II.35 R. Snoezelen 3................................................................

Gambar III.36 R. Snoezelen 4................................................................

Gambar III.37 Kantor TU dan Garasi...................................................

Gambar III.38 Gerbang Depan..............................................................

Gambar III.39 Sanggar Kutilang..........................................................

Gambar III.40 Sabtu Ceria....................................................................

Gambar III.41 R. Rawat Inap................................................................

Gambar III.42 Tangga dan Ram...........................................................

Gambar III.43 R. Rawat Inap...............................................................

Gambar III.44 Ruang Akupuntur.........................................................

Gambar III.45 Kolam Renang..............................................................

Gambar III.46 Area Bermain................................................................

Gambar III.47 R. SI 1............................................................................

Gambar III.48 R. SI 2..........................................................................

Gambar III.49 R. SI 3..........................................................................

Gambar III.50 R. SI 4...........................................................................

Gambar III.51 Perpisahan Karyawan...................................................

Gambar III.52 TokoPerlengkapan........................................................

Gambar III.53 Terapi Kegiatan 1.........................................................

Gambar III.54 Terapi Kegiatan 2.........................................................

112

112

113

113

113

113

113

118

118

118

118

118

119

119

119

119

119

119

119

119

120

120

120

120

Page 19: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Gambar III.55 Terapi Kegiatan 3.........................................................

Gambar III.56 R. Fitness......................................................................

Gambar III.57 R. Akupuntur...............................................................

Gambar III.58 R. Tunggu Terapi........................................................

Gambar III.59 R. Terapi Musik 1......................................................

Gambar III.60 R. Terapi Musik 2.......................................................

Gambar III.61 R. Terapi Musik 3........................................................

Gambar III.62 Teras............................................................................

Gambar III.63 Tunggu 1 ....................................................................

Gambar III.64 R. Tunggu 2................................................................

Gambar III.65 R. Tunggu 3...............................................................

Gambar III.66 R. Tangga....................................................................

Gambar III.67 R. Parkir.....................................................................

Gambar III.68 Lavatory 1..................................................................

Gambar III.69 Lavatory 2..................................................................

Gambar IV.1 Peta Kota Suraka.........................................................

Gambar IV.2 Denah Perubahan 1......................................................

Gambar IV.3 Denah Perubahan 2......................................................

Gambar IV.4 Denah Existing 1..........................................................

Gambar IV.5 Denah Existing 2...........................................................

Gambar IV.6 Ilustrasi Pola sirkulasi.....................................................

Gambar IV.7 Zoning Grouping..............................................................

120

120

120

120

121

121

121

121

121

121

121

121

122

122

122

123

127

127

128

129

149

152

Page 20: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

DAFTAR SKEMA

Skema I.1. Pola Pikir Desain...................................................................

Skema IV.1. Strktur Organisasi Autisma Center di Surakarta.................

Skema IV.2. Skema Pelayanan................................................................

Skema IV.3. Pola Pikir Desain................................................................

8

130

131

153

Page 21: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxi

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1. Kegiatan dan Fasilitas..........................................................

Tabel IV.2. Loby.....................................................................................

Tabel IV.3. Ruang Kerja........................................................................

Tabel IV.4. Ruang Terapi.......................................................................

Tabel IV.5. Ruang Terapis.....................................................................

Tabel IV.6. Toko....................................................................................

Tabel IV.7. Alternatif pengorganisasian ruang.......................................

Tabel IV.8. Hubungan Antar Ruang.......................................................

Tabel IV.9. Analisa bahan dan kegunaan pada Lantai............................

Tabel IV.10. Analisa bahan dan kegunaan pada Dinding........................

Tabel IV.11. Analisa bahan dan kegunaan pada Ceiling........................

132

134

135

137

143

145

146

150

158

160

161

Page 22: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1 Denah Perubahan Lantai 1..................................................

Gambar 2 Denah Perubahan Lantai 2..................................................

Gambar 3 Denah Existing Lantai 1.......................................................

Gambar 4 Denah Existing Lantai 2.......................................................

Gambar 5 Layout Lantai 1....................................................................

Gambar 6 Layout Lantai 2....................................................................

Gambar 7 Ceilling Plan Lantai 1...........................................................

Gambar 8 Ceilling Plan Lantai 2...........................................................

Gambar 9 Floor Plan Lantai 1...............................................................

Gambar 10 Floor Plan Lantai 2.............................................................

Gambar 11 Floor Plan Lantai 2 Alternatif............................................

Gambar 12 Tampak Potongan A-A’ dan B-B’......................................

Gambar 13 Tampak Potongan C-C’, D-D’ dan G-G’...........................

Gambar 14 Tampak Potongan E-E’ dan F-F’.......................................

Gambar 15 Aksonometri Lantai 1.........................................................

Gambar 16 Aksonometri Lantai 2.........................................................

Gambar 17 Detail Konstruksi................................................................

Gambar 18 Detail Konstruksi................................................................

Gambar 19 Gambar Furniture ..............................................................

Gambar 20 Sketsa Furniture 1...............................................................

Gambar 21 Sketsa Furniture 2...............................................................

Gambar 22 Perspektif Lobby Area........................................................

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Page 23: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiii

Gambar 23 Perspektif Ruang Terapi Akupuntur...................................

Gambar 24 Perspektif Ruang Tunggu..................................................

Gambar 25 Perspektif Ruang Terapi Wicara........................................

Gambar 26 Skema Bahan Lantai 1........................................................

Gambar 27 Skema Bahan Lantai 2........................................................

Gambar 28 Skema Warna Lantai 1.......................................................

Gambar 29 Skema Warna Lantai 2.......................................................

Gambar 30 Foto Sidang Tugas Akhir...................................................

Gambar 31 Foto Maket Tugas Akhir....................................................

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Page 24: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Autisma atau biasa disebut Autistic Spectrum Disorder (ASD)

merupakan suatu gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan

bervariasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi ledakan yang luar

biasa dari gangguan perkembangan pada anak diseluruh dunia. Yang

paling menonjol peningkatannya adalah suatu gangguan perkembangan

yang cukup berat dan luas, yang lebih lazim disebut dengan Autisma

Infantil atau Autisma Masa Kanak. Diagnosa dan penanganan yang tepat

dengan memperhatikan psikologi lingkungan dan perilaku penyandang

autisma akan sangat membantu mereka untuk dapat mengembangkan

potensi yang ada.

Penanganan yang dilakukan untuk penyandang autisma meliputi

berbagai macam terapi dan pengembangan bakat yang disesuaikan untuk

kebutuhan penyandang autisma. Gejala autisma mulai tampak pada tiga

tahun pertama kehidupan ( usia 0-3 tahun ). Gangguan perkembangan ini

meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan kemampuan

berimajinasi.

National Information Center for Children and Youth with

Disabilities (NICHCY) memperkirakan bahwa autisme dan PDD pada

tahun 2000 mendekati 50 – 100 per 10.000 kelahiran. Penelitian

Frombonne (Study Frombonne: 2003) menghasilkan prevalensi dari

Page 25: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

autisme beserta spektrumnya (Autism Spectrum Disorder/ASD) adalah:

60/10.000 – best current estimate dan terdapat 425.000 penyandang ASD

yang berusia dibawah 18 tahun di Amerika Serikat. Di Inggris, data

terbaru adalah: 62.6/10.000 ASD. Belum ditemukan data yang akurat

mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indonesia, namun dalam suatu

wawancara di Koran Kompas; Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater

Anak dan Ketua dari Yayasan Autisme Indonesia menyebutkan adanya

peningkatan yang luar biasa. “Bila sepuluh tahun yang lalu jumlah

penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarang meningkat

menjadi satu per 500 anak”. Tahun 2000 yang lalu, Dr. Ika Widyawati;

staf bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

memperkirakan terdapat kurang lebih 6.900 anak penyandang autisme di

Indonesia. Jumlah tersebut menurutnya setiap tahun terus meningkat.

(Kompas: 2000)

Peningkatan jumlah penderita autisma masih tetap dalam penelitian

para pakar dibidang autisme. Ada indikasi bahwa cara hidup manusia yang

semakin modern, banyak menggunakan zat-zat kimiawi sehingga akhirnya

manusia juga yang kena dampak racunnya.

Sayangnya peningkatan jumlah penyandang autisma yang

demikian pesat itu tidak sebanding dengan jumlah para profesional yang

mendalami bidang ini. Hal ini seringkali menyebabkan terjadinya

kerancuan dalam menegakkan diagnosa. Banyak penyandang autisma

terutama yang ringan tidak terdiagnosa atau bahkan mendapatkan diagnosa

yang salah. Hal ini tentu saja sangat merugikan anak tersebut, oleh karena

Page 26: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kemajuan yang diperoleh para penyandang autisma sangat tergantung dari

deteksi dan penatalaksanaan dini yang tepat.

Maka dengan adanya permasalahan tersebut, dibentuklah sebuah

pusat autisma yang melayani kebutuhan terapi dan sekolah untuk anak –

anak berkebutuhan khusus, yaitu treatment yang komprehensif, umumnya

meliputi; Terapi Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational

Therapy) dan Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta

memodifikasi perilaku. ( www.mediaindonesia.com. 25 Februari 2010)

B. Batasan Masalah

Perencanaan dan perancangan Autisma Center ini muncul karena

rasa kepedulian terhadap kondisi sekarang yang semakin meningkatnya

penyandang autisma. Pendekatan secara psikologis yang mengacu kepada

alam diharapkan dapat menunjang kebutuhan tumbuh kembang anak

secara optimal. Maka dengan dibuatkan sebuah wadah Autisma Center

yang perencanaan dan perancangan interiornya yang menggunakan tema

modern tropis diharapkan mampu membantu tumbuh kembang anak autis

secara baik dan terarah. Dengan tema interior modern tropis diharapkan

mampu memberi dampak psikologis bahwa anak autis itu belajar dengan

unsur alam sebagai penunjangnya.

Masalah yang ingin ditangani dengan adanya proyek ini adalah

1. Terapi Wicara (Speech Therapy),

2. Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan

Page 27: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta

memodifikasi perilaku.

4. Akupuntur

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka dapat diajukan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan dan merancang organisasi ruang, pola

hubungan antar ruang, dan sirkulasi yang memudahkan bagi anak autis

dan penunggu sesuai dengan kegiatan yang diwadahi pada Autisma

Center tersebut ?

2. Bagaimana mewujudkan ruangan yang dapat membantu dalam

mendukung proses terapi bagi anak penyandang autis dengan

pemakaian material, bahan dan warna sebagai suatu bentuk terapi pada

penerapan interior ?

3. Bagaimana merencanakan dan merancang karakter ruang yang sesuai

dengan psikologi anak autis sehingga mampu mendukung proses terapi

dengan memperhatikan unsur pembentuk ruang, interior sistem dan

furniture yang sesuai berdasarkan tema ?

D. Tujuan

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka Autisma Center ini

mempunyai tujuan :

Page 28: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Menentukan organisasi ruang, pola hubungan antar ruang, dan

sirkulasi pada Autisma Center di Surakarta tersebut agar dapat

mewadahi kegiatan yang ada.

2. Mewujudkan ruangan dengan pemakaian material, bahan dan warna

sebagai suatu bentuk terapi pada penerapan interior yang dapat

membantu dalam mendukung proses terapi bagi anak autis.

3. Merencanakan dan merancang karakter ruang yang sesuai dengan

psikologi anak autis sehingga mampu mendukung proses terapi dengan

memperhatikan unsur pembentuk ruang, interior sistem dan furniture

yang sesuai berdasarkan tema.

E. Ruang Lingkup Perancangan

Autisma Center ini berupaya untuk mendidik atau mengajarkan orang

tua agar dapat menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak autisnya

serta membantu tumbuh kembang anak. Penekanan pembahasan yaitu

pada perancangan interior yang dapat memenuhi kebutuhan para pengguna

sekaligus pengelola.

Kegiatan utama pada Autisma Centerini adalah :

a. Fasilitas utama yang terdiri dari :

1. Sarana penyuluhan dan pendidikan perilaku anak autis yang benar

2. Sarana pelayanan konsultasi dan terapi anak autis

3. Sarana untuk penemuan dan pengembangan bakat pada anak autis.

b. Fasilitas Pendukung

Terdiri dari :

Page 29: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Ruang Terapi ( okupasi, perilaku, wicara, sensori)

2. Lobby

3. Ruang Pengelola

4. Ruang Terapis

5. Ruang Akupuntur

6. Ruang Pengembangan Bakat (musik, seni lukis, komputer)

7. Ruang Tunggu

8. Toko

9. Gudang

10. Toilet

11. Tempat Ibadah

F. Sasaran

Dalam perencanaan dan perancangan Autisma Center ini memuat

beberapa sasaran, antara lain:

1. Orang Tua penyandang autis.

2. Penyandang Autis

3. dan lain-lain.

G. Manfaat

Hasil perancangan nanti diharapkan dapat bermanfaat dan berguna

bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi pengguna masyarakat

Page 30: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Memberikan pengetahuan tentang penataan interior yang termasuk di

dalamnya penataan furniture serta arus sirkulasi yang menunjang

kegiatan yang ada di sana, sekaligus dapat memberikan kenyamanan

dan keamanan.

2. Bagi Dunia Akademik

Memberikan pengetahuan tentang pengorgasisasian ruang yang baik di

dalam interior public space.

3. Bagi Penulis

Mampu merancang sebuah Autisma Center yang mampu memenuhi

unsur estetika, tehnik, fungsi dan tingkat ergonomi.

Page 31: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

H. Skema Pola Pikir

Skema I.1 Pola Pikir Desain

DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER

Studi Literatur Studi Lapangan

Analisis

Konsep Desain

Norma Desain:

1. Fungsi

2. Bahan

3. Teknik

4. Estetik

Alternatif Desain

Skesta Desain

Desain Akhir

Page 32: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

I. Metode Desain

1. Permasalahan

Desain Interior Autisma Center ini berdasarkan analisa

permasalahan yang menjadi latar belakang perancangan sehingga

membutuhkan bahan pembanding/ referensi dalam rancangan Autisma

Center.

Perancangan ini membutuhkan pembanding dengan studi

lapangan, studi literatur, dan browsing internet sehingga permasalahan

dalam perancangan semakin jelas terlihat. Permasalahan dalam

perancangan Autisma Center ini adalah penyediaan ruang-ruang terapi

yang kondusif bagi penyandang autisma. Berdasar dari analisa

permasalahan yang ada dikembangkan menjadi konsep desain yang

didukung oleh aspek-aspeknya.

2. Bentuk Perancangan

Desain Interior Autisma Center menggunakan pendekatan

psikologi lingkungan dan perilaku karena berpengaruh bagi pengguna.

Pendekatan psikologi lingkungan dan perilaku ini sangat diperlukan

karena bagi penyandang autisma selain terapi yang secara kontinyu

dilakukan, ruangan yang mereka gunakan harus memperhatikan

kebutuhan mereka. Dari studi lapangan dan literatur dihasilkan analisa

desain yang sesuai dengan ide gagasan yaitu menciptakan terapi yang

menyejukkan ditengah kota sehingga menghadirkan suasana yang

homy, akrab, alami, peduli pada lingkungan namun tetap modern.

Page 33: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dari analisa desain menggunakan tema pembelajaran setiap

saat dengan gaya natural modern pada ruang dan furnitur. Organisasi

ruang menyesuaikan perancangan pencapaian antar ruang mudah

dengan tidak mengenyampingkan interior system yang aman dan

nyaman.

3. Lokasi Penelitian

a. Yayasan Autisma Indonesia di Jl. Cipinang Kebembem 1/6 Jakarta

13230

b. Dolan Care di Jl, Surabaya No. 11 Menteng Jakarta 10310

c. Arogya Mitra Akupuntur di Ngemplak, Kalikotes, Klaten, Jawa

Tengah

4. Bentuk Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan dalam

penelitian yang memerlukan data-data kualitatif maka bentuk

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif

(uraian yang bersifat informatif dan tidak berbentuk angka). Bentuk ini

mampu menangkap informasi kualitatif yang penuh nuansa daripada

hanya sekedar angka atau frekuensi. “Deskriptif mempersyaratkan

suatu usaha dengan keterbukaan pikiran yang menentukan objek yang

sedang dipelajari.” (H.B Sutopo, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010).

Page 34: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

5. Sumber Data

Sumber-sumber data yang digunakan adalah:

1) Data Primer

Sejumlah keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan

penelitian, melalui pihak-pihak yang terkait secara langsung.

2) Data Sekunder

Sejumlah data yang secara tidak langsung diperoleh dari lapangan

penelitian, tetapi diperoleh melalui studi pustaka, majalah, internet.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif, maka sumber data

diperoleh melalui tehnik :

1) Wawancara

Metode ini untuk memperoleh data atau hal yang sifatnya

tidak terungkap secara fisik. Wawancara ini dilakukan dengan

struktur yang lentur tetapi dengan “pertanyaan yang semakin

memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan cukup

mendalam”. ( H.B.Sutopo, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

2) Observasi

Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai

observasi berperan pasif. Observasi ini dilakukan secara formal

dan informal untuk mengamati berbagai kegiatan di lokasi

penelitian yang sesuai dengan daftar masalah. Observasi ini juga

Page 35: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menggunakan alat bantu observasi seperti alat pencatat, kamera

serta alat pendukung lainnya.

3) Kontek Analisa ( Analisa Dokumen )

Tehnik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat pada lokasi

penelitian.

7. Metode pembahasan

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah

metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada 3 tahap pokok yang

digunakan oleh peneliti, yaitu :

1) Data reduction

Yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data.

2) Data display

Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun

sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

3) Concluting Drawing

Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai

melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan

sebab-akibat dan proporsi-proporsi. (Sutopo HB, dalam Defi Sri

Kartikasari. 2010)

Page 36: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

J. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan, sasaran perancangan, manfaat, skema pola

pikir dan metode desain, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Mengemukakan hasil proses pengumpulan data dan studi

literatur. Teori-teori ini kemudian digunakan sebagai dasar dan

pedoman perancangan. yang meliputi pembahasan teori tentang

ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup tentang

pengertian, fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen pembentuk

ruang, sistem interior, sistem keamanan.

BAB III STUDI LAPANGAN

Data-data hasil survey lapangan yang berhubungan dengan

proyek interior yang akan dikerjakan sehingga menjadi

pembanding dan acuan untuk merancang konsep desain.

Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai

dasar acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun

sebagai bahan pembanding dan bahan pengayaan bagi proses

analisa dari konsep Desain Autisma Center di Surakarta

BAB IV ANALISA DESAIN

Merupakan uraian tentang ide atau gagasan yang akan melatar

belakangi terciptanya karya desain interior.

Page 37: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan

keputusan desain serta saran-saran penulis mengenai

perancangan Interior Autisma Center di Surakarta dengan

Pendekatan Psikologi Perilaku dan Lingkungan.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 38: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Pengertian Judul

Pengertian Desain Interior Autisma Center Di Surakarta dengan

Pendekatan Psikologi Perilaku dan Lingkungan bila dijelaskan secara

umum dari tiap kata yang ada adalah :

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam Galur

Gegadannitisswari. 2009)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam

jenis perancangan dimanan titik beratnya adalah

melihat sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau

tersendiri melainkan sebagi suatu kesatuan dimana

satu masalah dengan lainnya saling kait mengkait.

(Desain Interior, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

Interior : merupakan bagian dalam dari gedung ( ruang; dsb;

tatanan perabot, hiasan, dll ) di dalam ruangan

dari gedung tersebut ( Kamus Besar Bahasa

Indonesia, dalam Galur Gegadannitisswari. 2009 )

Desain Interior : Adalah karya arsitek atau desainer yang khusus

menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan.

(Desain Interior, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

Page 39: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Autism : 1) a mental disorder characterized by inability to

engage in normal social interactions and intense

self-absorption, and usually accompanied by

other symptoms such as language dysfunctions

and repetitive behavior. (www.dict.org_gcide)

2) behavior showing an abnormal level of

absorption with one's own thoughts and disregard

for external realities. (www.dict.org_gcide)

3) (psychiatry) an abnormal absorption with the

self; marked by communication disorders and

short attention span and inability to treat others

as people. (www.dict.org_gcide)

4) Autisma adalah gangguan perkembangan yang

luas dan berat yang gejalanya mulai tampak pada

anak sebelum ia mencapai usia 3 tahun. Gangguan

ini terutama mencakup bidang komunikasi

interaksi dan perilaku. (Dr. Melly Budhiman

SpKJ)

5) Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic

Spectrum Disorder) adalah gangguan

perkembangan fungsi otak yang kompleks dan

sangat bervariasi (spektrum). Biasanya gangguan

perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi,

Page 40: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

ber-interaksi sosial dan kemampuan ber-imajinasi.

(www.puterakembara.org)

Center : Titik tengah atau bagian dari sesuatu. Bangunan atau

tempat untuk kegiatan tertentu. Titik dimana orang-

orang memusatkan perhatian.( Oxford Learner’s

Pocket Dictionary )

Surakarta : Salah satu kota di Jawa Tengah

Psikologi : psychology ( Inggris ) yang dari kata ‘psyche’ atau

‘psycologie’ ( Jerman ) dimana artinya adalah jiwa,

psychology artinya ilmu yang mempelajari segala

sesuatu yang berhubungan dengan jiwa manusia,

baik perkembangannya dan segala hal yang

menyertainya. ( Oxford Learner’s Pocket

Dictionary)

Lingkungan : Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia

dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya. ( UURI No.4 Tahun 1982 &

UURI No.23 Tahun 1997, Tentang Lingkungan

Hidup )

Perilaku : Menunjukkan manusia dalam aksinya, berkaitan

dengan semua aktivitas manusia secara fisik; berupa

Page 41: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

interaksi manusia dengan sesamanya ataupun

dengan lingkungan fisiknya

Jadi pengertian Desain Interior Autisma Center di Surakarta dengan

Pendekatan Psikologi Perilaku dan Lingkungan adalah rancangan suatu

bentuk ruang dalam bangunan yang merupakan fasilitas terapi dan

penataan perilaku penyandang autisma yang terletak di Surakarta dengan

pendekatan konsep interior yang peduli perilaku penyandang autisma

dengan menciptakan lingkungan interior yang kondusif untuk penataan

perilaku penyandang autisma.

B. Tinjauan Umum Autisma

1. Definisi Autisme

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun

saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk

hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak

tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive,

aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut

Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6

gangguan dalam bidang:

1. interaksi sosial,

2. komunikasi (bahasa dan bicara),

3. perilaku-emosi,

4. pola bermain,

5. gangguan sensorik dan motorik

Page 42: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

6. perkembangan terlambat atau tidak normal.

Gejala autis ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil;

biasanya sebelum anak berusia 3 tahun. Autisme dalam Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu

dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive

Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity

Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan

perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di

bawah (umbrella term) PDD, yaitu:

1. Autistic Disorder (Autism)

Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan

dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara

imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.

2. Asperger’s Syndrome

Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan

aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan

keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat

intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.

3. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified

(PDD-NOS)

Merujuk pada istilah a typical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku

bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada

diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).

Page 43: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Rett’s Syndrome

Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada

anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal

kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang

dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang

digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang

pada rentang usia 1 – 4 tahun.

5. Childhood Disintegrative Disorder (CDD)

Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama

usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-

kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.

Diagnosa Perpasive Develompmental Disorder Not Otherwise

Specified (PDD – NOS) umumnya digunakan atau dipakai di Amerika

Serikat untuk menjelaskan adanya beberapa karakteristik autisme pada

seseorang (Howlin, 1998: 79). National Information Center for

Children and Youth with Disabilities (NICHCY) di Amerika Serikat

menyatakan bahwa Autisme dan PDD – NOS adalah gangguan

perkembangan yang cenderung memiliki karakteristik serupa dan

gejalanya muncul sebelum usia 3 tahun. Keduanya merupakan

gangguan yang bersifat neurologis yang mempengaruhi kemampuan

berkomunikasi, pemahaman bahasa, bermain dan kemampuan

berhubungan dengan orang lain. Ketidakmampuan beradaptasi pada

perubahan dan adanya respon-respon yang tidak wajar terhadap

pengalaman sensoris seringkali juga dihubungkan pada gejala autisme.

Page 44: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Diagnosa Autisme Sesuai DSM IV

a) Interaksi Sosial (minimal 2):

1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak

mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju

2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya

3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat

4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2

arah

b) Komunikasi Sosial (minimal 1):

1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non

verbal

2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris

3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip

4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi sosial

c) Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):

1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat

khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya.

2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak

berguna.

3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang.

Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari

suatu benda.

Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (moderate)

hingga parah (severe), sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari

Page 45: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

seluruh keberadaannya. Parah atau ringannya gangguan autisme sering

kemudian di-paralel-kan dengan keberfungsian. Dikatakan oleh para

ahli bahwa anak-anak dengan autisme dengan tingkat intelegensi dan

kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal), memiliki perilaku

menyakiti diri sendiri, serta menunjukkan sangat terbatasnya minat dan

rutinitas yang dilakukan maka mereka diklasifikasikan sebagai low

functioning autism. Sementara mereka yang menunjukkan fungsi

kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa dan

bicaranya secara efektif serta menunjukkan kemampuan mengikuti

rutinitas yang umum diklasifikasikan sebagai high functioning autism.

Dua dikotomi dari karakteristik gangguan sesungguhnya akan sangat

berpengaruh pada implikasi pendidikan maupun model-model

treatment yang diberikan pada para penyandang autisme. Kiranya

melalui media ini penulis menghimbau kepada para ahli dan paktisi di

bidang autisme untuk semakin mengembangkan strategi-strategi dan

teknik-teknik pengajaran yang tepat bagi mereka. Apalagi mengingat

fakta dari hasil-hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa 80%

anak dengan autisme memiliki intelegensi yang rendah dan tidak

berbicara atau nonverbal. Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun

label yang diberikan prioritasnya adalah segera diberikannya intervensi

yang tepat dan sungguh-sungguh sesuai dengan kebutuhan mereka.

Referensi baku yang digunakan secara universal dalam mengenali

jenis-jenis gangguan perkembangan pada anak adalah ICD

(International Classification of Diseases) Revisi ke-10 tahun 1993 dan

Page 46: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

DSM (Diagnostic And Statistical Manual) Revisi IV tahun 1994 yang

keduanya sama isinya. Secara khusus dalam kategori Gangguan

Perkembangan Perpasiv (Perpasive Developmental Disorder/PDD):

Autisme ditunjukkan bila ditemukan 6 atau lebih dari 12 gejala yang

mengacu pada 3 bidang utama gangguan, yaitu: Interaksi Sosial –

Komunikasi – Perilaku.

Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat

menjadi bukti dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila

tes-tes secara behavioral maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi

adanya autisme, maka beberapa instrumen screening yang saat ini

telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme:

1. Childhood Autism Rating Scale (CARS): skala peringkat autisme

masa kanak-kanak yang dibuat oleh Eric Schopler di awal tahun

1970 yang didasarkan pada pengamatan perilaku. Alat

menggunakan skala hingga 15; anak dievaluasi berdasarkan

hubungannya dengan orang, penggunaan gerakan tubuh, adaptasi

terhadap perubahan, kemampuan mendengar dan komunikasi

verbal.

2. The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT): berupa daftar

pemeriksaan autisme pada masa balita yang digunakan untuk

mendeteksi anak berumur 18 bulan, dikembangkan oleh Simon

Baron Cohen di awal tahun 1990-an.

3. The Autism Screening Questionare: adalah daftar pertanyaan yang

terdiri dari 40 skala item yang digunakan pada anak dia atas usia 4

Page 47: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tahun untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi dan sosial

mereka

4. The Screening Test for Autism in Two-Years Old: tes screening

autisme bagi anak usia 2 tahun yang dikembangkan oleh Wendy

Stone di Vanderbilt didasarkan pada 3 bidang kemampuan anak,

yaitu; bermain, imitasi motor dan konsentrasi.

Diagnosa yang akurat dari Autisme maupun gangguan

perkembangan lain yang berhubungan membutuhkan observasi yang

menyeluruh terhadap: perilaku anak, kemampuan komunikasi dan

kemampuan perkembangan lainnya. Akan sangat sulit mendiagnosa

karena adanya berbagai macam gangguan yang terlihat. Observasi dan

wawancara dengan orang tua juga sangat penting dalam mendiagnosa.

Evaluasi tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu memungkinkan

adanya standardisasi dalam mendiagnosa. Tim dapat terdiri dari

neurolog, psikolog, pediatrik, paedagog, patologis ucapan/kebahasaan,

okupasi terapi, pekerja sosial dan lain sebaginya.

3. Gejala

Anak dengan autisme dapat tampak normal di tahun pertama

maupun tahun kedua dalam kehidupannya. Para orang tua seringkali

menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara

tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang

lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat sensitif atau

bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-rangsangan dari kelima

Page 48: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

panca inderanya (pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa dan

penglihatan). Perilaku-perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan

atau jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang-ulang kata)

juga dapat ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif (baik kepada diri

sendiri maupun orang lain) atau malah sangat pasif. Besar

kemungkinan, perilaku-perilaku terdahulu yang dianggap normal

mungkin menjadi gejala-gejala tambahan. Selain bermain yang

berulang-ulang, minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi,

beberapa hal lain yang juga selalu melekat pada para penyandang

autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap informasi

sensoris yang mereka terima, misalnya; suara-suara bising, cahaya,

permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan pilihan rasa

tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.

Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut

ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya

baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.

1. Hambatan dalam komunikasi, misalnya: berbicara dan memahami

bahasa.

2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di

sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.

4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang

dikenali.

Page 49: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola

perilaku yang tertentu.

Para penyandang autisme beserta spektrumnya sangat beragam,

baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, dan bahkan

perilakunya. Beberapa diantaranya ada yang tidak 'berbicara'

sedangkan beberapa lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga

sering ditemukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia).

Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya

menggunakan tema-tema yang terbatas dan sulit memahami konsep-

konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas

yang unik dari individu-individu penyandangnya.

Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan

pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspada

dan peduli terhadap gejala-gejala yang terlihat. The National Institute

of Child Health and Human Development (NICHD) di Amerika

Serikat menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan

perlunya evaluasi lebih lanjut :

1. Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan

2. Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural (menunjuk, dada,

menggenggam) hingga usia 12 bulan

3. Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan

4. Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di

usia 24 bulan

Page 50: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5. Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada

usia tertentu

Adanya kelima ‘lampu merah’ di atas tidak berarti bahwa anak

tersebut menyandang autisme tetapi karena karakteristik gangguan

autisme yang sangat beragam maka seorang anak harus mendapatkan

evaluasi secara multidisipliner yang dapat meliputi; Neurolog,

Psikolog, Pediatric, Terapi Wicara, Paedagog dan profesi lainnya yang

memahami persoalan autisme. (www.rumahautis.org).

4. Prevalensi Individu dengan autisme

Diperkirakan terdapat 400.000 individu dengan autisme di

Amerika Serikat. Sejak tahun 80 – an, bayi-bayi yang lahir di

California – AS, diambil darahnya dan disimpan di pusat penelitian

Autisme. Penelitian dilakukan oleh Terry Phillips, seorang pakar

kedokteran saraf dari Universitas George Washington. Dari 250 contoh

darah yang diambil, ternyata hasilnya mencengangkan; seperempat

dari anak-anak tersebut menunjukkan gejala autis. National

Information Center for Children and Youth with Disabilities

(NICHCY) memperkirakan bahwa autisme dan PDD pada tahun 2000

mendekati 50 – 100 per 10.000 kelahiran. Penelitian Frombonne

(Study Frombonne: 2003) menghasilkan prevalensi dari autisme

beserta spektrumnya (Autism Spectrum Disorder/ASD) adalah:

60/10.000 – best current estimate dan terdapat 425.000 penyandang

ASD yang berusia dibawah 18 tahun di Amerika Serikat. Di Inggris,

Page 51: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

data terbaru adalah: 62.6/10.000 ASD. Autisme secara umum telah

diketahui terjadi empat kali lebih sering pada anak laki-laki

dibandingkan yang terjadi pada anak perempuan. Hingga saat ini

penyebabnya belum diketahui secara pasti. Saat ini para ahli terus

mengembangkan penelitian mereka untuk mengetahui sebabnya

sehingga mereka pun dapat menemukan ‘obat’ yang tepat untuk

mengatasi fenomena ini. Bidang-bidang yang menjadi fokus utama

dalam penelitian para ahli, meliputi; kerusakan secara neurologis dan

ketidakseimbangan dalam otak yang bersifat biokimia. Dr. Ron Leaf

saat melakukan seminar di Singapura pada tanggal 26 – 27 Maret

2004, menyebutkan beberapa faktor penyebab autisme, yaitu:

1. Genetic susceptibility – different genes may be responsible in

different families.

2. Chromosome 7 – speech / language chromosome

3. Variety of problems in pregnancy at birth or even after birth

Meskipun para ahli dan praktisi di bidang autisme tidak selamanya

dapat menyetujui atau bahkan sependapat dengan penyebab-penyebab

di atas. Hal terpenting yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-

penelitian terdahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan

oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua

tidak menginginkan anak ketika hamil.

Bagaimana di Indonesia? Belum ditemukan data yang akurat

mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indonesia, namun dalam

suatu wawancara di Koran Kompas; Dr. Melly Budhiman, seorang

Page 52: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Psikiater Anak dan Ketua dari Yayasan Autisme Indonesia

menyebutkan adanya peningkatan yang luar biasa. “Bila sepuluh tahun

yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000

anak, sekarang meningkat menjadi satu per 500 anak”. Tahun 2000

yang lalu, Dr. Ika Widyawati; staf bagian Psikiatri Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia memperkirakan terdapat kurang

lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Jumlah tersebut

menurutnya setiap tahun terus meningkat. Hal ini sungguh patut

diwaspadai karena jika penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih

dari 160 juta, kira-kira berapa orang yang terdata sungguh-sungguh

menyandang austime beserta spektrumnya?. (Sumber :Kompas: 2000).

5. Implikasi Diagnosa Autisme

Secara historis, diagnosa autisme memiliki persoalan; suatu ketika

para ahli dan peneliti dalam bidang autisme bersandarkan pada ada

atau tidaknya gejala, saat ini para ahli dan peneliti tampaknya

berpindah menuju berbagai karakteristik yang disebut sebagai

continuum autism. Aarons dan Gittents (1992) merekomendasikan

adanya descriptive approach to diagnosis. Ini adalah suatu pendekatan

deskriptif dalam mendiagnosa sehingga menyertakan observasi-

observasi yang menyeluruh di setting-setting sosial anak sendiri.

Settingya mungkin di sekolah, di taman-taman bermain atau mungkin

di rumah sebagai lingkungan sehari-hari anak dimana hambatan

Page 53: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

maupun kesulitan mereka tampak jelas diantara teman-teman sebaya

mereka yang ‘normal’.

Persoalan lain yang mempengaruhi keakuratan suatu diagnosa

seringkali juga muncul dari adanya fakta bahwa perilaku-perilaku yang

bermasalah merupakan atribut dari pola asuh yang kurang tepat.

Perilaku-perilaku tersebut mungkin saja merupakan hasil dari

dinamika keluarga yang negatif dan bukan sebagai gejala dari adanya

gangguan. Adanya interpretasi yang salah dalam memaknai penyebab

mengapa anak menunjukkan persoalan-persoalan perilaku mampu

menimbulkan perasaan-perasaan negatif para orang tua. Pertanyaan

selanjutnya kemudian adalah apa yang dapat dilakukan agar diagnosa

semakin akurat dan konsisten sehingga autisme sungguh-sungguh

terpisah dengan kondisi-kondisi yang semakin memperburuk kondisi?

Perlu adanya sebuah model diagnosa yang menyertakan keseluruhan

hidup anak dan mengevaluasi hambatan-hambatan dan kesulitan anak

sebagaimana juga terhadap kemampuan-kemampuan dan

keterampilan-keterampilan anak sendiri. Mungkin tepat bila kemudian

disarankan agar para profesional di bidang autisme juga

mempertimbangkan keseluruhan area, misalnya: perkembangan awal

anak, penampilan anak, mobilitas anak, kontrol dan perhatian anak,

fungsi-fungsi sensorisnya, kemampuan bermain, perkembangan

konsep-konsep dasar, kemampuan yang bersifat sikuen, kemampuan

musikal, dan lain sebagainya yang menjadi keseluruhan diri anak

sendiri.

Page 54: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Bagi para orang tua dan keluarga sendiri perlu juga dicatat bahwa

gejala autisme bersifat individual; akan berbeda satu dengan lainnya

meskipun sama-sama dianggap sebagai low functioning atau dianggap

sebagai high functioning. Membutuhkan kesabaran untuk

menghadapinya dan konsistensi untuk dalam penanganannya sehingga

perlu disadari bahwa bahwa fenomena ini adalah suatu perjalanan yang

panjang. Jangan berhenti pada ketidakmampuan anak tetapi juga perlu

menggali bakat-bakat serta potensi-potensi yang ada pada diri anak.

Sebagai inspirasi kiranya dapat disebutkan beberapa penyandang

autisme yang mampu mengembangkan bakat dan potensi yang ada

pada diri mereka, misalnya: Temple Grandine yang mampu

mengembangkan kemampuan visual dan pola berpikir yang sistematis

sehingga menjadi seorang Doktor dalam bidang peternakan, Donna

William yang mampu mengembangkan kemampuan berbahasa dan

bakat seninya sehingga dapat menjadi seorang penulis dan seniman,

Bradley Olson seorang mahasiswa yang mampu mengembangkan

kemampuan kognitif dan kebugaran fisiknya sehingga menjadi seorang

pemuda yang aktif dan tangkas dan mungkin masih banyak nama-

nama lain yang dapat menjadi sumber inspirasi kita bersama. Pada

akhirnya, sebuah label dari suatu diagnosa dapat dikatakan berguna

bila mampu memberikan petunjuk bagi para orang tua dan pendidik

mengenai kondisi alamiah yang benar dari seorang anak. Label yang

menimbukan kebingungan dan ketidakpuasan para orang tua dan

pendidik jelas tidak akan membawa manfaat apapun.

Page 55: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

6. Perkembangan Penelitian Autisme

Tahun 1960 penanganan anak dengan autisme secara umum

didasarkan pada model psikodinamika, menawarkan harapan akan

pemulihan melalui experiential manipulations (Rimland, 1964).

Namun demikian model psikodinamika dianggap tidak cukup efektif.

Pada pertengahan tahun 1960-an, terdapat sejumlah laporan penelitian

bahwa pelaku psikodinamik tidak dapat memberikan apa yang mereka

janjikan (Lovaas, 1987). Melalui berbagai literatur, dapat disebutkan

beberapa ahli yang memiliki perbedaan filosofis, variasi-variasi

treatment dan target-target khusus lainnya, seperti:

1. Rimland (1964): Meneliti karakteristik orang tua yang memiliki

anak dengan autisme, seperti: pekerja keras, pintar, obsesif, rutin

dan detail. Ia juga meneliti penyebab autisme yang menurutnya

mengarah pada faktor biologis.

2. Bettelheim (1967): Ide penyebab autisme adalah adanya penolakan

dari orang tua. Infantile Autism disebabkan harapan orang tua

untuk tidak memiliki anak, karena pada saat itu psikoterapi yang

sangat berpengaruh, maka ia menginstitusionalkan 46 anak dengan

autistime untuk keluar dari stress berat. Namun tidak dilaporkan

secara detail kelanjutan dari hasil pekerjaannya tersebut.

3. Delacato (1974): Autisme disebabkan oleh Brain injured. Sebagai

seorang Fisioterapi maka Delacato memberikan treatment yang

bersifat sensoris. Pengaruh ini kemudian berkembang pada Doman

yang dikemudian hari mengembangkan metode Gleen Doman.

Page 56: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4. Lovaas (1987): Mengaplikasikan teori Skinne dan menerapkan

Behavior Modification kepada anak-anak berkebutuhan khusus,

termasuk anak dengan autistisme di dalamnya. Ia membuat

program-program intervensi bagi anak-anak berkebutuhan khusus

yang dilakukannya di UCLA. Dari hasil program-program Lovaas,

anak-anak dengan autisme mendapatkan program modifikasi

perilaku yang kemudian berkembang secara professional dalam

jurnal-jurnal psikologi.

Hingga saat ini terdapat banyak program intervensi perilaku bagi

anak dengan autisme, setiap program memiliki berbagai variasi dan

pengembangan-pengembangan sendiri sesuai dengan penelitian-

penelitan dilakukan. Perkembangan studi mengenai autisme kemudian

disampaikan oleh Rogers, Sally J., sebagaimana disebutkan di bawah

ini:

1. 1960s Heavy emphasis on causes of autism, correlates of autism

2. 1970s Heavy emphasis on assessment, diagnosis: emerging

literature on treatment

3. 1980s Heavy emphasis on functional assessment and treatment,

school-based services

4. 1990s Heavy emphasis on social interventions, assessment, school-

based services

5. 2000s Litigation, school-based services. (www.rumahautis.org).

Page 57: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

7. Penanganan Autisme di Indonesia

Intensitas dari treatment perilaku pada anak dengan autisme

merupakan hal penting, namun persoalan-persoalan mendasar yang

ditemui di Indonesia menjadi sangat krusial untuk diatasi lebih dahulu.

Tanpa mengabaikan faktor-faktor lain, beberapa fakta yang dianggap

relevan dengan persoalan penanganan masalah autisme di Indonesia

diantaranya adalah:

1. Kurangnya tenaga terapis yang terlatih di Indonesia. Orang tua

selalu menjadi pelopor dalam proses intervensi sehingga pada

awalnya pusat-pusat intervensi bagi anak dengan autisme dibangun

berdasarkan kepentingan keluarga untuk menjamin kelangsungan

pendidikan anak mereka sendiri.

2. Belum adanya petunjuk treatment yang formal di Indonesia. Tidak

cukup dengan hanya mengimplementasikan petunjuk teatment dari

luar yang penerapannya tidak selalu sesuai dengan kultur

kehidupan anak-anak Indonesia.

3. Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak dideteksi secara dini

sehingga ketika anak menjadi semakin besar maka semakin

kompleks pula persoalan intervensi yang dihadapi orang tua. Para

ahli yang mampu mendiagnosa autisme, informasi mengenai

gangguan dan karakteristik autisme serta lembaga-lembaga formal

yang memberikan layanan pendidikan bagi anak dengan autisme

belum tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.

Page 58: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan bagi anak dengan

autisme di sekolah. Dalam Pasal 4 UU No. 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional telah diamanatkan pendidikan yang

demokratis dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak

asasi manusia, dukungan ini membuka peluang yang besar bagi

para penyandang autisme untuk masuk dalam sekolah-sekolah

umum (inklusi) karena hampir 500 sekolah negeri telah diarahkan

oleh pemerintah untuk menyelenggarakan inklusi.

5. Permasalahan akhir yang tidak kalah pentingnya adalah minimnya

pengetahuan baik secara klinis maupun praktis yang didukung

dengan validitas data secara empirik (Empirically Validated

Treatments/EVT) dari penanganan-penanganan masalah autisme di

Indonesia. Studi dan penelitian autisme selain membutuhkan dana

yang besar juga harus didukung oleh validitas data empirik, namun

secara etis tentunya tidak ada orang tua yang menginginkan anak

mereka menjadi percobaan dari suatu metodologi tertentu.

Kepastian dan jaminan bagi proses pendidikan anak merupakan

pertimbangan utama bagi orang tua dalam memilih salah satu jenis

treatment bagi anak mereka sehingga bila keraguan ini dapat

dijawab melalui otoritas-otoritas ilmiah maka semakin terbuka

informasi bagi masyarakat luas mengenai pengetahuan-

pengetahuan baik yang bersifat klinis maupun praktis dalam proses

penanganan masalah autisme di Indonesia. (www.rumahautis.org).

Page 59: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

8. Terapi Bagi Individu dengan Autisme

Bila ada pertanyaan mengenai terapi apa yang efektif? Maka

jawaban atas pertanyaan ini sangat kompleks, bahkan para orang tua

dari anak-anak dengan autisme pun merasa bingung ketika dihadapkan

dengan banyaknya treatment dan proses pendidikan yang ditawarkan

bagi anak mereka. Beberapa jenis terapi bersifat tradisional dan telah

teruji dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya mungkin baru saja

muncul. Tidak seperti gangguan perkembangan lainnya, tidak banyak

petunjuk treatment yang telah dipublikasikan apalagi prosedur yang

standar dalam menangani autisme. Bagaimanapun juga para ahli

sependapat bahwa terapi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan

pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki oleh

setiap anak autis, misalnya; komunikasi dan persoalan-persoalan

perilaku. Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi

Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan

Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi

perilaku.

Berikut ini adalah suatu uraian sederhana dari berbagai literatur

yang ada dan ringkasan penjelasan yang tidak menyeluruh dari

beberapa treatment yang diakui saat ini. Menjadi keharusan bagi orang

tua untuk mencari tahu dan mengenali treatment yang dipilihnya

langsung kepada orang-orang yang profesional dibidangnya. Sebagian

dari teknik ini adalah program menyeluruh, sedang yang lain dirancang

Page 60: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menuju target tertentu yang menjadi hambatan atau kesulitan para

penyandangnya.

1. Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: Applied

Behavior Analysis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam

penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial

Training atau Intervensi Perilaku Intensif.

2. Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan pendidikan yang

dikenal sebagai Floortime.

3. TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related

Communication – Handicapped Children).

4. Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet,

pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi

perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri

sendiri, dsb.).

5. Speech – Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak

terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan

proses auditory/pendengaran.

6. Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti PECS

(Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi

visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan

pendukung-pendukung komunikasi lainnya.

7. Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai

disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah

maupun lingkungan sosial lainnya.

Page 61: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

8. Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada

Occupational Therapy (OT), Sensory Integration Therapy (SI) dan

Auditory Integration Training (AIT).

Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang

tua, maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis

terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi

gangguan serta hambatan autisme. Sangat disayangkan masih minim

data ilmiah yang mampu mendukung berbagai jenis terapi yang dapat

dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta menyebutkan bahwa

sangat sulit membuat suatu penelitian mengenai autisme. Sangat

banyak variabel-variabel yang dimiliki anak, dari tingkat keparahan

gangguannya hingga lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang

ada didalamnya untuk membuat suatu penelitian itu sungguh-sungguh

terkontrol. Sangat tidak mungkin mengkontrol semua variabel yang

ada sehingga data yang dihasilkan dari penelitian-penelitian

sebelumnya mungkin secara statistik tidak akurat.

Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua anak.

Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan pada

potensinya, kekurangannya dan tentu saja sesuai dengan minat anak

sendiri. Terapi harus dilakukan secara multidisiplin ilmu, misalnya

menggunakan; okupasi terapi, terapi wicara dan terapi perilaku sebagai

basisnya. Tenaga ahli yang menangani anak harus mampu

mengarahkan pilihan-pilihan anda terhadap berbagai jenis terapi yang

ada saat ini. Tidak ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orang

Page 62: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan efektif. Namun

demikian, tentukan salah satu jenis terapi dan laksanakan secara

konsisten, bila tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang nyata

selama 3 bulan dapat melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan

arahan yang diberikan harus dilaksanakan oleh orang tua secara

konsisten. Bila terlihat kemajuan yang signifikan selama 3 bulan maka

bentuk intervensi lainnya dapat ditambahkan. Tetap bersikap obyektif

dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-perubahan

perilaku lainnya.

( Sumber : Yayasan Autisma Indonesia)

9. Terapi Alternatif

Semua yang dijabarkan diatas adalah data-data berdasarkan ilmu-

ilmu medis dan proses penelitian yang cukup panjang. Akan tetapi

suatu metode penyembuhan alternatif autisma yang telah berhasil

diterapkan di pinggiran kota Klaten telah menarik para orang tua

penyandang autisma untuk mengikuti pengobatan alternatif ini.

Metode penyembuhan dengan akupuntur yang dikenalkan oleh

Ignatius Eko Tunggono ternyata telah berhasil menyembuhkan ( Edo )

penderita autisma dan hal ini menjadikan ibunda Edo untuk

memberdayakan Ignatius Eko Tunggono untuk membantu

menyembuhkan penyandang autisma yang lainnya. Terapi akupuntur

pun harus didukung dengan terapi yang lainnya juga seperti terapi

makanan, terapi wicara, sensorik integrasi, terapi musik dan terapi

Page 63: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

lainnya untuk mengembangkan bakat yang ada bagi penyandang

autisme. Hal penunjang lainnya yang mendukung untuk proses

penyembuhan ini adalah lingkungan, dalam hal ini adalah ruangan

yang memadai untuk proses terapi itu sendiri.

( Sumber : Arogya Mitra Akupuntur)

C. Tinjauan Khusus Autisma

Beragamnya gejala autisma menyebabkan tidak mungkin setiap

anak hanya ditangani oleh hanya satu terapi saja. Para penyandang autisma

sangat responsif terhadap program edukasi yang terstruktur yang

dirancang sesuai kebutuhan dirinya. Harus selalu diingat bahwa setiap

anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda

Suatu program intervensi yang dirancang secara baik harus

menyertakan pelatihan dalam bidang komunikasi, interaksi social, perilaku

dan perbaikan sensoris, yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya masing-

masing.

Penatalaksanaan yang efektif harus fleksibel, memakai penguatan

(reinforcement) yang positif dan harus dievaluasi secara berkala.

Pada intervensi dini, keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

1. Berat atau ringannya gejala.

Hal ini tergantung dari berat atau ringannya gangguan di dalam otak

sendiri.

Page 64: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Umur.

Diagnosis dini sangatlah penting oleh karena makin muda umur anak

pada saat terapi mulai, makin besar kemungkinan untuk berhasil.

Umur yang paling baik antara umur 2-4 tahun, dimana sel otak masih

bisa dirangsang untuk membentuk cabang-cabang baru.

3. Kecerdasan.

Makin cerdas anak tersebut, makin baik prognosisnya oleh karena ia

akan bisa menangkap pelajaran lebih cepat.

4. Bicara atau bahasa.

Dua puluh persen dari penyandang autisma tidak mampu berbicara

seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan berbicara

dengan kefasihan yang berbeda-beda.

5. Terapi yang intensif dan terpadu.

Tatalaksana terapi pada penyandang autisma harus dilakukan dengan

intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknya dilakukan

beberapa jam sehari. Seluruh keluarga harus terlibat untuk memacu

komunikasi dengan anak sejak anak tersebut bangun tidur pagi hingga

mau tidur malam.

Untuk intervensi dini sebaiknya umur anak adalah antara 2-4 tahun.

Namun bagaimanakah dengan anak-anak yang terlambat didiagnosa,

misalnya baru pada umur 4 tahun? Pada anak-anak inipun tetap harus

dilakukan intervensi. Sebaiknya mereka mendapatkan evaluasi lengkap

dalam segala bidang, kemudian dibuatkan kurikulum yang khusus, oleh

karena kemampuan mereka dalam tiap bidang berbeda-beda.

Page 65: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1. Terapi Medikamentosa

Banyak orang tua yang takut bila anaknya diberi obat, takut

anaknya menjadi ketergantungan, teller dan menjadi bodoh.

Memang belum ada satu obatpun yang bisa menyembuhkan

autisme Infantil. Namun obat-obatan perlu untuk menghilangkan

gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti agresif terhadap orang lain,

merusak, menyakiti diri sendiri, hiperaktif, gangguan tidur, menarik

diri dari gerakan stereotipie yang diulang-ulang.

Namun saat ini ada beberapa jenis obat baru yang juga bisa

menimbulkan pemahaman dan respon terhadap dunia luar yang lebih

baik.

Pemakaian obat harus disertai juga dengan tatalaksana yang

terpadu misalnya terapi perilaku, pendidikan khusus dan terapi wicara.

Pemakaian obat pada anak harus didasrkan pada :

1. Diagnosis yang tepat

2. Indikasi yang kuat

3. Pemakaian obat yang tepat

4. Pemantauan ketat terhadap efek samping

5. Kenali cara kerja obat.

Macam-macam Terapi yang akan ditangani :

a) Terapi Wicara

Semua penyandang autisma menderita gangguan bicara dan

bahasa. Oleh karena itu terapi wicara adalah suatu keharusan bagi

mereka. Melakukan terapi wicara pada penyandang autisma

Page 66: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

berbeda daripada tidak dengan gangguan bicara oleh sebab lain.

Sebaiknya terapis dibekali dengan pengetahuan yang mendalam

tentang gejala dan gangguan bicara yang khas pada penyandang

autisma.

b) Terapi Okupasi

Terapi okupasi perlu diberikan pada anak-anak yang mempunyai

gangguan perkembangan motorik halus untuk memperbaiki

kekuatan, koordinasi dan keterampilannya. Hal ini perlu terutama

untuk otot halus dari jari tangan supaya anak bisa menulis.

c) Terapi Perilaku

Terapi perilaku sangat penting untuk membantu para penyandang

autisma untuk bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat. Berbagai

jenis terapi perilaku telah dikembangkan untuk membantu anak

autistic mengurangi/menghilangkan perilakunya yang tidak lazim

dan menggantinya dengan perilaku yang normal.

d) Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus adalah pendidikan individual yang terstruktur

bagi para penyandang autisma. Sistem satu guru satu anak adalah

paling efektif oleh karena mereka sulit memusatkan perhatian

dalam kelas yang besar. Dengan adanya perbaikan maka secara

bertahap mereka dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok kecil

sebelum masuk ke sekolah formal.

Page 67: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

e) Integrasi Sensoris

Anak yang mengalami gangguan dalam penginderaannya akan

menarik manfaat dari terapi jenis ini, namun integrasi sensoris

tidak diperlukan pada anak yang tidak atau sangat minim

mengalami gangguan sensorisnya.

f) Prognosis

Seperti telah dibahas diatas, prognosis penyandang autisma sangat

tergantung dari berat ringannya gejala, kecerdasan anak, umur pada

saat mulai terapi, kemampuan bicara dan terutama intensitas terapi.

Keterlibatan orang tua sangat membantu bagi kemajuan anaknya.

Telah banyak penyandang autisma yang berhasil dalam hidupnya,

mempunyai karir, dan menyandang gelar sarjana. Di Indonesia sendiri

beberapa anak telah berhasil duduk di TK dan SD biasa, bahkan ada

pula pula yang sudah duduk di bangku universitas.

(Seminar Pelatihan Autisma Seri 1 22 September 1999 Graha

Sucofindo, Jakarta)

2. Terapi Akupuntur

Terapi Akupuntur yang di dalamnya tidak mengenal obat-

obatan sebagai alat bantu ternyata telah terbukti dan mampu

menyembuhkan penyandang autisma. Hal inilah yang menjadi

motivasi untuk mengembangkan dan mengakomodir terapi akupuntur.

Terapi akupunturpun harus ditunjang dengan terapi makanan dan

terapi yang lainnya untuk mengembangkan bakat yang ada pada

penyandang autisma.

Page 68: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Terapi makanan sangat menentukan keberhasilan kesembuhan

penyandang autisma, berikut ini adalah daftar makanan dan minuman

yang harus dihindari untuk penderita gangguan syaraf (autis dan

hiperaktif) :

1. Semua makanan dari bahan tepung terigu

2. Makanan yang mengandung zat pewarna, dari bahan pengawet

(seperti : Chiki, Taro )

3. Semua makanan dari kemasan kaleng.

4. Makanan/ masakan tidak boleh menggunakan vitsin.

5. Penggunaan gula yang berlebihan (seperti : permen, coklat, Beng-

Beng, Top, Tango)

6. Daging ayam potong.

7. Daging kambing.

8. Daging kodok.

9. Isi perut (seperti : ampela, ati, usus/iso, babat, paru)

10. Buah-buahan yang mengandung alcohol (seperti : nangka, sawo,

durian, kelengkeng)

11. Minuman yang mengandung soda (seperti : sprite, fanta, coca-cola)

12. Minuman dalam kemasan kardus.

13. Susu

Dianjurkan hanya minum susu kedelai.

(ww.arogyamitraakupuntur.com)

Page 69: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Tinjauan Interior

1. Hubungan Aantar Ruang

a. Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat

sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas

visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah

mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang

yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih

besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.

b. Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2

buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan

seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan

batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang

saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.

c. Ruang-ruang yang bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling

umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-

masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan

simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.

d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan

atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang

Page 70: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu

ruang bersama-sama.

2. Organisasi Ruang

Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat

kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang

tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai

jenis organisasi yang harus digunakan dalam situasi khusus akan

tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti

pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-

ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau pemandangan.

Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi

bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin merangsang

organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu

tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching,

2000, 188)

Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut

Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut :

a. Terpusat

Gambar II.1 Organisasi ruang terpusat

Sumber : Ching, 2000, hal 189

Suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah

ruang sekunder dihadapkan.

Page 71: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan

stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan

mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

Gambar II.2 Ilustrasi 1 Organisasi ruang

terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada

umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk

menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.

Gambar II.3 Ilustrasi 2 Organisasi ruang

terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara

satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan

suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan

simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

Gambar II.4 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 72: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain

dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap

kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi, menunjukkan

kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya. Perbedaan

antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari

organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya.

Gambar II.5 Ilustrasi 4 Organisasi ruang

terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190

Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah,

kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan

menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai

gerbang masuk.

Gambar II.6 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat

mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam

setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling

ruang pusat.

Page 73: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar II.7 Ilustrasi 6 Organisasi ruang

terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190

Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya

relatif padat dan secara geometric teratur dapat digunakan untuk

menetapkan titik-titik atau “tempat-tempat” di dalam ruangan,

menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu

obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.

Gambar II.8 Ilustrasi 7 Organisasi ruang

terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190

b. Linier

Gambar II.9 Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 189

Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.

Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan

ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu

Page 74: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang

berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang

berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi

ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut

panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang

bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam

kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut

memiliki hubungan dengan ruang luar.

Gambar II.10 Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting

keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun

sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh

ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan

menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2) keluar dari

organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang

terpotong-potong

Gambar II.11 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 75: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Karena panjang karakternya, organisasi linier menunjukkan

suatu arah, dan menggambarkan gerak, perluasan dan pertumbuhan.

Untuk membatasi pertumbuhannya, organisasi-organisasi linier

dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau ruang yang dominan,

dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau

penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan

topografi.

Gambar II.12 Ilustrasi 3 Organisasi ruang

Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190

Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat

menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini

dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi,

mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan

ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan

pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau

melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang

tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak

seperti sebuah menara.

Gambar II.13 Ilustrasi 4 Organisasi ruang

Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 76: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-

bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: (1) menghubungkan dan

mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, (2)

berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk memisahkan ruang

menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi

bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.

Gambar II.15 Ilustrasi 5 Organisasi ruang

Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190

Bentuk-bentuk lengkung danbersegmen pada organisasi-

organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisii

cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke, pusat

daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak

menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap

lingkungannya.

Gambar II.16 Ilustrasi 5 Organisasi ruang

Linier Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 77: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Radial

Gambar II.17 Organisasi ruang Radial

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang

yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.

Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik

organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang

pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier

berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi

terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan

pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi

radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang

keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat

meluas dam menggabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda-

benda tertentu pada tapaknya.

Gambar II.18 Ilustrasi 1 Organisasi ruang

Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190

Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat

pada suatu organisasi radial pada umumnya bebentuk teratur.

Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya,

Page 78: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan paniang dan

mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.

Gambar II.19 Ilustrasi 2 Organisasi ruang

Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190

Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain

untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan

konteksnya. Variasi tertentu dari orgarisasi radial adalah pola

baling-baling di mana lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi

sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau bujur sangkar.

Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual

mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya

Gambar II.20 Ilustrasi 3 Organisasi ruang

Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190

d. Cluster

Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 79: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan

atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.

Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian

Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster

mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu

ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari

ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi

sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan

orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di

dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk

dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain

berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti

kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari

konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok

bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan

langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

Gambar II.22 Ilustrasi 1 Organisasi ruang

Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190

Page 80: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar II.23 Ilustrasi 2 Organisasi ruang

Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir

terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau

sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat

jugadikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang

tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang

dalarn hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-

ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam

suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.

Gambar II.24 Ilustrasi 3 Organisasi ruang

Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190

Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi

berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus

ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn

polanya.

Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk

memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi

Page 81: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang

sekelompok ruang atau dalam organisasi

Gambar II.25 Ilustrasi 4 Organisasi ruang

Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190

e. Grid

Gambar II.26 Organisasi ruang Grid Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural

atau grid tiga dimensi lain.

Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang

dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh

pola atau bidang grid tiga dimensi

Gambar II.27 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang

tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada

Page 82: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka

pola grid berubah menjadi satu set ruang unit modular berulang

Gambar II.28 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari

keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-

unsur yang diorganisir.pola-pola ini membuat menjadi satu set atau

daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang

dimana ruang-ruang organisasi grid daerah yang walaupun berbeda

dalam hal ukuran, bentuk, atau fungsi, dapat membagi hubungan

bersama.

Gambar II.29 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190 Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh

sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Dalam daerah grid

ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah-daerah

terisolir atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat

penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika

dipandang sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set

kedua berupa ruang-ruang negatif.

Page 83: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar II.30 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Karena sebuah grid tiga dirnerrsi terdiri dari unit-unit

ruang modular yang berulang, maka organisasi ini dapat dikurangi,

ditambahkan, atau dilapisi, dan identitasnya sebagai sebuah grid

tetap dipertahankan dengan kemampuan untuk mengorganisir ruang-

ruang. Manipulasi bentuk demikian dapat digunakan untuk

rnenyewakan sebuah bentuk grid terhadap tapaknya, menetapkan

tempat masuk atau ruang keluar atau memungkinkan pertumbuhan

dan perluasan.

Gambar II.31 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai

dimensi ruang-ruangnya atau untuk menegaskan daerah ruang untuk

sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam

satu atau dua arah. perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu

hirarki rnodul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi dan

lokasinya.

Page 84: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar II.31 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

Sebuah grid dapat mengalami perubahan-perubahan bentu

yang lain. Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah

kontinuitas visual maupun kontinuitas ruang melampaui

daerahnya. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama

atau menampung bentuk-bentuk alami tapaknya. Sebagian dari grid

dapat dipisahkan dan diputar terhadap sebuah titik dalam pola

dasarnya. Lewat dari derahnya, grid dapat mengubah kesannya dari

suatu pola titik ke garis, ke bidang, dan akhirnya ke ruang

Gambar II.32 Ilustrasi 7 Organisasi ruang Grid

Sumber : Ching, 2000, hal 190

3. Pola sirkulasi

Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya “Bentuk

Ruang dan Susunannya”, adalah :

a. Linear

Gambar II.32 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221

Page 85: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi

unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang. Sebagai

tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-

segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang, membentuk

kisaran.

b. Radial

Gambar II.33 Sirkulasi Radial Sumber : Ching, 2000, hal 221

Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau

berhenti sebuah pusat, titik bersama.

c. Spiral

Gambar II.34 Sirkulasi Spiral Sumber : Ching, 2000, hal 221

Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang

berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang

berubah.

d. Grid

Gambar II.35 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221

Page 86: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar

atau kawasan-kawasan ruang segi empat

e. Network

Gambar II.36 Sirkulasi Network

Sumber : Ching, 2000, hal 221

Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang

menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.

f. Komposit

Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu

susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan

membedakan skala, bentuk dan panjangnya.

4. Furniture

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari

kegiatan yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup,

manusia membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang

sesuai dengan keperluan sehari-hari. Oleh karenanya Ruang yang

kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak akan

memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilangkapi dengan

furniture, barulah ruang tersebut dapat berfungsi. Penyusunan furniture

harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai

sedang fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika.

Page 87: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis

aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat

terhadap luasan ruang, system pencahayaan, pemilihan warna serta

kondisi-kondisi lainnya.

Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang

berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.

Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang

lain. Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat

pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam

desain.

Desain furniture dibagi atas dua kategori :

1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis,

lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture

semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-

bahan lain bertambah populer.

2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya

atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan

tidur. (Desain Interior,dalam dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

5. Warna

Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya

dalam kehidupan ini. Menurut Helen Graham (seorang dosen psikologi

di Keele University) dalam bukunya “Penyembuhan dengan Warna”,

warna adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita

Page 88: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai

kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna

dalam penyembuhan bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini

disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari

beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu

kala. (Penyembuhan Dengan Warna, dalam Defi Sri Kartikasari.

2010).

Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan

oleh warna yang dikemukakan oleh Helen Graham, Yaitu:

a) Merah

Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul,

dasar tulang punggung, prostate, testes, saluran kemih dan kelamin.

Warna ini merangsang aktivitas fisik dan vitalitas, perasaan-

perasaan aman, stabil, percaya diri, dan kehangatan.

Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal

didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang

tinggi dan diruang bermain anak-anak.

Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan

orang dewasa yang hiperaktif, yang menggunakan kekerasan dan

agresif, atau pada situasi kerja yang menggunakan mesin-mesin

yang bisa berbahaya dan membutuhkan konsentrasi, ruang untuk

membaca, atau kamar tidur.

Page 89: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b) Oranye

Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas,

ginjal, dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolisme,

pencernaan, penghilangan racun, daya tahan terhadp penyakit,

energi-energi fisik dan emosi, seksualitas, penampilan atlet dan

selera fisik, mengatur keseimbangan gula dan cairan didalam

tubuh.

Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang

latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau tempat terjadi

perkumpulan social.

Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat.

c) Kuning

Kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system

saraf simpatik sehingga memberikan energi pada otot, denyut

jantung, pencernaan, dan peredaran darah. Warna ini merangsang

saluran pencernaan, aktivitas mental, kejelasan mental, alasan

lisan, dan kekuatan kemauan.

Gunakan warna kuning di ruang baca dan belajar, ruang

pertemuan sosial dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang

hidup, dan untuk dekorasi ruang atau gedung yang digunakan oleh

anak-anak yang mengalami kesulitan belajar.

Jangan gunakan warna ini pada anak dan orang dewasa

yang hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan perilaku, dan ruang

istirahat.

Page 90: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

d) Hijau

Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang

jantung, paru-paru, bronchus, lengan, tangan, kulit, peredaran

darah sirkuler, dan sistem daya tahan tubuh. Hijau menunjukkan

perasaan yang positif, kasih sayang, dan kepekaan.

Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang

kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian,

diperlukan kepekaan atau aktivitasnya melibatkan sentuhan fisik,

serta ruang-ruang istirahat.

Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang

dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau bagi penderita

penyakit auto-imunitas.

e) Biru langit

Memberi energi pada kelenjar tiroid sehingga memberi

energi pada metabolisme, pengendalian suhu tubuh. Warna ini

merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab

pribadi, dan pendengaran.

Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat,

klinik, setiap ruangan atau bangunan yang digunakan untuk

prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan dingin, dan

bagi mereka yang sedang menderita gangguan insomnia dan

mengalami syok.

Page 91: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa

yang mengalami kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita

kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang lambat.

f) Biru gelap atau indigo

Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini

merangsang otak bagian bawah, sistem saraf pusat dan sistem

endokrin terutama hormone serotonin dan melatonin, Karena itu

biru gelap merangsang aktivitas hormonal diseluruh tubuh, proses-

proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan

kemampuan psikis atau paranormal.

Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi

(renungan) dan meditasi.

Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-

pusat aktivitas fisik.

g) Ungu atau violet

Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini

merangsang otak bagian atas dan sistem saraf, kreativitas, ilham,

estetika (keindahan), kemampuan artistik, dan cita-cita luhur.

Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin

mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan spiritualitas,

memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas, kesadaran dan

meditasi, ruang-ruang teater, ruang kelas anak-anak.

Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk

hiburan atau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau

Page 92: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

diruangan dan bangunan yang ditinggali oleh orang yang memiliki

gangguan mental, terutama mereka yang menderita delusi (pikiran

atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau

depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi) atau

kecenderungan untuk mengundurkan diri.

Warna adalah suatu bentuk cahaya atau radiasi gelombang

elektromaknetik, yang dihasilkan dari cahaya matahari yang

berwarna putih murni. (Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,

dalam Kurnia Indah Pawestri, 2010)

Warna mempunyai peranan penting dalam kehidupan

manusia. Adanya asosiasi yang kuat dengan emosi, warna pada

rumah bisa membangkitkan energi dan menimbulkan mood atau

perasaan tertentu, bahkan mampu mengungkapkan kepribadian

seorang manusia. Warna memiliki kekuatan untuk menyembuhkan

dan menyeimbangkan emosi, sera dapat menciptakan keselarasan

pada ruang-ruang dalam rumah. Dengan pemilihan warna yang

tepat, ruang dengan suasana damai untuk bersantai atau ruang yang

penuh semangat untuk bersosialisasi akan dapat terwujud. (Serial

Rumah Spesial Kombinasi Warna, dalam Kurnia Indah Pawestri,

2010)

Warna-warna yang digunakan cenderung pada perpaduan

antara warna-warna dasar ( 3 warna primer, 3 warna sekunder, dan

turunannya atau warna tersier ), yaitu merah, biru, kuning, orange,

hijau, ungu, yang menghasilkan warna turunannya seperti kuning

Page 93: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

orange ( godlen yellow ), merah orange ( burnt orange ), kuning

hijau ( lime green ), biru hijau ( turquoise ), biru ungu ( indigo ),

merah ungu ( crimson ). Dari keenam warna dasar tersebut ada dua

kelompok yang mempunyai perbedaan mencolok. Merah, orange,

kuning merpakan warna hangat. Hijau, biru, ungi merupakan warna

sejuk. (Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, dalam Kurnia

Indah Pawestri, 2010)

Penggunaan warna sejuk dan hangat tergantung dari

karakter ruang yang ingin ditampilkan. pemilihan warna perlu

mendapat perhatian, karena dengan warna mampu menciptakan

suasana dan karakter ruang. Warna salain kaitannya dengan suatu

desain adalah sebagai suatu elemen yang dapat diapresiasikan dan

mampu memberikan kesan yang diinginkan dan juga mampu

memberikan efek psikologis, mampu memberikan dorongan dan

reaksi pada lingkungannya. Warna-warna cerah melambangkan

kecariaan dan keterbukaan, sedangkan warna-warna yang

mempunyai intensitas rendah untuk kesan kehagatan dan

ketenangan.

Menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,

penjelasan mengenai warna antara lain :

Merah, dapat membangkitkan energi,

hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias,

dan bersemangat, memberi kesan sensual

dan mewah, meningkatkan aliran darah di

Page 94: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi.

Terlalu banyak warna merah bisa

merangsang kemarahan dan agresivitas.

Orange, mempunyai karakter yang mirip

dengan merah tetapi lebih feminin dan

bersahabat. Warna yang melambangkan

sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri,

membangkitkan semangat, kreativitas, dan

vitalitas. Dapat menimbulkan perasaan

positif, senang, gembira, dan optimis, penuh

energi, bisa mengurangi depresi atau

tekanan. Bila berlebihan dapat merangsang

perilaku hiperaktif.

Kuning adalah warna matahari, cerah,

membangkitkan energi dan mood, warna

yang penuh semangat dan vitalitas,

komunikatif, dan mendorong ekspresi diri,

memberi inspirasi, memudahkan berpikir

secara logis dan merangsang kemampuan

intelektual ( cocok sebagai warna atau aksen

di ruang belajar ). Penggunaan yang kurang

tepat justru akan menimbulkan kesan yang

menakutkan.

Page 95: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Hijau selalu dikaitan dengan warna alam

yang menyegarkan, membangkitkan energi

dan juga mampu memberi efek

menenangkan, menyejukkan,

menyeimbangkan emosi. Warna ini elegan,

menyembuhkan, mendorong perasaan

empati terhadap orang lain. Nuansa hijau

dapat meredakan stress, memberi rasa aman

dan perlindungan. Namun bisa juga

menimbulkan perasaan terperangkap.

Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan

udara, berasosiasi dengan alam,

melambangkan keharmonisan, memberi

kesan lapang. Dapat menimbulkan perasaan

tenang dan dingin, melahirkan perasaan

sejuk, tentram, hening, dan damai, memberi

kenyamanan dan perlindungan. Warna ini

juga diasosiasikan dengan kesan etnik, antik,

country style. Warna biru yang terang

merangsang kemampuan intuitif dan

memudahkan meditasi. Namun terlalu

banyak warna biru menimbulkan kesan

kelesuan.

Page 96: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Ungu dekat dengan suasana spiritual yang

magis, mistis, misterius, dan mampu

menarik perhatian. Oleh karena itu ungu

banyak digunakan oleh bangsawan. Warna

ini juga berkesan sensual, feminin, antik,

yang juga anggun, dan hangat. Ungu yang

gelap dapat memancarkan kekuatan, bisa

menambah kekuatan intuisi, fantasi dan

imajinasi, kreatif, sensitif, memberi inspirasi

dan obsesif.

Coklat merupakan warna netral yang natural,

hangat, membumi, dan stabil, menghadirkan

kenyamanan, memberi kesan anggun dan

elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa

aman, cokelat merupakan warna yang akrab

( familiar ) dan menenangkan, bisa

mendorong komitmen, namun juga bisa

menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak.

Putih melambangkan kemurnian dan

kepolosan, memberikan perlindungan,

ketentraman, kenyamanan dan memudahkan

refleksi. Namun bila terlalu banyak bisa

menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku,

dan terisolir.

Page 97: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Hitam adalah warna yang kuat dan penuh

percaya diri, penuh perlindungan, maskulin,

elegan, megah, dramatis, dan misterius. Tapi

juga merupakan lambang duka dan

menimbulkan perasaan tertekan.

Abu-abu termasuk warna netral yang dapat

menciptakan kesan serius, namun juga

menentramkan dan menimbulkan perasaan

damai. Kesan lain dari abu-bau antara lain

adalah independen dan stabil, menciptakan

keheningan dan kesan luas. Abu-abu juga

bisa terkesan dingin, kaku dan tidak

komunikatif.

Masih menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,

warna dalat diklasifikasikan kedalam beberapa karakter warna

yang antara lain :

1) Karakter tenang ( calm ), yaitu terdiri dari warna-warna lembut

yang elegan dan mejadikan ruangan terkesan luas, sejuk, dan

modern. Terdiri dari :

Biru muda, menyejukkan dan menenangkan.

Biru pucat, memberi kesan ringan, luas,

terbuka, tenang, tentram

Page 98: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Biru laut, membangkitkan imajinasi,

meningkatkan sensitivitas, menimbulkan

perasaan tenang dan damai.

Ungu atau nila, menentramkan, menciptakan

suasana tenang dan mediatif.

Hijau daun, memudahkan relaksasi,

menyeimbangkan emosi, dan memberikan

rasa nyaman.

Hijau muda, merupakan warna yang penuh

ketenangan, menghadirkan keseimbangan

dan menciptakan rasa penuh keyakinan.

Hijau pupus, menciptakan suasana hinging,

tenang, dan elegan.

(Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, dalam Kurnia

Indah Pawestri, 2010)

2) Karakter hangat ( warm ), terdiri dari warna-warna natural yang

hangat yang mampu menghadirkan suasana hidup, hangat,

nyaman, dan mengundang, memberi sentuhan dramatis atau

kesan etnik kontemporer. Antara lain :

Merah. Diasosiasikan dengan cinta,

kehidupan, kekuatan, bersifat panas dan

menyala.

Page 99: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Cokelat. Menciptakan perasaan aman,

nyaman, dan harmonis, menimbulkan

suasana akrab.

Kuning. Mengundang, dan dapat membawa

kehangatan dalam ruang.

Terakota. Hangat, akrab, dan memberi

sentuhan etnik yang kuat.

Orange. Menciptakan kehangatan,

mengundang, membangkitkan energy dan

keceriaan, menimbulkan rasa aman,

mendorong kreativitas dan meningkatkan

selera makan

Emas metalik. Menimbulkan kesan glamor

dan mewah.

(Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, dalam Kurnia

Indah Pawestri, 2010)

3) Karakter warna segar ( fresh ), terdiri dari warna-warna segar,

berjiwa muda dan banyak mengambil inspirasi dari alam,

antara lain :

Putih kebiru-biruan, menciptakan kesan

segar dan bersih.

Kuning muda atau pastel, menimbulkan

keceriaan dan berkesan lembut.

Page 100: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Kuning lemon atau citrus, menimbulkan

keceriaan, semangat untuk bersosialisasi,

mengaktifkan emosi, membangkitkan

energi.

Hijau daun, diasosiasikan dengan

pertumbuhan.

Hijau apel, menghadirkan kesegaran dan

semagat.

Biru laut, menimbulkan kesegaran dan

perasaan santai

Merah cerah, melambangkan semangat,

vitalitas, dan keberanian.

Pink muda atau pastel, menenangkan,

memanjakan, meremajakan, terkait dengan

kelembutan dan kesegaran.

(Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, dalam Kurnia

Indah Pawestri, 2010)

6. Elemen pembentuk ruang

a. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan

langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek.

Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam

Page 101: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan,

aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus

bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, dalam Defi Sri

Kartikasari. 2010).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang

datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia

dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat

memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain

yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, dalam Defi Sri

Kartikasari. 2010).

Persyaratan lantai:

1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.

2) Mudah dibersihkan

3) Kedap suara

4) Tahan terhadap kelembaban

5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya

Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu :

1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.

Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan

bunyi, sbb:

a) Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada

penyerapan bunyi.

Page 102: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b) Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles)

memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan

dengan tumpukan lembaran (loop piles).

c) Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam

tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan

bertambah.

d) Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi

penyerapan bunyi.

2) Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl,

aspal dan cor.

3) Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang

dipakai sebagai bahan lantai.

4) Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif

bahan lantai yang terbuat dari kayu.

Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan

fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat / daerah dalam

ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari

sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi

permanen.

Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan

menggunakan bentuk – bentuk pemilihan bahan, pola maupun

warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin

dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat,

ringan, luas, sempit, dsb.

Page 103: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang.

Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak

menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang

belebihan,dan sebagainya.

Gambar. II.37 Konstruksi lantai dan karpet

Sumber : DK. Ching 171

( Desain Interior dalam Adhita Susila Adhipuspita 2007 )

Macam letak lantai

a. Basement

Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung,

maka digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah

tulangan lebih sedikit daripada atas.

b. Ground floor

Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul

kemungkinan lantai akan bergelombang. Untuk menghindari

hal tersebut, maka di bawah lantai diberikan pengerasan.

Biasanya digunakan pasir untuk meratakan gaya yang tidak

sama.

Page 104: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Upper floor

Untuk lantai ini yang bagian tanah diberi tulangan. Beban

lantai di atasnya disalurkan melalui beban pokok. Semua beban

lantai disalurkan melalui kolom – kolom dan diteruskan pada

struktur bahannya. ( Drs. Joko Panuwun. dalam Adhita Susila

Adhipuspita. 2007 )

Untuk ruangan khusus pengguna anak kecil, seperti pada

ruangan terapi anak, ruang pendampingan pendidikan, dan ruang

bermain indoor harus memperhatikan syarat – syarat berikut :

a. Seluruh permukaan lantai harus non slip ( anti slip atau anti

licin ). Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sifat licin

sangat penting, karena bahaya secara psikologis. Hal ini

berlaku untuk keseluruhan bagian ruangan.

b. Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai tidak boleh

kasar.

c. Ambang pintu dan perubahan kesil dalam kenaikan sebisa

mungkin dihindari

( Joseph de Chiara, dalam Galur Gegadannitisswari,. 2009 )

Jenis material yang digunakan pada Desain Interior

Autisma Center berdasarkan kelebihan yang dimiliki, antara lain :

Page 105: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

a. Granito/ Niro Granite

Kelebihannya adalah mudah perawatan dan pembersihannya,

tampak dapat mendukung suaana memantulkan cahaya 30%

dari cahaya yang mengenainya.

b. Keramik

Kelebihannya adalah kaya akan bentuk dan corak, tahan gores,

awet, dan mudah dibersihkan.

c. Lantai kayu

Kelebihan lantai kayu adalah pemasangan yang praktis, harga

yang lebih murah, perawatan yang mudah, warna yang

beragam, karakteristiknya hangat, tidak licin, kedap suara dan

sebagai isolasi panas.

Penggunaan lantai kayu pada perancangan modern

berfungsi untuk melembutkan atau melunakkan kesan keras

bangunan modern yang biasanya selalu menggunakan bahan

teknologi tinggi seperti kaca, baja, metal dan aluminium. Selain

itu, sifat lantai kayu dalat memberikan kehangatan pada seluruh

ruangan.

Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk

arus lalu lintas agar pengunjung tidak bingung dan dapat

melihat seluruh stand partision ataupun barang-barang yang

sedang dipamerkan. Pada ruang-ruang tertentu seperti dapur,

pantry, kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai yang kedap air

Page 106: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

serta warna pola yang serasi dengan fungsi dan perawatannya.

Pada dareah pertokoan lantai dipasang pada jalur lintas orang

berjalan (hall) dengan motif yang berbeda-beda agar memberi

kesan adanya perbedaan antar ruang-ruang yang ada di dalam

kompleks tersebut. Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan

konsentrasi hendaknya jangan digunakan lantai yang terlalu

banyak motif dan warna karena dapat mengganggu. ( Pamudji

Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari, 2010 )

b. Dinding

Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu

ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda.

Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap,

sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus

diperhatikan (John F. Pile, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010).

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan

ruang, baik sebagai unsur penyekat / pembagi ruang maupun

sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang

dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup dominan dan

memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti

tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan

disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan dinding.

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah

keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest”

Page 107: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan

ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila

dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan

bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada

renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural.

( Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur

atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem

struktur yang dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun,

dalam Defi Sri Kartikasari. 2010).

Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :

1. Struktur, misalnya :

a) Bearing wall : dinding yang dibangun untuk

menahan tepi dari tumpukan/ urugan

tanah.

b) Load bearing wals : dinding untuk menyokong/

menopang balok, lantai, atap dan

sebagainya.

c) Foundation wall : dinding yang dipakai di bawah

lantai tingkat dan untuk menopang

balok-balok lantai pertama.

Page 108: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2. Non struktural, misalnya :

a) Party wall : dinding pemisah antara dua

bangunan yang bersandar pada

masing-masing bangunan.

b) Fire wall : dinding yang digunakan sebagai

pelindung dari pancaran kobaran

api.

c) Certain or Panels wall : dinding yang digunakan sebagai

pengisi pada suatu konstruksi

rangka baja atau beton.

d) Partition wall : dinding yang digunakan sebagai

pemisah dan pembentuk ruang

yang lebih kecil didalam ruang

yang besar. ( Pamudji Suptandar,

dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

c. Langit-langit (ceiling)

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari

kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang

penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat

dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak

di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai

pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai

pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan

Page 109: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen

penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap

bangunan. (Pamudji Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup

bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang,

berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,

sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau

akustik (John F. Pile, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010).

Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah :

1) Fungsi langit-langit

Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga

sebagai pengatur udara dan ventilasi.

2) Penentuan ketinggian

Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi,

proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan

ceiling.

3) Bentuk penyelesaian

Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan

fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan

struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, dalam Defi Sri

Kartikasari. 2010)

Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu

pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar

ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan

Page 110: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik

pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk

dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya

kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang

industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang

memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang

antara lain :

a) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,

dan lain-lain

b) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif

c) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling),

kain beludru

d) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks

(multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile

e) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed

f) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass

sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja. (Pamudji

Suptandar, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

7. Interior Sistem

Di dalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior

maupun arsitek yang baik, ada baiknya selain memperhatikan

keindahan juga memperhatikan perancangan bangunan yang serba

alami. Pencahayaan alami, ventilasi atau penghawaan alami, dan

Page 111: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

akustik alami. Akan tetapi, tuntutan kehidupan modern dan

keterbatasan potensi alam telah menuntut manusia beralih kehal-hal

yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau

penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan,

tidaklah keliru jika diterapkan secara benar.

Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko

dalam bukunya Fisika Bangunan, adalah sebagai berikut:

a. Sistem Penghawaan

Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita

beruntung hidup di negara tropis lembab yang nyaman. Dengan

melimpahnya flora dan fauna serat masyarakat tidak pernah

mengalami musim dingin dan musim panas seperti didaerah gurun

pasir. Tetapi pada kenyataannya bahwa ventilasi alami sulit

diusahakan di iklim lembab seperti di Indonesia. Suhu diiklim

tropis lembab pada umumnya antara 24°-32° C. Akan tetapi,

kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat rendahlah

yang menjadi persoalan. Sebenarnya kita hidup dilingkungan yang

tidak nyaman secara thermal.

Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut

selalu aktif dan produktif. Mengingat Negara Indonesia berada

pada iklim tropis lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap

bangunan perlu mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa

disebut sebagai Air Conditioner (AC). Mengingat bahwa

penghawaan alami tergantung sekali dengan kualitas udara alami di

Page 112: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

lingkungan bangunan. Kalau kualitas udara lingkungan tidak sehat

dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh pada ventilasi.

1) Pengkondisian udara

Ventilasi buatan atau penghawaan buatan (Artificial

ventilation/Forced ventilation/Mechanical ventilation) adalah

penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan

buatan sering juga disebut Pengkondisian Udara (Air

Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara di dalam

bangunan yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan dan arah

angin, kebersihan, bau, serta distribusinya untuk menciptakan

kenyamanan bagi penghuninya. Dengan demikian,

pengkondisian udara tidak hanya berarti menurunkan suhu

(Cooling), tetapi juga menaikkan suhu (Heating). Di daerah

tropis lembab yang suhu rata-ratanya tinggi., pengkondisian

udara (atau penghawaan buatan) diasosiasikan dengan

penyejukan udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin

pengkondisian udara yang dikenal luas dengan intilah Air

Conditioner (AC). Kipas angin listrik (electric fan) tidak

menurunkan udara, tetapi hanya menggerakkan udara saja.

Kipas angin listrik ada diantara penghawaan alami dan buatan.

2) Keuntungan penggunaan AC

Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan

benar akan memberikan banyak keuntungan. Yaitu:

a) Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur.

Page 113: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

b) Kecepatan dan arah angin mudah diatur.

c) Kelembaban mudah diatur.

d) Kebersihaan udara dapat dijaga.

Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan

sampingan yaitu kenyamanan akustik dan ketenangan.

a) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion

negatife (ionizer) yang dapt membunuh bakteri, jamur, dan

mengikat biang bau, serta memberikan efek segar pada

udara ruang.

b) Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan

dipertahankan, misalnya dengan wewangian.

b. Sitem Pencahayan

Cahaya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak

dapat dibayangkan jika kita hidup tanpa cahaya. Didalam

perancangan sebuah interior, unsur cahaya dianggap hal yang

paling penting dalam penggunaan kebutuhannya. Karena cahaya

selain memberi efek terang, juga ditata dengan baik akan

memberikan efek estetik yang akan memberikan keindahan ruang.

Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua

macam sumber pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami (natural light)

Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa

langsung diasosiasikan dengan cahaya matahari (daylight).

Cahaya ini sangat baik bagi manusia. Karena bila

Page 114: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

mengasingkan manusia dari cahaya matahari secara total akan

membawa dampak merugikan baik secara fisik maupun mental

(depresi).

Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita

menggunakan sumber cahaya ini yaitu:

a) Cahaya alam murah dan mudah didapat.

b) Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik

maupun psikologis.

c) Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas

d) Pencahayaan alami (matahari) mempunyai keterbatasan

waktu.

e) Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung

dengan musim.

f) Untuk mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan

perangkat penghalang.

2) Pencahayaan buatan (artificial light)

Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat

yang diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin, lampu

minyak tanah, dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung

diasosiasikan dengan cahaya lampu.

Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari. Karena

cahaya ini dapat menggantikan cahaya matahari ketika malam

Page 115: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

hari, meski tidak ekonomis cahaya ini membarikan beberapa

keuntungan, yaitu:

a) Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.

b) Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya

dalam ruang.

c) Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang.

Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita mengenal

dua macam arah cahaya yaitu:

1. Pencahayaan langsung (direct lighting)

Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar langsung

ke bidang kerja atau obyek.

2. Pencahayaan tak langsung (indirect lighting)

Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar

lebih dulu (misalnya ke langit-langit atau ke arah dinding).

Pencahayan tak langsung sangat baur sehingga

menimbulkan suasana lembut.

Berdasarkan cakupannya dikenal istilah:

1) Pencahayaan umum (general lighting)

Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan

dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau

mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap.

Page 116: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

2) Pencahayaan kerja (task lighting)

Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual

tertentu, biasanya disesuaikan dengan standart kebutuhan

penerangan bagi jenis kerja bersangkutan.

3) Pencahayaan aksen (accent lighting)

Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke

obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya (fungsi

estetik).

c. Sistem Akustika

Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting

arsitektur maupun interior. Nenek moyang manusia menjadikan

suara bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang

tidak hanya digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk

kesenangan. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, manusia

membutuhkan alat yang dapat mempermudah mereka memperoleh

kualitas dan kuantitas bunyi sesuai keinginan mereka. Terciptanya

alat pengeras suara (loudspeaker) berawal dari keinginan manusia

untuk menciptakan suara yang diinginkan di tengah kegaduhan di

dalam ruang.

Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang

menyelidiki dan mempelajari penghasilan, pengendalian,

penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi

adalah gelombang getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda

Page 117: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang

memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab

kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan

seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan

yang terjadi dalam ruang menjadikan perlunya kualitas akustik

yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi masalah teknis yang

berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain

tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat

kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan

suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, dalam

Defi Sri Kartikasari. 2010).

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi

yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata

suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan,

serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-

ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang

terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara

yang berjalan langsung mencapai pendengaran.

2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang

dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu

mengenai bidang pantul.

Page 118: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena

material absorbsi

(Prasasto Satwiko, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)

Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa

hal, yaitu:

a) Permukaan pantul.

Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan benda-benda

dalam ruang.

b) Konstruksi dan bahan bangunan.

c) Luas dan fungsi ruang.

d) Pengaruh lingkungan.

Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat

mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan

perangkat alat untuk mengurangi atau menghambat getaran suara.

Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam

kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan

bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan

teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan

bunyi lain.

d. Sistem Keamanan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung

menggunakan sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television )

dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).

Page 119: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi

untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang

menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada

setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh

bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang

khusus.

Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa

pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :

a) Sistem pendeteksi awal

Ÿ Smoke detector. Alat ini bekerja bila suhu mencapai

700C.

Ÿ Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi

jika ada api atau panas pada suhu 1350C - 1600C

b) Fire estinguisher

c) Sprinkler

Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan

standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap

sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan

ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan

sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau dipasang

pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat

dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25

m dari dinding.

Page 120: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

d) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan

kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat

baku air.

Gambar II.38 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran Sumber : www.webdesign.com

Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor

utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk

mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-

alat seperti :

a) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang

mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar

kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau

terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa

tersebut.

b) Smoke & heat ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang

menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran,

Page 121: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

asap yang timbul segera dapat mengalir keluar,

sehingga para petugas pemadam kebakaran akan

terhindar dari asap-asap tersebut.

c) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan

berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada

tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang

di dalam tangga, secara otomatis berfungsi

memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada

udara di dalam ruang tangga.

Macam-macam sistem pemadaman yaitu sebagai berikut:

a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-

benda yang dapat terbakar.

b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda

yang terbakar.

c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara

menyemprotkan bahan kimia CO2.

Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan

tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan

bahan peledak

2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

(pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit

Page 122: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang

pada pintu).

Page 123: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

BAB III

STUDI LAPANGAN

A. Yayasan Autisma Indonesia

a. Sejarah

Yayasan Autisma Indonesia ( YAI ) adalah sebuah yayasan sosial yang

didirikan pada bulan Maret tahun 1997, oleh sekelompok professional

dibidang medis dan orang tua. Yayasan ini didirikan atas keprihatinan

kelompok tersebut akan nasib anak-anak dengan autisme. Pada waktu

itu pengertian dan pengetahuan mengenai autisme sangat minim, di

masyarakat maupun para professional sendiri, sehingga salah diagnosa

sering terjadi dan tak ada sekolah yang mau menerima anak-anak ini

karena ketidak mengertian para guru akan auitisme.

Tujuan dibentuknya yayasan ini adalah untuk:

1. Berperan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan Indonesia

seutuhnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi

anak-anak autistik dan keluarganya.

2. Bergerak dalam bidang sosial dengan membantu anak-anak autistik

untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

3. Pada permulaan pengurus dirangkap oleh pendiri, namun setelah

mengalami beberapa kali pergantian, maka pengurus yang

sekarang adalah sebagai berikut :

Page 124: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Dewan Pengawas : Bimo Wicaksono, SH

Dewan Pembina : Ir. Zafar Idham

Dr. Iramaswaty Kamarul, SpA

Dr. Ika Widyawati, SpKJ

Ketua : Dr. Melly Budhiman, SpKJ

Wakil Ketua I : Ibu Theresia Wibisono

Wakil Ketua II : Dr. Hardiono D. Pusponegoro,

SpA(K)

Sekretaris I : Dra. Dyah Puspita

Sekretaris II : Leny Marijani, BSc

Bendahara I : Dra. Elisabeth Lisa Chandra (

Lisa Sitorus )

Bendahara II : Dra. Wendradi Dodi Sarah Bey (

Sarah Hadad )

Seksi Legal : Henrika Halim, SH (Lisa Bakri)

Marida Wicaksono, SH

Seksi Hubungan Masyarakat

( PUREL)

: Bpk. Dhani Widjanarko (Ketua)

Seksi Publikasi dan Informasi : Ir. Karnajaya Panji Putra (Ketua)

Parents Support Group : Dr. Rini Pramesti, SpJP,

Dr. Lies Dina Liastuti, SpJP

Dr. Detty H. Dibyoseputro

b. Lokasi

Alamat Yayasan Autisma Indonesia yang sekarang di Jl. Cipinang

Kebembem 1/6 Jakarta 13230, telpon 021-4751086. Sebelum pindah

ke Cipinang Kebembem, alamat sebelumnya adalah di Jl. Buncit Raya

Page 125: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

No.55 Jakarta Selatan12760. Karena hal inilah pola tata ruang di lokasi

yang baru masih sangat berantakan. Hal ini juga dikarenakan Yayasan

Autisma Indonesia baru membangun gedung baru yang rencananya

digunakan pada tahun 2011.

c. Fasilitas dan Tema

Fasilitas yang ada pada Yayasan Autisma Indonesia antara lain

ruang pimpinan, ruang umum ( ruang tunggu, ruang baca, ruang data

penyandang autisma), pantry, gudang, dan lavatory. Elemen

Pembentuk ruang

- Dinding

Dinding pada bangunan finising berupa cat putih, loster, material

kayu dan batu alam

- Lantai

Lantai menggunakan keramik putih.

- Ceiling

Ceiling yang di gunakan berupa eternit dengan finishing cat plafon

warna putih.

d. Interior Sistem

- Penghawaan

Karena letaknya di pinggiran kota maka penghawaan yang

digunakan adalah penghawaan alami dengan bantuan kipas angin.

Page 126: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

- Pencahayaan

Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan

alami dari bukaan jendela derta dinding kaca. Namun tetap

menggunkan bantuan pencahayaan buatan.

- Akustik

Akustik pada bangunan ini, saya rasa tidak ada.

e. Furniture

Furniture yang digunakan pada Yayasan Autisma Indonesia

semuanya beli di toko furniture dan tidak bertema.

Page 127: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Foto Surve lapangan :

Gambar III.1 Halaman Depan 1 Gambar III.2 Hal Depan II Sumber : Dok. Pribadi. Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.3 Carport Gambar II.4 Papan Nama Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.5 Bu Tari (Pengelola) Gambar III.6 Rak Data Autisma Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 128: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Gambar III.7 Meja Kerja Gambar III.8 Rak Buku Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.9 Sofa Tunggu 1 Gambar III.10 Sofa tunggu 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.11 Rak Makanan Gambar III.12 Rak Mainan Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 129: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Gambar III.13 Barang Paket Gambar III.14 Display Mainan Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.15 Ruang Pimpinan Sumber : Dok. Pribadi Thn 2009

Page 130: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

B. Dolan Care (Jl. Surabaya No. 11 Menteng Jakarta 10310 )

a. Sejarah

Dolan Care adalah Pusat Terapi Anak Berkebutuhan Khusus yang

didirikan oleh Dolan Toys, sebuah perusahaan swasta nasional yang

berpengalaman dalam desain dan produksi alat permainan edukatif dan

mainan dari bahan kayu bekerja sama dengan Yayasan Fokus, sebuah

yayasan yang mendedikasikan diri pada pengembangan kemampuan

anak berkebutuhan khusus agar menjadi manusia yang bermanfaat.

Dolan Care menyandang misi untuk ikut andil dalam pembentukan

anak Indonesia yang sehat dan bermanfaat. Kualitas dan Pelayanan

terbaik adalah dua kata kunci yang menjadi obsesi dalam menjalankan

Dolan Care. Oleh sebab itu, Dolan Care secara kontinyu selalu

memantau kualitas tenaga terapis dan peralatan agar selalu berada pada

kondisi terbaik demi pelayanan Dolan Care kepada customer.

Lokasi yang ideal dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan

pribadi maupun kendaraan umumseperti taksi, bus, dan kereta api, juga

tempat parkir yang memadai dan aman merupakan nilai tambah bagi

customer.

Ruang terapi yang bersih dan nyaman dengan peralatan yang baru

dan lengkap, serta tersedianya toko yang menjual barang-barang anak

berkebutuhan khusus tentu akan sangat mendukung keyakinan orang

tua untuk memanfaatkan pelayanan dari Dolan care.

Page 131: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

b. Lokasi

Dolan Care beralamat di Jln. Surabaya no. 11 Menteng, Jakarta

10310, telepon (+62-21) 3143515, faximile (+62-21) 31900975 dengan

alamat www.dolan-care.com.

c. Fasilitas dan Tema

Fasilitas yang ada pada Dolan Care antara lain ruang jaga security,

resepsionis, ruang konsultasi, ruang terapi, ruang diskusi terapis, ruang

tunggu, kantor, ruang pengembangan bakat, ruang bermain, ruang

rapat, pantry, gudang, toko dan lavatory. Pembagian ruang lantai 2

untuk office dan ruang terapi, lantai 1 untuk ruang konsultasi dan toko,

sedangkan pantry di letaklan pada lantai basement.

Tema pada Dolan Care adalah modern dengan banyak

menggunakan material kaca dan aluminium dengan konstruksi kolom-

kolom besi.

d. Elemen Pembentuk ruang

- Dinding

Dinding pada bangunan ini mayoritas menggunakan kaca untuk

bagian fasade. Dan dinding batu bata pada ruang terapi

mengaplikasikan perpaduan finising berupa cat, material kayu dan

matras yang dilapisi vinyl demi keamanan penyandan autis.

- Lantai

Lantai menggunakan perpaduan keramik, granit serta batu alam

pada area basah.

Page 132: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

- Ceiling

Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing

cat plafon warna putih.

e. Interior Sistem

- Penghawaan

Karena letaknya di tengah kota untuk menjaga kualitas udara yang

ada dalam ruangan maka pengawaan yang digunakan adalah

penghawaan buatan dengan menggunakan AC split.

- Pencahayaan

Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan

alami dari bukaan jendela derta dinding kaca. Namun tetap

menggunkan bantuan pencahayaan buatan.

- Akustik

Akustik pada bangunan dilakukan dengan aplikasi gypsum pada

dinding untuk mengurangi kebisingan dari luar ada pula dinding

yang dilapisi matras yang dilapisi vinyl.

f. Furniture

Furniture yang digunakan menggunakan meterial kayu dengan

finishing cat kayu warna warni agar suasana keceriaan dapat terwujud,

ada pula furniture yang bertema modern.

Page 133: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Foto Surve lapangan :

Gambar III.16 Market Autis Gambar III.17 Display Mainan

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.18 Interior Market 1 Gambar III.19 Interior Market 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.20 Ruang Tunggu 1 Gambar III.21 Ruang Tunggu 2

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 134: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Gambar III.22 Pantry Belajar Gambar III.23 Toilet Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.24 Ruang Okupasi 1 Gambar III.25 Ruang Okupasi 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.26 Ruang Okupasi 3 Gambar III.27 Ruang Okupasi 4

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 135: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Gambar III.28 Ruang Okupasi 5 Gambar III.28 Ruang Terapi Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.29 R. Terapi Wicara Gambar III.30 R. Diskusi Terapis 1 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.31 R. Diskusi Terapis 2 Gambar III.32 R. Terapi Wicara Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 136: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar III.33 R. Snoezelen 1 Gambar III.34 R. Snoezelen 2

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar II.35 R. Snoezelen 3 Gambar III.36 R. Snoezelen 4 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Gambar III.37 Kantor TU dan Garasi Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2009

Page 137: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

C. Arogya Mitra Akupuntur

a. Sejarah

Arogya Mitra Akupuntur Klaten didirikan pada 9 Maret 1999

sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih Mariani atas kesembuhan

putra bungsunya, Edo Kristanto yang menderita gangguan syaraf

akibat jatuh dari papan loncat dengan ketinggian 4 m melalui tusuk

jarum oleh Eko Tunggono, setelah lelah berobat kesana kemari tanpa

hasil. Pendirian klinik ini didorong oleh keinginan Mariani untuk

mendayagunakan kemampuan Eko Tunggono sebagai akupunturis

untuk menolong para penderita autis-hiper-aktif, IQ lemah, stroke dan

berbagai penyakit gangguan syaraf lainnya.

Arogya Mitra sendiri merupakan nama pemberian dari Bhante Sri

Pannavaro Mahathera dari Mendhut yang terjemahan bebasnya berarti

tempat penyembuhan.

Arogya Mitra merupakan klinik atau rumah perawatan untuk

menampung pasien-pasien dari luar kota yang berobat pada Eko

Tunggono. Pendirian rumah perawatan ini dipandang penting untuk

memastikan agar pengobatan bisa berlangsung efektif mengingant

pengobatan tusuk jarum memerlukan waktu yang relative lama dan

harus dilaksanakan secara kontinyu.

Walaupun awalnya Arogya Mitra banyak menerima pasien dengan

berbagai keluhan seperti stroke, kecanduan narkoba, gagal ginjal, lever

dan sebagainya, namun sejak awal 2002 Arogya Mitra mulai

mengkhususkan diri pada penanganan anak-anak penderita autis-hiper-

Page 138: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

aktif dan gangguan syaraf seperti IQ lemah, gangguan motorik dan

lain-lain meski tetap menerima pasien dengan berbagai keluhan di atas.

Keputusan ini dilatarbelakangi fenomena semakin banyaknya

pasien autis-hiper-aktif yang berobat di Arogya Mitra dan ternyata bisa

sembuh total bila tuntas menjalani proses pengobatan.

Mengingat tujuan awal pendirian klinik adalah untuk membantu

sesama yang menderita, pihak klinik tidak membeda-bedakan latar

belakang pasien. Semua pasien diperlakukan layaknya bagian dari

keluarga besar Arogya Mitra. Yang kaya maupun yang miskin sama-

sama diberikan pengobatan yang optimal. Atas dasar itulah Arogya

Mitra menerapkan sistem subsidi silang sehingga akan semakin banyak

pasien tidak mampu yang dapat tertolong.

Arogya Mitra merupakan klinik perawatan pasien autis-hiper-aktif

dan gangguan syaraf yang berkonsep one stop service. Metode

pengobatan akupunturnya terintegrasi dengan berbagai terapi yang

bermanfaat untuk menstimulasi syaraf dan meningkatkan kemampuan

belajar pasien. Selain pembelajaran formal yang juga merupakan terapi

wicara, berbagai terapi tersebut diantaranya adalah renang, musik, dan

menggambar.

Lokasi yang terletak di daerah pinggiran kota yang masih rimbun

dengan tumbuhan dan hamparan sawah yang luas sangatlah menambah

nilai tersendiri bagi proses penyembuhan penyandang autis itu sendiri.

Hal ini menyebabkan polusi menjadi sedikit dan nuansa alami

terpancar dari lingkungan klinik ini sendiri.

Page 139: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Ruang terapi yang bersih dan nyaman dengan peralatan yang

memadai menjadi andalan Arogya Mitra.

b. Lokasi

Arogya Mitra Akupuntur beralamat di Dukuh Ngemplak,

Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah dengan nomor telepon 0272 3100018,

081 2297 5549, 0888 2895 563, 0819 1521 3888 dan website di

www.arogyamitraakupuntur.com.

c. Fasilitas dan Tema

Fasilitas yang ada pada Arogya Mitra Akupuntur antara lain ruang

jaga security, resepsionis, ruang konsultasi, ruang terapi, ruang diskusi

terapis, ruang tunggu, kantor, ruang pengembangan bakat, ruang

bermain, ruang rapat, pantry, gudang, ruang penginapan dan lavatory.

Tema pada Arogya Mitra Akupuntur adalah arsitektur china.

d. Elemen Pembentuk ruang

- Dinding

Dinding pada bangunan ini mayoritas menggunakan warna kuning

dan hijau dengan aksen merah

- Lantai

Lantai menggunakan perpaduan keramik.

- Ceiling

Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing

cat plafon warna putih.

e. Interior Sistem

- Penghawaan

Page 140: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Karena letaknya di pinggiran kota maka penghawaan alami adalah

hal yang diterapkan di sebagian banyak ruangan. Untuk menjaga

kualitas udara yang ada dalam ruangan yang lain maka

penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan dengan

menggunakan AC split.

- Pencahayaan

Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan

alami dari bukaan jendela derta dinding kaca. Namun tetap

menggunakan bantuan pencahayaan buatan.

- Akustik

Akustik pada bangunan dilakukan dengan banyak menanam

pepohonan disekitar bangunan.

f. Furniture

Furniture yang digunakan menggunakan meterial kayu dengan

finishing cat kayu warna warni agar suasana keceriaan dapat

terwujud, ada pula furniture yang bertema modern..

Page 141: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Foto Surve lapangan :

Gambar III.38 Gerbang Depan Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.39 Sanggar Kutilang Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.40 Sabtu Ceria Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.41 R. Rawat Inap Gambar III.42 Tangga dan Ram

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Page 142: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Gambar III.43 R. Rawat Inap Gambar III.44 Ruang Akupuntur Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.45 Kolam Renang Gambar III.46 Area Bermain Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.47 R. SI 1 Gambar III.48 R. SI 2

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.49 R. SI 3 Gambar III.50 R. SI 4 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Page 143: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Gambar III.51 Perpisahan Karyawan Gambar III.52 TokoPerlengkapan Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.53 Terapi Kegiatan 1 Gambar III.54 Terapi Kegiatan 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.55 Terapi Kegiatan 3 Gambar III.56 R. Fitness

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.57 R. Akupuntur Gambar III.58 R. Tunggu Terapi

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Page 144: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Gambar III.59 R. Terapi Musik 1 Gambar III.60 R. Terapi Musik 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.61 R. Terapi Musik 3 Gambar III.62 Teras Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.63 Tunggu 1 Gambar III.64 R. Tunggu 2 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.65 R. Tunggu 3 Gambar III.66 R. Tangga

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Page 145: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Gambar III.67 R. Parkir Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.68 Lavatory 1 Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Gambar III.69 Lavatory 2

Sumber : Dok. Pribadi Thn. 2010

Page 146: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

BAB IV

ANALISA DESAIN

A. ANALISIS EXISTING

1. Asumsi Lokasi

Pertimbangan Perancangan Lokasi Secara Umum

Dalam penentuan lokasi Autisma Center diperlukan suatu

pertimbangan yang matang dan faktor pendukung antara lain :

Ÿ Lokasi Strategis dan mudah dijangkau

Ÿ Terletak ditengah kota agar penyandang autis mudah bersosialisasi.

Ÿ Lokasi tersebut dekat dengan Pusat Kegiatan Masyarakat

Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi yang

ditentukan yaitu di daerah Jl. Kolonel Sutarto, Surakarta, yang

merupakan kawasan kegiatan masyarakat Surakarta, tepatnya di depan

Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi, lokasi ini dianggap tepat

karena lokasinya di tengah kota sehingga memudahkan penyandang

autis untuk lebih mudah bersosialisasi dengan orang-orang secara

umum.

Gambar IV.1 Peta Kota Surakarta (Denah Lokasi) Sumber : www.indonesia-tourism.com

Page 147: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

2. Potensi Lokasi

a. Surakarta sebagai kawasan pusat pengembangan pendidikan

Kota Surakarta merupakan salah satu daerah yang menjadi

barometer pendidikan nasional. Kondisi di daerah ini dianggap

mewakili dan merupakan tititk tengah dari daerah-daerah yang

tingkat pendidikannya maju, seperti DKI Jakarta maupun daerah-

daerah yang tingkat pendidikannya rendah. Sesuai dengan fungsi

kota yang ditetapkan, Kota Surakarta diharapkan dapat menjadi

kawasan pusat pengembangan pendidikan dalam skala lokal,

regional, dan nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas

serta kuantitas sarana dan prasarana pendidikan sehingga dapat

mendukung fungsi kota tersebut.

Namun hal ini dianggap cukup jika wadah pendidikan

hanya diperuntukkan anank-anak normal saja. Pemerataan

pendidikan harus dirasakan oleh seluruh anak, termasuk anak

dengan kebutuhan khusus. Perwujudan pendidikan bagi anak-anak

dengan kebutuhan khusus ini dapat dilakukan melalui jalur

Pendidikan Luar Biasa. Pendidikan Luar Biasa adalah usaha sadar

untuk menumbuhkembangkan semua potensi kemanusiaan peserta

didik luar biasa, baik yang menyandang kelainan maupun yang

dikaruniai keunggulan (kebutuhan khusus) secara optimal dan

terintegrasi agar bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan

masyarakat.

Page 148: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Anak autis, yang juga termasuk ke dalam golongan anak

berkebutuhan khusus, juga berhak mendapatkan pendidikan seperti

anak berkebutuhan khusus lainnya. Dengan demikian mereka dapat

mengembangkan potensi dalam diri mereka sebagai bekal

kemandirian dalam masyarakat. Meskipun hingga saat ini belum

terdapat progaram khusus dalam pendidikan luar biasa yang

diperuntukkan bagi anak autis, bukan berarti pendidikan untuk

anak autis kemudian diabaikan. Pendidikan bagi anak autis

merupakan pelengkap dari sistem yang masih mengesampingkan

kepentingan anak autis. Dan sebagai daerah yang masih menjadi

barometer pendidikan nasional, sudah selayaknya Kota Surakarta

menjadi pelopor dalam hal pendidikan bagi anak autis. Selain itu,

di kota Surakarta sendiri terdapat akademi Okupasi Terapi yang

siap mencetak tenaga terapis handal yang mampu menangani anak

autis. Kehadiran akademi ini diharapkan mampu mendukung dan

bersinergi dengan keberadaan fasilitas Autisma Center di

Surakarta.

b. Surakarta sebagai kota Rehabilitation Center

Sebagai lokasi keberadaan RS Orthopedi Dr. R. Soeharso,

maka Kota Surakarta dapat diidentikkan sebagai kota

Rehabilitation Center. Sebelum menjadi sebuah rumah sakit

rujukan nasional RS Orthopedi Dr. R. Soeharso pernah mengalami

beberapa kali pengembangan. RS Orthopedi Dr. R. Soeharso dapat

menjadi seperti sekarang karena peran Dr.Soeharso yang pada

Page 149: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

masa perang melawan Belanda sering memberikan bantuan kepada

para korban perang yang sebagian besar menderita cacat fisik.

Dengan keahlian yang dimiliki, beliau memberikan bantuan berupa

terapi kepada mereka yang menderita cacat tubuh, sampai akhirnya

berdirilah Rehabilitation Center (RC) yang berada tepat di sebelah

RS Dr. Moewardi, Jebres. Setelah mengalami perkembangan yang

cukup pesat, maka untuk memberikan pelayanan yang lebih luas

didirikan Lembaga Orthopedi bertujuan memberikan pelayanan

medik bagi membutuhkan pertolongan pada bagian Orthopedi.

Karena keberadaan Lembaga orthopedi danRC sangat dibutuhkan

dan merupakan satu-satunya di Indonesia, maka pemerintah

memutuskan untuk mendirikan dan meresmikan RS Orthopedi Dr.

R. Soeharso di Surakarta dan menjadikannya rumah sakit rujukan

nasional. Berdasarkan latar belakang sejarah tersebut, keberadaan

fasilitas pendidikan dan penanganan autisme terpadu diharapkan

dapat menjadi bagian dalam mendukung eksistensi Surakarta

sebagai kota Rehabilitation Center.

3. Denah Existing

Denah existing ini merupakan denah Perancangan Arsitektur Sekolah

Terpadu Khusus untuk Anak Autis yang merupakan karya Tugas

Akhir Wahyu Purwantini (I 0202095) Mahasiswa Arsitektur

Universitas Sebelas Maret. Dengan demikian existing ini hanya

memerlukan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan

kegiatan didalamnya.

Page 150: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Gambar IV.2 Denah Perubahan 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.3 Denah Perubahan 2 Sumber : Dokumen Pribadi

Page 151: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

4. Pengembangan Denah Existing

Untuk Pengembangan existing bangunan sebagai autisma

Center hanya memerlukan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan

kebutuhan kegiatan didalamnya. Dengan menambah ruangan yang ada

dan penyesuaian zoning grouping yang mengelompok sesuai dengan

kebutuhan pengunjung.

Gambar IV.4 Denah Existing 1 Sumber : Dokumen Pribadi

Page 152: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Gambar IV.5 Denah Existing 2 Sumber : Dokumen Pribadi

B. PROGRAMING

1. Status Kelembagaan

Bangunan Autisma Center merupakan usaha jasa swasta yang

bersifat komersil yang tujuannya membantu masyarakat penyandang

autism untuk berkembang selayaknya manusia normal pada umumnya.

Page 153: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

2. Stuktur Organisasi

Struktur organisasi dari Autisma Center ini adalah sebagai berikut :

Skema III.1. Strktur Organisasi Autisma Center di Surakarta

3. Sistem Operasional

Autisma Center ini mulai dibuka pada pukul 07.00 – 17.00

( Senin – Sabtu ).

4. Tinjauan Kegiatan

Kegiatan di dalam Autisma Center ini meliputi (1) Kegiatan

utama seperti Tusuk Akupuntur, Terapi Okupasi, Terapi Wicara,

Pengembangan Bakat, (2) Kegiatan pengelola seperti administrasi,

marketing, pengarsipan, pengarahan, pemberian informasi, pelayanan

serta kegiatan pengelolaan operasional, (3) Kegiatan servis yang terdiri

dari mecanical electrical, dan maintenance bangunan serta, (4)

kegiatan penunjang yang terdiri dari kegiatan menunggu, kebutuhan

informasi, interaksi, kebutuhan ibadah ( mushola ) dan kebutuhan

lavatory.

Kepala Akupuntur

Kepala Terapis

Bag Administrasi

Manager Toko

Owner

Pimpinan

Bag. Marketing

Admin Terapis Karyawan Asisten

Page 154: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

5. Pelaku kegiatan

Pelaku kegiatan di Autisma Center meliputi penyandang autis

yang melakukan perawatan ataupun pengantar, dan pengelola yang

terdiri dari pimpinan, administrasi umum, akupunturis, terapis,

karyawan toko, pengelola bangunan, dan pengelola maintenance.

6. Skema Pelayanan

Skema IV.2. Skema Pelayanan

Program Terapi : 1. Terapi wicara 2. Terapi Okupasi 3. Terapi Perilaku

(Lovaas/ metode ABA)

4. Terapi bermain 5. Terapi Musik 6. Auditory

integration therapy

7. Sensory integration therapy

Pendidikan Dasar Persiapan anak untuk masuk

sekolah regular dan remedial teaching

Intervensi Dini Program terapi intervensi dini dan terapi penunjang

Diagnosis and assessment program

Anak dengan karakteristik autisme

Parents Support Group

Page 155: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

7. Kegiatan dan Fasilitas

Kelompok

Keg.

Jenis Keg. Pelaku Keg. Jenis Keg. Keb. Ruang

Kegiatan

Utama

Konsultasi,

Identifikasi,

dan

assessment

awal

Anak dengan

karakteristik

autime

Ÿ Pemeriksaan/

Observasi

Ÿ Konsultasi

Ÿ R. Periksa

Ÿ R. Konsultasi

Tim

assessment

(akupunturis,

terapis)

Ÿ Memeriksa

anak

Ÿ Megkaji Tes

anak

Ÿ Memberi

Konsultasi

Ÿ R. Periksa

Ÿ R. Observasi

Ÿ R. Konsultasi

Orang Tua Ÿ Mengantar

anak

Ÿ Menunggu

giliran

periksa

Ÿ Konsultasi

Ÿ R. Administrasi

Ÿ R. Tunggu

Ÿ R. Konsultasi

Tamu Ÿ Mencari Info

Ÿ Konsultasi

Ÿ R. Informasi

Ÿ R. Konsultasi

Pengelola Ÿ Melayani

Administrasi

Ÿ Memberi

Info

Ÿ R. Administrasi

Ÿ R. Informasi

Program

Terapi

Anak autis,

terapis, dan

co-terapis

Ÿ Terapi

Wicara

Ÿ Terapi

Okupasi

Ÿ Terapi

Bermain

Ÿ R. Latihan Fisik

Ÿ R.Kerampilan

Ÿ R. Keterampilan

Ÿ R. ADL (dapat

diintegrasikan

dan R Umum)

Ÿ Kolam renang

Ÿ R. bermain

Indoor

R. Bermain

Outdoor

Tabel IV.1. Kegiatan dan Fasilitas

Page 156: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Kelompok

Keg.

Jenis Keg. Pelaku Keg. Jenis Keg. Keb. Ruang

Ÿ Terapi Musik

Ÿ Auditory

integration

therapy

Ÿ Sensory

integration

therapy

Ÿ R. Bermain

Ÿ R.Terapi musik

Ÿ R. Auditory

integration

therapy

Ÿ R. Sensory

integration

therapy

terapis, dan

co-terapis

Ÿ Beekerja

Ÿ Evaluasi

Ÿ Konsultasi

Ÿ R. Kerja

Ÿ R. Evaluasi

Ÿ R. Konsul

Manager

Terapi

Ÿ Bekerja

Ÿ Koordinasi

Ÿ R. Kerja

Ÿ R. rapat

Administrasi Ÿ Administrasi

Ÿ Informasi

Ÿ R. kerja

Ÿ R. privat

Ortu Ÿ Antar

Ÿ Menunggu

Ÿ Konsultasi

Ÿ R. Administrasi

Ÿ R. Tunggu

Ÿ R. Konsultasi

Tabel IV.1. Kegiatan dan Fasilitas

Page 157: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

8. Analisa Kegiatan dan Besaran Ruang

Besaran ruang pendidikan desain interior disesuaikan menurut

kebutuhan dan standart yang telah ditetapkan berdasarkan ukuran :

a. HD : Dimensi Manusia dan Ruang Interior

b. DA : Data Arsitek

c. TS : Time Saver for interior design

a. Lobby

N

o.

Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

1. Lobby 30 orang

= 30% x 30 x 1.1

= 9.9 m²

9.9

2. Front

Office /

ruang

Informasi

2 orang 2 Kursi

1 Meja

(0.45x0.45)x2 = 0.41

(0.6x2.5)x1 = 1.50 +

1.91

Sirkulasi :

= (1x2) + (1+2)25%

= 2.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 1.91

= 0.48

Total Furn. :

= 1.91 + 2.75+0.48

= 5.14

Toleransi Barang :

= 25% x 5.14

= 1.23

Total Keb. Ruang :

= 5.14+ 1.23

= 6.37 m²

6.37

3. Ruang

Tamu /

Tunggu

12 0rang 12 kursi tunggu

2 Meja

4 Pot Bunga

(0.85x0.85)x12 = 8.67

(1.5x0.8)x2 = 2.40

(0.5x0.5)x4 =1.00 +

12.07

Sirkulasi :

= (1x12) + (1+12)25%

= 15.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 12.07

= 3.00

Total Furn. :

= 12.07 + 15.25 + 3

= 30.32

Tabel IV.2. Loby

Page 158: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

N

o.

Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

Toleransi Barang :

= 25% x 30.32

= 7.58

Total Kebutuhan

Ruang :

= 30.32 + 7.58

= 37.9m²

37.9

Total Luas

BS

54.

17

Tabel IV.2. Loby

b. Ruang Kerja

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

1. Ruang

Admin

Akupuntur

3 orang

3 Kursi Metode pemeriksaan

dilakukan dengan

pengamatan langsung

terhadap interaksi sosial

anak. Jarak intim = 15-50

cm. Rentang tubuh anak

dalam posisi duduk adalah

41 cm. Rentang tubuh orang

dewasa dalam posisi duduk

adalah 94 cm. Kebutuhan

luas ruang adalah 3 m².

2 kursi untuk orang tua @

0.4 m² = 0.8 m².

Kebutuhan luas

ruang adalah 3 m².

3 kursi untuk orang

tua @ 0.4 m² = 1.2

m².

Flow 100% = 4.2 m².

Luas ruang = 3 + 1.2

+4.8 = 9.00

9.00

2. Ruang

Tunggu

Akupuntur

12 orang 12 Kursi

2 pot bunga

(0.45x0.45)x12 = 2.43

(0.5x0.5)x2 = 0.50 +

2.93

Sirkulasi :

= (1x12) + (1+12)

25%

= 15.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 2.93

= 0.73

Tabel IV.3. Ruang Kerja

Page 159: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

Total Furn. :

= 2.93 + 15.25 +

0.73 = 18.91

Toleransi Barang :

= 25% x 18.91

= 4.73

Total Kebuthan

Ruang :

= 18.91+ 4.73

= 23.64

23.64

3. Ruang

Akupuntur

12 0rang 6 Bed

(1x2)x6 = 12

Sirkulasi :

= (1x12) + (1+12)

25%

= 15.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 12

= 3

Total Furn. :

= 3 + 15.25 + 3

= 21.25

Toleransi Barang :

= 25% x 21.25

=5.30

Total Kebuthan

Ruang :

= 21.25+ 5.30

= 26.55

26.55

4. Ruang

Akupuntur

is

6 Orang

2 Meja

3 Kursi

3 Sofa

(1.5x0.8)x1 = 1.20

(0.45x0.45)x3 = 0.61

(0.85x0.85)x3 = 2.17 +

3.98

Sirkulasi :

= (1x6) + (1+6)25%

= 7.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 3.98

= 1

Total Furn. :

= 3.98 + 7.75+ 1

Tabel IV.3. Ruang Kerja

Page 160: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

= 12.73

Toleransi Barang :

= 25% x 12.73

= 3.18

Total Kebuthan

Ruang :

= 12.73 + 3.18

= 15.91 m²

15.91

Total Luas

BS

75.1

Tabel IV.3. Ruang Kerja

c. Ruang Terapi

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

1. Ruang

Terapi

wicara

Individu

2 orang

2 Kursi

1 Meja

(0.35x0.35)x2 = 0.25

(0.8 x0.6)x1 = 0.48 +

0.73

Sirkulasi :

= (1x2) + (1+2)25%

= 2.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 0.73

= 0.18

Total Furn. :

= 0.73 + 2.75 + 0.18

= 3.66

Toleransi Barang :

= 25% x 3.66

= 0.92

Total Kebuthan

Ruang :

= 3.66 + 0.92

= 4.58

Ada 9 ruang

= 9 x 4.58

= 41.22 m²

41.22

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 161: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

2. Ruang

Terapi

wicara

Kelompok

8 orang 6 Kursi

2 Kursi

6 Meja

(0.35x0.35)x6 = 0.74

(0.45x0.45)x2 = 0.41

(0.8 x0.6)x6 = 2.88 +

4.03

Sirkulasi :

= (1x8) + (1+8)25%

= 10.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 4.03

= 1

Total Furn. :

= 4.03 + 10.25 + 1

= 15.28

Toleransi Barang :

= 25% x 15.28

= 3.82

Total Kebuthan

Ruang :

= 15.28 + 3.82

= 19.1m²

19.1

3. Terapi

Okupasi

a) Ruang

Fitnes

20 0rang

(12 anak

autis dan 4

terapis, 4

co-terapis)

Bentang tangan anak

:

@ 1.44 m² x 12 =

17.28

Bentang tangan

dewasa :

@ 1.92 m² x 4 =

15.56

Total Bentang tangan

adalah 32.84 m²

Flow 100% = 32.84

Luas ruang

= 32.84+32.84=

65.68 m²

= 65.84 m²

68.84

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 162: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

3. b) Ruang

Basic

Skill

(ruang ganti

pakaian,

ruang

makan dan

toilet

training di

dalam 1

area)

20 Orang

(12 anak

autis dan 4

terapis, 4

co-terapis)

Ruang Ganti

pakaian

Ruang Makan

4 Kursi

1 Meja

2 Wastafel

Pantry

Toilet Training

(0.45x0.45)x 4 = 0.81

(1.0x1.0)x1 = 1.00

@ 0.6x2 = 1.20 +

3.01

15 m² (asumsi)

Untuk tiap anak @

2.5 m²

Kapasitas 3 anak

= 2.5 x 3 = 7.5 m²

Sirkulasi :

= (1x4) + (1+4)25%

= 5.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 3.01

= 0.75

Total Furn. :

= 3.01+ 5.25 + 0.75

= 9

Toleransi Barang :

= 25% x 9

= 2.25

Total Kebuthan

Ruang :

= 9 + 2.25

= 11.25 m²

15 m²

Standart 1 unit toilet

= 1.4 x 1.8

= 2.52 m²

Direncanakan 5 unit

= 5 x 2.52

= 12.60 m²

46.35

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 163: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

c) Kolam

Renang

Asumsi Luas Kolam

= 8 x 12 = 96 m²

Pancuran dan ruang

bilas

= 16 m²

Ruang Ganti

= 20 m²

Ruang Istirahat

= 30 m²

Total luas nya adalah

162 m²

162

4. Ruang

Bermainan

Indoor

Motorik

Halus

Motorik

Kasar

4 Rak diplay

1 Meja

Papan Seluncur,

Mandi Bola.

Flying Fox,

,trampolin dll

(2.x0.50)x4 = 4.00

(2.0x2.0)x1 = 4.00 +

8.00

Sirkulasi :

=(1x10)+ (1+10)25%

= 12.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 8.00

= 2

Total Furn. :

= 8 + 12.75 + 2

= 22.75

Toleransi Barang :

= 25% x 22.75

= 5.69

Total Kebuthan

Ruang :

= 22.75+ 5.69

= 28.44

Asumsi luas

kebutuhan ruangnya

adalah 160 m²

188.4

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 164: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

5. Ruang

Tunggu

bawah

72 orang 72 kursi

4 Pot

(0.45x0.45)x72 = 14.58

(0.5x0.5)x4 = 1.00+

15.58

Sirkulasi :

= (1x72) +

(1+72)25%

= 90.25

Toleransi Furn. :

= 25% x 15.58

= 3.9

Total Furn. :

= 15.58 + 90.25 +3.9

= 109.73

Toleransi Barang :

= 25% x 109.73

= 27.4

Total Kebuthan

Ruang :

= 109.73 + 27.4

= 137.13

137.

13

6. Ruang

Pengemba

ngan Bakat

Komputer

Rak terbuka

5 Meja Komp.

10 Kursi

Lukis

Meja bawah

Rak terbuka

3 Meja

3 Kursi

Musik

Peralatan Musik

(0.5x1.5)x2 = 1.50

(0.40x0.80)x5 = 1.60

(0.45x0.45)x10 = 2.03 +

5.13

(2.00x2.00) x1 = 4.00

(0.5x1.5)x2 = 1.50

(0.40x0.80)x5 = 1.60

(0.45x0.45)x10 = 2.03 +

9.13

Asumsi 16 m²

Sirkulasi :

= (1x30) +

(1+30)25%

= 37.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 30.26

= 7.57

Total Furn. :

= 30.26 + 37.75

+7.57

= 75.58

Toleransi Barang :

= 25% x 75.58

= 18.90

Total Kebuthan

Ruang :

= 75.58+ 18.90

= 94.48

94.48

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 165: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

7. Ruang

Tunggu

Atas

18 orang

18 Sofa

2 Pot Bunga

(0.85x0.85)x18 = 13.00

(0.5x0.5)x2 = 0.50 +

13.50

Sirkulasi :

= (1x18) +

(1+18)25%

= 22.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 13.50

= 3.38

Total Furn. :

= 13.50 + 22.75

+3.38

= 39.63

Toleransi Barang :

= 25% x 39.63

= 9.9

Total Kebuthan

Ruang :

= 39.63+ 9.9

= 49.53

49.53

8. Lavatory 11 orang Standart 1 unit toilet

= 1.4 x 1.8

= 2.52 m²

Direncanakan 13 unit

= 11 x 2.52

= 27.72 m²

27.72

Total Luas

BS

834.

77

Tabel IV.4. Ruang Terapi

Page 166: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

d. Ruang Terapis

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

1. Ruang

Terapis

dan Co-

terapis

15 orang

15 Sofa

4 Credenza

(0.85x0.85)x15 = 10.84

(1.2x0.5)x4 = 2.40 +

13.24

Sirkulasi :

=(1x15)+ (1+15)25%

= 19

Toleransi Furn. :

= 25% x 13.24

= 3.31

Total Furn. :

= 13.24 + 19 + 3.31

= 35.55

Toleransi Barang :

= 25% x 35.55

= 8.90

Total Kebuthan

Ruang :

= 35.55+ 8.90

= 44.45

44.45

2. Ruang

Diskusi

8 orang 8 Kursi

1 Meja

(0.45x0.45)x8 = 1.62

(2.00 x 1 )x1 = 2.00 +

3.62

Sirkulasi :

= (1x8) + (1+8)25%

= 10.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 3.62

= 0.9

Total Furn. :

= 3.62 + 10.75 + 0.9

= 15.27

Toleransi Barang :

= 25% x 15.27

= 3.8

Total Kebuthan

Ruang :

= 15.27 + 3.8

= 19.07

19.07

Tabel IV.5. Ruang Terapis

Page 167: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

3. Ruang

Administra

si

2 0rang 2 Meja

2 Kursi

2 Credenza

(1.5x0.6)x2 = 1.80

(0.45x0.45)x2 = 0.41

(1.2x0.4)x2 = 0.96 +

3.17

Sirkulasi :

= (1x2) + (1+2)25%

= 2.75

Toleransi Furn. :

= 25% x 3.17

= 0.80

Total Furn. :

= 3.17 + 2.75 + 0.80

= 6.72

Toleransi Barang :

= 25% x 6.72

= 1.68

Total Kebuthan

Ruang :

= 6.72+ 1.68

= 8.4

8.4

4. Ruang

Pimpinan

3 Orang 3 Sofa

2 Meja

3 Kursi

1 Credenza

(0.85x0.85)x3 = 2.18

(1.5x0.8)x2 = 2.40

(0.45x0.45)x3 = 0.61

(1.2x0.4)x1 = 0.48 +

5.67

Sirkulasi :

= (1x3) + (1+3)25%

= 4

Toleransi Furn. :

= 25% x 5.67

= 1.42

Total Furn. :

= 5.67 + 4 + 1.42

= 11.1

Toleransi Barang :

= 25% x 11.1

= 2.78

Total Kebutuhan

Ruang :

= 11.1+ 2.78

= 13.88

13.88

Tabel IV.5. Ruang Terapis

Page 168: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

Luas

7. Lavatory 2 Orang Standart 1 unit toilet

= 1.4 x 1.8

= 2.52 m²

Direncanakan 2 unit

= 2 x 2.52

= 5.04 m²

5.04

Total Luas

BS

90.84

Tabel IV.5. Ruang Terapis

e. Toko

No. Ruang Asumsi Furniture Ukuran Furniture (m²) Besaran ruang

( m²)

luas

1. Toko 130

2. Gudang 15

3.

Total

Luas R.

145

Tabel IV.6. Toko

Total Kebutuhan Besaran Ruang 1199.88 m²

9. Sistem Organisasi Ruang

a. Pertimbangan

Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan

fungsi Autisma Center, maka orgaanisasi ruang harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

Page 169: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

1) Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan

pengunjung.

2) Tingkat efisiensi ruang yang cukup.

3) Pengaturan tingkat kebisingan untuk menciptakan suasana yang

natural.

4) Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah.

b. Alternatif pengorganisasian ruang

Organisasi

Ruang Keuntungan Kerugian

a) Linier

· Mudah menyesuaikan

kondisi

· Sirkulasi jelas dan terarah

· Pencapaian mudah

· Adanya hirarki ruang

· Kurang efisien, dan

butuh banyak ruang

· Tidak ada orientasi

utama dari semua

ruang

· Tidak ada

pengelompokan dan

pemilahan kegiatan

berdasarkan sifat

fungsi kegiatan

· Terpusat

· Memiliki pusat / orientasi

kegiatan

· Bersifat stabil

· Pencapaian ke titik ter-

tentu mudah & langsung

· Efisiensi tinggi

· Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Tabel IV.7. Alternatif pengorganisasian ruang

Page 170: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Organisasi

Ruang Keuntungan Kerugian

· Radial

· Perpaduan antara organi-

sasi linier dan radial

· Menghasilkan pola

dinamis

· Pencapaian ke titik

tertentu mudah dan

langsung

· Arah sirkulasi

terpusat pada satu

titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

· Cluster

· Dapat menerima ruang –

ruang yang berlainan

bentuknya

· Luwes dan dapat mene-

rima pertumbuhan dan

perubahan langsug tanpa

mempengaruhi karakter-

nya

· Tidak ada orientasi

utama pada ruang

· Kontrol visual kurang

baik

Tabel IV.7. Alternatif pengorganisasian ruang

Dari keempat alternatif di atas, penulis menggunakan organisasi

ruang linier karena organisasi ruang linier bertujuan sirkulasi jelas dan

terarah, hal ini dibutuhkan bagi penyandang autis agar perkembangan

peenyandang autis juga jelas dan terarah.

Page 171: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

10. Sistem Sirkulasi

Terdapat beberapa jenis sistem sirkulasi, yaitu:

a. Linier

Semua jalan pada dasarnya adalah linier. Jalan yang lurus

dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu deret ruang-

ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau

berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau

membentuk putaran (loop).

b. Radial

Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang

berkermbang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersarna.

c. Spiral (berputar)

Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal

menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat

dengan jarak yang berubah.

d. Grid

Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang

Saling berpotonqan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur

sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat.

e. Jaringan

Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang

menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang.

f. Komposit (gabungan)

Page 172: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat

kombinasi dari pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap

pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan atau kamar,

serta tempat untuk sirkulasi vertikal berupa tangga-tangga,

landaian, dan elevator. Semua bentuk titik pusat ini

memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan

menyediakan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan

menentukan orientasi. Untuk menghindari timbulnya orientasi

yang Membingungkan, suatu susunan hirarkis di antara jalur-jalur

dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala,

bentuk, panjang, serta penempatannya.

Gambar IV.6 Ilustrasi Pola sirkulasi

Sumber : cing 2000, hal 221

Berdasarkan beberapa alternatif dalam sistem sirkulasi di

atas, penulis menggunakan sistem sirkulasi Jaringan karena

kebutuhan kegiatan pengguna bangunan diarahkan melaluli sebuah

Page 173: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

pola untuk menentukan sirkulasi kegiatan pengunjung sehingga

lebih terarah dan sesuai kebutuhan

11. Hubungan Antar Ruang

TABEL HUBUNGAN ANTAR RUANG

Tabel IV.8. Hubungan Antar Ruang

12. Zoning dan Grouping

Penentuan zoning dan grouping dalam sebuah bangunan

disesuaikan dengan fungsi dan aktivitas manusia yang menggunakan

bangunan tersebut. Perencanaan yang tepat akan memudahkan dan

mendukung aktivitas manusia di dalamnya.

Page 174: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Dengan pertimbangan tersebut, kriteria ruang dalam autisma

center terbagi menjadi beberapa zona sebagai berikut :

a. Zona Publik

Merupakan zona yang sangat umum. Setiap orang dapat

menempatinya tanpa syarat atau peraturan yang mengikat.

b. Zona Semi Publik

Pengelompokan ruang yang memungkinkan terjadinya

interaksi antara pengunjung dengan pengunjung ataupun dengan

pengelola. Keberadaan seseorang di dalam zona ini memerlukan

syarat atau peraturan tertentu demi kelancaran kerja pengelola dan

pengelola memiliki kendali yang lebih terhadap pihak lain.

Ruang-ruang yang termasuk di dalam zona semi publik

meliputi fasilitas-fasilitas publik untuk memenuhi kebutuhan pihak

lain yang terikat dalam pengelolaan

c. Zona Privat

Merupakan pengelompokan ruang yang hanya digunakan

oleh pihak-pihak tertentu dengan syarat-syarat yang kuat karena

besifat pribadi. Ruang-ruang yang termasuk dalam zona ini

tertutup bagi umum untuk kepentingan kegiatan yang ada

didalamnya..

Page 175: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

d. Zona service

Ruang-ruang penunjang di dalam sebuah bangunan untuk

melangkapi dan mendukung segala kegiatan manusia di dalamnya.

Zona ini digunakan oleh pengelola maupun pihak lain.

Gambar IV.7 Zoning Grouping

Page 176: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

C. Konsep Perancangan

1. Pola Pikir Desain

Skema IV.3. Pola Pikir Desain

Sumber : Asumsi Penulis

DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER

Studi Literatur Studi Lapangan

Data Informasi Proyek

Konsep Desain

Alternatif Desain

Skesta Desain

Desain Akhir

Rumusan Masalah

Human Faktor

Aspek Lingkungan

Aspek Budaya

Studi Literatur

Aspek Keamanan

Aspek Ekonomi

Interior sistem

Norma desain

Aspek Politik

Aspek Sosial

Aspek Tema

Page 177: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

2. Ide Gagasan

Ide dan Gagasan dari perancangan Autisma Center ini adalah

bagaimana menciptakan suasana terapi yang menyejukkan ditengah

kota. Menghadirkan suasana yang homy, akrab, alami, peduli pada

lingkungan namun tetap modern. Keterbatasan lahan hijau kota

mendorong adanya pengaplikasian antara landscape bangunan dengan

interior bangunan untuk menampilkan kesan bangunan alami dan

berwawasan pada lingkunan di tengah kota.

Dasar mendesain Bangunan yang Berorientasi pada Lingkungan

Ada lima dasar dalam mendesain bangunan yang berorientasi pada

lingkungan (www.environmentdesigncollaboratve.com) :

1. Ekologi bangunan

Menghindarkan atau mengurangi produk material bangunan

dan system dalam bangunan yang mengandung racun karena dapat

mempengaruhi kandungan udara dalam bangunan yang tidak sehat

bagi penghuninya setelah beberapa tahun pelaksanaan produksi.

2. Efisiensi Energi

Penggunaaan sumber daya matahari dan arah arus angin

sebagai penghasil listrik pencahayaan alami dan penghawaan

alami. Pemilihan alat yang efektif untuk penghasil energi listrikdan

sistem pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan peralatan

listrik konvensional yang cukup mahal. Selain itu pemilihan

material dan sistem penyekat energi matahari yang dapat

Page 178: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

menyimpan panas pada siang hari dan dapat dipergunakan pada

waktu malam hari sebagai pemanas ruangan.

3. Material

Penggunaan material yang berpengaruh aman secara konsisten

dan keseimbangan lingkungan hidup yang dapat tercapai.

Misalnya, dengan bahan yang berasal dari bahan pendaur ulangan

sehingga lebih aman untuk diproduksi dan dipakai. Selain itu,

penggunaan material tidak diambil dari perusakan hutan dan tidak

menghasilkan sisa berupa racun walaupun melalui proses yang

lama.

4. Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan yang merespon lingkungan alam dengan

mendekati bentuk tanah, vegetasi, pola iklim. Desainnya dapat

secara estetis dapat merefleksi alam lokal / regional dan merespon

keadaan iklim mikro disekitar bangunan. Bangunan yang dibangun

menyesuaikan menyesuaikan dengan keadaan site, tidak harus

merusak kontur tanah, atau menghilangkan vegetasi yang ada

tetapi mempergunakannya sebagi pencipta suasana atau keadaan

disekitar dan di dalam bangunan agar menjadi nyaman.

5. Pendekatan Desain

Hal ini meliputi seluruh bagian yang dihuni. Bangunan yang

tahan lama, kemudahan penggunaan, daur ulang, indah

memerlukan sedikit energi dan lebih berharga dimasa depan.

Page 179: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

3. Tema

Tema yang digunakan penulis dalam perancangan Autisma

Center ini adalah Modern Natural. Tema yang bernuansa natural dirasa

penulis sesuai untuk mewujudkan fasilitas terapi ditengah kota yang

bersifat menyejukkan karena menampilkan suasana yang asri yang kini

semakin jarang perkotaan. Dengan pengaplikasian perpaduan material

alami dan modern

4. Suasana dan Karakter Ruang

Suasana dan karakter ruang yang ingin ditampilkan penulis

dalam perancangan Autisma Center ini adalah homy, fresh dan

modern. Suasana dan karakter homy, fresh dan modern mencakup baik

dari segi fisik maupun psikis. Dari segi fisik melalui material yang

digunakan yang mengacu pada alam namun tetap moderen

mengaplikasikan alam dalam perancangan interior. Bukaan yang lebar

dan pada ruang perawatan seakan-akan bangunan berada diatas air.

Banyak bukaan selain sebagai pemanvaatan pencahayaan juga sebagi

view keluar yang menyegarkan.

5. Pola Penataan Lay Out

Penataan lay out pada Autisma Center ini ditekankan pada pola

kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi baik

pegawai maupun pengunjung maka ruangan yang kegiatannya saling

berhubungan didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan

pengelolaan diletakkan pada sisi samping untuk memusahkan sirkulasi

Page 180: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

pengelola tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung yang sedang

melakukan perawatan. Sedangkan untuk area privat diletakan di

belakang area publik bertujuan untuk menjaga kenyamanan kegiatan

yang berlangsung didalamnya.

6. Unsur Pembentuk Ruang

1) Lantai

a. Dasar Pertimbangan

i. Mudah dalam perawatan

ii. Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan

yang lebih tinggi mampu meredam sumber bising seperti

bunyi langkah kaki.

iii. Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan

yang lebih tinggi sebaiknya tidak menggunakan banyak

ruang sehingga tidak mengganggu aktivitas dan kinerja di

dalamnya

iv. Lantai menjadi petunjuk arah dan mempertegas batas ruang

yang ada.

v. Lantai tidak menghantarkan listrik statis.

Page 181: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

b. Analisa Bahan dan Kegunaan

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM ANALISA KEGUNAAN

Keramik tile · Tahan gores

· Tahan lama

· Kaya akan bentuk dan corak

· Mudah pemasangan, penggantian,

dan perawatan

· Kantor

· Ruang rapat

· Dapur

· Musola

· Lavolatory

· Ruang karyawan

· Ruang Tunggu

Batu Coral · Natural

· Material keras

· Mudah Diaplikasikan

· Tahan kotor

· Pemeliharaan mudah dilakukan

dengan air

· Teras

· List lantai ruangan

Granito · Tahan gores

· Tahan lama

· Material keras

· Mudah perawatan

· Kuat menahan beban

· Permanen

· Kaku dan keras

· Mahal

· Natural

· Lobby

Tabel IV.9. Analisa bahan dan kegunaan pada lantai Sumber : Asumsi Penulis

Page 182: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM ANALISA KEGUNAAN

Batu alam · Natural

· Perawatan mudah

· Tahan lama

· Teras

Parquet · Natural

· Hangat

· Meredam aliran listrik

· Kuat menahan beban

· Mudah dibersihkan

· Perawatan khusus

· Tidak tahan gores

· Ruang Terapi

Tabel IV.9. Analisa bahan dan kegunaan pada lantai Sumber : Asumsi Penulis

2) Dinding

1) Dasar Pertimbangan

a) Dinding bersifat isolator terhadap radiasi sinar matahari

untuk menjaga temperatur di dalam ruang.

b) Dinding mampu meredam bising yang berasal dari dalam

maupun luar ruangan.

c) Dinding berfungsi sebagai pembatas yang memisahkan

ruang satu dengan ruang lainnya.

d) Dinding merupakan pembatas yang menegaskan fungsi

ruang

Page 183: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

2) Analisa Bahan dan Kegunaan

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM ANALISA KEGUNAAN

Batu Bata · Kuat Menahan Beban

· Tahan panas dan dingin

· Kuat menahan beban

· Keras

· Murah

· Semua ruang

Kaca · Tahan air

· Tembus pandang

· Mudah dibersihkan

· Murah

· Kuat tehadap cuaca

· Praktis dan ekonomis

· Tidak tahan getaran

· Lobby

· Ruang Tunggu

· Kantor

Kayu · Tahan panas dan dingin

· Natural

· Mudah dibersihkan

· Meredam suara

· Tidak tahan air

· Ruang Terapi

Batu Alam · Natural

· Menarik

· Mudah dibersihkan

· R. Terapi

Cat · Murah

· Aneka warna

· Menarik

· Ketahanan warna, air, cuaca tergantung merek dan harga.

· Semua ruang

Tabel IV.10. Analisa bahan dan kegunaan pada Dinding

Sumber : Asumsi Penulis

Page 184: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

3) Ceiling

1) Dasar Pertimbangan

i. Ceiling merupakan tempat berbagai instalasi ME

(Mechanical Electrical)

ii. Ceiling sebagai peredam dan pemantul suara.

iii. Ceiling berfungsi mempertegas fungsi ruang di bawahnya.

iv. Ceiling memiliki ketinggian yang menysuaikan fungsi.

v. Ceiling sebagai pendukung akustik.

2) Analisa Bahan dan Kegunaan

JENIS BAHAN KRITERIA UMUM ANALISA KEGUNAAN

Gysum board · Perawatan mudah

· Aplikasi mudah

· Banyak Pilihan

· Ceiling

Kayu · Alami

· Perawatan mudah

· Banyak variasi

· Bukan penghantar panas

· ceiling

Kaca · Transparan

· Modern

· Mewah

· Ceiling

Tabel IV.11. Analisa bahan dan kegunaan pada Ceiling

Sumber : Asumsi Penulis

Page 185: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

7. Furniture

Furniture modern natural memiliki bentuk-bentuk yang ringan,

simpel, bersih dan tanpa ornamen dengan aplikasi material perpaduan

alami ( kayu, rotan, bambu ) dan modern ( stainless, logam, kaca

)sehingga tercipta furniture yang alami namun tetap kekinian (

mengikuti perkembangan ).

8. Bentuk dan Warna

Sesuai dengan konsep dan tema dari perancangan Autisma

Center yaitu tropis modern maka warna yang digunakan mengacu pada

warna-warna alam ( coklat, hijau), dengan aksen warna segar yang

terinspirasi dari warna tropis bunga dan buah ( oranye, merah, kuning,

ungu ) namun dengan intensitas warna yang soft untuk menciptakan

suasana yang tenang, asri, dan akrab.

Bentuk yang digunakan memilih bentuk-bentuk yang simpel

namun tetap aman bangi penguna.

9. Interior Sistem

1) Pencahayaan

Konsep interior modern natural yang berwawasan pada

lingkungan menuntut untuk memanfaatkan potensi alam tak

terbatas, contohnya sinar matahari. Indonesia adalah negara yang

dilewati oleh garis khatulistiwa, sehingga mendapatkan sinar

matahari lebih kurang 12 jam dalam sehari. Memanfaatkan sinar

Page 186: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

matahari semaksimal mungkin di siang hari akan menghemat

energi listrik yang digunakan untuk menyalakan lampu. Sedangkan

untuk malam hari dan saat cuaca tidak mendukung dibuat Penataan

cahaya sesuai kebutuhan kegiatan dalam Autisma Center ini.

Ruang-ruang yang ada sengaja di desain agar langsung ke luar

bangunan sehingga pemaksimalan cahaya matahari dapat

dilakukan dengan merancang bukaan baik berupa pintu kaca,

jendela, kisi-kisi sebagi sarana pemaksimalan pencahyaan alami.

2) Penghawaan

Meskipun konsep modern natural berwawasan lingkungan

mengedepankan alam namun untuk memenuhi kenyamanan

pengguna maka penggunaan penghawaan alami hanya dapat

diterapkan di beberapa ruang saja sedangkan untuk ruang- ruang

yang lain menggunakan penghawaan buatan berupa AC. Namun

desain keseluruhan ruangan di desain agar memungkinkan

menggunakan penghawaan alami jika dikehendaki. Sehingga dapat

dikatakan desain fleksibel.

Karena letaknya di tengah kota dengan kondisi udara yang

sudah tidak bagus lagi maka pengkondisian udara di sekitar

bangunan di tangani dengan cara menanami pohon-pohon di

sekitar bangunan agar konsisi udara lebih stabil karena pohon

difungsikan sebagi filter udara kotor dari luar.

Page 187: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

3) Akustik

Akustik yang digunakan dalam perancangan interior

Autisma Center ini bernuansa alam. Suara daun-daun pohon yang

berada di sekeliling bangunan memberikan kesan ketenangan alam.

Suara gemericik air semakin memperkuat kesan alami. Ruang-

ruang terapi sebisa mungkin dihindarkan dari gangguan

kebisingan.

10. Sistem Keamanan

1. Dari Ancaman Kebakaran

Suatu perancangan yang baik tentunya memperhatikan

masalah keamanan dari segi fisik bangunan dan terutama yang

menyangkut kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang

mengganggu serta membahayakan jiwa seseorang. Maka

diperlukan sarana peralatan yang berhubungan dengan keamanan

yang dapat diletakkan paada titik utilitas bangunan.

Peralatan tersebut dapat berupa :

1) Fire estinguisher. Alat pemadam kebakaran portabel dengan

jarakjauh antara unit 20 - 25 m2.

2) Smoke detector. Alat yang bekerja bila suhu mencapai 70 o C.

3) Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada

api atau panas pada suhu 135 o C - 160 o C. Pemasangan pada

tempat yang tepat sehingga dapat terdengar apabila terindikasi

adanya bahaya kebakaran.

Page 188: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

4) Spinkler, suatu jaringan saluran yang dilengkapi dengan kepala

penyiram. Setipa spinkler dapat melayani luas area 10 – 20 m

dengan ketinggian ruang 3m

5) Hidran kebakaran. Sistem ini menggunakan daya semprot air

melalui selang sepanjang 30m, apasitas 400L/menit. Peletakan

pada satu unit untuk 1000m2, letak kotak hidran 75 cm dari

permukaan lantai.

2. Dari ancaman kejahatan manusia

Dasar pertimbangan :

1) Sistem operasionalnya yang mudah dan memiliki kemampuan

tinggi untuk melindungi bangunan

2) Tidak mengganggu penampilan bangunan

3) Bentuk dan luasan bangunan

4) Jenis sistem yang digunakan :

a. Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang

digunakan untuk memantau atau memonitor kegiatan yang

sedang berlangsung dengan menggunakan kamera TV

sebagai alat monitoring

b. Sistem door and exit control merupakan sistem dengan

pemakaian pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang

datang dari luar bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan

dengan luar bangunan diberi dan diawasi oleh seperangkat

alat pendeteksi elektronik.

Page 189: DESAIN INTERIOR AUTISMA CENTER DI SURAKARTA … · Soedarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Mempelajari dari uraian – uraian yang tertulis dari bab sebelumnya

penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Autisma Center merupakan wadah yang memberi fasilitas bagi

orang tua dan penyandang autis untuk mengembangkan potensi

yang ada.

2. Tema yang diterapkan pada perancangan diharapkan mampu

memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan

psikologis, dan perilaku penyandang autis yang mengunjungi

Autisma Center.

B. Saran

Pada dasarnya keberhasilan desain dapat ditinjau dari :

1. Desain yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai

2. Penggunaan bahan dan material yang sesuai dengan fungsi dan

kebutuhan

3. Tema yang mendukung perancangan

4. Tercapainya hasil yang baik dari segi estetis

Untuk itu perlu partisipasi dari semua masyarakat untuk menciptakan

keberhasilan desain.