Demam Dengue Irham
-
Upload
ahmad-rahmat-ramadhan-tantu -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
description
Transcript of Demam Dengue Irham
REFLEKSI KASUS DESEMBER 2015
“DEMAM DENGUE PADA ANAK”
Nama : Irham
No. Stambuk : N 111 15 055
Pembimbing : dr.Kartin Akune, Sp.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT DAERAHUNDATA
PALU
2015
PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue, merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga
dekade terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tersebut di berbagai
negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%. Penyakit
dengue terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan sekitar 2,5
milyar penduduk yang mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit ini.
Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus dengue yang
500.000 di antaranya memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari pasien rawat
inap adalah anak-anak.1
Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk Stegomiya
aegipty (dahulu disebut Aedes Aegepty) dan Stegomiya albopictus (dahulu disebut
Aedes Albopictus).1 Virus dengue termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus
Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-
4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 2
Dalam perjalanan penyakit infeksi dengue, terdapat tiga fase perjalanan
infeksi dengue, terdapat tiga fase perjalan infeksi dengue, yaitu :
- Fase demam : viremia menyebabkan demam tinggi
- Fase kritis/perembesan plasma : onset mendadak adanya perembasan plasma
dengan derajat bervariasi pada efusi pleura dan asites.
- Fase penyembuhan : perembesan plasma mendadak berhenti disertai
reabsorpsi cairan dan ekstravasasi plasma.5
Secara umum patogenesis infeksi virus dengue diakibatkan oleh interaksi
berbagai komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi secara
terintegrasi. Sel imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue
yaitu sel dendrit, monosit/makrofag, sel endotel dan trombosit.1
Manifestasi klinis menurut kriteria diagnosis WHO 2011, infeksi dengue
dapat terjadi asimtomatik dan simtomatik. Infeksi dengue simtomatik terbagi
menjadi undifferentiated fever (sindrom infeksi virus), demam dengue (DD),
demam berdarah dengue (DBD) dan expanded dengue.5
Tata laksana dengue sesuai dengan perjalanan penyakit yang terbagi
atas 3 fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.1
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : An. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 10 tahun
Alamat : Desa toaya
Tanggal Masuk : 17 Desember 2015
II. Anamnesis
- Keluhan Utama :
Demam
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak perempuan di bawa ke Rumah Sakit karena mengalami
demam tinggi. Demam dialami sejak 4 hari yang lalu. Demam dialami
secara terus-menerus, setelah diberi obat penurun panas demam turun
sebentar, kemudian kembali meningkat tinggi lagi. Tidak ada kejang,
pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, ngilu-ngilu pada persendian, serta
mata terasa nyeri. Pasien tidak mengalami batuk ataupun sesak napas,
tidak ada perdarahan gusi, serta tidak mengeluhkan mual dan muntah.
Buang air besar dan buang air kecil biasa dan lancar.
- Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Tidak pernah mengalami keluhan yang sama seperti ini sebelumnya.
- Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.
- Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :
Pasien sering bermain diluar rumah dan ayah pasien seorang perokok aktif.
- Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Pasien lahir di Puskesmas Pembantu di tolong oleh bidan. Berat badan
lahir : 3200 gr, panjang badan dilupa
- Kemampuan dan Kepandaian Bayi :
Pasien mulai merangkak sekitar umur 6 bulan dan berjalan sekitar umur 1
tahun.
- Anamnesis Makanan :
ASI diberikan sejak lahir hingga usia 3 hari, susu formula diberikan sejak
umur 3 hari hingga 1 tahun dan makanan padat diberikan sejak usia 1
tahun.
- Riwayat Imunisasi :
Imunisasi Dasar Lengkap
III. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis
- Berat Badan : 25 kg
- Tinggi/Panjang Badan: 125 cm
- Status Gizi : CDC = 98 % : gizi baik
- Tanda Vital :
Denyut Nadi : 70 kali/menit
Respirasi : 32 kali/menit
Suhu : 380C
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
- Kulit : Warna sawo matang, turgor <2 detik, rumple leed
test positif
- Kepala
Bentuk : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
Hidung : Rhinorrhea (-/-)
Mulut : Sianosis (-), stomatitis (-), lidah kotor (-)
Telinga : Otorrhea (-/-)
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
- Paru – Paru
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, retraksi (-), ruam
(-)
Palpasi : Vocal fremitus bilateral kesan normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular
- Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, ruam (-)
Auskultasi : Terdengar peristaltik usus kesan normal
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-),Hepatomegali (-),Spleenomegali (-)
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
IV. Pemeriksaan Laboratorium
WHOLE BLOOD Hasil Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,1 11,5-14,5 g/dl
Sel darah merah 5,13 4,00-5,40 ribu /ul
Sel darah putih 3,9 4,5 – 13,5 ribu/ul
Hematokrit 38,3 37 – 45 %
Trombosit 131 150-450 Ribu/ul
V. Resume
Pasien anak perempuan di bawa ke Rumah Sakit karena mengalami
demam tinggi. Demam dialami sejak 4 hari yang lalu. Demam dialami secara
terus-menerus, setelah diberi obat penurun panas demam turun sebentar,
kemudian kembali meningkat tinggi lagi. Kejang (-), nyeri kepala (+), ngilu-
ngilu pada persendian, nyeri retroorbita (+). Batuk (-), sesak napas (-),
perdarahan gusi (-), mual (-) dan muntah (-). Buang air besar dan buang air
kecil biasa dan lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanandarah 90/60 mmHg, denyut
nadi 70 kali/menit, respirasi 32 kali/menit, suhu 380C dan rumple leede test
positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sel darah putih 3,9 ribu/ul,
dan trombosit 131 ribu/ul.
VI. Diagnosis
Demam dengue
VII. Terapi
Medikamentosa :
- IVFD Ringer Laktat 30 tetes permenit
- Cefadroxil 2x1 cth
- Paracetamol 4 x ¾ cth
Non-medikamentosa :
- Kompres air hangat
- Anak diajurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih baik
jika diberikan cairan yang mengandung elektrolit seperti jus buah, oralit
atau air tajin.
VIII. Anjuran
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan serologi dengue anti IgM dan dengue anti IgG
IX. Follow up
Tanggal 18 Desember 2015
S : Demam (+) hari ke-5, nyeri kepala (+), mual (-), muntah (-), BAB dan
BAK biasa dan lancar.
O : Denyut Nadi : 64 kali/menit
Respirasi : 28 kali/menit
Suhu : 37,90C
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Jumlah urin : 3,16 ml/ jam
Kepala : bentuk normocephal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-), Rhinorrhea (-/-), Sianosis (-), stomatitis (-), lidah kotor
(-), Otorrhea (-/-).
Leher :Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Paru – Paru
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, retraksi (-), ruam (-)
Palpasi : Vocal fremitus bilateral kesan normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, ruam (-)
Auskultasi : Terdengar peristaltik usus kesan normal
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-),Hepatomegali (-),Spleenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
A : Demam dengue
P : - IVFD Ringer Laktat 30 tetes permenit
- Cefadroxil 2x1 cth
- Paracetamol 4 x ¾ cth
- Observasi tanda vital tiap jam
- Kompres air hangat
- Anak diajurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih
baik jika diberikan cairan yang mengandung elektrolit seperti jus
buah, oralit atau air tajin.
Tanggal 19 Desember 2015
S : Demam (-), nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa
dan lancar.
O : Denyut Nadi : 68 kali/menit
Respirasi : 25 kali/menit
Suhu : 36,90C
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Jumlah urin : 3,75 ml/ jam
Kepala : bentuk normocephal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik
(-), Rhinorrhea (-/-), Sianosis (-), stomatitis (-), lidah kotor
(-), Otorrhea (-/-).
Leher :Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Paru – Paru
Inspeksi : Ekspansi paru simetris bilateral, retraksi (-), ruam (-)
Palpasi : Vocal fremitus bilateral kesan normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular
Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, ruam (-)
Auskultasi : Terdengar peristaltik usus kesan normal
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-),Hepatomegali (-),Spleenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
A : Demam dengue
P : -Cefadroxil 2x1 cth
- Paracetamol 4 x ¾ cth
- Anak diajurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih
baik jika diberikan cairan yang mengandung elektrolit seperti jus
buah, oralit atau air tajin.
DISKUSI
Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk Stegomiya
aegipty (dahulu disebut Aedes Aegipty) dan Stegomiya albopictus (dahulu Aedes
Albopictus). Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan abiotik. Termasuk
dalam faktor biotik adalah faktor virus, vektor nyamuk dan pejamu manusia;
sedangkan faktor abiotik adalah suhu lingkungan, kelembaban dan curah hujan.1
Virus dengue termasuk dalam genus flavivirus, famili Flaviviridae yang
mempunyai 4 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang
lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3
atau bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Keempat jenis serotipe virus dengue
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus
dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan
bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun.4
Secara umum patogenesis infeksi virus dengue diakibatkan oleh interaksi
berbagai komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi secara
terintegrasi. Sel imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue
yaitu sel dendrit, monosit/makrofag, sel endotel dan trombosit. Akibat interaksi
tersebut akan dikeluarkan berbagai mediator antara lain sitokin, peningkatan
aktivasi sistem komplemen, serta terjadi aktivasi limfosit T. Apabila aktivasi sel
imun tersebut berlebihan, akan diproduksi sitokin (terutama proinflamasi),
kemokin dan mediator inflamasi lain dalam jumlah banyak. Akibat produksi
berlebih dari zat-zat tersebut akan menimbulkan berbagai kelainan yang akhirnya
menimbulkan berbagai bentuk dan gejala infeksi virus dengue.1
Manifestasi klinis menurut kriteria diagnosis WHO 2011, infeksi dengue
dapat terjadi asimtomatik dan simtomatik. Infeksi dengue simtomatik terbagi
menjadi undifferentiated fever (sindrom infeksi virus) dan demam dengue (DD)
sebagai infeksi dengue ringan; sedangkan infeksi dengue berat terdiri dari demam
berdarah dengue (DBD) dan expanded dengue. Perembesan plasma sebagai akibat
plasma leakage merupakan tanda patognomonik DBD, sedangkan kelainan organ
lain serta manifestasi yang tidak lazim dikelompokkan ke dalam expanded dengue
syndrome atau isolated organopathy. Secara klinis, DD dapat disertai dengan
perdarahan atau tidak; sedangkan DBD dapat disertai syok atau tidak. Berikut
spektrum klinis infeksi virus dengue5 :
Pada kasus ini tergolong ke dalam demam dengue dengan perdarahan,
dimana didapatkan gejala demam tinggi yang timbul mendadak, terus-menerus,
adanya nyeri kepala, adanya leukopenia dan trombositopenia serta adanya uji
torniquet positif. Secara teori diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan
apabila ditemukan gejala demam ditambah dua atau lebih tanda dan gejala lain,
seperti :
- Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
- Manifestasi perdarahan baik spontan seperti peteki, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
torniquet positif.
- Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
- Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah
- Leukopenia <4.000/mm3
- Trombositopenia <100.000/mm3.1
Perlu mendapat perhatian bahwa yang disebut mendadak adalah tidak
didahului oleh demam ringan, seperti misalnya anak pulang sekolah belum
demam, kemudian tidur, bangun tidur anak menderita demam tinggi di atas
38,5oC. Masalah yang timbul dalam menilai pola demam ini adalah tidak selalu
orang tua mengukur tingginya demam dan pengaruh pemberian obat penurun
panas oleh orang tua. Tingginya demam dapat diperkirakan melalui pertanyaan
mengenai akibat demam terhadap pasien, seperti anak rewel/gelisah, kulit
kemerahan terutama wajah (flushing) dan fotofobi.1
Tata laksana dengue sesuai dengan perjalanan penyakit yang terbagi atas 3
fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Pada fase demam
hanya diperlukan pengobatan simtomatik dan suportif. Pada kasus ini pasien
masuk rumah sakit pada hari keempat sejak timbulnya demam. Keadaan ini
termasuk ke fase kritis. Pengobatan yang diberikan adalah parasetamol dengan
dosis 10 – 15 mg/kgBB/dosis yang dapat diulang setiap 6 jam bila demam. Pada
pasien ini diberikan cairan intravena berupa ringer laktat dengan kebutuhan cairan
diberikan secara bertahap sesuai alur penanganan demam dengue. Selain itu
diberikan terapi suportif berupa kompres hangat dan anak dianjurkan untuk cukup
minum, boleh air putih atau teh, namun lebih baik jika diberikan cairan yang
mengandung elektrolit seperti jus buah, oralit atau air tajin. Tanda kecukupan
cairan adalah diuresis setiap 4-6 jam.1
Setelah fase kritis terlampaui yaitu sekitar hari ke-6 sakit, pasien akan
masuk dalam fase penyembuhan. Cairan intravena harus diberikan sesuai
kebutuhan agar sirkulasi intravaskular tetap memadai.6
Komplikasi pada infeksi dengue adalah :
- Kelebihan cairan
Kelebihan cairan dapat ditemukan saat fase kritis dan fase konvalesens. Hal
ini serius karena dapat menyebabkan edema paru atau gagal jantung yang
akan menyebabkan gagal napas dan kematian. Untuk mencegah hal ini, harus
dilakukan monitor ketat dengan memantau pemberian cairan intravena dari
minimal sampai rumatan.
- Perdarahan masif
Adanya aktivasi koagulasi yang luas menyebabkan pembentukan fibrin
intravaskular dan oklusi pembuluh darah kecil yang mengakibatkan
tumbulnya trombosis. Peningkatan penggunaan trombosit menyebabkan
makin menurunnya jumlah trombosit dan faktor pembekuan sehingga
memicu perdarahan hebat.
- Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut umumnya terjadi pada fase terminal syok, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka
setelah syok diatasi dengan mengisi intravaskular, penting diperhatikan
apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter
penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Diuresis diusahakan >2 ml/kgBB/jam. Oleh karena jika syok belum teratasi
dengan baik sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi acute
kidney injury (AKI), ditandai dengan penurunan jumlah urin, dan peningkatan
kadar ureum dan kreatinin.1
Penderita dapat dipulangkan apabila paling tidak dalam 24 jam tidak terdapat
demam tanpa antipiretik, kondisi klinis membaik, nafsu makan baik, nilai
hematokrit stabil, tiga hari setelah syok teratasi jika terjadi syok, tidak ada sesak
napas atau takipnea, dan jumlah trombosit ≥50.000/mm3.6
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue
Pada Anak. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2. Aryu, C. 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis dan
Faktor Risiko Penularan. Aspirator Vol. 2. Semarang : FK Undip.
3. Andrea, Linda, Lucia. 2013. Hubungan Trombositopenia dan Hematokrit
Dengan Manifestasi Perdarahan Padan Penderita Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue. Manado : Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedoktran Unsrat.
4. IDAI, 2010. Buku Ajar Infeksi dan pediatric tropis. Edisipertama. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.
5. Mulya. 2013. Diagnosis dan Tata Laksana Terkini Dengue. Jakarta :
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
6. FKUI. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal
Disorders. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI.