DEGRADASI UREA DARAH PADA DOMBA YANG DIBERI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of DEGRADASI UREA DARAH PADA DOMBA YANG DIBERI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
DEGRADASI UREA DARAH PADA DOMBA YANG DIBERI RUMPUTLAPANGAN
Kuswandi*
ABSTRAK
DBGRADASI UREA DARAB PADA DOKBA YANG DIBBRI RUKPUT LAPANGAN. Potensi degradasi
urea darah telah diteliti untuk mengetahui kualitas protein pakan domba yang diberi
rumput kering giling ad libitum tanpa atau dengan penambahan kasein-formaldehid dan
biji lupin utuh untuk menambah 60 g protein kasar dalam suatu rancangan acak kelom
pok. Air tersedia secara bebas. Semua urea yang memasuki pool diukur dengan me-14
nyuntikkan larutan C-urea ke dalm pembuluh darah vena jugularis dan sampel darah
diambil tiap 15 sampai 120 menit selama 8 jam. Potensi urea terdegradasi naik dengan
adanya penambahan protein hingga dua kali lipat (P<O, 025). Protein terlindung dapat
menaikkan penggunaan urea sehingga menaikkan konsumsi energi.
ABSTRACT
BLOOD UREA DBGRADED IN LAMBS FED NATIVE GRASS. Potential blood urea degraded
has been investigated to know the quality of dietary protein in lambs fed hammer
milled hay ad lib.Hum or the hay supplemented, to supply 60 g crude protein, with
formaldehyde-treated casein or lupin grain in a randomized-block design. Water was
available ad libitum. Urea entry rates were measured by injecting 14c_urea into the
jugular vein, and blood samples were collected at 15 to 120 minute intervals for 8
hours. Potential blood urea degraded increased with the protein supplementation up
to double the control (P<O,025). Protected protein might improve urea reutilization
in order to increase energy intake.
PENDAlIULUAN
Selama 40 tahun terakhir telah dibuktikan secara langsung bahwa
mikroba di rumen dapat menggunakan amonia untuk membentuk protein.
Amonia yang digunakan untuk membentuk protein mikroba di rumen tidak
hanya berasal dari pakan, melainkan juga dari dalam darah yang di
angkut melalui air liur atau langsung lewat dinding rumen.
*Balai Penelitian Ternak, Bogor
717
Pada ternak yang diberi pakan yang rendah kandungan proteinnya
dapat menggunakan kembali hasil urea dalam pool darah dalam jumlah
lebih tinggi daripada yang diberi pakan eukeup protein (1). Ternak
demikian mungkin mempertahankan jumlah konsumsi pakan sambil memper
keeil pengeluaran nitrogen
Pengaruh penambahan protein terlarut atau protein terlindung
terhadap jumlah pembentukan urea dan degradasinya masih menimbulkan
perdebatan dan perlu diuji.
BAHAN DAN METODE
Dua belas ekor domba jantan yang dikelompokan ke dalam 3 kelom
pok dengan bobot badan seragam untuk tiap kelompoknya dikandangkan
seeara individu. Ternak diberi pakan seeara ad libitum berupa rumput
kering giling yang pernah diensilase dengan urea (1%) dan tidak
dipakai selam 6 bulan. Rumput ini mengandung 89% bahan organik dan
11% protein kasar. Air tersedia seeara bebas. Rumput tersebut tidak
ditambah (kontrol) atau ditambah protein setara 60 gJekorJhari be
rupa kasein yang dilindungi formaldehid (1% wJv, kasein-formaldehid)
atau biji lupin dalam bentuk lltuh. Potensi glukoneogenik kasein dan
lupin adalah berturut-turut 48 dan 20 g glukosaJ100 g bahan organik
(2) dan terlindung (90%) dan tidak (70% terlarut di rumen). Ternak
diberi pakan seeara merata tiap jam dengan alat otomatis. Masing
masing ternak diberi ransum dengan salah satu dari 3 maeam ranSllm di
atas seeara random.
Kurang lebih 2,90 mBq 14C-urea disuntikkan ke salah satu vena
jugularis dan sampel darah diambil dari vena jugularis yang lain
atau arteri bagian paha pada 0, 15, 30, 60, 120, 240, 360, 480, 540,
600, 630, 660, dan 690 menit setelah disuntikan untuk menetapkan
penurunan radio aktivitas urea terhdap waktu.
Radioaktivitas ditetapkan dari 1 ml plasma darah yang direaksi
kan dengan reagen SOMOGYI (3) dan setelah dipusingkan pada 2500g
selama 20 meni t, sebanyak 1 ml supernatan dieampurkan pada 10 ml
larutan dari 1 1 toluene-terric x 10 (2:1) 4g PPO dan 0,1 g POPOP
kemudian dimasukan ke Liquid Scintillation Counter.
Data diolah dengan analisis varians berdasarkan raneangan acak
kelompok (4).
718
IIASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Konsumsi pakan dan metabolisme nitrogen (N) diperlihatkan dalm
Tabel 1. Dari bahan yang ditambahkan, kasein menambah protein kasar
52 g dan lupin 59 g sehingga yang dikonsumsi masing-masing 87 g dan
98% dad yang disajikan. Dengan demikian, lupin sedikit menurunkan
dan HCOIl-casein menaikkan konsumsi rumput (P>0,05). Kecernaan pakan
membaik dengan adanya penambahan protein (P<0,005). Batas maksimal
Tabel 1. Konsumsi pakan, kandungan amonia di
didegradasi dan urea clearance padarumput kering atau rumput ditambah(HCOH-casein) atau lupin
cairan rumen, ureadomba yang diberikasein-formaldehid
--------------------------------------------------------------------
Rumput kering dengan
Kontrol HCOH-casein lupin--------------------------------------------------------------------
Bobot badan
Konsumsi (g/kg bobot badan)
Bahan organikbahan organik tercerna
mg/kg bobot badan
NitrogenNitrogen tercerna
Energi tercerna (kkal/kg bobot badan)
Cairan rumen :
pH
Nitrogen-amonia (mg/dl)
21,4
21,2a9.8a
941a
304a
42,9a
7,313,3a
22,1
25,3ab
12,8b
870b
659Q
55,7b
7,1
19,4b
20,8
29,Ob
17,2c
952b
807c
75,3c
7,1
24,6b
Urea terdegradasi (mg/kg bobot badan) 654a 1309b 1298b
Urea cleareance (ml.menit/kg) 0,48b 0,38a 0,73c
-------------------------------------------------------------------
Simbul yang berbeda (a, b, c) pada baris yang sama menunJukkanperbedaan nyata (P<O,05)
719
konsumsi bahan organik (2,9% dad bobot badan, atau konsumsi bahan
kering 3,2% bobot badan) memang terdapat pada domba yang diberi
lupin.
Penambahan protein menaikkan kandungan amonia di cairan rumen
dan urea terdegradasi (P<O, 005). Bila dinyatakan dalam presentase
terhadap konsumsi N, hanya HCOH-casein yang menaikkan degradasinya
(P<0,05). Angka tertinggi pada domba yang diberi HCOH-casein (69%),
diikuti lebih rendah oleh yang diberi lupin (64%) dankontrol (62%).
HCOH-casein dapat mengurangi urea clearance, sedangkan lupin menaik
kan (P<0,005). Urea yang terbuang dalam penelitian ini adalah 4,5
dan 11 g/ekor/hari berturut-turut untuk ternak kontrol, yang diberi
HCOH-casein dan lupin, sehingga hanya lupin saja yang menaikkan
kehilangan urea di urin (P<0,005).
Pembahasan
Nilai pH cairan rumen yang cukup tinggi pada peneli tian ini
menunjukkan bahwa efek amoniasi rumput masih nyata, sedangkan penam
bahan biji lupin di bawah 200 g/ekor/hari tidak menurunkan pH. Sifat
lupin demikian ini dapat dikarenakan rendahnya kandungan pati, ting
ginya serat kasar, dan lupin merupakkan penghasil amonia yang baik
(5). Di samping itu, tingginya kecernaan biji lupin menaikkan kan
dungan amonia di cairan rumen yang kelebihannya diserap untuk di
buang ke urin sebagai urea. Mengingat bahwa konsumsi rumput tidak
berubah pada pemberian lupin, perbaikan yang ada adalah akibat
langsung dad bij i tersebut. Dengan koreksi hilangnya urea, kehi
langan protein terdegradasi dad lupin dapat sebesar 20 g/ekor/had,
sedangkan penggunaan efektif lupin untuk membentuk protein mikroba
diperkirakan 53 g dari 59 g protein kasar yang dikonsumsi (6). Jadi
lupin menyumbang kurang lebih 33 g protein mikroba atau 62% dad
protein lupin yang efektif tersedia atau 56% dad protein lupin
yang dimakan. Namun, pendugaan menggunakan koreksi urea darah yang
diangkut ke saluran pencernaan menghasilkan angka sumbangan 3B g
protein mikroba. Dengan demikian diduga terdapat 0,8 g N-urea darah
yang ikut diperhitungkan, tetapi sebenarnya diserap ke saluran pen
cernaan bagian bawah seperti yang pernah dilaporkan oleh DIXON dan
NOLAN (7). Dengan koreksi ini potensi degradasi urea darah terkorek
si menjadi 25 g/ekor/hari atau 1215 mg/kg bobot badan di mana 6%
dari urea yang seharusnya dapat digunakan kembali untuk membentuk
720
protein mikroba hilang di faeces.
HCOH-casein tidak disarankan sebagai sumber N-amonia di rumen
karena lebih dari 90% terlindung dari pencernaan di rumen (6). Namun
demkian, potensi urea terdegradasi pada domba yang diberi 60 g HCOH
casein mencapai 2 kali kontrol. Hal ini memberi petunjuk bahwa se
bagian besar asam amino yang terserap tidak digunakan untuk memben
tuk protein jaringan tubuh, melainkan dipecah untuk digunakan
kembali oleh mikroba di rumen. Dari nilai peningkatan yang terjadi,
pengangkutan N-urea ini mencapa 81% dari konsumsi Nasal kasein ini,
menyerupai kontrol (62%). Namun, kenai kan pengangkutan urea darah
ini hanya diikuti sedikit kenaikan konsumsi rumput (8,5%) sehingga
sebagian kecil urea darah mungkin diserap ke saluran pencernaan
bagian bawah. Besarnya sumbangan urea darah ini mengisyaratkan ada
nya pemecahan kasein yang terserap untuk sumber energi melalui
pembentukan glukosa sambil melepaskan urea. Sebanyak 48 g glukosa
dapat terbentuk dad 100 g asam amino yang tersedia di usus (2)
dengan mengandaikan semua kasein di usus diserap darah (8). Penggu
naan energi protein ini dapat terjadi karena rumput basal saja tidak
mencukupi kebutuhan energi untuk hidup pokok (Tabel 1 ). Sebaliknya
dengan potensi yang ada (2), lupin menyamakan produksi glukosanya
dengan pada kasein melalui penyerapan asam-asam lemak sebagai sumber
energi.
Dari hasil-hasil di atas ternyata denga menambahkan protein ke
dalam ransum bermutu rendah dapat mempertahankan atau menaikkan
degradasi urea darah. Ternyata pula, bahwa proses glukoneogenesis
berasal dad asam amino tidak selalu di ikuti oleh pembuangan urea
yang berarti. Dengan demikian produksi glukosa berasal dari asam
amino (9) tidak dapat diduga dad jumlah urea yang dibuang lewat
urin.
Dad pembahasan di atas dapat diduga bahwa naiknya kecernaan
ransum desebabkan oleh tersedianya N-amonia di rumen. Lupin langsung
menyediakan N, sedangkan kasein secara tidak langsung, yaitu melalui
pengangkutan urea darah melalui air liur. Kecernaan yang tinggi pada
penambahan lupin mungkin akibat lamanya rumput berada di rumen
walaupun pH cairan rumen tidak begitu dipengaruhi. Sebaliknya ting-
721
ginya kecernan pakan pada domba yang diberi kasein terlindung atau
rangsangan langsung oleh asam amino dan urea di dalam ransum terse-
but dapat menalkkan konsumsl rumput.
KESIMPULAN
Protein terlindung dapat menaikkan penggunaan urea darah se
hingga memeperbaiki kecernaan rumput.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dilakukan di Graduate School of Tropical Vete
rinary Science, James Cook University. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dr. E. Teleni dan A.N. Boniface B.Sc. atas segal a ban
tuannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. COCIMANO, M.R., and LENG, R.A., "Urea metabolism in sheep", Proc.Aust. Soc. Anim. Prod. Q (1966) 379.
2. KUSWANDI, "Potensi glukoneogenik dad beberapa bahan pakan sumber
protein pada domba", Proc. Seminar Nasional Biologi Dasar I.
Puslitbang Biologi, Bogor (19B9) 250.
3. SOMOGYI, M., Determination of blood sugar, J. BioI. Chern. 160(1945) 69.
4. STEEL, R.G.D., and TORRIE, J.H., Principles and Procedures of
Statistics, Second ed., McGraw Hill Internat. (1964).
5. LENG, R.A., Drought Feeding Strategies, Theory and Practice.Penambul Bokks. NWS, Australia (19B6).
6. KUSWANDI, "Laju degradasi protein beberapa bahan pakan oleh mi
kroba di rumen", Seminar Nasional Biologi Dasar II, PuslitbangBiologi-LIPI, Bogor, 14 Februari 1990
722
7. DIXON, R.M., and NOLAN, J.V., Nitrogent and carbon flows between
caecum, blood, and rumen in sheep given chopped lucerne (Merli
eago saUva) hay, Hr •• J. Nlltr. 55 (1986) 313.
8. LINDSAY, D.B., Amino acids as energy sources, Proc. Nutr. Soc . .3~(1980) 53.
9. LINDSAY, D.B., Relationships between amino acid catabolism and
protein anabolism in the ruminant, Federation Proc. 11 (1982)2550.
DISKIJSI
c. HENDRATNO
1. Kalau tidak salah Anda menyatakan bahwa penambahan NH3 - N dalamrumen dapat meningkatkan daya cerna. Apakah muugkiu hal ini ter
jadi bila tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain ?
2. Suatu kenyataan adalah bahwa penambahan sebagian suplemen CP ±40% akan memberikan peningkatan bulu domba yang sangat tinggi
dibanding dengan penambahan casein yang CP ± 90% .
3. Apakah dapat dibuktikan bahwa penambahan sumber N terlindung dan
tidak terlindung dalam rumen akan memherikan ufpon yang sarna pada
domba/kambing ?
KUSWANDI
1. Pada prinsipnya peni ngkatan keg iatan mikroba menghendaki terse
dianya mineral N - NH3 dan energi di rumen. Tapi hila konsentrat
dalam jumlah tinggi diberikan, dikhawatirkan bahkan mengurangi
konsumsi rumput basal akibat penurunan pH.
2. Kedelai tidak saja mensuplai N, tapi juga sumber energi. Dalam
keadaan energi cukup, penggunaan N menJadi efisien. Kalau 8eba
liknya, maka kelebihan NH3 akan dibuang saja ke urin, atau hanya
untuk memelihara daur ulangnya.
723
3. Tidak selalu, dengan CP terlindung pembentukan protein jaringan
lebih banyak, seandainya NFA mencukupi. Kalau CP tak terlindung
seperti konsentrat akan memberikan respon lebih baik walaupun
mungkin retensi N lebih rendah.
SUPRIYATI
Dari kesimpulan Anda ternyata dengan meningkatnya urea di rumen
akan meningkatkan kecernaan ransum. Sampai level berapa konsenLrasi
urea di rumen masih bisa di toleransi ? Dan apakah ada pengaruh
negatif bila berlebihan.
KUSWANDI
Urea cepat dicerna di rumen, membentuk N-NH3. Batas maksimal N-NH3
untuk domba adalah 23,5 mg/IOO mI. Lebih dari iLu ada kemungkinan :
1. Toksis bila menyerang mukose usus dan toksis bi la menyerang
jaringan lain bila hati gagal mengubahnya menjadi urea kembali.
2. Kelebihan NH3 menambah pembuangan N lewat faeces.
724