dede milling.docx

35
LAPORAN PRAKTIKUM PERMESINAN II PROSE PEMBUATAN RODA GIGI LURUS PADA DENGAN MESIN MILLING DISUSUN OLEH: NAMA : Muhammad Abdul Mubdi NIM : 131211022 KELAS : I M A JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI D3- TEKNIK MESIN

description

Laporan milling

Transcript of dede milling.docx

Page 1: dede milling.docx

LAPORAN PRAKTIKUM PERMESINAN II

PROSE PEMBUATAN RODA GIGI LURUS PADA DENGAN MESIN

MILLING

DISUSUN OLEH:

NAMA : Muhammad Abdul Mubdi

NIM : 131211022

KELAS : I M A

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D3- TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Page 2: dede milling.docx

BAB I

A. Mesin Freis (Milling)

Mesin freis ditemukan tahun 1818, oleh E;I Whitney. Pada awalnya

digerakan secara manual, namun dalam perkembangannya sekarang

digerakan secara otomatis dengan tingkat ketelitian tinggi.

1. Pengelompokan Mesin Freis

Mesin Freis dapat dapat dikelompokan menjadi :

a. Dilihat dari posisi spindle, mesin freis dapat dibedakan menjadi:

1. Mesin freis vertical, sumbu pisau freis (cutter) tegak lurus

terhadap meja mesin. Alat pemegang pisau freis disebut adaptor.

2. Mesin freis horizontal, sumbu pisau freis (cutter) sejajar terhadap

meja mesin. Alat pemegang pisau freis disebut adaptor atau

arbor.

b. Dilihat dari posisi penggunaannya, mesin freis dapat dibedakan

menjadi :

1. Mesin freis penggunaan khusus, dapat digunakan untuk

pemotongan roda gigi, cam, bentuk, gravier, dan copy.

2. Mesin freis penggunaan tunggal , mesin ini cocok untuk pekerjaan

produksi.

3. Mesin freis penggunaan umum (mesin freis universal), mesin ini

cocok untuk pendidikan.

4. Mesin centers, selain digunakan untuk milling, dapat juga untuk

proses boring, reamering, tapping, dan contour dalam sekali set-

up.

c. Dilihat dari posisi penempatan mejanya, mesin freis dapat dibedakan

menjadi :

1. Mesin freis tipe bed, dimana meja mesin diletakan pada suatu alas

yang kuat sehingga meja mampu menahan beban yang lebih berat.

Page 3: dede milling.docx

2. Mesin freis tipe knee, dimana meja mesin digantung pada sebuah

colum atau tiang.

d. Dilihat dari sumber gerakannya, mesin freis dapat dibedakan menjadi:

1. Mesin freis konvensional (manual).

2. Mesin freis semi otomatis.

3. Mesin freis otomatis.

2. Jenis-jenis mesin freis yang digunakan.

a) Mesin Freis Horizontal

Mesin Freis Horizontal adalah mesin freis dengan spindle yang

dipasang horizontal. Mesin ini adalah mesin produksi, dapat

melakukan gerakan dalam tiga arah, yaitu vertical, longitudinal

dan transverse

b) Mesin Freis Vertikal

Mesin freis vertical adalah mesin freis dengan spindle yang

dipasang vertical pada kepala mesin. Kepala mesin ini mungkin

bertipe tetap, tipe kepala bergerak atau bertipe kepala yang bisa

dimiringkan. Meja mesin freis vertical dapat bertipe knee atau

bertipe bed. Mesin ini adalah mesin produksi.

c) Mesin Freis Horizontal tipe Bed

Meja mesin ini bisa menahan beban lebih berat dibandingkan

dengan tipe knee, karena meja diletakan dialas yang kuata. Meja

tipe ini hanya dapat digerakan pada arah melintang, sedangkan

gerakan vertical dan memanjang dilakukan oleh spindle alat

potong.

d) Mesin Freis universal

Mesin freis universal merupakan gabungan dari mesin freis

vertical dan horizontal, karena posisi spindle utamanya dapat

diubah menjadi vertical maupun horizontal. Knee dapat digerakan

keatas dan kebawah pada colum, knee membawa slide silang dan

Page 4: dede milling.docx

meja dengan longitudinal slide.mesin ini dapat digunakan untuk

freis muka, freis datar, freis spiral, pemotongan roda gigi,

pengeboran dan reamering, boring, pembuatan celah dan lain-lain.

B. Prinsip Kerja

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah

menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan

utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk

menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin

millingyang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga

menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.

Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda

kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga

akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat

terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas

kekerasan benda kerja.

C. Bagian-bagian Mesin Frais

a. Spindle utama

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat.

untuk mencekam alat potong.

2. Meja / table

Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device

atau benda kerja.

3. Motor drive

Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ).

Page 5: dede milling.docx

4. Tranmisi

Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.

5. Knee

Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

6. Column / tiang

Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

7. Base / dasar

Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang

menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.

8. Control

Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin frais/milling

Page 6: dede milling.docx

D. Kecepatan Potong dan Pemakanan

Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan

pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut

kecepatan potong dan pemakanan.

Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram

yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk

tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan

potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan

berdasarkan harga kecepatan potong.

Menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100

mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini

disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran

dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n.

jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).

Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah

besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi

gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga

menentukan proses pemotongan.

Bagian-bagian Mesin Frais dan Kegunaannya

Mesin frais horizontal terdiri dari komponen atau bagian (lihat gambar 2.2)

sebagai berikut:

1. Lengan, untuk memindahkan arbor.2. penyokong arbor. 3. Tuas, untuk menggerakkan meja secara otomatis. 4. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakkan otomatis. 5. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin.6. Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah memaniang.

Tuas pengunci meja.7. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.8. Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah melintang.

9. Engkol, untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.

Page 7: dede milling.docx

10. Tuas untuk mengunci meja.

11. Tabung pendukung dengan gang berulir, untuk mengatur tingginya meja.

12. Tuas, untuk mengunci sadel.

13. Alas meja, tempat kedudukkan untuk alas meja.

14. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik.

15. Engkol meja.

16. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.

17. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.

18. Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.

19. Tuas untuk menjalankan mesin.

E. Kemampuan Mesin

Kemampuan mesin ditujukan oleh tipe mesin dan batas kemampuan potong yang bisa

dicapai. Pendekatam ke batas kemampuan ini adalah keharusan ekonomis dan hanya bisa

dilaksanakan oleh seorang yang mempunyai pengetahuan tentang teknik milling. Untuk tujuan

ini, maka diperlukan keharmonisan dari factor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

a. Alat potong atau pisau freis (bahan, ketajaman, dan bentuk).

Page 8: dede milling.docx

b. Benda kerja (bahan dan bentuk)

c. Jumlah putaran

n = vc.1000 n = jumlah putaran

п.d vc = cutting velocity material

d = diameter pisau

F. Kepala Pembagi

Kepala pembagi adalah alat bantu pada mesin freis yang sangat penting, alat ini

dibutuhkan jika pada permukaan benda kerja harus dibuat alur atau bentuk profil yang lainnya

pada jarak tertentu, juga pada pembuatan profil roda gigi, segi empat dan sebagainya.

1. Kepala Pembagi Langsung

Kepala pembagi langsung inibiasanya digunakan pada mesin gerinda alat, baik

sebagai alat bantu yang kemudian dipasangkan pada mesin maupun sebagai bagian dari

mesin. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kepala pembagi ini digunakan pada mesin

freis sebagai alat Bantu pada pekerjaan-pekerjaan ringan dan sederhana.kepala pembagi ini

mempunyai pelat pembagi yang dapat diganti dan dipasang langsung pada spindelnya.

Pelat Pembagi dengan Alur “V”

Pelat pembagi ijni biasanya mempunyai 24 atau 60 pembagian, tetapi tidak menutup

kemungkinan ada juga pembagian yang lain. Untuk pembagian 24 atau 60 adalah sangat baik

karena tidak ada pecahannya. Untuk 24 pembagian : 2,3,4,6,8,12,24 dan untuk 60 pembagian :

2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60. untuk memudahklan pembagian maka penulisan dilakukan pada

satu sisinya saja.

Pelat Pembagi dengan lubang-lubang

Pelat pembagi dengan lubang indeks mempunyai angka jumlah lubang yang digrafir pada

bagian melingkarnya. Untuk menghitung jumlah lubang yang dikehendaki, pelat pembagi

harus diputar untuk mencapai posisi yang baru.

Page 9: dede milling.docx

Penentuan Jarak Lubang atau Alur pada Pelat Indeks

Untuk menentukan jarak lubang atau alur “V”(keduanya dinotasikan dengan nc) yang

dikehendaki, maka jumlah lubang atau alur “V” pada pelat indeks (n) dibagi dengan

pembagian yang kita kehendaki (Z).

Nc = n => jika Z diketahui dalam jumlah pembagian

Z

Nc = α . n => jika yang dikehendaki diketahui dalam besar sudut α..

360°

2. Kepala Pembagi Universal

Kepala pembagi universal merupakan alat Bantu yang penting pada mesin freis sebab

tidaklah sempurna jika bekerja pada mesin freis tidak sampai pada pekerjaan pembagian. Dengan

bantuan peralatan ini, kita dapat mengerjakan macam-macam pembagian seperti pembagian

langsung yang sudah dikerjakan pada kepala pembagi langsung, pembagian tak langsung yang

tak dapat dikerjakan pada kepala pembagi langsung, dengan bantuan kotak roda gigi beserta roda

gigi-roda giginya kepala pembagi ini dapat mengerjakan jenis pembagian diferensial (pembagian

kompensasi) yang tidak dapat dikerjakan pada kedua jenis pembagian diatas.

Pemotongan bentuk spiral (helical) dan bentuk cam juga dapat dikerjakan dengan

pertolongan alat ini, kepala pembagi ini dapat diputar horizontal (sejajar meja mesin) ke posisi

tegak.

3. Jenis-jenis Pembagian

Ada tida cara dasar dalam pekerjaan pembagian dengan menggunakan kepala pembagi

universal pada mesin freis, yaitu :

a. Pembagian Langsung

Pekerjaan pembagian langsung pada kepala pembagi universal sedikit agak berbeda

dengan kepala pembagi langsung. Pada kepala pembagi universal kita harus melepas hubungan

antara ulir cacing dengan roda gigi cacing agar pergerakan spindle lebih leluasa.

Dengan rumus :

Page 10: dede milling.docx

Nc = n dan Nc = α . n

Z 360°

b. Pembagian tidak Langsung

Jika pembagian tidak bisa lagi dengan cara langsung maka kita menggunakan cara tidak

langsung, sebab cara ini tersedia 3 variasi pelat indeks seperti ditunjukan pada tabel di bawah.

Dengan roda gigi cacing dan ulir cacing terpasang, sehingga pada saat kita memutar tuas indeks

nc, putaran ini akan diteruskan oleh poros berulir cacing ke roda gigi yang dipasang menjadi satu

dengan spindle benda kerja. Perbandingan putaran antara keduanya 40:1, artinya 40 putaran tuas

nc benda kerja berputar satu kali. Perbandingan ini disebut ratio kepala pembagi (i),

perbandingan ini tergantung dari pembawaan kepala pembagi. Dengan rumus

Nc = i dan Nc = α . i

Z 360°

Dengan :

Nc = jumlah putaran tuas indeks

i = ratio kepala pembagi (40:1)

Z = jumlah pembagian

Α = besar sudut pembagian

c. Pembagian Diferensial.

Dengan metode ini, kita dapat mengerjakan setiap pekerjaan pembagian pada mesin

freis. Metode ini memungkinkan pembagian dengan angka pecahan yang penyebut tidak cocok

dengan jumlah lubang yang tersedia pada pelat indeks. Pelat indeks tidak dikunci, tetapi ikut

berputar ketika tuas nc diputar.putaran ini diteruskan ke poros berulir cacing, poros ini akan

menggerakan roda gigi cacing yang dipasang satu dengan spindle benda kerja. Dengan

perataraan roda-roda gigi pengubah yang dipasang pada poros spindle benda kerja, putaran ini

akan diteruskan kepelat indeks sehingga pelat indeks ikut berputar.

Page 11: dede milling.docx

Sebagaimana biasanya pada pembagian universal menggunakan i = 40:1, pada

pembagian diferensial kita kenal ratio roda gigi payung ik = 1:1, dengan berorientasikan diatas

maka rumus yang digunakan :

nc = i dan R = i .ik . (Z’-Z) atau R = nc.ik. (Z’-Z)

Z’ Z

Dengan :

Nc = jumlah putaran tuas indeks

i = ratio kepala pembagi (40:1)

Z = jumlah pembagian yang ideal

Z’ = jumlah pembagian yang dikehendaki

ik = ratio roda gigi payung

R = rangkaian roda gigi pengubah

H. Roda Gigi

Bentuk profil roda gigi merupakan susunan dari sejumkah permukaan cam dengan

profil tertentu yang berkontak dengan permukaan yang sama dari roda gigi pasangannya. Bentuk

profil mempunyai sifat sebagai berikut :

- aksi kontinuitas

- aksi konjugasi

Cara pembuatan roda gigi, diantaranya :

Page 12: dede milling.docx

pembuatan roda gigi dengan cara pemotongan.

pembuatan roda gigi dengan cara pembentukan.

pembuatan roda gigi dengan cara pengecoran.

pembuatan roda gigi dengan cara serbuk logam.

Rumus untuk perhitungan roda gigi :

Circular pitch (Cp).

Module

Jumlah gigi (z)

Pitch diameter (Dp)

Tip diameter (Da)

Root circle diameter (Df)

Clearance

Addendum

Dedendum

Tinggi gigi (hZ)

Tebal gigi (b)

Jarak sumbu poros (a)

Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan

rata, menyudut, membelok, mengalur dan sebagainya, dapat pula mengerjakan benda kerja yang

berbidang-bidang atau bersudut-sudut.

Yang dimaksud dengan benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja yang

mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan, misalnya:

• Segi banyak beraturan

• Batang beralur

• Roda gigi

• Roda gigi cacing, dsb

Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau

mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman.

Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang merupakan

tingkatan, yaitu:

1. Pembagi langsung (direct indexing)

Page 13: dede milling.docx

2. Pembagi sederhana (simple indexing)

3. Pembagi sudut (angel indexing)

4. Pembagi diferensial (differensial indexing)

Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan,

artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara kedua dan seterusnya.

G. Cara Kerja Kepala Pembagi

Cara kerja kepala pembagi adalah sebagai berikut:

Pada kepala pembagi ini teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing (worm

shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing akan berputar 1/40 putaran

dan ada juga 1/80 putaran Untuk mengatur pembagian-pembagian tersebut, dilengkapi dengan

plat pembagi (diving plat). Untuk memegang benda kerja dan alat-alat bantu lainnya dilengkapi

dengan chuck dan kepala lepas (tail stock).

Untuk membuat segi banyak beraturan atau membuat roda gigi, dapat menggunakan

ramus sebagai berikut: n = N

Z

Dimana :

n = putaran poros cacing

N = karakteristik kepala pembagi

Z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat Plat pembagi dilengkapi dengan lubang-lubang

pembagi dengan jumlah lubang masing-masing antara lain :

15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31, 33,37,39,41,43,47,49.

Page 14: dede milling.docx

H. Memasang Benda Kerja Pada Kepala Pembagi

Kepala pembagi diwaktu mengfrais benda kerja harus membuat putaran

tertentu sekiter sumbunya. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan tegak mulai

5° dibawah mendatar dan 5° lebih dari kedudukkan tegak lurus. Benda kerja dipasang antara dua

senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle kepala pembagi dan lainnya dipasang pada

kepala lepas.

I. Memasang Benda Kerja Pada Penjepit Universal Dengan Tiga Cekam

Penjepit cekam dipasang pada kepala pembagi dalam keadaan tegak Iurus

terhadap meja kerja. Penjepit cekam tiga biasanya untuk menjepit benda

kerja yang bulat dan pendek.

Page 15: dede milling.docx

Gambar 2.7 Pemasangan Benda Kerja pada Cekam Universal

L. Jenis-Jenis Pisau Frais

Pisau mesin frais/Cutter mesin frais baik horisontal maupun vertical memiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Pemilihan pisau frais berdasarkan pada bentuk benda kerja, serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang akan dibuat.

Pisau alur berfungsi untuk mebuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang dinginkanPisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang dinginkan

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)

Page 16: dede milling.docx

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cembung)

Pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais.

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70° dan 80°.Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar, biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidng datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical).Jenis pisau ini memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70° dan 80°.Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar, biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidng datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical).Jenis pisau ini memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefrais bidang rata dan bertingkat.

Page 17: dede milling.docx

BAB II

Peralatan Yang Digunakan

Page 18: dede milling.docx

Peralatan yang kami gunakan pada saat proses pengerjaan roda gigi helix dan roda

gigi lurus dapat dikelompokan menjadi dua proses, yaitu:

Pada proses bubut

Pahat rata kanan

Center putar

Pembawa

Plat pembawa

Kuas

Kikir

Kunci L

Kunci pas 17

Arbor

Mandrill

Reamer

Mata bor 5 mm, 10 mm dan 16,5 mm

Page 19: dede milling.docx

Center drill

Baji

Kacamata

Oli pendingin atau coolant

Countersink

Pada proses milling

Cutter dengan modul m 1,5 z 30

Arbor cutter roda gigi

Page 20: dede milling.docx

Kunci L

Kepala pembagi

Page 21: dede milling.docx

Kepala lepas

Chuck 3 rahang

Kunci pas 19

Page 22: dede milling.docx

Palu plastic

Pasak

Kacamata

Kuas

Page 23: dede milling.docx

BAB II

LANGKAH KERJA

M = modul 1 : 2.5 ;1,5 ;2,0;2,25 …

Z = jumlah gigi 18,19,24,30 …

Dp = diameter pitch

D0 = diameter kaki

Di = diameter puncak

I = rasio putaran

1m = addendum

1,2m = dedendum

Tinggi gigi (h) = 2,2 m .1,5 = 3,3 mm

Z = 24

Dp = 1,5 . 24 =36

Do = dp – 2,4m = 32,4 mm

Di = dp + 2m = 39mm

Z = 30

Dp = m.z = 1,5 . 30 =45 mm

Do = dp – 2,4m = 41,4 mm

Page 24: dede milling.docx

Di = dp + 2m = 48 mm

.1 Pada Pembuatan

.1.1 Proses Bubut

Mengukur dimensi benda kerja dengan menggunakan vernier caliper apakah

dimensinya layak untuk dikerjakan atau tidak. Jika dimensi benda kerja layak

untuk dikerjakan maka dapat diproses lebih lanjut. Apabila dimensi benda kerja

tidak layak untuk dikerjakan maka benda kerja sebaiknya ditukar.

Menyiapkan mesin bubut dan peralatan yang dibutuhkan selama proses bubut.

Mencekam benda kerja pada chuck tiga rahang mesin bubut.

Memasang arbor pada kepala lepas.

Memasang center drill pada arbor.

Memutar spindle RPM mesin bubut pada posisi S dan II.

Melubangi benda kerja.

Mengganti center drill dengan mata bor 10 mm.

Memutar spindle RPM mesin bubut pada posisi R dan IV.

Melubangi benda kerja hingga tembus.

Mengganti mata bor 10 mm dengan mata bor 16,5 mm.

Memutar spindle RPM mesin bubut pada posisi R III.

Melubangi benda kerja hingga tembus.

Page 25: dede milling.docx

Mengganti mata bor 16,5 mm dengan countersink.

Countersink benda kerja dengan jarak 1 x 45º pada kedua sisi benda kerja yang

telah dilubangi.

Melepaskan benda kerja dari chuck tiga rahang pada mesin bubut.

Mereamer benda kerja sehingga memiliki diameter 17 mm.

Memasang mandrill pada benda kerja dengan bantuan mesin press.

Memasang pahat rata kanan pada tool post.

Mengganti chuck tiga rahang dengan menggunakan plat pembawa.

Memasang pembawa pada mandril yang telah terpasang oleh benda kerja.

Memasang madril dan benda kerja diantara plat pembawa dan kepala lepas.

Memutar spindle RPM mesin bubut pada posisi R dan IV.

Menetukan tebal benda kerja untuk calon roda gigi yaitu 15mm.

Memfacing roda gigi sehingga mencapai ketebalan 15 mm.

Menghitung diameter luar ( mayor ) roda gigi M = 2 dan Z = 20, dengan

menggunakan rumus :

Da = M x Z + Z x M

Cos β

maka diperoleh diameter luar ( mayor) 48 mm.

Membubut memanjang diameter roda gigi hingga mencapai diameter 48 mm.

Mechamper kedua sisi benda kerja dengn kedalaman 0.3 mm.

Page 26: dede milling.docx

.1.2 Proses Milling

Mempersiapkan mesin milling dan peralatan yang akan digunakan.

Memasang cutter roda gigi ke arbor yang terletak pada kepala mesin.

Meletakan kepala pembagi dan kepala lepas pada meja mesin milling.

Mensetting cutter roda gigi, dengan cara ujung cutter roda gigi disentuhkan ke

ujung kepala lepas yang telah terpasang pada meja mesin milling.

Meletakan benda kerja yang telah terpasang manrel diantara kepala pembagi dan

kepala lepas.

Menghitung ratio roda gigi pengganti untuk ditempatkan pada gear box, dengan

menggunakan rumus:

Memasang gear box yang telah ditentukan roda gigi penggantinya ke meja mesin

milling dan kepala pembagi.

Menghitung dalamnya pemakanan benda kerja hingga 5mm.

Menetukan RPM mesin milling dengan menggunakan rumus :

RPM = Vc x 1000 = 22.000 = 116

π x diameter 188,4

Menyalakan mesin dan memulai melakukan proses pemotongan benda kerja.

Page 27: dede milling.docx

Sentuhkan cutter yang sedang berputar ke permukaan benda kerja, setting spindle

pada angka 0. Lalu jauhkan cutter kemudian putar spindle agar meja naik setinggi

0,5 mm, makn benda kerja hingga kedalaman 5mm untuk hasil nomer 2.

Matikan mesin, ptar benda kerja denagn memutar engkol pada kepala pembagi

sebanyak 10 putaran pada lubang 33. Lakaukan pemakanan seperti langkah

sebelumnya sedalam 5mm untuk hasil nomor 3.

Matikan mesin , putar engkol pada kepala pembagi sebanyak 6 putaran + 22

lubang pada lubang 33, lakukan prses pemakanan hingga menyisakan 1mm untuk

hasil nomor 5.

Putar engkol sebanyak 3 putaran + 11 lubang pada lubang 33. Untuk

menghasilkan nomer 4.

Putar engkol 3 putaran + 11 jarak lubang pada lubang 33 untuk hasil nomor 6.

Putar engkol 26 putaran + 22 jarak pada lubang untuk hasil nmor 1 dengan

kedalaman 5mm.

DAFTAR PUSTAKA

mjpcenter.blogspot.com

PENGERTIAN DAN JENIS MESIN FRAIS ammufarrih.blogspot.com

tarmizithayib.blogspot.com

Mesin Frais (Milling) iwansugiyarto.blogspot.com