cep skn lbm 1
Click here to load reader
-
Upload
selamet-susanto -
Category
Documents
-
view
18 -
download
1
description
Transcript of cep skn lbm 1
KEJADIAN LUAR BIASA
1. Syarat-syarat
Ada 7 :
1) Timbulnya suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2) Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3) Peningkatan kejadian penyakit / kematian 2x / lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
4) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2x lipat / lebih dibandingkan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.
5) Biasanya terjadi pada penyakit khusus
6) Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan 50% / lebih dibandingkan periode sebelumnya
7) Proportional Rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikkan 2 kali atau lebih dibandingkan periode kurun waktu atau tahun sebelumnya.
Sumber : Keputusan Dirjen No. 451/91 Tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
2. Penyakit-penyakit yang berpotensi KLB
Menurut permenkes RI no. 560/ dinkes/Per/VIII/th. 1989
a. kolera
b. pest
c. demam kuning
d. demam bolak-balik
e. tifus bercak wabah
f. DBD
g. Campak
h. Polio
i. Dipteri
j. Pertusis
k. Rabies
l. Malaria
m. Influenza
n. Hepatitis
o. Tifus perut
p. Menngitis
q. Encepalitis
r. antrax
Prosedur Tetap Penanggulangan KLB dan Bencana Propinsi Jateng, Dinkes Jateng.
a. Penyakit karantina atau penyakit wabah penting
Kolera
Pes
Yellow fever
b. Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau mempunyai mortalitas tinggi dan penyakit yang telah masuk program eradikasi / eliminasi dan memerlukan tindakan segera
DHF
Campak
Rabies
Tetanus neonatorum
Diare
Pertusis
Polio
c. Penyakit-penyakit potensi wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting
Malaria
Frambusia
Influenza
Anthrax
Hepatitis
Thypus abdominalis
Meningitis
Keracunan
Encephalitis
Tetanus
d. Penyakit menular yang tidak berpotensi menimbulkan wabah dan atau KLB tetapi diprogramkan ditingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan sampai ke pusat, meliputi: cacing, lepra, TBC, siphilis, gonore, fiariasis, AIDS
3. Upaya menghadapi KLB
Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.
Pengantar Epidemiologi. Prof. DR. Dr. Azrul Azwar M.P.
Isolasi,pemeriksaan ,pengobatan terhadap penderita
Pembentukan tim gerak cepat dan penggeraknya
Penghapus hamaan lingkungan masalah kaporisasi sumur
vaksinasi dan efakuasi masyaarakat
Penutupan daerah atau lokasi yang terserang wabah penyakit
(www.theceli.com/dukumen /produk)
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:
a. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus.
b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat.
c. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.
4. Kriteria penyakit menular dan tidak menular
a. Penyakit Menular / penyakit infeksi
Adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi ( virus, bakteri atau parasit ) bukan disebabkan factor fisik ( seperti, luka bakar ) atau kimia ( seperti, keracunan ) yang mana bias ditularkan / menular kepada orang lain melalui media tertentu seperti udara ( TBC, Influensza dll) tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya ( Hepetitis, Tifoid dll ), jarum suntik dan transfuse darah ( HIV AIDS, Hepatitis dll )
b. Penyakit Tidak Menular
Adalah penyakit yang diderita pasien yang pada umumnya disebabkan bawan / keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran, dampak dari berbagai penggunaan obat atau konsumsi makanan serta minuman termasuk merokok, kondisi stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan.
Sumber : www.infopenyakit.com5. Cara penularan penyakit
Penularan kontak (contact transmission):
Langsung : melalui hubungan fisik langsung. Contoh : penyakit kelamin, penyakit kulit.
Tidak langsung : melalui benda-benda yang dipakai bersama. Contoh : TBC, hepatitis
Melalui wahana (vehicle transmission) : misalnya air, makanan, susu
Melalui vector
Mechanical transmission : agent kuman menempel pada badan vector, contoh : lalat, kecoa -> missal : disentri
Biological transmission
Propagatif : agent kuman berbiak dalam tubuh vector
Cyclo-propagatif : agent menjalani daur hidup sekaligus berbiak dalam tubuh vector. Contoh : plasmodium malaria di tubuh nyamuk
Cyclo-developmental : agent meneruskan daur hidup tapi tidak berbiak. Contoh : filarial dalam nyamuk culex.
Air-borne taransmission :
Droplet infection : pada waktu orang batuk, bersin, butiran halus dahak tersembur keluar melalui mulut atau hidung. Contoh : TBC paru, difteri, cacar air.
Droplet nuclei : terbentuk dari butiran yang lebih halus yang cepat menguap dan meninggalkan sisa atau nucleus yang mengandung virus atau bekteria, karena sangat ringan dapat berada di udara beberapa lama dan potensial untuk dihirup dan menulari orang yang rentan. Contoh : TBC paru, campak
Debu yang terinfeksi (infected dust) : terbentuk dari butiran dahak yang dikeluarkan saat batuk atau bersin dan jatuh ke lantai dan menjadi sebagian dari debu.
Melewati plasenta : contoh HIV, sifilis.
EPIDEMIOLOGI
1. Metode penelitian dalam epidemiologi
a. Epidemiologi Deskriptif (Descriptive epidemiology) :
Di dalam epidemiologi dipelajari bagaimanan frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari :
Orang (person) :
Umur
Jenis kelamin
Kelas social
Jenis pekerjaan
Penghasilan
Golongan etnik
Status perkawinan
Besarnya keluarga
Struktur keluarga
Paritas
Tempat (place) :
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
Waktu (time) :
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunujukkan adanya perubahan factor-faktor etiologis.
b. Epidemiologi Analitik ( Analytic epidemiology) :
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :
Studi riwayat kasus (case history studies) : dibadingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok control)
Studi kohort (kohort studies) :
Sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai cirri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan pada penyebab penyakit. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
c. Epidemiologi eksperimen :
Dilakukan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok control.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip dasar. Penerbit Rineka Cipta
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DISKRIPTIFPENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK
1. Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when)
2. pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interprestasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja.
3. tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa1. Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why).
2. pengumpulan, pengeolahan, penyajian dan interprestasi data dilakuakan terhadap dua kelompok masyarakat.
3. bermaksud membuktikan suatu hipotesa.
2. Batasan-batasan epidemiologi
Didalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup tiga elemen, yakni :
a. Mencakup semua penyakit :
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurang gizi, kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dsb. Bahkan di negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
b. Populasi :
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran penyakit-penyakit individu-individu, maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
c. Pendekatan Ekologi :
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologi, maupun social. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip dasar. Penerbit Rineka Cipta.
3. Manfaat
Mempelajari sebab-akibat dari suatu penyakit.
Untuk mengetahui sebab dari suatu penyakit maupun akibat yang ditimbulkan oleh kejadian suatu penyakit dalam kelompok masyarakat/ penduduk, diperlukan ilmu epidemiologi.
Melalui analisis epidemiologi dari beberapa factor yang dicurigai dapat diketahui mana penyebab primernya dan sekundernya. Sebaliknya dengan epidemiologi kita juga dapat memprediksi akibat apa yang timbul apabila terjadi peristiwa kesakitan pada kelompok penduduk tertentu.
Mempelajari perjalanan alamiah (natural history disease) dari suatu penyakit.
Semua penyakit mempunyai perjalanan alamiah, Melalui epidemiologi akan dapat diketahui apa penyebabnya (agent), kapan timbul gejalanya, berapa lama penyakit berlangsung, berapa lama masa menularnya (apabila penyakit menular), bagaimana prognosisnya. Dengan mengetahui perjalanan alamiah penyakit, maka dapat diketahui cara-cara penanggulangan (intervensi) yang dapat dilakukan untuk setiap penyakit atau ketidak-mampuan.
Menguraikan status kesehatan dari suatu penduduk.
Melalui ilmu epidemiologi juga dapat digambarkan status kesehatan kelompok penduduk / atau masyarakat tertentu. Penjabaran status kesehatan ini dalam epidemiologi dilakukan menurut orang (person), Tempat (place), dan waktu (time). Melalui penjabaran ini akan dapat diketahui status kesehatan pada kelompok penduduk tertentu, yaitu golongan umur, jenis kelamin, keadaan status sosial-ekonomi dan budaya.
Mengevaluasi upaya kesehatan.
Epidemiologi juga dapat mengevaluasi upaya kesehatan yang telah dilakukan, apakah ini upaya promotif, preventif, kuratif, bahkan rehabilitatif terhadap suatu kelompok penduduk . Misalnya mengevaluasi intervensi melalui program-program imunisasi, sanitasi, perbaikan gizi, atau pengobatan suatu penyakit, melalui studi perbandingan antar kelompok yang mendapatkan intervensi dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi.
4. Prinsip epidemiologi
a. Epidemiologi selalu menyangkut studi dari kelompok penduduk (bukan individu).
b. Epidemiologi selalu membandingkan satu kelompok dengan kolpmpok lainnya.
c. Epidemiologi menyangkut penduduk dalam kelompok yang sama, yang mempunyai karakteristik dan tidak mempunyai karakteristik.
a. Objek pengamatan epidemiologis ditekankan pada kelompok atau agregat, sedangkan pengamatan klinis pada penderita individu
b. Menggunakan cara-cara kwantitatif (aritmatik, statistik, dan matematik)
c. Pengamatan baik kelompok sakit/sehat atau terkena masalah / tidak terkena masalah
d. Faktor lingkungan dianggap penting dan harus diperhitungkan
e. Pengamatan mengarah pada community health diagnosis
f. Tidak hanya menjabarkan (deskriptif) dan menguraikan (analistis) penyakit, tetapi berupaya melengkapi natural history of disease secara sistematis dan konstruktif
g. Lebih ditekankan pada program-program bersifat promotif, preventif dan pengendalian
Budioro, B. 2002.Pengantar Epidemiologi.Semarang : badan Penerbit Universitas Diponegoro
5. Ukuran-ukuran epidemiologi
Morbiditas
A. Incidence ratejumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu
Beberapa catatan :
Di dalam mempelajari incidance rate diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Lain halnya dengan penyakit di mana timbulnya tidak jelas di sini, waktu di tegakkan diagnosis pasti diartikan sebagai waktu mulai penyakit
incidance rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, thun, dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu terbatas (seperti hanya dalam epidemisuatu penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. incidance rate pada suatu epidemi disebut attack rate
macam incidence rate:
a. period incidence rate
b. attack rate
c. secondary attack rate
d. cumulative incidence rate
Attack rate
Untuk penyakit yang jarang maka incidance rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun. Di dalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu ini jumlah populasi yang mempunyai resiko juga dapat berubah.
Pengetahuan mengenai incidance rate adalah berguna sekali di dalam mempelajari faktor-faktor etiologis dari penyakit yang akut maupun kronis. Dengan membandingkn incidance rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda di dalam satu atau lebih faktor (keadaan) maka kita akan memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi faktor resiko dari penyakit yang bersangkutan.
B. Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.
Macam prevalence:
Point prevalence rate
Period prevalence rate
Prevalence rate bergantung pada dua faktor (a) berupa jmlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu, dan (b) lamanya menderita sakit.
Prevalence yang dibicarakan di atas point prevalence.
Period prevalence
Period prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu di tambah kasus-kasus baru (incidance), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.
Mortalitas
A. Crude birth Rate (CBR)
B. Crude Death Rate (CDR)
Jumlah penduduk disini buanlah merupakan penyebut yang sebenarnya oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam CDR meskipun rate untuk berbagai golongan umur sama
Kekuranga CDR adalah (1) terlalu menyederhanakn pola yng kompleks dari rate, dan (2) penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk yang mempunyai susunan umur berbeda, tidak dapat secara langsung langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian.
C. Age Specific Death rate (angka kematian pada umur tertentu)sebagai contoh : Age specific Death rate pada golongan umur 20-30 tahun
D. Cause disease spesific death rate (angka kematian akibat penyakit tertentu)sebagai contoh : kematian karena TBC
E. Infant mortality rate (IMR)Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan yang komprehensif. Angka ini tidak saja menunjukkan tentang kesehatan bayi itu sendiri, tapi tinggi rendahnya angka ini juga berarti baik buruknya kondisi lainnya yang berkaitan dengan faktor kematian bayi tadi.
Baik pembilang maupun peyebut dari perhitungan IMR tersebut sebenarnya harus diperoleh dari data pencatatan data vital, yaitu pelaporan dan pencatatan data kejadian kenatian dan kelahiran. Di beberapa negara berkembang IMR di hitung secara tidak langsung, dengan cara Own Children Method yang datanya diperoleh dari sensus, dan buka dari registrasi
F. Neo-natal mortality rate (NMR)
Angka kematian neo-natal dianggap sebagai ptunjuk baik-buruknya faslitas pelayanan perawtan kehamilan (ANC) dan pertolongan persalinan
G. Maternal Mortalyty rate
Budioro, B. 2002.Pengantar Epidemiologi.Semarang : badan Penerbit Universitas Diponegoro
Notoatmojo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta
PANDEMI
1. Syarat-syarat
Menurut WHO ada 3 :
1) Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan hal baru pada populasi yang bersangkutan
2) Agent penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius
3) Agent penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.
2. Beda pandemi dengan KLB
Endemi adalah jika penyakit atau agent tertentu terus menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu
Epidemi adalah jika penyebaran suatu penyakit yang menimpa sekelompok masyarakat atau suatu wilayah menunjukkan angka kejadian melebihi angka normal.
KLB adalah jika peningkatan kejadian kesakitan atau kematian terjadi secara bermakna pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu ( Peraturan Menkes RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004)
Pandemi adalah merupakan epidemic ( wabah ) yang menyebar di kawasan geografi dalam skala yang luas. Dengan kata lain, penyakit tsb tidak hanya ditemukan disebuah negara tapi banyak Negara dan penularannya pun tak cuma menyebar antar daerah melainkan juga antarbangsa.
Sumber : www.wikipedia.org.id Endemi (awalan en- berarti dalam atau di dalam) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.
Hiperendemi (awalan hyper- berarti di atas) adalah istilah yang dihubungkan dengan endemi, tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyatakan aktivitas yang terus-menerus melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi tertentu, populasi yang kecil, atau populasi yang jarang seperti yang ditemukan di rumah sakit, klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi dan terus-menerus melebihi angka prevalensi normal dalam populasi dan ternyata menyebar merata pada semua usia dan kelompok. Kejadian endemi penyakit yang berhubungan tetapi dengan tipe yang berbeda, disebut holoendemi.
Holoendemi (awalan holo- berarti keseluruhan atau semua) menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian besar anak dalam populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Penyakit yang sesuai untuk kategori ini adalah chickenpox, dan pada iklim negara tropis, malaria.
Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut peningkatan secara tajam dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu biasanya juga disebut sebagai epidemi. Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi. Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi.
Pandemi (awalan pan- berarti semua atau melintasi) adalah epidemi yang menyebar luas melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. AIDS merupakan penyakit pandemi.
(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
1. Kapan seseorang dinyatakan sehat dan kapan dinyatakan sakit?
Menurut WHO :
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan ( jasmani ), jiwa ( rohani ) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam beraktifitas sehari - hari baik aktifitas jasmani, rohani maupun sosial
2. Fase-fase
Tahap prepatogenesis :
Individu berada dalam keadaan normal/sehat. Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antar pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu. Belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat.
Tahap patogenesis :
Tahap inkubasi
Waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit lainnya.
Tahap penyakit dini
Munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan.
Tahap penyakit lanjut
Tahap di mana penyakit bertambah hebat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.
Tahap penyakit akhir
Sembuh sempurna
Sembuh dengan cacat
Karier
Tahap pasca patogenesis, yang dapat berlanjut menjadi :
Sembuh
Berkelangsungan kronik
Cacat
Mati
DR. M. N Bustan. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rineka Cipta.
Tambahan :
1. Terapan tekhnologi epidemiologi
a. Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Penerapan epidemiologi dlm imunisasi membawa beberapa penyakit seperti campak dan folio dapat tertanggulangi
Penjejakan pasien (patient tracing) PMS, telah memberikan kemampuan untuk mengidentifikasi sumber penularan
Perbaikab sistem surveilance mermbawa para pengamat penyakit dalam masyarakat
Epidemiologi, menemukan awal tercetusnya epidemiologi penyakit AIDS di AS
b. Epidemiologi dan kesehatan lingkungan
Perhitungan dosis, toxic dose atau lethal dose butuh aplikasi epidemiologi
Epidemiologi telah dimanfaatkan dalam peristiwa London Smog Epidemic untuk menghitung kematian dan penyebabnya.
c. Epidemiologi dalam klinik
Untuk membantu keadaan abnormalitas atau penyakit
Membantu menerapkan akurasi diagnosis
Mengetahui riwayat penyakit untuk prognosisnya
Mencari kebaikan atau efektifitas suatu obat/pengobatan terhadap suatu penyakit
Untuk mencari bentuk upaya pencegahan dalam kegiatan klinik
Pengantar Epidemiologi, Dr.M.N Bustan
2. Perkembangan epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yg berkembang dari waktu ke waktu, perkembangan itu dilatarbelakangi oleh:
a. Tantangan jaman dimana terjadi perubahan masalah dan pola penyakit. Masa John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit tidak infeksi dan wabah. Dewasa ini, epidemiologi ke arah penyakit tidak menular dan tidak hanya dihadapkan dgn masalah penyakit semata tapi hal2 lain yg berkaitan lgsg/tdk lgsg dgn penyakit
b. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.
Pengantar epidemiologi, Dr.M.N. Bustan_1378223129.unknown
_1378223131.unknown
_1378223134.unknown
_1378223136.unknown
_1378223138.unknown
_1378223135.unknown
_1378223133.unknown
_1378223130.unknown
_1378223126.unknown
_1378223128.unknown
_1378223124.unknown