Catper Ohh!! Gunung Prauu
description
Transcript of Catper Ohh!! Gunung Prauu
Catper; Catatan Perjalanan: Ohh! Gunung Prau – Iseng Iseng Berhadiah
Catatan Perjalanan Gunung Prau. Info sejenak tentang Gunung Prau,
Wonosobo. Gunung Prau adalah gunung yang tidak seberapa tinggi, tingginya hanya
2565 mdpl. Tapi jangan remehkan gunung ini, saya aja capek wkwk. Gunung Prau
berada di kawasan wisata pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung Prau
yang [katanya] sangat terkenal akan keindahan matahari terbitnya dengan latar
gunung kembar Sindoro dan Sumbing, karena saya belum pernah kesana *eh pernah
sekali itupun ke puncak sikunir bareng temen kampus tapi sampai sana cuaca tidak
mendukung jadi nggak bisa melihat keindahan sunrise ***
Oke. Berawal dari saudara saya, biasa saya panggil [mas budi] yang iseng
iseng ngobrol ngalor-ngidul gak jelas haha [abaikan] yang saat itu pengen nanjak dan
saya sendiri tidak ingin nanjak karena males (baca:capek), dengan obrolan yang
mendoktrin saya agar ngikut nanjak saya pun luluh menemani wkwk saat itu ada 3
pilihan mau kemana , slamet, ciremai dan prau. Setelah berdiskusi yang cukup alot
akhirnya diputuskanlah ke Gunung Paru, Wonosobo. Alasannya karena Gunung Slamet
dan Ciremai katanya lagi kebakaran.
Setelah belanja logistik dan air untuk konsumsi selama 2 hari 1 malam karena di
Gunung Prau tidak ada sumber air. Pada hari itu juga, tanggal berapa (baca:lupa)
pokoknya masih di tahun 2015 :D langsung kita packing semaksimal mungkin dengan 2
Tas Carrier, masuklah perlengkapan-perlengkapan nanjak; tenda, makanan, pakaian,
nesting, sleeping bag, etc. sempat terjadi kontrovesi karena tas cariier terlalu besar dan
gak bisa dimasukan ke depan motor matic :D, kan gak mungkin cewe gendong carrier
dibelakang bonceng :D
Perjalanan dimulai dari Kota Tegal menuju pegunungan Dieng dengan
menggunakan dua motor matic. Kami berempat dua cowo dan 2 cewe. Perjalanan dari
Tegal ke Dieng kira-kira memakan waktu 4 jam, itupun kalau gak macet. Dari Tegal
kami berempat berangkat jam 07.00 Pagi dan Jam 11 siang kami udah sampai di
Dieng Basecamp Pendakian Gunung Prau. Pendakian Gunung Prau ini bisa melalui
beberapa jalur. Dan kami naik via dieng, turun via patak banteng.
Gunung Prau memang gunung yang tidak seberapa tinggi (2565 mdpl) namun tetap
saja yang namanya gunung, jalur pendakiannya pasti menanjak. Dengan beban tas
keril yang cukup bikin ngos-ngosan (airnya aja 6 botol dibagi 2).
Perjalanan dari basecamp Sekitar jam 1 Siang sampai Puncak Prau 6 Malam,
kami tempuh dalam waktu kira-kira 6 jam-an karena karena emang nyantai
(baca:selow) gak buru buru amat. Saat itu ramenya bukan main di puncak maklum
waktu itu masih dalam rangka libur lebaran. Selama perjalanan kami banyak istirahat
dan menikmati pemandangan sekitar uyee. Dan saat itu kita (baca:cowo) terlalu banyak
santai, akhirnya para cewe disuruh jalan duluan dan nunggu di puncak prau. Setelah
berjibaku setapak demi setapak akhirnya kami (cowo) sampai dipuncak dan segera
mencari temen kami para cewe-cewe pemberani. Saat itu kami (cowo) dan mereka
(cewe) ada salah komunikasi (baca:miss) yang seharusnya nunggu dipuncak malah
mereka menunggu kami di bukit teletubies. Saat itu kami mondar mondir mencari temen
cewe kami; bolak-balik puncak-bukit; nyari sana sini; tanya pendaki lain ngeliat cewe ini
(spesifikasinya) dan mereka tidak ada yang tau mereka lewat mana. Akhrinya kami
putuskan untuk ke bukit teletubies, disini kami nanya lagi dengan pendaki lain dan
kondisi itu makin larut malam, setelah nyorot senter sana sini dan berteriak sekencang
mungkin memanggil nama mereka akhirnya ada pendaki lain yang menyorotkan senter
kekami dan berteriak lagi sambil lari lari dan benar saja ternyata disitu ada teman kami
cewe yang sedang berlindung di tenda pendakin lain (asalbandung) dari kejamnya
angin puncak hwa. Betapa terharunya kami saat itu menemukan teman kami (cewe)
yang saat itu saya dan saudara saya yang hampir putus asa mencarinya.
Setelah itu kami langsung mendirikan tenda disekitaran tenda pendaki itu dan
saya memanggil mereka untuk ke tenda yang sudah kita dirikan. Acara camping
ceriapun berganti dramatis, langsung memasak mie, minum teh panas, dan sedikit
cemilan setelah itu langsung bergegas tidur tanpa banyak obrolan! kami langsung
menggelar sleeping bag masing-masing buat bobok malem. Sambil menunggu sunrise
esok hari, kami terlelap di dinginnya malam Puncak Gunung Prau. Jam 5 pagi saat
ayam berkokok (baca:alarm hp), kami terbangun dari lelapnya malam yang membuai
kami. Sebenernya masih males bangun pagi-pagi (masih ingin terbuai dialam mimpi)
tapi apalah daya dibangunin terus sama saudara ane.
Tak ingin melewatkan moment sunrise di Gunung Prau, kami bergegas keluar
dari tenda. Fyuuuh, Gunung Prau pagi ini seperti pasar, rameee pake banget
sumpaaaaah. Agak kesulitan untuk mencari spot tempat berfoto yang agak privasi,
semua sisi sudah penuh dengan manusiamanusia pemburu sunrise haha.
Waktu itu cuaca begitu cerah, Gunung Sindoro, Sumbing tampak gagah berdiri di
depan mata kami. Samar-samar Gunung Merbabu dan Merapi di tiang jauh terlihat di
belakang gunung kembar Sindoro Sumbing. Meskipun cuaca cerah namun
pemandangan waktu itu masih belum membuatku puas karena lautan awan yang aku
nantikan tak muncul. Akhirnya bulatan kuning di ufuk timur muncul dari
persembunyiannya. Terlihat para pendaki mengabadikan momen spesial itu dengan
kamera yang mereka bawa seperti kamera pocket, DSLR, ataupun kamera hp. Tak lupa
Kami pun ikut foto-foto dengan latar Sindoro Sumbing yang gagah nan mempesona.
Tak lama setelah matahari agak meninggi, kami kembali ke tenda untuk sarapan
pagi dengan menu seadanya dengan didampingi teh panas ahh nikmatnya. Tak banyak
yang kami lakukan saat itu. Setelah acara makan makan selesai dan kembali menikmati
suasanya dipuncak prau. Sekitar pukul 9 pagi kamipun membokar tenda dan packing
untuk selanjutnya turun dan tidak ingin berlama-lama dipuncak haha rame gan gak
terlalu menikmati wkkw. Kami turun via patak banteng. Dan yang turun via jalur ini
banyaaak bener rame sangat dan harus ngantri ajib gan, saat itu juga musim kemarau
debu berkeliaran dimanamana membuat ane gak terbang haha. Sesmpainya di
basecamp patak banteng kami istirahat sejenak sambil makan makanan ringan
nyaaaam, tak lama kemudian kami langsung meluncur ke basecamp dieng karena
motor kami dititipkan disana. Dari basecamp patak banteng ke dieng kira kira 15 menit
menggunakan angkutan umum Rp. 2.000/orang. Sesampainya di basecamp dieng
istirahat lagi, cari makanan; makan dan hari itu juga kami pun pulang menuju rumah.
Puas rasanya meski suasana kurang menikmati karena begitu banyaknya
pendaki dipuncak dan hampir 100 tenda mungkin di bukit teletubies Gunung Prau di
liburan kali ini ditambah lagi lautan awan yang benar-benar mengagumkan. Akhirnya
kami berdua pulang dengan hati puas meskipun ada sedikit kejadian yang hampir
membuat liburan kami berantakan (privasi).
SELESAI –
Note : maaf bila tulisannya berantakan, alurnya gimana dan gak ada yang menarik! bukan penulis soalnya :D