Case Tifoid

48
Presentasi Kasus XA

description

Slide presentasi kasus demam tifoid

Transcript of Case Tifoid

Page 1: Case Tifoid

Presentasi KasusPresentasi Kasus

XAXA

Page 2: Case Tifoid

Nama : An. GR

Tanggal Lahir : 23 / 7 /2006

Umur : 9 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pelajar

Status Perkawinan : -

Alamat : -

IDENTITAS PASIENIDENTITAS PASIEN

Page 3: Case Tifoid

ANAMNESISANAMNESISANAMNESISANAMNESIS

Demam

Page 4: Case Tifoid

Demam dirasakan sejak 2 hari laluTimbul perlahanNaik pada malam hari dan turun menjelang

pagi atau saat diberikan obat penurun panas

Tidak disertai mengigau dan menggigil

RPSRPS

Page 5: Case Tifoid

Keluhan disertai:Mual dan muntah ±2x/hari, isi makanan, dahak/lendir/darah (-)Nyeri kepala, dirasakan di seluruh kepala, hilang dengan pemberian obat panas. Batuk yang muncul sesekali, berdahak BAB mencret ±5x/hari, kekuningan, encer, lendir -, darah -. Nafsu makan berkurang, intake 10-20% biasanya

Cont…

Page 6: Case Tifoid

Pasien menyangkal:Nyeri retroorbital (-), ruam (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), nyeri sendi (-), mata tidak merah ataupun berair. Pilek (-), nyeri telinga (-), sesak (-) Lidah yang berselaput (kotor di tengah berwarna putih tapi pinggir warna merah dan terlihat bergetar sendiri) pada minggu pertama sakit, bepergian ke tempat endemis malaria (-), pasien hanya berpergian dari rumah ke sekolah dan lingkungan sekitar rumah saja. Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas (-). Ada penderita TB di sekitar pasien (-). BAK dalam batas normal

Cont . . .

Page 7: Case Tifoid

RPD : tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya

RPK : tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa

R. lingkungan : pasien tinggal di daerah perumahan, sanitasi baik

R. obat : tidak sedang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama.

R. alergi : disangkal R. kebiasaan: pasien sering jajan sewaktu di

sekolah dan ketika bermain sore hari

Cont . . .

Page 8: Case Tifoid

KU/Kes : Baik/Compos Mentis Vital Sign

TD : 120/80 mmHgRR : 20x/menitN : 88x/menitS : 38,7°CBB : 23 Kg

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Page 9: Case Tifoid

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Status GeneralisKepala : NormocephaliMata: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera

ikterik (-/-), edema (-/-)Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-)Mulut : oral higiene baik, hiperemis (-),

ulkus (-), lidah coated tongue (-), hygiene baik, tidak hiperemis, Leher : KGB, thyroid, trakea dalam batas

normal

Page 10: Case Tifoid

PULMOInspeksi : Bentuk simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi intrakostal (-)Palpasi : Vocal Fremitus apex dan basal

simetris (dekstra sinistra)Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru Batas

paru hepar di SIC V LMCDAuskultasi : Suara dasar vesikuler di kedua

lapang paru, wheezing (-/-), ronki basah kasar (-/-), ronki basah halus (-/-)

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Page 11: Case Tifoid

CORInspeksi : IC terlihat di SIC V 2 jari medial LMCS

P. Parasternal (-), P. Epigastrium (-)Palpasi : IC teraba di SIC V 2 jari medial LMCS, Perkusi : Kanan atas di SIC II LPSD

Kiri atas di SIC II LPSS

Kanan bawah di SIC IV LPSD

Kiri bawah di SIC V 2 jari medial LMCSAuskultasi : S1>S2, reguler, gallop (-), murmur (-)

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Page 12: Case Tifoid

ABDOMENInspeksi : Cembung, venektasi abdomen (-)Auskultasi : Bising usus (+) normalPerkusi : Timpani, ruang traube timpaniPalpasi : Supel, nyeri tekan (+) di regio

umbilikalis Hepar : Teraba, 1 jari BACD, tepi tajam

permukaan licinLien : Tidak Teraba Pembesaran

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Page 13: Case Tifoid

EkstremitasPemeriksaan Ekstremitas

superiorEkstremitas

inferiorDextra Sinistr

a Dextra

Sinistra

Edema - - - -Sianosis - - - -Akral dingin - - - -Reflek fisiologis

+ + + +

Reflek patologis

- - - -

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Page 14: Case Tifoid

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Darah RutinLaboratorium Darah Rutin

Page 15: Case Tifoid

Hematologi 11/02/2015

Hemoglobin : 11,5 gr/dl Hematokrit : 34 % Leukosit : 10.100/mm3 Trombosit : 239.000/mm3

Page 16: Case Tifoid

Susp. Gastroenteritis akut

DIAGNOSIS KERJADIAGNOSIS KERJA

Page 17: Case Tifoid

IVFD RL 1500cc/24 jamCefotaxime 3x500mgParacetamol syrup 3x2cthVometa syrup 3x1cthDiet lunak (nasi tim)

Terapi awalTerapi awal

Page 18: Case Tifoid

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

12 / 2 / 2015TD : -, N : 92x/menitR : 20x/menitS: 39,4oC

S : Demam (+), pola masih serupa dengan awal sakit, mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-). Nafsu makan jelek, asupan sedikit

O : Nyeri perut (+)di regio umbilikalis

A : Obs. Febris susp. GEA

• Diet nasi tim• IVFD 1500cc/24 jam• Cefotaxime 3x500mg• Cotrimoxazole 3x2cth• Antrain 2x200mg

Follow Up

Page 19: Case Tifoid

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

13 / 8 / 2015TD : -, N : 92x/menitR : 20x/menit S: 36,8oC

S : Demam (+), pola masih serupa dengan awal sakit, muntah (-), nyeri kepala (-). Mencret 3x/hari, encer, kekuningan, lendir & darah (-), Nyeri ulu hati (+) terutama bila telat makan. Nafsu makan meningkat, asupan sedikit

O : Nyeri perut (+)di regio epigastrium dan umbilikalis

A : Susp. GEA + dyspepsia

• Diet nasi tim• IVFD 1500cc/24 jam• Cefotaxime

3x500mg• Cotrimoxazole

3x2cth• Antrain 2x200mg• Ranitidine 2x1amp• PP darah rutin &

Widal

Follow Up

Page 20: Case Tifoid

Follow UpHematologi 13/8/2015 Hemoglobin : 11,1 gr/dl Hematokrit : 32 % Leukosit : 7600/mm3 Trombosit : 230.000/mm3

O H

S. typhi - -

S. paratyphi A - -

S. paratyphi B - 1/320

S. paratyphi C 1/320 -

Tes Widal 13/8/2015

Page 21: Case Tifoid

Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

14 / 8 / 2015TD : -, N : 92x/menitR : 20x/menitS: 35,9oC

S : Demam (-), Mencret (-), nyeri ulu hati (-), nyeri kepala (-)

O : dalam batas normal

A : Susp. Demam tifoid

• Boleh pulang• Diet nasi tim• Biothicol

(Tiamfenikol) 3x2cth x 2 fls

Follow Up

Page 22: Case Tifoid

PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd functionam : dubia ad bonamAd sanationam : ad bonam

PROGNOSISPROGNOSIS

Page 23: Case Tifoid

Demam TifoidDemam Tifoid

Page 24: Case Tifoid

Demam tifoid adalah penyakit multisistemik berpotensi fatal yang disebabkan terutama oleh Salmonella enterica, subspecies enterica serovar typhi dan serovar yang berkaitan yaitu paratyphi A, B, and C. (Medscape)

DefinisiDefinisi

Page 25: Case Tifoid

Salmonella enterica, suatu bakteri gram negative

S. typhi, S. paratyphi A, B, dan C Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak

pada lapisan luar dari tubuh kuman. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak

pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman. Antigen Vi (kapsul (envelope) dari kuman,

melindungi terhadap fagositosis.) Mampu bertahan pada pH 1,5

EtiologiEtiologi

Page 26: Case Tifoid

Global per tahun: 21,7 juta kasus tifoid 5,4 juta kasus paratifoid 200.000 kematian, terutama di Asia

Negara maju: <15 kasus/100.000 penduduk Kebanyakan pelancong

Negara berkembang: 100-1000 kasus/100.000 penduduk Terutama pada anak <5 tahun

EpidemiologiEpidemiologi

Page 27: Case Tifoid

Resistensi antibiotik: Plasmid-mediated Ampicillin, chloramphenicol, cotrimoxazole Nalidixic acid & fluoroquinolone (kontributor

terbesar kasus tifoid pada pelancong amerika). Beradaptasi untuk menginfeksi manusia ->

tidak lagi menular pada hewan Metode penularan utama: ingesti partikel

makanan atau air yang terkontaminasi Water-borne outbreaks akibat sanitasi buruk Peternakan makanan laut yang terkontaminasi

limbah atau menggunakan “night soil” (pupuk kotoran manusia)

EpidemiologiEpidemiologi

Page 28: Case Tifoid

Dosis ingesti 104-109 organisme Inkubasi 4-14 hari tergantung dosis inokulasi Invasi ileum terminalis -> menembus barrier

intestinal Khusus S.typhi: melewati plak Peyerii Memasuki system limfe mesenterial -> aliran

darah (bakteriemi primer) -> organ RES Replikasi dalam makrofag Memasuki darah -> bakteriemi sekunder

(akhir dari masa inkubasi)

PatogenesisPatogenesis

Page 29: Case Tifoid
Page 30: Case Tifoid
Page 31: Case Tifoid

PatogenesisPatogenesis

Page 32: Case Tifoid

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis

Page 33: Case Tifoid

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis

SISTEMIK Inkubasi Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3

Demam stepladder atau onset perlahan

Sangat sering

Demam tinggi akut

Jarang

Menggigil Hampir semua

Kaku otot Jarang

Anorexia Hampir semua

Diaphoresis Sangat sering

Page 34: Case Tifoid

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis

NEUROLOGIS Inkubasi

Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3

Malaise Hampir semua

Hampir semua Typhoid

State (sering)

Insomnia Sering

Delirium Sering Sangat sering

Psikosis Jarang Sering

Katatonia Jarang

Nyeri kepala frontal

Sangat sering

Rangsang meningeal

Jarang

Page 35: Case Tifoid

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis

GASTROINTESTINAL Inkubasi Mgg 1 Mgg 2 Mgg 3

Konstipasi Sering

Diare Jarang Sering (pea soup)

Kembung Sering

Nyeri abdomen difus

Sering

Perdarahan abdomen

Sering

Hepatosplenomegali

Sering

Page 36: Case Tifoid

Negara berkembang -> klinis Diagnosis pasti: kultur bakteri Tes Widal: kurang sensitif dan spesifik

Banyak false-positive dan false-negative Harus ditunjang klinis

Metode serologis baru dengan antibody monoklonal: belum ada yang signifikan pada penelitian skala besar

DiagnosisDiagnosis

Page 37: Case Tifoid

DiagnosisDiagnosis

Page 38: Case Tifoid

Klinis tidak khas pada anak: GEA, bronchitis, BP

Malaria Sepsis e.c bakteri lain Infeksi organisme intraseluler

TB, bruselosis, tularemia, leptospirosis, rickettsia

Infeksi viral Dengue, hepatitis akut, infectious

mononucleosis

Differential DiagnosisDifferential Diagnosis

hematologi

Page 39: Case Tifoid

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Page 40: Case Tifoid

Farmakologis->Pemberian antibiotik bertujuan menghentikan dan mencegah penyebaran kuman.

Kloramfenikol: 4x500mg, oral/parenteral, ~7 hari bebas demam

Tiamfenikol, 4x500mg, ~7 hari bebas demam Efek samping lebih rendah dari kloramfenikol

Kotrimokzasol (sulfanetoksazol 400mg dan 80mg trimetoprim), 2x2 tab, diberikan selama 2 minggu.

Sefalosporin generasi ketiga

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Page 41: Case Tifoid

Fluoroquinolone Norfloksasin dosis 2X400 mg/hari selama 14

hari Siprofloksasin dosis 2X500 mg/hari selama 6

hari Ofloksasin dosis 2X400 mg/hari selama 7 hari Pefloksasin dosis 400mg/hari selama 7 hari Fleroksasin dosis 400mg/hari selama 7 hari

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Page 42: Case Tifoid

Terbanyak: hepatitis tifosa, pneumonia, ensefalopati

Penyebab kematian terbanyak adalah perforasi usus

Hepatitis tifosa Hepatomegali Ikterik Kelainan laboratorium, antara lain :

Bilirubin Peningkatan SGOT/SGPT Penurunan indeks waktu prothrombin

Kelainan histopatologi

KomplikasiKomplikasi

Page 43: Case Tifoid

Intestinal: perdarahan usus, perforasi usus dan ileus paralitik Perdarahan:

Hematochezia atau occult blood test + Perforasi:

gejala – gejala akut abdomen dan peritonitis gas bebas dalam rongga perut yang dibantu

dengan pemeriksaan klinis bedah dan foto polos abdomen 3 posisi.

Toxic typhoid Indonesia: 10-40% rawat inap Penurunan kesadaran akut (kesadaran

berkabut, apatis, delirium, somnolen, sopor, koma)

KomplikasiKomplikasi

Page 44: Case Tifoid

Kardiovaskuler perubahan non spesifik pada gambaran EKG

(10-15%) Toksik miokarditis (1-5%). takikardia, nadi dan

suara jantung yang lemah, hipotensi, dan abnormalitas gambaran ekg.

Hematologi Trombositopenia DIC -> mekanisme belum jelas

Pankreatitis tifosa

KomplikasiKomplikasi

Page 45: Case Tifoid

Secara garis besar ada 3 strategi pokok untuk memutuskan transmisi tifoid, yaitu ; 1. Identifikasi dan eradikasi Salmonella typhi

baik pada kasus demam tifoid maupun karier tifoid;

2. Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi Salmonella typhi akut maupun karier;

3. Proteksi terhadap orang yang beresiko terinfeksi.

PencegahanPencegahan

Page 46: Case Tifoid

Hal yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesehatan umum adalah: Sanitasi lingkungan Penyediaan sumber air yang bersih Meningkatkan pengamanan bahan pangan agar

terhindar dari kontaminasi bakteri.

PencegahanPencegahan

Page 47: Case Tifoid

Tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara maju: angka mortalitas < 1%. Di negara berkemban: angka mortalitas > 10%,

biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan dan pengobatan.

Munculnya komplikasi mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

PrognosisPrognosis

Page 48: Case Tifoid

Terima KasihTerima Kasih