Case Pneumonia-tb Vya Ringks
description
Transcript of Case Pneumonia-tb Vya Ringks
LAPORAN KASUSPNEUMONIA + TB ANAK
PENYUSUN:
Arevia Mega Diduta Utami
030.08.036
PEMBIMBING :
Dr. Rudi Ruskawan, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT OTORITA BATAM
PERIODE 25 Februari 2013 – 04 Mei 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : An. AZ
Tanggal lahir/Umur : 10 Januari 2011/ 2 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Batu Aji Asri 73
Agama : Islam
No. RM : 32-54-74
Masuk RS : 18 Februari 2013, jam 06.15 WIB
B. Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama Tn. S Ny.L
Umur 41 tahun 37 tahun
Alamat Batu Aji Asri Batu Aji Asri
Agama Islam Islam
Suku Bangsa Melayu Melayu
Pendidikan D3 SMA
Pekerjaan Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga
Hubungan Pasien dengan orang tua: Pasien anak kandung ( anak ke-2 dari 2 bersaudara)
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada orang tua pasien pada tanggal 18
Maret 2013 pukul 08.15 WIB di kamar perawatan pasien.
Keluhan Utama
Sesak yang semakin parah sejak 9 bulan Sebelum masuk Rumah sakit.
2
Keluhan Tambahan
o Demam sejak 3 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.
o Batuk Berdahak hilang timbul sejak 9 bulan Sebelum Masuk Rumah Sakit.
o Anak terlihat sangat lemas
o Jika batuk tidak berhenti, anak akan tampak biru pada ujung ujung jarinya.
o Berat badan tidak bertambah sejak usia 1,5 tahun
o Sering Berkeringat malam hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD RS Otorita Batam dengan keluhan sesak yang semakin parah
yang telah terjadi sejak 9 bulan, disertai demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
dan anak tampak lemas.
9 bulan sebelum masuk rumah sakit , saat anak berusia 1 tahun 3 bulan , anak dibawa
ke RSUD Ummul Fatimah dengan keluhan batuk , demam dan sesak nafas, dan ibu
pasien melihat ketika anaknya batuk tidak berhenti-berhenti , ujung-ujung tangan dan
kaki anak tampak kebiruam. kemudian sempat dirawat sekitar 4 hari kemudian dokter ,
awalnya dokter mengatakan bahwa kemungkinan terdapat kelainan jatung dan paru,
namun dari hasil foto rontgen dokter mengatakan bahwa terdapat infeksi paru dan
jantung dalam keadaan normal. Kemudian anak diberikan dan dipulangkan dengan
kondisi batuk dan demam sudah membaik namun sesak masih ada , diketahui oleh
ibunya dari kecepatan bernafas yang memang meningkat dari biasanya.
Dua minggu setelah pulang dari RS, timbul kembali batuk dan demam disertai sesak
nafas yang memang tidak hilang . dan anak dibawa control ke poliklinik dan hanya
diberikan obat minum saja. Keadaan setelah anak berobat ke poli membaik batuknya dan
demam, namun sesak tetap terlihat.
Dan anak berulang kali mengalami hal yang sama dan orang tua pasien membawa
anak ke poliklinik untuk berobat namun hanya diberikan obat-obatan , namun sesak
menetap meskipun batuk dan demam hilang.
3 bulan sebelum masuk RSOB, pada saat anak berusia 1 tahun 9 bulan anak mengeluh
sesak batuk dan pilek lalu dibawa ke RS Budi kemuliaan kemudian dilakukan
pemeriksaan dan foto Rontgen dan dikatakan bahwa anak menderita infeksi paru dan
terdapat cairan di paru. Kemudian rawat inap 7 hari dan pada hari ke 6 dilakukan foto
3
rontgen ulang dan dokter menyatakan hasilnya sudah membaik. Kemudian anak
dipulangkan, namun sesak masih tetap ada.
Pada saat 2 hari sebelum masuk RSOB anak demam tinggi terus menerus sejak 3 hari
Sebelum masuk RS, sesak terus menerus sejak 9 bulan SMSR batuk berdahak warna
bening . pilek sejak 3 hatri SMRS. Kemudian dan datang ke klinik kemudian dirujuk
untuk dirawat , kemudian pasien datang ke RS Awal Bros , namun penuh kemudian ibu
pasien membawa pasien ke RSOB.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ketika anak berusia 6 bulan anak mengalami diare sampai dirawat di RSBK selama 4
hari.
Ketika anak berusia 9 bulan, dengan keluhan batuk dan sesak , pasien dibawa oleh
orangtuanya ke RS harapan bunda dan didiagnosis infeksi paru oleh dokter anak ,
kemudian anak dirawat selama 5 hari.
2 minggu kemudian , ibu pasien membawanya ke klinik degan keluhan batuk, demam
dan diberikan obat kemudian sembuh.
Ketika anak berusia 11 bulan, ibu pasien membawa ke RS. Budi kemuliaan dan
dirawat dengan diagnosis Infeksi paru/pneumonia.
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteri - Penyakit jantung -
Cacingan - Diare + 6 bulan Penyakit ginjal -
DBD - Kejang - Penyakit darah -
Demam tifoid - Kecelakaan - Penyakit paru 9 ,11 bln.
Otitis - Morbili - Tuberculosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Kehamilan
Morbiditas
kehamilan
Tidak pernah menderita penyakit selama
kehamilan, dan juga tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan apapun
Perawatan Antenatal Ibu pasien memeriksakan kandungannya ke
bidan selama kehamilan secara rutin
Kelahiran Tempat Kelahiran RS Permata Hati
4
Penolong Persalinan Bidan
Cara Persalinan Partus Normal
Masa Gestasi Cukup bulan
Keadaan Bayi Langsung menangis, warna kulit kemerahan
Berat badan lahir: 2900 g
Panjang badan: 51 cm
Lingkar kepala tidak ingat
Apgar score (-)
Kesimpulan: riwayat kehamilan baik dan kelahiran baik
Riwayat Makanan
Umur/bulan ASI PASI Buah/biscuit Bubur susu Nasi tim
0-2 + - - - -
2-4 + - - - -
4-6 + - + + -
6-8 + - + + +
8-10 + + + + +
10-12 + + + + +
Kesimpulan:. Gizi cukup, bervariasi
Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur)
I II III IV
BCG 1 bulan
DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Campak -
Hepatitis
B
0 bulan 1 bulan 5 bulan
Kesimpulan : Imunisasi dasar tidak lengkap
5
Riwayat Perkembangan
- Tengkurap : 5 bulan
- Duduk : 9 bulan
- Merangkak : 10 bulan
- Berdiri : 11 bulan
- Berjalan : 13bulan
- Bicara(berbntuk kalimat dr 2 kata) : 18 bulan
Kesimpulan : Perkembangan baik, sesuai usia
Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Saat ini tidak ada keluarga yang
mencret, muntah, demam, dan batuk seperti pasien. Kakak pasien sehat sehat saja. Ada
riwayat suka bersin di pagi hari pada keluarga yaitu ibu. Terdapat riwayat alergi pada
keluarga pasien. Tidak ada riwayat batuk lama yang tidak sembuh, batuk darah dan
penyakit darah dalam keluarga, tidak ada riwayat epilepsi. Ayah pasien merokok di
dalam rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 18 Maret 2013 pukul 09.00 WIB
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital:
- Nadi : 146x/ menit
- Pernafasan : 70x/ menit
- Suhu : 38,20
Data antropometri
Berat badan : 9 kg
Panjang badan : 84 cm
BB/U : 9/12.5 kg x 100% = 72% (gizi kurang)
TB/U : 84/87 cm x 100% = 96.5% ( tinggi normal)
BB/TB : 9/12.1 kg x 100% = 74.38% (gizi kurang)
Kesan : status Gizi kurang
6
Kepala : normochepali, UUB tidak menonjol, distribusi rambut merata, rambut tidak
mudah rontok dan berwarna kemerahan, wajah simetris.
Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor kanan kiri, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung
+/+, mata merah -/-, mata berair -/-, air mata +/+.
Telinga : deformitas -/-, sekret dari telinga -/- darah dari telinga -/-.
Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-,
pernafasan cuping hidung (+).
Mulut : deformitas (-), bibir kering (-), sianosis perioral (-), mukosa mulut kering
(-) hiperemis (-), lidah kotor (-)
Leher : tidak teraba pembesaran tiroid, kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
retraksi suprasternal (++).
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV garis midclavicularis kiri
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, tidak mendengar mumur dan gallop
Paru
Inspeksi : kedua hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi
sela iga (-), retraksi sub costa (++).
Palpasi : vokal fremitus sulit dinilai
Auskultasi : suara napas vesikuler pada hemitoraks kiri dan
kanan. Ronkhi +/+, wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (+)
Palpasi : abdomen teraba lunak, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba membesar,
lien tidak teraba membesar, ballotment -/-, tidak teraba massa, turgor
kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 5x/menit
Ekstremitas : akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-) di keempat
ekstremitas, CRT < 2 detik, ptekie (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
Pemeriksaan lab darah
Tanggal 18/02/13
Hemoglobin 11,5 gr/dl ( 11 - 16,5 gr/dl)
Hematokrit 34,8% ( 35- 50 %)
Leukosit 22.600/uL ( 3500 -10.000/uL)
Trombosit 369.000/uL ( 150.000- 390.000/uL)
CRP Negative
Elektrolit Na : 134 meq/L (135-147)
K : 4.9 meq/L (3,5-5)
Cl :10,4 meq/L (94-111)
Rontgen Thorax : Tidak dilakukan
Periksa Dengue blot IgG dan IgM (tidak dilakukan)
Periksa malaria (Tidak dilakukan)
Tes Provokasi ( tidak dilakukan)
Skin test ( tidak dilakukan)
Uji faal paru (tidak dilakukan)
Lumbal pungsi (Tidak dilakukan)
EEG ( Tidak dilakukan)
RESUME
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun (BB : 9 kg), datang ke IGD RSOB dengan keluhan
demam tinggi sejak 3 hari SMRS, demam dirasakan tinggi terus menerus dan hanya turun
jika diberikan obat penurun panas. disertai sesak yang telah terjadi sejak 9 bulan sebelum
masuk rumah sakit dan menetap. Terdapat Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih
bening disertai pilek sejak 3 hari SMRS. Sering berkeringat terutama pada malam hari sampai
harus mengganti baju anaknya.Berat badan yang tidak kunjung naik sejak usia 1,5 tahun.
Pasien menyangkal adanya mual, muntah, diare ,BAK normal. Tidak ada riwayat asma pada
keluarga ataupun riwayat alergi terhadap obat-obatan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
keadaan umum tampak sakit sedang, komposmentis. Tanda-tanda vital HR : 146x/menit,
RR : 70x/menit(takipneu), dan suhu : 38,2o (febris) . Pada pemeriksaan fisik ditemukan
pernapasan cuping hidung, retraksi epigastrium,retraksi substernal. auskultasi thorax
8
didapatkan bunyi rhonki dan wheezing di kedua lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan leukositosis.
DIAGNOSA KERJA
1. Pneumonia + TB
DIAGNOSA BANDING:
1. Pneumonia + infeksi jamur kronik.
2. Pneumonia + asma bronkial
3. Pneumonia
PENATALAKSANAAN
- IVFD Tridex 27 B 25 tpm/mikro
- Terapi inhalasi ventolin + flexotide tiap 6 jam
- Donexan Dx 4 x ¾ cth
- Ambroxol 4 x ¾ cth
- Paracetamol 4 x 1 cth
- Inj. Pelastin 3 x 250 mg IV
- Dexamethason 1 ampul sebelum antibiotik
- Diet makanan lunak dan minum
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
9
Tgl S O A P
10
19/2 Sesak Batuk
Pilek Mencret 4x
PCH + , RSS +
R.subcostal +
Rh +/+ wh +/+
Pneumonia
Dd/ Asma
Bronkiale
IVFD tridex 25 tpm/mikro
Nebu Ventolin + Flexotide / 6j
Donexan Dx
Ambroxol
PCT
Inj. Pelastin
Renalit tiap mencret
L-bio 2x1 saach
Diet ML/MB minum
O2 kanul
Tgl S O A P
20/2 BAB cair 2x = = =
Rencana Ro thorax
21/2 BAB normal
Sesak Batuk
Pilek
=
Wh -/-
Pneumonia Berat =
Hasil Ro thorax + Pneumonia pada ke 2 paru
terutama kanan. Tanpa cardiomegali
22/2 Sesak batuk
Pilek
= = = , L bio dan renalit stop.
23/2 = = = Terapi inhalasi Ventoline + Flexotide stop.
Tgl S O A P
11
24/2 Sesak Batuk
Pilek
= = =
25/2 Sesak Batuk
Pilek
= Pneumonia berat
+ ISPA
=
26/2 Sesak Batuk
Pilek
= = =
27/2 Sesak Batuk
Pilek
= = =
28/2 Sesak , Batuk = Pneumonia berat = , + Rencana Rontgen Thorax ulang
Tgl S O A P
01/3 Sesak Batuk = , hasil Ro ulang + ,
dengan perbaikan
dibandingkan
sebelumnya
Pneumonia berat =
2/3 = = = =
3/3 = = = =
12
4/3 = = = =, + foto thorax ulang
5/3 = =, hasil thorax ulang + ,
hasil baik jika
dibandingkan foto
sebelumnya
= = , + rehabilitasi medik.
Tgl S O A P
6/3 Batuk , Sesak = = =
7/3 = = = = , ganti antibiotik à
Inj cinam 4x250 mg iv
Inj Gentamisin
2x25 mg IV
8/3 = = = Ganti infus/3 hari
9/3 Batuk , sesak = = + Terapi inhalasi Farbivent+flexotide 4x shari
10/3 = = = =
Tgl S O A P
13
11/3 Sesak , Batuk,
Dahak sulit
keluar
= = =
12/3 = = = + cek DL ulang
13/3 = = , hasil DL ulang :
Hb 10.8 g/dl L 13.010
Ht 31 T 571.000
= = , +konsul jantung à ECHO
14/3 = Hasil echo = normal = =
15/3 = = = IV line stop.
Elkana syr 2 x ½
Cefixime syr 2x1/2
Konsul dr paru
Cek AGD
Tgl S O A P
16/03 = =, hasil AGD +
Hasil AGD tgl
16/03/2013
Hb : 10.8 g/dl
LED : 2mm/jam
Ph : 7,352 (7.37-7.44)
Po2 :122,4 mmhg (80-
90)
Pco2 : 46.8 mmhg (34-
45)
= =
14
Bikarbonat : 25,6
mmol/l (23-29)
Total Co2 : 27.0 (24-30)
BE : -0.5 (-2.4 s/d
+2.3)
So2 : 98.3%
Tgl S O A P
17/3 = Jawaban konsul paru+
Chronic lung infection
= àrencana bronkoskopy + ct scan paru
18/3 = Hasil CT scan thrx à
Bronkopneumonia
bilateral dd/ proses
spesifik aktif
= =
19/3 = Hasil Broncoscopy à
Edema ringan pada
kedua percabangan
bronkus
= Masih menunggu hasil bilasan bronkus
20/3 = = = =
21/3 Oksigen
dependance
= = =
Tgl S O A P
15
22/3 Batuk sesak
O2 dependence
= , hasil bilasan bronkus
à tidak ditemukan sel
tumor , sesuai dengan
proses spesifik kronis.
Pneumonia + TB + OAT
Rifampisin 250 mg
Isoniazid 75 mg
Pirazinamid 1000 mg
+ vit b6.
24/3 = = = Pulang dengan obat oral dan tabung oksigen
16
BAB II
ANALISA KASUS
Kasus ini didiagnosis sebagai Pneumonia dengan TB berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang didapatkan yaitu:
Dasar diagnosa
Pneumonia +TB
Pasien Literatur
Anamnesis 1. Pasien berusia 2 tahun
2. Sesak
3. Demam
1.a Insidensi Pneumonia pada anak
< 5 tahun di Negara berkembng 10-
20 kasus/ 100 anak/tahun.
1.b TB menyerang semua umur.
2.a Pada pneumoni sesak / dyspnoe
merupakan trias dari pneumonia.
3.a Demam merupakan gejala dari
pneumonia, dimana terdapat reaksi
inflamasi pada parenkim paru yang
menyebabkan reaksi tubuh sistemik
berupa demam. Demam pada
pneumonia yang biasanya
disebabkac`n oleh (coccus)
biasanya bersifat demam tinggi.
3.b Pada Tb dapat pula
menimbulkan demam yang lama
dan berulang
4.a Batuk merupakan trias dari
pneumonia .
4.b Batuk juga dapat terjadi pada
TB , dimana awitannya lebih dari 3
17
4. Batuk
5. BB tidak kunjung naik
6. Keringat malam
minggu.
5. Gizi buruk merupakan factor
predileksi terjadinya infeksi,
termasuk infeksi TB dan bakteri
non TB pada paru.
6. Keringat malam merupakan
salah satu dari gejala infeksi TB
paru.
Pemeriksaan fisik 1. Frekuensi Nafas yang
meningkat
2. Pernafasan Cuping Hidung
+
3. Retraksi Suprasternal,
Subcostal.
1. Frekuensi nafas yang
meningkat merupakan
usaha kompensasi pertama
yang dilakukan tubuh saat
tubuh merasa kekurangan
oksigen .
2. Pernafasan cuping hidung
ialah tanda yang terlihat
pada pasien , dengan usaha
untuk mendapatkan oksigen
lebih banyak.
3. Retraksi merupakan usaha
kompensasi kedua dimana
otot-otot bantuan
pernafasan digunakan yang
dilakukan tubuh jika usaha
peningkatan frekuensi nafas
tidak berhasil
4. Ronki merupakan suara
nafas tambahan yang akan
18
4. Rhonki +/+
5. Gizi kurang menurut data
antropometri
muncul jika didalam saluran
nafas terdapat secret.
5. Gizi kurang merupakan
factor yang membuat
system imun bekerja kurang
baik dan menyebabkan
mudahnya terinfeksi.
Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium :
2.
Pemeriksaan foto Rontgen 3x, 21
Februari 2013 à Pneumonia
bilateral dd/proses spesifik
aktif
28 Februari2013 à bercak
exudat berkurang jika
dibandingkan rontgen tgl 21/2
4 Maret 2013 à bercak exudat
berkurang jika dibandingkan
dengan tanggal 28/02.
3. Pemeriksaan Echocardiografi
tgl 14 Maret 2013 à normal
1. Pemeriksaan laboratorium :
daam batas normal, kcuali
adanya infeksi bakteri akan
terjadi leukositosis
2. Pemeriksaan foto rontgen
dibutuhkan untuk
mengetahui apakah adanya
proses infeksi pada paru
dan perbaikan dari terapi.
3. Karena didapatkan dari
anamnesis bahwa ujung-
ujung jari tangan dan kaki
anak sering terlihat
membiru (cyanosis) maka
diperlukan pemeriksaan
penunjang untuk
menentukan apakah adanya
kelainan jantung yang dapat
19
4. Pemeriksaan AGD tgl 16 Maret
2013
5. CT scan thorax tgl 18 Maret
2013 à bronkopneumonia
bilateral dd/ proses spesifik
aktif
6. Hasil bronkoscopy à edema
ringan pada kedua percabangan
bronkus
7. Hasil bilasan bronkus à tidak
didapatkan sel tumor, sesuai
dengan proses infeksi kronik
menyebabkan terjadinya
cyanosis
4. Analisis gas darah
merupakan penunjang
untuk mengetahui
keseimbangan asam basa
dalam darah dan pada pasie
ini perlu dilakukan dengan
indikasi penyakit paru yang
kronis.
5. CT scan dilakukan untuk
menegakkan diagnosis lebih
pasti untuk mengetahui
kelainan di paru.
6. Bronkoscopy dilakukan
untuk melihat langsung
keadaan bronkus
7. Bilasan bronkus dilakukan
untuk membedakan chronic
lung infection.
ANALISA TERAPI:
1.Kebutuhan cairan,menurut holiday and segar berdasar berat bdan:
Berat badan (BB) Anak Jumlah (ml)/ kgBB/jam
BB 10 kg pertama 4ml/kgBB/jam
20
BB 10 kg kedua 2ml/ kgBB/jam
BB sisanya 1 ml/kgBB/jam
Pada pasien ini berat badan nya 9 kg.Maka kebutuhan cairan basalnya.
9 kg x 4 cc/kg BB = 36 ml/jam .
Jumlah tetesan/menit:
Jumlah cairan yang diberikan x factor tetesan (mikro = 60) =
Waktu pemberian (menit)
36 ml/jam x 60 = 36 tts / menit/ mikro
60
Pada pasien yang diberikan 25 tetes per menit infus Tridex 27B
Diberikan cairan rumatan yaitu TRIDEX yang setara dengan KA-EN 3B. Yang isinya
adalah glukosa anhydrate 13.5 g,sodium chloride(na cl) 0.875 g,potassium
chlorid(kcl) 0.75 sodium lactate 1.12 gr.
Pada pasien ini diberikan 25 tetes per menit.
Tridex atau KAEN3B adalah cairan untuk rumatan yang umum dipakai,terutama pada
pasien yang ada keterbatasan asupan oral,merupakan cairan yang lazim untuk
rumatan.
ANTIBIOTIK
Antibiotik yang diberikan adalah imipenem dan celastin sesuai dosisnya yaitu
1. Untuk anak diatas 3 bulan 60 mg/kgBB (maksimal 2 gr) dibagi dalam 3-4 dosis.
sehingga dosisnya:
21
2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 60 x 9= 540 mg per hari,sehingga dibagi jadi 3 dosis
injeksi intravena 3x 180mg. à pada pasien diberikan 3x 250 mg.
Imipenem adalah antibiotik yang melawan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri.
Dalam penggunaannya, biasanya disertai dengan Cilastatin. Cilastatin membantu Imipenem
bekerja secaralebih efektif dengan mencegah penguraian antibiotik dalam ginjal.
Indikasi:
Untuk infeksi serius pada sistem pernapasan bawah, kulit, perut, organ reproduksi wanita,
dan sistim tubuh lainnya.
Selain itu diberikan antibiotic ampisilin/sulbactam sesuai dosisnya yaitu
1. Untuk anak dengan berat badan dibawah 20 adalah 50-100 mg/kgbb.shingga
dosisnya:
2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 100 x 9= 900 per hari,sehingga dibagi jadi 4 dosis
injeksi intravena 4x 225mg. à pada pasien diberikan 4 x 250 mg.
Ampisilin sulbactam
Ampisilin merupakan turunan dari golongan penisilin yang memiliki efek bakterisisdal
luas(spektrum luas),sayagnya ampisilin terdegradasi oleh betalaktamse sehingga spektrumnya
menjadi tidak luas.Oleh karena itu ampisilin dikombinasikan dengan sulbaktam,yang dapat
memblok efek degradasi dari betalkatamse,seehingga spektrumnya dan efeknya jadi
luas.ampisilin sulbactam merupakan pilihan pertama antibiotik pada bayi dan neonatus
karena dari penelitian terbukti tidak ada efek yang membahyakan kecuali alergi terhadap
penislin dan tidak ada bukti resistensi seperti halnya amoksisilin.lebih dipilih daripada
golongan sefalosporin yang banyak mengandung efek samping.
Untuk anak dengan berat badan dibawah 20 adalah 50-100 mg/kgbb.shingga dosisnya:
Pada anak ini beratnya 14,5 kg: 60 x 14,5= 870 per hari,sehingga dibagi jadi 4 dosis injeksi
intravena 4x 200mg.
Selain itu diberikan antibiotic Gentamisin sesuai dosisnya yaitu
1. Untuk anak 3-5 mg/kg BB setiap 8 jam,max 7 hari .sehingga dosisnya:
22
2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 5 x 9= 45 mg per hari,sehingga dibagi jadi 3 dosis
injeksi intravena 3x 15mg. à pada pasien diberikan 3 x 25 mg.
Indikasi dari gentamisin adalah infeksi bakeri gram negative (pseudomonas , proteus) dan
kuman gram + (staphylococcus) , antibiotic ini baik untuk infeksi tulang , saluran nafas,
saluran kemih dan profilaksis untuk endokarditis.
Cefixime
Cefixime adalah sefalosforin semi-sintetik generasi ketiga yang dapat diberikan secara oral.
Selain cefixime, keluarga sefalosporin lain diantaranya sefaleksin, cefaclor,cefuroxime,
cefpodoxime, cefprozil dan lain-lain.
Mekanisme kerja sefalosporin yaitu dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri,
sehingga tanpa dinding sel, bakteri akan mati. Cefixime tahan terhadap hidrolisa berbagai
macam enzim betalaktamase yang dihasilkan bakteri. Beberapa bakteri yang peka terhadap
cefixime yaitu Staphylococcus aureus , Streptococcus pneumoniae , Streptococcus
pyogenes (penyebab radang tenggorokan ), Haemophilus influenzae, Moraxella
catarrhalis, E. coli , Klebsiella , Proteus mirabilis, Salmonella , Shigella , dan Neisseria
gonorrhoeae.
Anak-anak: 1.5-3 mg/kg berat badan (BB), 2 kali sehari. Untuk infeksi berat, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 6 mg/kg BB, 2 kali sehari. Pada anak ini beratnya 9 kg : 6 x 9 = 54 mg.
Sediaan cefixime sirup 100mg/5ml dalam 30 ml jadi diberikan 2 x ½ cth
ANTIPIRETIK
Pada pasien ini diberikan antipiretik yaitu paracetamol sirup dengan dosis 10-15 mg/kg/bb
per 6-8 jam.
Dosis pada pasien ini: 10x bb pasien(9)= 90 mg per 8 jam. Sediaan obat sirup 120mg/5ml
berarti diberikan 4 x 3/4 cth.
TERAPI INHALASI
Pada pasien ini diberikan Terapi inhalasi farbiven + flexotide tiap 6 jam. Flexotide adalah
kortikosteroid. Kortikosteroid berkerja dengan memblok enzim fosfolipase A2, sehingga
menghambat pembentukan mediator peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien. Selain
23
itu mengurangi sekresi mucus dan menghambat proses peradangan. Kortikosteroid tidak
dapat merelaksasi otot polos jalan napas secara langsung tetapi dengan jalan mengurangi
reaktifitas otot polos disekitar saluran napas, meningkatkan sirkulasi jalan napas dan
mengurangi keparahan asma. Kontraindikasi bagi pasien yang hipersensitifitas dengan
kortikosteroid. Kortikosteroid secara inhalasi umumnya lebih aman karena efek samping
yang ditimbulkan lebih bersifat lokal seperti kandidiasis (infeksi jamur) disekitar mulut,
disfonia (kesulitan bicara), sakit tenggorokan dan batuk. Efek samping ini dapat dihindari
dengan berkumur setelah menggunakan sediaan inhalasi.
Farbivent mengandung 21 mg Ipropropium Bromida + 125 mg Salbutamol yang fungsinya
adalah sebagai bronkodilator.
MUKOLITIK
Ambroxol syr. Dosis menurut umur 2-5tahun 3x 1 (2,5ml).Ambroxol merupakan obat yang
berfungsi sebagai mukolitik dan ekspektoran. Obat ini merupakan metabolit aktif dari
bromhexin sehingga memiliki cara kerja yang sama. Mekanisme kerjanya dengan
menghancurkan atau memecah asam mukopolisakarida sehingga mengencerkan dan
menipiskan lapisan mucus sehinga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk
MULTIVITAMIN
Multivitamin yang diberikan pada pasien ini adalah elkana syr , dimana multivitamin ini
diberikan untuk meningkatkan daya tahan tuuh agar tidak terserang penyakit.
OAT (Obat Anti Tuberculosis)
Pada pasien diberikan
Rifampisin 250 mg
Pirazinamid 1000 mg
24
Isoniazid 75 mg
Vitamin B6
25