CA Tiroid Lapsus b Onko

download CA Tiroid Lapsus b Onko

of 12

Transcript of CA Tiroid Lapsus b Onko

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kanker tiroid adalah kanker yang terjadi pada selsel tiroid. Kelenjar tiroid

    menghasilkan hormon tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju

    metabolism, suhu dan berat badan. Ada berbagai macam tipe dari kanker tiroid. Papillary

    carcinoma dan follicular carcinoma merupakan tipe yang paling sering ditemui. Tipe lain dari

    kanker tiroid seperti medullary carcinoma, anaplastic carcinoma, dan tiroid limpoma.

    Kanker tiroid penyakit keganasan tersering ditemukan pada sistim endokrin, 1% dari

    seluruh keganasan, di Indonesia menempati urutan 9 dari 10 keganasan yang sering

    ditemukan. Pada daerah endemik insidensi kanker tiroid folikuler dan anaplastik lebih sering,

    terutama pada usia lanjut. Sedangkan daerah yang kaya akan jodium (Iceland) tipe papiler

    lebih menonjol. Golongan umur terutama pada usia 7-20thn dan 40-65thn, dimana wanita

    lebih sering dari pada pria ; 3:1. Gambaran klinis yang sering ditemukan berupa nodul

    tunggal (70-75%), sesak nafas, perubahan suara, sulit menelan, dan pembesaran kelenjar

    getah bening leher.Insidensi kanker tiroid sangat dipengahuri oleh banyak faktor antara lain :

    demografi, lingkungan, usia, riwayat keluarga dan pernah terpapar radiasi.

    Berbagai modalitas dalam menegakkan diagnosis pasti nodul tiroid dan untuk

    mengetahui jenisnya telah dikenal dalam dunia kesehatan. Mulai dari anamnesis sederhana,

    pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang yang canggih dapat dipergunakan dalam

    penanganan pasien dengan nodul tiroid. Pemeriksaan penunjang tersebut meiliputi

    pemeriksaan kadar Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) di dalam serum, Fine-Needle

    Aspiration(FNA), Ultrasonografi tiroid, hingga menggunakan Thyroid scan.

    Penatalaksanaan dan terapi dari nodul tiroid selanjutnya tergantung pada hasil

    pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Terapi tersebut dapat meliputi pembedahan ataupun

    terapi dengan pemberian hormon. Pembedahan yang dilakukan berupa lobectomy baik itu

    total ataupun sebagian. Terapi hormon yang diberikan berupa hormon tiroksin (T4) sesuai

    dengan indikasi.

    http://www.kanker-payudara.net/http://www.kanker-payudara.net/
  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    2/12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. Anatomi, Histologi dan Fisiologi Tiroid

    1.1 Struktur anatomi dan histologi kelenjar tiroid

    Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin pada manusia yang terletak di

    bagian dalam dari otot sternotyhroid dan sternohyoid setinggi vertebra C5 sampai T1.

    Kelenjar ini terdiri atas lobus kanan dan kiri yang terletak anterolateral dari laring dan trakea.

    Isthmus merupakan bagian yang menyatukan kedua lobus tiroid sepanjang trakea, biasanya di

    anterior dari cincin trakea kedua dan ketiga. Kelenjar tiroid dikelilingi oleh kapsul fibrous

    yang tipis. Jaringan ikat padat melekatkan kapsul fibrous ke kartilage krikoid dan cincin

    trakea superior. Diluar kapsul adalah jaringan ikat longgar yang dibentuk oleh lapisan viscera

    daripretracheal deep cervical fascia1.

    Suplai darah kelenjar tiroid berasal dari sepasang arteri tiroid superior dan inferior.

    Arteri tiroid superior merupakan cabang pertama dari arteri karotid eksternal. Arteri tiroid

    superior menuju ke kelenjar dan terbagi menjadi cabang anterior dan posterior. Arteri tiroid

    inferior merupakan cabang terbesar dari thyrocervical trunk, berjalan superomedial dan

    posterior dari selubung karotid untuk mencapai aspek kelenjar tiroid. Pada sekitar 10% orang,

    ima thyroid artery berasal dari brachiocephalic trunk atau cabang aorta. Arteri kecil ini

    berjalan ke atas pada permukaan anterior trakea dan menuju ke isthmus kelenjar tiroid1.

    Gambar 1.1 kelenjar tiroid (Sumber: Netter, 2000)

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    3/12

    Tiga pasang vena biasanya mengalirkan vena dari pleksus tiroid pada permukaan

    anterior kelenjar tiroid dan trakea. Vena tiroid superior mengalirkan darah dari kutub superior

    kelenjar, vena tiroid tengah mengalirkan darah dari pertengahan lobus dan vena tiroid inferior

    mengalirkan darah dari kutub inferior dan atau isthmus. Vena tiroid superior dan tengah

    mengalirkan darah ke vena jugular internal dan vena tiroid inferior mengalirkan darah ke

    vena brachiocephalic (kebanyakan yang kiri)1.

    Pembuluh limfa kelenjar tiroid berhubungan dengan jaringan kapsular pembuluh limfa.

    Dari bagian superior lobus dan dan isthmus kelenjar, pembuluh limfa mengalir menuju

    superior deep cervical lymph nodes. Pada bagian inferior kelenjar tiroid, pembuluh limfa

    mengalir menuju inferior deep cervical lymph nodes. Beberapa pembuluh limfa mengalir

    menuju brachiocephalic nodes atau thoracic duct1.

    Persarafan kelenjar tiroid berasal dari bagian superior, tengah, dan inferior dari

    ganglion simpatik servikal. Menuju ke kelenjar melewati cardiac serta pleksus periarterial

    superior dan inferior bersama-sama dengan arteri tiroid. Serabut ini bersifat vasomotor

    sehingga dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah1.

    Gambar 1.2 kelenjar tiroid beserta vaskular, kelenjar getah bening dan saraf

    (Sumber: Netter, 2000)

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    4/12

    Pada pemeriksaan mikroskopis, kelenjar tiroid terdiri dari folikel-folikel dengan

    berbagai ukuran. Folikel-folikel tersebut mengandung material colloid dan dikelilingi oleh

    lapisan epitel tiroid. Folikel ini nantinya akan mensintesis tiroglobulin yang nantinya akan

    disekresikan ke dalam lumen folikel. Sejumlah mikrovili muncul dari permukaan folikel ke

    arah lumen, dimana mikrovili ini berperan dalam endositosis tiroglobulin yang nantinya akan

    dihidrolisis di dalam sel untuk melepaskan hormon tiroid2.

    Gambar 1.3 Struktur histologis dari kelenjar tiroid (Sumber: Greenspan, 2003)

    1.2 Fisiologi kelenjar tiroid

    Hormon tiroid yang disintesis oleh kelenjar tiroid sangat tergantung pada jumlah dari iodium

    yang masuk kedalam tubuh kita3. Jumlah optimal asupan iodium per hari yang

    direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dapat dilihat pada tabel 1.1 di

    bawah ini.

    Tabel 1.1 Jumlah asupan iodum per hari (Sumber: Greenspan, 2003)

    Kategori Jumlah Asupan Iodium

    Bayi baru lahirusia 1 tahun 50 g/hari

    Usia 1 - 6 tahun 90 g/hari

    Usia 7 - 12 tahun 120 g/hari

    Orang dewasa 150 g/hari

    Ibu hamil dan menyusui 200 g/hari

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    5/12

    Iodium yang dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid diperoleh dari makanan dan juga

    minuman dalam bentuk iodida atau ion iodat2. Ion iodat tersebut nantinya akan dikonversi

    menjadi iodida di dalam lambung. Iodida tersebut nantinya akan diabsorpi dari saluran cerna

    ke dalam darah. Biasanya sebagian besar dari iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh

    ginjal, setelah seperlima dari asupan iodium tersebut diserap oleh sel-sel tiroid untuk sintesis

    hormon tiroid4.

    Sintesis dari hormon tiroid dalam kelenjar tiroid meliputi 5 tahapan utama yaitu2:

    a. Transport aktif ion iodida melewati membran basal menuju ke dalam sel tiroid(iodide trapping)

    b. Oksidasi dari iodida dan iodinasi dari residu tirosil pada tiroglobulin.c. Coupling dari molekul iodotirosin dalam tiroglobulin untuk membentuk hormon

    tiroid

    d. Proteolisis dari tiroglobulin, yang nantinya akan menyebabkan pelepasan dariiodotironin dan iodotirosin

    e. Deiodinasi dari iodotirosin dalam sel tiroid oleh enzim deiodinase intratiroid.Sekitar 90 % hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam sirkulasi berupa tiroksin (T4).

    Sedangkan 10 % sisanya dalam bentuk triiodotironin (T3) yang merupakan bentuk aktif dari

    hormon tiroid3. Walaupun demikian sebagian besar T4 di jaringan perifer akan dirubah

    menjadi T3 ataupun bentuk metabolit inaktif yakni reverse T33. Di dalam sistem sirkulasi,

    sebagian besar T4 dan T3 berikatan dengan protein plasma, dimana 80 % berikatan dengan T4-

    binding globulin, 10 % - 15 % berikatan dengan T4-binding prealbumin, dan sisanya

    berikatan dengan albumin3.

    Hormon tiroid memiliki efek di tingkat selular, organ dan sistemik3. Di tingkat seluler

    hormon tiroid menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen. Oleh karena itu,

    sejumlah besar enzim protein, protein transport, protein struktural, dan zat lainnya akan

    meningkat. Hasil akhir dari semuanya ini adalah peningkatan menyeluruh dari aktifitas

    fungsional di seluruh tubuh4. Di tingkat organ, hormon tiroid memiliki beberapa efek antara

    lain meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitasnya sehingga akan meningkatkan juga

    curah jantung, meningkatkan konsumsi O2 dan produksi CO2 yang akan dikompensasi dengan

    peningkatan pernapasan pasien dan juga volume tidal , juga meningkatkan pembentukan

    tulang3. Sedangkan efek hormon tiroid di tingkat sistemik adalah meningkatkan metabolisme

    selular dan produk akhir metabolisme dimana akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi

    dan peningkatan dari aliran darah ke dalam jaringan3

    .

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    6/12

    Untuk menjaga agar tingkat metabolisme dalam tubuh tetap normal, maka setiap saat

    harus disekresikan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat4. Agar hal ini dapat tercapai,

    terdapat beberapa mekanisme pengaturan hormon tiroid, antara lain2:

    a. Hypothalamic-pituitary-thyroid axis, dimana thyrotropin-releasing hormone(TRH) dari hipotalamus menstimulasi dan melepaskan thyroid-stimulating

    hormone (TSH) kelenjar pituitari anterior, dimana nantinya akan merangsang

    sekresi dari hormon tiroid.

    b. Enzim deiodinase di kelenjar pituitari dan jaringan perifer yang memodifikasi efekdari T4 dan T3

    c. Autoregulasi sintesis hormon tiroid oleh kelenjar tiroid itu sendiri dalamhubungannya dengan suplai iodium

    d. Stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh TSH receptor autoantibodies.

    Gambar 1.4 Pengaturan hormon tiroid melaluiHypothalamic-pituitary-thyroid axis (Sumber:

    Greenspan, 2003)

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    7/12

    II. Kanker Tiroid

    2.1 Definisi dan Klasifikasi

    Kanker tiroid merupakan suatu kelainan sel dimana sel tersebut mengalami

    pertumbuhan yang tidak terkontrol yang mengenai kelenjar yang terletak di bagian dalam dari

    otot sternotyhroid dan sternohyoid setinggi vertebra C5 sampai T1. Kelenjar ini terdiri atas

    lobus kanan dan kiri yang terletak anterolateral dari laring dan trakea5.

    Ada berbagai macam tipe dari kanker tiroid. Papillary carcinoma dan follicular

    carcinoma merupakan tipe yang paling sering ditemui. Tipe lain dari kanker tiroid seperti

    medullary carcinoma, anaplastic carcinoma, dan tiroid limpoma. Angka kejadian 3 tipe

    terakhir tidaklah begitu banyak. Sekitar 80% dari kejadian kanker tiroid merupakan tipe dari

    papilllary carcinoma, sedangkan 10% nya merupakan angka kejadian dari follicular

    carcinoma6.

    Papillary carcinoma

    Biasanya jenis kanker ini berkembang dengan sangat lambat dan hanya pada satu lobus

    dari kelenjar tiroid, tetapi terkadang dapat mengenai kedua lobusnya. Walaupun

    perkembangannya lambat, tipe ini sering kali menyebar ke kelenjar limfa di leher.

    Kebanyakan dari tipe ini dapat diobati dengan baik dan jarang bersifat fatal5.

    Follicular carcinoma

    Tipe kanker ini sering terjadi pada daerah dimana penduduknya tidak cukup

    mendapatkan iodine dalam makanan mereka. Kanker ini biasanya menetap di kelenjar tiroid

    dan jarang menyebar ke kelenjar limfa tetapi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti

    paru-paru dan tulang. Prognosis dari follicular carcinoma tidak sebaik dari papillary

    carcinoma tetapi cukup baik dari banyaknya kasus yang ada5.

    Medullary karsinoma

    Terjadi pada sekitar 4% dari semua kejadian kanker tiroid. Kanker ini berasal dari sel C

    pada kelenjar tiroid. Terkadang kanker dapat menyebar ke kelnjar limfa, paru, dan hati

    sebelum nodul tiroid ditemukan. Kanker tipe ini melepaskan calcitonin dan carcinoembryonic

    antigen (CEA) ke dalam darah. Prognosis dari kanker ini tidak sebaik kanker papillary dan

    follicular karena tidak dapat menyerap iodine radioaktif. Ada dua tipe dari medullary

    carcinoma yaitu sporadic medullary thyroid carcinoma dan familial5.

    Anaplastik karsinoma

    Merupakan tipe yang paling jarang (sekitar 2% dari seluruh kejadian). Tipe ini

    disebutkan terbentuk dari riwayat tipe papillary dan atau follicular. Sifat dari kanker ini

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    8/12

    sangat agresif dan sangat cepat menginvasi daerah leher, serta daerah lain di seluruh tubuh

    sehingga sangat sulit untuk disembuhkan5.

    2.2 Etiologi

    Kanker tiroid berasal dari 2 sel yang menyusun kelenjar tiroid. Endodermal folikular sel

    merupakan asal dari papilari, folikular dan anaplastik karsinoma. Sedangkan neuroendokrin-

    derived calcitonin-producing C sel diduga asal dari medulari karsinoma6.

    Adanya riwayat paparan radiasi di daerah leher secara signifikan meningkatkan resiko

    terjadinya keganasan pada kelenjar tiroid terutama tipe papillary carcinoma. Rendahnya

    konsumsi yodium dapat pula menyebabkan kanker tiroid tipe folikular dan anaplastik6.

    Riwayat keluarga dengan kanker tiroid merupakan faktor resiko lain yang dapat

    menyebabkan seseorang terkena. Kanker tiroid tipe medular berhubungan dengan perubahan

    yang terjadi pada gen RET dan gen ini dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

    Hampir semua orang dengan kelainan gen ini mendapatkan kanker tiroid7.

    Kebanyakan wanita di Amerika Serikat lebih sering mengidap penyakit ini

    dibandingkan dengan pria. Perbandingan yang terjadi sekitar 1:3. Factor usia juga menjadi

    salah satu resiko penyebab. Kejadian kanker tiroid lebih sering terjadi pada orang dengan usia

    lebih dari 40 tahun sedangkan untuk tipe anaplastik biasanya dengan umur lebih dari 60

    tahun7.

    2.3 Manifestasi klinis

    Sebagian besar kanker tiroid muncul sebagai benjolan yang bersifat tidak nyeri, dapat

    teraba dan soliter. Umur dari pasien merupakan sesuatu yang penting karena berhubungan

    dengan jenis dari nodul. Kebanyakan nodul bersifat ganas apabila umur pasien melebihi 60

    tahun atau kurang dari 30 tahun. Selain itu, apabila nodul pada kelenjar tiroid ditemukan pada

    laki-laki maka akan cenderung bersifat ganas. Pertumbuhan yang cepat dari besarnya nodul

    dapat pula mengindikasikan keganasan6.

    Gejala awal dari kanker tiroid seringkali tidak terlihat jelas dan spesifik. Namun

    apabila pertumbuhan kanker terus terjadi maka akan menimbulkan beberapa gejala. Bila

    pasien datang dengan suara serak maka hal ini dapat dijadikan pertanda adanya keikutsertaan

    dari recurrent laryngeal nerve dan paralisis dari vocal cord oleh karena pendesakan dari

    nodul. Disphagia dapat terjadi apabila telah terjadi obstruksi akibat dari pembesaran nodul.

    Penurunan berat badan dapat mengindikasikan adanya keganasan7

    .

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    9/12

    2.4 Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan melakukan palpasi pada kedua lobus

    kelenjar tiroid, dan keakuratannya sangat tergantung pada pemeriksa. Pada pemeriksaan

    penderita, nodul tiroid yang kita dapatkan mungkin saja bersifat nodular atau halus, lokal

    ataupun difus, keras atau lembut, dapat dimobilisasi atau terfiksir, dan terasa nyeri saat

    dipegang ataupun tidak8. Nodul yang berukuran kurang dari 1 cm mungkin saja tidak dapat

    terpalpasi kecuali nodul tersebut terletak pada bagian anterior dari lobus tiroid.

    Selain palpasi dari nodul tiroid tersebut, kita juga perlu memeriksa apakah ada

    pembesaran dari kelenjar getah bening pada daerah kepala dan leher. Karena salah satu tanda

    dari keganasan tiroid adalah terdapatnya limpadenopati pada daerah sevikal disamping dari

    ditemukannya nodul yang lebih dari 4 cm, keras dan terfiksir, atau suara serak8.

    2.5 Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis

    banding yang ada. Pada kanker tiroid, karena keluhan yang paling sering dikatakan oleh

    pasien ialah adanya benjolan atau nodul di daerah leher, maka perlu dilakukan beberapa

    pemeriksaan penunjang yang bisa digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkan

    lain yang berkaitan dengan timbulnya nodul.

    Pemerikaan penunjang yang dilakukan pada penderita nodul tiroid dapat berupa

    pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan patologi anatomi dengan Fine-Needle Aspiration

    (FNA), dan pemeriksaan ultrasonografi. Bila pada saat pemeriksaan fisik didapatkan nodul

    pada daerah anatomi dari kelenjar tiroid, maka diperlukan adanya pemeriksaan TSH serum

    untuk mengetahu fungsi kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan TSH serum, jika didapatkan kadar

    rendah maka dapat ditegakkan diagnosis hipertiroidism, sedangkan bila kadar TSH dalam

    serum meningkat, pasien mungkin saja mengalami hipotiroid3. Akan tetapi tes ini tidak

    mampu untuk membedakan apakah nodul tiroid tersebut bersifat jinak atau ganas.

    Level tiroksin (nilai normal 4,5-12,5 mcg/dL), triiodotironine (nilai normal 100-

    200mcg/dL) dan thyroid stimulating hormone (TSH) (nilai normal 0.2-4.7 mIU/dL) yang

    sangat tinggi melebihi normal mengindikasikan kanker tiroid. Tumor suppression test dapat

    pula dilakukan untuk mengetahui apakah nodul yang ada ganas atau tidak. Hal ini

    dikarenakan oleh sel ganas biasanya tidak memerlukan TSH untuk pertumbuhannya

    dibandingkan deng sel normal. Maka apabila hormone tiroid dimasukkan ke dalam tubuh

    untuk mengirimkan sinyal ke pituitary agar mengurangi jumlah produksi tiroksin namun

    nodul tetap mambesar kemungkinan keganasan dapat dipikirkan10

    .

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    10/12

    Pada pasien dengan kadar TSH serum dalam batas normal, maka pemeriksaan yang

    dilakukan adalah dengan Fine-Needle Aspiration (FNA). FNA dipercaya sebagai metode

    yang paling akurat untuk membedakan apakah nodul tiroid tersebut bersifat ganas atau jinak3.

    Metode ini memiliki akurasi yang tinggi, yakni sebesar 95 %. Metode ini juga sangat

    tergantung pada keterampilan dari petugas yang melakukan aspirasi dan ahli sitopatologi

    yang menginterpretasi hapusan sel tiroid. Jika spesimen yang digunakan masih belum cukup

    untuk menegakkan diagnosis maka dapat dilakukan FNA ulangan.

    Pemeriksaan ultrasonografi pada nodul tiroid merupakan pemeriksaan yang paling

    sensitif, dimana dengan pemeriksaan ini akan mampu diketahui ukuran yang sebenarnya,

    struktur, dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada kelenjar tiroid9.

    Pemeriksaan ini juga mampu membantu menuntun dalam melakukan aspirasi nodul tiroid

    dengan ukuran lebih dari 1 cm, atau nodul dengan ukuran kurang dari 1 cm yang bersifat

    padat dan hipoekhoik8. Ultrasonografi juga disarankan pada pasien dengan riwayat keluarga

    yang pernah atau menderita tiroid karsinoma9.

    Pemeriksaan penunjang lain yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan

    pemeriksaan nuklear yakni thyroid scan. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang

    mengalami penurunan pada TSH serum8. Pemeriksaan ini mengukur jumlah iodium

    radioaktif yang terperangkap pada nodul. Normalnya, pengambilan iodium pada kedua lobus

    tiroid adalah sama. Nodul diklasifikasikan menjadi cold jika terjadi penurunan ambilan

    iodium, dan hot jika terjadi peningkatan ambilan iodium8. Nodul yang bersifat hot tidak

    pernah menunjukkan keganasan, sedangkan nodul yang bersifat cold mungkin saja

    menunjukkan keganasan2.

    2.6 Penatalaksanaan

    Penanganan dari nodul tiroid sangat tergantung pada pemeriksaan-pemeriksaan yang

    dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Setelah pasien melakukan pemeriksaan TSH

    serum, jika didapatkan hasil yang abnormal maka dilakukan terapi yang sesuai2. Sedangkan

    jika hasil dari FNA menunjukkan tanda keganasan, maka pembedahan merupakan terapi yang

    sesuai8. Namun jika hasil sitologi menunjukkan bahwa nodul bersifat jinak, maka terapi yang

    dilakukan adalah berupa pemberian tiroksin (T4), dan jika nodul telah mengalami regresi

    pemberian tiroksin (T4) tetap dilanjutkan dengan dosis yang cukup untuk menekan TSH

    serum. Tetapi jika tidak terjadi regresi maka dilakukan aspirasi lagi, atau jika nodul tersebut

    berkembang dan berubah konsistensinya maka dilakukan eksisi2

    .

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    11/12

    Pada pemeriksaan thyroid scan, nodul yang bersifat hot akan dilakukan

    pengamatan lebih lanjut baik itu dengan atau tanpa terapi tiroksin (T4). Jika nodul tersebut

    bersifat cold dan terdapat tanda keganasan (nodul > 2 cm, padat, pada pasien muda) maka

    pembedahan merupakan terapi yang sesuai. Jika resiko menjadi ganas rendah (nodul dengan

    diameter < 1 cm, nodul lembut, pasien lebih tua) pasien diterapi dengan tiroksin. Jika tidak

    terjadi regresi maka dilakukan pembedahan2.

    Pembedahan yang dilakukan adalah thyroid lobectomy, meliputi total lobectomy atau

    near-total lobectomy baik itu disertai atau tanpa isthmectomy9. Dalam melakukan

    pembedahan harus dihindari terangkatnya kelenjar paratiroid dan rusaknya nervus laryngeal

    rekurens yang berjalan di belakang kelenjar tiroid2. Jika kelenjar paratiroid ikut terangkat,

    maka pasien akan mengalami kejang tetani, akibat dari turunnya kadar kalsium dalam darah.

    Sedangkan jika terjadi kerusakan pada nervus laryngeal rekurens maka akan terjadi paralisis

    pita suara, dan pasien akan mengalami kesulitan dalam berbicara pasca operasi5. Oleh sebab

    itu disarankan untuk memeriksa secara teliti dari keberadaan keempat kelenjar paratiroid dan

    nervus laryngeal rekurens selama melakukan operasi9.

    Kira-kira sekitar 4-6 minggu setelah pembedahan, pasien harus diberikan terapi

    radioiodine untuk mendeteksi dan menghancurkan sisa-sisa sel kanker dan metastasisnya.

    Konsumsi tiroid hormon juga diperlukan setelah dilakukantotal tiroidektomi seumur hidup

    pasien. Salah satu nama obat yang tersedia yaitu levothyroxine 2,5-3,5 mcg/dL. Saat tumor

    sangat besar, tidak bisa direseksi, uptake iodine dari tumor sangat minimal dan adanya nyeri

    pada tulang maka external beam radiation dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan

    tumor secara local dan juga meluas ke daerah leher, paru, mediastinum, tulang dan CNS10

    .

  • 7/31/2019 CA Tiroid Lapsus b Onko

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Moore, Keith L et al. Neck; Endocrine Layer. In: Moore. Essential Clinical Anatomy2ndedition. Philadelphia. 2002;618-621

    2. Greenspan F.S, Gardner D.G, The Thyroid Gland. In: Greenspan F.S. Basic & ClinicalEndocrinology 7

    thedition. New York. 2003;215-293

    3. Yao, Artusio. Thyrotoxicosis. In: Yao. Anesthesiology Problem-Oriented PatientManagement 5

    thedition. Philadelphia. 2003;695-708

    4. Guyton A, Hall J. Thyroid Metabolic Hormone. In: Guyton A. Textbook of MedicalPhysiology 10

    thedition. Philadelpia. 2000;817-822

    5. Austin JR, el-Naggar AK, Goepfert H. Thyroid cancers. II. Medullary, anaplastic,lymphoma, sarcoma, squamous cell. Otolaryngol Clin North Am. Aug 1996;29(4):611-27.

    6. Ain KB. Anaplastic thyroid carcinoma: behavior, biology, and therapeuticapproaches. Thyroid. Aug 1998;8(8):715-26.

    7. Mazzaferri EL. Management of a solitary thyroid nodule.N Engl J Med. Feb 251993;328(8):553-9.

    8. Mary J W, Diane O. Thyroid Nodules. American Family Physician Journals.2003;67;559-566

    9. AACE/AME, American Asssociation of Clinical Endocrinologists and AssociazioneMedici Endocrinologi Medical Guidelines for Clinical Practice for The Diagnosis and

    Management of Thyroid Nodules.Endocrine Practice. 2006;12;63-94

    10.Rosenbaum MA, McHenry CR. Contemporary management of papillary carcinoma of thethyroid gland.Expert Rev Anticancer Ther. Mar 2009;9(3):317-29.