c. 1) Tahu -...
-
Upload
nguyenxuyen -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of c. 1) Tahu -...
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
b. Pentingnya pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi
perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni:
1) Awareness (Kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti pengetahuan terlebih
dahulu terhadap stimulus (obyek).
9
2) Interest (Merasa tertarik)
Merasa tertarik terhadap stimulus atau obyek tersebut. Di sini sikap
subyek mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial
Dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
c. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
(Notoatmodjo, 2007), yakni:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu "tahu" ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
10
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan
menyatakan.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, dan mengelompokkan.
11
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun informasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dan dapat menyesuaikan.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) terdapat 2 cara untuk memperoleh suatu
pengetahuan, antara lain :
1) Cara Tradisional
a) Cara coba salah (Trial and Eror )
Cara coba - coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan
12
ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan.
b) Cara kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun
dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini tidak
hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga
terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-
olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan
pemegang pemerintahan. Dengan kata lain pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecah-
13
kan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan
cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah
yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama,
orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal
menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu, dan
berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil
memecahkannya.
d) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan berkembangnya kebudayaan manusia,
cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau metodologi penelitian.
e. Teori Lawrence Green
Green mencoba mengananlisis perilaku manuasia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku
(non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari 3 faktor :
14
1) Faktor predisposisi (predisposing factor)
Dalam hal ini pendidikan atau promosi kesehatan ditunjukan untuk
menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi
diri sendiri, keluarganya, maupun masyarakatnya. Disamping itu,
dalam konteks ini juga memberikan pengertian tentang tradisi
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan
maupun menguntungkan bagi kesehatan.
2) Faktor pendukung (enabling factor)
Factor ini berupa fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan, maka
bentuk pendidikan kesehatan adalah memperdayakan masyarakat agar
mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi Masyarakat
itu sendiri. Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup Rumah Sakit,
Puskesmas, Poliklinik dan Rumah Bersalin.
3) Faktor pendorong (renforsing factor)
Faktor ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh
agama serta petugas termasuk petugas kesehatan. Agar sikap dan
perilaku petugas dapat menjadi teladan contoh atau acuan bagi
masyarakat tentang hidup sehat (perilaku hidup sehat) maka petugas
kesehatan melakukan pelatihan bagi toga, toma dan petugas kesehatan
sendiri.
15
2. Sikap
a. Definisi
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut. (Azwar, 2011)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap merupakan reaksi reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (Notoatmodjo, 2007)
b. Komponen Sikap
Menurut Azwar dalam buku wawan dan dewi (2010) Struktur
sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu:
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi
kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat
disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah
isu atau problem yang kontroversial.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
16
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah
sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3) Komponen Konatif
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan ber-
perilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.
Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan
objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
c. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan mem-
perhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan
tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah
berarti orang itu menerima ide tersebut.
17
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudara, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau
mendiskusikan tentang gizi dalah suatu bukti bahwa si ibu telah
mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi. (Wawan & Dewi, 2010)
d. Sifat Sikap
Menurut Purwanto dalam buku Wawan & Dewi (2010) sikap dapat pula
bersifat positif dan negatif:
1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu.
2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
3. Karakteristik
a. Karakteristik
Karakteristik menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu.
18
b. Macam-macam karakteristik
1) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003)
dalam Wawan dan dewi (2010), usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercayai
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kamatangan jiwa.
Pembagian umur menurut Wiknjosastro (2002), dari sudut
kematian maternal usia reproduksi dibagi dalam:
a) Dibawah 20 tahun masa menunda kehamilan
b) Usia 20–35 tahun, masa mengatur keseburan atau aman untuk
hamil dan bersalin
c) Usia lebih dari 35 tahun, masa mengakhiri kehamilan
Menurut Depkes RI (2007) dari sudut faktor resiko umur ibu hamil
dibagi dalam:
a) Reproduksi tidak sehat yaitu usia kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun
b) Reproduksi sehat yaitu usia 20 sampai 35 tahun
19
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip
Notoadmojo (2003) dalam wawan dan dewi (2010), pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
3) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003) dalam
Wawan dan dewi (2010), pekerjaan adalah kebutuhan yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga.
20
4. Menyusui
a. Pengertian
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu
diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku
tentang ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya
dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan
masyarakat saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah
(Roesli, 2009)
b. Anatomi dan Fisiologi Payudara
Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan
kelenjar jumlah lobus tidak terhubung dengan ukuran payudara. Setiap
lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini.
Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan mirip buah
anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular)
menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui. Setiap
bola memberikan makanan ke dalam pembuluh tunggal lactiferous yang
mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya, terdapat
15-20 saluran puting susu, mengakibatkan banyak lubang pada puting
susu. Di belakang puting susu pembuluh lactiferous agak membesar
sampai membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang-lubang
lactiferous (lactiferous sinesus).
Puting susu dan areola terletak di bagian tengah setiap
payudara. Putting susu itu mempunyai warna dan tekstur yang berbeda
21
dari kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah
muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan
menyusui. Teksturnya dapat bermacam-macam antara sangat halus sampai
berkerut dan bergelombang. Puting susu biasanya menonjol keluar dari
permukaan payudara. Areola semacam daerah pigmen yang mengelilingi
puting susu. Ukuran bermacam-macam tergantung dari setiap wanita. Dan
beberapa ukuran yang bermacam-macam itu normal dari tiap payudara
pada wanita yang sama. Puting susu dan areola disusun oleh urat otot yang
lembut dan merupakan sebuah sebuah jaringan yang tebal berupa urat
saraf berada di ujungnya.
c. Pembentuk Kelenjar Payudara
1) Sebelum Pubertas
Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada
masa fetus. Mendekati pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari
sistem duktus terutama dibawah pengaruh hormon esterogen
sedangkan partumbuhan alveoli oleh hormon progesterone. Hormon
yang juga ikut berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara adalah
prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise (hipofise
anterior).
2) Masa Pubertas
Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-
percabangan sistem duktus, proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit
lobuloalveolar yang terletak pada ujung-ujung distal duktulus. Jaringan
22
penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum
interlobular.
3) Masa Siklus Menstruasi
Perubahan payudara wanita dewasa berhubungan dengan
siklus menstruasi dan perubahan hormonal yang mengatur siklus
tersebut seperti esterogen dan progesterone yang dihasilkan oleh
korpus luteum. Bila kadar hormon meningkat maka akan terjadi edema
lobules, penebalan dari basal membrane epitel dan keluarnya bahan
dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan payudara berat dan penuh.
Setelah menstruasi di mana kadar esterogen dan progesterone
berkurang, yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi dari
sel-sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami prolifasi,
edema berkurang sehingga payudara berkurang namun tidak kembali
seperti besar sebelumnya.
4) Masa Kehamilan
Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas
dari duktulus yang baru, percabangan-percabangan dari lobules, yang
dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dari korpus luteum. Pada
bulan ke 3 kehamilan prolaktin dari hipofise anterior mulai
merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan air susu yang disebut
kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh
esterogen dan progesterone. Pada trimester kedua kehamilan laktogen
plasenta mulai merangsang untuk pembentukan kolostrum.
23
d. Pembentukan air susu
Terdapat 2 reflek yang berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air
susu yaitu:
1) Reflek prolaktin/produksi ASI
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat
pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormone prolaktin kedalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi
susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi
berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan
lamanya bayi menghisap.
2) Reflek aliran (Let Down Reflex)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu
selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormone
prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan
hormone oksitosin. Dimana setelah oksitosi dilepas kedalam darah
akan mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus
berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan
sinus menuju puting susu.
Beberapa reflek yang memungkinkan bayi baru lahir untuk
memperoleh ASI adalah sebagai berikut:
24
b. Refleks rooting: reflek nini memungkinkan bayi baru lahir untuk
menemukan puting susu apabila ia diletakkan di payudara.
c. Refleks menghisap: saat bayi mengisi mulutnya dengan putting
susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan
punggung lidah. Reflek ini melibatkan rahang, lidah, dan pipi.
d. Reflek menelan: gerakan pipi dan gusi dalam menelan areola,
sehingga reflek ini merangsang pembentukan rahang bayi.
e. Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui:
1) Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau
berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu,
seperti ibu pascaoperasi Caesar. Bayi diletakan disamping kepala ibu
dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan
cara seperti memegang bola bila disusui bersama, yaitu dipayudara
kanan dan kiri. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi
ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala
bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
2) Cara menyusui yang baik dan benar:
a) Posisi badan ibu dan bayi
(1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
(2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
(3) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.
25
(4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
payudara.
(5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
(6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam
satu garis dengan leher dan lengan bayi.
(7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
b) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
(1) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain
menopang di bawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara
dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting),
dibelakang areola (kalang payudara)
(2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
(3) Posisikan puting susu di atas “bibir atas” bayi dan berhadapan
dengan hidung bayi.
(4) Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit
mulut bayi.
(5) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk
mengelus-elus bayi.
c) Posisi menyusui yang benar
(1) Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.
(2) Dagu bayi menempel pada payudara.
26
(3) Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar
payudara (bagian bawah).
(4) Telinga bayi berada dalam satu garis lurus dengan leher dan
lengan bayi.
(5) Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.
(6) Sebagian besar areola tidak tampak.
(7) Bayi mengisap dalam dan perlahan.
(8) Bayi puas dan senang pada akhir menyusu.
(9) Terkadang terdenger suara bayi menelan.
(10) Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.
5. ASI (Air Susu Ibu)
a. Pengertian
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi (Ambarwati, 2009)
ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk
menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama (Saleha, 2009)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein lactose
dan garam-garam organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu sebagai makanan tambahan utama bagi bayi (Anggraini,
2010)
27
b. Jenis-jenis ASI
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu
kolostrum, ASI masa transisi, dan ASI matur:
1) Kolostrum
ASI yang dihasilkan sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan lebih kuning dibanding ASI matur, jumlahnya sangat
sedikit, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan
sel-sel epitel, dengan kasiat kasiat kolostrum sebagai berikut:
a) Kolostrum bertindak sebagai laktasif yang berfungsi
membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi baru lahir
sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
b) Mengandung kadar protein yang tinggi sehingga dapat
memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c) Mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi
dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.
2) ASI masa transisi
Air susu yg keluar pertama kali di sebut susu awal,
dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. Air susu ini
hanya mengandung sekitar 1–2% lemak dan terlihat encer, serta
tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat
banyak membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
28
3) ASI matur
ASI matur keluar setelah ASI masa transisi habis,
dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. Air susu ini sangat
kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana hidangan
utama setelah sup pembuka. Air susu ini juga memberikan sebagian
besar energy yang dibutuhkan oleh bayi.
c. Komposisi gizi dalam ASI
ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, vitamin, dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi.
Oleh karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahiran. Komposisi zat gizi dalam
ASI sebagai berikut:
1) Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, jumlah lebih banyak dan
lebih manis.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang
berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi
untuk kerja sel-sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah
menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri
yang berbahaya, serta mambantu penyerapan kalsium dan mineral-
mineral lain.
29
2) Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh. Kualitas protein
sangat penting selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat
ini pertumbuhan bayi sangat cepat. Air susu ibu mengandung protein
khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi manusia. ASI
mengandung macam protein:
a) Whey adalah protein yang halus, lembut, dan mudah dicerna.
b) Kasein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal, dan sukar
dicerna oleh usus bayi.
c) Taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan
otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan retina.
d) Lactoferin adalah suatu protein ASI yang unik. Lactoferin seperti
kapal feri yang mengangkut zat besi dari ASI ke darah. Dan
lactoferin bertindak sebagai polisi bagi bakeri dalam usus, yang
membiarkan bakteri usus yang baik menghasilkan vitamin untuk
tubuh. Sedangkan bekteri yang jahat, menyebabkan penyakit akan
dihancurkan.
e) Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotic alami di dalam ASI.
Suatu protein special yang akan menghancurkan bakteri berbahaya.
3) Lemak
Lemak adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah
kadarnya. Kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori
untuk bayi yang sedang tumbuh. Jenis lemak ASI mengandung banyak
30
omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan
sel-sel jaringan otak. Lemak ASI akan mudah dicerna dan diserap oleh
bayi, karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak
sehingga hanya sedikit lemak yang tidak diserap.
4) Vitamin, mineral dan zat besi
Zat nutrisi yang terdapat di ASI tidak dapat ditiru oleh
manusia. Sebagian besar zat yang ada di ASI dapat dipergunakan oleh
tubuh. Vitamin, mineral dan zat besi ASI sebagian besar akan di serap
oleh usus, masuk dalam darah dan dimanfaatkan oleh tubuh bayi. ASI
mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, meski kadar mineral
ASI relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.
6. ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman
lain, kecuali obat, vitamin dan mineral (Depkes, 2007)
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,
dan tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan tim. Dianjurkan untuk jangka waktu sampai 6 bulan (Roesli,
2009)
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6
bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
31
teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim (Ambarwati, 2009)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk
kolostrum tanpa tambahan apa pun sejak lahir, dengan kata lain pemberian
susu formula, air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak
dibenarkan (Saleha, 2009)
b. Manfaat ASI
Menurut Roesli (2009) bahwa tidak ada susu buatan manusia
yang dapat mendekati apalagi menyamai keuntungan alami yang diberikan
oleh ASI. Keuntungan ini tidak saja diperolrh bayi, tetapi juga dirasakan
oleh ibu, keluarga dan Negara :
1) Bagi bayi
a) ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu secara khusus disesuaikan untuk
bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan
bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang
dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi yang cukup bulan. Selain
itu, komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke
hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-
7 (kolostrum), berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke4/ke-7
sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI transisi).
Komposisi ini akan berbeda lagi setelah ke-14 (ASI matang).
Bahkan terdapat pula perbedaan komposisi dari menit ke menit.
32
ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui
disebut foremilk. Sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir
menyusui disebut hindmilk.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana
menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.
Setelah usia 6 bulan, bayi harus diberi makanan padat, tetapi ASI
dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
imunoglobin (zak kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari.
Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang
dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang
atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan
hidup yang mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit dan jamur.
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih
banyak dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat
33
pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit mencret
(diare). Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih
jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang
kepandaiannya dibandingkan anak yang sering sakit terutama bila
sakitnya berat.
c) ASI meningkatkan kecerdasan
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan dengan
otak maka jelas bahwa factor utama yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara
itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk
pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Factor-faktor
yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung
juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan
otak.
ASI hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar
otak bayi dapat tumbuh optimal. Kesempatan semacam ini tidak
akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak. Dikatakan
bahwa bila seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada
masa pertumbuhan otak cepat pertama maka akan terjadi
pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20%.
34
d) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.
Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang
percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
2) Bagi ibu
a) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung
syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi
esterogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan,
pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien
selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya
ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi.
b) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan meranggsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian
35
karsinoma mamae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding
yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu
yang menyusui anaknya secara eksklusif.
c) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan
lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.
Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin,
juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini
sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI
lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai
cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak
menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti
sebelum hamil.
d) Aspek psikologis
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif merasakan
kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam.
3) Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain. dan bayi yang mendapatkan ASI akan lebih jarang
sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
36
b) Aspek psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran
lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan
air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta
pertolongan orang lain.
4) Bagi Negara
a) Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika
semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar
Rp.8,6 miliyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu
formula.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat
gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi
biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan
anak yang mendapatkan susu formula.
37
c) Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang
secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
c. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
Pada ibu yang normal dapat mengahasilakan ASI kira-kira 500-
1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1) Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang
dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup
mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI,
karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna
tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang
baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan
vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum
lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari.
2) Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu
yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI
bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang
baik harus dalam keadaan tenang.
38
3) Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat
kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi
yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
4) Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi
hypofise untuk mengeluarkan hormon oksitosin.
5) Anatomi buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobules pun
berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-
sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan
berkurang.
6) Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin
ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal
pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.
7) Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam
menjelaskan fungsinya dengan demikian pembentukan dan
pengeluaran ASI berkurang.
39
8) Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung
sementara maka hisapan anak akan berkurang dengan demikian
pengeluaran ASI berkurang.
9) Faktor obat-obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandunng hormon
mempengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam
pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-hormon ini
terganggu dengan sedikitnya akan mempengaruhi pembentukan dan
pengeluaran ASI
d. Cara penyimpanan ASI
Dibawah ini cara penyimpanan ASI yang benar:
1) Di udara bebas atau terbuka akan tahan 6-8 jam
2) Dalam lemari es (40C atau lebih rendah) akan bertahan 24jam.
3) Dalam freezer yang lemari es dengan satu pintu tahan 2 bulan.
4) Dalam freezer yang mempunyai 2 pintu (pintu freezer terpisah)
bertahan 3-4 bulan.
5) Dalam lemari pendingin/beku (deep freezer) (-180C) akan tahan
selama 6 bulan.
Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas plastic, ASI dapat
dihangatkan didalam mangkok berisi air hangat. Jangan di hangatkan
diatas api karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang
(Saleha, 2009
40
B. Kerangka teori
Gambar : 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Wawan & Dewi (2010), (Lawrence Green (1980) dan
Ambarwati (2010)
Keterangan : Cetak tebal yang diteliti
Factor presiposisi: 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pekerjaan 6. Kepercayaan 7. Nilai-nialai 8. keyakinan
Ibu menyusui tentang ASI Eksklusif
Factor pendukung
1. Sosial ekonomi 2. Tersedianya
fasilitas kesehatan
Factor pendorong
1. Dukungan tenaga kesehatan
2. Dukungan suami dan keluarga