Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

26
Struktur dan Mekanisme Pernapasan pada Manusia Arlyn Stephany Tumimomor 102015015 / B5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] Abstract The respiratory system consists of two lungs and airways with many different sizes and out of the lungs. Airway consists of the conduction section and section respiration. Respiratory tract is also divided into two parts, the upper respiratory tract includes the nose, pharynx and larynx. Lower respiratory tract includes the trachea, bronchus, bronkhiolus, and pulmonary. This paper discussed are about the lungs - lungs. Respiratory mechanism itself assisted by the respiratory muscles either to expiration and inspiration. With the process of respiration, the body will be able to meet the energy needs of the gas exchange process and play an important role in maintaining the body's acid-base balance. And all of it is controlled by the respiratory control center located in the medulla oblongata area. Complaints such as coughs, hoarseness, difficulty swallowing and processes, all related to the respiratory tract. Keywords: respiratory organs, inspiration, expiratory 1

description

blok 7

Transcript of Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Page 1: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Struktur dan Mekanisme Pernapasan pada Manusia

Arlyn Stephany Tumimomor

102015015 / B5

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

Abstract

The respiratory system consists of two lungs and airways with many different

sizes and out of the lungs. Airway consists of the conduction section and section

respiration. Respiratory tract is also divided into two parts, the upper

respiratory tract includes the nose, pharynx and larynx. Lower respiratory tract

includes the trachea, bronchus, bronkhiolus, and pulmonary. This paper

discussed are about the lungs - lungs. Respiratory mechanism itself assisted by

the respiratory muscles either to expiration and inspiration. With the process of

respiration, the body will be able to meet the energy needs of the gas exchange

process and play an important role in maintaining the body's acid-base

balance. And all of it is controlled by the respiratory control center located in

the medulla oblongata area. Complaints such as coughs, hoarseness, difficulty

swallowing and processes, all related to the respiratory tract.

Keywords: respiratory organs, inspiration, expiratory

Abstrak

Sistem pernapasan terdiri atas dua paru dan banyak saluran udara dengan

berbagai ukuran yang keluar masuk paru. Saluran napas terdiri atas bagian

konduksi dan bagian respirasi. Saluran pernapasan juga dibagi menjadi dua

bagian , yaitu saluran pernapasan atas yang meliputi hidung , faring dan laring .

1

Page 2: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Saluran pernapasan bawah yang meliputi Trakea , bronkus , bronkhiolus, dan

pulmo. Pada makalah ini yang dibahas adalah tentang paru – paru. Mekanisme

pernapasan sendiri dibantu dengan adanya otot-otot penapasan baik untuk

ekspirasi maupun inspirasi. Dengan adanya proses respirasi maka tubuh akan

dapat memenuhi kebutuhan energy dengan proses pertukaran gas serta berperan

penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh . Dan semuanya itu

dikendalikan oleh pusat pengendalian pernapasan yang berada di daerah

medulla oblongata. Keluhan seperti batuk, serak, sesak dan proses menelan,

semua berkaitan dengan saluran pernapasan.

Kata Kunci : Organ pernapasan, inspirasi, ekspirasi

Pendahuluan

Pernapasan melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan

pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme

sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa

metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernapasan ikut berperan dalam

homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah.

Darah mengangkut O2 dan CO2 antara system pernapasan dan jaringan. System

ini melibatkan kinerja dari organ – organ tertentu yang saling beranastomosis

agar proses respirasi dapat berjalan dengan baik . apabila terdapat kerusakan

pada organ- organ tersebut , maka kinerja dan hasil dari pada respirasi sendiri

akan terganggu.1

Organ terkait

Paru – paru

2

Page 3: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Paru-paru bersifat lunak dan berongga. Paru- paru sangat elastis dan

bila rongga thorax dibuka , paru-paru segera volumenya mengecil

sampai1/3 nya atau kurang . Paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap

paru –paru terletak di samping mediastinum. Bagian paru kanan dan kiri

dipisahkan oleh jantung , pembuluh darah dan struktur lain yang berada

pada mediastinum. Paru – paru memiliki apex, basis, tiga tepi dan dua

permukaan yaitu costalis dan mediastinalis/medial, posterior dan anterior.

Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang menjorok ke atas

, masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas clavicula, facies costalis yang

konveks, yang berhubungan dengan dinding dada , dan facies mediastinalis

yang konkaf, yang membentuk cetakan pada pericardium dan struktur –

struktur mediastinum lain. Sekitar pertengahan permukaan kiri , terdapat

hillus pulmonis , suatu lekukan di mana bronchus, pembuluh darah dan

saraf masuk ke paru-paru untuk membentuk radix pulmonis. Pinggir

anterior paru adalah tipis dapat di temui incisura cardiaca, dan tebal pada

bagian posterior .Paru-paru dibungkus oleh selaput selaput yang bernama

pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu Pleura viseral (selaput dada

pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru.

Pleura parietal, yaitu selaput paru yang melapisi bagian dalam dinding

dada.1,2

Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum

pleura. Pada keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara

sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit

cairan (eksudat) yang berguna unuk meminyaki permukaannya (pleura),

menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana

sewaktu bernafas bergerak. Perdarahan pleura parietalis : Aa. Intercostalis,

A.pericardiacophrenica, A.musculophrenica. Pleura viscelaris :

3

Page 4: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

A.bronchialis. Persarafan pleura parietalis adalah Nn. Intercostalis,

N.phrenicus dan pleura visceralis adalah saraf otonom.

Pada bagian paru kanan terdiri atas 3 lobus : superior , medius dan

inferior , serta terdapat 2 fisura : fisura horizontal dan fisura oblique.

Sedangkan paru kiri hanya terdiri atas 2 lobus dan 1 fisura yaitu lobus

superior dan inferior yang dibatasi oleh fisura oblique. Radiks pulmonis

dibentuk oleh struktur-struktur yang masuk atau meninggalkan paru-paru .

Struktur tersebut terdiri atas bronkus, av. Pulmonis, pembuluh limfe , av.

Bronchialis, dan saraf-saraf . struktur ini membentuk fillus pulmonalis.

Pembuluh darah pada paru

Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung

oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru – paru, cabang – cabangnya

menyentuh saluran – saluran bronkhial, bercabang dan bercabang lagi sampai

menjadi arteriola halus, arteriola itu membelah – belah dan membentuk jaringan

kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.

Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel

– sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan

dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis,

maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi yang merupakan fungsi

pernapasan. Kapiler paru – paru bersatu dan bersatu lagi sampai menjadi

pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris meninggalkan

setiap paru – paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk

didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteria bronkhialis membawa

darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru – paru guna memberi

makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru – paru sendiri.

Cabang akhir arteri – arteri ini membentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan

terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonalis, tetapi beberapa

4

Page 5: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

dari kapiler ini akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonalis dan darah itu

kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonalis. Sisa darah itu diantarkan

dari setiap paru – paru oleh vena bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena

kaya superior. Maka dengan demikian paru – paru mempunyai persediaan darah

ganda.

Persarafan pada paru di kendalikan oleh plexus pulmonalis anterior dan

posteior yang terbentuk dari cabang- cabang traktus symphaticus vertebra

torakal 1-3 dan parasymphatis dari nervus vagus.9

Gambar 1. Struktur Anatomi Paru – paru3

Percabangan bronkus

Trachea bercabang menjadi bronchus primer / principalis dexter dan

sinister. Bronchus primer mempercabangkan bronchus sekunder ( lobaris ) 3 di

kanan, 2 di kiri. Bronchus sekunder bercabang menjadi bronchus

segmentorum/tertier. Bronchus segmentorum bercabang – cabang di dalam unit

jaringan paru yang disebut segmen bronchopulmonalis.3

Macam – macam bronkiolus 3,4

Bronkus intrapulmonal

5

Page 6: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Mukosa saluran napas ini biasanya tidak rata, berliku-liku, dan dilapisi

epite silindris bertingkat bersilia dan bersel goblet. Di dalam lamina

proprianya terdapat berkas otot polos yang tersusun melingkar. Di bawah

lapisan otot dapat ditemukan penggalan tulang rawan hialin. Diantara

penggalan tulang rawan tadi, dibawah berkas otot polos dapat dilihat kenjar

campur. Permukaan luar dindingnya disebut tunika adventisia yang

merupakan jaringan ikat longgar.

Bronkiolus atau bronchial

Mukosanya juga sering terlihat bergelombang. Pada bronki besar

epitelnya toraks selapis,bersilia, dan bersel piala (goblet). Pada bronkiol

yang paling kecil epitelnya lebih rendah, epitelnya kuboid selapis tak

bersilia.perubahan jeni epitel itu terjadi berangsur. Makin kea rah distal, dari

bronkioal besar ke bronkiol kecil, sel epitel makin rendah, dapat ditemukan

sel epitel tak bersilia dan jumlah sel bersilia pun makin sedikit. Sel goblet

juga makin jarang, sampai akhirnya tidak ada lagi pada daerah yang seluruh

epitelnya terdiri atas sel kuboid yang tak bersilia. Di dalam lamina proprian

tidak lagi terdapat kelenjar ataupun penggalan tulang rawan. Berkas serat

otot pun makin ke distal makin tipis sehingga sering sulit dikenali.

Bronkiol yang paling kecil

Bronki ini yang akan menyalurkan udara ke dalam sebuah lobules disebut

bronchial praterminal. Bronkiolus ini selanjutnya bercabang menjadi 4

sampai 5 bronkiol terminal, yang memasok udara pada asinus, yaitu sebuah

unit struktural paru.

Bronkiol terminal

Karena pendeknya bangunan ini hanya dapat dipelajari pada bronkiol

yang terpotong memanjang. Selain itu bagian ini haya dapat dikenali dengan

tepat pada tempat dicabangkannya. Bronchial respiratori tidak mempunyai

cirri khas sehingga sulit dikenali dengan tepat pada potongan melintang.

6

Page 7: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Epitelnya serupa dengan bronkiol tetapi sudah lebih rendah bahkan menjadi

kubid selapis. Walaupun agak sulit, serat otot polos masih dapat dilihat.

Bronkiol respiratori

Epitelnya torak rendah atau kuboid selapis, sel bersilia masih ada, tetapi

sel piala tak ada lagi. Lebih jauh sedikit, epitelnya sudah tidak bersilia lagi

dan menjadi epitel kuboid atau kuboid rendah selapis. Serat otot polos,

kolagen, dan elastin masih dapat dikenali. Pada dinding bronkiolus ini

sudah terdapat alveolus, yang merupakan cirri khas dari salura ini.

Duktus alveolar

Saluran ini dicabangkan dari bronkiol respiratori, berupa saluran yang

dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveoli terdapat

epitel selapis gepeng. Walaupun agak sukar, di dalam lamina proprianya

masih dapat dilihat serat otot polos yang biasanya terpotong melintag

sehingga tampak sebagia titik-titik kecil.

Sakus alveolar

Dari ujung duktus alveolar terbuka pintu menuju ke beberapa sakus

alveolar. Bangunan ini terdiri atas beberapa alveoli yang bermuara bersama

membentuk satu ruangan serupa rotunda yang disebut atrium.

Alveoli

Dari sakus alveolar terbuka pintu menuju ke setiap alveoli. Alveol paru

ini berupa kantung yang dibatasi oleh epitel gepeng selapis yang amat tipis.

Selain itu terdapat pula sel epitel yang bentuknya kuboid yang disebut sel

septal. Di dalam lumennya, dapat pula dikenali sel debu. Sel debu agak

besar dan didalam sitoplasma bisanya terdapat partikel debu.6,7

7

Page 8: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Gambar 2. Percabangan Bronkus3

Otot – otot pernapasan

Selain sebagai pembentuk dinding dada , otot skelet juga berfungsi

sebagai otot pernapasan. Menurut kegunaanya , otot – otot pernapasan

dibedakan menjadi otot untuk inspirasi , mencakup otot inspirasi utama dan

tambahan , serta otot untuk ekspirasi tambahan.

Otot inspirasi utama ( principal ) , yaitu M. interkostalis eksternus, Otot

diafragma. 4,5

Otot inspirasi tambahan ( accessory respiratory muscle ) yang sering juga

disebut sebagai otot bantu napas , yaitu M. Sternocleidomastoideus,M. skalenus

anterior, middle, posterior, M. Pectolaris minor, M. Pectoralis major, M.

Serratus anterior, M. Iliocostalis baagian atas, M. Latissimus dorsi. 4,5

Saat bernapas biasa , untuk ekspirasi hanya terjadi relaksasi otot inspirasi

dan jaringan paru kembali kekedudukan semula sesudah teregang. Sedangkan

untuk ekspirasi kuat otot – otot yang berkontraksi adalah Otot dinding perut ,M.

Interkostalis internus, M. Rectus abdominis ,M. Obliquus abdominis ,M.

Longissimus, M. Illioscostalis bawah. 4,5

8

Page 9: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Gambar 3. Otot – otot pernapasan5

Mekanisme Pernapasan

Proses respirasi atau pernafasan, secara harfiah berarti pergerakan

oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya karbon dioksida (CO2)

dari sel ke udara bebas.Frekuensi bernapas bervariasi , 16-20 x / menit dalam

keadaan istirahat , biasanya pada anak-anak lebih cepat dan pada orang tua lebih

lambat. Dikenal sebagai Ventilasi Paru-paru (Pulmonary ventilation).1 ,9

Ventilasi paru-paru merupakan peristiwa masuk dan keluarnya udara

pernapasan antara atmosfer dan paru-paru. adalah proses pernafasan dimana gas

mengalir/bergerak antara atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini

di sebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang

disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika

inpirasi dan keluar ketika ekspirasi. Dua Proses penting dalam Ventilasi paru-

paru 1, 4,9,10

Inspirasi

Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan berada pada keadaan

lemas, tidak ada udara yang mengalir dan tekanan intra alveolus setera dengan

tekanan atmosfer. Otot inspirasi utama adalah otot yang berkontraksi untuk

melakukan inspirasi sewaktu bernapas tenang, yaitu diafragma dan otot

interkostalis eksternus.1

9

Page 10: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Awalnya inspirasi otot-otot tersebut dirangsang untuk berkontraksi

sehingga rongga torak membesar. Otot inspirasi utama adalah diafragma, yaitu

suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga torak dan di sarafi

oleh N. frenikus. Diafragma dalam keadaan melemas berbentuk kubah yang

menonjol ke atas ke dalam rongga torak. Ketika berkontraksi (pada stimulasi

oleh saraf frenikus), diafragma turun dan memperbesar volume rongga torak

dengan meningkatkan ukuran vertical (atas ke bawah).4 Dinding abdomen, jika

melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun

menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. 75% pembesaran rongga torak

sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh diafragma.4

Dua sel otot interkostal terletak anatara iga-iga. Otot interkostal eksternal

terletak diantara otot interkostal internal. Kontraksi otot interkostal eksternal,

yang serat-seratnya berjalan kebawah dan depan antara dua iga yang

berdekatan, memperbesar rongga torak dalam dimensi lateral (sisi ke sisi) dan

antero posterior (depan kebelakang). Ketika berkontraksi, otot interkostal

eksternal mengangkat iga dan selanjutnya sternum ke atas dan ke depan. Saraf

interkostal mengaktifkan otot-otot interkostal ini.4

Pada gerakan inspirasi biasa, tekanan intra alveolus turun 1 mmHg

menjadi 759 mmHg. Karena tekanan intra alveolus sekarang lebih rendah

daripada tekanan atmosfer maka udara mengalir ke paru mengikuti penurunan

gradient tekanan dari tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke paru sampai tidak

ada lagi gradient yaitu sampai tekanan alveolus setara dengan tekanan atmosfer.

Karena itu, ekspansi paru tidak disebabkan oleh udara yang masuk ke dalam

paru, udara mengalir ke dalam paru karena turunnya tekanan intra alveolus yang

ditimbulkan oleh ekspansi paru.4 Sewaktu inspirasi, tekanan intra pleura turun

menjadi 754 mmHg akibat ekspansi torak. Peningkatan gradient tekanan

transmural yang terjadi sewaktu ionspirasi memastikan bahwa paru teregang

untuk mengisi rongga torak yang mengembang.4

10

Page 11: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Inspirasi dalam (lebih banyak udara dihirup) dapat dilakukan dengan

mengontraksikan diafragma dan otot interkostal eksternal secara lebih kuat dan

dengan mengaktifkan otot inspirasi tambahan (accesorius) untuk semakin

memperbesar rongga torak. Kontraksi otot-otot tambahan ini, yang terletak di

leher, mengangkat sternum dan dua iga pertama, memperbesar bagian atas

rongga torak dengan semakin membesarnya volume rongga torak dibandingkan

dengan keadaan istirahat maka paaru juga semakin mengembang, menyebabkan

tekanan intra alveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi peningkatan aliran

masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan atmosfer yaitu

dengan tercapainya pernapasan lebih dalam.4

Ekspirasi

Pada akhir inspirasi otot inspirasi melemas. Diafragma mengambil posisi

aslinya yang seperti kubah ketika melemas. Ketika otot interkostal eksternal

melemas, sangkar iga yang sebelumnya terangkat turun karena gravitasi. Tanpa

gaya-gaya yang menyebabkan ekspansi dinding dada (dan karenanya, ekspansi

paru) maka dinding dada dan paru yang semula teregang mengalami recoil ke

ukuran pra inspirasinya karena sifat-sifat elastiknya, seperti balon teregang yang

dikempiskan. 4

Sewaktu paru kembali mengecil, tekanan intra alveolus meningkat,

karena jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula terkandung di

dalam volume paru yang lebih besar pada akhir inspirasi kini termampatkan ke

dalam volume yang lebih kecil.4

Pada ekspirasi biasa, tekanan intra alveolus meningkat sekitar 1 mmHg

diatas tekanan atmosfer menjadi 761 mmHg. Udara kini meninggalkan paru

menuruni gradient tekanannya dari tekanan intra alveolus yang lebih tinggi ke

tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti ketika tekanan

11

Page 12: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

intra alveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer dan gradient tekanan

tidak ada lagi.4

Selama pernapasan tenang, ekspirasi normalnya merupakan suatu proses

pasif, karena dicapai oleh recoil elastic paru ketika otot-otot inspirasi melamas,

tanpa memerlukan konstraksi otot atau pengeluaran energy. Sebaliknya,

inspirasi selalu aktif karena ditimbulkan hanya oleh kontraksi otot inspirasi

dengan menggunakan energy.4

Ekspirasi dapat menjadi aktif untuk mengosongkan paru secara lebih

tuntas dan lebih cepat daripada yang dicapaiu selama pernapasan tenang,

misalnya sewaktu pernapasan dalam ketika olah raga. Tekanan intra alveolus

harus lebih ditingkatkan diatas tekanan atmosfer dari pada yang dicapai oleh

relaksasi biasa otot inspirasi dan recoil elastik paru. Untuk menghasilkan

ekspirasi paksa atau aktif tersebut, otot-otot ekspirasi harus lebih berkontraksi

untuk mengurangi volume rongga torak dan paru. 4

Otot ekspirasi yang paling penting adalah otot dinding abdomen. Sewaktu

otot abdomen berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intra abdomen yang

menimbulkan gaya ke atas pada diafragma, mendorongnya semakin ke atas ke

dalam rongga torak dari pada posisi lemasnya sehingga ukuran vertical rongga

torak menjadi semakin kecil.4 Otot ekspirasi lain adalah otot interkostal internal,

yang kontraksinya menarik iga turun dan masuk, mendatarkan dinding dada dan

semakin mengurangi ukuran rongga torak (berlawanan dengan otot interkostal

eksternal).4 Sewaktu kontraksi otot ekspirasi semakin mengurangi volume

rongga torak, volume paru juga semakin berkurang karena paru tidak harus

teregang dan lebih banyak untuk mengisi rongga torak yang lebih kecil yaitu

paru dibolehkan mengempis ke volume yang lebih kecil.4 Tekanan intra

alveolus lebih meningkat sewaktu udara diparu tertampung di dalam volume

yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan intra alveolus dan atmosfer kini

12

Page 13: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

menjadi lebih besar dari pada ketika ekspirasi pasif sehingga lebih banyak udara

keluar menuruni gradient tekanan sebelumnya tercapaiu keseimbangan. Dengan

cara ini, selama ekspirasi paksa akatif pengosongan paru menjadi lebih tuntas

dibandingkan dengan ekspirasi tenang pasif.4,5

Selama ekspirasi paksa, tekanan intra pleura melebihi tekana atmosfer

tetapi paru tidak kolaps. Karena tekanan intra alveolus juga meningkat setara

maka tetap terdapat gradient tekanan transmural menembus dinding paru

sehingga paru tetap teregang dan mengisi rongga torak sebagai contoh, jika

tekanan di dalam torak meningkan 10 mmHg, maka tekanan intra pleura

menjadi 766 mmHhg dan tekanan intra alveolus menjadi 7770 mmHg dan tetap

terdapat perbedaan tekanan 4mmHg.5

Volume dan Kapasitas Paru

Ventilasi paru dapat dipelajari dengan mencatat volume udara yang

masuk dan keluar paru, suatu metode yang disebut spirometri.2,8

Gambar No. 4 Diagram Peristiwa Pernapasan8

13

Page 14: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Volume Paru

Volume tidal (TV) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi

setiap kali bernapas normal; besarmya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa.

Volume cadangan inspirasi (IRC) adalah volume udara ekstra ytang dapat

diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuatl

biasnya mencapai 3000 ml. Volume cadangan ekspirasi (ERC) adalah volume

udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui espirasi kuat pada akhir

ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml. Volume

residu (RV) yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah

ekspirasi paling kuatl volume ini vesarnya kira-kira 1200 ml.2

Kapasitas Paru

Kapasitas inspirasi (IC) = TV+IRV. Ini dalah jumlah udara (kira-kira

3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi

normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum. Kapasitas residu

fungsional (FRC) = ERV+RV. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru

pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml). Kapasitas vital (VC) =

TV+IRV+ERV. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan

seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan

kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 ml). Kapasitas

paru total (TLC) = IC+FRC adalah volume maksimum yang dapat

mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-

kira 5800 ml).8

Transpor O2

Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan

dengan hemoglobin ( Hb) . 3 % oksigen sisanya larut dalam plasma darah.

Hemoglobin adalah suatu molekul protein yang mengandung besi dan terdapat

14

Page 15: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

di dalam sel darah merah. Ketika O2 tidak berikatan dengan Hb maka akan di

sebut deoksi hemoglobin ( HHb) . Setiap molekul dalam keempat molekul besi

dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk

oksihemoglobin ( HbO2,) yang berwarna merah tua :3,8

Transport CO2

Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dari jaringan dibawa ke

paru – paru melalui : (1) sejumlah kecil karbon dioksida ( 7 % sampai 8 %)

tetap terlarut dalam plasma ; (2) Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke

dalam sel darah merah , di mana 25 %-nya bergabung dalam bentuk reversible

yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin pada hemoglobin untuk

membentuk karbaminohemoglobin ; (3) sebagian besar karbon dioksida dibawa

dalam bentuk bikarbonat ( HCO3 - ) terutama dalam plasma. Karbon dioksida

dalam sel darah merah berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat

dalam reaksi bolak – balik yang di katalisis oleh enzim eritrosit karbonat

anhidrase.3,8

Dalam reaksi pertama CO2 berikatan dengan H2O untuk membentuk asam

karbonat ( H2CO3). Reaksi ini berlangsung cepat di sel darah merah. Sesuai sifat

asam , sebagian dari molekul asam karbonat secara spontan terurai menjadi ion

hydrogen ( H+ ) dan ion bikarbonat ( HCO3ˉ ). HCO3ˉ lebih mudah larut dalam

darah di bandingkan dengan CO2. Reaksinya adalah :8

Reaksi di atas berlaku dua arah , bergantung konsentrasi senyawa. Jika

konsentrasi CO2 meningkat , seperti di jaringan ,maka reaksi akan berlangsung

ke kanan . sedangkan apabila rendah seperti dalam paru, reaksi akan bergeser

ke kiri dan melepas CO2.9

15

Hb + O2 ⇌ HbO2

CO2 + H2O ⇌H2CO3 ⇌ H+ + HCO3ˉ

Page 16: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Kesimpulan

Jadi seorang perempuan berusia 50 tahun yang mengalami sesak napas itu

disebabkan karena adanya gangguan pada sistem pernapasan pada paru.

Gangguan tersebut bisa karena gangguan pada transport O2 dan CO2.

16

Page 17: Blok 7- Arlyn Stephany Tumimomor

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta :

EGC ; 2006 . h. 90-9

2. Djojodibroto D. Respirologi. Jakarta : EGC ; 2009.h. 8-9

3. Wonodireko S. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Bagian

Histologi FK Universitas Indonesia; 2003. h. 111-4

4. Leslie P. Gartner, James L. Hiatt. Buku Ajar Berwarna Histologi. 3rd

ed. Edisi Bahasa Indonesia . Indonesi : Elsevier Saunders; 2014. h.

335-54

5. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara;

2006.h.115-20.

6. Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6th ed. New York:

Oxford Universty; 2007.h.181-200.

7. Junqueira CL. Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta :

EGC ; 2007 .h. 340-52

8. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. 1st

ed. Philadelpia: Elsevier Churchill Livingstone; 2005.h.102-52.

9. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta :

EGC ; 2006 . h. 90-9

10.Djojodibroto D. Respirologi. Jakarta : EGC ; 2009.h. 8-9

17