Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

20
1 BAB I PENDAHULUAN Definisi trauma akusti k adalah trauma pada tel inga akibat paparan suara atau  bunyi yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Kerusakan organik telinga dapat terjadi akibat adanya energi suara yang sangat besar. Efek ini terjadi akibat dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi gangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ Corti sebagai organ pendengaran. Kerusakan dapat berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau kerusakan langsung organ corti. Pada trauma akustik, cedera dapat terjadi akibat rangsangan berlebihan, namun juga dapat terjadi karena paparan berulang. 1,2 Trauma akustik, ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2, yaitu; trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan suara dan trauma akustik kronik. Pada trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang terjadi pada telinga dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan lebih hebat dapat merusak koklea. Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif, namun kerusakan pada koklea ketuliannya bersifat sensorineural. Sedangkan trauma akustik kronik ini terjadi akibat  pencemaran lingkungan oleh b ising. 3,4 Jangkauan tekanan dan frekuensi suara yang dapat diterima oleh telinga manusia sebagai suatu informasi yang berguna, sangat luas. Suara yang nyaman diterima oleh telinga kita bervariasi tekanannya sesuai dengan frekuensi suara yang digunakan, namun suara yang tidak menyenangkan atau yang bahkan menimbulkan nyeri adalah suara-suara dengan tekanan tinggi, bi asanya di atas 120 dB. Suara yang ti dak diinginkan dan dapat

Transcript of Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

Page 1: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 1/20

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi trauma akustik adalah trauma pada telinga akibat paparan suara atau

  bunyi yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Kerusakan

organik telinga dapat terjadi akibat adanya energi suara yang sangat besar. Efek ini terjadi

akibat dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi gangguan

kemampuan meneruskan getaran ke organ Corti sebagai organ pendengaran. Kerusakan

dapat berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau

kerusakan langsung organ corti. Pada trauma akustik, cedera dapat terjadi akibat

rangsangan berlebihan, namun juga dapat terjadi karena paparan berulang.1,2

Trauma akustik, ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2, yaitu; trauma

akustik akut yang disebabkan oleh ledakan suara dan trauma akustik kronik. Pada trauma

akustik akut yang disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang terjadi pada telinga

dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan lebih hebat dapat merusak 

koklea. Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif, namun kerusakan pada koklea

ketuliannya bersifat sensorineural. Sedangkan trauma akustik kronik ini terjadi akibat

 pencemaran lingkungan oleh bising.3,4

Jangkauan tekanan dan frekuensi suara yang dapat diterima oleh telinga manusia

sebagai suatu informasi yang berguna, sangat luas. Suara yang nyaman diterima oleh

telinga kita bervariasi tekanannya sesuai dengan frekuensi suara yang digunakan, namun

suara yang tidak menyenangkan atau yang bahkan menimbulkan nyeri adalah suara-suara

dengan tekanan tinggi, biasanya di atas 120 dB. Suara yang tidak diinginkan dan dapat

Page 2: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 2/20

 

2

menganggu pendengaran ini disebut sebagai bising. Frekuensi suara bising biasanya

terdiri dari campuran sejumlah gelombang suara dengan berbagai frekuensi atau disebut

 juga spektrum frekuensi suara. Nada kebisingan dengan demikian sangat ditentukan oleh

 jenis-jenis frekuensi yang ada.2,3

Kebisingan dapat menyebabkan ancaman bagi sistem pendengaran, kesehatan

umum, proses pembelajaran dan perilaku manusia. Bising di atas 85 dB tidak hanya akan

menyebabkan keluhan pada telinga dan pendengaran tetapi berbagai penelitian

membuktikan terjadinya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelainan

 pencernaan, meningkatnya emosi dan berbagai kelainan akibat stress.

3,4

Efek bising terhadap pendengaran dapat menyebabkan terjadinya ketulian baik 

sebagian atau seluruh fungsi pendengaran yang disebut sebagai NITT (Noise-Induced

Temporary Threshold Shift) perubahan ambang pendengaran akibat bising yang

  berlangsung sementara dan NIPT(Noise-Induced Permanent Threshold Shift).

Perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen.2

Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja.

Menurut WHO (1995), diperkirakan hampir 14% dari total tenaga kerja negara industri

terpapar bising melebihi 90dB di tempat kerjanya. Di Quebec-Canada, Frechet

mendapatkan data bahwa 55% daerah industri mempunyai tingkat kebisingan di atas 85

dB dan menurut survei prevalensi NIHL ( Noise Induced Hearing Loss) atau TAB (Tuli

Akibat Bising) bervariasi antara 40 ± 50%. Di Indonesia, di pabrik peleburan besi baja

 prevalensi NIHL 31,55% pada tingkat paparan kebisingan 85 - 105 dB.2,3

 

Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan perlu dilakukan secara lengkap dan

seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan organik yang menimbulkan gangguan

Page 3: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 3/20

 

3

 pendengaran seperti infeksi telinga, trauma telinga karena agen fisik lainnya, gangguan

telinga karena agen toksik dan alergi. Selain itu pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan

untuk menyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menggangggu

 pendengaran.2,3 

Untuk menilai ambang pendengaran, dilakukan pemeriksaan audiometri. Bila

sudah terjadi kerusakan, untuk masalah kompensasi maka dilakukan pengukuran pada

frekuensi 8000 Hz karena ini merupakan frekuensi kritis yang menunjukkan adanya

kemungkinan hubungan gangguan pendengaran dengan bising; tanpa memeriksa

frekuensi 8000 Hz ini, sulit sekali membedakan apakah gangguan pendengaran yang

terjadi akibat kebisingan atau karena sebab yang lain. Prosedur pemeriksaan lain untuk 

menilai gangguan pendengaran adalah speech audiometry, pengukuran impedance, tes

rekruitmen, bahkan perlu juga dilakukan pemeriksaan gangguan pendengaran fungsional

 bila dicurigai adanya faktor psikogenik.1,3

Pencegahan merupakan penatalaksanaan pertama pada kebisingan. Pelaksanaan

  program pemeliharaan pendengaran (hearing program conservation) merupakan upaya

  pencegahan primer yang dapat dilakukan di tempat kerja dimana paling sering terjadi

gangguan penndengaran akibat kebisingan. Pemeriksaan audiometri berkala juga

merupakan upaya deteksi dini pula. Penggunaan alat pelindung telinga, pengawasan dan

 pengendalian administrasi merupakan upaya penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan

oleh dokter dan tenaga kesehatan di lingkungan kerja. Pada makalah ini akan dibahas

lebih lanjut mengenai et iologi,patofisiologi,penatalaksanaan trauma akustik.2,3

Page 4: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 4/20

 

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Organ Pendengaran

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani.

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S,

dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian

dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3 cm. Disepertiga bagian

luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifIkasi kelenjar keringat)

dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga

 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.1,5

Membran timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncak yang

dasarnya umbo mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting untuk 

disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang mengandung

korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membrana timpani, dan bahwa

ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani.Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fIbrosa

di bagian tengah di mana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa bagian dalam.

Lapisan fibrosa tidak terdapat di atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan

 bagian membrana timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaccid).1,5

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari

luar ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga

tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani,

maleus melekat pada inkus, dem inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap

lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran

merupakan persendian. Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat

ini terdapat auditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan

Page 5: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 5/20

 

5

antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan

daerah nasofaring dengan telinga tengah.1,5

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau

 puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilmf skala timpani dengan skala

vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala

vestibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala mediae duktus koklearis

diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilmf, sedangkan skala media

 berisi endolimfe. Ion dan garam yang terdapat di perilimfe berbeda dengan endolimfe.

Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut disebut sebagaimembran vestibuli sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran

ini terletak organ Corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang

disebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari

sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.1,5

Gambar 1. Anatomi organ Pendengaran

Page 6: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 6/20

 

B. Fisiologi Organ Pendengaran

Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara

yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui

rongga telinga luar yang menyebabkan membrana tympani   bergetar. Getaran tersebut

selanjutnya diteruskan menuju inkus dan  sta pes, melalui malleus yang terikat pada

membrana itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka

tulang-tulang itu memperbesar getaran. Yang kemudian disalurkan melalui  fenestra

vestibuler  menuju  perilim fe. Getaran  perilim fe dialihkan melalui membran menuju

endolim fe dalam saluran kokhlea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf 

dalam organ corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius.1,5,6

 

Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak,hingar bingar atau musikal. Istilah-istilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-

luasnya. Gelombang suara yang tidak teratur menghasilkan keributan atau

kehingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi

musikal enak. Suara merambat dengan kecepatan 343 m/detik dalam udara tenang.1,5,6 

Apabila telinga memperoleh rangsang suara, maka sesuai dengan besarnya

rangsangan akan terjadi proses:1,5,6 

1. Adaptasi, yang berlangsung 0-3 menit, yakni berupa kenaikan ambang dengar sesaat.

Jika rangsangan berhenti, ambang dengar akan kembali seperti semula.

2. Pergeseran ambang dengar sementara (temporary threshold shift ), sebagai kelanjutan

  proses adaptasi akibat rangsang suara yang lebih kuat dan dapat dibedakan dalam dua

tahap yakni kelelahan ( fatigue) dan tuli sementara terhadap rangsangan (temporary

 stimulation deafness). Kelelahan tersebut, akan pulih kembali secara lambat dan akan

semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi. Sedang tuli

sementara akibat rangsang suara terjadi akibat pengaruh mekanisme vibrasi pada kokhlea

yang mengalami rangsang suara dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.

3. Pergeseran ambang dengar yang persisten ( persistent treshold shift ), yang masih ada

setelah 40 jam rangsang suara berhenti.

4. Pergeseran ambang suara yang menetap ( per manent threshold shift ), meskipun

rangsang suara sudah tidak ada. Pada keadaan ini sudah terjadi kelainan patologis yang

Page 7: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 7/20

 

 

  permanen pada koklea, umumnya pada kasus trauma akustik dan akibat kebisingan di

tempat kerja.

Proses pendengaran sangatlah menakjubkan. Getaran sumber bunyi dihantarkan

melalui media udara menggetarkan gendang dan tulang-tulang kecil yang terletak dalam

rongga telinga bagian tengah, yang kemudian menghantarkan getaran ke dalam suatu

sistem cairan yang terletak dalam putaran rongga bangunan menyerupai rumah siput atau

lebih dikenal sebagai kokhlea, yang terletak bersebelahan dengan alat keseimbangan di

dalam tulang temporalis. Amplitudo pergerakan perrmukaan lebar stapes pada tiap

getaran suara hanya ¾ besar amplitudo tangkai maleus. Oleh karena itu, sistem

  pengungkit osikular tidak memperbesar pergerakan seperti yang sering diduga tetapi

sebagai gantinya sistem meningkatkan gaya pergerakan sekitar 1,3 kali juga luas

 permukaan membran timpani sekitar 55 mm2 sedangkan luas permukaan stapes sekitar 

3,2 mm2, selisih 17 kali dikalikan rasio 1,3 kali dari sistem pengungkit memungkinkan

semua energi gelombang suara yang mengenani membrane timpani dikerahkan pada

 permukaan lebar stapes yang kecil, menyebabkan tekanan pada cairan kolea 22 kali besar 

tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara yang mengenai membran timpani.6 

Membran basalis pada koklea membran basilaris mengandung sekitar 20.000

serabut basilaris atau lebih yang menonjol dari tengah tulang koklea, modiolus. Dan

kearah dinding luar serabut-serabut ini merupakan struktur yang elastik menyerupai  buluh yang bebas pad ujung distalnya kecuali yang terikat pada membrane basilaris,

karena seraut ini kaku dan bebas pada salah satu ujungnya ia tidak dapat bergetar 

menyerupai buluh-buluh harminika.

Panjang serabut basilaris secara progresif bertambah dari basis koklea ke

hlikotrema, dari kira-kira pada 0,04 mm. pada basis sampai 0,5 mm. Pada helikoterma,

  peningkatan panjang 12 kali. Garis tengah serabut, sebaliknya berkurang dari basis ke

helikotrena, sehingga secarakeseluruhan kekakunnya rurun lebih dari 100 kali. Sehingga

akibatnya serabut yang kaku pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan

 bergetar pada frekuensi tinggi. Sedangkan serabut-serabutnya yang panjang lentur dekat

helikotrema mempunyuai kecenderungan bergetar pada frekuensi rendah.

Di dalam telinga bagian tengah juga terdapat sebuah otot terkecil dalam tubuh

manusia, yaitu tensor timpani, yang bertugas membuat tegang rangkaian tulang

Page 8: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 8/20

 

8

 pendengaran pada saat bunyi yang mencapai sistem pendengaran kita berkekuatan lebih

dari 70 dB, untuk meredam getaran yang mencapai sel-sel rambut reseptor pendengaran

manusia. Namun, otot ini yang bekerja terus menerus juga tak mampu bertahan pada

keadaan bising yang terlalu kuat dan kontinu, dan terjadilah stimulasi berlebih yang

merusak fungsi sel-sel rambut. Kerusakan sel rambut dapat bersifat sementara saja pada

awalnya sehingga dapat terjadi ketulian sementara. Akan tetapi, kemudian bila terjadi

rangsangan terus menerus, terjadi kerusakan permanen, sel rambut berkurang sampai

menghilang dan terjadi ketulian menetap.1,5,6 

Ketulian akan terjadi pada kedua telinga secara simetris dengan mengenai nada

tinggi terlebih dahulu, terutama dalam frekuensi 3000 sampai 6000 Hz. Sering kali juga

terjadi penurunan tajam (dip) hanya pada frekuensi 4000 Hz, yang sangat khas untuk 

gangguan pendengaran akibat bising. Karena yang terkena adalah nada yang lebih tinggi

dari nada percakapan manusia, sering kali pada awalnya sama sekali tidak dirasakan oleh

  penderitanya karena belum begitu jelas gangguan pada saat berkomunikasi dengan

sesama.1,5,6 

C. Definisi dan Klasifikasi Trauma Akustik 

Trauma akustik ialah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang

 berlebihan. Trauma akustik, ditilik dari mula kejadiannya dibagi menjadi 2, yaitu:1,7

1.  trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan dan trauma akustik kronik.

Pada trauma akustik akut yang disebabkan oleh ledakan kerusakan telinga yang

terjadi pada telinga dapat mengenai membran, yaitu suatu ruptur. Bila ledakan

lebih hebat dapat merusak koklea. Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif,

namun kerusakan pada koklea ketuliannya bersifat sensorineural.

2. 

trauma akustik kronik ini terjadi akibat pencemaran lingkungan oleh bising.

Tuli yang diakibatkan oleh trauma akustik dapat disebut sebagai NIHL( Noise-

Induce Hearing Loss), berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu:1,2,7

 

1.    NITT (Noise-Induced Temporary Threshold Shift) perubahan ambang

 pendengaran akibat bising yang berlangsung sementara

Page 9: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 9/20

 

9

2.    NIPT(Noise-Induced Permanent Threshold Shift). Perubahan ambang

 pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen.

D. Patofisiologi Gangguan Pendengaran akibat Bising

Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang berhubungan dengan

komunikasi audio/suara. Alat pendengaran yang berbentuk telinga berfungsi sebagai

fonoreseptor yang mampu merespons suara pada kisaran antara 0-140 dB tanpa

menimbulkan rasa sakit. Frekuensi yang dapat direspons oleh telinga manusia antara 20-

20000 Hz dan sangat sensitive pada frekuensi antara 1000-4000 Hz3,4

Kerusakan pendengaran (dalam bentuk ketulian) merupakan penurunan

sensitifitas yang berlangsung secara terus menerus. Mula-mula efek kebisingan pada

  pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah dihentikan

kerja di tempat bising. Tetapi kerja terus menerus di tempat bising berakibat kehilangan

daya dengar yang menetap dan tidak bisa pulih kembali. Biasanya di mulai pada

frekuensi-frekuensi tinggi sekitar 4000 Hz dan kemudian menghebat dan meluas

kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang digunakan untuk 

 percakapan.3,4

Penurunan pendengaran akibat kebisingan dipengaruhi oleh:1,7

1. Intensitas total (overall) dari kebisingan

2. Spektrum frekuensi dari suara

3. Jenis kebisingan

4. Masa kerja

5. Lama pemaparan setiap hari terhadap kebisingan yang ada (table 1)

6. Kerentanan ( susce ptibility) tenaga kerja.

Page 10: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 10/20

 

10

Tabel 1. Pajanan maksimal kebisingan tiap hari

Kehilangan pendengaran dapat bersifat sementara atau permanen. Pergeseran

ambang sementara yang diinduksi bising ( NITTS ,   Noise Induced Temporary Treshold 

Shift , atau kelelahan pendengaran) adalah kehilangan tajam pendengaran sementara

setelah paparan yang relatif singkat terhadap bising yang berlebihan, pendengaran pulih

cukup cepat setelah bising dihentikan. Pergeseran ambang permanen yang diinduksi

 bising ( NIPTS, Noise Induced Per manent Treshold Shift) adalah kehilangan pendengaran

irreversible yang disebabkan paparan jangka lama terhadap bising. Pergeseran ambang

yang diinduksi bising adalah kuantitas kehilangan pendengaran yang dapat dikaitkan

dengan bising saja (setelah dikurangi nilai-nilai untuk presbiakusis). Gangguan

  pendengaran umumnya mengacu pada tingkat pendengaran dimana individu tersebut

mengalami kesulitan untuk melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal

memahami pembicaraan.2,3

Terdapat berbagai cara bising dapat merusak telinga dalam. Pemaparan bising

yang sangat keras lebih dari 150 dB, seperti pada ledakan, dapat menyebabkan tuli

sensorineural ringan sampai berat. Biasanya tuli timbul pada cara pemaparan yang lebih

halus dan progresif sampai pemaparan bising keras intermitten yang kurang intensif atau

  pemaparan kronis bising yang kurang intensif. Pemaparan singkat berulang ke bising

keras intermitten dalam batas 120-150 dB, seperti yang terjadi akibat pemaparan senjata

api atau mesin jet, akan merusak telinga dalam. Pemaparan kronis berupa bising keras

  pada pekerja dengan intensitas bising di atas 85 dB, seperti yang terjadi akibat

mengendarai traktor atau mobil salju atau gergaji rantai, merupakan penyebab tersering

dari tuli sensorineural yang diakibatkan oleh bising. Di samping itu, pada lingkungan

yang besar, seseorang dapat terpapar bising diatas 90 dB pada waktu mendengarkan

musik dari sistem suara stereofonik atau panggung music (table 2).1,2,3,8

Page 11: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 11/20

 

11

Tabel 2. Daftar tingkat kebisingan suara di lingkungan sekitar 

Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan padareseptor pendengaran Corti di telinga dalam, terutama yang berfrekuensi 3000-6000 Hz.

Mekanisme dasar terjadinya tuli karena trauma akustik, adalah:2,3,8

 

1. Proses mekanik 

a.  Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, menyebabkan robeknya

membrana Reissner dan terjadi percampuran cairan perilmfe dan

endolimfee,sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut.

 b.  Pergerakan membrana basiler yang begitu keras, menyebabkan rusaknya organa

korti sehingga terjadi percampuran cairan perilmfe dan endolimfe, akhirnya

terjadi kerusakan sel-sel rambut.

Page 12: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 12/20

 

12

c.  Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, dapat langsung menyebabkan

rusaknya sel-sel rambut, dengan ataupun tanpa melalui rusaknya organa korti dan

membrana basiler.

2. Proses metabolik 

a.  Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma sel-sel rambut dan

  pembengkakkan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya membrana sel

dan hilangnya sel-sel rambut.

 b.  Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahan metabolisme,

sebagai akibat dari gangguan sistem enzim yang memproduksi energi, biosintesis

 protein dan transport ion.

c.  Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan gangguan tingkat

konsentrasi ion Na, K, dan ATP.

d.  Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising, sehingga lebih banyak 

membutuhkan energi dan mungkin akan lebih peka untuk tcrjadinya cedera atau

iskemi.

e.  Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising dengan zat perusak 

yang sudah ada dalam telinga itu sendiri.

E. Diagnosis

Ciri-ciri kehilangan pendengaran yang ditimbulkan paparan bising adalah sebagai

 berikut:1,2

1. Gangguan pendengaran telinga dalam, dengan superposisi konduksi dan rekruitmen udara

dan tulang

2. Kehilangan pendengaran bilateral dan sedikit banyak simetris

Page 13: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 13/20

 

13

3. Kehilangannya mulai pada frekuensi 4000 Hz. Stadium ini ada takik bentuk V yang khas

  pada audiogram. Kondisi ini bersifat laten, identifikasi memerlukan prosedur deteksi yang

sistematik. Setelah periode paparan lebih lanjut kehilangan pendengaran memburuk dan

meluas ke rentang frekuensi yang lebih besar, dan gangguannya menjadi nyata. Bila paparan

tidak dihentikan kehilangan pendengaran memburuk dan dapat mendekati tuli.

4. Ketulian terjadi, Akan permanen dan stabil meskipun bahaya akustik sudah dijauhkan

Diagnosis dibuat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang sebagai berikut

1.   Anamnesis 

Pada anamnesis dapat ditanyakan harus tercantum identitas yang jelas (termasuk 

saat pemeriksaan dan dokter yang melakukan pemeriksaan), keluhan utama, gangguan

 pendengaran yang saat ini terjadi, riwayat pekerjaan, riwayat pelatihan militer, riwayat

  penyakit dahulu, riwayat keluarga. Riwayat pekerjaan dilakukan dengan menanyakan

nama pekerjaan, jenis pekerjaan yang dilakukan (beserta tanggal atau waktu bekerja),

durasi masing-masing pekerjaan, tanggal bekerja dan umur saat itu, kondisi geografis dan

lokasi fisik pekerjaan, barang atau jasa yang dihasilkan, penggunaan alat pelindung diri,

sumber suara atau kebisingan yang ada di pekerjaan (baik yang dahulu maupun saat ini).

Pernahkah terpapar atau mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupasuara bising, suara ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu cukup lama. Apakah

mempunyai kebiasaan mendengarkan headphone, mendengarkan musik dengan volume

yang keras. Apakah mengkonsumsi obat-obatan ototoksis dalam jangka waktu lama.

 jenis onset hilangnya pendengaran atau berkurangnya pendengaran, apakah tiba-tiba atau

  pelan-pelan (bertahap). Sudah berapa lama dirasakan, Apakah hilangnya pendengaran

tetap (tidak ada perubahan) atau malah semakin memburuk. Apa disertai dengan nyeri,

otore, tinnitus (berdenging di telinga), telinga terasa tersumbat, vertigo, atau gangguan

keseimbangan. Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral. Apakah

mengalami kesulitan berbicara dan mendengar di lingkungan yang bising. Pada orang

yang menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh bising latar belakang, sehingga

  bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang ramai akan mendapat kesulitan

mendengar dan mengerti pembicaraan.1,2

Page 14: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 14/20

 

14

2.   Pemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan fisis telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari telinga luar 

hingga membran timpani dengan otoskop. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan

  perlu dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab kelainan

organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi telinga, trauma telinga

karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen toksik. dan alergi. Selain itu

  pemeriksaan saraf pusat perIu dilakukan untuk rnenyingkirkan adanya masalah di

susunan saraf pusat yang (dapat) menganggu pendengaranya.1,2

3.   Pemeriksaan dengan Gar  pu Tala 

Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes Batas Atas &

Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun. Tes Rinne: Menunjukkan hasil

  positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah telinga dengan pendengaran lebib baik. Tes

Schwabach : Hasil menuajukkan schwabach memendek.1

4.   Pemeriksaan Audiometri 

Pada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran udara dan

hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah untuk mengukur kepekaan

seluruh mekanisme pendengaran, telinga Iuar dan tengah serta mekanisme sensorineural

koklea dan nervus auditori. Audiogram hantaran udara diperoleh dengan

memperdengarkan pulsa nada murni melalui earphone ke telinga. Kegunaan audiometri

hantaran tulang adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja.

Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji langsung ke

tengkorak pasien menggunakan vibrator hantaran tulang. Dua pemeriksaan ini penting

untuk membedakan antara tuli sensorineural atau tuli konduktif.

1,2,9

Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi

antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik  (notch) yang

 patognomonik untuk jenis ketulian akibat taruma akustik. Pemeriksaan ini terdiri atas 2

grafik yaitu frekuensi (pada axis horizontal) dan intensitas (pada axis vertikal). Pada

Page 15: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 15/20

 

15

skala frekuensi, untuk program pemeliharaan pendengaran (hearing conservation

  program) pada umumnya diwajibkan memeriksa nilai ambang pendengaran untuk 

frekuensi 500,1000,2000,3000,4000,dan 6000 Hz. Bila sudah terjadi kerusakan, untuk 

masalah kompensasi maka dilakukan pengukuran pada frekuensi 8000Hz karena ini

merupakan frekuensi kritis yang rnenunjukkan adanya kemungkinan hubungan gangguan

  pendengaran dengan pekerjaan, tanpa memeriksa frekuensi 8000 Hz ini, sulit sekali

membedakan apakah gangguan pendengaran yang terjadi akibat kebisingan atau karena

sebab yang lain. 1,2,9

Gambar2. Audiometri NIHL, terjadi takik pada frekuensi tinggi 4000 Hz

Page 16: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 16/20

 

16 

Gambar`3. Gambaran Audiometri pada trauma akustik akibat ledakan senjata api

Ada tidaknya jarak antara konduksi tulang dan konduksi udara menunjukkan ada

tidaknya keterlibatan gangguan dari telinga luar maupun telinga tengah yang

mempengaruhi gangguan sensorineural yang terjadi pada NIHL. Beberapa factor dapat

mempengaruhi reliabilitas pemeriksaan konduksi tulang dan konduksi udara pada

audiogram. Pemeriksaan timpanometri dan pemeriksaan reflex akustik penting untuk 

dilakukan agar tuli konduksi dapat disingkirkan. Tuli konduksi tidak biasa terjadi pada

  NIHL, kecuali terdapat penyebab multipel pada perjalanan penyakit NIHL. Meskipun

tanda takik merupakan gambaran khas pada audiogram NIHL, tidak adanya takik pada

audiogram tidak serta merta menyingkirkan NIHL dan bukan menjadi indicator yang

dapat dipercaya pada pemeriksaan NIHL.1,9,10

5.  Tes Rekrutmen

Pada NIHL tuli yang terjadi merupakan tuli saraf koklea, oleh karena itu pada tes

rekruitmen, yang patognomonik pada tuli saraf koklea akan memberi hasil yang positif.

Rekrutmen adalah fenomena dimana telinga yang tuli menjadi sensitif pada kenaikan

intensitas bunyi yang kecilpada frekuensi tertentu setelah terlewati ambang dengarnya.

Pada tes rekrutmen positif, pasien dapat membedakan kenaikan bunyi 1 db bila

Page 17: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 17/20

 

17

mendengarkan nada murni yang kontinyu. Tes rekrutmen ada beberapa cara seperti SISI

( short increment sensitivity index), ABLB (alternate binaural loudness balance), MLB

( monoaural loudness balance), audimetri bekessy, audiometri tutur.1

F. Penatalaksanaan

Pencegahan merupakan penatalaksanaan pertama dan utama pada kebisingan di

lingkungan pekerja. Pelaksanaan program pemeliharaan pendengaran (hearing  program 

conservation) merupakan upaya pencegahan primer yang dapat dilakukan di tempat

kerja. Survei kebisingan di tempat kerja harus memperhatikan teknik  sampling  agar 

  pemeriksaan tingkat kebisingan dapat memberikan gambaran keadaan yang terjadi;

  pemeriksaan audiometri berkala juga merupakan upaya deteksi dini pula. Penggunaan

alat pelindung telinga, peng-awasan dan pengendalian administrasi merupakan upaya

  penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan di

lingkungan kerja. Hearing conservation program tidak akan dibicarakan secara mendalam

 pada tulisan ini.1,2

Bila sudah terjadi gangguan pendengaran yang mengakibatkan gangguan

komunikasi maka dapat dipikirkan peng-gunaan alat bentu dengar. Jika pendengaran

sudah sedemikian buruknya sehingga komunikasi sangat sulit maka perlu dilakukan

  psikoterapi lebih intensif agar pekerja dapat menerima keadaannya. Jika dipergunakan

alat bantu dengar, perlu dilakukan latihan pendengaran agar pekerja dapat menggunakan

sisa pendengaran dengan alat bantu dengar secara efisien dibantu dengan membaca

ucapan bibir, mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat

 berkomunikasi. Selain itu, penderita tuli akibat bising ini juga sulit mendengar suaranya

sendiri sehingga diperlukan rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume, tinggi

rendah dan irama percakapan. 1,2

Pada yang mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan implant kokleaTidak ada pengobatan yang spesifIk dapat diberikan pada penderita dengan trauma

akustik. Oleh karena tuli karena trauma akustik adalah tuli saraf koklea yang bersifat

menetap (irreversible). Apabila penderita sudah sampai pada tahap gangguan

  pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka dapat

dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid. Pada pasien

Page 18: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 18/20

 

18

yang gangguan pendengarannya lebih buruk harus dibantu dengan penanganan

  psikoterapi untuk dapat menerima keadaan. Latihan pendengaran dengan alat bantu

dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir, mimik, anggota gerak badan, serta bahasa

isyarat agar dapat berkomunikasi. Selain itu diperlukan juga rehabilitasi suara agar dapat

mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama percakapan. 1,2

Pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya tuli pada trauma

akustik. Bising dengan intensitas lebih dari 85 dB dalam waktu tertentu dapat

mengakibatkan ketulian, oleh karena itu bising dilingkungan kerja harus diusahakan lebih

rendah dari 85 dB. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan

meredam sumber bunyi, sumber bunyi diletakkan d iarea yang kedap suara.2,7

 

Apabila bekerja di daerah industri yang penuh dengan kebisingan menetap, maka

dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung bising seperti sumbat telinga, tutup telinga

dan pelindung kepala, Ketiga alat tersebut terutama melindungi telinga terhadap bising

  berfrekuensi tinggi yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian .

Sumbatan telinga efektif digunakan pada level kebisingan rendah sekitar 10 dB hingga 32

dB. Adakalanya tutup telinga lebih efektif daripada sumbatan telinga khususnya pada

  pekerja yang berpindah-pindah tempat. Sedangkan pelindung kepala selain sebagai

 pelindung telinga terhadap bising juga sekaligus sebagai pelindung kepala.2,7

Bila terjadi tuli bilateral berat yang tidak dapat dibantu dengan a1at bantu dengar maka dapat dipertirnbangkan dengan memasang implan koklea. Implan koklea ialah

suatu perangkat elektronik yang mempunyai kemampuan memperbaiki fungsi

  pendengaran sehingga akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi penderita tuli

saraf berat dan tuli saraf bilateral.2,7

Penatalaksanaan ketulian akibat bising kedepannya dapat dilakukan pemberian

oksigenasi hiperbarik dikombinasikan dengan terapi kortikosteroid untuk 

  penatalaksanaan trauma akustik yang terjadi akut dan diketemukan secara dini. Hal ini

sudah diuji coba pada hewan percobaan. Dan menunjukkan angka keberhasilan yang

signifikan. Lebih jauh lagi penelitian dijerman sudah melakukan percobaan penanaman

cell- per meable pada intratimpani pasien dengan trauma akustik. 12,13

G. Prognosis

Page 19: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 19/20

 

19

Bila masih terjadi NITT fungsi pendengaran masih dapat dikembalikan, namun

 bila sudah terjadi NIPTS ketulian bersifat permanen yang sifatnya menetap dan tidak bias

diobati. Bagaimanapun proses kehilangan pendengaran tidak seharusnya terus berlanjut

  bila paparan bising dapat dieliminir. Karena prognosis yang buruk terhadap fungsi

 pendengaran, pada trauma akustik pencegahan lebih diutamakan. 1,2

BAB III

Page 20: Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi

5/7/2018 Bismillllahh Refratt Derinpooo Maniiiesss Sudah Sitasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bismillllahh-refratt-derinpooo-maniiiesss-sudah-sitasi 20/20

 

20

PENUTUP

Trauma akustik adalah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang

  berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Tuli yang disebabkan oleh

suara bising (NIHL) berupa tuli sensorineural dapat bersifat sementara( NITT) maupun

 permanen (NIPT). Diagnosis dibuat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

  penunjang berupa tes penala, audiogram, dan pemeriksaan tambahan berupa

timpanometri dan tes akustik reflex. Pencegahan merupakan penatalaksanaan utama pada

trauma akustik. Pada tuli akibat bising apabila sudah mencapai kerusakan permanen,

fungsi pendengaran tidak dapat dikembalikan lagi.