Bintang
Transcript of Bintang
Magnitudo Bintang
Bintang merupakan benda langit yang amat besar. Jika kita amati secara seksama, maka
warna bintang di langit berbeda – beda, ada yang kekuning – kuningan, merah, dan biru. Dapat
kita simpulkan ( dengan hokum Wien pada fisika radiasi, dimana λmaks T = konstan ) bahwa
bintang yang biru memiliki suhu tinggi, sedang yang bersuhu rendah berwarna merah. Jadi,
dengan mengamati warna bintang astronom dapat mengukur suhu bintang tersebut. Pada
kenyataannya diperlukan alat ukur yang sangat teliti untuk keperluan pengukuran warna bintang.
Kalau diperhatikan, maka jelas kita memiliki kesan ada bintang yang terang dan ada yang
lemah cahayanya. Hipparchus (100 SM) mencoba secara kuantitatif memberikan skala terang
bintang dalam konsep magnitude, yang dalam versi modernnya digambarkan sebagai berikut. Ua
bintang yang salah satunya lebih terang 100 kali memiliki magnitude 5 kali lebih kecil, atau
dengan kata lain, jika E1 adalah fluks enegi bintang 1 dan E2 adalah fluks enegi bintang 2. m1
adalah magnitude bintang 1, m2 adalah magnitude bintang 2, maka dapat dirumuskan:
m1 – m2 = -2,5 log(E2/E1)
Terang bintang yang diukur di bumi hanyalah terang semu (magnitude nisbi), yaitu
terang yang kita lihat , bukan terang sebenarnya. Ada bintang yang sebenarnya sangat terang,
tetapi karena begitu jauhnya maka tampak redup. Sebaliknya ada bintang yang sebenarnya tidak
terlalu terang, tetapi karena dekat, jadi tampak berkilau. Untuk mengetahui keadaan intrinsik
suatu bintang, astronom perlu mengetahui terang sebenarnya (terang mutlak) bintang, yakni
magnitude mutlak. Magnitude mutlak suatu bintang adalah terang bintang dalam magnitude jika
diamati dari jarak 32,6 tahun cahaya atau 10 parsek (pc), dan dirumuskan:
m – M = -5+5log d(pc)
dengan m magnitude semu (nisbi), M magnitude mutlak, dan d(pc) adalah jarak bintang dalam
satuan parsek. Oleh karena itu, jarak sebuah bintang merupakan informasi yang amat penting
dalam astronomi.
Dari pembicaraan mengenai matahari diungkapkan bahwa gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan sebagai cahaya polikromatik dapat diuraikan ke dalam warna – warna. Uraian
cahaya inilah yangn disebut spectrum. Dengan hokum Kirchoff untuk spectrum kontinu (malar),
emisi dan absorbs, maka dasar spektroskopi(ilmu penelaahan spectrum cahaya) dibentuk.
Bila spectrum berbagai bintang diamati, terlihat pola garis spektrumnya berbeda – beda.
Astronom mengelompokkan spectrum bintang berdasarkan kemiripan susunan garis
spektrumnya. Klasifikasi spectrum bintang dalam astronomi modern dinyatakan dengan symbol
– symbol kelas spectrum O, B, A, F, G, K, dan M. Untuk memudahkan mengingat urutan
klasifikasi spectrum bintang tersebut dibuat jembatan keledai sebagai berikut: “Oh Be A Fine
Girl (Cuy) Kiss Me” Awalnya perbedaan pola spectrum bintang diduga arena perbedaan
komposisi kimiawi bintang, tetapi ternyata teori struktur dan angkasa bintang modern
menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah perbedaan suhu bintang. Unsur dasar yang
paling dominan dalam tubuh bintang adalah hydrogen, diikuti oleh Helium dan dengan fraksi
kecil sekali unsur – unsur atom berat.
Cahaya Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang
nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya
sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya
sendiri (bintang nyata).
Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah:
“ Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan
pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. ”
Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak
memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat
dengan Bumi adalahMatahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima
Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Klasifikasi Bintang
Berikut ini adalah daftar klasifikasi bintang yang dikenal dengan klasifikasi Hardvard atau
klasifikasi bintang berdasarkan spektrum. Kelas bintang ini dimulai dari yang paling panas
hingga yang paling dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari)
Tabel Klasifikasi Bintang berdasarkan spektrum
Kelas O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari 25.000
Kelvin. Bintangderet utama kelas O merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun
sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu.
Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang terionisasi 1
kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan dari ion lain juga
terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan silikon. Garis-garis Balmer
Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir seluruh atom hidrogen berada dalam
keadaan terionisasi. Bintang deret utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di
antara bintang deret utamalainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000
bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk
menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang dihasilkan
Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar hidrogennya dengan
sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali meninggalkan deret
utama. Contoh : Zeta Puppis
Spektrum dari bintang kelas O5V
Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara 11.000
hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan
terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen (hidrogen
netral) nampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki umur
yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana mereka dibentuk,
dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi
bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B. Contoh : Rigel, Spica
Spektrum dari bintang kelas B2II
Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan
berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya
berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas ini.
Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang
terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya. Bintang
kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Vega, Sirius
Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-
kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas
A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi
netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret
utama. Contoh : Canopus, Procyon
Spektrum dari bintang kelas F2III
Kelas G
Bintang kelas G barangkali adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah bintang
kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan
berwarna kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada bintang kelas
F, tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil spektrum paling
terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G adalah sekitar 8%
dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A
Spektrum dari bintang kelas G5III
Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada bintang
sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah bintang deret
utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa, seperti
misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah. Garis-garis
logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul Titanium Oksida
(TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret
utama. Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran
Spektrum dari bintang kelas K4III
Kelas M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna merah
dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah adalah
bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret utama kelas M.
Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan maharaksasa,
seperti Antares dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum
bintang kelas M terutama berasal dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak.
Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar
78% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeus
Spektrum dari bintang kelas M0III
Nama-Nama Galaksi
1. Galaksi Sombrero
2. Galaksi Black Eye
3. 2MASX J00482185-2507365
occulting pair
4. The Whirlpool Galaxy
5. Grand Spiral Galaxy
6. Supernova 1987 A
7. Milky Way Galaxy
8. Andromeda Galaxy
9. Bode’s Galaxy
10. Cartwheel Galaxy
11. Cigar Galaxy, Comet Galaxy
12. Hoag’s Object
13. Large Magellanic Cloud
14. Small Magellanic Cloud
15. Mayall’s Object, Pinwheel
Galaxy, Sunflower Galaxy
16. Tadpole Galaxy
17. Omega Centauri (NGC5139)
18. Triangulum Galaxy (M33 ,
NGC598)
19. Sagittarius Dwarf Elliptical
Galaxy
20. Cygnus A, Seyfert galaxy
21. Canis Major Dwarf
22. Centaurus A (NGC 5128 ,
PKS 1322-427)
23. Circinus Galaxy
24. Markarian 421
25. Baby Boom Galaxy
26. Starburst galaxy
27. Boötes Dwarf Galaxy
28. dark galaxies
29. Andromeda IX, Messier 87
30. ISOHDFS 27
31. Andromeda I
32. Virgo Stellar Stream.