Bintang

10
Magnitudo Bintang Bintang merupakan benda langit yang amat besar. Jika kita amati secara seksama, maka warna bintang di langit berbeda – beda, ada yang kekuning – kuningan, merah, dan biru. Dapat kita simpulkan ( dengan hokum Wien pada fisika radiasi, dimana λ maks T = konstan ) bahwa bintang yang biru memiliki suhu tinggi, sedang yang bersuhu rendah berwarna merah. Jadi, dengan mengamati warna bintang astronom dapat mengukur suhu bintang tersebut. Pada kenyataannya diperlukan alat ukur yang sangat teliti untuk keperluan pengukuran warna bintang.

Transcript of Bintang

Page 1: Bintang

Magnitudo Bintang

Bintang merupakan benda langit yang amat besar. Jika kita amati secara seksama, maka

warna bintang di langit berbeda – beda, ada yang kekuning – kuningan, merah, dan biru. Dapat

kita simpulkan ( dengan hokum Wien pada fisika radiasi, dimana λmaks T = konstan ) bahwa

bintang yang biru memiliki suhu tinggi, sedang yang bersuhu rendah berwarna merah. Jadi,

dengan mengamati warna bintang astronom dapat mengukur suhu bintang tersebut. Pada

kenyataannya diperlukan alat ukur yang sangat teliti untuk keperluan pengukuran warna bintang.

Kalau diperhatikan, maka jelas kita memiliki kesan ada bintang yang terang dan ada yang

lemah cahayanya. Hipparchus (100 SM) mencoba secara kuantitatif memberikan skala terang

bintang dalam konsep magnitude, yang dalam versi modernnya digambarkan sebagai berikut. Ua

bintang yang salah satunya lebih terang 100 kali memiliki magnitude 5 kali lebih kecil, atau

dengan kata lain, jika E1 adalah fluks enegi bintang 1 dan E2 adalah fluks enegi bintang 2. m1

adalah magnitude bintang 1, m2 adalah magnitude bintang 2, maka dapat dirumuskan:

Page 2: Bintang

m1 – m2 = -2,5 log(E2/E1)

Terang bintang yang diukur di bumi hanyalah terang semu (magnitude nisbi), yaitu

terang yang kita lihat , bukan terang sebenarnya. Ada bintang yang sebenarnya sangat terang,

tetapi karena begitu jauhnya maka tampak redup. Sebaliknya ada bintang yang sebenarnya tidak

terlalu terang, tetapi karena dekat, jadi tampak berkilau. Untuk mengetahui keadaan intrinsik

suatu bintang, astronom perlu mengetahui terang sebenarnya (terang mutlak) bintang, yakni

magnitude mutlak. Magnitude mutlak suatu bintang adalah terang bintang dalam magnitude jika

diamati dari jarak 32,6 tahun cahaya atau 10 parsek (pc), dan dirumuskan:

m – M = -5+5log d(pc)

dengan m magnitude semu (nisbi), M magnitude mutlak, dan d(pc) adalah jarak bintang dalam

satuan parsek. Oleh karena itu, jarak sebuah bintang merupakan informasi yang amat penting

dalam astronomi.

Dari pembicaraan mengenai matahari diungkapkan bahwa gelombang elektromagnetik

yang dipancarkan sebagai cahaya polikromatik dapat diuraikan ke dalam warna – warna. Uraian

cahaya inilah yangn disebut spectrum. Dengan hokum Kirchoff untuk spectrum kontinu (malar),

emisi dan absorbs, maka dasar spektroskopi(ilmu penelaahan spectrum cahaya) dibentuk.

Bila spectrum berbagai bintang diamati, terlihat pola garis spektrumnya berbeda – beda.

Astronom mengelompokkan spectrum bintang berdasarkan kemiripan susunan garis

spektrumnya. Klasifikasi spectrum bintang dalam astronomi modern dinyatakan dengan symbol

– symbol kelas spectrum O, B, A, F, G, K, dan M. Untuk memudahkan mengingat urutan

klasifikasi spectrum bintang tersebut dibuat jembatan keledai sebagai berikut: “Oh Be A Fine

Girl (Cuy) Kiss Me” Awalnya perbedaan pola spectrum bintang diduga arena perbedaan

komposisi kimiawi bintang, tetapi ternyata teori struktur dan angkasa bintang modern

menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah perbedaan suhu bintang. Unsur dasar yang

paling dominan dalam tubuh bintang adalah hydrogen, diikuti oleh Helium dan dengan fraksi

kecil sekali unsur – unsur atom berat.

Page 3: Bintang

Cahaya Bintang

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang

nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan

cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya

sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya

sendiri (bintang nyata).

Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah:

“ Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan

pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. ”

Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak

memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat

dengan Bumi adalahMatahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima

Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.

Klasifikasi Bintang

Berikut ini adalah daftar klasifikasi bintang yang dikenal dengan klasifikasi Hardvard atau

klasifikasi bintang berdasarkan spektrum. Kelas bintang ini dimulai dari yang paling panas

hingga yang paling dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari)

Tabel Klasifikasi Bintang berdasarkan spektrum

Page 4: Bintang

Kelas O

Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari 25.000

Kelvin. Bintangderet utama kelas O merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun

sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu.

Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang terionisasi 1

kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan dari ion lain juga

terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan silikon. Garis-garis Balmer

Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir seluruh atom hidrogen berada dalam

keadaan terionisasi. Bintang deret utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di

antara bintang deret utamalainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000

bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk

menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang dihasilkan

Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar hidrogennya dengan

sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali meninggalkan deret

utama. Contoh : Zeta Puppis

Spektrum dari bintang kelas O5V

Kelas B

Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara 11.000

hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan

terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen (hidrogen

netral) nampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki umur

yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana mereka dibentuk,

dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi

bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B. Contoh : Rigel, Spica

Page 5: Bintang

Spektrum dari bintang kelas B2II

Kelas A

Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan

berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya

berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas ini.

Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang

terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya. Bintang

kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Vega, Sirius

Kelas F

Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-

kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas

A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi

netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret

utama. Contoh : Canopus, Procyon

Spektrum dari bintang kelas F2III

Kelas G

Bintang kelas G barangkali adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah bintang

kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan

berwarna kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada bintang kelas

F, tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil spektrum paling

Page 6: Bintang

terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G adalah sekitar 8%

dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A

Spektrum dari bintang kelas G5III

Kelas K

Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada bintang

sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah bintang deret

utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa, seperti

misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah. Garis-garis

logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul Titanium Oksida

(TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret

utama. Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran

Spektrum dari bintang kelas K4III

Kelas M

Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna merah

dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah adalah

bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret utama kelas M.

Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan maharaksasa,

seperti Antares dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum

bintang kelas M terutama berasal dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak.

Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar

78% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeus

Page 7: Bintang

Spektrum dari bintang kelas M0III

Nama-Nama Galaksi

1. Galaksi Sombrero

2. Galaksi Black Eye

3. 2MASX J00482185-2507365

occulting pair

4. The Whirlpool Galaxy

5. Grand Spiral Galaxy

6. Supernova 1987 A

7. Milky Way Galaxy

8. Andromeda Galaxy

9. Bode’s Galaxy

10. Cartwheel Galaxy

11. Cigar Galaxy, Comet Galaxy

12. Hoag’s Object

13. Large Magellanic Cloud

14. Small Magellanic Cloud

15. Mayall’s Object, Pinwheel

Galaxy, Sunflower Galaxy

16. Tadpole Galaxy

17. Omega Centauri (NGC5139)

18. Triangulum Galaxy (M33 ,

NGC598)

19. Sagittarius Dwarf Elliptical

Galaxy

20. Cygnus A, Seyfert galaxy

21. Canis Major Dwarf

22. Centaurus A (NGC 5128 ,

PKS 1322-427)

23. Circinus Galaxy

24. Markarian 421

25. Baby Boom Galaxy

26. Starburst galaxy

27. Boötes Dwarf Galaxy

28. dark galaxies

29. Andromeda IX, Messier 87

30. ISOHDFS 27

31. Andromeda I

32. Virgo Stellar Stream.