Bhagavad gita

426
Bhagavadgitha Bebel BAB 2 I. PERCAKAPAN PERTAMA ARJUNA VISHADA YOGA Suatu persiapan perang yang gemuruh dimedan kurusetra terlukiskan dalam bab ini dimana kaurawa dan pandawa dua pihak bersaudara sepupu tetapi berlawan siap untuk bertempur, kedua belah pihak memiliki pahlawan-pahlawan yang perkasa dan perlengkapan senjata yang hebat. Arjuna mengadakan inspeksi pasukan balatentaranya bersama-sama Krisna, pengemudi keretanya yang juga menjadi Guru spiritualnya. Tiba-tiba arjuna merasa dikejutkan oleh bayangan akan kemusnahan bangsa barata, bangsanya dan nenek moyangnya sendiri. Badannya terasa gemetar, pikirannya kacau balau dan ngeri membayangkan kehancuran materi, moral dan kehidupan sprituil yang diakibatkan oleh peperangan ini. Arjuna tidak hendak bertempur membunuh sanak keluarganya yang ada dipihak keluarganya, bukan karena merasa takut melainkan karena rasa duka dan berdosa. Ia dihadapkan pada suatu dilema, antara kesedihan dan kebimbangan I. Percakapan Pertama Dhritarashtra uvacha : (1) Dharmakshetre kurukshetre Samaveta yuyutsavah Mamakah paadavasah chai va Kim akurvata samjaya Dritarastra berkata: Di medan bakti dipadang kuruksetra Siap bertempur, putra-putraku dan putra-putra pandu Apakah yang akan mereka lakukan Wahai sanjaya, ceritakanlah padaku 1

Transcript of Bhagavad gita

Page 1: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB 2

I. PERCAKAPAN PERTAMAARJUNA VISHADA YOGA

Suatu persiapan perang yang gemuruh dimedan kurusetra terlukiskan dalam bab ini dimana kaurawa dan pandawa dua pihak bersaudara sepupu tetapi berlawan siap untuk bertempur, kedua belah pihak memiliki pahlawan-pahlawan yang perkasa dan perlengkapan senjata yang hebat.

Arjuna mengadakan inspeksi pasukan balatentaranya bersama-sama Krisna, pengemudi keretanya yang juga menjadi Guru spiritualnya. Tiba-tiba arjuna merasa dikejutkan oleh bayangan akan kemusnahan bangsa barata, bangsanya dan nenek moyangnya sendiri.

Badannya terasa gemetar, pikirannya kacau balau dan ngeri membayangkan kehancuran materi, moral dan kehidupan sprituil yang diakibatkan oleh peperangan ini. Arjuna tidak hendak bertempur membunuh sanak keluarganya yang ada dipihak keluarganya, bukan karena merasa takut melainkan karena rasa duka dan berdosa. Ia dihadapkan pada suatu dilema, antara kesedihan dan kebimbangan

I. Percakapan Pertama

Dhritarashtra uvacha :

(1)Dharmakshetre kurukshetreSamaveta yuyutsavah

Mamakah paadavasah chai vaKim akurvata samjaya

Dritarastra berkata:Di medan bakti dipadang kuruksetra

Siap bertempur, putra-putraku dan putra-putra panduApakah yang akan mereka lakukan Wahai sanjaya, ceritakanlah padaku

Kurusetra adalah daerah yang luas, pada jaman dahulu kala menjadi tanah tumpah suatu bangsa yang disebut kuru, dengan ibukotanya yang bernama hastinapura. Bangsa kuru ini adalah nenek moyang kaurawa dan pandawa. Sesungguhnya arti perkataan kshetra adalah sebuah medan pertempuran dan juga tempat suci, tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karenanya ia ia disebut dharma khestra.

1

Page 2: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Sebenarnya perkataan kaurawa berarti putera-putera keturunan kuru, sedangkan pandawa berarti putera-putera keturunan pandu. Kuru adalah nenek moyang kaurawa maupun pandawa. Tetapi namun demikian, dengan perkataan "kaurawa" adalah dimaksudkan anak-naka dritarastra, sedangkan pandawa adalah anak-anak pandu. Dritarastra adalah dua orang bersaudara kakak-beradik. Dritarastra yang lebih tua dan pandu adalah yang lebih muda. Mereka putera-putera Maharaja Wicitrawirya dan cucu-cucu Baginda Maharaja Santanu.

Dritarastra mempunyai anak sebanyak seratus orang. Yang tersulung adalah Duryodana. Keseratus orang anak ini disebut kaurawa. Pandu hanya mempunyai lima orang anak, dan kelimanya ini disebut pandawa (mereka ini adalah : Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa). Dari lima orang anak pandu ini Arjunalah yang merupakan putera yang paling istimewa dan karena ia dipanggil pula dengan nama-nama julukan seperti kurunandana (yang berarti untuk keturan bangsa kuru), Kuntipura (berarti anak kunti dewi), Mahabahu (berarti yang bersenjata perkasa) dan sebagainya.

Padang kurustra ini juga diibaratkan sebagai tubuh manusia, atau lebih dalam lagi : hidup manusia, dimana sifat-sifat buruk dan baik selalu mengadakan konflik atau pertempuran. Memang hidup adalah pertempuran, pertempuran antara kebaikkan dan kebajikkan melawan keburukkan dan kejaliman. Dalam hubungan ini kaurawa dikedepankan sebagai pihak yang buruk dan yang salah, sedangkan pandawa dipandang sebagai pihak yang baik dan yang benar. Itulah sebabnya kurukshetra disebut pula Dharmakshetra yaitu suatu tempat dimana kebenaran dan kebajikkan atau darma yang langgeng itu harus dipertaruhkan sebagai suatu perjuangan mental dan spiritual yang suci.

Sanjaya adalah pengemudi kereta kencana Drritarastra yang buta. Disamping sebagai pengemudi kereta. Sanjaya juga berfungsi sebagai mentri penasehat pribadi Dritarastra dan juga juru bicara serta reporter pandangan mata dari pertempuran-pertempuran dalam peperengan besar mahabharata. Ia juga selalu hadir dalam peristiwa-peristiwa kenegaraan untuk mendampingi Maharaja.

Dritarastra.

Samjaya uvacha :

(2)drishtva tu pandavanikam, vyudham duryodhanas tadaacharyam upasamgamya

2

Page 3: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

raja vachanaum abravitSanjaya menjawab :

Setelah melihat pasukkan PandawaSiap bertempur dimedan laga

Raja Duryoddana mendekati gurunyaGuru besar Drona seraya berkata

Maharaja Dritarastra yang buta yang digambarkan sebagai orang buta dengan kebenaran. Berhubung ia ada dalam keadaan tidak bisa melihat sama sekali, maka ia tidak bisa memerintah sebagai raja. Sebab itu kerajaan diperintahkan oleh Duryodana selam kelima putera-putera pandu berada dalam pengasingan, yang kemudian kembali setelah tiga belas tahun dalam pembuangan untuk memenuhi panggilan ketetapan perjanjian yang telah dimufakati. Tetapi raja Duryodana menolak untuk membagi kerajaan menyerahkan kekuasaannya kepada putera-putera pandu sesuai dengan perjanjian tersebut diatas. Dan penolakan Duryodana inilah yang menimbulkan peperangan besar Mahabharata.

Duryodhana :

(3) pasyai tam panduputranam,acharya maha mahatim chamumvyudham drupadaputrena

tava sishena dhimataDuryodana :

Saksikanlah gurukuBetapa kuat pasukkan putra-putra pandu

Dipimpin putra maharaja DrupadaMurid guruku sendiri yang bijaksana

Sesungguhnya Duryodana juga dilukiskan sebagai orang yang mempuyai watak kaku, keras kepala, angkuh dan licik. Namun demikian ia juga berwatak berani, pandai dan murah hati.

Gurubesar Drona adalah seorang Brahmana, selain menjadi pendeta juga memiliki keahlian dalam ilmu peperangan dan lat persenjataan berbagai jenis. Ia adalah guru bagi kedua belah pihak, baik kaurawa maupun pandawa, dan juga putera-putera mahkota raja negeri lainnya. Ia telah mendidik dan mengajarkan mereka ilmu peperangan. Lebih-lebih siasat pertempuran frontal. Selain Guru Besar Drona, ada dua orang lagi yang dianggap/dipandang guru dalam soal-soal kenegaraan dan spiritual dipihak kaurawa yaitu Bisama dan Kripa, sedangkan dipihak pandawa ada seorang yaitu Krisna.

3

Page 4: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Perkataan acharya sebetulnya berarti guru yang mengetahui dan faham benar-benar akan arti ajaran-ajaran yang tercantum dalam kitab-kitab suci.Demikianlah Drona,Bisma dan Kripa disebut pula acharya.Putera maharaja drupada adalah Dristadiumna. Ia merupakan musuh yang terpandai akan pertempuran panah-memanah melawan balatentara kaurawa. Ia adalah bekas murid Gurubesar Drona yang memihak kaurawa. Dristadiumma menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Perang Pandawa, dan oleh karenanya menjadi musuh bekas Gurunya. Guru Besar Drona. Ia juga adalah ipar pandawa, sebab adiknya Drupadi menjadi istri mereka.

(3)atra sura maheshvasabhimaarjunasama yudhiyuyudhano viratas cha

drupadas cha maharathahartinya :

disana pula pahlawan panah jayasebanding dengan Bima dan Arjuna

yuyudana, Wirata dan Drupadasemuanya perwira perkasa

Wirata adalah seorang raja dari negeri Matsia yang pernah memberi perlindungan kepada pandawa sewaktu mereka hidup secara incognito dinegeri tersebut selama satu tahun. Kemudian ia menjadi sekutu terpercaya dari pandawa. Yuydana adalah pahlawan berasal dari bangsa Yadawa yang bertempur dipihak pandawa. Ia juga dikenal dengan nama satiaki.

Perkataan maharatha sebetulnya berarti ahli kereta besar. Kemudian perkataan ini dipergunakan sebagai suatu titel.Yang tinggi untuk menghormati seseorang militer perkasa yang sanggup menundukkan beribu-ribu orang musuh.

(4)srishtaketus chekitanahkasirajas cha viryavanpurujit kuntibhojas cha

saibyas cha narapunigavah

artinya :

juga Dristaketu, Cekitanadan raja negeri kasi yang perkasa

4

Page 5: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

purujit serta kuntibojadan Saibia banteng jantan dari manusia.

Selain dari mereka yang disebut namanya diatas, pahlawab-pahlawan perkasa yang berada dipihak pandawa adalah antara lain Dristaketu raja dari negeri cedi, cekita perwira tinggi dalam balatentara pandawa, Purujit dan kuntiboja adalah dua bersaudara yang pernah membesarkan Kunti Devi, ibu dari Pandawa, saibia adalah raja dari negeri sibi.

(6) yudhamayus cha virkranta, uttamaujas cha viryavansaubhadro draupadeyas cha

sarva eva maharathahartinya :

juga yudamaniu yang kekarUttamauja yang gagah berani

Putra-putra Subadradevi dan DraupadiSemua pahlawan besar

Yudamaniu dan uttamauja adalah orang-orang ksatria yang menggabungkan diri dengan Pandawa. Yang dimaksudkan dengan putra Subadradevi adalah abimaniu dari perkawinannya dengan arjuna, sedangkan putera-putera draupadi adalah lima orang yaitu: Pratiwindia, Srutasoma, Srutakirti, Santika dan Srutakarma, masing-masing dari Yudistira, Bima, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa.

(7) asmakam tu visihta ye, tan nibodha dvijottamanayaka mama sainyasya

samjnartham tan bravimi teartinya :

selanjutnya ketahuilah, wahai gurunda,pendita paling bijaksana,

perwira-perwira tinggi dalam pasukkan kitademi untukmu kusebutkan nama mereka :

Setelah Duryodana menyebutkan nama-nama pahlawan yang ada dipihak Pandawa, ia lalu menyebutkan nama-nama mereka yang berpihak kepada kaurawa kepada Drona untuk dapat diingat dan dikenal. Agaknya dalam ucapan ini Duryodana bermaksud agar Drona sebagai seorang Brahmana yang sesungguhnya hanya cinta perdamaian, yakin akan kekuatan

5

Page 6: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

balatentara Kaurawa, tidak takut kepada Pandawa dan iklas bertempur kepada mereka.

Perkataan dvijottama berarti lahir dua kali, dan yang dimaksudkan ini adalah kasta Brahmana atau kasta pendita. Sebab, golongan Brahmana dipandang sebagai orang yang dilahirkan dua kali pertama kali, kedalam dunia materil. dan kedua kalinya, kedalam dunia spirituil.

(8) Bhavan bhishmas cha karnas cha. Kripas cha samitimjayahAsvatthama vikarnas chaSaumadattis tathai va cha

artinya :

Pertama engkau guruku, kemudian bisma,Karna dan kripa, semuanya telah jaya

Dan Aswattama dan WikarnaDan Somadattaputra juga

Bisma adalah pandita pahlawan tua, yang membesarkan Dritarastra dan Pandu ketika mereka masih bocah-bocah. Ia seorang brahmacarin (tidak kawin seluruh hidupnya). Akhir tafsir kitab-kitab suci dan disegani oleh kedua belah pihak, baik Kaurawa maupun Pandawa. Karna adalah putera Batara Surya (Dewa Matahari) dengan Kuntidevi ketika ia masih gadis, sebelum menjadi istri Pandu. Karna dilukiskan sebagai seorang pahlawan yang tidak mudah ditundukkan, ahli perang dan memiliki senjata sakti hadiah dari ayahnya, Barata Surya, Kripa adalah iapar Drona yang kawin dengan saudaranya, Kripidewi. Aswattama adalah putera Drona dan Wikarna adalah seorang dari 99 orang saudaranya Duryodana yang berbudi pekerti baik, jujur dan gagah berani. Somadattaputra adalah putera Raja Somadatta dari negeri bahika.

(9) anye caha bahavah sura, madarthe praharanahnanasastra praharanahsarve yuddhavisaradah

artinya :

banyak lagi pahlawan perwirabagiku, mempertaruhkan jiwa mereka

bersenjata lengkap aneka warnasemua, ahli tempur dimedan laga

perkataan tyaktajivitah berarti bersedia mengorbankan jiwaraga. Dengan perkataan ini Doryodana berusaha menanamkan keyakinan akan kekuatan balatentara kaurawa kepada Drona.

6

Page 7: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(10) aparyaptam tad asmakam, balam bhi shmabhirakhi tamparyaptam tv idam etesham

balam bhimabhikshitam

artinya :

sungguh tak terkira banyaknya pasukan kita dipimpin oleh Bhisma

sedangkan besar pasukan mereka dapat diduga dibawah komando Bima

perkataan aparyaptam ternyata menimbulkan tafsiran yang berbeda-besar. Yang terpenting adalah tafsiran dari Anandagiri dan Sridhara. Anandagiri menterjemahkan perkataan ini dengan "tak terhitung" (tak terbatas) sedangkan Sridhara dengan "tak cukup" (dapat dihitung). Rupa-rupanya Anandagiri yang benar, sebab dalam pertempuran dimedan kurusetra balatentara kaurawa terdiri dari sebelas divisi dan Pandawa tujuh divisi (akshauhini). Satu divisi terdiri dari 216000 orang lebih kurang.

(11) ayaneshu cha sarveshu, yathabhagam avasthitahbhismam evabhirakshantu

bhavantah sarva eva hiberdiri tegak dalam barisan

kalian, masing-masing dalam divisimembela Bisma ini

sesuai dengan kedudukan kalian

perkataan abhirakshantu berarti menjaga dan membela Duryodana meminta kepada setiap orang dalam pasukkan Kaurawa untuk menjaga dan membela Bisma sebagai Panglima Tertinggi mereka. Adalah menjadi tugas-kewajiban setiap orang dalam barisan menjaga dan membela pimpinannya disampung bertempur melawan musuh.

Samjaya :

(12) tasya samjanayanharsham, kuruvddhah pitamahahsimhanadam vinadyochchaih

sankham dadhmau pratapavansanjaya :

demi untuk membangkitkan semangatnya,pahlawan Kuru, Kakek Bima,

7

Page 8: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

meniup kuat-kuat trompet kerangnyamendera bagaikan raung singa

setelah Duryodana berseu kepada semua perwira-perwira tinggi dalam kalangan balatentara kaurawa untuk menjaga dan membela Bisma dalam pertempuran-pertempuran yang akan mendatang, seperti tercantumdalam sloka 3 sampai denagn 11, maka Sanjaya meneruskan ceritanya kepada Maharaja Dritasastra. Sankham adalah terompet yang diperbuat daripada kulit kerang. Ia ditiup oleh Bisma dengan maksud untuk membangkitkan semangat Duryodana, dan sebagai suatu tanda bahwa pasukan telah siap untuk mengahadapi pertempuran.

(13) tatah-sankhas cha bheryas cha, panavanaka gomukhahsahasai va 'bhyahanantrasa sabdas tumulo 'bhavat

artinya :

trompet, genderang dan tifagong serta suling-tanduk

dibunyikan dengan serentakgemuruh, gegap-gempita

berbagai alat bunyi-bunyian dipergunakan, khusus dalam lingkungan pasukan sendiri untuk membangkitkan semangat tempur para prajurit dan bagi pihak musuh bunyi gemuruh dari pada terompet, genderang, gong, tambur, suling-tanduk dan sebagainya ini berarti suatu tantangan untuk segera dimulainya peperangan. Tiap pahlawan perwira tertinggi mempunyai alat bunyi-bunyian ini yang spesifik baginya sendiri, mempunyai nama yang spesifik pula.

(14) tatah svetair hayair yukte, mahati syandane sthitaumadhavah paandavas chai 'vadivyau sankhau pradadhmatuh

artinya :

setelah berdiri diatas keretamegah ditarik kuda putih dua

Krisna dan Arjuna jugaMeniup trompet sakti mereka

Dalam kitab-kitab suci agama Hindu dan agama Buddha kereta diibaratkan sebagai kendaraan budi pekerti manusia, sedangkan kuda diumpamakan sebagai pancaindria tersebut dan pengemudi adalah penuntun jiwa manusia. Disini Krisna bertindak sebagai penuntun jiwa Arjuna. Perkataan madhava

8

Page 9: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

berarti keturan suku Madhu dari bangsa Yadaawa dan yang dimaksudkan dengan perkataan tersebut adalah Krisna, sedangkan dengan perkataan Pandava dimaksudkan Arjuna dalam sloka ini

(15) Panchajayam hrikeso. Devadattam dhanamjayahPaundram dadhmau mahasankham

Bhimakarma vrikodarahArtinya :

Trompet Pancajania ditiup KrisnaTrompet Dewadatta ditiup Arjuna

Dan Bima sena yang galak bagaikan srigalaMeniup tromprtnya, bernama Paundra

Trompet Krisna bernama Pancajania yang berarti "pengekangan pancaindria" (diperbuat daripada tulang raksasa laut yang telah dibunuh oleh Krisna sendiri), trompet Arjuna bernama Dewadatta yang berarti "anugerah dewata" (diperbuat daripada kerang laut) dan terompet Bimasena bernama paundra yang berarti "rokh Batara Siwa". Kata-kata hrishikesa, dhanamjaya dan vrikodara dalam sloka ini dimaksudkan sebagai nama lain Krisna, Arjuna dan Bhimasena. Dalam sloka ini dilukiskan bahwa pihak Pandawa-puntelah siap bertempur.

(16) anantavujayam raja, kuntiputro yudhishthirahnakulah sahadevas cha

sughosha manispushpakauartinya :

raja yudistira, putera Kuntidewi,meniup terompetnya bernama Anantawijaya

Nakula dan Sahadewa merekaMasing-masing Sugosa dan Manipuspaka

Kuntidewi adalah istri pertama raja Pandu yang melahirkan Yudistira, Bimasena, dan Arjuna, dan Madridewi adalah istri raja pandu yang kedua yang melahirkan Nakula dan Sahadewa. Baik sendiri-sendiri, maupun bersama-sama, kelima mereka itu disebut Pandawa sungguh sangat menarik nama-nama trompet mereka, seperti Anantawijaya yang berarti "kemenangan abadi".

9

Page 10: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Sugosa berarti suara merdu dan manipuspaka berarti kembangmutumanikam.

(17) kasyas cha parameshvasahsikhandi cha maharathah,dristadyumno vuratas cha,satyakis cha

parajitahartinya :

Kasiraja pemimpin pasukan panahJuga Sikandi maha pahlawan

Dristadiumna dan wirataDan Setiaki yang tak tertaklukan

Dipihak kaurawa, hanya Bismalah yang meniup trompet, sedangkan dipihak pandawa kelima putera-putera pandu beserta Krisna dan pahlawan-pahlawan lainnya meniup trompet mereka masing-masing. Hal ini dapat diartikan bahwa pihak Pandawa tiupan trompet tersebut mempunyai nilai tingkatan daripada kepemimpinan mereka, yang berurut dari atas kebawah.

(18) drupado draupadeyas cha, sarvasah prithivipatesaubhadras cha mahabahuh

sankhan dadhmuh prithak-prithakartinya :

Drupada dan putera-putera DraupadiDan putera Subadra, bersenjata perkasa

Oh, Tuanku Penguasa Bumi iniDari segala penjuru meniup trompet semua

(19) sa ghosho dhartarashtaanam, hridayani vyadarayatnabhas cha prithivim chai 'va

tumulo vyanunadayanartinya :

suara gegap gempitamemenuhi ankas dan bumi

mengetarkan hatiputra-putra Dristarastra

sloka 14 sampai dengan 19 mengandung ungkapan bahwa Pandawa, walaupun memiliki balatentara lebih kecil jumlahnya, kelihatan lebih perkasa. Lebih-lebih dalam sloka 19, jelas dinyatakan betapa gagap-gempitanya bunyi terompet memenuhi angkasa dan bumi yang menyababkan hati Kaurawa menjadi takut dan ngeri. Hal ini dapat kiranya dimengerti kenapa Sanjaya menceritakan kehebatan Pandawa kepada maharaja Dritarastra;

10

Page 11: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sebab ia sendiri ingin memberitahukan kepada raja tua itu bahwa kemenangan pasti akan berada dipihak Pandawa, sebab Pandawa berada dipihak yang benar.

(20) atha vyavasthitan drishtva

dhartarasbtan kapidhvajahpravritte sastrassampate

dhanur udyamya pandavahartinya :

Arjuna melihat putra-putra Dritarastra,Dengan senjata siap dalam barisan,

Dan dengan janjinya berlambangkan HanumanKemudian mengangkat busur panahnya.

Panji Arjuna yang dikibarkan diatas kereta berisikan lukisan hanuman, kera putih, yang dimaksudkan sebagai pelambang :

pengabdian, kesucian dan keberanian.

(21) hrishikesam tada vakyam

idam aha mahipatesenayor ubhayor madhye

ratham sthapaya me 'chyutaartinya :

dan oh, Tuanku Hamengku Bumiia berkata kepada Krisna

Arjuna berkata :Tariklah keretaku sampai ditengahDiantara kedua pasukan, krisna!

Nama-nama julukan dan kehormatan diberikan kepada Krisna dan Arjuna seperti tercantum dalam sloka-sloka yang terdahulu dan berikut ini. Untuk Krisna nama julukan dan kehormatan itu

antara lain : Aciuta (dia yang tidak bergerak), Madusudana (pembunuh raksasa bernama madu, Arisudana (penakluk musuh-musuh), Gowinda (pengembara atau pemberi ilham, Wasudewa (putera wasudewa), Yaddawa (keturunan bangsa yadu), Kesawa (memiliki rambut indah), Madawa (Suami laksmi dewi), Hrikesa

(yang menguasai pancaindria) dan janardana (juruselamat umat manusia). Untuk Arjuna nama-nama julukan dan kehormatan itu

antara lain : (selain daripada kurunandana, kurusattama dan kuruprawira) Barata (keturunan Barata), Dananjaya (pemengan harta benda), Gudakesa (berambut gempel), Parta (putera prita

dewi) dan Parantapa (penakluk musuh-musuh).

11

Page 12: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(22) yavad etan nirikshe 'ham

yuddhukaman avasthitankair maya saha yoddavyam

asmin ranasamudyameartinya :

supaya aku dapat mengetahuimereka yang siap, ingin bertempur

yang aku harus hadapi nantidalam peperangan mendatang ini

sebelum mulai bertindak akan berbuat sesuatu Arjuna ingin sekali mengetahui siapa-siapa sebenarnya yang akan

dihadapinya dalam pertempuran-pertempuran nanti. Waspada dan hati-hati adalah memang menjadi sifat Arjuna.

(23) yotsyamanan avekshe 'ham

ya ete 'tra samagatahdhartarashtrasya durbuddher

yuddhe priyachikirshavahartinya :

dan dapat menyaksikan sendirimereka yang berkumpul, berbaris disini

rela berkorban demi kepuasan hatiputra Dristarastra yang busuk budi

sesungguhnya persiapan perang telah rampung pada kedua pihak. Dipagi hari pertama Yudistira menyaksikan formasi

balatentara Kaurawa yang tidak mungkin ditembus dibawah pimpinan Bisma. Dengan gemetar ia menyatakan kecemasannya kepada Arjuna, bahwa tidak mungkin untuk menaklukan pasukan yang begitu perkasa dibawah pimpina Bisma, Arjuana memberi semangat kepada saudaranya dengan jalan mengutip ajaran-ajaran suci : "mereka yang mengidam-idamkan kemenangan

tidak dapat banyak menaklukan dengan kekuatan dan kekuasaan jika dibandingkan dengan kebenaran, persaudaraan, kasih sayang dan budi luhur. Kemenangan adalah pasti dimana

Krisna Berada ………………'dan dengan hadirnya Krisna, Guru spiritualnya, disisinya, Arjuna dapat menyadari dengan keyakinan suci bahwa musuh-musuh

yang ia harus hadapi adalah juga kesayangan dari kesucian baginya.

12

Page 13: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(24) samjaya uvacha

evam ukto hrihikesogudakesena bharata

senayor ubhayor madhyesthapayitva rathottamam

Sanjaya berkata :

Oh, Paduka Tuanku RajaMendengar permintaan Arjuna demikianKrisna menempatkan kereta indahnya

Ditengah diantara dua pasukan

Dalam sloka ini Bhatara dimaksudkan Maharaja Dritrastra, dan untuk menghoirmati Sanjaya berkata padanya "Paduka Tuanku

Raja". Dalam sloka-sloka berikutnya sambada atau dialog antara Arjuna dan Krisna dimulai.

(25) bhismadrona pramukhatah

sarvesham cha mahikshitarmuvacha partha pasyah 'tan

samavetan kurun itiartinya :

dihadapan Bisma dan Dronadan pemimpin-pemimpin terkemukaKrisna berkata : "saksikanlah Arjuna!

Keturunan kur berkumpul disana"

Dalam sloka ini kelihatan bahwa Krisna berhati-hati benar untuk tidak mempengaruhi pikiran dan perasaannya

.(26) tatra 'pasyat shitan parthah

pitrin atha pitamahanacharyan matulan bhrabtrin

putran pautran sakhims tathaartinya :

disana Arjuna melihat berdiripara bapa, kakek dan guru

paman, saudara dan sepupuanak, cucu dan sekutu

arjuna mulai melihat satu-persatu sanak saudara, disamping guru-gurunya pula, berdiri tegak dan siap dipihak musuhnya.

13

Page 14: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Rasa bimbang dan ragu mulai terasa olehnya.(27) svasuran suhridas chai 'va

senayor ubhayor apitan samikshya sa kauteyahsarvan bandhun avashitan

artinya :

dan kuntiputra juga melihatpara mertua, kawan sejawat

semuanya sanak kadang berdiri tegakdalam barisan kedua belah pihak

perkataan kuntiputra diambil dari arti, kata kaunteya, yaitu putera kunti dewi, dan yang dimaksudkan adalah Arjuna.

Perasaan bimbang ragu Arjuna bertambah mendalam, sebab bukan saja dipihak musuhnya sanak saudara itu berdiri,

melainkan dikedua belah pihak.

(28) kripaya paraya 'vishto

vishidann idam abravitdrishtve 'mam svajanam krishna

yuyutsum samupashitamartinya :

dengan penuh diliputi nestapadisampaikan rasa duka

Arjuna berkata :Menyaksikan sanak kadang, oh Krisna

Berbaris siap untuk berlaga

Perkataan kripaya paraya berarti duka-nestapa yang sngat mendalam dari perkataan svajanam berarti keluarga dan

bangsanya sendiri, baik pihak Kaurawa maupun pihak Pandawa.

(29) sidanti mama gatrani

mukham cha parisushyativepathus cha sarire meromaharshas cha javate

artinya :

anggota badanku terasa lemasmulutku terasa kering

sekujur badanku gemetardan buluromaku terasa berdiri

14

Page 15: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

arjuna tidak kuasa lagi membendung perasaannya. Duka nestapa dan bimbang ragu kini menguasai jiwa dan raganya.

(30) gandivamsramsate hastat

tvak chai 'va paridahyatena cha saknomy avasthatumbrahmati 'va cha me manah

artinya :

gandiwa terlepas dari tangankudan kulitku terasa panas membara

aku tidak kuasa lagi berdiridan pikiranku kacau tidak menentu.

Gandiwa adalah nama busur panah Arjuna, anugerah dari Batara Indra. Kata-kata Arjuna dalam sloka 29-30 ini menyebabkan kita

berpikir dan merenungkan, betapa seorang yang sedang dicekam oleh perasaan bimbang, ragu was-was cemas, duka nestapa dan hampa kesepian tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam situasi semacam inilah orang dapat menemui visi Dia Yang MahaKuasa

.(31) nimittani cha pasyami

viparitani kesavana cha sreyo 'nupasyamihatva svajanam ahave

artinya :

aku melihat firasat birukoh, Krisna, tidak ada baiknya

aku membuntuti sanak kandangdalam pertempuran yang mendatang

kesawa adalah Krisna. Arjuna tidak dapat melihat disini kebaikkan moral dan nilai spirituil daripada perbuatan

membunuh sanak kandang sendiri.

(32) na kankshe vijayam krishna

na cha rajyam sukhani chakim no rajyena govindakim bhogair jivitena va

artinya :

15

Page 16: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

aku tidak inginkan kemenangandan juga kerajaan dan kesenangan, Krisna

apa gunanya kerajaan dan kesenangandan hidup ini sekalipun, oh Gowinda?

Gowinda adalah Krisna juga. Dalam sloka ini terlukiskan betapa Arjuna ingin melepaskan diri dari kekayaan dan kesenangan

duniawi ini.

(33) yesham arthe kaashitam no

rajyam bhogah sukhani chata ime 'vasthita yuddhe

pranams tyaktva dhanani chaartinya :

mereka untuk siapa kita perebutkankerajaan, kebahagian dan kesenangan

ada disini siap untuk berlagamengobarkan jiwa dan harta mereka

(34) acharyah pitarah putras

tathai 'va cha pitamahahmatulah svasurah pautrahsyalah sambandhinas tatha

artinya :

guru, bapa, anak-anakdan kakek, paman jugadan ipar, cucu, mertua

dan sanak kandang lainnya

(35) etan na hantum ichchhami

ghanato 'pi madhusudanaapi trailokyarajyasya

hetoh kim nu mahikriteartinya :

aku tidak hendak bunuh merekasekalipun mereka bunuh aku, oh Krisna

kendatipun untuk ketiga-tiga duniaapalagi hanya untuk dunia fana ini

dalam sloka ini madhusudana adalah dimaksudkan Krisna sendiri. Perkataan triloka adalah pembagian alam semesta ini

16

Page 17: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

menjadi tiga.pada umunya ketiga pembagian itu dimaksudkan : sorga, dunia kita ini dan neraka. Tetapi ada juga iterpretasi yang menyatakan bahwa ketiga pembagian ini dimaksudkan : dunia

manusia, dalam semi devata dan dunia rokh kudus. Yang lain lagi menafsirkan dunia kita ini, antariksa dan sorga.

(36) nihatya dhartasashtran

ka pritih syaj janardanapapam eva 'srayed asman

hatvai 'tan atinahartinya :

setelah membunuhi putra Dritasastrakebahagaian apakah kita nikmati?

Oh janardana hanya dosalah kiranyaBila membunuh sidurhaka ini

Janardana adalah Krisna. Perkataan atatayinah berarti :penjahat, perampok, orang durhaka, pembunuh, penipu, hidung-belang

dan sebagainya. Dan Kaurawa disini dipandang sebagai atatayinah, sebab Duryodana melakukan semua kategori

kejahatan ini. Arjuna menganggap bahwa mwmbunuh adalah tetap dosa dan menolak untuk membunuh sekalipun yang akan

dibunuh adalah orang durhaka.

(37) tasmaan na 'rha vayam hantum

dhartashtram svabandhavansvajanam hi katham hatvasukhina syaama madhaca

artinya :

kiranya tidaklah patut bagi kitamembunuh saudara, putra Dritarastrabenarlah, bagaimana kita 'kan bahagia

setelah membasmi keluarga sendiri, oh Madawa?

(38) yadi apy ate na pasyanti

lobhopahatachetasah

kulaksahayakritam dosham

mitradrohe cha patakam

artinya :

17

Page 18: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sekalipun bagi merekayang jiwanya dikuasai oleh kelobaan

tidak melihat dosa membunuhi keluargatidak melihat khianat membasmi kawan

(39) katham na jneyam asmabhib

papad asman nivartitumkulakshayakritam doshamprapasyadbhir janardana

artinya :

kenapa kita tidak sadaridosa semacam itu, oh Krisnakesadaran akan kekhilafan

membasmi sanak-keluarga sendiri

madawa adalah Krisna. Argumentasi yang dikemukan oleh Arjuna adalah didasarkan atas pengertian bahwamadawa adalah

Krisna. Argumentasi yang dikemukan oleh Arjuna adalah didasarkan atas pengertian bahwa mereka telah dibutakan oleh

nafsu loba-tamak dan ketidakmengertian, sehingga mereka tidak mampu melihat apa yang salah. Sekalipun kita menyatakan

bahwa mereka itu salah karena loba dan nafsu memetingkan diri sendiri, namun membunuh adalah tetap dosa, sebab mereka yang mata-hatinya buta dibunuh oleh kita yang bermata hati

terbuka. Disinilah letak dosa menurut arjuna. Lagipula membunuh keluarga, bukan saja berarti membunuh orang-orang

belaka, melainkan membunuh keluarga itu sebagai lembaga yang merupakan evolusi kekuatan generasi dan satu-satunya

tempat penyimpangan baginya untuk dapat melanjutkan kemajuan sosial dan moral manusia. Keluargalah yang

menghasilkan orang yang berjiwa besar dan orang yang suci.

(40) kulakshaye pranasyanti

kuladharmah sanatanahdharme nashte kulam kritsnam

adharmo bhibhavaty utaartinya :

bila keluarga sudah hancurdan hukum tradisi sudah lebur

kewajiban dan undang-undang keluargadikuasai tirani rajalela

18

Page 19: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan dharma sesungguhnya berarti wujud dan hakekat sesuatu. Dalam hubungan ini perkataan tersebut diartikan :

kewajiban, yang meliputi kewajiban bermasyarakat, memenuhi panggilan adat-itiadat, kewajiban beragama dan kewajiban

menjunjung tinggi kebenaran.

(41) adharmabhibhavat krishna

pradushyanti kulastriyahstrishu dushtasu varshneya

jayate varnasamkarahartinya :

bila tirani telah berkecamukoh Krisna, pertempuran jadi jalangdan bila perempuan sudah jalang

dikuasai tirani merajalela

perkataan varna berarti kasta, dimana terdapat empat kategori, yaitu kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta waisia dan kasta

Sudra (yang masing-masing berarti golongan pendita, golongan bangsawan, golongan pedagang atau pengusaha dan golongan

rakyat biasa), sebagai pencerminan pembagian sosial dalam masyarakat penganut agama hindu. Warsneja adalah krisna

sendiri.

(42) samkaro narakayai 'va

kulaghnanam kulsya chapatanti pitaro hy eshamluptapindodakakkriyah

artinya :

keruntuhan moral ini membawakeluarga dan para pembunuhnya keneraka,

arwah nenek moyang jatuh cederasemua sesajen, air dan nasi tiada baginya

dalam sloka ini dinyatakan bahwa kalau keluarga sudah hancur, maka kewajiban keluarga terhadap tradisi dan agama tidah

terurus lagi, seperti upacara sraddha dimana dilakukan upacara mengenang jasa-jasa nenek moyang di piraloka (tempat arwah

mereka segerasetelah meninggal dunia sebelum mencapai sorga) dengan jalan mempersembahkan sesajen yang terdiri dari

makanan dan buah-buahan yang serba lezat.

(43) doshair etaih kulaghnanam

19

Page 20: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

varnasamkarakarakaihustadyante jatidharmah

kuladharmas cha saavatahartinya :

dosa dan kehancuran keluarga inimembawa keruntuhan masyarakat bangsa

kebiasaan keluarga dan hukum kastahancur lebur dilimat tirani

(44) utsanna kuladharmanam

manushyanam janardananarake niyatam vaso

bharvati 'ty anususrumaartinya :

kita semua sudah dengar inioh janardana, tempat bagi manusia

yang kebudayaan dan hukumnya ditiraniadalah pasti itu neraka

(45) aho bata mahat papam

kartum vyavasita vayamyad rajjyasukhalobhena

hantum svajanam udyatahartinya :

ah, betapa besar dosa kitamerencanakan pembunuhan sanak keluarga

hanya karena perasaan lobaingin memiliki kerajaan dan kenikmatan

(46) yadi mam apratikaram

asastram sastrapanayahdhartarashtra rane hanyus

tan me kshemataram bhavetartinya :

bagiku lebih baik apabilakaurawa dengan senjata ditangan

menyerang aku dalam pertempurantanpa senjata, tanpa perlawanan.

20

Page 21: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Tirani yang terbayang dalam pikiran Arjuna, andaikata ia bertindak segera dalam pertempuran membunuhi sanak

keluarganya, menyebabkan ia berdiri diantara dua dunia dengan prasaan yang penuh diliputi dengan agoni dan kecintaan. Kata-

katanya membayangkan betapa keragu-bimbangannya menekan jiwanya, sehingga ia tidak dapat melihat diantara berdiri tegak

menghadapi tirani dan menyerah menghadapi mati tanpa perlawanan. Ia masih mengharapkan petunjuk-petunjuk dari

Gurunya bagaimana menghadapi hidup ini untuk berbuat sesuatu tanpa mengharapkan hasilnya yang disebut nishkama

karma.

(47) Samjaya uvacha:

Evam uktva 'rjuna samkhyeRathopastha upavisat

Visrijya sasaram chapamSokasamvignamanasah

Artinya :

Sanjaya berkata:Setelah berkata demikian dimedan laga

Arjuna terheyak diatas keretanyaMenjatuhkan busur dan anak panahnyaDengan perasaan penuh diliputi duka.

Dalam Bab ii keragu-bimbangan Arjuna (arjuna-vishadayoga) sikap arjuna dapat diikuti dari sloka-sloka 20, 21, 26-27, 29-30

dan 47, yamg berturut-turut melukiskan bagaimana ia mengangkat senjata dan memacu keretanya maju, kemudian setelah melihat sanak kadang dalam pasukkan kedua belah pihak, hatinya jadi bimbang-ragu dan duka-nestapa serta badanya jadi lemas, senjata terlepas dari tangannya, dan

terakhir memilih rela dibunuh dan melemparkan senjatanya.

Arjuna dihadapkan kepada dilema antara kesedihan dan kjebimbangan. Kebimbangan Arjuna ini disebabkan oleh

perasaan priotik dan kesadaran akan dosa. Ini adalah suatu hakekat gambaran suatu perjuangan jiwa manusia, yang sedang berada diambang pintu menuju kehidupan spiritual yang lebih

tinggi.Sebelum ia sadar untuk memasuki dunia spiritual dan menerima kewajiban-kewajiban yang diletakkan baginya untuk memasuki

dunia spirituil tersebut, ia harus bertempur terlebih dahulu melawan keakuan, kedunguan dan kegelapan bhatinya, yang memisahkan dia daripada jiwanya sendiri, yang merupakan

bagian daripada Atman yang Universil. Ini adalah evolusi jiwa

21

Page 22: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

manusia yang tidak mengenal ruang dan waktu, yang tiap saat berlangsung dalam dirinya.

Maka berakhirlah bab pertama Upanishad Bhagavadgita menegenai ilmu pengetahuan tentang Tuhan Yang Maha Esa, kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Kresna dan Arjuna yang

berjudul ARJUNA VISHADAYOGA.

22

Page 23: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

II. PERCAKAPAN KEDUA :SAMKHYA YOGA

Arjuna menolak untuk bertemput, tetapi Krisna menghiburnya dan tidak membenarkan ia bersedih dan bimbang hati demikian.

Dalam Bab ketiga ini Krisna menjelaskan bahwa orang yang mengerti tidak akan bersedih pada kematian maupun kehidupan,

sebab orang mesti mati. Dalam peperangan hanya badan jasmani yang mati dan jiwa tidak pernah mati. Yang mengerti itu

sebenarnya tidak membunuh siapa-siapa. Kewajiban seorang ksatria adalah berperang menegakkan kebenaran,, memperoleh

kemenangan didunia sini dan kebahagian didunia sana, dan bertempur dalam peperangan bukan melakukan dosa.

Kehilangan kehormatan lebih buruk daropada kematian.

Kematian berarti pengantian badan jasmani, dan jiwa sebagai penghuni badan jasmani ini berpindah-pindah kebadan jasmani

lain, bagaikan menganti baju lama dengan baju baru.Pusatkan pikiran pada kesucian, bertindak tanpa mengharapkan

pahala kerja, serahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tahu.

Teguhkan iman untuk samadi, hilangkan nafsu, takut dan amarah, hadapi senang dan duka bersatu dengan Brahman.

II. Percakapan kedua

(1) samjaya uvacha:

tam tatha kripaya vishtamasrupurnakulekshanamuvacha madhusuudanah

artinya :

Samjaya berkata:Kepadanya, yang diliputi rasa belas kasihan

Dengan pelupuk mata digenangi airmataDan rasa remuk redam dalam hati

Madusudana berkata begini

Madusudana adalah Krisna sendiri. Disini Arjuna mesara belas kasihan kepada sanak keluarganya, yaitu Kaurawa, yang ia akan

perangi. Tetapi rasa belas kasihan Arjuna ini tidaklah sesuai dengan sifat-sifat orang Arya; sebab walaupun sebagi sanak

keluarganya, Kaurawa sesungguhnya merupakan musuh-musuhnya yang jahat dan sngat berbahaya.

(2) sribhagavan uvacha:

23

Page 24: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kutas tva kasmalan idamvishame samupasthitamanaryajustam asvargyam

akirtikaram arjunaartinya :

Sri Bhagawan berkata:Darimana datangnya duka dan lemah hati?

Pada saat krisis seperti ini,Semangat bukan orang ksatria,

Tidak luhur dan memalukan, oh Arjuna

Sri Bagawan adalah Krisna sendiri. Dalam bab III inilah krisna, sebagai guru-nya mulai mengungkapkan kepada Arjuna siapa

sebenarnya Dia. Dengan maksud agar Arjuna dapat melepaskan dirinya dari keragu-bimbangannya seperti ternyata dalam bab ii.

Krisna mengungkapkan doktrin tentang jiwa yang tidak termusnahkan, mendorong kebangkitan semangat ksatrianya,

menunjukan jalan Tuhan kepadanya dan merintis tindakan-tindakan kerja serta kewajiban hidup dalam dunia.

Perkataan anaryajustam berarti tidak sesuai dengan sifat-sifat Arya yang mempunyai ciri-ciri berani, tegas, agung dan luhur

budi pekerti.

(3) klaibyam ma sma gamah partha

nai 'tat tvayy upapadyatekshudram hridayadaubalyamtyaktvo 'ttishtha paramtapa

artinya :jangan biarkan kelemahan itu, oh parta

sebab itu tidak sesuai bagimuenyahkan rasa lemah dan kecut itubanhkitkanlah! Oh pahlawan jaya

parta adalah Arjuna sendiri, dan perkataan paramtapa sebenarnya berarti pebakluk musuh-musuhnya. Disini penakluk

musuh-musuh adalah tiada lain Arjuna sendiri, sebagai pahlawan yang selalu jaya, selalu menang dan menaklukan musuh-

musuhnya. Ketia menyebut diademikian. Dengan maksud agar Arjuna benar-benar bertindak sebagai Ksatria yang berani

menaklukan musuh-musuhnya.

(4) arjuna uvacha:

24

Page 25: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

katham bhisman aham samkhyedronam cha madhusudana

tshubbih pratiyotsyamipujarhav arisudana

artinya :

Arjuna berkata:Tetapi bagaimana ku, 'oh Madusudana

Bisa menyerang Bisma dan DronaMereka yang patut kuhormati,

Dengan panah dalam pertempuran ini, Arisudana?

Madusudana dan Arisudana, kedua-duanya adalah nama lain dari Krisna.

(5) Gurun ahatva hi mahanudhavan

Sreyo bhoktum bhaikshyam api 'hi lokoHatva 'rthakamams tu gurun ihai 'vaBhunjiya bhogan rudhirapradigdhan

Artinya :

Didunia ini lebih baik jadi peminta-mintaDaripada membunuh Guru-guru yang mulia

Walaupun mabuk duniawi, namun tetap gurukuDan membunuh mereka berarti hidup berlumuran darah.

Perkataan arthakaman sebenarnya berarti kekayaan atau harta benda, dan perkataan rudhirapradigdhan berlumuran darah. Arjuna yang dalam sejarah kemanusian berarti penderitaan,

kesengsaraan, penindasan dan ketidakadilan.

(6) Na chai 'tad vidmah kataran no gariyo

Yad va jayena yadi va no jayeyuhYan eva hatva na jijivishamas

Te 'vasthitah pramukhe dhartarastrahartinya :

aku tidak tahu mana pasti lebih pentingapakah kita tumpas mereka atau mereka taklukan kita

putra-putra Dritarastra yang kita bunuhdan tiddak harapkan hidup, berdiri siap didepan kita

(7) karpanyadoshopahatas vabhavah

25

Page 26: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prichchhami tvam dharmasammudhachetahyach chhreyah syan nischitam bruhi tan mesishyas te'ham sadhi mam tvam prapannam

artinya :

hati lemah, pikiranku kacau balautentang tugas kewajiban, aku bertanya pada-Mu

terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baikaku murid-Mu, pada-Mu kuberlindung, tunjukkan padaku!

Arjuna kini tidak saja merasa putus asa, kecemasan, bimbang ragu tetapi juga mengharap sepenuhnya kepada petunjuk dari Guru-nya. Kepada Krisna diharapkan cahaya terang. Kebenaran yang dapat menyebkan ia bisa melihat mana yang benar dan

mana yang salah.Perkataan nischitam berarti: untuk jelasnya atau untuk pastinya.

(8) na hi prapasyami mama panudyad

yach chhokam uchchhosanam indriyaanamavapya bhumav asapatnam riddhamrajyam suranam api cha 'dhipatyam

artinya :

sebab, aku tidak melihat yang dapatmengenyahkan duka ini mematikan pancaindriaku

walaupun seandainya aku mendapat kekayaan dan kekuasaantiada taranya dibumi dan kedaulatan atas kayangan

arjuna tidak menginginkan apa-apa selain melepaskan jiwanya dari agoni yang sangat menyiksanya. Konflik jiwanya harus

disembahkan dan harus mencapai kesadaran baru yang menyeluruh

(9) sanjava uvacha:

evam uktva hrishikesamgudakesah paramtapamna totsya iti govindam

uktva tushnim babhuva haartinya :

sanjaya berkata: setelah menerangkan kepada Krisna Gudakesa berkata kepada Gowinda:

"aku tidak hendak bertempur"dan kemudian diam tertegun

26

Page 27: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dengan berkata "aku tidak hendak bertempur". Arjuna telah memutuskan dalam hatinya tanpa menunggu penadapat dan

nasehat Gurunya. Tetapi dengan keadaannya terdiam (tushnim babhuva) suara kebenaran akan dapat didengar. Disinilah Sri

Bagawan (Krisna) mendapat kesempatan untuk menyampaikan ajaran-ajaranya kepada Arjuna yang ada dalam keadaan

menderita tekanan jiwa dari agoni yang sangat berat. Gudakesa = Arjuna dan Gowinda = Krisna.

(10) tam uvacha hrishikesah

prahasann iva bharatasenayor ubhayor madhyevishidantam idam vachah

artinya :

dalam keadaan duka nestapanyaditengah-tengah kedua pasukkan, oh Barata

dengan agak tersenyum Hrisikesaberkata kepadanya seperti ini:

barat disini adalah maharaja Dristarastra. Dalam sloka ini, Hrisikesa (Krisna) dinyatakan tersenyum, bagaikan cahaya kilat

yang menerangi gumpalan awan gelap yang terbayang pada wajah Arjuna. Senyuman Krisna ini adalah sebagai kunci pembuka hati Arjuna untuk menerima ajaran-ajaran suci

daripadanya supaya membedakan antara jiwa atau rokh dan badan jasmani ini.

(11) sribhagavan uvachaasochyan anvasochas tvamprajnavadams cha bhahase

gatasun agatasums chana nusochanti panditah

artinya :

Sri Bagawan berkata:Engkau berduka bagi mereka yang tak patut kau sedihi

Namun engkau bicara tentang budi pekertiOrang budiman tidak akan bersedih

Baik bagi yang hidup maupun yang mati

Dalam versi Kashmir baris kedua dari sloka ini berbunyi pra jnavat na abhibhashase yang berarti: engkau berbicara tidak

sebagai seorang cendikiawan.

(12) na tv eva 'ham jatu na 'sam

27

Page 28: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na tvam ne 'me janadhipahna chai 'va na bhavishyamah

sarve vayam atah paramartinya :

tidak pernah ada saat dimanaaku, engkau dan para raja ini tidak ada

dan tidak akan ada saat dimanakita berhenti ada, sekalipun sesudah ini

sudah barang tentu yang dimaksudkan Krisna dalam sloka ini "aku, engkau dan para raja" bukanlah badan jasmani, melaikan jiwa yang ada didalam badan jasmani masing-masing, yamng

merupakan bagian terkecil daripada jiwa Alam Semesta. Karena ketidaktahuanlah jiwa individu-individu terbungkus oleh badan

jasmani yang terbatas ini merupakan multi ego, seolah-olah terpisah dari kosmos ego. Jiwa yang telah mencapai kelepasan, bersatu dengan jiwa kosms, atau kosmos ego, sedangkan jiwa

yang tidak menemui kelepasan mengembara dari satu kelahiran ke-kelahiran lain, selalu terkungkung oleh badan jasmani, dalam

bentuk multi ego.

(13) dehino 'smin yatha dehe

kaumaram yauvanam jaratatha dehantarapaptir

dhiras tatra na muhyatiartinya :

setelah memakai badan ini dari masakecil hingga muda dan tua

demikian jiwa berpindah kebadan lainia yang budiman tidak akan tergoyahkan.

Manusia memang ditakdirkan untuk hidup melaui masa kecil, masa muda dan masa tua, serta melalui kelahiran dan kematian

dan tidak langgeng. Tetapi jiwa yang ada didalamnya tidak mengalami perubahan. Hanya jasmaninyalah yang tidak kekal.

(14) matrasparsas tu kauntenya

sitoshnaskhaduhkhadahagamapayino 'nityas

tams titikshasva bharataartinya :

hubungan dengan benda jasmaniah, oh Arjunamenimbulkan panas dan dingin, senang dan duka

28

Page 29: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan semua ini datang dan pergi, tidak abadikarena pikullah, wahai Kuntipura.

Sesungguhnyalah sikap senang dan duka ini ditentukan oleh kekuatan dan badan jasmaniah kita. Tidaklahg benar bahwa

seseorang pasti akan bersenang kalau ia mengalami sukses dan bersedih kalau ia menemui kegagalan. Orang dapat mempunyai sikap yang sama sempurna terhadap keduanya; sebab keakuan-lah yang sebenarnya menikmati atau menderita akibat kebiasaan

tersebut. Keakuan ini akan terus berbuat demikian selama jiwa dikungkung oleh badan-jasmani ini, dan tergantung kepada

pengetahuan dan tindakkan jiwa itu sendiri, tetapi apabila jiwa ini mencapai kelepasan, maka kesadaran menjadi terang, dan ia akan menerima segala sesuatunya (panas dan dingin suka dan

duka) dengan tenang dan sempurna, karena ia tahu bahwa semua itu akan datang dan pergi.

(15) yam hi na vyathayanty ete

purusham purusharshabhasamaduhkhasukham dhiram

so 'mritatvaya kalpateartinya :

orang yang tidak tergoyahkan inioh Arjuna, yang tetap dalam duka

dan senang, yang teguh imanpatut hidup kekal abadi

hidup kekal abadi adalah berbeda dengan yang dialami oleh semua mahkluk hidup didunia ini, ia melebihi hidup dan mati,

tidak dihinggapi senang dan duka, panas dan dingin, tidak diganggu oleh segala macam kejadian. Hidup kekal abadi ini

adalah kesempurnaan kesadaran akan satunya jiwa dengan Jiwa Alam Semesta yang langgeng.

(16) na 'sato vidyate bhavo

na bhavo vidyate satahubhayor api drishto 'ntas tv

anayos tattvadarsibhihartinya :

apa yang tiada, tak akan pernah adaapa yang ada tak akan pernah berhenti

keduanya hanya dapat dimengertioleh orang yang melihat kebenaran

29

Page 30: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan sat berarti ada atau nyata dan saat berarti tiada atau tak nyata. Dalam sloka ini sat dimaksudkan jiwa dan asat adalah badan jasmani. Jadi yang nyata adalah jiwa dan yang tak nyata

adalah badan jasmani, sebab dalam jangka waktu tertentu badan jasmani tidak tinggal sama, dan sebaliknya yang nyata akan

tetap tinggal sama. Seluruh gejala phenomena didunia ini adalah tidak pernah kekal, tiada tinggal sama, sebab itu adalah tak

nyata. Jiwa itulah nyata!

(17) avinasi tu tad viddhi

yena sarvam idam tatamvinasam avyayasya 'syana kashcid kartum arhati

artinya :

ketahuilah yang melingkupi semua initidak dapat dihancurkan

tidak seorangpun dapat dimusnahkanDia, yang tidak mengenal kemusnahan

Perkataan tatam berarti melingkupi, mencakupi. Dia yang melingkupi semua ini adalah Jiwa atau Atman.

(18) antavanta ime deha

nityasyo 'ktah saririnah

anasino 'prameyasya

tasmad yudhyasva bharata

artinya :

badan jasmani yang membungkus Diayang langgeng, tiada terhancurkan

dan tiada terbatas akan habissebab itu bertempurlah, wahai Barata

disini Barata dimaksudkan Arjuna sendiri. Perkataan aprameya berarti tidak terbatas, tidak dapat diukur, dan perkataan sariri

berarti jiwa yang sejati dari tiap individu yang tidak dapat dipikirkan sebab tidak dapat dikenal dengan ilmu pengetahuan

yang biasa.

(19) ya enam vetti hantaram

30

Page 31: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yas chai 'nam manyate batamubhau tau na vijanito

na 'yam hanti na hanyateartinya :

ia yang mengira Dia sebagai pembunuhdan Dia yang percaya Dia dapat dibunuh

adalah kedua-duanya dungu,sebabDia tidak pernah membunuh dan dibunuh

(20) na jayante mriyate va kadachin

na 'yam bhutva bhavita va na bhuyahajo nityah sasvato 'yam puranona hanyante hanyamane sarire

artinya :

Dia tidak pernah lahir dan matiJuga setelah ada tak'kan berenti ada

Da tidak terlahirkan, kekal, abadi dan selamanyaDia tidak mati dikala badan jasmani mati

Krisna mencoba mengungkapkan kepada Arjuna perbedaan antara jiwa dan bukan jiwa (badan jasmani), yang dalam istilah

Samkhya disebut purusha dan prakriti, dimana jiwaitu tidak mengenal lahir, hadir, tumbuh, berubah, rusak dan mati seperti

benda-benda dan mahkluk hidup biasa.

(21) veda 'viasinam nityam

ya enam ajam avyayamkatham sa purusha parthakam ghatayati hanti kam

artinya :

yang mengetahui Dia yang tak termusnahkanlanggeng, tanpa lahir, tidak berubah

bagaimana ia bisa, oh Partamembunuh dan menyuruh membunuhnya?

(22) vasamsi jirnani yatha vihaya

navani grihnati naro 'paranitatha sarirani vihaya jirnanyanyani samyati navani dehi

artinya :

31

Page 32: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ibarat orang menanggalkan pakaian lamadan mengantikannya dengan yang barudemikian jiwa meninggalkan badan tua

dan memasuki jasmani yang baru

jiwa yang langgeng tidak berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain, tetapi jiwa yang terbelenggu bergerak dari satu badan kebadan yang lain. Tiap kelahiran membawa badan

(anna), hidup (prana) dan pikiran (manah) yang terbentuk daripada materia lam menurut evolusinya dimasa yang kan

datang. Apabila badan jasmani menjadi tua dan hancur, maka manah sebagai pembalut jiwa itu merupakankesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan kebadan lainnya, yang disebut inkarnasi atau numitis. Inkarnasi atau numitis ini adalah

hukum alam, dan hubungan ini adalah objektif dalam evolusi alam semesta.

(23) nai 'nam chhindati sastani

nai 'nam dahati pavakah na chai 'nam kledayanty apo

na soshayati marutahartinya :

senjata tidak dapat melukai Diadan api tidak dapat membakar-Nyaangin tidak dapat mengeringkan Diadan air tidak dapat membasahi-Nya

perkataan Dia dan Nya dalam sloka ini sama dengan jiwa.

(24) achchhedyo 'yam adahyo 'yam

akledyo 'soshya eva chanithyah sarvagatah sthanur

achalo 'yam sanatanahartinya :

dia tidak dapat dilukai, dibakarjuga tidak dapat dikeringkan dan dibasahi

Dia adalah abadi, tiada berubahTidak bergerak, tetap selama-lamanya

(25) avyakto 'yam achintyo 'yam

avikaryo 'yam uchayatetasmad evam viditvai 'nam

32

Page 33: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na 'nusochitum arhasiartinya :

Dia dikatakan tidak termanisfestasikanTidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah

Dan mengetahui halnya demikianEngkau hendaknya jangan berduka

Jadi jiwa itu dikatakan mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karenanya jiwa tidak dapat

menjadi subjek maupun objek daripada tindakan atau pekerjaan. Dengan lain perkataan, jiwa itu tidak terkena akibat daripada perobahan-perobahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Semua bentuk ini bisa berubah, datang dan

pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.

(26) atha chai 'nam nityajatam

nityam va manyase mritamtatha 'pi tvam mahahahonai 'nam schitum arhasi

artinya :

seandainya engkau berpikir bahwadia terus-menerus lahir dan mati

namun, oh Pahlawan Bersenjata Saktiengkau hendaknya jangan berduka.

Perkataan mahabaho berasal dari mahantam babu yasya (tvam) dan berarti "yang bersenjata sakti (perkasa)". Yang dimaksudkan dengan perkataan ini ialah Arjuna sendiri. Dalam sloka ini, demi

untuk argumentasi agar jelas bagi Arjuna, Krisna mempergunakan perumpamaan dari segi jasmaniah, yaitu :

seandainya jiwa ini memang dapat lahir dan mati namun arjuna tidak patut bersedih. Sebab, kalau kedudukan itu sudah

dilenyapkan, maka dosa, neraka dan sorga tidak akan ada lagi kelak sesudah hidup ini.

(27) Jatasya hi dhruvo mrityur

Dhruvam janma mritasya chaTasmad aparriharye 'rtheNa tvam sochitum arhasi

Artinya :

Bagi yang lahir kematian sudahlah tentuBagi yang mati kelahiran adalah pasti

33

Page 34: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dan ini tiada terelakanKarenanya engkau tak patut bersedih

Walaupun kematian itu tidak dapat dielakkan, namun tidakla berarti kita harus membenarkan pembenuhan, bunuh diri dan peperangan. Kita tidak bisa dengan sengaja mengharapkan

kematian orang lain dengan alasan bahwa semua orang akan mati. Benarlah hidup ini diakhiri kematian, semua kemajuan akan

lenyap, dan tidak sesuatupun yang tetap kekal dilihat dari segi kesementaraannya, namun kesadaran jiwa yang sempurna dapat menjadi kenyataan, dan perkembangan menuju inti tujuan hanya tergantung pada soal waktu dan kejadian-kejadian kosmos dalam

dunia ini.

(28) avyaktadini bhutani

vyaktamadhyani bharataavyaktanidhananany eva

tatra ka paridevanaartinya :

makluk pada mulanya tidak kelihatanhanya kelihatan pada waktu pertengahan

dan menghilang pada akhirnyakenapa mesti bersedih, oh Batara?

Maksud Krisna dalam sloka ini adalah untuk menjelaskan bahwa apa yang dikatakan mahkluk itu, yang pada mulanya dan pada

akhirnya tidak ada, hanyalah merupakan ilusi pada pertengahannya, yamh oleh karenanya tidak boleh dibiarkan

mempengaruhi jiwa kita.

(29) ascharyavat pasyati kaschid enam

ascharyavad vadati tathai 'va cha 'nyahascharyavach chai 'nam anyah srinoti

srutva 'py enam veda na chai 'va kascihitartinya :

ada orang telah melihat kebesan-Nyayang lain bicara tentang keagungan-Nya

juga ada yang mendengar tentang kemuliaan-Nyatetapi tak seorang, setelah mendengar, mengerti-Nya

hanya sedikit sekali yang telah melihat, mendengar dan berbicara tentang dia, karena hanya sedikitlah orang yang merelakan dirinya untuk menjalani disiplin diri, keyakinan

34

Page 35: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

membaja dan merelakan diri berbuat kebajikkan tanpa menharapkan buahnya. Walaupun banyak orang yang

mempunyai keinginan untuk memiliki kebenaran abadi ini, namun mereka menderita kebimbangan dan kelemahan. Biarpun

seandainnya mereka tiada merasa bimbang, namun kebanyakkan daripada mereka tidak sanggup menderitanya

dalam mencari kebenaran tersebut.

(30) dehi nityam avadhyo 'yam

dehe sarvasya bharatatasmat sarvani bhutani

na tvam sochitum arhasiartinya :

penghuni badan setiap orang semuatidak akan dapat dibunuh

karenanya, oh Barata, jangan dukaatau kematian mahkluk apapun

dalam sloka ini Karisna kembali menyatakan betapa jiwa atau Atman itu sebagai penghuni badan jasmani ini tidak bisa

dibunuh. Yang hanya dapat dibunuh adalah badan jasmani, sebab itu krisna menganjurkan kepada Arjuna supaya bertempur

sebagai Ksatria

(31) svadharmam api chaa 'vekshya

na vikampitum arhasidharmyad dhi yuddhach chhreyo 'nyat

kshatriyasya na vidyateartinya :

apalagi sadar akan kewajibanmuengkau tidak boleh gentar

bagi ksatria tiada kebahagian lebih besardaripada bertempur menegakkan kebenaran

perkataan swadharma berarti: budi-pekerti pribadi seseorang yang tepat menurut kawajiban hidupnya sendiri

swadharma.Arjuna adalah sebagai kesatria, yang mempunyai tugas kewajiban unytuk bertempur demi kebenaran, yaitu

membela tanah air, bangsa dan agama.

(31) yadrichchhaya cho 'papannam

35

Page 36: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

svargadvaram apavritamsukhinah kshatriyah parthalabhante yuddham irisam

aretinya :

berbaringlah para ksatria, oh Partadapat kesempatan untuk beretempur

tanpa dicari-cari baginyapintu sorga telah terbuka

(32) atha chet tvam imam dharmyam

samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha

hitva papam avapsyasiartinya :

tetapi jika engkau tiada melakukanperang menegakkan kebenaran ini

meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,maka dosa papalah bagimu

(33) atha chet tvam imam dharmyam

samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha

hitva papam avapsyasiartinya :

tetapi jika engkau tiada melakukan perang menegakkan kebenaran ini

meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,mana dosa-papalah bagimu

sesunguhnya yang dimaksudkan dengan perkataan perang dan ksatria dalam sloka-sloka ini adalah mengandung pengertian

yang lebih mendalam dan bersifat spirituil. Perang menegakkan kebenaran disini dimaksudkan lebih dari membela tanah air,

bangsa dan agama.yaitu pergulatan bathin antara yang benar dan yang salah. Mereka yang menghindarinya karena perasaan

palsu, lemah dan takut akan dosa. Demikian pula yang dimaksud dengan ksatria disini bukanlah asal kelahiran atau keturunan

ethnologi melainkan psikophisik seseorang yang memiliki sifat-sifat dan pengertian akan svadharma.

(34) akirtim cha 'pi bhutani

36

Page 37: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kathayishyanti te 'vyayamsambhavitasya cha 'kirtir

maranad atirihyateartinya :

orangkan terus membicarakan nama burukmudan bagi orang yang terhormat

kehilangan kehormatan sungguh itulebih buruk daripada kematian

(35) bhayad ranad uparatam

mamsyante tvam maharathahyesham cha tvam bahumato

bhutva yasyasi laghavamartinya :

para pahlawan besar akan mengiraengkau, pengecut lari dari pertempuran

dan mereka yang pernah memujaengkau, merendahkan dengan penghinaan

(36) avachyavadams cha bahun

vadishyanti tava 'hitahnindatas tava samarthyamtato dunkhataram nu kim

artinya :

banyak caci maki dilontarkan kepadamuoleh mereka musuh-musuhmu

menjelekkan dan menghina kekuatanmu,adakah yang lebih sedih dari itu?

(37) hato va prapsyasi svargam

jitva va bhokshyase mahimtasmad uttishtha kaunteyayuddhaya kritanischayah

artinya :

andaikata tewas, engkau 'kan pergi kesorgaatau kalau menang , engkau 'kan nikmati dunia

maka itu bangkitlah, kunti putrabulatkan tekad, bertempur maju

37

Page 38: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

setelah mengungkapkan kebenaran yang tertinggi, yaitu Jiwa atau Atman, dan ketidak-kekalan badan jasmani,Krisna

selanjutnya dalam sloka-sloka diatas menerangkan tugas kewajiban seorang ksatria, baik dilihat dari segi kebenaran

metaphisika ataupun kewajiban sosial pada umunya. Jelaslah kepada kita, bahwa adalah mungkin untuk mencapai

kesempurnaan yang lebih tinggi dengan jalan melakukan tugas-kewajiban kita atas dasar kebenaran.

(38) sukhaduhkhe same kritva

labhalabhau jayajayautato yuddhaya yujyasva

nai 'vam papam avapsyasiartinya :

dengan menganggap suka dan dukalaba rugi, menang dan kalah, sama

kemudian terus maju bertempurengkau tiada melakukan dosa

walaupun Arjuna telah menyatakan bahwa ia tidak menginginkan kemenangan, kesenangan duniawi dan kekuasaan yang tidak

terbatas (seperti dalam sloka I.32 dan II.8), namun Krisna disini bermaksud untuk menjelaskan suatu methode dan bukan

mengharapkan agar dia menginginkankan sorga dan kebahagian duniawi, dan bhwasannya hanya dengan semangat dan

keyakinan yang menyatakan suka dan duka, menang dan kala itu sama, maka Dia dapat melakukan tugas kewajibannya dalam

situasi dimana ia berada dengan tanpa ikatan pada keinginan memperoleh hasilnya. Dengan jalan demikian Karma dapat dilaksanakan dengan tanpa menambah bebanya, dan jalan

menuju kelepasan dapat ditempuh.

(39) esha te 'bhihita samkhye

buddhir yoge tv imam srinubuddhya yukto yaya paarthakarmabandham prahasyasi

artinya :

itulah bagimu ajaran Sankhyadan kini dengarkanlah ajaran yoga

bila engkau bersedia menerimanya, oh Partaengkau akan terlepas dari ikatan Karma

38

Page 39: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dalam Bab ini ada dua bagian yang terpisahkan walaupun sesungguhnya kedua bagian tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu bagian pertama mengandung ajaran-ajaran Sankhya dan bagian kedua berisikan ajaran-ajaran

yoga. Dalam ajaran Sankhya. Krisna mengungkapkan kepada Arjuna pengertian tentang jiwa, atau purusha, atau Atman, yang

mengatasi segala element materiil, kekal-abadi dan yang berbedah dengan badan jasmaniah yang tidak kekal atau selalu

berubah-ubah;ajaran yoga, atau lebih jelasnya Karmayoga, menguraikan pengetahuan tentang Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi yang harus diterapkan kepada

sikap, tindakkan dan kerja yang nyata untuk membebaskan-Nya dari ikatan kelahiran dan kematian. Sikap, tindakkan dan kerja yang bagaimana?. Yaitu sikap, tindakkan dan kerja yang tidak

mempunyai motif kepentingan diri pribadi dan tidak mengharapkan hasilnya.

Karmayoga adalah ajaran-ajaran yang mengungkapkan agar Atman dibebaskan dari ikatan karmabandham (ikatan hasil kerja)

Dalam bagian kedua bab ini (slika-sloka berikutnya). Krisna menguraikan kepada Arjuna bagaimana Yoga itu harus

dilaksanakan dalam prakteknya.

(40) ne 'ha 'bhikramanaso 'sti

pratyavayo na vidyatesvalpam apy asya dharmasya

trayate mahato bhayatartinya :

dalam hal ini tiada hal sia-siatiada rintangan tidak teratasiwalau sedikit dari dharma ini

akan membebaskan cengraman ngeri

dalam Karmayoga setiap sikap, tindakkan dan kerja tidak ada yang hilang dan sia-sia, dan semua usaha akan meninggalkan

nilai kebersihan dan kesucian jiwa setiap individu yang melaksanakan sikap, tindakan dan kerjanya benar-benar tanpa motif kepentingan diri pribadi dan harapan akan buah hasilnya. Tetapi sebaliknya, apabila sikap, tindakkan dan kerja semata-mata penuh didasarkan atas motif kepentingan diri sendiri dan mengharapkan akan buah dan hasilnya, maka skumulasi karma akan terus bertambah dan ikatan kelahiran dan kematian akan bertambah kuat. Inilah yang dimaksudkan dengan cengkraman

ngeri (mahato bhayat).,

39

Page 40: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(41) vyasayatmika buddhir

eke 'ha kurunandanabahusakha by anantas chaboddhayo 'vyavasayinam

artinya :

yang pikirannya bulat, kurunandanamenjurus kearah satu tujuan

tetapi yang masih ragu-ragu, pikirannyabercabang dan tiada habis-habisnya

pikiran bulat, diarahkan menuju suatu tujuan membutuhkan latihan dan konsentrasi yang harus dipertumbuhkan.

(42) yam imam pushpitam vacham

pravadanty avipaschitahvedavadaratah partha

na 'nyad asti 'ti vadinahartinya :

kata-kata muluk dan menarikdiucapkan oleh orang-orang munafik

menikmati apa yang tersurat dalam Vedadan berkata "tiada lain hanya ini!", oh Parta

(43) kamatmanah svargapara

janma karma phala pradamkriya visesha bahulam

bhogaisvaryagatim pratiartinya :

nafsu pribadi dan sorga jadi tujuanmemberikan inkarnasi sebagai pahal

dan mereka mengajarkan aneka warna upacarauntuk memperoleh kenikmatan dan kekuasaan

dalam kedua sloka tersebut diatas. Krisna menunjukkan kepada Arjuna kekeliruan orang-orang yang mengatakan dirinya guru dengan mengajarkan pengikut-pengikut memperoleh pahala, kesenangan+kekayaan+kekuasaan, dengan jalan upacara-

upacara beraneka warna seperti tercantum dalam kitab-kitab suci Weda. Ini bukanlah dimaksudkan oleh Krisna.

(44) bhogaisvarya prasaktanam

40

Page 41: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

taya 'pahritachetasamvyavasayatmika buddhihsamadhau na vidhiyate

artinya :

mereka yang pikirannya terpengaruhikeinginan akan kenikmatan dan kekuasaan

terjebak oleh ajaran-ajaran demikiantak terpusatkan, tidak patut untuk samadi

dengan perkataan samadhi dimaksudkan pemusatan pikiran kepada kesadaran akan adanya Brahman (Yang Langgeng dan

Maha Tahu) yang diperoleh dengan jalan meditasi terus-menerus dan mendalam. Orang yang pikirannya selalu diburu oleh

kekayaan, kenikmatan dan kekuasaan tidak mungkin dapat dipusatkan. Oleh karenanya tidak mungkin dapat bersamadhi.

(45) traigunya vishaya veda

nistraigunyo bhava 'rjunanirdvandvo nitya sattvastho

niryogakshema atmavanartinya :

Veda menguraikan tentang triguna, ArjunaBebaskan dirimu daripadanya, juga dari dualisme

Pusatkan pikiranmu kepada kesucianLepaskan dirimu dari duniawi, bersatu dengan Atman

Yang dimaksudkan dengan triguna adalah sattva, rajas dan tamas,sedangkan guna berarti sifat, atribut dan karakter

daripada prakriti atau alam atau badan jasmaniah. Dalam hal ini Krisna hendak menjelaskan kepada Arjuna bahwa prakriti atau

benda jasmaniah memiliki tiga sifat, antribut dan karakter, yaitu sattva, rajas dan tamas. Sattva berarti sifat, antribut dan

karakter yang cerdas, terang bersih, bahagia, tenang. Rajas berarti sifat, atribut dan karakter yang lincah, campur baur,

bernafsu, susah, gelisah. Tamas berarti sifat, atribut dan karakter yang tolol, gelap, kotor, pulas dan mati. Jadi benda atau badan

jasmaniah ini memiliki salah satu daripada guna tersebut.

Krisna mengharapkan agar Arjuna membebaskan diri daripada ketiga (tri) macam guna tersebut diatas, atau dengan perkataan

lain, membebaskan dirinya daripada ikatan sifat, atribut dan karakter badan jasmaniah ini. Juga ikatan dari dualisme, yaitu

baik dan buruk, senang dan suka, panas dan dingin dan sebagainya.

41

Page 42: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(46) yavan artha udapane

sarvatah samplutodaketavan sarveshu

brahmanasya vijanatahartinya :

seperti sebuah kolam didaerah banjirdigenang air dimana-manademikian kitab suci Veda

bagi brahmana yang arif-bijaksana

dalam sloka ini Krisna memberikan suatu perbandingan bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang atman pada

dirinya, maka tiada perlu lagi baginya melakukan persembahyangan dan upacara-upacara seperti tercantum

dalam kitab-kitab suci Weda, seperti halnya kalau sudah ada air dimana-mana maka tidak dibutuhkan lagi untuk membuat kolam.

(47) karmany eva dhikaras te

ma phaleshu kadachanama karmaphala hetur bhurma te sango 'stv akarmani

artinya :

kewajiban kini hanya bertindakbekerja tiada mengaharapkan hasil

jangan sekali phala menjadi motifmujangan pula bediam diri jadi tujuaanmu

dalam sloka ini bukanlah dimaksudkan bahwa "bekerja tanpa mengharapkan hasil", orang lalu bersikap ingkar dari segala

tujuan bekerja, seperti digambarkan dalam contoh berikut ini : seorang petani yang dengan rajin mengerjakan sawahnya, ketika

padinya telah menguning dan masak dituai, karena mengharapkan hasilnya, ia sendiri lalu membakar habis padinya.

Bukan ini yang dimaksudkan! Tujuan yang tertinggi dari seseorang adalah bekerja dan bertindak untuk melepaskan jiwanya menuju pembebasab abadi, bersatu dengan Atman.

Berdiam-diam atau masa bodo terhadap kewajiban dan tanpa bertindak atau bekerja adalah juga bukan dimaksudkan. Sebab, baik bekerja dengan mengharapkan pahalanya maupun masa bodo terhadap kewajiban kedua-duanya berarti membiarkan

yang tidak habis-habisnya.

42

Page 43: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(48) yogasthah kuru karmani

sangam tyaktva dhanamjayasiddhyasiddhyoh samo bhutva

samatvam yoga uchyateartinya :

pusatkan pikiranmu pada kesucianbekerjalah tanpa menghiraukan pahala, Dananjaya

tegaklah pada kesuksesan maupun kegagalansebab, keseimbangan jiwa adalah yoga

perkataan samatvam berarti penguasaan diri, keseimbangan jiwa. Dia yangdsapat menguasai dirinya, memiliki keseimbangan jiwa, menundukkan rasa peka, amarah, ambisi dan keangkuhan.

(49) durena hy avaram karma

buddhi yogad dhanamjayabuddhau saranam anvichchha

kripana phala hetevahartinya :

rendahlah derajat kalau hanya kerjatanpa disiplin budi, oh Dananjaya

serahkanlah dirimu pada Yang Maha TahuKasihan yang mengharap pahala dari kerja.

(50) buddhi yukto jahati 'ha

ubhe sukrita dushkritetasmad yogaya yujyasvayogah karmasu kausalam

artinya :

orang yang bersatu dengan budi sucibersikap bebas terhadap baik dan kejioleh karenanya, laksanakanlah yoga

sebab yoga-lah mahatahu dalam kerja

orang yang mengerti karmayoga mencapai status yang lebih tinggi dimana ia terbebas dari dualisme, baik dan buruk. Ia tiada lagi mempunyai motif pribadi atas segala kerja yang dilakukan,

dan oleh karennya ia terbebas dari sgala keburukkan dan kejahatan. Pikirannya seimbang, bening, tiada lagi diwarnai oleh

sifat, atribut dan karakter yang dimiliki badan jasmaniahnya.

43

Page 44: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(51) karmaja buddhiyukta hi

phalam tyaktva manishinahjamabandha vinirmuktah

padam gachchanty anamayamartinya :

orang yang jiwanya bersatu dengan Yang Maha Tahutiada lagi mengharapkan pahala dari kerjannya

membebaskan diri dari ikatan kelahiranmencapai tempat dimana duka nestapa tiada

orang yang terlepas dari ikatan kelahiran dan mencapai tempat yang tenang dimana tidak terasa lagi duka-nestapa disebut

moksha. Moksha tidak pula dicapai walaupun seseorang masih hidup didunia kita ini, Moksha ini adalah kelepasan.

(52) yada te mohakalilam

buddhir vyatitarishatitada gantasi nirvedam

srotavyasya srutasya chaartinya :

apabila pikiranmu telah terbebakandari bayangan ilusi duniawi

engkau akan bersikap netral padaapa yang engkau telah dengar da akan dengar nanti

(53) srutivi pratipanna te

yada sthasyati nischalasamadhav achala buddhis

tada yogam avapsyasiartinya :

bila pikiranmu, yang dikacaukan srutitenang tidak tergoyahkan lagi

tetap seimbang dalam samadhiitu berarti engkau mencapai yoga

kata-kata srotavya sruta dan sruti dalam kedua sloka diatas ini berarti : apa yang telah didengar, apa yang harus didengarkan

dan apa yang telah didengarkan. aDapun yang dimaksud dengan sruti (apa yang sedang didengarkan) dalam sloka diatas adalah

kitab-kitab suci Weda. Bagi orang yang telah mencapai kesadaranjiwa dan telah menyerahkan dirinya kepada Atman,

44

Page 45: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

maka ia tiada lagi membutuhkan kitab-kitab suci. Ia telah berada ditingkat yang lebih diatas daripada itu.

(54) arjuna uvacha:

sthitaprajnasya ka bhashasamadhisthasyta kesava

shitadhih kim prabhashetakim asita vrajeta kim

artinya :

Arjuna bertanya:Apakah tandanya orang arif-bijaksanadan Dan teguh iman untuk samadi, Oh kesawa

Betapa pula caranya berbicaraCara duduk, atau berjalan?

Dalam sloka ini ada dua hal yang ditanyakan oleh Arjuna kepada Arjuna. Pertama, Arjuna ingin menegetahui bagaimana ciri-

cirinya seseorang yang telah meyerahkan dirinya kepada Atman dikala ia bersamadi. Kedua, Arjuna ingin mengetahui betapa pula pengaruh kesadaran jiwanya terhadap tindak tanduk dan sikap

hidupnya sehari-hari. Kesawa = Krisna.

(55) sribhagavan uvacha:prajahati yeda kaman

sarvan partha manogatanatmany eva 'tmana tushtahsthitaprajnas tado 'chyate

artinya :

Sri Bagawan berkata:Jika seseorang dapat melenyapkan, oh Parta

Segala nafsu yang timbul dalam hatinyaDan puas hanya dengan baktinya kepada Atman

Maka ia disebut orang teguh beriman

Perkataan kamah berarti segala macam nafsu yang dapat memuaskan pancaindria manusia. Orang yang selalu ingin

memuaskan nafsunya, selalu berusaha memburu sasarannya, objeknya. Sesungguhnya orang yang dalam keadaan demikian,

bukannya nafsunya yang terkejar, melainkan hatinya tertangkap oleh objek nafsunya, tidak ubahnya sebagai ular yang dibungkus kulitnya sendiri. Jadi, orang yang dapat melepaskan dirinya dari hawa nafsu, dikatakan sebagai ular yang mengelupas kulitnya.

(56) duhkheshv anudvignamanah

45

Page 46: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sukheshu vigatasprhahvita raga bhaya krodha

sthitadhir munir uchyateartinya :

yang tidak sedih dikala dukatidak melonjak kegirangan dikala bahagai

bebas dari nafsu, takut dan amarahia disebut orang suci teguh beriman

perkataan muni berarti orang yang sedang bersamadi. Nafsu, takut dan amarah adalah godaan yang jahat terhadap jiwa

seseorang, sedangkan suka dan duka merupakan komponen daripada nafsu. Orang yang telah memutuskan dalam hatinya untuk melakukan meditasi dan berusaha melepaskan diri dari nafsu, takut dan amarah, lambat laun tiada lagi merasakan

akibat daripada suka dan duka. Dan pada suatu saat ia merasakan duka dan duka itu adalah sama. Pada waktu itulah ia telah dapat menguasai dirinya, menguasai godaan nafsu, takut

dan amarah yang mulanya telah mengepung dia.

(57) yah sarvatra 'nabhisnehas

tat-tat prarya subhasubham

na 'bhinandati na dveshti

tasya prajna pratishthita

artinya :

yang tidak keinginan apapun juatiada lagi hiraukan senang atau duka

walau kebahagian atau kesedihan dihadidinamakan memiliki kesimbangan jiwa

apabila kebahagian yang dihadapi, hendaknya jangan berlaku dipuji-puji, demikian pula sebaliknya kalau kesedihan yang

dihadapi, hendaknya jangan dimaki-maki setengah mati. Ibarat bunga mekar dan kemudian layu, hendaknya diterima seadanya,

jangan hanya diwaktu mekar disanjung-sanjung, tetapi dikala layu dibuang, ditendang jauh-jauh. Demikianlah orang memiliki keseimbangan jiwa menghadapi suka dan duka itu dengan sikap

yang sama.

(58) yada samharate cha 'yam

46

Page 47: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kurmo 'ngani 'va sarvasah

indriyani 'ndriyarthebhyas

tasya prajna pratishthita

artinya :

ibarat penyu menarik kaki kedalam tubuhnyaia menarik semua pancaindrianyadari segenap objek keinginannya,

demikian jiwanya mencapai keseimbangan

(59) vishaya vinivartante

niraharasya dehinah

rasavarjam raso 'py asya

param drishtva nirvartate

artinya :

orang dapat mengekang hawa nafsunyadan seleranya lenyap, tapi kerinduaanya tetap

dan kerinduan ini pun akan lenyapbila Yang Maha Tahu menampakkan dirinya

hawa nafsu memang mungkin dapat dikekang dan objek keinginan akan dilenyapkan, dibuang jauh-jauh. Tetapi orang

yang dapat mengekang hawa-nafsunya, belum tentu menyapu kerinduaan terhadap objek keinginannya dari dalam hatinya.

Maka itu, pengekangan tidak saja terhadap pancaindria, tetapi juga terhadap jiwa, sehingga jiwa itu bersatu dengan Atman. Dan

bila jiwa berdatu dengan Atman, maka Yang Maha Tahu akan menampakkan diri-Nya.

(60) yatato hy api kaunteaya

purushasya vipaschitah

indriyani pramasabham manah

artinya :

walaupun ia adalah seorang budimantelah berusaha sekuat tenaga, Kuntiputra

47

Page 48: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

namun pancaindrianya yang liarakan menyeret jiwanya dengan paksa

(61) tani sarvani samyamyam

yukta asita matparah

vase hi yasye 'ndriyani

tasya prajna pratishtthita

artinya :

setelah dapat menguasai semua ituia harus duduk memusatkan pikiran pada-Ku

sebab, yang dapat mengendalikan pancaindrianyadinamakan memiliki keseimbangan jiwa

ku dalan sloka ini adalah sama dengan Yang Maha Tahu dalam sloka 59. Disini Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa tanpa

pemusatan pikiran dan pengabdian jiwa terhadap Brahman (Yang Maha Esa), segala usaha seseorang akan sia-sia. Disiplin jiwa, bukan hanya pemusatan pikiran dan pengekangan hawa nafsu

tetapi juga harus disertai dengan kemauan keras dan pengabdian yang terus-menerus.

(62) dhyayato vishayan pumsah

sangas teshu pajayatesangat samjayate kamah

kamat krodho 'bhijayate

artinya :

bila orang memikirkan duniawi selalumaka keinginan daripadanya lahirdan keinginan ini timbulah nafsu

dan dari nafsu itu bangkitlah amarah

nafsu adalah kekuatan lahiriah yang tidak ada bandingannya. Orang bisa mencapai kemegahan dan kemewahan setinggi langit

justru karena nafsu tiu. Demikian pula orang bisa terpelanting dan terjerumus kedalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Dan

nafsu yang tidak mencapai sasarannya menimbulkan marah yang berkobar-kobar. Nafsu pasti menimbulkan ketenangan dan

keseimbangan jiwa.

48

Page 49: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(63) krodhad bhavati sammohah

sammohat smritivibrahramah

smritibrahmsad biddhonaso

buddhinasat pranasyati

artinya :

dari amarah timbulah kebingungandari kebingungan hilang ingatan

hilang ingatan menghancurkan pikirankehancuran pikiran membawa kemusnahan

seperti dijelaskan dalam sloka terdahulu, hawa nafsu membangkitkan amarah. Dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwa amarah adalah pangkal kemerosotan psiko seseorang.

Emosi kemarahan ini menyeret jiwa seseorang kedalam kebingungan ini membungkus inteleknya. Sehingga kekuataan

pikiran yang dipancarkan oleh intelek ini tertutup. Secara psikologis, orang itu dikatakan hilang ingatan. Hal ini dikuti oleh

kekusutan (kehancuran) pikiran. Pikiran yang kusut tidak lagi mempunyai kekuatan membedakan dan tidak pula rasional.

Pikiran yang tidak rasional inilah meluruskan jalan keruntuhan moral. Inilah yang dimaksudkan kemusnahan seseorang

bukanlah ia lalu mati dalam artian jasmani, sebab kenyataan lahiriah biasa menunjukkan bahwa orang yang hidup penuh

diliputi hawa nafsu sehari-hari kelihatan segar bugar.

Demikianlah Krisna menguraikan degradasi atau kemerosotan moral itu yang pankal mulanya berasal dari pikiran, yang secara

halus dan tidak sadar menyusup kedalam jiwa.

(64) raga dvesha viyuktais tu

vishayan indriyais charan

atmavasyair vidheyatma

prasadam adhigachchati

artinya :

tetapi orang yang teguh berimanwalau hidup ditengah-tengah benda duniawi

49

Page 50: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tetap menguasai nafsunya, bebas dari suka & bencimencapai kedamaian dalam jiwanya

(65) prasade sara duhkhanam

hanir asyo 'pajayate

prasanna chetaso hy asu

buddhih paryavatishthate

artinya :

dalam jiw ayang bersih heningsegala derita-kesengsaraan jadi sirnapikiran orang berjiwa bersih demikianbersemayam teguh dalam ketenangan

demikian orang yang membebaskan dirinya dari macam gangguan emosi lambat-laun mencapai keseimbangan yang

cocok benar untuk samadi.

(66) na 'sti buddhir ayuktasya

na 'cha 'yuktasya bhavana

na 'cha 'bhavayatah santir

asantasya kutah sukhan

artinya :

yang melepas hawa-nafsu, tak punya kekuatan jiwajiwa lemah tidak dapat memusatkan pikiran

tanpa pemusatan pikiran tak mungkin ada ketenangandan tanpa ketenangan , dimanakah ada kebahagian?

(67) indriyanam hi charatam

yan mano 'nuvidhiyate

tad asya harati prajnam

vayur navam iva 'mbhasi

artinya :

50

Page 51: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bila pikiran hanyut dalam pancaindriapenegertian baik juga terbawa olehnya

ibarat angin topan melandaperahu hanyut dalam samudera

kontras dengan sloka 64. Dalam sloka ini dijelaskan betapa posisi seorang yang berpikiran dan pengertian baiknya terbawa hanyut oleh nilai-nilai keinginan pancaindrianya. Keinginan atau hawa-nafsu yang selalu bergerak dengan kuatnya (bila orang tiada

teguh iman) dapat mnegombang-ambingkan jiwa, seperti diibaratkan sebuah perahu dalam sloka ini.

(68) tasmad yasya mahabaho

ningrihitani sarvasah

indriyani 'ndriyarthebhyas

tasya prajna pratishthita

artinya :

karenanya orang yang dapat mengendalikanpancaindriannya dari segala nafsunya

objek keinginannya, oh Mahabahuialah jiwanya, mencapai keseimbangan

ini bukanlah berarti bahwa pancaindria itu dapat diputuskan dari nafsu dan objek keinginan seseorang. Ia hanya dapat

dikendalikan dan ditaklukan oleh kemauan jiwa yang kuat. Mahabahu berarti: yang bersenjata perkasa (sakti) dan yang

dimaksudkan adalah Arjuna (lihat sloka 26). Disini dimaksudkan : arjuna yang bersenjatakan memtal yang perkasa.

(69) ya nisa sarvabhutanam

tasyam jagarti samyami

yasyam jagrati bhutuni

sa nisa pasyato munch

artinya :

apa yang gelap bagi mahkluk sekalianadalah terang bagi m yang mengetahui Atman

51

Page 52: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

apa yang siang bagi mahkluk sekalianadalah malam bagi yang mengetahui Atman

bagi orang dan mahkluk lainnya kebenaran abadi adalah gelap, tetapi bagi Munu (yaitu orang yang mengetahui Atman),

kebenaran abadi adalah terang benderang. Ia dapat melihat apa yang masih gelap bagi orang biasa. Demikianlah perbedaan

pandangan orang biasa dengan orang yang mengetahui Atman terhadap kebenaran abadi dalam hidup ini.

Selanjutnya, bagi orang biasa siang hari adalah waktu untuk melakukan segala macam aktivitas untuk mencapai kesenangan

hidup dalam dunia ini : tetapi bagi Muni kebahagian ini hanya dapat diperoleh diwaktu malam sepi, dimana hiruk-pikuk dan sktivitas manusia sudah tidak ada lagi, hal mana yang sangat cocok untuk melakukan samadi. Jiwanya terjaga dikala orang

biasa membangunkan panca indrianya bagi segala objek hawa-nafsu dalam hidup ini.

(70) apuryamanam achala pratishtham

samudram apah pravisanti yadvad

tadvad kama yam pravisanti sarve

sa santim apnoti na kamakami

artinya :

ibarat sungai mengaliri samuderawalau tetap diisi air namun tetap tenang

demikian orang berjiwa tenang mencapai kedamaiantetapi bukan orang yang melepas hawa-nafsu

samudera yang luas tidak terpengaruh sama sekali oleh aliran air dari beribu-ribu sungai yang bermuara ditepinya. Demikianlah

halnya orang yang telah menemukan kedamaian dalam jiwanya tidak terpengaruh oleh reaksi-reaksi jahar dari nafsu yang

dihasilkan oleh objek kesenangan duniawi yang silih berganti melintas depanya selama hidupnya didunia ini.

(71) vihaya kaman yah sarvan

pumams charatinihhsprihah

nirmamo nirahamkarah

52

Page 53: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sa santim adhigachchati

artinya :

orang yang mengenyahkan semua nafsunyadan melangkah bebas tanpa keinginan

enyah dari perasaan "aku" dan "punyaku"mencapai kedamaian dalam jiwanya

(72) esha brahmi sthitih partha

nai 'nam prapya vimuhyati

sthitva 'syam antakale ;pi

brahmanirvanam richchhati

artinya :

inilah tingkat kesucian, oh Partadia yang telah sampai ditingkat iniwalau maut tiba, tiada bingung lagi

dan mencapai nirwana bersatu dengan Brahman

orang yang telah melemparkan jauh-jauh hawa nafsu, tiada lagi mempunyai keinginan dan perhitunagn akan sesuatu untuk

kebesaran atau keagungan dirinya sendiri. Ia tiada lagi mempunyai rasa ke-aku-an dan tiada memiliki benda jasmaniah

sebagai kepunyaannya.

Dalam keadaan demikianlah ia disebut mencapai samtim, kedamaian, yaitu lenyapnya semua suka dan duka dalam

kehidupan didunia kita ini.

Didalam evolusinya, ia lalu mencapai nirvana, kesempurnaan. Dalam kitab suci Dhammapada, Gautama Budhha menjelaskan

seperti berikut : "kesehatan adalah keberuntungan yang terbesar, kepuasan (dalam kesederhanaan) adalah kekayaan yang paling melimpah-limpah, keyakinan adalah kawan sejati dan nirwana adalah kebahagian yang tertinggi". Inilah artinya

nirwana.

Oranng yang mencapai nirwanaadalah mencapai tempat Brahman Yang Maha Tunggal, Yang Absolut, Jiwa Yang Maha

Agung, dan tinggal selam-lamanya distu bersama-Nya. Tempat ini disebut Brahmanirwana.

53

Page 54: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayamYogasastre srikrishnarjuna samvade

Samkhyayogo nama dvitiyo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kedua Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu penegtahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yng berjudul SMKHYAYOGA

III. PERCAKAPAN KETIGA

KARMAYOGA

Arjuna bertanya bhwasanya kalau memang benar ilmu pengetahuam lebih mulia daripada tindakkan (kerja), mengepa harus melakukan tindakan-tindakan kejam membunuhi sanak

keluarga?. Dalam bab ketiga ini Krisna memberi jawaban : tindakan (kerja) adalah merupakan hukum alam.

Bekerja seperti telah diwajibkan dengan kebaktian dan pengabdian kepada Brahman, tanpa megharapkan keuntungan

pribadi demi kesejahteraan dan kebahagian sesama umat manusia. Dan melakukan kewajiban sendiri walaupun dengan

54

Page 55: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tidak sempurna lebih baik daripada kewajiban orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Inilah disiplin hidup.

Tindakkan digerakkan oleh hukum-alam ini dan bukan oleh jiwa yang ada dalam badan jasmaniah ini. Sifat alam menimbulkan amarah dan nafsu yang dapat menyebabkan orang terikat oleh

keinginan akan pahala kerja.

Maka itu, janganlah sampai tertipu oleh sifat alam ini, tetapi berhenti bekerja berarti melawan hukum alam dan dunia kan

hancur.

Tunjukkanlah segala tindakkan kepada Brahman, bebas dari keinginan nafsu dann ke-aku-an, enyahkan rasa gentas dan

bertempur, beri contoh kepada yang lebih bodoh!

IV. Percakapan Ketiga

(1) arjuna uvacha:

iyayasi chet karmanas te

mata buddhir janardana

tat kim karmani ghore mam

niyojayasi kesava

artinya :

Arjuna bertanya:Wahai Janardana, kalau Engkau berpikir

Bahwa ilmu pengetahuan lebih mulia dari tindakkanMelakukan tindakkan kejam ini, oh kesava?

(2) vyamsrene 'va vakyena

buddhim mohayasi 'va me

tad ekam vada nischita

yana sreyo 'ham apnuyam

artinya :

uraian-Mu agak kacau membingungkan pikirankudari itu, katakanlah kepadaku dengan pasti

55

Page 56: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

satu-satunya jalan yang dapat kutempuhuntuk mencapai kebahagian abadi

arjuna berpendapat bahwa berperang, bertempur saling bunuh-membunuh adalah ghore, kejam, buas dan kasar. Walaupun bagi seorang ksatria membunuh dalam peperangan itu adalah suatu

kewajiban, namun Arjuna menolak untuk berbuat demikian sebab hatinya tiada tega melakukan kekejaman tersebut, apalagi

untuk membunuh anak kandangnya sendiri.

Uraian Krisnadalam Bab II tiada mudah ditangkap oleh Arjuna, yang menyebabkan ia salah mengerti. Ia bertambah bingung

menangkap ajaran krisna seolah-olah Sri Bagawan menyatakan bahwa bekerja untuk memperoleh penghargaan adalah lebih

rendah derajatnya daripada bekerja tanpa keinginan dan kepentingan pribadi, dan ilmu pengetahuan tanpa tindakkan

adalah lebih baik daripada tindakkan atau kerja.

Kalau memang cara ilmu pengetahuan lebih baik untuk mencapai kebahagian abadi daripada kerja? Lebih-lebih tindakan

untuk membunuh dalam peperangan. Demikian pertanyaan Arjuna, dan ia mengharapkan benar-benar petunjuk yang pasti

dari Guru-nya.

(3) sribhagavan uvacha:

loke 'smin dvividha nishtha

pura prokta maya 'nagha

jnanayogena samkhyanam

karmayogena yoginam

artinya :

Sri Bagawan berkata:Telah kukatakan sejak dahulu, oh Anagha

Ada dua disiplin dalan hidup iniJalan ilmu penegtahuan bagi cendikiawan

Jalan tindakkan, kerja bagi karyawan

Seperti dalam ilmu-psikologi dewasa ini, Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa memang pada umumnya ada dua macam

pencari kebenaran abadi ini, yaitu mereka yang mencari kebenaran abadi dengan jalan ilmu pengetahuan dan

kerohanian, dan mereka yang mencari kebenaran dengan jalan

56

Page 57: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pengabdia dan kerja sehari-hari tanpa menghitung-hitung pahala yang akan diperoleh. (anagha seperti orang yang tidak bersalah; disini dimaksudkan Arjuna, sebab ia belum mengerti). Baik orang

menempuh jalan tersebut memberi effek yang sama terhadap usaha mencapai kebahagian abadi itu. Kedua jalan tersebut

tidaklah ekslusif sama sekali, melainkan pada suatu tingkatan usaha, kedua-duanya isi-mengisi.

Kedua-dua jalan itu sama nilainya. Jalan kerja ditempuh oleh orang biasa dalam kehidupannya sehari-hari, sedangkan jalan ilmu pengetahuan ditempuh oleh mereka yang jiwanya telah

diterangi dengan ajaran-ajaran kerohanian.

(4) na karmanam anarambhan

naishkarmyam purusho 'snute

na cha samnyasanad eva

siddhim samadhigachchhati

artinya :

orang tidak akan mencapai kebebasankarena diam tiada bekerja,

juga ia tak-kan mencapai kesempurnaankarena menghindari kegiatan kerja

memang ada anggapan bahwa untuk mencapai kebebasan, orang harus menghentikan segala kerja dan kegiatan lainnya,

agar bebas sama sekali dari hasil kerja tersebut. Demikian pula untuk mencapai kesempurnaan, orang hasrus menghindari

segala kegiatan kerja, agar pahala tidak mendatangkan, seperti halnya aksioma yang mengatakan ada saksi pasti ada reaksi. Jadi

ada kerja pasti ada hasilnya, baik atau buruk.Bukankah itu yang dimaksudkan Krisna! Kebebasan yabg

dimaksudkan adalah bukan bebas tanpa kerja, melainkan bebas dari ikatan belenggu kerja itu sendiri. Dan kesempurnaan yang

dimaksudkan adalah bukan menghindari kegiatan kerja, melainkan menghindari nafsu keinginan untuk memperoleh

pahala daripada hasil kegiatan kerja itu sendiri.

(5) na hi kaschit kshanam api

jatu tishthaty akarmakrit

karyate hy avasah karma

57

Page 58: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sarvah parkkitijair gunaih

artinya :

tidak seorang pun tidak bekerjawalaupun untuk sesaat jua

karena dengan tiada berdaya manusiadibuat bertindak oleh hukum alam

selama manusia hidup didunia ini, ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakkan atau kerja. Berfikir adalah suatu tindakkan kerja. Berjalan, berbuat sesuatu dan sebagainya adalah suatu

tindakkan atau kerja. Orang tidak akan dapat menghindarinya, ia tidak bisa lari dari tindakkan ini, dari sifat atau hukum prakriti

(alam, benda jasmaniah).

Hanya dia yang mengetahui atman bisa terbebas dari belenggu nafsunya, tidak mengetahui Atman dan akan selalu dibelenggu

oleh hukum alam ini.

(6) karmendriyani samyamya

ya aste manasa smaran

indriyarthan vimudhatma

nithyadharah sa uchyate

artinya :

yang duduk, mengontrol pancaindrianyatetapi pikirannya terus mengenang kenikmatan,

sebenarnya bingung, menipu dirinyadan dinamakan seorang hipokrat

orang munkin menutup matanya supaya tidak melihat yang indah-indah atau cantik-cantik, orang mungkin menutup

mulutnya supaya tidak makan yang enak-enak atau nikmat-nikmat, tetapi kalau membiarkan pikirannya dan keinginannya tidak terkontrol, maka ia gagal dalammeresapkan arti disiplin

hidup ini. Demikian pula, orang mungkin dapat menahan pikiran dab keinginannya, tetapi kalau membiarkan alam pancaindrianya (mata, mulut, telinga dan sebagainya) berkeliaran, maka ia tidak

mengerti sesungguhnya apa arti disiplin hidup ini.

Pengekangan alat pancaindria adalah sebagai pendahuluan daripada kontrol pikiran dan keinginan, atau dengan perkataan

58

Page 59: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

lain, kontrol jasmaniah adalah pendahuluan daripada kontrol rokhaniah.

(7) yas tv indriyani manasa

niyamya 'rabhate 'rjuna

karmendriyaih karmayogam

asaktah sa visihyate

artinya :

tetapi orang yang dapat mengendalikanpancaindrianya dengan pikiran, oh Arjuna

dan bekerja tanpa mementingkan diriia itu adalah orang utama

pengendalian pancaindria oleh pikiran perlu sekali untuk membersihkan jiwa dari hawa-nafsu dan keinginan. Pengontrolan

alat pancaindria bukanlah berarti menghentikan kegiatan atau tindakkan dan kerja. Pengendalian atau pengontrolan ini penting

sekali bagi pemusatan pikiran untuk menjuruskan segala kegiatan dan pancaindria kearah tindakkan dan kerja yang baik

dan benar.

Dengan tindakkan dan kerja yang baik dan benar selanjutnya pikiran dapat dipusatkan untuk pekerjaan dan pengabdian yang lebih sempurna tanpa kepentingan diri sendiri. Tindakkan dan

kerja yang demikian inilah dapat membebaskan jiwa dari belenggu prakriti (alam, benda jasmaniah).

(8) niyatam kuru karma tvam

karma iyayo hy akarmanah

sarirayatra 'pi cha te

na prasidhyed akarmanah

artinya :

bekerjalah seperti yang telah ditentukansebab bekerja lebih baik dari tak kerja

kalau engkau tidak bekerjakalau sehari-haripun tidak mungkin

59

Page 60: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan niyatam berarti: pekerjaan yang telah ditentukan. Maksud sloka ini adalah, bahwa tiap-tiap orang dalam hidup

mempunyai tugas pekerjaan yang telahditentukan sesuai dengan bakat dan pilihannya sejak ia masih kecil. Sebagai seorang Guru, Krisna mengharapkan agar Arjuna bekerja dan bertindak seperti

apa yang telah ditentukan baginya sebagai seorang ksatria.

(9) yajnarhat karmano 'nyatra

loko 'yam karma bandhanah

tadartham karma kauteya

mukta sngah samachara

artinya :

kecuali untuk tujuan berbaktidunia ini dibelenggu oleh hukum kerja

karenalah bekerjalah demi baktitanpa kepentingan pribadi, oh Kuntipura

perkataan yajna berarti : bakti pengabdian, persembahaan dan yajnartha berarti : semua pekrjaan, nasehat Krisna kepada Arjuna, harus dilaksankan dengan semangat pengabdian,

berbakti kepada Yang Maha Esa. Walaupun dunia ini (termasuk juga manusia) dibelenggu oleh hukum kerja, namun kalau kerja

itu dilaksanakan dengan motif kepentingan diri sendiri, melainkan demi berbakti dan mengabdi, mak belenggu itu tidak

lagi mempunyai kekuatan mengekang.

(10) sahayajnah prajah srishtva

puro 'vacha prajapatih

anena prasavishya dhvam

esha vo 'stv ishta kamadhuk

artinya :

dahulukala Prajapati menciptakan manusiabersama bakti persembahannya dan berkata:

dengan ini engkau akan berkembang biakdan biarlah ini jadi sapi perahmu

60

Page 61: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan prajah berarti : manusia, rakyat, dan perkataan prajapati berarti : pencipta atau Brahman. Perkataan kamadhuk berarti : sapi kepunyaan indra yang dapat memenuhi keinginan manusia. Jadi kisahnya, pada waktu Brahman, Yang Maha Esa

menciptakan manusia, ia diberi kekal oleh-Nya seekor sapi kepunyaan Indra untuk diperas susunya. Berbarengan dengan

lahirnya manusia itu, lahir pula tugas pekerjaannya untuk berbakti kepada-Nya. Tetapi oleh karena sapi indra itu dapat

dipenuhi sehingga ia lupa kepada bakti persembahannya. Demikianlah kisahnya.

(11) devan bhavayata 'nena

te deva bhavayantuvah

parasparan bhavayantah

sreyah param avapsyatha

artinya :

dengan ini, pujalah Dewatasemoga Dewata memberkahi engkaudengan saling menghormati begini

engkau mencapai kebajikan tertinggi.

Perkataan devan berarti : Devata yaitu kekuatan-kekuatan yang bercahaya yang mengatur fungsi kosmos (alam semesta) ini dalam evolusinya. Untuk mudahnya, ia digambarkan sebagai

mahkluk yang lebih tinggi daripada manusia.

Krisna mengajarkan kepada Arjuna dokrim yang menyatakan bhwa manusia harus memuja atau menghormati Dewata, yaitu

yang tiada lain daripada kekuata-kekuatan yang mengatur fungsi kosmoskita ini,, sebagai pernyataan terima kasih manusia yang menghormati kekuatan-kekuatan tersebut, berarti mngerti akan tugas dan kewajiban hidupnya. Dan barang siapa mengerti akan

tugas kewajibannya akan mencapai kebajikan yang tertinggi. Disini memuja atau menghormati Dewata seperti diterangkan

diatas bukanlah persoalan polytheisme atau monotheisme seperti sering diinterpretasikan oleh kaum sarjana atau cerdik pandai. Sebab Dewata atau kekuatan-kekuatan yang mengatur

fungsi kosmos itu tiada lain daripada bagian Brahman, Yang Maha Esa, yang absolut, seperti halnya jiwa manusia adalah

bagian daripada jiwa Yang Tunggal

(12) ishtan bhogan hi vo deva

61

Page 62: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dasyante yajna bhavitah

tair datt apradayai 'bhyo

yo bhunkte stena eva sah

artinya:

sebab, dengan pujaanmu Dewataakan memberkahi kebahagian bagimu,

dia yang tidak membalas rahmat inikepada-Nya, sesungguhnya adalah pencuri

(13) yajna sishtasinah santo

muchyante sarva kilbishaih

bhunjate te ty agham papa

ye pachanty atma karanat

artinya :

yang baik makan setelah upacara baktiakan terlepas dari segala dosa,

tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi sendirimereka ini, sesungguhnya makan dosa.

Seperti telah diterangkan diatas (lihat sloka 90, yajna berarti bakti, pengabdian atau persembahan. Dalam kategorinya, yajna

itu dapat dibagi sebagai berikut : (a) Brahma-yajna-berbakti kepada Brahman, Yang Maha Esa, (b) deva-yajna-berbakti

kepada para Dewata, yaitu kekuatan-kekuatan yang mengatur fungsi kosmos ini, (c) Pitri-yajna-berbakti kepada nenek moyang dan orang tua, (d) Nri-yajna-memberikan sedekah kepada yang miskin dab sengsara, dan (e) Bhuta-yajna-memberikan makan

kepada binatang.

Melakukan yajna kepada mereka yang tersebut diatas itu adalah menjadi tugas manusia dalam hidup ini. Inilah yang dinamakan

kerja atau tindakkan. Setiap pembaktian atau pemberian kepada mereka harus dilakukan dengan hati suci dan semangat

pengorbanan.

Menurut Krisna. Orang yang baik dan berbudi luhur mendahulukan pembektian ini daripada kebutuhannya sendiri, dan berdosalah orang yang hanya ingat kepada dirinya sendiri

62

Page 63: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

menyediakan makanan yang lezat-lezat tanpa ambil pusing terhadap yajna-yajna yang harus dilakukannya.

(14) annad bhavanti bhutani

parjanyad annasambhavah

yajnad bhavanti parjanyo

yajnah karma samudbhavah

artinya :

karena makanan, mahkluk hidupkarena hujan makanan tumbuh

karena persembahan hujan turundan persembahan lahir karena kerja

(15) karma brahmodbhavam viddhi

brahma 'kshara samudbhavan

tasmat sarvagatam brahma

nityam yajne paraishthitam

artinya :

ketahuilah, kegiatan kerja lahir dari Brahman dan Brahman datang dari Yang Maha Esadari itu, Brahman yang melingkupi semua

selalu ada disekitar persembahan

dalam kedua sloka diatas ini jelas dilukiskan ajaran tentang hubungan antara kerja, berbakti (persembahan) hidup dan

Brahman, yang merupakan suatu prinsip daripada sebab dab akibat pencipta manusia seperti tercantum dalam sloka 10.

Benarlah kiranya kalau direnungkan dari segi ilmu pengetahuan biasa, kerja yang melahirkan persembahan mendatangkan hujan.

Contoh yang mudah dapat dimengerti misalnya, dimana tanah tandus, pohon-pohonan tidak ada, maka hujan pun tidak turun.

Tetapi kalau tanah-tanah tandus ini dikerjakan dengan semangat pengabdian dan persembahan, ditanami pohon-pohonan

sehingga menjadi hutan, maka hujanpun akan turun. Dengan adanya air mahkluk akan hidup. Dan hidup adalah berakar pada

63

Page 64: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Brahman, Yang Abadi. Jadi hidup dan kerja itu berkisar dalam lingkaran persembahan (yajna).

(16) evam pravatitam chakram

na 'nuvartayati 'ha yah

aghayur indriyaramo

mogham partha sa jivati

artinya :

yang tak-ikut memtar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa

menikmati kehendak hawa-nafsunyaoh Parta, ia hidup sia-sia

dalam sloka ini Krisna ingin menjelaskan bahwa manusia individu dan kosmos semesta ini adalah bergantung satu sama lain. Hidup individu manusia dan hidup kosmos semesta saling bergantungan. Ia yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri

adalah sia-sia, karena putaran roda hidup adalah disebabkan adanya kerjasama antara manusia dan mahkluk lain yang lebih

suci. Demi kerjasama ini perlu adanya persembahan.

(17) yas tv atmaratir eva syad

atmatriptas cha manavah

atmany eva cha samtushtas

tasya karyam na vidyate

artinya :

tetapi mereka yang selalu mengabdi Atmandan puas akan segala rahmat-Nya

hidup bahagia begini dengan Atmantiada lagi ikatan kerja baginya

mereka yang hidup penuh dengan semangat berbakti dan rela berkorban, serta menerima apa saja sebagai rahmat-Nya,

terbebas dari belenggu ikatan kerja, yang membuat mereka bersatu dengan Yang Maha Semesta.

(18) nai 'va tasya kritena 'rtho

64

Page 65: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na 'kritene 'ha kaschana

na cha 'sya sarvabhuteshu

kaschid arthavyapasravah

artinya :

tiada lagi ia menharapkan hasil kerjanyajuga tak merasa kehilangan tanpa bekerjatiada lagi ia tergantung kepada siapapununtuk maksud memperoleh objek apapun

(19) tasmad asaktha satatam

karyam karma samachara

asakto hy acharan karma

param apnoti purushah

artinya :

dari itu laksanakanlah segala kerjasebagai kewajiban tanpa harap keuntungan

sebab kerja tanpa keuntungan pribadimembawa orang ke-kebahagian tertinggi

dalam tingkatan, kerja dilakukan orang adalah paling mulia apabila ia dilaksanakan tanpa tujuan untuk memperoleh pahala

bagi kepentingan diri pribadi. Demikian pula pekerjaan yang disertai dengan persembahan sebagai tanda berbakti, jauh lebih

mulia daripada pekerjaan yang mengangkat orang pada penyucian dan kesempurnaan pikiran dan jiwanya.

(20) karmanai 'va hi samsiddhim

asthita janakadyah

loka samgraham eva 'pi

sampasyan kartum arhasi

artinya ;

dengan berja demikian, janakadan yang lainya mencapai kesempurnaan

65

Page 66: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

demi kebahagian dan kemanusian diduniaengkau juga harus laksanakan kewajibanmu

perkatan loka samgraha berarti : pengemban kemanusiaan didunia. Disini Krisna memberi contoh orang-orang berjiwa besar

yang telah melaksanakan kewajiban hidup mereka untuk kebahagian serta kemanusian dengan jalan menyelamatkan

dunia dari kondisi materiil dan moral. Dalam hubungan ini Krisna menyebut nama Raja Janaka.

Janaka adalah raja dari negeri Mithila, ayah dari Sita dewi dan mertua dari Sri rama. Namanya sering disebut-sebut sebagai

seorang acharya, sebagai contoh dalam soal-soal membawakan kebahagian bagi rakyatnya dan memupuk rasa kemanusiaan

yang agung pada jamannya. Janaka sendiri dalam masa hidupnya mencapai kesadaran jiwa dan kebahagian abadi

dengan segala aktivitas kerjanya, tanpa motif-motif kepentingan diri pribadinya, tidak henti-hentinya sampai saatnya terakhir.

Rasa "aku" dan "punyaku" tidak ada lagi padanya. Ketika istananya dan segala isi dalam istanan itu musnah terbakar, ia

berkata : "Tiada satupun punyaku terbakar".

(21) yad-yad acharati sreshthas

tad-tad eve 'taro janah

sa yat pramanam kurute

lokas tad anuvarrtate

artinya :

apa saja yang dilakukan orang besarorang lain akan mengikutinya

contoh apa saja yang diberikannyaseluruh dunia akan menurutinya

orang biasa akan selalu mengikuti jejak orang-orang besar dari jaman dahulukala. Orang-orang besar ini memang telah

dilahirkan untuk membawa cahaya bagi pikiran dan rakyat biasa dalam menempuh hidup mereka didunia ini. Ada yang lahir sebagai Bagawan, ada pula sebagai Awatara, dan ada pula

sebagai Nabi.

(22) yadi by aham na varteyam

trishu lokeshu kimchana

66

Page 67: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na 'navaptam avaptavyam

varta eva cha karmani

artinya :

tiada sesuatu yang harus Kukerjakantiada sesuatu yang harus dicapai

oleh-Ku dalam ketiga dunia ini, oh Partanamun Aku tetap melaksanakan kerja

(23) yadi hy aham na varteyam

jatu karmany atandritah

mama vartma 'nuvartante

marushyah partha sarvasah

artinya :

sebab, Parta, apabila aku tiadaselalu bekerja tiada kecapaian,

manusia dimana-mana dalam segalahal akan mengikuti jejak-Ku

(24) utsideyur ime loka

na kuryam karma ched aham

samkarasya cha karta syam

upahanyam imah prajah

artinya :

jika aku berhenti bekerjadidunia ini akan hancur lebur

dan aku jadi pencipta keruntuhanmemusnahkan manusia ini semua

(untuk mengetahui ketiga dunia yang dimaksudkan dalam sloka 22 diatas, baca sloka 1.35). dalam ketiga sloka diatas, sebagian

Bagawan atau Rasul Yang Maha Tahu absolut, krisna menyatakan bahwa ia sendiri tidak lagi mempunyai kepentingan apa-apa kecuali membentuk dan mengarahkan kegiatan hidup manusia menuju kekesempurnaan dan kebahagian abadi serta

67

Page 68: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

menjaga dan memelihara dunia ini dari keruntuhan dan kemusnahan, dan ketidak adilan.

(25) saktah karmany avimso

yatha kurvanti bhatara

kuryad vidvams tatha 'saktas

chikirshur loka samgraham

artinya :

seperti orang dungu bekerja karena pahalademikianlah harusnya orang pandai bekerjatetapi tanpa kepentingan pribadi, oh Partamelainkan untuk kesejahteraan manusia

(26) na buddhi bhedam janayed

ajnanam karma sanginam

joshayet sarva karmani

vidvan yuktah samacharan

artinya :

janganlah mereka yang bijaksanamembingungkan yang bodoh bekerja bernafsu

melainkan membiarkannya semua bekerjasambil memberi contoh bekerja berbakti

(Barata = Arjuna) dalam kedua sloka ini Krisna hendak memperingatkan kepada kita bahwa mereka yang pandai dan

bijaksana hendaknya jangan membingungkan dan melemahkan keyakinan mereka yang mempunyai pengetahuan sederhana

terhadap kerja mereka dalam hidup ini. Sebab, walaupun mereka bodoh semua pada dasarnya mempunyai rasa tanggung jawab kepada kerja, pangabdian dan kecintaan. Elemen-elemen inilah

merupakan fondasi keyakinan mereka. Mungkin karena ketidaktahuan mereka terkadang timbul gejala-gejala yang sukar

diteloransikan. Oleh karenanya mereka harus dituntun bukti perbuatan ketja yang nyata sehingga mereka menyontohnya.

Ketahuilah bahwa keyakinan mereka adalah lebih luas dan mendalam daripada kepercayaan mereka. Dan mengangkat

moral serta budipekerti tidaklah dapat dilakukan dengan jalan

68

Page 69: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

meloncat tiba-tiba melainkan setapak demi setapak ketempat yang lebih tinggi.

(27) prakriteh kriyamanani

gunaih karmani sarvasah

ahamkakara vimudhatma

karta 'ham iti manyate

artinya :

setiap gerak kerja disebabkan oleh gunatetapi orang yang pikirannya bingungkarena diliputi oleh rasa ke-aku-annya

berpikir : "aku inilah pelaksananya"(28) tattvavit tu mahabaho

guna karma vibhagayoh

guna guneshu vartanta

iti matva na sajjate

artinya :

tetapi mereka yang tahu, oh Mahabahuperbedaan antara jiwa dan sifat guna

sadar bahwa guna hanya mempengaruhi gunadan bebas dari ikatan pahala kerja

(29) prakkriter guna sammudhah

sajjamte guna karmasu

tan akritsnavido mandan

kritsnavin na vichalayat

artinya :

mereka yang tertipu sifat gunaterikat pada keinginan yang dihasilakn olehnya

tetapi yang mengerti jangan sampai menyesatkanmereka yang pengetahuannya tiada sempurna

69

Page 70: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(Mahabahu = Arjuna Untuk mengetahui istilah guna, baca sloka II.45). guna adalah batas kebebasan manusia yang diperoleh dari

kelahiran dan lingkungan yang mempunyai kekuatan membelenggu. Pengalaman hidup seseorang dapat menambah

atau mengurangi akumulasi kekuatan belenggu guna ini. Pengalaman ini diperoleh daritindakkan atau kerja selama

hidupnya, seperti halnya proses kosmos semesta ini adalah akibat (hasilnya) adalah diperbuatannya sendiri. Tetapi orang

yang mengerti dapat membebaskan dirinya dari belenggu guna ini yang berarti pula bebas dari ikatan hasrat mengejar pahala

kerja.

(30) mayi sarvani karmani

samnyasya 'dhyatmachetasa

nirasir nirmamo bhutva

yudhyasva vugatajvarah

artinya :

tunjukkan semua kerjamu kepada-Kudengan pikiranmu terpusat pada Atman

bebas dari nafsu keinginan dan ke-aku-anenyahkan rasa gentar dan, bertempurlah!

Seperti dalam sloka-sloka 22, 23 dan 24. Krisna kini menyatakan dirinya bukan hanya sebagai Rasul atau Nabi, melainkan sebagai

penjelmahan daripada Brahman, Jiwa atau Atman sendiri, dan menasehatkan kepada Arjuna supaya menyerahkan dan

mendedikasikan jiwanya kepada Atman, yang bersemayam dalam tubuhnya. Dengan jalan penyerahan dan pengabdian

serupa ini, Arjuna akan dapat menyadari bahwa dirinya adalah sebagai alat belaka sedangkan pelaksanaannya adalah Atman sendiri. Dalam kondisi demikianlah rasa takut dapat dihapus.

(31) ye me matam idam nityam

anutishhanti manavah

sraddhavanto 'nasuyanto

munhyante te 'pi karmabhih

artinya :

70

Page 71: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mereka yang selalu mengikuti ajaran-Kudengan penuh keyakinan serta

bebas dari tetek bengek kebendaanjuga bebas dari belenggu kerja

(32) ye tv etad abhhyasuyanto

na 'nutishthanti me matam

sarvajnana vimudhams

viddhi nashtan achetasah

artinya :

mereka yang telah mencela ajaran-Kubukan hanya tidak mengikutinya

juga tidak berperasaan dan hilang kepercayaanketahuilah, mereka buta akan kebajikan

(33) sadrisam cheshtate avasyah

prakriter jnanavan api

nigrahah kim karishyati

artinya :

manalkala orang bijaksana berbuatmenurut sifat0sifat kebijaksanaannya

semua mahkluk menurut sifatnya pula,apakah yang dapat diselesaikan dengan paksa

memang Krisna mengakui bhwa banyak orang yangtidak mengikuti, malaham mencela, ajarannya. Hal ini dapat dijelaskan sebab-sebabbya yang terletak pada sikap orang masing-masing,

baik yang pandai maupun yang bodoh. Pada mereka ini, kekuatan belenggu prakriti yang termanifestasikan dalam sifat

guna menjadi sifat mereka sendiri. Maka itu sering orang mengatakan : "Aku tidak dapat melakukan hal ini, sebab tidak sesuai dengan sifat-sifatku". Demikian kuat belenggu prakriti sehingga orang tidak mungkin dipaksa lagi. tEtapi ini bukan

berarti bahwa apa yang dinyatakan dalam sloka-sloka II.61 dan II.68 tidak dapat dilakukan. Tenaga dan pikiran manusia harus

dapat diarahkan untuk mencapai pengekangan hawa-nafsu sampai pada saat terakhirnyapun (apabila perlu), sebab

71

Page 72: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kemajuan bukan kemunduran dan penyucian bukan penodaan menjadi sifat jiwa yang sesungguhnya.

(34) indriyasye 'ndriyasya 'rthe

raga dveshau vyavasthitau

tayor na vasam agachchet

tau hy asya paripanthinau

artinya :

cinta dan benci pada suatu objek keinginanterletak pada objek keinginan itu sendiri

janganlah ada yang menyerahkan kepada keduanyasebab keduanya merupakan penghalang belaka

mendengar sesuatu objek dari pendengaran, demikian pula melihat sesuatu adalah objek dari penglihatn. Orang boleh

menyatakan suka atau tidak suka atas objek pendengaran atau penglihatannya, tetapi orang harus mengerti bahwa kesukaan

atau ketidak-sukaanya adala timbul dari emosinya. Kalau orang ini menjadi korban dari emosinya, maka rasa senang dan tidak

senang (cinta dan benci) menguasai kesadaranya. Dalam kondisi yang demikian, hidupnya tidak bertujuan lagi dan inteleknya

hilang, tidak ubahnya seperti binatang biasa. Emosi inilah yang harus ditundukkan.

(35) sreyan svadharmat vigunah

paradharmat svanushthitat

svadharme nidhanam sreyah

paradharmo bhayavahah

artinya :

lebih baik menunaikan kewajiban sendiri walau selesainya tiada sempurna

daripada tugas orang lain walau dengan baik;daripada dalam kewajiban orang lain

daripada dalam kewajiban orang lain yang sangat berbahaya.

Dalam sloka ini Krisna ingin menyinggung keinginan Arjuna yang memilih hidup sebagai peminta-minta daripada bertempur dan membunuh sanak-kandangnya (seperti dinyatakan dalam sloka

72

Page 73: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

II.5). peminta-minta dalam hubungan ini dimaksudkan bhikshu atau samnyasi, yang dalam tradisi dan agama dimaksudkan

orang yang menanggalkan semua hidup keduniawian ini, dan pergi betapa mencari kebenaran abadi. Untuk hidup sederhana

sekedarnya sehari-hari, ia pergi meminta-minta.

Hal ini tidaklah disetujui oleh Krisna, sebab svadharma(kewajiban sendiri). Arjuna sebagai ksatria adalah menunaikan tugas

dimedan pertempuran, seperti halnya petani svadharmanya adalah mengerjakan sawah ladang, nelayan svadharmanya

adalah menangkap iakan, dan seterusnya. Kalau ada orang yang meletakkan tugas kewajibanya sendiri lalu mengerjakan

pekerjaan orang lain, masyarakat akan jadi kacau, dan dimata yYang Maha Esa nilai terakhir daripada hasil tugas kewajiban

seseorang adalah letak pada semangat pengabdian yang diletakkan pada kerja itu sendiri. Semangat pengabdian yang

diletakkan pada suatu kerja membersihkan jiwanya dan mendekatkan kepada ke-bahagian abadi.

(36) arjuna uvacha:

atha kena prayukto 'yam

papam charati purushah

anichchhannapi varshneya

balad iva niyojitah

artinya :

Arjuna bertanya:Tetapi apakah, oh Warsneja

Yang mendorong orang berbuat dosaWalau bertentangan dengan nuraninya

Seolah-olah dengan paksa?

(Warsneja + keturunan bangsa Wrisni, yaitu yang dimaksud adalah Krisna). Kini arjuna mulai dengan pertanyaan baru,

karena (sebagai halnya sendiri) ia merasa bahwa orang sering merasa terpaksa berbuat sesuatu yang bertentangan dengan

kemauannya (anichcannapi).

(37) sribhagavan uvacha:

kama esha krodha esha

73

Page 74: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

rajoguna samud bhavah

mahasano mahapapma

viddhy enam iha vairinam

artinya :

Sri Bagawan menjawab:Itulah amarah, itulah nafsuLahir daripada sifat guna

Keduanya memusnahkan, penuh dosaKetahuilah, kedua ini adalah musuh

Perkataan rajoguna berasal dari kata-kata rajas + guna yang berarti sifat guna yang penuh dengan nafsu (selanjutnya baca

sloka II.45, tentang kata-kata rajas dan guna). Mahasano = memusnahkan, mahapapma = penuh dosa. Kama = nafsu.

Krodha = amarah. Menurut orang arif bijaksana amarah berasal dari nafsu yang terhalang menjadi = amarah. Dengan perkataan

lain nafsu dan amarah adalah sama (sloka II.2a).

(38) dhumena 'vriyate vahnir

yatha 'darso malena cha

yatho 'ibena 'vrito garbhas

tatha tene 'dam avritham

artinya :

bagai api diselubungi asapbagaikan cermin diliputi debu

bagai bayi dibungkus dalam kandungandemikian pula Dia diselimuti olehnya

perkataan "Dia" dan "olehnya" dalam kalimat terakhir sloka ini masing-masing dimaksudkan Jiwa atau Atman dan nafsu atau amarah. Demikianlah kalau orang lagi bernafsu atau amarah jiwanya tertutup oleh sifat-sifat guna yaitu sattva, rajas dan

tamas, yang tergantung pada tingkatan nafsu dan amarahnya. Makin keras nafsu atau amarahnya, makin kuat pula jiwanya

tertutup oleh sifat guna itu.

Apabila nafsu dan amarahnya tiada begitu keras, maka jiwanya diselubungi oleh sifat guna sattva yang diibaratkan seperti api

74

Page 75: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

diselubungi asap, kalau ada angin sedikit saja asap dapat diterbangkan dan apipun segera kelihatan. Manakala nafsunya

atau amarahnya bertambah keras, maka jiwnya diliputi oleh sifat guna rajas yang diibaratkan seperti cermin diliputi debu, dimana diperlukan usaha untuk mengosok debu itu sehingga cerminnya kelihatan. Tretapi kalau nafsunya atau amarahnya sangat keras, maka jiwanya dibungkus dalam kandungan, dimana dibutuhkan

waktu, usaha dan keahlian supaya Jiwa atau Atman harus dibebaskan dari ketiga macam guna ini yang merupakan sifat, atribut dan karekter daripada prakriti atau benda jasmaniah

dalam dunia kita ini.

(39) aviritam jnanam etena

jnanino nityavairina

kamarupena kaunteya

dushpurena 'nalena cha

artinya :tutuplah ilmu pengetahuan, Kuntipura

bagi mereka yang arif bijaksanaoleh hawa nafsu yang tidak puas-puasnya

yang merupakan musuh utama

hawa nafsu utama dari kemanusian. Bagi 100 orang yang bodoh, yang mempunyai pikiran yang sangat sederhana, hawa-nafsu itu

tidak demikian rupa mencekammya seperti pada orang yang pandai, yang mempunyai pikiran yang cerdas.

Bagi prang bodoh hawa nafsu itu menyiksanya sesaat saja, orang pandai haewa0nafsu itu menyiksanya lebih kejam lagi, sebab makin berusaha ia memenuhi hawa nafsunya dengan objek keinginannya, makin besar pula berkobarnya hawa-nafsu

tersebut, ibarat api yang diberi bahan bakar terus-menerus makin menjela-jela. Maka itu hawa nafsu adalah musuh utama!

Manusia yang konstan.

(40) indriyani mano buddhir

asya 'dhishthanam uchyate

etair vimohayaty esha

jnanam avritya dehinam

75

Page 76: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

pancaindria, hati dan pikiranadalah kendaraan baginya

dengan menutup ilmu pengetahunan olehnyamenyebabkan bingungnya jiwa dalam badan

Apabila hawa nafsu telah menaklukan pancaindria, maka selanjutnya ia menaklukan hati dan kemudian menundukkan

pikiran (intelek); dan akibatnya adalah kemusnahan (sloka II. 62-63).

(41) tasmat tvam indriyany adau

niyamya bharatarshabha

papmanam prajahi hy enam

jnana vijnana nasanam

artinya :

dari itu, oh Barat yang terbaikkendalikanlah pancaindriamu pertamadan basmilah nafsu yang penuh dosa

perusak segala ilmu pengetahuan dan kebajikkan

kata-kata jnana dan vijnana masing-masing berarti : ilmu pengetahuan dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengelaman dan perbandingan kenyataan-kenyataan yang

dihadapi dalam hidup ini.

(42) indriyani parany anhur

indriyebhyah param manah

manasas tu para buddhir

yo buddhch paratas tu sah

artinya :

orang mengatakan pancaindria itu besarlebih besar daripada adalah nurani

lebih besar dari nurani adalah intelektetapi lebih besar dari intelek adalah Dia

76

Page 77: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Perkatan manah berati : hati, nurani. Perkataan "lebih besar" mengandung pula pengertian "lebih besar" dan "lebih agung".

(43) evam buddheh param buddhva

satstabhya 'tmanam atmaua

jahi satrum mahabaho

kamarupam durasadam

artinya :

jadi mengetahui Dia lebih agung dari intelekdengan mengendalikan jiwamu dengan jiwa

basmilah musuhmu dalam bentuk hawa nafsuyang tidak mudah ditundukkan, oh Mahabahu

kesadaran harus ditumbuhkan langkah demi langkah, yang memang tidak bisa lompat sekaligus. Pertama-tama kesadaran

ditumbuhkan dari pengertian pada kendali pancaindria, kemudian lebih tinggi pada kontrol nurani dan selanjutnya pada

analisa intelek. Secara ethika, manusia harus mengendalikan pancaindrianya terlebih dahulu sebagai sesuatu yang sangat

rumit, kemudian mengontrol pikirannya dan akhirnya menyadarkan jiwanya untuk bersatu dengan atman. Secara

metaphisika, manusia harus memisahkan jiwanya dari pancaindria, kemudian dari nuraninya dan selanjutnya dari inteleknya, sehingga ia sadar bahwa jiwanya adalah bagian

daripada Jiwa atau Atman, yang Maha Langgeng. Demikianlah tingkatan kesadaran yang dinyatakan dalam sloka 42.

Jadi dengan kesadaran yang telah ditingkatkan lebih tinggi, maka ego yang sangat gelisah dalam diri manusia dapat dikendalikan

dengan sinar cahaya Jiwa Yang Maha Langgeng. Dan dengan terkendalinya ego ini manusia mencapai kedamaian jiwa yang dengan mudah dapat menundukkan hawa-nafsu dari dirinya

sendiri sebagai musuh utama.

Demikian Bab III ini mengeungkapkan penting artinya kerja yang dilaksanakan tanpa mementingkan pahala untuk diri sendiri, melainkan untuk kesejahteran dan kebahagian umat manusia didunia ini, dengan jalan kesadarn jiwa yang menjadi bagian

daripada Jiwa Yang Maha langgeng.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu

77

Page 78: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Brahmavidyayam

Yogasastre srikrishnajunasamvade

Karmayogo nama tritiyo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab ketiga UpanishadBhagavadgita menegnai ilmu pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab Suci Yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudul KARMAYOGA

IV. PERCAKAPAN KEEMPAT

JNANA YOGA

Krisna menjelaskan bahwa ialah yang mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini pertama kalinya, dan ia adalah inkarnasi Avatara (Nabi) yang menjelma kedunia dikala Dharma hendak

sirna.

Dalam Bab keempat ini dijelaskan : dengan ilmu pengetahuan arti kerja, kerja yang salah, tak-kerja dan jalan kerja dapat

diketahui. Ilmu-pengetahuan suci menuntun kita bekerja tanpa hawa-nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi tanpa mengaharap

sesuatu dan puas akan seadanya, rela melepaskan milik segalanya, sadar bahwa hanya badan jasmaniah yang bekerja,

bebas dari pertentangan dualisme, menguasai pancaindria, pikiran dan hati terkendalikan.

Banyak cara berbakti : dengan mempersembahkan harta benda dengan tapa brata, dengan yoga dan sebagainya. Tetapi berbakti

dengan mempersembahkan ilmu pengetahuan adalah lebih bermutu, sebab pada keseluruhannya kerja berpusat pada ilmu-

pengetahuan

78

Page 79: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dengan perahu ilmu-pengetahuan seluas-luas lautan dosa dapat disebrangi.

Dengan pikiran berpusat pada ilmu-pengetahuan, melaksanakan kerja dengan penuh kepercayaan dengan pengabdian pada

Brahman, inilah tugas hidup kita.

IV. Percakapan keempat

(1) sribhagavan uvacha:

imam vivasvate yogam

proktanam aham avyayam

vivasvan manave praha

manur ikshvakave 'bravit

artinya :

Sri Bagawan berkata:Yoga yang langgeng abadi ini

Aku turunkan mengajarkan kepada WiwaswanWiwaswan mengarkan kepada Manu

Dan Manu menerangkan kepada Iswaku

Wiwaswan adalah personifikasi dari Batara Surya, Dewa Matahari. Ia adalah mahkluk pertama yang diciptakan oleh

Brahman, dan ia sendiri mempelajari yoga ini dari Brahman, kemudian Wiwaswan mengajarkan yoga ini kepada Manu, pencipta dan penegak hukum undang-undang kehidupan

manusia. Manu kemudian mengejarkan yoga ini kepada Iswaku, nenek moyang pertama dari dinasti bangsa ksatria keturunan Dewa Matahari. Iswaku-lah yang pertama-tama melaksanakan ajaran-ajaran hukum dan undang-undang yang diciptakan oleh Manu, yang disebut Manusmriti dalam pemerintahannya sebagi

Raja. Dia pulalah yang meneruskan ajaran-ajaran yoga ini kepada generasi-generasi sesudahnya.

(2) evam paramparapraptam

imam rajarshayo viduh

sa kalene 'ha mahata

yogo nashtah paramtapa

79

Page 80: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

demikianlah diteruskan turun-temurunpada pandita bangsawan mengetahuinyahingga dalam masa yang sangat panjanghilang lenyap didunia ini, oh Parantapa

disini Krisna ingin menjelaskan kepada Arjuna (Parantapa = ia yang menaklukan musuh-musuhnya), bahwasanya ilmu

pengetahuan tentang yoga ini sungguh sangat tua sekali, yaitu sejak dimulainya penciptaan pertama oleh Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. Karena sangat tuanya, dalam perjalanan waktu yang

beratus-ratus bahkan beribu-ribu abad lamanya, ilmu pengetahuan yoga ini kerapkali hampir lenyap ditelan masa.

(3) sa eva 'yam maya te 'dya

yogah proktah puratanah

bhakto 'si me skha che 'ti

rahasyam hy etad uttamam

artinya :

yoga yang tua itu pulalahyang Ku-ajarkan kepadamu kini

sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Kuinilah rahasianya yang terutama

dalam kedadaan pudar, bagaikan nyala lilin yang hampir mati dihembuskan angin ajaran-ajaran yoga yang kekal abadi ini, yang hampir lenyap ditelan jaman. Perlu diselamatkan dan

diajarkan kembali kepada manusia demi kesejahteraan masyarakat. Demikianlah Brahman menjelma kedunia berulang kali pada saat-saat umat manusia menghadapi kris kemusnahan lahir dan batin, dalam bentuk manusia yang berjiwa seperti Nabi-

nabi dan pemimpin-pemimpin agama Mahavira, Gautama Buddha, Krisna dan sebagainya.

Dalam sloka ini Krisna mengungkapkan suatu rahasia yang tertinggi dimana Dia memandang Arjuna sebagai pengikut

(bhakta) dan kawan (saktha) Nya. Ini berarti betapa dekatnya hubungan Tuhan dengan manusia yang akan mencapai

kesadaran yang tinggi dalam menemukan yang abadi dalam hidup ini.

80

Page 81: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(4) arjuna uvacha:

aparam bhavato janma

param janma vivasvatah

katham etad vijaniyam

tvam adau proktavan iti

artinya :

Arjuna bertanya:Kelahiran-Mu baru belakangan kini

Sedang kelahiran wiwaswan adalah dahuluBagaimana aku dapat mengerti

Engkau mengajarkannya pada mulanya?

Dalam sloka ini Arjuna bertanya-tanya kepada Krisna dalam istilah pengertian sejarah, betapa mungkin kiranya Krisna yang

ada dihadapanya kini pada jaman dahulu sekali dapat mengejarkan yoga yang teramat tua ini kepada wiwaswan.

Memang arjuna sendiri belum mengerti, bahwasanya yoga yang kekal-abadi ini tidak mengenal waktu dalam artian sejarah yang digambarkan oleh manusia. Waktu yang dihubungkan dengan

sejarah oleh manusia adalah bersifat relatif, sedangkan Brahman Yang Maha absolut Langgeng, yang selalu ada dahulu dan

sekarang tidak dibatasi oleh waktu.

(5) sribhagavan uvacha:

bahuni me vyatitani

janmanbi tava cha 'rjuna

tany aham veda sarvani

na tvam vettha paramtapa

artinya :

Sri bagawan berkata:Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu

Demikian pula kelahiranmu, arjunaSemuanya ini Aku tahu

Tetapi engkau sendiri tidak, Parantapa

81

Page 82: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Disini Krisna menerangkan kepada Arjuna tentang reinkarnasi atau numitis atau penjelmahan kembali. Referensi yang

dikemukan oleh Krisna disini hendaknya dihubungkan dengan lahirnya kedunia manisfestasi Brahman dalam wujud Avatara, yaitu reikarnasi dari pada-Nya. Kelahiran-Nya dan kelahiran

arjuna sendiri sebagai manusia biasa dimasa-masa yang lampau haruslah diartikan bahwasanya Krisna sebagai manisfestasi. Dia Yang Maha langgeng selalu sadar akan kelahiran ini, sedangkan

arjuna sendiri tidak.

(6) ajo 'pi sann avyayatma

bhutanam isvaro 'pi san

prakritim svam adhishthaya

sambhavamy atmamayaya

sambhavamy atmamayaya

artinya :

walaupun aku tak terlahirkan, tak termusnahkandan aku adalah pencipta mahkluk hidup

segala namun atas pengeasan sifat-Ku sendiridan denga kekuatan maya-Ku aku menjelma

perkataan atmayaya berarti : dengan kekuatan mayaku aku menjelma. Maya adalah kekuatan pikiran untuk menciptakan bentuk kelihatannya nyata, tetapi sebenarnya hanya berupa ilusi. Krisna, sebagai penjelmahan Brahman yang menguasai prakriti, dengan sadar lahir kedunia tanpa mengalami proses

hukum karma, yaitu dengan kekuatan maya ini.

Tetapi hidup dan pembentukkan jasmani dari mahkluk biasa, seperti halnya Arjuna sendiri, bukanlah atas kehendak sendiri,

melainkan oleh prakriti yang dikuasai oleh sifat ketidak-tahuannya. Maka ia menjelma lagi dan menjelma lagi tidak henti-

hentinya.

(7) yada-yada hi dharmasya

glanir bhavanti bhatara

abhyutthanam adharmasya

tada 'tmanam srijamy aham

82

Page 83: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

manakala dharna hendak sirnadan adharma hendak merajalelasaat itu, wahai keturunan Batara

aku sendiri turun menjelma

perkataan dharma berarti : kebenaran spiritual, dan adharma berarti : ketidak-benaran atau dosa.

Arjuna juga dipanggil dengan sebutan "batara" atau "keturunan Batara" sebab Batara adalah kakek dari kuru sedangkan kuru adalah nenek-moyang Kaurawa dan Pandawa, seperti telah

dijelaskan dalam Bab I (PERCAKAPAN PERTAMA).

(8) paritranaya sadhunam

vinasaya cha dushkritam

dharma samsthapanarthaya

sambhavami yuge-yuge

artinya :

demi untuk melindungi kebajikkandemi untuk memusnahkan kejalimandan demi untuk menegakkan dharmaaku lahir kedunia dari masa-ke-masa

perkataan yuga berarti : abad, jaman atau masa. Krisna sebagai avatara (yaitu penjelmahan Brahman) lahir kedunia pada jaman dimana kebajikkan diteror dan kebenaran diperkosa, yang pada

masa peperangan besar Mahabarata berkecamuk yang memusnahkan segala. Demi untuk melindungi kebajikkan dan menegakkan kebenaran bagi umat manusia inilah Krisna lahir kedunia. Satu yuga abad diantara kelahiran seorang avatara yang satu dan avatara yang lain. Tetapi pengertian satu abad disini haruslah diartikan dalam hubungannya dengan sejarah

spirituil manusia, dan bukan satu abad yang berarti 100 tahun.

(9) jamna karma cha me divyam

evam yo vetti tattvatah

tyaktva deham punarjanma

83

Page 84: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nai ;ti mam eti so 'rjuna

artinya :

dia yang mengenal rahasia intiperbuatan dan kelahiran-Ku yang suci

tak menjelma lagi setelah meninggalkan jasmaninyadan datang kepada-Ku, oh Arjuna

disini Krisna sebagai seorang avatara menjelaskan misteri jiwa manusia yang telah mencapai kesempurnaan bersatu dengan

Brahman. Sebagai seorang avatara Krisna juga memenuhi proses kosmos ini, yaitu hidup bersama-sama dan ditengah-tengah

manusia, dengan maksud mendidik dan memberi contoh kepada manusia kehidupan spirituil dan mencapai kelepasan.

(10) vita raga bhaya krodha

manmaya mam upasritah

bahavo jnana mpasa

puta madbhavam agatah

artinya :

terbebas dari hawa nafsu, takut dan bencibersatu dan berlindung pada-Ku

dibersihkan oleh budi pekertibanyak yang telah mencapai diri-Ku

dalam sloka ini dijelaskan bahwa untuk memasuki kehidupan abadi, bersatu dengan Brahman, tiadalah sesuatu yang amat

sukar atau paling istimewa, asalkan seseorang dapat membebaskan dirinya dari ketiga musuh dalam hidup ini yaitu

hawa nafsu dan amarah (benci). Dan jalan untuk itu adalah jnana tapasa, disiplin dan kesucian budipekerti.

(11) ye yatha mam prapadyante

tams tathai 'va bhajamy aham

mama vartma 'nuvartante

manushyah partha sarvasah

artinya :

84

Page 85: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

jalan manapun ditempuh manusiakearah-Ku semuanya Ku-terimadari mana-mana semua mereka

menuju jalan-Ku oh parta

dalam sloka ini Krisna menyatakan bahwa Tuhan menemui tiap orang yang mengharapkan karunia daripada-nya dan menerima

mereka yang menempuh jalan-Nya. Dia tidak hendak mengahapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut

kodratnya dan tiada berat sebelah. Hanya pada masing-masing orang menurut jalan dan kepercayaannya sendiri untuk

mencapai Dia-lah terletak perbedaan, yang bukan merupakan pilihan-Nya.

Jalan upacara, jalan sembhayang, jalan falsafah atau jalan meditasi semuanya Tuhan yang satu. Disini Krisna tidak

menyebut cara, jalan atau agama yang tertentu untuk mencapai hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hanya orang yang

belum spirituil dewasalah tidak bisa mengakui cara atau jalan orang lain untuk mencapai Dia Yang Satu.

(12) kankshantah karmanam siddhim

yajanta iha devatah

kshipram hi manushe loke

siddhir bhavati karmaja

artinya :

mereka yang mengharapkan buah kerjadisini berbakti kepada para-dewata

sebab didunia manusia hasil kebaktiansegera lahir dari pengorbanan

sloka ini mencoba menjelaskan bahwa dalam dunia manusia kita ini hasil kebaktian dapat segera lahir menjadi kenyatan, tetapi tidak demikian halnya dalam dunia spirituil yang lebih tinggi,

untuk mencapai kelepasan.

(13) chatur varnyam maya srishtam

guna karma vibhagasah

tasya kartaram api mam

85

Page 86: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

viddhy akartaram avyayam

artinya :

catur warna adalah ciptaankumenurut pembagian kwalitas dan kerja

tetapi ketahuilah walau pencitanyaaku tidak berbuat dan merobah diri-Ku

perkataan chatur varna berarti: empat warna atau empat kategori dalam masyarakat manusia, yang didasarkan atas guna dan karma. Adapun yang dimaksudkan dengan dasar guna dan karma ini ialah sifat, atribut dan karakter (kwalitas) dan kerja

seseorang anggota masyarakat terhadap pengebdiannya kepada kehidupan spirituil, mencapai kelepasan menuju Brahman.

Referensi agama tentang chatur warna ini adalah empat kasta, yaitu : brahmana (pendita dan alim-ulama), kesatria (prajurit dan pahlawan), waisia (pengusaha dan pedegang) dan sudra (pekerja

dan pelayan).

Krisna menekankan disini bahwa pembegian kwalitas dan kerja (guna dan karma ) bukanlah didasarkan atas status, melainkan

pengabdian dan pengorbanan

(14) na mam karmani limpanti

na me karmaphale spriha

iti mam yo 'bhijanati

karmabhir na sa badhyate

artinya :

kerja tidak membawa akibat kepada-Kujuga Aku tidak mengharapkan pahala kerja

mereka yang mengetahui Aku begitutidak lagi terikat oleh kerja

dalam sloka ini Krisna mencoba menerangkan betapa seseorang walaupun bekerja namun terbebas dari segala ikatan dan akibat kerja itu sendiri, dengan memberi contoh yang agung seperti apa

yang telah dikerjakan (perhatikan sloka diatas, IV.13) sendiri oleh-Nya.

(15) evam jnatva kritam karma

86

Page 87: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

purvair api mumukshubhih

kuru karmai 'va tasmat tvam

purvaih purvataram kritam

artinya :

mengetahui ini, orang dijaman dahulumelaksanakan kerja mencapai kelepasan

karena itu, bekerjalah engkauseperti mereka dahulu kala itu

orang-orang yang berfikir sederhana melaksanakan kerja untuk membersihkan jiwa sendiri (atmasuddhyartham) dan orang-

orang yang arif-bijaksana melaksanakan kerja demi kesejahteraan umat manusia didunia (lokasamgrahartham). Ini dilasanakan oleh orang-orang dijaman dahulu juga mengetahui

hal ini. Arjuna diharapkan untuk melaksanakan kerjanya sebagai ksatria.

(16) kim karma kim akarme 'ti

kavayo 'py atra mahitah

tat te karma pravakshyami

yaj jnatva mokshyase 'subhat

artinya :

apakah kerja? Apakah tak kerka?Para cendikiawan pun bingung pula

Hendak Ku-beritahu, dan setelah mengetahuinyaEngkau akan terbebas daripada dosa

(17) karmano hy api boddhavyam

boddhavyam cha vikarmanahakarmanas cha boddhavyam

gahana karmano gatih

artinya :

orang harus tahu srtinya kerjademikianpula kerja yang salah

87

Page 88: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan juga makna daripada tak-kerjasungguhnya dalam artinya jalan kerja

kata-kata karma, vikarma dan karma dalam istilahnya sendiri berarti : kerja, kerja yang salah dan tak kerja.

Untuk menjelaskan lebih jauh akan arti kerja ini, dengan sangat hati-hati Krisna menerangkan bahwasanyaada tiga macam kerja yang klasifikasinya seperti berikut : (a) kerja (karma) yang lazim dilaksanakan tanpa mengharapkan buahnya, tiadalah mengikat; tetapi kalau kerja ini disertai dengan kepentingan-kepentingan pribadi, maka ia akan mengikat. (b) kerja yang salah (vikarma),

termasuk kejahatan, pembunuhan, berbohong, jinah dan sebaginya, yang pada dasarnya memang mempunyai maksud-maksud tertentu, pasti mengikat. (c) tak kerja (akarma) vyang

dilaksanakan baik jasmaniah maupun rokhaniah, tanpa keinginan atau motif apapun, tidak mengikat sama sekali. Ketiga macam

kerja ini harus dapat dimengerti dengan sungguh-sungguh.

(18) karmany akarma yah pasyed

akarmani cha karma yah

sa buddhiman manushyeshu

sa yuktah krisnakarmakrit

artinya :

dia yang melihat tak kerjadalam kerja dan kerja dalam tak-kerjadiantara manusia adalah bijaksana,

seorang yogi, walau dia terus bekerja

kerja (karma) walaupun dilaksanakan secara aktif oleh orang arif-bijaksana, tetapi karena tanpa kepentingan pribadi, maka ini

adalah sama dengan tak-kerja (akarma). Tak-kerja (akarma) oleh orang yang bodoh diartikan tidak berbuat apa-apa, non aktif jadi akibatnya adalah malas; bermalas-malas dalam hidup ini,sama artinya dengan kerja (karma) yang disertai dengan motif-motif

kepentingan pribadi, sebab kedua-duanya mengikat yang berarti tidak membersihkan jiwa untuk tujuan spiritual. Seseoarng yogi

(budiman arif-bijaksana) mengetahui semua ini, dan walaupun ia bekerja terus, namun tidak ada sesuatu yang mengikat. Ia telah

membersihkan jiwanya dari segala ikatan.

(19) yasya sarve samarambhah

88

Page 89: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kama samkalpa varjitah

jnanagni dagdha karmanam

tam ahuh panditam budhah

artinya :

yang bekerja tanpa nafsu dan motifkerjanya dibakar api ilmu-pengetahuan

dinamakan orang-orang arifsebagai seorang pendita budiman

perkataan pandita berarti : orang yang mencapai kebesaran jiwa. Kalimat "karyanya di bakar api ilmu pengetahuan" artinya segala pekerjaannya tidak lagi meninggalkan ikatan-ikatan. Ia terbebas

dari ikatan keduniawian menuju kelepasan

(20) tyaktva karma phala sangam

nityatripto nirasrayah

karmany abhipravritto 'pi

nai 'va kimchit karoti sah

artinya :

tanpa mengharapkan hasil kerjaselalu gembira, bebas dari segala

walaupun terus tekun bekerjasesungguhnya ia tidak berbuat apa-apa

(21) niratsir yatachittatma

tyakta sarva parigrahah

sariram kevalam karma

kurvan na 'pnoti kilbisham

artinya :tanpa mengaharpkan sesuatu apa

dengan pikiran dan hati terkendalikandan rela melepaskan milik segalanya

hanya jasmaniah bekerja, dia tidak berdosa

89

Page 90: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwasanya seseorang yang telah membebaskan jiwanya dari belenggu, bekerja hanya

secara jasmaniah, ibarat orang tidur yang bergerak hanyalah badannya sedangkan jiwanya tidak berbuat apa-apa.

Dalam tingkatan ini orang telah mencapai kebajikan, terlepas dari hawa-nafsu dan keinginan-keinginan pribadi. Jiwanya lalu

ibarat cermin yang membayangkan hasrat kesucian mempunyai kekuatan spirituil untuk mencapai Brahman.

(22) yadrichchha labha samtushto

dvandvatito vimatsarah

samahdiddhav asiddhau cha

kritva 'pi na nibadhyate

artinya :

puas akan apa-apa diperoleh seadanyaterbebas dari dualisme pertentangan

tanpa irihati, tenang dalam sukses dan kegagalanwalaupun ia bekerja, ia tidak terikat

baik dan buruk panas dan dingin, spritual dan duniawi dan sebagainya adalah dualisme yangs elalu bertentangan. Orang

yang telah membebaskan jiwanya dari dualisme yang bertentangan tersebut diatas, tiada lagi terikat oleh kerja yang ia

laksanakan.

(23) gatasangasya muktasya

jnanavasthita chetasah

yajnaya 'charatah karma

samagram praviliyate

artinya :

yang bebas, terlepas dari ikatanpikiran terpusat pada ilmu pengetahuam

melaksanakan kerja demi pengabdiansegala kerjanya menuju kelepasan

sloka-sloka 19 sampai dengan sloka23 ini menguraikan kerja yang terlepas dari segala ikatan. Dalam sloka III.9 dikatakan

90

Page 91: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bahwa kerja yang diperuntukkan bagi kepentingan berbakti tiada mengikat. Dan dalam sloka diatas ini Krisna menjelaskan bahwa

kerja (karma0 yang mestinya membawa pahalapun kalau dilaksanakan dengan penuh pengabdian akan tidak lagi megikat,

sebab kerja + pelaksana +hasilnya semua ditunjukan kepada Brahman.

(24) brahma 'rpanam brahma havir

brahmagnau brahmana hutam

brahmai 'va tena gantavyam

brahma karma samadhina

artinya :

dipujanya Brahman, persembahannya Brahmanoleh Brahman dipersembahkan dalam api Brahmandengan memusatkan meditasinya kepada Brahman

dalam kerja ia mencapai Brahman

bila seseorang telah memusatkan segala sesuatunya dalam hidupnya kepada Brahman. Tuhan Yang Maha Esa, maka alat dan

tujuan kerjanya, demikian pula sebab dan akibat kerjanya. Menjadi satu dan hukum kerja lenyap tidak terbekas lagi, dan ia

mencapai Brahman.

(25) daivam eva 'pare yajnam

yoginah paryupasate

bbrahmagnav rahmanav apare yajnam

yajnenai 'vo 'pajuhvati

artinya :

beberapa yogi memuja Dewatayang lain mempersembahkan sajian

dengan jalan membaktikan pemujaanini kedalam api Brahman

sloka ini menyatakan bahwasanya bagi orang yang belum mencapai kesadran yang tinggi adalah wajar kalau ia memuja Tuhan dengan mempersembahkan saji-sajian dalam upacara

keagamaan. Tidaklah kiranya wajar dan adil kalau sekiranya ia

91

Page 92: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

disuruh berbuat lain daripada kemampuan materiil dan spirituil yang ada pada jiwanya. Namun satu hal yang nyata, bahwa apa

yang ia kerjakan adalah untuk berbakti kepada Tuhan.

(26) srotradini 'ndriyany anye

samyamagnishu juhvati

sabdadin vishayan anya

indriyagnishu juhvati

artinya :

ada yang mengorbankan penglihatandan panindria lainya dalam api-disiplinyang lain mengorbankan objek suara

dan objek lainya dalam api-nafsu keinginan

disini pengorbanan pancaindria (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan penyentuhan) dimaksudkan

membatasi dan mengontrol alat-alat pancaindria (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit)untuk tidak leluasa mencari kenikmatan. Demikian pula mengorbankan objek-objek (suara yang merdu,

pemandangan yang indah, bau yang harum, makanan yang lezat dan benda-benda yang mahal dan halus) dimaksudkan untuk

menghindarkan diri dari segala hawa-nafsu dan keinginan akan objek atau benda serba duniawi, mewah dan mahal. Semua ini dapat dilaksanakan dengan api-disiplin, yaitu dengan disiplin

yang teguh dan menyala-nyala sehingga membakar segala nafsu dan keinginan sanpai musnah.

(27) sarvani 'ndriya karmani

prana karmani cha 'pare

atma samyama yogagnau

juhvati jnanadipite

artinya :

yang lain lagi mengorbankan semua kerjapancaindria dan kekuatan sakti yoginya

kedalam api disiplin jiwanyayang dinyalakan oleh ilmu-pengetahuan

92

Page 93: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ini adalah selangkah lebih mendalam daripada yang dinyatakan dalam sloka 26 diatas, yaitu tenggelam dalam renungan meditasi

yang berpusat pada Brahman.

(28) dravyayajnas tapoyajna

yogayajnas tatha 'pare

svadhyaya jnanayajnas cha

yatayah samsitavratah

artinya :

ada yang mempersembahkan harta, ada tapaada yoga, dan yang lain pula

pikiran terpusat dan sumpah beratmempersembahkan ilmu dan pendidikan budi

dalam sloka ini diuraikan lima macam cara berbakti kepada Brahman, yaitu dengan jalan (1) persembahan rituil dengan benda-benda seperti saji-sajian, (2) bertapa, (3) yoga seperti

yang diajarkan oleh Petanyali dalam yogasutra, (4) stude seperti diuraikan dalam Upanisahad dan (5) pendidikan budi.

(29) apane juhvati pranam

prane 'panam tatha 'pare

pranapanagati ruddhva

pranayama parayanah

artinya :

ada pula mengatur nafas sebagai persembahandengan jalan mengontrol nafas keluar dan masuk

mempersembahkan prana dalam apanadan apana dalam prana sebagai kebaktian

perkataan pnanayama berarti : pengetur atau kontrol pernafasan Prana = nafas masuk. Dalam hubungan pranayama terdapat suatu ajaran yang disebut hathayoga, dimana segala sesuatu

mengenai arti dan pelaksanaan pengaturan pernafasan ini diuraikan dengan jalan

(30) apare niyata harah

93

Page 94: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pranan praneshu juhvati

sarve 'py ete yajnavido

yajna kshapita kalmashahartinya :

ada juga dengan mengatur makananmempersembahan nafas-hidup dalam nafas hidup

semua mereka ini mengetahui pengabdiandan dengan kebaktian mereka melenyapkan dosa-hidup

mereka yang mengetahui pengabdian san persembahan kepada Brahman dengan cara yang dilukiskan dalam sloka-sloka 25-30 ini, yang manapun, akan melenyapkan dosa mereka dan dapat

mencapai kedamaian.

(31) yajna sistamrita bhujo

yanti brahma sanatanam

na 'yam loko 'sty ayajnasya

kuto 'nyah kurusattama

artinya :

mereka yang makan dari sisa persembahanmencapai Brahman yang kekal-abadi,

dunia ini bukan bagi yang tidak berbaktiapapula dunia yang lain, oh Kurusattama

kurusuttama = Arjuna sendiri, lihat penjelasan sloka 1.1 yang dimaksudkan dengan makanan sisa persembahan atau amrita adalah saji-sajian yang telah dipersembahkan kepada Brahman yang mengandung berkah keabadian daripada-Nya (lihat sloka III.13). krisna menjelaskan dalam sloka ini membawa undang-undang pada dirinya sendiri yang menyatakan hidup adalah

pengorbanan (kebaktian) dan barang siapa yang tidak menyadari ini, tidak akan menemui kebahagian dalam dunia ini maupun

dunia lain.

(32) evam bahuvidha yajna

vitata brahmano mukthe

karmajan viddhi tan sarvan

94

Page 95: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

evam jnatva vimokshyase

artinya :

banyak dan beraneka warna persembahanbakti dihaturkan kepada Brahman

semuanya ini berasal dari kerjamengetahui ini, engkau 'kan moksha

perkataan moksha berarti emansipasi jiwa atau kelepasan, kerja sloka ini adalah kerja yang meliputi mental, jasmaniah dan

spirituil.

(33) srayan dravyamayad yajnaj

jnanayajnah paramtapa

sarvam karma 'khilam partha

jnane perimsamapyate

artinya :

persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapalebih bermutu daripada persembahan materi

dalam keseluruhannya semua kerja iniberpusat pada ilmu-pengetahuan, Oh Parta

parartapa = Parta = Arjuna. Maksud tujuan ilmu pengetahuan didunia ini adalah untuk mencapai kebebasan dan kelepasan jiwa

dari ikatan kerja (karma).

(34) tad viddhi pranipatena

paripprasnena sevaya

upadekshyanti te jnanam

jnaninas tattvadarsinah

artinya :

belajarlah dengan wujud displin,dengan bertanya dan dengan kerja berbakti,

guru budiman yang melihat kebenaranakan mengajarkan padamu ilmu budi-pekerti

95

Page 96: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tiga cara yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk belajar mencapai kebenaran abadi, yaitu pranipatena (hormat, sujud

dan disiplin kepada guru yang memberi pendidikan), pariprasena (bertanya, mencari dan memikirkan sendiri ilmu-pengetahuan

yang diberikan kepadanya) dan sevaya (berbakti, melayani dan setia dengan tulus iklas kepada guru). Ketida cara ini harus

dituntun oleh seorang guru yang telah melihat Brahman dalam dirinya.

(35) yaj jnatva na punar moham

evam yasyasi paandava

yena bhutany aseshena

drakshyasy atmany atho mayi

artinya :

setelah mengetahui segala iniengkau tidak lagi kebingungan pandawadengan demikian melihat, tanpa kecuali

segala mahkluk dalam Atman, dalam diri-Ku

(36) api ched asi papebhyah

sarvebhyah papakrittamah

sarvam jnanaplavenai 'va

vrijinam samtarishyasi

artinya :

walau seandainya engkau paling berdosadiantara manusia yang memikul dosadengan perahu ilmu-pengetahuan inilautan dosa engkau akan seberangi

ilmu-pengetahuan (yang juga sama artinya dengan ilmu budi pekerti) melenyapkan segala keraguan dan kebingungan, serta

mengahpus segala dosa dan melepaskan segala ikatam jasmaniah.

Pandawa = Arjuna

(37) yathai 'dhamsi samiddho 'gnir

96

Page 97: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bhasmasat kurute 'rjuna

jnanaghih sarvakarmani

bhasmasat kurute tatha

artinya :

bagaikan api menyala, oh Arjunamembakar kayu api menjadi abu

api-ilmu pengetahuan demikian pulamembakar segala karma menjadi abu

karma = kerja. Api ilmu-pengetahuan membakar karma atau kerja, mengehapus dualisme (buruk dan baik, panas dan dingin

dan sebagainya), mengantar jiwa kealam kebebasan abadi.

(38) na hi jnanena sadrisam

pavitram iha vidyate

tat svayam yogasamsiddhah

kalena 'tmani vindati

artinya :

tidak ada sesuatu dalam dunia inidapat menyamai ilmu-pengetahuan

mereka yang disempurnakan dalam yogimenemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya

pada umumnya yoga diartikan orang sebagai praktek disiplin yang spiritual, yang kesempurnaanya membutuhkan waktu lama,

tetapi sesungguhnya yoga, bila dimengerti sewajarnya, melingkupi teori kesucian ilmu pengetahuan dan praktek disiplin yang spiritual. Orang yang melaksanakan yoga dengan disiplin tetapi tanpa kesucian ilmu-pengetahuan, usahanya adalah sia-

sia, demikian pula sebaliknya, orang yang memiliki teori kesucian ilmu-pengetahuan tanpa praktek disiplin yang spiritual tidak mungkin menjadi yogi, oranmg yang mencapai kelepasan.

(39) sraddhavaml labhate jnanam

tatparah samyatendriyah

jnanam labdhva param satim

97

Page 98: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

achirena 'dhigachchati

artinya :

ia yang memiliki kepercayaan dan menguasai pancaindrianya, mencapai ilmu-pengetahuan

setelah memiliki ilmu-pengetahuandengan segera ia menemui kedamaian abadi

perkataan sraddha berarti : kepercayaan, keyakinan. Sesungguhnya perkatan sraddha walaupun berarti kepercayaan, namun bukanlah kepercayaan yang membabi-buta. Perkataan

sraddha (kepercayaan) harus diikuti dengan perkataan samyatedriyah (penguasaan atas pancaindria, hawa-nafsu) untuk

mencapai param santim (kedamaian abadi, tertinggi)

(40) ajnas cha 'sraddadhanas cha

samsayatma vinasyati

na 'yam loko 'sti na paro

na sukham samsayatmanah

artinya :

tetapi mereka yang dungu dan tidak percayadan bersifat ragu, akan hancur sirna

bagi yang ragu-diri, baginya tiada bahagiabagi dunia ini, pun dunia sana

dalam kehidupan sehari-hari nyatanya banyak orang yang bimbang dan ragu-ragu, tetapi mereka tidak apa-apa tidak

hancur ataupun sirna. Adapun yang dimaksudkan dalam sloka ini, yang hancur adalah kehidupan spirituilnya, sebagai sebaliknya, basis positif dalam hidup ini adalah memiliki

kepercayaan atau keyakinan.

(41) yoga samnyasta karmanam

jnana samcchinna samsayam

atmavanism na karmani

nibadhnanti dhanamjaya

artinya :

98

Page 99: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ia yang bebas menurut ajaran yoga, Dananjaya,yang mengikis keraguannya dengan ilmu pengetahuan

yang telah menguasai jiwanya sendiri,hukum kerja tidak membelenggunya lagi

sloka ini memberi kesimpulan apa yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dalam Bab IV, yaitu hubungan timbal balik antara kerja yang benar, ilmu-pengetahuan yang suci dan disiplin jiwa yang

teguh.

(42) tasmad ajnana samnhutan

hritstham jnanasina 'tmanah

chhittvai 'nam samsayam yogam

atishtho 'ttishtha bhaarata

artinya :

sebab itu, setelah memotong keraguandalam hatinya karena ketidak-tahuandengan pedangnya ilmu pengetahuan

berpegang pada yoga, bangkitlah! Oh Barata

bara = Arjuna. Dengan kerja yang benar, ilmu-pengetahuna yang suci dan disiplin jiwa yang teguh, serta terhapusnya keraguan

dalam hati, Arjuna diharapkan bangkit, bertindak!

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu

Brahmavidyayam yogasastre

Srikrishnarjunasamvade

Jnanayogo nama chaturtho 'dhyayah

Maka berakhirlah bab keempat Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci yoga dan dialog antara Sri krisna dan Arjuna Yang berjudul JNANAYOGA.

99

Page 100: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

V. PERCAKAPAN KELIMA

KARMA SAMNYASA YOGA

Arjuna bertanya, yang manakah lebih baik membebaskan diri dari kerja atau bekerja tanpa kepentingan pribadi?. Dalam bab keenam ini Krisna menjawab bahwa kedua-duanya sama, tetapi

kerja tanpa kepentingan pribadi lebih baik.

Samnyasi (membebaskan diri dari kerja) maupun Yogi (bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan yang sama. Samyasi walaupun membebaskan diri dari kerja, namun apa yang diperbuatnya sehari-hari adalah motif apa-apa untuk

dirinya sendiri. Secara mental ia meninggalkan kerja.

100

Page 101: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Ia bekerja tanpa pengeruh ikatan kerja, sebab sadar bahwa kenikmatan berasal dari hubungan duniawi dan hanya merupakn

sumber penderitaan belaka.

Ia memandang semuanya sama, rendah maupun tinggi, tidak bergirang karena senang dan tidak bersedih karena duka dan

berpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa, hanya pancaindria yang bergerak diantara objek-objek benda''

Ia memutuskan hubungan dengan objek duniawi, memikirkan dan menyerahkan seluruh jiwanya kepada Brahman, bermeditasi

mengahpuskan dosa mencapai kedamaian abadi.

Dialah Samnyasi

V. Percakapan Kelima

(1) arjuna uvacha:

samnyasam karmanam krishna

punar yogam cha samsasi

yach chhreya etayor ekam

tan me bruhi sunischitam

artinya :

arjuna bertanya:Engkau memuji pembebasan diri dari kerjaKemudian kerja tanpa kepentingan pribadiOh Krisna, katakanlah padaku dengan pasti

Manakah yang lebih baik diantara keduanya?

Dalam Bab V ini, Arjuna mempersoalkand ua istilah yang sulit, yaitu samnyasa dan yoga (dalam hubungan pertanyaan diatas

ini, yang dimaksudkan yog adalah karmayoga). Perkataan samnyasa berarti : pembebasan diri dari kerja dan perkataan

karmayoga berarti kerja tanpa kepentingan pribadi. Kedua istilah ini dalam pengertiannya masing-masing masih membingungkan

Arjuna;karena itu ia bertanya kepada Gurunya.

Dalam bab III.17 dijelaskan bahwa yang bersatu dengan Atman hidup bahagia dan tidak dibelenggu oleh ikatan kerja. Dalam Bab

IV. 18, 19, 21, 22, 24, 32, 33, 37 dan 41. Krisna mengutarakan makna daripada pembebasan diri dari segala kerja. Tetapi

101

Page 102: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kemudian dalam sloka IV.42. Krisna meminta agar Arjuna berpegang pada yoga yaitu kerja.

Bagi orang sederhana, yang diliputi oleh ketidaktahuan selalu, kerja (karmayoga) sudah pasti lebih baik daripada pembebasan diri dari kerja (samyasa). Yang menjadi pertanyaan arjuna disini adalah bagi orang yang tidak tergolong sederhana tetapi belum

menemui Atman dalam jiwanya sendiri, manakah yang lenih baik sebab kedua-duanya mengandung kontradiksi atau sama lai?

(2) sribhagavan uvacha:L

samnyasah karmayogas cha

nihsreyasakarav ubhau

tayos tu karmasamnyasat

atinya ;

Sri Bagawan menjawab:Membebaskan diri dari kerja

Dan bekerja tanpa kepentingan pribadi,Keduanya membawa kebahagian tertinggi

Tetapi diantara kedua-duanya ini,Kerja tanpa kepentingan pribadi

Lebih baik dari bebas-diri dari kerja

Dalam sloka ini mula-mula Krisna menjelaskan bahwa samnyasa (pembebasan diri dari kerja) dan karmayoga (kerja tanpa

kepentingan pribadi) adalah sama bila dilihat dari segi tujuan terakhir daripada emansipasi spirituil manusai. Tetapi kalau

ditinjau dari segi cara (jalan) dan pelaksanannya, maka samnyasa dan karmayoga adalah bebeda, walaupun kedua-

duanya tidak bertentangan.

Kalau samnyasa menekankan ilmu pengetahuan tentang Atman sebagai alat untuk mencapai kedamainan abadi dan bersatu

dengan Brahman, maka karmayoga menitik beratkan keamanan dan usaha keras sebagai alat untuk mencapai-Nya. Tetapi disini,

yang langsung dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari adalah karmayoga kerja tanpa motif kepentingan untuk diri

sendiri.

(3) jneyah sa nityasamnyasi

yo na dveshti na kankshati

102

Page 103: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nirdvandvo hi mahabaho

sukham badhat pramuchyateartinya :

dia yang disebut samnyasa selalutidak membenci dan tidak bernafsu

bebas dari dualisme pertentangan oh Mahabahudengan mudah (ia) terlepas dari belenggu

mahabahu = Arjuna. Orang yang melaksanakan samnyasa disebut samyasi dan orang yang melaksanakan yoga disebut

yogi.

(4) samkhyayogau printhag balah

pravadanti na panditah

ekam apy astihitah samyag

ubhayor vindante phalam

artinya ;

hanya kanak-kanak berkata bahwa karmayogaberbeda dengan samkhya, bukan orang arif-bijaksana

dia yang melaksankan salah satu daripadanyamemetik pahala dari kedua-duanya

(5) yat samkhyaih prapyate sthanam

tad yogair api gamyate

ekam samkhyam cha yogam cha

yah pasyati sa pasyati

artinya :

tempat yang tercapai oleh seorang samnyasajuga tercapai oleh serang yogi

dia yang melihat, melihat samkhyadan yoga sebagai satu kesatuan

perkataan balah berarti : kanak-kanak. Tetapi disini perkataan tersebut dimaksudkan juga orang-orang dungu, yang jalan

103

Page 104: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pikirannya seperti kanak-kanak. Perkataan sthanam berarti : tempat atau status.

Sloka 4 dan 5 ini hendaknya dihubungkan dengan sloka II.39, dimana Krisna telah menyinggung prihal karmayoga dalam

hubungannya dengan sakhya dan juga sloka III. 3 dan 4. Seperti dalam sloka 1 dan 2 dalam bab V ini dengan samnyasa juga

dimaksudkan samkhya, atau dengan perkataan lain :

Samnyasa = samkhya

Dalam sloka diatas ini jelaslah bahwa baik seorang samnyasi (yang membebaskan diri dari kerja) maupun seorang yogi (yang bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan

yang sama, tidak ada kontradiksi, yaitu kedamaian abadi. Seorang samnyasa yang betul walaupun telah membebaskan diri

dari segala kerja, namun apa yang ia perbuat sehari-harinya adalah kerja tanpa motif apa-apa untuk dirinya sendiri. Demikian

pula seorang yogi walaupun bekerja tanpa motif kepentingan pribadi, namun apa yang ia perbuat sehari-harinyaadalah kerja yang membebaskan dirinya dari ikatan kerja. Jadi kedua-duanya

adalah menuju satu kesatuan; dan sesungguhnya keduanya adalah merupakan sikap mental.

(6) samnyasas tu mahabaho

dunkham aptum ayogatah

yogayukkto munir brahma

nachirena 'dhigachchati

artinya :

tetapi samnyasa tanpa yogasungguh sukar dicapai, oh Mahabahuseorang mini dilengapi dengan yogamencapai Brahman dengan segera

perkataan muni berarti : orang yang bersamadi, teguh iman (lihat sloka II. 56)

samnyasa (pembebasan diri dari kerja) adalah suatu bentuk yang sangat sukar untuk dicapai, sebab jalan untuk mencapainya

penuh dengan penolakkan kesenangan, kewajiban yang berat, larangan yang keras, tabu bagi berbagai hal, pantang dengan berbagai tindakkan dan sebagainya. Pendeknya penug dengan

104

Page 105: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kedukaan (duhkham aptum) dan kesukaran. Oleh karena itu, seperti telah diuraikan dalam sloka 2 bab V ini, yoga (kerja tanpa kepentingan pribadi) adalah lebih baik, sebab lebih mudah jalan

untuk mencapainya.

Bukanya samnyaasa yang didasarkan ilmu-pengetahuan tentang atman tidak lebih tinggi daripada yoga yang didasarkan atas

kemauan dan usaha yang keras, melainkan karena yoga ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang baru mulai, dan pada waktunya

dapat meningkatkan diri mereka pada jalan yang lebih tinggi dengan pikiran dan jiwa yang telah disucikan. Maka itulah Krisna

menganjurkan agar samnyasa disertai dengan yoga atau seorang muni dilengkapi dirinya dengan yoga.

(7) yoga yukto visuddhatma

vijitatma jitendriyah

sarva bhutatma bhutatma

kurvann api na lipyate

artinya :

dia yang melaksanakan yoga, berjiwa sucimenguasai diri, menaklukan pancaindriaatmanya adalah atman mahkluk semua

walaupun bekerja, tidak terpengaruh ikatan kerja

perkataan sisaddha berarti jiwa yang bersih (suci), vijiatma berarti dia yang menguasai jiwanya dan jitendriyah berarti dia

yang telah menaklukan pancaindrianya. Disini kelihatannya dengan nyata betapa perkembangan dan kemajuan spirituil

seseorang yang melaksanakan yoga. Secara mental ia menjatuhkan jiwanya dengan jiwa mahkluk semua lainnya, yang menyebabkan segala kegiatan sehari-hari tidak lagi diikat oleh

pahala kerja (karma).

(8) nai 'va kimchit karomi 'ti

yukto manyeta tattvavit

pasyan srinvan sprisan jighrann

asnan gachchhan svapan svasan

artinya :

105

Page 106: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

seorang yogi yang mengetahui inti kebenaranberpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa"

walaupun sedang melihat, mendengar,meraba, mencium, makan, pergi, tidur, bernafas

(9) pralapan visrijan grihnann

unmishan nimishann api

indriyani 'ndriyartheshu

vartanta iti dharayan

artinya :

takkala berbicara, melepaskan, mengenggammembuka dan memejam mata

ia beranggapan : "hanya pancaindria belaka bergerak diantara objek benda

benda"

hanya orang yang benar-benar mengetahui inti kebenaran dapat memisahkan jiwanya yang bersih (suci) dan bebas daripada

prakriti (objek benda-benda duniawi). Ia mengerti benar bahwa komponen-komponen ego pada diri seseorang tidaklah

permanen, yang merupakan arus yang berobah-obah setiap saat, yang bergerak diantara objek benda-benda duniawi.

Adalah berbahaya kalau orang memberi interprestasi bahwa kedua sloka ini mempunyaiarti "bukan aku yang

melaksankannya, melainkan pancaindriaku" dan lalu membiarkan hawanafsunya, seakan-akan ia tidak bertanggung jawab terhadap pancaindrianya sendiri, yang sebenarnya harus

dikontrolnya.

(10) brahmany adhaya karmani

sangam tyaktva karoti yah

lipyate na sa papena

padmapattram iva 'mbhasa

artinya :

dia yang bekerja mempersembahkan kerjanyakepada Brahman, tanpa motif keinginan apa-apa

106

Page 107: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tidak terjamah oleh dosa-papabagaikan air meluncur didaun teratai

seperti telah dinyatakan sloka 2, Krisna mengehendaki agar Arjuna bekerja dan bertindak dengan jalan menuju segala kerja

dan tindakkannya kepada Brahman Yang Maha Esa. Daun teratai tidak dibasahi air walaupun kena hujan, demikian pula orang walaupun bekerja sehari-hari sebagaimana mestinya, sebab

perbuatannya tidak lagi mengahsilkan karma.

(11) kayeta manasa buddhya

kevalaair indriyair api

yoginah karma kurvanti

sangam tyaktva 'tmasuddhaye

artinya :

para yogi menanggalkan keinginanhanya bekerja mempergunakan badanpikiran, budi dan bahkan pancaindria

demi untuk mencucikan jiwa

(12) yaktah karmaphalam tyaktva

sdantim apnoti naishthikim

ayuktah kamakarena

phale sakto nibhadyate

artinya :

seorang yogi yang menanggalkan pahalaakhirnya akan mencapai kedamaian abaditetapi yang tidak bersatu dengan Atman

diperbudak oleh nafsu dan belenggu kerja

kedamaian abadi adalah merupakan tingkatan kesempurnaan yang dicapai dengan jalan berangsur-angsur, yang mula-mula tumbuh dari pertama kebersihan hati, kedua mencapai ilmu-

pengetahuan, ketiga melepaskan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan pribadi dan keempat keseimbangan jiwa

dalam melaksanakan bakti.

107

Page 108: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(13) sarvakarmani manasa

samnyasya 'ste sukham vasi

navadvare pure dehi

nai 'va kurvan na karayan

artinya :

setelah secara mental menanggalkan segala kerjajiwa, penghuni jasmani ini, menguasai dirinya

bertakhta dengan damai dikota sembilan gapuratiada bekerja, pun tidak menyebabkan kerja

dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwa jiwa yang ada didalam diri manusia diibaratkan sebagai seorang raja yang bertakhta dalam kota yang mempunyai pintu gerbang sembilan buah. Sembilan pintu gerbang tersebut adalah : dua biji mata, dua lobang hidung, dua lobang kuping, satu lobang mulut, satu

lobang pantat dan satu lobang kemaluan.

Setelah jiwa itu menanggalkan segala kerja, maka ia berthakta dalam diri manusia, dengan damai dan bahagia menguasai

dirinya. Ini berarti ia tidak lagi bekerja atau menyuruh orang lain bekerja, dan hubungan dengan dunia luar melalui kesembilan

pintu gerbang tersebut diatas tidak ada lagi, Atau perkataan lain, ia telah mengontrol pancaindrianya dan objek benda-benda

duniawi tidak lagi mempunyai hubungan apa-apa dengan dia.

Perkataan sarvakarmani berarti : segala kerja atau semua tindakkan. Dalam hubungan ini, kerja manusia dapat dibagi

menjadi empat : yang diharuskan = Atya, yang mnenjadi kebiasaan atau tradisi = naittika, yang mempunyai maksud

tujuan = kamya dan yang dilarang = nishiddha. Keempat macam kerja ini, bagi orang yang telah mencapai kedamaian abadi tidak

mempunyai pengaruh apa-apa lagi.

(14) na kartritvam na karmani

lokasya srijati prabhu

na karmaphalasamyogam

svabhavas tu pravartate

artinya :

108

Page 109: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Yang Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa-apaJuga tiada berbuat untuk dunia manusia

Dan tidak menghubungkan kerja dengan pahalanyaIni sebenarnya manisfestasi alam benda

Perkataan prabhuh berarti : Yang Maha Kuasa

(15) jnanena tu tad ajnanam

yesham nasitam atmanah

tesham adityavaj jnanam

prakasayati tat param

artinya :

Brahman Seru-Sekalian-Alam tiada menerimaBaik dosa maupun kebajikan seseorang manusia

Budipekerti yang diselubungi ketidak-tahuan'lah menyebabkan mahkluk tersesat dijalan

perkataan vibbhuh berarti : Brahman Seru-sekalian Alam

(16) jnanena tu tad ajnanam

yesham nasitam atmanah

tesham adityavaj jnanam

prakasayati tat param

artinya :

tetapi mereka yang ketidak-tahuannyadilenyapkan oleh pengetahuan tantang Atmanpengetahuan itu bercahay bagaikan matahari

memperlihatkan Yang Maha Tinggi

perkataan tatparam berarti : kebenaran, Yang Maha tinggi.

Didalam ketiga sloka diatas ini konsep tentang Tuhan dijelaskan oleh krisna sebagai Yang Maha Kuasa, Brahman Seru-Sekalian-Alam, Atman, Yang Maha tinggi (kebenaran). Dalam sloka 14

Tuhan dikatakan Yang Maha Kuasa, namun ia tidak menciptakan alam dan membantu manusia untuk memisahkan dirinya dari

hukum karma yang merukan manisfestasikan alam-benda

109

Page 110: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prakriti. Selama jiwa manusia masih terbelenggu oleh ketidak-tahuan (ajnanena), selama itu ia akan menjalani hukum karma, memetik buah perbuatan apa saja ia lakukan dalam hidupnya,

dan selama itu pula ia tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa.

Dalam sloka 15 Tuhan dikatakan Brahman Seru-Sekalian-Alam. Ia meliputi seluruh alam semesta yang paling tinggi, paling luas dan paling dalam. Maka itu ia dikatakan lebih kecil daripada atom, tetapi lebih besar daripada bumi + bulan + bintang +

matahari sekaliannya. Oleh karena ia meliputi segalanya, maka ia tidak menerima orang yang berbuat dosa, sebab kedua-

duanya (dan sesungguhnya semuanya dan segala sesuatunya) ada pada-Nya, dan diliputi oleh-Nya. Adalah menjadi kewajiban

manusia sendiri untuk berusaha mengahspuskan ketidaktahuanya, melepaskan egonya yang dibelenggu hukum-karmadan bersatu dengan BrahmanSeru-Sekalian-Alam, yang

meliputi segala-galanya. Dalam sloka 16 Tuhan dikatakan kebenaran, Yang Maha Tinggi. Secara psikologis status atau

tempat yang ketinggian adalah lebih baik dan lebih sempurna. Maka itu kebenaran yamg paling sempurna tempatnya adalah paling tinggi. Orang yang ingin bersatu dengan Atman harus

mencapai tempat Yang Maha Tinggi itu, dengan jalan menghapus belenggu karmanya.

Inilah konsep Tuhan yang diutarakan dalam seluruh dialog Krisna dengan Arjuna dalam Bhagavadgita ini.

(17) tadbuddhayas tadatmanas

tanishthas tatparayanah

gachchanty apunaravrittim

jnana nirdhuta kalmashah

artinya :

mereka yang memikirkan-Nya menyerahkan jiwaseluruh kepada-Nya, menjadikan-Nya tujuan utamamemuja harus pada-Nya, akan pergi tidak kembali

dan dosa mereka dihapus oleh pengetahuan budi-pekerti

perkataan apanuravritti berarti : suatu keadaan tidak kembali lagi, dengan perkataan lain tidak mengalami inkarnasi lagi

langgeng. Keadaan ini dicapai kalau dosa (kalmashah) sudah dihapus dengan ilmu pengetahuan budi-pekerti (lihat sloka

IV.36).

110

Page 111: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(18) vidya vinaya sampanne

brahmane gavi hastini

suni chai 'va svapake cha

panditah samadarsinah

artinya :

orang arif bijaksana mnelihat semuasama. Baik brahmana budiman dan rendah hati

maupun seekor sapi, gajah dan anjingataupun orang hina-papa tanpa kasta

perkataan vinaya berarti : rendah-hati. Dalam kitab Tripitaka (ajaran buddha) perkataan ini juga berarti disiplin. Perkataan

svake sebenarnya berarti orang yang makan daging anjing yaitu orang pariah, tanpa kasta.

Pendita dan orang arif-bijaksana yang jiwanya telah suci melihat manusia dan mahkluk lainya sama tinggi-rendahnya. Pandangan yang demikian itu menumbuhkan perasaan kasih sayang kepada

sesama mahkluk hidup dan mengangkat tanggapan akan persamaan hidup yang menjadi karakteristiknya kehidupan

spiritual.

(19) ihai 'va jitah sargo

yesham samye sthitam manah

nirdesham hi samam brahma

tasmad brahmani te sthitah

artinya :

didunia ini sekalipun inkarnasi diatasioleh mereka yang pikirannya seimbang harmonis,

sebab Brahman seimbang dan sempurnamaka merekapun bersatu dengan Brahman

dalam tingkatan dimana pikiran telah mencapai keseimbangan yang harmonis, dimana dualisme pertentangan (panas dan

dingin, suka dan duka, dan sebagainya) tidak ada lagi dan jiwa seimbang dalam Brahman, maka hukum karma dan inkarnasi

111

Page 112: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

lenyap, serta kelepasan dapat tercapai sekalipun orang masih hidup didunia ini.

(20) na prahrisyet priyam prapya

no 'dvijet prapya cha 'priyam

sthirabuddhir asammudho

brahmavid brahmani sthitah

artinya :

dia yang tidak bergirang menerima sukadan juga tidak bersedih menerima dukatetap tinggal tenang dan berteguh iman

mengetahui Brahman. Bersatu dengan Brahman

(21) bahyasparseshv asaktatma

vindaty atmani yat sukham

sa brahmayoga yuktatma

sukham akshayam asnute

artinya :

dia yang jiwanya tak-lagi berhubungan denganduniawi menemui kabahagian dalam Atman,

dia yang mengontrol hatinya demikiandalam yoga pada Brahman menikmati restu abadi

kedua sloka diatas ini melukiskan tingkatan dimana seseorang telah membebaskan dirinya dari segala ilusi yang ditimbulkan

oleh pancaindrianya dan kotak daripadanya dengan objek-objek benda-benda, hidup dalam keabadian dan menikmati restu

langgeng dari Brahman.

(22) ye hi samsparsaja bhoga

duhkhayonaya eva te

adyantavatah kaunteya

na teshu ramate budhah

artinya :

112

Page 113: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kenikmatan berasal dari hubungan duniawihanya merupakan sumber penderitaan belaka

ada awalnya ada akhirnya, oh Kuntipuratak seorang budimanpun tertarik pada semua ini

perkataan duhkayonaya berarti : sumber kedukaan. (bandingkan pula sloka ini dengan sloka II.14 terdahulu).

(23) saknoti 'hai 'va yah sodhum

prak sarira vimokshanat

kamakrodhodbhavan vegam

sa yuktha sa sukhi narah

artinya :

dia yang kuasa menahan nafsu birahidan amarah murkanya didunia ini

sebelum meninggalkan jasad raganyaada yogi, dia adalah orang yang bahagia

(24) yo 'ntahsukho 'ntararamas

tatha 'ntarjyotir eva yah

sa yogi brahmanirvanam

brahmabhuto 'dhigachchhati

artinya :

dia yang menemui kebahagian pada dirinyatentram pada dirinya, cahaya pada dirinya

yogi yang begini ini menjadi suci

perkataan Brahmanrvana dala kitab suci agama budha berarti kebahagian tertinggi (lihat sloka II.72) dan perkataan

Brahmabhutah dalam kitab suci Upanisad berarti menjadi satu dengan Brahman. Kedua tingkatan ini bisa dicapai oleh manusia semasih hidup didalam dunia ini ditengah-tengah masyarakat,

apabila ia benar-benar telah melaksanakan dan mencapai tingkatan seperti yang dilukiskan dalam kedua sloka diatas ini.

(25) labhante brahmanirvanam

113

Page 114: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

rishayah kshinakamashah

chhinnadvaidha yatatmanah

sarvabhutahite ratah

artinya :

orang suci yang dosanya telah dimusnahkankeraguannya dihapus, pikiranya dipusatkan

kebahagiannya berbuat kebajikan bagi mahkluk semuamencapai nirmawana bersatu dengan Brahman

dalam sloka ini Krisna menerangkan bahwa keyakinan hidup harus dilihat dari segi diri sendiri dan masyarakat yaitu

kebahagian untuk menyucikan jiwa sendiridan kebahagian untuk kebajikkan bagi (masyarakat) mahkluk

semua (sarvabhu tahite ratah)

(26) kama krodha viyuktanam

yatinam yatahetasam

abhito brahmnirvanam

vartate viditatmanam

artinya :

dia yang menguasai diri pribadinyamengontrol pikiranya bebas dari nafsu dan murka

mengetahui Atman ada disekitar dirinyamencapai nirwana bersatu dengan Brahmana

kesadaran akan pendekatan jiwa dengan Atman yang ada disekitar dirinya mempercepat proses seseorang untuk mencapai

nirwana, dan proses ini bisa dicapai dalam hidup ini sekalipun.

(27) Sparsan kritva bahir bahyams

Chakshus chai 'va 'ntare bhruvoh

Pranapanam samau kritva

Nasal hyantaracharinau

Artinya :

114

Page 115: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dengan memutuskan hubungan objek bendaMemusatkan mata diantara kening

Mengatur keluarnya prana dan masuknya spanaDiantara lobang hidung dengan seimbang

(28) yatendriya mano bhuddhir

munir mokshaparayanah

vigatechchha bhaya krodho

yah sada mukta eva sah

artinya :

menguasai panca indria, perasaan dan pikiranseluruh jiwa menghasratkan kelepasanmembuang jauh nafsu, takut dan murka

orang suci itu mencapai kelepasan buat selamanya

(mengenai istilah prana dan apana lihat sloka IV.29). setelah memutuskan hubungan pancaindria dengan objek benda-benda

lahiriah, lalu dilakukan meditasi dengan jalan memejamkan mata setengah tertutup, hanya biji mata saja ditengah-tengah kening tertuju kepada ujung hidung, dan keluar masuknya nafas diatur. Dalam posisi begini, seluruh konsentrasi jiwa dipusatkan kepada hasrat akan kelepasan (moksha). Tentang hal ini, akan dijelaskan

oleh Krisna lebih jauh dalam Bab berikut.

(29) bloktaram yajnatapasam

sarvaloka mahesvaram

suhridam sarvabhutanamjnatva mam santim richchhati

artinya :

setelah mengetahui aku sebagai penerimapersembahan bakti dan tapa-meditasi

sebagai Seru-Sekalian-Alam, pencipta mahkluk semuaia mencapai kebamaian abadi

kalau kurang dialami, seolah-olah sloka diatas ini mengandung pertentangan dengan sloka-sloka 14 dan 15. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Sebab Tuhan, Brahman, Seru-Sekalian-Alam bukan pelaksana, tidak dapat dilukiskan, tidak dapat diuraikan

115

Page 116: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dengan kata-kata dan tidak terucapkan. Hanya manusialah yang mencoba menerangkan dengan berbagai cara, berbagai

penjelasan berbagai antribut-sifat-kwalitas menurut pengertiannya masing-masing.

Untuk mengetahui Brahman sesungguhnya kita harus melaksanakan kewajiban kita dengan jalan mempersembahkan

kebaktian, studi, bersedekah, hidup sederhana, berguru dan meditasi, bukan dengan kata dan penjelasan.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Karmasamnyasayogo nama panchamo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kelima Upanisad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna danArjuna yang berjudul KARMASAMNYA-SAYOGA

BAB 3

II. PERCAKAPAN KEDUA :SAMKHYA YOGA

Arjuna menolak untuk bertemput, tetapi Krisna menghiburnya dan tidak membenarkan ia bersedih dan bimbang hati demikian.

Dalam Bab ketiga ini Krisna menjelaskan bahwa orang yang mengerti tidak akan bersedih pada kematian maupun kehidupan,

sebab orang mesti mati. Dalam peperangan hanya badan jasmani yang mati dan jiwa tidak pernah mati. Yang mengerti itu

sebenarnya tidak membunuh siapa-siapa. Kewajiban seorang ksatria adalah berperang menegakkan kebenaran,, memperoleh

kemenangan didunia sini dan kebahagian didunia sana, dan bertempur dalam peperangan bukan melakukan dosa.

Kehilangan kehormatan lebih buruk daropada kematian.

Kematian berarti pengantian badan jasmani, dan jiwa sebagai penghuni badan jasmani ini berpindah-pindah kebadan jasmani

lain, bagaikan menganti baju lama dengan baju baru.Pusatkan pikiran pada kesucian, bertindak tanpa mengharapkan

pahala kerja, serahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tahu.

Teguhkan iman untuk samadi, hilangkan nafsu, takut dan amarah, hadapi senang dan duka bersatu dengan Brahman.

II. Percakapan kedua

116

Page 117: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(1) samjaya uvacha:

tam tatha kripaya vishtamasrupurnakulekshanamuvacha madhusuudanah

artinya :

Samjaya berkata:Kepadanya, yang diliputi rasa belas kasihan

Dengan pelupuk mata digenangi airmataDan rasa remuk redam dalam hati

Madusudana berkata begini

Madusudana adalah Krisna sendiri. Disini Arjuna mesara belas kasihan kepada sanak keluarganya, yaitu Kaurawa, yang ia akan

perangi. Tetapi rasa belas kasihan Arjuna ini tidaklah sesuai dengan sifat-sifat orang Arya; sebab walaupun sebagi sanak

keluarganya, Kaurawa sesungguhnya merupakan musuh-musuhnya yang jahat dan sngat berbahaya.

(2) sribhagavan uvacha:

kutas tva kasmalan idamvishame samupasthitamanaryajustam asvargyam

akirtikaram arjunaartinya :

Sri Bhagawan berkata:Darimana datangnya duka dan lemah hati?

Pada saat krisis seperti ini,Semangat bukan orang ksatria,

Tidak luhur dan memalukan, oh Arjuna

Sri Bagawan adalah Krisna sendiri. Dalam bab III inilah krisna, sebagai guru-nya mulai mengungkapkan kepada Arjuna siapa

sebenarnya Dia. Dengan maksud agar Arjuna dapat melepaskan dirinya dari keragu-bimbangannya seperti ternyata dalam bab ii.

Krisna mengungkapkan doktrin tentang jiwa yang tidak termusnahkan, mendorong kebangkitan semangat ksatrianya,

menunjukan jalan Tuhan kepadanya dan merintis tindakan-tindakan kerja serta kewajiban hidup dalam dunia.

Perkataan anaryajustam berarti tidak sesuai dengan sifat-sifat Arya yang mempunyai ciri-ciri berani, tegas, agung dan luhur

budi pekerti.

117

Page 118: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(3) klaibyam ma sma gamah partha

nai 'tat tvayy upapadyatekshudram hridayadaubalyamtyaktvo 'ttishtha paramtapa

artinya :jangan biarkan kelemahan itu, oh parta

sebab itu tidak sesuai bagimuenyahkan rasa lemah dan kecut itubanhkitkanlah! Oh pahlawan jaya

parta adalah Arjuna sendiri, dan perkataan paramtapa sebenarnya berarti pebakluk musuh-musuhnya. Disini penakluk

musuh-musuh adalah tiada lain Arjuna sendiri, sebagai pahlawan yang selalu jaya, selalu menang dan menaklukan musuh-

musuhnya. Ketia menyebut diademikian. Dengan maksud agar Arjuna benar-benar bertindak sebagai Ksatria yang berani

menaklukan musuh-musuhnya.

(4) arjuna uvacha:

katham bhisman aham samkhyedronam cha madhusudana

tshubbih pratiyotsyamipujarhav arisudana

artinya :

Arjuna berkata:Tetapi bagaimana ku, 'oh Madusudana

Bisa menyerang Bisma dan DronaMereka yang patut kuhormati,

Dengan panah dalam pertempuran ini, Arisudana?

Madusudana dan Arisudana, kedua-duanya adalah nama lain dari Krisna.

(5) Gurun ahatva hi mahanudhavan

Sreyo bhoktum bhaikshyam api 'hi lokoHatva 'rthakamams tu gurun ihai 'vaBhunjiya bhogan rudhirapradigdhan

Artinya :

Didunia ini lebih baik jadi peminta-mintaDaripada membunuh Guru-guru yang mulia

Walaupun mabuk duniawi, namun tetap gurukuDan membunuh mereka berarti hidup berlumuran darah.

118

Page 119: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Perkataan arthakaman sebenarnya berarti kekayaan atau harta benda, dan perkataan rudhirapradigdhan berlumuran darah. Arjuna yang dalam sejarah kemanusian berarti penderitaan,

kesengsaraan, penindasan dan ketidakadilan.

(6) Na chai 'tad vidmah kataran no gariyo

Yad va jayena yadi va no jayeyuhYan eva hatva na jijivishamas

Te 'vasthitah pramukhe dhartarastrahartinya :

aku tidak tahu mana pasti lebih pentingapakah kita tumpas mereka atau mereka taklukan kita

putra-putra Dritarastra yang kita bunuhdan tiddak harapkan hidup, berdiri siap didepan kita

(7) karpanyadoshopahatas vabhavah

prichchhami tvam dharmasammudhachetahyach chhreyah syan nischitam bruhi tan mesishyas te'ham sadhi mam tvam prapannam

artinya :

hati lemah, pikiranku kacau balautentang tugas kewajiban, aku bertanya pada-Mu

terangkanlah kepadaku dengan pasti mana lebih baikaku murid-Mu, pada-Mu kuberlindung, tunjukkan padaku!

Arjuna kini tidak saja merasa putus asa, kecemasan, bimbang ragu tetapi juga mengharap sepenuhnya kepada petunjuk dari Guru-nya. Kepada Krisna diharapkan cahaya terang. Kebenaran yang dapat menyebkan ia bisa melihat mana yang benar dan

mana yang salah.Perkataan nischitam berarti: untuk jelasnya atau untuk pastinya.

(8) na hi prapasyami mama panudyad

yach chhokam uchchhosanam indriyaanamavapya bhumav asapatnam riddhamrajyam suranam api cha 'dhipatyam

artinya :

sebab, aku tidak melihat yang dapatmengenyahkan duka ini mematikan pancaindriaku

walaupun seandainya aku mendapat kekayaan dan kekuasaantiada taranya dibumi dan kedaulatan atas kayangan

119

Page 120: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

arjuna tidak menginginkan apa-apa selain melepaskan jiwanya dari agoni yang sangat menyiksanya. Konflik jiwanya harus

disembahkan dan harus mencapai kesadaran baru yang menyeluruh

(9) sanjava uvacha:

evam uktva hrishikesamgudakesah paramtapamna totsya iti govindam

uktva tushnim babhuva haartinya :

sanjaya berkata: setelah menerangkan kepada Krisna Gudakesa berkata kepada Gowinda:

"aku tidak hendak bertempur"dan kemudian diam tertegun

dengan berkata "aku tidak hendak bertempur". Arjuna telah memutuskan dalam hatinya tanpa menunggu penadapat dan

nasehat Gurunya. Tetapi dengan keadaannya terdiam (tushnim babhuva) suara kebenaran akan dapat didengar. Disinilah Sri

Bagawan (Krisna) mendapat kesempatan untuk menyampaikan ajaran-ajaranya kepada Arjuna yang ada dalam keadaan

menderita tekanan jiwa dari agoni yang sangat berat. Gudakesa = Arjuna dan Gowinda = Krisna.

(10) tam uvacha hrishikesah

prahasann iva bharatasenayor ubhayor madhyevishidantam idam vachah

artinya :

dalam keadaan duka nestapanyaditengah-tengah kedua pasukkan, oh Barata

dengan agak tersenyum Hrisikesaberkata kepadanya seperti ini:

barat disini adalah maharaja Dristarastra. Dalam sloka ini, Hrisikesa (Krisna) dinyatakan tersenyum, bagaikan cahaya kilat

yang menerangi gumpalan awan gelap yang terbayang pada wajah Arjuna. Senyuman Krisna ini adalah sebagai kunci pembuka hati Arjuna untuk menerima ajaran-ajaran suci

daripadanya supaya membedakan antara jiwa atau rokh dan badan jasmani ini.

120

Page 121: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(11) sribhagavan uvachaasochyan anvasochas tvamprajnavadams cha bhahase

gatasun agatasums chana nusochanti panditah

artinya :

Sri Bagawan berkata:Engkau berduka bagi mereka yang tak patut kau sedihi

Namun engkau bicara tentang budi pekertiOrang budiman tidak akan bersedih

Baik bagi yang hidup maupun yang mati

Dalam versi Kashmir baris kedua dari sloka ini berbunyi pra jnavat na abhibhashase yang berarti: engkau berbicara tidak

sebagai seorang cendikiawan.

(12) na tv eva 'ham jatu na 'sam

na tvam ne 'me janadhipahna chai 'va na bhavishyamah

sarve vayam atah paramartinya :

tidak pernah ada saat dimanaaku, engkau dan para raja ini tidak ada

dan tidak akan ada saat dimanakita berhenti ada, sekalipun sesudah ini

sudah barang tentu yang dimaksudkan Krisna dalam sloka ini "aku, engkau dan para raja" bukanlah badan jasmani, melaikan jiwa yang ada didalam badan jasmani masing-masing, yamng

merupakan bagian terkecil daripada jiwa Alam Semesta. Karena ketidaktahuanlah jiwa individu-individu terbungkus oleh badan

jasmani yang terbatas ini merupakan multi ego, seolah-olah terpisah dari kosmos ego. Jiwa yang telah mencapai kelepasan, bersatu dengan jiwa kosms, atau kosmos ego, sedangkan jiwa

yang tidak menemui kelepasan mengembara dari satu kelahiran ke-kelahiran lain, selalu terkungkung oleh badan jasmani, dalam

bentuk multi ego.

(13) dehino 'smin yatha dehe

kaumaram yauvanam jaratatha dehantarapaptir

dhiras tatra na muhyatiartinya :

121

Page 122: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

setelah memakai badan ini dari masakecil hingga muda dan tua

demikian jiwa berpindah kebadan lainia yang budiman tidak akan tergoyahkan.

Manusia memang ditakdirkan untuk hidup melaui masa kecil, masa muda dan masa tua, serta melalui kelahiran dan kematian

dan tidak langgeng. Tetapi jiwa yang ada didalamnya tidak mengalami perubahan. Hanya jasmaninyalah yang tidak kekal.

(14) matrasparsas tu kauntenya

sitoshnaskhaduhkhadahagamapayino 'nityas

tams titikshasva bharataartinya :

hubungan dengan benda jasmaniah, oh Arjunamenimbulkan panas dan dingin, senang dan duka

dan semua ini datang dan pergi, tidak abadikarena pikullah, wahai Kuntipura.

Sesungguhnyalah sikap senang dan duka ini ditentukan oleh kekuatan dan badan jasmaniah kita. Tidaklahg benar bahwa

seseorang pasti akan bersenang kalau ia mengalami sukses dan bersedih kalau ia menemui kegagalan. Orang dapat mempunyai sikap yang sama sempurna terhadap keduanya; sebab keakuan-lah yang sebenarnya menikmati atau menderita akibat kebiasaan

tersebut. Keakuan ini akan terus berbuat demikian selama jiwa dikungkung oleh badan-jasmani ini, dan tergantung kepada

pengetahuan dan tindakkan jiwa itu sendiri, tetapi apabila jiwa ini mencapai kelepasan, maka kesadaran menjadi terang, dan ia akan menerima segala sesuatunya (panas dan dingin suka dan

duka) dengan tenang dan sempurna, karena ia tahu bahwa semua itu akan datang dan pergi.

(15) yam hi na vyathayanty ete

purusham purusharshabhasamaduhkhasukham dhiram

so 'mritatvaya kalpateartinya :

orang yang tidak tergoyahkan inioh Arjuna, yang tetap dalam duka

dan senang, yang teguh imanpatut hidup kekal abadi

122

Page 123: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

hidup kekal abadi adalah berbeda dengan yang dialami oleh semua mahkluk hidup didunia ini, ia melebihi hidup dan mati,

tidak dihinggapi senang dan duka, panas dan dingin, tidak diganggu oleh segala macam kejadian. Hidup kekal abadi ini

adalah kesempurnaan kesadaran akan satunya jiwa dengan Jiwa Alam Semesta yang langgeng.

(16) na 'sato vidyate bhavo

na bhavo vidyate satahubhayor api drishto 'ntas tv

anayos tattvadarsibhihartinya :

apa yang tiada, tak akan pernah adaapa yang ada tak akan pernah berhenti

keduanya hanya dapat dimengertioleh orang yang melihat kebenaran

perkataan sat berarti ada atau nyata dan saat berarti tiada atau tak nyata. Dalam sloka ini sat dimaksudkan jiwa dan asat adalah badan jasmani. Jadi yang nyata adalah jiwa dan yang tak nyata

adalah badan jasmani, sebab dalam jangka waktu tertentu badan jasmani tidak tinggal sama, dan sebaliknya yang nyata akan

tetap tinggal sama. Seluruh gejala phenomena didunia ini adalah tidak pernah kekal, tiada tinggal sama, sebab itu adalah tak

nyata. Jiwa itulah nyata!

(17) avinasi tu tad viddhi

yena sarvam idam tatamvinasam avyayasya 'syana kashcid kartum arhati

artinya :

ketahuilah yang melingkupi semua initidak dapat dihancurkan

tidak seorangpun dapat dimusnahkanDia, yang tidak mengenal kemusnahan

Perkataan tatam berarti melingkupi, mencakupi. Dia yang melingkupi semua ini adalah Jiwa atau Atman.

(18) antavanta ime deha

nityasyo 'ktah saririnah

123

Page 124: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

anasino 'prameyasya

tasmad yudhyasva bharata

artinya :

badan jasmani yang membungkus Diayang langgeng, tiada terhancurkan

dan tiada terbatas akan habissebab itu bertempurlah, wahai Barata

disini Barata dimaksudkan Arjuna sendiri. Perkataan aprameya berarti tidak terbatas, tidak dapat diukur, dan perkataan sariri

berarti jiwa yang sejati dari tiap individu yang tidak dapat dipikirkan sebab tidak dapat dikenal dengan ilmu pengetahuan

yang biasa.

(19) ya enam vetti hantaram

yas chai 'nam manyate batamubhau tau na vijanito

na 'yam hanti na hanyateartinya :

ia yang mengira Dia sebagai pembunuhdan Dia yang percaya Dia dapat dibunuh

adalah kedua-duanya dungu,sebabDia tidak pernah membunuh dan dibunuh

(20) na jayante mriyate va kadachin

na 'yam bhutva bhavita va na bhuyahajo nityah sasvato 'yam puranona hanyante hanyamane sarire

artinya :

Dia tidak pernah lahir dan matiJuga setelah ada tak'kan berenti ada

Da tidak terlahirkan, kekal, abadi dan selamanyaDia tidak mati dikala badan jasmani mati

Krisna mencoba mengungkapkan kepada Arjuna perbedaan antara jiwa dan bukan jiwa (badan jasmani), yang dalam istilah

Samkhya disebut purusha dan prakriti, dimana jiwaitu tidak mengenal lahir, hadir, tumbuh, berubah, rusak dan mati seperti

benda-benda dan mahkluk hidup biasa.

124

Page 125: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(21) veda 'viasinam nityam

ya enam ajam avyayamkatham sa purusha parthakam ghatayati hanti kam

artinya :

yang mengetahui Dia yang tak termusnahkanlanggeng, tanpa lahir, tidak berubah

bagaimana ia bisa, oh Partamembunuh dan menyuruh membunuhnya?

(22) vasamsi jirnani yatha vihaya

navani grihnati naro 'paranitatha sarirani vihaya jirnanyanyani samyati navani dehi

artinya :

ibarat orang menanggalkan pakaian lamadan mengantikannya dengan yang barudemikian jiwa meninggalkan badan tua

dan memasuki jasmani yang baru

jiwa yang langgeng tidak berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain, tetapi jiwa yang terbelenggu bergerak dari satu badan kebadan yang lain. Tiap kelahiran membawa badan

(anna), hidup (prana) dan pikiran (manah) yang terbentuk daripada materia lam menurut evolusinya dimasa yang kan

datang. Apabila badan jasmani menjadi tua dan hancur, maka manah sebagai pembalut jiwa itu merupakankesadaran baginya untuk berpindah-pindah dari satu badan kebadan lainnya, yang disebut inkarnasi atau numitis. Inkarnasi atau numitis ini adalah

hukum alam, dan hubungan ini adalah objektif dalam evolusi alam semesta.

(23) nai 'nam chhindati sastani

nai 'nam dahati pavakah na chai 'nam kledayanty apo

na soshayati marutahartinya :

senjata tidak dapat melukai Diadan api tidak dapat membakar-Nya

125

Page 126: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

angin tidak dapat mengeringkan Diadan air tidak dapat membasahi-Nya

perkataan Dia dan Nya dalam sloka ini sama dengan jiwa.

(24) achchhedyo 'yam adahyo 'yam

akledyo 'soshya eva chanithyah sarvagatah sthanur

achalo 'yam sanatanahartinya :

dia tidak dapat dilukai, dibakarjuga tidak dapat dikeringkan dan dibasahi

Dia adalah abadi, tiada berubahTidak bergerak, tetap selama-lamanya

(25) avyakto 'yam achintyo 'yam

avikaryo 'yam uchayatetasmad evam viditvai 'nam

na 'nusochitum arhasiartinya :

Dia dikatakan tidak termanisfestasikanTidak dapat dipikirkan, tidak berubah-ubah

Dan mengetahui halnya demikianEngkau hendaknya jangan berduka

Jadi jiwa itu dikatakan mengatasi segala elemen materi, kekal abadi, dan tidak terpikirkan. Oleh karenanya jiwa tidak dapat

menjadi subjek maupun objek daripada tindakan atau pekerjaan. Dengan lain perkataan, jiwa itu tidak terkena akibat daripada perobahan-perobahan yang dialami oleh pikiran, hidup dan badan jasmani. Semua bentuk ini bisa berubah, datang dan

pergi, tetapi jiwa itu tetap langgeng untuk selamanya.

(26) atha chai 'nam nityajatam

nityam va manyase mritamtatha 'pi tvam mahahahonai 'nam schitum arhasi

artinya :

seandainya engkau berpikir bahwadia terus-menerus lahir dan mati

126

Page 127: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

namun, oh Pahlawan Bersenjata Saktiengkau hendaknya jangan berduka.

Perkataan mahabaho berasal dari mahantam babu yasya (tvam) dan berarti "yang bersenjata sakti (perkasa)". Yang dimaksudkan dengan perkataan ini ialah Arjuna sendiri. Dalam sloka ini, demi

untuk argumentasi agar jelas bagi Arjuna, Krisna mempergunakan perumpamaan dari segi jasmaniah, yaitu :

seandainya jiwa ini memang dapat lahir dan mati namun arjuna tidak patut bersedih. Sebab, kalau kedudukan itu sudah

dilenyapkan, maka dosa, neraka dan sorga tidak akan ada lagi kelak sesudah hidup ini.

(27) Jatasya hi dhruvo mrityur

Dhruvam janma mritasya chaTasmad aparriharye 'rtheNa tvam sochitum arhasi

Artinya :

Bagi yang lahir kematian sudahlah tentuBagi yang mati kelahiran adalah pasti

Dan ini tiada terelakanKarenanya engkau tak patut bersedih

Walaupun kematian itu tidak dapat dielakkan, namun tidakla berarti kita harus membenarkan pembenuhan, bunuh diri dan peperangan. Kita tidak bisa dengan sengaja mengharapkan

kematian orang lain dengan alasan bahwa semua orang akan mati. Benarlah hidup ini diakhiri kematian, semua kemajuan akan

lenyap, dan tidak sesuatupun yang tetap kekal dilihat dari segi kesementaraannya, namun kesadaran jiwa yang sempurna dapat menjadi kenyataan, dan perkembangan menuju inti tujuan hanya tergantung pada soal waktu dan kejadian-kejadian kosmos dalam

dunia ini.

(28) avyaktadini bhutani

vyaktamadhyani bharataavyaktanidhananany eva

tatra ka paridevanaartinya :

makluk pada mulanya tidak kelihatanhanya kelihatan pada waktu pertengahan

dan menghilang pada akhirnyakenapa mesti bersedih, oh Batara?

127

Page 128: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Maksud Krisna dalam sloka ini adalah untuk menjelaskan bahwa apa yang dikatakan mahkluk itu, yang pada mulanya dan pada

akhirnya tidak ada, hanyalah merupakan ilusi pada pertengahannya, yamh oleh karenanya tidak boleh dibiarkan

mempengaruhi jiwa kita.

(29) ascharyavat pasyati kaschid enam

ascharyavad vadati tathai 'va cha 'nyahascharyavach chai 'nam anyah srinoti

srutva 'py enam veda na chai 'va kascihitartinya :

ada orang telah melihat kebesan-Nyayang lain bicara tentang keagungan-Nya

juga ada yang mendengar tentang kemuliaan-Nyatetapi tak seorang, setelah mendengar, mengerti-Nya

hanya sedikit sekali yang telah melihat, mendengar dan berbicara tentang dia, karena hanya sedikitlah orang yang merelakan dirinya untuk menjalani disiplin diri, keyakinan

membaja dan merelakan diri berbuat kebajikkan tanpa menharapkan buahnya. Walaupun banyak orang yang

mempunyai keinginan untuk memiliki kebenaran abadi ini, namun mereka menderita kebimbangan dan kelemahan. Biarpun

seandainnya mereka tiada merasa bimbang, namun kebanyakkan daripada mereka tidak sanggup menderitanya

dalam mencari kebenaran tersebut.

(30) dehi nityam avadhyo 'yam

dehe sarvasya bharatatasmat sarvani bhutani

na tvam sochitum arhasiartinya :

penghuni badan setiap orang semuatidak akan dapat dibunuh

karenanya, oh Barata, jangan dukaatau kematian mahkluk apapun

dalam sloka ini Karisna kembali menyatakan betapa jiwa atau Atman itu sebagai penghuni badan jasmani ini tidak bisa

dibunuh. Yang hanya dapat dibunuh adalah badan jasmani, sebab itu krisna menganjurkan kepada Arjuna supaya bertempur

sebagai Ksatria

128

Page 129: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(31) svadharmam api chaa 'vekshya

na vikampitum arhasidharmyad dhi yuddhach chhreyo 'nyat

kshatriyasya na vidyateartinya :

apalagi sadar akan kewajibanmuengkau tidak boleh gentar

bagi ksatria tiada kebahagian lebih besardaripada bertempur menegakkan kebenaran

perkataan swadharma berarti: budi-pekerti pribadi seseorang yang tepat menurut kawajiban hidupnya sendiri

swadharma.Arjuna adalah sebagai kesatria, yang mempunyai tugas kewajiban unytuk bertempur demi kebenaran, yaitu

membela tanah air, bangsa dan agama.

(31) yadrichchhaya cho 'papannam

svargadvaram apavritamsukhinah kshatriyah parthalabhante yuddham irisam

aretinya :

berbaringlah para ksatria, oh Partadapat kesempatan untuk beretempur

tanpa dicari-cari baginyapintu sorga telah terbuka

(32) atha chet tvam imam dharmyam

samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha

hitva papam avapsyasiartinya :

tetapi jika engkau tiada melakukanperang menegakkan kebenaran ini

meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,maka dosa papalah bagimu

(33) atha chet tvam imam dharmyam

samgramam na karishyasitatah svadharmam kirtim cha

129

Page 130: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

hitva papam avapsyasiartinya :

tetapi jika engkau tiada melakukan perang menegakkan kebenaran ini

meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu,mana dosa-papalah bagimu

sesunguhnya yang dimaksudkan dengan perkataan perang dan ksatria dalam sloka-sloka ini adalah mengandung pengertian

yang lebih mendalam dan bersifat spirituil. Perang menegakkan kebenaran disini dimaksudkan lebih dari membela tanah air,

bangsa dan agama.yaitu pergulatan bathin antara yang benar dan yang salah. Mereka yang menghindarinya karena perasaan

palsu, lemah dan takut akan dosa. Demikian pula yang dimaksud dengan ksatria disini bukanlah asal kelahiran atau keturunan

ethnologi melainkan psikophisik seseorang yang memiliki sifat-sifat dan pengertian akan svadharma.

(34) akirtim cha 'pi bhutani

kathayishyanti te 'vyayamsambhavitasya cha 'kirtir

maranad atirihyateartinya :

orangkan terus membicarakan nama burukmudan bagi orang yang terhormat

kehilangan kehormatan sungguh itulebih buruk daripada kematian

(35) bhayad ranad uparatam

mamsyante tvam maharathahyesham cha tvam bahumato

bhutva yasyasi laghavamartinya :

para pahlawan besar akan mengiraengkau, pengecut lari dari pertempuran

dan mereka yang pernah memujaengkau, merendahkan dengan penghinaan

(36) avachyavadams cha bahun

vadishyanti tava 'hitahnindatas tava samarthyam

130

Page 131: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tato dunkhataram nu kimartinya :

banyak caci maki dilontarkan kepadamuoleh mereka musuh-musuhmu

menjelekkan dan menghina kekuatanmu,adakah yang lebih sedih dari itu?

(37) hato va prapsyasi svargam

jitva va bhokshyase mahimtasmad uttishtha kaunteyayuddhaya kritanischayah

artinya :

andaikata tewas, engkau 'kan pergi kesorgaatau kalau menang , engkau 'kan nikmati dunia

maka itu bangkitlah, kunti putrabulatkan tekad, bertempur maju

setelah mengungkapkan kebenaran yang tertinggi, yaitu Jiwa atau Atman, dan ketidak-kekalan badan jasmani,Krisna

selanjutnya dalam sloka-sloka diatas menerangkan tugas kewajiban seorang ksatria, baik dilihat dari segi kebenaran

metaphisika ataupun kewajiban sosial pada umunya. Jelaslah kepada kita, bahwa adalah mungkin untuk mencapai

kesempurnaan yang lebih tinggi dengan jalan melakukan tugas-kewajiban kita atas dasar kebenaran.

(38) sukhaduhkhe same kritva

labhalabhau jayajayautato yuddhaya yujyasva

nai 'vam papam avapsyasiartinya :

dengan menganggap suka dan dukalaba rugi, menang dan kalah, sama

kemudian terus maju bertempurengkau tiada melakukan dosa

walaupun Arjuna telah menyatakan bahwa ia tidak menginginkan kemenangan, kesenangan duniawi dan kekuasaan yang tidak

terbatas (seperti dalam sloka I.32 dan II.8), namun Krisna disini bermaksud untuk menjelaskan suatu methode dan bukan

mengharapkan agar dia menginginkankan sorga dan kebahagian duniawi, dan bhwasannya hanya dengan semangat dan

131

Page 132: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

keyakinan yang menyatakan suka dan duka, menang dan kala itu sama, maka Dia dapat melakukan tugas kewajibannya dalam

situasi dimana ia berada dengan tanpa ikatan pada keinginan memperoleh hasilnya. Dengan jalan demikian Karma dapat dilaksanakan dengan tanpa menambah bebanya, dan jalan

menuju kelepasan dapat ditempuh.

(39) esha te 'bhihita samkhye

buddhir yoge tv imam srinubuddhya yukto yaya paarthakarmabandham prahasyasi

artinya :

itulah bagimu ajaran Sankhyadan kini dengarkanlah ajaran yoga

bila engkau bersedia menerimanya, oh Partaengkau akan terlepas dari ikatan Karma

dalam Bab ini ada dua bagian yang terpisahkan walaupun sesungguhnya kedua bagian tersebut merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu bagian pertama mengandung ajaran-ajaran Sankhya dan bagian kedua berisikan ajaran-ajaran

yoga. Dalam ajaran Sankhya. Krisna mengungkapkan kepada Arjuna pengertian tentang jiwa, atau purusha, atau Atman, yang

mengatasi segala element materiil, kekal-abadi dan yang berbedah dengan badan jasmaniah yang tidak kekal atau selalu

berubah-ubah;ajaran yoga, atau lebih jelasnya Karmayoga, menguraikan pengetahuan tentang Atman yang tidak dapat dimusnahkan dan kekal abadi yang harus diterapkan kepada

sikap, tindakkan dan kerja yang nyata untuk membebaskan-Nya dari ikatan kelahiran dan kematian. Sikap, tindakkan dan kerja yang bagaimana?. Yaitu sikap, tindakkan dan kerja yang tidak

mempunyai motif kepentingan diri pribadi dan tidak mengharapkan hasilnya.

Karmayoga adalah ajaran-ajaran yang mengungkapkan agar Atman dibebaskan dari ikatan karmabandham (ikatan hasil kerja)

Dalam bagian kedua bab ini (slika-sloka berikutnya). Krisna menguraikan kepada Arjuna bagaimana Yoga itu harus

dilaksanakan dalam prakteknya.

(40) ne 'ha 'bhikramanaso 'sti

pratyavayo na vidyatesvalpam apy asya dharmasya

132

Page 133: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

trayate mahato bhayatartinya :

dalam hal ini tiada hal sia-siatiada rintangan tidak teratasiwalau sedikit dari dharma ini

akan membebaskan cengraman ngeri

dalam Karmayoga setiap sikap, tindakkan dan kerja tidak ada yang hilang dan sia-sia, dan semua usaha akan meninggalkan

nilai kebersihan dan kesucian jiwa setiap individu yang melaksanakan sikap, tindakan dan kerjanya benar-benar tanpa motif kepentingan diri pribadi dan harapan akan buah hasilnya. Tetapi sebaliknya, apabila sikap, tindakkan dan kerja semata-mata penuh didasarkan atas motif kepentingan diri sendiri dan mengharapkan akan buah dan hasilnya, maka skumulasi karma akan terus bertambah dan ikatan kelahiran dan kematian akan bertambah kuat. Inilah yang dimaksudkan dengan cengkraman

ngeri (mahato bhayat).,

(41) vyasayatmika buddhir

eke 'ha kurunandanabahusakha by anantas chaboddhayo 'vyavasayinam

artinya :

yang pikirannya bulat, kurunandanamenjurus kearah satu tujuan

tetapi yang masih ragu-ragu, pikirannyabercabang dan tiada habis-habisnya

pikiran bulat, diarahkan menuju suatu tujuan membutuhkan latihan dan konsentrasi yang harus dipertumbuhkan.

(42) yam imam pushpitam vacham

pravadanty avipaschitahvedavadaratah partha

na 'nyad asti 'ti vadinahartinya :

kata-kata muluk dan menarikdiucapkan oleh orang-orang munafik

menikmati apa yang tersurat dalam Vedadan berkata "tiada lain hanya ini!", oh Parta

133

Page 134: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(43) kamatmanah svargapara

janma karma phala pradamkriya visesha bahulam

bhogaisvaryagatim pratiartinya :

nafsu pribadi dan sorga jadi tujuanmemberikan inkarnasi sebagai pahal

dan mereka mengajarkan aneka warna upacarauntuk memperoleh kenikmatan dan kekuasaan

dalam kedua sloka tersebut diatas. Krisna menunjukkan kepada Arjuna kekeliruan orang-orang yang mengatakan dirinya guru dengan mengajarkan pengikut-pengikut memperoleh pahala, kesenangan+kekayaan+kekuasaan, dengan jalan upacara-

upacara beraneka warna seperti tercantum dalam kitab-kitab suci Weda. Ini bukanlah dimaksudkan oleh Krisna.

(44) bhogaisvarya prasaktanam

taya 'pahritachetasamvyavasayatmika buddhihsamadhau na vidhiyate

artinya :

mereka yang pikirannya terpengaruhikeinginan akan kenikmatan dan kekuasaan

terjebak oleh ajaran-ajaran demikiantak terpusatkan, tidak patut untuk samadi

dengan perkataan samadhi dimaksudkan pemusatan pikiran kepada kesadaran akan adanya Brahman (Yang Langgeng dan

Maha Tahu) yang diperoleh dengan jalan meditasi terus-menerus dan mendalam. Orang yang pikirannya selalu diburu oleh

kekayaan, kenikmatan dan kekuasaan tidak mungkin dapat dipusatkan. Oleh karenanya tidak mungkin dapat bersamadhi.

(45) traigunya vishaya veda

nistraigunyo bhava 'rjunanirdvandvo nitya sattvastho

niryogakshema atmavanartinya :

Veda menguraikan tentang triguna, ArjunaBebaskan dirimu daripadanya, juga dari dualisme

134

Page 135: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Pusatkan pikiranmu kepada kesucianLepaskan dirimu dari duniawi, bersatu dengan Atman

Yang dimaksudkan dengan triguna adalah sattva, rajas dan tamas,sedangkan guna berarti sifat, atribut dan karakter

daripada prakriti atau alam atau badan jasmaniah. Dalam hal ini Krisna hendak menjelaskan kepada Arjuna bahwa prakriti atau

benda jasmaniah memiliki tiga sifat, antribut dan karakter, yaitu sattva, rajas dan tamas. Sattva berarti sifat, antribut dan

karakter yang cerdas, terang bersih, bahagia, tenang. Rajas berarti sifat, atribut dan karakter yang lincah, campur baur,

bernafsu, susah, gelisah. Tamas berarti sifat, atribut dan karakter yang tolol, gelap, kotor, pulas dan mati. Jadi benda atau badan

jasmaniah ini memiliki salah satu daripada guna tersebut.

Krisna mengharapkan agar Arjuna membebaskan diri daripada ketiga (tri) macam guna tersebut diatas, atau dengan perkataan

lain, membebaskan dirinya daripada ikatan sifat, atribut dan karakter badan jasmaniah ini. Juga ikatan dari dualisme, yaitu

baik dan buruk, senang dan suka, panas dan dingin dan sebagainya.

(46) yavan artha udapane

sarvatah samplutodaketavan sarveshu

brahmanasya vijanatahartinya :

seperti sebuah kolam didaerah banjirdigenang air dimana-manademikian kitab suci Veda

bagi brahmana yang arif-bijaksana

dalam sloka ini Krisna memberikan suatu perbandingan bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang atman pada

dirinya, maka tiada perlu lagi baginya melakukan persembahyangan dan upacara-upacara seperti tercantum

dalam kitab-kitab suci Weda, seperti halnya kalau sudah ada air dimana-mana maka tidak dibutuhkan lagi untuk membuat kolam.

(47) karmany eva dhikaras te

ma phaleshu kadachanama karmaphala hetur bhurma te sango 'stv akarmani

artinya :

135

Page 136: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kewajiban kini hanya bertindakbekerja tiada mengaharapkan hasil

jangan sekali phala menjadi motifmujangan pula bediam diri jadi tujuaanmu

dalam sloka ini bukanlah dimaksudkan bahwa "bekerja tanpa mengharapkan hasil", orang lalu bersikap ingkar dari segala

tujuan bekerja, seperti digambarkan dalam contoh berikut ini : seorang petani yang dengan rajin mengerjakan sawahnya, ketika

padinya telah menguning dan masak dituai, karena mengharapkan hasilnya, ia sendiri lalu membakar habis padinya.

Bukan ini yang dimaksudkan! Tujuan yang tertinggi dari seseorang adalah bekerja dan bertindak untuk melepaskan jiwanya menuju pembebasab abadi, bersatu dengan Atman.

Berdiam-diam atau masa bodo terhadap kewajiban dan tanpa bertindak atau bekerja adalah juga bukan dimaksudkan. Sebab, baik bekerja dengan mengharapkan pahalanya maupun masa bodo terhadap kewajiban kedua-duanya berarti membiarkan

yang tidak habis-habisnya.

(48) yogasthah kuru karmani

sangam tyaktva dhanamjayasiddhyasiddhyoh samo bhutva

samatvam yoga uchyateartinya :

pusatkan pikiranmu pada kesucianbekerjalah tanpa menghiraukan pahala, Dananjaya

tegaklah pada kesuksesan maupun kegagalansebab, keseimbangan jiwa adalah yoga

perkataan samatvam berarti penguasaan diri, keseimbangan jiwa. Dia yangdsapat menguasai dirinya, memiliki keseimbangan jiwa, menundukkan rasa peka, amarah, ambisi dan keangkuhan.

(49) durena hy avaram karma

buddhi yogad dhanamjayabuddhau saranam anvichchha

kripana phala hetevahartinya :

rendahlah derajat kalau hanya kerjatanpa disiplin budi, oh Dananjaya

136

Page 137: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

serahkanlah dirimu pada Yang Maha TahuKasihan yang mengharap pahala dari kerja.

(50) buddhi yukto jahati 'ha

ubhe sukrita dushkritetasmad yogaya yujyasvayogah karmasu kausalam

artinya :

orang yang bersatu dengan budi sucibersikap bebas terhadap baik dan kejioleh karenanya, laksanakanlah yoga

sebab yoga-lah mahatahu dalam kerja

orang yang mengerti karmayoga mencapai status yang lebih tinggi dimana ia terbebas dari dualisme, baik dan buruk. Ia tiada lagi mempunyai motif pribadi atas segala kerja yang dilakukan,

dan oleh karennya ia terbebas dari sgala keburukkan dan kejahatan. Pikirannya seimbang, bening, tiada lagi diwarnai oleh

sifat, atribut dan karakter yang dimiliki badan jasmaniahnya.

(51) karmaja buddhiyukta hi

phalam tyaktva manishinahjamabandha vinirmuktah

padam gachchanty anamayamartinya :

orang yang jiwanya bersatu dengan Yang Maha Tahutiada lagi mengharapkan pahala dari kerjannya

membebaskan diri dari ikatan kelahiranmencapai tempat dimana duka nestapa tiada

orang yang terlepas dari ikatan kelahiran dan mencapai tempat yang tenang dimana tidak terasa lagi duka-nestapa disebut

moksha. Moksha tidak pula dicapai walaupun seseorang masih hidup didunia kita ini, Moksha ini adalah kelepasan.

(52) yada te mohakalilam

buddhir vyatitarishatitada gantasi nirvedam

srotavyasya srutasya chaartinya :

137

Page 138: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

apabila pikiranmu telah terbebakandari bayangan ilusi duniawi

engkau akan bersikap netral padaapa yang engkau telah dengar da akan dengar nanti

(53) srutivi pratipanna te

yada sthasyati nischalasamadhav achala buddhis

tada yogam avapsyasiartinya :

bila pikiranmu, yang dikacaukan srutitenang tidak tergoyahkan lagi

tetap seimbang dalam samadhiitu berarti engkau mencapai yoga

kata-kata srotavya sruta dan sruti dalam kedua sloka diatas ini berarti : apa yang telah didengar, apa yang harus didengarkan

dan apa yang telah didengarkan. aDapun yang dimaksud dengan sruti (apa yang sedang didengarkan) dalam sloka diatas adalah

kitab-kitab suci Weda. Bagi orang yang telah mencapai kesadaranjiwa dan telah menyerahkan dirinya kepada Atman,

maka ia tiada lagi membutuhkan kitab-kitab suci. Ia telah berada ditingkat yang lebih diatas daripada itu.

(54) arjuna uvacha:

sthitaprajnasya ka bhashasamadhisthasyta kesava

shitadhih kim prabhashetakim asita vrajeta kim

artinya :

Arjuna bertanya:Apakah tandanya orang arif-bijaksanadan Dan teguh iman untuk samadi, Oh kesawa

Betapa pula caranya berbicaraCara duduk, atau berjalan?

Dalam sloka ini ada dua hal yang ditanyakan oleh Arjuna kepada Arjuna. Pertama, Arjuna ingin menegetahui bagaimana ciri-

cirinya seseorang yang telah meyerahkan dirinya kepada Atman dikala ia bersamadi. Kedua, Arjuna ingin mengetahui betapa pula pengaruh kesadaran jiwanya terhadap tindak tanduk dan sikap

hidupnya sehari-hari. Kesawa = Krisna.

138

Page 139: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(55) sribhagavan uvacha:prajahati yeda kaman

sarvan partha manogatanatmany eva 'tmana tushtahsthitaprajnas tado 'chyate

artinya :

Sri Bagawan berkata:Jika seseorang dapat melenyapkan, oh Parta

Segala nafsu yang timbul dalam hatinyaDan puas hanya dengan baktinya kepada Atman

Maka ia disebut orang teguh beriman

Perkataan kamah berarti segala macam nafsu yang dapat memuaskan pancaindria manusia. Orang yang selalu ingin

memuaskan nafsunya, selalu berusaha memburu sasarannya, objeknya. Sesungguhnya orang yang dalam keadaan demikian,

bukannya nafsunya yang terkejar, melainkan hatinya tertangkap oleh objek nafsunya, tidak ubahnya sebagai ular yang dibungkus kulitnya sendiri. Jadi, orang yang dapat melepaskan dirinya dari hawa nafsu, dikatakan sebagai ular yang mengelupas kulitnya.

(56) duhkheshv anudvignamanah

sukheshu vigatasprhahvita raga bhaya krodha

sthitadhir munir uchyateartinya :

yang tidak sedih dikala dukatidak melonjak kegirangan dikala bahagai

bebas dari nafsu, takut dan amarahia disebut orang suci teguh beriman

perkataan muni berarti orang yang sedang bersamadi. Nafsu, takut dan amarah adalah godaan yang jahat terhadap jiwa

seseorang, sedangkan suka dan duka merupakan komponen daripada nafsu. Orang yang telah memutuskan dalam hatinya untuk melakukan meditasi dan berusaha melepaskan diri dari nafsu, takut dan amarah, lambat laun tiada lagi merasakan

akibat daripada suka dan duka. Dan pada suatu saat ia merasakan duka dan duka itu adalah sama. Pada waktu itulah ia telah dapat menguasai dirinya, menguasai godaan nafsu, takut

dan amarah yang mulanya telah mengepung dia.

(57) yah sarvatra 'nabhisnehas

139

Page 140: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tat-tat prarya subhasubham

na 'bhinandati na dveshti

tasya prajna pratishthita

artinya :

yang tidak keinginan apapun juatiada lagi hiraukan senang atau duka

walau kebahagian atau kesedihan dihadidinamakan memiliki kesimbangan jiwa

apabila kebahagian yang dihadapi, hendaknya jangan berlaku dipuji-puji, demikian pula sebaliknya kalau kesedihan yang

dihadapi, hendaknya jangan dimaki-maki setengah mati. Ibarat bunga mekar dan kemudian layu, hendaknya diterima seadanya,

jangan hanya diwaktu mekar disanjung-sanjung, tetapi dikala layu dibuang, ditendang jauh-jauh. Demikianlah orang memiliki keseimbangan jiwa menghadapi suka dan duka itu dengan sikap

yang sama.

(58) yada samharate cha 'yam

kurmo 'ngani 'va sarvasah

indriyani 'ndriyarthebhyas

tasya prajna pratishthita

artinya :

ibarat penyu menarik kaki kedalam tubuhnyaia menarik semua pancaindrianyadari segenap objek keinginannya,

demikian jiwanya mencapai keseimbangan

(59) vishaya vinivartante

niraharasya dehinah

rasavarjam raso 'py asya

param drishtva nirvartate

artinya :

140

Page 141: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

orang dapat mengekang hawa nafsunyadan seleranya lenyap, tapi kerinduaanya tetap

dan kerinduan ini pun akan lenyapbila Yang Maha Tahu menampakkan dirinya

hawa nafsu memang mungkin dapat dikekang dan objek keinginan akan dilenyapkan, dibuang jauh-jauh. Tetapi orang

yang dapat mengekang hawa-nafsunya, belum tentu menyapu kerinduaan terhadap objek keinginannya dari dalam hatinya.

Maka itu, pengekangan tidak saja terhadap pancaindria, tetapi juga terhadap jiwa, sehingga jiwa itu bersatu dengan Atman. Dan

bila jiwa berdatu dengan Atman, maka Yang Maha Tahu akan menampakkan diri-Nya.

(60) yatato hy api kaunteaya

purushasya vipaschitah

indriyani pramasabham manah

artinya :

walaupun ia adalah seorang budimantelah berusaha sekuat tenaga, Kuntiputra

namun pancaindrianya yang liarakan menyeret jiwanya dengan paksa

(61) tani sarvani samyamyam

yukta asita matparah

vase hi yasye 'ndriyani

tasya prajna pratishtthita

artinya :

setelah dapat menguasai semua ituia harus duduk memusatkan pikiran pada-Ku

sebab, yang dapat mengendalikan pancaindrianyadinamakan memiliki keseimbangan jiwa

ku dalan sloka ini adalah sama dengan Yang Maha Tahu dalam sloka 59. Disini Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa tanpa

pemusatan pikiran dan pengabdian jiwa terhadap Brahman (Yang Maha Esa), segala usaha seseorang akan sia-sia. Disiplin jiwa, bukan hanya pemusatan pikiran dan pengekangan hawa nafsu

141

Page 142: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tetapi juga harus disertai dengan kemauan keras dan pengabdian yang terus-menerus.

(62) dhyayato vishayan pumsah

sangas teshu pajayatesangat samjayate kamah

kamat krodho 'bhijayate

artinya :

bila orang memikirkan duniawi selalumaka keinginan daripadanya lahirdan keinginan ini timbulah nafsu

dan dari nafsu itu bangkitlah amarah

nafsu adalah kekuatan lahiriah yang tidak ada bandingannya. Orang bisa mencapai kemegahan dan kemewahan setinggi langit

justru karena nafsu tiu. Demikian pula orang bisa terpelanting dan terjerumus kedalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Dan

nafsu yang tidak mencapai sasarannya menimbulkan marah yang berkobar-kobar. Nafsu pasti menimbulkan ketenangan dan

keseimbangan jiwa.

(63) krodhad bhavati sammohah

sammohat smritivibrahramah

smritibrahmsad biddhonaso

buddhinasat pranasyati

artinya :

dari amarah timbulah kebingungandari kebingungan hilang ingatan

hilang ingatan menghancurkan pikirankehancuran pikiran membawa kemusnahan

seperti dijelaskan dalam sloka terdahulu, hawa nafsu membangkitkan amarah. Dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwa amarah adalah pangkal kemerosotan psiko seseorang.

Emosi kemarahan ini menyeret jiwa seseorang kedalam kebingungan ini membungkus inteleknya. Sehingga kekuataan

pikiran yang dipancarkan oleh intelek ini tertutup. Secara psikologis, orang itu dikatakan hilang ingatan. Hal ini dikuti oleh

142

Page 143: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kekusutan (kehancuran) pikiran. Pikiran yang kusut tidak lagi mempunyai kekuatan membedakan dan tidak pula rasional.

Pikiran yang tidak rasional inilah meluruskan jalan keruntuhan moral. Inilah yang dimaksudkan kemusnahan seseorang

bukanlah ia lalu mati dalam artian jasmani, sebab kenyataan lahiriah biasa menunjukkan bahwa orang yang hidup penuh

diliputi hawa nafsu sehari-hari kelihatan segar bugar.

Demikianlah Krisna menguraikan degradasi atau kemerosotan moral itu yang pankal mulanya berasal dari pikiran, yang secara

halus dan tidak sadar menyusup kedalam jiwa.

(64) raga dvesha viyuktais tu

vishayan indriyais charan

atmavasyair vidheyatma

prasadam adhigachchati

artinya :

tetapi orang yang teguh berimanwalau hidup ditengah-tengah benda duniawi

tetap menguasai nafsunya, bebas dari suka & bencimencapai kedamaian dalam jiwanya

(65) prasade sara duhkhanam

hanir asyo 'pajayate

prasanna chetaso hy asu

buddhih paryavatishthate

artinya :

dalam jiw ayang bersih heningsegala derita-kesengsaraan jadi sirnapikiran orang berjiwa bersih demikianbersemayam teguh dalam ketenangan

demikian orang yang membebaskan dirinya dari macam gangguan emosi lambat-laun mencapai keseimbangan yang

cocok benar untuk samadi.

(66) na 'sti buddhir ayuktasya

143

Page 144: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na 'cha 'yuktasya bhavana

na 'cha 'bhavayatah santir

asantasya kutah sukhan

artinya :

yang melepas hawa-nafsu, tak punya kekuatan jiwajiwa lemah tidak dapat memusatkan pikiran

tanpa pemusatan pikiran tak mungkin ada ketenangandan tanpa ketenangan , dimanakah ada kebahagian?

(67) indriyanam hi charatam

yan mano 'nuvidhiyate

tad asya harati prajnam

vayur navam iva 'mbhasi

artinya :

bila pikiran hanyut dalam pancaindriapenegertian baik juga terbawa olehnya

ibarat angin topan melandaperahu hanyut dalam samudera

kontras dengan sloka 64. Dalam sloka ini dijelaskan betapa posisi seorang yang berpikiran dan pengertian baiknya terbawa hanyut oleh nilai-nilai keinginan pancaindrianya. Keinginan atau hawa-nafsu yang selalu bergerak dengan kuatnya (bila orang tiada

teguh iman) dapat mnegombang-ambingkan jiwa, seperti diibaratkan sebuah perahu dalam sloka ini.

(68) tasmad yasya mahabaho

ningrihitani sarvasah

indriyani 'ndriyarthebhyas

tasya prajna pratishthita

artinya :

karenanya orang yang dapat mengendalikanpancaindriannya dari segala nafsunya

144

Page 145: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

objek keinginannya, oh Mahabahuialah jiwanya, mencapai keseimbangan

ini bukanlah berarti bahwa pancaindria itu dapat diputuskan dari nafsu dan objek keinginan seseorang. Ia hanya dapat

dikendalikan dan ditaklukan oleh kemauan jiwa yang kuat. Mahabahu berarti: yang bersenjata perkasa (sakti) dan yang

dimaksudkan adalah Arjuna (lihat sloka 26). Disini dimaksudkan : arjuna yang bersenjatakan memtal yang perkasa.

(69) ya nisa sarvabhutanam

tasyam jagarti samyami

yasyam jagrati bhutuni

sa nisa pasyato munch

artinya :

apa yang gelap bagi mahkluk sekalianadalah terang bagi m yang mengetahui Atman

apa yang siang bagi mahkluk sekalianadalah malam bagi yang mengetahui Atman

bagi orang dan mahkluk lainnya kebenaran abadi adalah gelap, tetapi bagi Munu (yaitu orang yang mengetahui Atman),

kebenaran abadi adalah terang benderang. Ia dapat melihat apa yang masih gelap bagi orang biasa. Demikianlah perbedaan

pandangan orang biasa dengan orang yang mengetahui Atman terhadap kebenaran abadi dalam hidup ini.

Selanjutnya, bagi orang biasa siang hari adalah waktu untuk melakukan segala macam aktivitas untuk mencapai kesenangan

hidup dalam dunia ini : tetapi bagi Muni kebahagian ini hanya dapat diperoleh diwaktu malam sepi, dimana hiruk-pikuk dan sktivitas manusia sudah tidak ada lagi, hal mana yang sangat cocok untuk melakukan samadi. Jiwanya terjaga dikala orang

biasa membangunkan panca indrianya bagi segala objek hawa-nafsu dalam hidup ini.

(70) apuryamanam achala pratishtham

samudram apah pravisanti yadvad

tadvad kama yam pravisanti sarve

145

Page 146: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sa santim apnoti na kamakami

artinya :

ibarat sungai mengaliri samuderawalau tetap diisi air namun tetap tenang

demikian orang berjiwa tenang mencapai kedamaiantetapi bukan orang yang melepas hawa-nafsu

samudera yang luas tidak terpengaruh sama sekali oleh aliran air dari beribu-ribu sungai yang bermuara ditepinya. Demikianlah

halnya orang yang telah menemukan kedamaian dalam jiwanya tidak terpengaruh oleh reaksi-reaksi jahar dari nafsu yang

dihasilkan oleh objek kesenangan duniawi yang silih berganti melintas depanya selama hidupnya didunia ini.

(71) vihaya kaman yah sarvan

pumams charatinihhsprihah

nirmamo nirahamkarah

sa santim adhigachchati

artinya :

orang yang mengenyahkan semua nafsunyadan melangkah bebas tanpa keinginan

enyah dari perasaan "aku" dan "punyaku"mencapai kedamaian dalam jiwanya

(72) esha brahmi sthitih partha

nai 'nam prapya vimuhyati

sthitva 'syam antakale ;pi

brahmanirvanam richchhati

artinya :

inilah tingkat kesucian, oh Partadia yang telah sampai ditingkat iniwalau maut tiba, tiada bingung lagi

dan mencapai nirwana bersatu dengan Brahman

146

Page 147: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

orang yang telah melemparkan jauh-jauh hawa nafsu, tiada lagi mempunyai keinginan dan perhitunagn akan sesuatu untuk

kebesaran atau keagungan dirinya sendiri. Ia tiada lagi mempunyai rasa ke-aku-an dan tiada memiliki benda jasmaniah

sebagai kepunyaannya.

Dalam keadaan demikianlah ia disebut mencapai samtim, kedamaian, yaitu lenyapnya semua suka dan duka dalam

kehidupan didunia kita ini.

Didalam evolusinya, ia lalu mencapai nirvana, kesempurnaan. Dalam kitab suci Dhammapada, Gautama Budhha menjelaskan

seperti berikut : "kesehatan adalah keberuntungan yang terbesar, kepuasan (dalam kesederhanaan) adalah kekayaan yang paling melimpah-limpah, keyakinan adalah kawan sejati dan nirwana adalah kebahagian yang tertinggi". Inilah artinya

nirwana.

Oranng yang mencapai nirwanaadalah mencapai tempat Brahman Yang Maha Tunggal, Yang Absolut, Jiwa Yang Maha

Agung, dan tinggal selam-lamanya distu bersama-Nya. Tempat ini disebut Brahmanirwana.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayamYogasastre srikrishnarjuna samvade

Samkhyayogo nama dvitiyo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kedua Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu penegtahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yng berjudul SMKHYAYOGA

147

Page 148: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB 4

III. PERCAKAPAN KETIGA

KARMAYOGA

Arjuna bertanya bhwasanya kalau memang benar ilmu pengetahuam lebih mulia daripada tindakkan (kerja), mengepa harus melakukan tindakan-tindakan kejam membunuhi sanak

keluarga?. Dalam bab ketiga ini Krisna memberi jawaban : tindakan (kerja) adalah merupakan hukum alam.

Bekerja seperti telah diwajibkan dengan kebaktian dan pengabdian kepada Brahman, tanpa megharapkan keuntungan

pribadi demi kesejahteraan dan kebahagian sesama umat manusia. Dan melakukan kewajiban sendiri walaupun dengan

tidak sempurna lebih baik daripada kewajiban orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Inilah disiplin hidup.

Tindakkan digerakkan oleh hukum-alam ini dan bukan oleh jiwa yang ada dalam badan jasmaniah ini. Sifat alam menimbulkan amarah dan nafsu yang dapat menyebabkan orang terikat oleh

keinginan akan pahala kerja.

Maka itu, janganlah sampai tertipu oleh sifat alam ini, tetapi berhenti bekerja berarti melawan hukum alam dan dunia kan

hancur.

Tunjukkanlah segala tindakkan kepada Brahman, bebas dari keinginan nafsu dann ke-aku-an, enyahkan rasa gentas dan

bertempur, beri contoh kepada yang lebih bodoh!

IV. Percakapan Ketiga

(1) arjuna uvacha:

iyayasi chet karmanas te

mata buddhir janardana

148

Page 149: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tat kim karmani ghore mam

niyojayasi kesava

artinya :

Arjuna bertanya:Wahai Janardana, kalau Engkau berpikir

Bahwa ilmu pengetahuan lebih mulia dari tindakkanMelakukan tindakkan kejam ini, oh kesava?

(2) vyamsrene 'va vakyena

buddhim mohayasi 'va me

tad ekam vada nischita

yana sreyo 'ham apnuyam

artinya :

uraian-Mu agak kacau membingungkan pikirankudari itu, katakanlah kepadaku dengan pastisatu-satunya jalan yang dapat kutempuh

untuk mencapai kebahagian abadi

arjuna berpendapat bahwa berperang, bertempur saling bunuh-membunuh adalah ghore, kejam, buas dan kasar. Walaupun bagi seorang ksatria membunuh dalam peperangan itu adalah suatu

kewajiban, namun Arjuna menolak untuk berbuat demikian sebab hatinya tiada tega melakukan kekejaman tersebut, apalagi

untuk membunuh anak kandangnya sendiri.

Uraian Krisnadalam Bab II tiada mudah ditangkap oleh Arjuna, yang menyebabkan ia salah mengerti. Ia bertambah bingung

menangkap ajaran krisna seolah-olah Sri Bagawan menyatakan bahwa bekerja untuk memperoleh penghargaan adalah lebih

rendah derajatnya daripada bekerja tanpa keinginan dan kepentingan pribadi, dan ilmu pengetahuan tanpa tindakkan

adalah lebih baik daripada tindakkan atau kerja.

Kalau memang cara ilmu pengetahuan lebih baik untuk mencapai kebahagian abadi daripada kerja? Lebih-lebih tindakan

untuk membunuh dalam peperangan. Demikian pertanyaan Arjuna, dan ia mengharapkan benar-benar petunjuk yang pasti

dari Guru-nya.

149

Page 150: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(3) sribhagavan uvacha:

loke 'smin dvividha nishtha

pura prokta maya 'nagha

jnanayogena samkhyanam

karmayogena yoginam

artinya :

Sri Bagawan berkata:Telah kukatakan sejak dahulu, oh Anagha

Ada dua disiplin dalan hidup iniJalan ilmu penegtahuan bagi cendikiawan

Jalan tindakkan, kerja bagi karyawan

Seperti dalam ilmu-psikologi dewasa ini, Krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwa memang pada umumnya ada dua macam

pencari kebenaran abadi ini, yaitu mereka yang mencari kebenaran abadi dengan jalan ilmu pengetahuan dan

kerohanian, dan mereka yang mencari kebenaran dengan jalan pengabdia dan kerja sehari-hari tanpa menghitung-hitung pahala yang akan diperoleh. (anagha seperti orang yang tidak bersalah; disini dimaksudkan Arjuna, sebab ia belum mengerti). Baik orang

menempuh jalan tersebut memberi effek yang sama terhadap usaha mencapai kebahagian abadi itu. Kedua jalan tersebut

tidaklah ekslusif sama sekali, melainkan pada suatu tingkatan usaha, kedua-duanya isi-mengisi.

Kedua-dua jalan itu sama nilainya. Jalan kerja ditempuh oleh orang biasa dalam kehidupannya sehari-hari, sedangkan jalan ilmu pengetahuan ditempuh oleh mereka yang jiwanya telah

diterangi dengan ajaran-ajaran kerohanian.

(4) na karmanam anarambhan

naishkarmyam purusho 'snute

na cha samnyasanad eva

siddhim samadhigachchhati

artinya :

150

Page 151: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

orang tidak akan mencapai kebebasankarena diam tiada bekerja,

juga ia tak-kan mencapai kesempurnaankarena menghindari kegiatan kerja

memang ada anggapan bahwa untuk mencapai kebebasan, orang harus menghentikan segala kerja dan kegiatan lainnya,

agar bebas sama sekali dari hasil kerja tersebut. Demikian pula untuk mencapai kesempurnaan, orang hasrus menghindari

segala kegiatan kerja, agar pahala tidak mendatangkan, seperti halnya aksioma yang mengatakan ada saksi pasti ada reaksi. Jadi

ada kerja pasti ada hasilnya, baik atau buruk.Bukankah itu yang dimaksudkan Krisna! Kebebasan yabg

dimaksudkan adalah bukan bebas tanpa kerja, melainkan bebas dari ikatan belenggu kerja itu sendiri. Dan kesempurnaan yang

dimaksudkan adalah bukan menghindari kegiatan kerja, melainkan menghindari nafsu keinginan untuk memperoleh

pahala daripada hasil kegiatan kerja itu sendiri.

(5) na hi kaschit kshanam api

jatu tishthaty akarmakrit

karyate hy avasah karma

sarvah parkkitijair gunaih

artinya :

tidak seorang pun tidak bekerjawalaupun untuk sesaat jua

karena dengan tiada berdaya manusiadibuat bertindak oleh hukum alam

selama manusia hidup didunia ini, ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakkan atau kerja. Berfikir adalah suatu tindakkan kerja. Berjalan, berbuat sesuatu dan sebagainya adalah suatu

tindakkan atau kerja. Orang tidak akan dapat menghindarinya, ia tidak bisa lari dari tindakkan ini, dari sifat atau hukum prakriti

(alam, benda jasmaniah).

Hanya dia yang mengetahui atman bisa terbebas dari belenggu nafsunya, tidak mengetahui Atman dan akan selalu dibelenggu

oleh hukum alam ini.

(6) karmendriyani samyamya

151

Page 152: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ya aste manasa smaran

indriyarthan vimudhatma

nithyadharah sa uchyate

artinya :

yang duduk, mengontrol pancaindrianyatetapi pikirannya terus mengenang kenikmatan,

sebenarnya bingung, menipu dirinyadan dinamakan seorang hipokrat

orang munkin menutup matanya supaya tidak melihat yang indah-indah atau cantik-cantik, orang mungkin menutup

mulutnya supaya tidak makan yang enak-enak atau nikmat-nikmat, tetapi kalau membiarkan pikirannya dan keinginannya tidak terkontrol, maka ia gagal dalammeresapkan arti disiplin

hidup ini. Demikian pula, orang mungkin dapat menahan pikiran dab keinginannya, tetapi kalau membiarkan alam pancaindrianya (mata, mulut, telinga dan sebagainya) berkeliaran, maka ia tidak

mengerti sesungguhnya apa arti disiplin hidup ini.

Pengekangan alat pancaindria adalah sebagai pendahuluan daripada kontrol pikiran dan keinginan, atau dengan perkataan lain, kontrol jasmaniah adalah pendahuluan daripada kontrol

rokhaniah.

(7) yas tv indriyani manasa

niyamya 'rabhate 'rjuna

karmendriyaih karmayogam

asaktah sa visihyate

artinya :

tetapi orang yang dapat mengendalikanpancaindrianya dengan pikiran, oh Arjuna

dan bekerja tanpa mementingkan diriia itu adalah orang utama

pengendalian pancaindria oleh pikiran perlu sekali untuk membersihkan jiwa dari hawa-nafsu dan keinginan. Pengontrolan

alat pancaindria bukanlah berarti menghentikan kegiatan atau tindakkan dan kerja. Pengendalian atau pengontrolan ini penting

152

Page 153: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sekali bagi pemusatan pikiran untuk menjuruskan segala kegiatan dan pancaindria kearah tindakkan dan kerja yang baik

dan benar.

Dengan tindakkan dan kerja yang baik dan benar selanjutnya pikiran dapat dipusatkan untuk pekerjaan dan pengabdian yang lebih sempurna tanpa kepentingan diri sendiri. Tindakkan dan

kerja yang demikian inilah dapat membebaskan jiwa dari belenggu prakriti (alam, benda jasmaniah).

(8) niyatam kuru karma tvam

karma iyayo hy akarmanah

sarirayatra 'pi cha te

na prasidhyed akarmanah

artinya :

bekerjalah seperti yang telah ditentukansebab bekerja lebih baik dari tak kerja

kalau engkau tidak bekerjakalau sehari-haripun tidak mungkin

perkataan niyatam berarti: pekerjaan yang telah ditentukan. Maksud sloka ini adalah, bahwa tiap-tiap orang dalam hidup

mempunyai tugas pekerjaan yang telahditentukan sesuai dengan bakat dan pilihannya sejak ia masih kecil. Sebagai seorang Guru, Krisna mengharapkan agar Arjuna bekerja dan bertindak seperti

apa yang telah ditentukan baginya sebagai seorang ksatria.

(9) yajnarhat karmano 'nyatra

loko 'yam karma bandhanah

tadartham karma kauteya

mukta sngah samachara

artinya :

kecuali untuk tujuan berbaktidunia ini dibelenggu oleh hukum kerja

karenalah bekerjalah demi baktitanpa kepentingan pribadi, oh Kuntipura

153

Page 154: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan yajna berarti : bakti pengabdian, persembahaan dan yajnartha berarti : semua pekrjaan, nasehat Krisna kepada Arjuna, harus dilaksankan dengan semangat pengabdian,

berbakti kepada Yang Maha Esa. Walaupun dunia ini (termasuk juga manusia) dibelenggu oleh hukum kerja, namun kalau kerja

itu dilaksanakan dengan motif kepentingan diri sendiri, melainkan demi berbakti dan mengabdi, mak belenggu itu tidak

lagi mempunyai kekuatan mengekang.

(10) sahayajnah prajah srishtva

puro 'vacha prajapatih

anena prasavishya dhvam

esha vo 'stv ishta kamadhuk

artinya :

dahulukala Prajapati menciptakan manusiabersama bakti persembahannya dan berkata:

dengan ini engkau akan berkembang biakdan biarlah ini jadi sapi perahmu

perkataan prajah berarti : manusia, rakyat, dan perkataan prajapati berarti : pencipta atau Brahman. Perkataan kamadhuk berarti : sapi kepunyaan indra yang dapat memenuhi keinginan manusia. Jadi kisahnya, pada waktu Brahman, Yang Maha Esa

menciptakan manusia, ia diberi kekal oleh-Nya seekor sapi kepunyaan Indra untuk diperas susunya. Berbarengan dengan

lahirnya manusia itu, lahir pula tugas pekerjaannya untuk berbakti kepada-Nya. Tetapi oleh karena sapi indra itu dapat

dipenuhi sehingga ia lupa kepada bakti persembahannya. Demikianlah kisahnya.

(11) devan bhavayata 'nena

te deva bhavayantuvah

parasparan bhavayantah

sreyah param avapsyatha

artinya :

dengan ini, pujalah Dewatasemoga Dewata memberkahi engkau

154

Page 155: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dengan saling menghormati beginiengkau mencapai kebajikan tertinggi.

Perkataan devan berarti : Devata yaitu kekuatan-kekuatan yang bercahaya yang mengatur fungsi kosmos (alam semesta) ini dalam evolusinya. Untuk mudahnya, ia digambarkan sebagai

mahkluk yang lebih tinggi daripada manusia.

Krisna mengajarkan kepada Arjuna dokrim yang menyatakan bhwa manusia harus memuja atau menghormati Dewata, yaitu

yang tiada lain daripada kekuata-kekuatan yang mengatur fungsi kosmoskita ini,, sebagai pernyataan terima kasih manusia yang menghormati kekuatan-kekuatan tersebut, berarti mngerti akan tugas dan kewajiban hidupnya. Dan barang siapa mengerti akan

tugas kewajibannya akan mencapai kebajikan yang tertinggi. Disini memuja atau menghormati Dewata seperti diterangkan

diatas bukanlah persoalan polytheisme atau monotheisme seperti sering diinterpretasikan oleh kaum sarjana atau cerdik pandai. Sebab Dewata atau kekuatan-kekuatan yang mengatur

fungsi kosmos itu tiada lain daripada bagian Brahman, Yang Maha Esa, yang absolut, seperti halnya jiwa manusia adalah

bagian daripada jiwa Yang Tunggal

(12) ishtan bhogan hi vo deva

dasyante yajna bhavitah

tair datt apradayai 'bhyo

yo bhunkte stena eva sah

artinya:

sebab, dengan pujaanmu Dewataakan memberkahi kebahagian bagimu,

dia yang tidak membalas rahmat inikepada-Nya, sesungguhnya adalah pencuri

(13) yajna sishtasinah santo

muchyante sarva kilbishaih

bhunjate te ty agham papa

ye pachanty atma karanat

artinya :

155

Page 156: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yang baik makan setelah upacara baktiakan terlepas dari segala dosa,

tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi sendirimereka ini, sesungguhnya makan dosa.

Seperti telah diterangkan diatas (lihat sloka 90, yajna berarti bakti, pengabdian atau persembahan. Dalam kategorinya, yajna

itu dapat dibagi sebagai berikut : (a) Brahma-yajna-berbakti kepada Brahman, Yang Maha Esa, (b) deva-yajna-berbakti

kepada para Dewata, yaitu kekuatan-kekuatan yang mengatur fungsi kosmos ini, (c) Pitri-yajna-berbakti kepada nenek moyang dan orang tua, (d) Nri-yajna-memberikan sedekah kepada yang miskin dab sengsara, dan (e) Bhuta-yajna-memberikan makan

kepada binatang.

Melakukan yajna kepada mereka yang tersebut diatas itu adalah menjadi tugas manusia dalam hidup ini. Inilah yang dinamakan

kerja atau tindakkan. Setiap pembaktian atau pemberian kepada mereka harus dilakukan dengan hati suci dan semangat

pengorbanan.

Menurut Krisna. Orang yang baik dan berbudi luhur mendahulukan pembektian ini daripada kebutuhannya sendiri, dan berdosalah orang yang hanya ingat kepada dirinya sendiri

menyediakan makanan yang lezat-lezat tanpa ambil pusing terhadap yajna-yajna yang harus dilakukannya.

(14) annad bhavanti bhutani

parjanyad annasambhavah

yajnad bhavanti parjanyo

yajnah karma samudbhavah

artinya :

karena makanan, mahkluk hidupkarena hujan makanan tumbuh

karena persembahan hujan turundan persembahan lahir karena kerja

(15) karma brahmodbhavam viddhi

brahma 'kshara samudbhavan

tasmat sarvagatam brahma

156

Page 157: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nityam yajne paraishthitam

artinya :

ketahuilah, kegiatan kerja lahir dari Brahman dan Brahman datang dari Yang Maha Esadari itu, Brahman yang melingkupi semua

selalu ada disekitar persembahan

dalam kedua sloka diatas ini jelas dilukiskan ajaran tentang hubungan antara kerja, berbakti (persembahan) hidup dan

Brahman, yang merupakan suatu prinsip daripada sebab dab akibat pencipta manusia seperti tercantum dalam sloka 10.

Benarlah kiranya kalau direnungkan dari segi ilmu pengetahuan biasa, kerja yang melahirkan persembahan mendatangkan hujan.

Contoh yang mudah dapat dimengerti misalnya, dimana tanah tandus, pohon-pohonan tidak ada, maka hujan pun tidak turun.

Tetapi kalau tanah-tanah tandus ini dikerjakan dengan semangat pengabdian dan persembahan, ditanami pohon-pohonan

sehingga menjadi hutan, maka hujanpun akan turun. Dengan adanya air mahkluk akan hidup. Dan hidup adalah berakar pada

Brahman, Yang Abadi. Jadi hidup dan kerja itu berkisar dalam lingkaran persembahan (yajna).

(16) evam pravatitam chakram

na 'nuvartayati 'ha yah

aghayur indriyaramo

mogham partha sa jivati

artinya :

yang tak-ikut memtar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa

menikmati kehendak hawa-nafsunyaoh Parta, ia hidup sia-sia

dalam sloka ini Krisna ingin menjelaskan bahwa manusia individu dan kosmos semesta ini adalah bergantung satu sama lain. Hidup individu manusia dan hidup kosmos semesta saling bergantungan. Ia yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri

adalah sia-sia, karena putaran roda hidup adalah disebabkan adanya kerjasama antara manusia dan mahkluk lain yang lebih

suci. Demi kerjasama ini perlu adanya persembahan.

157

Page 158: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(17) yas tv atmaratir eva syad

atmatriptas cha manavah

atmany eva cha samtushtas

tasya karyam na vidyate

artinya :

tetapi mereka yang selalu mengabdi Atmandan puas akan segala rahmat-Nya

hidup bahagia begini dengan Atmantiada lagi ikatan kerja baginya

mereka yang hidup penuh dengan semangat berbakti dan rela berkorban, serta menerima apa saja sebagai rahmat-Nya,

terbebas dari belenggu ikatan kerja, yang membuat mereka bersatu dengan Yang Maha Semesta.

(18) nai 'va tasya kritena 'rtho

na 'kritene 'ha kaschana

na cha 'sya sarvabhuteshu

kaschid arthavyapasravah

artinya :

tiada lagi ia menharapkan hasil kerjanyajuga tak merasa kehilangan tanpa bekerjatiada lagi ia tergantung kepada siapapununtuk maksud memperoleh objek apapun

(19) tasmad asaktha satatam

karyam karma samachara

asakto hy acharan karma

param apnoti purushah

artinya :

dari itu laksanakanlah segala kerjasebagai kewajiban tanpa harap keuntungan

158

Page 159: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sebab kerja tanpa keuntungan pribadimembawa orang ke-kebahagian tertinggi

dalam tingkatan, kerja dilakukan orang adalah paling mulia apabila ia dilaksanakan tanpa tujuan untuk memperoleh pahala

bagi kepentingan diri pribadi. Demikian pula pekerjaan yang disertai dengan persembahan sebagai tanda berbakti, jauh lebih

mulia daripada pekerjaan yang mengangkat orang pada penyucian dan kesempurnaan pikiran dan jiwanya.

(20) karmanai 'va hi samsiddhim

asthita janakadyah

loka samgraham eva 'pi

sampasyan kartum arhasi

artinya ;

dengan berja demikian, janakadan yang lainya mencapai kesempurnaandemi kebahagian dan kemanusian didunia

engkau juga harus laksanakan kewajibanmu

perkatan loka samgraha berarti : pengemban kemanusiaan didunia. Disini Krisna memberi contoh orang-orang berjiwa besar

yang telah melaksanakan kewajiban hidup mereka untuk kebahagian serta kemanusian dengan jalan menyelamatkan

dunia dari kondisi materiil dan moral. Dalam hubungan ini Krisna menyebut nama Raja Janaka.

Janaka adalah raja dari negeri Mithila, ayah dari Sita dewi dan mertua dari Sri rama. Namanya sering disebut-sebut sebagai

seorang acharya, sebagai contoh dalam soal-soal membawakan kebahagian bagi rakyatnya dan memupuk rasa kemanusiaan

yang agung pada jamannya. Janaka sendiri dalam masa hidupnya mencapai kesadaran jiwa dan kebahagian abadi

dengan segala aktivitas kerjanya, tanpa motif-motif kepentingan diri pribadinya, tidak henti-hentinya sampai saatnya terakhir.

Rasa "aku" dan "punyaku" tidak ada lagi padanya. Ketika istananya dan segala isi dalam istanan itu musnah terbakar, ia

berkata : "Tiada satupun punyaku terbakar".

(21) yad-yad acharati sreshthas

tad-tad eve 'taro janah

159

Page 160: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sa yat pramanam kurute

lokas tad anuvarrtate

artinya :

apa saja yang dilakukan orang besarorang lain akan mengikutinya

contoh apa saja yang diberikannyaseluruh dunia akan menurutinya

orang biasa akan selalu mengikuti jejak orang-orang besar dari jaman dahulukala. Orang-orang besar ini memang telah

dilahirkan untuk membawa cahaya bagi pikiran dan rakyat biasa dalam menempuh hidup mereka didunia ini. Ada yang lahir sebagai Bagawan, ada pula sebagai Awatara, dan ada pula

sebagai Nabi.

(22) yadi by aham na varteyam

trishu lokeshu kimchana

na 'navaptam avaptavyam

varta eva cha karmani

artinya :

tiada sesuatu yang harus Kukerjakantiada sesuatu yang harus dicapai

oleh-Ku dalam ketiga dunia ini, oh Partanamun Aku tetap melaksanakan kerja

(23) yadi hy aham na varteyam

jatu karmany atandritah

mama vartma 'nuvartante

marushyah partha sarvasah

artinya :

sebab, Parta, apabila aku tiadaselalu bekerja tiada kecapaian,

manusia dimana-mana dalam segalahal akan mengikuti jejak-Ku

160

Page 161: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(24) utsideyur ime loka

na kuryam karma ched aham

samkarasya cha karta syam

upahanyam imah prajah

artinya :

jika aku berhenti bekerjadidunia ini akan hancur lebur

dan aku jadi pencipta keruntuhanmemusnahkan manusia ini semua

(untuk mengetahui ketiga dunia yang dimaksudkan dalam sloka 22 diatas, baca sloka 1.35). dalam ketiga sloka diatas, sebagian

Bagawan atau Rasul Yang Maha Tahu absolut, krisna menyatakan bahwa ia sendiri tidak lagi mempunyai kepentingan apa-apa kecuali membentuk dan mengarahkan kegiatan hidup manusia menuju kekesempurnaan dan kebahagian abadi serta

menjaga dan memelihara dunia ini dari keruntuhan dan kemusnahan, dan ketidak adilan.

(25) saktah karmany avimso

yatha kurvanti bhatara

kuryad vidvams tatha 'saktas

chikirshur loka samgraham

artinya :

seperti orang dungu bekerja karena pahalademikianlah harusnya orang pandai bekerjatetapi tanpa kepentingan pribadi, oh Partamelainkan untuk kesejahteraan manusia

(26) na buddhi bhedam janayed

ajnanam karma sanginam

joshayet sarva karmani

vidvan yuktah samacharan

161

Page 162: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

janganlah mereka yang bijaksanamembingungkan yang bodoh bekerja bernafsu

melainkan membiarkannya semua bekerjasambil memberi contoh bekerja berbakti

(Barata = Arjuna) dalam kedua sloka ini Krisna hendak memperingatkan kepada kita bahwa mereka yang pandai dan

bijaksana hendaknya jangan membingungkan dan melemahkan keyakinan mereka yang mempunyai pengetahuan sederhana

terhadap kerja mereka dalam hidup ini. Sebab, walaupun mereka bodoh semua pada dasarnya mempunyai rasa tanggung jawab kepada kerja, pangabdian dan kecintaan. Elemen-elemen inilah

merupakan fondasi keyakinan mereka. Mungkin karena ketidaktahuan mereka terkadang timbul gejala-gejala yang sukar

diteloransikan. Oleh karenanya mereka harus dituntun bukti perbuatan ketja yang nyata sehingga mereka menyontohnya.

Ketahuilah bahwa keyakinan mereka adalah lebih luas dan mendalam daripada kepercayaan mereka. Dan mengangkat

moral serta budipekerti tidaklah dapat dilakukan dengan jalan meloncat tiba-tiba melainkan setapak demi setapak ketempat

yang lebih tinggi.

(27) prakriteh kriyamanani

gunaih karmani sarvasah

ahamkakara vimudhatma

karta 'ham iti manyate

artinya :

setiap gerak kerja disebabkan oleh gunatetapi orang yang pikirannya bingungkarena diliputi oleh rasa ke-aku-annya

berpikir : "aku inilah pelaksananya"(28) tattvavit tu mahabaho

guna karma vibhagayoh

guna guneshu vartanta

iti matva na sajjate

artinya :

162

Page 163: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tetapi mereka yang tahu, oh Mahabahuperbedaan antara jiwa dan sifat guna

sadar bahwa guna hanya mempengaruhi gunadan bebas dari ikatan pahala kerja

(29) prakkriter guna sammudhah

sajjamte guna karmasu

tan akritsnavido mandan

kritsnavin na vichalayat

artinya :

mereka yang tertipu sifat gunaterikat pada keinginan yang dihasilakn olehnya

tetapi yang mengerti jangan sampai menyesatkanmereka yang pengetahuannya tiada sempurna

(Mahabahu = Arjuna Untuk mengetahui istilah guna, baca sloka II.45). guna adalah batas kebebasan manusia yang diperoleh dari

kelahiran dan lingkungan yang mempunyai kekuatan membelenggu. Pengalaman hidup seseorang dapat menambah

atau mengurangi akumulasi kekuatan belenggu guna ini. Pengalaman ini diperoleh daritindakkan atau kerja selama

hidupnya, seperti halnya proses kosmos semesta ini adalah akibat (hasilnya) adalah diperbuatannya sendiri. Tetapi orang

yang mengerti dapat membebaskan dirinya dari belenggu guna ini yang berarti pula bebas dari ikatan hasrat mengejar pahala

kerja.

(30) mayi sarvani karmani

samnyasya 'dhyatmachetasa

nirasir nirmamo bhutva

yudhyasva vugatajvarah

artinya :

tunjukkan semua kerjamu kepada-Kudengan pikiranmu terpusat pada Atman

bebas dari nafsu keinginan dan ke-aku-anenyahkan rasa gentar dan, bertempurlah!

163

Page 164: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Seperti dalam sloka-sloka 22, 23 dan 24. Krisna kini menyatakan dirinya bukan hanya sebagai Rasul atau Nabi, melainkan sebagai

penjelmahan daripada Brahman, Jiwa atau Atman sendiri, dan menasehatkan kepada Arjuna supaya menyerahkan dan

mendedikasikan jiwanya kepada Atman, yang bersemayam dalam tubuhnya. Dengan jalan penyerahan dan pengabdian

serupa ini, Arjuna akan dapat menyadari bahwa dirinya adalah sebagai alat belaka sedangkan pelaksanaannya adalah Atman sendiri. Dalam kondisi demikianlah rasa takut dapat dihapus.

(31) ye me matam idam nityam

anutishhanti manavah

sraddhavanto 'nasuyanto

munhyante te 'pi karmabhih

artinya :

mereka yang selalu mengikuti ajaran-Kudengan penuh keyakinan serta

bebas dari tetek bengek kebendaanjuga bebas dari belenggu kerja

(32) ye tv etad abhhyasuyanto

na 'nutishthanti me matam

sarvajnana vimudhams

viddhi nashtan achetasah

artinya :

mereka yang telah mencela ajaran-Kubukan hanya tidak mengikutinya

juga tidak berperasaan dan hilang kepercayaanketahuilah, mereka buta akan kebajikan

(33) sadrisam cheshtate avasyah

prakriter jnanavan api

nigrahah kim karishyati

artinya :

164

Page 165: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

manalkala orang bijaksana berbuatmenurut sifat0sifat kebijaksanaannya

semua mahkluk menurut sifatnya pula,apakah yang dapat diselesaikan dengan paksa

memang Krisna mengakui bhwa banyak orang yangtidak mengikuti, malaham mencela, ajarannya. Hal ini dapat dijelaskan sebab-sebabbya yang terletak pada sikap orang masing-masing,

baik yang pandai maupun yang bodoh. Pada mereka ini, kekuatan belenggu prakriti yang termanifestasikan dalam sifat

guna menjadi sifat mereka sendiri. Maka itu sering orang mengatakan : "Aku tidak dapat melakukan hal ini, sebab tidak sesuai dengan sifat-sifatku". Demikian kuat belenggu prakriti sehingga orang tidak mungkin dipaksa lagi. tEtapi ini bukan

berarti bahwa apa yang dinyatakan dalam sloka-sloka II.61 dan II.68 tidak dapat dilakukan. Tenaga dan pikiran manusia harus

dapat diarahkan untuk mencapai pengekangan hawa-nafsu sampai pada saat terakhirnyapun (apabila perlu), sebab

kemajuan bukan kemunduran dan penyucian bukan penodaan menjadi sifat jiwa yang sesungguhnya.

(34) indriyasye 'ndriyasya 'rthe

raga dveshau vyavasthitau

tayor na vasam agachchet

tau hy asya paripanthinau

artinya :

cinta dan benci pada suatu objek keinginanterletak pada objek keinginan itu sendiri

janganlah ada yang menyerahkan kepada keduanyasebab keduanya merupakan penghalang belaka

mendengar sesuatu objek dari pendengaran, demikian pula melihat sesuatu adalah objek dari penglihatn. Orang boleh

menyatakan suka atau tidak suka atas objek pendengaran atau penglihatannya, tetapi orang harus mengerti bahwa kesukaan

atau ketidak-sukaanya adala timbul dari emosinya. Kalau orang ini menjadi korban dari emosinya, maka rasa senang dan tidak

senang (cinta dan benci) menguasai kesadaranya. Dalam kondisi yang demikian, hidupnya tidak bertujuan lagi dan inteleknya

hilang, tidak ubahnya seperti binatang biasa. Emosi inilah yang harus ditundukkan.

(35) sreyan svadharmat vigunah

165

Page 166: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

paradharmat svanushthitat

svadharme nidhanam sreyah

paradharmo bhayavahah

artinya :

lebih baik menunaikan kewajiban sendiri walau selesainya tiada sempurna

daripada tugas orang lain walau dengan baik;daripada dalam kewajiban orang lain

daripada dalam kewajiban orang lain yang sangat berbahaya.

Dalam sloka ini Krisna ingin menyinggung keinginan Arjuna yang memilih hidup sebagai peminta-minta daripada bertempur dan membunuh sanak-kandangnya (seperti dinyatakan dalam sloka II.5). peminta-minta dalam hubungan ini dimaksudkan bhikshu atau samnyasi, yang dalam tradisi dan agama dimaksudkan

orang yang menanggalkan semua hidup keduniawian ini, dan pergi betapa mencari kebenaran abadi. Untuk hidup sederhana

sekedarnya sehari-hari, ia pergi meminta-minta.

Hal ini tidaklah disetujui oleh Krisna, sebab svadharma(kewajiban sendiri). Arjuna sebagai ksatria adalah menunaikan tugas

dimedan pertempuran, seperti halnya petani svadharmanya adalah mengerjakan sawah ladang, nelayan svadharmanya

adalah menangkap iakan, dan seterusnya. Kalau ada orang yang meletakkan tugas kewajibanya sendiri lalu mengerjakan

pekerjaan orang lain, masyarakat akan jadi kacau, dan dimata yYang Maha Esa nilai terakhir daripada hasil tugas kewajiban

seseorang adalah letak pada semangat pengabdian yang diletakkan pada kerja itu sendiri. Semangat pengabdian yang

diletakkan pada suatu kerja membersihkan jiwanya dan mendekatkan kepada ke-bahagian abadi.

(36) arjuna uvacha:

atha kena prayukto 'yam

papam charati purushah

anichchhannapi varshneya

balad iva niyojitah

artinya :

166

Page 167: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Arjuna bertanya:Tetapi apakah, oh Warsneja

Yang mendorong orang berbuat dosaWalau bertentangan dengan nuraninya

Seolah-olah dengan paksa?

(Warsneja + keturunan bangsa Wrisni, yaitu yang dimaksud adalah Krisna). Kini arjuna mulai dengan pertanyaan baru,

karena (sebagai halnya sendiri) ia merasa bahwa orang sering merasa terpaksa berbuat sesuatu yang bertentangan dengan

kemauannya (anichcannapi).

(37) sribhagavan uvacha:

kama esha krodha esha

rajoguna samud bhavah

mahasano mahapapma

viddhy enam iha vairinam

artinya :

Sri Bagawan menjawab:Itulah amarah, itulah nafsuLahir daripada sifat guna

Keduanya memusnahkan, penuh dosaKetahuilah, kedua ini adalah musuh

Perkataan rajoguna berasal dari kata-kata rajas + guna yang berarti sifat guna yang penuh dengan nafsu (selanjutnya baca

sloka II.45, tentang kata-kata rajas dan guna). Mahasano = memusnahkan, mahapapma = penuh dosa. Kama = nafsu.

Krodha = amarah. Menurut orang arif bijaksana amarah berasal dari nafsu yang terhalang menjadi = amarah. Dengan perkataan

lain nafsu dan amarah adalah sama (sloka II.2a).

(38) dhumena 'vriyate vahnir

yatha 'darso malena cha

yatho 'ibena 'vrito garbhas

tatha tene 'dam avritham

artinya :

167

Page 168: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bagai api diselubungi asapbagaikan cermin diliputi debu

bagai bayi dibungkus dalam kandungandemikian pula Dia diselimuti olehnya

perkataan "Dia" dan "olehnya" dalam kalimat terakhir sloka ini masing-masing dimaksudkan Jiwa atau Atman dan nafsu atau amarah. Demikianlah kalau orang lagi bernafsu atau amarah jiwanya tertutup oleh sifat-sifat guna yaitu sattva, rajas dan

tamas, yang tergantung pada tingkatan nafsu dan amarahnya. Makin keras nafsu atau amarahnya, makin kuat pula jiwanya

tertutup oleh sifat guna itu.

Apabila nafsu dan amarahnya tiada begitu keras, maka jiwanya diselubungi oleh sifat guna sattva yang diibaratkan seperti api

diselubungi asap, kalau ada angin sedikit saja asap dapat diterbangkan dan apipun segera kelihatan. Manakala nafsunya

atau amarahnya bertambah keras, maka jiwnya diliputi oleh sifat guna rajas yang diibaratkan seperti cermin diliputi debu, dimana diperlukan usaha untuk mengosok debu itu sehingga cerminnya kelihatan. Tretapi kalau nafsunya atau amarahnya sangat keras, maka jiwanya dibungkus dalam kandungan, dimana dibutuhkan

waktu, usaha dan keahlian supaya Jiwa atau Atman harus dibebaskan dari ketiga macam guna ini yang merupakan sifat, atribut dan karekter daripada prakriti atau benda jasmaniah

dalam dunia kita ini.

(39) aviritam jnanam etena

jnanino nityavairina

kamarupena kaunteya

dushpurena 'nalena cha

artinya :tutuplah ilmu pengetahuan, Kuntipura

bagi mereka yang arif bijaksanaoleh hawa nafsu yang tidak puas-puasnya

yang merupakan musuh utama

hawa nafsu utama dari kemanusian. Bagi 100 orang yang bodoh, yang mempunyai pikiran yang sangat sederhana, hawa-nafsu itu

tidak demikian rupa mencekammya seperti pada orang yang pandai, yang mempunyai pikiran yang cerdas.

168

Page 169: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Bagi prang bodoh hawa nafsu itu menyiksanya sesaat saja, orang pandai haewa0nafsu itu menyiksanya lebih kejam lagi, sebab makin berusaha ia memenuhi hawa nafsunya dengan objek keinginannya, makin besar pula berkobarnya hawa-nafsu

tersebut, ibarat api yang diberi bahan bakar terus-menerus makin menjela-jela. Maka itu hawa nafsu adalah musuh utama!

Manusia yang konstan.

(40) indriyani mano buddhir

asya 'dhishthanam uchyate

etair vimohayaty esha

jnanam avritya dehinam

artinya :

pancaindria, hati dan pikiranadalah kendaraan baginya

dengan menutup ilmu pengetahunan olehnyamenyebabkan bingungnya jiwa dalam badan

Apabila hawa nafsu telah menaklukan pancaindria, maka selanjutnya ia menaklukan hati dan kemudian menundukkan

pikiran (intelek); dan akibatnya adalah kemusnahan (sloka II. 62-63).

(41) tasmat tvam indriyany adau

niyamya bharatarshabha

papmanam prajahi hy enam

jnana vijnana nasanam

artinya :

dari itu, oh Barat yang terbaikkendalikanlah pancaindriamu pertamadan basmilah nafsu yang penuh dosa

perusak segala ilmu pengetahuan dan kebajikkan

kata-kata jnana dan vijnana masing-masing berarti : ilmu pengetahuan dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengelaman dan perbandingan kenyataan-kenyataan yang

dihadapi dalam hidup ini.

169

Page 170: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(42) indriyani parany anhur

indriyebhyah param manah

manasas tu para buddhir

yo buddhch paratas tu sah

artinya :

orang mengatakan pancaindria itu besarlebih besar daripada adalah nurani

lebih besar dari nurani adalah intelektetapi lebih besar dari intelek adalah Dia

Perkatan manah berati : hati, nurani. Perkataan "lebih besar" mengandung pula pengertian "lebih besar" dan "lebih agung".

(43) evam buddheh param buddhva

satstabhya 'tmanam atmaua

jahi satrum mahabaho

kamarupam durasadam

artinya :

jadi mengetahui Dia lebih agung dari intelekdengan mengendalikan jiwamu dengan jiwa

basmilah musuhmu dalam bentuk hawa nafsuyang tidak mudah ditundukkan, oh Mahabahu

kesadaran harus ditumbuhkan langkah demi langkah, yang memang tidak bisa lompat sekaligus. Pertama-tama kesadaran

ditumbuhkan dari pengertian pada kendali pancaindria, kemudian lebih tinggi pada kontrol nurani dan selanjutnya pada

analisa intelek. Secara ethika, manusia harus mengendalikan pancaindrianya terlebih dahulu sebagai sesuatu yang sangat

rumit, kemudian mengontrol pikirannya dan akhirnya menyadarkan jiwanya untuk bersatu dengan atman. Secara

metaphisika, manusia harus memisahkan jiwanya dari pancaindria, kemudian dari nuraninya dan selanjutnya dari inteleknya, sehingga ia sadar bahwa jiwanya adalah bagian

daripada Jiwa atau Atman, yang Maha Langgeng. Demikianlah tingkatan kesadaran yang dinyatakan dalam sloka 42.

170

Page 171: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Jadi dengan kesadaran yang telah ditingkatkan lebih tinggi, maka ego yang sangat gelisah dalam diri manusia dapat dikendalikan

dengan sinar cahaya Jiwa Yang Maha Langgeng. Dan dengan terkendalinya ego ini manusia mencapai kedamaian jiwa yang dengan mudah dapat menundukkan hawa-nafsu dari dirinya

sendiri sebagai musuh utama.

Demikian Bab III ini mengeungkapkan penting artinya kerja yang dilaksanakan tanpa mementingkan pahala untuk diri sendiri, melainkan untuk kesejahteran dan kebahagian umat manusia didunia ini, dengan jalan kesadarn jiwa yang menjadi bagian

daripada Jiwa Yang Maha langgeng.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu

Brahmavidyayam

Yogasastre srikrishnajunasamvade

Karmayogo nama tritiyo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab ketiga UpanishadBhagavadgita menegnai ilmu pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab Suci Yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudul KARMAYOGA

BAB 5

IV. PERCAKAPAN KEEMPAT

JNANA YOGA

Krisna menjelaskan bahwa ialah yang mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini pertama kalinya, dan ia adalah inkarnasi Avatara (Nabi) yang menjelma kedunia dikala Dharma hendak

sirna.

171

Page 172: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dalam Bab keempat ini dijelaskan : dengan ilmu pengetahuan arti kerja, kerja yang salah, tak-kerja dan jalan kerja dapat

diketahui. Ilmu-pengetahuan suci menuntun kita bekerja tanpa hawa-nafsu, tanpa motif kepentingan pribadi tanpa mengaharap

sesuatu dan puas akan seadanya, rela melepaskan milik segalanya, sadar bahwa hanya badan jasmaniah yang bekerja,

bebas dari pertentangan dualisme, menguasai pancaindria, pikiran dan hati terkendalikan.

Banyak cara berbakti : dengan mempersembahkan harta benda dengan tapa brata, dengan yoga dan sebagainya. Tetapi berbakti

dengan mempersembahkan ilmu pengetahuan adalah lebih bermutu, sebab pada keseluruhannya kerja berpusat pada ilmu-

pengetahuan

Dengan perahu ilmu-pengetahuan seluas-luas lautan dosa dapat disebrangi.

Dengan pikiran berpusat pada ilmu-pengetahuan, melaksanakan kerja dengan penuh kepercayaan dengan pengabdian pada

Brahman, inilah tugas hidup kita.

IV. Percakapan keempat

(1) sribhagavan uvacha:

imam vivasvate yogam

proktanam aham avyayam

vivasvan manave praha

manur ikshvakave 'bravit

artinya :

Sri Bagawan berkata:Yoga yang langgeng abadi ini

Aku turunkan mengajarkan kepada WiwaswanWiwaswan mengarkan kepada Manu

Dan Manu menerangkan kepada Iswaku

Wiwaswan adalah personifikasi dari Batara Surya, Dewa Matahari. Ia adalah mahkluk pertama yang diciptakan oleh

Brahman, dan ia sendiri mempelajari yoga ini dari Brahman, kemudian Wiwaswan mengajarkan yoga ini kepada Manu, pencipta dan penegak hukum undang-undang kehidupan

172

Page 173: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

manusia. Manu kemudian mengejarkan yoga ini kepada Iswaku, nenek moyang pertama dari dinasti bangsa ksatria keturunan Dewa Matahari. Iswaku-lah yang pertama-tama melaksanakan ajaran-ajaran hukum dan undang-undang yang diciptakan oleh Manu, yang disebut Manusmriti dalam pemerintahannya sebagi

Raja. Dia pulalah yang meneruskan ajaran-ajaran yoga ini kepada generasi-generasi sesudahnya.

(2) evam paramparapraptam

imam rajarshayo viduh

sa kalene 'ha mahata

yogo nashtah paramtapa

artinya :

demikianlah diteruskan turun-temurunpada pandita bangsawan mengetahuinyahingga dalam masa yang sangat panjanghilang lenyap didunia ini, oh Parantapa

disini Krisna ingin menjelaskan kepada Arjuna (Parantapa = ia yang menaklukan musuh-musuhnya), bahwasanya ilmu

pengetahuan tentang yoga ini sungguh sangat tua sekali, yaitu sejak dimulainya penciptaan pertama oleh Brahman, Tuhan Yang Maha Esa. Karena sangat tuanya, dalam perjalanan waktu yang

beratus-ratus bahkan beribu-ribu abad lamanya, ilmu pengetahuan yoga ini kerapkali hampir lenyap ditelan masa.

(3) sa eva 'yam maya te 'dya

yogah proktah puratanah

bhakto 'si me skha che 'ti

rahasyam hy etad uttamam

artinya :

yoga yang tua itu pulalahyang Ku-ajarkan kepadamu kini

sebab engkau adalah pengikut dan kawan-Kuinilah rahasianya yang terutama

173

Page 174: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dalam kedadaan pudar, bagaikan nyala lilin yang hampir mati dihembuskan angin ajaran-ajaran yoga yang kekal abadi ini, yang hampir lenyap ditelan jaman. Perlu diselamatkan dan

diajarkan kembali kepada manusia demi kesejahteraan masyarakat. Demikianlah Brahman menjelma kedunia berulang kali pada saat-saat umat manusia menghadapi kris kemusnahan lahir dan batin, dalam bentuk manusia yang berjiwa seperti Nabi-

nabi dan pemimpin-pemimpin agama Mahavira, Gautama Buddha, Krisna dan sebagainya.

Dalam sloka ini Krisna mengungkapkan suatu rahasia yang tertinggi dimana Dia memandang Arjuna sebagai pengikut

(bhakta) dan kawan (saktha) Nya. Ini berarti betapa dekatnya hubungan Tuhan dengan manusia yang akan mencapai

kesadaran yang tinggi dalam menemukan yang abadi dalam hidup ini.

(4) arjuna uvacha:

aparam bhavato janma

param janma vivasvatah

katham etad vijaniyam

tvam adau proktavan iti

artinya :

Arjuna bertanya:Kelahiran-Mu baru belakangan kini

Sedang kelahiran wiwaswan adalah dahuluBagaimana aku dapat mengerti

Engkau mengajarkannya pada mulanya?

Dalam sloka ini Arjuna bertanya-tanya kepada Krisna dalam istilah pengertian sejarah, betapa mungkin kiranya Krisna yang

ada dihadapanya kini pada jaman dahulu sekali dapat mengejarkan yoga yang teramat tua ini kepada wiwaswan.

Memang arjuna sendiri belum mengerti, bahwasanya yoga yang kekal-abadi ini tidak mengenal waktu dalam artian sejarah yang digambarkan oleh manusia. Waktu yang dihubungkan dengan

sejarah oleh manusia adalah bersifat relatif, sedangkan Brahman Yang Maha absolut Langgeng, yang selalu ada dahulu dan

sekarang tidak dibatasi oleh waktu.

(5) sribhagavan uvacha:

174

Page 175: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bahuni me vyatitani

janmanbi tava cha 'rjuna

tany aham veda sarvani

na tvam vettha paramtapa

artinya :

Sri bagawan berkata:Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu

Demikian pula kelahiranmu, arjunaSemuanya ini Aku tahu

Tetapi engkau sendiri tidak, Parantapa

Disini Krisna menerangkan kepada Arjuna tentang reinkarnasi atau numitis atau penjelmahan kembali. Referensi yang

dikemukan oleh Krisna disini hendaknya dihubungkan dengan lahirnya kedunia manisfestasi Brahman dalam wujud Avatara, yaitu reikarnasi dari pada-Nya. Kelahiran-Nya dan kelahiran

arjuna sendiri sebagai manusia biasa dimasa-masa yang lampau haruslah diartikan bahwasanya Krisna sebagai manisfestasi. Dia Yang Maha langgeng selalu sadar akan kelahiran ini, sedangkan

arjuna sendiri tidak.

(6) ajo 'pi sann avyayatma

bhutanam isvaro 'pi san

prakritim svam adhishthaya

sambhavamy atmamayaya

sambhavamy atmamayaya

artinya :

walaupun aku tak terlahirkan, tak termusnahkandan aku adalah pencipta mahkluk hidup

segala namun atas pengeasan sifat-Ku sendiridan denga kekuatan maya-Ku aku menjelma

perkataan atmayaya berarti : dengan kekuatan mayaku aku menjelma. Maya adalah kekuatan pikiran untuk menciptakan bentuk kelihatannya nyata, tetapi sebenarnya hanya berupa ilusi. Krisna, sebagai penjelmahan Brahman yang menguasai

175

Page 176: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prakriti, dengan sadar lahir kedunia tanpa mengalami proses hukum karma, yaitu dengan kekuatan maya ini.

Tetapi hidup dan pembentukkan jasmani dari mahkluk biasa, seperti halnya Arjuna sendiri, bukanlah atas kehendak sendiri,

melainkan oleh prakriti yang dikuasai oleh sifat ketidak-tahuannya. Maka ia menjelma lagi dan menjelma lagi tidak henti-

hentinya.

(7) yada-yada hi dharmasya

glanir bhavanti bhatara

abhyutthanam adharmasya

tada 'tmanam srijamy aham

artinya :

manakala dharna hendak sirnadan adharma hendak merajalelasaat itu, wahai keturunan Batara

aku sendiri turun menjelma

perkataan dharma berarti : kebenaran spiritual, dan adharma berarti : ketidak-benaran atau dosa.

Arjuna juga dipanggil dengan sebutan "batara" atau "keturunan Batara" sebab Batara adalah kakek dari kuru sedangkan kuru adalah nenek-moyang Kaurawa dan Pandawa, seperti telah

dijelaskan dalam Bab I (PERCAKAPAN PERTAMA).

(8) paritranaya sadhunam

vinasaya cha dushkritam

dharma samsthapanarthaya

sambhavami yuge-yuge

artinya :

demi untuk melindungi kebajikkandemi untuk memusnahkan kejalimandan demi untuk menegakkan dharmaaku lahir kedunia dari masa-ke-masa

176

Page 177: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan yuga berarti : abad, jaman atau masa. Krisna sebagai avatara (yaitu penjelmahan Brahman) lahir kedunia pada jaman dimana kebajikkan diteror dan kebenaran diperkosa, yang pada

masa peperangan besar Mahabarata berkecamuk yang memusnahkan segala. Demi untuk melindungi kebajikkan dan menegakkan kebenaran bagi umat manusia inilah Krisna lahir kedunia. Satu yuga abad diantara kelahiran seorang avatara yang satu dan avatara yang lain. Tetapi pengertian satu abad disini haruslah diartikan dalam hubungannya dengan sejarah

spirituil manusia, dan bukan satu abad yang berarti 100 tahun.

(9) jamna karma cha me divyam

evam yo vetti tattvatah

tyaktva deham punarjanma

nai ;ti mam eti so 'rjuna

artinya :

dia yang mengenal rahasia intiperbuatan dan kelahiran-Ku yang suci

tak menjelma lagi setelah meninggalkan jasmaninyadan datang kepada-Ku, oh Arjuna

disini Krisna sebagai seorang avatara menjelaskan misteri jiwa manusia yang telah mencapai kesempurnaan bersatu dengan

Brahman. Sebagai seorang avatara Krisna juga memenuhi proses kosmos ini, yaitu hidup bersama-sama dan ditengah-tengah

manusia, dengan maksud mendidik dan memberi contoh kepada manusia kehidupan spirituil dan mencapai kelepasan.

(10) vita raga bhaya krodha

manmaya mam upasritah

bahavo jnana mpasa

puta madbhavam agatah

artinya :

terbebas dari hawa nafsu, takut dan bencibersatu dan berlindung pada-Ku

dibersihkan oleh budi pekertibanyak yang telah mencapai diri-Ku

177

Page 178: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dalam sloka ini dijelaskan bahwa untuk memasuki kehidupan abadi, bersatu dengan Brahman, tiadalah sesuatu yang amat

sukar atau paling istimewa, asalkan seseorang dapat membebaskan dirinya dari ketiga musuh dalam hidup ini yaitu

hawa nafsu dan amarah (benci). Dan jalan untuk itu adalah jnana tapasa, disiplin dan kesucian budipekerti.

(11) ye yatha mam prapadyante

tams tathai 'va bhajamy aham

mama vartma 'nuvartante

manushyah partha sarvasah

artinya :

jalan manapun ditempuh manusiakearah-Ku semuanya Ku-terimadari mana-mana semua mereka

menuju jalan-Ku oh parta

dalam sloka ini Krisna menyatakan bahwa Tuhan menemui tiap orang yang mengharapkan karunia daripada-nya dan menerima

mereka yang menempuh jalan-Nya. Dia tidak hendak mengahapus harapan tiap-tiap orang yang tumbuh menurut

kodratnya dan tiada berat sebelah. Hanya pada masing-masing orang menurut jalan dan kepercayaannya sendiri untuk

mencapai Dia-lah terletak perbedaan, yang bukan merupakan pilihan-Nya.

Jalan upacara, jalan sembhayang, jalan falsafah atau jalan meditasi semuanya Tuhan yang satu. Disini Krisna tidak

menyebut cara, jalan atau agama yang tertentu untuk mencapai hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hanya orang yang

belum spirituil dewasalah tidak bisa mengakui cara atau jalan orang lain untuk mencapai Dia Yang Satu.

(12) kankshantah karmanam siddhim

yajanta iha devatah

kshipram hi manushe loke

siddhir bhavati karmaja

artinya :

178

Page 179: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mereka yang mengharapkan buah kerjadisini berbakti kepada para-dewata

sebab didunia manusia hasil kebaktiansegera lahir dari pengorbanan

sloka ini mencoba menjelaskan bahwa dalam dunia manusia kita ini hasil kebaktian dapat segera lahir menjadi kenyatan, tetapi tidak demikian halnya dalam dunia spirituil yang lebih tinggi,

untuk mencapai kelepasan.

(13) chatur varnyam maya srishtam

guna karma vibhagasah

tasya kartaram api mam

viddhy akartaram avyayam

artinya :

catur warna adalah ciptaankumenurut pembagian kwalitas dan kerja

tetapi ketahuilah walau pencitanyaaku tidak berbuat dan merobah diri-Ku

perkataan chatur varna berarti: empat warna atau empat kategori dalam masyarakat manusia, yang didasarkan atas guna dan karma. Adapun yang dimaksudkan dengan dasar guna dan karma ini ialah sifat, atribut dan karakter (kwalitas) dan kerja

seseorang anggota masyarakat terhadap pengebdiannya kepada kehidupan spirituil, mencapai kelepasan menuju Brahman.

Referensi agama tentang chatur warna ini adalah empat kasta, yaitu : brahmana (pendita dan alim-ulama), kesatria (prajurit dan pahlawan), waisia (pengusaha dan pedegang) dan sudra (pekerja

dan pelayan).

Krisna menekankan disini bahwa pembegian kwalitas dan kerja (guna dan karma ) bukanlah didasarkan atas status, melainkan

pengabdian dan pengorbanan

(14) na mam karmani limpanti

na me karmaphale spriha

iti mam yo 'bhijanati

karmabhir na sa badhyate

179

Page 180: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

kerja tidak membawa akibat kepada-Kujuga Aku tidak mengharapkan pahala kerja

mereka yang mengetahui Aku begitutidak lagi terikat oleh kerja

dalam sloka ini Krisna mencoba menerangkan betapa seseorang walaupun bekerja namun terbebas dari segala ikatan dan akibat kerja itu sendiri, dengan memberi contoh yang agung seperti apa

yang telah dikerjakan (perhatikan sloka diatas, IV.13) sendiri oleh-Nya.

(15) evam jnatva kritam karma

purvair api mumukshubhih

kuru karmai 'va tasmat tvam

purvaih purvataram kritam

artinya :

mengetahui ini, orang dijaman dahulumelaksanakan kerja mencapai kelepasan

karena itu, bekerjalah engkauseperti mereka dahulu kala itu

orang-orang yang berfikir sederhana melaksanakan kerja untuk membersihkan jiwa sendiri (atmasuddhyartham) dan orang-

orang yang arif-bijaksana melaksanakan kerja demi kesejahteraan umat manusia didunia (lokasamgrahartham). Ini dilasanakan oleh orang-orang dijaman dahulu juga mengetahui

hal ini. Arjuna diharapkan untuk melaksanakan kerjanya sebagai ksatria.

(16) kim karma kim akarme 'ti

kavayo 'py atra mahitah

tat te karma pravakshyami

yaj jnatva mokshyase 'subhat

artinya :

180

Page 181: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

apakah kerja? Apakah tak kerka?Para cendikiawan pun bingung pula

Hendak Ku-beritahu, dan setelah mengetahuinyaEngkau akan terbebas daripada dosa

(17) karmano hy api boddhavyam

boddhavyam cha vikarmanahakarmanas cha boddhavyam

gahana karmano gatih

artinya :

orang harus tahu srtinya kerjademikianpula kerja yang salah

dan juga makna daripada tak-kerjasungguhnya dalam artinya jalan kerja

kata-kata karma, vikarma dan karma dalam istilahnya sendiri berarti : kerja, kerja yang salah dan tak kerja.

Untuk menjelaskan lebih jauh akan arti kerja ini, dengan sangat hati-hati Krisna menerangkan bahwasanyaada tiga macam kerja yang klasifikasinya seperti berikut : (a) kerja (karma) yang lazim dilaksanakan tanpa mengharapkan buahnya, tiadalah mengikat; tetapi kalau kerja ini disertai dengan kepentingan-kepentingan pribadi, maka ia akan mengikat. (b) kerja yang salah (vikarma),

termasuk kejahatan, pembunuhan, berbohong, jinah dan sebaginya, yang pada dasarnya memang mempunyai maksud-maksud tertentu, pasti mengikat. (c) tak kerja (akarma) vyang

dilaksanakan baik jasmaniah maupun rokhaniah, tanpa keinginan atau motif apapun, tidak mengikat sama sekali. Ketiga macam

kerja ini harus dapat dimengerti dengan sungguh-sungguh.

(18) karmany akarma yah pasyed

akarmani cha karma yah

sa buddhiman manushyeshu

sa yuktah krisnakarmakrit

artinya :

dia yang melihat tak kerjadalam kerja dan kerja dalam tak-kerja

181

Page 182: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

diantara manusia adalah bijaksana,seorang yogi, walau dia terus bekerja

kerja (karma) walaupun dilaksanakan secara aktif oleh orang arif-bijaksana, tetapi karena tanpa kepentingan pribadi, maka ini

adalah sama dengan tak-kerja (akarma). Tak-kerja (akarma) oleh orang yang bodoh diartikan tidak berbuat apa-apa, non aktif jadi akibatnya adalah malas; bermalas-malas dalam hidup ini,sama artinya dengan kerja (karma) yang disertai dengan motif-motif

kepentingan pribadi, sebab kedua-duanya mengikat yang berarti tidak membersihkan jiwa untuk tujuan spiritual. Seseoarng yogi

(budiman arif-bijaksana) mengetahui semua ini, dan walaupun ia bekerja terus, namun tidak ada sesuatu yang mengikat. Ia telah

membersihkan jiwanya dari segala ikatan.

(19) yasya sarve samarambhah

kama samkalpa varjitah

jnanagni dagdha karmanam

tam ahuh panditam budhah

artinya :

yang bekerja tanpa nafsu dan motifkerjanya dibakar api ilmu-pengetahuan

dinamakan orang-orang arifsebagai seorang pendita budiman

perkataan pandita berarti : orang yang mencapai kebesaran jiwa. Kalimat "karyanya di bakar api ilmu pengetahuan" artinya segala pekerjaannya tidak lagi meninggalkan ikatan-ikatan. Ia terbebas

dari ikatan keduniawian menuju kelepasan

(20) tyaktva karma phala sangam

nityatripto nirasrayah

karmany abhipravritto 'pi

nai 'va kimchit karoti sah

artinya :

tanpa mengharapkan hasil kerjaselalu gembira, bebas dari segala

182

Page 183: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

walaupun terus tekun bekerjasesungguhnya ia tidak berbuat apa-apa

(21) niratsir yatachittatma

tyakta sarva parigrahah

sariram kevalam karma

kurvan na 'pnoti kilbisham

artinya :tanpa mengaharpkan sesuatu apa

dengan pikiran dan hati terkendalikandan rela melepaskan milik segalanya

hanya jasmaniah bekerja, dia tidak berdosa

dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwasanya seseorang yang telah membebaskan jiwanya dari belenggu, bekerja hanya

secara jasmaniah, ibarat orang tidur yang bergerak hanyalah badannya sedangkan jiwanya tidak berbuat apa-apa.

Dalam tingkatan ini orang telah mencapai kebajikan, terlepas dari hawa-nafsu dan keinginan-keinginan pribadi. Jiwanya lalu

ibarat cermin yang membayangkan hasrat kesucian mempunyai kekuatan spirituil untuk mencapai Brahman.

(22) yadrichchha labha samtushto

dvandvatito vimatsarah

samahdiddhav asiddhau cha

kritva 'pi na nibadhyate

artinya :

puas akan apa-apa diperoleh seadanyaterbebas dari dualisme pertentangan

tanpa irihati, tenang dalam sukses dan kegagalanwalaupun ia bekerja, ia tidak terikat

baik dan buruk panas dan dingin, spritual dan duniawi dan sebagainya adalah dualisme yangs elalu bertentangan. Orang

yang telah membebaskan jiwanya dari dualisme yang bertentangan tersebut diatas, tiada lagi terikat oleh kerja yang ia

laksanakan.

183

Page 184: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(23) gatasangasya muktasya

jnanavasthita chetasah

yajnaya 'charatah karma

samagram praviliyate

artinya :

yang bebas, terlepas dari ikatanpikiran terpusat pada ilmu pengetahuam

melaksanakan kerja demi pengabdiansegala kerjanya menuju kelepasan

sloka-sloka 19 sampai dengan sloka23 ini menguraikan kerja yang terlepas dari segala ikatan. Dalam sloka III.9 dikatakan

bahwa kerja yang diperuntukkan bagi kepentingan berbakti tiada mengikat. Dan dalam sloka diatas ini Krisna menjelaskan bahwa

kerja (karma0 yang mestinya membawa pahalapun kalau dilaksanakan dengan penuh pengabdian akan tidak lagi megikat,

sebab kerja + pelaksana +hasilnya semua ditunjukan kepada Brahman.

(24) brahma 'rpanam brahma havir

brahmagnau brahmana hutam

brahmai 'va tena gantavyam

brahma karma samadhina

artinya :

dipujanya Brahman, persembahannya Brahmanoleh Brahman dipersembahkan dalam api Brahmandengan memusatkan meditasinya kepada Brahman

dalam kerja ia mencapai Brahman

bila seseorang telah memusatkan segala sesuatunya dalam hidupnya kepada Brahman. Tuhan Yang Maha Esa, maka alat dan

tujuan kerjanya, demikian pula sebab dan akibat kerjanya. Menjadi satu dan hukum kerja lenyap tidak terbekas lagi, dan ia

mencapai Brahman.

(25) daivam eva 'pare yajnam

yoginah paryupasate

184

Page 185: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bbrahmagnav rahmanav apare yajnam

yajnenai 'vo 'pajuhvati

artinya :

beberapa yogi memuja Dewatayang lain mempersembahkan sajian

dengan jalan membaktikan pemujaanini kedalam api Brahman

sloka ini menyatakan bahwasanya bagi orang yang belum mencapai kesadran yang tinggi adalah wajar kalau ia memuja Tuhan dengan mempersembahkan saji-sajian dalam upacara

keagamaan. Tidaklah kiranya wajar dan adil kalau sekiranya ia disuruh berbuat lain daripada kemampuan materiil dan spirituil yang ada pada jiwanya. Namun satu hal yang nyata, bahwa apa

yang ia kerjakan adalah untuk berbakti kepada Tuhan.

(26) srotradini 'ndriyany anye

samyamagnishu juhvati

sabdadin vishayan anya

indriyagnishu juhvati

artinya :

ada yang mengorbankan penglihatandan panindria lainya dalam api-disiplinyang lain mengorbankan objek suara

dan objek lainya dalam api-nafsu keinginan

disini pengorbanan pancaindria (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan penyentuhan) dimaksudkan

membatasi dan mengontrol alat-alat pancaindria (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit)untuk tidak leluasa mencari kenikmatan. Demikian pula mengorbankan objek-objek (suara yang merdu,

pemandangan yang indah, bau yang harum, makanan yang lezat dan benda-benda yang mahal dan halus) dimaksudkan untuk

menghindarkan diri dari segala hawa-nafsu dan keinginan akan objek atau benda serba duniawi, mewah dan mahal. Semua ini dapat dilaksanakan dengan api-disiplin, yaitu dengan disiplin

yang teguh dan menyala-nyala sehingga membakar segala nafsu dan keinginan sanpai musnah.

185

Page 186: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(27) sarvani 'ndriya karmani

prana karmani cha 'pare

atma samyama yogagnau

juhvati jnanadipite

artinya :

yang lain lagi mengorbankan semua kerjapancaindria dan kekuatan sakti yoginya

kedalam api disiplin jiwanyayang dinyalakan oleh ilmu-pengetahuan

ini adalah selangkah lebih mendalam daripada yang dinyatakan dalam sloka 26 diatas, yaitu tenggelam dalam renungan meditasi

yang berpusat pada Brahman.

(28) dravyayajnas tapoyajna

yogayajnas tatha 'pare

svadhyaya jnanayajnas cha

yatayah samsitavratah

artinya :

ada yang mempersembahkan harta, ada tapaada yoga, dan yang lain pula

pikiran terpusat dan sumpah beratmempersembahkan ilmu dan pendidikan budi

dalam sloka ini diuraikan lima macam cara berbakti kepada Brahman, yaitu dengan jalan (1) persembahan rituil dengan benda-benda seperti saji-sajian, (2) bertapa, (3) yoga seperti

yang diajarkan oleh Petanyali dalam yogasutra, (4) stude seperti diuraikan dalam Upanisahad dan (5) pendidikan budi.

(29) apane juhvati pranam

prane 'panam tatha 'pare

pranapanagati ruddhva

pranayama parayanah

186

Page 187: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

ada pula mengatur nafas sebagai persembahandengan jalan mengontrol nafas keluar dan masuk

mempersembahkan prana dalam apanadan apana dalam prana sebagai kebaktian

perkataan pnanayama berarti : pengetur atau kontrol pernafasan Prana = nafas masuk. Dalam hubungan pranayama terdapat suatu ajaran yang disebut hathayoga, dimana segala sesuatu

mengenai arti dan pelaksanaan pengaturan pernafasan ini diuraikan dengan jalan

(30) apare niyata harah

pranan praneshu juhvati

sarve 'py ete yajnavido

yajna kshapita kalmashahartinya :

ada juga dengan mengatur makananmempersembahan nafas-hidup dalam nafas hidup

semua mereka ini mengetahui pengabdiandan dengan kebaktian mereka melenyapkan dosa-hidup

mereka yang mengetahui pengabdian san persembahan kepada Brahman dengan cara yang dilukiskan dalam sloka-sloka 25-30 ini, yang manapun, akan melenyapkan dosa mereka dan dapat

mencapai kedamaian.

(31) yajna sistamrita bhujo

yanti brahma sanatanam

na 'yam loko 'sty ayajnasya

kuto 'nyah kurusattama

artinya :

mereka yang makan dari sisa persembahanmencapai Brahman yang kekal-abadi,

dunia ini bukan bagi yang tidak berbaktiapapula dunia yang lain, oh Kurusattama

187

Page 188: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kurusuttama = Arjuna sendiri, lihat penjelasan sloka 1.1 yang dimaksudkan dengan makanan sisa persembahan atau amrita adalah saji-sajian yang telah dipersembahkan kepada Brahman yang mengandung berkah keabadian daripada-Nya (lihat sloka III.13). krisna menjelaskan dalam sloka ini membawa undang-undang pada dirinya sendiri yang menyatakan hidup adalah

pengorbanan (kebaktian) dan barang siapa yang tidak menyadari ini, tidak akan menemui kebahagian dalam dunia ini maupun

dunia lain.

(32) evam bahuvidha yajna

vitata brahmano mukthe

karmajan viddhi tan sarvan

evam jnatva vimokshyase

artinya :

banyak dan beraneka warna persembahanbakti dihaturkan kepada Brahman

semuanya ini berasal dari kerjamengetahui ini, engkau 'kan moksha

perkataan moksha berarti emansipasi jiwa atau kelepasan, kerja sloka ini adalah kerja yang meliputi mental, jasmaniah dan

spirituil.

(33) srayan dravyamayad yajnaj

jnanayajnah paramtapa

sarvam karma 'khilam partha

jnane perimsamapyate

artinya :

persembahan berupa ilmu pengetahuan, Parantapalebih bermutu daripada persembahan materi

dalam keseluruhannya semua kerja iniberpusat pada ilmu-pengetahuan, Oh Parta

parartapa = Parta = Arjuna. Maksud tujuan ilmu pengetahuan didunia ini adalah untuk mencapai kebebasan dan kelepasan jiwa

dari ikatan kerja (karma).

188

Page 189: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(34) tad viddhi pranipatena

paripprasnena sevaya

upadekshyanti te jnanam

jnaninas tattvadarsinah

artinya :

belajarlah dengan wujud displin,dengan bertanya dan dengan kerja berbakti,

guru budiman yang melihat kebenaranakan mengajarkan padamu ilmu budi-pekerti

tiga cara yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain untuk belajar mencapai kebenaran abadi, yaitu pranipatena (hormat, sujud

dan disiplin kepada guru yang memberi pendidikan), pariprasena (bertanya, mencari dan memikirkan sendiri ilmu-pengetahuan

yang diberikan kepadanya) dan sevaya (berbakti, melayani dan setia dengan tulus iklas kepada guru). Ketida cara ini harus

dituntun oleh seorang guru yang telah melihat Brahman dalam dirinya.

(35) yaj jnatva na punar moham

evam yasyasi paandava

yena bhutany aseshena

drakshyasy atmany atho mayi

artinya :

setelah mengetahui segala iniengkau tidak lagi kebingungan pandawadengan demikian melihat, tanpa kecuali

segala mahkluk dalam Atman, dalam diri-Ku

(36) api ched asi papebhyah

sarvebhyah papakrittamah

sarvam jnanaplavenai 'va

vrijinam samtarishyasi

189

Page 190: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

walau seandainya engkau paling berdosadiantara manusia yang memikul dosadengan perahu ilmu-pengetahuan inilautan dosa engkau akan seberangi

ilmu-pengetahuan (yang juga sama artinya dengan ilmu budi pekerti) melenyapkan segala keraguan dan kebingungan, serta

mengahpus segala dosa dan melepaskan segala ikatam jasmaniah.

Pandawa = Arjuna

(37) yathai 'dhamsi samiddho 'gnir

bhasmasat kurute 'rjuna

jnanaghih sarvakarmani

bhasmasat kurute tatha

artinya :

bagaikan api menyala, oh Arjunamembakar kayu api menjadi abu

api-ilmu pengetahuan demikian pulamembakar segala karma menjadi abu

karma = kerja. Api ilmu-pengetahuan membakar karma atau kerja, mengehapus dualisme (buruk dan baik, panas dan dingin

dan sebagainya), mengantar jiwa kealam kebebasan abadi.

(38) na hi jnanena sadrisam

pavitram iha vidyate

tat svayam yogasamsiddhah

kalena 'tmani vindati

artinya :

tidak ada sesuatu dalam dunia inidapat menyamai ilmu-pengetahuan

mereka yang disempurnakan dalam yogimenemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya

190

Page 191: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pada umumnya yoga diartikan orang sebagai praktek disiplin yang spiritual, yang kesempurnaanya membutuhkan waktu lama,

tetapi sesungguhnya yoga, bila dimengerti sewajarnya, melingkupi teori kesucian ilmu pengetahuan dan praktek disiplin yang spiritual. Orang yang melaksanakan yoga dengan disiplin tetapi tanpa kesucian ilmu-pengetahuan, usahanya adalah sia-

sia, demikian pula sebaliknya, orang yang memiliki teori kesucian ilmu-pengetahuan tanpa praktek disiplin yang spiritual tidak mungkin menjadi yogi, oranmg yang mencapai kelepasan.

(39) sraddhavaml labhate jnanam

tatparah samyatendriyah

jnanam labdhva param satim

achirena 'dhigachchati

artinya :

ia yang memiliki kepercayaan dan menguasai pancaindrianya, mencapai ilmu-pengetahuan

setelah memiliki ilmu-pengetahuandengan segera ia menemui kedamaian abadi

perkataan sraddha berarti : kepercayaan, keyakinan. Sesungguhnya perkatan sraddha walaupun berarti kepercayaan, namun bukanlah kepercayaan yang membabi-buta. Perkataan

sraddha (kepercayaan) harus diikuti dengan perkataan samyatedriyah (penguasaan atas pancaindria, hawa-nafsu) untuk

mencapai param santim (kedamaian abadi, tertinggi)

(40) ajnas cha 'sraddadhanas cha

samsayatma vinasyati

na 'yam loko 'sti na paro

na sukham samsayatmanah

artinya :

tetapi mereka yang dungu dan tidak percayadan bersifat ragu, akan hancur sirna

bagi yang ragu-diri, baginya tiada bahagiabagi dunia ini, pun dunia sana

191

Page 192: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dalam kehidupan sehari-hari nyatanya banyak orang yang bimbang dan ragu-ragu, tetapi mereka tidak apa-apa tidak

hancur ataupun sirna. Adapun yang dimaksudkan dalam sloka ini, yang hancur adalah kehidupan spirituilnya, sebagai sebaliknya, basis positif dalam hidup ini adalah memiliki

kepercayaan atau keyakinan.

(41) yoga samnyasta karmanam

jnana samcchinna samsayam

atmavanism na karmani

nibadhnanti dhanamjaya

artinya :

ia yang bebas menurut ajaran yoga, Dananjaya,yang mengikis keraguannya dengan ilmu pengetahuan

yang telah menguasai jiwanya sendiri,hukum kerja tidak membelenggunya lagi

sloka ini memberi kesimpulan apa yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dalam Bab IV, yaitu hubungan timbal balik antara kerja yang benar, ilmu-pengetahuan yang suci dan disiplin jiwa yang

teguh.

(42) tasmad ajnana samnhutan

hritstham jnanasina 'tmanah

chhittvai 'nam samsayam yogam

atishtho 'ttishtha bhaarata

artinya :

sebab itu, setelah memotong keraguandalam hatinya karena ketidak-tahuandengan pedangnya ilmu pengetahuan

berpegang pada yoga, bangkitlah! Oh Barata

bara = Arjuna. Dengan kerja yang benar, ilmu-pengetahuna yang suci dan disiplin jiwa yang teguh, serta terhapusnya keraguan

dalam hati, Arjuna diharapkan bangkit, bertindak!

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu

192

Page 193: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Brahmavidyayam yogasastre

Srikrishnarjunasamvade

Jnanayogo nama chaturtho 'dhyayah

Maka berakhirlah bab keempat Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci yoga dan dialog antara Sri krisna dan Arjuna Yang berjudul JNANAYOGA

193

Page 194: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB 6

V. PERCAKAPAN KELIMA

KARMA SAMNYASA YOGA

Arjuna bertanya, yang manakah lebih baik membebaskan diri dari kerja atau bekerja tanpa kepentingan pribadi?. Dalam bab keenam ini Krisna menjawab bahwa kedua-duanya sama, tetapi

kerja tanpa kepentingan pribadi lebih baik.

Samnyasi (membebaskan diri dari kerja) maupun Yogi (bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan yang sama. Samyasi walaupun membebaskan diri dari kerja, namun apa yang diperbuatnya sehari-hari adalah motif apa-apa untuk

dirinya sendiri. Secara mental ia meninggalkan kerja.

Ia bekerja tanpa pengeruh ikatan kerja, sebab sadar bahwa kenikmatan berasal dari hubungan duniawi dan hanya merupakn

sumber penderitaan belaka.

Ia memandang semuanya sama, rendah maupun tinggi, tidak bergirang karena senang dan tidak bersedih karena duka dan

berpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa, hanya pancaindria yang bergerak diantara objek-objek benda''

Ia memutuskan hubungan dengan objek duniawi, memikirkan dan menyerahkan seluruh jiwanya kepada Brahman, bermeditasi

mengahpuskan dosa mencapai kedamaian abadi.

Dialah Samnyasi

V. Percakapan Kelima

(1) arjuna uvacha:

samnyasam karmanam krishna

punar yogam cha samsasi

yach chhreya etayor ekam

tan me bruhi sunischitam

194

Page 195: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

arjuna bertanya:Engkau memuji pembebasan diri dari kerjaKemudian kerja tanpa kepentingan pribadiOh Krisna, katakanlah padaku dengan pasti

Manakah yang lebih baik diantara keduanya?

Dalam Bab V ini, Arjuna mempersoalkand ua istilah yang sulit, yaitu samnyasa dan yoga (dalam hubungan pertanyaan diatas

ini, yang dimaksudkan yog adalah karmayoga). Perkataan samnyasa berarti : pembebasan diri dari kerja dan perkataan

karmayoga berarti kerja tanpa kepentingan pribadi. Kedua istilah ini dalam pengertiannya masing-masing masih membingungkan

Arjuna;karena itu ia bertanya kepada Gurunya.

Dalam bab III.17 dijelaskan bahwa yang bersatu dengan Atman hidup bahagia dan tidak dibelenggu oleh ikatan kerja. Dalam Bab

IV. 18, 19, 21, 22, 24, 32, 33, 37 dan 41. Krisna mengutarakan makna daripada pembebasan diri dari segala kerja. Tetapi kemudian dalam sloka IV.42. Krisna meminta agar Arjuna

berpegang pada yoga yaitu kerja.

Bagi orang sederhana, yang diliputi oleh ketidaktahuan selalu, kerja (karmayoga) sudah pasti lebih baik daripada pembebasan diri dari kerja (samyasa). Yang menjadi pertanyaan arjuna disini adalah bagi orang yang tidak tergolong sederhana tetapi belum

menemui Atman dalam jiwanya sendiri, manakah yang lenih baik sebab kedua-duanya mengandung kontradiksi atau sama lai?

(2) sribhagavan uvacha:L

samnyasah karmayogas cha

nihsreyasakarav ubhau

tayos tu karmasamnyasat

atinya ;

Sri Bagawan menjawab:Membebaskan diri dari kerja

Dan bekerja tanpa kepentingan pribadi,Keduanya membawa kebahagian tertinggi

Tetapi diantara kedua-duanya ini,Kerja tanpa kepentingan pribadi

Lebih baik dari bebas-diri dari kerja

195

Page 196: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dalam sloka ini mula-mula Krisna menjelaskan bahwa samnyasa (pembebasan diri dari kerja) dan karmayoga (kerja tanpa

kepentingan pribadi) adalah sama bila dilihat dari segi tujuan terakhir daripada emansipasi spirituil manusai. Tetapi kalau

ditinjau dari segi cara (jalan) dan pelaksanannya, maka samnyasa dan karmayoga adalah bebeda, walaupun kedua-

duanya tidak bertentangan.

Kalau samnyasa menekankan ilmu pengetahuan tentang Atman sebagai alat untuk mencapai kedamainan abadi dan bersatu

dengan Brahman, maka karmayoga menitik beratkan keamanan dan usaha keras sebagai alat untuk mencapai-Nya. Tetapi disini,

yang langsung dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari adalah karmayoga kerja tanpa motif kepentingan untuk diri

sendiri.

(3) jneyah sa nityasamnyasi

yo na dveshti na kankshati

nirdvandvo hi mahabaho

sukham badhat pramuchyateartinya :

dia yang disebut samnyasa selalutidak membenci dan tidak bernafsu

bebas dari dualisme pertentangan oh Mahabahudengan mudah (ia) terlepas dari belenggu

mahabahu = Arjuna. Orang yang melaksanakan samnyasa disebut samyasi dan orang yang melaksanakan yoga disebut

yogi.

(4) samkhyayogau printhag balah

pravadanti na panditah

ekam apy astihitah samyag

ubhayor vindante phalam

artinya ;

hanya kanak-kanak berkata bahwa karmayogaberbeda dengan samkhya, bukan orang arif-bijaksana

196

Page 197: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dia yang melaksankan salah satu daripadanyamemetik pahala dari kedua-duanya

(5) yat samkhyaih prapyate sthanam

tad yogair api gamyate

ekam samkhyam cha yogam cha

yah pasyati sa pasyati

artinya :

tempat yang tercapai oleh seorang samnyasajuga tercapai oleh serang yogi

dia yang melihat, melihat samkhyadan yoga sebagai satu kesatuan

perkataan balah berarti : kanak-kanak. Tetapi disini perkataan tersebut dimaksudkan juga orang-orang dungu, yang jalan

pikirannya seperti kanak-kanak. Perkataan sthanam berarti : tempat atau status.

Sloka 4 dan 5 ini hendaknya dihubungkan dengan sloka II.39, dimana Krisna telah menyinggung prihal karmayoga dalam

hubungannya dengan sakhya dan juga sloka III. 3 dan 4. Seperti dalam sloka 1 dan 2 dalam bab V ini dengan samnyasa juga

dimaksudkan samkhya, atau dengan perkataan lain :

Samnyasa = samkhya

Dalam sloka diatas ini jelaslah bahwa baik seorang samnyasi (yang membebaskan diri dari kerja) maupun seorang yogi (yang bekerja tanpa motif kepentingan diri pribadi) mempunyai tujuan

yang sama, tidak ada kontradiksi, yaitu kedamaian abadi. Seorang samnyasa yang betul walaupun telah membebaskan diri

dari segala kerja, namun apa yang ia perbuat sehari-harinya adalah kerja tanpa motif apa-apa untuk dirinya sendiri. Demikian

pula seorang yogi walaupun bekerja tanpa motif kepentingan pribadi, namun apa yang ia perbuat sehari-harinyaadalah kerja yang membebaskan dirinya dari ikatan kerja. Jadi kedua-duanya

adalah menuju satu kesatuan; dan sesungguhnya keduanya adalah merupakan sikap mental.

(6) samnyasas tu mahabaho

dunkham aptum ayogatah

197

Page 198: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yogayukkto munir brahma

nachirena 'dhigachchati

artinya :

tetapi samnyasa tanpa yogasungguh sukar dicapai, oh Mahabahuseorang mini dilengapi dengan yogamencapai Brahman dengan segera

perkataan muni berarti : orang yang bersamadi, teguh iman (lihat sloka II. 56)

samnyasa (pembebasan diri dari kerja) adalah suatu bentuk yang sangat sukar untuk dicapai, sebab jalan untuk mencapainya

penuh dengan penolakkan kesenangan, kewajiban yang berat, larangan yang keras, tabu bagi berbagai hal, pantang dengan berbagai tindakkan dan sebagainya. Pendeknya penug dengan kedukaan (duhkham aptum) dan kesukaran. Oleh karena itu,

seperti telah diuraikan dalam sloka 2 bab V ini, yoga (kerja tanpa kepentingan pribadi) adalah lebih baik, sebab lebih mudah jalan

untuk mencapainya.

Bukanya samnyaasa yang didasarkan ilmu-pengetahuan tentang atman tidak lebih tinggi daripada yoga yang didasarkan atas

kemauan dan usaha yang keras, melainkan karena yoga ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang baru mulai, dan pada waktunya

dapat meningkatkan diri mereka pada jalan yang lebih tinggi dengan pikiran dan jiwa yang telah disucikan. Maka itulah Krisna

menganjurkan agar samnyasa disertai dengan yoga atau seorang muni dilengkapi dirinya dengan yoga.

(7) yoga yukto visuddhatma

vijitatma jitendriyah

sarva bhutatma bhutatma

kurvann api na lipyate

artinya :

dia yang melaksanakan yoga, berjiwa sucimenguasai diri, menaklukan pancaindriaatmanya adalah atman mahkluk semua

walaupun bekerja, tidak terpengaruh ikatan kerja

198

Page 199: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan sisaddha berarti jiwa yang bersih (suci), vijiatma berarti dia yang menguasai jiwanya dan jitendriyah berarti dia

yang telah menaklukan pancaindrianya. Disini kelihatannya dengan nyata betapa perkembangan dan kemajuan spirituil

seseorang yang melaksanakan yoga. Secara mental ia menjatuhkan jiwanya dengan jiwa mahkluk semua lainnya, yang menyebabkan segala kegiatan sehari-hari tidak lagi diikat oleh

pahala kerja (karma).

(8) nai 'va kimchit karomi 'ti

yukto manyeta tattvavit

pasyan srinvan sprisan jighrann

asnan gachchhan svapan svasan

artinya :

seorang yogi yang mengetahui inti kebenaranberpikir : "aku sebenarnya tidak berbuat apa-apa"

walaupun sedang melihat, mendengar,meraba, mencium, makan, pergi, tidur, bernafas

(9) pralapan visrijan grihnann

unmishan nimishann api

indriyani 'ndriyartheshu

vartanta iti dharayan

artinya :

takkala berbicara, melepaskan, mengenggammembuka dan memejam mata

ia beranggapan : "hanya pancaindria belaka bergerak diantara objek benda

benda"

hanya orang yang benar-benar mengetahui inti kebenaran dapat memisahkan jiwanya yang bersih (suci) dan bebas daripada

prakriti (objek benda-benda duniawi). Ia mengerti benar bahwa komponen-komponen ego pada diri seseorang tidaklah

permanen, yang merupakan arus yang berobah-obah setiap saat, yang bergerak diantara objek benda-benda duniawi.

199

Page 200: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Adalah berbahaya kalau orang memberi interprestasi bahwa kedua sloka ini mempunyaiarti "bukan aku yang

melaksankannya, melainkan pancaindriaku" dan lalu membiarkan hawanafsunya, seakan-akan ia tidak bertanggung jawab terhadap pancaindrianya sendiri, yang sebenarnya harus

dikontrolnya.

(10) brahmany adhaya karmani

sangam tyaktva karoti yah

lipyate na sa papena

padmapattram iva 'mbhasa

artinya :

dia yang bekerja mempersembahkan kerjanyakepada Brahman, tanpa motif keinginan apa-apa

tidak terjamah oleh dosa-papabagaikan air meluncur didaun teratai

seperti telah dinyatakan sloka 2, Krisna mengehendaki agar Arjuna bekerja dan bertindak dengan jalan menuju segala kerja

dan tindakkannya kepada Brahman Yang Maha Esa. Daun teratai tidak dibasahi air walaupun kena hujan, demikian pula orang walaupun bekerja sehari-hari sebagaimana mestinya, sebab

perbuatannya tidak lagi mengahsilkan karma.

(11) kayeta manasa buddhya

kevalaair indriyair api

yoginah karma kurvanti

sangam tyaktva 'tmasuddhaye

artinya :

para yogi menanggalkan keinginanhanya bekerja mempergunakan badanpikiran, budi dan bahkan pancaindria

demi untuk mencucikan jiwa

(12) yaktah karmaphalam tyaktva

sdantim apnoti naishthikim

200

Page 201: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ayuktah kamakarena

phale sakto nibhadyate

artinya :

seorang yogi yang menanggalkan pahalaakhirnya akan mencapai kedamaian abaditetapi yang tidak bersatu dengan Atman

diperbudak oleh nafsu dan belenggu kerja

kedamaian abadi adalah merupakan tingkatan kesempurnaan yang dicapai dengan jalan berangsur-angsur, yang mula-mula tumbuh dari pertama kebersihan hati, kedua mencapai ilmu-

pengetahuan, ketiga melepaskan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginan pribadi dan keempat keseimbangan jiwa

dalam melaksanakan bakti.

(13) sarvakarmani manasa

samnyasya 'ste sukham vasi

navadvare pure dehi

nai 'va kurvan na karayan

artinya :

setelah secara mental menanggalkan segala kerjajiwa, penghuni jasmani ini, menguasai dirinya

bertakhta dengan damai dikota sembilan gapuratiada bekerja, pun tidak menyebabkan kerja

dalam sloka ini Krisna menjelaskan bahwa jiwa yang ada didalam diri manusia diibaratkan sebagai seorang raja yang bertakhta dalam kota yang mempunyai pintu gerbang sembilan buah. Sembilan pintu gerbang tersebut adalah : dua biji mata, dua lobang hidung, dua lobang kuping, satu lobang mulut, satu

lobang pantat dan satu lobang kemaluan.

Setelah jiwa itu menanggalkan segala kerja, maka ia berthakta dalam diri manusia, dengan damai dan bahagia menguasai

dirinya. Ini berarti ia tidak lagi bekerja atau menyuruh orang lain bekerja, dan hubungan dengan dunia luar melalui kesembilan

pintu gerbang tersebut diatas tidak ada lagi, Atau perkataan lain, ia telah mengontrol pancaindrianya dan objek benda-benda

duniawi tidak lagi mempunyai hubungan apa-apa dengan dia.

201

Page 202: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Perkataan sarvakarmani berarti : segala kerja atau semua tindakkan. Dalam hubungan ini, kerja manusia dapat dibagi

menjadi empat : yang diharuskan = Atya, yang mnenjadi kebiasaan atau tradisi = naittika, yang mempunyai maksud

tujuan = kamya dan yang dilarang = nishiddha. Keempat macam kerja ini, bagi orang yang telah mencapai kedamaian abadi tidak

mempunyai pengaruh apa-apa lagi.

(14) na kartritvam na karmani

lokasya srijati prabhu

na karmaphalasamyogam

svabhavas tu pravartate

artinya :

Yang Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa-apaJuga tiada berbuat untuk dunia manusia

Dan tidak menghubungkan kerja dengan pahalanyaIni sebenarnya manisfestasi alam benda

Perkataan prabhuh berarti : Yang Maha Kuasa

(15) jnanena tu tad ajnanam

yesham nasitam atmanah

tesham adityavaj jnanam

prakasayati tat param

artinya :

Brahman Seru-Sekalian-Alam tiada menerimaBaik dosa maupun kebajikan seseorang manusia

Budipekerti yang diselubungi ketidak-tahuan'lah menyebabkan mahkluk tersesat dijalan

perkataan vibbhuh berarti : Brahman Seru-sekalian Alam

(16) jnanena tu tad ajnanam

yesham nasitam atmanah

tesham adityavaj jnanam

202

Page 203: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prakasayati tat param

artinya :

tetapi mereka yang ketidak-tahuannyadilenyapkan oleh pengetahuan tantang Atmanpengetahuan itu bercahay bagaikan matahari

memperlihatkan Yang Maha Tinggi

perkataan tatparam berarti : kebenaran, Yang Maha tinggi.

Didalam ketiga sloka diatas ini konsep tentang Tuhan dijelaskan oleh krisna sebagai Yang Maha Kuasa, Brahman Seru-Sekalian-Alam, Atman, Yang Maha tinggi (kebenaran). Dalam sloka 14

Tuhan dikatakan Yang Maha Kuasa, namun ia tidak menciptakan alam dan membantu manusia untuk memisahkan dirinya dari

hukum karma yang merukan manisfestasikan alam-benda prakriti. Selama jiwa manusia masih terbelenggu oleh ketidak-tahuan (ajnanena), selama itu ia akan menjalani hukum karma, memetik buah perbuatan apa saja ia lakukan dalam hidupnya,

dan selama itu pula ia tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa.

Dalam sloka 15 Tuhan dikatakan Brahman Seru-Sekalian-Alam. Ia meliputi seluruh alam semesta yang paling tinggi, paling luas dan paling dalam. Maka itu ia dikatakan lebih kecil daripada atom, tetapi lebih besar daripada bumi + bulan + bintang +

matahari sekaliannya. Oleh karena ia meliputi segalanya, maka ia tidak menerima orang yang berbuat dosa, sebab kedua-

duanya (dan sesungguhnya semuanya dan segala sesuatunya) ada pada-Nya, dan diliputi oleh-Nya. Adalah menjadi kewajiban

manusia sendiri untuk berusaha mengahspuskan ketidaktahuanya, melepaskan egonya yang dibelenggu hukum-karmadan bersatu dengan BrahmanSeru-Sekalian-Alam, yang

meliputi segala-galanya. Dalam sloka 16 Tuhan dikatakan kebenaran, Yang Maha Tinggi. Secara psikologis status atau

tempat yang ketinggian adalah lebih baik dan lebih sempurna. Maka itu kebenaran yamg paling sempurna tempatnya adalah paling tinggi. Orang yang ingin bersatu dengan Atman harus

mencapai tempat Yang Maha Tinggi itu, dengan jalan menghapus belenggu karmanya.

Inilah konsep Tuhan yang diutarakan dalam seluruh dialog Krisna dengan Arjuna dalam Bhagavadgita ini.

(17) tadbuddhayas tadatmanas

tanishthas tatparayanah

203

Page 204: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

gachchanty apunaravrittim

jnana nirdhuta kalmashah

artinya :

mereka yang memikirkan-Nya menyerahkan jiwaseluruh kepada-Nya, menjadikan-Nya tujuan utamamemuja harus pada-Nya, akan pergi tidak kembali

dan dosa mereka dihapus oleh pengetahuan budi-pekerti

perkataan apanuravritti berarti : suatu keadaan tidak kembali lagi, dengan perkataan lain tidak mengalami inkarnasi lagi

langgeng. Keadaan ini dicapai kalau dosa (kalmashah) sudah dihapus dengan ilmu pengetahuan budi-pekerti (lihat sloka

IV.36).

(18) vidya vinaya sampanne

brahmane gavi hastini

suni chai 'va svapake cha

panditah samadarsinah

artinya :

orang arif bijaksana mnelihat semuasama. Baik brahmana budiman dan rendah hati

maupun seekor sapi, gajah dan anjingataupun orang hina-papa tanpa kasta

perkataan vinaya berarti : rendah-hati. Dalam kitab Tripitaka (ajaran buddha) perkataan ini juga berarti disiplin. Perkataan

svake sebenarnya berarti orang yang makan daging anjing yaitu orang pariah, tanpa kasta.

Pendita dan orang arif-bijaksana yang jiwanya telah suci melihat manusia dan mahkluk lainya sama tinggi-rendahnya. Pandangan yang demikian itu menumbuhkan perasaan kasih sayang kepada

sesama mahkluk hidup dan mengangkat tanggapan akan persamaan hidup yang menjadi karakteristiknya kehidupan

spiritual.

(19) ihai 'va jitah sargo

yesham samye sthitam manah

204

Page 205: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nirdesham hi samam brahma

tasmad brahmani te sthitah

artinya :

didunia ini sekalipun inkarnasi diatasioleh mereka yang pikirannya seimbang harmonis,

sebab Brahman seimbang dan sempurnamaka merekapun bersatu dengan Brahman

dalam tingkatan dimana pikiran telah mencapai keseimbangan yang harmonis, dimana dualisme pertentangan (panas dan

dingin, suka dan duka, dan sebagainya) tidak ada lagi dan jiwa seimbang dalam Brahman, maka hukum karma dan inkarnasi lenyap, serta kelepasan dapat tercapai sekalipun orang masih

hidup didunia ini.

(20) na prahrisyet priyam prapya

no 'dvijet prapya cha 'priyam

sthirabuddhir asammudho

brahmavid brahmani sthitah

artinya :

dia yang tidak bergirang menerima sukadan juga tidak bersedih menerima dukatetap tinggal tenang dan berteguh iman

mengetahui Brahman. Bersatu dengan Brahman

(21) bahyasparseshv asaktatma

vindaty atmani yat sukham

sa brahmayoga yuktatma

sukham akshayam asnute

artinya :

dia yang jiwanya tak-lagi berhubungan denganduniawi menemui kabahagian dalam Atman,

dia yang mengontrol hatinya demikiandalam yoga pada Brahman menikmati restu abadi

205

Page 206: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kedua sloka diatas ini melukiskan tingkatan dimana seseorang telah membebaskan dirinya dari segala ilusi yang ditimbulkan

oleh pancaindrianya dan kotak daripadanya dengan objek-objek benda-benda, hidup dalam keabadian dan menikmati restu

langgeng dari Brahman.

(22) ye hi samsparsaja bhoga

duhkhayonaya eva te

adyantavatah kaunteya

na teshu ramate budhah

artinya :

kenikmatan berasal dari hubungan duniawihanya merupakan sumber penderitaan belaka

ada awalnya ada akhirnya, oh Kuntipuratak seorang budimanpun tertarik pada semua ini

perkataan duhkayonaya berarti : sumber kedukaan. (bandingkan pula sloka ini dengan sloka II.14 terdahulu).

(23) saknoti 'hai 'va yah sodhum

prak sarira vimokshanat

kamakrodhodbhavan vegam

sa yuktha sa sukhi narah

artinya :

dia yang kuasa menahan nafsu birahidan amarah murkanya didunia ini

sebelum meninggalkan jasad raganyaada yogi, dia adalah orang yang bahagia

(24) yo 'ntahsukho 'ntararamas

tatha 'ntarjyotir eva yah

sa yogi brahmanirvanam

brahmabhuto 'dhigachchhati

206

Page 207: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

dia yang menemui kebahagian pada dirinyatentram pada dirinya, cahaya pada dirinya

yogi yang begini ini menjadi suci

perkataan Brahmanrvana dala kitab suci agama budha berarti kebahagian tertinggi (lihat sloka II.72) dan perkataan

Brahmabhutah dalam kitab suci Upanisad berarti menjadi satu dengan Brahman. Kedua tingkatan ini bisa dicapai oleh manusia semasih hidup didalam dunia ini ditengah-tengah masyarakat,

apabila ia benar-benar telah melaksanakan dan mencapai tingkatan seperti yang dilukiskan dalam kedua sloka diatas ini.

(25) labhante brahmanirvanam

rishayah kshinakamashah

chhinnadvaidha yatatmanah

sarvabhutahite ratah

artinya :

orang suci yang dosanya telah dimusnahkankeraguannya dihapus, pikiranya dipusatkan

kebahagiannya berbuat kebajikan bagi mahkluk semuamencapai nirmawana bersatu dengan Brahman

dalam sloka ini Krisna menerangkan bahwa keyakinan hidup harus dilihat dari segi diri sendiri dan masyarakat yaitu

kebahagian untuk menyucikan jiwa sendiridan kebahagian untuk kebajikkan bagi (masyarakat) mahkluk

semua (sarvabhu tahite ratah)

(26) kama krodha viyuktanam

yatinam yatahetasam

abhito brahmnirvanam

vartate viditatmanam

artinya :

dia yang menguasai diri pribadinyamengontrol pikiranya bebas dari nafsu dan murka

207

Page 208: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mengetahui Atman ada disekitar dirinyamencapai nirwana bersatu dengan Brahmana

kesadaran akan pendekatan jiwa dengan Atman yang ada disekitar dirinya mempercepat proses seseorang untuk mencapai

nirwana, dan proses ini bisa dicapai dalam hidup ini sekalipun.

(27) Sparsan kritva bahir bahyams

Chakshus chai 'va 'ntare bhruvoh

Pranapanam samau kritva

Nasal hyantaracharinau

Artinya :

Dengan memutuskan hubungan objek bendaMemusatkan mata diantara kening

Mengatur keluarnya prana dan masuknya spanaDiantara lobang hidung dengan seimbang

(28) yatendriya mano bhuddhir

munir mokshaparayanah

vigatechchha bhaya krodho

yah sada mukta eva sah

artinya :

menguasai panca indria, perasaan dan pikiranseluruh jiwa menghasratkan kelepasanmembuang jauh nafsu, takut dan murka

orang suci itu mencapai kelepasan buat selamanya

(mengenai istilah prana dan apana lihat sloka IV.29). setelah memutuskan hubungan pancaindria dengan objek benda-benda

lahiriah, lalu dilakukan meditasi dengan jalan memejamkan mata setengah tertutup, hanya biji mata saja ditengah-tengah kening tertuju kepada ujung hidung, dan keluar masuknya nafas diatur. Dalam posisi begini, seluruh konsentrasi jiwa dipusatkan kepada hasrat akan kelepasan (moksha). Tentang hal ini, akan dijelaskan

oleh Krisna lebih jauh dalam Bab berikut.

(29) bloktaram yajnatapasam

208

Page 209: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sarvaloka mahesvaram

suhridam sarvabhutanamjnatva mam santim richchhati

artinya :

setelah mengetahui aku sebagai penerimapersembahan bakti dan tapa-meditasi

sebagai Seru-Sekalian-Alam, pencipta mahkluk semuaia mencapai kebamaian abadi

kalau kurang dialami, seolah-olah sloka diatas ini mengandung pertentangan dengan sloka-sloka 14 dan 15. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Sebab Tuhan, Brahman, Seru-Sekalian-Alam bukan pelaksana, tidak dapat dilukiskan, tidak dapat diuraikan

dengan kata-kata dan tidak terucapkan. Hanya manusialah yang mencoba menerangkan dengan berbagai cara, berbagai

penjelasan berbagai antribut-sifat-kwalitas menurut pengertiannya masing-masing.

Untuk mengetahui Brahman sesungguhnya kita harus melaksanakan kewajiban kita dengan jalan mempersembahkan

kebaktian, studi, bersedekah, hidup sederhana, berguru dan meditasi, bukan dengan kata dan penjelasan.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Karmasamnyasayogo nama panchamo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kelima Upanisad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna danArjuna yang berjudul KARMASAMNYA-SAYOGA

BAB VII

VI. PERCAKAPAN KEENAM :

DHANA YOGA

Yogi memusatkan pikiran terus-menerus pada jiwa (Atman) ditempat yang aman, sunyi dan bersih sendirian menyucikan

jiwanya.

209

Page 210: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Badan, leher dan kepala tegak duduk diam tidak bergerak, mengkonsentrasikan pikiran dan menjaga keseimbangan jiwa.

Berdisiplin dalam makan, tidur, jaga, langkah, bicara, dan kerja. Bagaikan nyala pelita ditempat yang hening tidak berangin. Yoga harus dilaksanakan dengan keteguhan hati dan keyakinan yang menbaja, menanggalkan semua nafsu keinginan untuk pribadi dan memandang Atman ada pula pada semua mahkluk insani

yang sama dengan jiwa sendiri.

Arjuna bertanya kalau pikiran itu liar, bagaimana bisa diperoleh keseimbangan, sukar dikendalikan seperti mengendalikan angin? Krisna menjawab, dengan latihan bekerja tanpa keinginan untuk

diri pribadi.

Arjuna bertanya walaupun ada keyakinan, tetapi tidak bisa menguasai diri, pikiran pengembara, Yogi yang begini pergi

kemana? Krina menjawab bahwa berbuat kebajikan, walaupun gagal melaksanan yoga, lahir kemb

bali dalam posisi dan situasi yang lebih baik, dan berusaha lagi sampai menuju kekesempurnaan.

Seorang Yogi lebih besar daripada pertapa, sarjana dan dari yang melakukan upacara persembahyangan.

VI. Percakapan keenam

(1) sribhagavan uvacha:

anasritah karmaphalam

karyam karma karoti yah

sa samnyasi cha yogi cha

na niragnir na cha 'kriyah

artinya :

Sri Bagawan berkata;Dia yang bekerja tanpa keinginan untuk pribadiAdalah seorang samnyasi dan juga seorang yogi

Bukanya dia yang tidak menyalakan apiPemujaan dan tidak melakukan sembah bakti

Api diperlukan pada waktu diadakan upacara pemujaan sebagai alat yang menghubungkan antara pemuja san Brahman. Dalam kiasanya, api juga dipergunakan sebagai alat untuk menerangi

210

Page 211: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

jiwa manusia agar dapat melihat Brahman. Banyak orang yang menafsirkan bahwa samyasi (yang telah membebaskan diri dari kerja tidak perlu lagi menjalankan api pemujaan, tidak perlu lagi

mengadakan upacara persembahyangan. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Absen dari api pemujaan dan upacara

persembahyangan. Tetapi tanp[a semangat samnyasa yang sesungguhnya adalah sia-sia belaka. Maka itu Krisna

menjelaskan kepada Arjuna bahwa seorang samnyasi tidak seharusnya melupakan api pemujaan dan upacara

persembahyangan.

(2) yam samnyasam iti prahur

yogam tam viddhi pandava

na hy asamnyastasamkalpo

yogi bhavati kaschana

artinya :

yang dinamakan pembebasan diri dari kerjaadalah sama dengan melaksanakan yoga

oh Pandawa, tak seorang pun bisa jadi yogitanpa menanggalkan nafsu-keinginan pribadi

(pandawa = Arjuna ) Krisna menekankan sekali lagi dalam sloka ini bahwa samnyasa adalah sama nilainya dengan yoga (lihat

sloka V.4 dan 5).

(3) arurukshor, muner yogam

karma karanam uchyate

yogarudhasya tasyai 'va

samah karanam uchyate

artinya :

bagi seorang muni yang melakukan yogakerja-lah disebut alat baginyadan setelah ia mencapai yoga

ketentraman-lah disebut menjadi alatnya(Untuk perkataan muni lihat sloka-sloka II.56 dan V.6). bagi

seorang muni yang melakukan yoga tiada kekayaan dihadapan matanya yang berharga selain kesatuan, harmoni, kebenaran,

211

Page 212: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kesucian, keseimbangan, kelemah-lembutan, kejujuran dan pengenduran diri lambat laun dari segala kegiatan kerja (lihat

Mahabharata, Santiparva 175,38).

(4) Yadhi ne 'ndriyartheshu

na karmasv anushajjate

sarva samkalpa samnyasi

yogaruhas tado 'chyate

artinya :

bila ia merasa bebas sungguh dari ikatan objek pancaindria dan kerja

dan membuang segala maksud keinginanmaka ia dikatakan mencapai yoga

perkataan yogarudha berarti : naik mencapai yoga, dan perkataan samkalpa berarti : maksud, keinginan dan nafsu.

Menurut manu semua nafsu keinginan lahir dan samkalpaatau dengan perkataan lain samkalpa adalah sumber-sumber nafsu-

keinginan (Mahabharata, Santiparva 177,25 : "Oh Nafsu-keinginan, aku tahu dimana akarmu berada. Engkau dilahirkan dan tumbuh dari samkalpa. Aku tidak akan memikirkan engkau,

dan engkau akan berhenti tumbuh").

Jadi seorang muni yang telah mencapai yoga tidak lagi memikirkan maksud-keingainan yang egoitis dan dengan jalan

begini samkalpa tidak lagi tumbuh padanya.

(5) uddhared atmana 'tmanam

na 'tmanam avasadayet

atmai 'va hy atmano bandhur

atmai 'va ripur atmanah

artinya :

biarlah dia mengangkat jiwanya dengan jiwajanganlah jiwa menjerumuskan dirinya

sebab hanya jiwa adalah teman jiwanya

212

Page 213: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan hanya jiwa adalah musuh jiwanya(6) bandhur atma 'tmanas tasya

yena 'tmai 'va 'tmana jitah

anatmanas tu satsrutve

varteta 'tmai satruvat

artinya :

jiwa menjadi teman jiwa yang bisamenguasai jiwanya dengan jiwanya

tetapi bagi yang jiwanya tidak ditaklukanjiwa, seperti musuh, menjadi lawan

dalam kedua sloka diatas jiwa manusia dilihat dari dua aspek, yaitu sebagai objek dan subjek peningkatan spirituil seseorang,

dimana ego bertindak atas aspek yang satu dan sebaliknya dimana ego ditindak oleh aspek yang lainnya. Sesungguhnya Jiwa (Atman) ada pada diri kita, tetapi oleh karena ego kita

bertindak, maka kesadaran kita tertekan kebawah yang menyebabkan kita tidak mengetahui-Nya (lihat sloka III,38) dan

menyebabkan jiwa kita terpisah dengan jiwa (Atman).

Jiwa seseorang menjadi temanya sendiri, apabila ia dapat memisahkan benda-jasmaniah dan mengontrol pancaindrianya

didalam ia menempuh kehidupan spiritual sehari-harinya.

Tatapi kalau sebaliknay, maka jiwanya akan menjadi musuhnya sendiri. Untuk itu orang harus menyadari bahwa "jiwa adalah

penguasa Jiwa" dan "jiwa adalah tujuan jiwa" (Dhammapada 160 dan 380).

(7) jitatmanah prasantasya

paramatma samahitah

stoshna sukha duhkheshu

tatha manapamanayoh

artinya :

yang dapat menguasai jiwanya dengan jiwa tertinggidan mencapai ketentraman sempurna

213

Page 214: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ia seimbang tenang dalan panas dan dingin,dalam suka dan duka, dalam puji dan caci

perkataan paramatma berarti: jiwa (Atman) Yang Maha Tertinggi. Apabila jiwa telah dikuasai (bersatu dengan) oleh Paramatman

maka dualisme pertentangan tidak terasa lagi.

(8) jnana vijnana trintatma

kutastho vijitendriyah

yuktah ity uchyate yogi

sama loshta ;sma kanchanah

artinya :

yang jiwanya penuh ilmu dan budipekertiteguh iman, pancaindrianya dikuasai'

memandang segumpal tanah, batu dan emas, sama,maka ia-lah disebut seorang yogi

(mengenai istilah jnana dan vijnana lihat keterangan sloka III.41)

(9) suhrin mitrar yudasina

madhyastha dveshya bandhushu

sadhushv api cha papeshu

samabuddhir visihyate

artinya :

dia adalah orang pertama yang melihatsama antara kawan akrab, teman dan lawan

antara yang netral dan penengah, yang dibencidan keluarga, antara yang budiman dan yang jahat

dalam masyarakat biasa, manusia kehidupan sosial sehari-hari diliputi oleh adanya golongan-golongan seperti antara keluarga dan orang lain, bangsa sendiri dan orang asing, orang saleh dan

orang munafik dan seterusnya, dimana diantara golongan-golongan itu timbul perbedaan dan pertentangan.

214

Page 215: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Tetapi bagi seorang yogi perbedaan dan pertentangan tersebut tidak mempengaruhi apa-apa (lihat juga sloka V18 sebagai suatu

perbandingan)

(10) yogi yunjita satatam

atmanam rahasi sthitah

ekaki yatachittatma

nirasir aparigrahah

artinya :

biarlah yogi itu memusatkan pikirannyaterus-menerus pada Atman ditempat aman

sendirian, menguasai jiwa dan raganyabebas dari nafsu-keinginan akan kekayaan

dalam sloka ini dan sloka-sloka seterusnya oleh Krisna dijelaskannya tentang yoga menurut garis-garis yang diajarkan

oleh Pantanyali dalam bukunya yang bernama Yoga Sutra. Tujuannya yang utama adalam untuk mengengkat kesadaran manusia dalam menghadapi perjuangan hidup dan pergulatan bhatinya sehari-hari menuju kearah kedamaian jiwa yang lebih

sempurna sehingga ia terbebas dari siksa dunia ini.

Untuk mencapainya, orang harus memusatkan pikirannya terus-menerus ditempat yang suci dan aman, sendirian untuk mendengarkan suara-suara suci yang terpendam. Hanya

ditempat sunyi dan sendirianlah hal itu dapat dilakukan, sebab kesadaran dan suara hati datangnya dari dalam.

(11) suchau dese pratishth pya

sthiram asanam atmanah

na 'tyuchchhritam na 'tinicham

chaila jina kusottaram

artinya :

dengan duduk teguh ditempat yang bersihtidak tinggi dan juga tidak rendahditumbuhi oleh rumput suci kusa

diatasnya kulit rusa dan kain silih bertindih

215

Page 216: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(12) tatrai 'kagram manah kritva

yata chittendriya kriyah

upavisya 'sane yunjyad

yogam atma visuddhaye

artinya :

disana, dengan penyatupaduan hatinyamengendalikan pikiran dan gerak pancaindria

ia bersilah diatas tempat duduknyamelaksanakan yoga menyucikan jiwa

kusa adalah nama sebangsarumput yang dipandang suci. Untuk mengeathui kebenaran oang harus melepaskan dirinya dari cnegkraman hawa-nafsu pribadi yang selalu berkisar pada

benda-benda duniawi. Dan untuk sampai kepada kebenaran abadi orang harus berani hidup dan disiplin spiritual.

Bhagavadgita mengajarkan kepada kitra untuk hidup berdisiplin dengan jalan yajna + dana + tapas, yaitu melakukan upacara

persembahyangan + bersedekah (beramal + betapa atau meditasi. Meditasi ini harus dilakukan sendiri dan ditempat yang

suci.

(13) saman kayasirogrivam

dharayann achalam sthirah

samprekshya naasikagram svam

disas cha 'navalokayan

artinya :

dengan badan, kepala dan leher tegakduduk diam tiada bergerak-gerak

tetap memandang keujung hidungnyadan tanpa menoleh-noleh sekitarnya.

Pandangan harus diarahkan keujung hidung, sebab kalau tidak demikian pandangan bisa mengembara kemana-mana, dan

konsentrasi pikiran tidak dapat dicapai, tetapi sesungguhnya pandangan kearah ujung hidung itu hanyalah merupakan

pandangan pertama, sebab setelah konsentrasi pikiran tercapai,

216

Page 217: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dengan mata setengah tertutup pandangan diarahkan kepada Atman (jiwa).

(14) Prasantatm vigatabhir

brahmacharvrate sthitah

manah samyamya machchitto

yukta assita matparah

artinya :

dengan tentram damai tiada gentarteguh sebagai cantrik, menaklukkan hatinya

dengan harmonis memikirkan Aku belakabiarlah ia duduk, Aku jadi tujuannya

perkataan Brahmacari berarti : cantrik, yaitu orang yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin, bersih dari kehidupan

sexuil.

(15) yunjann evam sada 'tmanam

yogi niyata manasah

santim nirvana paramam

matsamstham adhigachchhati

artinya :

dengan selalu menjaga keseimbangan jiwanyayogi yang telah menaklukan hatinyamencapai nirvana, kedamaian abadi

yang tertinggi, yang ada pada-Ku

(16) na 'tyasnatas tu yogo 'sti

na chai 'kantam anasnatah

na cha 'tisvapnasilasya

jagrato nai 'va cha 'rjuna

artinya :

217

Page 218: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sesungguhnya yoga bukanlah bagi orangyang makan terlalu bangyak atau puasa terlalu banyak

oh Arjuna, bukanlah untuk orangyang tidur terlalu banyak atau melek terlalu banyak

ekses yang berlebih-lebihan, baik dalam soal makan, puasa, tidur, melek maupun dalam hal yang menyangkut bentuk-bentuk nafsu dan keinginan manusia harus dihindari. Yoga dimaksudkan

oleh Krisna adalah yang terbaik, apabila menempuh jalan tengah.

(17) yuktahara viharasya

yukta chechtasya karmasu

yukta svapnavabodhasya

yogo bhavati duhkhala

artinya :

bagi yang berdisiplin dalam makananhiburan dan langkah usaha kerjanya

berdisiplin dalam tidur dan jagayoga ini menjadi penghapus dukanya

bukan sama sekali menghapuskan atau absen dari kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makan-minum, tidur-bangun dan berekreasi, melainkan berdisiplin agar hidup spirituil dapat ditempuh dengan jalan yang lebih mudah dan tidak penuh

dengan penderitaan.

(18) yada viniyatam chittam

atmany eva 'vatishthate

nihsprihah sarva kamebhyo

yukta ity uchyate tada

artinya :

bila pikiranku yang telah terkendalikanterpaku hanya kepada Atman,

bebas dari nafsu dan segala keinginan,maka ia dikatakan berhasil dalam yoga

218

Page 219: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(19) ya dipo nivatastho

ne 'ngate so 'pama smrita

yogina yatachittasya

yunjato yogam atmanah

artinya :

bagaikan nyala pelita yang tak tergoyangkanditempat tak berangin, demikian yogi

dengan pikiran yang dikendalikanmelaksanakn jikonsentrasi pada Atman

dengan pikiran yang terkendalikan, konsentrasi jiwa dapat dilaksanakan dengan baik. Konsentrasi jiwa ini, bagaikan api

pelita, membakar segala hawa nafsu dan keinginan yang menyebabkan jiwa itu bersih suci dan tertuju kepada Atman.

(20) yatro 'paramate chittam

niruddham yogasevaya

yatra chai 'va 'tmana 'tmanam

pasyann atmani tushyati

artinya :

disana dimana pikiran telah tentaramterkendalikan oleh konsentrasi yoga

menyaksikan Jiwa dengan jiwadan jiwa merasa dalam jiwa

(21) sukham atyantikam yat tad

buddhigrahyam atindriyam

vetti yatra na cjai 'va 'yam

shitas chalati tattvatah

artinya :

219

Page 220: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dimana dijumpai kebahagian tertinggidengan intelek diluar kemampuan pancaindria

disana ia mencapai tujuandan tiada lagi jatuh dari kebenaran

(22) yam labdhva cha 'param labham

manyate na 'dhikam tatah

yasmin shrito na dunkhena

guruna 'pi vichalyate

artinya :

dimana tercapai apa yang terpikirkandan tiada lagi lebih mulia diluar ituyang dapat dicapai, disan ia tertuju

tiada tergoyahkan oleh duka terberat sekalipun

(23) tam vidyad dunkhasamyoga

voiyogam yogasamjnitam

sa nischayena yoktavyo

yogo 'nirvinnachetasa

artinya :

ketahuilah bahwasanya itu dinamakan yoga,yaitu putus-hubungan dengan siksa deritasesungguhnyalah yoga harus dilaksanakan

dengan keteguhan hari dan keyakinan

sloka 20-23 diatas ini merupakan satu kesatuan mengenai pengertian yoga yang diuraikan Krisna kepada Arjuna dan sloka

23 menjadi kunci dari uraian dalam sloka 20 sampai dengan sloka 22.

Dalam sloka 21 dijelaskan bahwa intelek dapat merenungkan Atman. Tetapi intelek (buddhi) yang dimaksud adalah intelek

yang tidak berhubungan dengan(atau diluar) pancaindria.

(24) samkalpa prabhavan kamams

220

Page 221: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tyakva sarvan aseshatah

manasai 'va 'ndriyagramam

viniyamya samatatah

artinya :

dengan tanpa kecuali menanggalkannafsu keinginan untuk diri pribadi

dan mengendalikan semua alat pancaindriadari semua jurusan dengan kekuatan pikiran

nafsu, keinginan untuk diri pribadi dan semuaalat pancaindria harus dikontrol, ibarat seekor penyu menarik kepala dan anggota-badannya (lihat sloka II.58). supaya jiwa menjadi

harmonis (seimbang).

(25) sanaih-sanair uparamed

buddhya dhritgrihitaya

atmasamstham manah kritva

na kimchid api chintayed

artinya :

biarlah ia lambat laun mencapai ketenangandengan pikiran terkendali oleh keseimbangan

dan pikiran itu tertuju kepada Atman biarlah ia tidak memikirkan apa-apa

(26) yato-yato nischarati

manas chanchalam asthiram

tatas tato niyamyai 'tad

atmany eva vasam nayet

artinya :

apapun yang menyebabkan pikiran lemahterombang ambing mengembara kemana-mana

221

Page 222: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

biarlah dia mengendalikan dan mengembalikannyahanya kebawah pengawasan Atman.

(27) prasanta manasam hy enam

yoginam sukham uttamam

upaiti santarajasam

brahmabhutam akalmasham

artinya :

sebab kebahagian tertinggi tiba pada yogiyang pikirannya tentram damaiyang hawa nafsunya tiada lagi,

yang tiada noda, bersatu dengan Brahman

perkataan sukham uttamam berarti : kebahagian utama (tertinggi). Bandingkan dengan perkataan sukham atyantikam dalam sloka 21 yang berarti : kebahagian terakhir (tertinggi)

(28) yunjann evam sada 'tmanam

yogi vigatakalmashah

sukhena brahmasamparsam

atyantam sukham asnute

artinya :

dengan menjadikan jiwa selalu seimbangmaka yogi yang telah menghapus dosadengan mudah menikmati restu abadi

yang berhubungan dengan Yang Maha Abadi

sesungguhnya agama adalah hal-hal yang tidak menyangkut dialektika, melainkan menyangkut fakta-fakta pengalaman

orang-orang suci secara universiil dimana-mana dan kapan saja. Pengalaman ini diketemukan dibergagai tempat yang suci

dibagian dunia ini diketemukan diberbagai waktu yang kramat dalam sejarah kehidupan spirituil manusia. Demikianlah seorang

yogi dikatakan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Abadi.

(29) sarvabhutastham atmanam

222

Page 223: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sarvabhutani cha 'tmani

ikshate yogayuktatma

sarvatra samadarsanah

artinya ;

dia yang melihat aku dimana-manadan melihat segalanya ada padku

aku tidak bisa lepas daripanyadan tidak bisa lepas daripada-Ku

(30) yo mam pasyati sarvatra

sarvam cha mayi pasyati

tasya 'ham na pranasyami

sa cha me na pranasyati

artinya :

dia ynag jiwanya terkonsentrasi oleh yogameliaht Atman ada pada semua insan

dan semua insan pada Atmandimana-mana ia melihat yang sama

sebagai hasil ilmu-pengetahuan yang dinyatakan oleh Krisna dalan sloka IV.35 (segala mahkluk Atman, dalam diri-Ku) seorang

yogi kini sampai pada pengalaman dimana ia bersatu dengan Atman melahirkan sikap jiwa pada yogi tersebut bahwa apa yang ada pada subjek, pada objek dan diantara kedua-duanya adalah sama. Sikap jiwa inilah menumbuhkan rasa persaudaraan dan

kasih sayang pada sesama insani..

(31) savabhutasthitam yo mam

bhajaty ekatvam asthitah

sarvatha vartamano 'pi

sa yogi mayi vartate

artinya :

223

Page 224: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dia yang telah masuk dalam kesatuanmemuja Aku yang ada pada semua insan

yogi demikian walaupun bagaimanadalam segala hal pada-Ku

(32) atmaupam ena sarvatra

samam pasyati yo 'rjuna

sukham va yadi va dunkham

sa yogi paramo matah

artinya :

dia yang melihat segala sesuatu samadalam persamaan jiwanya sendiri, oh Arjuna

baik dalam suka maupun dalam dukadia dinamakan yogi yang sempurna

selanjutnya sikap jiwa yang demikian merasakan bahwa suka dan duka pada dirinya sendiri adalah sama dengan suka duka

pada mahkluk yang lain. Akhirnya yogi yang sempurna ini mengharapkan kebaikkan bagi semua mahkluk dan bukan untuk

siapa-siapa. Ia tidak menyakiti insani ia melaksankan ahimsa (tidak menyakiti, tidak melukai, tidak membunuh) terhadap

semua mahkluk.

(33) arjuna uvacha:

yo 'yam yogas tvaya proktah

samyena madhusudana

etasya 'ham na pasyami

chanchalatvat sthitim sthiram

artinya :

Arjuna berkata:Yoga yang engkau nyatakan ini

Sebagai suatu keseimbangan pikiran, oh MadusadanaAku tidak melihat suatu fondasi yang pasti

Atas dasar bahwa pikiran itu liar

224

Page 225: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(34) chanchalam hi manah krishna

pramathi balavad dridham

tasya 'ham nigraham manye

vayor iva sudushkaram

artinya:

sebab pikiran berobah-obah, krisnaliar, kuat dan tidak mudah dibelokkan

aku kira sukar untuk dikendalikanseperti halnya mngendalikan angin

(Madusuna = Krisna). Arjuna belum dapat meyakinkan dirinya bahwa pikiran yang begitu kuat dan liar akan dapat dikendalikan. Ia mengingatkan Krisna akan perumpamaan tentang pikiran ini

ibarat angin topan melanda perahu hanyut dalam samudera (lihat sloka II.67)

(35) sribhagavan uvacha:

asamsayam mahabaho

mano durnigraham chalam

abhyasena tu kaunteya

vairagyena cha grihyate

artinya :

Sri Bagawan berkata:Tidak dapat diragukan lagi, oh Mahabahu

Pikiran itu liar, sukar ditaklukanTetapi ia bisa dikendalikan Kuntiputra

Dengan latihan dan kerja tanpa keinginan

(36) asamyatatmana yogo

dushprapana iti me matih

vasyatmana tu yatata

225

Page 226: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sakyo 'vaptum upayatah

artinya :

aku percaya, yoga sukar dicapaioleh orang yang tidak bisa mengendalikan diri

tetapi dia yang bisa, dapat dicapaidengan usaha dan alat yang benar

(Mahabahu = Kuntiputra = Arjuna). Betapun sukarnya. Krisna menyakinkan bahwa pikiran itu dapat dikendalikan dengan

latihan terus-menerus dan kerja tanpa keinginan-keinginan untuk pribadi yang bersifat nafsu birahi. Bukankah falsafah Bagavata

mengatakan : "Bila bumi terbentang dibawah kita, kenapa susah-payah mencari tempat berbaring?

Bila lengan ini masih ada, kenapa kita masih butuhkan bantal? Bila telapak tangan kita masih ada, mengapa bingung mencari

piring-cangkir? Bila cuaca-udara masih ada, kulit kayu dan sebagainya, mengapa masih membutuhkan sutera ? inilah suatu contoh bagaimana pikiran itu harus dilatih supaya tidak bekerja

dengan keinginan-keinginan yang berlebih-lebihan.

(37) arjuna uvacha:

ayatih sraddhayo 'peto

yogach chalitamanasah

aprapya yogasamsiddhim

kam gatim krishna gachchati

artinya :

Arjuna bertanya:Orang yang tidak dapat menguasai diri

Walaupun keyakinan ada, dengan pikiran mengembaraTerlepas dari yoga dan gagal mencapai yoga

Oh Krisna ia lalu pergi kemana?

(38) kachchin no 'bhayavibhrashtas

chhinnabhram iva nasyati

apratishtho mahabaho

226

Page 227: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

vimudho brahmanah pathi

artinya :

apakah ia tidak lenyap, oh Mahabahubagaikan tebaran awan, musnah dari kedua-duanya

dan dengan tanpa pegangan apa-apabingung pada jalan menuju Brahman?

(39) etan me samsayam krishna

chhettum arshasy aseshatah

tvadanyah samsayasya 'sya

chhetta na hy upapadyate

artinya :

engkau harus lenyapkan sama sekalikeragu-raguan ini, oh Krisna

sebab tiada seseorang pun selain dikauyang dapat menghapus keragu-raguan ini

dalam sloka 38 Mahabahu adalah Krisna sendiri, sebab krisna juga dipanggil dengan julukkan 'Yang Bersenjata Sakti Perkasa'

(Mahabahu).

Yang memberatkan pikiran arjuna untuk mengejukan pertanyaan tersebut diatas adalah karena ia berpikir : apakah jadinya jiwa orang yang setelah berusaha keras, namun gagal juga? Tidak

terhitung jumlah mereka yang tidak berhasil menjalankan yoga ini karena sukar dan beratnya sampai akhir.

Sekali orang jatuh, ia musnah dari kedua-duanya. Yaitu gagal dengan jalan ilmu-pengetahuan dan jalan kerja kebajikan (mengedakan upacara persembahyangan, kebaktian dan

sebagainya), dan jatuh dalam hidup didunia ini dan dalam dunia yang yang akan datang.

(40) sribhagvan uvacha:

partha nai 've 'ha na 'mutra

vinasas tasya vidyate

227

Page 228: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

na hi kalyanakrit kaschid

durgatim tata gachchhati

artinya :

Sri Bagawan berkata:Tidak dalan hidup ini dan tidak juga nanti

Akan ada kebiasaan baginya, oh PartaSebab orang yang berbuat kebajikkan , wahai kawan

Tidak akan pernah menempuh jalan kedukaan

(41) prapya punyakritam

ushitva sasvatih samah

suchi nam srimatam gehe

yogabrashto 'bhijayate

artinya :

setelah mencapai dunia kebajikkandan dunia disana dalam waktu yang lamaorang gugur dalam melaksanakan yoga

lahir kembali dalam keluarga suci dan bahagia

(42) athava yoginam eva

kule bhavati dhimatam

etad dhi durlabhataram

loke janma yad idrisam

artinya :

mungkin ia lahir dalam keluarga yogiyang diberkahi dengan budi-pekerti

karenanya, kelahiran seperti inisukar diperoleh dalam dunia ini

(43) tatra tam buddhisamyogam

228

Page 229: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

labhate paurvadehikam

yatate cha tato bhuyah

samsiddhau kurunandana

artinya :

disana ia menemui kembalikarakteristik kesadaran hidupnya yang dulu

dan dengan ini ia berusaha lagimenuju kearah kesempurnaan, oh Kurunanda

(Kurunanda = Arjuna, lihat penjelasan sloka I.1). memang orang yang jujur dan selalu berbuat kebajikkan, walaupun menderita,

tidak pernah menyesal dan berduka cita.

Sebab ia tahu bahwa sukses dalam hidup menempuh jalan yang sukar dan kesempurnaan tiba dengan sangat perlahan-lahan.

Orang mungkin menempuh inkarnasi beberapa kali untuk sampai kepada kesempurnaan yang tertinggi, tetapi langkah-langkah

kebajikkan yang pernah ditenpuh dalam kehidupan yang terdahulu tidak akan lenyap. Semua itu merupakan batu loncatan untuk langkah-langkah sehingga kita menemui

Brahman, Yang Maha Kekal Abadi.

(44) purvubhyasena tenai 'va

hriyate hy avaso 'pi sah

jijnasur api yogasya

sabdabrahma 'tivartate

artinya :

dengan usaha-pengalaman domasa lampaumendorng ia mau tidak meneruskan,

dan hanya dengan tujuan untuk mengetahui yogaia melampaui kitab-kitab suci wada

perkataan sabdaharma berarti : suara Brahman, suara Yang Maha Kuasa. Dalam hubungan sloka diatas ini sabdabrahma dimaksudkan kitab-kitab suci Weda dalam keseluruhannya.

Usaha pengetahuan dan pengalaman dalam hidup-hidup dimasa yang lampau sebelum hidup ini, mau tidak mau mendorong

229

Page 230: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

seorang yogi, yang telah pernah gugur, untuk maju terus mencapai tingkat yang lebih sempurna, sehingga ia dapat

melampaui apa yang tersirat dan tersurat dalam kitab-kitab suci Weda.

(45) prayatnad yatamanas tu

yogi samsuddha kilbishah

anekajanma samsiddhas

tato yati param gatim

artinya :

tetapi yogi yang berusaha terus sekuat hatimenghapus sama-sekali segala dosa

disempurnakan melalui berbagai kelahiranmencapai idaman yang tertinggi

walaupun gagal mencapai tujuan kesempurnaan tertinggi, karena kelemahan, namun usaha-usaha dan pengelaman-pengelaman kebajikannya akan tetap ada padanya setelah

meninggal dunia, dan akan tetap menolong dia dalam menempuh hidupnya yang lain, sehingga pada waktunya ia

mencapai tujuan Terakhir.

(46) tapasvibhyo 'dhiko yogi

jnanibhyo 'pi mato 'dhikah

karmabhiyas cha 'dhiko yogi

tasmad yogi bhava 'rjuna

artinya :

seorang yogi lebih besar dari pertapa,ia lebih mulia daripada sarjana

lebih utama dari yang melakukan upacarakarenanya, menjadilah yogi, oh Arjuna

seorang yogi sempurna harus memiliki kwalifikasi yang menyatakan bahwa inti-jiwanya harus menyatukan diri dengan Atman, ia harus mempunyai kepercayaan penuh dan ia harus

seorang bhakta (pengikut yang setia berbakti penuh kesadaran).

230

Page 231: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(47) yoginam api sarvesham

madgatena 'ntaratmana

sraddhavan bhajate yo mam

sa me yuktatamo matah

artinya :

dan juga diantara semua yogidengan penuh kepercayaan menyembah aku

dengan inti jiwa bersatu pada-Kuia adalah yogi terbaik bagi-Ku

oleh karena Brahman dipersonifikasikan dalam diri Krisna, maka itu untuk Brahman dipergunakan perkataan 'Aku' atau 'Ku'. Ini

bukanlah suatu anthropomorphi yang kekanak-kanakan, melainkan harus dilihat dari segi seni kesusastran bahsa

Bhagavadgita sendiri.

Ity srimad bhagavadgitavadgitasupanishatsu brahmavidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Dyana nama shashtho 'dhyayah

Maka berakhirlah bab ke tujuh Upanishad Bhagavadgita mengenai ilmu pengetahuan

Tentang Yang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krishna dan Arjuna

Yang berjudul DHYANAYOGA

BAB VIII

VII. PERCAKAPAN KETUJUH :

JNANA VIJNANA YOGA

231

Page 232: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Krisna masih menjelaskan tentang meditasi, memusatkan pikiran yang terpaku kepada Brahman dalam Bab kedelapan ini

Selanjutnya Krisna menerangkan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari Guru-guru dan kitab suci (jnana) merangkan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari Guru-guru

dan kitab suci (jnana) dan ilmu-pengetahuan tentang jiwa yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan perbandingan-

perbandingan yang dihadapi dalam kenyataan hidup ini. Kedua ilmu-pengetahuan ini adalah untuk mengejar kesempurnaan.

Aspek Brahman ada dua, yaitu unsur alam (tanah, air, api, udara, ether, pikiran, ego dan intelek atau akal budi) dan unsur hidup

(jiwa). Brahman adalah segala dan ada dimana-mana.

Karena empat macam orang penyembah Brahman berdasarkan pengetahuan masing-masing : yang sengsara, yang mengejar

harta-benda, yang mengejar ilmu-pengetahuan dan yang berbudi luhur. Hanya yang berbudi luhur, berhati bersih, mempunyai kemauan dan pengebdian yang menunggal kepada-Nya yang

mulia.

Karena kekuatan ilusi Maya orang tidak mengetahui Brahman.

Mereka yang memiliki ilmu-pengetahuan, berbudi pekerti tinggi, bernaung kepada-Nya, mengetahuikebenaran jiwanya dan

hukum karma - mengetahui Brahman.

(1) Percakapan ketujuh

sribhagavaan uvacha:

mayy asaktamanah partha

yogam yunjan mada srayah

asamsayam samagram mam

yatha jnasyasi tach chhrinu

artinya :

dengarkanlah kini, oh Parta, melaksanakan yogadengan pikiranmu terpaku kepada-Ku

dengan Aku sebagai pelindungmutanpa ragu kau akan mengenal Aku sepenuhnya

232

Page 233: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(Parta =Arjuna). Dalam bab ini Krisna hendak menjelaskan kepad Arjuna pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh tentang

Brahman, Seru-Sekalian-Alam, tidak saja dari segi dunia Jiwa-Nya melainkan juga dari segi dunia Alam-Semesta-Nya, dan Krisna

sendiri sebagai manisfestasi-Nya didunia ini.

(2) jananam te 'ham savijnanam

idam vakshyamy aseshatah

yaj jnatva ne 'ha bhuyo 'nyaj

jnatavyam avasishyate

artinya :

kepadamu selengkapnya akan Kuajarkanbudipekerti ini bersama-sama dengan ilmu-pengetahuan

dengan mengetahui semuanya, tiada lagisesuatu yang tertinggal untuk diketahui

mengetahui istilah jnana dan vijnana, baca keterangan, sloka III.41.

(3) manushyanam sahasreshu

kaschid yatati siddhaye

yatatam api siddhanam

kaschin mam vetti tattvatah

artinya :

diantara beribu-ribu manusia hampir tak seorang-pun mengejar kesempurnaan

dan diantara mereka yang berhasilhampir tak seorangpu mengenal Aku dalam kebenaran

kalimat 'hampir tak seorang' dalam sloka diatas ini dimaksudkan 'sangat sedikit dan jarang' orang yang mampu menempuh jalan

menuju kesempurnaan ini. Tetapi ini adalah suatu gambaran yang relatif belaka untuk menyatakan betapa sukarnya jalan kearah itu. Namun demikian, seperti dijelaskan oleh Krisna sendiri dalam sloka IV.10 dan 11 banyak juga yang telah

mencapai Brahman.

233

Page 234: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(4) bhumir apo 'nalo vayuh

kham mano buddhir eva cha

ahamkara iti 'yam me

bhinna prakritir ashtadha

artinya :

tanah, air, apidan udara, ether, akal budipikiran dan ego merupakan

delapan unsur alam-Ku

(5) apare 'yam itas tv anyam

prakritim viddhi me param

jivabhutam mahabaho

yaye 'dam dharyate jagat

artinya :

inilah unsur alam-ku yang lebih rendahdan ketahuilah sifatku yang lebih tinggi

oh Mahabahu, unsur hidup yaitu Jiwayang mendukung alam semesta ini

disini Krisna menjelaskan bahwa Tuhan (Brahman Yang Maha Esa) terdiri dari unsur yang lebih rendah, yaitu unsur alam, dan unsur yang lebih tinggi yaitu unsur hidup. Kedua-duanya, yaitu unsur alam (tanah, air, api, udara, ether, akal budi, pikiran dan ego) dan unsur hidup (jiwa) bersatu merupakan suatu kesatuan yang kita sebut Tuhan (Brahman, Yang Maha Esa). (Mahabahu =

Arjuna).

(6) etadyonini bhtani

sarvani 'ty upadharaya

aham kristnasya jagatah

prabhavah pralayas tatha

artinya :

234

Page 235: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ketahuilah bahwa semua insanimempunyai sumber-kelahiran disini,

Aku adalah asal-mula alam-semesta iniDemikian pula kiamat-kelaknya ini

Dalam sloka ini dengan jelas diuraikan oleh Krisna bahwa Tuhan (Brahman) adalah sumber-kelahiran segala mahkluk asal-mula (prabhavah) dan kiamst kelaknya (pralayah) alam semesta ini.

Semua berasal dari Dia dan kembali kepada-Nya.

(7) mattah parataram na 'nyat

kimchid asti dhanamjaya

mayi sarvam idam protam

sutre manigana iva

artinya :

tiada yang lebih tinggi daripada-Kuoh Dananjaya, yang ada disini

semua terikat pada-Ku bagaikan rangkaianmutiara pada seutas tali

kelahiran alam-semesta ini terikat pada jiwa Tertinggi, ibarat rangkaian mutiara pada seutas tali, atau ibarat jembatan yang menghubungi dunia ini dan dunia sana diatas mana manusia dapat menyebrang (Mundaka Upanishad II, ii.5), atau ibarat

burung-burung yang kembali kepohon (Orasna Upanishad IV, iv 7-9). (Dananjaya = Arjuna)

(8) raso 'ham apsu kaunteya

prabha 'smi saisuryayoh

pranavah sarvavedeshu

sabdah khe paurusham nrishu

artinya :

Aku adalah rasa dalam air, KuntiputraAku adalah cahaya dibulan dan matahari

Aku adalah huruf AUM dalam Kitab Suci WedaAku adalah suara di-Ether dan kemanusian pada manusia

235

Page 236: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(Kuntipura = Arjuna). Brahman sebagai sumber dan semuanya terjalin pada-Nya sebagai manisfestasi-Nya. Huruf AUM berarti

pula Tuhan (Brahman).

(9) punyo gandhah prithivyam cha

tejas cha 'smi vibhavasau

jivanam sarvabhuteshu

tapas cha 'smi tapasvisnu

artinya :

Aku adalah harum-sucinya tanahDan benderang-nyalanya-api

Aku adalah nyawanya semua insaniDan semangat tapabratanya pertapa

(10) bijam mam sarvabhutanam

viddhi partha sanatanam

buddhir buddhimatam asmi

tejas tejasvinam aham

artinya :

ketahuilah, oh Parta. Aku iniadalah benih abadi dari semua insani

Aku adalah budipekerti dari kaum intelektualAku adalah cemerlangnya keindakan

(11) balam balavatam cha 'ham

kamaraga vivarjitam

dharmaviruddho bhuteshu

kamo 'smi bhatarash abba

artinya :

236

Page 237: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Aku adalah kekuatan dari yang perkasaBebas dari keinginan dan nafsu birahi

Aku adalah cintanya semua insaniYang tidak bertentangan dengan dharma , oh Baratasaba

(Arjuna juga dipanggil dengan nama Baratasaba, yang berarti Pemimpin bangsa Barata, yaitu nenek-moyang Pandawa).

Didalam ketiga sloka diatas nyatalah betapa gambaran tentang Brahman (Tuhan) didalam semua kedua aspeknya seperti

harumnyanya tanah, nyalakan api, nyawanya insani, benihnya mahkluk dan seterusnya, baik aspek unsur alam-Nya maupun

aspek unsur hidup-Nya.

(12) ye chai 'va sattvika bhava

rajasas tamasas cha ye

matta eve 'ti tan viddhi

na tv aham teshu te mayi

artinya :

walaupun bagaimana keadaan sifat itubaik suci, lincah maupun beku

ketahuilah, semua berasal dari Akubukan Aku dalam mereka, tetapi mereka didalam-Ku

tanpa adanya kepercayaan yang lebih tinggi kalimat 'bukan Aku (Brahman) dalam mereka, tetapi mereka didalam-Ku' sukar dapat dimengerti dengan logika biasa. Tetapi dapat kiranya

dijelaskan dengan perumpamaan berikut ini : seseorang yang berdiri dalam gelap gulita melihat bayangannya, melainkan

bayangan itulah ada didalam sosok tubuh orang yang kebetulan ada dalam tempat yang gelap itu. Oleh karena sifatnya memang

penakut maka orang yang dalam gelap itu disangkanya bayangan setan yang mengerikan.

Demikian pula Brahman yang bukanya ada dalam bayangan ilusi, melainkan kekuatan ilusi (maya) itulah ada dalam Brahman

(13) tribhir gunamyair bhavair

ebhih sarvam idam jagat

mohitam na bhijanati

237

Page 238: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mam ebhyah param avyayam

artinya :

dikelabuhi oleh ketiga sifat alam inikiranya seluruh dunia tidak mengetahuinya

sesungguhnya Aku ini lebih tinggidaripada mereka, dan kekal abadi

yang dimaksudkan dengan ketiga sifat alam dalam sloka ini adalah : suci (sattva), lincah (rajas) dan beku (tamas).

Selanjutnya mengenai istilah-istilah sattva, rajas dan tamas lihat keterangan sloka II.45.

(14) daivi hy esha gunamayi

mama maya duratyaya

mam eva ye prapadyante

mavam etam teramti te

artinya :

bayangan suci kekuatan ilusi-Ku iniyang disebabkan oleh sifat-sifat itu sukar diatasitetapi hanya mereka yang berlindung kepadaku

dapat melampaui kekuatan ilusi itu

yang dimaksudkan dengan 'kekuatan ilusi' adalah maya (mengenai istilah ini baca keterangan sloka IV.6)

(15) na mam dushkritino mudhah

prapadyante naradhamah

mayaya 'pahatajnana

asuram bhavam asritah

artinya :

mereka yang jahat hidup nistadiantara manusia-manusia berhati hinatidak datang kepada-Ku, sebab pikiran

mereka diliputi kekuatan ilusi dan bersifat setan

238

Page 239: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

orang-orang jahat tidak bisa mencapai hidup spirituil; sebab ia tidak dikendalikan oleh jiwanya melainkan oleh egonya. Langkah

yang pertama yang mereka harus lakukan adalah berhenti berbuat jahat, kemudian melaksankan norma ethika dalam masyarakat orang baik-baik. Setelah itu mereka baru dapat menempuh kehidupan spirituil, dimana jiwa mereka dapat

menaklukan ego mereka.

(16) chaturvidha bhajante mam

janah sukritino 'rjuna

arto jijnasur artharthi

jnani cha bharatashabha

artinya :

ada empat macam orang yang baik hatimemuja pada-Ku, wahai Baratasaba

mereka yang sengsara, yang mengejar ilmu,yang mengejar harta dan yang berbudi, Arjuna

(Baratasaba = arjuna, lihat sloka 11).

(17) tesham jnani nityayukta

ekabhaktir visishyate

priyo hi jnanino 'tyartham

aham sa cha mama priyah

artinya :

diantara mereka, yang berbudi selalumemusatkan pikiran dan berbakti pada Yang Satu

adalah mulia sebab itu dialah akusangat kasihi dan dia kasih kepada-Ku

diantara mereka yang sengsara yang mengejar ilmu-pengetahuan, yang mengejar harta-benda dan yang berbudi-luhur, menurut Mahabarata ketiga-tiga yang pertama memuja

dan berbakti kepada Brahman dengan mengharapkan anugerah daripada-Nya. Yang disebut phalakama. Hanya yang keempatlah,

yaitu yang berbudi luhur, tidak mengharapkan apa-apa kecuali memusatkan pikiran dan baktinya kepada Brahman.

239

Page 240: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(18) udarah sarva evai 'te

jnani tv hi yuktatma

asthitah sa hi yuktatma

mam eva 'nuttamam gatim

artinya ::

semua mereka itu adalah muliatetapi yang berbudi Ku-pegang sebagai diri-Ku

sebab jiwanya seimbang dengan sempurnadan tujuannya tertinggi hanya bernaung kepada-Ku

menurut Krisna, keempat kategori manusia yang memusatkan Tuhan (Brahman) itu adalah semuanya baik, sebab mereka

memiliki kepercayaan akan adanya Brahman. Namun demikian, orang yang berbudi luhur, berhati bersih, mempunyai kemauan dan pengabdian menunggal kepada-Nya, adalah yang termulia. Pembagian kategori ini bukanlah kemauan Brahman, melainkan

adalah kehendak manusia sendiri atas sikapnya terhadap Brahman.

(19) bahunam janmanam ante

jnanavan mam prapadyate

vasudevah sarvam iti

sa mahatma sudurlabha

artinya :

pada banyak akhir kelahiran manusiaorang yang berbudi datang kepada-Ku

karena tahu, Wasudewa adalah segalanyasungguh sukar dijumpai jiwa agung serupa itu.

Wasudewa adalah sebutan lain dari Atman atau Brahman. Krisna sendiri juga disebut Wasudewa, karena ia adalah manisfestasi dari Brahman dan kebetulan pula ia adalah putera Maharaja

Wasudewa dari keturunan bangsa Yadawa yang terkenal dalam kisah Mahabarata.

(20) kamais tais-tair hritajnanah

240

Page 241: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prapadyante 'nyadevatah

tam-tam niyamam asthaya

prakritya niyatah svaya

artinya :

tapi mereka yang dikendalikan nafsu duniawipergi ketempat pemujaan para dewata

mempersembahkan aneka-warna upacaramenurut cara-cara mereka sendiri

karena mengharapkan anugerah dari upacara pemujaan mereka, maka mereka pergi ketempat-tempat persembahyangan para dewata menurut cara mereka masing-masing. (lihat juga sloka

IV.12)

(21) yo-yo yam-yam tanum bhaktah

sradhaya 'rchitum ichchhati

tasya-tasya 'chalam sraddham

tam cva vidadhamy aham

artinya :

apapun bentuk kepercayaan yang ingindipeluk oleh penganut agamaAku perlakukan mereka sama

Supaya tetap teguh dan sejahtera

disini Krisna menjelaskan bahwa Brahmana memperlakukan kepercayaan manusia, apapun bentuk dan cara yang

dipergunakannya selama manusia merasa sujud kepada-Nya sama tanpa perbedaan apa-apa. Bagaimana bentuk dan caranya,

selama manusia bersujud kepada-Nya, ia pasti menemui kemajuan budi-pekerti yang mendekatkan dirinya kepada

Brahman.

Dengan sloka ini Krisna juga berhasrat menanamkan rasa toleransi beragama diantara manusia didunia ini, dan berharap

agar manusia berpegang teguh kepada masing-masing kepercayaan demi kesejahteraan mereka sendiri.

(22) sa taya sraddhaya yuktas

241

Page 242: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tasya 'radhanam ihate

labhate cha tatah kaman

mayai 'va vihitan hi tan

artinya :

berpegang teguh pada kepercayaan itumereka berbakti pada keyakinan itu pula

dan daripadanya memperoleh harapan merekayang sebenarnya hanya dikabulkan oleh-Ku

(23) antavat tu phalam tesham

tad bhavanty alpamedhasam

devan devayajo yanti

madbhakta yanti mam api

artinya :

akan tetapi hasil yang didapat meraka,orang-orang yang berpikiran licik, adalah sementara

yang menyembah dewata pergi kepemujaan dewa-dewasupaya tetap teguh dan sejahtera

sesungguhnya segala bentuk pemujaan, pada tujuannua terakhir, adalah pemujaan kepada Brahman, segala bentuk kepercayaan kepada Brahman. Dan oleh karenanya yang

diperoleh adalah anugerah yang bersifat materiil (duniawi) adalah sementara, sebab tujuan hidup terakhir adalah mencapai kelepasan, bersatu dengan Brahman ditempat yang kekal-abadi.

(24) avyaktam vyaktim apannam

mayante mam abuddhayah

param bhavan ajananto

mama 'vyayam anuttamam

artinya :

242

Page 243: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

orang yang picik pengertian beranggapanAku yang tan berbentuk seperti mansifestasiTidak mengetahui sifat-Ku yang kekal abadiTidak berubah-ubah. Yang Maha Tertinggi

Brahman, Tuhan Yang Maha Esa, tidak dapat dilukiskan dengan predikat apapun, baik secara methdologi maupun secara

epistemologi, atau benda nyata, pandangan dan pengertian kita adalah terbatas dan tidak sempurna, dan karena itu satu-satunya

jalan yang terbaik untuk mengetahui Brahman adalah menempuh jalan berbakti dengan penuh kesabaran agar

pandangan dan pengertian kita bertambah baik dan pada suatu ketika kelak menjadi sempurna. Dengan perkataan lain ,adanya

pengabdian dan kebaktiaan adalah sangat penting.

(25) na 'ham prakasah sarvasya

yogamaya samavritah

mudho 'yam na 'bhijanati

loko mam ajam avyayam

artinya :

terselubungi oleh kekuatan cipta-maya-Kuaku tidak kelihatan bagi semuanya,

dunia yang kacau ini tidak mengetahui Akuyang tidak terlahirkan dan tidak pernah sirna

perkataan yogamaya dalan sloka ini berarti : kekuatan ilusi yang unik dan mistirius yang ada pada Brahman, ibarat kabut atau awan yang membatasi pandangan mata kita, sehingga tidak

dapat melihat apa yang ada dibalik awan atau kabut itu. (mengenai istilah ini, lihat juga keterangan sloka 14 dan sloka

IV.6).

(26) veda 'ham samatitani

vartamanani cha 'rjuna

bhavishyani cha bhutani

mam tu veda na kaschana

artinya :

243

Page 244: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Aku tahu semua mahkluk yang terdahuluYang hidup kini dan lahir nantiTetapi tiada seorang jua pun

Wahai Arjuna, yang mengenal Aku

(27) ichchhadvesha samutthena

dvabdvamohena bharata

sarvabhutani sammoham

sarge yanti paramtapa

artinya :

semua mahkluk sejak lahir, oh baratatelah tersesatkan oleh dualisme pertentangan

yang lahir dari hawa-nafsu ketamakkandan amarah-dengki, wahai prantapa

(Barata = Panrantapa = Arjuna). Manusia hidup didunia ini dalam kenyataan antara panas dan dingin, antara kaya dan miskin, antara kecintaan dan kebencian dan sebagainya. Dualisme

pertentangan inilah harus dilenyapkan.

(28) yesham tv antagatam papam

jnanam punyakarmanam

te dvamdvamoha nirmukta

bhajante mam dridhavratah

artinya :

tetapi mereka yang berhati suciyang tidak mempunyai dosa lagi

bebas dari dualisme pertentangan inimemuja Aku dengan sumpah sepenuh hati

(29) jaramarana mokshaya

mam asritya yatanti ye

te brahma tad viduh kristnam

244

Page 245: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

adnyatmam karma cha 'khilam

artinya :

mereka yang bernaung dibawah-Ku berusahauntuk kelepasan dari hari-tua dan kematian

mereka mengetahui Brahman, kebenaran jiwanyadan hukum karma dalam keseluruhan

(30) sadhibhutadhi daivam mam

sadhiyajnam cha ye viduh

prayaakale 'pi cha mam

te vidur yktachetasah

artinya :

mereka yang mengetahui Aku memangkusegala aspek alam-semesta, jiwa dan upacaradengan jiwa tenang, meski disaat ajal mereka

sudah sampai, meraka tetap memuja Aku

dosa yang dilukiskan dalam sloka 28, bukanlah kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan oleh adanya pelanggaran terhadap

hukum atau undang-undang dan peraturan-peraturan yang dirumuskan dalam konvebsi maupun yang dibuat oleh manusia.

Melainkan dosa itu adalah bersumber pada kedunguan dan kepicikan manusia yang dikuasai oleh egonya. Ego yang

mencekam manusia menyebabkan ia memburu kesenangan dan kepuasan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Inilah

yang dimaksudkan dengan dosa dalam kehidupan spirituil.

Orang yang sudah tidak mempunyai dosa, jiwanya bersih dan kesadarannya tinggi, dan sampai ajalnya pun tetap tenang dan

tidak berubah. Sebab ia memiliki ilmu-pengetahuan dan budipekrti tentang Brahman, yang diuraikan oleh Krisna dalam

Bab ke-VII ini.

Ity srimad bhagavadgitasuoanishatsu brhmavidyayam

Yogasastre srikrishnajunasamvade

Jnanavinanayogo nama saptamo 'dhyayah

245

Page 246: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Maka berakhirlah bab kedelapan UpanisadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan

Tentang Yang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudul JNANA VIJNANA YOGA

BAB IX

VII. PERCAKAPAN KEDELAPAN

AKSHARA BRAHMA YOGA

Krisna masih meneruskan dengan keterangannya tentang renungan meditasi menuju Brahman dalam Bab kesembilan ini

Arjuna bertanya apakah sebenarnya Brahman, Adyatman, Karma, Adhibhuta, Adhidaiva dan Adhyajna. Krisna menjawab

bahwasanya Brahman : Yang kekal-abadi, Maha Agung-Adhyatman : manisfestasi pertama Brahman = intisari alam

semesta + mahkluk hidup - karma : daya cipta Brahman dalam hubungannya dengan evolusi penciptaan-Adhyajna : basis bakti

persembahan.

Selanjutnya Krisna menjelaskan tentang meditasi dan konsentrasi jiwa ini dalam yoga, sehingga tercapai pengertian

bahwasanya Brahman adalah kekal-abadi dan tidak termusnahkan.

Dari Brahman kebawah, sumua mahkluk mengalami kelahiran kembali, tetapi kalau sidah bersatu dengan Brahman tidak ada

inkarnasi lagi

246

Page 247: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Yogi yang mencapai tempat Brahman, dikala ajal memanggil bila ada api, cahaya, sianghari, purnama dan snam musim matahari

ada di Utara, bermeditasi dan berkonsentrasi dalam yoga mengucapkan aksara tunggal AUM, meninggalkan badan-jasmani

ini, menuju tujuan yang tertinggi.

VII Percakapan kedelapan

(1) arjuna uvacha:

kim tad brahma kim adhyatmam

kim karma purushottama

adhibhutam cha kim proktam

adhidaivan kim uchyate

artinya :

Arjuna bertanya:Apakah itu Brahman, apakah itu AdhyatmanDan ada pula itu Karma, oh Parushottama

Apakah yang dinamakan AdhibhutaDan pap pula yang disebut Adhidaiva?

(2) addhiyajnah katham ko 'tra

dehe 'smin madhusadana

prayanakale cha katham

jneyo 'si niyatatmabhih

artinya :

apakah itu Adhyajn adalam badan kitabagaimana, oh Madusudana, dan betapa pula

Engkau bisa diketahui oleh merekaYang telah menguasai diri disaat ajal tiba?

(Purushottama = Madusudana = Krisna. Perkataan purushottama berarti : Manusia Yang Utama. Krisna dipanggil demikian, sebab

Ia adalah Rasul Brahman yang turun kedunia ini).

247

Page 248: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dalam Bab ke VIII sloka 29 dan 30, istilah-istilah Adhiyajna, adhidaiva, adhibhuta dan adhyatman, telah disebut-sebut oleh

Krisna. Karena masih ragu-ragu akan pengertiannya, maka Arjuna beratnya akan arti masing-masing istilah tersebut.

(3) sribhagavan uvacha:

aksharam brahma paramam

svabhavo 'dhyatmam uchyate

bhutabhavodbhavakaro

visargah karmasamjnitah

artinya :

Sri Bagawan menjawab:Yang Kekal-Abadi, Maha Agung, adalah Brahman

Intisari alam dinamakan Adhyatman,Karma adalah nama diberikan pada daya cipta

Yang melahirkan mahkluk hidup didunia

(4) adhibhutam ksharo bhavah

purushas cha 'dhidaivatam

adhiyajno 'ham eva 'tra

dehe dehabhritam vara

artinya :

basis segala yang tercipta adalah alam beku inibasis elemen suci adalah jiwa semesta

dan basis semua bakti-persembahan dibadan iniadalah aku, oh Manusia-termulia (Arjuna)

(Oleh Krisna, arjuna dipanggil dengan julukan bhritam vara yang artinya 'pengemban badan jasmani yang paling mulia', jadi

manusia termulia, sebab dalam badan jasmani Arjuna jiwa yang mulia, lagipula pada saat tahap ini arjuna sudah dianggap

mempunyai pengertian lebih maju

dalam bab ke-IX ini Krisna ingin mengungkapkan berlangsungnya evolusi alam-semesta dari awal-mulanya sampai pada akhirnya.

248

Page 249: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Krisna menjelaskan bahwayang permulaan ialah Brahman, yang kekal-abadi, yang Maha Agung, pusat segala kegiatan yang

meliputisemua mahkluk hidup, bakti persembahan, para dewata

(mahkluk yang lebih tinggi dan bercahaya-cahaya) kerja dan gerakkan, serta segala sesuatu yang ada dalam jagat raya alam-

semesta ini.

Aspek yang pertama daripada Brahman dalam evolusi alam semesta ini adalah Adhyatma

an(adhi + atman) jadi Adhyatman adalah manisfestasi pertama dari para Brahman yang merupakan intisari alam-semesta dan mahkluk hidup. Proses penciptaan alam semesta dan mahkluk

hidup yang ada pada Brahman disebut karma; dengan perkataan lain Karma adalah daya cipta Brahman dalam hubungan evolusi

penciptaan ini.

Basis proses penciptaan ini adalah alam beku dan segala sesuatu yang bersifat materiil, yang mempunyai kelahiran dan kematian,

disebut dengan nama adhibhuta sedangkan basis tempat berpijak segala sesuatu yang bersifat halus-suci adalah jiwa

universiil dan aspek halus-suci lainnya, yang bersemayam dalam mahkluk hidup dan mempunyai kekuatan indria (rasa), yang

dinamakn adhidaibata. Dan basis daripada bakti persembahan (termasuk kegiatan dan kerja untuk kebajikan) badan jasmani ini

yang disebut Adhiyajna. Bakti persembahan bersumber pada Brahman, maka itu segala bakti-persembahan harus ditujukan kepada-Nya untuk menyucikan jiwa yang ada dalam basis ini

(yaitu badan-lihat jasmani kita). Dalam hubungan bakti- persembahan ini lihat sloka III.10, sloka III.15 dan sloka IV.24)

(5) antakale cha mam eva

smaran muktva kalevaram

yah prayati sa madvam

yati na 'sty atra samsayah

artinya :

barang siapa pada waktu ajal tibaberpulang, meninggalkan badan-jasmani ini

dengan mengenang Aku selalu, datang kepada-Kuini tidak dapat diragu-ragukan lagi

249

Page 250: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

perkataan antakale berarti : waktu ajal tiba. (Lihat pula sloka VIII.30). sloka ini mencoba memberi tekanan kepada apa yang

terpikirkan oleh seseorang terakhir sebelum ia menghembuskan nafasnya penghabisan dikala mengehadapi maut, sebab pikiran terakhir ini menentukan kelahirannya kembali pada hidup yang

akan datang (inkarnasi yang kemudian). Hal ini juga ditekannkan oleh kitab-kitab Upanishad. Mahabharata dan Ramayana.

(6) yam-yam va 'pi smaran bhavam

tyajaty ante kalevaram

tam-tam evai 'ti kaunteya

sada tadbhavabhavitah

artinya :

apa saja terpikirkan pada saat ajalnyameninggalkan badan jasmani ini, oh Kuntiputra

ia akan sampai pada keadaan yang terpikirkan itusebab ia terus-menerus terbenam dalam pikiran itu

jiwa orang yang meninggal pergi kepada apa yang terpikirkan olehnya pada saat ia menghembuskan nafas penghabisan,

pikiran dalam kehidupan yang terdahulu menentukan kelahiran yang akan datang. Inilah hukum inkarnasi.

(7) tasmat sarveshu kaleshu

mam anusmara yudhya cha

mayy arpitamanobuddhir

mam evai 'shyasy asamsayah

artinya :

sebab itu kapan saja ingatlah pada-Kuselalu, dan berjoanglah terus maju

dengan pikiran dan budipekerti tetap pada-Kuengkau pasti datang kepada-Ku

kalimat anusmara yudhya berarti 'ingatlah pada-Ku dan berjoanglah terus maju!'. Disini Krisna menganjurkan kepada

Arjuna, agar sebagai seorang kesatria ia bertempur terus maju melawan musuh-musuhnya, dan sebagai manusia dalam

250

Page 251: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kehidupan spirituil ia terus berjuang melawan kekuatan-kekuatan gelap yang ada pada dirinya dengan selalu mengenangkan

Brahman.

(8) abhysa yoga yuktena

chetasa na 'nyagamina

paramam purusham divyam

yati partha 'nuchintayan

artinya :

dengan pikiran tak mengembara kemana-manaterpusat berkat latihan tak-henti-hentinya

dia yang melaksanakan meditasi pada Yang Mahautamapergi, oh Parta, menuju Brahman, Yang Mahasuci

bukan cemas memikirkan bila kenatian itu akan tiba, melainkan terus-meneru memusatkan pikiran itu sirna dan kematian

dihadapi dengan tenang.

(9) kawin puranam anussasitaram

anor aniyamsam anusmared yah

sarvasah dhataram achintyarupam

adityavarnam tamash parastat

artinya :

orang yang memusatkan pikiran pada yang mahatahuterpurba, mahakuasa, lebih halus daripada atom,

pendukung segala dunia, bentuknya tak terlukiskanbercahaya bagaikan matahari, diatas segalanya

(10) prayanakale manasa 'chalena

bhaktya yuktho yogabalena chai 'va

bhruvor madhye pranam avesya samyak

sa tam param purusham upaiti divyam

artinya :

251

Page 252: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan dengan bermeditasi saat ajal tibapikiran tenang, tetap berbakti dengan kekuatan yoga

dan nafas hidup tetap ada diantara kedua keningia mencapai Dia Yang Maha Suci

gambaran yang diberikan dalam sloka 9 dan 10 diatas ini tentang Tuhan (Brahman), hendaknya tidak saja dilihat dari segi

realiti belaka (anusasitaram = Yang Maha Kuasa), melainkan juga dari sudut theologi (anusmaredyah = lebih halus dari pada atom), dari sudut mistik (yogabalena = dengan kekatan yoga)

dan juga dari segi spirituil (purusham upaiti divyam = mencapai dia, Yang Maha Suci).

(11) yad aksharam vedavido vadanti

visanti yad yatato vitar

visanti yad yatato vitaragah

yad ichchhanto brahmacharyam charanti

tat te padam samgrahena pravakshye

artinya :

yang disebut ahli kitab suci weda 'kekal abadi'ketempat pertapa yang bebas dari hawa-nafsu menuju

dan yang dinginkan oleh brahmacarihendak Ku-jelaskan dengan singkat kepadamu

perkataan brahmacari berarti : cantrik (lihat sloka VI.14). yang disebut 'kekal-abadi'dan yang menjadi tujuan terakhir bagi orang

yang yang beragama dan menempuh kehidupan spirituil, dijelaskan oleh Krisna dalam sloka-sloka berikutnya. (aksharam

= kekal-abadi)

(12) sarvadvarani samyamya

mano hridi nirudhya cha

mardhny adhaya 'tmanah pranam

asthito yogadharana

artinya :

252

Page 253: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

semua pintu-gerbang dikuasaipikiran dibatasi oleh hati

nafas-hidup berpusat dikepalategak dalam konsentrasi yoga

(13) aum ity ekaksharambrahma

vyaharan mam anusmaram

yah prayati tyajan deham

sa yati paramam gatim

artinya :

dia yang mengucapkan aksara tunggal AUMyaitu Brahman, dan mengenangkan Akusewaktu ajal telah memanggil kembali

meninggalkan jasmai, pergi ketujuan tertinggi.

Perkataan sarvadvarani berarti 'semua pintu gerbang' dimaksudkan semua pancaindria yang ada dalam badan kita

seperti mata, kuping, hidung, mulut, pori-pori (lubang kulit) dan kemaluan (lihat sloka V.13 tentang sembilan pintu-gerbang).

Kalimat 'pikiran dibatasi ileh hati' mengandung pandangan hidup (falsafah hidup). Spiritual yang sangat tinggi, sebab betapapun

tingginya kemajuan intelek seseorang, pikirannya harus dibatasi oleh perasaan halusnya demi untuk mencapai hidup damai

berdampingan dengan sesamanya. Dan dalam hubungannya dengan hidup spiritual hal ini sangat penting demi untuk tidak membiarkan pikiran itu mengembara kemana-mana, supaya

terpusat pada pengebdian.

Kitab Yoga sstra mengajarkan kepada kita, bahwa sewaktu ajal telah tiba, jiwa keluar dari hati (jantung) melalui sushumanadi

(yang terletak dipusat uratnadi dalam sumsum tulang belakang terus menuju brahmarandhra (yang terletak dalam tengkorak

kepala) dan darisana keluar pergi menuju Brahman.

Huruf atau aksara-tunggal AUM berarti "Tuhan Yang Tunggal" (Brahman). Huruf ini dikatakan tunggal menurut bunyi atau suara takala mulut menyebut huruf AUM itu. Prosesnya adalah sebagai

berikut : ketika mulut dibuka bunyi yang terdengar adalah a, waktu mulut sedang terbuka bunyi yang terdengar adalah U dan

takkala mulut hendak ditutup bunyi yang terdengar adalah M dalam keseluruhan proses terbukanya mulut satu kali

253

Page 254: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

terdengarlah bunyi 'AUM'. Dengan perkataan lain, Brahma adalah aksara-tunggal AUM atau Brahman adalah segala aksara (huruf)

dari yang mula sampai yang akhir : (lihat juga sloka VIII.8).

(14) ananyachetah satatam

yo mam smarati nityasah

tasya 'ham sulabhah partha

nityayuktasya yoginah

artinya :

dia yang terus-menerus mengenang Akutidak memikrkan apa dan siapa lagi

selalu menguasai dirinya sebagai yogioh parta, dengan mudah sampai pada-Ku

(15) mam upetya punarjanma

dunkhala yam asasvatam

na 'pnuvanti mahatmanah

samsiddhim paramam gatah

artinya :

setelah sampai kepada-Ku, merekayang berjiwa besar ini tak-lagi menjelma

ketempat penuh duka didunia tak-kekal inidan mereka tiba pada kesempurnaan tertinggi

setelah ajal tiba dan jiwa meninggalkan badan-jasmani ini, dua kemungkinan bisa terjadi, yaitu menjelma, kembali atau pergi

untuk selama-lamanya. Disini letaknya perbedaan!

(16) a brahmabhuvanal lokah

punaravartino 'rjuna

mam upertya tu kaunteya

punarjanma na vidyate

254

Page 255: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

dari tempat Brahman kebawah selanjutnya, Arjunasemua dunia mengalami kelahiran kembali

tetapi setelah mencapai Aku, wahai Kuntiputratidak akan kembali ke-kelahiran lagi

kecuali Brahman, semuanya tidak kekal, semuanya mengalami perobahan, terbatas oleh waktu dan ruang.

(17) sahara yuga paryantam

ahar yad brahmano viduh

ratrim yugasahasrantam

te 'horatravido janah

artinya :

yang mengetahui bahwa hari Brahmansama dengan jangka waktu seribu yuga

dan bahwa malam daripada-Nya seribu yuga.Adalah mereka yang mengetahui hari dan malam

(18) avyaktad vyaktayah sarvah

prabhavanty aharagame

ratrygame praliyante

tatrai 'va 'vyaktasamjnake

artinya :

pada saat datangnya siang harisemua yang nyata muncul dari yang tak nyata

dan pada waktu tibanya malam-hariyang nyata kembali pada yang dinamakan tak-nyata

(19) bhutagramah sa eva 'yam

bhutva-bhutva praliyate

ratryagame 'vasah partha

255

Page 256: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prabhavaty aharagame

artinya :

banyak yang nyata yang sama ini pulabolak-balik muncul kembali

dan lenyap lagi tak bekerja pada tibanya malamoh Parta, muncul lagi pada datangnya hari

menurut tradisi kuno, hari dan malam brahman mengambil jangka waktu masing-masing 1000 yuga (lihat juga sloka IV.8)

tradisi itu pula mengetakan bahwa waktu itu dibagia tas empat jaman, yang masing-masing jaman itu mempunyai panjangnya sendiri-sendiri, yaitu jaman krita = 4000 tahun, jaman tretra = 3000 tahun, jaman dvapara = 2000 tahun dan dan jalam kali =

1000 tahun. Lama saat transisi antara keempat jaman itu adalah 2000 tahun. Jadi jumlah semuanya = 12000 tahun. Ini adalah merupakan tahun-tahun para dewata, kalau dijadikan tahun manusia ini menjadi 360 x 12000 tahun = 4.320.000 tahun.

Kesimpulannya hari dan malam Brahman masing-masing, bagi manusia, akan memakan waktu selama : 1000 x 4.320.000 tahun

= 4.320.000.000 tahun. Ini disebut satu kalpa.

Betapapun fantastisnya kelihatan angka-angka tersebut diatas, namun apa yang dimaksudkan oleh sloka ini, adalah bahwasanya hari Brahman sama artinya dengan periode manisfestasi kosmos

ini dan malam Brahman dimaksudkan periode tak termanisfestasikan kosmos ini.

Yang 'bolak balik muncul kembali' adalah disebabkan oleh akibat daripada karma-nay sendiri, tetapi Brahman. Yang Maha tertinggi tidak terkena oleh periode munculnya dan lenyap-nya semua ini.

(20) paras tasmat tu bhavo 'nyo

'vyakto 'vyaktat sanatanah

yah sa sarveshu bhuteshu

nasyatsu na vinasyati

artinya :

namun dibalik semua yang tak nyata iniada pula yang tak nyata, kekal abadi

256

Page 257: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tidak termusnahkan, walaupun semuayang lain musnah sirna

perkataan avyakta berarti : yang tak-nyata (tak-termansifestasi). Ada pula macam yang tak-nyata, yang ada kalanya harus

dibedakan. Yang tak-nyata pertama dimana makluk yang belum dapat menembus karmanya masuk, sedangkan yang tak-nyata

kedua (yang disebut juga sudhhatattwa) adalah dimana jiwa yang telah suci masuk. Yang belakangan ini dikenal juga dengan istilah 'yang-tak-nyata' yang suprakosmos yang tidak mengalami

perubahan, yang kekal-abadi.

(21) avyakto 'kshara ity uktas

tam ahuh paramam gatim

yam prapya na nivartante

tad dhama paramam mama

artinya :

yang-tak-nyata ini disebut 'Kekal-abadi'yang dikatakan memiliki Tempat Tertinggi

jadi siapa mencapai-Nya, tak-kembaliitulah tempat-Ku yang tertinggi

pada saat itulah manusia tidak lagi mengalami lingkaran kelahiran dan kematian, tidak mengalami mansifestasi kosmos (prabhava) dan tidak mengalami yang tak-nyata dari kosmos ini

(pralaya).

(22) purusha sa parah partha

bhaktya labhyas tv ananyaya

yasya 'ntahsthani bhutani

yena sarvam idam tatam

artinya :

Dia, Jiwa Yang Tertinggi ini, oh PartaDidalam mana semua yang ada tinggal

Dan yang mana meliputi segala yang adaSesungguhnya dapat dicapai dengan kebaktian tunggal

257

Page 258: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Krisna menekankan bahwa yang terpenting adalah semangat berbakti dan sujud kepada-Nya, dan tidak ada pilihan lain.

(23) yatra kale tv anavrittim

avrittim chai 'va yoginah

pravata yanti tam kalam

vakshyami bharatashabha

artinya :

hendak Ku-nyatakan kepadamu kinioh Baratasaba, bilamana para yogi

yang menemui ajal tak-pernah kembalidan juga bilamana yang pergi tetap kembali

(Baratasaba = Arjuna) Yogi yang menemui ajal tidak pernah kembali menjelma lagi dan yogi yang setelah menemui ajal kembali lagi menjelma, bukanlah merupakan pertentangan,

melainkan soal tingkatan belaka, artinya yang sudah sempurna tidak menjelma lagi tetapi yang belum sempurna mengalami

inkarnasi lagi.

(24) agnir iyotir ahah suklah

sanmasa attarayanam

tatra prayata gachchhanti

brahma brahmavido janah

artinya :

dikala api, cahaya, sianghari, purnamadan enam bulan musim matahari ada di Utara

apalagi pada saat itu ajal tiba orang yang mengetahui Brahman pergi kepada Brahman

(25) dhumo ratris tatha krishnah

sanmasa dakshinayanam

tatra chandramasam iyotir

258

Page 259: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yogi prapyu nirvartate

artinya :

dikala asap, malam hari, bulan-matidan enam bulan musim matahari ada diselatan

apabila saat itu ajal telah memanggil,yogi yang mencapai cahaya-bulan, kembali lagi

kedua sloka 24 dan 25 diatas ini melikiskan saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi segera setelah ajalnya memanggil berpulang

kealambaka. Saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi seperti tersebut dalam sloka 24 diatas dinamakan Uttarayana yang juga

disebut Devayana, sedangkan saat atau jalan yang ditempuh oleh yogi seperti digambarkan dalam sloka 25 diatas dinamakan

Daksinayana, yang juga disebut Pitriyana.

Baik Uttarayana (Devayana) maupun Daksinayana (Pitriyana) kedua-duanya tersebut dalam kitab-kitab suci Upanishad,

Brahma sutra dan rigveda. Interprestasi dari kedua istilah ini adalah sebagai berikut, pertama. Saat yang dilukiskan dalam Uttarayana (dalam sloka 24) adalah waktu yang sangat tepat

untuk ditempuh apabila tiba, dan jalan yang ditempuhnya adalah marga yang penuh dengan budu-pekerti yang luhur. Kedua, saat yang digambarkan dalam Dakshinayana (dalam sloka 25) adalah

waktu yang tidak baik untuk ditempuh apabila ajal telah memangil, dan jalan yang ditempuhnya adalah marga yang penuh dengan kegelapan, hanya diterangi oleh refleksi sinar

bulan yang tidak bercahaya sendiri seperti matahari.

Singkatnya, perbedaan saat dan jalan yang tempuh oleh jiwa seseorang yang telah meninggalkan badan jasmaninya dikala

ajal tiba, tergantung pada langkah-langkah yang telah ditempuh olehnya pada masa hidupnya dan pada masa hidup sebelum ini.

(26) suklakrishne gati hy ete

jagatah sasvate mate

ekaya yaty anavrittim

anyaya 'vartate punah

artinya :

terang dan gelap ini adalah dua jalanyang dipandang jalan dunia kekal-abadi

259

Page 260: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yang satu ditempuh orang tidak kembali lagiyang lain ditempuh orang tetapi kembali lagi

benarlah dalam hidup ini selamanya ada dua konflik antara yang terang dan yang gelap. Jalan yang terang dimaksudkan ini, ialah jalan untuk kelepasan dan bebas dari inkarnasi, sebab jalan ini diterangi oleh ilmu-pengetahuan dan budi pekerti yang luhur.

Sedangkan jalan yang gelap adalah jalan untuk kembali menjelma kedunia, sebab jalan tersebut diliputi oleh kegelapan

ketidak-tahuan dan ketidak-sucian jiwa.

(27) nai 'te sriti partha janam

yogi muhyati kaschana

tasmat sarveshu kaleshu

yogayukto bhava 'rjuna

artinya :

yogi yang mengetahui kedua jalan inioh Parta, tidak pernah bimbang-hatikarena itu, setiap saat, wahai Arjunateguhkan imanmu dalam ajaran yoga

orang yang mengetahui kedua jalan ini, apapun tugas pekerjaannya dalam hidup ini, tidak pernah bimbang dan setiap

saat selalu ingat kepada kebajikkan yang bersemayam pada Yang Kekal Abadi.

(28) vadeshu yajneshu tapahsu chai 'va

daneshu yat punyaphalam pradishtam

atyeti tat sarvam idam viditva

yogi param sthanam upaiti cha 'dyam

artinya :

pahala kebajikkan tersirat dalam kitab-kitab suci Wedabakti persembahan, tapa brata dan sedekah sumbangan

semuanya itu dilampaui oleh yogi yang mengetahuisegala sesuatu ini dan mencapai tempat utama tertinggi

260

Page 261: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

hasil kebajikkan yang diperoleh dengan jalam mendalami kitab-kitab suci agama, bertapa serta berpuasa dan dengan jalan

memberi sumbangan serta sedekah masih merupakan tingkat dibawah hasil kebajikan yang dilaksanakan oleh yogi yang

segera setelah ajal sampai pergi ketempat utama yang tertinggi, yaitu Brahman.

Dengan ini, maka terjawablah ketujuh pertanyaan Arjuna dalam sloka 1 dan 2 dalam Bab ke-IX ini, yaitu mengenai : Brahman,

Adhyatman, Karma, Adhibhuta, Adhidaiva, Adhyajna dan "bagaimana Krisna mengetahui mereka yang telah menguasai

diri disaat ajal tiba'.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmanvidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Aksharabrahmayogo nama 'shtamo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab ke sembilan UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuanTentang Yang Maha Esa, kitab suci yoga Dan dialog antara Sri Krisna dan ArjunaYang berjudul AKSHARA BRAHMA YOGA

261

Page 262: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB X

IX. PERCAKAPAN KESEMBILAN

RAJA VIDYARAJA GUHYA YOGA

Krisna dalam Bab kesepuluh ini menjelaskan misteri ilmu-pengetahuan tertinggi dan rahasia terbesar kepada Arjuna, dan

dengan ilmu-pengetahuan tertinggi dan rahasia terbesar ini orang mencapai Brahman.

Krisna menguraikan betapa Bapa, Ibu, Datuk dan pelindung alam semesta ini, dan ia adalah objek segala ilmu-pengetahuan.

Semua yang berbakti dengan kepercayaan, sebetulnya berbakti kepada brahman, tetapi yang tidak menuruti hukum-hukum

ajaran, mereka jatuh menjelma kembali.

Orang yang terjahat dari semua yang jahatpun kalau ia memuja Brahman dengan pengabdian yang terpusat, ia juga bertindak

menuju jalan yang benar.

Dan orang yang berasal dari kelahiran yang terhinapun juga mencapai Brahman, sebab mereka berlindung hanya kepada

Brahman.

IX. Percakapan Kesepuluh

(1) sribhagavan uvacha:

idam tu te guhyatamam

pravakshyamy anasuyave

jnanam vijnanasahitam

yaj jnatva mokshyase 'subhat

artinya :

262

Page 263: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Sri Bagavan berkata:Kepadamu yang tiada suka kerewelan

Hendak Ku-jelaskan rahasia tersembunyiDari kebajikkan dan ilmu pengetahuan ini

Setelah mengetahui, kau terhindar dari kejahatan

(2) rajavidya rajaguhyam

pavitram idam uttamam

pratyaksahavagamam dharmyam

susukham kartum avyayam

artinya :

inilah ilmu pengetahuan terbesaralat kesucian tertinggi, mudah dimengerti

dengan pengalaman langsung, jalan yang benarmudah dilaksanakan dan kekal-abadi

perkataan rajavidya dan rajaguhyam sebenarnya berarti : raja ilmu-pengetahuan dan raja rahasia tetapi dalam hubungan

pengertian sloka ini diterjemahkan dengan ilmu-pengetahuan terbesar (tertinggi) dan rahasia terbesar (tertinggi). Disini Krisna menjelaskan bahwa ilmu-pengetahuan dan budipekrti (kebajikan) tidak cukup dipelajari hanya dengan theori, berargumentasi atau

tutur kata dan nasehat belaka, melainkan harus dimengerti dengan pengalaman langsung (pratyakshavagamam). Kebenaran

Brahman harus dilihat oleh mata-jiwa-sendiri melalui pertumbuhan kesadaran dan kesucian diri pribadi seseorang

yang memiliki kepercayaan dan pengabdian kepada-Nya.

(3) asraddadhanah purusha

dharmasya 'sya paramtapa

aprapya mam nirvartante

mrityu samsara vartmani

artinya :

mereka yang tidak memiliki kepercayaanpada ilmu-pengetahuaan dan budi pekerti ini

263

Page 264: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tidak mencapai aku, wahai Prantapa,kembali kejalan dunia inkarnasi

karena Arjuna memiliki kepercayaan, maka Krishna sebagai penjelmahan Brahman yang Maha Esa membukakan rahasia dan

mengajarkan ilmu-pengetahuan yang terrtinggi ini. Sesungguhnya sloka diatas ini mengungkapkan, bahwasanya orang yang memiliki kepercayaan sajalah yang mempunyai

kemampuan untuk dapat mengerti ajaran-ajaran yang dituturkan oleh Krisna dalam Bhagavadgita ini, yang menyebabkan pelaksanaan yoga menjadi lebih mudah. tanpa adanya

kepercayaan ini, orang akan kembali dan kembali saja menjadi bulan-bulanan inkarnasi dan kesengsaraan.

(4) maya tatam idam saryam

jagat avyaktamurtina

matshani sarvabhutani

na cha 'ham teshv avasthitah

artinya :

alam semesta ini diliputi oleh-Kudengan wujud-Ku yang tak-nyata

semua mahkluk ada pada-Kutetapi Aku tidak berada pada mereka

seluruh alam semesta ini adalah merupakan perwujudan Brahman, namun berbagai bentuk yang ada dalam alam semesta

ini tidaklah mampu emenyatakan betapa sebenarnya bentuk Brahman itu, karena segala bentuk tersebut terbatas pada ruang

dan waktu tambahan pula tidak cukup mengandung unsur keseluruhan Brahman, (lihat juga sloka VIII.12)

(5) na cha matsthani bhutani

pasya me yogam aisvaram

bhutabhrin na cha bhutastho

mama 'tma bhutabhavanah

artinya :

264

Page 265: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

namun mahkluk tidak terdiam dalam-Kuketahuilah keagungan yoga suci-Ku

Aku menjadi sumber tidak terdiam dalam merekaTetapi aku tidak terdiam dalam mereka

(6) yatha 'kasathito nityam

vayuh sarvatrago mahan

tatha sarvani bhutani

matsthani 'ty upadharaya

artinya :

ibarat angin yang perkasa selalubertiup dimana-mana diangkasa

ketahuilah olehmu, demikian pulasemua yang ada berdiam dalam-Ku

keagungan yoga suci (yogam aisvaram) Brahman yang memiliki kekuatan misterius menjadi sumber dan pendukung semua

mahkluk yang ada pada-Nya, namun Brahman sendiri tidak ada dalam mahkluk. Semuanya ini hanyalah bahasa manusia yang

tidak cukup mempunyai kesanggupan untuk melukiskan betapa sesungguhnya wujud Brahman itu

untuk itu krisna mencoba memberi perumpamaan bahwasanya. Brahman adalah ibarat angkasa, dimana semuanya termasuk bumi kita, bulan, matahari dan palanet-palanet lainnya ada

dalamnya dan udara (angin) bertiup diangkasa, namun angkasa sendiri tidak ada pada udara dan semua planet itu. Dam segala gerakan yang ada dalam alam semesta ini adalah disebabkan

oleh yogam aisvaram Brahman.

(7) sarvabhutani kaunteya

prakritim yanti mamikam

kalpakshaye punas tani

kalpadau visrijamy aham

artinya :

265

Page 266: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

semua mahkluk datang pada prakriti-Kupada akhir peredaran kalpa, Kuntiputra

dan pada permulaan kalpa yang berikutnyaAku kirim mereka kembali

(8) prakritim svam avashtabhya

visrijami punah-punah

bhutagramam imam kritsnam

avasham prakriter vasat

artinya :

diliputi oleh prakriti-Ku iniberulang-ulang Aku kirim kembali

seluruh mahkluk ini, yang banyak initak bergaya karena dikuasai prakriti

(Prakriti = alam, benda-benda, badan-jasmani mahkluk hidup. Lihat juga keterangan sloka II.20 dan keterangan sloka IV.6). jiwa manusia karena ketidaktahuannya selalu ditarik oleh prakriti dan

dengan tidak bergaya apa-apa selalu oleh karma, yang menyebabkan inkarnasi datang berulang kali.

Peredaran kalpa sekali memakan waktu sepanjang 4.320.000 tahun menurut perhitungan tahun manusia (lihat keterangan

sloka VIII.17, 18, dan 19).

(9) na cha mam tani karmani

nibadhnanti chanamjaya

udasinavad chanamjaya

asaktam teshu karmasu

artinya :

namun perbuatan itu tidak mengikat Akuoh Danajaya, sebab Aku duduk

seolah-olah acuh-tak-acuh,tidak tersangkut dengan perbuatan itu

266

Page 267: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(10) maya 'dhyakshena prakritih

suyate sachracharam

hetuna 'nena kaunteya

jagad viparivartate

artinya :

alam semesta ini dibawah pengawasan-Kumemberi kelahiran kepada segala sesuatu

yang bergerak dan yang tidak bergerakoh Kuntipura, dengan ini dunia berputar

(Dananjaya, Kuntiputra = Arjuna). Walaupun Brahman mengawasi penciptaan dab kiamatnya alam-semesta ini, namun

Dia tidak terlibat proses dan perkembangan kosmos setelah terciptanya alam-semesta ini. Brahman adalah melebihi ciptaan-

Nya. Dia adalah supra-kosmos, oleh karenanya ia tidak terpengaruh oleh effek berlangsungnya proses kosmos dan

berputarnya dunia ini. Proses kosmos ini berlangsung selama hari Brahman dan kiamat pada waktu malam Brahman tiba.

(11) avajananti mam mudha

manushim tanum asritam

param bhavam ajananto

mama bhutamahsvaram

artinya :

mereka yang tolol tidak menghiraukan Aku inimengenakan badan-jasmani manusia,

tidak mengetahui sifat-Ku yang lebih tinggisebagai Pelindung Agung segala yang ada

(lihat juga sloka VIII.24). krisna sebagai penjelmahan lahiriah dari Brahman dalam bentuk badan manusia, oleh manusia biasa pada

jamanya hanya dilihat badan luarnya belaka dan tidak jiwa sucinya yang bersemayam dalam badan tersebut. Orang hanya

melihat jasmani luarnya saja dan tidak mekihat kebenaran didalamnya.

267

Page 268: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dipergunakannya suatu patung atau benda suci lainnya dalam suatu agama sebagai pemujaan terhadap Tuhan Yng Maha Esa hanyalah merupakan suatu alat atau simbol untuk memusatkan kebaktian kepada-Nya. Dalam kitab falsafah Bhagavata, karena

massa manusia tidak cukup mempunyai kemampuan untuk membayangkan dan merenungkan apa Tuhan itu, maka Tuhan dikatakan : "Aku ada dalam semua mahkluk hidup sebagai Jiwa-

nya, tetapi karena ketidak-tahuan dan tanpa menghiraukan kehadiran-Ku, maka manusia membuat sebuah patung

pemujaan' (Bhagavata.III.29,21)

(12) moghasa moghakarmano

moghajnana vichetasah

rakshasim asurim chai 'va

prakritim mohinim sritah

artinya :

dengan dikuasai sifat-sifat jahatraksasa dan setan, aspirasi mereka tersesattindakan mereka kasar, pengetahuan kabur

dan pertimbangan mereka simpang-siur

sifat-sifat buruk dan jahat pada diri manusia dilukiskan sebagai raksasa dan setan, yang sesungguhnya berarti bahwa orang-orang demikian mempunyai pandangan rendah dan nilai hina

justru karena hanya mengejar hawa-nafsu dan keinginan pribadi sepuas-puasnya (lihat juga sloka VIII.15).

(13) mahatmanas tu mam partha

daivim prakritim asritah

bhajanty ananya manaso

jnatva bhutadim avyayam

artinya :

yang bejiwa mulia, memiliki sifat sucimengetahui Aku yang tak termusnahkan inisebagai sumber segala mahkluk. Oh Partasujud kepada-Ku dengan memusatkan jiwa

268

Page 269: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sifat-sifat jahat (mohini prakriti) lawanya sifat-sifat suci (daivi prakriti) yang melikiskan kesadaran seseorang. Kalau ia memiliki

sifat-sifat jahat (mohani prakriti) maka pusat segala kegiatan hidupnya terletak pada kepentingan ego-nya, yang menyeret ia untuk memenuhi hawa nafsu dan kepentingan dirinya belaka,

yang akibatnya membawa ia tenggelam kedalam duniasengsara dan menempuh jalan inkarnasi berulang-ulang sampai pada

suatu masa dimana sifat-sifat suci (dalvi prakriti) maka kesadarannya terbuka bagi tujuan-tujuan mulia dan seluruh

hidupnya diarahkan untuk berbuat kebajikkan kepada sesama manusia serta bersujud kepada Brahman.

(14) satatam kirtayanto mam

yatantas cha dridhavratah

namasyantas cha mam bhaktya

nityayukta upasate

artinya :

dengan selalu mengagung-agungkan Akuberusaha dengan teguh memegang sumpah

sujud kepad-Ku dalam pengabdian dandengan disiplin jiwa berbakti kepada-Ku

dalam sloka ini terlukiskan kehidupan seseorang yang memiliki sifat-sifat mulia, dimana ia dengan ilmu-pengetahuannya dan

kesadaran jiwanya memuji-memuji kebesaran Brahman (kirtayantah) dengan pengabdiannya bersumpah (vratah) dan

bersujud (namasyantah) kepada Brahman dan dengan kerjanya melaksanakan kebaktian (upasana) kepada Brahman.

(15) jnayajnena cha 'py anye

yajanto mam upasate

ekatvena prithaktvena

bahudha visvato mukham

artinya :

yang lain pula memuja dengan persembahanilmu-pengetahuan dan sujud kepada-Ku

269

Page 270: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sebagai Yang Tunggal, Yang TerpisahYang Menyeluruh dan ada disemua penjuru

Sloka ini mengungkapkan kepada kita betapa Bhagavadgita tidak hendak memisahkan agama, mistik dan falsafah (yang pada umumnya dimasa belakangan ini dipisah-pisahkan satu sama

lain) dan memberi petunjuk kepada kita agar agama, mistik dan falasafah tidak dipertentangkan. Ilmu-pengetahuan (falsafah

hidup), agama (sembah bakti kepada Tuhan) dan mistik (mempersatukan jiwa dengan Brahman kedamaian dan

kebenaran abadi, karenanya Bhagavadgita melihat ketiga-tiganya dengan penuh semangat toleransi.

Dengan kemampuan, kesadaran dan kepercayaannnya ada orang memandang jalan untuk bersujud kepada Brahman adalah

Advaita (Tuhamn sebagai Eka-Tunggal = Yang tunggal), yang lain adalah Dvalta (Tuhan sebagai Dwi Tunggal = Yang terpisah

yang berwujud sebagai jiwa dalam badan manusia dan jiwa dalam alam-semesta) dan yang lain lagi (Visishtadvaita (Tuhan sebagai Multitunggal = Yang menyeluruh yang bersemayam

dimana-mana, seperti : matahari, bulan, bumi, angkasa planet dan lain sebagainya). Namun jalan manapun yang h

hendak ditempuh, semuanya menuju kejalan Brahman.

(16) aham kratur aham yajnah

svadha 'ham aham aushadham

mantro 'ham aham eva 'jyam

aham agnir aham hutam

artinya :

karya-upacara, persembahyangan adalah Akusaji-sajian, bahan reramuan adalah Akusabda suci, dupa-kemenyan adalah Aku

api dan api-kebaktain adalah Aku

kratu adalah karya-upacara yang termasuk dalam kitab suci Weda, yajna adalah persembahyangan yang dirumuskan dalam

kitab Smriti, svadha ialah saji-sajian yang dipersembahkan untuk leluhur aushadham ialah reramuan obat sayur-mayur, mantra

adalah sabda suci. Ajyam adalah dupa-kemenyan yang dibakar dalam api pimujaan dan agni ialah api-kebaktian.

270

Page 271: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dalam sloka diatas ini dapat dirasakan betapa satunya alat dan tujuan, jalan dan hendak dicapai, yang kedua-duanya adalah

Brahman. Ini berarti bahwa kalau seseorang hendak mencapai Brahman, jalan yang harus ditempuhnya haruslah jalan Brahman

(yaitu kebajikan dan kesucian). (lihat juga sloka IV.24).

(17) Pita 'ham asya jagato

mata dhatapitamahah

vedyam vapitram aumkara

rik sama yajur eva cha

artinya :

Aku adalah Bapa, Ibu, PelindungDan Datuk alam-semesta ini

Aku adalah objek ilmu pengetahuan, pensuciAku adalah aksara Rik, sama, yajus dan AUM

(Mengenai aksara AUM, yang berarti Brahman, baca juga sloka VII.8 dan sloka .VII.13) yang dimaksudkan dengan rik, sama dan

yajus ialah ketiga kitab suci Weda pertama, yaitu Rigveda, Yajurveda dan Samaveda. Sesungguhnya ada empat kitab suci Weda dan keempat adalah Atharvaveda. Tetapi Atharvaveda

tidak termasuk yang pertama dan asli, melainkan yang belakangan dan tidak disebutkan oleh manu, manusia pertama,

yang hanya mengatakan tiga kitab suci Rig, Yajus dan Sama yang pertama dan asli.

(18) gatir bharta prabhuh sakshi

nivasah saranam suhrit

prabhavah pralayah sthanam

nidhanam bijam avyayam

artinya :

Aku adalah tujuan, pengemban, penguasaAku adalah saksi, singgasana, perlindungan

Aku adalah kawan, asalmula, akhir, kesudahanAku adalah dasar, penyimpanan, benih abadi

271

Page 272: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(19) tapamy aham aham varsham

nigrihnamy utsrijami cha

amritam chai 'va mrityus cha

sad asach cha 'ham arjuna

artinya :

Aku adalah pemberi kehangatanMenahan dan menurunkan hujan

Aku adalah kehidupan dan kematianMahkluk dan bukan mahkluk, oh Arjuna

Kedua sloka diatas ini mencoba menjelaskan Brahman dari berbagai aspek dilihat dari segi nilai-nilai renungan jiwa dan

pemikiran manusia, dengan tujuan utama : Semoga Brahman menerima doa manusia, apapun jalan kebaktian yang

ditempuhnya!

(20) traividya mam somapah putapapa

yajnair ishtva svargatim prarthayante

te punyam asadya surendralokam

asnanti divyan divi devabhogan

artinya :

yang mengetahui ketiga kitab suci, minum somabersih dari dosa, memuja-Ku dengan kebaktianberdoa menuju kejalan sorga, tiba di indraloka

dan menikmati kebahagian para dewata di-sorga

(21) te tam bhuktva svargalokam visalam

kshine punye martyalokam visanti

evam trayidharmam anuprapanna

gatagatam kamakama labhante

272

Page 273: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

setelah menikmati sorga luas, mereka kembalikedua manusia dikala niali kebajikan terhabisisesuai dengan ajaran dalam ketiga kitab suci

demi mencapai kenikmatan mereka datang dan pergi

yang dimaksudkan dengan ketiga kitab suci diatas adalah : Rigveda, yajurveda dab Samaveda. Indraloka adalah dunia

Batara Indra, yaitu Pemimpin para devata, yang juga disebut sorgaloka atau sorga saja. Soma adalah sebangsa minuman

keras (mengandung alkohol) yang dianggap suci.

Menurut ajaran kitab-kitab suci Weda, mereka yang melaksanakan upacara-upacara persembahyangan sesuai

dengan pedoman-pedoman yang digariskan dalam kitab-kitab suci tersebut akan mencapai kenikmatan disorga setelah

meninggal dunia bersama-sama para dewata di Indraloka tetapi mencapai sorga seperti ini bukanlah seperti ini bukanlah

dianggap mencapai tujuan akhir. Sebab mereka yang melaksanakan semua ini masih terikat oleh hukum karma yang

dilahirkan oleh masih adanya nafsu-keinginan (kama-kama. Akibatnya, mereka akan kembali mengalami proses inkarnasi.

(22) ananys chintayanto mam

ye janah paryupasate

tesham nityabhiyuktanam

yogakshemam vahamy aham

artinya :

tetapi mereka yang hanya memuja-Ku sendirimerenungkan Aku selalu kepada mereka

kubawakan segala apa yang mereka tidak punyadan Ku-lindungi segala apa yang mereka miliki

dalam bagian akhir dari sloka diatas ini terbayang oleh kita betapa Brahman yang dipuja oleh manusia memikul segala

beban dan penderitaan mereka yang berbakti kepada-Nya : "Ku-bawakan segala apa yang mereka milik" mengandung

pengertian yang dalam bahwasanya Brahman membawakan kesejahteraan dan keselamatan bagi umat manusia yang

memuja-Nya.

273

Page 274: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Tetapi pengertian 'apa yang mereka tidak punya' dan 'segala apa yang mereka miliki' hendaknya diartikan bukan semata-mata

sebagai milik benda-benda material. Melainkan juga harus dilihat secara lebih dalam lagi, yaitu dari segi milik moral dan

budipekerti yang kini sedang diusahakan dan yang telah dicapai selama ini.

(23) ye 'py anyadevata bhakta

yajante sradhhaya 'nritah

te 'pi mam eva kaunteya

yajanty avidhipurvakam

artinya :

pun mereka yang memuja paradewatayang berbakti dengan penuh kepercayaansesungguhnya juga memuja-Ku, Kuntiputra

walau sebenarnya tidak menurut hukum-hukum ajaran

(Kuntiputra = Arjuna) Yang dimaksud dengan 'tidak menurut hukum-hukum ajaran" adalah disebabkan oleh ketidaktahuan bahwasanya Brahman tidak dapat dibayangkan sebagai dewa atau manusia yang difersonifikasikan dalam bentuk dan cara

bagaimana tidak mungkin (lihat juga sloka VII.20 dan 21)

(24) aham hi sarvayajnnam

bhokt cha prabhur eva cha

na tu mam abhijananti

tattvena 'tas chyavanti te

artinya :

sebab aku adalah pnikmat dan penguasasegala puja bakti-persembahan, tetapi merekatidak mengetahui Aku dan sifat- Ku yang sejati

karena itu mereka gagal jatuh, kembali lagi

dengan tanpa adanya kepercayaan (seperti tersebut dalam sloka 3) pada ilmu-pengetahuan dan budi-pekerti dan tanpa adanya pengetahuan tentang Brahman, maka betapapun usaha yang

dilaksanakn dalam memuja dan berbakti kepada Brahman akan

274

Page 275: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

menemui kegagalan dan kembali lagi mengalami azab sengsara dunia inkarnasi, hal ini bertambah jelas dilukiskan dalam sloka

21, dimana apabila nilai kebajikan telah habis seseorang kembali dari sorga lagi untuk menjalani inkarnasi.

(25) yanti devavrata devan

pitrin yanti pitrivratah

bhutani yanti bhutejya

yanti madyajino 'pi mam

artinya :

yang memuja devata pergi kepada devatakepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka

dan kepada rokh-alam perginya yang memuja rokh-alamtetapi mereka yang memuja Aku datang pada-Ku

dalam sloka ini dijelaskan oleh Krisna bahwasanya ada tiga macam kekeliruan yang umumnya dilakuakn oleh seorang yang

tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Brahman (ini adalah karakteristik diseluruh dunia), yaitu pertama pemujaan terhadap dewa-dewa, kedua pemujaan terhadap dewa-dewa, kedua pemujaan terhadap leluhur (nenek-moyang) yang telah meninggal dunia dan ketiga pemujaan kepada jiwa atau rokh

suci yang ada dalam alam.

Memang sebenarnya ketiga pemujaan tersebut diatas tidaklah salah, sebab setiap pemujaan (apapun bentuk dan tujuannya)

akan mendatangkan pahala. Tetapi dipandang keliru, sebab tidak mencapai tujuannya yang sesungguhnya dan yang tertinggi.

Dengan perkataan lain, pemujaan yang tebatas (kepada dewa-dewa atau leluhur dan rohk suci) menghasilkan anugerah terbatas pula, maka itu. Krisna menasehatkan : Pujalah

Brahman! (lihat juga sloka VII.23)

(26) patiram pushpam phalam toyam

yo me bhaktya prayachchhati

tad aham bhakyupahritam

asnami prayatatmanah

artinya :

275

Page 276: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

siapa yang sujud kepad-Ku dengan persembahansetangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan

atau seteguk air, sku terima sebagai baktipersembahan dari orang yang berhati suci

setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau segeguk air dalam persembahan yang besifat simbolik. Yang terutama adalah hati suci, pikiran terpusatkan dan jiwa dalam

kesimbangan tertuju kepada-Nya. Kerena itu. Bhagavadgita tidak menolak jalan yang ditempuh orang seperti tercantum dalam

sloka diatas ini untuk memuja Brahman.

(27) yat karoshi yad asnasi

yaj juhoshi dadasi yat

yat tapasyasi kaunteya

tat kurushva madarpanam

artinya :

apapun yang kau kerjakan, kau makankau persembahkan, kau dermakan

dan disiplin diri apapun kau laksanakanlakukan, Kuntiputra, sebagai bakti kepada-Ku

menghindari segala kegiatan yang ditijukan hanya demi untuk menghindari hawa-nafsu dan keinginan diri sendiri (seperti

dinyatakan dalam sloka V.8 dan 9) adalah sama dengan melakukan segala kegiatan yang ditijukan demi untuk kebaktian kepada Brahman seperti yang dinyatakan oleh sloka diatas ini.

Jadi, segala kegiatan dalam hidup ini dijiwai oleh semangat dedikasi kepada Brahman.

(28) subhasubha phalair evam

mokshyase karma bandhanaih

samnyasayoga yuktatma

vimukto mam upaishyasi

artinya :

dengan demikian kau terlepas dari belenggukerja yang membawa hasil baik dan cedera

276

Page 277: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dengan pikiran terpusat pada samnyasakau akan terbebas, dan datang mencapai Aku

dengan pengabdian dan persembahan seluruh hidup kepada kebajikan dan kesucian, maka jiwa terlepas dari belenggu ego yang selama ini jadi penghalang. Pada tingkat inilah seseorang tidak lagi mempertimbangkan dan tidak pula terikat oleh hasil

kerja baik-buruk (lihat sloka II.57). mengenai perkataan samnyasa lihat keterangan sloka V.1

(29) samo 'ham sarvabhuteshu

na me dveshyo 'sti na priyah

ye bhajanti tu mam bhaktya

mayite teshu cha 'py aham

artinya :

Aku adalah sama bagi mahkluk semuaBagi-Ku tiada yang terbenci dan terkasihi

Tetapi mereka yang berbakti pada-Ku dengan dedikasiMereka ada pada-Ku dan aku perlu mereka

Brahman adalah adil, Brahman tidak mengutuk dan menyanjung-nyanjung siapapun. Satu-satunya siapapun.satu-satunya jalan untuk mengabdi kepada Brahman adalah dengan kepercayaan dan dedikasi, dan tiap orang harus melaksanakan oleh dirinya

sendiri

(30) api chet sudurcharo

bhajate mam ananyabhak

sadhur eva sa mantavyah

simyag vyavasito hi sah

artinya :

kendati seandainya seorang yang terjahatmemuja Aku dengan pengabdian yang terpusat

ia harus dipandang ada dijalan yang benarsebab ia telah bertibdak menuju yang benar

277

Page 278: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

brahman, ibaratkan api, siapa saja datang kedekat-Nya dengan kepercayaan dan dedikasi pasti menerima kahangatan-Nya (tetapi tidak mereka yang menjahui-Nya). Brahman, ibarat

cahaya matahari, bersinar kemana-mana dan berefleksi dalam jiwa yang bersih (bagaikan cermin yang bersih menerima refleksi

sinar bulan), yang tidak dikotori oleh dosa dan ketidaktahuan.

Namun demikian, sloka ini bukanlah harus diartikan bahwasannya seseorang dengan mudah dapat menghindarkan

diri dari kejahatan dan dosa. Orang tidak dapat menghindari hukum sebab dan akibat. Tetapi bila seseorang yang paling

jahatpun sadar akan perbuatannya lalu bertobat dan berusaha dengan keras untuk menghapus dosanya, dengan penuh

kepercayaan mengebdi kepada Brahman yang mulai ia dekati. Ibarat batubara akan hilang bila api telah meresap kedalamnya, demikian pula dosa (lihat pula sloka IV.37). tidak ada dosa yang

tidak berampun ! demikian Bhagavadgita.Demikian pula dosa (lihat pula sloka IV.37). tidak dosa yang

berampun!demikian Bhagavadgita.

(31) khipram bhavanti dharmatma

sasvachchhantim nigachchhati

kaunteya pratijanihi

na me bhaktah pranasyati

artinya :

dengan segera ia menjadi orang berjiwa kebenarandan mencapai kedamain kekal-abadi

ketahuilah, wahai Kuntiputra, dengan pastipenganut-penganut-Ku tidak akan termusnahkan.

Perkataan dharmatma berasal dari kata-kata dharma + atma yang berarti : jiwa kebenaran.

(32) mam hi partha vyapasritya

ye 'pi syuh papayonayah

striyo vaisyas tatha sudras

te 'pi yanti param gatim

artinya :

278

Page 279: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sebab, mereka yang berlindung pada-Ku iniwalau mungkin berasal dari kelahiran rendah, Parta

perempuan, Waisia ataupun golongan Sudramereka juga mencapai tujuan yang tertinggi

sloka ini memberi tekanan bhawasanya Bhagavadgita membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi setiap orang tanpa

menghiraukan perbedaan ras, bangsa, golongan kelamin maupun tingkatan sosialnya. Sloka ini menbantah adat-itiadat yang mengatakan bahwa perempuan, kaum Waisia dan kaum Sudra yaitu masing-masing pedagang-pengusaha dan rakyat jelata tidak diperbolehkan mempelajari kitab-kitab suci Weda,

yang berarti mereka tidak dapat mencapai tujuan yang tertinggi, yaitu Brahman. (mengenai istilah Waisia dan Sudra, lihat juga

keterangan sloka I.41).

(33) kim punar brahmanah punya

bhakta rajarshayasa tatha

anityam asukham lokam

imam prapya bhajasva

artinya :

lebih-lebih para Brahmana sucidan pendita bangsawan saleh budiman

kini setelah engkau ada didunia initak-kekal dan penuh duka, pujalah Aku!

Anityam asukham lokam berarti "dunia ini tak kenal penuh duka". Manusia dalam hidup ini tidak bisa menghindarkan diri

dari kelahiran dan kematian, yang dalam jangka waktu diantara keduanya tidak kekal dan penuh dengan kedukaan dan

kesengsaraan. Jalan untuk membebaskan diri daripadanya adalah menyucikan jiwa dan melaksanakn samnyasa. Para

Brahman dan para ksatria (termasuk pendita bangsawan, yaitu orang-orang kesatria yang menjadi pendita) lebih mudah

mencapai tujuan yang tertinggi dan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan golongan Waisia dan Sudra. Namun

demikian. Brahman tetap memandangnya sama.

(34) manmana bhava madbhakto

madyaji mam namskuru

279

Page 280: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mam evai 'shyasi yuktvai 'vam

atmanam matparayanah

artinya :

pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbakti pada-Kubersujud pada-Ku, sembahlah Aku

dan setelah kau mendisiplinkan jiwamuAku menjadi tujuanmu Tertinggi, kau'kan tiba pada-Ku

Karakteristik yang terbuka dan meninjol dari Bab kesepuluh ini dimana Krisna sebagai penjelmahan dan penyambung-lidah Brahman menjelaskan bahwasanya Bhagavadgita membuka

pintu bagi setiap orang (sekali pun orang yang paling jahat dan hina-dina) untuk mengabdi dan bersujud kepada Brahman serta mencapai kelepasan (moksha) dan bersatu dengan Brahman,

adalah merupakan intisari daripada ajaran-ajaran yang termaksud dalam kitab suci ini.

Ity rimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam

Yogasastre srikrisharjunsamvadeRajavidyarajaguhyayogo nama navamo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kesepuluh UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan

Tentang Yang Maha Esa kitab suci yogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudul RAJAVIDYARAJA GUHYAYOGA

280

Page 281: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB XI

X. PERCAKAPAN KESEPULUH

VIBHUTI YOGA

Selanjutnya dalam Bab kesebelas Krisna menguraikan manisfestasi Brahman dalam berbagai wujud, sebagai sumber

segala-galanya. Mengetahui adalah mengetahui semua

Arjuna mempelajari dan mengakui nilai positif dan kebesarab Brahman, bahwasanya Brahman tak terlahirkan, tanpa asal mula,

penguasa tertinggi, asal ada, segala tumbuh daripada-Nya, pensuci tertinggi dan dewata pertama.

Arjuna ingin mengetahui manisfestasi Brahman, dan ia bertanya tentang ini dan keagungan yoga Brahman, Krisna menjawab

bahwasanya Wujud Brahman adalah jiwa yang terdiam dalam hati semua insani, permulaan + pertengahan + pengahabisan

dari semua.

281

Page 282: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Kemudia Krisna menjelaskan berbagai manisfestasi Brahman dalam alam kosmos, dalam planet dalam kitab suci, dari diri devata, dalam manusia, dalam huruf, dalam binatang, dalam

tumbuh-tumbuhan, dalam benda, dalam sifat, dalam pengetahuan dan dalam berbagai hal.

X. Percakapan kesepuluh

(1) sribhagavan uvacha:

bhuya ava mahabaho

srinu me paranam vachah

yat te 'ham priyamanaya

vakhyami hitakamyaya

artinya :

Sri Bagawan berkata :Selanjutlah dengarkanlah, wahai Mahabahu

Kata-kata-Ku yang termulia ini, demiUntuk mengahrapkan kebahagian bagimu

Hendak Ku-uraikan padamu, engkau yang kukasihi

(Mahabahu = Arjuna) dalam bab ke-IX terdahulu. Arjuna telah menunjukkan pengertian yang sebaik-baiknya kepada uraian

Krisna, yang mendorong Sri Bagawan melanjutkan penjelasannya tentang Brahman sebagai sumber segalanya. Dan untuk

mengetahuinya, Arjuna harus mengetahui segalanya!

"Engkau yang kukasihi" (priyamananya) demikian panggilan Krisna kepada Arjuna, sebagai suatu pernyataan betapa Krisna

dengan sepenuh jiwanya ingin menolong Arjuna untuk mencapai kebenaran tertinggi.

(2) na me viduh suraganah

prabhavam na maharshayah

aham adir hi devanam

maharshinam cha sarvasah

artinya :

282

Page 283: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

baik para dewata maupun rsi agungtidak mengenal asal-mula-Kusebab dalam segala hal Aku

adalah sumber para dewata dan rsi agung

perkataan rel berarti : pendita penyair yang mendapat ilham, dan perkataan prabhawa berarti : asal-mula.

(3) yo mam ajam anadim cha

vetti lokamabesvaram

asammudhah sa martyeshu

sarvapapaih pramuchyate

artinya :

dia yang mengetahui Aku tak-terlahirkantapa permulaan, Penguasa perkasa

seluruh dunia ialah diantara manusiatak bingung dan terhindar dari segala dosa

walaupun Brahman tidak terlahirkan dan tidak mempunyai permulaan, namun Brahman memiliki prabhawa, yaitu asal mula

yang juga berrati kewibawaan yang tertinggi.

(4) buddhir jnanam asammohah

kshama satyam damah samah

sukham dumkham bhavo ;bhavo

bhayam cha 'bhayam eva cha

artinya :

budi pekerti, ilmu-pengetahuan, kesadrankesabaran, kebenaran, kemawasanketenangan, kesukaan, kedukaan

kelahiran, kematian, ketakutan, keberanian

(5) ahimsa samata tubtis

tapo danam yaso 'yasah

bhavanti bhava bhutanam

283

Page 284: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

matta eva prithagvidhah

artinya :

tanpa-kekerasan, keseimbangan jiwa, kepuasankeprihatinan, kemurahan-hati, kemasyuran

dan kecemaran-karakteristik mahkluk semuaini datangnya dari Aku belaka

kalau dalam sloka VII.4. brahman dilihat dari segi unsur alam yang lebih rendah, maka dalam kedua sloka diatas ini Brahman dilihat dari penomena yang lebih tinggi. Dan karakteristik yang

dilukiskan diatas ini walaupun kepunyaan mahkluk, namun datangnya dari Brahman juga. Ini disebabkan oleh adanya phala

karma dimasa-masa yang silam, dimana setiap mahkluk menerima dan memikul segala akibatnya sesuai dengan

perbuatan masing-masing. Tetapi bagi mereka yang mengetahui Brahman, segala karakteristik ini lenyap, segala dosa hapus, jiwa

mereka menemui kelepasan abadi.

(6) maharshayah sapta purve

chatvaro manavas tatha

madhava manasa jata

yesham loka imah prajah

artinya :

ketujuh Rsi, keempat orang dimasa laludan para Manujuga menurut sifat-Kulahir dari pikiran-Ku, dan dari mereka

manusia berkembang-biak didunia

ketujuh Rsi yang dimaksud adalah : Marichi, Angiras, Atri, Pulastya, Pulaha, Kratu dan Vasishtha. Keempat orang dijaman purba ialah : Narada, Asita, Devala dan Vyasa. Para manu yang

dimaksud yaitu empat belas : Svayambhuva, Svarochisa, Anuttami, Tamasa, Raivata, Chaksbhuva, Svarochisa, Anuttami,

Tamasa, Raivata, Chakshusha, Vaivasvata, Sarvana, Dakshavarna, Brahmasavarna, Dharmasavarna, Rudrasarvana, Rauchya dan Bhautya. Jaraj waktu diantara kelahiran dua orang

manu disebut manvantara (manu + antara), yang diartikan sebagai satu periode bangsa manusia dimana setiap munculnya seorang manu muncul pulalah bangsa manusia dalam satu kalpa (hari Brahman). Manu sebagai manusia pertama, adalah pencipta

284

Page 285: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan penegak hukum dan undang-undang kehidupan manusia (lihat pula sloka IV.1)

(7) etam vibhutim yogam cha

mama yo vctti tattvatah

so 'vikampena yogena

yujyate na 'tra samsayah

artinya :

dia yang benar-benar mengetahui yoga dan Keagungan-Ku ini akan memiliki

keseimbangan jiwa dengan keteguhan yogahal ini tidak usah diragukan lagi

perkataan vibhuti berarti : nilai istimewa, keagungan. Mereka yang mengetahui Yoga dan Keagungan Brahman memiliki juga

kekuatan dan budi pekerti yoga, dengan yoga mana mereka mengambil bagian aktif dalam melaksanakan ajaran-ajaran Rasul

Brahman.

(8) aham sarvasya prabhavo

mattah sarvam pravartate

iti matva bhajante mam

budha bhavasamanvitah

artinya :

Aku ini adalah asal-mula segalaDari Aku segala sesuatu tumbuh pertama

Mengetahui ini orang bijaksana memuja-KuDengan rasa sadar sepenuh kalbu

mulai dengan sloka ini Krisna menyatakan diri-Nya bahwa ia adalah Isvara, Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan materi

kehadiran dunia ini.

(9) machchitta madgataprana

bidhayantah parasparam

285

Page 286: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kathayantas cha mam nityam

tushyanti cha ramanti cha

artinya :

pikiran mereka terpaku pada-Kuseluruh hidup mereka serahkan pada-Ku

saling memberi penerangan dan membicarakan Akumereka merasa puas dan bahagia pada-Ku

dengan jalan menyerahkan seluruh hidup kepada Brahman (seperti telah dijelaskan oleh Krisna dalam sloka IX.34) orang

dapat mencapai kepuasan dan bersama Brahman. Adapun kepuasan dan kebagian yang dimaksudkan dalam sloka ini

adalah apabila semua kahausan akan hawa nafsu dan keinginan pribadi telah lenyap.

(10) tesham satatayuktanam

bhajatam pritipurvakam

dadami buddhiyogam tam

yena mam upayanti te

artinya :

kepada mereka yang terus-menerus mengabdidan memuja Aku dengan kasih sayang

Aku anugerahkan yoga budipekertiDengan ini kepada-Ku mereka datang

Kasih-sayang diantara Brahman dan mereka mengabdi-Nya dan yoga budipekerti yang mereka terima dari Brahman melahirkan

kekuatan pengertian yang mengahncurkan segala ketidaktahuan dan kegelapan yang selama ini menyelubungi jiwa mereka.

(11) arjuna uvacha:

param brahma param dharma

pavitram paraman bhavan

purusham sassvatam divyam

adidevam ajam vibhum

286

Page 287: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

arjuna berkata:Engkau adalah Brahman, Yang Maha Tinggi

Tatha Tertinggi, Pensuci Tertinggi, Manusia SuciKekal-Abadi, Dewata pertama dari semua dewata

Tak-terlahirkan, Maha Kuasa meliputi segala

(12) ahus tvam rishayah sarve

devarshir naradas tatha

asito devalo vyasah

svayam chai 'va bravishi me

artinya :

semua rsi mengatakan tentang engkau beginidemikian juga Rsi-Sakti Narada,

Asita, Dewala serta Vyasa, dan kiniEngkau sendiri berkata kepadaku pula

Arjuna menerima vibhuti (keagungan dan nilai istimewa). Krisna sebagai Rasul Brahman, dan mengekui kebenaran apa yang telah diuraikan oleh Krisna kepadanya. Rahasia budipekrti tertinggi telah terungkapkan baginya dan arjuna kini tidak

merasa bimbang ragu lagi, percakapannya dengan Krisna telah memberi pengertian kepadanya tentang priunsip-prinsip Brahman, namun demikian, Arjuna masih membutuhkan

penjelasan-penjelasan mengenai pelaksanan ilmu-pengetahuan dan yoga budipekerti dalam kehidupan sehari-hari.

(13) sarvam etad ritam manye

yam mam vadasi kesava

na hi te bhagavan vyaktim

vidur deva na danavah

artinya :

aku percaya akan segala kebenaranyang Engkau katakan kepadaku, oh kesawa

tetapi tidak para dewapun tidak raksasamengetahui manisfestasi-Mu, oh Bagawan

287

Page 288: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(15) svayam eva 'tmana 'tmanam

vettha tvam purushottama

bhutabhavana bhutesa

devadeva jagatpate

artinya :

benarlah engkau sendiri mengetahuidiri-Mu sendiri demgam Atman sendiri

oh Manusia Utama, sumberr segala insaniTuhan segala mahkluk segala dewata dunia ini

(16) vaktum arhasy aseshena

divya hy atmavibhutayah

yabhir vibhutibhir lokan

imams tvam vyapya tishthasi

artinya :

terangkanlah dengan sesungguhnya kepadakutanpa tedeng aling-aling manisfestasi suci-Mu

Engkau, dengan manisfestasi suci-Mu iniMeliputi seluruh alam semesta ini

(Purushottama = purusha + utama = manusia utama = Krisna) perkataan vibhutayah berarti : manisfestasi. Walaupun dalam

Bab-bab terdahulu arjuna telah mendengar uraian tentang Brahman panjang lebar, namun dengan penuh enthusiasme ia

masih bertanya kepada Krisna, Gurunya. iA mengharapkan agar krisna menerangkan segala-galanya tanpa tendeng aling-aling,

tanpa ada yang ketinggalan (aseshena)

(17) katham vidyam aham yogim

stvam sada pearichintayan

keshu-keshu cha bhaveshu

chintyo 'si bhagavan maya

artinya :

288

Page 289: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

betapakah aku dapat mengetahui Engkauapakah dengan meditasi konstan, oh Mahayogi?Dalam berbagai aspek yang manakah EngkauHendaknya aku renungkan, wahai bagawan

Untuk dapat menyatukan pikiran orang harus memusatkan perhatian keoada sesuatu objek tertentu. Inilah langkah pertama yang harus dillakukan oleh seseorang yang hendak menempuh jalan yoga. Sebagai Rasul Brahman, Krisna memiliki yogamaya,

keagungan dan nilai-nilai dalam kesempurnaannya, sudah selaknya dapat julukan dari Arjuna sebagai Mahyogi (Yogi Yang

Tertinggi) atau Yogeswara (yogi +Iswara = Tuhannya yogi). Dengan maksud mencapai tujuan yang sebaik-baiknyalah Arjuna bertanya tentang aspek Brahman yang harus direnungkan dalam

meditasi. (Mahayogi = Yogeswara = bagawan = krisna).

(18) vistarena 'tmano yogam

vibhutim cha janardana

bhuyah kathaya triphir bi

srinvato na 'sti me 'mritam

artinya :

uraikan lagi selengkapnya kepadakuoh Janardana, tentang keagungan dan yoga-Musebab telingaku tak jemu-jemu mendengarkanajaran-Mu bagaikan madu sejuk menghidupkan

(Jnardana=Krisna). Dalam tujuh sloka tersebut diatas (sloka 12 sampai dengan sloka 18) arjuna memajukan pertanyaan atas keyakinannya terhadap ajaran-ajaran Krisna, dimana Arjuna mengahrapkan mansifestasi objektif Brahman dan petunjuk-

petunjuk pelaksanaan yoga dan budipekrti.

(19) sribhagavan uvacha:

hanta te kathyayisyami

divya hy atmavibhutayah

pradhanyatah kurussreshtha

na sty anto vistarasya me

289

Page 290: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

Sri Bagawan berkata:Baiklah, hendak Ku-nyatakan kepadamuWujud suci-Ku, tetapi terutama hanya

Dari yang penting-penting saja, oh KurusetraSebab tak habis-habisnya perincian-wujud-Ku

Perkataan kurusetra berarti : purta terbaik dari keturunan bangsa Kuru, jadi Arjuna dipandang putra yang terbaik dari seluruh

keturunan bangsa kuru.

Krisna menjelaskan wujud atau manisfestasi Brahman yang penting-penting saja menurut tingkatan yang paling tinggi

seterusnya kebawah

(20) aham atma gudakesa

sarva bhutasaya sthitah

aham adis cha madhyam cha

bhutanam anta eva cha

artinya :

Aku adalah jiwa yang terdiam dalam hatiSegala insani wahai Gudakesa

Aku adalah permulaan, pertengahanDan penghabisan dari mahkluk semua

Didalam menguraikan segala sesuatunya tentang Brahman dan manisfestasi-Nya, Bhagavadgita memperlakukan kosmologi

sama dan berbarengan, tidak secara terpisah-pisah. Hal ini dapat dilihat dalam sloka diatas dan sloka-sloka berikiutnya (dan juga sloka VII.4). tetapi untuk menyatakan manisfestasi atau wujud

Brahman yang penting-penting saja, yang teruatama sekali adalah Atman (jiwa), sebab seluruh dan gerakan dan hidup

dalam keseluruhan alam-semesta ini dimilai dan dibuat harmonis oleh Atman ini. (Gudakesa = penakluk rasa kantuk, yaitu Arjuna

sendiri)

(21) adityanam aham vishnur

jyotisham ravir amsumam

marichir marutam asmi

290

Page 291: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nakshatranam aham sasi

artinya :

diantara Aditaya, Aku adalah Wisnudiantara cahaya, Aku adalah matahari

diantara angin, Aku adalah Marichidiantara bintang , Aku adalah rembulan

setelah jiwa seperti disebutkan dalam sloka terdahulu, manisfestasi Brahman yang berikut adalah wujud-wujud kosmos yang bercahaya-cahaya, disebut aditya, yang berjumlak 12 (dua

belas) masing-masing memimpin cahaya-cahaya ini adalah wisnu, wujud kosmos brahman yang berikut adalah matahari (ravi), yang setiap hari kita saksikan paling bercahaya, tetapi merupakan bagian daripada kosmos aditya yang memimpin

segala cahaya tiap bulannya.

Kemudian wujud kosmos Brahman dalam marut adalah Marichi, yaitu nama yang diberikan kepada angin yang paling penting,

seperti topan, puyuh, ribut dan sebagainya. Sesungguhnya perkataan marut bukan saja berarti angin, melainkan juga berarti unsur-unsur sinar yang menembus udara (termasuk angin) dan nafas hidup (baik nafas kosmos maupun nafas mahkluk seperti

manusia, binatang dan sebagainya).

Jadi Marichi adalah yang terpenting dalam angin, unsur sinar yang menembus udara dan nafas-hidup).

Diantara konstelasi bintang-bintang, maka manisfestasi Brahman adalah rembulan. Tetapi dalam hiubungan sloka ini rembulan hendaknya jangan ditafsirkan menurut objek-objek astronomi

yang nyata, dimana sesungguhnya rembulanbukanlah milik sinar cahaya unik sendiri yang melebihi bintang-bintang, melainkan harus diartikan dalan hubungannya dengan keindahan bahasa

Bhagavadgita (yaitu bahasa sangsekerta) dimana perumpamaan keindahan rembulan melebihi bintang-bintang diwaktu malam. Keindahan inilah yang dimaksud terpenting oleh Krisna sebagai

manisfestasi Brahman, dan bukan rembulan sebagai objek nyata dan astronomi.

Memang nilai-nilai agung dan istimewa tentang Brahman ini tidaklah mudah untuk dapat dimengerti, dari kenyataan-

kenyataan objektif biasa. Oleh karenanya perlu contoh dan perumpamaan (simili), baik dalam arti sesungguhnya maupun

arti kiasannya.

291

Page 292: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(22) vedanam samavedo 'smi

devanam asmi vasanah

indriyanam manas cha 'smi

bhutanam asmi chetana

artinya :

dari semua Weda Aku adalah Samavedadari semua Dewata Aku adalah Indradari semua Indria Aku adalah pikiran

dari semua mahkluk Aku adalah kesadaran

dari ketiga-tiga kitab suci Weda samaveda-lah yang dipandang paling indah, mengandung nyayian suci pujaan keagungan Brahman. (mengenai kitab suci Weda, lihat juga keterangan

sloka IX.17).

yang dimaksudkan dengan Indria ialah pancaindria dimana pikiran merupakan titik pusatnya. Diantara mahkluk-mhkluk

hidup didunia ini, yang tertinggi adalah mahkluk yang memiliki kesadaran (intelek)

(23) rudranam samkaras cha 'smi

vitteso yaksharakahm

vasunam pavakas cha 'smi

meruh sikharinam aham

artinya :

diantara Rudra, Aku adalah Sankaradiantara Yaksa dan raksasa, Aku adalah Kubera

diantara para Wasu, Aku adalah Pawakadiantara semua gunung, Aku adalah Mahameru

rudra juga disebut Siwa, yaitu personifikasi kehancuran dan kemusnahan. Menurut kitab-kitab suci Weda, Upanishad dan

purana ada sebelas Rudra atau sebelas kehancuran-kemusnahan yang dapat mengeluarkan bunyi yang hebat mengerikan (rudra) seperti misalnya gunung meletus, gempa bumi, petir menyambar dan sebagainya. Tetapi diantara kesebelas kemusnahan itu ada

yang mendatangkan kebahagian yang disebut Sankara.

292

Page 293: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Yaksa dan Raksasa adalah sebangsa mahkluk (bukan manusia dan bukan binatang) yang berasal dari satu keturunan. Mahkluk ini dinyatakan memiliki sifat-sifat jahat, namun diantara mereka Kubera (juga disebut dengan nama Vittesa) adalah yang terkaya,

terbaik dan memiliki sifat-sifat istimewa.

Wasu adalah personifikasi (penjelmahan) daripada kecemeriangan, kebaikkan, kedermawanan, kesucian dan sebagainya, yang berjumlah delapan. Yang teristimewa

diantaranya adalah Pawaka.

Mahameru adalah puncak tertinggi di Gunung Himalaya, yang merupakan gunung yang tertinggi didunia.

(24) purodhasam cha mukhyam mam

viddi partha briphas[atim

senaninam aham skandah

sarasam asmi sagarah

artinya :

ketahuilah pula diantara pendita sucioh parta, Aku adalah penditaBrihaspati

diantara jendaral perang Aku adalah Skandadiantara danau Aku adalah samudera

Brihaspati adalah prototipe dari semua pendita yang dapat menghubungkan manusia dengan Brahman. Skanda (juga dapat

disebut dengan nama Kartikeya) dilkenal sebagai jendral angkatan perang yang paling baik dan paling bijaksana.

(25) maharshinam bhigur aham

giram asmy ekam aksharam

yajnanam japayanto 'smi

sthavaranam himalayah

artinya :

Aku ini Brigu diantara Rsi (didunia)Aku ini AUM diantara ucapan suci

293

Page 294: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Aku ini meditasi sunyi diantara cara memujaAku ini gunung himalaya diantara benda-benda mati

Brigu adalah rsi yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan suci aksara-tunggal AUM berarti Brahman (lihat juga sloka VIII.13 dan sloka VII.8) meditasi sunyi (yapa) adalah suatu cara yang dipandang paling baik untuk memuja

Tuhan, sebab cara ini dengan langsung menghubungkan pemuja dengan yang dipuja dalam situasi dan lingkungan yang hening-

sunyi. Memuja tuhan bukanlah suatu "standing sosial' yang harus diperlihatkan kepada publik sebagai suatu penilain sosial

terhadap moral spiritual melainkan suatu persyaratan atas tanggung-jawab seseorang kepada kepercayaan dan keyakinan

terhadap dirinya dan terhadap Tuhan-nya, yang harus merenungkan dalam semedi atau meditasi-sunyi

Dalam sloka ini gunung himalaya disebut sebagai suatu kiasan betapa kuat dan teguhnya manisfestasi Brahman itu.

(26) asvatthah sarvavrikshanam

devarshinam cha naradah

gandharvanam chitraratha

siddhanam kapilo munih

artinya :

dari segala kayu-kayuan Aku adalah Aswathadari semua dewa rsi Aku adalah Narada

diantara Gandharva Aku adalah Chitaratadiantara muni sempurna Aku adalah kapila

pohon kayu asvattha adalah sebangsa 'fikus religiosa' dari keluarga pohon beringin. Narada adalah Rsi yang merupakan

penghubung diantara dua golongan spirituil, yaitu manusiadan para dewata (mahkluk yang bercahaya-cahaya). Gandharwa juga merupakan mahkluk spirituil yang mempunyai tingkatan diantara manusia dan para dewata. Diantara mereka Chitarata-lah yang paling utama Kapila, filosofi dan muni-sempurna, adalah pendiri

aliran falsafah samkhya, yang membedakan purusa dengan prakriti atau dengan benda-jasmaniah.

(27) uchchaihsravasam asvanam

viddhi mam amritodbhavam

294

Page 295: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

airavatam gajendranam

naranam cha naradhipam

artinya :

ketahuilah diantara bangsa kudaAku Ucaihhswara lahir dari madu amrita

Diantara gajah perkasa Aku adalah AirwataDiantara manusia biasa Aku adalah maharaja

uchcaiharava adalah nama kuda kenaikkan indara amrita ialah air suci, manis sejuk menghidupkan yang juga dipergunakan

dalam upacara persembahyangan. Airwata adalah nama gajah juga kepunyaan Indra

(28) ayudhanam aham vajram

dhenunam asmi kamadhuk

prajanas cha 'smi kandarpah

sarpanam asmi vasukih

artinya :

bajra diantara semua senjata adalah AkuKamandhenu diantara sapi-sapi adalah Aku

Dalam membiakkan keturunan Kandarpa adalah AkuDiantara semua ular Wasuki adalah Aku

Bajra adalah senjata kepunyaan Indra. Kamadhem, juga disebut kamadhuk, yaitu sapi kepunyaan Rsi Vasista. Kandarpa adalah

dewa-asmara (dewa-cinta) dan Wasuki raja dari segala ular.

(29) anantas cha 'smi naganam

varuno yadasam aham

pitrinam aryama cha 'smi

yamah samyamatam aham

artinya :

diantara naga Aku adalah Anantadiantara penguasa air Aku adalah waruna

295

Page 296: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

diantara arwah leluhur Aku adalah Aryamadiantara penegak-hukum Aku adalah yama

ananta adalah naga kepunyaan wisnu, Aryama adalah leluhur pertama dari kaum waisia (pengusaha-pedagang) yama

disamping sebagai penegak-hukum juga dikenal sebagai dewa kematian, yang mengadili mahkluk setelah ajal sampai sesuai

dengan pahala karma dimasa yang lalu.

(30) prahladas cha 'smi daityanam

kalah kalayatam aham

mriganam cha mrigendro 'ham

vainateyas cha pakshinam

artinya :

Aku adalah Prahlada diantara DaityaAku adalah waktu diantara dasar perhitungan

Aku adalah singa diantara segala binatangAku adalah Garuda diantara segala burung

Prahlada adalah pemimpin mahkluk Daitya, yaitu bangsa raksasa, yang merupakan musuh para dewata. Garuda disebut

pula nama Winata, adalah burung sakti kepunyaan wisnu(31) pavanah pavatam asmi

ramah sastrabhritam aham

jhashanam makaras ch 'smi

srotasam asmi jahnavi

artinya :

Aku adalah angin diantara yang membersihkanAku adalah rama diantara pahlawan kebenaran

Aku adalah Makara diantara segala ikanAku adalah Gangga diantara semua begawan

Rama adalah dari epos Ramayana yang merupakan inkarnasi ketujuh dari wisnu, yaitu wujud kosmos aditya yang paling

bercahaya-cahaya (lihat sloka 21 Bab ini). Makara adalah ikan yang paling menakjubkan (capriconus dalam penanggalam

hindu), yang kepala dan depannya sebagai biri-biri serta badan

296

Page 297: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan ekornya menyerupai ikan. Sungai gangga juga disebut jahnawi, sungai yang mendatangkan kemakmuran.

(32) sarganam adir antas cha

madhyam chai 'va 'ham arjuna

adhyatmavidya vidyanam

vadah pravadatam aham

artinya :

dari segala ciptaan Aku ini, oh arjunaadalah permulaan, akhir dan juga pertengahan

diantara segala ilmu-pengetahuan Aku falsafah Atmandan diantara semua diskusi Aku adalah dialektika

sloka diatas ini khusus membicarakan soal-soal kesusastraan dan ilmu-pengetahuan, dan yang dimaksudkan dengan segala

ciptaan ialah karya-karya sastra, deklamasi, pidato dan ilmiah. Adapun ilmu-pengetahuan yang tertinggi adalah ilmu-

pengetahuan tentang hidup, jiwa, atman dan Brahman Yang Maha Esa. Dalam suatu diskusi ada klarifikasi cara untuk

mencapai kesimpilan yaitu : pertama vada, cara itu menujukkan untuk mencapai kebenaran yang dihormati oleh semau pihak

dan disebut dialektika, kedua Vitanda, cara yang dipergunakan adalah mencari-cari kesalahan argumentasi orang lain tanpa

memberikan pendapat sebagai bahan pertimbangan dan ketiga jalpa, cara yang hanya membenarkan pikiran sendiri dengan

menolak pendapat orang lain, bila perlu dengan teriak dan caci-maki.

(33) aksharanam akaro 'ami

dvandvah samasikasyah cha

aham eva 'kshayah kalo

dhata 'ham visvamukhah

artinya :

Aku adalah huruf A dari semua aksaraAku adalah katamajemuk dari semua kata-kata berpadu

Aku adalah kala-waktu yang tak ada hentinyaAku adalah pengemban bermuka segala penjuru

297

Page 298: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Yang dimaksud dengan katamajemuk adalah dvandva, dimana tiap kata bagian mempunyai nilai dan fungsi sama, bukan yang

satu menjadi keterangan atau pelengkap yang lain.

(34) mrityuh sarvaharas cha 'ham

udbhavas cha bhavishyatam

kirtih srir vak cha narinam

smritir medha dhritih kshama

artinya :

Aku ini kematian yang menelan segalanyaAku ini asalmula yang akan ada nanti

Dan dari sifat-sifat wanita Aku iniAdalah kemasyuran dan kemakmuran,Kehalusan budi-pekerti dan kenangan

Kecerdasan keteguhan hati dan kesabaran.

(35) brihatsama tatha samnam

gayatri chandasam aham

masanam margasirsho 'ham

ritunam kusumakarah

artinya :

diantara lagu pujaan Aku adalah Brihatsamadiantara syair suci Aku adalah Gayatri

diantara bulan-bulan Aku adalah Margasirshadiantara musim-musim Aku adalah musimsemi

Brihatsama yaitu lagu pujaan terdapat dalam Samaveda yang dipandang sangat dalam isinya, sedangkan Gayatri adalah syair suci terdapat dalam rigveda yang diucapkan untuk sembahyang

diwaktu fajar dan senjakala. Margasrisha adalah bulan habis panen dan musim orang berlibur dab kerja berat setahunnya.

(36) dyutam ahhalayatam asmi

tejas tejasvinam aham

jayo 'smi vyavasayo 'smi

298

Page 299: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sattvam sttvavatam aham

artinya :

Aku ini penjudi diantara bangsa penipuAku adalah keindahan dari semua yang jelita

Aku ini kejayaan dan Aku ini daya-upaya Aku adalah kebaikkan dari segala yang baik

Perkataan penjudi sebenarnya dimaksudkan 'pengambil resiko dengan mempertaruhkan apa yang dimiliki, jadi untuk

menaklukan bangsa penjahat dan penipu orang harus berani mengambil resiko, bila perlu jiwa raga.

(37) vrishninam vasudevo 'smi

muninam apy aham vyasah

kavinam usana kavih

artinya ;

dari keturunan Wrisni Aku ini wasudewadari panca Pandawa Aku ini Dananjaya

dari murni semprna Aku ini Vyasadari biduan-penyair Aku ini Usana

Vyasa adalah pencipta epos Mahabarata dimana Bhagavadgita termasuk didalamnya. Usana juga dipanggil Sukra pengerang Dharmasastra, yaitu buku undang-undang kewajiban hidup.

(38) dando damayatam asmi

nitir asmi jighatam

maunam chai 'va 'smi guhyanam

jnanam jnanavatam aham

artinya :

Akulah kekuatan hukum dari semua penguasaAkulah negarawan diantara yang mengejar kejayaan

Akulah tempat menyimpan segala rahasiaAkulah yang mengetahui segala ilmu pengetahuan

299

Page 300: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Perkataan danda berarti : cambuk atau cemeti, yang dipergunakan untuk menghukum orang yang bersalah oleh yang

berkuasa.

Tetapi dalam hubungan sloka ini perkataan danda harus diartikan kekuatan hukum untuk menjatuhkan hukuman yang

adil, sebab Brahman adalah Yang Maha Adil, tidak berat sebelah (lihat pula sloka IX.29 dan 30)

(39) yach cha 'pi sarvabhutanam

bijam tad aham arjuna

na tad asti vina syan

maya bhutam characharam

artinya :

dan selanjutnya apapun, oh arjunabenih segala mahkluk ini adalah Aku

tidak ada sesuatu bisa adabergerak atau tidak bergerak, tanpa aku

(40) na 'nto 'sti mama divyanam

vibhutinam paramtapa

esha tu 'ddesatah prokto

vibhuter vistaro maya

artinya :

perwujudan suci-Ku tiada akhirnyaapa yang telah Ku-katakan, oh Parantapa

hanyalah merupakan ilustrasi belakadaripada keagungan-Ku yang tiada batasnya

dari uraian diatas, ternyata arjuna telah menunjukkan penegrtian yang sangat baik, yang menyebabkan Krisna merasa bahwa

keterangannya sudah cukup jelas

(41) yad-yad vibhutimat sattvam

srimad urjitam eva va

300

Page 301: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tad-tad eva 'vagachchhatvam

mama tejomsa sambhavam

artinya :

segala apa saja yang adamemiliki keagungan, keindahan

dan kekuatan, ketahuilah semua itumenjelma daripada bagian fragmen-Ku

(41) athava bahunai 'tena

kim jnatena tava 'rjuna

vishtabhya 'ham idam kristnam

ekamsena sthito jagat

artinya :

tetapi apakah gunanya bagimu, Arjunapengetahuan yang sekecil-kecilnya ini

kupelihara dan kuliputi jagat inihanya dengan sekelumit kecil-Ku yang ada

segala sesuatu yang indah dan agung, segala perbuatan yang menunjukkan heroisme, segala kehidupan yang penuh

pengorbanan, segala kerja yang penuh ketekunan daya upaya dan segala jiwa yang penuh dengan keseimbangan dan

kesesuaian adalah sekelumit bagian alit daripada Brahman.

Ya, sedangkan kosmos kita ini juga hanya merupakan sebagian kecil dari Brahman yang ada diseluruh kosmos, diseluruh waktu

dan diseluruh ruang.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsu brahmavidyayam

Yogasastre srikarishnarjunasamvade

Vibhutiyogo nama dasamo 'dhyayah

Maka berakhirlah bab kesebelas Upanishad BhagavadgitaMengenai ilmu pengetahuan tentang Yang Maha Esa

Kitab suci yoga dan dialog antara Sri Krisna dan ArjunaYang berjudul VIBHUTIYOGA

301

Page 302: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB XII

XI. PERCAKAPAN KESEBELAS

VISVA RUPA DARSANA YOGA

Arjuna kini mengerti dan memiliki ilmu-pengetahuan tentang manisfestasi Brahman berkat uraian Krisna kepadanya dengan

penuh kasi-sayang.

Dalam bab keduabelas ini Krisna sebagai manisfestasi Brahman memperlihatkan wujud-Nya dan arjuna setelah menerima mata penglihatan-dewata dapat menyaksikan visi Brahman yang luar

302

Page 303: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

biasa, sangat agung, ajaib, universiil, tidak-terbatas, luas memenuhi ruang angkasa dan paling utama

Bagaikan sinar seribu matahari, bercahaya, cemerlang diruang angkasa berpusat menjadi satu dalam keseluruhannya, beraneka

warna dengan segala bagiannya.

Brahman adalah waktu, penghancur musuh dunia yang tiba pada masanya yang telah ditetapkan. Maka itu Krisna mengharap agar

arjuna maju dan bertempur melawan musuh-musuhnya.

Arjuna merasa sangat bahagia dapat kesempatan melihat visi brahman, dan ia pun sujud dihadapan Krisna serta mengucapkan

kata : Swasti, swasti, swasti!

Sungguh agung ajaib visi Brahman!

XI. Percakapan Kesebelas

(1) arjuna uvacha:

madanughrahaya paramam

ghuyam adhyatmasamjnitam

yat tvayo 'ktam vachas tena

artinya :

Arjuna berkata:Kini sirnalah keraguan-bimbangankuBerkat rahasia yang tertinggi ajaran

Tentang Adhyatman yang Engkau uraikanDengan kasih sayang kepada-Ku

Walaupun dalam kedua Bab terdahulu Arjuna telah menunjukkan pengertian yang baik sekali terhadap ajaran Krisna, namun

hatinya belum merasa puas juga, lebih-lebih pandangan mengenai Brahman secara memastikan. Oelh karenanya ia mengambil inisiatif dalam Bab ini untuk bertanya lebih jauh.

Sa,pai disini arjuna mengerti bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini tidak tumbuh dan hidup olehnya sendiri, dan bahwa segala sesuatunya itu tidak terpisah dengan brahman.sampai disini ilusi atau keragu-bimbangan tentang dunia ini lenyap,

tetapi ia masih ingin mengajukan pertanyaan tentang manisfestasi Brahman sesungguhnya (Adhyatman adalah wujud

303

Page 304: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Brahman yang terutama; lihat juga keterangan sloka VIII.3 dan sloka X.20)

(2) bhavapyayau hi bhutanam

srutau vistaraso maya

tvattah kamalapattraksha

mahatmyam api cha 'vyayam

artinya :

kelahiran dan kemusnahan mahkluk apa sajatelah didengar olehku secara terperinci

dari Engkau, wahai Ka,alapatraksasan juga keagungan-Mu yang kekal abadi

perrkataan kamalaptraksha sebenarnya berarti dia yang matanya indah bagaikan daun kembang tetatai (hitam, lembut

dan besar). Oleh karena Krisna memiliki mata yang indah, maka Arjuna memanggil krisna dengan nama julukan demikian.

Permulaan dan akhir atau kelahiran dan kemusnahan, segala mahkluk adalah Brahman (lihat juga sloka X.20).

(3) evam etad yatha 'ttha tvam

atmanam paramesvara

drashtum ichchhami te rupam

aisvaram purushottama

artinya :

benarlah demikian oh Yang Maha Pertamaseperti Engkau telah lukiskan tentang diri-Mu

namun aku ingin menyeksikanrupa suci-Mu, wahai Manusia Utama

perkataanparamewsvara (dari parama + iswara) berarti : Tuhan Yang Maha Pertama. Perkataan paremewsvara atau iswara saja

kedua-duanya berarti Tuhan, yaitu yang maha perkasa, ada dimana-mana, budipekerti yang kekal abadi, yang maha agung,

yang merupakan kekuatan tertinggi dan kebajikkan suci.(Puruhottama = manusia utama = Krisna)

304

Page 305: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(4) manyase yadi tach chhakyam

maya drashtum iti prabho

yogesvara tato me tvam

darsaya 'tmanam avyayam

artinya :

kalau engkau berpendapat, oh Yang Maha Kuasaitu mungkin bisa disaksikan olehku,

maka tunjukkanlah jiwa-Muyang kekal abadi, wahai Yogeswara

Krisna juga dipanggil dengan nama Yogeswara, yang berarti "Tuhan Yoga".

(5) sribhagavan uvacha

pasyame partha rupani

sataso 'tha sahasrasah

nanavarnakritini cha

artinya :

Sri Bagawan berkata :Saksikanlah kini rupa-Ku, oh Parta

Beratus-ratus, beribu-ribuSuci, bermacam-ragam wujud-Ku

Beraneka bentuk dan berbagai warna

Melihat manisfestasi Brahman bukanlah suatu mythos atau suatu dongeng, melainkan adalah pengelaman spiritual. Dalam sejarah

suatu agama visi atau penglihatan Tuhan pada suatu jaman adalah merupakan peristiwa monumental yang diakui

kebenarannya. Visi serupa inilah yang dihadapi oleh Arjuna, seperti terlukis dalam sloka ini.

(6) pasya 'dityan vasun rudran

asvinau marutas tatha

bahuny adrishtapurvani

305

Page 306: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pasya scharyani bharata

artinya :

lihat para Aditya, Wasu, RudraAswin kembar dan para Marut, oh Barata

Saksikanlah banyak keajaibanYangtidak pernah terlihat sebelumnya

Aditya = yang paling bercahaya-cahaya, yaitu matahari (lihat sloka X.21), Wasu = yang cemerlang, yang suci, yang lebih baik

dan sebagainya (lihat sloka X.23) Rudra = kehancuran-kemusnahan (lihat sloka X.23). aswin = fajar, Marut = angin

(lihat sloka X.21) dan Barata = Arjuna)

(7) ihai 'kastham jagat kritsnam

pasya 'dya sachracharam

mama dehe gudakesa

yach 'nyad drashtum ichchhasi

artinya :

lihatlah seluruh alam-semesta kiniyang bergerak dan yang tak bergerak apa saja

yang engkau ingin lihat wahai Gudakesasemuanya berpusat dalam badan-Ku ini

(8) na tu mam sakyase drashtum

aneuai 'va cvachakshusha

divyama dadami te chakshuh

pasya me yogam aisvaram

artinya :

tetapi engkau tak mungkin kiranya biasamelihat Aku dengan matamu sendiri ini;Aku berikan engkau penglihatan dewasaSaksikanlah kekuatan-Ku yang suci-sakti

Perkataan daivya-chakshus berarti : penglihatan dewata, atau penglihatan sakti. Disini dimaksudkan bahwa mata-manusia

306

Page 307: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

biasa hanya dapat melihat yang kelihatan nyata diluar saja, sedangkan jiwa harus dilihat dengan mata-hati. Ada ilmu-

pengetahuan yang dicapai dengan kekuatan pancaindria dan intelek kita, tetapi ada pula ilmu-pengetahuan yang hanya

dicapai dengan jalan inspirasi dan wahyu Yang Maha Kuasa.

Penglihatan dewata bikanlah suatu konstruksi berdasarkan kemampuan intelek itu, melainkan suatu pengungkapan

kebenaran yang langsung diluar batas kemampuan pikiran manusia biasa. Penglihatan inilah yang dimaksudkan oleh Krisna.

(9) samjaya uvacha:

evam uktva tato rajan

mahayogesvaro harih

darsayam asa parthaya

paramam rupam aisvaram

artinya :

Sanjaya berkata:setelah berkata demikian, oh tuanku raja

Hari Yogeswara Yang Maha TinggiKemudian menyatakan kepada PartaRupa-Nya Yang Termulia dan Tersuci

Dalam sloka ini sampai dengan sloka 14 Sanjaya kemlbali melaporkan kepada Maharaja Dritarastra apa yang telah terjadi

takkala Sri Bagawan Krisna sebagai manisfestasi Brahman memeperlihatkan rupa-Nya kepada arjuna. Yang dimaksudkan

dengan hari adalah Krisna = Yogeswara (Tuhannya yoga), sedangkan yang dimaksud dengan Tuanku Raja adalah Maharaja Drita rastra, saudara pandu dan ayah kaurawa yang berjumlah seratus orang (tentang Sanjaya dan Maha raja Dritarstra baca

keterangan sloka I.1 dan 2)

(10) aneka vaktra nayanam

anekadbhuta darsanam

aneka divyabharanam

divyanekodyatayudham

307

Page 308: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

dengan beraneka mulut dab matadengan beraneka wujud-gaib luar biasa

dengan beraneka perhiasan dewatadengan senjata terhunus

dengan senjata terhunus, suci aneka warna

(11) dvya malyambara dharam

divya gandhanulepanam

sarvascharyamayam devam

anantam visvatomukkham

artinya :

dengan kalung bunga dan pakaian kayanganminyak dan wangi-wangian suci dari kayangan

tidak terbatas cemerlang kilau-kemilaudengan muka menghadap kesemua jurusan

(12) divi suryasahasrasya

bhaved yugapad utthita

yadi bhah sadrisi sa syad

bhasas tasya mahatmanah

artinya :

bagaikan sinar seribu mataharisemua bercahaya cemerlang diangkasa

demikian kiranya keagungan rupajiwa mulia itu, yang maha tinggi

(13) tatrai 'kastham jagat kritsnam

pravibhaktam anekadha

apasyad devadevasya

sarire pandavas

artinya :

308

Page 309: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

demikianlah Pandawa melihat alam semestaberpusat menjadi satu dalam keseluruhannya

dengan berbagai aneka warna bagian-bagiannya dalam wujud Tuhan diatas segala dewata

(14) tatah sa vismayavishto

hrishtaroma dhanamjayah

pranamya sirasa devam

kritanjalir abhashata

artinya :

kemudian dia-dananjaya-dengan perasaanpenuh kagum dan bulu roma tegak berdiri

sujud menundukkan kepala dihadapan Tuhanmencakupkan tangan seraya berkata begini

sloka 10 diatas berusaha melikskan betapa banyak mahkluk (mulut dan mata), betapa indah segala benda materi (perhiasan)

dan betapa bermacam alat hidup (senjata) dalam wujud Brahman ini. Selanjutnya sloka 11 menyatakan betapa kemegahan (kalung bunga dan pakaian kayangan) dan

keindahan (minyak dan wangi-wangian suci) serta tidak terbatas (kesemua penjuru) keagungan brahman itu. Kecermelangan cahaya seribu matahari digambarkan dalam sloka 12 adalah suatu smili cemerlangnya ilmu-pengetahuan dan budi pekerti

yang ada pada Brahman.

Dan sloka 13 menyatakan betapa arjuna melihat semua dalam Yang satu menyaksikan Yang Satu dalam semua. Semuanya

berane-warna, namun semuanya satu. Kemudian setelah menyaksikan visi manisfestasi Brahman, maka dengan penuh kekaguman Arjuna sujud menyembah dengan seluruh jiwanya. Demikianlah laporan Sanjaya kepada Maharaja Dritarstra yang

berusaha memberi gambaran apa yang telah dilihat oleh Arjuna kepada Maharaja tersebut?

(15) arjuna uvacha:

pasyami devams tava deva dehe

sarvams tatha bhutavisesha samghan

brahmanam isam kamalasanastham

309

Page 310: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

rishims cha sarvam uragams cha divyan

artinya :

arjuna berkata :dalam wujud-Mu, aku melihat, oh Tuhan

para dewata dan berbagai tingkat mahkluk lainnyaBrahman duduk diats singgasana kembang teratai

Serta para rsi suci dan naga kayangan

Selanjutnya dari sloka 15 diatas sampai dengan sloka 31. Arjuna sendiri mencoba mengeuarikan pap yang telah disaksikannya

selama visi Brahman menyatakan diri-Nya dihadapannya, adalah tidak mudah bagi arjuna dengan kata-kata manusia yang tak

terbatas jumlahnya, dengan pikiran-pikirannya yang tidak sempurna untuk melukiskan segala sesuatunya tentang

pengelaman spirituil ini.

Naga dalam hubungan ini dibartakan sebagai jangka waktu yang tidak terbatas, atau kelanggengan. Oleh karena itu naga

dianggap suci dan ada didunia lain, dikayangan.

(16) aneka bahudara vaktra netram

pasyami tvam sarvanto nantarupam

na 'ntam na madhyam na punas tava 'dim

pasyami visvesvara visvarupa

artinya :

kulihat Engkau dalam bentuk tak terbatas disumua penjurudengan tangan, perut, muka dan mata tak terhitung jumlahnyatetapi aku tak melihat akhir, pertengahan dan permulaan-Mu

oh Tuhan Seru-Sekalian-Alam, oh rupa Alam-Semesta

(17) kiritinam gadinam chakrinam cha

tejorasim sarvato diptimantam

pasyami tvam durniriskshyam samantad

diptanalarkadyutim aprrameyam

artinya :

310

Page 311: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kulihat Engkau dengan mahkota, gada dancakra berkilau-kilau dimana-mana tiada kuasamata memandang cahaya cemerlang disegala

jurusan bagaikan banyak api dan matahari, tiada bandingan

(18) tvam aksharam paranam veditavyam

tvam asya visvasya param nidhanam

tvam avyayah sasvata dharma gopta

sanatanastvam purusho mato me

artinya :

kupikir : Engkau langgeng, agung, harus diketahuiEngkau adalah tumpuan terakhir alam-semesta

Engkau adalah pengawal dharma yang kekal-abadiEngkau adalah Mahkluk Yang Paling Pertama

(19) anadimadhyantam anantaviryam

anantabahum sasisuryanetram

pasyami tvam diptahutasavaktram

svatejasa visvam idam tapantam

artinya :

kulihat Engkau tanpa permulaan, pertengahan dan kesudahankekuatan tak terbatas tangan tek-terhitung banyaknya

bulan dan matahari sebagai Mata-Mu, api pemujaansebagai muka-Mu, cemerlang mengahangati alam-semesta

(20) dyavaprithivyor idam antaram hi

vyaptam tvayai 'kena disas cha sarvah

drishtva 'dbhutam rupam ugram tave 'dam

lokatrayam pravyathitam mahatman

artinya :

ruang antara sorga dan dunia diliputi oleh-Mu belaka pula semua penjuru alam

311

Page 312: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Semesta, oh Mahatma dan dikala keajaiban,Kehebatan rupa-Mu kelihatan maka ketiga-

Tiga dunia ini bergetar ngeri ketakutan

Seperti apa yang dilaporkan oleh Sanjaya kepada Mahatma raja Dristarastra tentang visi Arjuna ketika menyaksikan Brahman, maka dari sloka 16 sampai dengan sloka 20 diatas ini dapat kiranya dibayangkan betapa Arjuna sangat kagum, takjub, terharu, bersyukur dan berbagai perasaan kudus meliputi sanubarinya, menyaksikan keagugan Brahman itu. Begitu

banyak, beraneka ragam yang dilihat Arjuna dalam waktu yang begitu singkat, kiranya dapat dibandingkan dengan seseorang yang menyaksikan gambar hidup diatas layar-putih : Sungguh

sukar menceritakan kembali semuanya! Sloka diatas mengingatkan kita kepada personifikasi Brahman dalam wujud Wisnu (lihat juga keterangan sloka X.21), sedangkan sloka 18 melukiskan Brahman sebagai pengawal kebenaran yang kekal

abadi, pegangan hidup atau kepercayaan = agama). Yang dimaksudkan dengan Ketiga-tiga dunia adalah sorga, dunia kita dan neraka (baca juga sloka I.35). maharma = jiwa yang agung.

(21) ami hi twam surarasa,gha visanti

kechid bhitah pranjalayo grinanti

svasti 'ty uktve maharshisiddhasamghah

stavanti tvam stutibbih pushkalabbih

artinya :

disini para dewata masuk kedalam-Mu, diantaranyaketakutan mencakup tangan sujud pada-Mu

dan bergelombang para rsi dan orang-orang sempurnamenyerukan "Swasti" dan menyanyi lagu kudus bagi-Mu

(22) rudraditya vasavo ye sadhya

visve 'svinau marutas cho 'shmapas cha

ghandarva yakshasura siddha samgha

vikshante tvam vismitas chai 'va sarve

artinya :

312

Page 313: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

para Rudra,Aditya, Sandhya, WasuWiswadewa, Aswin kembar, Marut, Usmapa

Gandharwa, Yaksa, Asura dan SiddhaSemua dengan takjub memandang kepada-Mu

Mengenai para dewataseperi Rudra, Aditya, Wasu, Yaksa dan Gandharwa lihat sloka-sloka X.21,23 dan 26. Sendhya adalah dewata saji-sajian dan mantra Wiswadewa ialah para dewata

yang tingkatanya lebih rendah, Aswin kembar (lihat sloka 6 Bab ini), Usmapa = Pitri = leluhur, Asura = iblis, Siddha = para

setengah dewa (semi-dewata).

Dengan menyerukan perkataan "swasti", berarti menyampaikan salam : "semoga selamat" atau "Brahman melindungi engkau"

atau "hidup"! kalau dihubungkan dengan hidup dalam dunia ini.

(23) rupam mahat te bahuvaktranctram

mahabaho bahubahupadam

bahudaram bahudamshtrakaralam

drishtva lokah pravyathitas tatha 'ham

artinya :

melihat kebesaran rupa-Mu dengan banyak mulut, matadengan banyak tangan, paha dan kaki, wahai Mahabahudengan banyak perut besar dan taring-taring mengerikan

seluruh jagat gemetar, demikian pula aku ketakutan

inilah suatu contoh lukisan yang puitis berlebih-lebihan tentang kebesaran Brahman yang sesungguhnya meliputi alam semesta

seluruhnya, dimana-mana dan sepanjang jaman.

(24) nadhahspisam diptam anekavernam

vyattananam diptavisalanetram

drishtva hi tvam pravyathitantaratma

dhritim na vindami saman cha vishno

artinya :

kulihat Engkau menyentuh langit dengan berbagai warnacemerlang, mulut menganga mata membelak terbuka,

313

Page 314: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

hati kecilku gemetar ketaj\kutan, terasa benar olehkutiada kekuatan, tiada keseimbangan lagi, oh Wisnu

(25) damshtrakaralani cha te mukhani

drishtvai 'va kalanalasamnibhani

diso na jane na labhe cha sarma

prasida devesa jagannivasa

artinya :

dikala kulihat mulut-Mu dengan taringtaring mengerikan seperti api kiamatmembakar, aku tiada tahu mana arah

dan tiada tempat bernaung, wahai Tuhan lindungilahDewa segala-dewata, tumpuan alam semesta-sekalian

Dalam kedua sloka tersebut diatas Arjuna mencoba terus melukiskan aspek visuil Brahman dalam wujud dan rupa kosmos

yang maha luas tidak terbatas ini.

Disini Brahman disebut dengan berbagai perkataan seperti devesa yang berarti "Dewa dari segala-dewata" dan jagamnivasa

yang berarti : "Tumpuan alam-semesta-sekalian". Dan dalam sloka 24, Brahman disebut Wisnu sedangkan dalam sloka 15

terdahulu Brahman disebut dengan nama 'Barahman'. Adapun brahman dan Wisnu terdahuluadalah dua bagian dari trimurti yang merupakan manisfestasi kosmos Brahman, bagian yang

ketiga dari Trimurti adalah Siwa. Trimurti atau ketiga manisfestasi kosmos Brahman, yaitu Brahman, Wisnu dan Siwa,

adalah merupakan personifikasi daripada Penciptaan, pemeliharaan, dan pemusnahan (atau permulaan, pertengahan

dan akhir). Untuk maksud dan tujuan yang tertentu sring Brahman (Tuhan Yang Maha Esa)hanya dilihat dari satu aspek

saja, misalnya dari aspek penciptaan maka Dia disebut Brahman atau dari aspek pemeliharaan maka Dia dinamakan Wisnu, dan

bila dari aspek pemusnahan maka Dia dipuja sebagai Siwa.

Arjuna merasa tidak mempunyai kekuatan hilang keseimbangan, tidak tahu arah (Barat, Timur, Utara dan Selatan)dan tidak ada pegangan atau tempat berlindung; seluruh hatinya diliputi oleh

perasaan-perasaan takjub dan kagum, ngeri dan teror serta gembira dan bahagia.

(26) ami cha tvam dhritarastrasya putrah

314

Page 315: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sarva sahai 'va vanipalasamghaih

bhismo dronah sutaputras tatha 'sau

saha 'smadiyair api yodhamukhyaih

artinya :

disini putera-putera Dristarastra disinipara raja lainya dan juga Bisma, Drona

serta karna sekalia dengan perwira-perwiraangkatan [erang dipihak kami juga

(27) vaktrani te tvaramana visanti

damshtrakaralani bhayanakani

kechid vilahna dasanantreshu

samdrisyante churnitair uttamangaih

artinya :

semuanya berduyun-duyun masuk kedalam mulut-Mupenuh dengan taring-taring sangat mengerikan

ada yang tersangkut diantara taring ini, dan kepala merekaremuk menjadi abu

dengan penglihatan dewata yang diberikan oleh Krisna kepadanya, Arjuna tidak saja menyaksikan apa yang ada

diangkasa luar, diantara bumi dan langit, tetapi juga segala sesuatu yang jauh, dekat, didalam dan diluar. Contohnya adalah apa yang disebut dalam kedua sloka diatas ini, dimana pada saat Arjuna mengadakan percakapan dengan Krisna ini. Arjuna juga

ada ditengah-tengah musuhnya, yaitu Kaurawa, dan balatentaranya sendiri dimedan perang Kuruksetra.

(perkataan sutaputra berarti : anak tukang-kereta-kuda. Disini dimaksudkan Karna, lihat s;oka 1.8)

(28) yatha nadinam bahavo 'mbuvegah

samudram eva 'bhimukha dravanti

tatha tava 'mi naralokavira

visanti vaktrany abhivijvalanti

315

Page 316: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

bagaikan sungai-sungai banjir berlombamengalir menuju samudera, demikian pulapara pahlawan dunia-manusia ini berlomba

masuk kedalam mulut-Mu yang menyala-nyala

(29) yatha praditam jvalanam patanga

visanti nasaya samridddhavegah

tathai 'va nasaya visanti lokas

tava 'pi vaktrani samriddhavegah

artinya :

ibarat anai-anai berlarian terbang kelidah-apiuntuk mati disana, demikian pula manusia ini

berlarian kedalam mulut-Mu dengan amatkencangnya berjatuhan menemui kehancuran mereka

dalam kedua smili tersebut diatas, nyatalah berapa Arjuna menyaksikan manusia karena ketidaktahuan dan hasil karmanya

dimasa lampau berlomba-lomba berlarian menuju kehancuran mereka sendiri dengan disaksikan oleh mulut brahman. Sebab ketidaktahuan dan hasil karma inilah menyebabkan manusia

menemui kehancuran mereka, yang dilukiskan secara meraphora-puitis masuk kedalam mulut Brahman.

(30) Lelihyase grasamanah samantal

Lokan samagran vadahair jvaladbhih

Tejobhir apurya jagat samagram

Bhasas tavo 'grah pratapanti vishno

Artinya :

Engkau penjilat dengan lidah api-MuDisemua penjuru dan menelan mereka semua:Sinar-Mu mengelora memenuhi ruang-angkasa

Membakar alam semesta dengan panas membaraOh Wisnu

(31) akhyahi me ko bhavan ugrarupo

316

Page 317: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

namo 'stu devavara parasida

vijnatum ichchhami bhavantam addyam

na hi prajanami tava pravrittim

artinya :

nyatakanlah padaku dengan rupa seram, siapakah Engkauoh Tuhan segala dewata, segala puji kepada-Mukasihilah, aku ingin mengetahui siapa Engkau

Yang Maha Tunggal, aku tidak mengerti Tindakan-Mu

Dalam sloka 30 diatas, Wisnu sebagai personifikasi pemeliharan daripada Brahman menonjol sebab ia adalah wujud kosmos

Brahman yang paling bercahaya, diibaratkan sebagai lidah api menjilat-jilat seluruh penjuru dan menelan segala-galanya

dengan sinar-cahaya-Nya yang gilang-gemilang. Dalam hubungan cemerlangnya cahaya inilah Wisnu seharusnya

dipahami dimana ia menelan segala kegelepan dan ketidaktahuannya difahami dimana ia menelan segala kegelapan

dan ketidaktahuan seluruh alam-semesta, termasuk mahkluk manusia sebagai kita ini.

(32) sribgagavan uvacha:

kalo 'smi lokakshayakrit pravriddho

lokan samahartum iha pravittah

rite 'pi tvam na bhavishyanti sarve

ye 'vasthitah pratyanikeshu yodhah

artinya :

Sri Bagawan berkata:Aku adalah waktu, penghancur dunia yang dewasaDatang disii untuk memusnahkan dunia manusia

Walaupun tanpa engkau semua pahlawan iniDalam pasukan berlawan takkan tinggal hidup nanti

(33) tasmat tvam uttishtha yaso labhasva

jitva satrun bhunkshva rajyam samriddham

mayai 'vai 'te nihatah purvam eva

317

Page 318: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

nimittamatram bhava savyasachin

artinya :

karena itu, bangkitlah engkau dan jayalahtaklukan musuh, nikmati kerajaan sejahtera

oleh-Ku sebenarnya mereka telah hancur musnahjadilah engkau hanya alat belaka, oh Arjuna

(34) dronam cha bhishman cha jayadratham cha

karnam tatha'nyan api yodhaviran

maya hatams tvam jahi ma vyathishtha

yudhyasva jetasi rane sapatnan

artinya :

bunuhlah Drona, Bisma, Jayadrata, Karnadan Pahlawan lainya yang semuanya telah kumusnahkan

janganlah gentar berjoanglah engkau dantaklukan musuh-mushmu dalam pertempuran

didalam ketiga-tiga sloka diatas Sri Bagawan krisna menjelaskan kepada Arjuna, bahwasanya apa yang dilihat dan apa yang sedang berlaku dihadapanya adalah dalam keseluruhannya

merupakan manisfestasi Brahman yang dikerjakan oleh Krisna sendiri.

(35) samjaya uvacha:

etach chhurutva vachanam kesavsya

kritanjalir vepapanamah kriti

namaskritva bhuya eva 'ha krishnam

sagadgadam bhitabbhitah pranamya

artinya :

Sanjaya berkata:Setelah mendengar kata-kata Kesawa

Dengan cemas Arjuna mencakup tanganMenyembah lagi dengan sujud ketakutan

Dan dengan suara gemetar berkata kepada Krisna:

318

Page 319: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Kembali lagi Sanjaya memberi laporan kepada Maharaja Dritarastra betapa Arjuna gemetas ketakutan setelah melihat visi

Brahman, dan setelah Krisna menjelaskan apa yang telah dilihatnya serta menganjurkan kepadanya supaya ia bertempur,

menghancurkan kaurawa. Dimana ia sendiri hanyalah alat insidentil belaka daripada kalayuga ini.

(36) arjuna uvacha:

sthane brishikesa tava prakirtya

jagat prahhrishyaty anurajyate cha

rakshamsi bhitani diso dravanti

sarve namasyanti cha siddhasamghah

artinya :

Arjuna berkata:Patutlah dunia merasa senang dan bahagia

Dalam memuja Engkau, wahai HrisikesaPara raksasa lari ketakutan kesegala penjuru

Orang sempurna bersujud menyembah dihadapan-Mu

Perkataan sidhha berarti ; semi-dewata atau orang sempurna (lihat juga sloka 22 Bab ini). Adapun raksasa yang dimaksudkan dalam sloka diatas adalah orang-orang jahat, kafir, ingkar dan

munafik

Dalam sloka 36 ini sampai dengan sloka 46 Arjuna menyatakan perasaan yang penuh emosi kekaguman dan kesujudan kepada

Brahman Yang Maha Esa.

(37) kasmach cha te na nameran mahatman

gariyase brahmano 'py adikartre

ananta devesa jagannivasa

tvam aksharam sad asat tatparam yat

artinya :

tetapi mengapa mereka tak memuja-Mu, oh Mahatmayang lebih agung dari Brahma, pencipta yang pertama

319

Page 320: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tak-terbatas, dewa segala dewata, tumpuan semestaabadi, ada dan tiada, melampaui segala yang ada

seperti dalam sloka 15 terdahulu, disini Brahman adalah merupakan salah satu aspek (yaitu penciptaan) daripada

Brahman Yang Maha Esa, seperti halnya dalam sloka 24 dalam Bab ini juga ia sebut dengan aspek pemeliharaan, yaitu Wisnu.

(38) tvam adidevah purushah puranas

tvam asya visvasya param nidhanam

vetta 'si vedyam cha param cha dhama

tvaya tatam visvam anantarupa

artinya :

Engkau adalah Dewa pertama, manusia terdahuluEngkau Tumpuan Tertinggi Semesta, Yang Maha TahuEngkau Yang Harus diketahui, Tujuan Yang TertinggiRupa-Mu tak terbatas, oleh-Mu semesta ini diliputi

(39) vajur yamo 'gnir varunah sasankah

prajapatis tvam prapitamahas cha

namo namaste 'stu sahasrakritvah

punas cha bhuyo 'pi namo namaste

artinya :

Engkau adalah dewa angin, kematian dan apiEngkau adalh dewa laut, rembulan dan prajapati

Leluhur semua mahkluk, bagi-Mu "swasti" seribu kali"swasti","swasti", "swasti" sekali lagi dan lagi

(40) namah purastad atha prishthatas te

namo 'stu te sarvata eva sarva

ananta virryamita vikramas tvam

sarvam samapnoshi tato 'si sarvah

artinya :

320

Page 321: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sujud dihadapan-Mu, dibelakang-Mu dan dimana-manaEngkau tidak terbatas dalam kekuatan oh semua

Tak terbandingkan dalam kekuasaan meliputiSegala dan karenanya Engkau adalah segalanya

(41) sakhe 'ti matva prasabham yad uktam

he krishna he yadava he sakhe 'ti

ajanata mahimanam tave 'dam

maya pramadat pranayena va 'pi

artinya :

apapun yang telah kukatakan secara cerobohkepada-Mu karena berpikir kau temanku

tak sadar keagungan-Mu"oh Krisna", "oh Yadawa","oh kawan" semuanya

itu hanya karena kealpaan atau mungkin sebab keakrabanku

(42) yach cha 'vahasartham asatkrito 'si

vihara sayyasana bhojaneshu

eko 'thava 'py achyuta tatsamaksham

tat kshamaye tvam aham aprameyam

artinya :

dan apapun yang kurang sopan dalam bergurau pada-Muwaktu bermain, tidur, duduk-duduk atau waktu makan

sendirian atau dengan yang lain, aku bermohon pada-Mumaaf, oh Yang Maha Teguh, yang tidak terdugakan

(43) pita 'si lokasya characharasya

tvam asya pujyas cha gurur gariyan

na tvatsamo 'sty abhyadhika kuto 'nyo

lokatraye 'py apratimaprabhava

artinya :

321

Page 322: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Engkau adalah bapa dari yang bergerak dan yang adaTiada, tujuan memuja, Guru yang mulia, tak ada

Samanya, bagimana mungkin ada yang lebih agungDaripada-Mu diketiga dunia dimana tak terbanding

Kan kebesaran-Mu?

(43) tasmat pranamya pranidhaya kayam

prasadaye tvam aham isam idyam

pite 'va putrasya sakhe 'va sakhyuh

priyah priyaya 'rhasi deva sodhum

artinya :

karenanya dengan menundukkan kepala sujud pada-Mu oh Tuhan, Maha Penyayang aku bermohon restu-Mu

Engkau harus memandangku ba' bapa terhadap putraTeman dengan teman, terkasih dengan yang dikasihinya

(44) adrishtapurvam hrishito 'smidrishtva

bhayena cha pravyathitam mano me

tad eva me darsaya jangannivasa

prasida devesa janganisvasa

artinya :

aku melihat apa yang belum pernah kulihatsebelumya, aku merasa berbahagia tetapi hatiku gemetar

ketakutan, tunjukkanlah rupa-Mu yang semula dulu,oh Tuhan lindungilah, Dewa segala dewata

Tumpuan Alam Semesta

(45) kiritnam gadinam chakrahastam

ichchhami tvam drashtum aham tathai 'va

tenai 'va rupena chaturbhujena

sahasrabaho bhava visvamurte

artinya :

322

Page 323: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

aku ingin melihat-Mu kembali seperti semula sebelumnya, aku merasa berbahagia tetapi hatiku gemetar

ketakutan, tunjukkanlah rupa-Mu yang semula duluoh Tuhan lindungilah, Dewa segala Dewata

(46) kiritinam gadinam chahrahastam

ichchhami tvam drashtum aham tathai 'va

tenai 'va rupena chaturbhujena

sahasrabaho bhava visvamurte

artinya :

aku ingin melihat-Mu kembali seperti semuladengan mahkota,. Gada dan cakra ditangan

dalam rupa-Mu yang mempunyai empat lengatoh Tangan seribu Yang Berwajah Alam Semesta

(47) sribhagavan uvacha:

maya prasannena tava 'rjune 'dam

rupam param darsitam atmayogat

tejomayam visvam anantam adyam

yan me tvadanyena na drishtapurvam

artinya :

Sri Bagawan berkata:Berkat restu-ku, melalui kekuatan sakti yoga-KuOh arjuna telah siperlihatkan padamu rupa-Ku

Agung, cemerlang, universil, tak-terbatas, terutamaYang kecuali olehmu belum pernah dilihat siapa jua

(48) na vedayajnadhyayanair na danair

na cha kriyabhir na tapobhir ugraih

evamrupah sakya aham nriloke

drashtum tvadayena kuruprahvira

artinya :

323

Page 324: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tidak dengan kitab suci weda, pengetahuan, kerjasedekah, upacara persembahyangan atau tapa barata

Aku dapat dilihat dalam rupa ini didunia manusiaOleh siapapun kecuali engkau, wahai Kuruprawira

(49) ma te vyatha ma cha vimudhabhavo

drishtva rupam ghoram idrin mame 'dam

vyapetabhih pritamanah punas tvam

tad eva me rupam idam prapasya

artinya :

melihat rupaku yang mah hebat iniengkau jangan takut dan bingung dihati

terbebas dari takut dan merasa lega didadalihatlah kembali rupa-Ku yang semula

(50) samjaya uvacha:

ity arjunam vasudevas tatho ktva

svakam rupam darsayam asa bhuyah

asvasayam asa cha bhitam enam

bhutva punah saumyavapur

artinya :

Sanjaya berkata:Setelah berkata demikian kepada Arjuna

Dan memperlihatkan kepadanya rupa-Nya semulaSetelah Mahatma kembali dalam bentuk lemah lembut

Wasudewa menenagkan hatinya yang kalang kabut

(51) arjuna uvacha:

drishtve 'dam manusham rupam

tava saumyam janardana

idanim asmi samvrittah

sachetah prakritim gatah

324

Page 325: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

arjuna berkata :melihat rupa manusia-Mu kembali

yang lemah lembut, wahai Janardanaaku kini menjadi tenang lagi

(52) sribhagavan uvacha:

sudurdarsam idam rupam

drishtavan asi yan mama

deva apy asya rupasya

niyam darsanakankshinah

artinya :

Sri bagawan berkata:Sungguh sukar dilihat rupa-Ku iniYang engkau telah dapat saksikan

Sedang para dewatapun selalu mengharapakan

(53) na 'ham vedair na tapasa

na danena na che 'jyaya

sakya emamvidho drashtum

drishtavan asi mam yatha

artinya :

Aku tidak bisa dilihat dalam rupaSeperti yang engkau telah saksikan pula

Biarpun dengan kitab suci weda, tapabrataMaupun dengan sedekah atau upacara-upacara

(54) bhatya tv ananyaya sakya

aham evamvidho 'rjuna

jnatum drashtum cha tattvena

praveshtum cha paramtapa

325

Page 326: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

tetapi dengan pengabdian juayang hanya terpusatkan, oh Arjuna

Aku dapat diketahui jugaSesungguhnya dapat dilihat, Parantapa

(55) matkarmamakrin matparamo

madbhaktah sangaverjitah

nirvairah sarvabhuteshu

yah sa mam eti pandava

artinya :

yang bekerja bagi-Ku, menjadikan Aku tujuannyaberbakti kepad-Ku tanpa kepentingan

pribadi tiada bermusuhan terhadap segala insanadialah yang datang kepada-Ku, oh Pandawa

sloka inilah yang sesungguhnya merupakan intisari ajaran Bhagavadgita : melakukan kewajiban kita, mengarahkan

kewajiban tersebut kepada Brahman, melepaskan jiwa kita dari segala nafsu kepentingan pribadi, bebas dari rasa bermusuhan

dengan semua mahkluk hidup dan berbakti kepada-Nya, apapun tugas pekerjaan kita dalam hidup ini.

Melihat visi Brahman, seperti yang dialami oleh Arjuna, bukanlah merupakan sesuatu yang harus dicapai terakhir, melainkan harus

terus berusaha sehingga menjadi satu dengan Brahman, itulah kebenaran terakhir.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsuBrahmavidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Visvarupadarsanayogo namai kadaso

Visvarupadarsanayogo namai kadaso dhyayah

Maka berakhirlah bab ini UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan

Tentang Yang Maha Esa, kitab suci Yoga

326

Page 327: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Dan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna yang berjudulVISVARUPADARSANAYOGA

BAB XIII

XIII. PERCAKAPAN KEDUABELAS

327

Page 328: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BHAKTI YOGA

Arjuna bertanya, orang yang berbakti menyembah wujud Brahman dan orang yang berbakti menyembah Brahman Yang

Abstrak, mana yang mahir dalam yoga

Dalam bab ini Krisna menjawab bahwa orang yang menyatukan pikiran, memiliki kepercayaan tawakal berbakti menyembah wujud Brahman adalah terbaik. Tetapi sesungguhnya kedua-

duanya menuju brahman.

Banyak cara berusaha untuk berbakti menyembah wujud brahman : dengan jalan yoga biasa, dengan jalan ilmu-

pengetahuan, dengan jalan meditasi, dengan jalan kerja tanpa mengharapkan hasil keuntungan dan dengan jalan kedamaian

hati.

Sama terhadap kawan dan lawan, sama terhadap suka dan duka, sama terhadap panas dan dingin, sama terhadap puji dan maki,

pendiam prihatin dan berbaktilah menyembah Brahman.

XII. Percakapan Keduabelas

(1) arjuna uvacha:

evam satatayukta ye

bhaktas tvam paryupasate

ye cha 'py aksharam avyaktam

tesham ke yogavittamah

artinya :

Arjuna berkata:Jadi, penganut yang tawakal senantiasaMenyembah Engkau dan yang lain lagi

Menyembah yang Abstrak, yang kekal abadiYang manakah lebih mahir dalam yoga?

Disini arjuna mengajukan pertanyaan kepada Krisna, perihal tujuan berbakti itu, sebab, dalam kenyataan hidup sehari-hari

ada orang yang berbakti dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Abstrak, Yang Tidak Tersonifikasikan dan ingin bersatu

dengan-Nya, sedangkan yang lain lagi bebakti dan menyembah Tuhan Yang Maha Easa, Yang Tersonifikasikan Dalam Dunia

328

Page 329: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Manusia dan Alam Semesta, seperti Rasul atau Nabi atau Avatara atau Dewata, dan ingin bersatu dengan-Nya.

Manisfestasi atau personifikasi Tuhan Yang Maha Esa Yang Tidak termanisfestasikan, Yang Abstrak, yang Absolut ataukah Tuhan

Yang Maha Esa, Yang termanisfestasikan Mahatma, Purushottama, Brahman, Wisnu, siwa? Inilah pertanyaan Arjuna!

(2) sribhagavan uvacha:

mayy avesya mano ye mam

nityayukta upasate

sraddhaya parayo 'petas

te me yuktatama matah

artinya :

Sri Bagawan berkata:Yang menyatukan pikiran berbakti kepada-Ku

Menyembah aku dan tawakal selaluMemiliki kepercayaan yang sempurna

Merekalah Ku-pandang terbaik dalam yoga

Dalam sloka ini dengan jelas Krisna menjawab bahwasanya ia yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa, yang

Termanisfestasikan dengan Awatara-Nya adalah pengenut yang terbaik, seorang Bhakta yang saleh

(3) ye tv aksharam anirdesyam

avyaktam paryupasate

sarvatragam achityam cha

kutastham acchalam dhruvam

artinya :

tetapi mereka yang memujaYang Kekal-abadi, Yang Tak Terjerumuskan,

Yang Tak-nyata Yang melingkupi segala,Yang tak terpikirkan

Yang Tak-berobah, Yang Tak-bergerakYang Konstan

329

Page 330: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(4) samniyamye 'ndriyagramam

sarvatra samabuddhayah

te prapnuvanti mam eva

sarvabhutahite ratah

artinya :

dengan menahan pancainria hawa nafsuselalu seimbang dalam segala situasiberusaha guna kesejahteraan insani

mereka juga datang kepada-Ku

selain daripada menahan hawa nafsu, maka berusaha untuk kesejahteraan semua mahkluk adalah juga merupakan syarat mutlak bagi mereka yang memuja dengan meditasi (upasana)

Tuhan Yang Maha Esa. Yang Tak-termansifestasikan

(5) klesho 'dhikataras tesham

avyaktasakta chetasam

avyakta hi gatir dunkham

dehavadbhir avapyate

artinya :

kesukaran pada orang yang pikirannnyaterpusat pada Yang Tak termanisfestasikan

lebih besar, Sebab Yang Tak termanisfestasikansukar dicapai orang yang dikuasai jasmaninya

adalah sangat sukar untuk menyetukan jiwa dan memusatkan pikiran pada Tuhan Yang Maha Esa, Y ang Tak-

termanisfestasikan, Yang Tak-terpikirkan, lebih-lebih kalau orang masih dikuasai oleh badan jasmaninya dengan segala macam kebutuhan duniawi selama orang masih hidup dalam dunia ini.

Namun betapapun sukarnya, barang-siapa yang dengan pendidikan dan latihan-latihan berusaha dengan sungguh-

sungguh memuja dan merernungkan secara menyeluruh Yng Tak-termanisfestasikan, pada waktunya pasti juga mencapai

Brahman.

330

Page 331: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(6) ye tu sarvani karmani

mayi samnyasya matparaah

ananyenai 'va yogena

mam dhyayanta upasate

artinya :

tetapi sesungguhnya mereka yang menumpahkansegala kegiatan hidup mereka kepada-Kumemikirkan bermeditasi hanya pada-Ku

dengan kebaktian yang terpusatkan

(7) terham aham samuddharta

mrityu samsara sagarat

bhavami nachirat partha

mayy avcsita chetasam

artinya :

yang pikiran mereka tertuju kepada-Kudengan segera dan langsung Akuoh parta, bebaskan mereka dari

lautan sengsara hidup lahir dan mati

dalam kedua sloka diatas dengan jelas Krisna menekankan bahwasanya kebaktian kepada Tuhan yang Maha Esa dengan

melalui Awataranya (Rasul-Nya) adalah merupakan pengabdian yang terbaik untuk membebaskan diri dari gelombang lautan

sengsara yang pasang-surut.

(8) mayy eva mana adhatsva

mayi buddhim nivesaya

nivasishyasi mayy eva

ata urdhvam samsayah

artinya :

331

Page 332: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pusatkan pikiran hanya pada-Kubiarlahg intelekmu berdiam pada-Kuhanya didalam-Ku engkau hidup mati

dan ini tidak bisa disangsikan lagi

(9) atha chittam samadhatum

na sakhnosi mayi sthiram

abhyasayogena tatp

mani ichchha 'ptum dhanamjaya

artinya :

namun apabila engkau tiada kuasamemusatkan pikiranmu dengan teratur kepada-Ku

maka usahakanlah mencapai Akudengan jalan yoga biasa wahai dananjaya

(10) abhyase 'py asamartho 'si

matkarma paramo bhava

madartham api karmani

kurvan siddhim avapsyasi

artinya :

bila engkau tak-sanggup melakukan yogamaka pusatkanlah semua pengabdian kepada-Kudengan segala kegiatan kerjamu demi untuk-Ku

engkau pasti akan mencapai kesempurnaan

(11) athai 'tad apy asakto 'rsi

kartum madyogam asritah

sarva karma phala tyagam

tatah kuru yatatmavan

artinya :

apabila ini juga tiada bisa engkau lakukanmaka berlindunglah dalam keajaiban

332

Page 333: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kekuatan-Kudan tanggalkan semua keuntungan pahala kerjamu

dengan jiwamu teguh terkendalikan

(12) sreyo hi jnananm abhyasaaj

jnanad dhyanam visishyate

dhyanat karma phala tyagas

tyagach chhantir anantaram

artinya :

dari melakukan yoga bisa lebih baik pengertiandaripada (hanya) pengertian lebih baik meditasi

dari meditasi lebih baik kerja tanpa hasil keuntungandari kerja lebih baik kerja tanpa hasil keuntungan

(13) adveshta sarva bhutanam

maitrah karuna eva cha

nirmano nirahamkarah

sama dunkha sukhah kshami

artinya :

dia yang mempunyai itikad kebajikkansikap bersahabat dan ramah tamah

bebas dari rasa egosime dan keangkuhansama dan suka dan duka rela memaafkan

(14) samtushtah satatam yogi

yatatama driddhaninischayah

mayy arpita mano buddhir

yo madbhaktah sa me priyah

artinya :

yang selalu prihatin, menguasai diribertekad teguh, mendeasikan pikiran

dan pebgertian kepadaku, dialah inilah

333

Page 334: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

yogi penganut-Ku, yang Ku-kasihi

(15) yasman no 'dvijate loka

lokan no 'dvijate cha yah

harshamarsha bhayodvegair

muktho yah sa cha me priyah

artinya :

dia oleh siapa dunia ini tidak diganggudan tidak terganggu oleh dunia ini

yang bebas dari kesenangan, kemurkaanketakutan dan agitasi, dia inilah Ku-kasihi

(16) anapekshah suchir daksha

udasino gatavyathah

sarvarambha parityagi

yo madbhaktah sa me priyah

artinya :

dia yang tidak mengaharap-harap suciahli dalam kebaktian, tak hirau apa-apatak-terganggu, bebas dari segala usaha

dialah penganut-Ku yang Ku-kasihi

(17) yo na hrishyati na dveshti

na sochati na kankshati

subhasubha parityagi

bhaktimah yah sa me priyah

artinya :

dia yang tiada bersenang dan membencitiada berduka dan bernafsu apa-apa

membebaskan diri dari kebaikkan dan kebatilanpenuh dengan kebaktian dialah yang kukasihi

334

Page 335: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(18) samah satrau cha mitre cha

tatha manapamanayoh

sitoshna sukhaduhkheshu

samah sangavivarjitah

artinya :

dia yang sama terhadap kawan dan lawanjuga sama dalam kehormatan dan kecemaransama dalam panas dan dingin, suka dan duka

bebas dari belenggu keinginan semua

(19) tulyanindastutir mauni

amtushto yena kenachit

naiketah sthiramatir

bhaktiman me priyo narah

artinya :

sama terhadap puji dan makipendiam, prihatin pada apa seadanya

tiada tempat tinggal, teguh imaniyang berbakti begini inilah yang kukasihi

apa yang dilukiskan dalam sloka 13 sampai sloka 19 diatas adalah benar-benar merupakan gambaran seorang penganut

(bhakta) yang ideal

(20) ye tu dharmyamritam idam

yathokan paryupasate

sraddhadhana matparama

bhaktas te 'tiva me priyah

artinya :

tetapi mereka yang dengan kepercayaan mengikutiajaran dharma yang kekalabadi seperti tersebut tadi

335

Page 336: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan menjadikan Aku sebagai tujuan mereka tertinggipengenut begini inilah yang paling ku-kasihi

Bab ini, disebut Bhaktiyoga yang memberi tekanan kepada penganut-penganut ajaran Dharma untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Termanisfestasikan melalui Avatara-Nya

atau Rasul-Nya.

Ity srimad bhagavadgtasupanishatsuBrahmavidyayam

Yogasastre srikrishnarjunasamvade

Bhaktiyogo nama dvadaso 'dhyayah

Maka berakhirlah bab ketigabelas Upanishad Bhagavadgita

Menganai ilmu-pengetahuan tentang Yang Maha EsaKitab suci Yoga dan dialog antara Sri Krisna

Dan Arjuna yang berjudul BHAKTIYOGA

BAB XIV

XIII. PERCAKAPAN KETIGABELAS

KSHETRA KSHETRAJNA VIBHAGAYOGA

Ilmu-pengetahuan yang sesungguhnya dalam bab ini oleh Krisna dijelaskan, yaitu ilmu-pengetahuan tentang jiwa dan alam

tentang badan dan yang mengetahui badan ini.

Yang mengetahui badan ini ialah Jiwa (perusha) yang ada dlam alam semesta dan meliputi semuanya

Orang yang memiliki ilmu-pengetahuan ini, rendah-hati, tanpa kekerasan, sabar, adil, suci, beriman, tanpa egoisme,

membebaskan diri dari segala pahala kerja dan berbakti,

336

Page 337: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mengetahui jiwa itu dengan jiwa yang ada dalam jiwanya dan jiwa semua insani lainnya.

Ia melihat perbedaan antara jiwa dan badan ini (antara kshetrajna dan kshetra)

Ia pergi kepada Brahman, Yang Maha Esa

XII. Percakapan ketigabelas

Arjuna uvacha:

Prakritim puruham chaiva kshtram

Kshetrajnam eva cha

Etad veditum ichchhami jnanam jneyam cha

Kesava

Arjuna bertanya:Prakriti dan Purusha, Kshetra dan Kshetrajna

Jnana dan Jneya, inilah ingin kipahamiOh Kesawa

Dalam bab ini Arjuna mengejukan pertanyaan mengenai tiga pasang konsep persolan, yaitu mengenai pasang konsep

persoalan, yaitu pertama (Prakriti) (Purusha, kedua Kshetra) (Kshetrajna dan ketiga Jnana) dan (jneya) istilah-istilah ini

kiranya dapat dibahasa indonesiakan sebagai berikut :

Prakriti : alam, benda-benda, badan-jasmani, yang memiliki kegiatan-kegiatan tak sadar, bukan jiwa, bukan rokh.

Purusha : rokh, jiwa yang memilki kesadaran tanpa kegiatan

Kabentra : medan, lapangan yaitu badan kita dimana segala peristiwa berlangsung, seperti tumbuh, bertambah tua dan

kemudian mati

Ksbentrajna: yang mengetahui lapangan sebagai saksi tetapi diluar segala kegiatan, sebab ksentrajna sendiri tanpa kegiatan dan tanpa ikatan, tenang dan langgeng. Walapun sebagai saksi, kshentrajna bukanlah kesadaran individu melainkan kesadaran

kosmos (semesta, tanpa pancaindria dan tanpa pikiran.

Jnana : pengetahuan, ilmu-pengetahuan

337

Page 338: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Jneya : objek ilmu-pengetahuan yang harus diketahui

(1) sribhagavan uvacha:

idam sariram kauteya

kshetram ity abhidhiyate

etad yo vetti tamprahuh

kshetrajna iti tadvidah

artinya :

Sri Bagawan berkata:Badan ini dinamakan KhsetraDan dia yang mengetahui ini

Demikian mereka yang mengetahuiDisebut Kshetrajna. Oh Kuntiputra

Keistimewaanya bukanlah oleh kerena ia memilki dua mata dan dua tangan, melainkan karena memilki prinsip-prinsip didalam

jiwanya yang mendorong ia untuk mengangkat dirinya pada nilai-nilai Kshentrajna universiil. Mengetahui ini adalah merupakan manusia ideal yang diidam-idamkan oleh ajaran Bhagavadgita

ini.

(2) kshetrajnam cha 'pi mam viddhi

sarvakshetreshu bharata

kshetra kshetrjnayor or jaanam

yat taj jnanam matam mama

artinya :

ketahuilah, Aku adalah Kshetrajna dari semua Kshetrawahai Barata, demikian pula ilmu

pengetahuan mengenai Kshetra danKshetrajna menurut pendapatku

Adalah ilmu-pengetahuan yang sesungguhnyA

(3) tat ksheram yach cha yadrik cha

yadvikari yatas cha

338

Page 339: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

sa cha yo yatprabhavas cha

tat samasena me srinu

artinya :

dengarkanlah kini dari Aku secara singkatapa Kshetra itu, bagaimana pula sifat-sifat

dan perobahan-perobahanya, darimanaasalnya

siapa Kshetrajna itu dan apa kekuatan-kekuatanya

(4) rishibhir bahudha gitam

chhandobhir vivivhaih prithak

brahmasutrapadais chai 'va

hetumadbhi : vinischitaih

artinya :

oleh rsi ini telah dinyanyikandengan berbagai cara lagu pujaan istimewa

dan dalam ungkapan mendalam dam pemikirankritis dalam ajaran-ajaran Brahmasutra

(5) mahabhutany ahamkaro

buddhir avyaktam eva cha

indriyani dasai 'kam cha

pancha che 'indriyagocharah

artinya :

unsur-unsur dasar, ego, intelek-budiyang tak-termanisfestasikan prakriti

sepuluh indria dan pikiran sertalima unsur halus dari indria ini

(6) ichchha devashah sukham dunkham

samghatas chetama dhritih

etat kshetram samasena

339

Page 340: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

savikaram udahritam

artinya :

nafsu, amarah, suka, dukaasosiasi, kesadaran, kohesi, semuanya

secara singkat merupakan bagiandaripada Kshetra dengan transformasinya

keterangan :

buddhindriya atau lima alat intelek-budi : penglihatan, pendengaran, penciuman, pencicipan dan penyentuhan.

Karmendriyah atau lima alat pancaindria : yaitu alat untuk berbuat yang terletak pada mulut, tangan, kaki anus dan

kemaluan

tanmatra atau lima unsur halus : warna, bunyi, bau, rasa dan sentuhan

Mahabhuta atau lima unsur dasar : api, angin, udara, tanah, air dan ether.

Semua unsur atau bagian yang tersebut dalam sloka 5 dan 6 dengan segala macam transformasi atau modifikasi terdapat dan

terjadi dalam badan kita ini.

(7) amanitvam adambhitvam

ahimsa kshantir arjavam

acharyapasanam saucham

sthairyam atmavinigrahah

artinya :

rendah hati, integritas, tanpa kekerasankesabaran, keadilan, serta mengabdi

kepada guru, kesucianketeguhan iman dan mawas diri

(8) indriyartheshu vairgyam

anahamkara eva cha

janmamritya jaravyadhi

340

Page 341: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dunkhadoshanudarsanam

artinya :

tak hirau akan keduniawianmenjauh ke-aku-an dan bayangan

akan kburukan, kelahiran, kematianusia tua, sakit dan kesengsaraan

(9) asktir anabhishvangah

putra dara grihadishu

nityam cha samachittatvam

ishtanishtoppapattishu

artinya :

tanpa-ketergantungan bebas dariikatan anak-istri, rumah tangga

dan sebagainya, selalu netral menghadapiperistiwa yang dinginkan atau yang tak dinginkan

(10) mayi cha 'nanyayogena

bhaktir avyabhicharini

viviktadesa sevityam

aratir janasansadi

artinya :

puja Aku dengan keteguhan hatitanpa tujuan lain melalui yogapergi ketempat-tempat sunyi

hindari hiruk-pikuk keramaian manusia

pergi ketempat-tempat yang sunyi untuk dapat menenangkan pikiran dan memusatkan jiwa dengan jalan bermeditasi.

(11) adhyatmajnana nityatvam

tattnajnanartha darsanam

ataj jnanam iti proktam

341

Page 342: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

ajnanam yad ato 'nyatha

artinya :

terus-menerus dalam ilmu-pengetahuan jiwadan memahami sampai akhir falsafah kebenaraninilah disebut ilmu-pengetahuan yang sebenarnya

dan semua yang berbada lainnya adalah ketidaktahuan

(12) jneyam yat tat pravakshyami

yaj jnatva ;mritam asnute

anadimat param brahma

na sat tan na 'sad uchyate

artinya :

hendak Ku-uraikan apa yang harus diketahuidan mengetahui-Nya, hidup abadi akan tercapaidialah yang disebut Brahman, Yang Maha Esa

tiada permulaan, yang ada dan yang tiada

(13) sarvatah panipadam tat

sarvatokshi siromukham

sarvatah srutimal loke

sarvam avritya tishthati

artinya :

dengan tangan, kaki dimana-manamata, kepala , mulut dimana-mana

dan pendengaran disemua penjuru, ia adadalam alam-semesta meliputi semaunya

(14) sarveudriya gunabhasam

sarvecndriya vivarjitam

asaktana sarvabhrich chai 'va

nirgunam gunabhoktri cha

342

Page 343: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

agaknya seakan-akan memilikisifat-sifat indria namun tanpa indria

tiada berhubungan namun mendukungtanpa antribut namun menikmati

(15) bahir antas cha bhutanam

acharam charam eva cha

sukshmatvat tad avijneyam

duurastham cha 'ntike cha tat

artinya :

ada diluar dan ada didalam semua insanitiada bergerak tetapi bergerak senantiasa

terlalu amat halus untuk diketahuijauh nian, namun juga dekat sekali

(16) avibhaktam cha bhuteshu

vibhaktam iva cha sthitam

bhutabhartri cha jneyam

garsishnu pranbhavishnu cha

artinya :

tidak dapat dibagi-baginamun terbagi diantara insani

diketahui sebagai pemelihara mahkluk semua memusnahkan dan menciptakan meraka

(17) iyostisham api taj jyotis

tamasah param uchyate

jnanam jneyam jnanagamyam

hridi sarvasya dhisthitam

artinya :

343

Page 344: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dia adlah cahaya dari semua cahayadikatakan diatas kegelapan, ilmu-pengetahuan

yang harus diketahui dan tujuan ilmu pengetahuandia berada dalam hati- sanubari semua

secara sepintas lalu dalam sloka-sloka 13-17 diatas terdapat kalimat-kalimat yang paradoksal, tetapi keparadoksal-annya bukanlah karena sesuatu yang dibuat-buat, melainkan oleh

sebab Brahman Yang Maha Esa adalah segala sesuatunya, tidak terbatas!

(18) iti kshetramtatha jnanam

jneyam cho 'ktam samsatah

madbhakta etad vijnaya

madbhavayo 'papadyate

artinya :

jadi, Kshetra-jnana dan jneyasecara sederhana telah teruraikan

para penganut-Ku yang mengetahuinyamemang patut mencapai tempat-Ku

(19) prakritim prusrusham chai 'va

viddhy anadi ubhav api

vikarams cha gunams chai 'va

viddhi prakritisambhavan

artinya :

ketahuilah olehmu bahwa prakritidan purusha kedua-duanya tanpa muladan ketahui pulalah bahwa modifikasidan antribut terlahir dari prakriti jua

(20) karya karana kartritve

hetuh prakritir uchayate

purusha sukhadukhanam

bhoktrive hetur uchayate

344

Page 345: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :

prakriti disebut sebagai sebabterciptanya alat, sebab dan akibat

dan purusha dikatakan sebagai sebabadanya pengalaman suka dan duka

(21) purushah prakritistho hi

bhunkte prakritijan gunan

karanam gunasango 'sya

sd asad yoni 'anmasu

artinya :

purusha duduk didalam prakriti mengalamiatribut yang terlahir dari prakriti sendiridan ikatan dengan atribut menimbulkan

sebab kelahiran dan baik buruknya kandungan

(22) upadrashta 'numanta cha

bharta bhokta mahesvarah

paramatme 'ti cha 'py ukto

dehe 'smin purushah parah

artinya :

Purusha Yang Maha agungDalam badan disebut saksi

Pengawas, Pendukung yang mengalamiPengusa Tertinggi, Jiwa Yang Agung

(23) ya evam vetti purusham

prakritim cha gunaih saha

sarvatha vartamano 'pi

na sa bhuyo 'bhjayate

artinya :jadi, ini yang mengetahui purusha

345

Page 346: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

prakriti bersama-sama segala sifatnyawalaupun bagaimana cara hidupnya

ia tiada lagi kembali menjelma

(24) dhyanena 'tmani pasyanti

kechid atmanam atmana

anye samkhyena yogena

karmayogena cha 'pare

artinya :dengan meditasi yang satu melihat jiwa

dengan jiwa dalam jiwanyayang lain dengan jalan ilmu-pengetahuan

dan yang lain lagi dengan jalan kerja

bhagavadgita membenarkan orang untuk memilih jalanya sendiri mencapai kelepasan, apakah itu merupakan meditasi, ilmu-pengetahuan, falsafah ataukah kerja, berbakti dan upacara

persembahyangan (samkhya = jnana)

(25) anye tv evam ajanantah

srutva 'nyebhya upasate

te 'pi cha 'titaranty eva

mrityun srutiparayanah

artinya :namun yang lain lagi karena ketidaktahuan

mendengar dari orang lain dan menujumereka juga melewati kematian dengan

mengabdikan diri pada apa yang telah mendengar

rakyat biasa, yang tidak mengetahui ilmu-pengetahuan atau falsafah atau yoga dan sebagainya, dengan jalan menyerahkan

diri mereka kepada guru atau acharya untuk memperolwh tuntutan, kemudian menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Merekapun mencapai kelepasan.

(26) yavat samjayante kimchit

sattvam sthavara jangaman

346

Page 347: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

kshetra kshetrajna samyogat

tad viddhi bratasabha

artinya :mahkluk apapun terlahir, oh Baratasabayang bergerak atau yang tidak bergerak

ketahuilah bahwa itu datang daribersatunya kshetra dengan kshetrajna

bersatunya kshetra (badan) dengan kshetrajna (jiwa) secara campur aduk disebabkan oleh tidak adanya perbedaan

pengetahuan tentang masing-masing sifatnya. Bila ilmu-pengetahuan telah memisahkan kecampuradukkan ini, maka kshetra dapat dipisahkan dari kshetrajna dan kelepasan bisa

dicapa.

(27) saman sarveshu bhuteshu

tishthantam paramesparam

vinasyatsv avinasantam

yah pasyati sa pasyati

artinya :

dia yang melihat Yang Maha Esabersemayam merata dalam mahkluk semua

tiada musnah walaupun mereka musnahialah yang melihat sesungguhnya

parameswara = parama + Iswara = Tuhan yang Paling Utama, disini juga dimaksudkan Jiwa Yang Paling Utama = Brahman.

Merata dalam semua mahkluk, tiada saja horizontal melainkan vertikal dan menyeluruh.

(28) saman pasyan hi sarvatra

samavasthitam isvaram

na hinasty atmana 'tmanam

tato yati param gatim

artinya :dikala ia melihat yang maha kuasa

347

Page 348: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

bersemayam merata dimana-manaia tidak menyakiti jiwa dengan jiwadan iapun mencapai tujuan utama

seseorang dikatakan "menyakiti Jiwa" karena ketidaktahuannya yang mengira bahwa jiwa dan bukan jiwa bercampur aduk menjadi satu dan menyangka bahwa jiwa (Brahman) tidak

bersemayam merata dalam mahkluk semua dimana-mana (lihat juga sloka VI.6). tetapi dia yang melihat Brahman dimana-mana

sama "tidak menyakiti jiwa" dengan jiwanya bersatu dengan Barhman ia mencapai kelepasan.

(29) prakrityai 'va cha karmani

kriyamanani sarvasah

yah pasyati tatha 'tmanam

akartaram sa pasyati

artinya :dia yang melihat segala kerjahanya dilakukan oleh prakriti

dan jiwa tidak melaksankannyaialah yang melihatnya sejati

seperti dikatakan dalam sloka 22, jiwa hanyalah sebagai saksi, pengawas san bukan yang melaksanakan kerja dan kegiatan

dalam hidup ini (lihat juga sloka IV.18). orang yang melihat hal ini dengan mata-hatinya yang sejati, tidak akan dipengaruhi oleh

segala macamkesusahan hidup sehari-hari terbebas dari suka dan duka, sebab ia mengetahui benar bahwa kerja dan segala kegiatan lainnya hanya mempengaruhi pikiran dan pengertian,

dan bukan jiwa.

(30) yuda bhu taprithagbhavam

ekastham anupasyati

tat eva cha vistaram

brahma sampadyate

artinya :

bila ia melihat berbagai insani berpusat pada yang tunggal ini

348

Page 349: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

dan daripada-Nya memencar kemana-manamaka ia mencapai Brahman Yang Maha Kuasa

bila orang telah melihat semua dan segalanya, yang bergerak dan yang tidak bergerak, berpusat dalam dan berasal dari

Brahman, maka ia sendiri juga menjadi Brahman Yang Maha Esa.

(31) anaditvan nirgunatvat

paramatma 'yam avyayah

sarirastho 'pi kaunteya

na karoti lipyate

artinya :karena Jiwa Yang Agung ini kekal Abadi

tanpa permulaan, tanpa sifat-sifatoh Kuntiputra, walau bersemayam dibadan ini

Dia tidak berbuat dan tidak terkena akibat

(32) yatha sarvagatam saukshmyad

akasam no 'palipyate

sarvatra 'vasthito dehe

tatha 'tma no 'palipyate

artinya :seperti ether yang meliputi segalanyatidak terkotori karena kehalusannyajiva disekujur badan demikian pula

tiada dilumuri akibat apa-apa

karena jiwa tidak melaksanakan apa-apa, maka jiwa tidak memetik pahala-kerja apa-apa juga, jadi jiwa tetap bersih.

(33) yatna prakasayaty ekah

kritnam lokam imam ravih

kshetram kshetri tatha kristnam

prakasayati bharata

349

Page 350: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

artinya :seperti matahari yang tunggal ini

menyinari seluruh bumi demikian pulaYang Empunya Badan ini menerangiSeluruh badan jasmani, wahai Barata

Yang empunya badan =Brahman, dan yang dimaksudkan dengan "seluruh badan-jasmani" adalah seluruh alam semesta.

(34) kshetra kshetrajnayor evam

antaram jnanachakshusha

bhutaprakritimoksham cha

ye vidur yanti te param

artinya :mereka yang melihat dengan mata budi-pekerti

perbedaan antara kshetra dan kshetrajnaserta terbebasnya mahkluk prakriti

merekalah yang pergi ke Yang Maha Esa

apa dikatakan Krisna dalam sloka 2 sebagai ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, yaitu mengetahui perbedaan antara Kshetra (badan) dan Kshetrajna (yang mengetahui badan, antara prakriti dan Purusha, adalah merupakan pokok persoalan dalan Bab ini,

dan mereka yang mengetahui ilmu-pengetahuan ini, seperti dikatakan dalam sloka 34 diatas ini, mencapai kelepasan

(moksha) dan bersatu dengan Brahman.

Ity srimad bhagavadgitasupanishatsuBrahmavidyayam

Yogasastre srikrishnajunasanvade

Kshetrakshetrajnavibhagayogo nama trayodaso dhyaya

Maka berakhirlah Bab keempatbelas UpanishadBhagavadgita mengenai ilmu-pengetahuan

TentangYang Maha Esa, kitab suci YogaDan dialog antara Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudul KSHETRAKSHETRAJNAVIBHAGA YOGA

350

Page 351: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

BAB XV

XIV. PERCAKAPAN KELIMABELAS

GUNA TRAYA VIBHAGA YOGA

351

Page 352: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Krisna masih menguraikan tentang ilmu-pengetahuan utama yang terbaik. Dalam bab ini dijelaskan bahwa dari Brahman

terlahir Prakriti, dan dari prakriti terlahir Guna yang terdiri dari sifat-sifat : baik mulia (sattva), aktif bernafsu (rajas) gelap bodoh

(tamas).

Sattva adalah sifat baikyang membantu orang mencapai emansipasi dalam kehidupan spirituilnya. Rajas adalah sifat aktif yang membawa seseorang kejalan keinginan dan haus akan hasil

perbuatannya yang mengantar ia berulang-ulang kedunia inkarnasi, sedangkan tamas adalah sifat bodoh yang menyeret seseorang terus kebawah ketingkat yang lebih rendah dalam

kehidupan spirituilnya.

Arjuna bertanya bagaimana caranya mengetahui orang yang dapat mengatasi ketiga sifat guna.

Orang yang demikian, kata Krisna ialah memiliki watak tidak membenci, tenang, tidak melibatkan diri dalam pertentangan

dualisme (panas dingin, kawan lawan, puji caci dan sebagainya). Tiada goyah, berdiri sendiri dan mengabdi kepada Brahman

mengatasi ketiga sifat guna ini.

XIII. Percakapan Kelimabelas

(1) sribhagavan uvacha:

param bhuyah pravakshyami

jnananam jnanam uttamam

yaj jnatva munayah sarve

param siddhi ito gatah

artinya :Sri Bagawan berkata:

Hendak Ku-uraikan lagi ilmu-pengetahuan utamaYang terbaik daripada ilmu pengetahuan semuaDengan mengetahuinya, semua muni bebas dari

Dunia ini menuju kesempurnaan tertinggi

Muni adalah pertapa, orang yang bersamadi, mengasingkan diri dengan jalan bertapa untuk mencapai kehidupan spritual yang

lebih tinggi.

(2) idam jnanam upasritya

352

Page 353: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

mama sadharmyam agatah

serge 'pi no 'pajayante

pralaye na vyathanti cha

artinya :mereka yang mengabdikan diri pada

ilmu-pengetahuan, dan bersimili dengan sifat-Ku sendirimereka tidak menjelma lagi dikala dunia tercipta

dan tidak terganggu dikala kiamatnya dunia

(3) mama yonir mahad brahma

tasmin garbham dadhamy aham

sambhavah sarvabhutanam

tato bhavati bharata

artinya :kandungan-Ku adalah Brahman Yang Maha Esa

didalamnya Aku letakkan benihdan dari sanalah aku terlahir

brahma sebagai aspek penciptaan daripada Brahman adalah merupakan kosmos yang meliputi alam semesta ini. Dalam aliran falsafah sankhya Brahma ini sama dengan Prakriti. Adapun benih

yang diletakkan oleh Brahman (kandungan kosmos) ini adalah benih Hirayagarbha (binih kosmos). Dari benih kosmos inilah semua mahkluk terlahir, termasuk kita manusia didunia ini.

(4) Sarvayonishu kaunteya

murtayah sanbhavanti yah

tasam brahma mahad yonir

aham bijapradah pita

artinya :wujud apapun yang terlahir

dari semua kandungan, oh KuntiputraBrahman Yang Esa adalah kandungan Brahman

Dan Aku adalah Bapa yang memberi benihJaid Brahma atau Prakriti adalah Ibu segala mahkluk dialam-semesta ini dan Brahman atau Tuhan Yang Maha Esa bapa

353

Page 354: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

segala mahkluk ini. Oleh karena Brahman adalah kandungan universiil dan juga benih universil, maka Tuhan Yang Maha Esa

adalah ibu universiil dan juga Bapa universiil dan juga Bapa universiil dari alam semesta ini.

(5) sattvam rajas iti

gunah prakritisambhavah

nibadhnanti mahabaho

dehe dehinan avyayam

artinya :ketiga sifat sattva, rajas dan tamas

terlahir daripada prakriti membelenggupenghuni badan yang tidak termusnahkan

dalam jasad ini, wahai Mahabahu

sattva dilukiskan sebagai : kecerdasan, kesadaran, bercahaya, terang, bersih, suci, bahagia, tenang, baik, milia dan sebagainya. Rajas dilukiskan sebagai : lincah, aktif, bernafsu, gelisah, susah

bercampur baur, tegang dan sebagainya. Sedangkan Tamas dilukiskan sebagai : totlol, dungu, gelap, kotor, ternoda, pulas,

mati, stagnasi, dan sebagainya.

(6) tatra sattvam nirmalatvat

prakasakam anamayam

sukhasangena badhnati

jnanasangena cha 'nagha

artinya :ketiga sifat sattva, rajas dan tamas

terlahir daripada prakriti membelenggupenghuni badan yang tidak termusnahkan

dalam jasad ini, wahai Mahabahu

kebahagian dan ilmu-pengetahuan dalam sloka diatas ini dimaksudkan dengan kebahagian dan ilmu pengetahuan yang

bersifat materiil belaka dan bukan spirituil.

(7) rajo ragatmakan viddhi

trishnasanga samudbhavam

354

Page 355: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

tan nibadhnati kaunteya

karmasangena dehinam

artinya :sifat rajas yang bernafsu, ketahuilah

menjadi sumber kehausan dan keinginanakan hidup, membelenggu penghuni-badan

dengan ikatan kerja, wahai kuntiputra

penghuni-badan terikat kerja, sebab merasa: 'Akulah yang melakukan"

(8) tamas tv ajnanajam viddhi

mohanam sarvedehinam

pramadalasya nidrabhis

tan nibadhnati bharata

artinya :sifat tamas, ketahuilah olehmu

terlahir dari kedaktahuan membelenggupenghuni badan ini, wahai Barata

dengan ketololan kemalasandan kepalsuan

ketololan dan kepulasan ini meyebabkan orang tidak lagi bisa membedakan baik-buruk, puji cela, berat ringan dan sebagainya,

dan oleh karenanya berbuat hal-hal negatif.

(9) sattvam sukhe sanjayati

rajah karmani bharata

jnanam avritya tu tamah

praruade sanjayaty uta

artinya ;sattva mengikat seseorang dengan

kebahagian, rajas dan kegiatantetapi tamas, menutupi budi pekerti

oh Batara, mengikat dengan kebingungan

sifat tamas ini memang mempunyai kekuatan membelenggu (menutupi) = avarana sakti.

355

Page 356: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(10) rajas tamas cha 'bhibhuya

sattvam bhavabti bharata

rajah sattvam tamas chai 'va

tamah sattvam rajas tatha

artinya :bila sattva muncul, ia berkuasa

diatas rajas dan tamas, wahai Baratadan bila rajas, diatas sattva dan tamas

demikian pula tamas diatas sattva dan rajas

(11) sarvadvareshu dehe 'smin

prakasa upajayate

jnanam yada tada vidyah

vivriddham sattvam ity uta

artinya :jadi apabila cahaya ilmu-pengetahuan

menembusi semua pintu gerbang badanmaka dapatlah dikatakan bahwa

sattvalah yang bertambah berkuasa

apabila kecerdasan kita disinari cahaya ilmu-pengetahuan, maka alat pancaindria kita menjadi aktif bekerja. Ini disebut sattvika

yang berkuasa.

(12) lobhah pravrittir arambhah

karmanam asamnah spritha

rajasy etani jayate

vivriddhe bharatashabha

artinya :serakah giat dalam berusaha

kegelisahan dan hawa nafsu merajalelaapabila rajas tambah berkuasa

wahai banteng diantara keturunan Barata

(13) aprakaso 'pravittis cha

356

Page 357: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

pramado moha eva cha

tamasya etani jayate

vivriddhe kurunandana

artinya :kegelapan, kelesuan, ketololandan kekacauan timbul apabila

tamas yang bertambah berkuasawahai kesayangn diantara Kuru

bila seseorang pikirannya gelap, perasaannya mati, maka ia tidak lagi bisa mengetahui perbedaan antara yang baik dan

buruk, antara kebajikan dan kebatilan dan sebagainya.Inilah dinamakan tamasa

(14) yada sattve pravriddhe tu

pralayan: yati dehabhrit

tado 'ttamavidham lokan

amalan pratipadyate

artinya :apabila sattva berkuasa dikala

penghuni-badan bertemu dengan kematianmaka ia mencapai dunia suci

tempat mereka, para yang mengetahui

dunia suci tempat mereka yang mengetahui adalah dunia kebajikkan dimana hidup orang-orang arif bijaksana dan

berbudipekerti luhur

(15) rajasi pralayam gatva

karmasangishu jayate

tatha pralinas tamasi

mudhayonishu jayate

artinya :apabila ketika mati dikuasai oleh rajas

ia lahir diantara mereka yang terikat kerja

357

Page 358: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

apabila ketika mati dikuasai oleh tamasia lahir dalam kandungan mereka yang dungu

(16) karmanah sukritasya 'huh

sattvikam nirmalam phalam

rajasas tu phalam dunkham

ajnanan tamasah phalam

artinya :hasil perbuatan sattvika dikatakan

kebajikan yang suci nirmalasedangkan hasil dari rajasa adalah duka

dan hasil dari tamasa adalah ketidaktahuan

(17) sattvat samjayate jnanam

rajaso lobha eva cha

pramadamohau tamaso

artinya :dari sattva timbul kebajikkandari rajas timbul kerakusan

dari tamas timbul kemalasanjuga kekacauan dan ketololan

demikianlah pengaruh triguna (sattva, rajas dan tamas) yang membawa akibat psykologis kepada kita sebagai diurauikan

dalam sloka-sloka diatas.

(18) urdhvam gachchhanti sattvastha

madhye tishthanti vrittisha

jaghanyaguna vrittisha

adho gachchhanti tamasah

artinya :mereka yang berdiam dalam sattva

pergi ketingkat yang lebih muliayang berdiam dalam rajas tinggal ditengah

yang dalam tamas, sifat terendah, terus kebawah

358

Page 359: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(19) na 'nyam gunebhyah kartaram

yada drashta 'nupasyati

gunebhyas cha param vetti

madbhavam so 'dhigachchhati

artinya :bila yang mengetahui melihat tiada

asal sifat selain daripadagunadan mengetahui yang lebih tinggi daripadanyamaka dialah yang mencapai sifat keadaan-Ku

(20) gunan etan atitya trin

dehi deha samudbhavan

janma mrityu jara duhkair

vimuktho 'mritam asnute

artinya :bila penghuni-badan sadar mengetahui

ketiga sifat yang terlahir dari badanmaka ia terbebas dari kelahiran, kematian

usia tua dan duka lalu mencapai hidup abadi

triguna berasal dari badan kita ini dan segala sifat beserta modifikasinya terlahir daripasanya. Jiwa yang sadar dan

mengetahui hal ini akan terbebas dari lingkaran dan kematian, mencapai miksha, hidup kekal-abadi bersama Brahman.

(21) arjuna uvacha:

kair lingais trin gunan etan

atito bhavanti prabho

kimacharah katham chai 'tams

trin gunan ativartate

artinya :Arjuna bertanya:

Apakah ciri-cirinya, wahai prabuOrang yang mengatasi kerja guna ini?

359

Page 360: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Bagaimana pula tingkah lakuDan caranya melampaui ketiga guna ini ?

Walaupun arjuna sesungguhnya telah mendengar penjelasan-penjelasan mengenai topik-topik yang tidak jauh berbeda degan

pertanyaan yang dimajukannya dalam sloka ini, namun demi untuk keperluan pembicaraan falsafah tentang triguman maka

perlu kiranya diungkapkanlebih mendalam lagi.

(22.) sribhagavan uvacha:

prakasam cha pravrittim cha

moham eva cha pandava

na dveshti sampravrittani

na nivrittani kankshati

artinya :Sri bagawan menjawab:

Dia wahai Pandawa, yang tidak membenciKegermelapan, kegiatan dan ketoloaln

Demikian juga tidak merindukanApabila mereka tidak ada lagi

Orang yang memiliki ilmu-pengetahuan yang sejati akan membenci atau merindukan akibat yang ditimbulkan oleh

triguna, sebab ia telah memilki keseimbangan jiwa.

(23) udasinavad sino

gunair yo na vichalyate

guna vartanta ity eva

yo 'vatishthati ne 'ngate

artinya :dia yang duduk bagaikan orang netral

tiada terganggu oleh guna inimenghindari diri, tiada giyah karena

mengetahui yang berbuat hanyalah guna

ia mengetahui triguna ini memberikan effek kebadan jasmani ini, karena itu ia menghindarkan jiwanya dari pengaruh-pengaruh

triguna ini.

360

Page 361: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(24) samaduhkhaskhah svasthah

samaloshtaasmakanchanah

tulyapriyapriyo dhiras

tulyanindatmasamstutih

artinya :dia yang memandang suka dan duka samaberdiri sendiri memandang segumpal bumimeninggalkan semua kegiatan berusaha

dialah disebut berada diatas (ketiga) guna

(25) mam cha yo 'nyabhivharena

tulyo mitraripakshayoh

sarvarambha parityagi

gunatitah sa uchayate

artinya :

sama pada kecemaran dan kehormatansama pula terhadap semua kegiatan berusaha

meninggalkan semua kegiatan berusahadialah disebut berada diatas guna

(26) mam cha yo 'vyabhicharena

bhaktiyogena sevata

sa gunan samatitya 'tan

bhrahmabhuyaya kalpate

artinya :dia yang mengabdi kepada-Kusujud dengan kebaktian yoganaik keatas melampaui guna

ialah wajar masuk dalam Brahman

yang dimaksudkan 'wajar dalam Brahman' adalah wajar untuk mencapai kelepasan. Ia adalah seorang jivamukta, seorang

bhaktiman

361

Page 362: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

(27) brahmano hi pratishtha 'him

amritasya 'vyayasya cha

sasvatasya cha dharmasya

sukhasyai 'kantikasya cha

artinya :sebab Aku adalah sesungguhnya

fondasi Brahman Yang Kekal AbadiYang Tak-Termusnahkan, Hukum DharmaYang langgeng dan Restu Yang Tertinggi

Krisna sebagai personifikasi Brahman, dalam dunia manusia disebut fondasi atau tempat Brahman, dalam dunia manusia disebut fondasi atau tempat Brahman untuk memuja supaya

mengenal hukum kehidupan kebajikkan dan memperoleh restu yang tertinggi yang tidak mengenal kematian.

Demikian bab ini membahas pokok persoalan tentang teori triguna dimana tidak seorang manusiapun bisa terhindar dari

pengaruhnya yang menyebabkan adanya siklus kalhiran, kematian usia tua dan kesengsaraan.

Demikian pula bab ini membahas bagaimana seseorang harus mencapai emansipasi spiritual mengatasi ketiga pengaruh guna

dalam dunia ini.

Ity trimad bhagavadgitasupanihatsuBrahmavidyayamm yogasastre srikrishnarjuna

Samvade

Gunatrayavibhagayogo nama chaturdso'dhyayah

maka berakhirlah bab kelimabelas Upanishad Bhagavadgita

Mengenai ilmu-pengetahuan Yang Maha EsaKitab suci yoga dan dialog antar Sri Krisna dan Arjuna

Yang berjudulGUNATRAYAVIBHAGAYOGA

362

Page 363: Bhagavad gita

Bhagavadgitha Bebel

Asatomaa Sad Gamayam

Tamaso Maa Jyotir Gamayam

Mrityor Maa Amritham Gamayam

Loka Samasta Sukino Bawantu

Dikutip dari: www.parisada-hindu.org.

Pebruari,2011

363