berjudul: “Pengaruh - sinta.unud.ac.id II.pdf · pebedaan pembahasan, penelitian sebelumnya...
-
Upload
nguyentruc -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of berjudul: “Pengaruh - sinta.unud.ac.id II.pdf · pebedaan pembahasan, penelitian sebelumnya...
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya oleh Indarsih (2015) dalam penelitiannya yang
berjudul: “Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru dan Kepercayaan Dalam
Kinerja Individual” mengemukakan bahwa penerapan teknologi sistem informasi
dalam suatu organisasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja
karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem
informasi baru dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja
individual. Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian keuangan
yang bekerja di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan metode
convenience sampling, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
37 responden. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, data
yang terkumpul dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama, teknologi sistem informasi baru
berpengaruh terhadap kinerja individual yang ditunjukkan dengan nilai thitung (2,285)
lebih besar dari pada ttabel (2,035) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 <=
0,05. Sehingga H1 dalam penelitian ini terdukung secara statistik. Hasil analisis
hipotesis yang kedua, kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru
berpengaruh terhadap kinerja individual yang ditunjukkan dengan nilai thitung (6,752)
lebih besar dari pada ttabel (2,035) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 <=
11
12
0,05. Sehingga H2 dalam penelitian ini terdukung secara statistik. Persamaan dalam
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama tentang sistem
informasi terbaru terhadap kinerja individual dan waktu penelitian, sedangkan
perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode analisis
data yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis data
regresi linier berganda sedangkan penelitian ini menggunakan teknik analisis data
deskriptif dan kualitatif.
Fahmiswari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul: “Pengaruh Kinerja
Individual Karyawan Terhadap Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi”,
mengemukakan bahwa kinerja individual karyawan sangat berhubungan erat dengan
tingkat pendidikan seseorang, program pelatihan yang pernah diterima, pengalaman
kerja yang pernah dilakukan dan insentif yang diberikan perusahaan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini akan langsung menjadi sampel dalam penelitian ini
yang berjumlah sebanyak 78 karyawan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
kuesioner. Hasil analisis regresi linear berganda diperoleh Adjusted R2=0,428,
Sig.F=0,000 dapat dilihat bahwa model summary besarnya Adjusted R2 adalah 0,428
berarti variabel efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi dapat dijelaskan
oleh variabel tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja dan insentif sebesar
42,8 persen, sedangkan sisanya sebesar 57,2 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang berupa variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Hasil Penelitian
menunjukkan tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja dan insentif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan sistem informasi
13
akuntansi pada kantor cabang PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Terbuka). di
Provinsi Bali, wilayah Bali Selatan. Berdasarkan telaah penelitian diatas terdapat
pebedaan pembahasan, penelitian sebelumnya membahas tentang pengaruh kinerja
individual karyawan, sedangkan pembahasan ini membahas tentang kajian perubahan
penerapan sistem informasi terbaru dan pada teknik analisis data penelitian
sebelumnya menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sedangkan
penelitian sekarang menggunakan teknik analisis data deskriptif dan kualitatif.
Memiliki waktu penelitian yang berbeda, penelitian sebelumnya dilaksanakan pada
tahun 2013, sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015.
Silviana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul: “Hubungan Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Survey pada 9 Kota di Provinsi Jawa Barat)” mengemukakan bahwa penerapan
sistem informasi akuntansi berhubungan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah pada pemerintah kota di Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bahwa laporan keuangan dihasilkan dari suatu proses yang didasarkan
pada input yang baik, proses yang baik, dan output yang baik. Ketiga aspek tersebut
haruslah terpadu dan berkesinambungan sebagai pondasi sistem pelaporan keuangan
yang baik. Berdasarkan jawaban responden dari entitas yang diteliti, variabel
penerapan sistem informasi akuntansi memberikan kontribusi sebesar 47,10 persen
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kontribusi sebesar 47,10
persen menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat menjelaskan kualitas
laporan keuangan sebesar 47,10 persensedangkan sisanya sebesar 52,90 persen
14
disebabkan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh sistem
informasi akuntansi merupakan sistem terintegrasi dalam menghasilkan laporan
keuangan, walaupun terdapat faktor-faktor yang masih kurang optimal diantaranya
kompetensi sumber daya manusia yang berlatarbelakang pendidikan akuntansi juga
masih minim di bagian keuangan maupun di Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Berdasarkan telaah penelitian diatas terdapat pebedaan pembahasan,
penelitian sebelumnya membahas tentang hubungan penerapan sistem informasi
akuntansi sedangkan pembahasan ini membahas tentang kajian perubahan penerapan
sistem informasi terbaru dan pada teknik analisis data penelitian sebelumnya
menggunakan metode analisis korelasional spearman, sedangkan penelitian sekarang
menggunakan teknik analisis data deskriptif dan kualitatif.
2.2.Deskripsi Konsep
Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.2.1. Tinjauan Tentang Perubahan
Perubahan menurut Atkinson (1987) dan Brooten (1978) dalam Nurhidayah
(2003) merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu. Menurut Harigopal (2006), Perubahan juga bisa
berarti ketidakpuasan terhadap keyakinan lama kemudian percaya kepada yang baru.
Perubahan adalah pergerakan dari situasi sekarang ke masa depan, dari keadaan yang
dikenal ke keadaan yang relatif tidak dikenal.
15
Menurut Wibowo (2006), Perubahan itu sendiri adalah membuat sesuatu
menjadi berbeda, perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu
organisasi menuju pada keadaan yang diinginkan dimasa depan. Perubahan sering
terjadi dengan sendirinya, bahkan sering terjadi tanpa kita sadari bahwa perubahan
tersebut sedang berlangsung.
Perubahan dalam pengelolaan yang meliputi:
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan,
mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu telah ditetapkan.
2. Komunikasi
Komunikasi dalam sebuah organisasi ini merupakan salah satu bentuk tindakan
atau perilaku manajerial yang sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Tanpa
komunikasi organisasi tidak akan berjalan, komunikasi ini sebagai pertunjukan
atau pesan dan penafsiran pesan diantara unit–unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu.
3. Hubungan internal dan eksternal organisasi
Tidak ada organisasi yang bisa mencapai sempurna mampu mengumpulkan
secara internal semua sumber yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya,
Tetapi juga bisa secara eksternal. Strategi eksternal ini merupakan usaha yang
16
dimaksudkan untuk benar–benar mengubah lingkungan tersebut. Jadi hubungan
internal dan ekternal dalam organisasi ini saling berkaitan.
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya, serta ketidakpuasan terhadap keyakinan lama kemudian
percaya kepada yang baru menuju pada keadaan yang diinginkan dimasa depan.
2.2.2. Tinjauan Tentang Penerapan
Menurut Mulyasa (dalam Suwarno, 2009:28), “Implementasi (penerapan)
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis, sehingga memberi dampak baik perubahan pengetahuan,
ketrampilan maupun nilai dan sikap”.
Menurut Yusuf (2010:1),“Implementasi (penerapan) bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan”. Implementasi
sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan dalam suatu tindakan
praktis akan menjadi aktual melalui proses pembelajaran (Suwarno, 2009:29).
Menurut Susilo (2007:174) (dalam Imam Mawardi,2009:1), “Implementasi
(penerapan) merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap”.
17
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
(implementasi) merupakan aktivitas untuk menjalankan suatu program berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2.2.3. Tinjauan Tentang Sistem Informasi
1). Pengertian Sistem
Menurut Kristanto (2007:1), Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Fathansyah (2002:9)
menyatakan, sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional (dengan satuan fungsi / tugas khusus) yang saling berhubungan
dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses / pekerjaan
tertentu. Sedangkan menurut Kristanto (2007:1), sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2). Pengertian Informasi
Menurut Andri Kristanto (2007:7), Informasi juga berarti kumpulan data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Witarto (2004:9) menyatakan, informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat
sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada
yang menerimanya. Informasi dapat juga dikatakan sebagai data yang telah diproses,
yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan.
18
Berdasarkan pemaparan dari beberapa pakar para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan informasi adalah data yang telah diproses kemudian diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna, digunakan untuk mengambil keputusan.
3). Pengertian Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto (2005:11), Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasasi,
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu alat yang membantu dalam
menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan bagi manajemen didalam operasi perusahaan sehari-hari dan informasi
yang layak untuk pihak luar perusahaan. Di dalam suatu organisasi, informasi
merupakan sesuatu yang penting di dalam mendukung proses pengambilan keputusan
oleh pihak manajemen. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
Berdasarkan definisi di atas, terdapat beberapa kata kunci, yaitu:
1. Berbasis komputer: perancang harus memahami pengetahuan komputer dan
pemprosesan informasi.
2. Sistem manusia dan mesin: ada interaksi antara manusia sebagai pengelola dan
mesin sebagai alat untuk memproses informasi. Ada proses manual yang harus
dilakukan manusia dan ada proses yang terotomasi oleh mesin.
19
3. Sistem basis data terintegrasi: adanya penggunaan basis data secara bersama-sama
(sharing) dalam sebuah database management system.
4. Mendukung operasi: Informasi yang diolah dan di hasilkan digunakan untuk
mendukung operasi organisasi.
Karakter dalam sistem informasi bisa terbagi ke dalam 4 bagian, yaitu:
1. Sistem informasi memiliki komponen berupa subsistem yang merupakan elemen-
elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya
bagian input, proses, output. Contoh input adalah salesman memasukan data
penjualan bulan ini, maka disana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan
input dengan menggunakan hardware keyboard dan menggunakan interface
sebuah aplikasi laporan penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi
tersebut.
2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang ditentukan dari awal
pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut sehingga
sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan dicapai
dengan menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah informasi dianggap
berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut.
4. Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup
sistemm informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal ini urut
dipertimbangkan pada saat perencanaan sistem informasi.
20
Seperti disebut di atas, sistem informasi memiliki komponen input, proses,
output. Tanpa ketiga komponen itu sistem informasi tidak dapat berjalan dengan baik.
1. Input : sekumpulan data yang akan kita olah menjadi sebuah informasi yang
nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.
2. Proses : suatu kegiatan dimana kita mengolah seluruh data yang ada untuk
menghasilkan suatu informasi.
3. Output : informasi-informasi yang dapat dengan mudah diperoleh, dimengerti dan
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain itu, terdapat juga komponen fisik pada Sistem Informasi, yaitu:
1. Perangkat keras komputer: CPU, storage, perangkat input/output, terminal untuk
interaksi, media komunikasi data.
2. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi), perangkat
lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi
akuntansi).
3. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
4. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem.
5. Personil: yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi
keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem.
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem
yang sudah ada. Sistem yang sudah lama perlu diperbaiki atau bahkan diganti, dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu :
21
1. Kesalahan yang tidak sengaja, yang menyebabkan kebenaran data kurang
terjamin.
2. Tidak efisiensinya operasi pengolahan data tersebut.
3. Adanya instruksi-instruksi atau kebijaksanaan yang baru baik dari pemimpin atau
dari luar organisasi seperti peraturan pemerintah.
Dengan sistem informasi masyarakat jadi lebih mudah untuk memperoleh
informasi dengan cepat. Perkembangan sistem informasi pun dari tahun ke tahun
berkembang semakin cepat, dengan didukung oleh perkembangan teknologi,
terutama internet. Internet mungkin media yang lebih efisien dan praktis dari pada
media yang lainnya seperti koran, karena di internet orang dapat dengan mudah
mencari, merubah ataupun menambahkan informasi yang belum jelas kebenarannya.
Berbagai bidang dapat di olah melalui sistem informasi, contohnya, sistem informasi
manajemen, sistem informasi akuntansi, sistem informasi perbankan, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Menurut Sutarman (2009:13), Sistem Informasi adalah suatu sistem
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi
untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas
input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi). Sistem Informasi memproses
input dan menghasilkan output yang dikirim kepada pengguna atau sistem yang
lainnya. Mekanisme timbal balik yang mengontrol operasi pun bisa dimasukkan.
Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi beroperasi di dalam sebuah
22
lingkungan. Dalam mempelajari sistem informasi, perlu diketahui mengenai
perbedaan data, informasi, dan pengetahuan.
2.2.4. Tinjauan Tentang Sistem Informasi MYOH
MYOH Technology (untuk seterusnya disebut MYOH) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan aplikasi sistem informasi
manajemen perhotelan. Beroperasi dan go public pada tahun 2000, MYOH adalah
perusahaan Information System pertama di Indonesia yang menempatkan sahamnya
di lantai bursa efek nasional. Dalam industri software hotel, MYOH merupakan
perusahaan lokal dan menjadi pionir pengembang sistem manajemen hotel baik di
dalam negeri maupun luar negeri. Mengawali usaha pada tahun 1988 dengan nama
PT.Daccom Anugerah Mulia (terafiliasi menjadi MYOH) dengan produk awal yang
dihasilkan adalah ParHIS (Paradise Hotel Information System). ParHIS adalah
program aplikasi hotel yang menggunakan platform DOS sebagai sistem operasinya.
Pada dekade tahun 1990, perusahaan mengembangkan usahanya dengan
menciptakan produk sejenis untuk platform windows yang dikenal dengan nama
MYOH Hotel Enterprise. Produk tersebut mendapat sambutan pasar yang cukup baik
karena memiliki fitur-fitur lengkap dengan kualitas yang handal. Segmentasi MYOH
Hotel Enterprise adalah hotel menengah ke atas karena memiliki modul-modul
pendukung yang lengkap yang tentunya sangat diperlukan oleh hotel yang
menginginkan integrasi antar departemen secara menyeluruh mulai dari Front Office,
Back Office, Point of Sale, PABX dan Key-Lock. Melihat kebutuhan akan sistem
aplikasi hotel untuk skala kecil dan menengah yang semakin berkembang pesat, maka
23
perusahaan membuat produk bernama INFOS (Instant Front Office System) yang
merupakan varian dari produk MYOH Hotel Enterprise.
Sistem informasi di Hotel Inna Bali Denpasar yang pertama kali digunakan
disebut “MYOH” yang mempunyai jaringan yang terhubung antara jaringan satu dan
yang lainnya. Sistem informasi ini berasal dari kantor pusat dan sejak tahun 1994
sistem informasi ini digunakan. Sistem ini berfungsi sebagai program untuk
memanage data Front Office, Restaurant, Housekeeping, dan Back Office didalam
perhotelan. Semua sistem yang ada pada bagian Front Office, manajemen, dan
sebagainya, dikendalikan dan di pantau di satu komputer server yang terletak di
bagian EDP (Electronic Data Processing) yang dikendalikan oleh seorang IT, dimana
sistem MYOH ini menggunakan jaringan LAN (Local Area Network). Sistem yang
ada sudah melakukan pengaksesan tersendiri. Jika salah satu komputer mengalami
gangguan, sistem dapat langsung di perbaiki dari komputer server tanpa harus datang
ke department tersebut, karena jarak dari satu department ke department lain cukup
jauh, tetapi apabila terjadi kerusakan seperti konsleting, kabel putus, kerusakan
keyboard, dan sebagainya baru ditangani langsung oleh bagian Information
Technology ke department yang mengalami kerusakan (Yahya Fathir, 2014).
2.2.5. Tinjauan Tentang Sistem Informasi Power Pro
Informasi adalah darah dari management, agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan yang dapat membuahkan keputusan-keputusan yang
bersifat strategis. Untuk mendapatkan keputusan strategis dibutuhkan informasi yang
tepat, cepat, dan dipercaya. Perkembangan teknologi Software Hotel dan Restaurant
24
yang berhubungan dengan sistem transaksi pemesanan hingga pembayaran yang pada
akhirnya tersusun dalam suatu laporan transaksi yang terstruktur. Sekitar 10 tahun
telah berkonsentrasi membuat produk-produk Power Pro dalam bidang jasa Hotel dan
Restaurant. Power Pro Hotel Sistem dalam versi windows adalah pengembangan dari
beberapa versi sebelumnya yang telah disempurnakan sesuai dengan kebutuhan
informasi dari dunia perhotelan dan perkembangan teknologi. Ketakutan dalam
penerapan sistem informasi berbasis windows adalah lambatnya sistem kerja karena
harus dilakukan dengan alat bantu mouse dan keyboard. Pada Front Office
Department langsung login ke Power Pro Hotel Sistem, sedangkan pada Food and
Beverage Department digunakan sistem informasi Power Pro Point Of Sales (MyPos)
dan Power Pro My Manager (MyMgr). Kedua aplikasi software ini memiliki
perbedaan fungsi masing-masing, tetapi saling berhubungan dalam pelaksanaannya
yaitu MyPos adalah aplikasi operasional dan MyMgr adalah aplikasi untuk setup
awal dan report. Jadi MyPos di install di operasional dan MyMgr di install di Office.
Power Pro Point Of Sales adalah salah satu software yang telah menggunakan
teknologi touch screen dalam melakukan proses transaksi pada Front Line.
Pada bulan Maret 2014 sistem informasi di hotel Inna Bali mengalami
perubahan dari sistem informasi MYOH ke sistem informasi Power Pro. Di lihat dari
sisi kontrol sistem informasi Power Pro lebih bagus dari MYOH. Topologi jaringan
menggunakan model star topologi standar yang bisa menghubungkan dari server
pusat ke server-server lainnya. Sistem informasi Power Pro ini bisa diperbaiki lewat
jaringan internet dan berjalan di windows server 2003. Database sistem informasi
25
Power Pro ini menggunakan database firebeat. Sistem Informasi Power Pro ini
dikelola oleh PT.Infotek Jaya Makmur (Yahya Fathir, 2014).
2.2.6. Tinjauan Tentang Persepsi
Notoadmojo (2003:133), menyebutkan bahwa persepsi biasanya juga
diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
Menurut Sunaryo (2004:94), persepsi dapat diartikan sebagai proses
diterimanya rangsang melalui pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga
individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati,
baik yang ada di luar maupun dalam diri individu.
Menurut Philip Kotler (1993:219), Persepsi adalah proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat
diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif.
Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah karakteristik orang
yang dipersepsi dan faktor situasional. Proses pembentukan persepsi diawali dengan
masuknya sumber melalui suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia,
diterima oleh indera manusia (sensory receptor) sebagai bentuk sensation. Sejumlah
besar sensation yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan
diterima. Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu,
motivasi, dan sikap. Sensation yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap
kedua itu merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari
26
tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih teratur
dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat merupakan tahap
penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan kepribadian. Apabila
proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir berupa persepsi.
Menurut Adler & Rodman (2009), di dalam proses individu dituntut untuk
memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif atau negatif,
senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan
terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk bertindak secara
tertentu di dalam situasi yang tertentu pula. Indikator persepsi ada tiga:
1. Seleksi (selection)
Seleksi adalah tindakan memperhatikan rangsangan tertentu dalam lingkungan.
2. Organisasi (organization)
Setelah menyeleksi informasi dari lingkungan, kita mengorganisasikannya
dengan merangkai sehingga menjadi bermakna.
3. Interpretasi (interpretation)
Interpretasi adalah proses subjektif dari menjelaskan persepsi ke dalam cara yang
kita mengerti.
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu
proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang
dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari tentang keadaan
27
lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada disekitarnya maupun
tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.
2.2.7. Tinjauan Tentang Hotel
Pitana dan Diarta (2009:67-68), menyebutkan bahwa usaha perhotelan
meliputi kegiatan penyediaan kamar menginap, pelayanan makanan dan minuman,
pelayanan binatu atau pencucian pakaian dan fasilitas akomodasi dan lainnya yang
diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel tersebut. Hotel diklasifikasikan
berdasarkan bintang menjadi lima kategori yaitu hotel bintang satu sampai bintang
lima. Selain hotel bintang terdapat hotel melati yang dahulu disebut losmen.
Menurut Sulastiyono (2011:5), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola
oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya perjanjian khusus.
Pengertian Hotel menurut Darminto dan Suryo (2002:11) adalah penginapan
yang diwajibkan memenuhi aturan yang berlaku dalam menawarkan penginapan,
makanan dan perlindungan atas barang bawaan pada tamunya. Secara fisik, hotel
adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang digunakan oleh
tamu untuk beberapa saat serta menyediakan jasa serta fasilitas yang dibutuhkan oleh
tamunya.
Berdasarkan definisi para ahli diatas menyimpulkan bahwa hotel adalah
sebagai suatu usaha jasa yang merupakan sarana pendukung kegiatan pariwisata,
28
pengelolaannya dilakukan secara professional dan didukung oleh tenaga kerja yang
memiliki keterampilan baik dalam bidang perhotelan.
Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau
sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000). Berdasarkan hal tersebut, dapat
dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:
1. City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang
bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel
disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis
yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel
tersebut.
2. Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian
kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di
daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin
tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi
dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
3. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai
(beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
29
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi
mereka yang ingin berekreasi.
4. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang
menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya
dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan
sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan
dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel
ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
Segi Jumlah Kamar Hotel
Menurut Tarmoezi (Tarmoezi,2000:3), dari banyaknya kamar yang disediakan,
hotel dapat dibedakan menjadi :
1. Small Hotel
Jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.
2. Medium Hotel
Jumlah kamar yang disediakan antara 28- 299 kamar.
3. Large Hotel
Jumlah kamar yang disediakan sebanyak lebih dari 300 kamar.
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Kelas:
1. Hotel Bintang Satu (*)
1) Jumlah kamar standar minimum 20 kamar.
2) Kamar mandi di dalam.
30
3) Luas kamar standar minimum 20 m2.
2. Hotel Bintang Dua (**)
1) Jumlah kamar standar minimum 25 kamar.
2) Kamar suite minimum 1 kamar.
3) Kamar mandi di dalam.
4) Luas kamar standar minimum 22 m2.
5) Luas kamar suite minimum 44 m2.
3. Hotel Bintang Tiga (***)
1) Jumlah kamar standar minimum 50 kamar.
2) Kamar suite minimum 2 kamar.
3) Kamar mandi di dalam.
4) Luas kamar standar minimum 24 m2.
5) Luas kamar suite minimum 48 m2.
4. Hotel Bintang Empat (****)
1) Jumlah kamar standar minimum 100 kamar.
2) Kamar suite minimum 3 kamar.
3) Kamar mandi di dalam.
4) Luas kamar standar minimum 24 m2.
5) Luas kamar suite minimum 48 m2.
5. Hotel Bintang Lima (*****)
1) Jumlah kamar standar minimum 300 kamar.
2) Kamar suite minimum 4 kamar.
31
3) Kamar mandi di dalam.
4) Luas kamar standar minimum 26 m2.
5) Luas kamar suite minimum 52 m2.
2.2.8. Tinjauan Tentang Front Office
Front Office berasal dari bahasa Inggris “Front” yang artinya depan, dan
“Office” berarti kantor. Jadi Front Office adalah Kantor Depan dan fungsi utama dari
bagian kantor depan hotel adalah menjual (dalam arti menyewakan) kamar kepada
para tamu. Dalam konteks pengertian hotel, kantor depan merupakaan sebuah
department di hotel yang letaknya dibagian depan. Tepatnya tidak begitu jauh dari
pintu depan hotel atau lobby. Area ini merupakan tempat yang paling sibuk di hotel.
Dengan lokasi dibagian depan maka Front Office termasuk departement yang paling
mudah dicari dan dilihat oleh tamu (Bagyono,2006:21). Untuk menyebut Front
Office, sebagian hotel menggunakan istilah yang lain yaitu Guest Service Area (area
pelayan tamu). Oleh karena itu kepala departementnya disebut Guest Service
Manager. Sedangkan petugasnya disebut Guest Service Agent. Sedangkan kata front
liner adalah sebutan untuk petugas kantor depan yang langsung berhubungan dengan
tamu (direct guest contact), seperti: reception, cashier, guest relation officer,
doorman dan bellboy (Bagyono, 2006:21).
Menurut Sulastiyono (2011:63-186), Peranan dan fungsi utama dari bagian
kantor depan hotel adalah menjual (dalam arti menyewakan) kamar kepada para
tamu. Oleh karena fungsinya itu, maka lokasi atau letak kantor depan hotel
seharusnya berada di tempat yang mudah dilihat atau diketahui oleh tamu.
32
Menurut Tarmoezi (2000:18), Kantor depan merupakan department yang
bertanggung jawab atas penjualan kamar hotel berdasarkan cara yang sistematik
melalui reservasi hingga penyerahan kamar kepada tamu hotel dan memberikan
pelayanan informasi kepada para tamu hotel selama mereka berada dan menginap
dihotel.
Berdasarkan definisi para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
Front Office merupakankantor depan dan fungsi utama dari bagian kantor depan yaitu
menjual (dalam arti menyewakan) kamar hotel kepada tamu.
2.2.9. Tinjauan Tentang Food and Beverage
Menurut Agusnawar (Operasional Tata Graha Hotel, 2002:15), food and
beverage adalah department yang bertugas menyediakan dan menyajikan makanan
dan minuman di hotel, yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan makanan
dan minuman, dan prosedur serta peralatan yang benar. Dengan demikian dapat
menjamin kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan tamu. Sekalipun
melakukan fungsi menjual makanan dan minuman, tetapi dibalik itu semuanya
terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat komplek. Kegiatan itu adalah melaksanakan
usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatan-
kegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum direstoran hotel,
melakukan pembelian bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-
bahan makanan dan minuman, melakukan pengolahan, penyajian makanan dan
minuman serta penghitungan produk.
33
Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and
beverage department yaitu bagian yang bertugas mengolah, memproduksi dan
menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan tamu hotel, baik dalam kamar,
restoran/coffee-shop, banquet (resepsi pertemuan), makanan karyawan, dan
sebagainya.
Menurut Soekresno dan Pendit (1998:4), menyebutkan bahwa food and
beverage department adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab
terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman serta kebutuhan lain yang
terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel tersebut dan
dikelola secara komersial serta professional. Berdasarkan definisi para ahli diatas
menyimpulkan bahwa Food and Beverage department adalah bagian dari hotel yang
bertugas menyediakan dan menyajikan makanan dan minuman di hotel.