BEP Matematika

13
COST, PROFIT, AND VOLUME ANALYSIS 1. Titik Impas (Break Even Point) Menurut Sugiri (1999), analisis biaya, volume, dan laba (cost,profit, and volume analysis) dapat digunakan, antara lain untuk menentukan titik impas. Oleh karena dapat digunakan untuk menetukan titik impas, analisis ini sering disebut sebagai analisis titik impas. Sebenarnya, sebutan analisis titik impas sudah tentu kurang tepat karena titik impas hanya merupakan titik awal (starting point) untuk analisis selanjutnya. Impas merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi usaha, pada saat perusahaan tidak memperoleh laba, tetapi tidak menderita rugi. Dengan kata lain, impas terjadi pada saat jumlah penghasilan perusahaan sama besarnya dengan jumlah biaya perusahaan. Berdasarkan hasil analisis impas, perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk maupun persatuan mata uang) agar perusahaan tidak menderita rugi (Halim, 2000). Pada dasarnya, perhitungan titik impas (BEP) dimaksudkan untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa, perusahaan tidak mendapat laba atau rugi. Informasi ini akan mendorong manajer untuk selalu berusaha meningkatkan penjualan di atas titik BEP dan 1

Transcript of BEP Matematika

Page 1: BEP Matematika

COST, PROFIT, AND VOLUME ANALYSIS

1. Titik Impas (Break Even Point)

Menurut Sugiri (1999), analisis biaya, volume, dan laba (cost,profit, and

volume analysis) dapat digunakan, antara lain untuk menentukan titik impas. Oleh

karena dapat digunakan untuk menetukan titik impas, analisis ini sering disebut

sebagai analisis titik impas. Sebenarnya, sebutan analisis titik impas sudah tentu

kurang tepat karena titik impas hanya merupakan titik awal (starting point) untuk

analisis selanjutnya.

Impas merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi

usaha, pada saat perusahaan tidak memperoleh laba, tetapi tidak menderita rugi.

Dengan kata lain, impas terjadi pada saat jumlah penghasilan perusahaan sama

besarnya dengan jumlah biaya perusahaan. Berdasarkan hasil analisis impas,

perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimum (dalam unit produk

maupun persatuan mata uang) agar perusahaan tidak menderita rugi (Halim, 2000).

Pada dasarnya, perhitungan titik impas (BEP) dimaksudkan untuk mengetahui

pada tingkat penjualan berapa, perusahaan tidak mendapat laba atau rugi. Informasi

ini akan mendorong manajer untuk selalu berusaha meningkatkan penjualan di atas

titik BEP dan sedapat mungkin berusaha menghindarkan perusahaan dari tingkat

penjualan di bawah titik BEP (Hariadi,2002).

Halim (2000) menyebutkan kembali bahwa penentuan impas dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu dengan teknik aljabar, grafik, dan teknik perhitungan Laba-

Rugi.

a. Teknik aljabar

Berdasarkan teknik ini, titik impas dapat ditentukan dengan persamaan

aljabar sebagai berikut.

Penghasilan Total = Biaya Total

atau

Penghasilan Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total

1

Page 2: BEP Matematika

Jika,

Harga jual per unit produk = p

Unit produk yang dijual/yang diproduksi = X

Biaya Tetap Total = a

Biaya Variabel setiap unit produk = b

maka persamaan impas di atas dapat diubah sebagai berikut:

pX = a + b.X

atau secara aljabar, persamaan tersebut dapat dioperasikan menjadi:

pX = atau X =

b. Teknik grafik

Berdasarkan cara ini, titik impas ditentukan peda titik pertemuan antara

grafik penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang antara sumbu

tegak (menyatakan penjualan atau biaya dalam satuan uang) dan sumbu datar

(menyatakan volume penjualan atau produksi dalam unit). Sebelum mebuat

grafik, terlebih dahulu harus dibuat perhitungan penghasilan total dan biaya total

pada berbagai tingkat volume kegiatan (penjualan atau produksi) dalam jarak

kapasitas (jarak relevan) tertentu. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

berikut.

Rp

D

C

A B

0 V1 V2 V3 Volume/tahun

2

Biaya

Page 3: BEP Matematika

Biaya variabel per unit dan pendapatan per unit dapat berubah dengan

berubahnya kapasitas produksi atau volume penjualan. Gambar 1. di atas

menjelaskan bahwa perusahaan beroperasi dalam lingkup kapasitas awal, di mana

BEP terjadi pada titik A. Perusahaan mulai mendapat untung, apabila volume

penjualan sudah melebihi V1 unit. Keuntungan akan meningkat searah dengan

meningkatnya volume penjualan. Bilamana volume penjualan sudah mencapai

V2 unit, perusahaan perlu menambah fasilitas baru yang memerlukan investasi

tambahan sebesar BC. Akibatnya, pada volume penjualan di atas V2 biaya tetap

menjadi lebih besar. Perusahaan baru memperoleh laba (keuntungan) apabila

volume penjualan telah mencapai V3.

c. Teknik perhitungan Laba-Rugi

Berdasarkan cara ini, impas dapat ditentukan dengan cara membuat

perhitungan laba-rugi untuk berbagai tingkat volume kegiatan dengan cara coba-

coba. Dari hasil perhitungan laba-rugi coba-coba, akan dapat ditemukan pada

tingkat volume (berapa unit) titik impas dapat dicapai.

Perhitungan titik impas sebenarnya dapat dicari menggunakan satu pendekatan

lagi selain tiga pendekatan yang telah dikekumakan sebelumnya, yaitu dengan

pendekatan marjin kontribusi. Marjin Kontribusi adalah besarnya hasil penjualan

dikurangi dengan biaya variabel, ini digunakan untuk menutup biaya tetap. Titik

impas dapat ditentukan dengan melakukan pembagian antara biaya tetap total dengan

margin kontribusi tiap unit.

2. Laba Diinginkan Perusahaan

Bila perusahaan menginginkan laba sebesar u, maka perhitungan BEP menjadi

sebagai berikut.

a. Pendekatan persamaan

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + u

b. Pendekatan marjin kontribusi

Penjualan =

3

Page 4: BEP Matematika

3. Anggapan yang Mendasari Break Even Point

Analisis break even point di perlukan dalam mendukung kegiatan manajemen

dengan data-data biaya dan pendapatan dari suatu perusahaan, sehingga dapat di

gunakan manajemen untuk:

1) perencanaan laba,

2) merumuskan kebijakan-kebijakan, dan

3) pengambilan keputusan.

Analisis break even point dilakukan agar dalam menjalankan usahanya tidak

mengalami kerugian. Analisis impas didasarkan pada asumsi-asumsi. Jika salah satu

asumsi berubah, maka akan mempengaruhi titik impas dan pada gilirannya

perubahan tersebut akan mempengaruhi laba perusahaan.

Asumsi yang mendasari analisis impas adalah sebagai berikut.

1) Harga jual per unit tidak berubah- berubah pada berbagai volume penjualan.

2) Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang secara relatif konstan.

3) Biaya dapat di pisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

jumlahnya tidak berubah dalam jarak kapasitas tertentu, sedangkan biaya

variabel berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan

perusahaan.

4) Jumlah perubahan persediaan awal dan persediaan akhir tidak berarti.

5) Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, komposisi produk

yang di jual dianggap tidak berubah.

Hubungan antara biaya, volume dan laba terhadap perubahan faktor – faktor

yang mempengaruhi laba terdiri atas :

1) Perubahan harga jual per unit.

2) Perubahan volume penjualan.

3) Perubahan biaya variabel per unit.

4) Perubahan total biaya tetap.

4

Page 5: BEP Matematika

4. Titik Impas per Unit

Salah satu bentuk analisis hubungan biaya, volume dan laba adalah analisis

impas. Berdasarkan hasil analisis impas, perusahaan dapat mengetahui jumlah

penjualan minimum (dalam unit produk maupun stuan uang) agar perusahaan tidak

merugi. Untuk perhitungan titik impas per unit dapat menggunakan rumus:

BEP (unit) = Total Biaya Tetap Harga jual per unit produk – biaya variabel per unit

Contoh:Jika, Harga jual per unit produk = Rp 50.000,00

Biaya variabel per unit produk = Rp. 20.500,00

Total biaya tetap per tahun = Rp. 150.350.00

Maka perhitungan impas adalah:

Impas dalam unit = Rp. 150.350,00

Rp. 50.000 – Rp 20.500

= 5 unit

Berdasarkan hasil perhitungan contoh tersebut di atas dapat diketahui bahwa agar

perusahaan tidak menderita rugi, perusahaan harus menjual produk minimal 5 unit.

5. Grafik Biaya, Volume, dan Laba

Hubungan biaya-volume-laba dapat juga dianalisis dengan grafik dua sumbu.

Sumbu vertikal menunjukan variabel dependen (biaya dan penjualan dalam rupiah)

dan sumbu horisontal menunjukan variabel independen (penjualan dalam unit).

Langkah-langkah untuk menyiapkan grafik biaya-volume-laba, yaitu:

1. Buatlah garis (grafik) sejajar dengan sumbu horisontal untuk menunjukan biaya

tetap total.

2. Pilihlah volume penjualan tertentu diatas nol dan berilah titik yang menunjukan

biaya total (tetap plus variabel) pada tingkat penjualan tertentu. Setelah itu titik

diplot, buatlah garis lurus melalui titik menuju titik perpotonngan antara garis

biaya tetap total dan sumbu vertikal. Garis yang dibuat ini adalah garis biaya

total.

5

Page 6: BEP Matematika

3. Pilihlah volume penjualan tertentu diatas nol dan berilah titik yang menunjukan

penjualan dalam rupiah pada volume tertentu. Buatlah garis lurus melalui titik ini

sampai titik asal (titik nol). Garis yang dibuat adalah garis penjualan total.

Berikut ini adalah contoh Grafik Biaya-Volume-Laba PT Gajah Jinak

Intepretasi dari grafik diatas adalah adalah Laba atau rugi pada setiap tingkat

penjualan tertentu diukur dengan jarak vertikal antara garis penjualan total dan garis

biaya total (variabel plus tetap). Titik impas berada pada titik perpotongan antara

garis penjualan total dan garis biaya total.

6. Grafik Laba

Pada saat manajemen hanya berminat pada dampak perubahan volume

penjualan atas laba, dan kurang tertarik pada hubungan antara pendapatan dan biaya,

garfik laba kerap dipakai sebagai pengganti grafik biaya-volume-laba. Grafik laba

hanya menggambarkan laba dan rugi serta menghilangkan garis-garis biaya dan

pendapatan. Garis laba dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Mencari kerugian atas penjualan sebesar nol. Kerugian ini adalah besarnya biaya

tetap, yang lalu dipatok pada sumbu vertikal.

2. Mencari laba atau kerugian pada volume penjualan lainnya.

3. Setelah kedua titik tersebut diidentifikasikan, lalu ditarik garis diantara kedua

garis tersebut. Berikut ini adalah contoh Grafik Laba PT Istana Dewa.

6

Page 7: BEP Matematika

Grafik Laba yang sederhana ini dipakai secara luas untuk membuat

perbandingan-perbandingan dari proyek-proyek yang bersaing. Namun metode ini

mempunyai kelemahan bahwa grafik laba tidak memperhatikan biaya-biaya

bervariasi dengan perubahan-perubahan volume penjualan.

7. Pengertian analisis biaya, kuantita dan laba.

Analisis biaya, kuantita dan laba adalah sebuah tehnik atau alat yang

digunakan untuk mempelajari hubungan antara volume, biaya total, pendapatan total

dan laba. Analisis ini sangat berguna terutama untuk perencanaan, misalnya

perencanaan laba dalam tahun anggaran tertentu. Analisis biaya, kuantita dan laba

dapat digunakan, antara lain untuk menentukan titik impas. Oleh karena dapat di

gunakan sebagai titik impas, analisis ini sering di sebut juga analisis titik impas.

Walaupun sebenarnya sebutan titik impas ini kurang tepat karena hanya merupakan

7

Page 8: BEP Matematika

titik awal untuk analisis selanjutnya, dimana analisis selanjutnya yaitu analisis

sensifitas yang merupakan analisis perubahan elemen – elemen dari pada titik impas.

8. Perubahan elemen titik impas

Pada analisis biaya kuantita, dan laba, khususnya pada saat starting point

terdapat elemen – elemen titik impas yang biasanya mengalami perubahan. Dimana

perubahan pada elemen titik impas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Perubahan harga jual.

Menaikkan harga jual adalah salah satu keputusan yang mungkin dilakukan

oleh seorang manajer. Jika alternatif ini akan ditempuh maka harus dipertimbangkan

penolakan konsumen terhadap kenaikkan harga jual tersebut yang akan

mengakibatkan penurunan permintaan produk. analisis biaya, volume laba dapat

membantu manajer untuk menentukan seberapa besarnya volume penjualan dapat

turun tetapi masih bisa menutup biaya tetap total.

b. Perubahan biaya variabel

Perusahaan tidak selalu dapat menaikkan hargajual. Kemampuan pesaing

dalam pasar dapat mencegah keputusan menaikkan harga jual tersebut. Jadi, untuk

mempertahankan atau menaikkan target laba, manajer harus mengurangi biaya,

bukannya menaikkan harga jual. Biaya dapat dikurangi dengan menggunakan lebih

sedikit bahan – bahan yang mahal atau memodifikasi proses pembuatan produk untuk

mengurangi biaya tenaga kerja langsung, dua kemungkinan itu dapat mengurangi

biaya variabel per unit.

c. Perubahan biaya tetap

Biaya tetap dapat saja berubah dari tahun anggaran satu ke tahun anggaran

berikutnya. Seringkali manajemen mempertimbangkan kenaikkan biaya tetap dengan

mengharapkan kenaikkan volume penjualan. Kenaikkan biaya tetap. Misalnya adalh

kenaikkan biaya iklan, kenaikkan biaya pelatiha pramuniaga, dan kenaikkan biaya

perjalanan para pramuniaga. Inilah kenaikkan biaya tetap yang di harapkan dapat

menaikkan volume penjualan.

8

Page 9: BEP Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul dan Bambang Supomo. 2000. Akuntansi Manajemen. BPFE, Yogyakarta.

Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen: Suatu Sudut Pandang. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Matz, Adolph and Milton F. Usry. 1983. Cost Accounting Planning and Control. South-Western Publishing Co. Ohio.

Sugiri, Slamet. 1999. Akuntansi Manajemen. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

9