BELAJAR PEMBELAJARAN
Click here to load reader
Transcript of BELAJAR PEMBELAJARAN
1
BELAJAR PEMBELAJARAN
Di Susun Untuk Tugas
Oleh :
NAMA : Irfan Sidiq
NPM : 41132191110337
PROGRAM STUDI : Belajar Pembelajaran
FAKULTAS/JURUSAN : FKIP/PENJASKESREK
KELAS : 3.F
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI
(UNISMA)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
rahmatnya serta karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
belajar pembelajaran.
Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada bapak selaku dosen mata kuliah belajar pembelajaran. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis pada
khususnya.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 2
D. Perumusan Masalah .................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .............................. 4
B. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 5
C. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif ... 5
D. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ............................... 7
E. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 8
F. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD ........................ 9
G. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD ........................ 11
4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu masalah yang krusial yang sedang dihadapi
oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia seperti masalah kuantitas,
masalah efektivitas, masalah efesiensi, dan masalah relevansi. Pada hakekatnya
yang disebut pendidikan adalah pengaruh, bimbingan, arahan dari orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri, dan memiliki
kepribadian yang utuh dan matang (Depdiknas, 2003). Pendidikan bukanlah
sekadar pengajaran. Makin dasar jenjang sekolah, maka makin besar peran
pendidikan. Pendidikan menanamkan hasrat ingin tahu, eksploratif, berpikir
kreatif, bukan sekedar memori salah dan benar (Idris, 2007).
Pendidikan dasar menentukan mutu SDM bangsa secara keseluruhan.
Penanaman nilai-nilai harus dimulai sejak pendidikan dasar, bukan sebagai materi
pengajaran yang kaku, tapi sebagai falsafah pendidikan nasional itu sendiri.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah yang
dihadapi dunia pendidikan, seperti peningkatan kualifikasi guru, perubahan dan
perbaikan kurikulum, serta pengadaan sarana dan prasarana.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, pendidikan jasmani merupakan
mata pelajaran yang wajib diberikan secara formal. Pendidikan jasmani
merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan yang
diselenggarakan di setiap lembaga pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan yang dalam pelaksanaannya memakai aktivitas jasmani sebagai
wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman tersebut anak tumbuh
dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan.
6
Seorang Guru Olahraga atau guru Penjasorkes di sekolah mempunyai
tugas yang sangat berat yaitu mendidik siswa agar menjadi anak yang berbudi
luhur, sekaligus melatih gerak dasar olahraga untuk itu seorang guru olahraga
harus mempunyai nilai-nilai positif dalam kepribadian dan berkarakter yang
baik.
Nilai-nilai positif dan karakter guru olahraga yang sesuai dengan tupoksi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Disiplin
2. Semangat
3. Keberanian
4. Profesional
5. Tanggung Jawab
6. Kejujuran
7. Kebersamaan
8. Komitmen
9. Keteladanan
10. Kreatifitas
Demikian sepuluh nilai-nilai positif dan karakter yang harus dimiliki guru
olahraga dalam menjalankan profesi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
(Tupoksi) sebagai pendidik sekaligus pelatih.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan
masalah berikut :
1. Bagaimana menciptakan pendidikan yang baik di Indonesia ?
2. Apa model pembelajaran yang tepat untuk guru penjaskesrek ?
C. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak permasalahan yang dapat penulis identifikasikan sebagai
mana termaktub di atas, penulis membatasi pembahasan masalah agar tidak terlalu
7
luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan pembuatan makalah ini, maka
dengan ini penyusun membatasi masalah pada ruang lingkup model pembelajaran
koperatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalah
dalam makalah ini untuk menjawab rumusan masalah berikut :
Bagaimana mendidik peserta didik dengan model pembelajaran koperatif ?
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Davidson dan Warsham (dalam Isjoni, 2011: 28), “Pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan
menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan
keterampilan sosial yang bermuatan akademik”.
Slavin (dalam Isjoni, 2011: 15) menyatakan bahwa “pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam model
pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab
atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka.
Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005) Pembelajaran Koperatif
adalah usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan
serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama., model pembelajaran
adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang
untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model
pembelajaran kooperatif.
9
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan
kelompok yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang
efektif.
B. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Widyantini (2006: 4)
adalah “hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima
berbagai keragaman dari temannya serta pengembangan keterampilan sosial”.
Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2010: 57) menyatakan bahwa tujuan
pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Louisell dan Descamps (dalam Trianto, 2010: 57) juga menambahkan, karena
siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat dapat memperbaiki
hubungan diantara para siswa dari latar belakang etnis dan kemampuan,
mengembangkan keterampilan-keterampilan proses dan pemecahan masalah.
Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan
partisipasi siswa, memfasilitasi siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya.
C. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
10
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing
individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis,
saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan
kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan
diri sendiri maupun teman lain.
11
D. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
Tabel II.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan semua
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi
peserta didik belajar
2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi
kepada peserta didik dengan
jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan peserta didik
ke dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada
peserta didik bagaimana
caranya membentuk
kelompok belajar agar
melakukan transisi secara
efisien
4. Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
12
Fase Tingkah Laku Guru
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-
masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara
untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
E. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang
cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran
kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan
catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah
yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
13
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD
mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan
presentasi Verbal atau teks.
F. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan
lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif.
Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah
maksimal 4 – 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat
pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa
dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan
aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok
dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran
dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa
mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes
berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan.
14
Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa
telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara
menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab
atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas
jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan
dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk
melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah,
mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para
siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan
jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama
dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 – 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa
yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan
presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual.
Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai
perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena
skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata
kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi
kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat
dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
15
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi
sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok
agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
G. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan
kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok
tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe
STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal.
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher
center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut
B. Saran
1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan
keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat
perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep
yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau
pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan
dikembangkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
-. Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta:
Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
-. Vengeance Elnico. 2012. Model pembelajaran kooperatif.
http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/09/model-pembelajaran-
kooperatif/ diakses tanggal 1 januari 2013
-. Zaifbio. 2012. Model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement
divisions stad. http://zaifbio.wordpress.com/2012/10/01/model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-student-teams-achievement-divisions-stad/ dikutip tanggan 1
januari 2013