BCE-01 K3 DPS 2012
-
Upload
putu-didik -
Category
Documents
-
view
88 -
download
3
description
Transcript of BCE-01 K3 DPS 2012
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI
(BCE-01)
Ir. Drs. Burhamtoro, MT
Pelatihan Pelaksana Pekerjaan Gedung
BUILDING CONSTRUCTION ENGINEER
Denpasar 21-30 Mei 2012
Selintas Tentang Terjadinya
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
LANDASAN HUKUM
KONVENSI INTERNASIONAL TTG PERLINDUNGAN THD TENAGA KERJA
UU KESELAMATAN KERJA NO 1 TH 1970 TTG KESELAMATAN KERJA DLM USAHA MENCEGAH , MENGURANGI KECELAKAAN MAUPUN BAHAYA LAIN
PERMEN TENAGA KERJA N01/MEN/1980 TTG K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
KEPMEN PU 98/KPTS/1979 TTG PENGGUNAAN SURAT IJIN MENGEMUDI PERALATAN, POSTER, BUKU KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DILINGKUNGAN DEP PU
KEPMEN BERSAMA MENTERI PU & MENTERI TK NOMOR 174/MEN/1986 DAN 104/KPTS/1986 TENTANG PEDOMAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI
DSB
APA AKIBATNYA JIKA TERJADI
KECELAKAAN KERJA
MENURUN PRODUKTIVITAS PEKERJA
PRODUKSI TERHAMBAT
BANYAK WAKTU TERBUANG
APA MAKSUD KITA MELAKSANAKAN K3
AGAR PEKERJA & SETIAP ORANG YANG BERADA DITEMPAT KERJA BERADA DALAM KEADAAN SEHAT & SELAMAT
AGAR SUMBER PRODUKSI DAPAT DIPAKAI & DIGUNAKAN SECARA AMAN & EFISIEN
PROSES PRODUKSI DAPAT BERJALAN LANCAR TANPA HAMBATAN
@ MEMAHAMI PELAKSANAAN K3 PEKERJAAN
KONSTRUKSI
@ MAMPU MENGIDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi Bahaya Apakah Hazards atau Bahaya itu?
Bahaya adalah suatu keadaan/sistem/objek
yang bersama kondisi lainnya dalam suatu
lingkungan sistem/objeknya, akan mengarah ke
suatu kecelakaan / kerugian yang sulit dihindari.
Bahaya mempunya 2 sifat penting:
(1) Keparahan (severity, atau kerusakan), dan
(2) Kemungkinan atau kekerapan terjadinya.
Keparahan Bahaya adalah kecelakaan dalam
kemungkinan terburuk yang dapat berasal dari
bahaya yang ada dalam lingkungannya dalam
keadaannya yang paling tidak nyaman.
Kombinasi dari keparahan (severity) dan
kemungkinan (likelihood) dari terjadinya
kecelakaan sering disebut “tingkat bahaya”
atau hazard level.
Identifikasi bahaya adalah
menandai, mencatat dan
membuat daftar sistematis
setiap jenis bahaya pekerjaan
konstruksi sejak dari saat
perencanaan s/d penyerahan
SEKILAS TENTANG MANAJEMEN RISIKO KONSTRUKSI
Pekerja Buruh Konsultasi Health and Safety
representative
Identifikasi bahaya
Penilaian risiko
Pengendalian risiko
Eliminasi
Substitusi
Pengendalian
Rekayasa
Pengendalian
Administrasi
APD
Implementasi
Inspeksi
Review
KoreksiAudit
Evaluasi
Pengendalian Risiko
Alternatif Tindakan Pengendalian
• Eliminasi : Peniadaan kondisi dan tindakan berbahaya
• Substitusi : Penggantian suatu kondisi, bahan dan
tindakan yang berbahaya, dengan yang
lebih aman dan sehat
• Rekayasa : Penggunaan teknologi dan metode kerja
paling tepat untuk meminimalisir risiko
• Administratif : Penggunaan sistem dan prosedur ijin
kerja yang ketat dan terkoordinasi
• Perlindungan: Penggunaan Alat Pelindung Diri yang
tepat, agar pekerja terlindung dari paparan
bahaya dan risiko cedera/sakit akibat kerja
PENDAHULUAN
Tahapan kegiatan konstruksi :
– tahap perencanaan
– tahap pelaksanaan
– tahap pengawasan
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harusmemenuhi :
– keteknikan,
– keamanan,
– keselamatan dan kesehatan kerja,
Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK )
Masyarakat yg mempunyai kepentingan
yg berhubungan dengan usaha & pekerjaan
konstruksi, yaitu :
– Pengguna jasa
– Penyedia jasa
– Pekerja
Pekerjaan jasa konstruksi mencakup :
– layanan jasa konsultasi perencanaan
– layanan jasa pelaksanaan
– layanan jasa konsultasi pengawasan.
# Occupational Death per 100,000 workers
Comparison of
Occupational Death Rates, 2002
Indonesia ?
Angka Kecelakaan Kerja
Di Beberapa Negara
Sumber: MOM, sg
Shipbuilding and
ship-repairing
13%
General Factories
33%
Construction
54%
3 Key Industries that contribute
to Fatal Industrial Accidents 2002 - 2005
Ship
building and
Ship Repairing
13%
Construction
54%
33%
General
Factories
Country / Region Occupational Fatality Rate #
Sweden 1.2
United Kingdom 1.3
Australia 2.0
USA (2000) 2.2
EU15 Average 2.5
Japan 2.6
Singapore (2004) 4.9
Taiwan (2001) 6.9
Hong Kong SAR 8.6
Malaysia 10.8
10%
25%
50%
0% 20% 40% 60%
JATUH DARI
KETINGGIAN
TERBENTUR OLEH
BENDA JATUH
TERTIMPA, MENABRAK/
TERBENTUR BENDA
Construction
3 JENIS KECELAKAAN FATAL YANG UTAMA PADA
INDUSTRI KONSTRUKSI DI SINGAPURAPERIODE 2002 - 2005
Sumber: MOM, sg
1. Pekerjaan Persiapan
Rancangan Lay-Out
Pembersihan / Land Clearing
Sarana Jalan & Angkutan
Direksi Kit
5/20/2012
2. Pekerjaan tanah, bawah tanah, termasuk galian, timbunan dan
terowongan.
3. Pekerjaan bawah air
4. Pekerjaan pemindahan, pengangkutan, transportasi dan
pengangkatan material
5. Pekerjaan pemadatan dan pengaspalan
6. Pekerjaan pancang
7. Pekerjaan pengeboran & Grouting
8. Pekerjaan struktur bawah (Lower Construction Works)
Galian (Pekerjaan Bawah Tanah)
Galian Meluas/melebar
Galian memanjang/trowongan
Kecil dan Dalam
Pondasi
Plat / Mengapung
Pancang
Pengeboran (Boring)
5/20/2012
9. Pekerjaan konstruksi Atas (Upper Construction Works)
Pekerjaan Struktur (kolom dan balok)
Pembesian
Pasang Bekisting
Pembetonan (Cor)
Pemasangan Jendela & Atap
Pemasangan rangka baja dan lain-lainnya
10. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal (M/E)
Hydrant
Plumbing
Pemasangan AC
Pemasangan Penangkal Petir
Rangkaian Jalur Listrik (Wiring Diagram)
Pemasangan Kabel / Rangkaian Tegangan Tinggi
5/20/2012
11. Pekerjaan Penunjang (Temporary Works)
12. Pemasangan Bekisting (Form Works)
Scaffolding.
Pasang Bekisting
Pemasangan Bekisting (Form Works)
13. Pekerjaan Finishing & Pembongkaran
– Pekerjaan dinding
– Pekerjaan Finishing
– Pemasangan Kaca, Jendela dll.
– Pengecatan,
– Pekerjaan Interior.
– Pengelasan
– Pekerjaan Pembongkaran
Pembongkaran Form Work dan perancah
Pembongkaran derngan Pengelasan
Pembongkaran dan Penghancuran pekerjaan penunjang / bangunan sementara (temporary), dll
5/20/2012
14. Pengujian (Inspeksi & Testing)
15. Pekerjaan penggunaan peralatan bantu, mesin perkakas, dan mesin
pembangkit tenaga lainnya, dan lain sebagainya (dijelaskan dalam
bagian 2.2)
K3 PEKERJAAN TANAH
K3 PEKERJAAN TANAH
Tanah / lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri diatasnya. Pengetahuan mengenai sifat-2 phisik tanah, sangat berguna dalam menentukan metodapencegahan terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi
Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari : pekerjaan galian , pekerjaan timbunan & pemadatan , dan pekerjaan bawah tanah .
1.umum
K3 PEKERJAAN TANAH
2. Potensi Sumber Bahaya
a. Pekerja tertimbun longsoran
– Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis
tanah, lereng galian
– Pengaruh air : air tanah, air permukaan,
sumber air, piping dll
– Alat berat / kendaraan yang digunakan :
beban, getaranb. Pekerja tenggelam / terkena air banjir
K3 PEKERJAAN TANAH
c. Pekerja terkena sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup gas beracun
e. Pekerja menghirup debu / kotoran
f. Pekerja tertimpa alat kerja /material
g. Pekerja terjatuh kedalam galian
h. ..?
K3 PEKERJAAN TANAH
Kecelakaan pada pemerataan tanah. Operator sedang membe-lakangi korban. Korban terlindas
1. DILARANG MENGOPERASIKAN DIBAWAH
TANAH YANG MENGGANTUNG
2. POSISI UNIT DILARANG BERADA PADA SISI
LUBANG GALIAN
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Jenis tanah umumnya dibedakan seperti :– tanah lempung basah, tanah lempung kering
– tanah cadas
– tanah pasir basah , tanah pasir kering
– tanah krikil
– tanah lumpur
Sedangkan jenis tanah diberbagai daerah di Indonesia diantaranya dengan komposisi yang mempunyai kedalaman umumnya :
– lempung lembek, abu abu muda : 0 – 2 meter
– lempung lembek, abu abu kuning : 2 – 3 meter
– lempung agak keras, coklat kemerahan : 3 – 7 meter
– lempung keras, abu abu tua : 7 – 10 meter
– pasir batu : 10 – 11 meter
– pasir sedang padat : 11 – 12 meter
1.umum
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah
a. Untuk tempat kerja dibawah tanah Setiap pergantian shift kerja,
lakukan pemeriksaan.
b. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk
- mesin-mesin
- peralatan
- penyangga
- jalan keluar dll
c. Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari
d. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon )
e. Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot )
f. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi
g. Buat ventilasi udara
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Alat kerja :
– alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop, ganco dll
– alat berat seperti : doser, loader, alat bor / drill, dump truk dll
Tingkat potensi bahaya yang berbeda.-beda
Untuk hal ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik danterlatih dalam bidang K3
Pengaman dalam pekerjaan galian:
– dinding penahan , perancah dan tangga kerja
– pagar pengaman
– sirkulasi udara yang cukup
– penerangan yang cukup ,
– sarana komunikasi ,
1.umum
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Persyaratan Rencana Penggalian
a. lakukan penelitian terhadap :
- keadaan tanah
- air tanah
- jaringan utilitas dibawah tanah
( listrik, air, gas )
b. Tenaga kerja harus dilindungi dari
bahaya tertimbun tanah
c. Lampu & rambu – rambu dipasang untuk
mencegah orang terjatuh
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Saat melakukan pekerjaan yang menggunakan tenaga listrik lingkungan pekerjaan harus kering dan bersih
2. Potensi sumber bahaya
K3 PEKERJAAN TANAH
GALIAN
Dinding penahan roboh, pekerja terkubur
TANAH
BERPASIR ?
BILA TANAH LUNAK ?
K3 PEKERJAAN TANAH
SUMURAN
Ventilasi Udara
Perhatikan ventilasi udarapekerja yang bekerja diruang bawah tanah
K3 PEKERJAAN TANAH - SUMURAN
Alat Komunikasi
Perhatikan alat komunikasi pekerja didalam ruang bawah tanah
K3 PEKERJAAN TANAH - SUMURAN
Fasilitas Keselamatan Kerja
Perhatikan fasilitas keselamatan kerja dan alat pelindung diri untuk bekerja di ruang bawah tanah
PERHATIKAN KELENGKAPAN
APD
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA
PEKERJAAN SUMURAN
VENTILASI UDARA
KEBUTUHAN O2
ALAT KOMUNIKASI
IDENTIFIKASI GAS BERACUN
PEMADAM KEBAKARAN
ANTISIPASI KEADAAN DARURAT
K3
PEKERJAAN STRUKTUR
1) Pekerjaan Bekisting2) Pekerjaan Pembesian3) Pekerjaan Beton4) Pekerjaan ditempat Tinggi
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
ALAT PENTING PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
PASSENGER HOIST
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Bekisting
a. Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan
b. Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekistingyang menyebabkan tergelincir harus ditutup rapat denganpapan
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harusdirencanakan mampu menerima beban eksternal dan factor keselamatan harus diperhitungkan,
d. Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukungbekisting harus terpancang dan mempunyai daya tahan ygkuat
e. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luarbangunan yang berbentuk cerobong harus dijangkarkanuntuk menahan kekuatan angin
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
2. Pekerjaan Pembesian-1
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerjayang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untukmencegah besi beton tersebut meliuk / melengkung dan jatuh
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus ber-hatihati agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan caramengikatkan bambu atau kayu sementara
c. Memasang besi beton ditempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras naik / turun melalui besi beton yang sudah terpasang
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup denganpotongan bambu atau lainnya, baik setiap besi beton masing-2 atausecara kelompok batang besi, untuk mencegah kecelakaan fatal
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
2. Pekerjaan Pembesian-2
e. Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk mengangkat atau menurunkan sejumlah besi beton, harus menggunakan alat Bantu angkat yang terbuat dari tali kabel baja ( sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan pada saat pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas ( missal dengan memakai peluit )
f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur operasi pesawat angkat ( crane )
g. Semua pekerja yang bekerja ditempat tinggi harus dilengkapi dan menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan , helm dan alat pelindung diri lain yang diperlukan
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-2
Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut :
komando atau perintah yang jelas harus diberikan padasaat pompa bekerja : kapan harus mulai, berhentisementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi yang komunikatif, kalau perlu gunakan handy-talky
pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada tepatdiujung pipa pada saat pompa sedang bekerja
pekerja dan siapapun berdiri didekat boom concrete pump pada saat pompa bekerja
peralatan seperti : vibrator, pipa-pipa, penerangan dll, harus selalu dirawat oleh petugas yang berpengalamansebelum dan sesudah penuangan beton
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-3
b. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkatadukan beton ( concrete bucket towers ) harus dibangundan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjaminkestabilannya
c. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untukmenghindarkan terjadinya kecelakaan selama pekerjaanpersiapan dan pembangunan konstruksi beton, antara lain :
kejatuhan benda-benda atau bahan yang diangkutdengan ember,
singgungan langsung kulit terhadap semen, adukanatau kapur
d. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasukpenghubung atau sambungan dan penguat harus kuat
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-4
e. Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harusterhindar dari goncangan dan bahan kimia yang dapatmengurangi kekuatan
f. Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab ) dipasang pada dudukannya, harus digerakkan dengan hati-hati terhadap :
melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktuditekan atau direnggang
getaran sewaktu menjalankan vibrator
g. Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat, harus dilengkungkan atau ditutup
h. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untukmenjamin bekisting dan perancah dapat memikul / menahan seluruh beban sampai beton mengeras
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
3. Pekerjaan Beton-5
i. Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan konstruksi, harus dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat
j. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya paparan / singgungan langsung anatar kulit dengan semen atau adukan beton, bahan pengawet kayu dan bahan kimia lainnya
k. Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk keperluan lantai, permukaan dinding dan pekerjaan lainnya, harus dilakukan tindakan pencegahan terhadap :
– kemungkinan adanya api yang terbuka, timbulnya bunga api pada pekerjaan pengelasan
– sumber api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah terbakar yang timbul ditempat kerja dan daerah sekitarnya
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
4. Pekerjaan Shotcrete
a. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup antara lain : masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan sepatu karet
b. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja antara lain :
sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu tanpa menggunakan masker pelindung pernafasan
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
5. Pekerjaan ditempat Tinggi-1
Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas tidak melebihi 1,5 meter
c. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan
d. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-barang yang jatuh
e. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2 lain yang tidak diperlukan
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
5. Pekerjaan ditempat Tinggi-2
Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya benda-2 yang dapat menimpa orang dibawahnya
Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian atasnya untuk mencegah pergerakan
Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai kekuatan dan keamanannya
Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada petugas K-3
Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak berkepentingan masuk / berada pada area kerja
POTENSI BAHAYA
PEKERJAAN STRUKTUR
PERLINDUNGANDARI
BAHAYA JATUH
Contoh faktor-faktor yang ikut menyebabkan bahaya jatuh:– Perancah– Tangga– Atap– Permukaan kerja berketinggian
MENGENALI BAHAYA JATUH
20/05/2012
68
Sistem Pagar Pelindung
(Guardrail systems)
Sistem Jaring Penyelamat :
(Safety-net systems)
Safety deck
OK OK
OKOK
Waktu reaksi tubuh yang baik = 0,2 detik
Jarak jatuh dalam 0,2 detik = 2 m
Dalam 1 detik, tubuh anda jatuh 10 m
kebawah
Kecepatan Jatuh VS Lama Bereaksi
Dengan waktu itu anda mereaksikan tubuh anda 2 m atau
kurang di mana anda berdiri
20/05/2012
70
Bekerja di ketinggian
Menganalisis Area Kerja
Menganalisis area kerja atas bahaya jatuh:
– Mereview gambar kerja sebelum mulai kerja
– Mengantisipasi datangnya bahaya jatuh selagi
pekerjaan berjalan
– Meninjau ulang bahaya-bahaya yang ada di site
– Merencanakan lebih dulu bagi perlindungan
terhadap bahaya jatuh
– Berjalan keliling mengawasi segala potensi
bahaya
Apakah paparan bahaya yang
berlangsung ini dapat dicegah?
Hirarki Pengendalian Bahaya Jatuh
Rekayasa metode kerja dan struktur terpadu
Pelarangan terjadinya pemaparan bahaya
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), berupa
– Pencegahan jatuh (sistem menahan diri)
– Penggunaan Personal Fall Arrest (Safety harness, tali
pengikat, atau safety belt)
– Positioning Device Systems (mengikat diri)
Positioning
Device SystemsPersonal Fall
Arrest System
8 Langkah menuju Perlindungan jatuh
1. Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat
2. Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh
3. Hilangkan kebutuhan perlindungan jatuh, jika mungkin
4. Pilih jenis sistem perlindungan jatuh
5. Kembangkan prosedur penyelamatan / pemulihan
6. Lakukan inspeksi, pemeliharaan dan penyimpanan APD
7. Berikan pelatihan perlindungan jatuh
8. Lakukan monitoring program perlindungan jatuh.
Langkah 1 : Pastikan struktur permukaan lantai kerja kuat
Langkah 2: Lakukan asesemen kondisi & tindakan berbahaya jatuh
Langkah 3:
Langkah 4:
Hilangkan kebutuhan perlindungan jatuh, jika memungkinkan
Pilih jenis sistem perlindungan jatuh
Langkah 5: Kembangkan prosedur
penyelamatan / pemulihan
Langkah 6: Lakukan inspeksi, program
pemeliharaan dan penyimpan-
an peralatan pelindung diri
Langkah 7: Berikan pelatihan
perlindungan jatuh
Langkah 8:
Lakukan monitoring program perlin-dungan jatuh
Selidikilah kecelakaan atau insiden (nearmiss) yang terjadi untuk menen-tukan program yang harus direvisi
Harness Safety belt
JARING PENGAMAN
PAGAR PEMBATAS
Jenis Limbah proyek
1. Limbah cair : air kotor, minyak, bahan, pelumas dlsb.
2. Limbah padat : puing beton/sisa asbes/kayu/ kertas/plastik dll
3. Limbah Kimia : HCl, Aditive beton, HCl,
4. Limbah Gas : Emisi gas buang BBM/BBG, Zat Pelarut , dll
Penanganan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
1. Pemesanan, transportasi, penyimpanan, dan penggunaan serta
pembuangan limbah B3 harus direncanakan, dilaksanakan dan
dikontrol sesuai syarat-syarat dan standar yang ditetapkan.
2. Setiap jenis bahan B3 harus dilengkapi dengan lembar data
keselamatan bahan (MSDS), sebagai petunjuk penggunaan,
pencegahan dan penanggulangan jika terjadi pemaparan.
Kelas B3
Klas 1. Bahan Mudah Meledak
Klas 2. Bahan Gas
Klas 3. Cairan gas mudah menyala & terbakar
Klas 4. Bahan padat mudah menyala
Klas 5. Bahan Pengoksidasi & Peroksida Organik
Klas 6. Bahan Beracun
Klas 7. Bahan Radioaktif
Klas 8. Bahan Korosif
Klas 9. Bahan Berbahaya lainnya
B3 Klass 1 Bahan Mudah Meledak
(EXPLOSIVE)
1.1. Meledak Besar (massive)
(TNT, ANFO, nitroglycerine)
1.2. Bahaya Lontaran(grenades, ammunition, etc
1.3. Ledakan kecil/lontaran/kebakaran(propellant powder, fireworks)
1.4. Ledakan kecil(flares, fireworks, safety cartridges dll)
1.5. Ledakan tidak sensitif
1.6. Ledakan sangat tidak sensitif
B3 Klas 2 Gas
2.1 Gas Mudah Menyala (acetylene, hydrogen, LPG)
2.2 Gas Tak Mudah Nyala Bertekanan(udara, carbon dioxide, nitrogen)
2.3 Gas Beracun(chlorine, methyl bromide, nitric oxide)
Klas 3 Gas Cair Mudah Nyala & Mudah
Terbakar, (Petrol, kerosene dsb)
3.1. Mudah Menyala (Titik Nyala < 141°)
3.2. Mudah Terbakar (Titik Nyala 141°-200°)
3.1
COMBUSTIBLE
3.2
Klas 3 Gas Cair Mudah Nyala & Mudah
Terbakar, (Petrol, kerosene dsb)
3.1. Mudah Menyala (Titik Nyala < 141°)
3.2. Mudah Terbakar (Titik Nyala 141°-200°)
3.1
COMBUSTIBLE
3.2
Klas 4 Bahan Padat Mudah Nyala
4.1. Bahan padat mudah nyala
(Sulfur, phosphorus, picric acid)
4.2. Dapat Terbakar Spontan (charcoal (non-activated)
4.3. Berbahaya jika basah(calcium carbide)
Klas 5 Pengoksidasi & Peroksida Organik
5.1. Pengoksidasi(Chlorine, calcium hypochlorite, sodium peroxide)
5.2. Peroksida Organik(Benzoyl peroxides, methyl ethyl, ketone peroxides)
Klass 6 Bahan Beracun & Menular (Infeksius)
6.1. a. Bahan yang Beracun(cyanides, lead, arsenic)
6.1. b. Bahan Merusak(pestisida, Logam berat)
6.2. Agen/bahan menular(diagnostic specimens atau vaksin hidup)
Klas 7 Bahan Radioaktif
(Uranium, radio isotopes, plutonium)
Klas 8Bahan Korosif
(Hydrochloric acid, sodium
hypochlorite (liquid pool
chlorine), sodium hydroxide
(caustic soda)
Klas 9Bahan Berbahaya
Lainnya
(Aerosols, polyester beads)
Label B3 Klas Campuran
Label klas ini digunakan jika lebih
dari satu klas B3 sedang dibawa
dalam satu muatan dan kendarannya
memerlukan pemberian satu label
TERIMA KASIH