Baik Dan Buruk

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga dapat dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak dan relatif. Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk menurut pandangan Islam 1.2. Rumusan Masalah a. Apakah pengertian Baik dan Buruk ? b. Apakah Ukuran Baik Buruk dalam ilmu akhlak? c. Apa sajakah aliran baik dan buruk? 1.3. Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian Baik dan Buruk b. Untuk mengetahui Ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan buruk c. Untuk mengetahui aliran baik buruk d. Untuk memenuhi tugas presentasi kelompok dalam mata kuliah Akhlak

description

menjelaskan materi akhlak baik dan buruk

Transcript of Baik Dan Buruk

Page 1: Baik Dan Buruk

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga dapat dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk menurut pandangan Islam

1.2. Rumusan Masalaha. Apakah pengertian Baik dan Buruk ?b. Apakah Ukuran Baik Buruk dalam ilmu akhlak?c. Apa sajakah aliran baik dan buruk?

1.3. Tujuana. Untuk mengetahui pengertian Baik dan Burukb. Untuk mengetahui Ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan burukc. Untuk mengetahui aliran baik burukd. Untuk memenuhi tugas presentasi kelompok dalam mata kuliah Akhlak

Page 2: Baik Dan Buruk

BAB IIKajian teori tentang Perbandingan Ukuran Baik Buruk dalam Akhlak

dengan Aliran dalam Filsafat Etika

2.1 Pengertian Baik dan Buruk

Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khayr (dalam bahasa Arab) yang artinya “ yang baik”, good; best (dalam bahasa Inggris) good = that which is morally right or acceptable sedangkan kebalikan Kata baik adalah buruk, kata buruk sepadan dengan kata syarra, kobikh dalam bahasa Arab dan evil ;bad dalam bahasa Inggris . Dikatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dan kepuasan, kesenangan, persesuaian, dan seterusnya1.Bila dihubungkan dengan akhlak, yang dimaksud dengan baik (sebut: akhlaq yang baik) menurut Burhanudin Salam adalah adanya keselarasan antara prilaku manusia dan alam manusia tersebut . Sementara itu, Ahmad Amin menyatakan bahwa perilaku manusia dianggap baik atau buruk bergantung pada tujuan yang dicanangkan oleh pelaku. Kedua pengertian tersebut tampaknya lebih baik disatukan menjadi satu definisi, sebab definisi pertama lebih memperhatikan akibat dari perilaku yang dihasilkan, sementara definisi kedua lebih menitik beratkan pada tujuan terwujudnya perilaku. Dengan hanya mempertimbangkan tujuan pelaku, seseorang akan cenderung berani melakukan tindakan yang tidak selaras dengan alam dengan dalih bertujuan baik, juga adanya kesulitan mengukur kebenaran tujuan pelaku. Berdasarkan pertimbangan tersebut, barangkali dapat dirumuskan bahwa perilaku yang baik adalah prilaku yang memiliki tujuan baik dan selaras dengan alam manusia.

2.2 Ukuran Baik Buruk dalam ilmu akhlak

Ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam ilmu akhlak antara lain :1. Nurani Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kekuatan tersebut dapat mendorongnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat buruk. Jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan merasa tersiksa jika telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani. Masing – masing individu memiliki kekuatan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kekuatan ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi tentang sesuatu yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.2. Rasio Rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, yang membedakannya dengan makhluk lain. Dengan rasio yang dimiliki, manusia dapat menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk. Dengan akalnya manusia dapat menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut baik dan dilestarikan, dan begitu sebaliknya. Penilaian rasio manusia akan terus berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman – pengalaman yang mereka miliki.3. Adat Adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu menjadi salah satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku. Melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun kelompoknya akan menjadi problem dalam berinteraksi. Masing – masing kelompok atau masyarakat tertentu memiliki batasan –

Page 3: Baik Dan Buruk

batasan tersendiri tentang hal – hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain. Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka.

4. Pandangan Individu Kelompok atau masyarakat tertentu memiliki anggota kelompok atau masyarakat yang secara individual memiliki pandangan atau pemikiran yang berbeda dengan kebanyakan orang di kelompoknya. Masing–masing individu memiliki kemerdekaan untuk memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri meski harus berbeda dengan kelompok atau masyarakatnya. Masing–masing individu memiliki hak untuk menentukan mana yang dianggapnya baik untuk dilakukan dan mana yang dianggapnya buruk. Tidak mustahil apa yang semula dianggap buruk oleh masyarakat, akhirnya dianggap baik, karena terdapat seseorang yang berhasil meyakinkan kelompoknya bahwa apa yang dianggapnya buruk adalah baik.5. Norma Agama Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan. Ukuran baik dan buruk menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik dan buruk dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu. Keempat ukuran tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu. Ukuran baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya lebih dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, karena norma agama merupakan ajaran Tuhan Yang Maha Suci. Disamping itu, ajaran Tuhan lebih bersifat universal, lebih terhindar dari subyektifitas individu maupun kelompok.

2.3 aliran-aliran tentang baik dan buruk

Membicarakan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka penentuan dan karakternya baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur melalui fitrah manusia.Menurut Poedja Wijatna berhubungan dengan perkembangan pemikiran manusia dengan pandangan filsafat tentang manusia (Antropologi Metafisika) dan ini tergantung pula dari Metafisika pada umumnya.Dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :

1. Aliran Hedoisme Dalam filsafat Yunani Kuno ditemukan bahwa Hedonisme sudah muncul sekitar 433-355SM oleh Aristippos dari Kyrene, salah seorang murid Socrates. Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan adapula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya dan sesuatu itu baik apabila diri seseorang yang melakukan perbuatan

Page 4: Baik Dan Buruk

mengarah kepada tujuan .Ada golongan dan filsuf yang menyuarakan tentang aliran ini, diantaranya adalah:a. Epicurus Adalah seorang pemimpin sekolah filsafat di Athena. Sebagai seorang Aristopus ia memiliki pandangan yang luas tentang baik dan buruk.Berpendapat bahwa kebahagiaan, kelezatan ialah tujuan manusia, tidak ada kekuatan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Kelezatan akal dan rohani itu lebih penting dari kelezatan badan. Epicurus pun berpendapat bahwa sebaik-baik kelezatan yang dikehendaki ialah kelezatan “ketentraman akal”.b. Golongan Epicurus Berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak diukur dengan kelezatan dan kepedihan yang terbatas waktunya saja, tetapi wajib bagi tiap-tiap manusia melihat ke semua hidupnya.Epicurus menyebutkan 3 macam kelezatan :1. Kelezatan yang wajar dan diperlukan contoh makanan, minuman2. Kelezatan yang wajar tetapi belum diperlukan sekali. Missal kelezatan makan yang enak lebih dari pada yang biasa3. Kelezatan yang tidak wajar dan tidak diperlukan. Missal kemegahan hartabenda.Aliran hedoisme dibagi 2 :1. Egositic HedoismeDinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena dalam aliran ini mengharuskan kepada pengikutnya agar menyerahkan segala perbuatan untuk menghasilkan kelezatan yang sebesar-besarnya.2. Universalistic Hedoisme atau UtilitarianismeMenyatakan bahwa aliran ini mengharuskan agar manusia dalam hidupnya mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesame manusia dan bahkan pada sekalian makhluk yang berperasaan.2. Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )Menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Di dalam masyarakat kita jumpai adat istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap orang yang baik, dan orang yang menyalahinya adalah orang yang buruk.Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Apabila seorang dari mereka menyalahi adat istiadat itu, sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya.Pada masa sekarang, kita dapat membenarkan adat istiadat semacam itu dan bukan mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya, maka tidak tepat dijadikan ukuran baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan kita. Poedja Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat pada hakikatnya produk budaya manusia yang sifatnya nisbi dan relative. Keberadaan paham adat istiadat ini menunjukkan eksistensi dan pesan moral dalam masyarakat. Berpegang adat istiadat itu, meskipun tidak benar ada juga faedahnya, sebab ada juga orang – orang yang tidak mau melanggar adat istiadat yang baik, dan banyak pula orang – orang yang tidak mau mengikutinya adat istiadat dari lingkungannya.3. Intuition ( Humanisme )Paham intuition melihat bahwa sesuatu dianggap baik atau buruk bukan karena akibat yang ditimbulkannya, melainkan dari keberadaan sesuatu itu sendiri. Jujur, adil, berani, dianggap

Page 5: Baik Dan Buruk

baik dan kebalikannya dianggap buruk, bukan karena akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu tersebut, melainkan karena memang sifat jujur, adil dan berani itu secara dhatiyyah baik.Paham ini memiliki pendirian bahwa setiap manusia memiliki kekuatan batin untuk membedakan antara baik dan buruk, misalnya ketika seseorang mendengarkan suara musik, secara otomatis, tanpa berfikir panjang, ia dapat menilai bahwa suara musik tersebut baik atau jelek. Kekuatan tersebut disebut intuisi (laqanat). Oleh karena itu, paham ini disebut intuition (laqanat) perbedaan yang menonjol antara aliran intuition dan hedonisme terletak pada:a. Sesuatu yang baik akan tetap baik dan tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Tidak bergantung pada tujuan yang akan dicapai, juga tidak bergantung pada akibat yang dihasilkan.b. Sesuatu yang baik itu sesuatu yang pasti tidak membutuhkan alasan mengapa dianggap baik dan mengapa dianggap buruk.c. Sesuatu yang tidak menerima keraguan, adalah mustahil sesuatu yang berlawanan, baik dan buruk, suatu ketika dianggap baik dan suatu ketika dianggap buruk.

BAB IIIPEMBAHASAN

Page 6: Baik Dan Buruk

A. Perbandingan Ukuran Baik Buruk dalam Akhlak dengan Aliran dalam Filsafat Etika

Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santun. Bahkan, supaya kedengarannya lebih modern dan mendunia, perkataan akhlak kini sering diganti dengan kata moral atau etka.

Moral berasal dari Bahasa Latin yakni Mores, jamak kata mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, moral artinya ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan akhlak. Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral, jelas menunjukkan salah satu perbedaan antara moral dengan akhlak, sebab benar salah adalah penilaian di pandang dari sudut hukum yang di dalam agama Islam tidak dapat dicerai pisahkan dengan akhlak.

Etika berasal dari Bahasa Yunani yakni Ethos, yang berarti kebiasaan. Yang dimaksud adalah kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Umumnya, kata etika diartikan sebagai ilmu. Makna etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak. Di dalam Ensiklopedi Pendidikan, diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk. Kecuali mempelajari nilai-nilai, etika merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu sendiri. Sebagai cabang filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan baik atau buruk, ukuran yang dipergunakannya adalah akal pikiran. Akallah yang menentukan apakah perbuatan manusia itu baik atau buruk. Kalau moral dan etika diperbandingkan, maka moral lebih bersifat praktis, sedangkan etika bersifat teoritis. Moral bersifat lokal, sedangkan etika bersifat umum (regional).

Akhlak Islami berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat terutama dari sumber yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai dan norma agama; nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Yang menentukan baik dan buruk suatu sikap yang melahirkan perilaku atau perbuatan manusia, di dalam agama dan ajaran Islam adalah Al-Qur’an yang dijelaskan dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW. dengan sunnah beliau yang kini dapat dibaca dalam kitab-kitab hadits. Yang menentukan perbuatan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Di pandang dari sumbernya, akhlak Islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedangkan moral dan etika berlaku selama masa tertentu di suatu tempat tertentu. Konsekuensinya, akhlak Islami bersifat mutlak, sedangkan moral dan etika bersifat relatif (nisbi).

B. Implementasi Akhlak dalam Kehidupan Bersama

Page 7: Baik Dan Buruk

Butir-butir akhlak di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits bertebaran laksana gugusan bintang-bintang di langit. Selain satu butir dapat dilihat dari berbagai segi, juga mempunyai kaitan bahkan persamaan dengan taqwa. Karena itu hanya dicantumkan beberapa saja sebagai contoh, diantaranya adalah : 1. Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain : a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.

c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT. d. Qana’ah, yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah

SWT. setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).

e. Memohon ampun hanya kepada Allah SWT. f. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling

tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

g. Tawakal berserah diri kepada Allah SWT.

2. Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :

Page 8: Baik Dan Buruk

A. Akhlak terhadap Manusia, diantaranya : (1). Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW.), dianta ranya.

a. Mencintai Rasulullah SAW. secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

b. Menjadikan Rasulullah SAW. sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.

c. Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.

(2). Akhlak terhadap Orang Tua (birrul walidain), diantaranya : a. Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya. b. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang. c. Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan

kata-kata lemah lembut. d. Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaik-baiknya, dengan

mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu ridha.

e. Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.

(3). Akhlak terhadap Diri Sendiri, diantaranya : a. Memelihara kesucian diri. b. Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut

hukum dan akhlak Islam). c. Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah diri. d. Malu melakukan perbuatan jahat. e. Menjauhi dengki dan menjauhi dendam. f. Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain. g. Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.

(4). Akhlak terhadap Keluarga, diantaranya : a. Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluaraga b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak. c. Berbakti kepada bapak-ibu. d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang. e. Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silahturrahmi yang

dibina orang tua yang telah meninggal dunia.

(5). Akhlak terhadap Tetangga, diantaranya : a. Saling mengunjungi. b. Saling bantu di waktu senang, lebih-lebih tatkala susah. c. Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati. d. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.

(6). Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya : a. Memuliakan tamu.

Page 9: Baik Dan Buruk

b. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.

c. Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa. d. Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik

dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).

e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.

f. Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama. g. Mentaati putusan yang telah diambil. h. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang

diberikan seseorang atau masyarakat kepada kita. i. Menepati janji.

B. Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), diantaranya :

a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan

fauna yang sengaja diciptakan Allah SWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.

c. Sayang pada sesama makhluk.

Butir-butir di atas merupakan akhlak yang baik. Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat setan dan orang-orang tercela. Dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Akhlak baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah), yakni perbuatan baik terhadap Allah SWT., terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya.

2. Akhlak yang tercela, (Akhlaqul Madzmumah), yakni perbuatan buruk terhadap Allah SWT., perbuatan buruk dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.

Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai akhlak buruk : (1). Akhlak buruk terhadap Allah SWT. :

a. Takabbur (Al-Kibru), yaitu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah SWT. di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah SWT. yang ada padanya.

b. Musyrik (Alk-Syirk), yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT. dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.

c. Murtad (Ar-Riddah), yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.

d. Munafiq (An-Nifaaq), yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.

e. Riya’ (Ar-Riyaa’), yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena

Page 10: Baik Dan Buruk

Allah SWT. melainkan hanya ingin dipuji oleh sesama manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas.

f. Boros atau Berfoya-foya (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. Allah SWT. melarang bersikap boros, karena hal itu dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak perekonomian manusia, merusak hubungan sosial dan merusak diri sendiri.

g. Rakus atau Tamak (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u), yaitu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qanaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah SWT. karena melanggar ketentuan larangan-Nya.

(2). Akhlak buruk terhadap Manusia : a. Mudah marah (Al-Ghadhab), yaitu kondisi emosi seseorang yang

tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.

b. Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu mengingingkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.

c. Mengadu-adu (An-Namiimah), yaitu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.

d. Mengumpat (Al-Ghiibah), yaitu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.

e. Bersikap congkak (Al-Ash’aru), yaitu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun dari perkataannya.

f. Sikap kikir (Al-Bukhlu), yaitu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.

g. Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa seseorang yang mengambil hak-hak orang lain termasuk perbuatan dzalim (menganiaya).

BAB IIIPENUTUP

Page 11: Baik Dan Buruk

3.1 KESIMPULAN

Pengertian baik dan burukSesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya dan pengertian ini bersifat subjektif, karena bergantung pada individu yang menilainya.Beberapa aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :1. Baik buruk melalui Aliran Adat Istiadat2. Baik buruk melalui Aliran Hedoisme3. Baik buruk melalui Aliran Intuisisme4. Baik buruk melalui Aliran Utilitarianisme5. Baik buruk melalui Aliran Vitalisme6. Baik buruk melalui Aliran Religiosme7. Baik buruk melalui Aliran Evolusi8. Baik buruk melalui Aliran Idealisme9. Baik buruk melalui Aliran Tradisional10. Baik buruk melalui Aliran naturalisme11. Baik buruk melalui Aliran Theologis

3.2 SARAN

Page 12: Baik Dan Buruk

Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat mengerti dan memahami batasan-batasan akhlak yang baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari dan memahami pula etika pada aliran filsafat. Selain itu, penulis juga menyarankan agar selalu berpegang teguh pada ajaran islam (Al-qur’an dan As-Sunnah) dalam kehidupan sehari-hari karena didalam nya dengan jelas terdapat batasan-batasan

Page 13: Baik Dan Buruk

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abiddin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo PersadaMustofa, Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka SetiaShaltat, Mahmud. 1994. Aqidah Dan Syari’at Islam. Jakarta : Bumi AksaraAl Baqir, Muhammad. 1994. Membentuk Akhlak Mulia. Bandung. Karisma.

http://azmuharam.blogspot.com/2009/03/baik-dan-buruk-kebebasan-tanggung-jawab.html

http://www.google.com/search?hl=id&client=opera&rls=en&q=aliran+baik+buruk&lr=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=

http://azmuharam.blogspot.com/2009/03/baik-dan-buruk-kebebasan-tanggung-jawab.html

BAIK DAN BURUK

MAKALAHDiajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah“Akhlak Tasawuf”

Dosen Pembimbing :

Dr. Muhammad Salik, M. Ag.

Disusun Oleh :

1. Akhyat Hilmi (D05209053)2. M Teguh Prasetiyo (D05209038)3. Rifqi Hadiyatulloh (D05209050)

FAKULTAS TARBIYAHJURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA2010

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah bahasa dan logika dapat terselesaikan.

Page 14: Baik Dan Buruk

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanD. Metode PenyusunanBAB II PEMBAHASANA. PengertianB. Ukuran Baik dan BurukC. Aliran – Aliran Tentang Baik dan BurukBAB III PENUTUPKesimpulanDAFTAR PUSTAKA