BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/42575/5/BAB IV.pdf · Hotplate 5. Pinset 6. Pipa kapiler...
Transcript of BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/42575/5/BAB IV.pdf · Hotplate 5. Pinset 6. Pipa kapiler...
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sintesis, Laboratorium Formulasi
Sediaan Farmasi, Laboratorium Mikrobiologi serta Laboratorium Kimia Terpadu
II, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
4.2. Alat Penelitian
4.2.1. Pembuatan Serbuk Simplisia
1. Mesin penggiling
2. Ayakan berukuran 20 dan 40
3. Analytic Balance Scout Pro
4. Oven BINDER
4.2.2. Proses Fraksinasi
1. Timbangan Analytic Balance Scout Pro
2. Timbangan Analytical Balance Mettler Toledo
3. Gelas ukur
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
6. Pipet tetes
7. Batang pengaduk
8. Sudip
9. Corong Buchner
10. Cawan porselen
11. Oven binder
12. Rotary evaporator vacuum
32
4.2.3. Identifikasi Profil KLT
1. Chamber
2. Lempeng KLT
3. Cawan porselen
4. Hotplate
5. Pinset
6. Pipa kapiler 5 𝜇l
7. Sinar UV
8. Timbangan analytic balance scout pro
9. Vortex
4.2.4. Identifikasi bakteri Escherichia coli
1. Object glass
2. Bunsen
3. Kawat ose
4. Mikroskop cahaya
4.2.5. Pengujian Difusi Cakram
1. Autoklaf
2. Inkubator
3. Laminar Air Flow
4. Tabung Reaksi
5. Mikro pipet
6. Erlenmeyer
7. Cawan petri
8. Kawat ose
9. Hotplate
10. Bunsen
11. Pinset
12. Eppendorf
13. Timbangan analitik
14. Beaker glass
15. Yellow tip
33
16. Blue tip
17. Vortex
18. Cotton swab
19. Sterile blank disc
20. Jangka sorong
4.3. Bahan Penelitian
4.3.1. Bahan Uji
Tanaman uji yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu daging buah
Limonia acidissima L. yang diperoleh dari Kec. Rasanae Barat Kota Bima, NTB.
Identifikasi tanaman dilakukan di UPT Materia Medika Batu. Bakteri uji adalah
Escherichia coli diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
4.3.2. Proses Ekstraksi
1. Pelarut Etanol teknis
2. Daging buah kinca (Limonia acidissima L.)
4.3.3. Identifikasi Senyawa dengan KLT
1. Etil asetat teknis
2. N-heksan teknis
3. Asam sulfat 10%
4. Pereaksi FeCl3
5. Dragendorf
6. Anisaldehida asam sulfat
7. KOH 10%
4.3.4. Identifikasi Bakteri Escherichia coli
1. Peremajaan bakteri Escherichia coli
2. Crystal violet
3. Lugol
4. Alkohol 96%
5. Safranin
34
4.3.5. Pengujian Difusi Cakram
1. Fraksi Etanol daging buah Limonia acidissima L.
2. Nutrient agar (NA)
3. Aquadest steril
4. DMSO 1%
5. Hasil peremajaan bakteri Escherichia coli
6. Kloramfenikol 30 μg/disk
4.4. Variabel Penelitian
4.4.1. Variabel Bebas
Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu komponen senyawa
kimia dari fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. dengan konsentrasi
fraksi sebesar 10%, 15 %, dan 20 %.
4.4.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat yang
dihasilkan oleh senyawa uji.
4.5. Definisi Operasional
1) Senyawa uji pada penelitian ini adalah senyawa yang terdapat pada fraksi etanol
buah Limonia acidissima L. yang dipisahkan dengan teknik pewarnaan.
2) Diagonal zona hambat adalah zona bening yang dihasilkan oleh aktivitas
senyawa uji fraksi etanol buah Limonia acidissima L. dimana besarnya diagonal
zona bening tersebut menandakan daya hambat dari aktivitas senyawa uji fraksi
etanol buah Limonia acidissima L.
4.6. Sterilisasi Alat dan Bahan
Semua alat yang akan digunakan terlebih dahulu disterilkan melalui proses
sterilisasi yaitu dengan cara sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Alat dan bahan
yang akan disterilkan antara lain yaitu cawan petri, penjepit, erlenmeyer, spatula,
Nutrient agar (NA) dan alat serta bahan lain yang akan digunakan pada sterilisasi
di autoklaf.
35
4.6.1. Sterilisasi Kering
Sterilisasi kering mencakup cara sterilisasi dengan menggunakan api
langsung dan dengan oven pemanas.
a. Sterilisasi dengan api langsung
Sterilisasi ini dilakukan pada alat seperti jarum ose, spatel, pinset, mulut tabung
dan batang pengaduk.
b. Sterilisasi dengan oven pemanas
Oven pemanas digunakan untuk sterilisasi peralatan gelas yang tidak berskala
seperti cawan petri, pipet, penjepit serta tabung reaksi. Alat-alat yang disterilkan
dimasukkan kedalam oven setelah mencapai suhu 160ºC selama 1-2 jam
4.6.2. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah dilakukan dengan memakai autoklaf. Peralatan yang
disterilkan antara lain media pertumbuhan bakteri Escherichia coli, erlenmeyer,
gelas ukur, dan pipet tetes. Proses sterilisasi basah ini dilakukan selama 15 sampai
20 menit dengan suhu 121ºC.
4.7. Metode Penelitian
4.7.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri senyawa
dalam fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dengan metode difusi cakram secara in vitro yang
ditunjukkan dengan zona hambat serta untuk mengetahui golongan senyawa yang
terkandung pada fraksi etanol.
Dilakukan dengan menggunakan dua perlakuan yakni kelompok uji yaitu
fraksi etanol dan kelompok kontrol yaitu kloramfenikol. Dalam penelitian ini
jugadilakukan melewati beberapa tahap yaitu:
1) Penyiapan simplisia
2) Untuk menarik komponen senyawa (fraksinasi bertingkat)
3) Identifikasi kandungan kimia
4) Menggunakan metode difusi cakram dalampengujian antibakteri
36
4.7.2. Kerangka Operasional
Gambar 4.1. Skema Kerangka Operasional
4.8. Prosedur Kerja
4.8.1. Preparasi Simplisia
Sampel yang akan diteliti adalah daging buah Limonia acidissima L.
Terlebih dahulu buah dicuci dengan air hingga bersih lalu dipisahkan bagian daging
buah dari cangkangnya dan dikeringkan pada suhu 40°C dengan cara diangin-
anginkan tanpa terkena paparan sinar matahari. Kemudian, jika sudah kering daging
buah dihaluskan dengan mesin penggiling, sehingga didapatkan serbuk yang
memiliki tekstur halus. Selanjutnya diayak memakai Shieve Shaker dengan derajat
kehalusan tertentu.
Penyiapan simplisia daging buah Limonia acidissima L.
Pembuatan fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L.
Optimasi eluen
Eluasi
Identifikasi senyawa dengan KLT
Sterilisasi alat dan bahan
Preparasi media Na
Preparasi bakteri Escherichia coli
Pengujian antibakteri dengan metode difusi cakram
Kelompok uji
Pembuatan fraksi etanol daging
buah Limonia acidissima L.
dengan konsentrasi 10 %, 15 %,
20 %
Kelompok kontrol
Kontrol (+) : Kloramfenikol
(30µg/disk)
Kontrol (-) : 0,1 ml DMSO 1% +
aquadest ad 1 ml
Analisis data
37
4.8.2. Proses Fraksinasi Bahan Uji dengan Pelarut Etanol
Proses pada penelitian ini akan dilakukan dengan metode fraksinasi
bertingkat memakai 3 macam pelarut sesuai kepolarannya yakni pelarut n-heksan,
etil asetat dan etanol.
Dalam pembuatan fraksi etanol digunakan serbuk daging buah Limonia acidissima
L. sebanyak 1300 gram yang telah di fraksinasi terlebih dahulu dengan pelarut n-
heksan, etil asetat kemudian dilanjutkan dengan pelarut etanol dengan
menggunakan metode maserasi (perendaman) selama 24 jam dengan cara sebagai
berikut :
1. Masukkan residu serbuk daging buah Limonia acidissima L. yang sebelumnya
telah di fraksinasi terlebih dahulu dengan pelarut n-heksan dan etil asetat ke
dalam sebuah bejana bermulut besar.
2. Serbuk daging buah ditambahkan dengan 13000 ml (Perbandingan 1:10) etanol
direndam selama 24 jam dan disaring dengan corong buchner dan tampung
filtratnya (filtrat 1 dan residu 1).
3. Residu 1 dimaserasi kembali dengan etanol sebanyak 6500 ml (Perbandingan
1:5) direndam selama 24 jam. Saring dan tampung filtratnya (filtrat 2 dan residu
2).
4. Residu 2 dimaserasi kembali dengan etanol sebanyak 6500 ml (Perbandingan
1:5) direndam selama 24 jam. Saring dan tampung filtratnya (filtrat 3 dan residu
3).
5. Metode ini dikerjakan secara berulang sampai filtrat tidak lagi menunjukkan
adanya komponen yang tertarik dengan pelarut etanol. Pada pengujian KLT
dilakukan penotolan sebanyak 5 µl pada masing-masing filtrat untuk melihat
kepekatan dari filtrat yang didapat. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi
pembentukan noda pada plat KLT.
6. Filtrat digabungkan kemudian dipekatkan dengan Rotary evaporator vacuum
memakai suhu 40°C hingga didapatkan larutan ekstrak kental. Lalu ekstrak
kental dipindahkan ke cawan porselen. Ekstrak kental dikeringkan di oven
dengan suhu 40ºC sampai bobot konstan.
7. Setelah konstan, ekstrak disimpan dilemari pendingin sampai siap digunakan.
38
4.8.3. Pemisahan Senyawa dengan KLT
Fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. ditimbang sebanyak 0,5 g
ditambah 5 ml HCL 2N, didihkan dan tutup dengan corong berisi kapas yang telah
dibasahi dengan aquadest selama 50 menit. Setelah dingin, tambahkan ammonia
sampai basa, kemudian di ekstraksi dengan 4-5 ml n-heksan sebanyak 2x, lalu
uapkan sampai tinggal 0,5 ml. Totolkan sebanyak 10 μl pada lempeng KLT,
kemudian di eluasi dengan berbagai macam fase gerak. Eluen yang memiliki
kemampuan terbaik dalam memisahkan komponen senyawa, selanjutnya akan
dipakaiuntuk pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram (Depkes
RI, 2008).
1) Fase Diam : Silica Gel TLC 60 F254
2) Optimasi fase gerak : n-heksan : etil asetat = 2 : 8
n-heksan : etil asetat = 5 : 5
n-heksan : etil asetat = 7 : 3
n-heksan : etil asetat = 3 : 7
4.8.4. Identifikasi Komponen Senyawa
Terhadap komponen senyawa yang telah dipisahkan dengan metode KLT,
dilakukan identifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi etanol
dengan penampak noda sebagai berikut:
a. Alkaloid : dragendorff
Hasil positif alkaloid ditunjukkan dengan adanya noda berwarna jingga
b. Terpenoid : anisaldehida-asam sulfat.
Panaskan lempeng pada suhu 100°C selama 5-10 menit. Hasil positif terpenoid
di tunjukkan dengan adanya noda berwarna ungu
c. Flavonoid : uap amonia atau asam sulfat 10 %
Hasil positif flavanoid di tunjukkan dengan adanya noda berwarna kuning
intensif
d. Polifenol dan Tanin: besi (III) klorida 1%
Hasil positif polifenol di tunjukkan dengan adanya noda berwarna hitam
e. Antrakuinon: larutan kalium hidroksida 10% dalam metanol
Hasil positif antrakuinon di tunjukkan dengan adanya noda berwarna kuning,
kuning coklat, merah ungu atau hijau ungu (Harborne, 1987).
39
4.8.5. Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji
Pembuatan konsentrasi larutan uji dibuat dengan cara sebagai berikut:
1) Timbang fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. sebanyak 100 mg
larutkan dalam 0,1 ml DMSO 1%, ditambahkan aquadest steril sampai 1,0 ml.
Sehingga diperoleh larutan uji 10 %.
2) Timbang fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. sebanyak 150 mg
larutkan dalam 0,1 ml DMSO 1%, ditambahkan aquadest steril sampai 1,0 ml.
Sehingga diperoleh larutan uji 15 %.
3) Timbang fraksi etanol daging buah Limonia acidissima L. sebanyak 200 mg
larutkan dalam 0,1 ml DMSO 1%, ditambahkan aquadest steril sampai 1,0 ml.
Sehingga diperoleh larutan uji 20 %.
4.8.6. Preparasi Media
Dalam penelitian ini media yang digunakan yaitu media Nutrient Agar (NA)
dengan komposisi 5 gram peptone, 3 gram beef extract, 5 gram NaCl, 15 gram bacto
agar per liter (Mew, Borromeo, Hardy, 2001). Media Nutrient agar dibuat dengan
melarutkan bahan NA sebanyak 28 gram kedalam 1 liter aquadest. Setelah larut,
lalu dituang ke labu erlenmeyer, disumbat dengan kapas yang selanjutnya ditutup
dengan aluminium foil kemudian disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121°C. Setelah steril, media NA dituang ke dalam cawan petri (Astiani,
Afghani, & Savante, 2014).
Pada penelitian kali ini, akan dibuat media NA sebanyak 200 ml, sehingga
digunakan bahan NA sebanyak 5,6 gram (1 gram peptone, 0,6 gram beef extract,
1gram NaCl dan 3 gram bacto agar).
a. Kultur Pada Media Selektif Nutrient agar
Diambil satu ose bakteri Escherichia coli yang berasal dari biakan murni,
kemudian ditanamkan pada cawan petri yang berisi media pembenihan Nutrient
agar, lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 12-24 jam.
b. Identifikasi Bakteri Escherichia coli
- Pewarnaan Gram
Diambil 1 ose biakan yang tumbuh pada Nutrient agar miring diletakkan pada
object glass kemudiaan dilakukan fiksasi. Sediaan ditetesi larutan crystal
violet, didiamkan 1 menit, dibilas dengan air.Selanjutnya ditetesi dengan
40
larutan lugol, diamkan 1 menit. Setelah itu dibilas dengan alkohol 96% selama
5-10 detik sambil digoyang-goyangkan hingga tidak terdapat zat warna yang
mengalir diatas sediaan, lalu dibilas lagi dengan air. Kemudian ditetesi lagi
dengan larutan safranin sebagai warna pembanding, didiamkan selama 30
detik, dibilas dengan air, keringkan, lalu diamati dibawah mikroskop (Tim
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003).
4.8.7. Preparasi Bakteri
Bakteri diambil dari hasil peremajaan bakteri menggunakan jarum ose steril,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest steril. Kemudian
divortex agar suspensi bakteri Escherichia coli homogen. Untuk melihat kekeruhan
bakteri dapat dibandingkan dengan standart McFarland. McFarland adalah
penyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan larutan BaCl21% dan
H2SO4 1%. Standar kekeruhan McFarland dimaksudkan untuk menggantikan
perhitungan mikroba satuper satu secara visual mendekati konsentrasi sel dalam
suspensi dengan menggunakan skala mewakili konsentrasi tertentu dari CFU/ml
dan untuk memperkirakan kepadatan sel yang akandigunakan pada prosedur
pengujian antimikroba (Sutton, 2011). Apabila kekeruhan masih belum sama, dapat
ditambahkan aquadest steril atau bakteri Escherichia coli lagi, hingga didapatkan
kekeruhan yang sama. Dari kekeruhan yang sama dengan standar McFarland
tersebut, maka didapatkan suspensi bakteri dengantingkat kekeruhan 108 CFU/ml
(colony forming unit/mililiter) dan sesuai dengan standart McFarland. Kemudian
disiapkan 2 tabung kosong masing-masing di isi 9 ml aquadest steril (tabung 2 dan
tabung 3). Selanjutnya, di pipet 1 ml pada tabung 1 dan di masukkan pada tabung
2 kemudian di vortex hingga homogen. Hasil dari tabung 2 tersebut didapatkan
tingkat kekeruhan bakteri 107 CFU/ml. Kemudian dari tabung 2 di pipet 1 ml dan
di masukkan dalam tabung 3 lalu di vortex hingga homogen. Hasil dari tabung 3
didapatkan tingkat kekeruhan bakteri 106 CFU/ml.
41
Tabel 4.1. Standar Kekeruhan McFarland (Sutton, 2011)
Skala McFarland CFU (x108 ml) 1% BaCl2/ 1% H2SO4(ml)
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
<300
300
600
900
1200
1500
1800
2100
2400
2700
3000
0.05/9,95
0,1/9,9
0,2/9,8
0,3/9,7
0,4/9,6
0,5/9,5
0,6/9,4
0,7/9,3
0,8/9,2
0,9/9,1
1,0/9,0
Kemudian diambil dengan cotton bud steril yang telah ditiriskan terlebih dahulu
pada dinding tabung, kemudian ditanam pada media agar dengan metode streak
plate (metode cawan gores) dengan cara digoresan secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar, membentuk garis horizontal disatu cawan petri. Kemudian putar
cawan 180° dan lanjutkan goresan sampai habis. Dilanjutkan goresan dari arah yang
berlawanan dengan cara yang sama, dan diakhiri dengan memutar cotton bud pada
tepi cawan membentuk arah 180°. Goresan yang bersinambung bertujuan untuk
peremajaan ke cawan atau medium baru. Setelah itu, media dibiarkan selama 15
menit agar bakteri dapat berdifusi ke media.
4.8.8. Pengujian Difusi Cakram
Proses pengujian antibakteri untuk metode difusi cakram antara lain sebagai
berikut:
1) Disiapkan eppendorf yang telah berisi larutan uji dengan konsentrasi 10 mg/ml,
20 mg/ml dan 40 mg/ml.
2) Disiapkan disk cakram dengan diameter 5 mm sebanyak 3 buah. Totolkan
sebanyak 10 µL untuk setiap larutan uji 10%, 15%, dan 20%. Keringkan dalam
oven dengan suhu 37°C selama 20 menit. Ulangi proses tersebut hingga larutan
42
yang ditotolkan dalam disk sebanyak 50 µL. Konsentrasi pada disk untuk larutan
uji 10% yaitu 5 mg/disk, pada konsentrasi 15% yaitu 7,5 mg/disk, dan pada
konsentrasi 20% yaitu 10 mg/disk. Untuk sterilisasi disk dilakukan dengan
pemancaran sinar UV selama 1 jam.
3) Disiapkan suspensi bakteri Escherichia coli dengan tingkat kekeruhan 107
CFU/ml, yang telah dibandingkan dengan standar McFarland. Bakteri yang telah
dipreparasi diambil dengan cara mencelupkan cotton swab steril satu kali, lalu
diletakkan pada tepi tabung reaksi, kemudian cotton swab steril tersebut diputar
agar bakteri yang akan dioleskan tidak terlalu banyak. Setelah itu inokulum
diratakan ke seluruh permukaan media sebanyak 3x dengan memutar cawan
dengan sudut 60º untuk setiap pengolesan. Lalu oleskan cotton swab steril ke
sekeliling pinggiran permukaan agar. Biarkan inokulum mengering selama
beberapa menit pada suhu ruang dengan cara tertutup (WHO, 2009).
4) Media Nutrient agar yang telah dioleskan bakteri Escherichia coli dibiarkan
dahulu 2 menit agar mengering. Kontrol uji dan kontrol positif kloramfenikol 30
µg yang telah siap kemudian diletakkan pada media pembenihan dengan jarak
tiap cakram 3 cm dan dari tepi lempeng sebesar 2 cm. Disk kertas saring ditekan
lembut dengan menggunakan pinset pada permukaan lempengan sehingga
terdapat kontak yang baik antara disk lempengan agar. Jarak diatur sedemikian
rupa sehingga satu disk dengan disk lainnya berjauhan.
5) Kemudian letakkan disk cakram untuk kontrol negatif (Aquades + DMSO 1%)
diatas permukaan agar. Kontrol negatif dibuat dengan mencampurkan DMSO
1% sebanyak 100 µL dengan aquadest steril sebanyak 900 µL.
6) Selanjutnya semua media Nutrient agar yang telah diberikan disk larutan uji,
kontrol positif, dan kontrol negatif diinkubasi 24 jam dengan suhu 37°C.
7) Pengujian senyawa antibakteri dilakukan dengan pengamatan setiap 24 jam
dengan melihat adanya zona (area) jernih disekitar disk cakram. Zona (area)
hambatan yang terbentuk diukur dengan penggaris dalamsatuan millimeter (mm)
dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
43
4.9. Bagan Alur Penelitian
a) Proses Pembuatan Fraksi Etanol Daging Buah Limonia acidissima L.
Gambar 4.2. Bagan Alur Pembuatan Fraksi Etanol Daging Buah Limonia
acidissima L.
Dimaserasi kembali dengan etanol sejumlah 6500 ml
(1:5) di rendam selama 24 jam. Tampung dan saring
filtrat.
Ditimbang serbuk daging buah Limonia acidissima L. sebanyak 1300 gram
yang telah difraksinasi terlebih dahulu dengan pelarut n-heksan dan etil asetat
kemudian dilanjutkan dengan pelarut etanol dengan menggunakan metode
maserasi (perendaman) selama 24 jam.
Residu serbuk daging buah ditambahkan dengan 13000 ml
(Perbandingan 1:10) etanol direndam selama 24 jam dan disaring dengan
corong buchner dan tampung filtratnya.
Residu 1
Residu 2
Dimaserasi kembali dengan etanol sebanyak 6500 ml
dengan perbandingan 1:5 direndam selama 24 jam. Saring
dan tampung filtratnya.
Gabungan filtrat
Pekatkan seluruh filtrat dengan rotary evaporator
vacuum sampai diperoleh larutan ekstrak kental dan
dikeringkan di oven pada suhu 40°C Fraksi etanol
Proses maserasi ini dilakukan dengan metode yang sama
secara berulang sampai pada filtrat tidak lagi
menunjukkan adanya komponen yang tertarik dengan
pelarut etanol, ditandai dengan tidak ada noda yang
terbentuk pada plat KLT.
Residu 3
44
b) Proses Pengujian Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram
Gambar 4.3. Prosedur Pengujian Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram
4.10. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melakukan pengamatan
terhadap pengukuran diameter zona hambat dari daerah berwana bening dari
masing-masing komponen senyawa yang telah dipisahkan dari daging buah
Limonia acidissima L. dengan fraksi etanol.
1 2 3 KN
KP
2 cm
3 cm Sampel uji,
kontrol positif,
dan kontrol negatif
diteteskan pada
disk cakram
dengan diameter
6 mm yang telah
ditanam pada
media NA dengan
jarak tiap cakram
3 cm dan 2 cm
dari tepi cakram.
(Kurniawan,
2015).
Permukaan Nutrient agar yang telah diolesi bakteri
Eschericia coli
Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam
Diukur zona hambat
Analisis data
10% 15 % 20% 0,1 ml DMSO 1%
+ aquadest 1 ml
Kloramfenikol 30 µg/disk
Replikasi sebanyak 3x untuk tiap-tiap ekstrak yang
di uji