BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua...

26
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Komunitas Vespa Kasoos Komunitas Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa (Paguyuban Vespa Salatiga). Perpecahan terjadi karena perbedaan idealisme dalam memodifikasi Vespa. Komunitas Pavesa mempunyai aturan dalam berkendara Vespa dengan bentuk standart atau original. Original yang dimaksud dalam Pavesa adalah Vespa yang tetap berbentuk pada semestinya atau standar pembuatannya dan ketika ingin dimodifikasi biasanya komunitas Pavesa hanya menambahi aksesoris kecil seperti spion, besi pengaman bodi, jok, velek serta hanya sampai mengganti warna cat. Tetapi beberapa orang dari mereka terutama yang bergabung dalam Komunitas Kasoos ada yang tidak sepaham dan kurang suka dengan adanya aturan tersebut, kemudian mendirikan Komunitas Kasoos. 1 Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga. Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin berkumpul pada hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun Pancasila Kota Salatiga. Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004 dan didirikan oleh 31 personil pada saat itu. Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng (http://kasoos.blogspot.com/). 1 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua...

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Komunitas Vespa Kasoos

Komunitas Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa (Paguyuban

Vespa Salatiga). Perpecahan terjadi karena perbedaan idealisme dalam

memodifikasi Vespa. Komunitas Pavesa mempunyai aturan dalam

berkendara Vespa dengan bentuk standart atau original. Original yang

dimaksud dalam Pavesa adalah Vespa yang tetap berbentuk pada semestinya

atau standar pembuatannya dan ketika ingin dimodifikasi biasanya

komunitas Pavesa hanya menambahi aksesoris kecil seperti spion, besi

pengaman bodi, jok, velek serta hanya sampai mengganti warna cat. Tetapi

beberapa orang dari mereka terutama yang bergabung dalam Komunitas

Kasoos ada yang tidak sepaham dan kurang suka dengan adanya aturan

tersebut, kemudian mendirikan Komunitas Kasoos.1

Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner

Salatiga. Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin

berkumpul pada hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun

Pancasila Kota Salatiga. Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004

dan didirikan oleh 31 personil pada saat itu. Sekretariat Komunitas Kasoos

terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng

(http://kasoos.blogspot.com/).

1 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

30

Gambar 4.1. Spanduk Logo Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Kasoos memiliki Logo gambar Vespa dengan bendera Italia (tempat

dimana pertama kali vespa diproduksi) yang menjadi simbol dari revolusi

gagasan Komunitas Kasoos. Tujuan didirikannya Komunitas Kasoos adalah

untuk mempererat tali persaudaraan wadah saling bertukar pengalaman

dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim serta berbagi informasi

seputar modifikasi vespa secara ekstrim. Hal ini sama dengan yang

diutarakan dalam wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua

Komunitas Kasoos:

“Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004. Sekretariat

Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu

bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos

adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling

bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim

dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar

modifikasi vespa secara ekstrim.”2

Komunitas Kasoos cukup dikenal, karena anggotanya adalah

kalangan pencinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim

atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa. Hal ini

seperti yang diutarakan oleh Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas

Kasoos:

2 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

31

“Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi

Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa

gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga

yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat

duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai

aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas

dari jenis modifikasi vespa ekstrim.”3

4.2 Keanggotaan

Hasil wawancara yang telah penulis lakukan menghasilkan

pembagian 2 jenis anggota komunitas vespa Kasoos yang sesuai dengan

hasil wawancara meliputi:4

a. Anggota Pasif

Anggota pasif menurut penjelasan dari Bayu Budi Prasetyo, selaku

ketua Komunitas Kasoos merupakan anggota komunitas vespa

Kasoos yang terdaftar secara resmi dan mengikuti serangkaian acara

pelantikan, tetapi pada saat ini sudah tidak dapat mengikuti acara

rutin maupun acara insidental. Keikutsertaan dalam kegiatan

berkumpul sudah menurun yang disebabkan oleh pekerjaan yang

menuntut untuk keluar dari lingkungan Salatiga khususnya, ataupun

sudah tidak berdomisili di kota Salatiga dan jarang berpartisipasi

dalam serangkaian acara yang dibuat oleh komunitas vespa Kasoos

periode saat ini.

b. Anggota Aktif

Anggota aktif adalah anggota yang masih sering mengikuti dalam

semua kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas

3 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 4 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

32

vespa Kasoos. Kegiatan dalam bentuk kegiatan rutin seperti

nongkrong hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun

Pancasila Kota Salatiga, serta kegiatan yang bersifat insidental yaitu

ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara yang sering bekerjasama

dengan komunitas lain.

4.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Komunitas Kasoos

Berdasarkan gambar 4.2 struktur keanggotaan yang terjalin antar

anggotanya tidak serta merta merupakan struktur keanggotaan yang terjadi

di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis, namun dengan

tidak mengesampingkan struktur keanggotaan top-down dalam

WAKIL KETUA

SANDI HERDIAN

KETUA

BAYU BUDI

PRASETYO

SEKRETARIS

NILON

ANGGOTA

41 ORANG

33

komunitasnya, jadi sifatnya situasional. Struktur keanggotaan top-down

sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.

Meskipun pada gambar 4.2 struktur keanggotaan tergambar top-

down, namun Komunitas Kasoos memiliki struktur keanggotaan yang dalam

arti bahwa struktur dari atas ke bawah atau dari ketua kepada anggota bukan

dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian

tugas secara proporsional. Dalam komunitas Kasoos, struktur keanggotaan

dimaknai bukan sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk

taat terhadap pimpinan, lebih dari itu, Komunitas Kasoos mengedepankan

semangat kekeluargaan dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi

perkembangan keanggotaan komunitas.

4.4 Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos

Hermawan (2008: 127) menyatakan bahwa komunitas adalah

sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dari yang seharusnya

dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar

anggota komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values.

Sejalan mengenai konsep komunitas tersebut, salah satu ikatan yang

membentuk suatu komunitas ialah karena adanya identitas kolektif yang

disepakati menjadi penanda dari kelompok tersebut. Identitas menurut

Giddens (1991: 187) bukanlah seperangkat karakteristik yang kita miliki

atau kita tunjuk, tetapi lebih kepada model berpikir tentang diri kita sendiri.

Giddens menjelaskan identitas sebagai sebuah proyek. Artinya, identitas

tersebut merupakan kreasi mengenai diri sendiri yang berada dalam sebuah

34

proses berpikir yang dilatarbelakangi oleh pengalaman di masa lalu dan apa

yang kita harapkan di masa depan (Giddens, 1991: 188).

Simbol memiliki peranan penting dalam membangun interaksi

komunikasi simbolik komunitas Kasoos. Dalam tataran konsep komunikasi,

maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi dalam komunitas

Kasoos hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara anggota

komunitas Kasoos. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran pesan yang

pada dasarnya terdiri dari simbolisasi-simbolisasi tertentu kepada anggota

komunitas Kasoos dalam proses berkomunikasi.

Gambar 4.3. Acara Kumpul Komunitas Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua, wakil ketua dan satu

anggota Komunitas Kasoos, peneliti merangkum sejumlah simbol-simbol

yang sering dipergunakan dalam pola komunikasi simbolik di Komunitas

Kasoos, sebagai berikut pada tabel 4.1.

35

Tabel 4.1. Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos

No Simbol Makna Simbol Peran Simbol Konteks

Komunikasi

1 Lambang Komunitas

Logo Vespa

dengan bendera

Italia (tempat

dimana pertama

kali vespa

diproduksi)

menjadi simbol

dari revolusi

gagasan.

Penanda

komunitas Kasoos.

Simbol adalah

suatu lambang

kebersamaan

dalam

berorganisasi

yang dapat

memberi

persamaan visi

dan misi

terhadap

kumpulan

sepeda motor

jenis vespa

yang digunakan

ketika acara

bersama

komunitas lain.

2 Vespa Gembel Memodifikasi

Vespa secara

ekstrim.

Kebebasan

mengekspresikan

diri.

Pembeda

komunitas Kasoos

dengan komunitas

Vespa lainnya di

Salatiga.

Memberikan

ruang dan

ekspresi untuk

mendukung

organisasi dan

mempermudah

interaksi sesama

anggota yang

digunakan

ketika acara

kumpul rutin.

3 Minuman Keras tradisional

Jenis Ciu

Mempererat antar

anggota komunitas

Vespa Kasoos.

Membantu

anggota untuk

bersantai,

bercakap-cakap

lebih mudah dalam

bersosialiasasi.

Sebagai salah

satu cara dalam

berkomunikasi

melalui ciu

sebagai pelumas

social

mempererat

individu satu

dengan lainnya

dalam

berkomunikasi

yang digunakan

ketika acara

kumpul

bersama.

36

4 Vespa Drugs/vespa balap Kebebasan

mengekspresikan

diri.

Menunjukkan

prestasi dalam

perlombaan vespa

drugs antar

komunitas.

Memberikan

identitas pada

komunitas dan

mengangkat

kreatifitas pada

setiap level

biasanya

digunakan

ketika ada

perlombaan.

5 Kopdar (kopi darat) Kumpul rutin Merujuk pada

jadwal kumpul

rutin setiap hari

jumat malam.

Kopdar

dilakukan

dengan tujuan

memberikan

visi dan misi

yang sepaham

dalam

keanggotaan.

Hal ini

dilakukan

ketika kumpul

rutin.

6 Amunisi Minuman keras ciu Penanda bahwa

mereka

membutuhkan ciu

Penanda, kata

sandi dalam

kelompok untuk

memberikan

suatu modal

jejaring dalam

kelompok.

Digunakan

ketika hendak

minum

bersama.

7 Boged Singkatan dari

botol gede

Mengartikan

minuman keras ciu

botol gede

Penanda, kata

sandi dalam

kelompok untuk

memberikan

suatu modal

jejaring dalam

kelompok.

Digunakan

ketika acara

minum

bersama.

8 Bocil Singkatan dari

botol kecil

Mengartikan

minuman keras ciu

botol kecil.

Penanda, kata

sandi dalam

kelompok untuk

memberikan

37

suatu modal

jejaring dalam

kelompok.

Digunakan

ketika acara

minum

bersama.

9 Setengah kopling Sudah mabuk Menunjukkan

bahwa orang

sudah mabuk

Penanda, kata

sandi dalam

kelompok untuk

memberikan

suatu modal

jejaring dalam

kelompok.

Digunakan

ketika acara

minum

bersama.

10 Ndas Bagong Julukan untuk

vespa sprint

Menunjukkan

pada vespa

tertentu yang

memiliki kepala

yang besar.

Mencerminkan

keanggotaan

yang bersifat

saling

membantu dan

bekerja sama,

karena memiliki

jenis vespa

yang sama dan

mempermudah

pola jejaring di

antara mereka.

Digunakan

ketika

menunjuk pada

model vespa.

11 Minti Julukan untuk

vespa PTS

Menunjukkan

pada jenis vespa

tertentu karena

bentuknya kecil

yakni vespa PTS

Mencerminkan

keanggotaan

yang bersifat

saling

membantu dan

bekerja sama,

karena memiliki

jenis vespa

yang sama dan

mempermudah

pola jejaring di

antara mereka.

Digunakan

ketika

38

menunjuk pada

model vespa.

12 Turing Jalan-jalan dengan

tujuan berwisata

Menunjukkan

bahwa mereka

akan berwisata

mengendarai

vespa bersama-

sama untuk

melepas penat.

Suatu agenda

resmi dalam

suatu kelompok

untuk

mempengaruhi

kecintaannya

terhadap vespa

dan bersama

mengendarainya

sebagai

representasi dari

kekeluargaan.

Turing

dilakukan

ketika acara

berwisata

bersama

mengendarai

vespa.

13 Nyetep Memberikan

bantuan

Istilah dalam

menolong sesama

pengguna vespa,

jika mogok atau

kehabisan bensin.

Kegiatan untuk

mempengaruhi

kelompok

bertujuan untuk

mempererat

persaudaraan

dan berfikir

sama layaknya

keluarga.

Digunakan

ketika

menolong

sesama

pengguna vespa

yang mogok

atau kehabisan

bensin.

14 Sespan Vespa yang sudah

dimodifikasi

memiliki tempat

duduk di samping.

Untuk

memberitahukan

bahwa mereka

butuh vespa

sespan untuk

mengangkut

barang atau

penumpang.

Kegiatan untuk

mempengaruhi

kelompok

bertujuan untuk

mempererat

persaudaraan

dan berfikir

sama layaknya

keluarga.

39

Digunakan

ketika

membutuhkan

vespa sespan.

15 Ngangkat Membeli vespa Menunjukkan

bahwa ada teman

yang mau membeli

vespa

Sebagai suatu

solidaritas

dalam

berorganisasi

digunakan

ketika transaksi

jual-beli vespa

antar anggota.

16 Rolling Jalan-jalan

berkeliling

Ajakan untuk

konvoi vespa

Suatu agenda

resmi dalam

suatu kelompok

untuk

mempengaruhi

kecintaannya

terhadap vespa

dan bersama

mengendarainya

sebagai

representasi dari

kekeluargaan.

Dilakukan

ketika konvoi

vespa.

17 Satu vespa sejuta saudara Slogan komunitas

vespa saat jambore

atau mengadakan

acara

Menunjukkan

bahwa semua

pengguna vespa

adalah saudara,

dan mewajibkan

untuk saling sapa

apabila bertemu di

jalan.

Kegiatan untuk

mempengaruhi

kelompok

bertujuan untuk

mempererat

persaudaraan

dan berfikir

sama layaknya

keluarga.

Digunakan saat

jambore atau

mengadakan

acara bersama.

18 Ladies Scoot Perempuan

penggemar vespa

Merujuk pada

perempuan yang

suka vespa dan

mengendarai

vespa.

Sebagai

penanda

komunitas

dalam

berorganisasi

dan

memposisikan

semua dengan

40

sama, tanpa

memandang

status gender.

Digunakan

ketika merujuk

pada perempuan

yang suka vespa

dan

mengendarai

vespa.

19 Cuk atau Men Panggilan sesama

anggota komunitas

Panggilan yang

menunjukkan

keakraban di

antara mereka.

Penanda, kata

sandi dalam

kelompok untuk

memberikan

suatu modal

jejaring dalam

kelompok.

Digunakan

ketika

berkomunikasi

dengan sesama

anggota. Sumber: Hasil penelitian, 2015 (diolah kembali)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ciri-ciri pola

komunikasi simbolik dalam komunitas vespa Kasoos adalah:

1. Pola komunikasi bukan dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya

perintah, melainkan pembagian tugas secara proporsional.

2. Komunikasi bersifat kekeluargaan.

3. Di dalam komunikasi terjalin solidaritas yang kuat.

4.5 Pola Komunikasi Komunitas Vespa Kasoos

Menurut Roger dan Lawrence (dalam Cangara, 2004:19),

komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk

atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada

gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Sesuai dengan

41

asas kekeluargaan yang dianut dalam komunitas Kasoos, pola komunikasi

yang terjalin antar anggotanya tidak serta merta merupakan pola komunikasi

yang terjadi di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis,

namun dengan tidak mengesampingkan struktur dalam komunitasnya,

Kasoos memiliki satu pola komunikasi yang bukan dikemas dalam pesan-

pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian tugas secara

proporsional. Dalam komunitas Kasoos, komunikasi dimaknai bukan

sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk taat terhadap

pimpinan, lebih dari itu, Kasoos mengedepankan semangat kekeluargaan

dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi perkembangan keanggotaan

komunitas.

Ciri-ciri pola komunikasi pada Komunitas Vespa Kasoos tersebut

mengarah pada konsep DeVito (1997) tentang pola komunikasi yang dapat

dikatakan sebagai pola lingkaran, seperti yang tergambar berikut ini:

Gambar 4.4. Pola Komunikasi dalam Komunitas Kasoos

Dalam komunitas Kasoos, pesan merupakan hal yang terpenting

dalam berkomunikasi, pesan yang dikirimkan dari komunikator kepada

komunikan dalam komunitas Kasoos. Meskipun Komunitas Kasoos

42

merupakan sebuah organisasi yang terstruktur dengan model top-down,

namun hal itu bersifat situasional. Struktur model top-down sifatnya hanya

sebagai formalitas belaka. Pola Komunikasi di Komunitas Kasoos lebih

bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan. Hal

tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara

ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya

lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas

kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai

formalitas belaka.”5

Berdasarkan observasi peneliti, solidaritas merupakan perangkat

penting dalam pola komunikasi komunitas Kasoos. Solidaritas dalam

komunitas Kasoos sangatlah kuat, dimana didasarkan atas persamaan rasa

dan kesetiakawanan dimana tidak ada kelompok-kelompok di dalamnya. Di

dalam komunitas Kasoos semua sama, tidak ada yang dibeda-bedakan. Rasa

solidaritas terhadap sesama Scooterist Kasoos diwujudkan dalam

kesetiakawanan yang erat dalam komunitas vespa. Kesetiakawanan ini

kemudian diwujudkan para Scooterist Kasoos dengan perilaku yang selalu

peduli terhadap sesama Scooterist. Seperti yang diungkapkan Sandi

Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos:

“Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist,

karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di

komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau

ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita berhenti

untuk membantu.”6

5 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 6 Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.

43

Dalam pola komunikasi, komunitas Kasoos telah memiliki satu

patokan pola yang cukup jelas, mencirikan pola komunikasi model

lingkaran di mana peran ketua komunitas Kasoos tidak lebih hanya sebagai

figur pengumpul ide maupun gagasan. Pola komunikasi model lingkaran

yang diperkenalkan oleh DeVito (1997) merupakan ciri pola komunikasi

dari Komunitas Kasoos merupakan model yang mencirikan kesamaan hak

komunikasi semua anggotanya, walaupun ada sosok ketua, namun ia tidak

lebih dari seorang figur pengumpul ide dan gagasan anggotanya.

Kedudukan ketua dalam konteks pola komunikasi Komunitas Kasoos model

lingkaran adalah sama dengan anggota lainnya.

4.6 Analisis Interaksi Komunikasi Simbolik dalam Komunitas

Kasoos

Menurut Blumer (dalam Soeprapto, 2002) teori interaksi simbolik

merujuk pada interaksi khusus yang berlangsung antar manusia. Aktor tidak

akan beraksi begitu rupa atas tindakan orang lain, melainkan ia menafsirkan

dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain itu dengan makna tertentu.

Oleh karena itu, esensi interaksi simbolik menurut Mulyana (2002: 68)

adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi

atau pertukaran simbol yang diberi makna.

Simbol-simbol yang dibentuk oleh individual-individual dalam

komunitas Kasoos, secara tidak langsung merupakan pembentukan identitas

komunitas tersebut. Dengan demikian identitas dapat dimaknai sebagai

penanda bahwa komunitas Kasoos berbeda dengan yang lainnya. Andrianto

44

(2006: 200-201) mengidentifikasi tiga peran utama simbol dalam komunitas

bagi konstruksi identitas komunitas yaitu:

1. Sebagai sumber rujukan penampilan dan gaya sesuai yang

ditampilkan;

2. Memberi pemaknaan terhadap simbol-simbol budaya yang

dipraktekkan dalam interaksi komunitasnya;

3. Membangun kohesivitas kelompok.

Dalam proses interaksi sosial, Komunitas Kasoos secara simbolik

mengkomunikasikan arti terhadap anggotanya yang terlibat di dalamnya.

Sebuah arti dari simbol yang disepakati tentunya mempunyai makna dan

tujuan di kalangan Komunitas Kasoos. Anggota Komunitas Kasoos

menggunakan simbol-simbol tersebut dalam membangun pola komunikasi

antar anggotanya.

Berdasarkan pola Simbol yang disepakati Komunitas Kasoos

tersebut bertujuan sebagai pembeda dengan komunitas vespa lainnya yang

ada di Kota Salatiga dalam membangun pola komunikasi model lingkaran

seperti yang dipaparkan oleh DeVito (1997) yang memungkinkan semua

anggota berkomunikasi dengan yang lainnya. Hal tersebut juga dinyatakan

oleh Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos:

“Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok

vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya

juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar

anggota Kasoos itu sendiri. Komunikasi kami lebih bersifat antar

teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan.”7

7 Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas

Kasoos pada tanggal 27 April 2015.

45

Herbert Blumer mengemukakan tiga premis utama yang mendasari

teori interaksionisme simbolis (Soeprapto, 2002: 120-121), yaitu:

1. Meaning: manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-

makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka

2. Language: makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang

dilakukan dengan orang lain melalui penggunaan bahasa.

3. Thought: makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses

interaksi sosial sedang berlangsung.

Berdasarkan tiga premis utama Herbert Blumer, maka interaksi

komunikasi simbolik dalam Komunitas Kasoos dapat didasarkan menjadi:

1. Meaning

Dalam hal ini, Logo komunitas Kasoos yang bergambar

Vespa dengan bendera Italia (tempat dimana pertama kali vespa

diproduksi) menjadi simbol dari revolusi gagasan komunitas Kasoos

dalam memaknai modifikasi vespa. Komunitas Kasoos

membebaskan anggotanya untuk memodifikasi Vespa secara ekstrim

atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa.

Dalam hal ini terjadi interaksi pribadi yang erat antar anggota

komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values

(Kertajaya, 2008:127).

46

Gambar 4.5 Salah Satu Bentuk Vespa Gembel

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Komunitas Kasoos memaknai memodifikasi Vespa secara

ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel sebagai bentuk kebebasan

berekspresi dan berkreatifitas. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi

Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Komunitas Kasoos membebaskan anggotanya memodifikasi Vespa.

Anggota Komunitas Kasoos biasanya menggunakan barang-barang

bekas yang ditempelkan pada vespa misalnya tempat sampah,

spanduk, botol-botol, sapu lidi, tulisan-tulisan, bungkus makanan

dan juga barang-barang yang masih diperlukan untuk berjaga-jaga

suatu saat dibutuhkan salah satunya yaitu tali dan kawat.”8

Sandi Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos

menyatakan:

“Mungkin orang lain yang tidak paham terhadap komunitas kami

akan memandang norak, tapi bagi kami memodifikasi Vespa secara

ekstrim itu adalah bentuk kebebasan ekspresi anggota dalam

berkreasi. Jenis vespa ekstrim biasanya memiliki fokus pada bentuk

yang panjang atau lebar. Cara pengoperasian dalam mengendarai

8 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

47

vespa tersebut berbeda dengan vespa-vespa lainnya, salah satu

modifikasi yang dilakukan oleh anggota Komunitas Kasoos yaitu

dengan melakukan perubahan bentuk dan panjang sampai 6 meter

atau menggunakan sumbu dan roda lebih dari 3 sumbu dan

menggunakan roda lebih dari 6 roda, kopling dan gas dipindahkan

pada kaki sehingga pengoperasian vespa dengan aliran ini sama

dengan pengoperasian mobil. Jenis modifikasi vespa ini memerlukan

keahlian khusus pada saat mengendarai di jalan raya, karena sudah

tidak sesuai dengan bentuk pembuatan pabrik.”9

Gambar 4.6 Salah Satu Bentuk Vespa Ekstrim

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Dalam pola komunikasi simbolik Komunitas Kasoos

sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang

kepada siapa atau bagaimana memandang bentuk vespa ekstrim

tersebut. Ketika vespa ekstrim tersebut dilihat oleh di luar

komunitasnya, maka mungkin akan memaknai norak. Padahal jika di

komunitas kasoos, anggota di sana memaknai vespa ekstrim dengan

cara yang berbeda. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa

9 Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.

48

memodifikasi vespa secara ekstrim merupakan bentuk kebebasan

ekspresi anggota dalam berkreasi.

Selain itu, ada satu kegiatan dari komunitas ini yang cukup

berbeda, karena dalam membangun komunikasi selalu menggunakan

media yang mereka sebut “ciu” sebagai simbol. Bagi komunitas

Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat mereka berkumpul. Kegiatan

ini hampir setiap hari mereka lakukan di bengkel tempat para

anggota kasoos biasa berkumpul. Bagi mereka, tanpa adanya ciu

menjadikan obrolan kurang menarik dan tidak leluasa. Hal tersebut

dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing

ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar

kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan,

sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri

sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai

pelumas sosial dalam kebersamaan kami.”10

Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga

menyatakan bahwa:

“Kami mengkomsumsi ciu agar lebih terbuka dan leluasa saat

berkomunikasi . Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan

saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota

kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa

lain yang kami kunjungi di luar Kota.”11

Kegiatan minum ciu yang hampir setiap hari dilakukan di

bengkel atau di luar adalah salah satu simbol mereka yang

membedakan mereka dengan komunitas Vespa lainnya,

10

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 11

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas

Kasoos pada tanggal 27 April 2015.

49

mengkomsumsi ciu memiliki pemaknaan yang sama bagi anggota

yaitu agar lebih terbuka dan leluasa saat sedang berkomunikasi,

kegiatan minum ciu juga menimbulkan nilai solidaritas yang tinggi

antar anggota Kasoos. Dari kebiasaan-kebiasaan komunitas Kasoos

meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di bengkel,

lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan

berkomunikasi di bengkel tersebut baik dari pandangan orang-orang

dari komunitas Vespa lain, begitu juga bagi para anggota Kosoos

sendiri.

Gambar 4.7 Kegiatan Minum Ciu komunitas Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

2. Language

Dalam Komunitas Kasoos, pemaknaan muncul dari interaksi

sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul

atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna

berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa

50

(language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik. Seperti

misalnya istilah-istilah bahasa yang terdapat dalam Komunitas

Kasoos: amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong,

minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara,

ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi

Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar

anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah

kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu

vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk

membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.”12

Gambar 4.8 “Ladies Scoot” Istilah Wanita Penggemar Vespa

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Blumer (dalam Soeprapto, 2002) menegaskan tentang

pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Komunitas Kasoos

memperoleh pemaknaan dari proses negosiasi bahasa. Makna dari

kata-kata istilah dalam Komunitas Kasoos tidaklah memiliki arti

sebelum dia mengalami negosiasi di dalam Komunitas Kasoos di

12

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

51

mana simbolisasi bahasa tersebut hidup. Makna kata-kata istilah

tersebut tidak muncul secara sendiri, tidak muncul secara alamiah.

Pemaknaan simbol bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos

dari suatu bahasa pada hakikatnya terkonstruksi secara sosial.

Bahasa sebagai sistem yang sangat luas dan kata-kata adalah

simbol yang digunakan untuk menggantikan sesuatu yang lain.

Komunitas Kasoos mempunyai simbol bahasa tersendiri. Istilah

kata-kata yang digunakan anggota Komunitas Kasoos tersebut

biasanya hanya diketahui oleh anggota sendiri dalam pola

komunikasi simboliknya. Pihak komunitas lain biasanya tidak akan

mengetahui makna atau arti dari istilah bahasa tersebut.

3. Thought

Dalam Komunitas Kasoos, interaksionisme simbolik

menggambarkan proses berpikir sebagai komunikasi dengan

anggota-anggota komunitas itu sendiri. Cara bagaimana anggota

Komunitas Kasoos berpikir dan bertindak banyak ditentukan oleh

praktek bahasa di dalamnya. Di dalam Komunitas Kasoos, simbol

bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai „alat pertukaran

pesan‟ semata, tapi lebih melihat posisi bahasa lebih sebagai

seperangkat ide yang dipertukarkan kepada antar anggota di

dalamnya secara simbolik melalui kebersamaan komunitas, meski

pun berbeda dengan pola fikir dan kebiasaan umum masyarakat. Hal

tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas

Kasoos:

52

“Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat

memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma

dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan

pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul

perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang

memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat

pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum

ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.”13

Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga

menyatakan bahwa:

“Mungkin kami dianggap norak, dekil, gembel atau apalah oleh

orang lain yang melihat kami. Tapi kami enjoy saja, karena

anggapan orang lain berbeda dengan anggapan yang komunitas kami

bangun. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel

sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak

pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta

unik. Terlepas dari anggapan mereka, kami menganggap apa yang

kami lakukan adalah suatu bentuk ekspresi kebebasan dalam

berkreatifitas.”14

Gambar 4.9 Komunitas Kasoos Saat Kumpul Bersama

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Perbedaan penggunaan simbol bahasa pada akhirnya juga

menentukan perbedaan cara berpikir anggota Komunitas Kasoos

tersebut. Hal tersebut yang menjadikan cara berpikir anggota

13

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat

Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 14

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas

Kasoos pada tanggal 27 April 2015.

53

Komunitas Kasoos berbeda dengan anggota komunitas vespa lainnya

atau masyarakat pada umumnya. Simbolisasi dalam proses interaksi

tersebut tidak secara mentah-mentah dapat diterima dari oleh lain

komunitas, karena tiap komunitas pada dasarnya mencernanya

kembali dalam proses berpikir sesuai dengan preferensi komunitas

masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh interpretasi

Komunitas Kasoos dalam penafsiran simbolisasi itu sendiri.

Berdasarkan analisis interaksi komunikasi simbolik pada komunitas

Vespa Kasoos yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan

interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Kasoos pada gambar 4.11.

Gambar 4.10. Interaksi Komunikasi Simbolik Komunitas Vespa Kasoos

Berdasarkan Gambar 4.10, maka dapat dinyatakan bahwa dengan

mengamati Interaksi simbolik komunitas Vespa Kasoos dapat menunjuk

pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar anggota Komunitas

Vespa Kasoos. Proses komunikasi dalam Komunitas Vespa Kasoos terjadi

Komunitas

Vespa Kasoos

Simbol-simbol dalam

komunitas Kasoos

Pola komunikasi model

lingkaran yang berciri

kekeluargaan dan

solidaritas antar anggota

Interaksi komunikasi simbolik

pada Komunitas Vespa Kasoos:

meaning, language, thought

54

secara primer. Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan media primer, yakni simbol (Effendy, 2003:11).

Melalui simbol komunitas Vespa Kasoos, peneliti dapat memahami

interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Komunitas adalah

hasil interaksi dari individu di dalamnya dan bukan penyebab. Makna

esensial akan tercermin melalui pola komunikasi simbolik antar anggota

Komunitas Vespa Kasoos. Pemaknaan (meaning) simbol merujuk kepada

bahasa (language) simbol. Proses berpikir (tought) merujuk kepada bahasa

(language). Bahasa (language) menentukan bagaimana proses pemaknaan

(meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik

Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam

membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos.