BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua...
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Komunitas Vespa Kasoos
Komunitas Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa (Paguyuban
Vespa Salatiga). Perpecahan terjadi karena perbedaan idealisme dalam
memodifikasi Vespa. Komunitas Pavesa mempunyai aturan dalam
berkendara Vespa dengan bentuk standart atau original. Original yang
dimaksud dalam Pavesa adalah Vespa yang tetap berbentuk pada semestinya
atau standar pembuatannya dan ketika ingin dimodifikasi biasanya
komunitas Pavesa hanya menambahi aksesoris kecil seperti spion, besi
pengaman bodi, jok, velek serta hanya sampai mengganti warna cat. Tetapi
beberapa orang dari mereka terutama yang bergabung dalam Komunitas
Kasoos ada yang tidak sepaham dan kurang suka dengan adanya aturan
tersebut, kemudian mendirikan Komunitas Kasoos.1
Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner
Salatiga. Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin
berkumpul pada hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun
Pancasila Kota Salatiga. Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004
dan didirikan oleh 31 personil pada saat itu. Sekretariat Komunitas Kasoos
terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng
(http://kasoos.blogspot.com/).
1 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.
30
Gambar 4.1. Spanduk Logo Kasoos
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Kasoos memiliki Logo gambar Vespa dengan bendera Italia (tempat
dimana pertama kali vespa diproduksi) yang menjadi simbol dari revolusi
gagasan Komunitas Kasoos. Tujuan didirikannya Komunitas Kasoos adalah
untuk mempererat tali persaudaraan wadah saling bertukar pengalaman
dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim serta berbagi informasi
seputar modifikasi vespa secara ekstrim. Hal ini sama dengan yang
diutarakan dalam wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua
Komunitas Kasoos:
“Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004. Sekretariat
Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu
bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos
adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling
bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim
dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar
modifikasi vespa secara ekstrim.”2
Komunitas Kasoos cukup dikenal, karena anggotanya adalah
kalangan pencinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim
atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa. Hal ini
seperti yang diutarakan oleh Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas
Kasoos:
2 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.
31
“Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi
Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa
gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga
yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat
duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai
aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas
dari jenis modifikasi vespa ekstrim.”3
4.2 Keanggotaan
Hasil wawancara yang telah penulis lakukan menghasilkan
pembagian 2 jenis anggota komunitas vespa Kasoos yang sesuai dengan
hasil wawancara meliputi:4
a. Anggota Pasif
Anggota pasif menurut penjelasan dari Bayu Budi Prasetyo, selaku
ketua Komunitas Kasoos merupakan anggota komunitas vespa
Kasoos yang terdaftar secara resmi dan mengikuti serangkaian acara
pelantikan, tetapi pada saat ini sudah tidak dapat mengikuti acara
rutin maupun acara insidental. Keikutsertaan dalam kegiatan
berkumpul sudah menurun yang disebabkan oleh pekerjaan yang
menuntut untuk keluar dari lingkungan Salatiga khususnya, ataupun
sudah tidak berdomisili di kota Salatiga dan jarang berpartisipasi
dalam serangkaian acara yang dibuat oleh komunitas vespa Kasoos
periode saat ini.
b. Anggota Aktif
Anggota aktif adalah anggota yang masih sering mengikuti dalam
semua kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas
3 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 4 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.
32
vespa Kasoos. Kegiatan dalam bentuk kegiatan rutin seperti
nongkrong hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun
Pancasila Kota Salatiga, serta kegiatan yang bersifat insidental yaitu
ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara yang sering bekerjasama
dengan komunitas lain.
4.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Komunitas Kasoos
Berdasarkan gambar 4.2 struktur keanggotaan yang terjalin antar
anggotanya tidak serta merta merupakan struktur keanggotaan yang terjadi
di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis, namun dengan
tidak mengesampingkan struktur keanggotaan top-down dalam
WAKIL KETUA
SANDI HERDIAN
KETUA
BAYU BUDI
PRASETYO
SEKRETARIS
NILON
ANGGOTA
41 ORANG
33
komunitasnya, jadi sifatnya situasional. Struktur keanggotaan top-down
sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.
Meskipun pada gambar 4.2 struktur keanggotaan tergambar top-
down, namun Komunitas Kasoos memiliki struktur keanggotaan yang dalam
arti bahwa struktur dari atas ke bawah atau dari ketua kepada anggota bukan
dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian
tugas secara proporsional. Dalam komunitas Kasoos, struktur keanggotaan
dimaknai bukan sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk
taat terhadap pimpinan, lebih dari itu, Komunitas Kasoos mengedepankan
semangat kekeluargaan dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi
perkembangan keanggotaan komunitas.
4.4 Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos
Hermawan (2008: 127) menyatakan bahwa komunitas adalah
sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dari yang seharusnya
dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar
anggota komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values.
Sejalan mengenai konsep komunitas tersebut, salah satu ikatan yang
membentuk suatu komunitas ialah karena adanya identitas kolektif yang
disepakati menjadi penanda dari kelompok tersebut. Identitas menurut
Giddens (1991: 187) bukanlah seperangkat karakteristik yang kita miliki
atau kita tunjuk, tetapi lebih kepada model berpikir tentang diri kita sendiri.
Giddens menjelaskan identitas sebagai sebuah proyek. Artinya, identitas
tersebut merupakan kreasi mengenai diri sendiri yang berada dalam sebuah
34
proses berpikir yang dilatarbelakangi oleh pengalaman di masa lalu dan apa
yang kita harapkan di masa depan (Giddens, 1991: 188).
Simbol memiliki peranan penting dalam membangun interaksi
komunikasi simbolik komunitas Kasoos. Dalam tataran konsep komunikasi,
maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi dalam komunitas
Kasoos hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara anggota
komunitas Kasoos. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran pesan yang
pada dasarnya terdiri dari simbolisasi-simbolisasi tertentu kepada anggota
komunitas Kasoos dalam proses berkomunikasi.
Gambar 4.3. Acara Kumpul Komunitas Kasoos
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua, wakil ketua dan satu
anggota Komunitas Kasoos, peneliti merangkum sejumlah simbol-simbol
yang sering dipergunakan dalam pola komunikasi simbolik di Komunitas
Kasoos, sebagai berikut pada tabel 4.1.
35
Tabel 4.1. Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos
No Simbol Makna Simbol Peran Simbol Konteks
Komunikasi
1 Lambang Komunitas
Logo Vespa
dengan bendera
Italia (tempat
dimana pertama
kali vespa
diproduksi)
menjadi simbol
dari revolusi
gagasan.
Penanda
komunitas Kasoos.
Simbol adalah
suatu lambang
kebersamaan
dalam
berorganisasi
yang dapat
memberi
persamaan visi
dan misi
terhadap
kumpulan
sepeda motor
jenis vespa
yang digunakan
ketika acara
bersama
komunitas lain.
2 Vespa Gembel Memodifikasi
Vespa secara
ekstrim.
Kebebasan
mengekspresikan
diri.
Pembeda
komunitas Kasoos
dengan komunitas
Vespa lainnya di
Salatiga.
Memberikan
ruang dan
ekspresi untuk
mendukung
organisasi dan
mempermudah
interaksi sesama
anggota yang
digunakan
ketika acara
kumpul rutin.
3 Minuman Keras tradisional
Jenis Ciu
Mempererat antar
anggota komunitas
Vespa Kasoos.
Membantu
anggota untuk
bersantai,
bercakap-cakap
lebih mudah dalam
bersosialiasasi.
Sebagai salah
satu cara dalam
berkomunikasi
melalui ciu
sebagai pelumas
social
mempererat
individu satu
dengan lainnya
dalam
berkomunikasi
yang digunakan
ketika acara
kumpul
bersama.
36
4 Vespa Drugs/vespa balap Kebebasan
mengekspresikan
diri.
Menunjukkan
prestasi dalam
perlombaan vespa
drugs antar
komunitas.
Memberikan
identitas pada
komunitas dan
mengangkat
kreatifitas pada
setiap level
biasanya
digunakan
ketika ada
perlombaan.
5 Kopdar (kopi darat) Kumpul rutin Merujuk pada
jadwal kumpul
rutin setiap hari
jumat malam.
Kopdar
dilakukan
dengan tujuan
memberikan
visi dan misi
yang sepaham
dalam
keanggotaan.
Hal ini
dilakukan
ketika kumpul
rutin.
6 Amunisi Minuman keras ciu Penanda bahwa
mereka
membutuhkan ciu
Penanda, kata
sandi dalam
kelompok untuk
memberikan
suatu modal
jejaring dalam
kelompok.
Digunakan
ketika hendak
minum
bersama.
7 Boged Singkatan dari
botol gede
Mengartikan
minuman keras ciu
botol gede
Penanda, kata
sandi dalam
kelompok untuk
memberikan
suatu modal
jejaring dalam
kelompok.
Digunakan
ketika acara
minum
bersama.
8 Bocil Singkatan dari
botol kecil
Mengartikan
minuman keras ciu
botol kecil.
Penanda, kata
sandi dalam
kelompok untuk
memberikan
37
suatu modal
jejaring dalam
kelompok.
Digunakan
ketika acara
minum
bersama.
9 Setengah kopling Sudah mabuk Menunjukkan
bahwa orang
sudah mabuk
Penanda, kata
sandi dalam
kelompok untuk
memberikan
suatu modal
jejaring dalam
kelompok.
Digunakan
ketika acara
minum
bersama.
10 Ndas Bagong Julukan untuk
vespa sprint
Menunjukkan
pada vespa
tertentu yang
memiliki kepala
yang besar.
Mencerminkan
keanggotaan
yang bersifat
saling
membantu dan
bekerja sama,
karena memiliki
jenis vespa
yang sama dan
mempermudah
pola jejaring di
antara mereka.
Digunakan
ketika
menunjuk pada
model vespa.
11 Minti Julukan untuk
vespa PTS
Menunjukkan
pada jenis vespa
tertentu karena
bentuknya kecil
yakni vespa PTS
Mencerminkan
keanggotaan
yang bersifat
saling
membantu dan
bekerja sama,
karena memiliki
jenis vespa
yang sama dan
mempermudah
pola jejaring di
antara mereka.
Digunakan
ketika
38
menunjuk pada
model vespa.
12 Turing Jalan-jalan dengan
tujuan berwisata
Menunjukkan
bahwa mereka
akan berwisata
mengendarai
vespa bersama-
sama untuk
melepas penat.
Suatu agenda
resmi dalam
suatu kelompok
untuk
mempengaruhi
kecintaannya
terhadap vespa
dan bersama
mengendarainya
sebagai
representasi dari
kekeluargaan.
Turing
dilakukan
ketika acara
berwisata
bersama
mengendarai
vespa.
13 Nyetep Memberikan
bantuan
Istilah dalam
menolong sesama
pengguna vespa,
jika mogok atau
kehabisan bensin.
Kegiatan untuk
mempengaruhi
kelompok
bertujuan untuk
mempererat
persaudaraan
dan berfikir
sama layaknya
keluarga.
Digunakan
ketika
menolong
sesama
pengguna vespa
yang mogok
atau kehabisan
bensin.
14 Sespan Vespa yang sudah
dimodifikasi
memiliki tempat
duduk di samping.
Untuk
memberitahukan
bahwa mereka
butuh vespa
sespan untuk
mengangkut
barang atau
penumpang.
Kegiatan untuk
mempengaruhi
kelompok
bertujuan untuk
mempererat
persaudaraan
dan berfikir
sama layaknya
keluarga.
39
Digunakan
ketika
membutuhkan
vespa sespan.
15 Ngangkat Membeli vespa Menunjukkan
bahwa ada teman
yang mau membeli
vespa
Sebagai suatu
solidaritas
dalam
berorganisasi
digunakan
ketika transaksi
jual-beli vespa
antar anggota.
16 Rolling Jalan-jalan
berkeliling
Ajakan untuk
konvoi vespa
Suatu agenda
resmi dalam
suatu kelompok
untuk
mempengaruhi
kecintaannya
terhadap vespa
dan bersama
mengendarainya
sebagai
representasi dari
kekeluargaan.
Dilakukan
ketika konvoi
vespa.
17 Satu vespa sejuta saudara Slogan komunitas
vespa saat jambore
atau mengadakan
acara
Menunjukkan
bahwa semua
pengguna vespa
adalah saudara,
dan mewajibkan
untuk saling sapa
apabila bertemu di
jalan.
Kegiatan untuk
mempengaruhi
kelompok
bertujuan untuk
mempererat
persaudaraan
dan berfikir
sama layaknya
keluarga.
Digunakan saat
jambore atau
mengadakan
acara bersama.
18 Ladies Scoot Perempuan
penggemar vespa
Merujuk pada
perempuan yang
suka vespa dan
mengendarai
vespa.
Sebagai
penanda
komunitas
dalam
berorganisasi
dan
memposisikan
semua dengan
40
sama, tanpa
memandang
status gender.
Digunakan
ketika merujuk
pada perempuan
yang suka vespa
dan
mengendarai
vespa.
19 Cuk atau Men Panggilan sesama
anggota komunitas
Panggilan yang
menunjukkan
keakraban di
antara mereka.
Penanda, kata
sandi dalam
kelompok untuk
memberikan
suatu modal
jejaring dalam
kelompok.
Digunakan
ketika
berkomunikasi
dengan sesama
anggota. Sumber: Hasil penelitian, 2015 (diolah kembali)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ciri-ciri pola
komunikasi simbolik dalam komunitas vespa Kasoos adalah:
1. Pola komunikasi bukan dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya
perintah, melainkan pembagian tugas secara proporsional.
2. Komunikasi bersifat kekeluargaan.
3. Di dalam komunikasi terjalin solidaritas yang kuat.
4.5 Pola Komunikasi Komunitas Vespa Kasoos
Menurut Roger dan Lawrence (dalam Cangara, 2004:19),
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Sesuai dengan
41
asas kekeluargaan yang dianut dalam komunitas Kasoos, pola komunikasi
yang terjalin antar anggotanya tidak serta merta merupakan pola komunikasi
yang terjadi di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis,
namun dengan tidak mengesampingkan struktur dalam komunitasnya,
Kasoos memiliki satu pola komunikasi yang bukan dikemas dalam pesan-
pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian tugas secara
proporsional. Dalam komunitas Kasoos, komunikasi dimaknai bukan
sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk taat terhadap
pimpinan, lebih dari itu, Kasoos mengedepankan semangat kekeluargaan
dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi perkembangan keanggotaan
komunitas.
Ciri-ciri pola komunikasi pada Komunitas Vespa Kasoos tersebut
mengarah pada konsep DeVito (1997) tentang pola komunikasi yang dapat
dikatakan sebagai pola lingkaran, seperti yang tergambar berikut ini:
Gambar 4.4. Pola Komunikasi dalam Komunitas Kasoos
Dalam komunitas Kasoos, pesan merupakan hal yang terpenting
dalam berkomunikasi, pesan yang dikirimkan dari komunikator kepada
komunikan dalam komunitas Kasoos. Meskipun Komunitas Kasoos
42
merupakan sebuah organisasi yang terstruktur dengan model top-down,
namun hal itu bersifat situasional. Struktur model top-down sifatnya hanya
sebagai formalitas belaka. Pola Komunikasi di Komunitas Kasoos lebih
bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan. Hal
tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:
“Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara
ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya
lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas
kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai
formalitas belaka.”5
Berdasarkan observasi peneliti, solidaritas merupakan perangkat
penting dalam pola komunikasi komunitas Kasoos. Solidaritas dalam
komunitas Kasoos sangatlah kuat, dimana didasarkan atas persamaan rasa
dan kesetiakawanan dimana tidak ada kelompok-kelompok di dalamnya. Di
dalam komunitas Kasoos semua sama, tidak ada yang dibeda-bedakan. Rasa
solidaritas terhadap sesama Scooterist Kasoos diwujudkan dalam
kesetiakawanan yang erat dalam komunitas vespa. Kesetiakawanan ini
kemudian diwujudkan para Scooterist Kasoos dengan perilaku yang selalu
peduli terhadap sesama Scooterist. Seperti yang diungkapkan Sandi
Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos:
“Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist,
karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di
komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau
ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita berhenti
untuk membantu.”6
5 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 6 Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.
43
Dalam pola komunikasi, komunitas Kasoos telah memiliki satu
patokan pola yang cukup jelas, mencirikan pola komunikasi model
lingkaran di mana peran ketua komunitas Kasoos tidak lebih hanya sebagai
figur pengumpul ide maupun gagasan. Pola komunikasi model lingkaran
yang diperkenalkan oleh DeVito (1997) merupakan ciri pola komunikasi
dari Komunitas Kasoos merupakan model yang mencirikan kesamaan hak
komunikasi semua anggotanya, walaupun ada sosok ketua, namun ia tidak
lebih dari seorang figur pengumpul ide dan gagasan anggotanya.
Kedudukan ketua dalam konteks pola komunikasi Komunitas Kasoos model
lingkaran adalah sama dengan anggota lainnya.
4.6 Analisis Interaksi Komunikasi Simbolik dalam Komunitas
Kasoos
Menurut Blumer (dalam Soeprapto, 2002) teori interaksi simbolik
merujuk pada interaksi khusus yang berlangsung antar manusia. Aktor tidak
akan beraksi begitu rupa atas tindakan orang lain, melainkan ia menafsirkan
dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain itu dengan makna tertentu.
Oleh karena itu, esensi interaksi simbolik menurut Mulyana (2002: 68)
adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi
atau pertukaran simbol yang diberi makna.
Simbol-simbol yang dibentuk oleh individual-individual dalam
komunitas Kasoos, secara tidak langsung merupakan pembentukan identitas
komunitas tersebut. Dengan demikian identitas dapat dimaknai sebagai
penanda bahwa komunitas Kasoos berbeda dengan yang lainnya. Andrianto
44
(2006: 200-201) mengidentifikasi tiga peran utama simbol dalam komunitas
bagi konstruksi identitas komunitas yaitu:
1. Sebagai sumber rujukan penampilan dan gaya sesuai yang
ditampilkan;
2. Memberi pemaknaan terhadap simbol-simbol budaya yang
dipraktekkan dalam interaksi komunitasnya;
3. Membangun kohesivitas kelompok.
Dalam proses interaksi sosial, Komunitas Kasoos secara simbolik
mengkomunikasikan arti terhadap anggotanya yang terlibat di dalamnya.
Sebuah arti dari simbol yang disepakati tentunya mempunyai makna dan
tujuan di kalangan Komunitas Kasoos. Anggota Komunitas Kasoos
menggunakan simbol-simbol tersebut dalam membangun pola komunikasi
antar anggotanya.
Berdasarkan pola Simbol yang disepakati Komunitas Kasoos
tersebut bertujuan sebagai pembeda dengan komunitas vespa lainnya yang
ada di Kota Salatiga dalam membangun pola komunikasi model lingkaran
seperti yang dipaparkan oleh DeVito (1997) yang memungkinkan semua
anggota berkomunikasi dengan yang lainnya. Hal tersebut juga dinyatakan
oleh Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos:
“Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok
vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya
juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar
anggota Kasoos itu sendiri. Komunikasi kami lebih bersifat antar
teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan.”7
7 Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas
Kasoos pada tanggal 27 April 2015.
45
Herbert Blumer mengemukakan tiga premis utama yang mendasari
teori interaksionisme simbolis (Soeprapto, 2002: 120-121), yaitu:
1. Meaning: manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-
makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka
2. Language: makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang
dilakukan dengan orang lain melalui penggunaan bahasa.
3. Thought: makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses
interaksi sosial sedang berlangsung.
Berdasarkan tiga premis utama Herbert Blumer, maka interaksi
komunikasi simbolik dalam Komunitas Kasoos dapat didasarkan menjadi:
1. Meaning
Dalam hal ini, Logo komunitas Kasoos yang bergambar
Vespa dengan bendera Italia (tempat dimana pertama kali vespa
diproduksi) menjadi simbol dari revolusi gagasan komunitas Kasoos
dalam memaknai modifikasi vespa. Komunitas Kasoos
membebaskan anggotanya untuk memodifikasi Vespa secara ekstrim
atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa.
Dalam hal ini terjadi interaksi pribadi yang erat antar anggota
komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values
(Kertajaya, 2008:127).
46
Gambar 4.5 Salah Satu Bentuk Vespa Gembel
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Komunitas Kasoos memaknai memodifikasi Vespa secara
ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel sebagai bentuk kebebasan
berekspresi dan berkreatifitas. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi
Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:
“Komunitas Kasoos membebaskan anggotanya memodifikasi Vespa.
Anggota Komunitas Kasoos biasanya menggunakan barang-barang
bekas yang ditempelkan pada vespa misalnya tempat sampah,
spanduk, botol-botol, sapu lidi, tulisan-tulisan, bungkus makanan
dan juga barang-barang yang masih diperlukan untuk berjaga-jaga
suatu saat dibutuhkan salah satunya yaitu tali dan kawat.”8
Sandi Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos
menyatakan:
“Mungkin orang lain yang tidak paham terhadap komunitas kami
akan memandang norak, tapi bagi kami memodifikasi Vespa secara
ekstrim itu adalah bentuk kebebasan ekspresi anggota dalam
berkreasi. Jenis vespa ekstrim biasanya memiliki fokus pada bentuk
yang panjang atau lebar. Cara pengoperasian dalam mengendarai
8 Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.
47
vespa tersebut berbeda dengan vespa-vespa lainnya, salah satu
modifikasi yang dilakukan oleh anggota Komunitas Kasoos yaitu
dengan melakukan perubahan bentuk dan panjang sampai 6 meter
atau menggunakan sumbu dan roda lebih dari 3 sumbu dan
menggunakan roda lebih dari 6 roda, kopling dan gas dipindahkan
pada kaki sehingga pengoperasian vespa dengan aliran ini sama
dengan pengoperasian mobil. Jenis modifikasi vespa ini memerlukan
keahlian khusus pada saat mengendarai di jalan raya, karena sudah
tidak sesuai dengan bentuk pembuatan pabrik.”9
Gambar 4.6 Salah Satu Bentuk Vespa Ekstrim
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Dalam pola komunikasi simbolik Komunitas Kasoos
sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang
kepada siapa atau bagaimana memandang bentuk vespa ekstrim
tersebut. Ketika vespa ekstrim tersebut dilihat oleh di luar
komunitasnya, maka mungkin akan memaknai norak. Padahal jika di
komunitas kasoos, anggota di sana memaknai vespa ekstrim dengan
cara yang berbeda. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa
9 Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.
48
memodifikasi vespa secara ekstrim merupakan bentuk kebebasan
ekspresi anggota dalam berkreasi.
Selain itu, ada satu kegiatan dari komunitas ini yang cukup
berbeda, karena dalam membangun komunikasi selalu menggunakan
media yang mereka sebut “ciu” sebagai simbol. Bagi komunitas
Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat mereka berkumpul. Kegiatan
ini hampir setiap hari mereka lakukan di bengkel tempat para
anggota kasoos biasa berkumpul. Bagi mereka, tanpa adanya ciu
menjadikan obrolan kurang menarik dan tidak leluasa. Hal tersebut
dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:
“Peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing
ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar
kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan,
sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri
sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai
pelumas sosial dalam kebersamaan kami.”10
Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga
menyatakan bahwa:
“Kami mengkomsumsi ciu agar lebih terbuka dan leluasa saat
berkomunikasi . Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan
saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota
kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa
lain yang kami kunjungi di luar Kota.”11
Kegiatan minum ciu yang hampir setiap hari dilakukan di
bengkel atau di luar adalah salah satu simbol mereka yang
membedakan mereka dengan komunitas Vespa lainnya,
10
Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 11
Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas
Kasoos pada tanggal 27 April 2015.
49
mengkomsumsi ciu memiliki pemaknaan yang sama bagi anggota
yaitu agar lebih terbuka dan leluasa saat sedang berkomunikasi,
kegiatan minum ciu juga menimbulkan nilai solidaritas yang tinggi
antar anggota Kasoos. Dari kebiasaan-kebiasaan komunitas Kasoos
meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di bengkel,
lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan
berkomunikasi di bengkel tersebut baik dari pandangan orang-orang
dari komunitas Vespa lain, begitu juga bagi para anggota Kosoos
sendiri.
Gambar 4.7 Kegiatan Minum Ciu komunitas Kasoos
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
2. Language
Dalam Komunitas Kasoos, pemaknaan muncul dari interaksi
sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul
atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna
berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa
50
(language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik. Seperti
misalnya istilah-istilah bahasa yang terdapat dalam Komunitas
Kasoos: amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong,
minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara,
ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi
Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:
“Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar
anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah
kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu
vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk
membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.”12
Gambar 4.8 “Ladies Scoot” Istilah Wanita Penggemar Vespa
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Blumer (dalam Soeprapto, 2002) menegaskan tentang
pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Komunitas Kasoos
memperoleh pemaknaan dari proses negosiasi bahasa. Makna dari
kata-kata istilah dalam Komunitas Kasoos tidaklah memiliki arti
sebelum dia mengalami negosiasi di dalam Komunitas Kasoos di
12
Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.
51
mana simbolisasi bahasa tersebut hidup. Makna kata-kata istilah
tersebut tidak muncul secara sendiri, tidak muncul secara alamiah.
Pemaknaan simbol bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos
dari suatu bahasa pada hakikatnya terkonstruksi secara sosial.
Bahasa sebagai sistem yang sangat luas dan kata-kata adalah
simbol yang digunakan untuk menggantikan sesuatu yang lain.
Komunitas Kasoos mempunyai simbol bahasa tersendiri. Istilah
kata-kata yang digunakan anggota Komunitas Kasoos tersebut
biasanya hanya diketahui oleh anggota sendiri dalam pola
komunikasi simboliknya. Pihak komunitas lain biasanya tidak akan
mengetahui makna atau arti dari istilah bahasa tersebut.
3. Thought
Dalam Komunitas Kasoos, interaksionisme simbolik
menggambarkan proses berpikir sebagai komunikasi dengan
anggota-anggota komunitas itu sendiri. Cara bagaimana anggota
Komunitas Kasoos berpikir dan bertindak banyak ditentukan oleh
praktek bahasa di dalamnya. Di dalam Komunitas Kasoos, simbol
bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai „alat pertukaran
pesan‟ semata, tapi lebih melihat posisi bahasa lebih sebagai
seperangkat ide yang dipertukarkan kepada antar anggota di
dalamnya secara simbolik melalui kebersamaan komunitas, meski
pun berbeda dengan pola fikir dan kebiasaan umum masyarakat. Hal
tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas
Kasoos:
52
“Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat
memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma
dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan
pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul
perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang
memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat
pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum
ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.”13
Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga
menyatakan bahwa:
“Mungkin kami dianggap norak, dekil, gembel atau apalah oleh
orang lain yang melihat kami. Tapi kami enjoy saja, karena
anggapan orang lain berbeda dengan anggapan yang komunitas kami
bangun. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel
sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak
pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta
unik. Terlepas dari anggapan mereka, kami menganggap apa yang
kami lakukan adalah suatu bentuk ekspresi kebebasan dalam
berkreatifitas.”14
Gambar 4.9 Komunitas Kasoos Saat Kumpul Bersama
Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos
Perbedaan penggunaan simbol bahasa pada akhirnya juga
menentukan perbedaan cara berpikir anggota Komunitas Kasoos
tersebut. Hal tersebut yang menjadikan cara berpikir anggota
13
Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015. 14
Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas
Kasoos pada tanggal 27 April 2015.
53
Komunitas Kasoos berbeda dengan anggota komunitas vespa lainnya
atau masyarakat pada umumnya. Simbolisasi dalam proses interaksi
tersebut tidak secara mentah-mentah dapat diterima dari oleh lain
komunitas, karena tiap komunitas pada dasarnya mencernanya
kembali dalam proses berpikir sesuai dengan preferensi komunitas
masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh interpretasi
Komunitas Kasoos dalam penafsiran simbolisasi itu sendiri.
Berdasarkan analisis interaksi komunikasi simbolik pada komunitas
Vespa Kasoos yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan
interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Kasoos pada gambar 4.11.
Gambar 4.10. Interaksi Komunikasi Simbolik Komunitas Vespa Kasoos
Berdasarkan Gambar 4.10, maka dapat dinyatakan bahwa dengan
mengamati Interaksi simbolik komunitas Vespa Kasoos dapat menunjuk
pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar anggota Komunitas
Vespa Kasoos. Proses komunikasi dalam Komunitas Vespa Kasoos terjadi
Komunitas
Vespa Kasoos
Simbol-simbol dalam
komunitas Kasoos
Pola komunikasi model
lingkaran yang berciri
kekeluargaan dan
solidaritas antar anggota
Interaksi komunikasi simbolik
pada Komunitas Vespa Kasoos:
meaning, language, thought
54
secara primer. Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan media primer, yakni simbol (Effendy, 2003:11).
Melalui simbol komunitas Vespa Kasoos, peneliti dapat memahami
interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Komunitas adalah
hasil interaksi dari individu di dalamnya dan bukan penyebab. Makna
esensial akan tercermin melalui pola komunikasi simbolik antar anggota
Komunitas Vespa Kasoos. Pemaknaan (meaning) simbol merujuk kepada
bahasa (language) simbol. Proses berpikir (tought) merujuk kepada bahasa
(language). Bahasa (language) menentukan bagaimana proses pemaknaan
(meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik
Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam
membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos.