BAB IV ANALISIS KOMPARASI HASIL ANTARA ALMANAK...
Transcript of BAB IV ANALISIS KOMPARASI HASIL ANTARA ALMANAK...
70
BAB IV
ANALISIS KOMPARASI HASIL ḤISĀB ANTARA ALMANAK MENARA
KUDUS DENGAN PEMERINTAH
A. Analisis Komparasi Hasil Ḥisāb Antara Almanak Menara Kudus Era KH
Turaichan Dengan Era Sirril Wafa
Ḥisāb dalam Almanak Menara Kudus mempunyai komponen-
komponen dan langkah penyelesaian yang sama dengan kitab ḥaqῑqῑ bi taḥqῑq
yang berkembang sekarang. Berikut penulis akan menganalisis komponen
ḥisāb dalam Almanak Menara Kudus era KH Turaichan dengan era Sirril
Wafa. Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Data Tempat dan Astronomis
Penentuan awal bulan KH Turaichan dalam Almanak Menara
Kudus menggunakan data yang berasal dari kitab Maṭla’ as-Said dan
proses perhitungannya menggunakan kitab al-Khulāshah al-Wafiyyah.
Berdasarkan kitab tersebut data tahun majmuah menggunakan bujur Mesir,
karena markaz KH Turaichan di Jawa Tengah yaitu tepatnya Semarang,
yang jika diukur dengan sistem astronomi modern menggunakan bujur
Grenwich 0° maka bujur Semarang adalah 110° 24’ BT.
Data tempat dalam Almanak Menara Kudus yang digunakan Sirril
Wafa adalah tetap Semarang yang jika diukur dengan sistem astronomi
modern menggunakan bujur Grenwich 0° bujur Semarang adalah 110° 24’
BT dan perhitungannya tetap menggunakan kitab al-Khulāshah al-
Wafiyyah yang ditambahkan koreksi-koreksi.
71
Data diatas perlu diketahui untuk menentukan markas penelitian
dengan detail. Ini bertujuan untuk memperoleh data tempat yang akurat dan
akan sangat berkaitan dengan epoch. Data yang digunakan dalam Almanak
Menara Kudus dalam penentuan awal bulan adalah data tahun, data bulan,
data, hari, data jam dan data menit yang bisa dilihat dalam kitab al-
Khulāshah al-Wafiyyah
2. Epoch
Almanak Menara Kudus (AMK) menggunakan epoch markas
Semarang dengan bujur 110° 24’ Sedangkan dalam kitab al-Khulāshah al-
Wafiyyah menggunakan markas Makkah. Berikut tabel perbandingan epoch
metode ḥaqῑqῑ bi taḥqῑq yang lain:
Tabel 7: Epoch
Metode Ḥaqῑqῑ bi taḥqῑq Epoch
AMK Era KH Turaikhan Semarang, Jawa Tengah
AMK Era Sirril Wafa Semarang, Jawa Tengah
al-Khulāshah al-Wafiyyah Makkah
Nur al-Anwar (Murid KH Turaikhan) Jepara
3. Proses/ Langkah
Langkah-langkah cara perhitungan penentuan awal bulan yang
ditempuh Almanak Menara Kudus Era KH Turaichan adalah mengikuti
kitab al-Khulāshah al-Wafiyyah. Cara seperti ini menurut penulis adalah
mengikuti era abad pertengahan yang menggunakan kolom atau baris dan
terkesan rumit dan tidak mudah terutama untuk yang belum mahir di
72
bidang ilmu falak. Berikut ini langkah-langkah perhitungan kitab al-
Khulāshah al-Wafiyyah
Tabel 8: Proses kitab al-Khulāshah al-Wafiyyah
4. Koreksi
Koreksi dalam Almanak Menara Kudus era KH Turaichan
adalah seperti yang terdapat dalam kitab Al-Khulashah al-Wafiyyah namun
belum mengunakan koreksi hilāl mar’i seperti horizontal parallaks,
refraksi, dan semi diameter Bulan (SD). Sementara Almanak Menara
Kudus di era Sirril Wafa sudah mengunakan parallaks, refraksi dan semi
diameter Bulan (SD). Berikut ini tabel perbandingan metode ḥisāb
Almanak Menara Kudus Era KH Turaichan dan Era Sirril Wafa.
Tabel 9: Koreksi Metode Ḥisāb
NO. Metode
Ḥisāb
AMK
Era KH Turaichan
AMK
Era Sirril Wafa
1 Data dan
perhitungan
Maṭla’ as-Said dan al-
Khulāshah al-Wafiyyah
Maṭla’ as-Said dan al-
Khulāshah al-Wafiyyah
2 Epoch Semarang, Jawa Tengah Semarang, Jawa Tengah
3 Proses Cara klasik (abad
pertengahan)
Cara klasik (abad
pertengahan)
4 Koreksi Tidak ada koreksi
horizontal parallaks,
refraksi, dan semi
diameter Bulan (SD)
73
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa penentuan awal bulan menjadi
hal yang krusial bagi umat Islam, terlebih dalam hal yang ada sangkut pautnya
dengan ibadah, seperti dalam bulan Ramaḍān, Syawāl maupun Żulhijjah. Hal
ini menjadi sangat penting karena bisa timbul kerenggangan dan konflik
didalam umat Islam bahkan bisa timbul perpecahan di masyarakat yang
notabenya mayoritas adalah umat Islam.
Banyak metode ḥisāb yang digunakan dan berkembang di masyarakat,
begitu juga banyak almanak yang berkembang dan beredar ditengah-
tengahnya. Almanak Menara Kudus adalah salah satu almanak yang beredar
dan dipercaya oleh masyarakat karena keakuratannya. Almanak ini dibuat oleh
KH Turaichan yang menggunakan ḥisāb ḥaqῑqῑ dengan menggunakan data-
data dari kitab Maṭla’as-Said dan perhitungannya menggunakan kitab Al-
Khulāshah al-Wafiyyah. Walaupun demikian, dalam prakteknya KH Turaichan
cenderung menggunakan data yang terdapat dalam kitab Al-Khulāshah al-
Wafiyyah seperti yang di ungkapkan dalam tesis Syaiful Mujab (2010).
Almanak ini mempunyai dua era yaitu era KH Turaichan yang di
mulai sejak munculnya almanak ini sampai ia meninggal yaitu tahun 1999.
Kemudian yang almanak ini dilanjutkan penerusnya yaitu anak beliau yang
bernama Sirril wafa sampai sekarang. Di zaman modern sekarang bisa saja
terjadi perubahan pemikiran atau metode dalam Almanak Menara Kudus
dengan melihat ilmu penetahuan yang semakin berkembang serta perlatan
canggih dan data yang akurat. Maka perbandingan antara suatu metode dengan
metode lain, antara suatu produk suatu masa dengan masa yang lain akan
sangat dibutuhkan. Hal ini untuk mengetahui bagaimana tingkat akurasi dan
74
perkembangannya serta agar tahu titik kelemahan metode atau produk tersebut
sehingga dapat dikembangkan lagi.
Berikut ini contoh perbandingan perbedaan penetapan 1 Syawāl oleh
Almanak Menara Kudus, PBNU, Muhmmadiyah dan Pemerintah.
Tabel 10: Perbandingan penetapan 1 Syawāl oleh Almanak Menara
Kudus, PBNU, Muhmmadiyah dan Pemerintah.
Tahun
Almanak
Menara
Kudus
PBNU Muhammadiyah Pemerintah
1990
Jumat, 27
April 1990
M.
Kamis, 26
April 1990
Kamis, 26 April
1990
Kamis, 26
April 1990
1992 Ahad, 5
April 1992
Sabtu, 4
April 1992
Ahad, 5 April
1992
Ahad, 5
April 1992
1993 Kamis, 25
Maret 1993
Rabu, 24
Maret 1993
Kamis, 25
Maret 1993
Kamis, 25
Maret
1993
1994 Senin, 14
Maret 1994
Ahad, 13
Maret 1994
Senin, 14 Maret
1994
Senin, 14
Maret
1994
1998
Jumat, 30
Januari
1998
Jumat, 30
Januari
1998
Kamis, 29
Januari 1998
Jumat, 30
Januari
1998
2006
Selasa, 24
Oktober
2006
Selasa, 24
Oktober
2006
Senin, 23
Oktober 2006
Selasa, 24
Oktober
2006
Dari contoh tersebut Almanak Menara Kudus pernah berbeda
penetapang dengan pemerintah pada tahun 1990. Kemudian berbeda dengan
PBNU pada tahun 1992, 1993 dan 1994. Dan berbeda dengan Muhammadiyah
pada tahun 1990, 1998 dan 2006. Dari contoh tahun yang terdapat perbedaan
tersebut penulis akan membandingkan Almanak Menara Kudus era KH
Turaichan dengan Almanak Menara Kudus Era Sirril Wafa.
1. Bulan Syawāl
75
Tabel 11: Bulan Syawāl
Tahun Almanak Menara
Kudus
Tinggi Hilāl 1
Syawāl Hari Tanggal
1990/
1410
KH Turaichan 13°40’8” Jum'at
Kliwon 27/04/1990 Sirril Wafa 12°22’26.49”
Ket Selisih 1°17’41.51”
1992 KH Turaichan 10° 26’4”
Ahad
Wage 05/04/1992 Sirril Wafa 9°18’51.48”
Ket Selisih 1°7’12.52”
1993 KH Turaichan 8°33’
Kamis
Pon 25/03/1993 Sirril Wafa 7°30’1.47”
Ket Selisih 1°2’58.53”
1994/
1414
KH Turaichan 9° Senin
Pahing 14/03/1994 Sirril Wafa 7° 56’59.04”
Ket Selisih 1°3’0.96”
1998 KH Turaichan 14°27’6”
Jum’at
Kliwon 30/01/1998 Sirril Wafa 13°14’15.36”
Ket Selisih 1°12’50.64”
2006 KH Turaichan 12°13' 17.95”
Selasa
Wage 24/10/2006 Sirril Wafa 11°8' 17”
Ket Selisih 1°5’0.95”
2007 KH Turaichan 13°1' 11.84”
Sabtu
Pon 13/10/2007 Sirril Wafa 11°56' 67”
Ket Selisih 1°4’4.84”
2011 KH Turaichan 3° 02' 44.65"
Rabu
Legi 31/08/2011 Sirril Wafa 2° 02' 11"
Ket Selisih 1°0’33.65”
Dari tabel diatas untuk bulan Syawāl perbandingan hasil ḥisāb antara
Almanak Menara Kudus era KH Turaichan dengan era Sirril Wafa terdapat
selisih sekitar 1°.
2. Bulan Ramaḍān
Tabel 12: Bulan Ramaḍān
Tahun Versi Tinggi Hilāl 1
Ramaḍān
Hari Tanggal
76
2012/
1433
KH Turaichan 2°47'56.03” Sabtu
Legi 21/7/2012 Sirril Wafa 1°53'
Ket Selisih 0°54’56.03”
2013/
1434
KH Turaichan 1° 37' 28.04"
Rabu
Kliwon
10/7/2013 Sirril Wafa 00° 50' 57"
Ket Selisih 0°46’31.04”
2014/
1435
KH Turaichan 12° 28' 11.59” Ahad
Wage 29/6/2014 Sirril Wafa 11° 24'
Ket Selisih 1°4’11.59”
Dari tabel diatas untuk bulan Ramaḍān perbandingan hasil ḥisāb
antara Almanak Menara Kudus era KH Turaichan dengan era Sirril Wafa
terdapat selisih sekitar 1°.
3. Bulan Żulhijjah
Tabel 13: Bulan Żulhijjah
Tahun Versi Tinggi Hilāl 1
Ramaḍān
Hari Tanggal
2012/
1433
KH Turaichan 12° 31' 43.21” Jum’at
Pon 26/09/2014 Sirril Wafa 11° 26'
Ket Selisih 1°5’43.21”
Dari tabel diatas untuk bulan Żulhijjah perbandingan hasil ḥisāb
antara Almanak Menara Kudus era KH Turaichan dengan era Sirril Wafa
terdapat selisih sekitar 1°.
Dari model ḥisāb-ḥisāb yang ada tentunya akan mengasilkan hasil
perhitungan yang berbeda. Ini disebabkan oleh metode perhitungan, sumber
data yang diambil, koreksi-koreksi dan faktor yang lain. Dalam perbandingan
ini kemudian penulis membandingkan antara hasil ḥisāb Almanak Menara
Kudus era KH Turaichan dengan era Sirril Wafa dengan menggunakan
parameter ḥisāb kontemporer yaitu ephemeris yang akurasinya lebih tinggi.
77
Standar pembandingnya adalah ephemeris karena ḥisāb ini adalah
ḥisāb kontemporer yang banyak digunakan para ahli falak, terutama ahli falak
Indonesia. Sehingga ḥisāb ini layak digunakan sebagai parameter untuk
mengukur ḥisāb yang lain termasuk Almanak Menara kudus baik di era KH
Turaichan maupun era penerusnya.
Disini penulis akan membandingkan apakah ada perubahan yang
signifikan dari Almanak Menara Kudus dari era KH Turaichan (tahun 1990-
1999) dengan era Sirril Wafa (2000-2014) dengan menggunakan perhitungan
ḥisāb kontemporer yaitu ephemeris sebagai parameternya. Disini penulis akan
menganalisa kalender tersebut dari tahun 1990 – 2014 (25 tahun) dengan
menggunakan random sampling dengan rentang 5 tahun. Untuk hasilnya adalah
tahun-tahun tertentu yaitu tahun 1990, 1994 dan 1999 di era KH Turaichan dan
tahun 2004, 2009 dan 2014 di Sirril Wafa.
1. Bulan Ramaḍān
Tabel Perbandingan Hasil awal Ramaḍān tahun 1990/1410 H
sampai dengan 2014/1435H antara Almanak Menara Kudus (AMK) dengan
Ephemeris dengan Markas Jawa Tengah (Semarang) yaitu -7°0’ dan 110°
24’
Tabel 14: Bulan Ramaḍān
Tahun Versi
Hilāl 1 Ramaḍān Ijtimā’ 29 Sya’ban
Hari Tanggal Tinggi
Mukūṡ
(menit) Azimuth Tgl Waktu
1990/
1410
AMK 5°12’ 21 280°49’
10” - -
Rabu
Kliwon 28/03/1990
Ephe 3° 27'
0.017'' 14
280° 34’
0.051” - -
Rabu
Kliwon 28/03/1990
Ket Slsh
1° 44'
59.98'' 7
0° 15’
9,95” - - Sama Sama
1994/ AMK 6°39’6” 27 264°49’10” - - Sabtu 12/02/1994
78
1414 Pahing
Ephe 4°50’
0.058” 19
264° 37’
0.045” - -
Sabtu
Pahing 12/02/1994
Ket Slsh 1° 49'
5.94'' 8
0° 12’
9,96” - - Sama Sama
1999/
1420
AMK 5°28’8”
23 250° 50’ 0” - - Kamis
Pon 09/12/1999
Ephe 3° 40'
0.019'' 15
250° 35’
0.030” - -
Kamis
Pon 09/12/1999
Ket. Slsh 1° 48'
7.79'' 8
0° 14’
59.97” - - Sama Sama
2004/
1425
AMK 3°7' - 261° 6’ 0” - - Jumat
Kliwon 15/10/2004
Ephe 2°27'
0.008” 10
260° 54’
0.042” - -
Jumat
Kliwon 15/10/2004
Ket Slsh 0° 39'
59.99'' -
0° 11’
59.96” - - Sama Sama
2009/
1430
AMK 11°52' 53 275° 25’ 0” 20/08/
2009 17.02.04
Sabtu
Pahing 22/8/2009
Ephe 11°04
'0.057” 45
274° 54’
0.021”
20/08/
2009 17:01:28
Sabtu
Pahing
22/8/2009
Ket Slsh 0° 47'
59.94'' 8
0° 30’
59,98” Sama 0:1:24 Sama Sama
2014/
1435
AMK 11° 24' 53 289° 22’
12”
27/06/
2014 15.10
Ahad
Wage 29/6/2014
Ephe 10° 46'
0.020” 44
288° 33’
0.033”
27/06/
2014 15:08:31
Ahad
Wage
29/6/2014
Ket Slsh 0° 37'
59.98'' 9
0° 49’
11,97” Sama 0:2:31 Sama Sama
Keterangan:
1. Tinggi bulan pada tanggal 1 Ramaḍān adalah 5,20/100 Dr itu berarti 5° dan
20/100 x 60 = 12 menit. Jadi 5,20/100 Dr itu sama dengan 5°12’.
2. 6,66/100 = 6° 39.6
3. 5,48./100 Dr = 5°28.8
4. a. Azimuth hilāl tahun 1990 M adalah 7,79 meter sama dengan 7,79 x 1000
= 7790 Kemudian 7790:12 = 649,16 kemudian 649,16 : 60 = 10,819
kemudian sift derajat menjadi 10° 49’ 10” + 270° = 280° 49’ 10”
79
b. 1994 M, 3.73 m x 1000 = 3730 : 12 = 310,833 :60 = 5.1805 = 5° 10’ 50”
- 270° = 264° 49’ 10”
c. 1999 M, 13,80 m x 1000 = 13800 : 1150 : 60 = 19.166 = 19° 10’ 0” -
270° = 250° 50’ 0”
d. 2004 M, 8°54' - 270° = 261° 6’ 0”
e. 2009 M, 5°25’ + 270°= 275° 25’ 0”
f. 2014 M, 19,37° = 19° 22’ 12” + 270°= 289° 22’ 12”
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam era KH Turaikan dalam
bulan Ramaḍān menggunakan perhitungan yang masih sederhana yaitu seperti
tinggi bulan pada tanggal 1 Ramaḍān adalah 5,20/100 Dr itu berarti 5° dan
20/100 x 60 = 12 menit. Jadi 5,20/100 Dr itu sama dengan 5°12’. Dalam era
KH Turaichan juga tidak pernah mencantumkan ijtimā’ baik hari, tanggal,
maupun jam karena di khawatirkan akan digunakan acuan oleh masyarakat.
Dari tabel perbandingan hasil ḥisāb awal Ramaḍān tersebut standar
parameter ephemeris menunjukkan bahwa hasil selisih tinggi bulan antara
Almanak Menara Kudus Era KH Turaichan dengan Ephemeris terpaut pada
tahun 1990 terpaut 1° 44' 59.98'' ,untuk tahun 1994 terpaut 1° 49' 5.94'' dan
tahun 1999 terpaut 1° 48' 7.79'' . Sedangkan untuk mukūṡ hilāl selisihnya pada
tahun 1990 terpaut 7 menit, untuk tahun 1994 terpaut 8 menit dan tahun 1999
terpaut 8 menit. Untuk azimut hilāl pada tahun 1990 terpaut 0° 15’ 9,95”,untuk
tahun 1994 terpaut 0° 12’ 9,96” dan tahun 1999 terpaut 0° 14’ 59.97”.
Sedangkan perbandingan hasil ḥisāb untuk tinggi bulan awal
Ramaḍān antara Almanak Menara Kudus era penerus KH Turaichan dengan
ephemeris adalah pada tahun 2004 terpaut 0° 39' 59.99'', untuk tahun 2009
80
terpaut 0° 47' 59.94''dan tahun 2014 terpaut 0° 37' 59.98'' . Sedangkan untuk
mukūṡ hilāl selisihnya pada tahun 2004 tidak ada karena dalam Almanak
Kudus tidak menyebutkan, ,untuk tahun 2009 terpaut 8 menit dan tahun 2014
terpaut 9 menit. Untuk azimut hilāl pada tahun 2004 terpaut 0° 11’
59.96”,untuk tahun 2009 terpaut 0° 30’ 59,98” dan tahun 2014 terpaut 0° 49’
11,97”.
Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa selisih tinggi
bulan untuk AMK era KH Turikhan berselisih hampir 2° sedangkan AMK era
penerus KH Turaichan berselisih sekitar 1/2°. Untuk mukūṡ hilāl anatra AMK
era KH Turaichan dengan AMK era penerusnya selisihnya hampir sama.
Sedangakan untuk azimuth hilāl selisihnya pun tidak jauh berbeda.
a) Tinggi hilāl di bulan Ramaḍān
Tabel perbandingan Tinggi hilāl AMK era KH Turaichan dan Era
penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun 1990-
2014.
Tabel 15: Tinggi hilāl di bulan Ramaḍān
1 Ramaḍān
Tahun
Tinggi Bulan Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 1° 44' 59.98'' - 1° 44' 59.98''
1994/1414 1° 49' 5.94'' - 1° 49' 5.94''
1999/ 1420 1° 48' 7.79'' - 1° 48' 7.79''
2004/ 1425 - 0° 39' 59.99'' 0° 39' 59.99''
2009/ 1430 - 0° 47' 59.94'' 0° 47' 59.94''
2014/1435 - 0° 37' 59.98'' 0° 37' 59.98''
81
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2014 yaitu bernilai 0° 37' 59.98'', sedangkan yang mempunyai
nilai selisih paling besar terdapat pada tahun 1994 yaitu sebesar 1° 49'
5.94''.
b) Mukūṡ Hilāl di bulan Ramaḍān
Tabel perbandingan Mukūṡ Hilāl AMK era KH Turaichan dan
Era penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun
1990-2014
Tabel 16: Mukūṡ Hilāl di bulan Ramaḍān
1 Ramaḍān
Tahun
Mukūṡ Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 7 - 7
1994/1414 8 - 8
1999/ 1420 8 - 8
2004/ 1425 - - -
2009/ 1430 - 8 8
2014/1435 - 9 9
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 1990 yaitu bernilai 7 menit, sedangkan yang mempunyai nilai
selisih paling besar terdapat pada tahun 2014 yaitu sebesar 9 menit.
c) Azimuth Hilāl di bulan Ramaḍān
Tabel perbandingan Azimuth Hilāl AMK era KH Turaichan dan
Era penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun
1990-2014.
Tabel 17 : Azimuth Hilāl di bulan Ramaḍān
82
1 Ramaḍān
Tahun
Azimuth Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 0° 15’ 9,95” - 0° 15’ 9,95”
1994/1414 0° 12’ 9,96” - 0° 12’ 9,96”
1999/ 1420 0° 14’ 59.97” - 0° 14’ 59.97”
2004/ 1425 - 0° 11’ 59.96” 0° 11’ 59.96”
2009/ 1430 - 0° 30’ 59,98” 0° 30’ 59,98”
2014/1435 - 0° 49’ 11,97” 0° 49’ 11,97”
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2004 yaitu bernilai 0° 11’ 59.96”, sedangkan yang mempunyai
nilai selisih paling besar terdapat pada tahun 2014 yaitu sebesar 0° 49’
11,97”.
2. Bulan Syawāl
Tabel perbandingan hasil awal Syawāl tahun 1990/1410 H sampai
dengan 2014/1435 H antara Almanak Menara Kudus (AMK) dengan
Ephemeris dengan Markas Jawa Tengah (Semarang) yaitu -7°0’ dan 110°
24’ .
Tabel 18 : Bulan Syawāl
Tahun Versi
Hilāl 1 Syawāl Ijtimā’ 29
Ramaḍān
Hari Tanggal
Tinggi Mukūṡ
(menit) Az Tgl Waktu
1990/
1410
AMK 13°40’8”
4
296°
21’
40”
- - Jum'at
Kliwon 27/04/1990
Ephe 11°54’0.014” 48
295°
00’
0.027”
- - Jum'at
Kliwon 27/04/1990
Ket Slsh 1° 46' 7.99'' 44 1° 21’
39.97” - - Sama Sama
83
1994/
1414
AMK 9°
36 277°
1’ 40” - -
Senin
Pahing 14/03/1994
Ephe 7°14’ 0.016” 29
276°
51’
0.008”
- - Senin
Pahing 14/03/1994
Ket Slsh 1° 45' 59.98'' 7 0° 10’
39.99” - - Sama Sama
1999/
1419
AMK 8° 39’ 36
253°
42’
30”
- - Selasa
Wage 19/01/1999
Ephe 6°48’0.023” 27
253°
33’
0.052”
- - Selasa
Wage 19/01/1999
Ket Slsh 1° 50' 59.98'' 9 0° 9’
29.95” - - Sama Sama
2004/
1425
AMK 13°27' - 246°
37’ 0” - -
Ahad
Kliwon 14/11/2004
Ephe 9° 8’ 0.033” 37
247°
29’
0.040”
- - Ahad
Kliwon
14/11/2004
Ket Slsh 4° 18' 59.97'' - 0° 52’
0.04” - - Sama Sama
2009/
1430
AMK 5°58',32” 29 263°
50’ 0”
19-
Sep-
09
1.44.31 Ahad
Legi 20-Sep-09
Ephe 5°17' 0.009” 21
264°
10’
0.007”
19-
Sep-
09
1:44:19 Ahad
Legi 20-Sep-09
Ket Slsh 0° 41' 31.99'' 8 0° 20’
0.01” Sama 0:0:12 Sama Sama
2014/
1435
AMK 3° 46' 20 283°
54’ 0”
27-
Jul-
14
05.43 Senin
Pon 28-Jul-14
Ephe 3°9’0.003” 12
283°
40’
0.012”
27-
Jul-
14
05:41:50 Senin
Pon 28-Jul-14
Ket Slsh 0° 37' 0'' 8 0° 13’
59.99” Sama 0:2:50 Sama Sama
Keterangan:
1. Tinggi bulan pada tanggal 1 Syawāl adalah 13,68/100 Dr itu berarti 13°
dan 68/100 x 60 = 40.8 menit. Jadi 13,68/100 Dr itu sama dengan
13°40’8”
84
2. a. Azimuth hilāl tahun 1990 M adalah 18,98 meter sama dengan 18,98 x
1000 = 18980 Kemudian 18980 : 12 = 1581,66 kemudian 1581,66 : 60 =
26,361 kemudian sift derajat menjadi 26° 21’ 40” + 270° = 296° 21’ 40”
b. 1994 M, 5,06 m x 1000 = 5060 : 12 = 421.66 :60 = 7.0277 = 7° 1’ 40” +
270° = 277° 1’ 40”
c. 1999 M, 11,73 m x 1000 = 11730 : 12 = 977.5:60 = 16.2916 = 16° 17’
30” - 270° = 253° 42’ 30”
d. 2004 M, 23°23' - 270° = 246° 37’ 0”
e. 2009 M, 5°70’ - 270°= 263° 50’ 0”
f. 2014 M, 13,90° = 19° 54’ 0” + 270°= 283° 54’ 0”
Dari tabel perbandingan hasil ḥisāb awal Syawāl tersebut standar
parameter ephemeris menunjukkan bahwa hasil tinggi bulan antara Almanak
Menara Kudus Era KH Turaichan dengan Ephemeris pada tahun 1990 terpaut
1° 46' 7.99'' ,untuk tahun 1994 terpaut 1° 45' 59.98'' dan tahun 1999 terpaut 1°
50' 59.98''. Sedangkan untuk mukūṡ hilāl selisihnya pada tahun 1990 terpaut
44 menit, untuk tahun 1994 terpaut 7 menit dan tahun 1999 terpaut 9 menit.
Untuk azimut hilāl pada tahun 1990 terpaut 1° 21’ 39.97”,untuk tahun 1994
terpaut 0° 10’ 39.99” dan tahun 1999 terpaut 0° 9’ 29.95”.
Sedangkan perbandingan hasil ḥisāb untuk tinggi bulan awal
Ramaḍān antara Almanak Menara Kudus era penerus KH Turaichan dengan
ephemeris adalah pada tahun 2004 terpaut 4° 18' 59.97'', untuk tahun 2009
terpaut 0° 41' 31.99''dan tahun 2014 terpaut 0° 37' 0'' . Sedangkan untuk
mukūṡ hilāl selisihnya pada tahun 2004 tidak ada karena dalam Almanak
Kudus tidak menyebutkan, ,untuk tahun 2009 terpaut 8 menit dan tahun 2014
85
terpaut 8 menit. Untuk azimut hilāl pada tahun 2004 terpaut 0° 52’ 0.04”,untuk
tahun 2009 terpaut 0° 20’ 0.01” dan tahun 2014 terpaut 0° 13’ 59.99”.
a) Tinggi hilāl di bulan Syawāl
Tabel perbandingan Tinggi hilāl AMK era KH Turaichan dan Era
penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun 1990-
2014.
Tabel 19 : Tinggi hilāl di bulan Syawāl
1 Syawāl
Tahun
Tinggi Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 1° 46' 7.99'' - 1° 46' 7.99''
1994/1414 1° 45' 59.98'' - 1° 45' 59.98''
1999/ 1420 1° 50' 59.98'' - 1° 50' 59.98''
2004/ 1425 - 4° 18' 59.97'' 4° 18' 59.97''
2009/ 1430 - 0° 41' 31.99'' 0° 41' 31.99''
2014/1435 - 0° 37' 0'' 0° 37' 0''
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2014 yaitu bernilai 0° 37' 0'', sedangkan yang mempunyai nilai
selisih paling besar terdapat pada tahun 2004 yaitu sebesar 4° 18' 59.97''.
b) Mukūṡ Hilāl di bulan Syawāl
Tabel perbandingan Mukūṡ Hilāl AMK era KH Turaichan dan
Era penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun
1990-2014.
Tabel 20 : Mukūṡ Hilāl di bulan Syawāl
86
1 Syawāl
Tahun
Mukūṡ Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 44 - 44
1994/1414 7 - 7
1999/ 1420 9 - 9
2004/ 1425 - - -
2009/ 1430 - 8 8
2014/1435 - 8 8
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 1994 yaitu bernilai 7 menit, sedangkan yang mempunyai nilai
selisih paling besar terdapat pada tahun 1990 yaitu sebesar 44 menit.
c) Azimuth Hilāl di bulan Syawāl
Tabel perbandingan Mukūṡ Hilāl AMK era KH Turaichan dan
Era penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun
1990-2014.
Tabel 21 : Azimuth Hilāl di bulan Syawāl
1 Syawāl
Tahun
Azimuth Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 1° 21’ 39.97” - 1° 21’ 39.97”
1994/1414 0° 10’ 39.99” - 0° 10’ 39.99”
1999/ 1420 0° 9’ 29.95” - 0° 9’ 29.95”
2004/ 1425 - 0° 52’ 0.04” 0° 52’ 0.04”
2009/ 1430 - 0° 20’ 0.01” 0° 20’ 0.01”
2014/1435 - 0° 13’ 59.99” 0° 13’ 59.99”
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 1999 yaitu bernilai 0° 9’ 29.95”, sedangkan yang mempunyai
87
nilai selisih paling besar terdapat pada tahun 1990 yaitu sebesar 1° 21’
39.97”.
3. Bulan Żulhijjah
Tabel perbandingan Hasil awal Żulhijjah tahun 1990/1410H sampai
dengan 2014/1435H antara Almanak Menara Kudus (AMK) dengan
Ephemeris dengan Markas Jawa Tengah (Semarang) yaitu -7°0’ dan 110°
24’
Tabel 22 : Bulan Żulhijjah
Tahun Versi
Hilāl Ijtimā’
Hari
Tinggi Mukūṡ
(menit) Az Tgl Waktu
Tanggal
1990/
1410
AMK 8° 39’6” 39 297°
9’ 10” - -
Ahad
Pon 24/06/1990
Ephe 6°
53’0.026” 28
296°
18’
0.044”
- - Ahad
Pon 24/06/1990
Ket Slsh 1° 46' 6'' 11 0° 51’
9.96” - - Sama Sama
1994/
1414
AMK
7° 21’6”
32
290°
44’
10”
- - Kamis
Legi 12/05/1994
Ephe 5° 43’
0.005” 23
290°
12’
0.018”
- - Kamis
Legi 12/05/1994
Ket Slsh 1° 38'
5.99'' 9
0° 32’
9.98” - - Sama Sama
1999/
1419
AMK 9° 39’ 6” 22 - - - Jumat
Pon 19/03/1999
Ephe 7° 46’
0,035” 32
270°
12’
0.004”
- - Jumat
Pon 19/03/1999
Ket Slsh 1° 53'
5.97'' 10 - - - Sama Sama
2004/
1424
AMK 7°57' - 248°
6’ 0” - -
Jumat
Wage 23/01/2004
Ephe 7° 15’
0.026 29
248°
01’
0.024”
- - Jumat
Wage 23/01/2004
88
Ket Slsh 0° 41'
59.97'' -
0° 4’
59.98” - - Sama Sama
2009/
1430
AMK 6°03’62” 32 245°
59’ 0”
17-
Nov-
09
2.14 Rabu
Kliwon 18-Nov-09
Ephe 5° 21’
0.020” 21
245°
52’
0.044”
17-
Nov-
09
02:13:41 Rabu
Kliwon 18-Nov-09
Ket Slsh 0° 43'
1.98'' 11
0° 6’
59.96” - - Sama Sama
2014/
1435
AMK 11° 26' 50
264°
53’
24”
24-
Sep-
14
13.13 Jumat
Pon 26-Sep-14
Ephe 10° 47’
0.046” 44
264°
51’
0.030”
24-
Sep-
14
13:13:50 Jumat
Pon 26-Sep-14
Ket Slsh 0° 38'
59.95'' 6
0° 2’
23.97” - - Sama Sama
Keterangan:
a. Azimuth hilāl tahun 1990 M adalah 19,55 meter sama dengan 19,55x
1000 = 19550 Kemudian 19550 : 12 = 1629,166 kemudian 1629,166: 60 =
27,1527 kemudian sift derajat menjadi 27° 9’ 10” + 270° = 297° 9’ 10”
b. 1994 M, 14,93 m x 1000 = 14930 : 12 = 1244,16 :60 = 20.7361 = 20°
44’ 10” + 270° = 290° 44’ 10”
c. 1999 M, -
d. 2004 M, 21°54' - 270° = 248° 6’ 0”
e. 2009 M, 24°01’ - 270°= 245° 59’ 0”
f. 2014 M, 5,11° = 5° 6’ 36” - 270°= 264° 53’ 24”
Dari tabel perbandingan hasil ḥisāb awal Żulhijjah tersebut standar
parameter ephemeris menunjukkan bahwa hasil tinggi bulan antara Almanak
Menara Kudus Era KH Turaichan dengan Ephemeris pada tahun 1990 terdapat
selisih 1° 46' 6'', untuk tahun 1994 selisihnya 1° 38' 5.99'' dan tahun 1999
89
selisihnya 1° 53' 5.97''. Sedangkan untuk mukūṡ hilāl selisihnya pada tahun
1990 terpaut 11 menit, untuk tahun 1994 selisihnya 9 menit dan tahun 1999
terpaut 10 menit. Untuk azimut hilāl pada tahun 1990 selisihnya 0° 51’ 9.96”,
untuk tahun 1994 selisihnya 0° 32’ 9.98” dan tahun 1999 di dalam AMK era
KH Turaichan tidak mencantumkan.
Sedangkan perbandingan hasil ḥisāb untuk tinggi bulan awal Żulhijjah
antara Almanak Menara Kudus era penerus KH Turaichan dengan ephemeris
adalah pada tahun 2004 selisihnya 0° 41' 59.97'', untuk tahun 2009 terpaut 0°
43' 1.98''dan tahun 2014 selisihnya 0° 38' 59.95'' . Sedangkan untuk mukūṡ
hilāl selisihnya pada tahun 2004 tidak ada karena dalam Almanak Kudus tidak
menyebutkan, ,untuk tahun 2009 selisihnya 11menit dan tahun 2014 terpaut 6
menit. Untuk azimut hilāl pada tahun 2004 selisihnya 0° 4’ 59.98” untuk tahun
2009 selisihnya 0° 6’ 59.96” dan tahun 2014 selisihnya 0° 2’ 23.97”.
a) Tinggi hilāl dibulan Żulhijjah
Tabel perbandingan Tinggi hilāl AMK era KH Turaichan dan Era
penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun 1990-
2014.
Tabel 23 : Tinggi hilāl dibulan Żulhijjah
1 Żulhijjah
Tahun
Tinggi Bulan Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 1° 46' 6'' - 1° 46' 6''
1994/1414 1° 38' 5.99'' - 1° 38' 5.99''
1999/ 1419 1° 53' 5.97'' - 1° 53' 5.97''
90
2004/ 1424 - 0° 41' 59.97'' 0° 41' 59.97''
2009/ 1430 - 0° 43' 1.98'' 0° 43' 1.98''
2014/1435 - 0° 38' 59.95'' 0° 38' 59.95''
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2004 yaitu bernilai 0° 41' 59.97'', sedangkan yang mempunyai
nilai selisih paling besar terdapat pada tahun 1999 yaitu sebesar 1° 53' 5.97''
b) Mukūṡ Hilāl dibulan Żulhijjah
Tabel perbandingan Tinggi hilāl AMK era KH Turaichan dan Era
penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun 1990-
2014.
Tabel 24 : Mukūṡ Hilāl dibulan Żulhijjah
1 Żulhijjah
Tahun
Mukūṡ Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 11 - 11
1994/1414 9 - 9
1999/ 1420 10 - 10
2004/ 1425 - - -
2009/ 1430 - 11 11
2014/1435 - 6 6
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2014 yaitu bernilai 6 menit sedangkan yang mempunyai nilai
selisih paling besar terdapat pada tahun 1990 dan 2014 yaitu sebesar 11
menit.
c) Azimuth Hilāl dibulan Żulhijjah
91
Tabel perbandingan Tinggi hilāl AMK era KH Turaichan dan Era
penerusnya dengan parameter Ephemeris untuk bulan Syawāl tahun 1990-
2014.
Tabel 25 : Azimuth Hilāl dibulan Żulhijjah
1 Żulhijjah
Tahun
Azimuth Hilāl Selisih
perbandingan
dengan
paramater
ephemeris
Era KH
Turaichan
Era Penerus
(Sirril Wafa)
1990/ 1410 0° 51’ 9.96” - 0° 51’ 9.96”
1994/1414 0° 32’ 9.98” - 0° 32’ 9.98”
1999/ 1420 - - -
2004/ 1425 - 0° 4’ 59.98” 0° 4’ 59.98”
2009/ 1430 - 0° 6’ 59.96” 0° 6’ 59.96”
2014/1435 - 0° 2’ 23.97” 0° 2’ 23.97”
Pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai selisih paling kecil terletak
pada tahun 2014 yaitu bernilai 0° 2’ 23.97”, sedangkan yang mempunyai
nilai selisih paling besar terdapat pada tahun 1990 yaitu sebesar 0° 51’
9.96”.
Dari tabel perbandingan hasil ḥisāb awal Żulhijjah tersebut
standar parameter ephemeris menunjukkan bahwa hasilnya antara Almanak
Menara Kudus dengan Ephemeris hanya terpaut beberapa menit, dan itu
sudah wajar karena setiap ḥisāb pasti akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda. Tetapi untuk hasil ḥisāb antara Almanak Menara Kudus baik dari
era KH Turaichan sampai penerusnya tidak pernah berbeda dengan hasil
ḥisāb ephemeris.
B. Analisis Komparasi Hasil ḥisāb Ramaḍān, Syawāl dan Żulhijjah Antara
Almanak Menara Kudus Dengan Pemerintah Tahun 1990-2014
92
1. Tabel perbandingan hasil ḥisāb bulan Ramaḍān 1990-2014
Tabel 26 : Perbandingan hasil ḥisāb bulan Ramaḍān 1990-2014
Tahun
M/ H Versi
Hilāl 1 Ramaḍān Ijtimā’ Tinggi
hilāl 29
Sya’ban
Hari Tanggal Tinggi
Nurul
(inch)
Mukūṡ
(menit) Waktu Tanggal
1990/
1410 AMK 5° 12’ 0,65 21 - - -
Rabu
Kliwon 28/03/1990
Pemerintah - - - 18.08 27
Maret 4°
Rabu
Kliwon 28/03/1990
1991/
1411 AMK 9° 31’8” 0,99 39 - - -
Senin
Kliwon 18/03/1991
Pemerintah - - - - 16
Maret
-0.5° s/d
2.5°
Senin
Kliwon 18/03/1991
1992/
1412 AMK 6° 19’2” 0,75 25 - - -
Jumat
Wage 06/03/1992
Pemerintah - - - 4
Maret
3° s/d
6,5
Jumat
Wage 06/03/1992
1993/
1413 AMK 6°20’4” 0,74 26 - - -
Selasa
Pon 23/02/1993
Pemerintah - - - 21 Feb -2.5°s/d
-4.5°
Selasa
Pon 23/02/1993
1994/
1414 AMK 6° 39’6” 0,74 27 - - -
Sabtu
Pahing 12/02/1994
Pemerintah - - - - 10 Feb -3.5° s/d
-6°
Sabtu
Pahing 12/02/1994
1995/
1415 AMK 4°12’6” 0,56 17 - - -
Rabu
Legi 01/02/1995
Pemerintah - - - - 31 Jan 2s/d5° Rabu
Legi 01/02/1995
1996/
1416 AMK 10° 36’ 0,92 44 - - -
Senin
Legi 22/01/1996
Pemerintah - - - - 20 Jan -4,5°s/d
-2°
Senin
Legi 22/01/1996
1997/
1417 AMK 2° 25’2” - 10 - - -
Jum'at
Kliwon 10/01/1997
Pemerintah - - - - 9 Jan 0.3°s/d -
3°
Jum'at
Kliwon 10/01/1997
1997/
1418 AMK 8° 32’ 8” 0,70 36 - - -
Rabu
Kliwon 31/12/1997
Pemerintah - - - - 29 Des -4°s/d -
7°
Rabu
Kliwon 31/12/1997
1998/
1419 AMK 5° 17’4” 0,47 22 - - -
Ahad
Wage 20/12/1998
Pemerintah - - - - 18 Des -5,5°s/d Ahad 20/12/1998
93
-7,5° Wage
1999/
1420 AMK 5° 28’ 8” 0,44 23 - - -
Kamis
Pon 09/12/1999
Pemerintah - - - 5.32 8 Des 3°42’ s/d
5°23’
Kamis
Pon 09/12/1999
2000/
1421 AMK 5° 45’ 0,42 24 - - -
Senin
Pahing 27/11/2000
Pemerintah - - - 17.59 26 Nop 3.5°s/d5° Senin
Pahing 27/11/2000
2001/
1422 AMK 2° 33’ 0,23 10 - - -
Jumat
Legi 16/11/2001
Pemerintah - - - - 15 Nop 0°20’ s/d
2° 20’ Sabtu 17/11/2001
2002/
1423 AMK 7° 7’48” 0,55 35 - - -
Rabu
Legi 6/11/ 2002
Pemerintah - - - 3.34 5 Nop 6,5° s/d
7,5°
Rabu
Legi 6/11/ 2002
2003/
1424 AMK 11°16'44" 0,85 54 - - -
Senin
Legi 27/10/2003
Pemerintah - - - 19:51 25 Okt -3° s/d -
1°
Senin
Legi 27/10/2003
2004/
1425 AMK 3°7' 0,28 - - - -
Jumat
Kliwon 15/10/2004
Pemerintah - - - 9:48 14 Okt 2° s/d 4° Jumat
Kliwon 15/10/2004
2005/
1426 AMK 9°48'49.37" 0,78 45 - - -
Rabu
Kliwon 05/10/2005
Pemerintah - - - 17:28 3 okt
-0°30’
s/d -
2°30’
Rabu
Kliwon 05/10/2005
2006/
1427 AMK 8°27',21” 0,69 38 - 22 Sep -
Ahad
Wage 24/9/2006
Pemerintah - - - 18:46 22 Sep -2° s/d -
1°30'
Ahad
Wage 24/9/2006
2007/
1428 AMK 8° 24',38” 0,67 37 - - -
Kamis
Pon 13/9/2007
Pemerintah - - - 19:45 11 Sep -3° s/d -
1°30'
Kamis
Pon 13/9/2007
2008/
1429 AMK 5°37,9' 0,54 27 02.59 31 Ags -
Senin
Pahing 01/09/2008
Pemerintah - - - 02:59 31 Ags 4°17’ s/d
5°20’
Senin
Pahing 01/09/2008
2009/
1430 AMK 11°52' 0,98 53 17.02.04 20 Ags
-1°
27'08"
Sabtu
Pahing 22/8/2009
Pemerintah - - - 17:02 20 Ags
-3°10’
s/d -
0°50’
Sabtu
Pahing 22/8/2009
94
2010/
1431 AMK 2°45' 0,38 16 10.08 10 Ags -
Rabu
Legi 11/8/2010
Pemerintah - - - 10:09 10 Ags 1°14’ s/d
2° 32’
Rabu
Legi 11/8/2010
2011/
1432 AMK 7°06'19" 0,66 34 1.40 31 Jul -
Senin
Legi 01/8/2011
Pemerintah - - - 01:40” 31 Jul 4°50’ s/d
6°55’
Senin
Legi 01/8/2011
2012/
1433 AMK 1°53' -
-
11.24 19 Jul -
Sabtu
Legi 21/7/2012
Pemerintah - - - 11:24 19 Jul 0°30’ s/d
1°41’
Sabtu
Legi 21/7/2012
2013/
1434 AMK 00° 50' 57" - - 14.16 08 Jul -
Rabu
Kliwon 10/7/2013
Pemerintah - - - 14:16 08 Jul -0°56’
s/d 0°38’
Rabu
Kliwon 10/7/2013
2014/
1435 AMK 11° 24' 0,88 53 15.10 27 Juni 0°41'
Ahad
Wage 29/6/2014
Pemerintah - - - 15:09 27 Juni -0°30’
s/d 0°32’
Ahad
Wage 29/6/2014
Dari data diatas dapat diketahui bahwa data dalam AMK era KH
Turaichan yang ditampilkan adalah data pada tanggal 1 Ramaḍān beserta
penetapan hari dan tanggal 1 Ramaḍān. Untuk AMK era penerusnya ada
penambahan kelengkapan data yaitu adanya data ijtimā’. Sedangkan data
pemerintah (Menteri agama) adalah data waktu ijtimā’ dan penetapan hari dan
tanggal 1 Ramaḍān. Sehingga dapat diketahui bahwa penetapan awal bulan
Ramaḍān antara AMK dengan Pemerintah dari tahun 1990 sampai tahun 2014
telah terjadi perbedaan pada tahun 2001.
Dalam ḥisāb AMK dengan menggunakan ḥisāb taqwim yang
mendekati ḥisāb imkan rukyah itu menyatakan bahwa tinggi hilāl waktu itu
sudah mencapai 2.55 derajat atau 2° 33’ yaitu tinggi hilāl 1.84 meter menurut
pandangan mata di Jawa Tengah. Maka dalam AMK menetapkan bahwa
setelah tanggal 29 Sya’ban adalah bulan baru yaitu pada hari Jum’at Legi
95
tanggal 16 November 2001 M. Tetapi selanjutnya didalam AMK terdapat
catatan bahwa ketetapan puasa hendaknya menunggu dan memperhatikan
pengumuman dari pemerintah.
Sedangkan dalam ḥisāb pemerintah yang menghimpun dari berbagai
elemen golongan yang terdiri dari: (Kemenag RI, 2011: 297-302) Badan ḥisāb
dan Rukyat Depag, Badan Meteorologi dan Geofisika, Dinas Hydro
Oseanografi Markas Besar TNI Angkatan Laut, Planetarium / Observatorium
DKI Jakarta, Almanak Muhammadiyah, Almanak Nahdlatul Ulama’, Persatuan
Islam (PERSIS) dan Almanak Al-Chairiyah Al-Mansyuriyah Jakarta)
menyatakan bahwa ijtimā’ akhir Sya’ban 1422 H /2001 M jatuh pada hari
Kamis tanggal 15 November 2001 bertepatan pada tanggal 29 Sya’ban 1422 H
sekitar pukul 13:41 WIB dengan tinggi hilāl di seluruh wilayah Indonesia
adalah sudah di atas ufuq dengan ketinggian antara 0°20’ sampai dengan 2°20’.
Dalam pelaksanaan ru’yah al-hilāl yang dilakukan oleh petugas
peradilan Agama dengan melibatkan ormas-ormas Islam, ulama’ dan tokoh
masyarakat pada tanggal 15 November 2001 atau tanggal 29 Sya’ban 1422 H
diasmpaikan bahwa semuanya menyatakan tidak melihat hilāl awal Ramaḍān
1422 H.
Melihat fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) tanggal 24 November
2000 Nomor: B-514/MUI/XI/2000 menyatakan:
a. Jika sidang iṡbāt menetapkannya berdasarkan ḥisāb, maka dalam
keputusannya hendaknya dicantumkan klausul yang memberikan kebebasan
kepada umat Islam untuk memulai puasanya atas dasar istikmāl.
96
b. Jika sidang iṡbāt menetapkannya berdasrkan istikmāl , maka dalam
keputusannya hendaknya dicantumkan klausul yang memberikan kebebasan
kepada umat yang memulai puasanya atas dasar ḥisāb.
Maka Menteri Agama1 memutuskan tentang penetapan tanggal 1
Ramaḍān 1422 H/ 2001 M jatuh pada hari Sabtu tanggal 17 November 2001
dan memberikan kebebasan kepada umat yang memulai puasanya pada hari
Jum’at tanggal 16 November 2001 atas dasar ḥisāb.
Perbedaan penetapan ini menurut penulis adalah wajar mengingat
AMK menetapkan tanggal 1 Ramaḍān pada Jum’at tanggal 16 November 2001
berdasarkan ḥisāb (sudah memenuhi kriteria tinggi hilāl 2° lebih dan matla’
lokal) sehingga bulan Sya’ban berjumlah 29 hari dan hari berikutnya adalah
bulan baru. Sedangkan dalam keputusan pemerintah (Menteri Agama) adalah
dengan ḥisāb yang pada dasarnya hasilnya tidak jauh berbeda dengan ḥisāb
AMK. Kemudian ḥisāb yang dikumpulkan oleh pemerintah dilakukan
observasi atau rukyatul hilāl, tetapi dalam pelaksanaannya pemerintah dan
elemen golongan masyarakat tidak melihat hilāl 1 Ramaḍān. Akhirnya
pemerintah memutuskan tanggal 1 Ramaḍān dengan istikmāl yaitu pada Sabtu
tanggal 17 November 2001 dengan catatan memberikan kebebasan kepada
umat yang memulai puasanya pada hari Jum’at tanggal 16 November 2001 atas
dasar ḥisāb.
2. Hasil ḥisāb Syawāl 1990-2014 (Era KH. Turaichan dari tahun 1990-1999 dan
Era Sirril Wafa dari tahun 2000-2014).
Tabel 27 : Hasil ḥisāb Syawāl 1990-2014
1 Departemen Agama pada saat itu dijabat oleh Prof Dr H Said Agil Husin Al- Munawar
MA.
97
Tahun
M/ H Versi
Hilāl 1 Syawāl Ijtimā’ Tinggi
hilāl
akhir
Ramaḍān
Hari Tanggal Tinggi
Nurul
(inch)
Mukūṡ
(menit) Waktu Tgl
1990/
1410 AMK 13°40’8” 1,245 4 - - -
Jum'at
Kliwon 27/04/1990
Pemerintah - - - 17.53 25
April 2° Kamis 26/04/1990
1991/
1411 AMK 9°31’8” 0,65 21 - - -
Selasa
Wage 16/04/1991
Pemerintah - - - 17.56 15
April 4°
Selasa
Wage 16/04/1991
1992/
1412 AMK 10°26’4” 1,03 44 - - -
Ahad
Wage 05/04/1992
Pemerintah - - - - 3
April -2°
Ahad
Wage 05/04/1992
1993/
1413 AMK 8°33’ 0,89 35 - - -
Kamis
Pon 25/03/1993
Pemerintah - - - - 23
Maret
-0,5° s/d
2,5°
Kamis
Pon 25/03/1993
1994/
1414 AMK
9° 0,895 36 - - -
Senin
Pahing 14/03/1994
Pemerintah - - - - 12
Maret 0° s/d -3°
Senin
Pahing 14/03/1994
1995/
1415 AMK 9°21’ 0,87 38 - - -
Jum’at 03/03/1995
Pemerintah - - - - 1
Maret
-2°s/d -
4° Jum’at 03/03/1995
1996/
1416 AMK 4°12’6” 0,49 17 - - -
Selasa
Kliwon 20/02/1996
Pemerintah - - - 6.30 19
Feb
2,5°s/d
6°
Selasa
Kliwon 20/02/1996
1997/
1417 AMK 9°36’6” 0,8 39 - - -
Ahad
Kliwon 09/02/1997
Pemerintah - - - - 7 Feb -6,5° s/d
-1,55°
Ahad
Kliwon 09/02/1997
1998/
1418 AMK 14°27’6” 1,09 59 - - -
Jumat
Kliwon 30/01/1998
Pemerintah - - - - 28
Jan
0° s/d
1°45’
Jumat
Kliwon 30/01/1998
1999/
1419 AMK 8°39’ 0,65 36 - - -
Selasa
Wage 19/01/1999
Pemerintah - - - - 17
Jan
-4°59’
s/d -3°
13’
Selasa
Wage 19/01/1999
2000/
1920 AMK 6°4’48” 0,59 - - - -
Sabtu
Pon 08/01/2000
98
Pemerintah - - - - 6 Jan
-5°32’
s/d -
3°56’’
Sabtu
Pon
08/01/2000
2000/
1421 AMK 7°54’ 3,07 34 - - -
Rabu
Pahing 27/12/2000
Pemerintah - - - - 26
Des 6°-8°
Rabu
Pahing 27/12/2000
2001/
1422 AMK 7° 4’12” 0,47 31 - - -
Ahad
Legi 16/12/2001
Pemerintah - - - - 15
Des
5° s/d
6,5°
Ahad
Legi 16/12/2001
2002/
1423 AMK 14° 1,02 67 - - -
Jumat
Legi 06/12/2002
Pemerintah - - - 14.34 4 Des 0°30’ s/d
1°15’
Jumat
Legi 06/12/2002
2003/
1424 AMK 5°35'52,49" 0,47 29 - - -
Selasa
Kliwon 25/11/2003
Pemerintah - - - 5:57 24
Nop 4° s/d 6°
Selasa
Kliwon 25/11/2003
2004/
1425 AMK 13°27' 1,04 - - - -
Ahad
Kliwon 14/11/2004
Pemerintah - - - 21:27 12
Nop
-3°10’
s/d -
4°46’
Ahad
Kliwon
14/11/2004
2005/
1426 AMK 2°51'22.18" 0,36 17 - - -
Kamis
Wage 03/11/2005
Pemerintah - - - 8:25 2
Nop
1°30’ s/d
3°
Kamis
Wage 03/11/2005
2006/
1427 AMK 11°8',17 0,94 52 -
22
Okt -1°
Selasa
Wage 24/10/2006
Pemerintah - - - 12:14 22
Okt
-0° 30’ -
1°
Selasa
Wage 24/10/2006
2007/
1428 AMK 11°56',67 0,90 53 12.02
11
Okt 0°37'82
Sabtu
Pon 13/10/2007
Pemerintah - - - 12:02 11
Okt
0° s/d
0°45’
Sabtu
Pon 13/10/2007
2008/
1429 AMK 9°56,67' 0,92 45 15.13
29
Sep -5 °12'
Rabu
Pahing 01/10/2008
Pemerintah - - - 15:13 29
Sep
-2°21’
s/d -
1°18’
Rabu
Pahing 01/10/2008
2009/
1430 AMK 5°58',32” 0,56 29 1.44.31
19
Sep -
Ahad
Legi 20/9/2009
Pemerintah - - - 01:44 19
Sep
3°40’ s/d
5°10’
Ahad
Legi 20/9/2009
2010/
1431 AMK 13°09'02" 0,97 58 17.03
08
Sep -2° 30'
Jumat
Legi 10/9/2010
99
Pemerintah - - - 17:30 08
Sep
-2°53’
s/d -
1°54’
Jumat
Legi 10/9/2010
2011/
1432 AMK 2° 02'11' 0,44 12 10.04
29
Ags
Kurang
2°
Rabu
Legi 31/08/2011
Pemerintah - - - 10:04 29
Ags
0°08’ s/d
1°53’
Rabu
Legi 31/08/2011
2012/
1433 AMK
dibawah
ufuq - - 22.54
17
Ags -
Ahad
Kliwon 19/08/2012
Pemerintah - - - 22:54 17
Ags
4°49’ s/d
7°8’
Ahad
Kliwon 19/08/2012
2013/
1434 AMK 04° 04'26" 0,31 20 4.51
07
Ags -
Kamis
Wage 08/08/2013
Pemerintah - - - 04:51 07
Ags
2° s/d
3.87°
Kamis
Wage 08/08/2013
2014/
1436 AMK 3° 46' 0,48 20 05.43
27
Jul -
Senin
Pon 28/07/2014
Pemerintah - - - 05:42 27
Jul
2° s/d
3°40’
Senin
Pon 28/07/2014
Dari data diatas dapat diketahui bahwa data dalam AMK era KH
Turaichan yang ditampilkan adalah data pada tanggal 1 Syawāl beserta
penetapan hari dan tanggal. Untuk AMK era penerusnya ada penambahan
kelengkapan data yaitu adanya data ijtimā’. Sedangkan data Pemerintah
(Menteri Agama) yang ditampilkan adalah data waktu ijtimā’ dan penetapan
hari dan tanggal 1 Syawāl. Dari data diatas dapat diketahui bahwa penetapan
awal bulan Syawāl antara AMK dengan Pemerintah dari tahun 1990 sampai
tahun 2014 tidak terjadi perbedaan kecuali pada tahun 1990. Tahun 1990 AMK
menetapkan 1 Syawāl jatuh pada hari Jum’at Kliwon tanggal 27 April 1990.
Sedangkan pemerintah menetapkan 1 Syawāl jatuh pada hari Kamis tanggal 26
April 1990. Dari sini terjadi perbedaan 1 hari dalam mengawali bulan Syawāl
Dalam ḥisāb AMK (Era KH Turaichan) dengan menggunakan ḥisāb
taqwim menyatakan bahwa hari Kamis Wage tanggal 26 April 1990 tinggi
hilāl pada malamnya hanya ada 0,98/100 derajat atau 0° 58,8’ yaitu tinggi hilāl
0.72 meter dan lamanya di ufuq hanya 4 menit karena itu tidak mungkin dapat
100
di rukyat bil fi’li bahkan mustahil menurut adat kebiasaan. Maka dalam AMK
menetapkan untuk kewajiban berhari raya Idul Fitri harus diundur satu hari
yaitu 1 Syawāl tahun 1410 H atau 1990 M jatuh pada hari Jum’at Kliwon
tanggal 27 April 1990 M. Tinggi hilāl pada malamnya adalah 13.68/100 derajat
atau 13°40.8’ yaitu 9,87 meter dalam pandangan mata disebelah utara khottul
wasath di garis lintang utara 18.98 meter dari pandangan Jateng. Nurul hilāl
nya adalah 1.245 inch miring ke utara dan lamanya diufuq adalah 61 menit
seampai jam 18.34 WIB.
Sedangkan dalam ḥisāb pemerintah yang dihimpun oleh Direktotat
pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Direkotat Jenderal Pembinaan
Badan Kelembagaan Agama Islam Depag dari : (Kemenag RI, 2011: 193-196)
a. Badan ḥisāb dan Rukyat Depag Jakarta, Badan Meteorologi dan Geofisika,
Dinas Hydro Oseanografi Markas Besar TNI Angkatan Laut Jakarta,
Planetarium / Observatorium DKI Jakarta, menyatakan bahwa ijtimā’ akhir
bulan Ramaḍān 1410 H jatuh pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990 jam
11:28 WIB.
b. Almanak Nahdlatul Ulama’ menyatakan bahwa ijtimā’ akhir Ramaḍān 1410
H jatuh pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990 jam 11:32 WIB
c. Almanak Muhammadiyah menyatakan bahwa ijtimā’ akhir Ramaḍān 1410
H jatuh pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990 jam 11:20 WIB
d. Almanak Al-Mansyuriyah Jakarta menyatakan bahwa ijtimā’ akhir
Ramaḍān 1410 H jatuh pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990 jam 10:17
WIB
101
e. Sidang Komisi Penyatuan Kalender Hijriah Internasional di Jakarta tahun
1987 menyatakan bahwa ijtimā’ akhir Ramaḍān 1410 H jatuh pada hari
Rabu, tanggal 25 April 1990 jam 11:28 WIB
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut posisi hilāl waktu terbenam
matahari pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990 bertepatan pada tanggal 29
Ramaḍān 1410 H untuk seluruh wilayah Indonesia berada antara -0.8°
sampai +2.3°. Bahwa wilayah negara Rebublik Indonesia adalah satu
wilayatul Hukmi. Bahwa seluruh ahli ḥisāb dan rukyat yang bergabung
dalam Badan ḥisāb dan Rukyat Departemen Agama sepakat bahwa tanggal
1 Syawāl 1410 H jatuh pada hari Kamis, tanggal 26 April 1990 baik hilāl
dapat dilihat maupun tidak.
Bahwa sidang ke-7 Komisi penyatuan Kalender Hijriah Internasional
yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1987 menyatakan bahwa
tanggal 1 Syawāl 1410 H jatuh pada hari Kamis, tanggal 26 April 1990.
Bahwa laporan usaha rukyah hilāl pada hari Rabu, tanggal 25 April 1990,
bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan 1410 H, yang disampaikan oleh :
1. Sdr. Drs. Ibrahim Mawardi SH, umur 50 tahun, pekerjaan Hakim Tinggi
pada Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, bahwa para Syahid :
a) K.Masbuk Hisyam
b) Kamil Hayan
c) Hasan Basri.
Kesemuanya dari Tim Rukyah NU Jawa Timur telah melihat
Hilāl awal Syawāl 1410 H, pada jam 17:28 WIB di Ujung Pangkah
102
Gresik Jawa Timur dengan ketinggian sekitar 2° dan mereka telah
disumpah sebagaimana mestinya.
2. Sdr. Drs. Ahmad Nawawi AH, umur 46 tahun, pekerjaan Ketua
Pengadilan Agama Bekasi, alamat Jl. Jendral A Yani Bekasi, bahwa para
ahli Syahid :
a) K.H. Abdullah, umur 67 tahun pekerjaan Guru Agama alamat
Kampung Baru, Kelurahan Cakung, Jakarta Timur.
b) K.H. Abdul Hamid, umur 58 tahun, pekerjaan Guru Agama alamat
Kampung Baru, Kelurahan Cakung, Jakarta Timur.
c) H. Abdus Salam, umur 50 tahun, pekerjaan Wiraswasta alamat
Kampung Baru, Kelurahan Cakung, Jakarta Timur.
Kesemuanya telah melihat hilāl awal Syawāl 1410 H, pada jam
17:53 WIB di kampung Baru Cakung, Jakarta Timur dengan posisi sebelah
kanan Matahari dan ketinggian sekitar 2° dan mereka telah di sumpah
sebagaimana mestinya.
Bahwa hasil Rukyat tersebut sesuai dengan pertimbangan para ahli
ḥisāb. Oleh karena itu perlu ditetepkan Keputusan Menetri Agama tentang
penetapan tanggal 1 Syawāl 1410 H.
Maka Menteri Agama2 memutuskan tentang penetapan tanggal 1
Syawāl 1410 H/ 1990 M jatuh pada hari Kamis tanggal 26 April 1990.
Perbedaan penetapan ini menurut penulis adalah mengingat AMK
menetapkan tanggal 1 Syawāl pada hari Jum’at Kliwon tanggal 27 April
1990 berdasarkan ḥisāb yang menggunakan mathla’ lokal yaitu Jawa
2 Departemen Agama pada saat itu dijabat oleh H. Munawir Sjadzali, MA.
103
Tengah dan ini berdasarkan Ḥadῑṡ Kuraib yang menetapkan awal bulan
hijriah berdasar atas wilayah provinsi bukan matla’ wilayatul hukmi. Begitu
juga untuk tinggi hilāl diwilayah lokal (Jawa Tengah) belum ada 2° maka
AMK mengistikmālkan bulan Ramaḍān 30 hari.
Sedangkan dalam keputusan pemerintah (Menteri Agama) adalah
dengan ḥisāb yang pada dasarnya menggunakan matla’ wilayatul hukmi.
Kemudian ḥisāb yang dikumpulkan oleh pemerintah dilakukan observasi
atau rukyatul hilāl, dan dalam pelaksanaannya pemerintah dan elemen
golongan masyarakat telah melihat hilāl 1 Syawāl di Ujung Pangkah Gresik
Jawa Timur dengan ketinggian sekitar 2° dan di kampung Baru Cakung,
Jakarta Timur dengan posisi sebelah kanan Matahari dengan ketinggian
hilāl sekitar 2° . Akhirnya pemerintah memutuskan tanggal 1 Syawāl pada
hari Kamis tanggal 26 April 1990.
3. Hasil ḥisāb Żulhijjah 1990-2014 (Era KH. Turaichan dari tahun 1990-1999 dan
Era Sirril Wafa dari tahun 2000-2014)
Tabel 28 : Hasil ḥisāb Żulhijjah 1990-2014
Tahun
M/ H Versi
Hilāl 1 Żulhijjah Ijtimā’ Tinggi
hilāl akhir
Żulqo’dah
Hari Tanggal Tinggi
Nurul
(inch)
Mukūṡ
(menit) Waktu Tgl
1990/
1410 AMK
8°39’6
” 0,62 39 - - -
Ahad
Pon
24/06/19
90
Pemerin
tah - - - - - - - -
1991/
1411 AMK 12°45’ 0,89 57 - - -
Jum'at
Pon
14/06/19
91
Pemerin
tah - - - - - - - -
1992/
1412 AMK 3° 3’ 0,26 13 - - -
Selasa
Pahing
02/06/19
92
Pemerin
tah - - - - - - - -
104
1993/
1413 AMK
9°24’6
” 0,67 41 - - -
Ahad
Pahing
23/05/19
93
Pemerin
tah - - - - - - - -
1994/
1414 AMK
7°21’6
” 0,52 32 - - -
Kamis
Legi
12/05/19
94
Pemerin
tah - - - - - - - -
1995/
1415 AMK
7°29’4
” 0,52 31 - - -
Senin
Kliwon
01/05/19
95
Pemerin
tah - - - - - - - -
1996/
1416 AMK
6°11’4
” 0,49 29 - - -
Jumat
Wage
19/04/19
96
Pemerin
tah - - - - - - - -
1997/
1417 AMK
13°3’6
” 0,90 53 - - -
Rabu
Wage
09/04/19
97
Pemerin
tah - - - - - - - -
1998/
1418 AMK
5°16’2
” 0,34 21 - - -
Ahad
Pon
29/03/19
98
Pemerin
tah - - -
1999/
1419 AMK
9°39’6
” 0,65 22 - - -
Jumat
Pon
19/03/19
99
Pemerin
tah - - - - - - - -
2000/
1420 AMK
4°6’36
” 0,30 16 - - -
Selasa
Pahing
07/03/20
00
Pemerin
tah - - - - - - - -
2001/
1421 AMK
2°36’3
6” 0,28 12 - - -
Sabtu
Legi
24/02/20
01
Pemerin
tah - - -
23
Feb
0° 53’ s/d
2°36’
Sabtu
Legi
24/02/20
01
2002/
1422 AMK 2°28' 0,31 14 - - -
Rabu
Kliwon
13/02/20
02
Pemerin
tah - - - -
12
Feb
1°38’ s/d
2°30’
Rabu
Kliwon
13/02/20
02
2003/
1423 AMK
11°48’
36” 0,86 54 - - -
Senin
Kliwon
03/02/20
03
Pemerin
tah - - - 17:49
1
Feb
-0°20’ s/d
1°
Senin
Kliwon
03/02/20
03
2004/
1424 AMK 7°57' 0,63 - - - -
Jumat
Wage
23/01/20
04
Pemerin - - - 4:05 22 -6° s/d -4° Jumat 23/01/20
105
tah Feb Wage 04
2005/
1425 AMK 13,27° 0,97 64 - - -
Rabu
Wage
12/01/20
05
Pemerin
tah - - - - - - - -
2006/
1426 AMK
4°08'
2” 0,44 24 - - -
Ahad
Pon
01/01/20
06
Pemerin
tah - - - 10:13
31
Des 3° s/d 5°
Ahad
Pon
01/01/20
06
2006/
1427 AMK
8°53'
75” 0,78 46 - - -
Jumat
Pon
22/12/20
06
Pemerin
tah - - - 21.01
20
Des
-3°30’ s/d
-1°30’
Jumat
Pon
22/12/20
06
2007/
1428 AMK
7°9'
93” 0,61 37 - - -
Selasa
Pahing
11/12/20
07
Pemerin
tah - - - 00:41
10
Des 4° s/d 6°
Selasa
Pahing
11/12/20
07
2008/
1429 AMK
6°48,8
7' 0,62 35 23.56
27
Nop -4.22°
Sabtu
Legi
29/11/20
08
Pemerin
tah - - - 23:55
27
Nop
-5°39’ s/d
-4°33’
Sabtu
Legi
29/11/20
08
2009/
1430 AMK
6°03’6
2” 0,58 32 2.14
17
Nop -
Rabu
Kliwon
18/11/20
09
Pemerin
tah - - - 02:14
17
Nop
3°50’ s/d
5° 20’
Rabu
Kliwon
18/11/20
09
2010/
1431 AMK
14°22’
67” 1,11 68 11.52
06
Nop -0°1,6'
Senin
Kliwon
08/11/20
10
Pemerin
tah - - - 11:52
06
Nop
-0°19’ s/d
1°21’
Senin
Kliwon
08/11/20
10
2011/
1432 AMK
6° 36'
07" 0,61 33 02.57
27
Okt -
Jumat
Wage
28/10/20
11
Pemerin
tah - - - 02:56
27
Okt
4°25’ s/d
6°34’
Jumat
Wage
28/10/20
11
2012/
1433 AMK
di
bawah
ufuq
- - 19.02 15
Okt -
Rabu
Wage
17/10/20
12
Pemerin
tah - - - 19:02
15
Okt
-4°03’ s/d
-2°16’
Rabu
Wage
17/10/20
12
2013/
1434 AMK
2° 50'
38" 0,32 15 7.34
05
Okt -
Ahad
Pon
06/10/20
13
Pemerin
tah - - - 07:35
05
Okt
02°19’ s/d
04°44’
Ahad
Pon
06/10/20
13
2014/
1435 AMK 11° 26' 0,88 50 13.13
24
Sep 0° 44'
Jumat
Pon
26/09/20
14
Pemerin
tah - - - 13:15
24
Sep
-0.5° s/d +
0.5°
Jumat
Pon
26/09/20
14
106
Dari data diatas dapat diketahui bahwa data dalam AMK era KH
Turaichan yang ditampilkan adalah data pada tanggal 1 Żulhijjah beserta
penetapan hari dan tanggal 1 Żulhijjah. Untuk AMK era penerusnya ada
penambahan kelengkapan data yaitu adanya data ijtimā’. Sedangkan data
pemerintah (Menteri agama) adalah data waktu ijtimā’ dan penetapan hari
dan tanggal 1 Żulhijjah mulai dari tahun 2001 sampai 2014 (kecuali tahun
2005/ 1425 H yang waktu itu tidak melakukan sidang karena ada suatu
masalah) . Sehingga dapat diketahui bahwa penetapan awal bulan
Żulhijjah antara AMK dengan Pemerintah mulai dari tahun 2001 sampai
tahun 2014 adalah tidak pernah terjadi perbedaan.
Dari informasi Sirril Wafa bahwa AMK itu mengikuti
perhitungan kitab Al-Khulāshah al-Wafiyyah. Sedangkan Pemerintah
dalam ḥisābnya itu menggunakan dari Ephemeris ḥisāb Rukyat atau Win
ḥisāb yang dikembangkan dari Ephemeris. Berikut ini adalah
perbandingan antara kitab Al-Khulāshah al-Wafiyyah dengan Ephemeris.
Persamaan sistem penentuan awal bulan dalam kitab Al-Khulāṣah
al-Wafiyyah dan Ephemeris adalah sama-sama menggunakan metode yang
berpangkal dari teori Heliosentris yaitu matahari menjadi pusat peredaran
tata surya. Sedangkan perbedaan mendasar penentuan awal bulan antara
kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah dan Ephemeris adalah terletak pada metode
yang digunakan. Kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah menggunakan metode
ḥaqῑqῑ bi al-tahqiq dan menggunakan rumus trigonometri sederhana dalam
menentukan posisi bulan dan matahari. Sedangkan Ephemeris menggunakan
107
metode ḥaqῑqῑ kontemporer yang menggunakan rumus trigonometri modern
serta dibantu komputer dalam menentukan posisi bulan dan matahari.
Dalam rangka untuk menghitung posisi Bulan secara akurat, perlu
memperhitungkan ratusan komponen yang berpengaruh pada perhitungan
bujur bulan, lintang bulan, dan jarak dari pusat Bumi ke pusat Bulan.
(Meeus, 1991 : 307). Dalam kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah dalam
menentukan terjadinya bulan baru adalah dengan ijtimā’. Ijtimā’ dapat
diketahui dengan menggunakan tabel-tabel yang didalamnya terdapat
koreksi-koreksi terhadap matahari dan bulan. Dengan mengetahui ijtimā’
akan mempermudah dalam merukyat hilāl. Menurut (Goldstein,2001: 34)
New moon harus ditentukan oleh visibilitas bulan pertama atau bulan sabit,
bukan oleh aturan aritmatika3.
Matahari, Bulan, dan planet-planet perlu koreksi pada posisi rata-
rata (yang berhubungan linier terhadap waktu) untuk menghasilkan posisi
yang sebenarnya. (King, 1983: 536). Koreksi-koreksi terhadap bulan secara
global adalah sebagai berikut: (Fitria, 2011: 86-87).
1. Koreksi Perata Tahunan4
2. Koreksi sebagai akibat berubahnya eccentricity bulan5
3. Koreksi yang mengakibatkan bulan baru tiba6
3 Banyak astronom Muslim telah mengembangkan kriteria mereka sendiri atau telah
mempelajari dan membahas masalah visibilitas bulan sabit bulan dalam literatur mereka . Seperti:
Ibnu Tariq , Habash , Al - Khwarzmi , Al - Khazin , Al - Tabari , Al - Fahhad , Al - Farghani ,
Thabet Bin Qurrah , Al - Battani , Ibnu Maimon , Al - Biruni , Al - Sufi , Ibnu Sina , At- Tusi dan
Al - Kasyani ( Ilyas , 1994; Doggett dan Schaefer , 1994) Misalnya Kriteria Ibn Tariq tergantung
pada ketinggian Bulan saat matahari terbenam. Dalam era modern ini, Mohammad Ilyas
mengembangkan beberapa kriteria untuk kriteria jarak pandang bulan sabit. (Odeh, 2004: 40).
4 Koreksi sebagai akibat gaerak tahunan bulan bersama-sam bumi mengelilingi matahari
dengan orbit ellips
5 Diambil dari dalil tsani
6 Diambil dari khashshah matahari
108
4. Koreksi yang diambil dari hasil angka Khashshah bulan (dalil tsalis)
5. Koreksi yang diambil dari dalil rabi’
6. Koreksi yang terakhir adalah koreksi perata pusat sebagai bentuk ellips
orbit bulan.7
Koreksi-koreksi tersebut untuk mendapatkan data thūl al-syams
dan thūl al-qamar, yang dijadikan dasar untuk mengetahui waktu ijtimā’.
Perhitungan awal bulan dalam kitab ini membutuhkan waktu yang lama dan
panjang karena menggunakan daftar tabel dan rumus-rumus serta koreksi-
koreksi yang banyak dan bervariasi.8
Sedangkan ḥisāb dalam ephemeris dalam mencari data Bulan dan
Matahari cukup hanya melihat pada tabel buku Ephemeris ḥisāb rukyat atau
cukup dengan mencari didalam program Winḥisāb yang disajikan perhari
dan perjam. Sehingga dengan sistem ini penentuan awal bulan tidak
membutuhkan langkah yang panjang.
Rumus yang dipakai kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah belum
diformulasikan ke dalam sebuah formula yang sistematis tetapi berisi
penjelasan perhitungan sistematis dan urut. Seperti dalam langkah-langkah
mencari thūl al-syams, thūl al-qamar dan ta’dil. Untuk data yang digunakan
dalam kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah adalah bersumber dari kitab al-
Mathla’ as- Said yang menggunakan epoch Makkah
Sedangkan dalam ḥisāb Ephemeris sudah diformulasikan dalam
komputer dengan menggunakan data-data yang terbaru dan alat-alat yang
7 Diambil dari data dalil rabi’ dan ‘uqdah yang telah terkoreksi.
8 Sedangkan menurut Malinwski, 1927 :203 Kebutuhan praktis dalam waktu perhitungan
muncul dari pekerjaan yang agak rumit yang harus dilakukan dalam waktu yang lama, dan
dibutuhkan bekerja sama.
109
canggih serta rumus-rumus modern. Oleh sebab itu dianggap lebih akurat
dan teliti sehingga dianggap sebagai alat pengukur bagi metode ḥisāb yang
lain.9
Waktu perhitungan yang digunakan dalam kitab Al-Khulāṣah al-
Wafiyyah adalah Mekkah sedangkan Ephemeris yang digunakan adalah
waktu Greenwich. Di era sekarng, umumnya waktu yang di pakai adalah
waktu Greenwich, karena itu dalam mengḥisāb awal bulan kitab Al-
Khulāṣah al-Wafiyyah harus berhati-hati. Dalam hal ini konseptualisasi
waktu adalah penting.10
Dari pemaparan perbedaan diatas dapat difahami bahwa nilai
perhitungan dalam kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah angka keakurasiannya
hampir setara dan dapat mengimbangi dengan sistem ḥisāb Ephemeris yang
datanya lebih valid dan akurat serta up to date. Dengan mengetahui
keakuratan kitab Al-Khulāṣah al-Wafiyyah (walaupun klasik), maka kita
juga dapat mengetahui keakuratan Almanak Menara Kudus yang
menggunakan perhitungan dari kitab tersebut. Ini berarti Almanak Menara
Kudus mempunyai hasil perhitungan yang hanpir setara dengan hasil
perhitungan yang digunakan oleh pemerintah.
9 Menurut Tono Saksono (2007: 8) Hisab dengan perhitungan astronomi dan matematika tidak
hanya dapat digunakan secara tepat menghitung awal bulan Hijriyah tetapi juga astronomi
perhitungan yang lebih kompleks seperti gerhana matahari atau bulan yang akan terjadi dalam
seratus tahun yang akan datang, misalnya. Perhitungan ini sangat akurat dalam sedemikian rupa
sehingga orang bahkan dapat mengatakan kapan itu akan terjadi, durasi acara astronomi, dan
ukuran umbra dan penumbra, sangat akurat. Atau, perhitungan astronomi juga mampu secara
akurat menghitung awal bulan Hijriyah 1.400 tahun yang lalu dalam rangka untuk menganalisis
Ramadlan selama periode Rasulullah SAW. 10
Konseptualisasi waktu dan manajemen waktu adalah, setelah semua, konstruksi sosial dan untuk
beberapa derajat abstrak intelektual.(Drury, 2013 :527)