Bab III Tatang Fix

30
BAB III TINJAUAN ISLAM TERHADAP PERANAN VITAMIN E DALAM UNTUK MENCEGAH ATHEROGENESIS 3.1. Pencegahan Atherogenesis Menurut Pandangan Islam Atherogenesis adalah suatu proses pembetukan plak atheroma yang selanjutnya menyebabkan penyakit atherosklerosis. Atherosclerosis merupakan salah satu penyakit pembuluh darah yaitu terjadi pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah diakibatkan pengendapan lemak. Penyakit adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kelalaian dari seseorang yang tidak menjaga kesehatannya dengan baik. Namun penyakit pula diberikan oleh Allah SWT sebagai suatu ujian, maka dalam menghadapi keadaan ini seorang muslim yang menderita suatu penyakit diharapkan bersabar, tidak gelisah serta tetap berusaha melakukan pengobatan yang sesuai dengan ajaran Islam (Arianto, 2006).

description

fix

Transcript of Bab III Tatang Fix

BAB I

BAB IIITINJAUAN ISLAM TERHADAP PERANAN VITAMIN E DALAM UNTUK MENCEGAH ATHEROGENESIS 3.1.Pencegahan Atherogenesis Menurut Pandangan IslamAtherogenesis adalah suatu proses pembetukan plak atheroma yang selanjutnya menyebabkan penyakit atherosklerosis. Atherosclerosis merupakan salah satu penyakit pembuluh darah yaitu terjadi pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah diakibatkan pengendapan lemak.

Penyakit adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kelalaian dari seseorang yang tidak menjaga kesehatannya dengan baik. Namun penyakit pula diberikan oleh Allah SWT sebagai suatu ujian, maka dalam menghadapi keadaan ini seorang muslim yang menderita suatu penyakit diharapkan bersabar, tidak gelisah serta tetap berusaha melakukan pengobatan yang sesuai dengan ajaran Islam (Arianto, 2006). Kebahagiaan di dunia dapat diraih jika terpenuhi kebutuhan hidup di dunia, baik fisik, material, mental, spiritual maupun emosional seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dapat beribadah dengan tenang, serta dapat hadir ditengah lingkungan dengan percaya diri, yang inilah termasuk kebutuhan emosional seperti sehat, tidak merasa cacat dan merasa wajar atau normal (Arianto, 2006).Sehat merupakan hal yang didambakan oleh setiap manusia, begitu juga Nabi senantiasa berdoa untuk kesehatannya, yang senantiasa diucapkan dalam doa beliau sebagainan doa tersebut. Sebagaimana firman Allah :

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. AlBaqarah 2 : 201Kesehatan badan sangat di utamakan, karena dengan badan yang sehat akan memudahkan melakukan ibadah lebih sempurna dan optimal. Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah ushuliyyat menyatakan:

Kesehatan badan didahulukan atas kesehatan agamaBegitu pentingnya nilai suatu kesehatanyang merupakan unsure terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan kondisi yang sehat manusia dapat beribadah dan beraktivitas secara sempurna.sebagaimana anjuran Nabi Muhammad SAW terhadap Abbas:

Dari Ibn Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya : Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan dibaca dalam doaku.Nabi menjawab :Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagi pada kesempatan yang lain saya bertanya : Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan dibaca dalam doaku. Nabi menjawab : Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah SAW mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan di akhirat (HR. Ahmad, al-Turmudzi, dan al-Bazzar).Al-Qur'an melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan seperti membiarkan tubuh menderita suatu penyakit dan salah satunya adalah membiarkan terjadinya atherogenesis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam beraktivitas nantinya. Dalam ajaran agama Islam tubuh mempunyai hak sesuai dengan fungsi dan daya tahannya (Ishaq, 2005). Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW :

Bahwa badanmu mempunyai hak (HR. Muslim).

Dari hadis di atas nampak jelas bahwa menjaga agar tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobatinya sebagaimana ushuliyyat menyatakan:

Menolak lebih mudah daripada menghilangkanSebagai doa pencegah datangnya penyakit, Rasulullah telah mengajarkan kepada para sahabat sebagaimana Abdullah bin Umar, dia berkata, Di antara doa Rasulullah Saw. adalah:

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu]. (HR. Muslim no. 2739).

Aterogenesis merupakan suatu keadaan yang nantinya akan berkembang menjadi penyakit atherosklerosis. Atheroskleoris juga dapat berkembang menjadi faktor resiko berbagai penyakit seperti stroke dan penyakit jantung koroner yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk dapat menghalangi aktivitas bekerja dan beribadahnya seorang muslim dan bahkan menyebabkan kematian. Dalam ajaran Islam, setiap penyakit harus dicegah dan diobati termasuk proses atherogenesis, sehingga tidak membiarkan penyakit tersebut bertambah parah dan dapat merusak badannya karena setiap badan mempunyai hak untuk sehat, dan setiap hak akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.

Menjaga kesehatan merupakan bagian dari ibadah karena kesempatan beribadah dipengaruhi oleh kesehatan, maka untuk itu jika seorang muslim menderita suatu penyakit maka diharuskan untuk berobat. Dengan jiwa raga yang sehat, manusia dapat melakukan amal yang berguna. Oleh karena itu jika kesehatan tidak disyukuri sebagai nikmat dari Allah SWT yang perlu dijaga dan tidak dipergunakan untuk beribadah maka ia telah merugi (Zuhroni, 2001).Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa ajaran Islam menekankan agar manusia menjaga kesehatan. Menolak lebih mudah daripada menghilangkan, termasuk pencegahan atherogenesis yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit diantaranya terjadi aterosclerosis.3.2.Vitamin E dan Makanan Sehat Menurut Islam

Makan dan minum merupakan fitrahnya manusia untuk dapat bertahan hidup, dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, manusia dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Namun tidak semua makanan itu baik bagi tubuh, banyak pula terdapat makanan yang bahan bakunya ataupun kandungan didalamnya tidak baik bagi tubuh (Qaradhawi, 2005).

Dalam hal ini Allah SWT selalu mengingatkan kepada umat manusia agar selalu memperhatikan terhadap makanan yang dikonsumsi, karena bukan hal yang mustahil apabila makanan yang dikonsumsi ternyata tidak hanya bermanfaat untuk mengenyangkan perut, tetapi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan dan minuman sehat dalam Islam sangat terkait dengan kehalalannya, cara mendapatkannya dan begitu juga apakah makanan tersebut baik dikonsumsi untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh (Zulmaizarna, 2009). Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT yang memerintahkan agar manusia untuk selalu memeperhatikan makananan yang dikonsumsi. Sebagaimana firman Allah SWT :((((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((((( Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS Abasa(80):24 )Ajaran Islam mengajarkan agar memakan makanan yang halal dan baik, sebagaimana firman Allah SWT :

((((((((( ((((( (((((((((( (((( ((((((( (((((((( ( ((((((((((( (((( (((((((( (((((( ((((( ((((((((((( Dan makanlah makanan yang hala l lagi baik dari apa yang Allah telah dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS Al-Maidah (5):88) Disamping menjaga makanan yang halal dan baik, juga harus memperhatikan keseimbangan dari makanan yang di makan. Makanan seimbang dipandang sebagai faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Menurut Islam, makanan seimbang adalah makanan yang ideal, baik kualitas dan kuantitas. Makanan seimbang adalah kata lain dari makanan sehat, sebagai perwujudan bagi keseimbangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT pada segala sesuatu (As-Sayyid, 2006). Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas menyatakan bahwa ajaran Islam mengajarkan tentang pola makan yang baik. Persyaratan utama makanan adalah halal dan baik, juga tidak berlebihan karena makan yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit.Menurut Zulmaizarna (2009) Hidup di zaman globalisasi makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, secara umum terdiri dari 4 kategori diantaranya :1. Hewani

Daging hewan ada yang berasal dari binatang ternak, binatang liar yang hidup di darat dan udara, juga ada binatang yang hidup di air laut dan air tawar.

a. Daging hewan ternak, yang dapat dikonsumsi bagi setiap muslim, diantaranya daging sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan lainnya, sebagaimana firman Allah SWT :

(((( ((((((( (((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( ((((((( ((((((((( (((((((((((

Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. (QS Al Mumin (40):79)

b. Daging hewan yang hidupnya di air, semuanya halal baik yang berupa ikan atau bukan, yang mati dengan ada sebabnya atau tidak, sebagaimana firman Allah SWT :(((((( (((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( (((((( (((((((((((((( ( ((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((( ((( (((((((( ((((((( ( ((((((((((( (((( (((((((( (((((((( ((((((((((( ((((

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS Al Maidah (5):96).2. NabatiMakanan yang berbahan nabati secara keseluruhan halal, dan karena itu boleh dikonsumsi, kecuali yang mengandung racun, atau yang membahayakan kesehatan fisik dan psikis manusia. Berbagai jenis tanaman yang tumbuh dipermukaan bumi banyak memberi manfaat bagi manusia dalam bentuk buah-buahan, pepohonan dan rerumputan yang telah disediakan Allah untuk kepentingan manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :((((((((((((( (((((( ((((( (((( ((((((((( ((((((((( ((((

Lalu kami tumbuhkan biji-bijian dibumi itu, anggur dan sayur- sayuran.(QS Abasa (80):27-28). 3. Makanan dan minuman olahanMakanan dan minuman olahan adalah makanan dan minuman yang bahan bakunya berasal dari hewani, nabati, susu dan madu dengan proses teknologi. Makanan-makananan tersebut dikemas dalam wadah ataupun kaleng agar dapat disimpan lebih lama.Aturan makan dan minum dalam ajaran Islam, disyaratkan harus halal dan baik juga proporsional. Makan dan minum secara proporsional merupakan resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitasnya sebagaimana yang disampaikan Rasulullah saw. Adalah tengah-tengah, tidak berlebihan, tidak terlalu kenyang sehingga tidak ada rongga kosong dalam ususnya. Porsinya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas. Disebutkan dalam Hadis Rasulullah saw.: ( ) Dari Miqdam bin Madi Karib, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Janganlah perut anak Adam dipenuhi dengan beban keburukan dalam perut hingga memenuhi perut, sekiranya mesti, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas (udara) (HR Ahmad dan al-Turmudzi)

Berdasarkan hadis tersebut diatas dianjurkan agar makan tidak terlalu kenyang atau terlalu dekat jaraknya. Menurut pakar kesehatan, makan terlalu banyak yang melebihi kebutuhan tubuh akan membahayakan, bahkan dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit (Zulmaizarna, 2009). Makanan yang berlebihan itu akan di rubah dan disimpan oleh tubuh menjadi lemak yang berakibat kegemukan. Badan yang berat akan membebani jantung sehingga menghalangi peredaran darah, akibatnya terganggunya fungsi alat-alat tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit ginjal, darah tinggi, pendarahan di otak, serta penyakit gula.Perintah makan dan minum yang tidak berlebihan atau proporsional, artinya sesuai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak kurang. Sebagaimana firman Allah :((((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((( ( ((((((( (( (((((( (((((((((((((((

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-Araf(7):31)

Apabila makanan yang dikonsumsi terlalu banyak dan berlebihan akan menyebabkan berbagai penyakit. Sebaliknya, kurang dalam mengkonsumsi makanan juga berbahaya bagi tubuh, seperti terlambatnya pertumbuhan jasmani dan otak, kekurangan zat dalam tubuh, dan kadar sel darah merah jadi rendah (anemia) sehingga hal ini juga akan memunculkan berbagai penyakit (Zulmaizarna, 2009).Setiap bahan makanan dan minuman mempunyai manfaat dan khasiat tersendiri, diantara sayur-sayuran dan buah-buhanan terdapat banyak mengandung vitamin E yang bermanfaat dan berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit. Diantaranya sayur-sayuran seperti selada, kacang-kacangan, asparagus, minyak kedelai, minyak jagung, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau. Sedangkan buah-buahan yang mengandung vitamin E diantaranya stroberi, pisang dan lainnya. Sumber vitamin E dapat juga ditemui pada telur, susu, mentega dan lainnya. Nutrisi menurut ajaran Islam mensyaratkan makanan yang halal, baik dan proporsional, yang terdiri dari daging, ikan, sayuran, buah-buahan, susu, dan madu (Zulmaizarna, 2009).Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa mengkonsumsi makanan hendaklah memenuhi syarat halal baik dan seimbang. Buah-buahan, sayur-sayuran yang memiliki kandungan sumber vitamin E merupakan makanan yang sehat, baik dan halal. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang memiliki kandungan vitamin E secara seimbang, dapat mencegah berbagai penyakit dan salah satunya adalah atherogenesis.

3.3.Ketentuan Berobat Menurut Pandangan IslamApabila seorang muslim, terganggu salah satu diantara empat dimensi sehat yaitu fisik, mental, sosial dan spiritual atau iman maka bisa dikatakan sakit. Sebagaimana ketentuan tentang sehat menurut WHO adalah suatu keadaan jasmani, rohaniah dan sosial yang baik, tidak hanya berpenyakit atau cacat dan sehat spiritual (Hawari, 1999).

Islam menganjurkan bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat. Berbagai riwayat menunjukkan bahwa Nabi saw pernah menyuruh para sahabat agar berobat ketika sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya. Sebagaimana hadist Rasulullah saw :Usamah bin Syarik berkata Pada waktu saya berada bersama Rasulullah SAW, datanglah beberapa orang Badui (pegunungan) lalu berkata : Ya Rasulullah, apakah kita mesti berobat? Maka beliau menjawab : Ya wahai hamba Allah, berobatlah kamu karena Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Dia menurunkan juga obatnya, kecuali satu penyakit, Mereka berkata : Penyakit apa itu? Beliau menjawab : tua.( HR. Ahmad)Dari hadits Rasullulah saw tersebut di atas menganjurkan berobat apabila sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit tua. Akan tetapi perlu di yakini bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah adanya kecocokan obat dengan penyakit dan tidak lepas dari izin Allah, manusia berusaha untuk pengobatan tetapi Allah SWT yang menyembuhkan. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah saw :

Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah, penyakit itu akan sembuh. (HR Ahmad dan Hakim)

Dan juga disebutkan dalam hadits lain yang diriwiyatkan oleh Abu Hurairah, yaitu: Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya. (HR Abu Hurairah).

Di dalam upaya pengobatan, Islam memerintahkan agar bertanya kepada ahlinya atau orang yang megetahui. Di bidang kesehatan apabila sakit maka berobatlah kepada dokter atau yang ahli di bidang pengobatan, agar pengobatan dan perawatan dapat dilakukan dengan tepat. Dalam kedokteran Islam di ajarkan bila ada dua obat yang kualitasnya sama maka pertimbangan ke dua yang harus diambil adalah yang lebih efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah sebabnya Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berobat pada ahlinya (Muhadi dan Muadzin, 2009). Dalam Al-Quran menjelaskan agar bertanya kepada ahlinya, sebagaimana firman Allah SWT :(( (((((((((((( (((((( (((((((((( ((( ((((((( (( ((((((((((( ((((

. Bertanyalah kepada orang yang ahli, jika kamu tidak mengetahui. (QS An- Nahl (16):43).Dalam ajaran Islam, tidak hanya ditetapkan tentang dianjurkannya berobat, tetapi juga ditegaskan bahwa berobat tidak boleh dengan sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT (Zuhroni, 2003). Berdasarkan Hadits yang diriwiyatkan oleh Abu Daud :

Bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit dan obatnya dan Dia Menjadikan setiap penyakit ada obatnya, berobatlah dan jangan berobat dengan hal yang haram (HR. Abu Dawud)Ajaran Islam telah mengatur dalam pengobatan hendaklah mencari obat yang dihalalkan, menjauh dari obat yang diharamkan karena obat yang haram belum tentu sebagai penyembuh. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits, Ibnu masud berkata :

Bahwa Allah tidak menjadikan penyembuhan kalian dari sesuatu yang diharamkan.(HR Thabraniy). Rasulullah saw, mengajarkan supaya obat yang dikonsumsi penderita hendaklah halal dan baik, bukan dari yang diharamkan. Allah SWT menurunkan berbagai penyakit untuk manusia, dan Allah SWT juga yang menyembuhkan. Jika seseorang menginginkan kesembuhan dari Allah SWT maka obat yang digunakan juga harus baik dan diridhai Allah SWT Karena Allah melarang memasukkan barang yang haram dan merusak ke dalam tubuh manusia (Muhadi dan Muadzin, 2009).

Masalah halal dan haram ini sangat penting bagi umat Islam, karena konsekuensi yang ditanggung oleh seorang muslim apabila memakan makanan atau barang yang haram sangatlah berat, begitu juga dengan penggunaan obat-obatan. Apabila manusia berobat dengan yang haram, maka hati, akal, pikiran dan semua anggota tubuhnya akan tolong menolong mengerjakan maksiat, dan nerakalah tempat tinggal yang sesuai dan cocok baginya. Oleh sebab itu ajaran Islam menekankan kepada orang yang beriman agar memakan makanan yang baik-baik sebagaimana firman Allah SWT :((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((( ((( (((((((((( ((( ((((((((((((( ((((((((((((( (( ((( ((((((( ((((((( ((((((((((( (((((

Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu.(QS. Al- Baqarah (2):172).

Dalam ajaran Islam ada beberapa hal yang dengan tegas diharamkan oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan pada firman Allah SWT :

((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((( ((((( (((((((((((((((((( ((((((((((((((((( ((((((((((((((((((( (((((((((((((( (((((( (((((( ((((((((( (((( ((( (((((((((( ((((( (((((( ((((( ((((((((( ((((( ((((((((((((((( ((((((((((((( ( ((((((((( (((((( ( (((((((((( (((((( ((((((((( ((((((((( ((( ((((((((( (((( (((((((((((( (((((((((((( ( (((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( ((((((((((( (((((( ( (((((( (((((((( ((( (((((((((( (((((( ((((((((((( ((((((( ( (((((( (((( ((((((( ((((((( (((

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS Al-Maidah (5):3)Keharaman suatu jenis makanan, minuman, termasuk obat-obatan ditentukan adanya 3 aspek, yaitu:

1. Karena substansi/zatnya itu sendiri, contohnya babi, bangkai, darah, yang disembelih bukan atas nama Allah, dalam bidang ini tidak perlu dicari lagi alasannya diharamkan karena dalil pengharamannya bersifat Qathi.

2. Karena sifatnya, seperti memabukkan, misalnya keharaman khamr, jika hilang sifatnya, hukumnya berubah menjadi halal.Rasulullah bersabda :

Barangsiapa yang berobat dengan minuman keras, niscaya Allah tidak akan menyembuhkannya. (H.R. Abu Nuaim dalam Ath Thibb) 3. Karena cara mendapatkannya, meski dari segi substansi benda halal tetapi jika cara mendapatkannya haram, seperti dengan cara merampok, mencuri, ghashab, menipu, dan yang sejenisnya maka hukumnya haram pula (Al-Wajiz, 2004 ; Al-Hafidz, 2007 ; Zuhroni, 2010).

Namun dalam suatu kondisi tertentu, apabila tidak ditemukan barang yang halal untuk mengobati pasien maka diperbolehkan mengobati pasien dengan menggunakan barang yang haram dalam keadaan benar-benar terpaksa demi keselamatan pasien.

Ketentuan yang membolehkan melakukan pengobatan dengan barang-barang haram dalam keadaan benarbenar terpaksa difirmankan oleh Allah S.W.T:( (((((( (((((((( (((((( ((((( (((( ((((( (((((( (((((( ((((((( ((((((( ((((( ...Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S. Al-Anam (6):145)

Pada ayat lain ALLAH SWT berfirman:((((( (((((( ((((( ((( (((((( (((((((((( (((( ((( (((((((((((((( (((((((( ( ...padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. (Q.S. Al-Anam (6) : 119)Ayat tersebut menyatakan kebolehan yang diharamkan karena suatu keterpaksaan. Allah memberikan kemudahan bagi manusia agar tidak menyulitkan hidup, sebagaimana dalam firman Allah SWT. :( ((( ((((((( (((( (((((((((( ((((((((( ((((( (((((( (((

..Allah tidak hendak menyulitkan kamu... (Q.S. Al-Maidah (5) : 6)Disamping ayat-ayat tersebut yang menjelaskan kebolehan memakan-makanan yang haram dalam keadaan terpaksa, juga terdapat dalam kaidah dharrar fighiyyah. (Zuhroni, 2010) disebutkan: Kemudaratan (bahaya) itu membolehkan hal hal yang dilarang.Menurut Zuhroni(2009) dalam buku Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan menyatakan, bahwa dalam keadaan darurat atau sangat mendesak seseorang boleh mengerjakan yang diharamkan, segala hal yang pada mulanya diharamkan tetapi karena sangat diperlukan untuk meringankan malapetaka atau kesulitan-kesulitan yang melanda hal-hal yang diharamkan atau dimakhruhkan tetapi karena sangat dibutuhkan maka hilanglah keharaman atau kemakhruhannya untuk sementara waktu selama keadaan darurat atau kebutuhan itu berlaku. Semua yang dilarang dalam islam, selain kufur, zina dan membunuh dibolehkan melakukannya ketika darurat.Adapun unsur unsur diberlakukannya hukum darurat, yaitu :

1.Kondisi darurat yang dihadapi, syaratnya :

a. Bahaya yang dihadapi besar

b. Bahaya tersebut sedang berlangsung

2.Perbuatan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi darurat syaratnya :

a. Perbuatan tersebut lazim (pasti bisa) untuk mengatasi daruratb. Perbuatan tersebut relevan dengan bahaya yang dihadapi3. Objek darurat, disyaratkan terjadinya atas diri atau harta sendiri atau harta orang lain. 4. Orang yang berada dalam kondisi darurat, syaratnya :

a. Orang tersebut tidak mempunyai kewajiban syari yang lain untuk mengatasi bahaya atau kondisi darurat

b. Orang tersebut tidak mempunyai unsur kesengajaan untuk menciptakan kondisi darurat (Zuhroni, 2010)

Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut diatas tentang ketentuan pengobatan dalam Islam. Ajaran Islam menganjurkan agar berobat apabila sakit kepada ahlinya agar dapat beraktivitas dan beribadah dengan sempurna. Pengobatan dilakukan dengan cara dan obat-obatan yang dihalalkan. Tidak boleh dengan barang yang diharamkan, kecuali pada keadaan darurat dan sangat terpaksa dengan batas tertentu.3.4.Tinjauan Islam Tentang Peranan Vitamin E untuk Mencegah Aterogenesis

Pencegahan suatu penyakit dalam Islam sangat dianjurkan daripada mengobatinya. Oleh sebab menjaga kondisi tubuh sangat disarankan agar selalu ada dalam keadaan sehat dan harus menjadi prioritas utama, selain itu selalu berlaku adil terhadap tubuh, karena tubuh mempunyai hak sesuai dengan fungsi dan daya tahannya. Ajaran Islam sangat memperhatikan terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia, menganjurkan makanan yang bergizi yang terdiri dari daging, ikan, sayuran, buah-buahan, susu dan madu, dengan ketentuan makanan yang halal, baik dan tidak berlebihan (proporsional), dengan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang diharamkan. Islam sangat menganjurkan untuk berobat apabila dalam keadaan sakit, berobat selalu kepada ahlinya dengan cara dan obat-obatan yang dihalalkan. Tidak boleh dengan barang yang diharamkan, kecuali pada keadaan darurat dan sangat terpaksa atau dikarenakan tidak ada pilihan lain dengan batas tertentu.Menurut ilmu kedokteran atherogenesis merupakan salah satu proses untuk terjadinya penyakit atherosklerosis, hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada lapisan endotel dinding pembuluh darah. Proses kerusakan ini dapat dicegah dengan anti oksidan yang salah satu sumbernya yaitu vitamin E.Vitamin E dapat diperoleh di antaranya dalam bentuk buah-buahan, sayuran dan bentuk kapsul dan lainnya.

Menurut pandangan Islam, pada dasarnya semua buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan baik yang mengandung vitamin E ataupun yang tidak hukumnya halal untuk dikonsumsi sampai belum ada dalil yang mengharamkannya. sebagaimana diterangkan dalam kaidah fighiyyah, (Mudjib, 1994) yaitu : Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannyaHalal dan baik sayuran, buah-buahan dan kacang-kacang yang mengandung vitamin E bila dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menjadi halal tetapi tidak baik untuk kesehatan, apabila dikonsumsi lebih banyak mudharat yang ditimbulkan daripada manfaatnya. Salah satu contoh, mengkonsumsi vitamin E secara berlebihan akan berakibat terganggunya . , atau apabila seseorang mempunyai penyakit asam urat mengkonsumsi kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin E, yang berakibat akan menambah kadar asam urat dalam darah, dan dapat memperberat penyakitnya. Maka kehalalannya berobah menjadi tidak boleh untuk dikonsumsi. Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah hokum islam (mudjib,1994)

((((((((((((((((((((( (((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((Hukum-hukum itu bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman, tempat dan keadaan.

Berdasarkan pada kaidah tersebut di atas, peranan vitamin E dalam mencegah aterogenesis menurut tinjauan Islam bahwa mengkonsumsi vitamin E yang berasal dari buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan atau dalam bentuk lainnya, pada dasarnya menurut kaidah fighiyyah dibolehkan. Selama banyak memberi manfaat pada tubuh tidak mendatangkan mudharat. Mengkonsunsi vitamin E hendaklah disuaikan dengan kebutuhan tubuh tidak secara berlebihan. Tetapi apabila banyak mendatangkan mudharat, maka perlu pemilihan sumber vitamin E yang tepat. PAGE 48