BAB III FIX FIX

download BAB III FIX FIX

of 29

description

fix

Transcript of BAB III FIX FIX

41

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1Analisis Hasil

Berdasarkan hasil analisis data pencapaian kegiatan 6 program pokok Puskesmas Salaman I pada Standar Pelayanan Minimal selama 12 bulan mulai Januari - Desember 2014 didapatkan beberapa program yang pencapaiannya kurang dari target, yaitu sebagai berikut:

Tabel 12. Daftar Masalah dari Kegiatan 6 Program Pokok Puskesmas Salaman I Bulan Januari - Desember 2014

NoMasalahTargetCakupanPencapaianBesar Masalah

Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana

1Cakupan Kunjungan Bumil K495%82%87%13%

2Frekuensi Pembinaan Dukun100%60%60%40%

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Oleh Tenkes / Terlatih / Guru100%75%75%25%

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA dan setingkat80%61%77%23%

5Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA atau Setingkat)80%58%72%28%

Gizi

6Balita Yang Naik Berat Badannya (N/D)80%76%94,49%5,51%

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun95%89,55%94,26%5,74%

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe90%88,03%97,82%2,18%

Pelayanan Kesehatan Lingkungan

9Penduduk yang memanfaatkan jamban75%70%92,72%7,28%

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10Cakupan suspek TB paru80%34,9%43,7%56,3%

11Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate)70%28,88%41,25%58,75%

12Cakupan pneumonia balita yang ditangani100%30,69%30,69%69,31%

13Imunisasi Campak95%94%98,83%1,17%

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)95%92%97,01%2,99%

15 Imunisasi HiB295%94%88,93%11,07%

Upaya Kesehatan Perseorangan

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum2%137%91,28%8,72%

3.2Prioritas Masalah

Enam belas masalah yang ada di Puskesmas Salaman I kemudian ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dengan langkah sebagai berikut:Kriteria A : Penentuan Besar Masalah

Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori sebagai berikut:

Jumlah Kelas (K) = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 16

= 4,9

= 5

Interval Kelas (IK)= R (nilai terbesar nilai terkecil) : Jumlah Kelas

= (69,31 1,17) : 5

= 13,62

Tabel 13. Interval Kelas

No.KelasIntervalNilai

111,17 14,792

2214,8 28,42 4

3328,43 42,05 6

4442,06 55,68 8

55 55,6910

Tabel 14. Kriteria A: Besar Masalah

No.MasalahBesar MasalahNilai

246810

1Cakupan Kunjungan Bumil K42

2Frekuensi Pembinaan Dukun6

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes / Terlatih / Guru4

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat4

5Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)4

6Balita yang Naik Berat Badannya2

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun2

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe2

9Penduduk yang Memanfaatkan Jamban2

10Cakupan suspek TB paru10

11Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)10

12Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani 10

13Imunisasi Campak2

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)2

15Imunisasi HiB22

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum2

Kriteria B : Kegawatan Masalah

Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan biaya yang dikeluarkan dengan sistem skoring dengan skor/bobot 1 4.

Keganasan dengan bobot maksimal 4 dimana:

a. Sangat ganas : 4b. Ganas : 3c. Kurang ganas : 2

d. Tidak ganas : 1

Tingkat urgensi dengan bobot maksimal 4 dimana:

a. Sangat mendesak : 4b. Mendesak : 3c. Kurang mendesak : 2

d. Tidak mendesak : 1

Biaya yang dikeluarkan dengan bobot maksimal 4 dimana:

a. Sangat murah/tanpa biaya : 4b. Murah : 3c. Mahal : 2

d. Sangat mahal : 1Tabel 15. Kegawatan Masalah

No.MasalahKeganasanUrgensiBiayaNilai

1Cakupan Kunjungan Bumil K444412

2Frekuensi Pembinaan Dukun4329

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes / Terlatih / Guru2237

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat1236

5Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)1124

6Balita yang Naik Berat Badannya44412

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun44311

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe44412

9Penduduk yang Memanfaatkan Jamban43411

10Cakupan suspek TB paru44311

11Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)44412

12Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani 43310

13Imunisasi Campak44412

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)44412

15Imunisasi HiB244412

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum4329

Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan

Penilaian kriteria ini bersifat subyektif, dimana untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber daya seperti: tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan dan teknologi yang tersedia mampu dan mudah menyelesaikan masalah. Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan nilai 1-4, dimana:

a. Sangat mudah : 4b. Mudah : 3c. Sulit : 2

d. Sangat sulit : 1Tabel 16. Kemudahan Penanggulangan

No.MasalahNilai

1Cakupan Kunjungan Bumil K43,57

2Frekuensi Pembinaan Dukun2,28

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes / Terlatih / Guru2

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat1,57

5Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)3

6Balita yang Naik Berat Badannya2,42

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun3,7

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe3,85

9Penduduk yang Memanfaatkan Jamban2,28

10Cakupan suspek TB paru2,85

11Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)3,14

12Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani 2,57

13Imunisasi Campak2,85

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)3,42

15Imunisasi HiB22,71

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum1,42

Penilaian PEARL meliputi propriety, economy, accepability, resources availability, dan legality. Skor yang digunakan:

1 = setuju

0 = tidak setujuTabel 17. PEARL Factor

No.MasalahPEARLTotal

1Cakupan Kunjungan Bumil K4111111

2Frekuensi Pembinaan Dukun111111

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes / Terlatih / Guru111111

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat111111

5Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)111111

6Balita yang Naik Berat Badannya111111

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun111111

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe111111

9Penduduk yang Memanfaatkan Jamban111111

10Cakupan suspek TB paru111111

11Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)111111

12Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani 111111

13Imunisasi Campak111111

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)111111

15Imunisasi HiB2111111

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum111111

Penilaian Prioritas Masalah

Setelah didapatkan kriteria A, B, C, dan D, kemudian dihitung Nilai Prioritas Dasar (NPD) dan Nilai Prioritas Total (NPT) dengan rumus sebagai berikut:

NPD = (A+B) x C

NPT = (A+B) x C x D

Tabel 18. Penilaian Prioritas Masalah

No.MasalahABCNPDDNPTPrioritas

1Cakupan Kunjungan Bumil K42123,5749.98149.985

2Frekuensi Pembinaan Dukun692,2834.2134.210

3Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes / Terlatih / Guru4722212214

4Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat461,5715.7115.715

5Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)4432412413

6Balita yang Naik Berat Badannya2122,4233.88133.8811

7Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun2113,748.1148.16

8Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe2123,8553.9153.93

9Penduduk yang Memanfaatkan Jamban211229.64129.6412

10Cakupan suspek TB paru10112,8559.85159.852

11Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)10123,1469.08169.081

12Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani 10102,5751.4151.44

13Imunisasi Campak2122,8539.9139.98

14Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)2123,4247.88147.887

15Imunisasi HiB22122,7137.94137.949

16Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum291,4215.62115.6216

Berdasarkan NPD dan NPT, terdapat prioritas masalah sebagai berikut:

1. Penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate)2. Cakupan suspek TB paru3. Cakupan Ibu Hamil yang Diberi 90 Tablet Fe

4. Cakupan Pneumonia Balita yang Ditangani5. Cakupan Kunjungan Bumil K46. Cakupan Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x per tahun

7. Imunisasi Hepatitis B1 (0-7 hari)8. Imunisasi Campak9. Imunisasi HiB210. Frekuensi Pembinaan Dukun11. Balita yang Naik Berat Badannya12. Penduduk yang Memanfaatkan Jamban13. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Remaja (Penjaringan Kelas 1 SLTP, SLTA, atau Setingkat)14. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat oleh Tenkes/Terlatih/Guru15. Cakupan Pemeriksaan Siswa TK, Kelas 1 SLTP, SLTA, dan Setingkat16. Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarkes Umum

Berdasarkan urutan prioritas di atas, setelah dikonfirmasikan dengan Kepala Puskesmas maka dipilihlah cakupan penemuan kasus TB BTA (+) yang ditangani sebagai masalah yang selanjutnya akan dianalisis dan dipecahkan.3.3Analisis Penyebab Masalah

3.3.1Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Pendekatan Sistem.

Dalam menganalisis penyebab masalah secara menyeluruh digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, serta environment. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan pendekatan sistem tersebut, dapat ditelusuri secara retrospektif hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan.Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan SistemINPUTKELEBIHANKEKURANGAN

Man Tersedia tenaga dokter, perawat, petugas laboratorium, koordinator program dan kader untuk pelayanan TB di Puskesmas Salaman I. Kepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP masih belum optimal. Kompetensi petugas masih kurang.

Money Tersedia alokasi dana untuk program pemberantasan TB dari APDB dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dari pusat/APBN. Dana yang tersedia tidak cukup.

Method Sudah ada SOP untuk penjaringan pasien suspek TB di Balai Pengobatan Puskesmas Salaman I. Sudah ada SOP untuk pemeriksaan sputum penderita TB.

Kurangnya frekuensi penjaringan dan follow up suspek TB maupun TB BTA(+) pada rumah tidak sehat.

Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.

Kurangnya kesesuaian antara pemeriksaan terhadap pasien dengan SOP yang berlaku.

Kurangnya ketersediaan SOP baik di Pustu maupun di PKD.

Keterbatasan waktu untuk konseling secara langsung antara pasien dengan dokter fungsional di puskesmas mengenai penanganan TB.

Material Sudah ada instrumen laboratorium untuk pemeriksaaan sputum TB sepeti object glass, deck glass, pewarna ZN, dan tempat pengumpul dahak. Kurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.

Kualitas dahak kurang baik Kualitas pewarnaan kurang baik

Machine Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan sputum penderita TB sudah lengkap. Penggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.

Lingkungan Tersedia fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I. Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.

PROSESKELEBIHANKEKURANGAN

P1 Sudah tersedia jadwal rencana kegiatan penyuluhan TB di masyarakat oleh pemegang program. Sudah tersedia jadwal rencana pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader. Sudah ada koordinasi antar pemegang program terutama promkes dan P2M dalam menentukan intervensi ke masyarakat. Tidak ada

P2 Sudah tersedia SDM yang cukup untuk melaksanakan program pemberantasan TB, seperti 1 koordinator program, 4 dokter, 2 perawat, 3 petugas laboratorium, dan kader. Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal. Pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

P3 Sudah ada evaluasi dan penilaian indikator kinerja kader setiap 3 bulan sekali. Sudah ada koordinasi untuk pendataan pasien BTA (+) yang berobat ke poliklinik swasta, rumah sakit, BKPM di seluruh wilayah kerja Puskesmas Salaman I. Evaluasi yang dilakukan setiap 3 bulan sekali masih belum optimal dan menyeluruh.

Setelah itu dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas, yaitu pemegang program pemberantasan TB dan kepala puskesmas mengenai penyebab masalah yang ada sehingga didapatkan data pada Tabel 20.Tabel 20. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah setelah Konfirmasi kepada Pihak Puskesmas

INPUTKEKURANGAN

Man Kepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP masih belum optimal. Kompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata.

Money Tidak ada masalah.

Method Kurangnya frekuensi penjaringan dan follow up suspek TB maupun TB BTA(+) pada rumah tidak sehat.

Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.

Material Kurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.

Machine Penggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.

Lingkungan Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.

PROSESKEKURANGAN

P1 Tidak ada

P2 Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal. Pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

P3 Tidak ada

3.3.2Analisis Penyebab Masalah dengan Menggunakan Quality Assurance (QA)

Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah management puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan kesehatan puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu:

a. Simple problem

Penilaian terhadap mutu melalui penilaian kepatuhan petugas terhadap SOP Standar Penanganan TB yang telah diubah menjadi daftar tilik yang akan dilakukan dengan observasi.

Tabel 21. Daftar Tilik Penanganan TBNo.PenilaianYaTidakTB

1Apakah petugas pernah menemukan penderita dengan TB di BP/ Pustu/ Posyandu/ RRI?

2Apakah petugas melakukan pemeriksaan medis meliputi:

a. anamnesis (keluhan utama, RPS, RPD, RPK)

b.pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dengan teliti?

3Apakah penderita diberi surat pengantar formulir pemeriksaan dahak ke laboratorium?

4Apakah penderita diberi pot sputum dan dianjurkan untuk mengeluarkan dahak sewaktu di ruang yang sudah disediakan, sebelumnya diberi tahu cara mengeluarkan dahak yang benar?

5Apakah penderita diberi dua pot sputum untuk tempat dahak pagi dan dahak sewaktu hari berikutnya?

6Kalau dahak sewaktu dan pagi sudah ada, apakah petugas menganjurkan penderita untuk segera membawa ke laboratorium Puskesmas Salaman I?

7Apakah hasil laboratorium dicatat pada buku register lab?

8Apakah formulir pemeriksaan laboratorium dikembalikan ke BP?

9Apakah petugas BP mencatat hasil lab pada formulir suspek?

Pada tanggal 24 Maret 2015, kami mengamati kegiatan pemeriksaan pasien di poli umum Puskesmas Salaman I dengan menggunakan SOP yang sudah diubah menjadi daftar tilik untuk panduan observasi. Penilaian observasi dilakukan pada satu pasien yang datang periksa ke poli umum. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Hasil Tilikan Penanganan TB

No.PenilaianYaTidakTB

1Apakah petugas pernah menemukan penderita dengan TB di BP/ Pustu/ Posyandu/ RRI?

2Apakah petugas melakukan pemeriksaan medis meliputi:

a. anamnesis (keluhan utama, RPS, RPD, RPK)

b.pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dengan teliti?

3Apakah penderita diberi surat pengantar formulir pemeriksaan dahak ke laboratorium?

4Apakah penderita diberi pot sputum dan dianjurkan untuk mengeluarkan dahak sewaktu di ruang yang sudah disediakan, sebelumnya diberi tahu cara mengeluarkan dahak yang benar?

5Apakah penderita diberi dua pot sputum untuk tempat dahak pagi dan dahak sewaktu hari berikutnya?

6Kalau dahak sewaktu dan pagi sudah ada, apakah petugas menganjurkan penderita untuk segera membawa ke laboratorium Puskesmas Salaman I?

7Apakah hasil laboratorium dicatat pada buku register lab?

8Apakah formulir pemeriksaan laboratorium dikembalikan ke BP?

9Apakah petugas BP mencatat hasil lab pada formulir suspek?

Nilai CR (Compliance Rate) = x 100%

= 7/9 x 100%

= 77,78 %Berdasarkan nilai Compliance Rate yang didapat maka kepatuhan petugas terhadap SOP Standar Penanganan TB dan SOP Daftar Tilik Pemeriksaan Sputum BTA adalah 77,78%, dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan petugas puskesmas terhadap SOP kurang (CR < 80%).

b. Kompleks problem

Dibawah ini adalah daftar inventarisasi pendapat yang merupakan masalah yang berdasarkan instrumen jaminan mutu kompleks problem yang telah dirumuskan sebelumnya. Inventarisasi didapatkan dari wawancara dengan 5 pasien pada tanggal 24 Maret 2015 mengenai 9 dimensi mutu di Puskesmas Salaman I.

Tabel 23. Daftar Pertanyaan 9 Dimensi Mutu Pelayanan Puskesmas

No. PernyataanYaTidak%

1.Kompetensi

Apakah dokter turun langsung memeriksa pasien?

Apakah petugas atau dokter melakukan anamnesa dengan baik dan lengkap?

Apakah petugas atau dokter melakukan pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dengan benar?

Apakah dokter menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien dengan baik dan benar?

Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat pada keluarga pasien?4

5

5

5

41

0

0

0

180%

100%

100%

100%

80%

2.Hubungan antar manusia

Apakah dokter memberikan edukasi yang baik terhadap keluarga pasien?

Apakah petugas ramah terhadap pasien?

Apakah dokter memberikan kesempatan untuk bertanya pada keluarga pasien?

Apakah petugas mendengarkan keluhan keluarga pasien dengan seksama?

Apakah pasien diperlakukan sama atau tidak dibeda-bedakan?5

5

4

5

50

0

1

0

0100%

100%80%

100%

100%

3.Efisien

Apakah pelayanan yang dilakukan cepat?

Apakah obat yang diberikan cukup?

Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima?

Apakah pasien tidak menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan?

Apakah pasien tidak melalui proses yang berbelit-belit?4

5

5

5

41

0

0

0

180%

100%

100%

100%

86%

4.Efektifitas

Apakah pasien mendapat obat sesuai dengan indikasi?

Apakah pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan anamnesa?

Apakah warga setempat merasakan manfaat adanya puskesmas?

Apakah petugas mengadakan penyuluhan rutin sesuai jadwal?5

5

5

10

0

0

4100%

100%

100%

20%

5.Kenyamanan

Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman?

Apakah ruang pemeriksaan bersih?

Apakah toilet bersih?

Apakah privasi pasien terjaga ketika pemeriksaan berlangsung?

Apakah dokter atau petugas kesehatan berusaha membuat pasien tidak menangis saat diperiksa?5

5

4

5

40

0

1

0

1100%

100%

80%

100%

80%

6.Keamanan

Apakah petugas cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan?

Apakah petugas menanyakan riwayat alergi pada keluarga pasien?2

23

340%

40%

7.Keterjangkauan

Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau?

Apakah biaya puskesmas terjangkau?

Apakah petugas menggunakan bahasa pasien?

Apakah sarana dan transportasi mudah terjangkau?5

5

5

50

0

0

0100%

100%

100%

100%

8.Kesinambungan

Apakah penyuluhan dilakukan secara rutin?

Apakah pelatihan kader - kader dilakukan secara rutin?

Apakah ada kunjungan rumah pada KK yang mempunyai balita?0

1

35

4

20%

20%

60%

9.Informasi

Apakah dokter memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang penyebab penyakit, pencegahan, dan cara penularan?

Apakah dokter memberikan penjelasan bahaya penyakit apabila tidak diobati?

Apakah dokter memberitahu keluarga pasien mengenai komplikasi dari penyakit yang diderita pasien?4

5

41

0

180%

100%

80%

Berdasarkan nilai persentase yang didapat, dinyatakan tidak menjadi masalah jika presentase yang didapat 80%. Dari wawancara nilai customer satisfaction survey sebesar 83,33 % yang menunjukkan pelanggan / konsumen sudah puas terhadap pelayanan petugas di Puskesmas Salaman I. Permasalahan tersebut telah dimasukkan dalam Fish Bone Analysis sebagai kemungkinan penyebab masalah.

3.3.3 Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fish-bone Analysis

Gambar 4. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fish Bone Analysis

3.4Prioritas Penyebab MasalahUntuk menentukan urutan prioritas penyebab masalah, dipakai metode Paired ComparisonTabel 24. Penyebab Masalah

No.HurufMasalah

1ABelum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.

2.B Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

3.C Kurangnya frekuensi penjaringan dan follow up suspek TB maupun TB BTA(+) pada rumah tidak sehat.

4.DPenyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal.

5.EPelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

6.FKepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP masih belum optimal.

7.GKompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata.

8.HKurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.

9.IPenggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.

10.JSosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Tabel 25. Paired ComparisonMasalahABCDEFGHIJTotal

AA

BA

CA

DA

EA

FA

GA

HA

IA

J 9

BB

CB

DB

EB

FB

GB

HB

IB

J7

CC

DC

EC

FC

GC

HC

IC

J1

DDED

FD

GD

HD

ID

J8

EE

FE

GE

HE

IE

J2

FF

GF

HF

IF

J3

GG

HG

IG

J5

HH

IH

J4

II

J0

J6

Tabel 26. Tabel Pareto Penyebab Masalah

Penyebab MasalahFrekuensiPersen (%)Frekuensi KumulatifPersen Kumulatif (%)

Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.920.00920.00

Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal.817.781737.78

Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).715.562453.34

Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.613.333066.67

Kompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata.511.113577.78

Kurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.48.893986.67

Kepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP masih belum optimal.36.674293.34

Pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.24.444497.78

Kurangnya frekuensi penjaringan dan follow up suspek TB maupun TB BTA(+) pada rumah tidak sehat.12.2245100.0

Penggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.00.0045100.0

Total45

Gambar 5. Diagram Pareto

Keterangan:

A :Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.D :Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal.

B :Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

J :Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.

G :Kompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata.

H :Kurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.F :Kepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP belum optimal

E : Pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

C :Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

I :Penggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.Dari diagram Pareto, saat ini terdapat 5 hal memiliki persentase kumulatif 80%, yang berdaya ungkit besar untuk menyelesaikan masalah manajemen Puskesmas.3.5.Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi lima penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah:Tabel 27. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

No.MasalahAlternatif

1Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.

Memberi masukan kepada pemegang program tentang program HaBIBi ( Sehari Berantas Infeksi TB ), yaitu suatu penyuluhan tentang TB kepada masyarakat secara langsung. Memberi masukan kepada pemegang program tentang cara penyuluhan yang menarik seperti mengundang tokoh masyarakat untuk meningkatkan minat dari masyarakat untuk turut serta dalam penyuluhan TB.

2Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal.

Pengawasan dari atasan, dalam hal ini kepala puskesmas dalam memantau pelaksanaan program penyuluhan TB di masyarakat sesuai jadwal.

3Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+)

Pengawasan bagi para petugas supaya dapat memberikan edukasi dan pengarahan kepada pasien agar dahak yang dikeluarkan memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+). Menambahkan informasi yang ditujukan kepada pasien berupa poster yang ditempel di Puskesmas Salaman I mengenai cara mengeluarkan dahak yang benar.

4Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat. Mengusulkan diadakannya sosialisasi secara berkala kepada masyarakat di area kerja Puskesmas Salaman I mengenai program pengobatan TB secara gratis.

5Kompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk menjadwalkan rencana pelatihan petugas secara berkala minimal setahun 2x.

3.6Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain:

a. Kriteria mutlak :

1. Ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia (pelaksana kegiatan).2. Kegiatan mampu dilakukan oleh pihak Puskesmas.3. Dana minimal.4. Hasil dapat dilihat dalam 1 tahun.b. Kriteria keinginan :

1. Pelaksanaan berkesinambungan.2. Efektif

3. Efisien

4. Biaya pelaksanaan murah

5. Memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia

Kriteria keinginan dan bobot:

Mudah dilaksanakan

: 40 Efektif

: 30

Pelaksanaan berkesinambungan

: 20

Biaya pelaksanaan murah

: 10

Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

1. Memberi masukan kepada pemegang program tentang program HaBIBi ( Sehari Berantas Infeksi TB ), yaitu suatu penyuluhan tentang TB kepada masyarakat secara langsung.2. Memberi masukan kepada pemegang program tentang cara penyuluhan yang menarik seperti mengundang tokoh masyarakat untuk meningkatkan minat dari masyarakat untuk turut serta dalam penyuluhan TB.

3. Pengawasan dari atasan, dalam hal ini kepala puskesmas dalam memantau pelaksanaan program penyuluhan TB di masyarakat sesuai jadwal.4. Pengawasan bagi para petugas supaya dapat memberikan edukasi dan pengarahan kepada pasien agar dahak yang dikeluarkan memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).5. Menambahkan informasi yang ditujukan kepada pasien berupa poster yang ditempel di Puskesmas Salaman I mengenai cara mengeluarkan dahak yang benar.6. Mengusulkan diadakannya sosialisasi secara berkala kepada masyarakat di area kerja Puskesmas Salaman I mengenai program pengobatan TB secara gratis.7. Menyarankan kepada pihak puskesmas untuk menjadwalkan rencana pelatihan petugas secara berkala minimal setahun 2x.Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut :

Tabel 28. Kriteria Mutlak

AlternatifKriteria MutlakL/TL

TenagaDana Sarana Waktu

11111L

21111L

31111L

41111L

51111L

61111L

71111L

L = Lulus

TL = Tidak Lulus

Tabel 29. Kriteria Keinginan

KriteriaBobotAlternatif

1234567

Mudah dilaksanakan404x40

=1602x40=801x40

=401x40

=404x40

=1604x40

=1602x40

=80

Efektif304x30=1203x30=904x30=1203x30=903x30=902x30=603x30=90

Pelaksanaan berkesinambungan203x20=602x20=401x20=201x20=203x20=603x20=602x20=40

Biaya pelaksanaan murah103x10

=303x10

=304x10

=404x10

=403x10

=303x10

=302x10

=20

Jumlah370240190190340310230

Keterangan

Kriteria mudah dilaksanakan

: 1. Sulit dilaksanakan

Kriteria berkesinambungan

: 1. Tidak berkesinambungan

2. Kurang mudah dilaksanakan

2. Kurang berkesinambungan

3. Mudah dilaksanakan

3. Berkesinambungan

4. Sangat mudah dilaksanakan

4. Sangat berkesinambungan

Kriteria efektif

: 1. Tidak efektif

Kriteria biaya murah

: 1. Sangat mahal

2. Kurang efektif

2. Mahal

3. Efektif

3. Murah

4. Sangat efektif

4. Tidak ada biaya

Berdasarkan kriteria mutlak dan keinginan, maka diambil keputusan sementara dari tiga skor tertinggi, yaitu:

1. Memberi masukan kepada pemegang program tentang program HaBIBi (Sehari Berantas Infeksi TB).2. Menambahkan informasi yang ditujukan kepada pasien berupa poster yang ditempel di Puskesmas Salaman I mengenai cara mengeluarkan dahak yang benar.Dari 2 alternatif pemecahan masalah di atas, kemudian dibuat inventarisasi faktor pendorong dan penghambat.

Tabel 30. Keputusan Sementara

AlternatifFaktor PendorongFaktor Penghambat

Memberi masukan kepada pemegang program tentang program HaBIBi (Sehari Berantas Infeksi TB).

Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal

Adanya kader yang membantu penyuluhan ke masyarakat Pelaksanaan dan pengumpulan warga sulit

Dibutuhkan pelaksanaan secara berkala

Menambahkan informasi yang ditujukan kepada pasien berupa poster yang ditempel di Puskesmas Salaman I mengenai cara mengeluarkan dahak yang benar.

Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal. Waktu pelaksanaan cepat Kurangnya kepedulian pengunjung Puskesmas Salaman I terhadap poster yang tertempel. Tingkat pemahaman pengunjung Puskesmas Salaman I terhadap informasi yang ada di poster.

Berdasarkan keputusan sementara dan inventarisasi faktor pendorong dan penghambat, maka diambil keputusan tetap untuk masalah penemuan kasus TB BTA (+) (case detection rate) yaitu: Memberi masukan kepada pemegang program tentang program HaBIBi (Sehari Berantas Infeksi TB) dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

3.7Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 31. Rencana Pelaksanaan Kegiatan HaBIBi ( Sehari Berantas Infeksi TB )KegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaanWaktuBiayaMetodeIndikator

Koordinasi antar pemegang program Mengkoordinasikan rencana kegiatan program penyuluhanMasing-masing koordinator pemegang programPuskesmasKoordinator pemegang programSenin, 6 April 2015Dana BOKRapat koordinasi antar pemegang program Terdapat kerjasama lintas sektor yang mendukung program penyuluhan

Perencanaan penyuluhan Merencanakan bentuk penyuluhan tentang penemuan kasus TB BTA (+) secara langsung ke masyarakatPetugas puskesmas (P2M-Kesling-Promkes) dibantu Kader P2MPuskesmasPemegang program, P2M, promkes, kesling, dan kaderSelasa, 7 April 2015Dana BOKRapat koordinasi Tercapainya keputusan bentuk penyuluhan tentang penemukan kasus TB BTA (+)

Persiapan sarana dan prasarana Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penyuluhanSeluruh petugas puskesmasLapangan desaPemegang program, P2M, promkes, kesling, dan kaderJumat Sabtu, 10-11 April 2015Dana BOKPersiapan langsung di lapangan Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung program penyuluhan kasus TB BTA (+)

Pelaksanaan penyuluhan massal Mengumpulkan seluruh warga desa untuk dilakukan pemeriksaan awal kemudian dilakukan penyuluhan massalSeluruh warga desaLapangan desaPemegang program, P2M, promkes, kesling, dan kaderMinggu, 12 April 2014Dana BOKPenyuluhan, deteksi dini, dan penanganan awal TB, lomba jargon TB Minimal 80% warga desa mengikuti HaBIBi dan memeriksakan sputumnya. Meningkatkan cakupan suspek TB pada pelaporan lokmin bulan berikutnya.

Pembagian leaflet informatif tentang TB Membagikan leaflet informatif tentang TB kepada warga desa yang hadirSeluruh warga desaLapangan desaPemegang program, P2M, promkes, kesling, dan kaderMinggu, 12 April 2014Dana BOKPembagian leaflet Seluruh warga desa yang hadir mendapatkan leaflet tersebut.

Evaluasi Kegiatan Evaluasi program, pembuatan laporan pertanggungjawaban dan Petugas puskesmas (P2M-Kesling-Promkes) dibantu Kader P2MPuskesmasKepala PuskesmasAntara minggu ke-2 dan minggu ke-4 dan pada saat lokmin berikutnyaDana BOK Pengamatan langsung Tersedianya laporan kegiatan, hasil dan pertanggungjawaban masing-masing pemegang program

METHOD

MONEY

MAN

Kepatuhan petugas melakukan pemeriksaan sputum TB sesuai SOP masih belum optimal.

Belum adanya penyuluhan tentang TB yang menarik dari puskesmas kepada masyarakat secara langsung.

Kurangnya edukasi dan pengarahan untuk mengeluarkan dahak yang memenuhi kriteria untuk pemeriksaan BTA (+).

Kompetensi petugas dalam melakukan penjaringan penderita TB dan pemeriksaan sputum BTA belum merata.

Kurangnya frekuensi penjaringan dan follow up suspek TB maupun TB BTA(+) pada rumah tidak sehat.

Pelatihan ulang bagi para petugas laboratorium dan kader belum dapat dilaksanakan sesuai jadwal.

Penyuluhan TB di masyarakat belum dapat diselenggarakan sesuai jadwal.

Kurangnya cakupan penemuan kasus TB BTA (+) yang ditangani di Puskesmas Salaman 1 sebesar 28,88% dari target dinas kesehatan sebesar 70% periode Januari-Desemner 2014

Sosialisasi mengenai fasilitas pengobatan TB gratis di Puskesmas Salaman I belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Penggunaan sarana prasarana yang tersedia untuk melakukan penyuluhan TB di masyarakat belum optimal.

Kurangnya media informasi seperti poster atau leaflet untuk sosialisasi TB di tempat umum.

LINGKUNGAN

MACHINE

MATERIAL

29