BAB III PEMBAHASAN...18 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Klinik...
Transcript of BAB III PEMBAHASAN...18 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan Klinik...
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Klinik Pratama Aisyiyah Siti Hajar dengan luas bangunan 1400 m², 2 lantai.
Luas tanah 1065 m² di jalan Kartini No. 41 Kota Tegal, semula direncanakan untuk
RSIA Aisyiyah Siti Hajar. Mulai operasional tanggal 25 September 2005 sebagai
pengembangan RB Aisyiyah Siti Hajar di Jl. Ahmad Dahlan No. 49 Kota Tegal yang
berdiri tahun 1989 dengan luas bangunan 173 m². Peresmian RSIA oleh Bapak
Walikota Tegal tanggal 06 April 2006 dengan izin sementara SK Gubernur No.
503/6374/5 tanggal 27 Maret 2006. Karena beberapa persyaratan tidak bisa dipenuhi
khususnya luas tanah yang minimal harus 2000 m² maka tidak bisa diperoleh izin
tetap. Selanjutnya RSIA Siti Hajar menjadi Rumah Bersalin Utama Aisyiyah Siti
Hajar (SK Kepala Dinkes Propinsi Jateng No. 503/3898/5.3. Tgl 25 Februari 2008
RSIA Siti Hajar dimohon memberi pelayanan sebagai Rumah Bersalin). Kemudian
menambah pelayanan Balai Pengobatan. Dengan adanya peraturan Menteri
Kesehatan No. 028/Menkes/Per/I/2011. RBU dan BP Aisyiyah Siti Hajar sejak 15
April 2013 memberi pelayanan sebagai Klinik Pratama Aisyiyah Siti Hajar dengan
Surat Ijin dari Pemerintah Kota Tegal, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT)
No. 445.3/003/Klinik/2013 saat ini sudah diperpanjang lagi dengan no. 003/SK-
K/11.03/V/2018 dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Tegal
pada tanggal 15 Mei 2018.
19
Adapun Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Klinik Pratama Siti Hajar Sebagai Berikut :
A. FALSAFAH
1. Motivasi bekerja merupakan ibadah untuk mendapatkan ridha Allah SWT
2. Setiap penyakit hanya Allah yang memberi kesembuhan, tetapi manusia wajib
berupaya kepada ahlinya
3. Pelayanan kesehatan merupakan pengamalan yang didasarkan pada aqidah islam
dalam rangka mewujudkan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah
B. VISI
Klinik islami yang professional menjadi pilihan utama masyarakat kota Tegal dan
sekitarnya
C. MISI
1. Mensukseskan program organisasi dan membantu program pemerintah dibidang
kesehatan dan keluarga berencana.
2. Menjadikan Klinik Pratama sebagai sarana ibadah untuk melaksanakan dakwah
islamiyah amar makruf nahi munkar.
3. Memberikan pelayanan yang islami dan profesional kepada masyarakat termasuk
kaum dhuafa.
4. Menjadi pelaksana pelayanan kesehatan tingkat 1 program BPJS kesehatan
terbaik dan terpercaya di Kota Tegal mulai Januari 2014.
20
3.1.2. Struktur Organisasi Dan Tugas
Gambar III.1.
Struktur Organisasi Klinik Pratama Aisyiyah Sti Hajar Kota Tegal
(Sumber : Klinik Aisyiyah Siti Hajar Kota Tegal)
PDA KOTA TEGAL
HJ. DEWI UMAROH, S.Psi
DEWAN PENGAMPU/
PEMBINA
HJ. PRADIJATI
GUNAWAN, dr KEPALA KLINIK
Dr. ENDANG
SAHFITRI
NASUTION
APOTEK
HENI P.,
S.Farm. Apt
KOORD.
UNIT
RAWAT
JALAN
DEVITA
AYU
KARTIK
A, AMK
KOORD.
RAWAT
INAP &
VK
DWI
KARTIKA
SARI,
AMD. Keb
BAG.ADM
KEUANGAN,
AKUNTASI & PIC
BPJS KES
KARTIKA DWI
SETIORINI, SE
BAG.
KEUANGAN
(BENDAHARA
)
HJ.NUR
CHALIMATU
N
BAG. ADM.
UMUM, SDM
& RUMAH
TANGGA
EVA
MUCHIBAT
UN
21
1. Tugas PDA Kota Tegal
Hj. Dewi Umaroh, S.Psi bertugas sebagai Pimpinan dari Klinik Pratama
Aisyiyah Siti Hajar Kota Tegal
2. Tugas Dewan Pengampu/ Pembina
Hj. Pradijati Gunawan, dr dan Hj. Hatmi Harun, S.Farm.Apt bertugas sebagai
pengampu atau Pembina dari perawat yang bertugas di Klinik Pratama
Aisyiyah Siti Hajar Kota Tegal
3. Tugas Kepala Klinik
Dr. Endang Sahfitri Nasution bertugas sebagai kepala klinik Klinik Aisyiyah
Siti Hajar Kota Tegal untuk membantu mengontrol keadaan klinik tersebut.
4. Tugas Apotek
Heni P, S,Farm.Apt bertugas sebagai bagian pada apotek klinik aisyiyah
klinik siti hajar dan membantu memberikan obat sesuai keluhan pada pasien.
5. Koord. Unit Rawat Jalan
Devita Ayu Kartika, Amk bertugas sebagai koordinasi unit rawat jalan jika
ada pasien yang memerlukan penanganan lanjut pada rumah sakit.
6. Koord. Rawat Inap & VK
Dewi Kartika Sari, Amd, Keb bertugas sebagai koordinasi rawat inap dan
membantu mengontrol pasien yang sedang dirawat inap pada klinik tersebut.
7. Bagian Administasi, Keuangan, akuntasi, dan Pic BPJS Kes
Kartika Dewi Setiorini, SE bertugas sebagai bagian administasi dan keuangan
dan membantu melakukan pengelolaan dana jaminan sosial BPJS kesehatan.
8. Bagian keuangan (Bendahara)
Hj. Nur Chalimatun bertugas sebagai pengelola keuangan pada Klinik
Aisyiyah Siti Hajar Kota Tegal.
22
9. Bagian Administrasi umum, SDM, dan rumah tangga
Eva Muchibatun bertugas sebagai pengurus bagian sumber daya manusia,
kebutuhan sandang dan pangan pada Klinik Aisyiyah Siti Hajar Kota Tegal.
3.2. Tinjauan Kasus
3.2.1. Gigi
Gigi merupakan struktur putih kecil yang ada di dalam mulut manusia dan
menjadi salah satu organ yang sangat penting dalam proses pencernaan dalam tubuh.
Gigi digunakan untuk mengoyak, mengikis, memotong dan mengunyah
makanan.(Yulianti, 2014)
Gigi adalah bagian dari tubuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan
lainya, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi
merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah makanan,
sedangkan mulut berfungsi tempat masuknya makanan dan air.
Banyak di masyarakat kita yang pada awalnya tidak mengetahui gejala-gejala
pada penyakit gigi. Bila masyarakat ingin mengetahui gejala awal tentang penyakit
gigi yang dialami mereka serta cara penanganan pertama mendatangi klinik dokter
gigi terdekat. Akan tetapi, tidak semua orang melakukannya, karena faktor kesibukan
maupun faktor ekonomi yang kurang mendukung.
Berdasarkan penelitian dan wawancara dengan Drg. Ratna Mulyasari P.P
didapat 12 penyakit dengan 25 gejala yaitu :
1. Abses Peridontal merupakan infeksi yang terletak disekitar poket poriondontal
dan dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang.
23
2. Abses Peripikal merupakan pembentukan nanah atau pus diujung akar gigi yang
merupakan kelanjutan dari infeksi pulpa gigi bermula dari karies atau lubang
yang dalam pulpa sehingga pulpa menjadi mati atau nekrosis.
3. Alveolar Osteitissama dengan dry socket adalah sakit pasca pencabutan satu
sampai tiga hari yang tidak umum karena bekuan darah di lokasi bekas
pencabutan gigi telah lepas sebelum luka sembuh biasanya nyeri sedang sampai
berat diikuti peradangan di sekitar area bekas pencabutan.
4. Abrasis Gigi merupakan hilangnya struktur gigi akibat dari kebiasaan menyikat
gigi yang terlalu keras, bagian yang terkikis adalah email (yang kita lihat secara
kasat mata berwarna putih) kadang dentin yang menimbulkan rasa ngilu.
5. Bruxism (Gigi Gemeretak) merupakan gerakan yang tidak sengaja atau reflek
dalam menggerakkan gigi, menggerus gigi selama atau saat tidur yang dapat
menimbukan gigi terasah atau terkikis hingga rusak dan kadang menyebabkan
sakit kepala.
6. Gingivitis (Radang Gusi) merupakan radang yang terjadi pada gusi karena
kurangnya perawatan atau pembersihan gigi serta mulut.
7. Gusi Bernanah merupakan radang pada gusi disertai adanya infeksi dan
pembentukan nanah atau pus pada area sekitar gusi.
8. Gangguan Gigi Bungsu merupakan keadaaan dimana gigi geraham terakhir tidak
dapat keluar dengan sempurna karena terhalang gigi di depannya atau
kekurangan ruangan atau rahang sempit.
9. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) merupakan luka di sudut mulut atau
peradangan yang terjadi karena banyak faktor seperti infeksi bakteri, virus
ataupun jamur.
24
10. Karies Media merupakan lubang gigi yang sudah mengenai email (yang kita lihat
secara kasat mata berwarna putih) dan sebagian deutin yang menyebabkan ngilu.
11. Karies Profunda merupakan lubang pada gigi yang menjalar dari email (yang kita
lihat secara kasat mata berwarna putih) deutin dan bahkan menembus pulpa
menimbulkan rasa sakit yang spontan.
12. Karies Superfisial merupakan lubang pada sisi yang baru mencapai daerah email
(yang kita lihat secara kasat mata berwarna putih) dan jarang memberi keluhan.
Beberapa Solusi atau saran untuk menangani penyakit gigi menurut Drg. Ratna
Mulyasari, P.P adalah sebagai berikut :
a. Abses Periodontal dengan terapi antibiotik.
b. Abses Peripikal dengan terapi antibiotik.
c. Alveolar Osteitis dengan terapi antibiotik, membalut luka.
d. Abrasis Gigi dengan mengoleskan fluor, melakukan penambalan gigi.
e. Bruxism (Gigi Gemeretak) dengan menggunakan alat bantu saat tidur
(nightguard).
f. Gingivitis (Radang Gusi) dengan menggunakan obat kumur, melakukan
flossing.
g. Gusi Bernanah dengan pemberian antibiotik.
h. Gangguan Gigi Bungsu dengan melakukan pencabutan pada gigi bungsu.
i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) dengan memakai obat anti jamur.
j. Karies Media dengan melakukan penambalan gigi.
k. Karies Profunda dengan melakukan penambalan gigi.
l. Karies Superfisial dengan melakukan penambalan gigi.
25
3.2.2. Basis Pengetahuan
Setelah masalah teridentifikasi dan analisis maka langkah selanjutnya adalah
membentuk basis pengetahuan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih
metode representasi pengetahuan yang nantinya digunakan untuk memasukan data-
data yang diperoleh dalam tahapan pengetahuan. Basis pengetahuan merupakan inti
program sistem pakar dimana basis pengetahuan merupakan representasi
pengetahuan dari dari seorang pakar yang telah ahli dibidangnya.
3.2.3. Tabel Pakar
Dalam perancangan system pakar mendeteksi penyakit gigi dan mulut,
penulis melakukan Tanya jawab pada Drg. Ratna Mulyasari P.P.
Tabel III.1
Daftar Penyakit Gigi
Id
Penyakit
Nama Penyakit
P01 Abses Periodontal
P02 Abses Peripikal
P03 Alveolar Osteitis
P04 Abrasi Gigi
P05 Bruxism (Gigi Gemeretak)
P06 Gingivitis (Radang Gusi)
P07 Gusi Bernanah
P08 Gangguan Gigi Bungsu
P09 Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir)
26
P010 Karies Media
P011 Karies Profunda
P012 Karies Superfisial
Tabel III.2.
Daftar Nama Gejala Penyakit Gigi
Id Gejala Nama Gejala
G1 Sulit mengunyah
G2 Pembengkakan atau peradangan pada gusi
G3 Gigi bergoyang
G4 Rahang terjadi pembengkakan
G5 Pembengkakan kelenjar getah bening sekitar rahang atau leher
G6 Demam
G7 Bau mulut tak sedap
G8 Rasa sakit atau nyeri disekitar gusi
G9 Rasa sakit yang hebat selama beberapa hari setelah pencabutan gigi
G10 Tulang terlihat pada socket gigi
G11 Gigi terasa ngilu dan sensitive
G12 Bentuk gigi tampak terkikis
G13 Bintik putih pada gigi
G14 Insomnia atau merasa gelisah
G15 Suara gemeretak gigi yang terdengar ketika tidur
G16 Gusi mudah berdarah
27
Tabel III.3.
Daftar Solusi Penyakit Gigi
Id Solusi Solusi
S1 Pemberian Antibiotik
S2 Menggunakan night guard (pelindung gigi) saat tidur
S3 Pemberian antibotik, membalut luka
S4 Pencabutan gigi bungsu
S5 Menggunakan obat anti jamur dan konsumsi banyak air minum
S6 Penambalan gigi
G17 Bentuk gusi agak membulat
G18 Sakit kepala
G19 Gusi atau gigi bernanah
G20 Kemerahan pada sudut-sudut mulut
G21 Sudut mulut terasa nyeri
G22 Sudut mulut bersisik
G23 Gigi terasa berdenyut
G24 Ulkus (luka pada sudut mulut)
G25 Gigi berlubang
28
Tabel III.4.
Tabel Diagnosa
KODE
Penyakit
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
G1 X X X
G2 X X X
G3 X
G4 X X
G5 X X X
G6 X X
G7 X X X
G8 X X
G9 X
G10 X
G11 X X
G12 X
G13 X
G14 X
G15 X
G16 X
G17 X
G18
G19 X X
29
G20 X
G21 X
G22 X
G23 X X
G24 X
G25 X X X
S1 X X X X
S2 X
S3 X X
S4 X X
S5 X
S6 X X X
Keterangan :
P : Penyakit
G : Gejala
S : Solusi
Tabel III.5.
Tabel Rule
Rule IF THEN
1 G1&G2&G3 P1&S1
2 G1&G4&G5&G6&G7&G8 P2&S1
3 G7&G9&G10 P3&S4
4 G11&G12 P4&S6
5 G14&G18&G25&G15 P5&S1&S2
30
6 G5&G16&G17 P6&S1
7 G2&G5&G6&G19&G23 P7&S3
8 G1&G2&G4&G7&G8 P8&S4
9 G20&G21&G22&G24 P9&S5
10 G11&G25 P10&S6
11 G23&G25 P11&S6
12 G13&25 P12&S1&S6
3.2.4. Rule-rule Pada Pakar
Untuk pengetahuan dan mendapat solusi terbaik dari beberapa masalah
penyakit gigi, maka penulis membuat knowledge base atau rule base sistem pakar
yang biasanya ditulis dalam bentuk jika-maka (IF-THEN) adalah sebagai berikut:
Rule 1 :
Jika Pembengkakan atau peradangan pada gusi dan sulit mengunyah dan gigi
bergoyang maka penderita mengalami Abses Periodontal dan solusi penanganannya
dengan pemberian antiobiotik
Rule2 :
Jika bau mulut tak sedap dan sulit mengunyah dan rahang terjadi pembengkakan dan
rasa sakit atau nyeri di sekitar gusi dan demam dan pembengkakan kelenjar getah
bening sekitar rahang atau leher maka penderita mengalami Abses Peripikal dan
solusi penangananya dengan pemberian antibiotic
31
Rule3 :
Jika bau mulut tak sedap dan rasa sakit yang hebat selama beberapa hari pencabutan
gigi dan tulang terlihat pada Socket maka penderita mengalami Alveolar Osteitis dan
solusi penanganannya dengan pencabutan gigi
Rule 4:
Jika gigi terasa ngilu dan sensitif dan bentuk gigi tampak terkikis maka penderita
mengalami Abrasi Gigi dan solusi penangananya dengan penambalan gigi
Rule5 :
Jika gigi terasa ngilu dan sensitif dan sakit kepala dan insomnia atau merasa gelisah
dan suara gemeretak gigi yang terdengar ketika tidur maka penderita mengalami
Bruxism (Gigi Gemeretak) solusi penangananya dengan pemberian antibiotik dan
menggunakan night guard (pelindung gigi) saat tidur
Rule 6: Jika pembengkakan atau peradangan pada gusi dan gusi mudah berdarah dan
bentuk gusi agak membulat dan konsistensi gusi menjadi lunak maka penderita
mengalami Gingvitis (Radang Gigi) dan solusi penanganannya dengan pemberian
antibiotik
Rule 7: Jika pembengkakan atau peradangan pada gusi dan demam dan
pembengkakan kelenjar getah bening sekitar rahang atau leher dan gusi atau gigi
bernanah dan gigi terasa sakit atau berdenyut maka penderita mengalami Gusi
Bernanah dan solusi penanganannya dengan pemberian antibiotik, membalut luka.
Rule 8: Jika bau mulut tak sedap dan sulit menguyah dan rahang terjadi
pembengkakan dan rasa sakit atau nyeri di sekitar gusi dan pembengkakan atau
peradangan pada gusi maka penderita mengalami Gangguan Gigi Bungsu dan solusi
penanganannya dengan pencabutan gigi bungsu.
32
Rule 9: Jika kemerahan pada sudut-sudut mulut dan sudut mulut terasa nyeri dan
sudut mulut bersisik dan ulkus (luka pada sudut mulut) maka penderita mengalami
Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) dan solusi penangannya dengan menggunakan
obat anti jamur
Rule 10: Jika gigi berlubang dan gigi terasa ngilu dan sensitif maka penderita
mengalami Karies Media dan solusi penangananya dengan penambalan gigi.
Rule 11: Jika gigi berlubang dan pulpa terinfeksi/radang pada pulpa dan sakit
berdenyut maka penderita mengalami Karies Profunda dan solusi penanganannya
dengan penambalan gigi.
Rule 12: Jika gigi berlubang dan bintik putih pada gigi maka penderita mengalami
Karies Superfisial dan solusi penanganannya dengan pemberian antibiotik dan
penambalan gigi
3.3. Spesifikasi Kebutuhan
3.3.1. Analisa Kebutuhan
Ada dua analisa kebutuhan yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non
fungsional.
1. Analisa Fungsional
Dalam perancangan analisa fungsional ada dua macam yaitu sebagai berikut :
A. Analisa Kebutuhan Pengguna
1) Halaman Admin (Back End)
Analisa kebutuhan admin dalam aplikasi android sebagai berikut :
a) Admin dapat melihat tampilan halaman admin
b) Admin dapat menambahkan, menghapus dan mengubah data gejala
33
c) Admin dapat menambahkan, menghapus dan mengubah data penyakit dan
solusi
d) Admin dapat melihat hasil analisa konsultasi.
2) Halaman Pengguna (Front end)
Dalam perancangan kebutuhan analisa pengguna (Front End) dalam aplikasi
berbasis android sebagai berikut :
a) Pengguna dapat mengakses halaman about yang berisi tentang informasi
tentang aplikasi.
b) Pengguna dapat melakukan konsultasi mengenai penyakit, gejala, dan solusi
penyakit gigi.
c) Pengguna dapat melihat hasil analisa dari konsultasi tersebut.
d) Pengguna dapat melakukan keluar (logout)
B. Analisa Kebutuhan Sistem
Perangkat lunak (software) kunci penting untuk berjalannya suatu program
berikut merupakan analisa kebutuhan sistem perangkat lunak (software) adalah
sebagai berikut :
1. Sistem dapat menampilkan beranda pengguna ketika pengguna (user)
mengakses aplikasi sistem pakar penyakit gigi berbasis android.
2. Sistem dapat menampilkan data konsultasi, informasi penyakit, gejala, dan
infomasi aplikasi dalam android yang diakses pengguna.
3. Sistem dapat melakukan proses menampilkan, menambahkan, menghapus,
mengubah, dan menyimpan data pada link tabel user, tabel penyakit, tabel
gejala.
34
2. Analisa Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional untuk perancangan sistem pakar diagnosa penyakit gigi
ini yaitu berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Berikut spesifikasinya :
A. Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware) yan dibutuhkan dalam peerancangan aplikasi
sistem pakar ini adalah :
1. 1 buah laptop
2. RAM 2 GB
3. Mouse
4. Keyboard
B. Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) yang dibutuhkan dalam perancangan aplikasi
sistem pakar ini adalah :
1. Sistem Operasi Windows 8
2. Text Editor : Java script
3. Pengelola database : MySQL
3.4. Flowchart
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-
urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer
untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan
menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. (Billa,
2015)
35
Sumber : Hasil Penulis
Gambar III.2. Diagram Flowchart
36
3.5. Database
Database adalah kumpulan data yang saling terhubung. Data tersebut biasanya
terdapat dalam tabel-tabel yang saling berhubungan satu sama lain, dengan
menggunakan kolom pada tiap tabel yang ada. Adapun tabel-tabel database dalam
perancangan sistem pakar ini sebagai berikut :
Tabel III.6.
Tabel Gejala
Nama FIELD TYPE KETERANGAN
Idgejala varchar(10) id gejala
Gejala varchar(1000) nama gejala
Penyakit varchar(1000) nama penyakit
Tabel III.7.
Tabel Penyakit
NAMA FIELD TYPE KETERANGAN
Idpenyakit varchar (40) Id penyakit
Penyakit varchar (1000) Nama penyakit
Jenispenyakit varchar (40) Jenis penyakit
Diagnosa varchar (1000) Nama diagnosa
Tabel III.8.
Tabel Solusi
NAMA FIELD TYPE KETERANGAN
Idsolusi Varchar(10) Id solusi
37
Solusi Varchar(200) Jenis Solusi
Jenispenyakit Varchar(1000) Jenis Penyakit
Tabel III.9.
Tabel Database Basis Pengetahuan
NAMA FIELD TYPE KETERANGAN
Namapenyakit varchar(100) Nama penyakit
Gejala varchar(100) Nama gejala
Solusi varchar(100) Jenis solusi
3.6. Rancangan Antar Muka (User Interface)
3.6.1. Halaman Admin (Back end)
Rancangan antar muka bagian back end yaitu rancangan yang digunakan oleh
bagian admin, yaitu halaman beranda pada halaman beranda menampilkan awal dari
halaman admin. Pada halaman beranda terdapat menu about menampilkan informasi
tentang aplikasi.
38
Gambar III.3. Tampilan Aplikasi
Pada perancangan tampilan aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit gigi ini
memerlukan source code sebagai berikut :
a. Background
Ativity_main.xml
<RelativeLayout
xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
android:layout_width="match_parent"
android:background="@drawable/dasboard_menu"
39
b. TextView
android:gravity="fill_vertical"
android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin"and
roid:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin"
tools:context=".MainActivity" >
android:id="@+id/textView1"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="match_parent"
android:layout_alignParentTop="true"
android:layout_marginTop="90dp"
android:text="SISTEM PAKAR Adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Dengan sistem pakar ini orang awampun dapat menyelesaikan masalah
yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh para ahli.
Bagi para ahli sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai
asisten yang sangat berpengalaman " />
40
c. Button
3.6.2. Halaman Pengguna (Front End)
1. Halaman Home
Halaman home terdapat menu konsultasi untuk melakukan diagnosa penyakit
gigi, menu informasi tentang penyakit gigi, menu next untuk melanjutkan aplikasi.
Gambar III.4. Tampilan Awal
android:id="@+id/button1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignBottom="@+id/textView1"
android:layout_centerHorizontal="true"
android:layout_marginBottom="24dp"
android:text="Kembali Menu Utama" />
41
Pada perancangan tampilan awal sistem pakar diagnosa penyakit gigi ini
memerlukan source code sebagai berikut :
a. Activity_main.xml (background)
b. Button
<RelativeLayoutxmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="match_parent"
android:gravity="bottom"
android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin"
android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingTop="@dimen/activity_vertical_margin"
android:background="@drawable/tampilan_awal"
tools:context=".MainActivity">
android:layout_below="@+id/button2"
android:layout_centerHorizontal="true"
android:layout_marginTop="28dp"
android:text="Tips Kesehatan"/>
42
<Button
android:id="@+id/button1"
style="?android:attr/buttonStyleSmall"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignLeft="@+id/button2"
android:layout_centerVertical="true"
android:text="Tentang Aplikasi"/>
<Button
android:id="@+id/button2"
style="?android:attr/buttonStyleSmall"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignLeft="@+id/button3"
android:layout_marginTop="26dp"
android:text="Diagnosa Penyakit"/>
43
2. Rancangan antar muka menu diagnosa
Dalam menu diagnosa user bisa melakukan pilihan untuk mendignosa penyakit gigi
dari aplikasi ini
Gambar III.5. Tampilan Diagnosa penyakit
Pada perancangan tampilan diagnosa penyakit sistem pakar diagnosa penyakit
gigi ini memerlukan source code sebagai berikut :
a. Background
xmlns:android=http://schemas.android.com/apk/res/android
xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="match_parent"
android:paddingBottom="@dimen/activity_vertical_margin"
android:paddingLeft="@dimen/activity_horizontal_margin"
android:paddingRight="@dimen/activity_horizontal_margin"
44
b. Checkbox
c. Button
android:id="@+id/checkBox1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignParentLeft="true"
android:layout_alignParentTop="true"
android:text="Sulit Mengunyah " />
<CheckBox
android:id="@+id/checkBox3"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignLeft="@+id/checkBox1"
android:layout_below="@+id/checkBox1"
android:text="Bau Mulut Tak Sedap" />
android:id="@+id/button1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content”
android:text="Mulai Diagnosa Penyakit" />
45
3. Rancangan menu hasil diagnosa
Dalam menu hasil diagnosa user dapat mengetahui hasil diagnosa yang dipilihnya
sebelumnya serta akan diberikan informasi tentang nama penyakit, solusi dan gejalanya
dari sistem ini.
Gambar III.6. Tampilan Hasil Diagnosa
Pada perancangan tampilan hasil diagnosa sistem pakar ini memerlukan source
code sebagai berikut :
a. Background
RelativeLayout
xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"
xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
android:layout_width="match_parent"
android:layout_height="match_parent"
android:gravity="top"
46
b. TextView
c. Checked Text View
android:id="@+id/TextView1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignLeft="@+id/checkedTextView1"
android:layout_alignParentTop="true"
android:layout_marginTop="70dp"
android:text="Keterangan Penyakit : Jika gigi terasa ngilu dan sensitif dan
bentuk gigi tampak terkikis maka penderita mengalami Abrasi Gigi." />
android:id="@+id/checkedTextView1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignParentRight="true"
android:layout_below="@+id/TextView1"
android:layout_marginTop="100dp"
android:text="Solusi : Mengoleskan Fluor, Melakukan Penambalan Gigi." />
47
d. Button
android:id="@+id/button1"
android:layout_width="wrap_content"
android:layout_height="wrap_content"
android:layout_alignParentBottom="true"
android:layout_centerHorizontal="true"
android:layout_marginBottom="28dp"
android:text="Kembali Ke Menu Utama"