BAB III
-
Upload
aditya-novita -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of BAB III
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive
sampling adalah sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang
dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa
sampel tersebut representative atau mewakili populasi (J. Supranto,
1991:60).
Penentuan kriteria sampel bertujuan untuk menghindari timbulnya
kesalahan dalam penentuan sampel penelitian, yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap hasil analisis. Adapun kriteria pemilihan sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2008-2010, perusahaan menerbitkan laporan
tahunan pada tahun 2008-2010, menyajikan data tentang latar belakang
anggota komite audit yang memuat latar belakang pendidikan, dan
pekerjaan yang dimiliki saat ini, menyajikan data tentang frekuensi
pertemuan antar komite audit, serta perusahaan menerbitkan laporan
keuangan dalam satuan mata uang rupiah (IDR). Berdasarkan kriteria
tersebut, diperoleh 16 sampel perusahaan di tiap periode yang akan
digunakan dalam penelitian. Jumlah sampel keseluruhan selama 3 tahun
adalah 48 perusahaan.Data ini diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal
(PIPM) Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara dan situs
www.idx.co.id.
28
3.2.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam
penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel
independen.
1. Variabel dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah manajemen laba.
Pengukuran manajemen laba dilakukan dengan cara menghitung
disrectionary accrual. Dalam menghitung disrectionary accrual
digunakan Modified Jones Model (Dechow et al 1995). Model
perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Menghitung total accrual dengan persamaan:
TAC = Nit - CFOit
2. Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan
regresi sebagai berikut :
(TACit/Ait-1) = β1(1/Ait-1) + β2(∆REVt/Ait-1) +β3(PPEt/Ait-1)+e
3. Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, kemudian
dilakukan perhitungan nilai non discretionary accrual (NDA)
dengan persamaan :
NDAit = β1(1/Ait-1)+β2 (∆REVt/Ait-1 - ∆RECt/Ait-1)+
β3 (PPEt/At-1)
4. Menghitung nilai discretionary accruals dengan persamaan :
DAit = (TAit / Ait-1) - NDAt
29
Keterangan :
Nit = Laba bersih setelah pajak
CFOit = Arus kas operasional
TACt = Total accruals perusahaan i pada periode t
Ait-1 = Total aset untuk sampel perusahaan i pada tahun t-1
∆REVt = Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1
ke tahun t
∆RECt = Perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke
tahun t
PPEt = Aktiva tetap perusahaan tahun t
NDAt = Non discretionary accruals pada tahun t
α = Fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi
pada perhitungan total accruals.
DAit = Discretionary accruals perusahaan i pada periode t
2. Variabel independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
independensi dewan komisaris, keahlian komite audit, frekuensi
pertemuan komite audit, dan komitmen waktu komite audit.
1. Independensi Dewan Komisaris
Peraturan BEI tanggal 1 juli 2000 menyatakan bahwa
perusahaan yang mencatatkan diri di bursa saham harus
30
mempunyai komisaris independen yang secara proporsional
sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham
minoritas (bukan controlling shareholders). Dalam peraturan ini,
jumlah persyaratan minimal adalah 30 % dari seluruh dewan
komisaris. Oleh karena itu pengukuran pada variabel ini dihitung
dengan menggunakan rasio, yaitu :
Independensi dewan komisaris = Jumlah komisaris independen Jumlah dewan komisaris
2. Keahlian Komite Audit
Keahlian komite audit dalam hal ini menunjukkan kehlian
anggota komite audit dalam bidang akuntansi, dimana Bapepam
(2004) menghendaki bahwa salah seorang dari anggota komite
audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau
keuangan. Oleh karena itu pengukuran pada variabel ini dihitung
dengan menggunakan rasio, yaitu :
Keahlian komite audit = Jumlah anggota komite audit yang- berlatar belakang pendidikan akuntansi Jumlah komite audit seluruhnya
3. Frekuensi Pertemuan Komite Audit
Frekuensi pertemuan komite audit dalam hal ini digunakan untuk
melihat efektifitas anggota komite audit yang dilihat dari
banyaknya rapat yang dihadiri oleh anggota komite audit.
Bapepam (2004) menyebutkan bahwa komite audit wajib
mengadakan pertemuan minimal sebanyak empat kali dalam
31
setahun. Oleh karena itu pengukuran pada variabel ini diukur
dari jumlah pertemuan komite audit dalam satu tahun.
4. Komitmen Waktu Komite Audit
Komitmen waktu komite audit dalam hal ini menunjukkan
banyak sedikitnya waktu yang dimiliki oleh komite audit untuk
melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai komite audit.
Semakin tinggi komitmen waktu yang dimiliki oleh komite audit,
maka semakin banyak waktu yang dimiliki oleh komite audit
untuk mengawasi kinerja peusahaan dan proses pelaporan
keuangan. Untuk itu komitmen waktu komite audit dilihat dari
jumlah komite audit yang bekerja di tidak lebih dari tiga
perusahaan. Dimana pengukuran dalam variabel ini
menggunakan variabel skor, yaitu dengan memberikan nilai 3
jika komite audit hanya bekerja di satu perusahaan, nilai 2 jika
komite audit bekerja di dua perusahaan, dan nilai 1 jika komite
audit bekerja di tiga perusahaan.
3.3. Tenik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library research), observasi di Pusat Informasi
Pasar Modal (PIPM) Universitas Tarumanagara, dan akses data melalui
internet. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari jurnal-jurnal
32
penelitian, buku-buku, dan berbagai sumber yang berkaitan dengan topik
penelitian. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data
sekunder yang digunakan dalam penyusunan landasan teori dan sebagai
dasar analisis. Observasi di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
Universitas Tarumanagara dilakukan untuk mendapatkan data sekunder
sebagai dasar dalam melakukan perhitungan dan analisis data, sedangkan
akses data melalui internet dimaksudkan untuk memperoleh jurnal
penelitian, data laporan keuangan, dan berbagai sumber yang berkaitan
dengan topik penelitian.
3.4. Teknik Pengolahan Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif dan uji asumsi klasik.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu cara untuk menganalisa data
dengan menggambarkan sampel yang telah ada tanpa maksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis ini digunakan
untuk menggambarkan karakteristik sampel yang diujikan. Statistik
deskriptif ini akan menunjukkan ukuran statistik seperti nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar
deviasi.
33
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi empat pengujian, yaitu uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Uji
normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji data
tersebut, digunakan Grafik P-Plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai sig > 0.05.
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya multikolinearitas. Menurut Priyatno (2010:81), untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model
regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Model regresi dapat dikatakan bebas dari multikolinearitas
apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari
10.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) dalam sebuah model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi pada model regresi. Menurut Priyatno (2010:87),
metode pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya
34
autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW) Dengan syarat Du ≤ d
≤ 4-Du.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
ketidaksamaan varians dari residual pada model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
masalah heteroskedastisitas. Jika model regresi memiliki persamaan
varians dari residual suatu periode pengamatan dengan periode
pengamatan yang lain, maka disebut homokedastisitas, dan jika
varians dari residual berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Menurut Priyatno (2010:84), terdapat beberapa metode pengujian
yang biasanya digunakan yaitu Uji Spearman’s rho, Uji Gletser, Uji
Park, dan melihat pola grafik regresi. Pada penelitian ini, uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Spearman’s rho. Jika sig <
0.05, berarti terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
3.5. Teknik Pengujian Hipotesis
Aritonang R (2007:71) menjelaskan bahwa analisis regresi digunakan
untuk memprediksi nilai dari suatu variabel (Y) berdasarkan nilai variabel
lainnya (X). Pengujian hipotesis untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba dilakukan dengan analisis regresi berganda.
Hal ini dikarenakan penelitian ini memiliki satu variabel dependen dan lebih
dari satu variabel independen. Dalam pengujian ini, independensi komite
35
audit, keahlian komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, dan
komitmen waktu komite audit merupakan variabel independen, sedangkan
manajemen laba sebagai variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 19.0 untuk memudahkan perhitungan statistik.
Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang
telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
Y = a + βı X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Keterangan :
Y = manajemen laba (discretionary accrual)
X1 = independensi komite audit
X2 = keahlian komite audit di bidang akuntansi
X3 = frekuensi pertemuan antar anggota komite audit dalam satu
tahun
X4 = komitmen waktu komite audit
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X
berubah sebesar satu satuan
ε = error term (residual)
a = konstanta atau intercept
36
Dalam analisis regresi ganda, digunakan :
1. Uji Signifikansi (t-test)
Uji signifikansi koefisien regresi memakai uji-t untuk menguji
signifikansi konstanta dari setiap variabel independen secara
individual. Suatu variabel independen dikatakan memiliki pengaruh
terhadap variabel dependennya apabila variabel tersebut lulus dalam
uji signifikansi.
Kesimpulan : jika Sig t > 0.05, maka Ho diterima
Jika Sig t < 0.05, maka Ho ditolak
2. Uji Keberartian Model (F-test)
Uji keberartian model memakai uji-F untuk menguji signifikansi
konstanta variabel independen secara serentak terhadap variabel
dependen.
Kesimpulan : jika Sig F > 0.05, maka Ho diterima
jika Sig F < 0.05, maka Ho ditolak
3. Uji Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Determinasi Ganda (R²)
Uji koefisien korelasi ganda (R) dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan variabel dependennya.
Nilai R berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu). Apabila nilai R
semakin mendekati angka 1, maka semakin kuat pengaruh variabel
37
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai R
mendekati angka 0 maka semakin lemah pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Uji koefisien determinasi ganda (Adjusted R Square) digunakan
untuk menjelaskan besarnya variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen. Nilainya juga berkisar antara 0
(nol) sampai 1 (satu). Apabila nilai Adjusted R Square mendekati
angka 0, maka kemampuan variabel bebas untuk memprediksi
variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai koefisien determinasi
yang mendekati angka 1 menunjukkan bahwa variabel bebas
memberikan hampir semua informasi untuk memprediksi variasi
variabel terikat.
38