BAB II VALUE PROPOSITIONS
Transcript of BAB II VALUE PROPOSITIONS
21
BAB II
VALUE PROPOSITIONS
2.1. ANALISA PASAR DAN INDUSTRI
Beberapa dekade terakhir industri consumer goods terus berkembang dan
menjadi menjadi sektor yang atraktif bagi pebisnis. The Nielsen Future
Opportunities in FMCG E-commerce Report, mengkaji pendorong pertumbuhan
FMCG e-commerce di 34 negara dan menyoroti kecepatan yang luar biasa dimana
e-commerce FMCG diperkirakan akan bertumbuh dalam tahun-tahun mendatang
(18,4% CAGR setiap tahun) dan total penjualan global akan mencapai hingga
US$400 miliar pada tahun 2022.
Laporan Nielsen mengidentifikasi beberapa faktor pendorong utama
pertumbuhan e-commerce FMCG di masa depan, di antaranya:
- Pendorong Pertumbuhan Dasar: ukuran pasar (market size), penetrasi
rekening bank, penetrasi internet, penetrasi smartphone
- Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Makro: kemudahan melakukan bisnis,
kepadatan penduduk, keandalan pos pengiriman
- Pendorong Pertumbuhan Sosial: rasa percaya, budaya menabung
- Pendorong Pertumbuhan Suplai: kematangan para pemain e-commerce
FMCG.
Sedangkan Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar
e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948
triliun). Kemajuan industri ini telah memungkinkan bisnis Fast Moving Consumer
Goods (FMCG) untuk menjangkau pembeli dari semua daerah Indonesia dalam
22
platform digital, tanpa dihambat oleh faktor jarak dan waktu. Untuk FMCG,
jumlah orang yang membeli secara online di Indonesia, tumbuh dari 2 persen pada
2017 menjadi 6 persen pada 2018. Semakin banyak konsumen Indonesia melihat
manfaat dan keuntungan berbelanja online terutama untuk kebutuhan bayi dan
premium produk perawatan pribadi sebab kedua jenis produk tersebut tidak selalu
ada di toko konvensional.
Saat ini Indonesia merupakan salah satu pasar e-commerce terbesar di
Asia, dan diperkirakan masih akan terus tumbuh seiring dengan teknologi yang
semakin berkembang. Dapat dilihat bahwa marketplace atau e-commerce telah
menjadi bisnis yang tumbuh dengan subur di Indonesia. Bisnis digital ini telah
memunculkan banyaknya pebisnis di Indonesia dengan menggunakan sistem
online sebagai alat pemasaran dan penjualan.
Karakteristik marketplace B2B yang ada di Indonesia saat ini mayoritas
lebih mengarah kepada target pembeli, apakah end consumer ataukah perusahaan.
Dari gambar landscape mengenai marketplace yang ada di Indonesia sebelumnya,
dapat dilihat bahwa sistem pemasaran B2C merupakan marketplace yang paling
banyak saat ini. Bisnis digital yang berkembang subur saat ini telah banyak
memberi perubahan kepada sistem pemasaran dan penjualan barang dan jasa di
Indonesia. Bahkan, hal tersebut tidak dipungkiri telah memberi kemudahan pada
sisi penjual dan pembeli. Dalam sistem distribusi barang kepada customer, telah
banyak partner logistik dan payment gateway yang hadir dan melancarkan bisnis
marketplace di Indonesia ini.
Bisnis digital juga telah membangun lingkungan yang akomodatif bagi
para Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat terus mengembangkan usahanya,
23
tak terkecuali toko kelontong. Namun jika berbicara mengenai bisnis B2B,
marketplace yang ada saat ini mayoritas hanya berfokus kepada target pembeli,
yaitu menyediakan produk atau jasa dalam jumlah banyak untuk dijual kepada
perusahaan-perusahaan. Jika berbicara mengenai toko kelontong tradisional ini
yang masih sangat banyak ditemukan di berbagai daerah Indonesia, ada peluang
besar yang dapat dikembangkan dengan penyediaan sistem digital, seperti dalam
penyediaan stok produk, kemudahan dalam proses pemesanan barang yang
beraneka ragam, efisiensi dalam sistem distribusi sehingga pada akhirnya dapat
membuat toko kelontong bisa memberikan harga yang kompetitif kepada
konsumen.
Jika diperhatikan dengan seksama, saat ini banyak minimarket yang
menjual barang-barang kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dengan sistem
yang modern dan kerjasama dengan berbagai fintech atau payment gateway yang
beragam sehingga dapat memberikan harga yang lebih murah kepada masyarakat.
Hal tersebut menjadikan keberadaan toko kelontong menjadi kurang berkembang.
Kurangnya pengetahuan serta sistem penyediaan barang dan pola pikir usaha yang
masih tradisional menjadi salah satu faktor penghambat usaha toko kelontong
tradisional.
Blisini hadir dengan konsep B2B dan B2C dengan tujuan membantu
meningkatkan penjualan produk dan memudahkan toko kelontong maupun
konsumen akhir seperti ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mereka
dengan cara berbelanja kebutuhannya secara online tanpa harus menghabiskan
waktu menuju lokasi belanja karena produk akan diantarkan ke lokasi mereka
dalam waktu yang cepat.
24
Bisnis dengan konsep B2B dengan fokus target market toko kelontong ini
belum banyak dilakukan oleh para pebisnis e-commerce di Indonesia, dimana
masih banyak terdapat toko kelontong di seluruh wilayah Indonesia. Maka bisnis
marketplace B2B seperti ini akan memberikan peluang yang cukup baik serta ikut
serta berperan dalam kemajuan UKM serta dapat mengembangkan perekonomian
Indonesia.
2.1.1. ANALISA PESTEL INDUSTRI MARKETPLACE B2B dan B2C
Untuk memahami industri marketplace (B2B dan B2C), kita dapat
menggunakan beberapa analisa dari berbagai sisi. Melalui analisa tersebut dapat
tergambar jelas faktor-faktor yang akan mempengaruhi sebuah bisnis. Analisa
PESTEL merupakan metode analisis yang efektif untuk mengidentifikasi faktor –
faktor eksternal yang mempengaruhi suatu organisasi.
PESTEL Analysis dapat digunakan untuk mempertimbangkan faktor –
faktor permasalahan eksternal, yaitu Political, Economic, Social, Technology,
Legal, dan Environment.
1. Political
Faktor politik meliputi hukum yang berlaku, seperti kebijakan
pemerintah yang meliputi kebijakan ekspor-impor, kebijakan pajak,
kebijakan tenaga kerja, kebijakan tanggung jawab lingkungan, hingga
peraturan-peraturan yang lebih spesifik dan dibuat pada kondisi tertentu
misalnya larangan menjual barang-barang tertentu di waktu tertentu. Faktor
politik dapat menentukan arah perilaku investor dalam memperhatikan bisnis
yang mereka jalankan agar sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
25
Di Indonesia mulai 1 April 2019, diberlakukan pajak bagi toko online
atau marketplace. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas
Transaksi Perdagangan melalui Sistem Elektronik. Dalam peraturan tersebut,
pemerintah tidak menetapkan jenis atau besar pajak yang akan dikenakan.
Namun, pemerintah memberikan penjelasan prosedur perpajakan untuk
mendorong para pelaku usaha agar taat pajak.
Marketplace harus memiliki NPWP dan dikukuhkan sebagai PKP
(Pengusaha Kena Pajak). Kemudian, marketplace juga diminta untuk
memungut, menyetor, dan melaporkan PPN juga PPh terkait penyediaan
platform kepada pedagang dan penjualan barang milik marketplace itu
sendiri. Marketplace juga bertanggung jawab untuk melaporkan rekapitulasi
transaksi yang dilakukan pedagang pengguna platform.
2. Economic
Faktor ekonomi ini meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
daya beli dari pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu
perusahaan. Contoh : standar nilai tukar, suku bunga, pertumbuhan ekonomi.
Salah satu aspek yang dimiliki potensi dalam membangun pertumbuhan
ekonomi Indonesia adalah jumlah toko kelontong di Indonesia yang tercatat
kurang lebih sekitar 3 juta toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Artinya bahwa akan potensial market yang dapat tergarap dan terbantu
dengan hadirnya layanan yang diberikan Blisini. Selain itu, potensi
pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari daya beli belanja secara online
yang sangat tinggi dan terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Sehingga perlu
26
adanya bantuan kepada para toko kelontong untuk dapat melakukan transaksi
belanja online ini. Masyarakat sudah sangat familiar bertransaksi secara
online, hal ini mendasari banyaknya marketplace tumbuh di Indonesia.
Berikut gambar grafik pengguna dan tingkat penetrasi e-commerce di
Indonesia :
Gambar 2.1. Grafik Pengguna dan Tingkat Penetrasi E-Commerce di
Indonesia (2017-2023)
Sumber : katadata.co.id (2019)
Pengguna e-commerce di Indonesia yang selalu meningkat dari tahun
ke tahun menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada transaksi online ini
sangatlah tinggi, sehingga sangat baik untuk konsep bisnis marketplace.
27
3. Social
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi
kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi ukuran besarnya pangsa pasar yang
ada. Contoh: budaya, gaya hidup atau behaviour, tingkat pendidikan
masyarakat, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.
Perilaku belanja secara online saat ini sudah dilakukan oleh hampir
semua kalangan yang terkoneksi dengan internet. Kegiatan ini sudah menjadi
gaya hidup sehari-hari, termasuk berbelanja kebutuhan sehari-hari (consumer
goods) dan kebutuhan pokok lainnya. Berbelanja secara online sudah sangat
familiar dilakukan berbagai kalangan masyarakat mulai dari usia remaja
sampai dengan orangtua, latar belakang pendidikan rendah sampai tinggi, dan
tingkat penghasilan rendah maupun tinggi, termasuk didalamnya para
pedagang kelontong. Sehingga hal tersebut dapat ditingkatkan, yaitu dapat
memberikan kemudahan dan manfaat yang lebih besar lagi bagi
perkembangan usaha mereka.
4. Technology
Faktor ini meliputi inovasi teknologi apa yang akan dapat muncul
dalam masyarakat dan apa dampaknya bagi struktur pasar. Contoh: inovasi
baru, biaya dan penggunaan teknologi, perubahan dalam ilmu pengetahuan,
dampak dari perubahan teknologi.
Kini dengan munculnya smartphone dengan berbagai teknologi yang
ditawarkan, telah memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai
aktivitas online, termasuk memperlancar usaha. Berbagai merek muncul dan
menawarkan harga yang beragam serta terjangkau bagi masyarakat. Para
28
provider selular pun menawarkan paket data yang beragam, mulai dari yang
berbiaya rendah sampai dengan yang berbiaya tinggi sehingga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penggunanya. Sehingga jika
mengkombinasikan semua perkembangan teknologi yang ada tersebut, maka
tidak diragukan kesempatan mengembangkan bisnis menjadi lebih terbuka.
5. Legal
Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti undang-undang yang
sudah ada atau yang akan datang. Contoh: aturan mengenai bisnis secara
online, kesehatan dan keselamatan, arahan pekerjaan, hak asasi manusia, tata
kelola perusahaan dan tanggung jawab lingkungan. Dari segi legal, untuk
transaksi online atau kontrak elektronik diatur dalam pasal 1320
KUHPerdata.
6. Environment
Faktor lingkungan digunakan untuk melakukan perencanaan strategis
atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi
geografis. Faktor lokasi geografis mempengaruhi keputusan pembelian,
seperti semakin dekat lokasi penjual akan memudahkan pembeli untuk
mendapatkannya secara cepat atau semakin banyak target market yang berada
di sekitar area usaha akan lebih memaksimalisasi performance usaha. Hal ini
yang ditawarkan oleh Blisini, pada saat melakukan transaksi, dapat dipilih
zona terdekat dari pembeli sehingga pesanan akan cepat sampai ditangan
pembeli.
29
2.1.2 ANALISA PORTER’S FIVE FORCES DALAM INDUSTRI
MARKETPLACE B2B & B2C
Porter’s Five Forces model adalah suatu model yang diciptakan oleh
Michael Porter, seorang ahli dan profesor di Harvard University pada tahun 1979
yang bertujuan untuk menggambarkan kerangka sebagai analisis pengembangan
suatu bisnis. Porter’s Five Forces merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan
persaingan, metode ini bisa digunakan untuk bisnis yang besar maupun kecil dan
bisnis yang sudah berjalan maupun baru akan dimulai.
Gambar 2.2. Five Forces Porter
Sumber : Penulis (2020)
Menurut Five Forces Model, sebuah industri disebut “tidak menarik” bila
kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah
industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang
30
menjanjikan. Tiga dari Five Forces merujuk pada persaingan dari sumber
eksternal. Sisanya adalah ancaman internal.
Tiga langkah untuk menggunakan Five Forces Porter ini dapat
mengindikasikan apakah persaingan dalam suatu industri dapat menciptakan laba
yang dapat diterima oleh perusahaan:
- Mengidentifikasi aspek-aspek kunci dari setiap kekuatan bersaing yang
mempengaruhi perusahaan.
- Mengevaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen bagi perusahaan.
- Menentukan apakah kekuatan kolektif dari aspek-aspek itu sepadan bagi
perusahaan untuk masuk atau tetap bertahan dalam sebuah industri.
Sifat persaingan industri marketplace bagi Blisini dapat dilihat dari
gabungan lima kekuatan di bawah ini:
a. Competitive Rivalry Within the Industry (High)
Persaingan kompetitif dalam industri terutama memiliki produk bisnis
yang sama dimana persaingan dilakukan berdasarkan penawaran harga yang
lebih rendah sehingga konsumen lebih mudah beralih dari pelaku bisnis yang
satu ke yang lainnya. Persaingan pada industri marketplace B2B dan B2C
sudah semakin berkembang. Dapat dikatakan hampir setiap hari bermunculan
marketplace B2B dan B2C. Dengan persaingan yang semakin ketat membuat
para pelaku bisnis ini melakukan berbagai macam usaha untuk menarik
perhatian customer. Sebagai contoh, persaingan harga dan memberikan
promo-promo yang beragam dan menarik kepada customer. Namun saat ini,
konsep bisnis seperti yang dirancang Blisini masih belum ada, tetapi konsep
bisnis yang menyerupai sudah ada.
31
Beberapa konsep bisnis yang hampir menyerupai Blisini dan dapat
dijadikan sebagai kompetitor dari Blisini yaitu:
- HappyFresh
HappyFresh adalah perusahaan pengantaran kebutuhan bahan
makanan no-1 di Asia Tenggara. HappyFresh melayani pelanggan untuk
dapat memesan produk terbaik dari kebutuhan harian sampai kantor
dimanapun, kapanpun, dari supermarket terbaik. HappyFresh dapat
diakses via web maupun mobile apps.
Gambar 2.3. HappyFresh dengan promo dan fitur lainnya
Sumber : HappyFresh (2019)
- Sampoerna Retail Community (SRC)
SRC merupakan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam
program kemitraan Sampoerna yang bertujuan untuk meningkatkan daya
saing para pemilik toko kelontong melalui pendampingan usaha yang
berkelanjutan.
32
Gambar 2.4. Contoh desain mitra toko Sampoerna Retail Community
(SRC)
Sumber : SRC (2019)
- Klikdaily
Klikdaily merupakan jaringan retail FMCG (Fast Moving
Consumer Goods). Klikdaily menjadi salah satu kandidat pesaing dalam
marketplace B2B yang juga dihubungkan melalui aplikasi mobile dengan
visi untuk pemberdayaan dan pengembangan retail, warung, toko atau
usaha kecil dari kelompok masyarakat tradisional.
Gambar 2.5. Jaringan Retail FMCG KlikDaily
Sumber : Klikdaily (2019)
33
b. Threat of New Entrants (High)
Pendatang baru dalam dunia bisnis tentunya harus dipertimbangkan
kehadirannya karena dapat menjadi ancaman baru bagi pelaku bisnis
terdahulu. Namun, sebagai pendatang baru resiko dalam bisnis perlu
diperhatikan karena sebelumnya telah ada pelaku bisnis terdahulu yang lebih
mapan baik dari segi biaya, skala ekonomi, dan merek.
Saat ini bisnis marketplace B2B dan B2C semakin banyak
bermunculan. Apalagi setelah adanya pandemi korona yang melanda dunia
saat ini, yang membuat segala sesuatu dilakukan melalui online, termasuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari, sehingga masyarakat sudah mulai terbiasa
dan merasakan mudahnya berbelanja online. Dengan demikian, dapat
diperkirakan bahwa e-commerce yang bergerak dalam penyediaan barang
kebutuhan sehari-hari akan banyak bermunculan. Mereka menawarkan
berbagai keunggulan yang semakin mempermudah pengguna atau
konsumennya. Oleh karena itu, Blisini akan terus memperbaharui dan
mengembangkan konsep bisnis dengan menyesuaikan dengan perkembangan
dan kebutuhan konsumennya. Namun melihat besarnya market segment yang
berada pada customer perseorangan atau end user, maka mayoritas
e-commerce yang mungkin akan bermunculan tersebut masih belum banyak
yang akan merambah kepada segmen UMKM atau toko kelontong.
c. Threat of Substitute Products (Medium)
Ancaman ini merupakan kasus dimana konsumen mempelajari produk
atau layanan pesaing bisnis dan mendapatkan bahwa mereka kemungkinan
dapat beralih ke produk atau layanan pesaing tersebut. Pertimbangan
34
konsumen untuk pindah kepada pesaing lain dikarenakan dari segi harga,
kualitas, dan biaya layanan untuk jangka waktu yang panjang dan dapat
menghemat biaya konsumen.
Dari pesaing yang ada dalam industri ini, maka faktor Threat of
Substitute Products ini tergolong sedang. Mayoritas e-commerce yang ada saat
ini lebih fokus pada segmen end user. Para pedagang toko kelontong saat ini
masih menggunakan cara konvensional untuk mendapatkan stok produk,
dengan mendatangi lebih dari satu toko grosir untuk memenuhi kelengkapan
barang. Selain itu, masih ada biaya tambahan lainnya seperti transportasi,
biaya parkir. Melalui Blisini, toko kelontong akan dipermudah dengan sistem
digital. Blisini juga akan memberikan berbagai pilihan produk yang lengkap
dari banyak supplier serta pilihan harga produk yang kompetitif.
d. Bargaining Power of Suppliers (Low)
Kegiatan tawar menawar dengan pemasok (supplier) menjadi hal yang
lumrah bagi para pelaku bisnis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
terhadap kekuatan yang dimiliki supplier dalam memegang kendali sehingga
akan menghasilkan potensi untuk meraup keuntungan dan menaikkan harga.
Hal tersebut penting untuk dilakukan karena dapat berdampak pada
menurunnya profitabilitas bisnis bila harga yang ditawarkan tinggi.
Adapun supplier Blisini merupakan para pedagang toko grosir
tradisional (wholesaler). Keberadaan toko grosir tradisional masih banyak saat
ini sehingga menjadikan faktor bargaining power of supplier ini tergolong
rendah. Blisini akan bekerjasama dengan berbagai toko grosir agar mampu
menyediakan barang yang bervariasi, lengkap, dan harga yang kompetitif.
35
Dengan adanya kerjasama dengan Blisini, toko grosir akan dimudahkan dalam
proses operasional karena didukung oleh sistem digital.
Dalam hal ini Blisini dapat memperoleh pasokan bahan baku dari
beberapa pemasok maka kedudukan Blisini relatif lebih kuat dibandingkan
pemasok, sehingga pemasok tidak akan memberikan ancaman berarti bagi
Blisini. Tetapi apabila Blisini bergantung hanya kepada satu pemasok, maka
peran pemasok menjadi kuat dan menimbulkan ancaman bagi Blisini.
Pemasok yang akan menjadi supplier barang-barang Blisini awalnya baru
akan diisi oleh toko grosir, namun tidak menutup kemungkinan bahwa
pemasok barang-barang Blisini juga akan diisi oleh distributor atau bahkan
prinsipal.
e. Bargaining Power of Buyers/Consumers (High)
Pembeli memiliki posisi penting terhadap keberlangsungan hidup
perusahaan karena pendapatan yang diperoleh perusahaan berasal dari
penjualan produk perusahaan kepada buyer. Salah satu faktor yang menjadi
determinan kekuatan pembeli adalah sensitivitas harga yang ditentukan oleh
beberapa faktor seperti: price/total purchases, product differences, brand
identity, buyer profits & decision makers’ incentives.
Blisini mendapatkan pendapatan dari penjualan yang dilakukan kepada
toko kelontong dan end user. Harga yang ditawarkan oleh Blisini merupakan
harga termurah dan produk yang lengkap sehingga hal tersebut akan menarik
perhatian dari konsumen.
Melihat Blisini melalui analisis five forces untuk kondisi lingkungan
industrinya, yaitu industri marketplace, dapat disimpulkan bahwa industri
36
tersebut masih menawarkan kesempatan yang sangat baik. Marketplace
memberi kesempatan kepada para penjual untuk membuka toko secara online
dengan jangkauan konsumen yang lebih luas. Semakin hari, banyak orang di
Indonesia yang merasa lebih nyaman untuk belanja secara online karena
menyadari kemudahan dan menghemat waktu dengan belanja secara online.
Setelah menganalisa masing-masing faktor dalam analisa five forces,
persaingan antar kompetitor yang tinggi, ancaman pendatang baru yang tinggi
dan kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi menjadi hal yang harus
diperhatikan sebelum memasuki industri ini. Ancaman produk atau jasa
pengganti yang sedang dan kekuatan tawar menawar pemasok yang lemah
menjadikan konsep ide bisnis dari Blisini masih cukup menarik untuk
dijalankan.
2.2 MARKET OVERVIEW
Seperti yang dijelaskan pada Bab 1, produk FMCG yang mencakup
berbagai macam produk konsumen yang sering dibeli termasuk peralatan mandi,
sabun, kosmetik, pasta gigi, pisau cukur dan deterjen, serta non-durable seperti
gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas dan barang-barang plastik. FMCG
juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk makanan & minuman
kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah tentu diperlukan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Melihat hal ini,
tentunya banyak orang berpikiran untuk membuka usaha toko kelontong karena
kebutuhan tersebut rata-rata dibutuhkan masyarakat dan walaupun memiliki
margin yang tipis. Jika daerah toko kelontong merupakan tempat yang ramai
seperti pasar, maka keuntungan yang didapatkan cukup bagus. Semakin banyak
37
dan beragam produk yang dijual, maka omset yang didapatkan akan semakin
besar dan hal tersebut tentunya berbanding lurus dengan margin keuntungan dari
hasil penjualan tersebut.
Di Indonesia tentunya masih banyak dijumpai toko kelontong di berbagai
daerah, walaupun saat ini sudah banyak tersebar minimarket seperti Indomaret,
Alfamart, dan sebagainya. Namun, toko kelontong tradisional masih banyak
diminati masyarakat terutama untuk kalangan menengah ke bawah karena
dianggap menawarkan harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan
minimarket. Harga jual yang murah dan juga kelengkapan barang menjadi salah
satu pertimbangan konsumen dalam berbelanja.
Dalam mempersiapkan usaha toko kelontong, tentunya pemilik toko harus
memastikan lokasi yang akan dijadikan sebagai toko kelontong. Langkah
selanjutnya, persediaan stok barang yang akan dijual harus beragam jenisnya dan
penetapan harga disesuaikan dengan harga pasar saat ini sehingga dapat menarik
minat pelanggan untuk berbelanja di tokonya. Melalui Blisini, pedagang toko
kelontong dapat lebih mudah dalam mencari supplier barang bagi tokonya serta
harga pokok yang ditawarkan akan lebih murah dibandingkan yang ditawarkan
supplier lain. Selain itu, pedagang toko dapat menghemat waktu karena tidak
perlu mencari satu per satu supplier penyedia barang.
Secara keseluruhan, pengusaha toko cukup memesan barang yang
diinginkan dan menyesuaikan waktu pengiriman sesuai dengan kebutuhan toko.
Pedagang toko kelontong juga dapat melakukan gudang virtual yaitu fitur yang
memberikan fasilitas bagi para pengusaha toko agar dapat melakukan penyetokan
barang pada sistem Blisini dan waktu serta jumlah barang dalam dikirimkan
38
secara berkala sesuai kebutuhan toko kelontong. Dengan menggunakan fitur ini,
pedagang toko kelontong tidak perlu cemas dengan tempat untuk penyimpanan
stok barang atau gudang karena kapanpun barang dibutuhkan, pengguna dapat
langsung mengirimkan barang dari gudang virtual ke lokasi yang diinginkan.
Kemudahan yang ditawarkan Blisini selanjutnya adalah pedagang toko
kelontong dapat menjual produknya secara online melalui platform Blisini,
sehingga toko kelontong juga ikut memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
pelanggan yang ingin bertransaksi di tokonya via online. Blisini pun akan terus
memberikan edukasi terkait perkembangan bisnis digital sehingga pedagang toko
kelontong dapat semakin bersaing dengan toko modern lainnya. Selain itu, toko
kelontong yang memerlukan barang-barang untuk mendukung usaha bisnis dan
ingin mendapatkan harga murah dengan minimum jumlah pembelian produk,
dapat bertransaksi dengan kemudahan yang ditawarkan Blisini. Barang-barang
pun dapat di antar ke rumah atau lokasi yang sudah ditentukan oleh sehingga
mempermudah dan menghemat konsumen dalam memperoleh barang atau produk
yang dibutuhkannya. Konsumen akhir (end user) seperti ibu-ibu rumah tangga
juga dapat bertransaksi pada platform Blisini sehingga memudahkan mereka
dalam mencari dan membeli produk dengan harga murah yang ditawarkan Blisini
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
2.2.1 TARGET SEGMENT
Blisini menyasar pasar B2B dan B2C. Pasar B2B menyasar kepada para
pedagang toko kelontong yang sudah berdiri maupun yang sedang dalam
persiapan untuk membuka usaha toko kelontong untuk mendapatkan supplier
barang yang lengkap, murah, proses mudah dan cepat, sehingga toko kelontong
39
tidak perlu khawatir akan kekurangan barang yang akan dijual. Blisini akan
membantu mereka untuk menyediakan wadah berjualan secara online.
Selain itu, B2C juga menyasar end user seperti ibu rumah tangga yang
ingin berbelanja kebutuhan rumah tangganya dengan menyediakan produk dengan
harga yang murah dan pengantaran yang cepat ke rumah.
2.2.2 MARKET SIZE AND MARKET POTENTIAL
Pada tahun 2016, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty dalam wawancaranya dengan
kompas.com menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih
tergolong tinggi dimana mencapai angka 1.49 persen atau berkisar 4 juta/tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa potensi toko kelontong tentunya akan memiliki
peluang yang besar karena seiring meningkatnya pertumbuhan populasi
penduduk, maka akan diimbangi dengan pertumbuhan kebutuhan hidup yang
semakin bertambah juga. Pertumbuhan kebutuhan hidup tentunya akan membuka
peluang yang lebih besar kepada calon pedagang toko kelontong untuk mulai
berbisnis dan pastinya toko kelontong tersebut memerlukan supplier barang yang
dapat menyediakan produk bagi mereka untuk mulai berjualan.
Dengan banyaknya minimarket yang ada saat ini dan sistem mereka yang
sudah mengadopsi teknologi, maka selain berpeluang menghasilkan keuntungan,
toko kelontong sebaiknya juga harus berjalan dengan penggunaan teknologi atau
sistem digital agar terus dapat bersaing. Selain itu, konsumen akhir seperti para
ibu rumah tangga saat ini mulai beralih menggunakan jasa marketplace maupun e-
commerce digital karena memberikan manfaat dalam kemudahan bertransaksi
(praktis) untuk berbelanja serta mendapatkan harga yang murah. Untuk itu
40
peluang pasar dalam membangun marketplace terkait produk FMCG dan
kebutuhan pokok lainnya berpotensi besar untuk dikembangkan, baik secara B2B
yang menjangkau para pedagang toko kelontong yang memerlukan keperluan
untuk mendukung usaha bisnis mereka, maupun B2C yang menjangkau para
konsumen akhir seperti ibu rumah tangga.
2.3 PERILAKU KONSUMEN
Menurut Utami (2020), konsumen merupakan seseorang yang penting bagi
pengusaha karena menjadi peran utama dalam pengembangan usahanya sehingga
pengusaha cenderung mengikuti dan melayani perilaku konsumen agar proses
pembelian terjadi dan memuaskan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor internal (motivasi,
ekonomi, sikap, persepsi, integrasi) dan faktor eksternal (kebudayaan, kelompok
sosial, kelompok referensi, keluarga). Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika memutuskan
akan membeli suatu barang atau produk, tentu sebagai konsumen selalu
memikirkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Mulai dari harga, kualitas,
fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya.
Perilaku konsumen dalam konsep B2B bisnis Blisini mengacu kepada para
pedagang toko kelontong dimana pedagang toko kelontong khususnya yang sudah
lama berdiri atau yang baru memulai usahanya terkadang memiliki kendala dalam
mendapatkan informasi pemasok barang (supplier) yang aman dan dapat
memberikan harga murah. Selain itu, pedagang toko kelontong perlu memastikan
luas lokasi gudang untuk menyimpan stok barang. Pedagang toko kelontong dapat
memiliki gudang virtual yaitu fitur yang memberikan fasilitas bagi para pedagang
41
sehingga memiliki stok barang yang cukup pada sistem Blisini dan waktu serta
jumlah barang dalam dikirimkan secara berkala sesuai kebutuhan toko kelontong.
Dengan menggunakan fitur ini, pedagang toko kelontong tidak perlu cemas
dengan tempat untuk penyimpanan stok barang atau gudang karena kapanpun
barang dibutuhkan, pengguna dapat langsung mengirimkan barang dari gudang
virtual ke lokasi yang diinginkan. Kemudahan yang ditawarkan Blisini
selanjutnya adalah pedagang toko kelontong dapat menjual produknya secara
online melalui platform Blisini sehingga toko kelontong juga ikut memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan yang ingin bertransaksi di tokonya
via online. Blisini akan terus memberikan edukasi terkait perkembangan bisnis
digital sehingga pedagang toko kelontong dapat semakin bersaing dengan toko
modern lainnya.
Perilaku konsumen dalam konsep B2C bisnis Blisini mengacu kepada
konsumen akhir (end consumer) lainnya seperti ibu-ibu rumah tangga yang
memerlukan kemudahan dalam mendapatkan produk dengan harga murah untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari, sehingga mereka tidak perlu
lagi direpotkan untuk pergi ke pasar atau toko kelontong dan toko grosiran lainnya
untuk membeli kebutuhan mereka. Konsumen dapat memilih produk yang
diinginkan dan melakukan pembayaran melalui aplikasi Blisini yang telah tersedia
pada smartphone maupun website. Kemudian, konsumen hanya tinggal menunggu
barang-barangnya tersebut diantar ke lokasi yang telah ditentukan dalam waktu 3
jam setelah pemesanan produk dilakukan.
42
2.4 KOMPETISI
2.4.1 PEER / SUBSTITUTE
Peer / substitute Blisini adalah
1. Minimarket
Minimarket adalah semacam toko kelontong modern yang menjual segala
macam barang dan makanan. Perbedaannya disini biasanya minimarket
menerapkan sebuah sistem mesin kasir sebagai point of sale untuk
penjualannya. Namun, tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.
Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan,
dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak - rak
minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu
agar pembeli tidak berhutang. Ukuran toko pun antara 300 - 500 persegi,
sebagai contoh yaitu Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Circle K, K3 Mart, dan
sebagainya.
2. Supermarket
Supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari.
Kata yang secara harfiah yang diambil dan bahasa Inggris ini artinya adalah
pasar yang besar. Barang-barang yang dijual di supermarket biasanya
merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang ter-display di rak
gondola supermarket. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang
kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.
Berbeda dengan hypermarket, luas supermarket ini adalah 1000 - 5000 meter.
Luasnya tidak lebih dan 5000 meter, karena ini bisa disebut level duanya
hypermarket. Contoh supermarket adalah supermarket Giant, Carrefour
43
Express, dan lainnya. Jenis barang yang ter-display di rak supermarket pun
tidak terlalu banyak, hanya berkisar di 5000 - 7500 item saja, tidak lebih.
Barang-barang ini meliputi elektronik, pakaian, minuman, buah-buahan dan
berbagai kelengkapan lainnya.
3. Hypermarket
Hypermarket merupakan sebuah bentuk dan pasar modern yang sangat besar,
baik itu dalam segi luas tempat maupun dan barang-barang yang
diperdagangkan. Selain tempatnya yang luas (diatas 5000 meter), hypermarket
biasanya memiliki lahan parkir yang luas. Dengan konsep modern, membuat
pelanggan nyaman saat berbelanja. Di negara maju, sebuah hypermarket
biasanya terletak di pinggiran kota, agar tidak mematikan toko-toko yang lebih
kecil.
Di Indonesia, menurut peraturan pemerintah, pasar modern dapat berdiri di
semua ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten/kota yang perkembangan kota
dan ekonominya dianggap sangat pesat. Di kota-kota penyangga Ibu Kota
Jakarta, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, berbagai hypermarket
telah membuka gerainya. Beberapa hypermarket di Indonesia adalah:
Carrefour, Giant Hypermarket, Hypermart, dan Makro.
4. Marketplace
Adapun beberapa platform marketplace yang bergerak pada segmen pasar
B2B, B2C, dan C2C yang ada saat ini yaitu Tokopedia, Bukalapak, Shopee,
Lazada, dan sebagainya. Platform tersebut cenderung berfokus pada segmen
pasar B2C dan C2C dalam menjual produk makanan dan kebutuhan sehari-
hari lain layaknya produk yang dijual di swalayan/supermarket bahkan produk
44
oleh-oleh khas daerah juga tersedia. Sedangkan untuk marketplace dengan
segmen pasar hanya ada B2B masih tergolong sangat sedikit. Contoh platform
B2B yang bergerak di marketplace FMCG yaitu HappyFresh, SRC, dan
Klikdaily.
2.4.2 PERBANDINGAN KOMPETISI
Comparison Analysis (analisis perbandingan) bertujuan untuk membuat
profiling terhadap kompetitor berdasarkan observasi peneliti. Tabel akan yang
dipergunakan untuk mempermudah analisa perbedaan antar kompetitor.
Tabel 2.1 Tabel Analisis Perbandingan Kompetisi Marketplace FMCG
(B2B & B2C)
Sumber : Penulis (2020)
Setelah membuat tabel analisis diatas, maka dapat disimpulkan yang
menjadi kompetitor Blisini yaitu HappyFresh, SRC, dan KlikDaily. HappyFresh
berfokus layanan membantu berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online
dengan target segmen end user (B2C). End user dapat menggunakan layanan ini
45
dengan minimum transaksi sebesar Rp. 100.000. Pembayaran dapat dilakukan
dengan beberapa metode yakni COD (cash on delivery), kartu debit, dan kartu
kredit. HappyFresh memiliki logistik yang dikelola oleh HappyFresh sendiri.
SRC (Sampoerna Retail Community) merupakan sebuah komunitas yang
merekrut toko-toko kelontong (dinamakan sebagai mitra SRC) dengan tujuan
membantu mitra SRC dalam menata dan mengedukasi perkembangan bisnis toko
kelontong. SRC menghubungkan UMKM kecil seperti pembuat keripik atau
makanan kecil lain dan sejenis untuk dapat memasok barang kepada mitra SRC.
Selain itu, SRC dapat dikatakan sebagai salah satu usaha branding dari
perusahaan Sampoerna melalui komunitas para pedagang toko kelontong dan
UMKM. Segmen yang dituju SRC adalah B2B dengan media transaksi berupa
aplikasi mobile, dan transaksi COD (cash on delivery). SRC hanya menyediakan
layanan online berupa informasi mitra SRC di sekitar end user, tetapi tidak
mendukung transaksi jual beli secara online.
Klikdaily menjadi salah satu kompetitor yang paling mendekati segmen
pasar Blisini dimana tujuannya menciptakan sebuah jaringan retail FMCG
melalui teknologi aplikasi seluler dengan misi sosial pemberdayaan dan
pengembangan warung, toko, atau usaha milik pengusaha kecil dan kelompok
masyarakat tradisional. FMCG berfokus pada segmen pasar B2B yaitu
menghubungkan mitranya dengan principal untuk mendapatkan produk yang akan
diperjualbelikan. Transaksi dilakukan secara online melalui aplikasi mobile.
Blisini akan berfokus pada segmen B2B dan B2C dimana transaksi
dilakukan secara online melalui website maupun aplikasi mobile. Metode
pembayaran yang akan disediakan antara lain melalui COD (cash on delivery),
46
kartu kredit, dan kartu debit. E-payment Blisini akan didukung oleh Nicepay dan
Flip dimana Nicepay untuk pembayaran konsumen ke Blisini dan Flip untuk
pembayaran Blisini ke logistic partner. Adapun pengiriman Blisini akan didukung
oleh beberapa logistic partner seperti Gojek dan Grab. Keistimewaan dari Blisini
dibandingkan dengan kompetitor lain adalah Blisini menyediakan fasilitas gudang
virtual (virtual warehouse) dimana toko kelontong yang bergabung dengan Blisini
dapat menyetok produk yang sudah dibeli tanpa harus menyediakan lokasi yang
luas untuk menempatkan fisik produk. Toko kelontong dapat mengatur sendiri
kapan dan berapa kuantiti produk yang sudah dibeli untuk dikirimkan ke lokasi
toko sehingga toko kelontong tidak perlu mencemaskan tempat/lokasi untuk
menyimpan produknya. Selain membantu proses penyediaan produk, Blisini juga
membantu toko kelontong dalam hal menjual produknya secara online kepada
konsumen. Dengan kata lain, Blisini merupakan paket lengkap bagi toko
kelontong dalam menjalankan usahanya secara digitalisasi online mulai dari
proses penyediaan hingga penjualan produk kepada konsumen.
47
2.4.3 PERCEPTUAL MAP
Perceptual Map merupakan cara untuk memetakan persepsi konsumen
terhadap brand-brand produk tertentu untuk mendapatkan gambaran apakah
brand-brand tersebut memiliki positioning yang tepat di benak konsumen.
Perceptual map ini dibuat berdasarkan kompetisi Marketplace FMCG (B2B &
B2C) karena diyakini konsep marketplace (transaksi online) yang menjadi
kompetitor bagi Blisini.
Berikut adalah perceptual map untuk kompetisi Marketplace FMCG (B2B
& B2C) sebagai berikut:
Gambar 2.6. Perceptual Map Kompetisi Marketplace FMCG (B2B & B2C)
Sumber : Penulis (2020)
48
2.5 VALUE PROPOSITIONS
Value Proposition adalah kesatuan dari manfaat-manfaat yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen (Osterwalder, Pigneur 2012). Value Proposition
dapat menjadi inovatif dari suatu penawaran yang baru atau dapat mengubah
penawaran yang sudah ada dan dapat menjadi satu alasan untuk pelanggan untuk
beralih dari suatu perusahaan ke perusahaan lain.
Gambar 2.7. Value Proposition Canvas Blisini
Sumber : Penulis (2020)
2.5.1 CUSTOMER JOBS
Customer Jobs mendeskripsikan tentang pekerjaan yang dilakukan
customer dengan produk atau jasa dari perusahaan. Pekerjaan yang dimaksud
adalah tugas dari customer untuk dikerjakan dan diselesaikan, mendapatkan solusi
atas masalah yang dihadapi atau kebutuhan yang diinginkan terpenuhi. Customer
49
yang dimaksud dalam hal ini adalah pedagang toko kelontong dan konsumen
akhir (end user). Toko kelontong biasanya mencari barang untuk memenuhi
persediaan penjualannya dengan harga yang murah dan distribusi yang cepat serta
tidak memakan banyak waktu dan biaya. Toko kelontong juga akan menjual
produknya dengan lebih mudah dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.
Konsumen akhir seperti ibu rumah tangga dapat membeli produk kebutuhan yang
diperlukan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2.5.2 CUSTOMER PAINS
Customer Pains menjelaskan tentang apa saja yang mengganggu customer
sebelum, selama dan setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini,
customer yang dimaksud adalah pedagang toko kelontong biasanya menemukan
kendala waktu untuk mencari produk yang dibutuhkan untuk mereka jual di
tokonya maupun produk yang dibutuhkan untuk mendukung usaha bisnisnya.
Tahapan distribusi barang yang melalui berbagai toko grosir atau supplier akan
memakan waktu yang tidak sedikit dan harga yang dijual ke customer menjadi
lebih tinggi karena adanya biaya tambahan seperti transportasi dan berkurangnya
waktu yang dapat digunakan untuk berjualan di toko atau gerai bisnis, sehingga
semakin susah bersaing dengan kompetitornya. Gudang atau lokasi penyimpanan
stok produk yang terbatas juga menjadi kendala customer untuk menyetok produk
dengan harga murah dalam jumlah banyak. Oleh karena produk yang tidak
lengkap dan keterbatasan stok produk, toko kelontong menjadi kurang diminati
karena konsumen yang berbelanja ke toko kelontong sering tidak mendapatkan
produk yang diinginkan.
50
Selain itu, untuk konsumen akhir seperti ibu-ibu rumah tangga memiliki
kesulitan dalam mengatur waktu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Dari
hasil survei 60 orang responden dengan mayoritas ibu rumah tangga mengeluhkan
sulitnya membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan wanita
karir. Oleh karena itu, berbelanja di supermarket dianggap cukup menyita waktu
dan biaya.
Berbelanja di supermarket biasanya dilakukan pada akhir minggu dimana
antrian kasir cukup panjang dan akan menyita waktu belanja. Saat ke
supermarket, waktu berbelanja seringkali tidak efisien karena responden sering
membeli barang-barang yang tadinya tidak termasuk dalam daftar belanja. Hal ini
menyebabkan bertambahnya pengeluaran seperti biaya parkir, bensin atau
transportasi umum. Oleh karena itu, berbelanja online dirasa lebih efektif dan
efisien.
2.5.3 CUSTOMER GAINS
Customer Gains mendeskripsikan keuntungan yang diharapkan oleh
customer, termasuk keuntungan secara fungsional, emosional, emosi positif dan
hemat biaya. Dengan hadirnya Blisini, maka diharapkan mampu membantu para
pedagang toko kelontong untuk dapat memberikan efisiensi dari segi energi,
harga, dan waktu yang akan berujung pada peningkatan usaha mereka. Pedagang
toko kelontong tidak perlu cemas mengenai lokasi penyimpanan produk yang
terbatas karena Blisini telah memberikan solusi berupa gudang virtual dimana
pengguna dapat membeli produk dalam jumlah yang tidak terbatas dan mengatur
jumlah produk, lokasi, serta waktu pengiriman yang diinginkan sesuai keinginan
pengguna. Toko kelontong akan mampu meningkatkan jumlah penjualan karena
51
stok produk yang lengkap dan menawarkan harga produk yang kompetitif kepada
konsumen. Konsumen akhir yang memiliki kebutuhan untuk membeli produk di
Blisini akan mendapatkan kemudahan berbelanja, hemat karena harga yang murah
dan kompetitif serta cepat dalam proses pengirimannya.
2.6 VALUE MAP
2.6.1 PRODUCT AND SERVICE
Product and services merupakan daftar dari setiap hal yang ditawarkan
kepada konsumen, dapat berupa fisik atau nyata, tidak berwujud (intangible),
digital, dan finansial. Product and services dapat melihat proporsi nilai dari
produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen dan menentukan mana yang
terbaik untuk konsumen.
Product and service yang ditawarkan oleh Blisini yaitu marketplace yang
membantu mengembangkan usaha toko kelontong dan memudahkan transaksi jual
beli kebutuhan sehari hari bagi pengusaha toko kelontong dan konsumen akhir.
2.6.2 PAIN RELIEVERS
Pain relievers menjelaskan bagaimana produk dan jasa yang diberikan
dapat meringankan customer pains. Pain relievers di sisi value map berhubungan
erat dengan pain pada customer value. Pain relievers mengurangi hal-hal negatif
yang dialami oleh customer.
Blisini dapat diakses dengan mudah dan menghubungkan antara penjual
dan pembeli secara online. Toko kelontong dapat melakukan pembelian stok
produk secara online. Blisini juga menyediakan fitur gudang virtual sehingga toko
kelontong tidak perlu khawatir akan tempat penyimpanan produk yang terbatas
52
karena melalui fitur gudang virtual, pedagang toko kelontong dapat mengatur
jumlah barang, lokasi, dan waktu pengiriman barang akan dilakukan sesuai
keinginan dan kebutuhan toko kelontong. Bagi konsumen akhir, belanja dapat
dilakukan secara online.
2.6.3 GAIN CREATOR
Gain Creators menjelaskan bagaimana produk atau jasa dari perusahaan
membuat pelanggan diuntungkan. Pada bagian ini harus dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada bagian customer gain.
Blisini menyediakan sistem yang membantu manajemen stok barang bagi
toko kelontong dengan fitur berupa gudang virtual dimana pengguna dapat
membeli produk dalam jumlah yang tidak terbatas dan mengatur jumlah produk,
lokasi, serta waktu pengiriman yang diinginkan sesuai keinginan pengguna.
Sistem yang tersedia juga berfungsi sebagai media transaksi jual beli secara
online. Melalui sistem ini, konsumen akan merasa terbantu dalam pembelian
kebutuhan sehari-hari serta akan dimudahkan dengan sistem pengiriman yang baik
sehingga pesanan cepat sampai pada lokasi tujuan.
2.7 VALUE PROPOSITIONS STATEMENTS
Value proposition statement yang ditawarkan oleh Blisini yaitu membantu
toko kelontong yang ingin mengembangkan bisnis sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dengan cara menyediakan barang-barang yang murah dan
memudahkan transaksi jual beli kebutuhan sehari hari. Blisini akan membantu
toko kelontong untuk mengembangkan bisnisnya melalui kemudahan dalam
proses penyediaan stok barang, yaitu dengan penyediaan sistem digital untuk
53
mendapatkan stok barang dengan lebih mudah, murah, dan cepat. Sehingga proses
penyediaan barang dapat menjadi lebih efisien dalam segi energi, waktu dan
biaya. Blisini juga akan menyediakan wadah berjualan secara online untuk
membantu kegiatan penjualan offline store mereka. Selain memiliki toko offline,
toko kelontong akan mempunyai toko online yang membantu mereka memasarkan
barang-barang. Hal ini mendukung toko kelontong untuk mendapatkan konsumen
baru. Dengan demikian, Blisini membantu toko kelontong agar mampu bersaing
dengan toko ritel modern lainnya.