BAB II VALUE PROPOSITIONS

33
21 BAB II VALUE PROPOSITIONS 2.1. ANALISA PASAR DAN INDUSTRI Beberapa dekade terakhir industri consumer goods terus berkembang dan menjadi menjadi sektor yang atraktif bagi pebisnis. The Nielsen Future Opportunities in FMCG E-commerce Report, mengkaji pendorong pertumbuhan FMCG e-commerce di 34 negara dan menyoroti kecepatan yang luar biasa dimana e-commerce FMCG diperkirakan akan bertumbuh dalam tahun-tahun mendatang (18,4% CAGR setiap tahun) dan total penjualan global akan mencapai hingga US$400 miliar pada tahun 2022. Laporan Nielsen mengidentifikasi beberapa faktor pendorong utama pertumbuhan e-commerce FMCG di masa depan, di antaranya: - Pendorong Pertumbuhan Dasar: ukuran pasar (market size), penetrasi rekening bank, penetrasi internet, penetrasi smartphone - Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Makro: kemudahan melakukan bisnis, kepadatan penduduk, keandalan pos pengiriman - Pendorong Pertumbuhan Sosial: rasa percaya, budaya menabung - Pendorong Pertumbuhan Suplai: kematangan para pemain e-commerce FMCG. Sedangkan Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948 triliun). Kemajuan industri ini telah memungkinkan bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG) untuk menjangkau pembeli dari semua daerah Indonesia dalam

Transcript of BAB II VALUE PROPOSITIONS

21

BAB II

VALUE PROPOSITIONS

2.1. ANALISA PASAR DAN INDUSTRI

Beberapa dekade terakhir industri consumer goods terus berkembang dan

menjadi menjadi sektor yang atraktif bagi pebisnis. The Nielsen Future

Opportunities in FMCG E-commerce Report, mengkaji pendorong pertumbuhan

FMCG e-commerce di 34 negara dan menyoroti kecepatan yang luar biasa dimana

e-commerce FMCG diperkirakan akan bertumbuh dalam tahun-tahun mendatang

(18,4% CAGR setiap tahun) dan total penjualan global akan mencapai hingga

US$400 miliar pada tahun 2022.

Laporan Nielsen mengidentifikasi beberapa faktor pendorong utama

pertumbuhan e-commerce FMCG di masa depan, di antaranya:

- Pendorong Pertumbuhan Dasar: ukuran pasar (market size), penetrasi

rekening bank, penetrasi internet, penetrasi smartphone

- Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Makro: kemudahan melakukan bisnis,

kepadatan penduduk, keandalan pos pengiriman

- Pendorong Pertumbuhan Sosial: rasa percaya, budaya menabung

- Pendorong Pertumbuhan Suplai: kematangan para pemain e-commerce

FMCG.

Sedangkan Data McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar

e-commerce di Indonesia akan mencapai 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 948

triliun). Kemajuan industri ini telah memungkinkan bisnis Fast Moving Consumer

Goods (FMCG) untuk menjangkau pembeli dari semua daerah Indonesia dalam

22

platform digital, tanpa dihambat oleh faktor jarak dan waktu. Untuk FMCG,

jumlah orang yang membeli secara online di Indonesia, tumbuh dari 2 persen pada

2017 menjadi 6 persen pada 2018. Semakin banyak konsumen Indonesia melihat

manfaat dan keuntungan berbelanja online terutama untuk kebutuhan bayi dan

premium produk perawatan pribadi sebab kedua jenis produk tersebut tidak selalu

ada di toko konvensional.

Saat ini Indonesia merupakan salah satu pasar e-commerce terbesar di

Asia, dan diperkirakan masih akan terus tumbuh seiring dengan teknologi yang

semakin berkembang. Dapat dilihat bahwa marketplace atau e-commerce telah

menjadi bisnis yang tumbuh dengan subur di Indonesia. Bisnis digital ini telah

memunculkan banyaknya pebisnis di Indonesia dengan menggunakan sistem

online sebagai alat pemasaran dan penjualan.

Karakteristik marketplace B2B yang ada di Indonesia saat ini mayoritas

lebih mengarah kepada target pembeli, apakah end consumer ataukah perusahaan.

Dari gambar landscape mengenai marketplace yang ada di Indonesia sebelumnya,

dapat dilihat bahwa sistem pemasaran B2C merupakan marketplace yang paling

banyak saat ini. Bisnis digital yang berkembang subur saat ini telah banyak

memberi perubahan kepada sistem pemasaran dan penjualan barang dan jasa di

Indonesia. Bahkan, hal tersebut tidak dipungkiri telah memberi kemudahan pada

sisi penjual dan pembeli. Dalam sistem distribusi barang kepada customer, telah

banyak partner logistik dan payment gateway yang hadir dan melancarkan bisnis

marketplace di Indonesia ini.

Bisnis digital juga telah membangun lingkungan yang akomodatif bagi

para Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat terus mengembangkan usahanya,

23

tak terkecuali toko kelontong. Namun jika berbicara mengenai bisnis B2B,

marketplace yang ada saat ini mayoritas hanya berfokus kepada target pembeli,

yaitu menyediakan produk atau jasa dalam jumlah banyak untuk dijual kepada

perusahaan-perusahaan. Jika berbicara mengenai toko kelontong tradisional ini

yang masih sangat banyak ditemukan di berbagai daerah Indonesia, ada peluang

besar yang dapat dikembangkan dengan penyediaan sistem digital, seperti dalam

penyediaan stok produk, kemudahan dalam proses pemesanan barang yang

beraneka ragam, efisiensi dalam sistem distribusi sehingga pada akhirnya dapat

membuat toko kelontong bisa memberikan harga yang kompetitif kepada

konsumen.

Jika diperhatikan dengan seksama, saat ini banyak minimarket yang

menjual barang-barang kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dengan sistem

yang modern dan kerjasama dengan berbagai fintech atau payment gateway yang

beragam sehingga dapat memberikan harga yang lebih murah kepada masyarakat.

Hal tersebut menjadikan keberadaan toko kelontong menjadi kurang berkembang.

Kurangnya pengetahuan serta sistem penyediaan barang dan pola pikir usaha yang

masih tradisional menjadi salah satu faktor penghambat usaha toko kelontong

tradisional.

Blisini hadir dengan konsep B2B dan B2C dengan tujuan membantu

meningkatkan penjualan produk dan memudahkan toko kelontong maupun

konsumen akhir seperti ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mereka

dengan cara berbelanja kebutuhannya secara online tanpa harus menghabiskan

waktu menuju lokasi belanja karena produk akan diantarkan ke lokasi mereka

dalam waktu yang cepat.

24

Bisnis dengan konsep B2B dengan fokus target market toko kelontong ini

belum banyak dilakukan oleh para pebisnis e-commerce di Indonesia, dimana

masih banyak terdapat toko kelontong di seluruh wilayah Indonesia. Maka bisnis

marketplace B2B seperti ini akan memberikan peluang yang cukup baik serta ikut

serta berperan dalam kemajuan UKM serta dapat mengembangkan perekonomian

Indonesia.

2.1.1. ANALISA PESTEL INDUSTRI MARKETPLACE B2B dan B2C

Untuk memahami industri marketplace (B2B dan B2C), kita dapat

menggunakan beberapa analisa dari berbagai sisi. Melalui analisa tersebut dapat

tergambar jelas faktor-faktor yang akan mempengaruhi sebuah bisnis. Analisa

PESTEL merupakan metode analisis yang efektif untuk mengidentifikasi faktor –

faktor eksternal yang mempengaruhi suatu organisasi.

PESTEL Analysis dapat digunakan untuk mempertimbangkan faktor –

faktor permasalahan eksternal, yaitu Political, Economic, Social, Technology,

Legal, dan Environment.

1. Political

Faktor politik meliputi hukum yang berlaku, seperti kebijakan

pemerintah yang meliputi kebijakan ekspor-impor, kebijakan pajak,

kebijakan tenaga kerja, kebijakan tanggung jawab lingkungan, hingga

peraturan-peraturan yang lebih spesifik dan dibuat pada kondisi tertentu

misalnya larangan menjual barang-barang tertentu di waktu tertentu. Faktor

politik dapat menentukan arah perilaku investor dalam memperhatikan bisnis

yang mereka jalankan agar sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah.

25

Di Indonesia mulai 1 April 2019, diberlakukan pajak bagi toko online

atau marketplace. Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan

(PMK) Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas

Transaksi Perdagangan melalui Sistem Elektronik. Dalam peraturan tersebut,

pemerintah tidak menetapkan jenis atau besar pajak yang akan dikenakan.

Namun, pemerintah memberikan penjelasan prosedur perpajakan untuk

mendorong para pelaku usaha agar taat pajak.

Marketplace harus memiliki NPWP dan dikukuhkan sebagai PKP

(Pengusaha Kena Pajak). Kemudian, marketplace juga diminta untuk

memungut, menyetor, dan melaporkan PPN juga PPh terkait penyediaan

platform kepada pedagang dan penjualan barang milik marketplace itu

sendiri. Marketplace juga bertanggung jawab untuk melaporkan rekapitulasi

transaksi yang dilakukan pedagang pengguna platform.

2. Economic

Faktor ekonomi ini meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi

daya beli dari pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu

perusahaan. Contoh : standar nilai tukar, suku bunga, pertumbuhan ekonomi.

Salah satu aspek yang dimiliki potensi dalam membangun pertumbuhan

ekonomi Indonesia adalah jumlah toko kelontong di Indonesia yang tercatat

kurang lebih sekitar 3 juta toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Artinya bahwa akan potensial market yang dapat tergarap dan terbantu

dengan hadirnya layanan yang diberikan Blisini. Selain itu, potensi

pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari daya beli belanja secara online

yang sangat tinggi dan terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Sehingga perlu

26

adanya bantuan kepada para toko kelontong untuk dapat melakukan transaksi

belanja online ini. Masyarakat sudah sangat familiar bertransaksi secara

online, hal ini mendasari banyaknya marketplace tumbuh di Indonesia.

Berikut gambar grafik pengguna dan tingkat penetrasi e-commerce di

Indonesia :

Gambar 2.1. Grafik Pengguna dan Tingkat Penetrasi E-Commerce di

Indonesia (2017-2023)

Sumber : katadata.co.id (2019)

Pengguna e-commerce di Indonesia yang selalu meningkat dari tahun

ke tahun menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada transaksi online ini

sangatlah tinggi, sehingga sangat baik untuk konsep bisnis marketplace.

27

3. Social

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi

kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi ukuran besarnya pangsa pasar yang

ada. Contoh: budaya, gaya hidup atau behaviour, tingkat pendidikan

masyarakat, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

Perilaku belanja secara online saat ini sudah dilakukan oleh hampir

semua kalangan yang terkoneksi dengan internet. Kegiatan ini sudah menjadi

gaya hidup sehari-hari, termasuk berbelanja kebutuhan sehari-hari (consumer

goods) dan kebutuhan pokok lainnya. Berbelanja secara online sudah sangat

familiar dilakukan berbagai kalangan masyarakat mulai dari usia remaja

sampai dengan orangtua, latar belakang pendidikan rendah sampai tinggi, dan

tingkat penghasilan rendah maupun tinggi, termasuk didalamnya para

pedagang kelontong. Sehingga hal tersebut dapat ditingkatkan, yaitu dapat

memberikan kemudahan dan manfaat yang lebih besar lagi bagi

perkembangan usaha mereka.

4. Technology

Faktor ini meliputi inovasi teknologi apa yang akan dapat muncul

dalam masyarakat dan apa dampaknya bagi struktur pasar. Contoh: inovasi

baru, biaya dan penggunaan teknologi, perubahan dalam ilmu pengetahuan,

dampak dari perubahan teknologi.

Kini dengan munculnya smartphone dengan berbagai teknologi yang

ditawarkan, telah memudahkan masyarakat dalam melakukan berbagai

aktivitas online, termasuk memperlancar usaha. Berbagai merek muncul dan

menawarkan harga yang beragam serta terjangkau bagi masyarakat. Para

28

provider selular pun menawarkan paket data yang beragam, mulai dari yang

berbiaya rendah sampai dengan yang berbiaya tinggi sehingga dapat

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penggunanya. Sehingga jika

mengkombinasikan semua perkembangan teknologi yang ada tersebut, maka

tidak diragukan kesempatan mengembangkan bisnis menjadi lebih terbuka.

5. Legal

Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti undang-undang yang

sudah ada atau yang akan datang. Contoh: aturan mengenai bisnis secara

online, kesehatan dan keselamatan, arahan pekerjaan, hak asasi manusia, tata

kelola perusahaan dan tanggung jawab lingkungan. Dari segi legal, untuk

transaksi online atau kontrak elektronik diatur dalam pasal 1320

KUHPerdata.

6. Environment

Faktor lingkungan digunakan untuk melakukan perencanaan strategis

atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi

geografis. Faktor lokasi geografis mempengaruhi keputusan pembelian,

seperti semakin dekat lokasi penjual akan memudahkan pembeli untuk

mendapatkannya secara cepat atau semakin banyak target market yang berada

di sekitar area usaha akan lebih memaksimalisasi performance usaha. Hal ini

yang ditawarkan oleh Blisini, pada saat melakukan transaksi, dapat dipilih

zona terdekat dari pembeli sehingga pesanan akan cepat sampai ditangan

pembeli.

29

2.1.2 ANALISA PORTER’S FIVE FORCES DALAM INDUSTRI

MARKETPLACE B2B & B2C

Porter’s Five Forces model adalah suatu model yang diciptakan oleh

Michael Porter, seorang ahli dan profesor di Harvard University pada tahun 1979

yang bertujuan untuk menggambarkan kerangka sebagai analisis pengembangan

suatu bisnis. Porter’s Five Forces merupakan metode yang digunakan untuk

menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan

persaingan, metode ini bisa digunakan untuk bisnis yang besar maupun kecil dan

bisnis yang sudah berjalan maupun baru akan dimulai.

Gambar 2.2. Five Forces Porter

Sumber : Penulis (2020)

Menurut Five Forces Model, sebuah industri disebut “tidak menarik” bila

kombinasi dari five forces menurunkan profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah

industri disebut menarik bila kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang

30

menjanjikan. Tiga dari Five Forces merujuk pada persaingan dari sumber

eksternal. Sisanya adalah ancaman internal.

Tiga langkah untuk menggunakan Five Forces Porter ini dapat

mengindikasikan apakah persaingan dalam suatu industri dapat menciptakan laba

yang dapat diterima oleh perusahaan:

- Mengidentifikasi aspek-aspek kunci dari setiap kekuatan bersaing yang

mempengaruhi perusahaan.

- Mengevaluasi seberapa kuat dan penting setiap elemen bagi perusahaan.

- Menentukan apakah kekuatan kolektif dari aspek-aspek itu sepadan bagi

perusahaan untuk masuk atau tetap bertahan dalam sebuah industri.

Sifat persaingan industri marketplace bagi Blisini dapat dilihat dari

gabungan lima kekuatan di bawah ini:

a. Competitive Rivalry Within the Industry (High)

Persaingan kompetitif dalam industri terutama memiliki produk bisnis

yang sama dimana persaingan dilakukan berdasarkan penawaran harga yang

lebih rendah sehingga konsumen lebih mudah beralih dari pelaku bisnis yang

satu ke yang lainnya. Persaingan pada industri marketplace B2B dan B2C

sudah semakin berkembang. Dapat dikatakan hampir setiap hari bermunculan

marketplace B2B dan B2C. Dengan persaingan yang semakin ketat membuat

para pelaku bisnis ini melakukan berbagai macam usaha untuk menarik

perhatian customer. Sebagai contoh, persaingan harga dan memberikan

promo-promo yang beragam dan menarik kepada customer. Namun saat ini,

konsep bisnis seperti yang dirancang Blisini masih belum ada, tetapi konsep

bisnis yang menyerupai sudah ada.

31

Beberapa konsep bisnis yang hampir menyerupai Blisini dan dapat

dijadikan sebagai kompetitor dari Blisini yaitu:

- HappyFresh

HappyFresh adalah perusahaan pengantaran kebutuhan bahan

makanan no-1 di Asia Tenggara. HappyFresh melayani pelanggan untuk

dapat memesan produk terbaik dari kebutuhan harian sampai kantor

dimanapun, kapanpun, dari supermarket terbaik. HappyFresh dapat

diakses via web maupun mobile apps.

Gambar 2.3. HappyFresh dengan promo dan fitur lainnya

Sumber : HappyFresh (2019)

- Sampoerna Retail Community (SRC)

SRC merupakan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam

program kemitraan Sampoerna yang bertujuan untuk meningkatkan daya

saing para pemilik toko kelontong melalui pendampingan usaha yang

berkelanjutan.

32

Gambar 2.4. Contoh desain mitra toko Sampoerna Retail Community

(SRC)

Sumber : SRC (2019)

- Klikdaily

Klikdaily merupakan jaringan retail FMCG (Fast Moving

Consumer Goods). Klikdaily menjadi salah satu kandidat pesaing dalam

marketplace B2B yang juga dihubungkan melalui aplikasi mobile dengan

visi untuk pemberdayaan dan pengembangan retail, warung, toko atau

usaha kecil dari kelompok masyarakat tradisional.

Gambar 2.5. Jaringan Retail FMCG KlikDaily

Sumber : Klikdaily (2019)

33

b. Threat of New Entrants (High)

Pendatang baru dalam dunia bisnis tentunya harus dipertimbangkan

kehadirannya karena dapat menjadi ancaman baru bagi pelaku bisnis

terdahulu. Namun, sebagai pendatang baru resiko dalam bisnis perlu

diperhatikan karena sebelumnya telah ada pelaku bisnis terdahulu yang lebih

mapan baik dari segi biaya, skala ekonomi, dan merek.

Saat ini bisnis marketplace B2B dan B2C semakin banyak

bermunculan. Apalagi setelah adanya pandemi korona yang melanda dunia

saat ini, yang membuat segala sesuatu dilakukan melalui online, termasuk

berbelanja kebutuhan sehari-hari, sehingga masyarakat sudah mulai terbiasa

dan merasakan mudahnya berbelanja online. Dengan demikian, dapat

diperkirakan bahwa e-commerce yang bergerak dalam penyediaan barang

kebutuhan sehari-hari akan banyak bermunculan. Mereka menawarkan

berbagai keunggulan yang semakin mempermudah pengguna atau

konsumennya. Oleh karena itu, Blisini akan terus memperbaharui dan

mengembangkan konsep bisnis dengan menyesuaikan dengan perkembangan

dan kebutuhan konsumennya. Namun melihat besarnya market segment yang

berada pada customer perseorangan atau end user, maka mayoritas

e-commerce yang mungkin akan bermunculan tersebut masih belum banyak

yang akan merambah kepada segmen UMKM atau toko kelontong.

c. Threat of Substitute Products (Medium)

Ancaman ini merupakan kasus dimana konsumen mempelajari produk

atau layanan pesaing bisnis dan mendapatkan bahwa mereka kemungkinan

dapat beralih ke produk atau layanan pesaing tersebut. Pertimbangan

34

konsumen untuk pindah kepada pesaing lain dikarenakan dari segi harga,

kualitas, dan biaya layanan untuk jangka waktu yang panjang dan dapat

menghemat biaya konsumen.

Dari pesaing yang ada dalam industri ini, maka faktor Threat of

Substitute Products ini tergolong sedang. Mayoritas e-commerce yang ada saat

ini lebih fokus pada segmen end user. Para pedagang toko kelontong saat ini

masih menggunakan cara konvensional untuk mendapatkan stok produk,

dengan mendatangi lebih dari satu toko grosir untuk memenuhi kelengkapan

barang. Selain itu, masih ada biaya tambahan lainnya seperti transportasi,

biaya parkir. Melalui Blisini, toko kelontong akan dipermudah dengan sistem

digital. Blisini juga akan memberikan berbagai pilihan produk yang lengkap

dari banyak supplier serta pilihan harga produk yang kompetitif.

d. Bargaining Power of Suppliers (Low)

Kegiatan tawar menawar dengan pemasok (supplier) menjadi hal yang

lumrah bagi para pelaku bisnis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis

terhadap kekuatan yang dimiliki supplier dalam memegang kendali sehingga

akan menghasilkan potensi untuk meraup keuntungan dan menaikkan harga.

Hal tersebut penting untuk dilakukan karena dapat berdampak pada

menurunnya profitabilitas bisnis bila harga yang ditawarkan tinggi.

Adapun supplier Blisini merupakan para pedagang toko grosir

tradisional (wholesaler). Keberadaan toko grosir tradisional masih banyak saat

ini sehingga menjadikan faktor bargaining power of supplier ini tergolong

rendah. Blisini akan bekerjasama dengan berbagai toko grosir agar mampu

menyediakan barang yang bervariasi, lengkap, dan harga yang kompetitif.

35

Dengan adanya kerjasama dengan Blisini, toko grosir akan dimudahkan dalam

proses operasional karena didukung oleh sistem digital.

Dalam hal ini Blisini dapat memperoleh pasokan bahan baku dari

beberapa pemasok maka kedudukan Blisini relatif lebih kuat dibandingkan

pemasok, sehingga pemasok tidak akan memberikan ancaman berarti bagi

Blisini. Tetapi apabila Blisini bergantung hanya kepada satu pemasok, maka

peran pemasok menjadi kuat dan menimbulkan ancaman bagi Blisini.

Pemasok yang akan menjadi supplier barang-barang Blisini awalnya baru

akan diisi oleh toko grosir, namun tidak menutup kemungkinan bahwa

pemasok barang-barang Blisini juga akan diisi oleh distributor atau bahkan

prinsipal.

e. Bargaining Power of Buyers/Consumers (High)

Pembeli memiliki posisi penting terhadap keberlangsungan hidup

perusahaan karena pendapatan yang diperoleh perusahaan berasal dari

penjualan produk perusahaan kepada buyer. Salah satu faktor yang menjadi

determinan kekuatan pembeli adalah sensitivitas harga yang ditentukan oleh

beberapa faktor seperti: price/total purchases, product differences, brand

identity, buyer profits & decision makers’ incentives.

Blisini mendapatkan pendapatan dari penjualan yang dilakukan kepada

toko kelontong dan end user. Harga yang ditawarkan oleh Blisini merupakan

harga termurah dan produk yang lengkap sehingga hal tersebut akan menarik

perhatian dari konsumen.

Melihat Blisini melalui analisis five forces untuk kondisi lingkungan

industrinya, yaitu industri marketplace, dapat disimpulkan bahwa industri

36

tersebut masih menawarkan kesempatan yang sangat baik. Marketplace

memberi kesempatan kepada para penjual untuk membuka toko secara online

dengan jangkauan konsumen yang lebih luas. Semakin hari, banyak orang di

Indonesia yang merasa lebih nyaman untuk belanja secara online karena

menyadari kemudahan dan menghemat waktu dengan belanja secara online.

Setelah menganalisa masing-masing faktor dalam analisa five forces,

persaingan antar kompetitor yang tinggi, ancaman pendatang baru yang tinggi

dan kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi menjadi hal yang harus

diperhatikan sebelum memasuki industri ini. Ancaman produk atau jasa

pengganti yang sedang dan kekuatan tawar menawar pemasok yang lemah

menjadikan konsep ide bisnis dari Blisini masih cukup menarik untuk

dijalankan.

2.2 MARKET OVERVIEW

Seperti yang dijelaskan pada Bab 1, produk FMCG yang mencakup

berbagai macam produk konsumen yang sering dibeli termasuk peralatan mandi,

sabun, kosmetik, pasta gigi, pisau cukur dan deterjen, serta non-durable seperti

gelas, lampu, baterai, produk berbahan kertas dan barang-barang plastik. FMCG

juga termasuk obat-obatan, barang elektronik, produk makanan & minuman

kemasan, meskipun ini sering dikategorikan secara terpisah tentu diperlukan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Melihat hal ini,

tentunya banyak orang berpikiran untuk membuka usaha toko kelontong karena

kebutuhan tersebut rata-rata dibutuhkan masyarakat dan walaupun memiliki

margin yang tipis. Jika daerah toko kelontong merupakan tempat yang ramai

seperti pasar, maka keuntungan yang didapatkan cukup bagus. Semakin banyak

37

dan beragam produk yang dijual, maka omset yang didapatkan akan semakin

besar dan hal tersebut tentunya berbanding lurus dengan margin keuntungan dari

hasil penjualan tersebut.

Di Indonesia tentunya masih banyak dijumpai toko kelontong di berbagai

daerah, walaupun saat ini sudah banyak tersebar minimarket seperti Indomaret,

Alfamart, dan sebagainya. Namun, toko kelontong tradisional masih banyak

diminati masyarakat terutama untuk kalangan menengah ke bawah karena

dianggap menawarkan harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan

minimarket. Harga jual yang murah dan juga kelengkapan barang menjadi salah

satu pertimbangan konsumen dalam berbelanja.

Dalam mempersiapkan usaha toko kelontong, tentunya pemilik toko harus

memastikan lokasi yang akan dijadikan sebagai toko kelontong. Langkah

selanjutnya, persediaan stok barang yang akan dijual harus beragam jenisnya dan

penetapan harga disesuaikan dengan harga pasar saat ini sehingga dapat menarik

minat pelanggan untuk berbelanja di tokonya. Melalui Blisini, pedagang toko

kelontong dapat lebih mudah dalam mencari supplier barang bagi tokonya serta

harga pokok yang ditawarkan akan lebih murah dibandingkan yang ditawarkan

supplier lain. Selain itu, pedagang toko dapat menghemat waktu karena tidak

perlu mencari satu per satu supplier penyedia barang.

Secara keseluruhan, pengusaha toko cukup memesan barang yang

diinginkan dan menyesuaikan waktu pengiriman sesuai dengan kebutuhan toko.

Pedagang toko kelontong juga dapat melakukan gudang virtual yaitu fitur yang

memberikan fasilitas bagi para pengusaha toko agar dapat melakukan penyetokan

barang pada sistem Blisini dan waktu serta jumlah barang dalam dikirimkan

38

secara berkala sesuai kebutuhan toko kelontong. Dengan menggunakan fitur ini,

pedagang toko kelontong tidak perlu cemas dengan tempat untuk penyimpanan

stok barang atau gudang karena kapanpun barang dibutuhkan, pengguna dapat

langsung mengirimkan barang dari gudang virtual ke lokasi yang diinginkan.

Kemudahan yang ditawarkan Blisini selanjutnya adalah pedagang toko

kelontong dapat menjual produknya secara online melalui platform Blisini,

sehingga toko kelontong juga ikut memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi

pelanggan yang ingin bertransaksi di tokonya via online. Blisini pun akan terus

memberikan edukasi terkait perkembangan bisnis digital sehingga pedagang toko

kelontong dapat semakin bersaing dengan toko modern lainnya. Selain itu, toko

kelontong yang memerlukan barang-barang untuk mendukung usaha bisnis dan

ingin mendapatkan harga murah dengan minimum jumlah pembelian produk,

dapat bertransaksi dengan kemudahan yang ditawarkan Blisini. Barang-barang

pun dapat di antar ke rumah atau lokasi yang sudah ditentukan oleh sehingga

mempermudah dan menghemat konsumen dalam memperoleh barang atau produk

yang dibutuhkannya. Konsumen akhir (end user) seperti ibu-ibu rumah tangga

juga dapat bertransaksi pada platform Blisini sehingga memudahkan mereka

dalam mencari dan membeli produk dengan harga murah yang ditawarkan Blisini

untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

2.2.1 TARGET SEGMENT

Blisini menyasar pasar B2B dan B2C. Pasar B2B menyasar kepada para

pedagang toko kelontong yang sudah berdiri maupun yang sedang dalam

persiapan untuk membuka usaha toko kelontong untuk mendapatkan supplier

barang yang lengkap, murah, proses mudah dan cepat, sehingga toko kelontong

39

tidak perlu khawatir akan kekurangan barang yang akan dijual. Blisini akan

membantu mereka untuk menyediakan wadah berjualan secara online.

Selain itu, B2C juga menyasar end user seperti ibu rumah tangga yang

ingin berbelanja kebutuhan rumah tangganya dengan menyediakan produk dengan

harga yang murah dan pengantaran yang cepat ke rumah.

2.2.2 MARKET SIZE AND MARKET POTENTIAL

Pada tahun 2016, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty dalam wawancaranya dengan

kompas.com menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih

tergolong tinggi dimana mencapai angka 1.49 persen atau berkisar 4 juta/tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa potensi toko kelontong tentunya akan memiliki

peluang yang besar karena seiring meningkatnya pertumbuhan populasi

penduduk, maka akan diimbangi dengan pertumbuhan kebutuhan hidup yang

semakin bertambah juga. Pertumbuhan kebutuhan hidup tentunya akan membuka

peluang yang lebih besar kepada calon pedagang toko kelontong untuk mulai

berbisnis dan pastinya toko kelontong tersebut memerlukan supplier barang yang

dapat menyediakan produk bagi mereka untuk mulai berjualan.

Dengan banyaknya minimarket yang ada saat ini dan sistem mereka yang

sudah mengadopsi teknologi, maka selain berpeluang menghasilkan keuntungan,

toko kelontong sebaiknya juga harus berjalan dengan penggunaan teknologi atau

sistem digital agar terus dapat bersaing. Selain itu, konsumen akhir seperti para

ibu rumah tangga saat ini mulai beralih menggunakan jasa marketplace maupun e-

commerce digital karena memberikan manfaat dalam kemudahan bertransaksi

(praktis) untuk berbelanja serta mendapatkan harga yang murah. Untuk itu

40

peluang pasar dalam membangun marketplace terkait produk FMCG dan

kebutuhan pokok lainnya berpotensi besar untuk dikembangkan, baik secara B2B

yang menjangkau para pedagang toko kelontong yang memerlukan keperluan

untuk mendukung usaha bisnis mereka, maupun B2C yang menjangkau para

konsumen akhir seperti ibu rumah tangga.

2.3 PERILAKU KONSUMEN

Menurut Utami (2020), konsumen merupakan seseorang yang penting bagi

pengusaha karena menjadi peran utama dalam pengembangan usahanya sehingga

pengusaha cenderung mengikuti dan melayani perilaku konsumen agar proses

pembelian terjadi dan memuaskan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor internal (motivasi,

ekonomi, sikap, persepsi, integrasi) dan faktor eksternal (kebudayaan, kelompok

sosial, kelompok referensi, keluarga). Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang

mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika memutuskan

akan membeli suatu barang atau produk, tentu sebagai konsumen selalu

memikirkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli. Mulai dari harga, kualitas,

fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya.

Perilaku konsumen dalam konsep B2B bisnis Blisini mengacu kepada para

pedagang toko kelontong dimana pedagang toko kelontong khususnya yang sudah

lama berdiri atau yang baru memulai usahanya terkadang memiliki kendala dalam

mendapatkan informasi pemasok barang (supplier) yang aman dan dapat

memberikan harga murah. Selain itu, pedagang toko kelontong perlu memastikan

luas lokasi gudang untuk menyimpan stok barang. Pedagang toko kelontong dapat

memiliki gudang virtual yaitu fitur yang memberikan fasilitas bagi para pedagang

41

sehingga memiliki stok barang yang cukup pada sistem Blisini dan waktu serta

jumlah barang dalam dikirimkan secara berkala sesuai kebutuhan toko kelontong.

Dengan menggunakan fitur ini, pedagang toko kelontong tidak perlu cemas

dengan tempat untuk penyimpanan stok barang atau gudang karena kapanpun

barang dibutuhkan, pengguna dapat langsung mengirimkan barang dari gudang

virtual ke lokasi yang diinginkan. Kemudahan yang ditawarkan Blisini

selanjutnya adalah pedagang toko kelontong dapat menjual produknya secara

online melalui platform Blisini sehingga toko kelontong juga ikut memberikan

kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan yang ingin bertransaksi di tokonya

via online. Blisini akan terus memberikan edukasi terkait perkembangan bisnis

digital sehingga pedagang toko kelontong dapat semakin bersaing dengan toko

modern lainnya.

Perilaku konsumen dalam konsep B2C bisnis Blisini mengacu kepada

konsumen akhir (end consumer) lainnya seperti ibu-ibu rumah tangga yang

memerlukan kemudahan dalam mendapatkan produk dengan harga murah untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari, sehingga mereka tidak perlu

lagi direpotkan untuk pergi ke pasar atau toko kelontong dan toko grosiran lainnya

untuk membeli kebutuhan mereka. Konsumen dapat memilih produk yang

diinginkan dan melakukan pembayaran melalui aplikasi Blisini yang telah tersedia

pada smartphone maupun website. Kemudian, konsumen hanya tinggal menunggu

barang-barangnya tersebut diantar ke lokasi yang telah ditentukan dalam waktu 3

jam setelah pemesanan produk dilakukan.

42

2.4 KOMPETISI

2.4.1 PEER / SUBSTITUTE

Peer / substitute Blisini adalah

1. Minimarket

Minimarket adalah semacam toko kelontong modern yang menjual segala

macam barang dan makanan. Perbedaannya disini biasanya minimarket

menerapkan sebuah sistem mesin kasir sebagai point of sale untuk

penjualannya. Namun, tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.

Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan,

dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak - rak

minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu

agar pembeli tidak berhutang. Ukuran toko pun antara 300 - 500 persegi,

sebagai contoh yaitu Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Circle K, K3 Mart, dan

sebagainya.

2. Supermarket

Supermarket adalah sebuah toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari.

Kata yang secara harfiah yang diambil dan bahasa Inggris ini artinya adalah

pasar yang besar. Barang-barang yang dijual di supermarket biasanya

merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang ter-display di rak

gondola supermarket. Seperti bahan makanan, minuman, dan barang

kebutuhan seperti tissue dan lain sebagainya.

Berbeda dengan hypermarket, luas supermarket ini adalah 1000 - 5000 meter.

Luasnya tidak lebih dan 5000 meter, karena ini bisa disebut level duanya

hypermarket. Contoh supermarket adalah supermarket Giant, Carrefour

43

Express, dan lainnya. Jenis barang yang ter-display di rak supermarket pun

tidak terlalu banyak, hanya berkisar di 5000 - 7500 item saja, tidak lebih.

Barang-barang ini meliputi elektronik, pakaian, minuman, buah-buahan dan

berbagai kelengkapan lainnya.

3. Hypermarket

Hypermarket merupakan sebuah bentuk dan pasar modern yang sangat besar,

baik itu dalam segi luas tempat maupun dan barang-barang yang

diperdagangkan. Selain tempatnya yang luas (diatas 5000 meter), hypermarket

biasanya memiliki lahan parkir yang luas. Dengan konsep modern, membuat

pelanggan nyaman saat berbelanja. Di negara maju, sebuah hypermarket

biasanya terletak di pinggiran kota, agar tidak mematikan toko-toko yang lebih

kecil.

Di Indonesia, menurut peraturan pemerintah, pasar modern dapat berdiri di

semua ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten/kota yang perkembangan kota

dan ekonominya dianggap sangat pesat. Di kota-kota penyangga Ibu Kota

Jakarta, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, berbagai hypermarket

telah membuka gerainya. Beberapa hypermarket di Indonesia adalah:

Carrefour, Giant Hypermarket, Hypermart, dan Makro.

4. Marketplace

Adapun beberapa platform marketplace yang bergerak pada segmen pasar

B2B, B2C, dan C2C yang ada saat ini yaitu Tokopedia, Bukalapak, Shopee,

Lazada, dan sebagainya. Platform tersebut cenderung berfokus pada segmen

pasar B2C dan C2C dalam menjual produk makanan dan kebutuhan sehari-

hari lain layaknya produk yang dijual di swalayan/supermarket bahkan produk

44

oleh-oleh khas daerah juga tersedia. Sedangkan untuk marketplace dengan

segmen pasar hanya ada B2B masih tergolong sangat sedikit. Contoh platform

B2B yang bergerak di marketplace FMCG yaitu HappyFresh, SRC, dan

Klikdaily.

2.4.2 PERBANDINGAN KOMPETISI

Comparison Analysis (analisis perbandingan) bertujuan untuk membuat

profiling terhadap kompetitor berdasarkan observasi peneliti. Tabel akan yang

dipergunakan untuk mempermudah analisa perbedaan antar kompetitor.

Tabel 2.1 Tabel Analisis Perbandingan Kompetisi Marketplace FMCG

(B2B & B2C)

Sumber : Penulis (2020)

Setelah membuat tabel analisis diatas, maka dapat disimpulkan yang

menjadi kompetitor Blisini yaitu HappyFresh, SRC, dan KlikDaily. HappyFresh

berfokus layanan membantu berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online

dengan target segmen end user (B2C). End user dapat menggunakan layanan ini

45

dengan minimum transaksi sebesar Rp. 100.000. Pembayaran dapat dilakukan

dengan beberapa metode yakni COD (cash on delivery), kartu debit, dan kartu

kredit. HappyFresh memiliki logistik yang dikelola oleh HappyFresh sendiri.

SRC (Sampoerna Retail Community) merupakan sebuah komunitas yang

merekrut toko-toko kelontong (dinamakan sebagai mitra SRC) dengan tujuan

membantu mitra SRC dalam menata dan mengedukasi perkembangan bisnis toko

kelontong. SRC menghubungkan UMKM kecil seperti pembuat keripik atau

makanan kecil lain dan sejenis untuk dapat memasok barang kepada mitra SRC.

Selain itu, SRC dapat dikatakan sebagai salah satu usaha branding dari

perusahaan Sampoerna melalui komunitas para pedagang toko kelontong dan

UMKM. Segmen yang dituju SRC adalah B2B dengan media transaksi berupa

aplikasi mobile, dan transaksi COD (cash on delivery). SRC hanya menyediakan

layanan online berupa informasi mitra SRC di sekitar end user, tetapi tidak

mendukung transaksi jual beli secara online.

Klikdaily menjadi salah satu kompetitor yang paling mendekati segmen

pasar Blisini dimana tujuannya menciptakan sebuah jaringan retail FMCG

melalui teknologi aplikasi seluler dengan misi sosial pemberdayaan dan

pengembangan warung, toko, atau usaha milik pengusaha kecil dan kelompok

masyarakat tradisional. FMCG berfokus pada segmen pasar B2B yaitu

menghubungkan mitranya dengan principal untuk mendapatkan produk yang akan

diperjualbelikan. Transaksi dilakukan secara online melalui aplikasi mobile.

Blisini akan berfokus pada segmen B2B dan B2C dimana transaksi

dilakukan secara online melalui website maupun aplikasi mobile. Metode

pembayaran yang akan disediakan antara lain melalui COD (cash on delivery),

46

kartu kredit, dan kartu debit. E-payment Blisini akan didukung oleh Nicepay dan

Flip dimana Nicepay untuk pembayaran konsumen ke Blisini dan Flip untuk

pembayaran Blisini ke logistic partner. Adapun pengiriman Blisini akan didukung

oleh beberapa logistic partner seperti Gojek dan Grab. Keistimewaan dari Blisini

dibandingkan dengan kompetitor lain adalah Blisini menyediakan fasilitas gudang

virtual (virtual warehouse) dimana toko kelontong yang bergabung dengan Blisini

dapat menyetok produk yang sudah dibeli tanpa harus menyediakan lokasi yang

luas untuk menempatkan fisik produk. Toko kelontong dapat mengatur sendiri

kapan dan berapa kuantiti produk yang sudah dibeli untuk dikirimkan ke lokasi

toko sehingga toko kelontong tidak perlu mencemaskan tempat/lokasi untuk

menyimpan produknya. Selain membantu proses penyediaan produk, Blisini juga

membantu toko kelontong dalam hal menjual produknya secara online kepada

konsumen. Dengan kata lain, Blisini merupakan paket lengkap bagi toko

kelontong dalam menjalankan usahanya secara digitalisasi online mulai dari

proses penyediaan hingga penjualan produk kepada konsumen.

47

2.4.3 PERCEPTUAL MAP

Perceptual Map merupakan cara untuk memetakan persepsi konsumen

terhadap brand-brand produk tertentu untuk mendapatkan gambaran apakah

brand-brand tersebut memiliki positioning yang tepat di benak konsumen.

Perceptual map ini dibuat berdasarkan kompetisi Marketplace FMCG (B2B &

B2C) karena diyakini konsep marketplace (transaksi online) yang menjadi

kompetitor bagi Blisini.

Berikut adalah perceptual map untuk kompetisi Marketplace FMCG (B2B

& B2C) sebagai berikut:

Gambar 2.6. Perceptual Map Kompetisi Marketplace FMCG (B2B & B2C)

Sumber : Penulis (2020)

48

2.5 VALUE PROPOSITIONS

Value Proposition adalah kesatuan dari manfaat-manfaat yang ditawarkan

perusahaan kepada konsumen (Osterwalder, Pigneur 2012). Value Proposition

dapat menjadi inovatif dari suatu penawaran yang baru atau dapat mengubah

penawaran yang sudah ada dan dapat menjadi satu alasan untuk pelanggan untuk

beralih dari suatu perusahaan ke perusahaan lain.

Gambar 2.7. Value Proposition Canvas Blisini

Sumber : Penulis (2020)

2.5.1 CUSTOMER JOBS

Customer Jobs mendeskripsikan tentang pekerjaan yang dilakukan

customer dengan produk atau jasa dari perusahaan. Pekerjaan yang dimaksud

adalah tugas dari customer untuk dikerjakan dan diselesaikan, mendapatkan solusi

atas masalah yang dihadapi atau kebutuhan yang diinginkan terpenuhi. Customer

49

yang dimaksud dalam hal ini adalah pedagang toko kelontong dan konsumen

akhir (end user). Toko kelontong biasanya mencari barang untuk memenuhi

persediaan penjualannya dengan harga yang murah dan distribusi yang cepat serta

tidak memakan banyak waktu dan biaya. Toko kelontong juga akan menjual

produknya dengan lebih mudah dan dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

Konsumen akhir seperti ibu rumah tangga dapat membeli produk kebutuhan yang

diperlukan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2.5.2 CUSTOMER PAINS

Customer Pains menjelaskan tentang apa saja yang mengganggu customer

sebelum, selama dan setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya. Dalam hal ini,

customer yang dimaksud adalah pedagang toko kelontong biasanya menemukan

kendala waktu untuk mencari produk yang dibutuhkan untuk mereka jual di

tokonya maupun produk yang dibutuhkan untuk mendukung usaha bisnisnya.

Tahapan distribusi barang yang melalui berbagai toko grosir atau supplier akan

memakan waktu yang tidak sedikit dan harga yang dijual ke customer menjadi

lebih tinggi karena adanya biaya tambahan seperti transportasi dan berkurangnya

waktu yang dapat digunakan untuk berjualan di toko atau gerai bisnis, sehingga

semakin susah bersaing dengan kompetitornya. Gudang atau lokasi penyimpanan

stok produk yang terbatas juga menjadi kendala customer untuk menyetok produk

dengan harga murah dalam jumlah banyak. Oleh karena produk yang tidak

lengkap dan keterbatasan stok produk, toko kelontong menjadi kurang diminati

karena konsumen yang berbelanja ke toko kelontong sering tidak mendapatkan

produk yang diinginkan.

50

Selain itu, untuk konsumen akhir seperti ibu-ibu rumah tangga memiliki

kesulitan dalam mengatur waktu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Dari

hasil survei 60 orang responden dengan mayoritas ibu rumah tangga mengeluhkan

sulitnya membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan wanita

karir. Oleh karena itu, berbelanja di supermarket dianggap cukup menyita waktu

dan biaya.

Berbelanja di supermarket biasanya dilakukan pada akhir minggu dimana

antrian kasir cukup panjang dan akan menyita waktu belanja. Saat ke

supermarket, waktu berbelanja seringkali tidak efisien karena responden sering

membeli barang-barang yang tadinya tidak termasuk dalam daftar belanja. Hal ini

menyebabkan bertambahnya pengeluaran seperti biaya parkir, bensin atau

transportasi umum. Oleh karena itu, berbelanja online dirasa lebih efektif dan

efisien.

2.5.3 CUSTOMER GAINS

Customer Gains mendeskripsikan keuntungan yang diharapkan oleh

customer, termasuk keuntungan secara fungsional, emosional, emosi positif dan

hemat biaya. Dengan hadirnya Blisini, maka diharapkan mampu membantu para

pedagang toko kelontong untuk dapat memberikan efisiensi dari segi energi,

harga, dan waktu yang akan berujung pada peningkatan usaha mereka. Pedagang

toko kelontong tidak perlu cemas mengenai lokasi penyimpanan produk yang

terbatas karena Blisini telah memberikan solusi berupa gudang virtual dimana

pengguna dapat membeli produk dalam jumlah yang tidak terbatas dan mengatur

jumlah produk, lokasi, serta waktu pengiriman yang diinginkan sesuai keinginan

pengguna. Toko kelontong akan mampu meningkatkan jumlah penjualan karena

51

stok produk yang lengkap dan menawarkan harga produk yang kompetitif kepada

konsumen. Konsumen akhir yang memiliki kebutuhan untuk membeli produk di

Blisini akan mendapatkan kemudahan berbelanja, hemat karena harga yang murah

dan kompetitif serta cepat dalam proses pengirimannya.

2.6 VALUE MAP

2.6.1 PRODUCT AND SERVICE

Product and services merupakan daftar dari setiap hal yang ditawarkan

kepada konsumen, dapat berupa fisik atau nyata, tidak berwujud (intangible),

digital, dan finansial. Product and services dapat melihat proporsi nilai dari

produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen dan menentukan mana yang

terbaik untuk konsumen.

Product and service yang ditawarkan oleh Blisini yaitu marketplace yang

membantu mengembangkan usaha toko kelontong dan memudahkan transaksi jual

beli kebutuhan sehari hari bagi pengusaha toko kelontong dan konsumen akhir.

2.6.2 PAIN RELIEVERS

Pain relievers menjelaskan bagaimana produk dan jasa yang diberikan

dapat meringankan customer pains. Pain relievers di sisi value map berhubungan

erat dengan pain pada customer value. Pain relievers mengurangi hal-hal negatif

yang dialami oleh customer.

Blisini dapat diakses dengan mudah dan menghubungkan antara penjual

dan pembeli secara online. Toko kelontong dapat melakukan pembelian stok

produk secara online. Blisini juga menyediakan fitur gudang virtual sehingga toko

kelontong tidak perlu khawatir akan tempat penyimpanan produk yang terbatas

52

karena melalui fitur gudang virtual, pedagang toko kelontong dapat mengatur

jumlah barang, lokasi, dan waktu pengiriman barang akan dilakukan sesuai

keinginan dan kebutuhan toko kelontong. Bagi konsumen akhir, belanja dapat

dilakukan secara online.

2.6.3 GAIN CREATOR

Gain Creators menjelaskan bagaimana produk atau jasa dari perusahaan

membuat pelanggan diuntungkan. Pada bagian ini harus dapat menjawab

pertanyaan yang terdapat pada bagian customer gain.

Blisini menyediakan sistem yang membantu manajemen stok barang bagi

toko kelontong dengan fitur berupa gudang virtual dimana pengguna dapat

membeli produk dalam jumlah yang tidak terbatas dan mengatur jumlah produk,

lokasi, serta waktu pengiriman yang diinginkan sesuai keinginan pengguna.

Sistem yang tersedia juga berfungsi sebagai media transaksi jual beli secara

online. Melalui sistem ini, konsumen akan merasa terbantu dalam pembelian

kebutuhan sehari-hari serta akan dimudahkan dengan sistem pengiriman yang baik

sehingga pesanan cepat sampai pada lokasi tujuan.

2.7 VALUE PROPOSITIONS STATEMENTS

Value proposition statement yang ditawarkan oleh Blisini yaitu membantu

toko kelontong yang ingin mengembangkan bisnis sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dengan cara menyediakan barang-barang yang murah dan

memudahkan transaksi jual beli kebutuhan sehari hari. Blisini akan membantu

toko kelontong untuk mengembangkan bisnisnya melalui kemudahan dalam

proses penyediaan stok barang, yaitu dengan penyediaan sistem digital untuk

53

mendapatkan stok barang dengan lebih mudah, murah, dan cepat. Sehingga proses

penyediaan barang dapat menjadi lebih efisien dalam segi energi, waktu dan

biaya. Blisini juga akan menyediakan wadah berjualan secara online untuk

membantu kegiatan penjualan offline store mereka. Selain memiliki toko offline,

toko kelontong akan mempunyai toko online yang membantu mereka memasarkan

barang-barang. Hal ini mendukung toko kelontong untuk mendapatkan konsumen

baru. Dengan demikian, Blisini membantu toko kelontong agar mampu bersaing

dengan toko ritel modern lainnya.