BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian -...

21
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada pasien skizofrenia ( Stuart and Sundeen, 1991 ). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar. Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien itu yakin bahwa halusinasi merupakan kejadian yang benar, umpamanya mengetahui bahwa hal itu tidak benar, ragu-ragu atau yakin sekali bahwa hal itu benar adanya ( Maramis, 2004). Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah dimana seseorang mempersepsikan sesuatu tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar. B. Jenis-jenis Halusinasi Jenis-jenis Halusinasi menurut Stuart dan Laraia (2001), meliputi : 1. Halusinasi Pendengaran / akustik Karakteristik : mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan kepercakapan lengkap antara dua orang atau lebih

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian -...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa stimulus

dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara

setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada pasien

skizofrenia ( Stuart and Sundeen, 1991 ).

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu

yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa adanya

rangsangan dari luar. Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien itu

yakin bahwa halusinasi merupakan kejadian yang benar, umpamanya mengetahui

bahwa hal itu tidak benar, ragu-ragu atau yakin sekali bahwa hal itu benar adanya (

Maramis, 2004).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah dimana seseorang

mempersepsikan sesuatu tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar.

B. Jenis-jenis Halusinasi

Jenis-jenis Halusinasi menurut Stuart dan Laraia (2001), meliputi :

1. Halusinasi Pendengaran / akustik

Karakteristik : mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang.

Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas

berbicara tentang klien, bahkan kepercakapan lengkap antara dua orang atau lebih

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

tentang orang yang mengalami halusinasi pikiran yang terdengar dimana klien

mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-

kadang membahayakan.

2. Halusinasi Penglihatan / visual

Karakteristik : Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometri,

gambar kartoon, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias

menyenagkan atau menangkutkan seperti melihat monster.

3. Halusinasi Penghidu

Karakteristik : Membaui bau-bau tertentu seperti bau darah, urin atau fases,

umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering

akibat stroke, tumor, kejang, atau demensi.

4. Halusinasi Pengecapan

Karakteristik : Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin dan feses.

5. Halusinasi Perabaan

Karateristik : Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.

Rasa tersetrum listrik yang dating dari tanah, benda mati, atau orang lain.

6. Halusinasi cenesthetic

Karakteristik : merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah divena atau arteri,

pencernaan makanan atau pembentukan urin.

7. Halusinasi Kinesthetic

Karakteristik : Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.

C. Fase – fase Halusinasi

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Menurut Stuart dan Laraia, 2001 fase-fase halusinasi meliputi :

a. Fase Comforting

Klien mengalami ansietas sedang dan halusinasi yang menyenangkan. Klien

mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah, takut dan

mecoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan

ansietas. Individu mengalami bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensori

berada dalam kendali kesadaran, jika ansietas dapat ditangani. Fase ini bersifat

non psikotik.

Perilaku klien : menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,

diam dan asyik sendiri, respon verbal yang lambat jika sedang asyik.

b. Fase Condenming

Klien mengalami ansietas berat dan halusinasi menjadi menjijikkan. Pengalaman

sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin

mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan.

Klien mungkin mengalami diperlakukan oleh pengalaman sensori dan menarik

diri dari orang lain. Fase ini bersifat psikotik ringan.

Perilaku klien : meningkatkan tanda-tanda system saraf otonom akibat ansietas

seperti peningkatan denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah. Rentang

perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan

kemampuan membedakan halusinasi dan realita.

c. Fase Controlling

Klien mengalami ansietas berat dan pengalaman sensorik menjadi berkuasa. Klien

berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami

pengalaman kesepian jika sensorik halusinasi berhenti. Fase ini bersifat psikotik.

Perilaku klien : kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti,

kesukaran berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa

detik atau menit.

d. Fase Conquering

Klien mengalami panik dan umumnya menjadi melebur dalam halusinasi.

Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi.

Halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi

terapeutik. Fase ini bersifat psikotik berat.

Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi kuat suicide atau homicide.

Aktifitas fisik merefleksikan isi halusinasi seperti perilaku kekerasan, agitasi,

menarik diri atau katatonia dan tidak mampu merespon terhadap perintah yang

kompleks.

D. Rentang Respon Neurobiologis

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon yang

berhubungan dengan fungsi neurobiologi. Perilaku yang dapat diamati dan mungkin

menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam tabel berikut :

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Gambar 2.1 Rentang Respon Neurobiologis

Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 2. Persepsi akurat 3. Emosi konsisten

pengalaman

4. Perilaku sesuai 5. Hubungan sosial

1. Pikiran kadang menyimpang

2. Ilusi 3. Reaksi emosional

berlebihan atau kurang

4. Perilaku ganjil (tidak lazim)

5. Menarik diri

Sumber : Stuart ( 2002 )

1. Gangguan pikiran atau waham

2. Halusinasi 3. Kesulitan untuk

memproses emosi 4. Ketidakteraturan

perilaku 5. Isolasi sosial.

Gejala psikosis dikelompokkan menjadi lima kategori utama fungsi otak :

kognitif, persepsi, emosi, perilaku, dan sosialisasi yang saling berhubungan. Perilaku

yang berhubungan dengan masalah proses informasi termasuk pada semua aspek

memori, perhatian, bentuk dan isi bicara, pengambilan keputusan, dan isi pikir (

waham, pola pikir primitif, dan pemikiran autistik ). Persepsi mengacu pada pada

identifikasi dan interpretasi awal dari suatu stimulus berdasarkan informasi yang

diterima melalui pancaindra. Perilaku yang berhubungan dengan masalah-masalah

persepsi yaitu halusinasi, ilusi, dan depersonalisasi ( Stuart, 2002 ).

Perilaku yang berhubungan dengan emosi dapat diekspresikan secara berlebihan (

hiperekspresi ) atau kurang ( hipoekspresi ) dengan sikap yang tidak sesuai. Individu

yang mengalami skizofrenia mempunyai masalah yang berhubungan dengan

hipoekspresi diantaranya : aleksitimia, apati, dan anhedonia. Respon neurobiologis

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

maladaptif menimbulkan perilaku yang aneh, tidak enak dipandang, membingungkan,

sulit diatasi, dan sulit dipahami orang lain.

Perilaku yang berhubungan dengan gerakan diantaranya gerakan mata abnormal,

menyeringai, langkah yang tidak normal, apraksia, dan ekoprasia. Perubahan perilaku

meliputi agresi atau agitasi, perilaku stereotip, impulsif dan avolisi. Perilaku yang

berhubungan dengan sosialisasi diataranya menarik diri, harga diri rendah, tidak

tertarik dengan aktivitas rekreasi, dan penurunan kualitas hidup ( Stuart, 2002 ).

E. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Menurut Stuart & Sundeen, (1991) faktor predisposisi meliputi :

1. Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologis yang

maladaptif yang baru mulai dipahami. Termasuk hal-hal berikut : a)

Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak yang

luas dalam perkembangan skizofrenia, b) Beberapa kimia otak dikaitkan

dengan skizofrenia. Hasil penelitian sangat menunjukkan hal-hal berikut ini 1)

Dopamine neurotransmitter yang berlebihan, 2) Ketidakseimbangan antara

dopamine dan neurotransmitter lain, 3) Masalah-masalah pada system reseptor

dopamine. Keluarga dengan kembar identik yang dibesarkan secara terpisah

mempunyai angka kejadian yang lebih tinggi pada skizofrenia.

2. Psikologis

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologi yang

maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya, teori psikologi

terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini. Sehingga,

menimbulkan kurangnya rasa percaya diri keluarga terhadap tenaga kesehatan

jiwa professional.

3. Sosial Budaya

Perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang sangat berarti serta

perilaku mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan

positif dalam berinteraksi dengan lingkungan

4. Organik

Gangguan orientasi realitas muncul karena kelainan organik yang biasa

disebabkan infeksi, racun, trauma atau zat-zat substansi yang abnormal serta

gangguan metabolic masuk didalamnya.

b. Faktor presipitasi

Menurut Stuart and Sundeen (1991) faktor presipitasi halusinasi adalah

sebagai berikut :

1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang

maladaptif termasuk : a) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

mengatur proses informasi, (b) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk

dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan secara selektif menanggapi

rangsangan.

2. Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang terhadap toleransi stress yang

berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya

gangguan perilaku.

3. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologik yang

maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku

individu.

F. Manifestasi Klinik

Menurut Towsend (1998) karakteristik perilaku yang dapat ditunjukkan klien

dengan kondisi halusinasi berupa :

1. Data subjektif

a. Mendengar suara atau bunyi tanpa stimulus nyata

b. Melihat gambaran tanpa stimulus nyata

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

c. Mencium bau tanpa stimulus nyata

d. Merasa makan sesuatu

e. Merasa ada sesuatu pada kulitnya

f. Takut terhadap suara atau bunyi yang didengarnya

g. Ingin memukul dan melempar barang

2. Data Obyektif

a. Berbicara, senyum dan tertawa sendiri

b. Pembicaraan kacau dan kadang tidak masuk akal

c. Tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata

d. Menarik diri dan menghindar dari orang lain

e. Disorientasi

f. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi rendah

g. Perasaan curiga, takut, gelisah, bingung

h. Ekspresi muka : tegang, muka merah, kadang pucat

i. Tidak mampu melakukan aktivitas mandiri dan kurang bisa mengontrol diri

j. Menunjukkan perilaku merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

G. Penyebab Terjadinya Masalah

Menurut Keliat ( 1998 ) mekanisme dari klien dengan menarik diri yaitu

berdiam diri dan tidak ingin berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain, dia

juga akan melepaskan diri dari minat dan perhatian lingkungan serta orang lain,

preokupasi dengan pikirannya sendiri yang akhirnya menimbulkan halusinasi.

H. Akibat Terjadinya Masalah

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Menurut Keliat ( 1998 ) mekanisme resiko mencederai diri, orang lain dan

lingkungan yaitu klien dengan halusinasi terjadi pengembangan non realita, kemudian

akan timbul suatu rangsangan terhadap psikologi klien untuk melakukan perilaku mal

adaptif.

I. Mekanisme Koping

Menurut Keliat ( 1998 ) perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi

diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon

neurobiologik adalah:

1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk

menanggulangi ansietas, hanya mampu sedikit energi yang tertinggal untuk

aktivitas hidup sehari - hari sehingga klien menjadi malas untuk beraktivitas,

2. Projeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung

jawab kepada orang lain atau sesuatu benda,

3. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal,

4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

J. Pohon Masalah

Gambar 2.2 Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Risiko tinggi mencederai Diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi : halusinasi (core problem)

Gangguan masalah kesehatan

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep harga diri rendah

Defisit perawatan diri : mandi, berhias

Sumber : Keliat ( 2005 )

K. Masalah Keperawatan

Menurut Keliat ( 2005 ) adapun masalah yang muncul pada klien dengan

gangguan sensori persepsi halusinasi akustik antara lain adalah :

1. Risiko tinggi mencederai (diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan)

2. Perubahan sensori persepsi: halusinasi

3. Isolasi sosial: menarik diri

4. Gangguan konsep diri harga diri rendah

5. Gangguan pemeliharaan kesehatan

6. Defisit perawatan diri : mandi dan berhias

L. Diagnosa Keperawatan

Menurut Keliat ( 2005 ) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien

dengan gangguan sensori persepsi halusinasi akustik antara lain adalah :

1. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

halusinasi pendengaran.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

2. Ganguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik

diri.

3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

4. Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisit perawatan diri :

mandi dan berhias.

M. Fokus Intervensi

Menurut Keliat ( 1998 ) Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu

tujuan umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan tindakan keperawatan. Tujan

umum berfokus pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa tertentu. Tujuan

umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai.

1. Diagnosa keperawatan I Risiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran (Keliat, 1998).

a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri sendiri dan orang lain dan lingkungan.

b. Tujuan khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Evaluasi : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada

kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama,

mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan

perawat dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi Keperawatan:

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal ataupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2) Klien dapat mengenal halusinasinya.

Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi

timbulnya halusinasi, klien dapat mengungkapkan perasaan

terhadap halusinasinya.

Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap

halusinasinya.

Intervensi Keperawatan :

a) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap,

b) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan tertawa

tanpa stimulus. Memandang ke kiri dan ke kanan atau ke depan seolah-olah

ada teman bicara

c) Bantu klien mengenal halusinasinya

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

(1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara

yang didengar

(2) Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan

(3) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun

perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa

menuduh atau menghakimi)

(4) Katakan bahwa ada klien lain seperti klien

(5) Katakan bahwa perawat akan membantu klien

d) Diskusikan dengan klien

(1) Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

(2) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, sore dan malam atau jika

sendiri atau jengkel atau sedih)

e) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah,

takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.

3) Klien dapat mengontrol halusinasinya

Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya

dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

Klien dapat menyebutkan cara baru

Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang

telah didiskusikan dengan klien

Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk

mengendalikan halusinasinya

Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Intervensi Keperawatan :

a) Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi, tidur, marah, menyibukkan diri dll.

b) Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat berikan

pujian

c) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya

halusinasi :

(1) Katakan "saya tidak mau mendengar kamu " (pada saat halusinasi terjadi)

(2) Menemui orang lain (perawat, teman, anggota keluarga) untuk bercakap-

cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.

(3) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul

(4) Meminta keluarga, teman, perawat, menyapa jika tampak bicara sendiri

d) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap

e) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih evaluasi hasilnya

dan beri pujian jika berhasil

f) Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok , Orientasi realita,

stimulasi persepsi.

4) Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengendalikan halusinasinya.

Kriteria Evaluasi : keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat, keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan

tindakan untuk mengendalikan halusinasi.

Intervensi Keperawatan :

a) Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

b) Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung /pada saat

kunjungan rumah).

(1) Gejala halusinasi yang dialami klien

(2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi

(3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah : beri kegiatan,

jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama

(4) Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan:

halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain.

5) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Kriteria Evaluasi :

a) Klien dapat menyebutkan manfaat dosis dan efek samping obat.

b) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.

c) Klien dapat informasi tentang efek dan efek samping obat.

d) Klien dapat memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi.

e) Klien dapat menyebutkan prinsip lima benar penggunaan obat.

Intervensi Keperawatan:

a) Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.

b) Anjurkan klien meminta obat sendiri pada perawat dan merasakan

manfaatnya.

c) Anjurkan klien bicara sendiri dengan dokter tentang manfaat dan efek

samping obat yang dirasakan.

d) Diskusikan akibat berhenti obat - obat tanpa konsultasi.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

2. Diagnosa Keperawatan II Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

berhubungan dengan menarik diri.

a. Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi

halusinasi.

b. Tujuan khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Kriteria hasil : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada

kontak mala, mau berjabat tangan, man menyebutkan nama,

mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan

dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi Keperawatan :

a) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik

b) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

c) Perkenalkan diri dengan sopan

d) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

e) Jelaskan tujuan pertemuan

f) Jujur dan menepati janji

g) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

h) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2) Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang

berasal dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Intervensi Keperawatan:

a) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau tidak mau bergaul

c) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

d) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

e) Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri

dari lingkungan sosial, klien dapat berhubungan sosial dengan orang lain

secara bertahap, dan klien mendapat dukungan keluarga dalam

mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang

lain.

3) Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

orang lain, misalnya : banyak teman, tidak sendiri, bisa

diskusi.

Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain misalnya, sendiri, tidak punya teman, sepi

l.

Intervensi Keperawatan :

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

a) Kaji pengetahuan klien manfaat dan keuntungan tidak berhubungan dengan

orang lain

b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan orang lain,

c) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

d) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain,

e) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan

orang lain

f) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain,

g) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain,

h) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

4) Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

Kriteria Evaluasi : Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara

bertahap antara K-P, K-P-P lain, K-P-P lain-K lain, K-

kel/Kelompok/Masyaakat.

Intervensi Keperawatan :

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

a) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b) Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :

K-P, K-P-P lain, K-P-P lain-K lain, K-kel/Klp/Masy.

c) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain

e) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

f) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.

5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Kriteria Evaluasi : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah

berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri, orang

lain.

Intervensi Keperawatan :

a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan

orang lain

b) Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan

orang lain

c) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan orang lain.

6) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-arifianaha... · Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien

Kriteria Evaluasi : Keluarga dapat menjelaskan perasaannya,

mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri,

berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri

Intervensi Keperawatan:

a) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : perilaku menarik diri,

penyebab perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik

diri tidak ditanggapi, dan cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

b) Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk

berkomunikasi dengan orang lain

c) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bertahap bergantian

menjenguk klien minimal satu kali seminggu

d) Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga