BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf ·...

98
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis 1. Kehamilan a. Definisi Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya persalinan. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing - masing terdiri dari 13 minggu (Sulistyorini, Dewi. 2010. hal : 17). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, Sarwono. 2009; hal : 213). Sedangkan menurut Sukarni, Icemi (2013; hal : 63) merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah penyatuan dari sperma dan ovum yang terjadi antara kehidupan sebelum memiliki anak didalam kandungan, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama 40 minggu. 12 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis

1. Kehamilan

a. Definisi

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung

sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai dimulainya

persalinan. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang

masing - masing terdiri dari 13 minggu (Sulistyorini, Dewi. 2010. hal

: 17).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional

(Prawirohardjo, Sarwono. 2009; hal : 213). Sedangkan menurut

Sukarni, Icemi (2013; hal : 63) merupakan waktu transisi, yakni

suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang

sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah

anak tersebut lahir.

Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah penyatuan dari

sperma dan ovum yang terjadi antara kehidupan sebelum memiliki

anak didalam kandungan, yang dihitung dari hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama 40 minggu.

12

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

13

b. Tanda – Tanda Kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan yaitu :

1) Menurut Prawirohardjo, Sarwono (2009; hal : 217)

Pembesaran uterus yang disebabkan adanya peningkatan

konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal

kehamilan yang akan menyebabkan hipertrofi miometrium.

2) Menurut Manuaba (2010; hal : 108) Pada pemeriksaan

dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwicks, tanda

Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba

ballotement.

a) Tanda Hegar

Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menjadi

lebih panjang dan lunak.

b) Tanda Chadwicks

Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan

warna ungu kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan

serviks akibat meningkatnya hormon estrogen.

c) Tanda Piscaseck

Bentuk rahim yang tidak sama karena terjadinya

pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi

plasenta.

d) Tanda Braxton Hicks

Perubahan konsentrasi hormonal yang

memengaruhi rahim, yaitu estrogen dan progesteron

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

14

menyebabkan progesteron mengalami penurunan dan

menimbulkan kontraksi rahim.

e) Teraba Ballotement

Kira – kira pada pertengahan trimester kedua

massa janin relatif kecil dibandingkan dengan volume

cairan amnion. Ketika tekanan tiba – tiba dilakukan di

atas uterus, janin akan terpental ke bawah dan kembali

ke posisi semula (Linda V.Walsh. 2008; hal : 99).

3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi

sebagian kemungkinan positif palsu (Manuaba. 2010. h;

108).

Tanda pasti kehamilan yaitu :

Menurut Linda V.Walsh (2008; hal : 101).

1) Gerakan janin dalam rahim.

Gerakan janin dapat diidentifikasikan pada awal

minggu ke 20 kehamilan.

2) Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian-

bagian janin.

Dengan mengidentifikasikan posisi janin, dapat

dibedakan gerakan tangan atau gerakan kaki pada

akhir kehamilan.

3) Menurut Manuaba (2010; hal : 109). Denyut jantung

janin didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiotokografi, alat Doppler. Dilihat dengan

ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

15

yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin,

ultrasonografi.

Tanda Dugaan Kehamilan

Tanda – tanda dugaan adanya kehamilan menurut

Manuaba (2010; hal : 107), meliputi :

1) Amenorea (terlambat datang bulan)

2) Mual dan muntah (emesis)

3) Ngidam

4) Sinkope atau pingsan

5) Payudara tegang

6) Sering miksi

7) Konstipasi atau obstipasi

8) Pigmentasi kulit

9) Epulis

10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

c. Diagnosis Banding Kehamilan

Menurut Manuaba (2010; hal : 109).

Diagnosis banding kehamilan diantaranya :

1) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria.

Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan

alat canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.

2) Tumor kandungan atau mioma uteri.

Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda

hamil. Bentuk pembesaran tidak merata. Perdarahan banyak

saat menstruasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

16

3) Kista ovarium.

Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil dan

menstruasi terus berlangsung. Lamanya pembesaran perut

dapat melampaui usia kehamilan. Pemeriksaan tes biologis

kehamilan dengan hasil negatif.

4) Hematometra.

Terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia

kehamilan. Perut terasa nyeri setiap bulan. Terjadi tumpukan

darah dalam rahim. Tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak

menunjukkan hasil yang positif, karena himen in perforata.

5) Kandung kemih yang penuh.

Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut

akan menghilang.

d. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan

1) Uterus

Terjadinya hipertrofi dan hiperplasia mengakibatkan rahim

atau uterus semakin meningkat beratnya, otot rahim semakin

besar, lunak serta isthmus uteri (rahim) menjadi lebih panjang

serta lunak (Manuaba. 2010; hal : 87).

2) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya

kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk

sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh (Manuaba. 2010; hal : 94).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

17

3) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating

hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum

livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi

(khloasma gravidarum) (Manuaba. 2010. h; 94).

4) Metabolisme

Perubahan metabolisme pada kehamilan menurut

Manuaba (2010; hal : 94) yaitu :

a) Metabolisme basal naik sebesar 15 sampai 20 % dari semual,

terutama pada trimester III,

b) Keseseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155

mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan

hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan

janin,

c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ

kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan

protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur

ayam sehari,

d) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein,

e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil,

f) Berat badan ibu hamil bertambah :

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

18

(1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk

pembentukan tulang janin,

(2) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari,

(3) Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari,

(4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat

terjadi retensi air.

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5

sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat

badan sekitar 0,5 kg/minggu.

5) Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormon estrogen. Perubahan tersebut meliputi tanda

goodell, tanda chadwick, tanda kemungkinan hamil (Kusmiyati,

Yuni. 2010; hal : 55).

6) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3

cm, kemudian dia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus

luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron

(Kusmiyati, Yuni. 2010; hal : 56).

7) Payudara / Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi

belum mengeluarkan ASI (Kusmiyati, Yuni. 2010. h; 57).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

19

8) Sistem Endrokin

Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting

terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal

janin dan pemulihan pascapartum (nifas). Perubahan –

perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi

estrogen dan progesteron plasenta dan juga hormon – hormon

yang dikeluarkan oleh janin (Kusmiyati, Yuni. 2010. h; 58).

9) Kardiovaskuler

Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat 10

minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai

30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum (Kusmiyati,

Yuni. 2010. h; 60).

10) Vagina dan perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan

vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan

(Sarwono. 2009. h; 178).

e. Perubahan Psikologis

Menurut Kusmiati, Yuni (2010; hal : 71).

1) Trimester I

Pada trimester I terjadi peningkatan hormon estrogen dan

progesteron yang mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga

banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan, dan kesedihan. Selain itu ada beberapa

ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil trimester I yaitu mual,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

20

lelah, perubahan selera, emosional, mungkin mencerminkan

konflik dan depresi yang dialami.

2) Trimester II

Pada trimester kedua ibu hamil merasa sudah baik dan

terbebas dari rasa ketidaknyamanan yang telah dialami pada

trimester pertama. Pada trimester kedua terjadi dua fase, yaitu

fase prequickening dan postquickening. Pada fase

prequeckening, ibu hamil akan melengkapi dan mengevaluasi

segala sesuatu yang menghubungkan dengan ibunya sendiri

serta kemampuan untuk dapat mempertahankan hubungan ibu

dan anak diuji. Pada fase postquickening ibu akan merasakan

cemas yaitu kemungkinan cacat pada anaknya.

3) Trimester III

Pada trimester ketiga, ibu hamil akan mengalami perasaan

yang tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat pada

waktunya. Ibu hamil akan merasa gelisah dan hanya bisa

melihat serta menunggu tanda – tanda dan gejala.

f. Masalah dalam kehamilan

1. Masalah pada kehamilan muda

a. Abortus

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.

Penyebab terjadinya abortus yaitu faktor genetik, kelainan

kongenital uterus, autoimun, defek fase luteal, infeksi,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

21

hematologik, dan faktor lingkungan. Macam – macam

abortus :

a) Abortus iminens

b) Abortus insipiens

c) Abortus inkompletus

d) Abortus kompletus

e) Missed abortion

f) Abortus habitualis

g) Abortus infeksius, abortus septik

(Sarwono. 2009; hal : 460).

b. Kehamilan Ektropik Terganggu (KET)

Kehamilan ektropik terjadi setiap saat ketika

penanaman blastosit berlangsung dimanapun, kecuali di

endometrium yang melapisi rongga uterus. Gejala awal KET

meliputi perdarahan pervaginam, bercak darah dan kadang -

kadang nyeri pada panggul. Adapun gejala yang timbul

yaitu:

a) Pucat atau anemis,

b) Kesadaran menurun atau lemah,

c) Syok (hipovelemik) sehingga isi dan tekanan denyut

jantung nadi berkurang serta meningkatnya frekuensi nadi

( diatas 112x/menit),

d) Perut kembung,

e) Nyeri perut bagian bawah yang makin hebat apabila

tubuh digerakan,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

22

f) Nyeri goyang portio

(Sarwono. 2009; hal : 487).

c. Molahidatidosa

Molahidatidosa merupakan suatu kehamilan yang

berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan

hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa

degenerasi hidropik (Sarwono. 2009; hal : 488).

d. Hiperemesis gravidarum

Penyebab utama hiperemesis belum diketahui tetapi

kemungkinan gabungan antara perubahan hormonal dan

faktor psikis. Pada wanita penderita hiperemesis akan

mengalami mual muntah yang berlebihan selama kehamilan

sampai melewati trimester pertama (Varney. 2007; hal :

608).

e. Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan mempunyai kaitan erat

dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada

ibu maupun janin. Komplikasi yang akan terjadi pada ibu,

seperti abrupsio plasenta (plasenta previa), disseminated

intravascular coagulation, perdarahan otak, gagal hati, dan

gagal ginjal akut. Sedangkan pada janin resiko IUGR,

prematur, dan kematian (Varney. 2007; hal : 645).

f. Infeksi dalam kehamilan

Infeksi terjadi karena adanya mikroorganisme,

terutama virus, bakteri, jamur, riketsia, protozoa, dan hewan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

23

parasit. Macam – macam infeksi virus yaitu tuberkulosis,

hepatitis, rubela, sitomegalovirus, toksoplasmosis, varisela

(Varney. 2007; hal : 646).

2. Masalah pada kehamilan tua

Menurut Sarwono (2009; hal : 495).

a. Plasenta previa

Perdarahan yang terjadi setelah umur kehamilan

memasuki usia tua, dan tidak nyeri merupakan salah satu

tanda plasenta previa.plasenta previa merupakan plasenta

yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga

menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

b. Solusio plasenta

Solusio plasenta lebih berbahaya daripada plasenta

previa karena terlepasnya sebagian atau seluruhnya

permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya

sebelum waktunya. Perdarahannya tersembunyi yang luas

dimana perdarahan retroplasenta yang banyak dapat

mengurangi sirkulasi utero – plasenta dan menyebabkan

hipoksia janin.

c. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini merupakan pecah ketuban

sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia

gestasi.

Ketuban pecah dini terjadi lebih banyak pada wanita

dengan serviks inkompeten, polihidramnion, malpresentasi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

24

janin, kehamilan kembar, atau infeksi vagina / serviks

(misalnya : vaginosis bacterial, trikomonas, klamidia,

gonoroe, streptokokus) (Varney. 2008; hal : 788).

g. Standar asuhan kehamilan

Menurut Kusmiyati, Yuni (2010; hal : 4).

1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil.

Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk

pemeriksaan dini dan teratur.

2) Standar 4 : Pemeriksaandan pemantauan antenatal.

Sedikitnya 4x pelayanan kehamilan. Pemeriksaan meliputi

anamnesis, pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan

risiko tinggi, imunisasi, nasehat, penyuluhan, mencatat data

yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.

3) Standar 5 : Palpasi abdominal.

4) Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan.

5) Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.

6) Standar 8 : Persiapan persalinan.

Memberikan saran pada ibu hamil, suami dan keluarga

untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman,

persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan

kunjungan rumah.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

25

h. Asuhan Trimester III

Menurut Cunningham (2013; hal : 504).

1) Memberikan dukungan emosional agar ibu tidak merasa

cemas, kesakitan, dan agar ibu tidak menghindari

keramaian atau menghindari yang dianggap berbahaya

2) Menganjurkan untuk menyiapkan persalinan, baik

peralatan maupun mental serta fisik ibu

3) Menganjurkan suami dan keluarga memberikan motivasi,

selalu mendampingi serta mengawasi ibu

4) Memberikan nasehat agar ibu tidak terlalu bergantung

pada orang lain dan tidak menutup diri

5) Mendengarkan dan menjawab pertanyaan dari ibu

6) Memberitahu kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester III

7) Menganjurkan untuk istirahat yang cukup

8) Menganjurkan meminum obat atau suplement sesuai

jadwal

9) Memberikan pendidikan kesehatan tentang

ketidaknyamanan trimester III

10) Memberitahu tentang tanda – tanda persalinan

11) Memberikan konseling program perencanaan persalinan

dan pencegahan infeksi (P4K).

2. Persalinan

a) Definisi

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks

dan janin turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

26

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Icemi. 2013. h;

187).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,

dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir

spotan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Sarwono. 2009. hal : 100).

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan

kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif

pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney. 2008;

hal : 672).

Dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses membuka

dan menipisnya serviks yang berakhir pada pengeluaran hasil

konsepsi ibu yang terjadi pada umur kehamilan 37 – 42 minggu

sampai dengan lahirnya plasenta.

b) Tanda dan gejala menjelang persalinan

Sebelum menghadapi persalinan, setiap wanita mengalami

beberapa tanda gejala menjelang persalinan, seperti perasaan

distensi berkurang, perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

27

pecah, blood show, lonjakan energi, gangguan pada saluran cerna

(Icemi. 2013. h; 210).

c) Proses Persalinan

1) Kala I

Menurut Sukarni, Icemi (2013; hal : 215), kala satu

persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10

cm).

Persalinan kala I dibagi dua fase, yaitu fase laten dan fase

aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara

bertahap, pembukaan servik kurang dari 4 cm, biasanya

berlangsung hingga dibawah 8 jam. Fase aktif persalinan :

frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi di anggap adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali

atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40

detik atau lebih), servik membuka dari 4 cm sampai ke 10 cm,

biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga

pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah

janin.

Fase aktif dibagi tiga fase yaitu : fase akselerasi : dalam

waktu dua jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. Fase dilatasi

maksimal : dalam waktu dua jam pembukaan berlangsung

sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase deselerasi :

pembukaan menjadi lambat kembali, dlam waktu dua jam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

28

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase – fase tersebut

dijumpai pada primigravida. Pada multigravida fase laten, fase

aktif, dan fase deselarasi terjadi lebih pendek.

Kondisi ibu dan bayi harus dicatat secara seksama, yaitu

denyut jantung janin, frekuensi dan lamanya kontraksi, nadi

setiap 30 menit. Sedangkan pembukaan servik, tekanan darah,

temperatur setiap 4 jam, serta produksi urine, aseton dan protein

setiap 2 jam sampai 4 jam.

Pada persalinan kala satu terdapat perubahan –

perubahan yang dialami ibu, baik perubahan fisiologi maupun

psikologis. Perubahan fisiologi pada kala satu meliputi :

a) Perubahan hormon

b) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Saat kondisi wanita dalam persalinan kala I maka

ketuban masih di dalam rahim, ketuban akan meregangkan

vagina bagian atas, semakin meningkatnya pembukaan

maka ketuban akan terdesak ke bawah sehingga ketuban

akan pecah yang menimbulkan perubahan vagina dan dasar

panggul karena bagian depan bayi mulai terlihat.

c) Perubahan serviks

Perubahan serviks terjadi ditandai dengan semakin

meningkat pendataran serviks dan semakin bertambahnya

pembukaan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

29

d) Perubahan uterus

Segmen atas rahim aktif, berkontraksi, dinding

bertambah tebal, segmen bawah rahim pasif, makin tipis,

setelah kontraksi tidak relaksasi kembali atau retraksi,

kekuatan kontraksi tidak sama kuat, kontraksi paling kuat di

fundus, saat ada kontraksi sumbu panjang bertambah,

ukuran melintang dan muka belakang berkurang, lengkung

punggung anak berkurang karena kutub atas anak ditekan

oleh fundus, kutub bawah ditekan masuk pintu atas panggul,

bentuk rahim bertambah panjang karena otot – otot

memanjang diregang, menarik segmen bawah rahim dan

serviks sehingga terjadi pembukaan.

e) Penurunan janin

Menurut JNPK-KR (2008; hal : 42), penurunan kepala

janin dilakukan dengan menghitung proporsi bagian

terbawah janin yang masih berada di atas tepi atas simpisis

dan dapat diukur dengan lima jari tangan pemeriksa (per

limaan). Penurunan bagian terbawah dengan metode lima

jari (perlimaan) adalah :

(1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas

simfisis pubis

(2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah

memasuki pintu atas panggul

(3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah

memasuki rongga panggul

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

30

(4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih

berada diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun

melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat

digerakkan)

(5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian

terbawah janin yang berada diatas simpisis dan 4/5

bagian telah masuk ke dalam rongga panggul

(6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba

dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin

sudah masuk ke dalam rongga panggul

Sedangkan menurut Sukarni, Icemi (2013; hal :

214). Keadaan psikologis yang di alami ibu bersalin kala

satu yaitu : rasa takut, stres, ketidaknyamanan, cemas,

marah – marah.

Pada saat ibu dalam persalinan kala satu ibu

memiliki kebutuhan dasar ibu, kebutuhan yang dimaksud

merupakan kebutuhan akan rasa aman, nyaman, nutrisi,

kebutuhan privasi, kebutuhan dukungan emosional, sosial

spiritual.

Ibu bersalin tidak selamanya lancar tanpa adanya

penyulit, ada beberapa ibu bersalin akan mengalami

partus lama, gawat janin, rupture uteri tetapi hal tersebut

bisa diatasi apabila ibu dan tenaga kesehatan saling

membantu dan bekerja sama.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

31

Asuhan sayang ibu pada kala I menurut JNPK-KR

(2008; hal : 14) yaitu :

a) Memanggil ibu sesuai dengan namanya, hargai, dan

jaga martabatnya

b) Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada

ibu sebelum memulai asuhan tersebut

c) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan

keluarganya

d) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan

rasa takut atau khawatir

e) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan

kekhawatiran ibu

f) Memberikan dukungan, besarkan, dan tenteramkan

hatinya serta anggota – anggota keluarganya

g) Menganjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau

anggota keluarga lain selama persalinan dan

kelahiran bayinya

h) Mengajarkan suami dan anggota – anggota keluarga

tentang bagaimana mereka memperhatikan dan

mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran

bayinya

i) Melaksanakan praktik – praktik pencegahan infeksi

yang baik secara konsisten

j) Menghargai privasi ibu

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

32

k) Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi

selama persalinan dan kelahiran bayinya

l) Menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan

ringan sepanjang ia menginginkannya

m) Menganjurkan ibu ke kamar mandi untuk

mengosongkan kandung kemih jika ibu merasa ingin

berkemih atau jika kandung kemih merasa penuh,

atau berkemih sedikitnya setiap 2 jam

n) Menghargai dan memperbolehkan praktik – praktik

tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu

2) Kala II

Menurut Varney (2008; hal : 686), dimulai dari pembukaan

lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya

berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

Perubahan yang terjadi pada kala dua yaitu, perubahan

fisiologi dan psikologis, perubahan – perubahan fisiologis

meliputi :

a) Tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai

peningkatan sistolik rata – rata 15 (10 – 20) mmHg dan

diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Pada waktu di antara

kontraksi tekanan darah kembali ke tingkat sebelum

persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dan terlentang

ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

33

dapat dihindari. Nyeri, rasa takut dan kekhawatiran dapat

semakin meningkatkan tekanan darah.

b) Metabolisme

Selama persalinan, metabolisme karbohidrat

meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini

terutama di sebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot

rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari

peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung dan

cairan yang hilang.

c) Denyut nadi

Frekuensi denyut nadi ibu bervariasi pada tiap kali

upaya mendorong. Secara keseluruhan, frekuensi nadi

meningkat selama kala II persalinan disertai takikardi yang

nyata ketika mencapai puncak pada saat pelahiran (Varney.

2008. h; 757).

d) Sistem cardiovaskuler

Kontraksi menurunkan aliran darah menuju uterus

sehingga jumlah darah dalam sirkulasi ibu meningkat,

resistensi perifer meningkat sehingga tekanan darah

meningkat, saat mengejan cardiac output meningkat 40 –

50%, tekanan darah sistolik meningkat rata – rata 15 mmHg

saat kontraksi, oksigen yang menurun selama kontraksi

menyebabkan hipoksia tetapi dengan kadar yang masih

adekuat tidak menimbulkan masalah serius (Sukarni, Icemi.

2013; h : 218).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

34

e) Respirasi

Konsumsi oksigen meningkat, penekanan pada dada

selama proses persalinan membersihkan paru – paru janin

dan cairan yang berlebihan (Sukarni, Icemi. 2013; h : 218).

Perubahan yang terjadi menurut Sukarni, Icemi (2013; hal :

219), yaitu :

f) Peningkatan suhu

Aktifitas otot yang meningkat menyebabkan sedikit

kenaikan suhu, keseimbangan cairan karena kehilangan

cairan meningkat oleh karena meningkatnya kecepatan dan

kedalaman respirasi.

g) Urinaria

Ginjal memekatkan urine, berat jenis meningkat,

ekskresi protein trace, penurunan kepala janin menyebabkan

tonus vesica kandung kencing menurun.

h) Muskuloskeletal

Fleksibilitas pubis meningkat, nyeri punggung, tekanan

kontraksi mendorong janin sehingga terjadi fleksi maksimal.

i) Saluran cerna

Proses pencernaan dan pengosongan lambung

memanjang.

j) Sistem saraf

Kontraksi menyebabkan penekanan pada kepala janin

mengakibatkan DJJ menurun.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

35

Selain itu perubahan psikologis yang terjadi meliputi :

Emotional distress, nyeri menurunkan kemampuan

mengendalikan emosi (cepat marah), lemah, takut, kultur

(respon terhadap nyeri, posisi, keluarga yang mendampingi)

Pada saat ibu mengalami persalinan kala dua maka ibu akan

merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi, ibu merasakan ada peningkatan tekanan pada

rektum atau vagina, perineum menonjol, vulva vagina sfingter

ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir darah.

Berdasarkan tanda gejala yang terjadi maka diagnosis

dapat ditegakkan. Dalam menegakkan diagnosis harus atas

dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan

pembukaan servik telah lengkap dan terlihat bagian kepala

bayi pada introitus vagina atau kepala janin sudah tampak di

vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

Dalam persalinan kala dua ibu membutuhkan

dukungan terus menerus, kebersihan diri harus selalu

terjaga, dan merasakan kenyamanan.

Tanda bahaya yang sering terjadi dalam persalinan

kala dua, yaitu terjadi distosia bahu (tertahannya bahu

depan diatas simfisis) dan bagi janin terjadi takikardia,

bradikardia, deselerasi, meconium staining, hiperaktif,

asidosis (Icemi sukarni. 2013. h; 218).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

36

3) Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Plasenta akan terlepas dari tempatnya apabila da tanda – tanda

pelepasan, seperti uterus menjadi globuler, tali pusat

memanjang, adanya semburan darah secara tiba – tiba, fundus

uteri naik.

Sebelum melakukan manajemen aktif kala tiga maka

lakukan palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi

kedua, menilai berat badan, kemudian lakukan manajemen aktif

kala tiga, jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin,

memberikan oksitosin, lakukan penegangan tali pusat terkendali,

dan melakukan masase.

Salah satu keadaaan patologi yang terjadi saat persalinan

yang disebabkan tidak adanya kontraksi pada uterus atau uterus

lembek dan menimbulkan perdarahan yaitu atonia uteri (Icemi

Sukarni. 2013. h; 233).

4) Kala IV

Menurut Varney (2008; hal : 836), kala IV dimulai dari saat

lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

Pada saat kala empat persalinan, uterus yang tadinya

berada di atas maka setelah kelahiran plasenta uterus dapat

ditemukan ditengah – tengah abdomen kurang lebih dua pertiga

sampai tiga perempat antara simfisis pubis dan umbilikus, uterus

berkontraksi keras. Selain memeriksa bagian uterus maka

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

37

periksa juga serviks, vagina, perineum apakah ada laserasi,

memar, dan pembentukan hematoma awal. Kemudian melihat

kelengkapan plasenta, keutuhan membran, dan panjangnya tali

pusat.

Pemantauan yang dilakukan pada kala empat yaitu

tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung

kemih dan perdarahan setiap 15 menit dan suhu setiap 2 jam

selama 2 jam pasca persalinan.

Perubahan yang terjadi pada kala empat yaitu :

a) Tanda vital

Tanda vital pada kala empat harus selalu

dipantau sampai 2 jam pasca persalinan untuk

mendeteksi adanya syok. Pada kala empat kadang

terjadi perubahan tekanan darah, nadi, pernafasan,

suhu karena adanya perdarahan atau adanya faktor

psikologis dari ibu.

b) Gemetar

Gemetar yang dianggap normal pada kala empat

persalinan apabila tidak disertai dengan demam (suhu

> 38 0C) atau tanda – tanda infeksi lain. Gemetar ini

dapat diakibatkan hilangnya ketegangan dan sejumlah

energi selama melahirkan.

c) Sistem gastrointestinal

Banyak ibu yang mengatakan lapar dan haus

setelah melahirkan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

38

d) Sistem renal

Setelah melahirkan, kandung kemih harus tetap

kosong untuk mempermudah uterus berubah posisi

dan atoni (uterus tidak berkontraksi), karena uterus

yang berkontraksi dengan buruk meningkatkan

perdarahan dan keparahan nyeri.

Asuhan dan pemantauan kala empat menurut JNPK-KR

(2008; hal : 110), meliputi :

1. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk

merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat

2. Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan

secara melintang dengan pusat sebagai patokan

3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan

4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi

atau episiotomi) perineum

5. Evaluasi keadaan umum ibu

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama

persalinan kala empat.

d) Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Sukarni, Icemi (2013; hal : 188).

1) Power atau tenaga yang mendorong anak

Adalah :

a. His adalah kontraksi otot – otot rahim pada persalinan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

39

a) His persalinan yang menyebabkan pendataran dan

pembukaan serviks. Terdiri dari his pembukaan, his

pengeluaran dan his pelepasan uri

b) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap

serviks

b. Tenaga mengejan

a) Kontraksi otot – otot dinding perut

b) Kepala di dasar panggung merangsang mengejan

c) Paling efektif saat kontraksi atau his

2) Passage atau panggul

a. Bagian – bagian tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari dua os coxae (os

ischium, os pubis, os sacrum, os ilium), os cossygis

b. Bagian – bagian pelvis minor

Pelvis minor dibagi menjadi tiga bagian yaitu pintu

atas panggul (PAP), cavum pelvis, pintu bawah panggul

(PBP)

c. Bidang panggul

Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang

melintang terhadap panggul pada tempat yang berbeda.

Bidang ini digunakan untuk menjelaskan proses

persalinan.

3) Passager atau fetus

Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati

jalan lahir dan faktor passager adalah :

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

40

a) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada

bagian depan jalan lahir seperti presentasi kepala,

bokong, bahu

b) Sikap janin

Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian

janin lainnya (badan), misalnya fleksi, defleksi

c) Posisi janin

Hubungan bagian penentu dan bagian terendah

janin dengan panggul ibu dibagi dalam tiga unsur,

meliputi :

(1) Sisi panggul ibu, kiri, kanan, dan melintang

(2) Bagian terendah janin, oksiput, sacrum dagu,

dan scapula

(3) Bagian panggul ibu, depan dan belakang

Bentuk atau ukuran kepala janin

menentukan kemampuan kepala untuk melewati

jalan lahir.

e) Diagnosis Banding Persalinan

Menurut Varney (2008; hal : 689), rasa sakit yang menyeluruh

menjelang akhir kehamilan sering di alami belum pasti dalam

proses persalinan, maka dilakukan diagnosis banding, yaitu :

1) Persalinan palsu.

Kontraksi tidak mengalami peningkatan frekuensi, durasi

singkat, dan intensitas jarang menjadi kuat dan dapat benar –

benar diredakan dengan berjalan, kontraksi dirasakan di

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

41

abdomen bagian bawah dan inguinal, tidak ada penipisan dan

pembukaan serviks.

2) Infeksi saluran kemih

Nyeri suprapubik, pinggang, punggung, sering berkemih,

kontraksi tidak ada, tidak terjadi penipisan dan tidak terjadi

pembukaan pada serviks.

f) Asuhan Persalinan Normal

Menurut Sarwono (2009; hal : 341), terdapat 58 langkah

asuhan persalinan normal :

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua, yaitu :

Ibu ingin meneran, adanya tekanan yang semakin

meningkat pada rektum dan vagina, perineum menonjol, vulva,

vagina dan sfingter ani membuka.

2. Memastikkan perlengkapan, bahan, obat – obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus

set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai atau pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

42

6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan

meletakkan kembali di partus set atau wadah disinfeksi tingkat

tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati –

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kasa atau

kapas yang sudah dibasahi dengan air disinfeksi tingkat tinggi.

Jika mulut vagina dan perineum atau anus terkontaminasi oleh

kotoran maka bersihkan dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam tempat sampah. Mengganti sarung tangan

jika terkontaminasi.

8. Melakukan pemeriksaan salam untuk memastikan pembukaan

sudah lengkap. Jika selaput ketuban belum pecah tapi

pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam

larutan klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamkannya didalam larutan klorin

0,5 % selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa djj dalam batas normal (100 – 180 kali/menit).

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu dalam posisi nyaman sesuai keinginannya.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

43

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

menran dalam 60 menit.

15. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan

bayi, meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah

bokong ibu jika kepala bayi telah membuka 5 – 6 cm.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

18. Melindungi perineum saat kepala bayi membuka vulva dengan

diameter 5 – 6 cm, dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan – lahan. Menganjurkan ibu

untuk meneran perlahan – lahan atau bernapas cepat saat

kepala lahir.

19. Menyeka dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

44

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22. Melakukan biparietal setelah kepala melakukan putaran paksi

luar, tempatkan kedua tangan di masing – masing sisi muka

bayi. Mengajurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.

Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar

untuk melahirkan bahu posterior.

23. Menggeser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk

menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku

sebelah atas.

24. Menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai,

dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara

kaki dan pegang masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan

jari – jari lainnya).

25. Melakukan penilaian (selintas) :

Apakah bayi menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan ?

Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

26. Mengeringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu

Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian

tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian

tangan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

45

Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang

kering, dan memastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut

ibu.

27. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain

dalam uterus (hamil tunggal).

28. Memberitahu pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan

oksitosin (agar uterus berkontraksi baik).

29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit (intramuskular) di 1/3 paha atas

bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan

oksitosin) dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir.

30. Menjepit tali pusat dengan klem (dua menit setelah bayi lahir)

pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem

penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan

penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Memotong dan mengikat tali pusat

Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit

kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi)

di antara dua klem tersebut.

Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada

satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi

berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul

kunci.

Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

46

32. Menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit

bayi.

Meletakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibu.

Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di

dinding dada perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara

payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara

ibu.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di

kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm

dari vulva.

35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas

simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali

pusat.

36. Menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain

mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso kranial)

secara hati – hati (untuk mencegah inversio uteri), tindakan

tersebut dilakukan setelah uterus berkontraksi. Jika plasenta

tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat

dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi

prosedur di atas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami,

atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

37. Melakukan penegangan dan dorong dorso kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

47

tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,

mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial).

Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan

tali pusat : beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, lakukan

kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh, minta keluarga

untuk menyiapkan rujukan, ulangi penegangan tali pusat 15

menit berikutnya, segera runjuk jika plasenta tidak lahir dalam 30

menit setelah bayi lahir, bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta

manual.

38. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul

di introitus vagina. Pegang dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau

steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian

gunakan jari – jari tangan atau kelm DTT atau steril untuk

mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

39. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir dan

selaput ketuban lahir, letakkan telapak tangan di fundus dan

lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

48

Melakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak

berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil atau

masase.

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu mauoun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta

ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.

41. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

43. Memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu – bayi (di

dada ibu paling sedikit 1 jam).

Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiai

menyusu dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama

biasanya berlangsung sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup

menyusu dari satu payuadara.

Membiarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam

walaupun bayi sudah berhasil menyusu.

44. Melakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilaksis dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha

kiri anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu – bayi.

45. Memberikan suntikkan imunisasi Hepatitis B (setelah satu jam

pemberian vitamin K1) di paha kanan anterolateral.

Metakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu –

waktu bisa disusukan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

49

Meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum

berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil menyusu.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan, setiap

15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan, setiap 20 – 30

menit pada jam kedua pasca persalinan, jika uterus tidak

berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk

menatalaksana atonia uteri.

47. Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi.

48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 rnenit

selama jam kedua pasca persalinan.

Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selam 2

jam pertama pasca persalinan, melakukan tindakan yang sesuai

untuk temuan yang tidak normal.

50. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40 – 60 kali / menit) serta suhu tubuh

normal (36,50 C – 37,50 C).

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan

setelah didekontaminasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

50

52. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai.

53. Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkannya.

55. Melakukan Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5 %.

56. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin

0,5 % selama 10 menit.

57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang

kering dan bersih.

58. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV.

3. Bayi Baru Lahir (BBL)

a) Definisi

Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai

dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar

dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim (Icemi Sukarni.

2013. hal : 277).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

51

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan

ekstra uterin (Rukiyah, Ai Yeyeh. 2012; hal : 2).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa neonatus adalah kehidupan

pertama bayi di luar rahim setelah mengalami proses kelahiran

sampai dengan usia 28 hari.

b) Perawatan Bayi Baru Lahir

Setelah bayi lahir maka lakukan perawatan segera agar bayi

tidak mengalami kelainan yang disebabkan oleh penanganan yang

salah. Tujuan utama perawatan bayi baru lahir yaitu :

1. Membersihkan jalan nafas

2. Memotong dan merawat tali pusat

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi

4. Identifikasi

5. Pencegahan infeksi (pemberian injeksi vitamin K1, salep mata

dan imunisasi hepatitis B 0) (Sarwono. 2009. hal : 133).

Selain melakukan perawatan,bayi baru lahir juga perlu

dipantau. Pemantauan yang perlu dilakukan pada bayi baru lahir

yaitu :

1. Suhu badan dan lingkungan

2. Tanda – tanda vital, meliputi :

a. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak

b. Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir

bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

52

pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30

– 50 kali per menit

c. Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer

d. Tekanan darah di pantau hanya bila ada indikasi

3. Berat badan

4. Mandi dan perawatan kulit

5. Pakaian

6. Perawatan tali pusat

(Sarwono. 2009. hal : 138)

c) Asuhan Pada Bayi

1. Asuhan pada bayi usia 2 – 6 hari

Asuhan pada bayi usia 2 – 6 hari yaitu mempertahankan

suhu tubuh bayi agar tetap hangat, memberiksn konseling

tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI, perawatan

tali pusat, mengawasi tanda – tanda bahaya yang lain,

pemenuhan nutrisi, kebutuhan istirahat, pola eliminasi (BAB dan

BAK), menjaga kebersihan kulit bayi, menjaga keamanan bayi,

imunisasi.

2. Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu

Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu meliputi

memberitahu keadaan bayi setelah di lakukan pemeriksaan,

memberikan ASI eksklusif, memberitahu imunisasi selanjutnya

yang diberikan pada bayi, cara merawat kebersihan bayi,

melakukan bounding attachment (Ai Yeyeh Rukiyah. 2012. h;

49).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

53

d) Kunjungan ulang bayi baru lahir

Menurut Permenkes (2013; hal : 56), kunjungan pada bayi

baru lahir dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Pada usia 6 – 48 jam (kunjungan neonatal 1)

2) Pada usia 3 – 7 hari (kunjungan neonatal 2)

3) Pada usia 8 – 28 hari (kunjungan neonatal 3)

e) Mencegah kehilangan panas

Pada bayi baru lahir mekanisme pengaturan temperatur

suhu tubuh belum berfungsi sempurna. Oleh sebab itu apabila tidak

segera lakukan pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi

baru lahir akan mengalami hipotermia.

Bayi baru lahir dengan hipotermia sangat berisiko

mengalami sakit berat bahkan kematian. Untuk mencegah bayi baru

lahir kehilangan panas maka lakukan pengeringan tubuh bayi tanpa

membersihkan verniks, letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke

kulit bayi, selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi,

jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir (JNPK-

KR.2008. h; 123).

f) Nutrisi pada Bayi Baru Lahir

Secara umum, bayi dianjurkan menyusui selama 5 menit pada

setiap payudara selama 4 hari pertama, atau sampai ibu memiliki

persediaan susu. Setelah hari keempat, bayi menyusui meningkat

selama 10 menit di setiap payudara. Dalam pemberian ASI eksklusif

sebaiknya sampai bayi berumur 6 bulan (Cunningham. 2013; hal :

626).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

54

g) Pencegahan Infeksi pada Bayi Baru Lahir

Menurut Cunningham (2013; hal : 624).

1) Injeksi vitamin K1

Injeksi ini diberikan untuk mencegah penyakit

hemoragik. Pemberian dosis tunggal vitamin K 0,5 – 1 mg

intramuskular dalam waktu satu jam setelah bayi lahir.

2) Salep mata

Segera setelah lahir berikan salep mata baik

eritromisin 0.5 persen atau salep mata tetrasiklin 1 persen,

hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kejadian

konjungtivitis klamidia atau infeksi gonokokus yang di

tularkan dari ibunya.

h) Reflek Bayi

Menurut Rukiyah, Ai Yeyeh (2012; hal : 63), penampilan dan

perilaku bayi baik secara spontan karena adanya rangsangan atau

bukan, meliputi

1. Reflek moro : Reflek yang timbul di luar kemauan, kesadaran

bayi.

2. Reflek rooting : Bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya, atau

di dekat mulut, berusaha untuk menghisap.

3. Reflek sucking : Areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah dan

langit – langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan

memancarkan ASI.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

55

4. Reflek swallowing : Dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di

daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan reflek menelan

dan mendorong ASI ke dalam lambung.

5. Reflek grasping : Jari – jari bayi menggenggam sangat kuat saat

jari kita menyentuh telapak tangan bayi.

6. Reflek tonik neck : Gerakan spontan otot kuduk pada bayi

normal, bila di tengkurapkan akan secara spontan memiringkan

kepalanya.

7. Reflek stapping : Apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu

per satu disentuhkan pada satu dasar maka reflek kaki bayi

secara spontan dan seolah – olah bayi berjalan.

8. Reflek startle : Mengejang pada lengan dan tangan yang sering

diikuti dengan tangis akibat reaksi emosional berupa hentakkan

dan gerakan.

i) Masalah Pada Bayi

Menurut Sarwono (2009; hal : 139).

Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah

satu atau beberapa tanda – tanda, seperti sesak nafas, frekuensi

pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi di dada, malas minum,

panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir

rendah (1500 – 2500 gram) dengan kesulitan minum.

Tanda – tanda bayi sakit berat apabila terdapat salah satu

atau lebih tanda – tanda seperti :

1. Sulit minum

2. Sianosis sentral (lidah biru)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

56

3. Perut kembung

4. Periode apneu

5. Kejang atau periode kejang – kejang kecil

6. Merintih

7. Perdarahan

8. Sangat kuning

9. Berat badan lahir < 1500 gram.

4. Postpartum (Nifas)

a) Definisi

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan enam minggu (42 hari) setelah itu

(Sarwono. 2009. h; 356).

Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu

(Sarwono. 2009. hal : 122).

b) Tujuan Asuhan Masa Nifas

Dalam memberikan asuhan pada masa nifas mempunyai

empat tujuan, meliputi :

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

57

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

kepada bayinya, dan perawatan bayi sehat

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana

(Sarwono. 2009. h; 122).

c) Tanda Dan Gejala Masa Nifas

Normalnya, ibu nifas akan mengalamni beberapa tanda dan

gejala berikut :

1) Lelah dan sulit tidur

2) Adanya tanda infeksi puerperalis (demam)

3) Nyeri atau panas saat berkemih, nyeri abdomen

4) Sembelit. Hemoroid

5) Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati dan edema

6) Lokia berbau busuk yang sangat banyak (lebih dari 2 pembalut

dalam 1 jam) dan dibarengi nyeri abdomen

7) Puting susu pecah dan mamae bengkak

8) Sulit menyusui

9) Rabun senja

10) Edema, sakit, dan panas pada tungkai

(Sarwono. 2009. h; 122).

d) Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Perubahan sistem reproduksi

a. Involusi uterus

Setelah lahirnya plasenta, uterus berkontraksi dengan

posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

58

umbilikus dan simfisis atau sedikit lebih tinggi (setinggi pusat

atau 2 jari bawah pusat), setelah satu minggu melahirkan

tinggi fundus uteri pertengahan pusat simfisis, tinggi fundus

uteri tidak teraba di atas simfisis pada akhir minggu kedua,

setelah enam minggu melahirkan tinggi fundus uteri normal,

kemudian uterus akan kembali normal setelah delapan

minggu postpartum.

b. Lochea

Menurut Saleha, Sitti (2009; hal : 56).

a) Lokia rubra (cruenta)

Berwarna merah karena berisi darah segar

dan sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua,

verniks caseoca, lanugo dan mekonium selama 2

hari pasca persalinan. Lokia ini yang akan keluar

selama dua sampai tiga hari postpartum.

b) Lokia sanguilenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir yang keluar pada hari ketiga sampai ke tujuh

pasca persalinan.

c) Lokia serosa

Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari

lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna

merah jambu dan kemudian menjadi kuning. Cairan

tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai ke 14

pascapersalinan. Lokia alba mengandung terutama

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

59

cairan serum, jaringan desidua, leukosit, dan

eritrosit.

d) Lokia alba

Adalah lokia yang terakhir. Di mulai dari hari

ke 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga

sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu

berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih

berbentuk krim serta terdiri dari leukosit dan sel –sel

desidua.

c. Ovarium atau tuba falopi

Proses ovulasi dimulai kembali saat produksi estrogen

dan progesteron menurun, hal ini menimbulkan mekanisme

timbal balik dari sirkulasi menstruasi. Ovarium dan tuba falopi

mengalami proses ovulasi setelah lahirnya plasenta

(Bahiyatun. 2009; hal : 61).

d. Cerviks

Pembukaan serviks berkontraksi secara berlahan dan

selama beberapa hari setelah persalinan masih sebesar dua

jari. Pembukaan ini akan menyempit, serviks menebal dan

kanalis endoservikal kembali terbentuk pada akhir minggu

pertama (Cunningham. 2013; hal : 674).

e. Vulva dan vagina

Vagina yang semula sangat teregang akan kembali

secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6 – 8

minggu setelah bayi lahir. Setelah melahirkan vulva dalam

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

60

keadaan kendur dan akan kembali dalam keadaan sebelum

hamil setelah 3 minggu (Dewi, Vivian N.L.D. 2011; hal : 59).

2) Perubahan sistem pencernaan

Beberapa hari pertama setelah kelahiran plasenta akan

merasa nyeri ulu hati, dan konstipasi, hal tersebut disebabkan

adanya penurunan produksi progesteron (Bahiyatun. 2009; hal :

60).

3) Perubahan sistem perkemihan

Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,

kongesti, dan hipotonik yang disebabkan adanya overdistensi

pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang

tertahan selama proses persalinan. Hal ini dapat berkurang

setelah 24 jam postpartum.

Selain perubahan tersebut juga terjadi diuresis karena

saluran urinaria mengalami dilatasi, diuresis terjadi setelah 2 – 3

hari postpartum dan kondisi ini akan kembali normal setelah 4

minggu postpartum (Bahiyatun. 2009; hal : 61).

4) Perubahan sistem muskuloskeletal

Selama trimester ketiga semua otot abdominalis dapat

memisah yang menyebabkan perut menonjol di garis tengah

tubuh. Umbilikus menjadi lebih datar dan menonjol. Setelah

melahirkan tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan

otot menetap. Stabilitas secara sempurna terjadi pada 6 – 8

minggu setelah 6 – 8 minggu postpartum (Dewi, Vivian. 2011;

hal : 58).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

61

5) Perubahan tanda – tanda vital

Menurut Dewi, Vivian (2011; hal : 60).

a) Tekanan darah

Tekanan darah bisa rendah karena adanya

perdarahan saat melahirkan. Tekanan darah yang tinggi

saat postpartum menandakan preeklamsi pada

postpartum.

b) Nadi

Setelah melahirkan biasanya denyut nadi akan

lebih cepat dari normal (denyut nadi normal orang

dewasa : 60 – 80 x/menit).

c) Pernafasan

Keadaan pernafasan berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila keadaan suhu

dan denyut nadi tidak normal maka pernafasan juga

tidak normal.

d) Suhu

Suhu badan naik sedikit (37,5 – 38 0C) pada 24

jam postpartum akibat kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila suhu badan

normal, biasanya akan naik kembali pada hari ketiga

karena pembentukan ASI, dan payudara membengkak

serta berwarna merah karena banyaknya ASI.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

62

6) Perubahan sistem kardiovaskuler

Kardiak output / curah jantung meningkat selama

persalinan sampai kala III persalinan, hal tersebut terjadi ketika

volume darah uterus dikeluarkan. Setelah melewati persalinan

curah jantung akan menurun sampai beberapa hari pertama

postpartum dan akan normal kembali pada akhir minggu ketiga

postpartum (Bahiyatun, 2009; hal : 60).

7) Perubahan sistem hematologi

Pada saat persalinan terjadi peningkatan sel darah putih

yang berkisar antara 25.000 – 30.000. hal ini merupakan

manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama, dapat

meningkat pada awal postpartum yang disertai meningkatnya

tekanan darah, volume plasma, dan volume darah merah.

Total kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira

– kira 700 – 1500 ml (200 – 200 ml hilang saat persalinan, 500 –

800 hilang pada saat minggu pertama postpartum, dan 500 ml

hilang pada saat masa nifas) (Bahiyatun, 2009; hal : 61).

8) Perubahan sistem endokrin

Kadar HCG dan HPL secara berangsur turun mulai dari

lepasnya plasenta dari dinding uterus dan kembali normal

setelah 7 hari postpartum. Setelah 2 hari postpartum HCG sudah

tidak ada didalam urine, dan HPL tidak ada di plasma

(Bahiyatun, 2009; hal : 62).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

63

e) Adaptasi Psikologi Masa Nifas

Menurut Bahiyatun (2009; hal : 64).

a) Taking in

Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan.

Ibu pada umumnya bewrsifat pasif, tergantung,

perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.

Pada tahap ini ibu akan mengulang – ulang

pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan, serta ibu

membutuhkan peningkatan nutrisi karena selera makan ibu

bertambah. Pada tahap ini sangat penting untuk tidur tanpa

gangguan.

b) Taking hold

Periode taking hold berlangsung 2 – 4 hari

postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya

menjadi orang tua yang sukses, meningkatkan tanggung

jawab terhadap janin, perhatian terhadap fungsi – fungsi

tubuh, berusaha keras untuk merawat bayi, dan cenderung

menerima nasihat dari bidan.

c) Letting go

Periode ini terjadi setelah ibu pulang kerumah dan

sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang

diberikan oleh keluarga. Pada periode letting go ibu

mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, dan

pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

64

f) Bahaya Masa Nifas

Menurut Bahiyatun (2009; hal : 114), sebagian besar kematian

ibu terjadi selama masa pascapersalinan. Oleh karena itu, sangat

penting bagi ibu dan keluarganya mengenal tanda bahaya dan perlu

mencari pertolongan kesehatan. Beberapa bahaya ibu nifas,

meliputi:

a) Perdarahan per vaginam yang luar biasa banyak atau yang tiba

– tiba bertambah banyak (lebih banyak dari perdarahan haid

biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali

dalam setengah jam)

b) Pengeluaran per vaginam yang baunya menusuk

c) Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung

d) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah

penglihatan

e) Pembengkakan di wajah atau tangan

f) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau merasa

tidak enak badan

g) Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit

h) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

i) Rasa sakit, merah, nyeri tekan, dan pembengkakan kaki

j) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri

bayinya atau diri sendiri

k) Merasa sangat letih atau napas terengah – engah.

Proses gejala masa nifas setelah usai melakukan proses

persalinan berlangsung selama 6 minggu atau berkisar 40 hari,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

65

dimana dalam hal ini ditunjukan beberapa gejala dengan

mengeluarkan darah segar dari mulut rahim tak jarang bahkan

ada yang mengeluarkan darah yang berlendir dimana sel – sel

darah tersebut merupakan sisa dari plasenta, dinding rahim dan

kotoran bayi selama ada di dalam kandungan. Gejala tersebut

adalah gejala normal (Icemi Sukarni. 2013. hal : 352).

g) Dampak Masa Nifas

Menurut Sukarni, Icemi (2013; hal : 352).

1) Anemia

Hal ini terjadi karena perdarahan yang hebat

sehingga sang ibu mengalami kekurangan darah.

2) Depresi masa nifas

Gejala ini timbul seperti halnya wanita mengalami

proses menstruasi, dimana perubahan hormon

mempengaruhi perilaku sang ibu. Biasanya hal ini terjadi

kurun waktu satu minggu setelah melahirkan yang

biasanya sang ibu akan merasakan resah, gelisah,

pusing, bahkan ada pula yang sampai mengamuk seperti

orang yang mengalami gangguan jiwa.

3) Infeksi masa nifas

Infeksi ini biasanya terjadi dimana sang ibu

melakukan hubungan seks atau bersetubuh dengan

pasangannya, yang sesungguhnya tidak boleh dilakukan

pada masa nifas. Jika infeksi ini terjadi biasanya akan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

66

timbul beberapa hal seperti mengalami demam tinggi dan

cairan nifas yang keluar dari mulut rahim berbau busuk.

h) Keadaan Abnormal atau Patologi yang Menyertai Masa Nifas

1) Keadaan abnormal pada rahim

a. Subinvolusi uteri

Subinvolusi uteri adalah keadaan terhentinya atau

retardasi dalam proses involusi yang diikuti dengan

memanjangnya pengeluaran lokia dan perdarahan uterus

yang ireguler atau berlebihan, yang terkadang sangat

banyak jumlahnya (Cunningham. 2013; hal : 676).

b. Hemoragi pascapartum lambat

Hemoragi pascapartum lambat (tertunda) adalah

hemoragi yang terjadi setelah 24 jam pertama pascapartum.

Penyebab umumnya meliputi subinvolusi ditempat

perlekatan plasenta, fragmen plasenta atau membran janin

yang tertinggal, laserasi saluran reproduksi yang

sebelumnya tidak terdiagnosis, dan hematoma (Varney.

2008; hal : 1009).

c. Flegmasia alba dolens

Flegmasia alba dolens merupakan salah satu bentuk

infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena

femoralis. Vena femoralis yang terinfeksi dan disertai

pembentukan trombosis dapat menimbulkan gejala klinik

sebagai berikut :

1) Terjadi pembengkakan pada tungkai

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

67

2) Berwarna putih

3) Terasa sangat nyeri

4) Tampak bendungan pembuluh darah

5) Temperatur badan dapat meningkat

(Sukarni, Icemi. 2013; hal : 354).

2) Keadaan abnormal pada payudara

a. Bendungan ASI

Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran

ASI yang tidak dikosongkan seluruhnya. Pada ibu dengan

bendungan ASI akan mengeluh mamae bengkak, keras dan

terasa panas sampai suhu badan meningkat. Cara

menangani bendungan ASI yaitu dengan mengosongkan

ASI dengan masase atau pompa, memberikan estradiol

(Nugroho, Taufan. 2011; hal : 139).

b. Mastitis

Mastitis adalah infeksi payudara yang terjadi akibat

invasi jaringan payudara oleh organisme infeksius atau

adanya cidera payudara, memar karena manipulasi yang

kasar, pembesaran payudara, stasis air susu ibu dalam

duktus atau pecahnya atau fisura putting susu (Varney. 2008;

hal : 1006).

c. Abses mamae

Abses dicurigai jika penurunan demam tidak terjadi

dalam 48 sampai 72 jam setelah terapi mastitis, atau teraba

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

68

massa. Pada abses keluar nanah dari putting susu

(Cunningham. 2013; hal : 683).

i) Kunjungan Masa Nifas

Menurut Sarwono (2009; hal : 123) kunjungan masa nifas

dibagi menjadi empat kali, yaitu :

1. Kunjungan pertama (6 - 8 jam setelah persalinan)

Tujuannya yaitu :

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus

tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan

stabil.

2. Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)

Tujuannya yaitu :

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

69

b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal

c. Memastikkan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperlihatkan tanda – tanda penyulit

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari

– hari.

3. Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)

Tujuannya yaitu :

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau

b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal

c. Memastikkan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperlihatkan tanda – tanda penyulit

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari

– hari.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

70

4. Kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan)

Tujuannya yaitu :

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ibu

atau bayi alami

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

5. Keluarga Berencana (KB)

a) Definisi

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan

kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera (Icemi. 2013; hal : 363).

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel spermisida.

b) Tujuan

1. Tujuan program KB yaitu

a) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui

pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan

penduduk

b) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga

(Handayani, Sri. 2010; hal : 29).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

71

2. Tujuan penggunaan kontrasepsi

a) Menunda kehamilan

b) Menjarangkan kehamilan

c) Mengakhiri kesuburan

(Icemi. 2013; hal : 366).

c) Efektivitas metode kontrasepsi

(1) Kecenderungan keberhasilan metode itu sendiri jika

digunakan secara konsisten dan benar

(2) Faktor manusia yaitu motivasi, kemampuan menguasai setiap

teknik yang dibutuhkan untuk menggunakan suatu metode,

penggunaan yang tidak konsisten, dan penggunaan secara

benar tetapi tidak konsisten

(Varney. 2007; hal : 418).

d) Penapisan calon akseptor KB

Menurut Handayani, Sri (2010; hal : 37).

1. Kontrasepsi hormonal

a. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

b. Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin

c. Perdarahan atau perdarahan bercak antara haid setelah

senggama

d. Ikterus pada kulit atau sklera mata

e. Nyeri kepala hebat atau gangguan visual

f. Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai

bengkak (oedem)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

72

g. Tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90

mmHg (diastolik)

h. Massa atau benjolan pada payudara

i. Sedang minum obat – obatan epilepsi.

2. Kontrasepsi AKDR

a. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih

b. Klien (pasangan) mempunyai pasangan seks lain

c. Infeksi Menular Seksual (IMS)

d. Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik

e. Haid banyak (> 1 – 2 pembalut tiap 4 jam)

f. Haid lama (> 8 hari)

g. Dismenorhoe berat yang membutuhkan analgetika dan

istirahat baring

h. Perdarahan / perdarahan bercak antara haid atau

setelah senggama

i. Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital.

3. Kontrasepsi tubektomi

Menurut Handayani, Sri ( 2010; hal : 38).

a. Fasilitas rawat jalan

1) Keadaan umu baik, tidak ada tanda penyakit

jantung, paru, ginjal

2) Keadaan emosi tenang

3) Tekanan darah < 160/100 mmHg

4) Berat badan 38 – 85 kg

5) Bekas SC ( tanpa perlekatan)

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

73

6) Pemeriksaan dalam normal

7) Hb > 8 gr%.

b. Fasilitas rujukan

1) Diabetes mellitus tidak terkontrol, riwayat

gangguan pembekuan darah, ada tanda

penyakit jantung, paru atau ginjal

2) Keadaan emosi cemas, takut

3) Tekanan darah > 160/100 mmHg

4) Berat badan > 85 kg, < 35 kg

5) Riwayat operasi abdomen lainnya, perlekatan,

atau terdapat kelainan pada pemeriksaan

panggul

6) Pemeriksaan dalam ada kelainan

7) Hb < 8 gr%.

4. Kontrasepsi vasektomi

a. Fasilitas rawat jalan

1) Keadaan umum baik, tidak ada penyakit jantung,

paru, ginjal

2) Keadaan emosi tenang

3) Tekanan darah < 160/100 mmHg

4) Tidak ada infeksi atau kelainan scrotum/inguinal

5) Hb > 8 gr%.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 63: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

74

b. Fasilitas rujukan

1) Diabetes mellitus tidak terkontrol, riwayat gangguan

pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru

atau ginjal

2) Keadaan emosi cemas, takut

3) Tekanan darah > 160/100 mmHg

4) Ada tanda – tanda infeksi atau ada kelainan

5) Hb < 8 gr%.

e) Macam – macam kontrasepsi :

1. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat

a. Metode alamiah

Menurut Handayani, Sri (2010; hal : 57).

1) Metode kalender atau metode ritmik (ogino –

knauss)

Metode kalender adalah metode yang

digunakan berdasarkan masa subur dimana harus

menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan

kontrasepsi pada hari ke 8 sampai hari ke 19 siklus

menstruasinya.

2) Metode suhu basal badan (thermal)

Metode suhu basal badan adalah suatu

metode kontrasepsi yang dilakukan dengan

mengukur suhu badan untuk mengetahui suhu

tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 64: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

75

3) Metode lendir cervic (metode ovulasi billings/MOB)

Metode lendir servik adalah metode

kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan

terhadap perubahan lendir serviks wanita yang

dapat dideteksi di vulva.

4) Metode sympto thermal

Metode sympto thermal adalah metode

kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati

perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh.

b. Metode amenorhea laktasi

Metode amenorhea laktasi adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian

makanan tambahan atau minuman apapun (Bahiyatun. 2010;

hal : 84).

c. Coitus interruptus (senggama terputus)

Coitus interruptus (senggama terputus) adalah

mengeluarkan penis (kemaluan pria) menjelang ejakulasi

sehingga spermatozoa di tumpahkan di luar liang senggama

(Sukarni, Icemi. 2013; hal : 368).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 65: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

76

2. Metode sederhana dengan alat

a. Kondom

Menurut Varney (2007; hal : 435).

1) Kondom untuk pria

Kondom untuk pria merupakan bahan karet

(lateks), polyuretan (plastik), atau bahan sejenis

yang kuat, tipis, dan elastis. Kondom ditarik

menutupi penis yang sedang ereksi untuk

menangkap semen selama ejakulasi dan

mencegah sperma masuk ke dalam vagina.

2) Kondom untuk wanita

Kondom yang terbuat dari lapisan

polyurethane tipis dengan cincin dalam yang

fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung terbuka

di bagian depan, yang tetap berada di luar vagina

dan melindungi introitus.

b. Spermiside

Spermiside adalah zat – zat kimia yang kerjanya

melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum

spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna

(Handayan, Srii. 2010; hal : 77).

c. Diafragma

Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan

sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar

sperma tidak masuk ke dalam rahim.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 66: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

77

Pemakaian harus selalu bersamaan dengan krim atau

jeli. Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan

seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi

tidak boleh lebih dari 24 jam (Icemi Sukarni. 2013. hal : 369).

d. Kap serviks

Kap serviks adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya

menutupi serviks saja. Cara kerja kap serviks yaitu menahan

sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran

alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dengan

cara menutup serviks (Sri Handayani. 2010. hal : 90).

3. Metode kontrasepsi hormonal

1. Macam – macam metoe kontrasepsi hormonal

a. Pil

1) Pil kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang

sampai saat ini dianggap paling efektif. Pil kombinasi

mencegah terjadinya ovulasi, menimbulkan

perubahan – perubahan pada lendir serviks,

menimbulkan perubahan pada motilitas tuba fallopi

dan uterus (Prawirohardjo, Sarwono. 2008; hal : 546).

2) Mini pil

Mini pil merupakan kontrasepsi yang hanya

mengandung progestin yang dikonsumsi setiap hari.

Efektivitas minipil bergantung pada perubahan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 67: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

78

terhadap mukus serviks dan pengaruh terhadap

endometrium (Cunningham. 2013; hal : 713).

Minipil mengandung progestin yang tidak

berpengaruh pada pemberian ASI, tidak mengganggu

hubungan seksual, segera bisa kembali ke kondisi

kesuburan bila dihentikan, bisa mengurangi kram

haid, mengurangi perdarahan haid, memperbaiki

kondisi anemia, memberi perlindungan terhadap

kanker endometrial, mengurangi keganasan penyakit

payudara, mengurangi kehamilan ektopik, dan

memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab

PID (Handayani, Sri. 2010; hal : 104).

b. Kontrasepsi suntikan

1) Suntikan tiga bulan (Depot Medroksi Progesteron

Asetat).

Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)

merupakan suatu progestin yang mekanisme

kerjanya bertujuan menghambat sekresi hormon

pemicu folikel (FSH) dan LH serta lonjakan LH.

DMPA diberikan setiap 12 minggu. Suntikan DMPA

cocok digunakan untuk wanita setelah melahirkan

baik saat menyusui atau tidak menyusui karena

suntikan tiga bulan tidak mempengaruhi ASI (Varney.

2007; hal : 481).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 68: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

79

2) Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi

suntik yang berisi hormon sintesis estrogen dan

progesteron. Suntikan kombinasi diberikan setiap 4

minggu (Handayani, Sri. 2010; hal : 108).

c. Implan

Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang

berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang

berisi hormon, dipasang pada lengan atas (Handayani,

Sri. 2010; hal : 116).

Jenis implan menurut Sukarni, Icemi (2013; hal : 384).

1. Norplant

Norplant terdiri dari enam kapsul, tiap kapsul

berisi 38 mg progesteron levonorgestrol, yang

dipasang secara subdermal dan berfungsi sebagai

kontrasepsi selama lima tahun.

2. Implanon

Implanon adalah batang tunggal berisi 68 mg

etonogestrel yang dipasang secara subdermal dan

mendapat lisensi selama tiga tahun.

3. Jadena dan indoplant

Jadena dan indoplant terdiri dari dua batang

yang berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja

tiga tahun.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 69: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

80

Menurut Varney (2007; hal : 485), implant tepat

bagi wanita yang sedang menyusui (setelah 6 minggu

masa nifas), wanita yang mengalami efek samping yang

tidak diinginkan akibat penggunaan pil kontrasepsi oral

kombinasi yang mengandung estrogen, mengalami

kesulitan mengingat jadwal meminum pil, wanita yang

menginginkan kontrasepsi jangka panjang, wanita yang

ingin mengatur jarak kehamilannya.

4. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR).

IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur

yang dimasukkan kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika

sudah digunakan selama periode tertent (Icemi Sukarni. 2013.

hal : 370).

Indikasi pemakaian IUD meliputi usia reproduksi, keadaan

nullipara, menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka

panjang, perempuan menyusui yang ingin menggunakan

kontrasepsi, setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya,

setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi, perempuan

dengan resiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode

hormonal, tidak menyukai mengingat – ingat minum pil setiap

hari, tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

(Handayani, Sri. 2010; hal : 145).

IUD tidak boleh digunakan pada wanita hamil, perdarahan

vagina yang tidak diketahui penyebabnya, sedang menderita

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 70: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

81

infeksi alat genital, tiga bulan terakhir sedang mengalami atau

sering menderita PRP atau abortus septic, kelainan bawaan

uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

mempengaruhi kavum uteri, penyakit trofoblas yang ganas,

diketahui menderita TBC pelvic, kanker alat genital, ukuran

rongga rahim kurang dari 5 cm (Handayani, Sri. 2010; hal : 146).

5. Metode kontrasepsi mantap

a. Metode kontrasepsi mantap operatif pada pria (vasektomi)

Vasektomi adalah suatu metode kontrasepsi operatif

minor pada pria yang sangat aman sederhana dan sangat

efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak

memerlukan anastesi umum (Sukarni, Icemi. 2013; hal :

396).

b. Metode kontrasepsi mantap pada wanita (tubektomi)

Tubektomi adalah salah satu cara kontrasepsi dengan

tindakan pembedahan yaitu memotong tuba fallopi atau tuba

uterine yang mengakibatkan orang atau pasangan yang

bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi dan

bersifat permanen (Sukarni, Icemi. 2013; hal : 389).

6. Metode kontrasepsi darurat

Menurut Handayani, Sri (2010; hal : 192), metode

kontrasepsi darurat yaitu :

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 71: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

82

a) Pengertian

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai

setelah senggama oleh wanita yang tidak hamil untuk

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

b) Cara kerja kontrasepsi darurat

Merubah endometrium (menghambat pematangan) dari

hasil biopsy, menunjukkan vakuola basal yang biasanya tidak

ditemukan setelah hari keempat pada fase sekresi.

c) Macam – macam metode kontrasepsi darurat

(1) Alat kontrasepsi dalam rahim atau AKDR atau IUD

(2) Pil khusus pencegah kehamilan.

Kontrasepsi yang baik untuk ibu menyusui yaitu : Metode

Amenorea Laktasi (MAL), pil progestin (mini pil), suntikan

progestin (suntik 3 bulanan), kontrasepsi implan, kontrasepsi

dalam rahim (IUD) (Bahiyatun. 2009. h; 84).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 72: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

83

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis

mulai pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Varney menjelaskan bahwa proses manajemen

merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan

bidan pada awal tahun 1970. Proses ini memperkenalkan sebuah metode

dengan pengorganisasian, pemikiran dan tindakan- tindakan dengan

urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga

kesehatan. Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang

berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses

dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat

diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat

diuraikan lagi menjadi langkah - langkah yang lebih rinci dan ini bisa

berubah sesuai dengan kebutuhan klien. Langkah - langkah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan

mengumpulkan semua data dasar awal yang lengkap dengan cara

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap, yaitu:

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 73: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

84

a. Riwayat kesehatan

b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan.

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil

studi.

2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar

yang sudah dikumpulkan diintepretasikan sehingga ditemukan

masalah atau diagnostik yang spesifik.

3. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Pada tahap ini diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan

dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-

benar terjadi.

4. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 74: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

85

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan atau

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Dari data

yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan

tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi.

5. Langkah V : Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah - langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini data dasar yang belum

lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah

yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

6. Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh harus

dilaksanakan secara efisien dan aman. Manajemen yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan

klien.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 75: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

86

7. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana yang telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis

(Muslihatun.2009; hal : 114-119).

S : Data Subyektif

Data subyektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan

dengan diagnosis. Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis

yang akan disusun.

O : Data Obyektif

Data yang diperoleh dari melalui observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data

obyektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta

yang berhubungan dengan diagnosis.

A: Assessment

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif dan obyektif.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 76: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

87

P: Planning

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan

saat ini dan yang akan datang. rencana asuhan disusun berdasarkan

hasil analisis dan interpretasi data

(Muslihatun, Mufdilah, Setiyawati. 2009; hal : 90-91).

Pengkajian data pada pasien dirancang secara tradisional untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dengan sistem tubuh. Pengkajian

ini biasanya berisi sejumlah gejala pada sistem tubuh, disertai sebuah

kotak untuk memberi tanda sesuai dengan gejala yang ditemukan

ataupun disangkal oleh ibu hamil ataupun pasien (Muslikhatun, Mufdlilah

dan Setiyawati. 2009; hal : 130).

Dan format pengkajian ibu hamil dengan anemia yaitu sebagai

berikut:

1. Pengkajian

a. Data Subyektif

1) Identitas Klien

a) Nama

Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas

dan lengkap seperti: nama depan, nama tengah dan nama

belakang agar tidak tertukar dengan pasien lain yang mungkin

namanya sama (Matondang, dkk. 2009; hal : 5).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 77: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

88

b) Umur

Pada usia reproduksi 20-35 tahun, wanita memerlukan

zat besi lebih tinggi dari laki- laki karena menjadi menstruasi.

Dengan menstruasi setiap bulan maka akan mengalami masa

subur, keadaan ini tepat untuk mempertemukan sperma

dengan ovum untuk menghasilkan suatu konsepsi (Manuaba.

2010; hal : 238).

c) Agama

Agama dan suku bangsa juga memantapkan identitas,

disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan

penyakit sering berhubungan dengan agama dan suku

bangsa (Latief. 2009; hal : 6).

d) Pendidikan

Selain untuk menambah identitas informasi tentang

pendidikan Hal ini juga berhubungan dengan tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi yang dikonsumsi saat

hamil sehingga saat bersalin dan masa nifas ibu tidak

mengalami komplikasi serta bayi yang lahir normal dan sehat

tanpa adanya komplikasi (Matondang, dkk. 2009; hal : 6).

e) Pekerjaan

Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya

penyakit melalui beberapa jalan, yaitu: adanya faktor- faktor

lingkungan yang langsung dapat menimbulkan penyakit-

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 78: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

89

penyakit tertentu seperti anemia, dan penyakit akibat hewan -

hewan tertentu seperti cacing tambang (Notoajmodjo,

Soekidjo. 2007; hal : 22).

f) Alamat

Tempat tinggal merupakan informasi yang penting

dipastikan. Beberapa orang tidak memiliki tempat tinggal,

tinggal ditempat penampungan menghambat kemampuannya

untuk mempertahankan resiko terhadap suatu penyakit dan

juga untuk membedakan antara pasien yang satu dengan

yang lain yang mempunyai nama yang sama (Varney, Helen.

2007; hal : 31).

2) Keluhan Utama

Menurut Varney (2007; hal : 540) pada anamnesa ibu

hamil dengan bengkak pada kaki terjadi karena beberapa kondisi

seperti: memakai pakaian ketat, kaki sering menggantung, berdiri

teralalu lama sehingga memberikan tekanan yang lebih. Hal

tersebut hampir menyerupai tanda pre eklamsi.

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan dahulu

Uji skrining laboratorium yang dilakukan untuk penyakit

infeksi, penyakit spesifik seperti diabetes, jantung, TBC,

asma, hepatitis, hipertensi, HIV / AIDS (Varney. 2007; hal :

32).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 79: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

90

b) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan sekarang merupakan faktor yang

mempengaruhi masalah, baik yang memperparah atau yang

meredakan. Dalam hal ini berisi perjalanan penyakit sejak

pertama, termasuk durasi dan kekambuhan (Varney. 2007;

hal : 32).

c) Riwayat penyakit keluarga

Mengkaji riwayat kesehatan keluarga, apakah ada

penyakit keturunan dan menular yang terdapat pada keluarga

(Hutahaean. 2013; hal : 98).

d) Riwayat penyakit gynekologi

Mengkaji penyakit infertilitas, infeksi vagina, penyakit

menular seksual, penyakit radang panggul, kista, mioma,

kanker ginekologi dan penyakit lainnya (Varney. 2007; hal :

33).

4) Riwayat Obstetri

a) Riwayat Menstruasi

Menstruasi terjadi sekitar 14 hari sesudah ovulasi pada

siklus 28 hari. Perdarahan secara periodik ini berasal dari

endometrium yang nekrotik. Darah menstruasi membeku di

dalam uterus, tetapi bekuan biasanya mencair sebelum keluar

dari uterus (Kusmiyati, Yuni. 2010; hal : 30).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 80: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

91

b) Hari pertama menstruasi terakhir

Riwayat menstruasi yang akurat biasanya membantu

penetapan tanggal perkiraan kelahiran (HPL) yang sering

disebut sebagai tanggal perkiraan partus.

c) Riwayat kehamilan dahulu

Data esensial tentang kehamilan terdahulu mencangkup

bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi,

riwayat persalinan, komplikasi yang terjadi, berat lahir dan

jenis kelamin.

d) Riwayat Kehamilan sekarang

(1) G P A

G : Gravida

Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah

dialami oleh wanita tersebut. Hal ini sangat diperlukan

untuk mengetahui seberapa banyak gravida seseorang,

karena ibu yang terlalu banyak dan sering hamil akan

meningkatkan resiko komplikasi kehamilan

P: Para

Para merupakan kehamilan yang berakhir dengan

kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu

bertahan hidup. Karena jumlah kelahiran dan interval antar

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 81: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

92

kelahiran akan menyebabkan ibu rentan sekali terjadi

komplikasi

(Varney, Hellen. 2007; hal : 525).

A: Abortus

Abortus adalah kehamilan yang berakhir sebelum

usia kehamilan 20 minggu atau memiliki berat kurang dari

500 gram (Varney, Hellen. 2007; hal : 525).

Kadar Hb yang rendah akan mempengaruhi

kemampuan sistem maternal untuk memindahkan oksigen

dan nutrisi yang cukup ke janin hal ini dapat menimbulkan

abortus (Fraser,Diane. 2009; hal : 329).

(2) Riwayat Antenatal Care (ANC)

Riwayat kehamilan saat ini dirancang untuk

mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan

setiap keluhan seputar kehamilan (Varney. M.Kriebs dan

L.Gegor. 2007; hal : 523-525).

Kunjungan antenatal merupakan kunjungan ibu

hamil kepada tenaga kesehatan untuk memeriksakan

kehamilannya, dalam satu periode kehamilannya minimal

ibu hamil memeriksakan kehamilannya selama empat kali

yaitu satu kali pada trimester I atau pada usia kehamilam

kurang dari 28 minggu, satu kali pada trimester ke II atau

pada usia kehamilan 28 sampai 36 minggu dan dua kali

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 82: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

93

pada trimester ke III atau pada usia kehamilan lebih dari 36

minggu. Selama kunjungan antenatal ibu hamil akan

mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan

upaya untuk memastikan ada atau tidaknya kelainan dalam

kehamilan (Prawirohardjo. 2008; hal : 279).

Diantaranya yaitu pemeriksaan dan pengawasan

Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III

(Manuaba. 2010; hal : 239).

5) Riwayat Kontrasepsi

Riwayat kontrasepsi diperlukan karena alat kontrasepsi

tertentu dapat mempengaruhi menstruasi pada wanita, salah

satunya yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi IUD akan

mempengaruhi jumlah darah pada saat menstruasi (Wheeler,

Linda. 2004; hal : 37).

6) Pola Kebutuhan Sehari- hari

a) Pola Nutrisi

Banyak vitamin dan mineral diperlukan untuk membuat

sel-sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 dan folat

diperlukan untuk produksi hemoglobin yang tepat

(Proverawati. 2011; hal : 17).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 83: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

94

b) Pola Seksual

Riwayat hubungan seksual dan penyalahgunaan zat

telah menjadi hal yang sangat penting sebagai skrining

penyakit menular dan HIV/AIDS dan sifilis (Varney, Helen.

2007; hal : 31).

7) Psikososial

Keadaan psikososial ibu hamil akan memengaruhi

kesehatan juga kehamilannya. Bila ibu hamil mengalami

gangguan psikologis dan tidak mengharakan kehamilannya

maka akan mempengaruhi pola nutrisi ibu hamil tersebut

(Varney. 2007; hal : 127).

8) Kultural

Pada factor cultural dikaji untuk mengetahui kebiasaan

yang dilakukan oleh ibu saat hamil, bersalin, nifas ataupun KB

apakah pada saat hamil, bersalin, nifas atau KB ada obat –

obatan tertentu atau kebiasaan ibu yang buruk seperti merokok,

minum alcohol dan kecanduan narkotika yang bisa berdampak

pada kesehatan ibu dan bayinya (Manuaba. 2012; hal : 122).

9) Ekonomi

Ibu hamil dengan sosial ekonomi rendah dapat

mempengaruhi pola asupan nutrisinya. Akibatnya ibu hamil akan

kekurangan asupan nutrisi dan zat besi dalam tubuhnya

(Manuaba. 2010; hal : 238).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 84: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

95

10) Data pengetahuan ibu

Data pengetahuan dikaji unuk mengetahui apakah ibu

cukup atau kurang pengetahuannya tentang perkembangan

kehamilan yang normal berhubungan dengan kurangnya

infomasi tentang perubahan fisiologi dan psikologi yang normal

dan dampaknya (Hutahaean. 2013; hal : 99).

11) Lingkungan yang Berpengaruh

Perlu diperhitungkan juga faktor lingkungan yang

mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan

sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat

hamil. Karena biasanya orang yang hidup dipedesaan dan jauh

dari keramaian mereka masih memilih dukun dan bersalin

dirumah sehingga terjadinya perdarahan tidak bisa dihindari lagi

(Manuaba. 2010; hal : 242).

b. Data Obyektif

1) Keadaan Umum

Keadaan umum diamati mulai dari pertama kali

bertemu, dan dilanjutkan sewaktu mengukur tanda- tanda vital

(Priharjo. Robert. 2007; hal : 22).

2) Tingkat Kesadaran

Ibu hamil yang normal sadar penuh atau

composmentis, tetapi jika mengalami komplikasi, akan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 85: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

96

mengakibatkan menurunnya kesadaran sampai apatis bahkan

somnolen (Yeyeh dan Yulianti. 2010; hal :24).

3) Tanda Vital

a) Tekanan darah

Pada ibu hamil yang normal cenderung tekanan

darahnya tidak naik itu dikarenakan terjadinya

pengenceran darah yang terjadi saat kehamilan sehingga

meringankan kerja jantung (Winkjosastro. 2007; hal : 448).

b) Nadi

Laju nadi dikaji karena berhubungan dengan

kelainan tertentu, misalnya laju nadi yang terlalu cepat

(Takikardia). Biasanya ibu hami akan mengalami denyut

jantung cepat sehingga akan menyebabkan laju nadi yang

cepat. Itu terjadi karena kurangnya pasokan oksigen dalam

darah sehingga oksigen yang masuk kedalam jaringan

akan kurang, sehingga memicu kerja jantung untuk

memompa lebih banyak darah ke jaringan sehingga

jaringan tidak kekurangan oksigen (Proverawati. 2011; hal :

22).

c) Respirasi

Frekuensi respirasi pada ibu hamil normal

cenderung cepat itu dikarenakan kinerja jantung yang

meningkat sehingga merangsang paru-paru untuk

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 86: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

97

menghirup oksigen lebih banyak (Proverawati. 2011; hal :

22).

4) Berat badan

Pada masa kehamilannya ibu hamil harus mengalami

kenaikan berat badan, kenaikan berat badan ini dipengaruhi

oleh semakin berkembangnya janin dan plasenta dalam

uterus. Normalnya berat badanibu hamil harus naik antara 6,5

Kg sampai 16 Kg selama masa hamilnya (Wiknjosastro. 2007;

hal : 161).

5) Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LILA) dikaji untuk menunjukan

status gizi pasien, karena status gizi dapat menunjukkan

apakah ibu hamil mengalami kekurangan gizi atau gizi cukup.

LILA ibu hamil dikatakan normal atau tidak kekurangan gizi

yaitu lebih dari 23.5 cm (Matondang, dkk. 2009; hal : 33).

6) Status present

Menurut Joseph dan Nugroho (2011; hal : 64).

a) Mata

Pada pemeriksaan mata terdapat konjungtiva

dan sklera.

b) Muka

Ibu hamil terlihat muka tidak pucat, tidak

oedema.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 87: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

98

c) Mulut

Pemeriksaan bagian mulut akan ditemukan

perubahan pada gambaran lidah (atrofi lidah) dan

warna bibirnya.

d) Ekstremitas

Kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada

varices pada ekstremitas bawah.

e) Kulit

Kulit tidak pucat dan tidak kuning.

7) Status Obstetrikus

a) Abdomen

Pemeriksaan abdomen dipertengahan awal

kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh, seiring

kemajuan kehamilan semakin sulit meraba organ lain

selain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita

hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus dan

bagian presentasi janin (Varney, M.Kriebs, L.Gegor. 2007;

hal : 1063).

(1) Tinggi fundus uteri

Pada ibu hamil normal tinggi fundus uterinya

sesuai dengan umur kehamilannya karena asuan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 88: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

99

nutrisi yang cukup dan terjadi tumbuh kembang janin

yang baik di uterus (Manuaba. 2010; hal : 31).

(2) Leopold I – IV

Menurut Varney, Helen (2007; hal : 1054-1063).

Perasat loepold adalan empat macam perasat yang

dimulai dari fundus dan berakhir ditepi panggul. Pada

saat melakukan perasat ini perhatikan bentuk uterus

dan warna kulit abdomen.

(a) Leopold I

Tempatkan tangan disisi fundus dan

lengkungan berada disekeliling puncak fundus,

menilai bagian janin yang teraba bulat, teraba

tidak teratur, dan lunak atau teraba balotemen.

(b) Leopold II

Menempatkan tangan pada dua sisi

abdomen dengan menilai teraba massa kecil,

menonjol, tidak teratur yang bergerak ketika

ditekan atau menendang (ekstremitas) atau teraba

bagian yang keras dan memanjang (punggung).

(c) Leopold III

Dilakukan dengan cara memegang bagian

bawah sedikit diatas simfisis pubis antara ibu jari

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 89: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

100

da jari tengah salah satu tangan. Jika hasilnya

kepala maka tidak akan mudah digerakkan,

terutama jika kepala sudah memasuki pintu atas

panggul.

(d) Leopold IV

Menekan dalam dengan menggunakan

ujung jari kedalam abdomen bawah dan gerakkan

kepintu atas panggul. Maka kedua tangan akan

menemukan secara simultan massa bulat yang

sama- sama menonjol dikedua sisi.

(3) Denyut jantung janin

Palpasi abdomen yang menetukan letak,

presentasi, posisi, dan variasi janin memungkinkan

untuk menentukan lokasi denyut jantung janin. Denyut

jantung janin cukup bulan dengan bagian presentasi

telah turun paling baik didengar pada lokasi umum

yang tertera (Varney, M.Kriebs, L.Gegor. 2007; hal :

1063).

8) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan

dengan menggunakan alat Sahli. Pemeriksaan darah

dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada

trimester I dan trimester III (Manuaba. 2010; hal : 239).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 90: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

101

Menurut Saifudin A.B tahun 2007 menyebutkan bahwa

pemeriksaan Hb dan darah tepi akan membantu memberikan

data untuk mendiagnosa anemia yaitu dengan cara

Spektrofotometri tetapi alat ini hanya tersedia di Rumah sakit

saja.

Pemeriksaan serum besi, feritin serum, darah lengkap,

sitologi sumsum tulang normal, bilirubin dalam darah (Joseph

dan Nugroho. 2011; hal : 65).

2. Interpretasi Data

1) Diagnosa

Menurut Manuaba 2010 untuk menegakkan diagnosa

anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa, dan

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Data subyektif :

Keluhan oedema pada kedua kaki tanpa adanya keluhan

pusing, pandangan mata tidak kabur. Keluhan ini bukan tanda pre

eklamsi tetapi karena ibu memakai pakaian ketat, kaki

menggantung, dan berdiri terlalu lama (Varney. 2007; hal : 540).

Data obyektif :

Muka tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih,

hidung tidak ada polip, bibir tidak kering, telinga bersih tidak ada

serumen, dada simetris, payudara tidak ada benjolan, abdomen

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 91: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

102

membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada pengeluaran

pervaginam, tidak oedema pada kaki dan tangan (Joseph dan

Nugroho. 2011; h : 64).

Dengan diagnosa yang ditegakkan adalah Ny. L umur 30

tahun G2P1A0 hamil normal.

2) Masalah

-

3. Diagnosa Potensial

Oedema kedua kaki yang terjadi pada masa kehamilan dapat

menyebabkan komplikasi-komplikasi seperti : pre eklamsi ringan, pre

eklamsi berat, eklamsi (Nugraheni. 2010; hal : 31).

4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolaborasi dan

Konsultasi.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan atau

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Data baru mungkin

saja dikumpulkan dan dievaluasi. Dari data yang dikumpulkan dapat

menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera

sementara yang lain harus menunggu intervensi (Muslihatun. 2009; hal

: 116).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 92: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

103

5. Perencanaan

a. Melakukan persetujuan kepada pasien bahwa akan dilakukan

pemeriksaan.

b. Melakukan pemeriksaan Hb ibu hamil pada TM I dan TM III

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang zat besi dan gizi

kepada ibu hamil.

d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara pengolahan

makanan yang baik.

e. Memberikan sulfas ferosus peroral

f. Merujuk ibu jika hasil pemeriksaan menunjukkan komplikasi

6. Pelaksanaan

a. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan pasien untuk

dilakukan pemeriksaan.

b. Memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama

dan pada minggu ke 28. Hb dibawah 11 gr% pada kehamilan

termasuk anemia, dibawah 8 gr% adalah anemia berat. Bila

pemeriksaan tidak tersedia, periksa kelopak mata dan perkirakaan

ada atau tidaknya anemia.

c. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang

perlunya minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat

besi dan kaya vitamin C, serta menghindari minum teh atau kopi

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 93: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

104

atau susu (mengganggu penyerapan zat besi) 1 jam sebelum atau

sesudah makan.

d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara mengolah

makanan yang baik yaitu dengan cara dicuci terlebih dahulu

sebelum dipotong kemudian memasaknya jangan terlalu lama

karena dapat menghilangkan zat besi yang ada dalam makanan.

e. Menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe 60mg/hari zat besi dan

500mg asam folat peroral sekali sehari. Selama kehamilan

mengkonsumsi 90 tablet tambah darah (Fe) dilanjutkan sampai 3

bulan setelah melahirkan (Arisman. 2004; hal : 153).

f. Jika ibu teradapat komplikasi maka segera rujuk ibu ke rumah sakit

(Meilani. 2009; hal : 41-42).

7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana yang telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis

(Muslihatun. 2009; hal : 119).

C. Tinjauan Aspek Hukum

1. Peraturan - peraturan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/2010

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 94: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

105

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

Pasal 10

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan,

masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. Pelayanan konseling masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 95: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

106

(3) Bidan memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

berwenang untuk:

a. Episiotomi

b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f. Fasilitasi atau bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air

susu ibu eksklusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

h. Penyuluhan dan konseling

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian

k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2. Standar pelayanan kebidanan

Standar 3: identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 96: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

107

motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk pemeriksaan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar 4: pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau

kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit

menular seksual atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi,

nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainyya yang

memberikan oleh puskesmas.

Standar 5: Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

janin dan masuknya janin kedalam rongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami

serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa

persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang

menyenangkan akan di rencanakan dengan baik.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 97: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

108

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,

kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,

dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan

berlangsung.

Standar 10 : Persalinan Kala Dua yang Aman

Bidan melakukan asuhan untuk mengurangi kejadian

perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara

lengkap.

Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga

Bidan membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan

selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian

perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah

atoni uteri dan retensio plasenta.

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk

memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder,

menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai

dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani

hipotermia.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014

Page 98: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medisrepository.ump.ac.id/996/4/Erna Kusmiati BAB II.pdf · Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, ... kehamilan kembar,

109

Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah

Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap

terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta

melakukan tindakan yang di perlukan.

Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui

kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke

enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu

dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini

penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada

masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan

secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan

bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB (Meilani. 2009; hal

: 41-42).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Erna Kusmiati, Kebidanan DIII UMP, 2014