BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Ibu...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Ibu...
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil
Gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam
menentukan pertumbuhan janin. Dampaknya adalah berat badan lahir, status
nutrisi dari ibu yang sedang hamil juga mempengaruhi angka kematian
perinatal, keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan bayi setelah
kelahiran.
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu
(Proverawati, 2009).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolism tubuh ibu . Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Menurut S Sayoga (2007) gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi
seorang ibu hamil. Makanan yang dikonsumsi ibu bukanlah untuk ibu sendiri
tetapi diasup pula oleh sang bayi. Sehingga seorang ibu hamil wajib
memperhatikan kebutuhan gizinya. 3 bulan pertama kehamilan, asupan energi
6
tidak perlu ditingkatkan bila seorang ibu hamil mengkonsumsi makanan
bergizi. Sedangkan 2 trimester akhir, tubuh ibu hamil membutuhkan tambahan
300 kalori per hari dibanding sebelum hamil, sedang asupan protein 60 gram
sehari, yaitu 20-36 % lebih tinggi dari kebutuhan normal.
Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor
seperti umur, gender, berat badan, aktifitas dan lain-lain (Almatsier, 2002).
Tabel1. Kecukupan gizi yang dianjurkan /AKG ibu hamil
Zat Gizi Wanita tidak Hamil Wanita hamil Energi Protein Vitamin A Vitamin D Vitamin B1 Niasin Vitamin B6 Vitamin B12 Asam folat Vitamin C Yodium/Y Zat Besi/Fe Seng/Zn Selenium Kalsium/Ca
1900 kal (19-24 th) 1800 kal (30-49 th) 50 g 500 mikrogram retinol ekivalen/RE 5 mikrogram /hr 0,5 mg/ 1000 kal 14 mg 1,3 mg 2,4 mikrogram 400 mikrogram IOM 75 mg/hari 150 mikrogram 26 mg 9 mg 30 mikrogram 800 mg
Trimester I + 180 kal Trimester II,III + 300 kal + 17 g + 300 mikrogram RE - + 0,4 mg + 4 mg + 0,4 mg + 0,2 mikrogram + 200 mikrogram + 10 mg 50 mikrogram Trimester II + 9,0 mg Trimester III + 13,0 mg Trimester I + 1,7 mg Trimester II + 4,2 mg Trimester III + 9,8 mg + 5 mikrogram + 150 mg
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004
1. Kecukupan Zat gizi Mikro
Zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Vitamin merupakan
zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tubuh
dapat berfungsi normal. Vitamin dikelompokkan menjadi vitamin larut
lemak (vitamin A, D, Edan K) dan vitamin larut air ( vitamin B kompleks
dan vitamin C). Vitamin A memiliki fungsi utama dalam penglihatan,
defisiensi vitamin A dapat menimbulkan penyakit rabun senja dan
7
xeropthalmia. Vitamin B1 (Thiamin) berperan dalam metabolisme yang
menghasilkan energi, terutama metabolisme karbohidrat. Vitamin B3
(Niasin) dapat disintesis di dalam tubuh dari asam amino tryptophan.
Sumber niasin dalam bahan makanan adalah produk whole grain, roti,
susu, telur, daging dan sayuran berwarna. Vitamin B12 menimbulkan
pernicious anemia, sementara defisiensi asam folat berkaitan dengan
anemia megaloblastik. Vitamin B6 (piridoksin) banyak ditemukan di
dalam khamir, hati,ginjal, serealia tumbuk,kacang-kacangan, kentang dan
pisang. Defisiensi piridoksin menimbulkan gejala yang berkaitan dengan
ganggan metabolisme protein. Vitamin C (asam askorbat) ditemukan pada
buah dan sayuran. Kurangnya asupan buah dan sayuran dapat
menyebabkan asupan vitamin C ikut berkurang, yang mengakibatkan
timbulnya seperti scurvy.
Menurut Widaya Karya Pangan dan Gizi, (2004) Kategori
Kecukupan tingkat konsumsi Zat Gizi Mikro adalah dalam tabel berikut
ini:
Tabel 2. Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Mikro Kategori Tingkat Konsumsi (%AKG) Kurang ≤ 65 Cukup > 65 Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi (2004)
2. Peran vitamin C dalam metabolisme tubuh
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh
karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Vitamin C
8
atau asam askorbat adalah komponen penting dalam makanan karena
berguna sebagai antioksidan dan memiliki sifat farmakologis. Salah satu
fungsi utama vitamin C berkaitan dengan sintesis kolagen. Kolagen adalah
sejenis protein yang merupakan salah satu komponen utama dari jaringan
ikat, tulang-tulang rawan, dentin, lapisan endotelium pembuluh darah dan
lain-lain. Kekurangan asupan vitamin C dapat menyebabkan skorbut
(scurvy). Kasus-kasus skorbut spontan, biasanya terjadi gigi mudah
tanggal, gingivitis, dan anemia, yang mungkin disebabkan oleh adanya
fungsi spesifik asam askorbat dalam sintesis hemoglobin. Skorbut
dikaitkan dengan gangguan sintesis kolagen yang manifestasinya berupa
luka yang sulit sembuh, gangguan pembentukan gigi, dan robeknya
kapiler. Kolagen adalah protein utama jaringan ikat dan mempunyai
struktur heliks-rangkap tiga. Stukturnya terdapat asam amino yang kurang
terkenal (jarang ditemukan) yaitu 4-hidroksi prolin. Studi menggunakan
pelacak radioaktif menunjukkan bahwa prolin pada sisi amino residu-
residu glisin menjadi terhidroksilasi pada rantai kolagen. Atom oksigen
dari O2 terikat pada dengan C-4 prolin, atom oksigen sisanya diambil oleh
alfa-ketoglutarat yang dikonversi menjadi suksinat. Reaksi kompleksnya
dikatalisis oleh enzim prolil hidroksilase (suatu dioksigenase). Reaksi
dibantu oleh ion Fe2+ yang terikat kuat sekali dan berperan untuk
mengaktifkan oksigen. Enzim ini juga mengkonversi alfa-ketogultarat
menjadi suksinat tanpa hidroksilasi prolin. Pada sebagian reaksi ini,
terbentuk kompleks Fe3+-O- dan bersifat meng-inaktifkan enzim. Vitamin
9
C (askorbat) menjadi penyelamat dengan mereduksi ion feri enzim inaktif.
Pada proses pengaktifan kembali, askorbat dioksidasi menjadi asam
dehidroaskorbat. Jadi, askorbat bertindak sebagai antioksidan spesifik.
Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis neurotransmitter,
neropineprin. Neurotransmiter sangat penting untuk fungsi otak dan
mempengaruhi suasana hati. Sel;ain itu vitamin C diperlukan untuk
sintesis karnitin, sebuah molekul kecil yang sangat penting untuk
transportasi lemak untuk konversi menjadi energi. Fungsi vitamin C
selanjutnya adalah membantu metabolism kolesterol menjadi asam
empedu, yang memiliki implikasi unit tingkat kolesterol darah dan
timbulnya batu empedu. Vitamin C juga merupakan anti oksidan yang
sangat efektif dapat melindungi molekul, seperti protein, lemak,
karbohidrat, dan asam nukleat (DNA dan RNA) dari kerusakan yang
diakibakan radikal bebas, racun, ataupun polusi. Vitamin C juga
membantu absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam
bentuk larutan. ( Almatsier, 2002 )
3. Vitamin B1.
Vitamin B1 yang dikenal juga dengan nama Thiamin, merupakan
salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi
yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Disamping itu vitamin
B1 juga membantu prose metabolisme protein dan lemak.
10
Vitamin B1 (Thiamin) dalam bentuk Koenzim Thiamin Pirofosfat
(TPP) atau Trifosfat (TPP) memegang peranan penting dalam transformasi
energi, konduksi membran dan saraf serta dalam sintesis pentose dan
bentuk koensim tereduksi dan niasin. Trifosfat (TPP) atau Difosfat (DPP),
Thiamin berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi.
Thiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil
Ko A dan memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi
kedalam siklus kreb untuk pembentukan energi. Asetil Ko A yang
dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan prekusor penting lipida dan
asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal system
saraf. Dalam siklus Krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi
oksidatif alfa-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan
untuk dikarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa- ketoglutarat dan 2-
ketokarboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino
metionin,treonin,leusin,isoleusin, dan valin. Thiamin juga merupakan
koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam jalur alternative
oksidasi glukosa. Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak,
protein dan asam nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolisme
karbohidrat. (Almatsier,2002)
Menurut Moehji (2003), fungsi vitamin B1 yang terpenting adalah :
a. Sebagai Co-enzym Thiamin pyropospat yang diperlukan pada
pembentukan Acetyl Co-enzym dan dari asam piruvat dalam
metabolisme karbohidrat
11
b. Memelihara sifat parmeabilitas dari dinding pembuluh darah
sehingga mencegah terjadinya penumpukan cairan dalam jaringan
tubuh (odema) seperti pada penderita penyakit beri-beri .
c. Memelihara fungsi saraf peripheral sehingga mencegah terjadinya
neuritis.
d. Memperbaiki kontraksi dinding lambung sehingga sekresi getah
cerna menjadi lebih baik dan memelihara nafsu makan.
4. Zat Besi
Zat besi dalam tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi
biokimia,antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Sel ini sangat
diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat besi
berperan sebagai pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan
menuju jaringan, tetapi juga dalam jaringan atau dalam sel (Brock dan
Mainou-Fowler 1986; King 2006). Zat besi bukan hanya diperlukan dalam
pembentukan darah, tetapi juga sebagai bagian dari beberapa enzim
hemoprotein (Dhur et al1989). Enzim ini memegang peran penting dalam
proses oksidasi-reduksi dalam sel. Sitokrom merupakan senyawa heme
protein yang bertindak sebagai agens dalam perpindahan elektron pada
reaksi oksidasi-reduksi di dalam sel. Zat besi adalah mineral makro, fungsi
zat besi didalam setiap sel, bekerjasama dengan rantai protein pengangkut
elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolism energi.
Protein-protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari
zat gizi penghasil energi ke oksigen.
12
Setiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut
elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.
Protein –protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari
zat gizi penghasil energi ke oksigen. Zat besi juga meningkatkan
kemampuan belajar. Kadar besi dalam darah meningkat selama
pertumbuhan sampai remaja. Defisiensi besi besi berpengaruh negative
terhadap otak terutama pada reseptor saraf, jika kepekaan reseptor saraf
dapat berakibat hilangnya reseptor tersebut sehingga daya konsentrasi dan
daya ingat kurang serta kemampuan belajar terganggu. (Almatsier,2002)
.Besi nonhem diionisasi oleh asam lambung, direduksi menjadi
bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula
dan asam amino yang mengandung sulfur. Suasana pH hingga 7 di dalam
duodenum, sebagian besar besi dalm bentuk feri akan mengendap, kecuali
dalam keadaan terlarut . Besi fero lebih mudah larut larut pada pH 7, oleh
karena itu mudah terabsorpsi. Taraf Absorpsi besi diatur oleh mukosa
saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh. Transferin mukosa
yang dikeluarkan ke dalam empedu berperan sebagaigkut protein yang
bulak-balik membawa besi ke permukaan sel usus halus untuk diikatoleh
transferin reseptor dan kembali ke rongga saluran cerna untuk mengangkut
besi lain. Didalam sel mukosa besi dapat mengikat apoferitin dan
membentuk feritin sebagai simpanan besi sementara dalam sel.
Almatsier,2002).
13
Besi dalam tubuh manusia terbagi dalam 3 bagian yaitu senyawa
besi fungsional, besi cadangan dan besi transport. Besi fungsional yaitu
besi yang membentuk senyawa yang berfungsi dalam tubuh terdiri dari
hemoglobin, mioglobin dan berbagai jenis enzim. Bagian kedua adalah
besi transportasi yaitu transferin , besi yang berikatan dengan protein
tertentu untuk mengangkut besi dari satu bagian ke bagian lainnya. Bagian
ketiga adalah besi cadangan yaitu feritin dan hemosiderin, senyawa ini
dipersiapkan bila masukan besi diet berkurang. Untuk dapat berfungsi bagi
tubuh manusia, besi membutuhkan protein transferin, reseptor tranferin
yang berperan sebagai penyedia dan penyimpan besi dalam tubuh dan iron
regulatory proteins (IRPs)untuk mengatur suplai besi. Transferin
merupakan protein pembawa yang mengangkut besi plasma dan cairan
ekstraseluler untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Reseptor transferin adalah
suatu glikoprotein yang terletak pada membran sel, berperan mengikat
transferin-besi komplek dan selanjutnya diinternalisasi ke dalam vesikel
untuk melepaskan besi ke intraseluler. Kompleks transferin-reseptor
transferin selanjutnya kembali ke dinding sel, dan apotransferin
dibebaskan ke dalam plasma. Feritin sebagai protein penyimpan besi yang
bersifat nontoksik akan dimobilisasi saat dibutuhkan. Iron regulatory
proteins (IRP-1 dan IRP-2) yang dikenal sebagai iron responsive element-
binding protein (IRE-BPs), iron regulatory factors (IRFs), feritin-
repressor protein (FRPs) dan p90 merupakan messenger ribonucleic acid
14
(mRNA) yang mengkoordinasikan ekspresi intraseluler dari reseptor
transferin, feritin dan protein penting lainnya dalam metabolisme besi.
Besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut electron, yang
berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.
(Almatsier,2002)
5. Asam Folat
Menurut Almatsier, 2002. Asam folat merupakan salah satu vitamin
B, dibutuhkan untuk pembentukan sel baru termasuk sel syaraf dan darah
merah. Setiap orang membutuhkannya apalagi sedang hamil asam folat
sangat penting. Jika seorang wanita yang akan hamil memiliki cukup asam
folat di dalam tubuhnya, maka jika dia hamil hal ini dapat mencegah
terjadinya gangguan otak dan sumsum tulang belakang pada janin, dan
untuk mencegah gangguan yang dikenal dengan istilah neural tube defects
ini seorang wanita membutuhkan asam folat setiap hari mulai sejak belum
hamil. Defisiensi asam folat dapat menimbulkan peradangan pada lidah,
mencret, murung, dan kebingungan, gangguan orientasi, kurang darah dan
lain-lain. Gangguan karena defisiensi asam folat sebelum hamil juga
menimbulkan gagalnya pembentukan syaraf, bibir sumbing, gangguan
jantung dan kelainan saluran kemih. Sedangkan defisiensi asam folat
selama kehamilan dapat meningkatkan resiko kelahiran lebih awal, BBLR,
gangguan tumbuh kembang janin, berperan dalam abortus spontan
kehamilan seperti kerusakan plasenta dan bahkan tekanan darah tinggi saat
15
hamil. Asupan asam folat yang cukup, juga dapat melindungi janin dari
serangan penyakit yang diderita si ibu, pengaruh obat yang dikonsumsi
dan meminimalisasi pengaruh buruk asap rokok bagi ibu yang merokok
atau sering berada di lingkungan perokok saat hamil.
6. Manfaat Asam Folat bagi Ibu Hamil.
Ibu hamil kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko
anemia, sehingga ibu mudah lelah letih, lesu dan pucat serta bisa
menyebabkan keguguran. Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia
subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama dengan 2 gelas susu.
Mengkonsumsi asam folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum hamil
juga sangat dianjurkan. Asam folat juga sangat penting dalam membantu
pembelahan sel. Asam folat bisa mencegah anemia dan menurunkan resiko
terjadinya NTD (Neurel Tube Deffects) dan sebagai anti depresan.
Asam folat adalah satu gugus yang berperan dalam pembentukan
DNA pada proses erithropoesis, yaitu dalam pembentukan sel-sel darah
merah atau eritrosit dan perkembangan system syaraf. Folasi dan folat
adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi
sama dengan asam folat. Ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam
transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam
amino dan sintesis asam nukleat. Bentuk koenzim ini adalah tetra
hidrofolat. Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan
atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil atau metal
dalam reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam
16
nukleat. THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanine dan
adenine pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam
pembentukan asam-asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat
acit (RNA). Folat juga dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan metabolism DNA.
Akibatnya terjadi perubahan dalam perubahan dalam morfologi intisel
terutama sel-sel yang cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah
putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan servik rahim.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA.
(Almatsier,2002)
Bahan makanan yang kaya dengan asam folat antara lain adalah
sayur-sayuran seperti bayam, asparagus, lobak cina, kacang-kacangan,
kuning telur, hati dan ginjal.
B. Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil
Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis)
terutama yang kemungkinan disebabkan karena ketidakseimbangan asupan
gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut
mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna
seperti yang seharusnya. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan
risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari
23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan
17
melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak (Khanzima, 2012 ).
Menurut Pramusinto (2012). Angka kematian ibu hamil di Indonesia
tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Ketidakseimbangan nutrisi pada masa
kehamilan, kurangnya edukasi nutrisi, sampai tingkat perekonomian yang
rendah dipandang sebagai penyebabnya. Sampai saat ini , kesehatan ibu hamil
masih menjadi masalah kompleks. Untuk itulah, kondisi kesehatan dan gizi
ibu hamil ini menjadi salah satu target Millenium Development Goals
(MDGs). Beberapa masalah kesehatan pada ibu hamil ini, meliputi anemia
setelah melahirkan, pertambahan berat badan rendah, dan kekurangan energi
kronis (KEK). Perlu diingat, anemia dan KEK pada ibu hamil memiliki
dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungannya, antara lain
meningkatkan risiko gangguan pernapasan, berat badan lahir rendah,
keguguran, kelahiran premature, sampai kematian ibu dan bayi.
Menurut Moehji (2003) menyatakan bahwa gizi buruk karena kesalahan
dalam pengaturan makanan membawa dampak yang tidak menguntungkan
bukan hanya ibu tetapi juga bagi bayi yang akan lahir. Dampak gizi buruk
terhadap ibu dapat berupa hiperemesis, keracunan kehamilan (eklamsi),
kesulitan waktu kelahiran, terjadi perdarahan, bahkan dapat membawa
kematian. Bagi bayi yang dikandungnya, gizi ibu yang buruk dapat
menyebabkan terjadinya keguguran (abortus), bayi lahir sebelum waktunya
(premature), BBLR, kematian neonatus dan kematian dibawah satu tahun.
18
Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat badan seorang ibu tidak
mencapai 1 kg, namun setelah mencapai trimester ke 2 pertambahan berat
badan semakin banyak yaitu 3 kg dan pada trimester ke3 sebanyak 6 kg.
kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin, plasenta dan
air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk
yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak
normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran, lahir premature,
BBLR, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi) dan perdarahan
setelah persalinan (Proverawati, 2009).
Menurut Depkes RI, (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi –
pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Lingkar lengan atas
digunakan untuk memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan memiliki
berat badan lahir rendah. BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
C. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Menurut Supariasa dkk (2002) Pengukuran LILA adalah suatu cara
untuk mengetahui risiko kekurangan Energi Protein (KEP) Wanita Usia Subur
(WUS). Pengukuran LILa tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan
19
status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILa digunakan karena
pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Tujuan pengukuran LILA adalah :
1. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR)
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral ke dalam upaya perbaikan
gizi WUS yang menderita KEK
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran ibu hamil
yang menderita KEK.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh
keadaan cairan tubuh dibandingkan berat badan. Untuk mengetahui status gizi
ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan menggunakan
penilaian antropometri yaitu lingkar lengan atas. Pengukuran lingkar lengan
atas adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK wanita usia subur
(Supariasa, 2002). Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai
dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan
usia subur (PUS) .Ambang batas lingkar lengan atas (LILA) pada WUS
20
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita
ukur, apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai
risiko KEK .
Cara Pengukuran LILA
Sasaran : Wanita Usia Subur umur 15-45 tahun dan ibu hamil
Alat : Pita LILA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm
atau meteran kain
PERSIAPAN :
1. Pastikan pita LILA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
2. Jika lengan responden > 33 cm, gunakan meteran kain
3. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang
apapun serta otot tidak tegang
4. Baju lengan kiri disingsingkan ke atas sampai bahu terlihat atau lengan
bagian atas tidak tertutup
5. Tentukan posisi pangkal bahu
6. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak
tangan ke arah perut
7. Tentukan titik antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan
pita LILA atau meteran kain dan diberi tanda dengan pulpen/spidol.
8. Lingkarkan pita LILA sesuai tanda pulpen/spidol di sekeliling lengan
spidol sesuai tanda
9. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LILA
21
10. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar
11. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LILA (ke arah
angka yang lebih besar).
D. Konsumsi Rokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berkuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup pada
ujung lainnya.
2. Kandungan Rokok
Saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi
komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi
asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan
demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari
bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang
lebih 4000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis diantaranya bersifat
kasinogenik(dapat menyebabkan kanker) dan setidaknya 200 diantaranya
berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan
karbon monoksida (CO). Sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan
kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam
rokok antara lain adalah sebagai berikut:
22
a. Nikotin
Komponenn ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin
merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan pada dosis tinggi
bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan
mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat.
b. Tar
Zat inilah yang mengandung hidrokarbon (benzatrasin
benzopirin) yang dikenal sebagai penyebab kanker pada paru-paru dan
kandung kemih.
c. Gas karbon monoksida
Gas karbon monoksida terbentuk ketika terjadi pembakaran
secara perlahan pada tembakau dan kertas rokok. Para dokter telah
membuktikan adanya kandungan gas beracun dengan kadar yang
banyak dalam tubuh perokok. Gas tersebut merupakan gas yang
mengurangi kemampuan sel-sel darah untuk mengangkut oksigen ,
sehingga menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam jaringan
tubuh. Gas inilah yang merusak jaringan tubuh, menghilangkan vitalitas
kelenjar, merusak selaput lender pada mulut,trakea,bronkus, dan
alveoli.
Fakta ilmiah membuktikan rokok menyebabkan kanker paru,
risiko penyakit kardiovaskuler, arterosklerosis, penyakit jantung
koroner. Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan : kelahiran
prematur, gangguan perkembangan posnatal dan fetal hyporexemia
23
melalui reduksi darah plasenta (Shiono at.al, 2007, Wang, Z.,
Patterson,C.M, dan Oldenburg, B.2000, Gilliant, at.al (1968) diunduh
dari jurnal Media Gizi Pangan, 2007.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mulyaningrum, S 2009
menyebutkan bahwa, perokok pasif lebih berbahaya terkena dampak
dari asap rokok yang tersebar di udara daripada perokok aktif. Karena
asap yang tersebar di udara, tidak melalui filter terlebih dahulu..
Bahaya merokok selama proses kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Wanita yang sedang hamil jika merokok akan lebih beresiko untuk
mengalami keguguran.
b. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan masalah kesehatan
utama bayi dan sang ibu, ketika sang ibu merokok akan
menyebabkan masalah pada nutrisi dan peredaran oksigen pada sang
jabang bayi.
c. Merokok selama kehamilan adalah salah satu penyebab kematian
bayi secara mendadak.
d. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan prematur dengan
berat badan yang sangat rendah, kemungkinan bayi akan sakit atau
bahkan meninggal.
e. Bayi yang lahir dari wanita yang merokok lebih beresiko untuk
terkena bibir sumbing atau bahkan penyakit jantung.
Wanita hamil yang terpapar asap rokok baik dari rekan kerja,
lingkungan atau anggota keluarganya bisa menimbulkan resiko
24
tertentu. Kondisi ibu hamil yang kena asap rokok tanpa disadari
sebenarnya berpengaruh terhadap kehamilan dan janin yang
dikandungnya. Senyawa kimia yang terdapat di dalam rokok bisa
masuk kedalam tubuh ibu hamil dan meracuni janin yang
dikandungnya. Dalam studi yang dilaporkan pada American
Association for Cancer Research di Washington menuturkan bahwa
senyawa yang masuk tersebut bisa menyebabkan kerusakan genetik
yang nantinya bisa menjadi awal bagi penyakit leukemia atau kanker
lain.
Peneliti dari University of Lousville menganalisa bahwa ada 3
karsinogen dari tembakau yang bisa masuk ke dalam tubuh ibu dan
bayinya yaitu benzo(a)pyrene, 4-aminobiphenil dan akrilonitril, selain
bisa menyebabkan kanker, ibu hamil yang terpapar asap rokok juga
bisa menimbulkan bahaya lain yaitu :
1. Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death)pada
bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi
tersebut lahir.
2. Beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah
yangmerupakan sumber nutrisi bagi bayi.
3. Asap rokok bisa meningkatkan risiko bayi meninggal akibat
mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan
dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok.
25
4. Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi
telinga dan memperlambat pertumbuhan paru-paru.
5. Asap rokok selama hamil bisa menyebabkan perubahan dalam struktur
DNA bayi yang nantinya dapat melemahkan system kekebalan tubuh.
6. Mengganggu pertumbuhan otak janin selama di dalam kandungan,
sert aberisiko mengalami keterbelakangan mental.
7. Sering terpapar asap rokok bias membuat bayi lahir premature yang
umumnya memiliki perkembangan organ tubuh yang belum
sempurna.
8. Meningkatkan risiko bayi lahir cacat seperti bibir sumbing akibat
adanya kelainan pada sperma sang ayah yang perokok.
9. Meningkatkan risiko bayi yang dikandung memiliki asma
10. Pengaruh asap rokok bias menyebabkan bayi mengalami penyakit
jantung bawaan hingga keguguran .
Badan Narkotika Nasional,2012 mengemukakan merokok dapat
berakibat buruk bagi kesehatan. Hal ini tidak dapat kita pungkiri lagi.
Banyak efek buruk yang diakibatkan oleh rokok baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kandungan zat-zat gizi di dalam rokok terbukti
berbahaya tidak hanya kepada pengguna rokok, tetapi juga kepada mereka
yang tidak menghisap rokok. Hal terburuk lain yang bisa berakibat fatal
adalah apabila seorang ibu hamil masih melanjutkan kebiasaan merokok
26
atau terpapar asap rokok, jika dibiarkan terus-menerus akan sangat buruk
pada kandungannya.
Beberapa efek yang mempengaruhi janin apabila sang ibu masih
tetap merokok atau menjadi perokok pasif :
1. Akan menyebabkan janin kekurangan oksigen, sehingga pertumbuhan
janin terhambat. Selain itu zat nikotin dan karbonmonoksida yang
terdapat pada asap rokok akan menyebabkan kelainan pada plasenta
2. Bayi berpotensi lahir dengan berat rendah. Selain itu perkembangan
fisik, emosi, intelektual akan lebih rendah dari bayi normal.
3. Meningkatkan risiko terjadinya cacat bawaan pada bayi, seperti bibir
sumbing
4. Ibu hamil yang merokok 50 % akan mempengaruhi bayi terkena
redartasi mental lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak merokok
5. Risiko kematian bayi medadak lebih besar karena fungsi pada paru
yang buruk
Rokok menyebabkan asam lambung naik kembali ke
kerongkongan atau refuks yang mencetuskan penyakit Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD) atau acid reflu. Rokok juga dapat merusak gusi
serta gigi geligi, maka umumnya tidak nafsu makan karena lambungnya
sudah terasa penuh dengan gas akibat hirupan asap rokok. Kondisi
hipoksia kronis pada seseorang perokok juga dapat mencetuskan
27
penurunan nafsu makan. Karena itu kita sering mendengar seseorang
perokok berhenti merokok berat badannya naik karena nafsu makannya
bertambah atau menjadi meningkat setelah berhenti merokok.
Menurut Brwown (2005) yang dikutip oleh Mulyaningrum,S asap
rokok membuat perokok tubuhnya kekurangan oksigen. Istilah medis
untuk kekurangan oksigen ini adalah hipoksia. Dalam jangka panjang
hipoksia bias merusak organ-organ tubuh. Udara yang kita hirup
seharusnya adalah udara yang segar. Tetapi saat kita merokok, udara
disekitar jadi tidak seimbang karena lebih banyak karbonnya (CO).
Akibatnya oksigen yang dihirup sedikit. Hipoksia juga dapat
mempengaruhi nafsu makan sehingga berat badan akan sulit bertambah.
Saat kekurangan oksigen, tubuh melakukan adaptasi dengan menginduksi
faktor molekuler penting, yakni Hypoxia Inducible-Ia (HIF-a). Molekul ini
ikut berpengaruh pada gen lapar, yakni leptin, sehingga nafsu makan
berkurang
28
E. Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
ASUPAN VITAMIN B1
ASUPAN Fe KEJADIAN KEK PADA
IBU HAMIL
ASUPAN VITAMIN C
ASUPAN ASAM FOLAT
KONSUMSI ROKOK
Asupan vit. c
Asupan Fe
Asupan vit. B1
Konsumsi rokok
Fe2+ Lemak
Karbohidrat Protein Energi
Kejadian KEK pada ibu hamil
Asam folat
29
G. Hipotesis
1. Ada hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Sukorejo 01 Kabupaten Kendal
2. Ada hubungan antara asupan vitamin C dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Sukorejo 01 Kabupaten Kendal
3. Ada hubungan antara asupan Fe dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
wilayah Puskesmas Sukorejo 01 Kabupaten Kendal
4. Ada hubungan antara asupan Asam folat dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Sukorejo 01 Kabupaten Kendal
5. Ada hubungan antara konsumsi rokok dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Sukorejo 01 Kabupaten Kendal.