BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf....

24
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 Pengertian Keluhan muskuloskeletal Menurut Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO) tahun 2007, Keluhan muskuloskeletal adalah serangkaian sakit pada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada otot. Keluhan musculoskeletal dapat terjadi walaupun gaya yang dikeluarkan ringan dan postur kerja yang memuaskan. Keluhan muskuloskeletal atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir (Merulalia, 2010). Musculoskeletal disorder adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluhan muskuloskeletal

2.1.1 Pengertian Keluhan muskuloskeletal

Menurut Occupational Health and Safety Council of Ontario

(OHSCO) tahun 2007, Keluhan muskuloskeletal adalah serangkaian sakit

pada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sehingga dapat menimbulkan

rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada otot. Keluhan musculoskeletal dapat

terjadi walaupun gaya yang dikeluarkan ringan dan postur kerja yang

memuaskan.

Keluhan muskuloskeletal atau gangguan otot rangka merupakan

kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan

discus invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot,

inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa

memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir (Merulalia, 2010).

Musculoskeletal disorder adalah gangguan pada bagian otot skeletal

yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan

terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

2

keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (Rizka, 2012).

Berdasarkan pada definisi yang telah diungkapkan dari beberapa

sumber, dapat disimpulkan bahwa musculoskeletal disorders (MSDs) adalah

serangkaian gangguan yang dirasakan pada bagian otot, tendon, saraf,

persendian yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan akibat dari

aktifitas yang berulang-ulang (repetitive) dalam jangka waktu yang lama.

2.1.2 Faktor Penyebab

Menurut Peter Vi (2004), faktor penyebab keluhan muskuloskeletal

antara lain:

1. Peregangan otot yang berlebihan (over exertion)

Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya dikeluhkan oleh

pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan yang besar,

seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, menahan beban yang

berat. Perawat melakukan aktivitas yang dikategorikan membutuhkan

tenaga yang besar, seperti mengangkat dan memindahkan pasien serta

merapikan tempat tidur (bed making). Mengangkat dan memindahkan

pasien dilakukan 5-20 pasien untuk setiap tugas bergilir yang khusus.

Saat bed making membungkuk dan mengharuskan untuk melakukan

peregangan saat memasang sprai ke tempat tidur (Sardewi, 2006).

2. Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus

menerus. Seperti mencangkul, membelah kayu, angkat-angkat dan

sebagainya. Perawat memiliki aktivitas yang dilakukan berulang-ulangs

seperti mengangkat dan memindahkan pasien, melakukan bed making,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

3

dan aktivitas kerja lainnya yang dilakukan setiap hari secara berulang-

ulang dan dalam waktu yang relative lama.

3. Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi

bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya

pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan

sebagainya. Perawat adalah tenaga medis yang 24 jam berada di dekat

pasien, kebutuhan dasar pasien harus diperhatikan oleh seorang perawat.

Tingginya aktivitas yang dilakukan perawat, sehingga perawat tidak

memperhatikan posisi tubuh yang baik saat melakukan tindakan.

Selain itu terdapat factor penyebab sekunder dari keluhan muskuloskeletal

yaitu:

a. Tekanan : Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak

secara berulang-ulang dapat menyebabkan nyeri yang menetap.

b. Getaran : Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan

kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran

darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya

timbul rasa nyeri otot.

c. Mikroklimat : Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan

kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga pergerakan pekerja

menjadi lamban, sulit bergerak disertai dengan menurunnya kekuatan

otot. Perbedaan besar suhu yang besar antara lingkungan dan suhu tubuh

akan mengakibatkan sebagian energi yang ada di dalam tubuh akan

diigunakan untuk beradaptasi dengan suhu lingkungan. Apabila hal ini

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

4

tidak diimbangi dengan asupan energi yang cukup, suplai energi di otot

akan menurun, terhambati proses metabolisme karbohidrat dan

terjadinya penimbunan asan laktat yang dapat menyebabkan nyeri otot.

Penyebab lain yang berperan dalam terjadinya keluhan muskuloskeletal

apabila dalam melakukan tugas perawat di hadapkan pada beberapa factor

risiko dalam waktu yang bersamaan, yaitu:

a. Umur : Keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu

pada usia 25-65 tahun. Keluhan biasanya akan mulai dirasakan pada usia

35 tahun dan akan semakin meningkat semakin bertambahnya usia. Hal

ini terjadi karena pada usia setengah baya, kekuatan dan ketahanan otot

akan meningkat (dryastiti, 2013).

b. Jenis Kelamin : Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko

keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot

wanita lebih rendah daripada pria. Prevalensi sebagian besar gangguan

tersebut meningkat dan lebih menonjol pada wanita dibandingkan pria

(3:1) sehingga daya tahan otot wanita untuk bekerja lebih rendah

dibandingkan pria.

c. Kebiasaan merokok : Semakin lama dan semakin tinggi tingkat frekuensi

merokok, semakin tinggi pula keluhan otot yang dirasakan. Kebiasaan

merokok dapat menurunkan kapasitas paru-paru sehingga kemampuan

untuk mengkosumsi oksigen menurun. Apabila perawat denga kebiasaan

merokok melakukan aktivitas kerja dengan beban kerja yang tinggi,

maka akan sangat mudak mengalami kelelahan otot.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

5

d. Kesegaran jasmani : Keluahan otot jarang terjadi pada perawat yang

memiliki waktu istirahat yang cukup, tetapi perawat memiliki system

kerja shift malam yang memungkinkan tidak mendapat waktu istirahat

yang cukup. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi

risiko terjadinya keluhan otot.

e. Kekuatan fisik : Secara fisiologis ada yang dilahirkan dengan struktur

otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih kuat dibandingkan dengan

yang lainnya. Apabila dengan kekuatan otot yang sama, perawat

diberikan beban kerja yang tinggi, maka cenderung perawat yang

memiliki kekuatan yang lebih rendah akan mengalami cidera otot.

f. Ukuran tubuh (antrometri) : Keluhan muskuloskeletal yang terkait

dengan ukuran tubuh lebih disebabkan oleh kondisi keseimbangan

struktur rangka di dalam menerima beban, baik beban berat tubuh

maupun beban tambahan.

2.1.3 Gejala

Gejala keluhan muskuloskeletal dapat menyerang secara cepat

maupun lambat (berangsur-angsur), menurut Kromer (1989), ada tiga tahap

terjadinya MSDs yang dapat diidentifikasi yaitu:

Tahap 1 : Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala

ini biasanya menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam).

Tidak berpengaruh pada kinerja. Efek ini dapat pulih setelah

istirahat;

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

6

Tahap 2 : Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah

bekerja. Tidak mungkin terganggu. Kadang-kadang

menyebabkan berkurangnya performa kerja;

Tahap 3 : Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika

bergerak secara repetitif. Tidur terganggu dan sulit untuk

melakukan pekerjaan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas

kerja.

2.1.4 Jenis Keluhan

Jenis-jenis keluhan Keluhan muskuloskeletal antara lain:

a. Sakit Leher : Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala

yang mengenai leher, peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher

miring atau kaku leher. Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah

pengguna yang menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti

menggambar dan mengarsip, serta pengguna dengan postur yang kaku;

b. Nyeri Punggung : Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan

untuk gejala nyeri punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal,

arthiritis, ataupun spasme otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan

oleh tegangan otot dan postur yang buruk saat menggunakan komputer;

c. Carpal Tunnel Syndrome : Merupakan kumpulan gejala yang mengenai

tangan dan pergelangan tangan yang diakibatkan iritasi dan nervus

medianus. Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas berulang yang

menyebabkan penekanan pada nervus medianus. Keadaan berulang ini

antara lain seperti mengetik, arthritis, fraktur pergelangan tangan yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

7

penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa saja yang

menyebabkan penekanan pada nervus medianus;

d. Thoracic Outlet Syndrome : Merupakan keadaan yang mempengaruhi

bahu, lengan, dan tangan yang ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan

mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi jika lima saraf utama dan dua

arteri yang meninggalkan leher tertekan. Thoracic outlet syndrome

disebabkan oleh gerakan berulang dengan lengan diatas atau maju

kedepan.

e. Tennis Elbow : Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon

ekstensor, tendon yang berasal dari siku lengan bawah dan berjalan

keluar ke pergelangan tangan. Tennis elbow disebabkan oleh gerakan

berulang dan tekanan pada tendon ekstensor.

f. Low Back Pain : Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada

daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan

posisi tubuh membungkuk ke depan maka akan terjadi penekanan pada

discus.Hal ini berhubungan dengan posisi duduk yang janggal, kursi

yang tidak ergonomis, dan peralatan lainnya yang tidak sesuai dengan

antopometri pekerja.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

8

2.1.5 Pengukuran Muskuloskeletal Disorders (Nordic Body Map)

Pengukuran muskuloskeletal disorders (Rizka, 2012): melalui NBM

dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan mulai dari rasa

tidak nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit.

Gambar 1. Kuisioner Nordic Body Map (Sumber: google.com, 2013)

Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran

subyektif untuk mengukur rasa sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic

Body Map merupakan salah satu bentuk kuisioner checklist ergonomi.

Kuisioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering

digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

9

sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. Pengisian kuisioner Nordic Body

Map ini bertujuan untuk mengetahui bagian tubuh dari pekerja yang terasa

sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada stasiun kerja. Survei

ini menggunakan banyak pilihan jawaban yang terdiri dari dua bagian yaitu

bagian umum dan terperinci. Bagian umum menggunakan bagian tubuh

yaitu yang dilihat dari bagian depan dan belakang. Responden yang mengisi

kuisioner diminta untuk memberikan tanda ada tidaknya gangguan pada

bagian area tubuh tersebut.

Nordic Body Map memiliki 28 pertanyaan tentang tingkat keluhan

muskuloskeletal dari leher hingga ujung kaki. Masing-masing sisi tubuh kiri

dan kanan memiliki pertanyaan yang berbeda, sehingga seluruh tubuh yang

nyeri akan dinilai dengan cermat. Pada NBM terdapat empat rentang skor

yaitu skor satu untuk tidak sakit, skor dua untuk agak sakit, skor tiga untuk

sakit dan skor empat untuk sangat sakit. Setelah kuesioner diisi, skor dari

masing-masing pertanyaan akan diakumulasi untuk mengetahui tingkatan

keluhan musculoskeletal yang diderita (Dryastiti, 2013).

2.2 Stretching

2.2.1 Pengertian Stretching

Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-

otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

10

kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi

(Wiguna, 2012).

Stretching adalah peregangan otot yang diperlukan dan digunakan

baik untuk orang sehat atau sakit untuk mengulur, melenturkan atau

menambah fleksibilitas otot-otot yang dianggap bermasalah (Dewi, 2011).

Jadi dapat disimpulkan bahwa stretching merupakan bentuk dari

penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan yang

diperlukan dan digunakan baik untuk orang sehat atau sakit untuk mengulur,

melenturkan atau menambah fleksibilitas otot-otot yang dianggap

bermasalah sehingga ketegangan otot menjadi berkurang, tubuh terasa lebih

relaks, memperluas rentang gerak, menambah rasa nyaman, dan membantu

mencegah cedera.

Stretching atau peregangan, ketegangan otot menjadi berkurang,

tubuh terasa lebih relaks, memperluas rentang gerak, menambah rasa

nyaman, dan membantu mencegah cedera (Anderson, 2008;14).

Menurut Alter, 2003 yang dikutip dalam Santi, 2012 bahwa

peregangan otot merupakan suatu usaha untuk memperpanjang otot

beristirahat (relaksasi). Sehingga dengan adanya peregangan ini kelenturan

(fleksibilitas) menjadi meningkat. Kelenturan (fleksibilitas) adalah

kemampuan untuk menggerakkan otot beserta persendian pada seluruh

daerah pergerakan. Kurangnya kelenturan pada tubuh dapat menyebabkan

mekanisme tubuh tidak seimbang. Fleksibilitas yang berkurang pada bahu

dan punggung atas dapat menyebabkan tulang punggung melengkung keluar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

11

atau membungkuk dan dapat mengurangi kapasitas pernapasan. Otot yang

rapat pada pinggul, bagian belakang kaki, dan punggung bawah dapat

memutar pinggul ke depan menimbulkan rasa sakit yang kuat pada

punggung bawah, bokong dan tungkai atas.

2.2.2 Jenis-jenis

1. Peregangan aktif : Peregangan aktif (active stretching) dilakukan dengan

menggunakan otot-otot anda tanpa mendapatkan bantuan dari kekuatan

eksternal. Satu contoh peregangan aktif ini: Berdiri tegak lurus dan

secara perlahan-lahan mengangkat salah satu kaki ke arah sudut 45

derajat. Peregangan aktif ini penting karena akan membangun kelenturan

otot secara aktif, yang mana telah diketahui memiliki korelasi yang lebih

tinggi dengan prestasi olahraga dibandingkan peregangan pasif.

Kelemahan-kelemahan utama dari peregangan aktif ini adalah bahwa

peregangan ini dapat menginisiasi stretch reflex, serta mungkin saja

peregangan ini menjadi tidak efektif dikarenakan adanya gangguan-

gangguan tertentu pada tubuh anda dan juga adanya cedera seperti

keseleo yang akut, peradangan atau patah tulang (retak tulang).

2. Peregangan Dinamis : Peregangan dinamis adalah gerakan peregangan

yang dilakukan dengan melibatkan otot-otot dan persendian, gerakan

peregangan ini dilakukan secara perlahan dan terkontrol dengan pangkal

gerakannya adalah pangkal persendian. Kunci dan penekanan pada

peregangan ini adalah pada cara garakannya yang dilakukan secara

perlahan dan terkontrol tersebut. Adapun yang dimaksud dengan gerakan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

12

perlahan, yaitu dilakukan dengan cara yang halus dan tidak menghentak-

hentak. Sedangkan gerakan yang terkontrol, artinya gerakan yang

dilakukan hingga mencapai seluas ruang gerak dari persendian yang

dikenai latihan. Sasaran peregangan dinamis adalah untuk memelihara

dan meningkatkan kelentukan persendian, tendon, ligament dan otot.

Adapun perbedaan yang terjadi antara peregangan statis dan dinamis,

terutama pada saat melakukan gerakannya dan sasaran yang dikenai

dalam latihan. Gerakan pada peregangan statis setelah mencapai rasa

nyeri (tidak nyaman) dipertahankan dalam beberapa waktu, sedangkan

pada peregangan dinamis adalah sebaliknya. Yaitu diregang-regangkan

sacara aktif seluas ruang gerak persendian yang dilatihkan. Sasaran pada

peregangan statis adalah kelenturan (elastisitas otot), sedangkan

peregangan dinamis adalah kelentukan persendian.

3. Peregangan pasif : Peregangan pasif (passive stretching) merupakan

suatu tehnik peregangan di mana anda dalam keadaan rileks dan tanpa

mengadakan kontribusi pada daerah gerakan. Malahan, kekuatan

(tenaga) eksternal dapat dibangkitkan oleh alat baik dengan cara manual

maupun mekanis. Di antara manfaat yang dapat diperoleh dari

peregangan pasisf tersebut adalah:

a. Tehnik ini efektif apabila otot agonist (yaitu otot utama yang

berperan dalam gerakan yang terjadi) dalam kondisi yang terlalu

lemah untuk menerima respon gerakan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

13

b. Tehnik ini efektif apabila percobaan-percobaan tidak berhasil untuk

menghalangi otot-otot yang ketat (otot-otot antagonis).

c. Arah lamanya waktu melakukan peregangan dan intensitasnya dapat

diukur.

d. Dapat memajukan kekompakan tim bilamana peregangan tersebut

dilakukan bersama-sama dengan atlet lainnya.

Kelemahan utama dari peregangan pasif adalah risiko adanya rasa sakit

maupun mengalami luka-luka (cidera) yanglebih besar, apabila teman

anda mempergunakan tenaga eksternal secara tidak tepat. Selanjutnya,

tehnik ini dapat menimbulkan adanya stretch reflex, apabila pergangan

tersebut dilakukan dengan cepat, serta meningkatnya kemungkinan

terjadi cidera (luka) karena adanya perbedaan yang lebih besar di antara

daerah peregangan aktif dan pasif. Tetapi pemakaian tehnik ini dapat

juga membangun kelenturan aktif anda.

4. Peregangan Statis : Peregangan statis adalah gerakan peregangan pada

otot-otot yang dilakukan perlahan-lahan hingga terjadi ketegangan dan

mencapai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada otot tersebut. Untuk

selanjutnya posisi pada rasa tidak nyaman tersebut dipertahankan untuk

beberapa saat. Adapun lama waktu menahan posisi tidak nyaman

tersebut 20-25 detik. Sasaran peregangan statis adalah untuk

meningkatkan dan memelihara kelenturan (elastisitas otot yang

direngangkan).

Langkah-langkah peregangan statis:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

14

a) Regangkan otot secara perlahan-lahan tanpa kejutan

b) Segera terasa regangan pada otot, berhentilah sebentar

kemudian lanjutkan sampai agak sakit, berhenti lagi, lanjutkan

regangan sampai sedikit melewati titik/limit rasa saki. Bukan

sampai terasa sakit/ekstrim

c) Pertahankan sikap terakhir ini selama 20-25 detik

d) Seluruh anggota tubuh rileks terutama otot-otot antagonisnya

(yang diregangkan), agar gerak sendi mampu untuk meregang

lebih luas

e) Bernafaslah terus, jangan menahan nafas

f) Selesai mempertahankan sikap statis selama 20-25 detik

kembalilah ke sikap sempurna secara perlahan-lahan, tidak

melakukan gerakan secara tiba-tiba, agar ototnya tidak

berkontraksi.

2.2.3 Manfaat dan cara/prosedur

Peregangan adalah aktivitas fisik yang paling sederhana. Ia adalah

penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif bergerak dalam

waktu lama. Peregangan teratur di sela-sela pekerjaan akan:

1. Mengurangi ketegangan otot

2. Memperbaiki peredaran darah

3. Mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, dan kelelahan

4. Memperbaiki kewaspadaan mental

5. Mengurangi risiko cidera

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

15

6. Membuat pekerjaaan lebih mudah

7. Memadukan pikiran ke dalam tubuh

8. Membuat merasa lebih baik

(Anderson, 2010)

Cara melakukan peregangan yang tepat:

1. Bernapas dengan ringan

2. Santai, tenang, dan nyaman

3. Menyesuaikan dengan tubuh anda

4. Fokus pada otot dan sendi yang sedang diregangkan

5. Rasakan gerakan peregangan

6. Diarahkan oleh kenikmatan peregangan

7. Tanpa paksaan

8. Tanpa rasa sakit

2.2.4 Fase peregangan

Ada dua fase untuk tiap-tiap peregangan: peregangan ringan dan

peregangan lanjutan. Mereka dilakukan secara berurutan. (Anderson,

2010)

1. Peregangan Ringan : Melakukan peregangan sampai merasa ketegangan

yang agak ringan dan tahan selama 5-10 detik. Santailah. Ketika anda

menahan posisi itu, ketegangan akan berkurang. Jika tidak berkurang,

ubah perlahan ke peregangan yang lebih menyamankan. Peregangan

ringan menjaga fleksibilitas , melemaskan otot dan mengencangkan otot

serta mengurangi ketegangan urat.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

16

2. Peregangan Lanjutan : Kini, gerakan sedikit lebih dalam sampai

merasakan ketegangan ringan. Tahan selama 5-10 detik. Ingat, anda

semestinya merasakan ketegangan berkurang atau tetap. Jika ketegangan

meningkat menjadi rasa sakit itu artinya anda sedang melakukan

peregangan yang berlebihan, sebaiknya kembali ke peregangan yang

lebih menyamankan. Peregangan lanjutan lebih jauh akan mengurangi

ketegangan dan meningkatkan kelenturan.

2.2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Selalu melakukan peregangan dalam batas yang membuat anda nyaman,

jangan sampai pada titik sakit

2. Bernapaslah secara berlahan dan teratur (di bawah kendali), jangan tahan

napas

3. Nikmati waktu saat stretching. Peregangan lembut dan tahan lama

mengurangi ketegangan dan kekencangan otot yang tidak diinginkan

4. Jangan membandingkan diri dengan orang lain. Kita semua berbeda.

Perbandingan akan membawa pada peregangan berlebihan.

5. Jika anda melakukan peregangan secara benar, ketegangan akan terasa

mereda ketika anda menahan posisi itu

6. Peregangan apa pun yang meningkat intensitasnya atau menghasilkan

rasa sakit menunjukkan bahwa anda sedang melakukan peregangan yang

berlebihan-peregangan drastis

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

17

2.2.6 Pelaksanaan Stretching Untuk Keluhan Muskuloskeletal

Perawat mengandalkan tubuh mereka untuk melakukan sejumlah

beban tugas pada saat itu juga. Itulah sebabnya stretching bagi perawat

sangat penting untuk bertahan hidup kerja keras seharian. Seorang perawat

mungkin mengalami duduk atau berdiri untuk jangka waktu yang lama dan

kemudian tiba-tiba diminta untuk memindahkan pasien. Seorang atlet dapat

berada di luar dalam cuaca dingin atau duduk atau berdiri di sela-sela

menunggu kesempatan mereka, ketika tiba-tiba mereka diminta untuk

melakukan. Kedua perawat dan atlet harus mengambil tubuh mereka dari

posisi stagnan kaku atau dingin, ke dalam tindakan. Seringkali, hasilnya

adalah cidera (Trunkes, 2013).

Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam melakukan stretching

(Dewi, 2011) :

1. Stretching No 1: Hand Stretching Stretching

Genggam jari jari anda dengan keras tahan selama 6 detik dan lepas.

Ulangi selama 5-10 kali. Stretching ini berguna untuk relaksasi otot otot

jari jemari dan lengan bawah anda. Otot-otot yang terlibat merupakan

otot-otot jari, otot-otot pergelangan tangan dan otot-otot lengan bawah

anda.

2. Stretching No 2 : Facial Stretching

Stretching ini dikerjakan dengan mengucapkan huruf A, I, U, E, O

dengan penekanan pada pengucapan, tahan selama enam detik dan lepas.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

18

Dilakukan Selama 5-10 kali. Stretching ini berguna untuk relaksasi otot-

otot disekitar wajah, pipi, dagu, rahang, bibir dan kening.

3. Stretching No 3: Shoulder Shrugging

Stretching ini dilakukan dengan mengangkat kedua bahu atau pundak

anda pelan-pelan ke arah atas, dengan posisi postur tegak duduk, tahan

selama enam detik dan lepaskan pelan-pelan, ulangi 5-10 kali stretching

ini berguna untuk relaksasi dan mengulur otot-otot sekitar leher, bahu

bagian atas dan punggung atas (belikat). Sangat berguna sekali bagi

pekerja yang duduk dengan durasi lama, seperti rapat.

4. Stretching No 4 : Shoulder Retraction

Stretching ini dilakukan dengan kedua tangan memegang kepala bagian

belakang, pelan-pelan gerakan lengan ke arah belakang sehingga bagian

kedua belikat saling mendekat di tahan selama enam detik dan lepaskan

pelan-pelan, ulangi 5-10 kali. Gerakan ini berguna untuk meregangkan

otot-otot punggung atas terutama kelompok otot-otot daerah tulang

belikat.

5. Stretching No 5: Neck Side Bending

Stretching ini dilakukan dengan kedua lengan disamping, lalu gerakan

leher ke salah satu sisi kanan atau kiri perlahan-lahan sampai gerakan

tersebut maksimum atau tidak timbul gerakan lagi. Gerakan tersebut

ditahan selama enam detik ulangi selama 5-10 kali. Gerakan ini berguna

untuk meregangkan otot-otot leher bagian samping luar dan otot-otot

bahu.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

19

6. Stretching No 6 : Neck Rotation

Stretching ini dilakukan dengan kedua lengan disamping tubuh, lalu

gerakan leher dengan memutar leher ke bagian kanan atau kiri perlahan-

lahan sampai gerakan tersebut maksimum atau tidak ada gerakan lagi,

tahan gerakan tersebut sampai enam detik dan ulangi selama 5-10 kali.

Gerakan ini berguna untuk meregangkan otot-otot leher samping.

7. Stretching No 7: Neck Flexion

Stretching ini dilakukan dengan posisi tubuh tegak, lengan disamping

kanan dan kiri, gerakan leher menekuk kebawah sampai maksimum

sampai terasa tarikan otot otot leher, tahan sampai 6 detik dan ulangi 5-

10 kali. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan otot-otot leher bagian

tengah atau pas ditengkuk.

8. Stretching No 8 : Shoulder Adduction

Stretching ini dilakukan dengan posisi lengan atas pada posisi 900,

setelah itu rapatkan lengan atas ketubuh pelan-pelan lalu tekuk siku anda

pelahan lahan juga menyesuaikan dengan posisi lengan yang menekuk,

sampai terasa adanya tarikan pada otot-otot bahu bagian samping, tahan

selama 6 detik lalu lepaskan perlahan-lahan, ulangi 5-10 kali.

9. Stretching No 9: Shoulder Half Flexion bilateral

Stretching ini dilakukan dengan keduaa tangan saling menggenggam,

lalu gerakkan kedua tangan tersebut keatas sampai sejajar dengan muka,

lalu putar bagian tangan dari mengepal keduanya menjadi terbuka

keduanya dengan memutar tangan tersebut, tahan selama enam detik

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

20

ulangi 5-10 kali. Stretching ini melibatkan otot-otot lengan atas dan

bawah sampai tangan.

10. Stretching No 10 : Shoulder Full Flexion bilateral

Stretching ini hampir sama dengan stretching shoulder half stretching

bilateral hanyan saja gerakan bahu ditambah sampai diatas kepala tahan

sampai enam detik ulangi 5-10 kali. Stretching ini berfungsi mengulur

otot-otot seluruh lengan.

11. Stretching No 11 : Shoulder Lateral Bending

Stretching ini dilakukan dengan kedua tangan kebelakang, salah satu

tangan memegang siku lengan lainnya, setelah itu tarik perlahan-lahan

sampai adanya tarikan pada bagian bawah samping bahu anda, tahan

smapai enam detik dan ulangi 5-10 kali. Stretching ini berfungsi

meregangkan otot tricep.

12. Stretching No.12 : Hip Stretching

Stretching ini dilakukan bisa dilakukan pada posisi duduk ataupun

berdiri. Untuk posisi duduk,diusahakan duduk dengan tegap dan posisi

lutut diusahakan 90 derajat. Angkat tungkai bawah anda dengan

menekuk lutut, dekatkan ke bagian dada anda, tahan sampai enam detik

ulangi 5-10 kali. Stretching ini berfungsi meregangkan otot bagian paha

bawah dan otot bokong.

13. Stretching No.13 : Illio Tibial Stretch

Stretching ini dilakukan dengan posisi duduk tegap, satu tungkai melipat

ke tungkai sebelahnya, dengan tangan memegang lutut pada tungkai

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

21

yang berlawanan, tarik lutut tersebut dan leher menengok ke sisi yang

berlawanan pada tungkai yang ditarik tahan enam detik dan ulangi 5-10

kali. Stretching ini berfungsi untuk otot otot sisi samping luar paha anda.

14. Stretching No 14 : Calf Stretching

Stretching ini dilakukan pada posisi berdiri. Dengan salah satu sisi

tungkai pada bagian lututnya menekuk dan yang satu tungkainya lagi

lurus kebelakang, dan telapak kaki sisi tungkai yang lurus kebelakang

menapak dengan lurus kedepan, anda akan merasakan tarikan pada sisi

otot-otot betis anda tahan sampai enam detik dan ulangi 5-10 kali.

Stretching ini berfungsi meregangkan otot-otot pada betis anda.

Stretching ini dilakukan bisa pada posisi duduk atau berdiri. Dengan

duduk atau berdiri posisi badan tegap, kedua lengan pada posisi

kebelakang dengan saling menggenggam. Setelah itu puter balik telapak

tangan anda sekaligus lalu dorong kebawah hingga seluruh bagian dalam

lengan anda terasa tertarik tahan hingga enam detik ulangi 5-10 kali.

Stretching ini berfungsi untuk otot-otot pada lengan bawah dan atas

anda.

2.3 Stretching mempengaruhi keluhan muskuloskeletal

Stretching adalah merupakan suatu bentuk latihan yang dilakukan

dengan tujuan mengulurkan otot agar dapat lebih rileks (Carolyn dkk, 1990).

Stretching memiliki prinsip fisiologis yang mempengaruhi otot, antara lain:

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

22

1. Respon mekanik : respon mekanikal otot terhadap peregangan

tergantung pada myofibril dan sarkomer otot. Setiap serabut otot

tersusun dari beberapa serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas

beberapa myofibril. Myofibril tersusun dari beberapa sarkomer otot yang

terletal sejajar dengan serabut otot. Sarkomer merupakan unit kontraktil

dari myofibril dan terdiri atas filament aktin dan myosin yang saling

overlapping. Sarkomer memberikan kemampuan pada otot untuk

berkontaksi dan rileksasi serta mempunya kemampuan elastisitas jika

diregangkan. Ketika otot diberikan stertching maka pemanjangan awal

terjadi pada sarkomer dan tension meningkat secara drastic, kemudian

saar gaya regangan dilepaskan maka setiap sarkomer akan kembali ke

posisi resting lengtht. Kecenderungan otot kembali ke posisi resting

lengtht setelah peregangan disebut elastis.

2. Respon Neurofisiologi : tergantung pada muscle spindle dan golgi

tendon. Muscle spindle merupakan organ sensorik utama dan tersusun

dari organ intrafusal yang terletak paralele dengan serabut ektrafusal.

Muscle spindle berfungsi untuk memonitor kecepatan dan durasi

regangan serta rasa terhadap perubahan panjang otot. Pada muscle

spindle terdapat saraf afferent primer tipe Ia dan sekunder tipe II dan

bersinaps dengan alpha dan gamma motor neuron secara berurutan dan

memfasilitsai kontraksi serabut extrafusal dan intrafusal. Golgi tendon

dan musculotendineus junction membungkus kedua ujung serabut

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

23

extrafusal dan intrafusal dan sangat sensitive terhadap peregangan baik

secara pasif maupun aktif.

Peregangan dapat menyebabkan peningkatan range of motion

(ROM) sebesar 17% dan berkurangnya kekakuan musculotendinous unit

(MTU) sebanyak 47% pada penelitian pada delapan orang subjek pria yang

melakukan peregangan pasif selama satu menit. Hal ini disebabkan oleh

perubahan sifat dari jaringan ikat pada otot (Morse, 2008).

Otot rangka berkontraksi bila ada rangsangan, energi kontraksi

dipenuhi dari pemecahan adrenosin tripospat (ATP) dan kegiatan kalsium,

serabut-serabut saraf yang cukup beroksigen berkontraksi dengan penuh

kekuatan dibandingkan dengan oksigen yang kurang. Gerakan terjadi akibat

dari otot menarik tulang yang berfungsi sebagai tungkai dan persendian

bekerja sebagai engsel-engsel, otot-otot rangka banyak berisi vaskuler

(Barbara,1998).

Ketika terjadi penegangan pada otot-otot akibat kegiatan yang

berlebihan dan dilakukan secara terus-menerus maka nadi akan tertekan.

Peredaran darah ke jaringan akan terhambat termasuk transportasi oksigen

dan nutrisi, sehingga akan terjadi mekanisme anaerob yang menghasilkan

asam laktat. Penimbunan asam laktat ini akan menyebabkan keletihan otot

yang menjadi salah satu musculoskeletal disorders. (Wolf, dkk, 1984)

Latihan peregangan adalah suatu bentuk latihan yang merangsang

kerja otot rangka (striated atau otot lurik) yang terdapat pada system skelet

yang memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur tubuh

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluhan muskuloskeletal 2.1.1 ... 2.pdfpada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

24

dan menghasilkan panas. Sehingga diharapkan peredaran darah menjadi baik

dan transportasi oksigen dan nutrisi menjadi adekuat.

Otot dilindungi oleh mekanisme yang disebut reflex regangan. Setiap

kali melakukan peregangan serabut otot akan jauh, reflek saraf akan

merespon dengan mengirim sinyal ke otot agar berkontraksi, ini akan

melindungi otot dari cidera. (Anderson, 2008: hal 15).

Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya

adalah panjang dari serabut otot (myofibril) sebelum kontraksi dan

peregangan dapat menurunkan ketegangan dari tendon sehingga

menyebabkan compliance otot meningkat sehingga relatif lebih pendek

daripada tidak dilakukan peregangan (Kubo, 2001).

Latihan fisik dapat mempertahakan fleksibilitas sendi-sendi,

memperbaiki atau meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki daya tahan

otot (muscle endurance) serta memperbaiki “Cardio Pulmonary

Endurance” dan latihan fisik yang berupa stretching dapat meningkatkan

kelenturan otot, memperlancar vaskularisasi serta mengurangi spasme

(Depkes Ri, 1996 dikutip dalam Santi, 2012)