BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital...

23
LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI 2.1.1 Sunda Istilah Sunda digunakan dalam dua kriteria, yang pertama digunakan dalam konotasi manusia atau sekolompok manusia. Sedangkan kriteria yang kedua adalah dalam lingkungan sosial budaya. Menurut kriteria yang pertama orang Sunda adalah orang yang mengakui dirinya dan diakui orang lain sebagai orang Sunda 1 . Didalam definisi tersebut tercakup kriteria berdasarkan keturunan dan berdasarkan sosial budaya. Menurut kriteria kedua, pengertian orang Sunda adalah orang atau sekelompok orang yang dibesarkan dalam lingkungan sosial-budaya sunda, didalam hidupnya tersebut dia menghayati serta menggunakan norma-norma dan nilai-nilai budaya Sunda. Dalam hal ini tempat tinggal, kehidupan sosial – budaya dan tingkal laku penduduknya yang dianggap penting Sunda merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang terletak di alam Priangan yang mendiami sebagian besar wilayah Jawa Barat. Berdasarkan sejarah perkembangan kebudayaan Sunda dibagi kedalam empat periode, yaitu : 1. Zaman Prasejarah (500.000 SM) Pada zaman ini ditemukan fosil kapak genggam di Pargi (Ciamis) dan di Jampang (Sukabumi), flakes dan microlith di sekitar Dago (Bandung). Hal ini merupakan bukti adanya peradaban manusia. Kepercayaan yang dianut adalah animisme dan dinamisme. 2. Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, 130 -1700 M) Disebut zaman klasik karena banyak menyumbangkan kebudayaan Hindu – Budha klasik. Adanya kesenian, sistem kerajaan, adat istiadat dan kepercayaan baru. 1 (Warnaen et.al, 1987 : 1)

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI

2.1.1 Sunda

Istilah Sunda digunakan dalam dua kriteria, yang pertama digunakan dalam

konotasi manusia atau sekolompok manusia. Sedangkan kriteria yang kedua adalah

dalam lingkungan sosial budaya. Menurut kriteria yang pertama orang Sunda adalah

orang yang mengakui dirinya dan diakui orang lain sebagai orang Sunda1. Didalam

definisi tersebut tercakup kriteria berdasarkan keturunan dan berdasarkan sosial budaya.

Menurut kriteria kedua, pengertian orang Sunda adalah orang atau sekelompok orang

yang dibesarkan dalam lingkungan sosial-budaya sunda, didalam hidupnya tersebut dia

menghayati serta menggunakan norma-norma dan nilai-nilai budaya Sunda. Dalam hal

ini tempat tinggal, kehidupan sosial – budaya dan tingkal laku penduduknya yang

dianggap penting

Sunda merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang terletak di alam

Priangan yang mendiami sebagian besar wilayah Jawa Barat.

Berdasarkan sejarah perkembangan kebudayaan Sunda dibagi kedalam empat periode,

yaitu :

1. Zaman Prasejarah (500.000 SM)

Pada zaman ini ditemukan fosil kapak genggam di Pargi (Ciamis) dan di

Jampang (Sukabumi), flakes dan microlith di sekitar Dago (Bandung). Hal ini

merupakan bukti adanya peradaban manusia. Kepercayaan yang dianut adalah

animisme dan dinamisme.

2. Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, 130 -1700 M)

Disebut zaman klasik karena banyak menyumbangkan kebudayaan Hindu –

Budha klasik. Adanya kesenian, sistem kerajaan, adat istiadat dan

kepercayaan baru.

1 (Warnaen et.al, 1987 : 1)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

16

3. Zaman Madya (kontak dengan islam abad 15 M)

Dimulai dengan dikirimkannya pasukan demak untuk menyerang Batavia

yang dipimpin oleh Fatahillah. Sejalan dengan itu terbentuklah dua kerajaan

Islam yaitu Kasultanan Cirebon dan Banten. Kepercayaan pada zaman klasik

masih dipakai dalam berbagai upacara adat yang bernapaskan Islam.

4. Zaman Modern (kontak dengan Barat, setelah PD II)

Kebudayaan Sunda atau Jawa Barat telah dipengaruhi oleh kebudayaan

Bangsa Barat sejalan dengan adanya penjajahan Belanda, Jepang dan

perkembangan era globalisasi. Perkembangan tersebut berpengaruh terhadap

berbagai bidang, diantaranya seni teater tradisional Sunda (Longser) yang

pada umumnya mengarah pada kesenian populer. 2

2.1.2 Kebudayaan Sunda

Istilah Sunda kemungkinan berasal dari bahasa Sansekerta yakni sund atau

suddha yang berarti bersinar, terang, atau putih. Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan

bahasa Bali dikenal juga istilah sunda dalam pengertian yang sama yakni bersih, suci,

murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, dan waspada.

Menurut R.W. van Bemmelen seperti dikutip Edi S. Ekadjati, istilah sunda adalah

sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India

Timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Dataran sunda dikelilingi oleh

sistem Gunung sunda yang melingkar (Circum- sunda Mountain System) yang

panjangnya sekira 7.000 km. Dataran sunda itu terdiri atas dua bagian utama, yaitu

bagian Utara yang meliputi Kepulauan Filipina dan pulau-pulau karang sepanjang

LautanFasifik bagian Barat serta bagian Selatan hingga Lembah Brahmaputra di Assam

(India). Dengan demikian, bagian Selatan dataran sunda itu dibentuk oleh kawasan mulai

Pulau Banda di timur, terus ke arah barat melalui pulau-pulau di kepulauan sunda Kecil

2 (Pendidikan Kebudayaan Sunda untuk SMA, Depdikbud 1986)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

17

(the lesser sunda island), Jawa, Sumatra, Kepulauan Andaman, dan Nikobar sampai

Arakan Yoma di Birma. Selanjutnya, dataran ini bersambung dengan kawasan Sistem

Gunung Himalaya di Barat dan dataran Sahul di Timur.

Dalam buku-buku ilmu bumi dikenal pula istilah sunda Besar dan sunda Kecil.

sunda Besar adalah himpunan pulau yang berukuran besar, yaitu Sumatra, Jawa, Madura,

dan Kalimantan, sedangkan sunda Kecil adalah pulau-pulau yang berukuran kecil yang

kini termasuk kedalam Provinsi Bali, Nusa Tenggara, dan Timor.

Dalam perkembangannya, istilah sunda digunakan juga dalam konotasi manusia

atau sekelompok manusia, yaitu dengan sebutan urang sunda (orang sunda). Di dalam

definisi tersebut tercakup kriteria berdasarkan keturunan (hubungan darah) dan

berdasarkan sosial budaya sekaligus.

Menurut kriteria pertama, seseorang bisa disebut orang, sunda jika orang tuanya,

baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu ataupun keduanya, orang sunda, di mana pun

ia atau mereka berada dan dibesarkan.

Menurut kriteria kedua, orang sunda adalah orang yang dibesarkan dalam

lingkungan sosial budaya sunda dan dalam hidupnya menghayati serta mempergunakan

norma-norma dan nilai-nilai budaya sunda. Dalam hal ini tempat tinggal, kehidupan

sosial budaya dan sikap orangnya yang dianggap penting. Bisa saja seseorang yang orang

tuanya atau leluhurnya orang sunda, menjadi bukan orang sunda karena ia atau mereka

tidak mengenal, menghayati, dan mempergunakan norma-norma dan nilai- nilai sosial

budaya sunda dalam hidupnya.

Dalam konteks ini, istilah, sunda juga dikaitkan secara erat dengan pengertian

kebudayaan. Bahwa ada yang dinamakan Kebudayaan sunda, yaitu kebudayaan yang

hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan orang sunda yang pada umumnya

berdomosili di Tanah sunda. Dalam tata kehidupan sosial budaya Indonesia digolongkan

ke dalam kebudayaan daerah. Di samping memiliki persamaan-persamaan dengan

kebudayaan daerah lain di Indonesia, kebudayaan sunda memiliki ciri-ciri khas tersendiri

yang membedakannya dari kebudayaan lain.

Secara umum, masyarakat Jawa Barat atau Tatar sunda, sering dikenal dengan

masyarakat yang memiliki budaya religius. Kecenderungan ini tampak sebagaimana

dalam pameo "silih asih, silih asah, dan silih asuh" (saling mengasihi, saling

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

18

mempertajam diri, dan saling memelihara dan melindungi). Di samping itu, sunda juga

memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kesopanan (handap asor), rendah hati

terhadap sesama; penghormatan kepada orang tua atau kepada orang yang lebih tua, serta

menyayangi orang yang lebih kecil (hormat ka nu luhur, nyaah ka nu leutik); membantu

orang lain yang membutuhkan dan yang dalam kesusahan (nulung ka nu butuh nalang ka

nu susah), dsb.

Bahwa budaya sunda adalah budaya religius, itu merupakan konsekuensi logis

dari pandangan hidupnya yang mendasarkan pada ajaran agama, yakni Islam. Dalam

perspektif ilmu-ilmu sosial agama adalah sebuah sistem nilai yang memberikan sejumlah

konsep mengenai konstruksi realitas yang berperan besar dalam menjelaskan struktur tata

normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia sekitar. Dalam

konteks inilah, agama memiliki signifikansinya dalam pengembangan, pembentukan,

pengisian, dan pengayaan budaya.

Kebudayaan sunda adalah semua sistem gagasan, aktivitas dan hasil karya

manusia sunda yang terwujud sebagai hasil interaksi terus-menerus antara manusia sunda

sebagai pelaku dan latar tempat ia hidup, dalam rentang waktu yang panjang dan suasana

yang bermacam-macam. kebudayaan sunda adalah milik masyarakat sunda yang

diperoleh dari hasil proses adaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang

terus-menerus dalam jangka waktu yang sangat lama.

Kebudayaan sunda adalah sumber kerangka acuan masyarakat sunda ketika

mereka berhadapan dengan berbagai perubahan. Suatu perubahan itu ditolak atau

diterima oleh masyarakat bergantung sejauh mana perubahan itu bias diterima oleh

kebudayaannya. Oleh karena itu, suatu perubahan yang akan dilakukan terhadap

masyarakat sunda mestilah mempertimbangkan aspek tradisi dan kebudayaan masyarakat

sunda itu sendiri. Ketika suatu perubahan yang berasal dari suatu unsur kebudayaan asing

terlalu berbeda jauh dengan kebudayaan sunda, perubahan itu akan sangat lama diterima

untuk menjadi bagian dari kebudayaan sunda.

Pertama-tama perubahan itu akan ditolak karena dianggap kontra budaya atau

unsur budaya yang berlainan, tapi lambat laun perubahan itu sedikit demi sedikit akan

diterima menjadi subbudaya dan dalam waktu yang relatif lama, akan diterima menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan sunda.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

19

(Guru Besar Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung)

2.1.3 Unsur – unsur Kebudayaan Sunda

Kebudayaan Sunda pada saat ini sudah digolongkan menjadi kebudayaan daerah

atau suku bangsa tersendiri yang memiliki beberapa kesamaan dengan kebudayaan

daerah lain di Indonesia, namun tetap memiliki identitas tersendiri yang membedakannya

dari kebudayaan daerah lain. Kebudayaan Sunda bertitik tolak pada kebudayaan desa

sebagaimana daerah-daerah lain di bumi indonesia, sehingga tercipta ungkapan ”ciri

sabumi, cara sadesa”. Perkampungan (desa) orang sunda memiliki pola rumah yang

terletak berhimpitan, dua deret saling berhadapan dan letak rumah mereka pada

umumnya mengelompok. Sedangkan pertanian dan tanah perkebunan terletak di luar

batas kampung mereka.

Ir. Anwas Adiwilaga melukiskan gambaran tentang pola perkampungan

masyarakat Sunda sebelum mengalami banyak perubahan, adalah sebagai berikut :

Orang sunda pada umumnya bertempat tinggal menyendiri di tengan padang luas

atau ditengah hutan. Kalaupun mereka memiliki kampung halaman , maka rumah mereka

selalu berhimpit-himpitan, dua deret saling berhadap-hadapan terpisahkan oleh pelataran.

Di sisi lain pelataran terdapat lesung umum yang digunakan orang-orang untuk

menumbuk padi. Keberadaan lesung tersebut menandakan bahwa salah satu mata

pencaharian orang sunda adalah bertani, yang merupakan mata pencaharian pokok orang

sunda. Selain digunakan sesuai dengan fungsi utamanya, area disekitar lesung ini juga

dipergunakan sebagai sarana berkomunikasi.

Tempat-tempat untuk menyelanggarakan upacara adat dapat dilaksanakan

dipekuburan, mesjid-mesjid, atau Bale desa. Di depan Bale desa tersebut biasanya

digunakan sebagai tempat penting bagi penduduk desa untuk melakukan berbagai

kegiatan. Orang Sunda penganut religi agama islam. Mereka termasuk orang-orang yang

patuh menjalankan kewajibannya. Pada umumnya mereka masih mempercayai hal-hal

gaib yang dianggap dapat mendatangkan keberuntungan. 3

3 Kebudayaan Sunda suatu pendekatan sejarah, Edi.S.Ekajati

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

20

2.1.4 Nilai Arsitektur Tradisional Sunda

2.1.4.1 Kampung Ciptagelar

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah sebuah kampung adat

yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih

dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Permukiman masyarakat Kasepuhan

Ciptagelar merupakan prototipe dari pola kampung masyarakat Sunda pada umumnya.

Bangunan-bangunan seperti bumi ageung, leuit, saung lisung, buruan , dan rumah

panggung menunjukkan pola perkampungan khas masyarakat tradisional Sunda. Rumah

dan kelengkapan permukiman lainnya, dibangun mengikuti lahan berkontur.

Pola Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah linear yang memanjang

dari utara keselatan mulai Bumi Ageung yang terletak paling utara. Sedangkan rumah-

rumah yang berada dipinggir jalan pada umumnya berorientasi kearah jalan. Sementara

rumah-rumah yang berada pada lapis kedua, sangat bergantung pada kondisi tanah.

Bangunan yang menyatu dengan Bumi Ageung adalah Bumi Warga atau Bumi Rakyat

yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan publik sehingga setiap orang dapat masuk

kedalamnya. Di sebelah timur bumi ageung terdapat lumbung padi yang dikenal dengan

sebutan leuit, dimiliki secara umum oleh semua warga. Setiap rumah memiliki leuit.

Leuit yang berbentuk seperti rumah berukuran kecil dengan dinding bilik dan atap ijuk

umumnya berada di pinggir pemukiman. Berdekatan dengan kelompok leuit terdapat

bangunan milik bersama tempat menumbuk padi yang dinamakan saung lisung.

Satu bagian yang dapat dikatakan sebagai ciri khas Kampung Gede

Kasepuhan Ciptagelar adalah terdapatnya Bale Pertemuan yang terletak di lingkungan

rumah tinggal Sesepuh Girang. Bale Pertemuan ini merupakan bangunan berupa

panggung-panggung dengan material kayu dan bambu, digunakan sebagai tempat

pertemuan dengan pejabat pemerintahan.

Komponen permukiman yang penting dan berfungsi sebagai tempat tinggal

warga adalah rumah. Rumah- rumah warga Kasepuhan Ciptagelar menunjukkan adanya

kesamaan dengan pola arsitektur Sunda pada umumnya. Adapun bahan-bahan yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

21

digunakan cenderung menggunakan material yang terdapat disekitar pemukiman, seperti

dinding bilik, rangka kayu dan atap dari ijuk, rumbia atau tepus.

Jenis rumah mereka adalah rumah panggung dengan kolong setinggi kurang

lebih 60 sentimeter. Kolong tersebut umumnya ditutupi dengan papan. Adapun bentuk

rumahnya rata-rata persegi panjang dengan suhunan panjang serta suhunan jure yaitu

bentuk atap perisai yang memanjang.

Pintu masuk rumah terbagi dua, yaitu pintu depan dan pintu belakang yang

terletak disamping rumah. Terdapat kepercayaan mengenai letak pintu, bahwa apabila

rumah menggunakan dua pintu atau lebih, maka pantang untuk membuat pintu depan

sejajar dengan pintu belakang. Oleh karena itu, pintu belakang diletakkan di samping

rumah menjadi pintu samping.

Menurut pandangan kosmologis, rumah dipandang sebagai dunia dan alam

semesta. Dalam kepercayaan masyarakat Sunda umumnya, terdapat pandangan bahwa

dunia ini terbagi menjadi dunia bawah (buana rangrang), dunia tengah (buana panca

tengah), dan dunia atas (buana alit). Dunia tengah merupakan pusat alam semesta dan

manusia menempatkan dirinya pada pusat alam semesta tersebut. Oleh karena itu, rumah

sebagai tempat tinggal manusia harus terletak ditengah antara dunia atas (langit) dan

dunia bawah (bumi) dan tidak terletak di dunia atas atau bawah. 4

Bagian –bagian rumah dapat dibagi menjadi bagian kepala yang

menyimbolkan dunia atas, bagian badan mewakili dunia tengah dan bagian kaki yang

menyimbolkan dunia bawah. Maka tiang rumahpun tidak boleh diletakkan di atas tanah.

Rumah harus diberi alas yang berfungsi memisahkan lantai rumah dengan tanah, dengan

demikian terdapat kolong di bawah lantai rumah. 5

Pembagian ruangan dan fungsi ruangan yang menjadi pola mayoritas pada

rumah masyarakat Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar, terbagi atas:

Sedangkan untuk bagian-bagian rumah pada Kampung Gede Kasepuhan

Ciptagelar tersebut pada umumnya terdiri dari :

4 Kampung Adat& Rumah Adat di Jawa Barat, Depdikbud 5 Ibid

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

22

1. Atap

Memiliki bentuk adat suhunan jolopong (suhunan lurus) yakni bentuk atap yang

terdiri dari dua bidang atap. Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur

bubungan di bagian tengah bangunan rumah. Salah satu ciri khasnya adalah

adanya talahab yaitu penutup atap yang terbuat dari bilahan bambu. Atap talahab

ini dipasang di bagian dapur, sedangkan atap yang dipergunakan untuk menutup

bagian rumah lainnya terbuat dari ijuk dan kiray yang diikatkan tali dari bambu

ke bagian atas dari rangka atap.

2. Langit-langit

Langit-langit terbuat dari bilah-bilah bambu yang dipasang dengan jarak

tertantu. Untuk mendukung lalangit ditempelkan di atas bambu bulat disebut

dengan darurang para atau dalos dan pada dasar rangkak atap. Namun langit-

langit ada juga yang dibuat dari bambu utuh yang dijajar rapat.

3. Tiang

Tiang dari kayu yang mendukungn rangka atap, lantai serta sebagai bagian

rangka bangunan rumah induk berjumlah 18 tiang. Tiang utama yang terletak

ditengah-tengah bangunan induk (sasaka) berjumlah 2 buah, dan tiang yang

terletak di pinggir (sisi) bangunan induk dan yang berguna untuk menempelkan

dinding bilik berjumlah 16 buah. Sedang tiang bale-bale berjumlah 6 buah.

Untuk pondasi tiang digunakan batu alam.

4. Dinding

Seluruh dinding terbuat dari anyaman bambu yang pola anyamannya ada dua

macam yaitu kepang dan kandang jaga. Bilik ini menempel langsung pada

bagian luar tiang rumah yang dipasang dengan lembaran yang tingginya antara

lincar dan pamikul danpanjangnya merupakan jarak antara tiang-tiang bagian

luar bagian rumah, sehingga ukuran bilik perlembarnya hampir sama sesuai

dengan ukuran jarak antara tiang-tiang tersebut. Untuk menahan dinding rumah

di bagian dalam dipasang kayu dengan posisi horizontal disebut Paneer dan

berfungsi pula sebagai penahan tiang rumah.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

23

5. Pintu

Memiliki satu daun pintu yang berhubungan langsung ke ruangan tamu, pintu ini

berbentuk persegi panjang berukuran 1, 90 meter x 1 meter. Selain itu terdapat 2

buah pintu lainnya yaitu pintu kamar tidur (pangkeng) dan pintu kamar gudang

(goah). Pintu muka rumah ini dikenal dengan bentuk buka palayu yakni letak

pintu muka sejajar dengan salah satu sisi bidang atap, dengan demikian jika

dilihat dari arah muka tampak dengan jelas keseluruhan garis suhunan yang

melintang dari kiri kekanan.

6. Jendela

Selain pintu terdapat tiga jendela pada nagunan induk yang terletak disisi timur,

disisi barat satu jendela serta disisi utara satu jendela, dengan ukuran 1,16 x 0,73

meter. Jendela berbentuk persegi panjang dan dipasang kayu dengan jarak

tertentu secara vertikal disebut jalosi, serta daun jendela kayu sebagai

penutupnya.

7. Lantai

Seluruh lantai terbuat dari bambu yang dibentuk lempengan- lempengan bambu

yang digelarkan diatas bambu utuh dinamakan dengan darurang. Tinggi lantai

rumah induk dengan tanah setinggi 50 sentimeter, yang dilengkapi oleh tangga

dan golodog.

2.1.4.2 Kampung Naga

Kampung naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh

sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan

leluhurnya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan

masyarakat lain diluar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu

tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional

yang lekat.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

24

Pola pemukiman masyarakat di Kampung Adat adalah mengelompok.

Rumah-rumah berkelompok di lereng bukit di suatu areal tanah yang tidak sama

ketinggiannya. Lereng bukit yang menjadi tempat keletakkan rumah terdiri dari empat

tingkatan. Ditengah kampung terletak masjid atau bale yang letaknya berdampingan.

Masjid dan bale merupakan bangunan panggung dengan arsitektur tradisional. Masjid

berfungsi sebagai tempat ibadah sedangkan bale atau patemon berfungsi sebagai tempat

pertemuan atau musyawarah.

Disebelah timur masjid dan bale terdapat alun-alan yang berfungsi sebagai

tempat keperluan bersama yang dimanfaatkan untuk tempat beraktivitas penduduk

kampung. Sejajar dengan masjid disebelah barat pada bagian tanah yang lebih tinggi

terdapat sebuah bangunan yang dikeramatkan sebagai bangunan suci yang disebut bumi

ageung, berfungsi untuk menyimpan benda-benda keramat.

Keletakkan seluruh rumah dan bangunan memanjang arah barat-timur. Pola

letak rumah sama dan asimetris dengan jarak antar rumah yang berdekatan. Letak rumah

saling berhadapan antara rumah satu dengan yang lainnya. Arah atau orientasi rumah

menghadap kearah utara dan selatan. Tanah kosong diantara rumah digunakan sebagai

jalan yang dipakai untuk kepentingan bersama.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

25

Gambar 1.2

Pola perkampungan Kampung Naga

Fungsi dan peranan rumah menurut masyarakat kampung naga adalah

tempat ”diri, rabi, keluarga, dan keturunan, serta tempat memancarnya rasa, kaersa,

dan karya, tempat berlindung dari terik matahari, hujan dan udara dingin”6

Jenis rumah di Kampung Naga adalah panggung, dengan ketinggian kolong

60 sentimeter. Tiang-tiang rumah dibagian bawah diberi alas batu yang disebut tatapakan.

Rumah –rumah di Kampung Naga bentuknya sama dan letaknya teratur, rumah-

rumahnya berbentuk persegi panjang dengan jenis rumah termasuk jenis rumah

panggung. Lantai rumah menggunakan papan atau palupuh, sedangkan lantai rumah

terbuat dari papan atau bambu. Atapnya menggunakan gaya suhunan julang ngapak, yaitu

bentuk atap panjang yang kedua sisinya diperpanjang atau ditambah, sehingga 6 Kebudayaan Sunda suatu pendekatan sejarah, Edi.S. Ekajati

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

26

menyerupai rentangan sayap burung. Bidang atau tambahan yang melandai ini disebut

leang-leang.

Unsur lain dari sebuah rumah adalah pekarangan yang terdiri dari

pekarangan muka dan pekarangan belakang. Fungsi halaman rumah di Kampung Naga

adalah untuk menjemur padi dan menjemur pakaian. Selain halaman rumah yang menjadi

milik bersama, ada beberapa bangunan khusus yang digunakan dandipelihara bersama

untuk kepentingan semua warga Kampung Naga. Bangunan-bangunan itu adalah : Bumi

ageung, Leuit, Saung Lisung dan Mesjid.

Pembagian ruangan dan fungsi ruangan yang menjadi pola mayoritas pada

rumah masyarakat Kampung Naga, terbagi atas:

1. Tepas

Ruangan ini merupakan ruang tempat menerima tamu. Ruangan

berbentuk tertutup serta memiliki jendela kayu atau kaca. Ruangan

dibiarkan kosong tanpa perkakas rumah seperti meja, kursi ataupun bale-

bale. Disebelah tepas terdapat ruangan dapur (pawon) yang dipisahkan

oleh dinding bambu dianyam (bilik). Ruangan tamu berukuran sekitar

3,65 meter x 2,40 meter.

2. Ruang tengah / tengah imah

Tengah imah merupakan daerah netral sehingga terbuka untuk semua

jenis kelamin anggota keluarga dan biasanya digunakan untuk

berkumpul semua anggota keluarga. Ruangan tengah ini berukuran 2,40

meter x 2,40 meter. Ruangan tengah terletak di bagian tengah rumah dan

terletak di antara kamar tidur, ruangan tamu dan dapur.

3. Dapur

Dapur berdampingan dengan ruang tamu. Dapur biasa digunakan untuk

memasak. Dalam dapur ini terdapat peralatan dapur yang dipergunakan

dalam keseharian. Dalam dapur ini pula terdapat parako yaitu tempat

hawu (perapian) dan Paraseuneu. Di ruangan dapur terdapat ruangan

untuk menyimpan bahan makan disebut padaringan atau goah. Untuk

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

27

pintu dapur biasanya menggunakan bilik anyaman sasag. Yang berfungsi

sebagai celah keluarnya asap dari dapur.

4. Kamar Tidur

Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat tidur, berada di bagian

kanan dan kiri rumah. Jumlah kamar pada rumah tinggal tidak sama,

disesuaikan dengan ukuran rumah.

Gambar 1.3

Gambar sketsa rumah di Kampung Naga

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

28

Gambar 1.4

Rumah di Kampung Naga

Sedangkan untuk bagian-bagian rumah pada Kampung Naga tersebut pada

umumnya terdiri dari :

1. Atap

Rumah memiliki bentuk aatp julang ngapak yang pada puncaknya

terdapat capik hurang atau cagak gunting yang berfungsi mencegah

rembesan air kedalam para dan sebagai lambang kesatuan antar rumah

dan alam berdasarkan kepercayaan masyarakat Kampung Naga. Penutup

atap dibuat dari daun alang-alang yang dikaitkan dengan tali bambu

kebagian atas dari rangka atap.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

29

2. Langit- langit

Langit-langit terbuat dari bilah bambu yang dianya. Dengan pola

anyaman kepang. Dari lantai rumah kelangit-langit berjarak 2, 85 meter.

3. Tiang

Tiang dari kayu yang mendukung rangka atap, lantai serta sebagai

bagian rangka bengunan rumah induk berjumlah 14 tiang. Tiang yang

terletak di pinggir bangunan berguna untuk menempelkan dinding bilik

berjumlah 10 tiang. Untuk pondasi tiang digunakan batu alam yang

dipotong berbentuk persegi panjang. Tinggi pondasi dari atas tanah

sekitar 50 sentimeter.

4. Dinding

Dinding terbuat dari bilik yang pola anyamannya ada dua macam yaitu

kepang dan sasag. Anyaman sasag dipergunakan untuk dinding dapur,

sedangkan anyaman kepang dipergunakan untuk dinding bagian rumah

lainnya. Dinding dengan anyaman sasag memang lebih awet dan tahan

lama. Dinding dikapur putih atau dibiarkan sesuai aslinya.

5. Pintu

Rumah memiliki dua buah pintu masuk yang berhubungan langsung ke

ruangan tamu dan dapur. Dan berlaku aturan keluar rumah harus melalui

pintu tepas dan msuk kedalam rumah harus melalui pintu dapur. Pintu

dibuat dari bilik dan kayu. Pintu berbentuk persegi panjang berukuran

1,75 meter x 0,75 mete. Pintu lainnya terdapat antara ruang tamu dan

dapur menuju ruang tengah dan pintu-pintu kamar tidur, serta pintu

goah. Ukuran dan bentuk pintu pada umumnya sama.

6. Jendela

Jendela terletak pada bangunan depan, samping, atau belakang, dengan

ukuran jendela 1 meter x 0,58 meter. Jendela berbentuk persegi panjang

dan dipasang kayu dengan jarak tertentu secara vertikal disebut jalusi,

serta daun jendela kayu sebagai penutupnya.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

30

7. Lantai

Lantai dari papan, yang sebelumnya merupakan lantai dari lempengan-

lempengan bambu (palupuh). Tinggi lantai rumah dari tanah adalah 50

sentimeter.

8. Golodog

Golodog diletakan didepan pintu depan dan pintu dapur, terbuat dari

papan, bambu atau batu. Fungsi golodog adalah sebagai tangga untuk

meenaiki rumah. Berfungsi juga sebagai tempat duduk sambil

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan ringan.

2.1.4.2 Pola Kampung Tradisional Sunda

Dapat disimpulkan bahwa pola kampung tradisional Sunda secara umum

memiliki ciri-ciri sbb:

• Letak rumah yg berderet dan berdekatan

• Adanya ruang terbuka di tengah permukiman yg berfungsi sbg pusat

kampung ( alun-alun), tempat kegiatan bersama.

• Perletakan bangunan mengarah pada arah Utara selatan atau pada tempat

yg dianggap keramat, atau bangunan yg dianggap penting.

• Adanya unsur-unsur pembentuk kampung yaitu rumah tinggal, tajug

(mesjid), bale lebu ( balai desa), balong ( kolam), saung lisung ( tempat

menumbuk padi) dan leuit (lumbung)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

31

Gambar 1.6

2.2 Definisi Taman Budaya

Pengertian Taman Budaya menurut Keputusan Menteri Depdikbud No.

0221/0/1991 adalah unit pelaksana teknis kebudayaan dalam lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Direktorat Jenderal kebudayaan.

Taman Budaya mempunyai tugas melaksanakan pengolahan seni sebagai unsur budaya di

daerah propinsi.

Pernyataan di atas dapat dikembangkan dengan terlebih dahulu memahami

pengertian dari ’budaya’ itu sendiri. Berikut ini beberapa definisi kebudayaan menurut

para ahli.

Definisi yang banyak dikutip orang adalah hasil pemikiran

seorang ahli sosial bernama E.B. Tylor (1832-1917), yang

menyatakan bahwa budaya adalah keseluruhan jaringan (kompleksitas) yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moralitas, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lainnya yang didapat

oleh seseorang sebagai anggota dari suatu masyarakat.7 Menurut Andreas Eppink,

kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta

keseluruhan struktur – struktur sosial, religius, dan lain – lain, tambahan lagi segala

pernyataan intelektual dan artistic yang menjadi cirri khas suatu masyarakat.

7 (Sociology: a window on the world, Lundy & Warme,1988:40)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

32

Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi kebudayaan

adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

Menurut Koentjoroningrat, seorang pakar Antropologi, kebudayaan adalah

seluruh kelakuan dan hasil dari kelakuan manusia yang teratur, yang didapatkan dengan

belajar, dan semuanya tersusun dalam kehidupan manusia. Budaya dapat menjadi

tuntunan andangan hidup anggota kelompok masyarakat yang berisi perangkat, teknik,

peraturan, sikap, kepercayaan, motivasi dan sistem nilai. Perwujudan kebudayaan dapat

berupa :

1. wujud kebudayaan sebagai suatu ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma –

norma, peraturan dan sebagainya. Perwujudan kebudayaan sebagai tata

kelakuan manusia tergolong tidak bisa diperagakan, tetapi ada dalam pikiran

masing – masing orang. Jika pemikiran itu dituangkan ke dalam bentuk

tulisan, maka nilai dan norma ini dituangkan ke dalam bentuk literatur. Jika

pemikiran ini dituangkan dalam bentuk lisan, maka wujud kebudayaan ini

dapat berupa diskusi/ ceramah.

2. wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia

dan masyarakat berupa aspek material yang dapat diperagakan. Aktivitas

kebudayaan sebagai proses / kinetis dapat diwujudkan ke dalam bentuk

pertunjukkan kebudayaan.

3. wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya manusia yang dapat

diwujudkan kedalam bentuk pameran hasil budaya.

Sementara itu menurut Umar Kayam, kebudayaaan pada kota – kota besar di

Indonesia telah bergeser dari konsep tradisional ke arah orientasi baru. Saat ini dialog

budaya yang terjadi adalah antara peradaban dunia industri dengan negara yang sedang

berkembang. Dalam melambangkan identitas budayanya, bagaimanapun Indonesia harus

mengikuti simbol – simbol tradisional namun harus lebih terbuka. Identitas Indonesia

yang dinamis diperoleh dengan mengolah simbol – simbol yang lahir dari penjelajahan

kemungkinan – kemungkinan baru.

Dari ulasan diatas, pemahaman yang didapat ialah bahwa budaya merupakan

segala sesuatu yang dipikirkan dan dilakukan oleh manusia yang dihasilkan melalui

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

33

proses belajar. Disebabkan hal yang dipelajari manusia selalu berubah dan berkembang

mengikuti konteks lingkungan dan kebutuhanyang harus dipenuhinya, maka budaya pun

senantiasa bergerak seiring dengan hal – hal yang dipelajari tersebut. Oleh karena itu, tata

nilai dan tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berubah mengikuti pola pikir

yang baru.

Konsekuensi dari pembaharuan tata nilai dan tradisi tersebut diantaranya adalah

timbulnya tuntutan – tuntutanbaru terhadap bentukan fisik lingkungan tempat manusia

bermukim dan beraktivitas. Tuntutan tersebut terjadi disebabkan munculnya fungsi –

fungsi baru yang sebelumnya tidak ada, ataupun karena karakter yang dimiliki oleh suatu

tempat sudah tidak lagi sesuai dengan ’ semangat ’ yang dimiliki saat itu.

Berangkat dari pemahaman tersebut, sosok Taman Budaya sudah selayaknya

mampu menjadi cerminan dari kedinamisan budaya yang dianut masyarakat setempat.

Kedinamisan yang dicerminkan tersebut diartikan bahwa Taman Budaya berperan

sebagai inventarisir dari tahapan – tahapan berbudaya yang pernah dilalui.

Berikut hasil pendapat beberapa orang tokoh seniman kota Bandung mengenai

sosok Taman Budaya

1. Endo Suanda

(Etnomusikolog, Penari, Ketua ” Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia)

” Taman Budaya ditujukan sebagai tempat menampilkan keragaman tradisi

setempat, baik yang masih populer maupun tidak. Cara menampilkan tradisi

tersebut, misalnya kesenian, harus sesuai dengan konteksnya mulai dari setting

panggung sampai dengan aturan main dengan penonton, dan tidak semata-mata

ditampilkan sebagai hiburan.”

2. Harry Roesli

(Pemusik, Pemerhati sosial)

” Dalam Taman Budaya segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya dapat

ditampilkan. Tidak hanya berisi program pementasan kesenian tradisional saja,

tetapi musik yang digemari anak muda sekarang pun dapat ditampilkan. Hal ini

dapat dijadikan magnet untuk menarik generasi muda mengunjungi Taman

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

34

Budaya dan melihat apa yang ada disana. Apalagi mengingat sebuah Taman

Budaya juga membutuhkan sumber dana untuk membiayai kegiatannya, tentu

tidak ada salahnya menampilkan kesenian populis berselingan dengan kesenian

tradisional. Tradisi yang sudah ditinggalkan perlu dibuatkan pendokumentasian

yang rapi berikut analisa atau kajian yang lengkap mengenai perkembangannya.

Semua itu harus dapat dikemas dalam sebuah museum dalam Taman Budaya

yang informatif dan komunikatif.

3. Aat Suratin

( Pemerhati dan penggiat seni, staf pengelola ’Rumah Nusantara’)

” Mengacu kepada kota-kota di luar negeri seperti di Perancis dan Inggris, sebuah

kota semestinya memiliki suatu ’ruang budaya’ dimana terjadi berbagai bentuk

kegiatan yang berkaitan dengan budaya setempat. Dalam ruang budaya terdapat

gedung kesenian, pasar seni, gallery dan pelataran tempat digelar berbagai atraksi

kesenian, juga tempat makan dan toko-toko. Taman Budaya yang ideal memiliki

bentuk dan suasana seperti ruang budaya tersebut.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Taman Kebudayaan adalah sebuah

tempat atau fasilitas dimana dipusatkannya berbagai kegiatan untuk melestarikan,

memperkenalkan, memasyarakatkan, dan memberikan informasi yang benar mengenai

realitas yang ada pada kebudayaan suatu etnis, daerah ataupun bangsa baik itu berupa

kebudayaan materiil maupun kebudayaan non materill. Taman kebudayaan ini biasanya

mengakomodasi berbagai kegiatan berupa pameran-pameran karya seni, pertunjukkan

teater maupun video dan sering juga ditambah dengan diadakannya kursus-kursus bahasa

untuk lebih memasyarakatkan kebudayaan suatu daerah. Lahirnya Taman Budaya

dilandasi pemikiran bahwa jati diri suatu bangsa muncul dari kebudayaan itu sendiri,

yang wujudnya berupa ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, kelakuan

terpola dari manusia dalam masyarakat dan benda-benda hasil karya manusia. Karena

Budaya sangat penting untuk digali, dilestarikan dan dikembangkan maka kita perlu pusat

pengembangan kebudayaan sebagai fasilitas pengembangan kebudayaan. Dalam hal ini

Taman Budaya mempunyai potensi yang besar sebagai objek wisata seni dan budaya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

35

Fungsi yang dimiliki taman budaya dalam tugasnya melaksanakan pengembangan

kebudayaan daerah adalah melaksanakan kegiatan kebudayaan dalam rangka

meningkatkan apresiasi dan kreativitas seni oleh dan untuk masyarakat dan juga

melaksanakan kegiatan sebagai pusat informasi di bidang kebudayaan.

2.3 Fungsi Taman Budaya

Menurut keputusan Menteri Depdikbud No. 0221/0/1991, Pusat Kebudayaan

sebagai unit pelaksana teknis kebudayaan memiliki fungsi :

• Mengadakan kegiatan pengolahan dan eksperimentasi karya seni.

• Mengadakan pameran dan pergelaran seni.

• Mengadakan ceramah, temu karya, lokakarya, dokumentasi, publikasi dan

informasi seni.

• Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Kebudayaan.

Taman Budaya sebagai fasilitas publik memiliki fungsi :

• Menunjang keberadaan pusat komunitas kota (civic center)

• Menampung aktivitas seni dan budaya tradisional maupun kontemporer.

• Menampung potensi kreativitas masyarakat dalam bidang seni dan

budaya.

• Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah.

• Tempat diselenggarakannya kegiatan festival budaya

• Tempat atraksi wisata budaya bagi wisatawan.

2.4 Latar Belakang Perancangan Taman Budaya

2.4.1 Perluasan otonomi

Memberikan peluang besar bagi daerah untuk mengurus rumah tangganya,

dituntut untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi daerah melalui sektor

pariwisata. Kegiatan pariwisata menciptakan kebutuhan, baik permintaan konsumsi

maupun permintaan investasi yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegiatan produksi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

36

barang dan jasa meningkat. Didorong dinamika dunia pariwisata yang menghendaki

inovasi bentuk pelayanan pariwisata baru, maka diperlukan sebuah konsep

kesinambungan perencanaan kawasan pariwisata. Paradigma parawisata baru yang

beerorientasi pada skala kecil, menawarkan pelayanan sekaligus persahabatan dengan

mengangkat potensi alam dan budaya masyarakat sekitar sekaligus mengikutsertakan

masyarakat setempat sebagai subjek sekaligus objek yang ikut mengendalikan dan

menjadi bagian dari manajemen dan proses wisata yang bersangkutan.

2.4.2 Konservasi Budaya

W.S. Rendra dalam Kongres Kebudayaan IV di Jakarta, 29 Oktober - 3

November 1991, mengemukakan bahwa setidaknya ada tujuh daya hidup yang harus

dimiliki oleh sebuah kebudayaan. Pertama, kemampuan bernapas. Kedua, kemampuan

mencerna. Ketiga, kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi. Keempat, kemampuan

beradaptasi. Kelima, kemampuan mobilitas. Keenam, kemampuan tumbuh dan

berkembang. Ketujuh, kemampuan regenerasi.8

Kemampuan bernapas dalam kebudayaan dimaknai sebagai kemampuan

untuk mengolah hawa menjadi prana, menjaga kebersihan udara, mengharmonikan

kegiatan kehidupan dengan irama nafas, serta menghilangkan hal-hal yang menimbulkan

ketegangan pada pikiran yang berarti menimbulkan kesesakan pada nafas kehidupan.

Kemampuan mencerna dimaknai sebagai kemampuan untuk mencernakan berbagai

pengalaman dalam kehidupan. Kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi dimaknai

sebagai kemampuan berinteraksi secara sosial.

Kemampuan beradaptasi dimaknai sebagai kemampuan kesadaran untuk

secara kreatif mengatasi tantangan keadaan, tantangan zaman, dan tantangan berbagai

ragam pergaulan. Kemampuan mobilitas dimaknai sebagai kemampuan untuk dengan

kreatif menciptakan mobilitas sosial, politik, dan ekonomi, baik yang bersifat horizontal

maupun vertikal.

8 Ibid

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Perpustakaan Digital ITBdigilib.itb.ac.id/files/disk1/539/jbptitbpp-gdl-rizkysucia-26906-3... · Zaman Purba (kontak Hindu – Budha, ... yang hidup, tumbuh,

LAPORAN TUGAS AKHIR TAMAN BUDAYA SUNDA RIZKY SUCI AMMALIA/17303036

37

Kemampuan tumbuh dan berkembang diartikan sebagai kemampuan

kesadaran untuk selalu maju, selalu bertambah luas, dan dalam wawasannya selalu

menawarkan paradigma-paradigma yang segar dan baru. Kemampuan regenerasi

dimaknai sebagai kemampuan untuk mendorong munculnya generasi baru yang kreatif

dan produktif.