BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37),...

19
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Ilmu kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika perkembangan hidup manusia. Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: Menurut Fahmi (2014:15) “Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan”. Menurut Komang Ardana dkk (2009:89) “Kepemimpinan adalah salah satu topik perilaku organisasi yang sangat banyak mendapat perhatian. Menurut Kartono (2013:2), menyatakan bahwa “kepemimpinan merupakan cabang dari sekelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara”. Menurut George R. Terry dalam Kartono (2013:57) “Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan kelompok”.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37),...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kepemimpinan

2.1.1. Pengertian Kepemimpinan

Ilmu kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika

perkembangan hidup manusia. Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih

dalam, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:

Menurut Fahmi (2014:15) “Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang

mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan

mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang

direncanakan”.

Menurut Komang Ardana dkk (2009:89) “Kepemimpinan adalah salah satu

topik perilaku organisasi yang sangat banyak mendapat perhatian”.

Menurut Kartono (2013:2), menyatakan bahwa “kepemimpinan merupakan

cabang dari sekelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara”.

Menurut George R. Terry dalam Kartono (2013:57) “Kepemimpinan adalah

kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan

kelompok”.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

9

2.1.2. Syarat-syarat Kepemimpinan

Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-

syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah:

1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism).

2. Besar rasa ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda (corius).

3. Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.

4. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.

5. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.

6. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.

7. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.

8. Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet, realistis.

9. Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato.

10. Berjiwa wirswasta.

11. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta

berani mengambil risiko.

12. Tajam firasatnya, tajam, dan adil pertimbanganya.

13. Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

10

14. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin

dicapai, dibimbing oleh idialisme tinggi.

15. Punya imajinasi yang tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi.

2.1.3. Ciri-Ciri Pemimpin

Untuk mewujudkan seseorang menjadi pemimpin yang ideal dibutuhkan

syarat-syarat yang tergambarkan dalam bentuk ciri-ciri yang dimiliki. Menurut Fahmi

(2014:19) ada beberapa ciri-ciri untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu:

1. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya. Artinya kompetensi yang

dimilikinya sangat berguna untuk diterapkan pada saat itu, dan kompetensi

tersebut diakui oleh banyak pihak serta pakar khususnya.

2. Memahami setiap permasalahan secara lebih dalam dibandingkan dengan orang

lain, serta mampu memberikan keputusan terhadap permasalahan tersebut.

3. Mampu menerapkan konsep “the right man and the right place” secara tepat dan

baik. The right man and the right place adalah menempatkan orang sesuai dengan

tempatnya dan kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya. Artinya pemimpin

adalah yang bisa melihat setiap potensi yang dimiliki oleh seseorang dan

menempatkan potensi tersebut sesuai pada tempatnya.

Menurut George R. Terry dalam Fahmi (2014:19) mengemukakan delapan ciri

dari pemimpin, yaitu:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

11

1. Energi ialah mempunyai kekuatan mental dan fisik.

2. Stabilitas emosi ialah seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek

terhadap bawahannya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri

harus cukup besar.

3. Human Relationship ialah mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.

4. Personal Motivation ialah keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan

dapat memotivasi diri.

5. Communication Skill ialah mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.

6. Teaching Skill ialah mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan, dan

mengembangkan bawahannya.

7. Social Skill ialah mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya terjamin

kepercayaan dan kesetiaan bawahannya. Ia harus suka menolong, senang jiwa

bawahannya maju, peramah serta luwes dalam pergaulan.

8. Technical Competent ialah mempunyai kecakapan menganalisis, merencanakan,

mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu

menyusun konsep.

2.1.4. Nilai-nilai Kepemimpinan

Menurut Guth dan Taguiri dalam Fahmi (2014:23) nilai-nilai yang dimiliki

oleh pemimpin, yaitu:

1. Teoritik yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran dan

mencari pembenaran secara rasional.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

12

2. Ekonomis yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh keindahan,

menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.

3. Sosial, Menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan diri

sendiri.

4. Politis, Beriorentasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang

sangat vital dalam kehidupannya.

5. Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekausaan Sang Pencipta.

2.1.5. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan

kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang

membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan

mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Menurut Thoha (2010:49) “Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku

orang lain seperti yang ia lihat”.

Menurut S. P. Siagian dalam Fahmi (2014:72) lima tipe utama pemimpin,

yaitu:

1) Tipe yang otokratisi atau diktatoral

2) Tipe yang militeristis

3) Tipe yang paternalistis

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

13

4) Tipe yang laissez faire

5) Tipe yang demokratis atau partisipatif

Ada yang harus dipahami oleh para pemimpin bahwa pemimpin yang baik

adalah pemimpin yang mengerti dengan benar dimana ia meletakan setiap tipe

kepemimpinan tersebut sesuai dengan tempatnya. Dan seorang pemimpin yang tidak

baik adalah pemimpin yang tidak mengerti bagaimana ia harus bersikap. Menurut

Buchari Alma dalam Fahmi (2014:73) tipe pemimpin yaitu:

1. Pemimpin kharismatik

Merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para

pengikutnya.

2. Tipe paternalistis

Tipe kepemimpinan ini bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau

sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang.

3. Tipe militeristis

Tipe kepemimpinan ini banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando

dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar

selalu patuh, penuh acara formalitas.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

14

4. Tipe otokratis

Tipe kepemimpinan ini berdasarkan pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak

harus dipatuhi.

5. Tipe laissez faire

Tipe kepemimpinan ini membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua

pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.

6. Tipe populistis

Tipe kepemimpinan ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada

nilai-nilai masyarakat tradisional.

7. Pemimpin tipe administrative

Pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.

8. Tipe pemimpin demokratis

Tipe pemimpin ini beriorentasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada

pengikutnya.

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Suatu organisasi didirikan karena mencapai karena mempunyai tujuan yang

ingin dan harus dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

15

perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap para pelaku

yang terdapat dalam organisasi. Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu

organisasi adalak kinerja karyawan, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu

yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi.

Dua jenis tugas pekerjaan mencakup unsur-unsur penting kinerja: tugas

fungsional dan tugas perilaku. Tugas fungsional berkaitan dengan seberapa baik

seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan, termasuk terutama menyelesaikan

aspek-aspek teknis pekerjaan. Tugas perilaku berkaitan dengan seberapa baik

karyawan menangani kegiatan antar personal dengan anggota lain organisasi,

termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu, memberdayakan orang lain, bekerja

dalam sebuah kelompok, dan bekerja secara mandiri.

Menurut Lawer dan Porter dalam Sutrisno (2010:170) yang menyatakan

bahwa “kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas”.

Menurut Prawirosentono dalam Sutrisno (2010:170) menyatakan bahwa

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

keuntungan. Organisasi dapat beroperasi karena kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh para karyawan yang ada didalam organisasi tersebut. Menurut

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

16

Prawirosentono dalam Sutrisno (2010:176) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan yaitu:

1. Efektivitas dan Efisiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya

kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Dikatakan efektif bila mencapai

tujuan, dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai

tujuan, terlepas efektif atau tidak. Artinya, efektivitas dari kelompok (organisasi)

bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang

direnanakan. Sedangkan efisien berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang

dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

2. Otoritas dan Tanggung jawab

Masing-masing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang

menjadi haknya dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi

akan mendukung kinerja karyawan.

3. Disiplin

Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara

perusahaan dan karyawan. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan yang

ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka karyawan

memiliki disiplin yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan

perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik. Masalah disiplin

para karyawan yang ada didalam organisasi baik atasan maupun akan memberi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

17

corak terhadap kinerja organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai, apabila kinerja

individu maupun kinerja kelompok ditingkatkan.

4. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan cara berpikir, kretivitas dalam bentuk ide

untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap

inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dari atasan. Dengan

perkataan lain, inisiatif karyawan yang ada didalam organisasi merupakan daya

dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja.

Disini tampak jelas bahwa pengertian kinerja itu lebih sempit sifatnya, yaitu hanya

berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya.

2.2.3. Penilaian Kinerja

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh

keuntungan. Organisasi perusahaan hidup karena aktivitas yang dilakukan oleh para

karyawannya. Sesuai dengan unit kerja yang terdapat dalam organisasi perusahaan,

maka masing-masing unit dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber daya manusia yang

terdapat dalam unit dapat dinilai secara objektif.

Oleh karena itu, setiap orang sebagai pelaku yang melaksanakan kegiatan

yang sesuai dengan fungsinya harus dinilai kinerjanya. Pada prinsipnya kinerja unit-

unit organisasi di mana seseorang atau sekelompok orang berada di dalamnya

merupakan pencerminan dari kinerja sumber daya manusia yang bersangkutan.

Untuk mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan khusus.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

18

Menurut Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2010:179) mengajukan enam kinerja

primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja yaitu:

1. Quality

Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiataan

mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity

Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, dan siklus

kegiatan yang dilakukan.

3. Timeliness

Merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang

tersedia untuk kegiatan orang lain.

4. Cost efectiveness

Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (manusia,

keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi

dan pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5. Need for supervision

Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi

pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah

tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpesonal impact

Merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik, dan

kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

19

2.3. Konsep Dasar Operasional Dan Perhitungan

2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel

Kisi-kisi operasional variabel gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai yang

penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1. Variabel X (Gaya kepemimpinan)

Berikut ini adalah indikator yang penulis paparkan dalam variabel gaya

kepemimpinan menurut Buchari Alma dalam Fahmi (2014:73):

Tabel II.1

Kisi-kisi Instrumen Gaya Kepemimpinan (Variabel X)

No Dimensi Indikator Pernyataan Butir

Item

1 Gaya

kepemimpinan

kharismatik

Merupakan kekuatan

energi, daya tarik

yang luar biasa yang

akan diikuti oleh para

pengikutnya.

1. Pemimpin selalu

memberikan contoh

sikap yang baik

kepada saya di kantor.

2. Pemimpin selalu

memberikan

bimbingan, arahan,

dan dorongan kepada

bawahan.

1 dan 2

2 Gaya

kepemimpinan

militeristis

Menggunakan sistem

perintah, sitem

komando, dari atasan

kebawahan sifatnya

keras sangat otoriter,

menghendaki

bawahan agar selalu

patuh, penuh acara

formalitas.

3. Pemimpin selalu

memberikan sanksi

tegas terhadap

pegawai yang lalai

dalam pekerjaannya.

4. Pekerjaan pimpinan

dikerjakan/diserahkan

kepada

bawahan/pegawai.

3 dan 4

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

20

Lanjutan Tabel II.1

No Dimensi Indikator Pernyataan Butir

Item

3 Gaya

kepemimpinan

paternalistis

Melindungi bawahan

sebagai seorang bapak

atau sebagai seorang

ibu yang penuh kasih

sayang.

5. Pemimpin selalu

melakukan hubungan

baik dengan pegawai.

6. Pemimpin dapat

menciptakan suasana

kerja yang kondusif.

5 dan 6

Sumber: Fahmi (Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi, 2014)

2. Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Berikut adalah indikator yang penulis gunakan dalam variabel kinerja pegawai

Menurut Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2010:179)

4 Gaya

kepemimpinan

otokratis

Berdasarkan kepada

kekuasaan dan

paksaan yang mutlak

harus dipatuhi.

7. Pemimpin dalam

tindakan

menggunakan

pendekatan yang

menganut unsur

paksaan dan

hukuman.

8. Pemimpin saya

menetapkan apa yang

harus dilakukan dan

bagaimana

menjalankannya.

7 dan 8

5 Gaya

kepemimpinan

laissez faire

Membiarkan bawahan

berbuat semaunya

sendiri semua

pekerjaan dan

tanggung jawab

dilakukan oleh

bawahan.

9. Pemimpin selalu

memberikan

kebebasan kepada

setiap pegawai untuk

memberikan ide-

idenya.

10. Pemimpin selalu

menghargai setiap

pendapat dari

pegawai.

9 dan

10

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

21

Tabel II.2

Kisi-kisi Instrumen Kinerja (Variabel Y)

No Dimensi Indikator Pernyataan Butir

Item

1 Quality Tingkat sejauh mana

proses atau hasil

pelaksanaan kegiatan

mendekati

kesempurnaan atau

mendekati tujuan

yang diharapkan

1. Skill yang saya miliki

sesuai dengan

pekerjaan yang saya

kerjakan.

2. Pendidikan dan

pengetahuan saya

sesuai dengan bidang

pengetahuan.

1 dan 2

2 Quantity Jumlah yang

dihasilkan, misalnya

jumlah rupiah, unit,

silkus kegiatan yang

dilakukan.

3. Perusahaan

menetapkan target

kerja dengan penuh

perhitungan.

4. Setiap pekerjaan

dapat diselesaikan

dengan baik dan

rapih.

3 dan 4

3 Timeliness Sejauh mana suatu

kegiatan diselesaikan

pada waktu yang

dikehendaki, dengan

memperhatikan

koordinasi output lain

serta waktu yang

tersedia untuk

kegiatan orang lain.

5. Saya tidak pernah

menunda-nunda

pekerjaan.

6. Sebagai pegawai,

saya dapat

menyelesaikan

pekerjaan tepat

waktu.

5 dan 6

4 Cost

efectivenees

Tingkat sejauh mana

penggunaan sumber

daya organisasi

(manusia, keuangan,

teknologi, dan

material)

dimaksimalkan untuk

mencapai hasil

tertingi atau

pengurangan kerugian

dari setiap unit

penggunaan sumber

daya.

7. Pegawai dapat

menggunakan sumber

daya seperti teknologi

secara efektif.

8. Pengetahuan yang

dimiliki pegawai atas

berpengaruh tehadap

kinerja persahaan.

7 dan 8

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

22

Lanjutan Tabel II.2

No Dimensi Indikator Pernyataan Butir

Item

5 Need for

Supervision

Tingkat sejauh mana

seorang pekerja dapat

melaksanakan suatu

fungsi pekerjaan tanpa

memerlukan

pengawasan seorang

supervisor untuk

mencegah tindakan

yang kurang

diinginkan.

9. Arahan seorang

pemimpin

berpengaruh terhadap

kinerja pegawai.

10. Perlu adanya

pengawasan terhadap

pelaksanaan kinerja

pegawai.

9 dan

10

Sumber: Sutrisno (Budaya Organisasi, 2010)

2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas dikatakan sebagai kekuatan kesimpulan, inferensi, atau proposi dari

hasil riset yang sudah kita lakukan yang mendekati kebenaran. Berikut ini adalah

pengertian validitas menurut pendapat beberapa ahli yaitu:

Menurut Cook dan Campbell dalam Sarwono (2015:247), “Validitas sebagai

kondisi yang mendekati kebenaran atau kesalahan yang terdapat dalam inferensi,

proporsi, atau kesimpulan”.

Menurut Worthen, et al. dalam Sarwono (2015:247), menyatakan bahwa

validitas ialah tingkatan dimana pengukuran mencapai tujuan dimana pengukuran

tersebut digunakan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

23

2. Uji Instrumen Reliabilitas.

Reliabilitas dikatakan sebagai adanya konsistensi hasil pengukuran hal yang

sama jika dilakukan dalam konteks waktu yang berbeda. Berikut ini adalah

pengertian reliabilitas menurut pendapat beberapa ahli yaitu:

Menurut Mehrens dan Lehman dalam Sarwono (2015:248), “Reliabilitas

merupakan tingkat konsistensi antara dua pengukuran terhadap hal yang sama”.

Menurut Worthen, et al. dalam Sarwono (2015:248), Reliabilitas merupakan

pengukuran stabilitas, ketergantungan, dan kepercayaan serta konsistensi suatu tes

dalam mengukur hal yang sama di waktu yang berbeda”.

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Dalam penelitian Tugas Akhir ini, penulis menggunakan beberapa teknik

perhitungan yang bersumber dari buku karangan Sugiyono yang berjudul “Metode

Penelitian Administrasi” dan untuk hasil perhitungan, penulis menggunakan

perhitungan secara manual dan SPSS versi 22 untuk bahan perbandingan

1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

24

Berdasarkan teori Roscoe dalam Sugiono (2011:102) memberikan saran-saran

tentang ukuran sampel untuk penelitian yaitu ukuran sampel yang layak dalam

penelitian adalah antara 30 s/d 500. Penulis menggunakan sampel jenuh untuk

menentukan jumlah sampel yang digunakan, sampel yang penulis ambil sebanyak 46

responden.

2. Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ini telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel II.3

Skor Nilai Pengukuran Item Peryataan Kuesioner Skala Likert

No Jawaban Nilai

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2011:108)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

25

3. Uji Koefisien Korelasi

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan memberi

interpretasi terhadap kuatnya hubungan dua variabel itu yaitu hubungan antara gaya

kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Berikut ini adalah rumus yang digunakan

untuk mencari koefisien korelasi Sugiyono (2011:212), yaitu:

Keterangan:

n= Responden

r= Koefisien Korelasi

X= Jumlah variabel bebas , yaitu gaya kepemimpinan

Y= Jumlah variabel terkait, yaitu kinerja

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada table II.4 sebagai berikut:

Tabel II.4

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2011:214)

rxy = n∑xy- (∑x).(∑y)

√{n∑x2-(∑x)2}{n∑y2-(∑y)2}

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI · Menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam Kartono (2013:37), syarat-syarat kepemimpinan yang harus dimiliki ialah: 1. Kemandiriaan, berhasrat memajukan

26

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

gaya kepemimpinan terhadap kiinerja pegawai digunakan koefisien determinasi

dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan dan

selanjutnya dikalikan 100%, dengan demikian rumusnya:

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

5. Persamaan Regresi

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu

variabel independen dengan satu variabel dependen persamaan umum regresi linier

sederhana adalah:

Keterangan:

Y= Subyek/nilai dalam variabel dependen yang dipredisikan.

a= Harga Y bila X= 0 (harga konstan).

b= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

indenpenden. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X= Subyek pada variabel indenpenden yang mempunyai nilai tertentu.

KD = r2 x 100%

Y = a + bX