BAB II LANDASAN TEORI A. Terminologi Motivasi dan Belajar ...eprints.umm.ac.id/63830/3/BAB II.pdf18...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Terminologi Motivasi dan Belajar ...eprints.umm.ac.id/63830/3/BAB II.pdf18...
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Terminologi Motivasi dan Belajar
1. Motivasi
Motivasi,adalah,merupakan,perubahan,energi,dalam diri, (pribadi)
seseorang,yang ditandai,oleh dorongan,afektif dan,reaksi-reaksi untuk
mencapai,tujuan,sebagai contoh pelajar, tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mendiri, dan dapat
mempertahan pendapat atau bertanggung jawab sepenuhnya. Fungsi
motivasi dalam belajar, sebagai berikut :
a. Fungsi,sebagai pendorong,manusia untuk,berbuat, sebagai,motor
penggerak,yang melepas energi. ,Motivasi ini merupakan,langkah
penggerak dari,setiap kegiatan,yang,akan dikerjakan. ,
b. Fungsi,sebagai penentuan ke, arah perbuatan, ,yakni kearah,tujuan yang
hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus,dikerjakan,sesuai dengan,rumusan tujuan. ,
c. Fungsi,sebagai,menyeleksi,perbuatan, ,yakni,menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus,dijalankan secara serasi guna mencapai
tujuan. ,
Motivasi adalah konsep yang menguraikan kekuatan-kekuatan yang
ada dalam diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku.1
1. Pupuh Fathurrohman & As Suryana. Guru Profesional, (Bandung Refika
Adiutama:2012), 52.
19
Menurut Oemar Hamalik: Motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan)
dan reaksi untuk mencapai tujuan, perubahan energi dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktifitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang
mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai
motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia
lakukan untuk mencapainya.
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
daya pergerakan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas -
aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap-siagaan)2. Motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Mc. Donal di
dalam,perumusan,pendapat Mc. Donald tersebut bila,dicermati ada tiga
unsur yang saling berkaitan, yaitu:,
1. Motivasi,dimulai,dari adanya,perubahan energi,dari dalam,pribadi.
Perubahan-perubahan dalam,motivasi timbul dari,perbuatan tertentu.,
2. Motivasi,ditandai dengan,timbulnya,perasaan affective,arousal. Mula-
mula merupakan,ketegangan psikologis,lalu merupakan,suasana emosi.
Suasana,ini menimbulkan,kelakuan,yang bermotif,perubahan,dan
mungkin juga tidak, kita hanya,dapat melihatnya,dalam perbuatan.,
2. Sardiman A. M, Interaksi ,71.
20
3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah
suatu tujuan. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan
yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons
merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan.3
Pengertian motivasi menurut Ngalim Purwanto adalah segala sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Adapun
dikemukakan oleh Mc Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok
dalam motivasi, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan
energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya
tujuan. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.4
2. Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
a. Tujuan Belajar Secara Umum,
Seperti yang telah di singgung pada pengertian belajar diatas,
maka tujuan utama kegiatan belaran adalah untuk mendapatkan dan
meningkatkan khasan ilmu pengetahuan. Ada tiga kata gori tujuan
belajar menurut Sadirman , yaitu:
3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:1988), 860. 4. Ngalim Purwanto, Psikolog , 60.
21
1) Untuk Memperoleh,Pengetahuan,
Hasil dari,kegiatan belajar dapat ditandai,dengan,meningkatnya
kemampuan,berfikir seseorang.,Jadi, selain memiliki,pengetahuan
baru,,proses belajar juga akan membuat kemampuan berfikir
seseorang menjadi lebih baik.,Dalam hal ini, pengetahuan akan
meningkatkan kemampuan,berpikir seseorang, dan,begitu juga
sebaliknya,kemampuan,berpikir akan berkembang melalui ilmu
pengetahuan yang dipelajari. Dengan kata lain, pengetahuan,dan
kemampuan berfikir merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.,
2) Menanamkan Konsep,dan Keterampilan,
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses
belajar. Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu
keterampilan jasmani maupun rohani. Dalam hal ini, keterampilan
jasmani adalah kemampuan individu dalam penampilan dan gerakan
yang dapat diamati. Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis
atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih
kompleks karena bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan
dengan penghayatan cara berpikir dan kreativitas dalam
menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep.
22
3) Membentuk Sikap,
Kegiatan belajar,juga,dapat membentuk,sikap seseorang. Dalam hal
ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat
berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan
kesadaran di dalam dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap
mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus
melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa
menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir.5
b. Ciri-Ciri Belajar
Proses belajar dapat dikenali melalui,beberapa karakteristiknya.
Mengacu pada definisi,belajar di atas,,berikut ini adalah,beberapa hal yang
menggambarkan ciri-ciri belajar:,
1) Terjadi perubahan tingkah,laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan
campuran) baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung.,
2) Perubahan,tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap
atau permanen.,
3) Proses,belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana
hasilnya adalah tingkah laku individu.,
5. Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: 2011), 43.
23
4) Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar
adalah karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal
gaib, mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.,
5) Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu
lingkungan masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat
berubah karena lingkungannya.Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar adalah;
a) Perubahan terjadi secara sadar,
b) Bersifat ,atau kontinu, dan fungsional,
c) Bersifat positif dan aktif,
Jadi, dapat,disimpulkan,bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya
perubahan yang terjadi,secara sadar, dimana tingkah laku seseorang
menjadi,lebih baik, dan sifatnya menetap sebagai hasil,dari latihan,dan
pengalaman.
c. Jenis-Jenis,Belajar,
Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh
manusia. Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai berikut:
1) Belajar rasional,,yaitu proses,belajar menggunakan kemampuan
berpikir sesuai,dengan akal sehat (logis,dan rasional) untuk
memecahkan masalah.,
2) Belajar,abstrak, yaitu proses belajar,menggunakan berbagai cara
berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.,
24
3) Belajar,keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan
kemampuan gerak motorik,dengan otot dan urat,syaraf untuk
menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.,
4) Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah
dan cara penyelesaian masalah tersebut. Misalnya,masalah
keluarga, persahabatan, organisasi, dan lainnya yang berhubungan
dengan masyarakat.,
5) Belajar kebiasaan,,yaitu proses pembentukan,atau perbaikan
kebiasaan ke arah,yang lebih baik agar,individu memiliki sikap dan
kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan
(kontekstual).
6) Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis,
teratur, dan teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam
menyelesaikan suatu masalah.,
7) Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam
mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek sehingga individu
dapat menghargai berbagai objek tertentu.,
8) Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan
baru secara terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui
kegiatan eksperimen dan investigasi.6
Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh
manusia. Adapun,beberapa jenis belajar adalah sebagai berikut:,Dari
6. pengertian-belajar ,di akses pada tanggal 10 juli 2019 dari http:/lib.uin-Malang .ac.id.
25
penjelasan di atas menunjukkan bahwa,belajar,dapat merubah tingkah
laku seseorang, perubahan itu terjadi disebabkan oleh pengalaman dan
latihan-latihan yang dilakukan oleh belajar tersebut.Berangkat dari
definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar
adalah sesuatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku
individu melalui pengalaman atau pengumpulan sejumlah informasi
atau pengetahuan, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun
masyarakat.
B. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
1. Guru Dan Peranannya Dalam Proses Belajar Mengajar
Memurut Moh. Usman guru adalah pendidik dan pengajar pada
pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai
semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang
yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.7
a. Guru Sebagai Sumber Belajar
Guru sebagai sumber belajar yang baik adalah sangat penting
bagi siswa. Maka guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan
penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya
seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Bisa dikatakan
guru sebagai sumber belajar yang baik apabia guru dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik, sehingga guru benar-benar berperan
7. Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), 26.
26
sebagai sumber belajar bagi siswa. Guru adalah sebagai sumber belajar,
mka apapun yang ditanyakan siswa yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang sedang diajarkannya, maka guru harus bisa menjawab
dengan penuh keyakinan. Artinya guru benar-benar menguasai materi
pelajaran tersebut, khusunya materi yang diajarkannya.
Namaun, sebaliknya guru sebagai sumber belajar yang kurang
baik,apabila peserta didik tidak paham dengan materi yang diajarkanya.
Mungkinketiadak pahaman tentang materi pelajaran, guru biasanya
menunjukan perilaku-perilaku tertentu, seperti penyampain materi selalu
menoton,guru lebih sering duduk di kursi daripada keliling kelas, tidak
berani kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Sebagai sumber belajar
yang baik, hendaklah guru melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji
bersama siswa. Karena dalam perkembangan teknologi sekarang
ini sangat cepat, bisa saja terjadi siswa lebih pintar dibandingkan
guru dalam hal penguasaan teknologi dan informasi. Oleh sebab
itu, untuk menjaga agar guru tidak ketinggalan informasi, karena
materi yamh di ajarkan guru tidak ada di dalam buku pelajaran saja,
tetapi guru bisa melacak bahan-bahan di internet atau bahan cetakan
terbitan yang terbaru, atau berbagai informasi nedia masa. Oleh
karenanya, untuk menjaga agar guru tidak ketinggalam teknologi
27
dan unformasi, sebaiknya guru memiliki refrensi yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa.
2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh
siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajardi atas rata-rata
siswa yang lain, seperti guru yang memberikan pengayaan dengan
menunjukan sumber belajar yang berkenaan dengan materi
pelajaran.
3) Guru,perlu melakukan pemetaan,tentang,materi,pelajaran,,seperti
harus menentukan mana mataeri inti (core) yang wajib dipelajari
oleh siswa,,mana materi sebagai tambahan, dan mana,materi,yang
harus di ingatkan kembali,karena sudah pernah,dibahas sebelumnya.
b. Guru Sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik, keunikanya itu bisa dilihat dari
adanya setiap perbedaan. Artinya tidak ada dua individu yang sama,
walaupun sesama fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi
pada hakikatnya mereka tidak sama, walaupun secara fisik individu
memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidak sama. Baik,
dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Namun setiap individu
adalah mahluk yang sedang berkembang dan irama perkembangan
mereka itu tidak sama.
Disinilah arti bimbingan yang sebenarnya bagi guru, maka guru
harus memahami masing-masing peserta didik kondisi fisik sehinggah
psikis mereka mampu melakukan melaksanakan dengan baik. Namun,
28
dalam bimbingan guru juga harusmenyatu dengan jiwa siswa, guru tidak
boleh egois, memaksakan kehendak dengan tujuan agar pelajaran cepat
selsai sesui dengan target waktu. Akan tetapi, guru dituntut untuk
menghargai kemampuan siswa dengan tidak melupakan batasan waktu
pula. Inilah tugas guru sebagai pembimbing yang selalu mengalami
kesulitan,namun harus dilaksanakan.8
Perbedaan itulah yang menuntut guru berperan sebagai
pembimbing. Membimbing siswa agar mendapatkan berbagai potensi
yang dimiliki sebagai bekal hidup bagi peserta didik, sehingga dengan
ketercapean itu, peserta didik dapat tumbuh dengan berkembang sebagai
manusia yang ideal yang menjadi harapan bagi setiap orang juga
masyarakat. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing
agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat,
bakatnya, dan inilah upaya guru sebagai pembimbing.
Agar guru bisa mendidik siswa dengan baik, maka ada beberapa
hal yang harus dimiliki diantaranya:
1) Membimbing peserta didik menjadi individu yang kuat sehingga
menjalani kehidupanya deangan wawasan luas,9 guru mampu
mendorong pertumbuhan untuk motivasi kemajuan hidup.
2) Guru harus mengarahkan peserta didik supaya menjadi individu
yang kuat dan bertanggung jawab dan bermamfaat baik bagi dirinya
maupun orang lain. Sehingga mampu menjalani kehidupan menurut
8. Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail Mededia Group,2008), 74 9. Suparlan Suhartono, Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008), 137.
29
moralitas adil dan beradap, salasatu bentuknya siswa bisa
berperilaku syukur ketika menerima sesuatu yang bernilai, dan
bersabar ketika menghadapi segala rintangandan sebagainya.
3) Guru harus memiliki pemahaman tentang siswa yang sedang
dibimbingnya, seperti pemahaman tentang gaya dan kebiasaan
tentang belajar serta pemahaman tentang potensi yang dimiliki
siswa. Artinya pemahaman tentang seperti ini sangat penting, ini
yang akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus di
berikan kepada peserta didik.
c. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Tujuan umum dalam pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas berbagai macam kegiatan belajar mengajar,
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dan
mengembangkan alat-alat belajar, untuk menyesuaikan kondisi yang
memungkinkan siswa bisa bekerja dan belajar dengan maksimal, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diinginkan oleh guru.
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru
berperan dan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru
dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk proses belajar mengajar.
Pelaksanaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar, dan melaksanakan peran
30
sebagai sumber belajar itu sendiri.,Jika,guru sebagai,manajer, maka guru
memiliki empat pungsi umum yaitu: ,
1) Merencanakan,tujuan,belajar. Fungsi perencaan sangat penting bagi
seorang siswa. Kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan
yanitu:memperkirakan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis
silabus kegiatan pembelajaran, mengalokasikan waktu, serta
menuliskan sumber-sumber yang dipelajari. Fungsi pelaksanaan guru
adalah berusaha menjembatani jurang diantara siswa dan kemana
mereka harus melangka atau belajar.
2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar. Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan
secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta
melakukan pendelegasikan tanggung jawab dalam rangka
mewujudkan tujuan program yang telah direncanakan.
3) Memimpin, meliputi: motivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat
pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tujuan akhir dari memimpin
adalah membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk
menerima dan melatih tanggug jawab untuk belajar mandiri.
4) Mengawasi segala sesuatu. mengawasi bertujuan untuk
mengusahakan pristiwa-pristiwa sesua dengan rencana yang telah
disusun, dalam batas-batas tertentu. Fungsi pengawasan melibatkan
31
pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut
sangat konpleks.
d. Guru Sebagai Fasilitator
Melihat pendidikan guru bukan hanya menyampaikan informasi
atau mata pelajaran kepada peserta didik, tetapi guru disamping
menyampaikan informasi guru juga menjadi fasilitatoir yang bertugas
memberikan kemudahan dalam belajar (facilitate of learning) kepada
peserta didik,10 agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menyenangkan, gembira, penuh semangat, penuh ceria, tidak cemas, dan
berani mengemukan pendapat secara terbuka.
Guru sebagai fasilitator setidaknya harus memiliki enam sikap
menjadikan guru sebagai fasilitator seperti yang diidentifikasikan
Rogres dalam Knowles sebagai berikut:
1) Guru sebagai fasilitator, tidak berlebihan dalam mempertahankan
pendapat dan keyakinanya, atau kurang terbuka, artinya seorang
guru tidak boleh mempertahakan satu pendapat yaitu pendapat guru
sendiri, tetapi bagaimana seorang guru bisa menyikapi semua hal
ini dan bersifat terbuka terhadap peserta didiknya. Artinya guru
harus menghargai pendapat diri peserta didik itu sendiri.
2) Guru lebih banyak mendengar peserta didik, terutama aspirasi dan
perasaanya, karena guru sebagai fasilitator, maka guru harus lebih
banyak mendengar aspirasi dari peserta didiknya.
10. Mulyas, Standar Kopetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakaraya, 5
32
3) Mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif,
bahkan yang sulit sekalipun
4) Lebih meningkatkan perhatianya terhadap hubunganya dengan
peserta didik seperti bahan pembelajaran
5) Toleransi terhadap perbuatan yang diperbuat peserta didik selama
proses pembelajaran berlansung
6) Menghargai prestasi peserta didik, meskipuan biasanya mereka
sudah tahu prestasi yang dicapainya.
Upaya untuk menyikapi beberapa sikap di atas, maka ada
beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta didik antara lain:
guru harus memahami kemampuan siswa, potensi, hoby, sikap, minat,
kepribadianya, kebiasaan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di
sekolah. Hal yang demikian guru bisa mengatur dan mengarahkan
peserta didiknya dengan baik.
e. Guru Sebagai Evaluator
Guru juga dikatakan sebagai evaluator, yaitu melakukan evaluasi
atau penilan terhadap aktivitas yang telah dikerjakan dalam sistem
sekolah. Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan
terhadap dua fungsi dalam memerankan peranya sebagai evaluator yaitu:
33
1) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan siswa
Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai
keberhasilan siswa, evaluasi sendri memang peran penting.11 Sebab,
melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarkan
suda memiliki kopetensi yang telah ditetapkan, sehingga siswa layak
diberikan program pembelajaran yang baru, atau sebaliknya siswa
belum mencapai standar menimal, sehingga siswa perlu diberikan
program remidial, di samping itu, utuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, evaluasi sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap
hasil belajar, akan tetapi dilakukan juga terhadap proses belajar. Hal
ini sangat penting sebab evaluasi terhadap belajar pada dasarnya
evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata.
2) Evaluasi untuk menentukan keberhasilan guru
Evaluasi bukan hanya dilakukan untuk siswa saja, akan tetapi dapat
menilai untuk kenerja guru itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi
apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencaan atau belum. Fungsi dari evaluasi untuk menilai
keberhasilan siswa, baik dilihat dari aspek waktu maupun aspek
pelaksanaan. Evaluasi ini biasanya dilakukan serta proses
pembelajaran berakhir, atau biasa disebut dengan post-tes.
11. Wina Sanjaya, Op. Cit., 32.
34
f. Guru Sebagai Motivator
Motivasi merupakan penentu keberhasilan. Seorang guru harus
berperan sebagai motivator kepada murid- muridnya, teman sejawatnya,
serta lingkunganya kata motivasi berasal dari kata motif, yang artinya
daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi itu sendiri
mempunyai beberapa fungsi sebagaimana disebitkan oleh Omear
Hamalik dalam bukunya Faturrahman yakni:
1. Fungsi sebagai mendorong manusia untuk berbuat, sebagai motor
penggerak yang melepas energi. Motivasi ini merupakan langkah
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Fungsi sebagai menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan
yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuan.
3. Fungsi sebagai menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dijalankan secara serasi guna mencapai
tujuan itu.Dengan menyeleksikan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat pada tujuannya.
Melihat dari beberapa uraian di atas, sudah jeas bahwa motivasi
berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak
perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karenanya,
35
gurulah yang paling berperan dalam menjalakan keberhasilan siswa dan
kesuksesan siswa.12
g. Guru Sebagai Teladan (Suri Teladan)
Guru teladan adalah mewujudkan tujuan pengajaran dengan
memberikan keteladanan yang baik kepada siswa agar dapat
berkembang dengan baik, motivasi dan kepribadiannya secara benar,
keteladanan dalam pengajaran menjadi keniscayaan, karena bakat
pengajaran adalah membentuk kepribadian yang utuh pada siswa.13
Perubahan guru dalam cara mengajar dapat dilatihkan melalui
peningkatan kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang
kurang aktif dapat segera terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan
untuk itu, maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara mengajar
guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar siswa
diantaranya sebagai berikut:
1) Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang
merasa cepat puas dalam mengajar apabila banyak penyajian
informasi (ceramah) dan terlalu mendominasi kegiatan belajar
peserta didik.
2) Guru hendaknya berperan sebagai motivator, pengarah,
pembimbing, pemberi kemudahan dengan menyediakan berbagai
fasilitas belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan
menantang agar peserta didik mau berfikir dan bekerja (melakukan).
12. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2013), 61. 13. Thoifuri, Op. Cit,.61
36
3) Mengubah carah mengajar dengan berbagai variasi metode yang
lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan
cara belajar peserta didikyang
4) Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar
sehingga peserta didik dapat belajar secara mendiri dan
berkelompok, percaya diri, terbuka untuk saling memberi dan
menerima pendapat orang lain, serta membina kebiasaan mencari
dan mengolah sendiri informasi.
Namun pada intinya berbicara masalah guru sebagai suri teladan,
maka permasalahannya adalah tingkah laku, dan pembicaraan akan
ditiruh oleh siswa. Adanya teladan ini, maka lahirlah gejala identifikasi
positif, yaitu penyamaan diri dengan orang yang ditiru.Identifikasi positif
itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian, karena hal ini perlu
diperhatikan dalam pendidikan berupa kejelasan cara tingka laku mana
yang harus ditiru atau sebaliknya. Maksdnya untuk membiasakan peserta
didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik dan benar.
C. Motivasi Belajar
Motivasi adalah merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk
mencapai tujuan sebagai contoh pelajar, tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, lebih senag bekerja mendiri, dan dapat mempertahan
pendapa atau bertanggung jawab sepenuhnya.
37
a. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Sardiman dan Elida Prayitno dikenal dua motivasi, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yaitu:14
a. Motivasi Intrinsik: Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri siswa
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Motivasi Intrinsik dapat di tumbuhkan dengan
mendorong rasa igin tahu, mencoba, serta sikap mandiri dan ingin
maju.
b. Motivasi Ekstrinsik: Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar diri siswa. Yang termasuk dalam motivasi
ekstrinsik ini adalah pujian, hadiah, suri tauladan guru dan
sebagainya. Oleh karena itu, guru sebagai motivator, maka guru
harus mampu dalam membangkitkan motivator belajar.15
b. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Sardimanfungsi motivasi dalam belajar, sebagai berikut :
a. Fungsi,sebagai,pendorong manusia,untuk berbuat, sebagai,motor penggerak
yang,melepas energi. ,Motivasi ini,merupakan langkah,penggerak dari
setiap kegiatan yang,akan dikerjakan., ,
b. Fungsi,sebagai penentuan ke arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai, dengan demikian,motivasi dapat,memberikan,arah dan
kegiatan,yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. ,
14. Sardiman A.M, Interak., 89-90. 15. Ali Mudlofir,Pendidik Profesional Konsep,Strategi dan Aplokasi dalampeningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia, . (Jakarta:2012), 183.
38
c. Fungsi sebagai menyeleksi perbuatan, ,yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus,dijalankan secara serasi guna mencapai tujuan
itu16.,Dengan menyeleksikan,perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
pada tujuan tersebut.17 ,
Melihat dari beberapa uraian di atas, sudah jeas bahwa motivasi
berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak
perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karenanya, gurulah yang
merupakan faktor yang paling berperan dalam menjalakan keberhasilan siswa
dan kesuksesan siswa.
Ada beberapa strategi untuk menumbukhan motivasi belajar siswa
sebagai berikut:
1. Memperjelas tujuan tujuan belajar kepada peserta didik, pada
permulaan belajar mengajar sehrusnya terlebih dahulu menjelaskan
mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa. Jika tujuannya
jelas maka makin besar pula motivasi dalam belajar siswa.
2. Saingan atau kopetensi. Guru berusaha mengadakan persaingan
diantara siswanya untuk meningkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya
3. Hukuman. Memberikan hukuman kepada siswa yang berbuat
kesalahan saat proses belajar mengajar sedang berlansung. Hukuman
ini diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan dengan harapan
16. Nasution, Didaktik Asas-asas mengajar, (Bandung:1995), 79. 17Pupuh Faturrahman, dan SobrySutikno,Srategi Belajar Mengajar Penanaman Konsip
Umum dan konsep Islam, (Bandung:2012), 20.
39
agar siswa yang berbuat kesalah tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya18.
c. Teori Tentang Motivasi,
Menurut,penulis,teori yang paling,tepat dan sesuai adalah teori yang
dikemukakan,oleh Abraham Maslow.,Sebagaimana,dalam teori,kebutuhannya
bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah tujuan
memenuhi kebutuhannya, baik fisik maupun psikis. Berkaitan dengan teori ini
Abraham Maslow mengemukakan ada empat tingkatan kebutuhan manusia19.
Kebutuhannya sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologi:
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang bersifat primer dan vital,
yang menyangkut fungsi-fungsi organisme manusia seperti kebutuhan akan
pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik dan sebagainya. Jika semua itu
terpenuhi maka proses melajar mengajar akan berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan:
Kebutuhan ini misalnya guru bisa menciptakan rasa aman terhadap
siswa-siswanya dan bisa menghindari perilakuan yang tidak adil terhadap
siswnya. Sehingga siswa termotivasi untuk belajar dengan adanya rasa aman
yang diciptakan oleh sang guru tersebut.
c. Kebutuhan sosial:
18 . Hasbullah, Op.Cit., 31. 19. Sardiman A.M, Interaksi., 73.
40
Kebutuhan ini meliputi beberapa hal antara lain kebutuhan yang
dicintai, di perhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok,
rasa setia kawan, bisa kerja sama, dan lain-lain. Misalnya guru membentuk
kelompok-kelompok belajar tujuannaya adalah agar anak merasa dihargai
dan tauladan.
d. Kebutuhan akan penghargaan:
Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan dihargai
karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status. Maka dalam hal ini
kaitannya iyalah motivasi misalnya guru memberikan pujian, memberikan
hadiah kepada siswa yang mempunyai prestasi yang baik sehingga siswa
termotivasi untuk meningkatkan prestasinya lebih baik lagi dari
sebelumnya.
d. Upaya yang Mendukung Motivasi Siswa Belajar
Mengingat pentingnya motivasi sebagai pendorong kegiatan belajar
siswa, maka banyak upaya guru untuk menimbulkan dan membangkitkan
motivasi belajar pada siswa. Mengemukakan beberapa,bentuk dan cara
untuk menumbuhkan,motivasi dalam kegiatan,belajar di sekolah, seperti
berikut:,
1. Memberi,Angka ,
Angka dalam,hal ini sebagai simbol,dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar,,yang utama justru untuk mencapai,angka atau nilai
yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau
41
nilai-nilai pada rapot,angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi
para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.,
2. Hadiah ,
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi,,tetapi tidak selalu
demikian. Karena hadiah,untuk,suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu
pekerjaan tersebut.,
3. Saingan/Kompetisi,
Saingan atau kompetisi,dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong siswa untuk belajar.,Persaingan, baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok dapat mmeningkatkan prestasi
belajar para peserta didik.,
4. Mengetahui,Hasil,
Dengan mengetahui,hasil pekerjaan, apalagi,kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Semakin
mengetahui bahwa,grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya,terus meningkat.,
5. Pujian,
Apabila ada siswa yang ,ukses atau,berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian,ini adalah bentuk
reinforcement,yang positif dan,sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena,itu supaya pujian ini merupakan,motivasi,,pemberiannya
harus tetap.,Dengan pujian yang tepat,akan memupuk suasana yang
42
menyenangkan,dan mempertinggi,gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.,
6. Memberi Ulangan ,
Para siswa akan,giat belajar kalau mengetahui,akan ada ulangan.
Oleh karena,itu memberi ulangan ini,juga merupakan,sarana motivasi.
Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah yang terlalu sering melakukan
ulangan,(misalnya,setiap hari),karena bisa membosankan para,peserta
didik.,
Cara guru bahasa arab menerapkan motivasi pada siswanya adalah
dengan berbagai cara memberikan saingan kompentesi berupa hadia,
ulangan, pidato bahasa arab, lomba hafal kosa kata, dan memberikan bayak
pandangan harapan pada siswa. Adapun harapan guru bahasa arab nantinya
siswa lebih semangat dan lebih baik dalam memahami bahasa arab,
harapan dan timbal balik dengan adanya motivasi nantinya siswa SMP ini
bisa tetap bersaing dengan sekolah lainya dan membawa nama baik
sekolah ini, akhirnya dari bayak hal yang di terapkan guru pada siswa
sehingga nantinya bisa bersaing dengan sekolah lain, alhasilnya setiap ada
kompentisi siswa SMP ini bisa membawa nama baik sekolahnya dan
membanggakan bagi Mumammadiya 06 Dau Malang.
Melihat uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik
dan non akademik yang di rai oleh siswa-siswai SMP Muhammadiyah 06
Dau Malang ini sangat baik, dan semuanya ini sangat didukung oleh semua
43
guru, dikarenakan disekolah ini juga mempasilitasi tempat latihan siswa,
contoh ruangan dan alat buat latihan siswa disekolahnya.
e. Upaya yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Belajar
Menurut Sardiman, bahwa yang mempengaruhi motivasibelajar pada
siswa adalah tingkat motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat dan
sifat pribadi. Keempat upaya tersebut saling mendukung dan timbul pada diri
siswa sehingga tercipta semangat belajar untuk melakukan aktivitas sehingga
tercapai tujuan pemenuhan kebutuhannya.,Sedangkan menurut dimyati dan
mudjiono, upaya-upaya,yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1) Kemauan Siswa,
Keinginana,seorang siswa perlu,dibarengin dengan,kemampuan
untuk mencapainya, karena kemauan akan memperkuat motivasi siswa
untuk melaksanakan,tugas-tugas perkembangan dirinya.,
2) Kondisi Siswa,
Kondisi,siswa yang,meliputi kondisi jasmani,dan,rohani sangat
mempengaruhi,motivasi belajar.,
3) Kondisi,lingkungan Siswa,
Siswa dapat,terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh,karena itu
kondisi,lingkungan sekolah yang sehat,,kerukunan, dan,ketertiban
pergaulan,perlu di pertinggi,mutunya agar,semangat dan,motivasi belajar
siswa mudah,diperkuat.20
20. Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: 2011), 63.