Bab 3 Motivasi Dan Kinerja
-
Upload
christy-brady -
Category
Documents
-
view
58 -
download
2
Transcript of Bab 3 Motivasi Dan Kinerja
87
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto
(2007), Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menguraikan atau mengambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan
atau objek peneliti.
3.1.2. Sifat Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian explanatory. Sugiyono (2003), menyatakan
bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan
yang lainnya.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa
Bangsa Medan yang berlokasi di Jalan Sei Serayu No 80 Medan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan September 2010 sampai dengan Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen tetap STIE Nusa Bangsa
Medan yang berjumlah 32 orang, (sampai dengan September 2010). Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Menurut Sugiono
(2009), teknik pe8nentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel maka ini adalah sampling jenuh.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara (Interview) yang dilakukan kepada pihak-pihak yang berhak
memberikan informasi dan data mengenai STIE Nusa Bangsa Medan.
2. Daftar pertanyaan (Questionaire), yang diberikan kepada dosen STIE Nusa
Bangsa Medan sebagai responden penelitian.
3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-
dokumen yang mendukung penelitian ini.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer diperoleh dari wawancara (Interview) dan daftar pertanyaan
(Questionaire).
2. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
Identifikasi variabel dalam hipotesis penelitian pertama ada 3 variabel yaitu
motivasi (X1) dan kepemimpinan (X2) sebagai variabel bebas, dan kinerja dosen (Y)
sebagai variabel terikat. Sedangkan identifikasi variabel dalam penelitian hipotesis
kedua ada 3 variabel yaitu lingkungan kerja (X1) dan insentif (X2) sebagai variabel
bebas, dan motivasi (Y) sebagai variabel terikat.
Berikut penjelasan definisi operasional masing-masing variabel:
1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari diri sendiri untuk mengembangkan dan
meningkatkan kegairahan mengajar, semangat dan rasa cinta terhadap tugas
mengajar. Pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel motivasi diukur dengan
satuan skala likert.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari ketua jurusan dalam mempengaruhi
dan menggerakkan dosen sehingga para dosen dapat bekerja dengan baik,
bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula
terhadap atasan. Pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel Kepemimpinan
diukur dengan satuan skala likert.
3. Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang dosen. Bagi dosen
yaitu melaksanakan Tri Drama Peguruan Tinggi seperti Pendidikan, Pengajaran,
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dan Pengabdian pada Mayarakat. Pertanyaan atau pernyataan mengenai
variabel kinerja dosen diukur dengan satuan skala likert.
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi tempat kerja yang baik sehingga dapat membuat
dosen merasa menyenangkan, aman, tentram, perasaan betah. Pertanyaan atau
pernyataan mengenai variabel penghargaan diukur dengan satuan skala likert.
5. Insentif
Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada seorang dosen diluar dari gaji dalam
melaksanakan tugas. Pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel pelatihan kerja
diukur dengan satuan skala likert.
Tabel 3. 1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Motivasi Motivasi adalah dorongan dari diri sendiri untuk mengembangkan dan meningkatkan kegairahan mengajar, semangat dan rasa cinta terhadap tugas mengajar.
1. Kerja keras 2. Usaha untuk maju 3. Ketekunan 4. Orientas tugas/sasaran
Likert
Kepemimpinan Kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari ketua jurusan dalam mempengaruhi dan menggerakkan dosen sehingga para dosen dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin
1.Kejelasan pimpinand dalam memberi perintah 2.Peka terhadap saran dan masukan 3.Menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik 4.Menciptakan disiplin diri dan disiplin
Likert
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.1
serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan
kelompok 5.Kesediaan pimpinan dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada dosen.
Kinerja Dosen
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang dosen. Bagi dosen yaitu melaksanakan Tri Drama Peguruan Tinggi seperti Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan pengabdian pada Mayarakat.
1. Pendidikan dan Pengajaran 2. Penelitian 3. Pengabdian Pada Masyarakat
Likert
Variabel Definisi Operasional Indikator PengukuranLingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi tempat kerja yang baik sehingga dapat membuat dosen merasa menyenangkan, aman, tentram, perasaan betah
1. Perlengkapan mengajar 2. Kondisi ruang kelas 3. Ketenangan mengajar 4. Komunikasi yang baik
dengan teman sejawat dan pimpinan
Likert
Insentif Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada seorang dosen diluar dari gaji dalam melaksanakan tugas
1.Adil 2.Layak 3.Tepat Waktu
Likert
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1. Uji Validitas
Untuk menguji apakah instrumen yang dipakai cukup layak digunakan
sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya
Universitas Sumatera Utara
maka dilakukan uji validitas. Ghozali (2009), menyatakan bahwa pengukuran
validitas dapat dilakukan dengan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Perhitungan korelasi bivariate masing-masing
skor indikator dengan total skor konstruk dengan menggunakan perangkat lunak
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 17.
Nugroho (2005), menyatakan suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai
r hitung yang merupakan nilai dari Corrected item-total corelation > dari r tabel.
Dimana untuk mengetahui nilai r tabel dapat diketahui melalui df = n-2.
Menurut Umar (2004), untuk melakukan uji validitas instrumen dengan
melakukan uji coba pengukur pada sejumlah responden, responden diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jumlah responden untuk uji coba
disarankan minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal.
Pengujian validitas dan reliabilitas angket dilakukan di FKIP Universitas
Muslim Nusantara Medan. Responden sebanyak 30 dosen untuk pengujian validitas
dan reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan relibel
secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik.
Secara rinci hasil uji validitas disajikan sebagai berikut.
3.7.1.1. Instrumen Motivasi
Tabel 3. 2. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 3.2
Pertanyaan Corrected item total correlation (r hitung) r tabel Validitas
1.Mengajar tanpa ada paksaan .379 0,361 Valid
2.Bekerja keras dalam melakukan tugas dan tanggung jawab .324 0,361
Tidak Valid
3.Gaji yang diterima sudah memotivasi .367 0,361 Valid
4.Bekerja keras dalam merencanakan pembelajaran .372 0,361 Valid
5.Memenuhi tanggung jawab sebagai seorang dosen .379 0,361 Valid
6.Meningkatkan pengetahuan dalam bekerja .558 0,361 Valid
7.Menerapkan kedisiplinan dalam bekerja .432 0,361 Valid
8.Mengikutin seminar dalam meningkatkan kemampuan mengajar .364 0,361 Valid
9.Menjadi contoh bagi mahasiswa .393 0,361 Valid
10.Meningkatkan kemampuan agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab .380 0,361 Valid
11.Pekerjaan selama ini Memberikan untuk belajar hal baru .545 0,361 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item
yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas,
butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan n =
30, sehingga r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan pada Tabel 3.2 terlihat bahwa hasil
uji validitas menunjukkan pertanyaan butir 2 tidak valid karena r hitung < r tabel pada
Universitas Sumatera Utara
taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel motivasi dengan
pertanyaan 1,3,4,5,6,7,8,9,10, dan 11 dapat disimpulkan dinyatakan valid.
3.7.1.2. Instrumen Kepemimpinan
Tabel 3. 3. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kepemimpinan
Pertanyaan Corrected item total correlation (r
hitung) r table Validitas
1.Kemampuan komunikasi ketua jurusan
.419 0,361 Valid
2.Ketua jurusan harus memberikan arahan akan tugas dan tanggungjawab
.290 0,361 Tidak Valid
3.Ketua jurusan memberikan contoh dan tauladan
.386 0,361 Valid
4.Ketua jurusan mengambil keputusan yang tepat
.477 0,361 Valid
5.Ketua jurusan membangun kedekatan emosional dengan dosen
.595 0,361 Valid
6.Ketua jurusan menunjukan kemampuan dirinya sebagai Seorang pimpinan
.478 0,361 Valid
7.Ketua jurusan sabar dalam menghadapin tingkah dosen
.401 0,361 Valid
8.Ketua jurusan mengetahuin kemampuan bawahanya
.427 0,361 Valid
9.Ketua jurusan menunjukan kedisiplinan ketika menghadiri rapat tepat waktu
.075 0,361 Tidak Valid
10.Kemampuan ketua jurusan dalam memberikan arahan
.452 0,361 Valid
11.Ketua jurusan mengarahkan Dosen untuk mencapai ki
kinerja yang baik
.414 0,361 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item
yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas,
butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan n =
30, sehingga r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan pada Tabel 3.3 terlihat bahwa hasil
uji validitas menunjukkan pertanyaan butir 2 dan 9 tidak valid karena r hitung < r
tabel pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kepemimpinan
dengan pertanyaan 1,3,4,5,6,7,8,10, dan 11 dapat disimpulkan dinyatakan valid.
3.7.1.3. Instrumen Kinerja Dosen
Tabel 3. 4. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Dosen
Pertanyaan Corrected item total correlation (r hitung) r table Validitas
1.Menguji kemampuan awal Mahasiswa
.429 0,361 Valid
2.Waktu bagi mahasiswa Untuk Bertanya
.403 0,361 Valid
3.Menerapkan metode yang Bervariasi
.370 0,361 Valid
4.Mengevaluasi cara mengajar yang diterapkan
.615 0,361 Valid
5.Memberikan perhatian bagi Mahasiswa
.633 0,361 Valid
6.Meluangkan waktu untuk melayani mahasiswa
.706 0,361 Valid
7.Tambahan pengetahuan melalui Penelitian
.401 0,361 Valid
8.Menulis karya ilmiah .465 0,361 Valid
9.Mendapatkan kesempatan mengikutin seminar
.323 0,361 Tidak Valid
Universitas Sumatera Utara
Corrected item total Pertanyaan correlation (r hitung) r table Validitas
1.Menguji kemampuan awal .429 0,361 Valid Mahasiswa
2.Waktu bagi mahasiswa .403 0,361 Valid Untuk Bertanya
3.Menerapkan metode yang .370 0,361 Valid Bervariasi
4.Mengevaluasi cara .615 0,361 Valid mengajar yang diterapkan
10.Menerapkan hasil penelitian
.320 0,361 Tidak Valid
11.Melakukan kerjasama dengan pihak kampus dalam mengadakan penyuluhan
.464 0,361 Valid
12.Memberi pelayanan kepada Masyarakat
.439 0,361 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item
yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas,
butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan n =
30, sehingga r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan pada Tabel 3.4. Terlihat bahwa hasil
uji validitas menunjukkan pertanyaan butir 9 dan 10 tidak valid karena r hitung < r
tabel pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel kinerja dosen
dengan pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,11, dan 12 dapat disimpulkan dinyatakan valid.
Universitas Sumatera Utara
3.7.1.4. Instrumen Lingkungan Kerja
Tabel 3. 5. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Lingkungan Kerja
Pertanyaan Corrected item total correlation (r hitung) r tabel Validitas
1.Sarana dan prasarana sudah baik .501 0,361 Valid
2.Sarana dan prasarana sudah Memotivasi .367 0,361 Valid
3.Memiliki penerangan yang Mencukupin .555 0,361 Valid
4.Ruangan belajar sudah memiliki sirkulasi udara yang baik .346 0,361
Tidak Valid
5.Suasana lingkungan mengajar saat ini membuat dosen semangat dalam mengajar .358 0,361
Tidak Valid
6.Memiliki sirkulasi udara yang baik .593 0,361 Valid
7.Suasana lingkungan membuat Semangat .421 0,361 Valid
8.Ruangan kelas bersih .399 0,361 Valid
9.Sirkulasi udara yang baik dalam ruangan kelas agar dosen merasa nyaman dalam mengajar .387 0,361 Valid
10.Dibutuhkan komunikasi Yang baik antara sesama dosen .406 0,361 Valid
11.Telah terjalin komunikasi yang baik antara dosen dengan ketua jurusan .417 0,361 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji validitas, butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan
r tabel pada α = 0,05 dengan n = 30, sehingga r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan pada
Tabel 3.5 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan pertanyaan butir 4 dan 5
tidak valid karena r hitung < r tabel pada taraf signifikansi 5%. Dapat dilihat pada
kolom Corrected Item Total Correlation. Berdasarkan hasil ini maka variabel
lingkungan kerja dengan pertanyaan 1,2,3,6,7,8,9,10, dan 11 dapat disimpulkan
dinyatakan valid.
3.7.1.5. Instrumen Insentif
Tabel 3. 6. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Insentif
Pertanyaan Corrected item total correlation (r hitung) r table Validitas
1.Pemberian insentif sesuai dengan yang diharapkan .603 0,361 Valid
2.Pemberian insentif telah adil .680 0,361 Valid
3.Pemberian insentif membantu didalam .363 0,361 Valid
4.Pemberian bonus .460 0,361 Valid
5.Pemberian insentif Meningkatkan motivasi kerja .431 0,361 Valid
6.Pemberian insentif layak .380 0,361 Valid
7.Penghasilan mengajar .380 0,361 Valid
8.Puas terhadap pemberian insentif .378 0,361 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item
yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas,
Universitas Sumatera Utara
butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel pada α = 0,05 dengan n
= 30, sehingga r tabel sebesar 0,361. Berdasarkan pada Tabel 3.6 terlihat bahwa hasil
uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung > r tabel pada taraf
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ini maka variabel insentif dengan pertanyaan
1,2,3,4,5,6,7, dan 8 dapat disimpulkan dinyatakan valid.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung
kecermatan pengukuran maka dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half). Butir-
butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen yang
dibelahan awal dan dibelahan akhir. Selanjutnya skor total kelompok dibelahan awal
dikorelasikan dengan skor kelompok dibelahan awal dan dianalisis dengan rumus
Spearman Brown Jika nilai reliabilitas semakin mendekati 1, maka instrumen
penelitian semakin baik. Secara rinci hasil uji reliabilitas disajikan sebagai berikut.
3.7.2.1 Reliabilitas Instrumen Motivasi
Hasil pengujian terhadap reliabilitas instrumen motivasi (11 instrumen)
menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,756.
Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 7. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.756 .762 11 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
3.7.2.2. Reliabilitas Instrumen Kepemimpinan
Hasil pengujian terhadap reliabilitas instrumen kepemimpinan (11 instrumen)
menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,743.
Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3. 8. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kepemimpinan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.743 .755 11 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
3.7.2.3. Reliabilitas Instrumen Kinerja Dosen
Hasil pengujian terhadap reliabilitas instrumen kinerja dosen (12 instrumen)
menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,795.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Dosen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.795 .821 12 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
3.7.2.4. Reliabilitas Instrumen Lingkungan Kerja
Hasil pengujian terhadap reliabilitas instrumen lingkungan kerja (11
instrumen) menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar
0,776. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki
reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3. 10. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Lingkungan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.776 .780 11 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
3.7.2.5. Reliabilitas Instrumen Insentif
Hasil pengujian terhadap reliabilitas instrumen insentif (8 instrumen)
menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,753.
Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3. 11. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Insentif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.753 .763 8 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
3.8. Metode Analis Data
3.8.1. Metode Analisis Data Hipotesis Pertama
Untuk mengetahui adanya pengaruh yang nyata antara variabel independen
terhadap variabel dependen digunakan metode regresi linear berganda dengan
persamaan sebagai berikut :
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 +e
dimana :
Y = Kinerja Dosen
X1 = Motivasi
X2 = Kepemimpinan
Universitas Sumatera Utara
b0 = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel X1
b2 = koefisien regresi variabel X2
e = term of error
3.8.2. Metode Analisis Data Hipotesis Kedua
Untuk mengetahui adanya pengaruh yang nyata antara variabel independen
terhadap variabel dependen digunakan metode regresi linear berganda dengan
persamaan sebagai berikut :
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 +e
dimana :
Y = Motivasi
X1 = Lingkungan kerja
X2 = Insentif
b0 = konstanta
b1 = koefisien regresi variabel X1
b2 = koefisien regresi variabel X2
e = term of error
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan uji statistik sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1) Uji t
Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara
parsial (individual) terhadap variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 5
%).
Model hipotesis pertama dalam uji t adalah:
Ho : bi = 0, secara parsial variabel motivasi dan kepemimpinan tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa
Bangsa Medan.
H1 : bi ≠ 0, secara parsial variabel motivasi dan kepemimpinan berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Nusa Bangsa Medan.
Model hipotesis kedua dalam uji t adalah:
Ho : bi = 0, secara parsial variabel lingkungan kerja dan insentif tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi dosen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan.
H1 : bi ≠ 0, secara parsial variabel lingkungan kerja dan insentif berpengaruh
positif signifikan terhadap motivasi dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Nusa Bangsa Medan.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah
dengan uji statistik t (uji satu sisi), dengan ketentuan:
Ho di terima jika t hitung < t tabel
Ho di tolak jika t hitung > t tabel.
Pengujian hipotesis secara simultan maupun parsial dilakukan dengan
menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) versi 17.
2) Uji F
Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak
terhadap variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 5 %). Uji F dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat.
Model hipotesis pertama dalam uji F adalah:
Ho : bi = 0, secara serempak variabel motivasi dan kepemimpinan tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan.
H1 : bi ≠ 0, secara serempak variabel motivasi dan kepemimpinan berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Nusa Bangsa Medan.
Model hipotesis kedua dalam uji F adalah:
Universitas Sumatera Utara
Ho : bi = 0, secara serempak variabel lingkungan kerja dan insentif tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi dosen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan.
H1 : bi ≠ 0, secara serempak variabel lingkungan kerja dan insentif
berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi dosen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan.
Kriteria yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah
dengan uji statistik F, dengan ketentuan:
Ho diterima jika F hitung < F tabel,
Ho ditolak jika F hitung > F tabel.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat Ghozali (2009). Nilai
koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel kinerja, dan
apabila nilai R2 semakin kecil mendekati nol, berarti motivasi dan kepemimpinan
hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel kinerja.
Universitas Sumatera Utara
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel
pengganggu atau residual pada model regresi berdistribusi normal. Uji-t dan uji-F
mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi normal, dan apabila
asumsi ini tidak terpenuhi maka penggunaan model regresi untuk prediksi menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Gambar 3. 1. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama Menggunakan Histogram
Gambar 3. 2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama Menggunakan P-P Plot
Universitas Sumatera Utara
Pada Tampilan Grafik Histogram ( gambar 3.1), data distribusi nilai residual
menunjukkan berdistribusi normal, hal ini dinyatakan pada gambar berbentuk bel
yang hampir sempurna (simetris). Demikian juga pada tampilan grafik norma p
plot ( gambar 3.2 ), data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya. Hal ini menunjukkan residual berdistribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik untuk menguji normalitas residual pada penelitian ini dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnof (1-sampelK-Stest).
Hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Kriteria:
1. Ho diterima apabila nilai signifikansi (asymp.Sig) > 0.05
2. Ha diterima apabila nilai signifikansi (asymp.Sig) < 0.05
Tabel 3. 12. One-Sampel Kolmogorov-Smienov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Mean .0000000 Normal Parametersa,,b
Std. Deviation 2.79103309
Absolute .079 Most Extreme Differences Positive .068
Universitas Sumatera Utara
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .450
Asymp. Sig. (2-tailed) .988
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.988, dan
tidak signifikan pada α = 0.05 (asymp.Sig = 0.988 > 0.05) sehingga hipotesis Ho
diterima, yang mengatakan data residual berdistribusi normal. Dengan demikian
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) pada
model. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Nilai cut off yang umumnya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya
multikolinieritas apabila nilai Tolerance ≥ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
Tabel 3. 13. Collinerity Statistics Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model T Sig. Tolerance VIF
(Constant) .485 .631
Motivasi 2.497 .018 .963 1.038
1
Kepemimpinan 3.056 .005 .963 1.038
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji statistik nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki niali Tolerance kurang dari 0.10, dan demikian juga hasil perhitungan
Variance Infllation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Grafik scatterplots pada Gambar 3.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan
tidak membentuk pola tertentu yang teratur, yang mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 3. 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Mengunakan Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Kedua
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel
pengganggu atau residual pada model regresi berdistribusi normal. Uji-t dan uji-F
mengasumsikan bahwa nilai residual harus mengikuti distribusi normal, dan apabila
asumsi ini tidak terpenuhi maka penggunaan model regresi untuk prediksi menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Gambar 3. 4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua Menggunakan Histogram
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 5. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua Menggunakan P-P Plot
Pada Tampilan Grafik histogram ( gambar 3.4 ), data distribusi nilai residual
menunjukkan berdistribusi normal, hal ini dinyatakan pada gambar berbentuk bel
yang hampir sempurna (simetris). Demikian juga pada normal tampilan grafik normal
p plot ( gambar 3.5 ), data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonalnya. Hal ini menunjukkan residual berdistribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik untuk menguji normalitas residual pada penelitian ini dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnof (1-sampelK-Stest).
Hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Kriteria:
1. Ho diterima apabila nilai signifikansi (asymp.Sig) > 0.05
2. Ha diterima apabila nilai signifikansi (asymp.Sig) < 0.05
Tabel 3. 14. One-Sampel Kolmogorov-Smienov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Mean .0000000 Normal Parametersa,,b
Std. Deviation 2.24599877
Absolute .106
Positive .074
Most Extreme Differences
Negative -.106
Kolmogorov-Smirnov Z .599
Asymp. Sig. (2-tailed) .865
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.865, dan
tidak signifikan pada α = 0.05 (asymp.Sig = 0.865 > 0.05) sehingga hipotesis Ho
diterima, yang mengatakan data residual berdistribusi normal. Dengan demikian
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) pada
model. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
Universitas Sumatera Utara
independen. Nilai cut off yang umumnya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya
multikolinieritas apabila nilai Tolerance ≥ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
Tabel 3. 15. Collinerity Statistics Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 6.761 .000
LK 2.482 .019 .978 1.023
1
Insentif 3.497 .002 .978 1.023
Hasil uji statistik nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki niali Tolerance kurang dari 0.10, dan demikian juga hasil perhitungan
Variance Infllation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Grafik scatterplots pada Gambar 3.6 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan
tidak membentuk pola tertentu yang teratur, yang mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 6. Hasil Uji Heteroskedatisitas Hipotesis Kedua Menggunakan Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
103
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah STIE Nusa Bangsa Medan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan merupakan
pengembangan dari Akademi Bisnis Indonesia (ABIN) yang diselengarakan oleh
Yayasan Pengembangan Pengetahuan Bisnis Indonesia (YAPPBIN) yayasan ini
didirikan di Medan pada tahun 1976. Tahun 1893, ABIN diubah namanya menjadi
Akademi Akutansi dan Manajemen Indonesia (AKAMI) dan memperoleh status
terdaftar sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No
0351/0/1983 tanggal 25 Agustus 1983.
Pada tahun 1987 Akademi Akuntansi dan Manajemen Indonesia (AKAMI)
dikembangkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Bangsa Medan. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusa Bangsa Medan beralamat di jalan Sei Serayu No
80 Medan dan memiliki dua jurusan yaitu manajemen dan akuntansi. Perguruan
tinggi ini mengasuh dua Program Pendidikan, yaitu Strata Satu (S1) dan Diploma
Tiga (D-III) yang masing-masing Program studinya adalah Akuntansi dan
Manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Visi dari STIE Nusa Bangsa Medan adalah Menghasilkan lulusan yang
berkualitas, berdaya saing tinggi, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi di
segala situasi dan kondisi, dalam era globalisasi.
Sedangkan misi dari STIE Nusa Bangsa Medan adalah:
1. STIE Nusa Bangsa Medan diabdikan untuk memberikan pendidikan tinggi yang
berkualitas, untuk memajukan penelitian dan kegiatan kreatif, dan untuk
melanjutkan upaya perwujudan cita-cita bangsa. Sebagai satu di antara sejumlah
perguruan tinggi swasta di Sumatra Utara, STIE Nusa Bangsa Medan berusaha
memetik manfaat dari karakteristik penting wilayah ini, yaitu sebagai pusat
kegiatan perdagangan dan kebudayaan di wilayah barat Indonesia,
2. STIE Nusa Bangsa Medan menawarkan pendidikan akademik dan pendidikan
profesional. Pendidikan Akademik ialah pendidikan yang diarahkan terutama
pada penguasaan ilmu dan teknologi, sedangkan pendidikan profesional ialah
pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : STIE Nusa Bangsa Medan
Gambar 4. 1. Struktur Organisasi STIE Nusa Bangsa Medan
Dalam struktur organisasi di STIE Nusa Bangsa Medan setiap posisi memiliki
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Tugas Yayasan :
1. Menetapkan kebijaksanaan lembaga.
2. Menetapkan pendirian dan pengembangan program pendidikan sesudah
mendapat persetujuan Menteri/Dirjen Dikti.
Universitas Sumatera Utara
3. Menerima dan mengesahkan pertanggungjawaban BPH.
4. Memberi dan menerima bantuan pihak luar atas usulan BPH.
5. Menetapkan pengaturan keuangan, gaji dengan memperhatikan usulan BPH.
Tugas BPH:
1. Melaksanakan tugas Yayasan Pengembangan Pengetahuan Bisnis Indonesia
(YAPPBIN) sehari-hari dalam penyelenggaraan STIE Nusa Bangsa Medan.
2. Memilih dan menetapkan Ketua STIE Nusa Bangsa Medan.
3. Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada ketua STIE Nusa Bangsa
Medan.
Tugas Ketua STIE Nusa Bangsa Medan:
1. Menjalankan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidikan, mahasiswa,
tenaga administrasi serta hubungan dengan lingkungan.
2. Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi, badan swasta dan
masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang
menyangkut bidang tanggung jawab.
3. Memberikan laporan pertanggungjawaban tugas kepada Badan Pengurus
Yayasan.
4. Menetapkan dan mengangkat tenaga dosen tetap, tenaga administrasi tetap
serta tenaga lainnya yang diperlukan atas usulan Ketua STIE Nusa Bangsa
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tugas Wakil Ketua:
1. Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta bidang kemahasiswaan
yang meliputi pembinaan organisasi, pelayanan kesejahteraan mahasiswa dan
alumni.
2. Memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada Ketua
STIE Nusa Bangsa Medan.
3. Membantu ketua dalam bidang administrasi umum dan keuangan.
4. Memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
wewenangnya kepada Ketua STIE Nusa Bangsa Medan.
Tugas Ketua Jurusan:
1. Bertanggungjawab langsung kepada Ketua STIE Nusa Bangsa Medan.
2. Merencanakan, membuat dan melaksanakan serta mengevaluasi program
kerja jurusan.
3. Melaksanakan arahan sesuai kebijakan yang ditetapkan pimpinan STIE Nusa
Bangsa Medan.
4. Pimpinan menyelenggarakan proses belajar mengajar pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Membina tenaga dosen, tenaga administrasi dan mahasiswa.
6. Menjaga hubungan baik antara pimpinan, dosen, pegawai dan mahasiswa
7. Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi jurusan.
8. Melakukan penyususnan rencana kebutuhan sarana jurusan.
Universitas Sumatera Utara
Tugas Kepala Akademik
1. Menyelengarakan urusan administrasi akademik dilingkungan STIE Nusa
Bangsa Medan, memproses dan melaporkan data-data mahasiswa.
4.1.2. Karakteristik Responden
4.1.2.1. Karakteristik Berdasarkan Usia Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (Orang) (%)
25 – 35 tahun 6 1936 – 45 tahun 11 3446 – 55 tahun 8 2555 – 60 tahun 7 22Hasil Penelitian 2011 (Data Diolah)
Tabel 4.1. Menunjukan bahwa umur responden yang paling dominan adalah
yang berusia 36-45 tahun yang berjumlah 11 orang (34%), lalu 46-55 tahun yang
berjumlah 8 orang (25%), sedangkan yang paling sedikit adalah yang berumur 25-35
tahun yang berjumlah 6 orang (19%).
Universitas Sumatera Utara
4.1.2.2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
4.2 di bawah ini.
Tabel 4. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) (%) Laki-laki 24 75Perempuan 8 25Hasil Penelitian 2011 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2. Menunjukan jumlah dosen yang mengajar di STIE
Nusa Bangsa Medan didominasi oleh laki-laki yang berjumlah 24 orang (75%),
sedangkan perempuan berjumlah 8 orang atau (25%).
4.1.2.3. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Di bawah ini.
Tabel 4. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) (%) Sarjana 12 38Magister 19 59Doktor 1 3Hasil Penelitian 2011. (Data diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.3. Menunjukan jumlah dosen yang memiliki tingkat
pendidikan magister sebanyak 19 orang (59%), sedangkan dosen yang memiliki
tingkat pendidikan doktor sebanyak 1 orang (3%), dan terdapat dosen yang masih
memiliki tingkat pendidikan sarjana sebanyak 12 orang (38%). Masih di temukannya
dosen yang masih sarjana di karenakan di STIE Nusa Bangsa Medan terdapat
program pendidikan D-3, dan ada beberapa dosen yang sedang menyelesaikan
pendidikan magisternya.
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel
4.4. Dibawah ini.
Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tahun Jumlah (orang) (%) 1 – 5 tahun 14 446 – 10 tahun 15 4711 – 15 tahun 2 616 – 20 tahun 1 3Hasil Penelitian 2011 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4. Menunjukan bahwa dosen yang bekerja di STIE Nusa
Bangsa Medan 15 orang (47%) bekerja antara 6-10 tahun. Sedangkan 14 orang (44%)
bekerja antara 1-5 tahun. Hal ini dikarenakan banyak dosen-dosen di STIE Nusa
Bangsa Medan baru masuk dan bekerja.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Penjelasan Responden Atas Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Terdapat 5
kuesioner dalam penelitian ini, dimana masing-masing kuesioner memiliki beberapa
pertanyaan. Variabel lingkungan kerja memiliki 9 butir pertanyaan, variabel insentif
memiliki 8 butir pertanyaan, variabel motivasi memiliki 10 butir pertanyaan, variabel
kepemimpinan memiliki 9 butir pertanyaan, dan variabel kinerja dosen memiliki 10
butir pertanyaan.
Berikut ditampilkan hasil pengolahan data primer yang merupakan pendapat
responden mengenai masing-masing variabel penelitian.
4.1.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Motivasi
Komposisi jawaban responden terhadap variabel motivasi di STIE Nusa
Bangsa Medan sebagai berikut :
Tabel 4. 5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total Variabel
Nomor Butir
f % f % f % F % F % f % 1 6 18,75 16 50 9 28,125 1 3,125 0 0 32 1002 4 12,5 8 25 15 46,875 5 15,625 0 0 32 1003 0 0 4 12,5 17 53,125 11 34,375 0 0 32 1004 6 18,75 14 43,75 12 37,5 0 0 0 0 32 1005 3 9,375 16 60 13 40,625 0 0 0 0 32 1006 0 0 11 34,375 16 50 5 15,625 0 0 32 1007 3 9,375 3 9,375 17 53,125 9 28,125 0 0 32 1008 0 0 16 50 10 31,25 6 18,75 0 0 32 1009 0 0 17 53,125 13 40,625 2 6,25 0 0 32 100
Morivasi
10 0 0 5 15,625 18 56,25 7 21,875 2 6,25 32 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa :
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 1 (seorang dosen harus melakukan
seluruh kewajibannya sebagai seorang pengajar tanpa ada paksaan ), dari 32
responden, 16 orang (50%) menyatakan setuju seorang dosen harus melakukan
seluruh kewajibannya sebagai seorang pengajar tanpa ada paksaan, sedangkan 9
orang (28,125%) menyatakan kurang setuju. Seorang dosen adalah tenaga pendidik
yang diwajibkan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagai seorang
profesional sudah selayaknya bekerja tanpa ada paksaan.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 2 (gaji yang diterima memotivasi
dalam bekerja), dari 32 responden, 15 orang (46,875%) menyatakan kurang setuju
gaji yang diterima memotivasi dalam bekerja, sedangkan 8 orang (25%) menyatakan
termotivasi.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 3 (sebagi seorang pengajar bekerja
keras dalam merencanakan pembelajaran), dari 32 responden, 17 orang (53,125%)
menyatakan kurang setuju seorang pengajar bekerja keras dalam merencanakan
pembelajaran, sedangkan 4 (12,5%) orang menyatakan setuju.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 4 (selalu mengembangkan diri agar
dapat memenuhi tanggung jawab sebagai seorang dosen), dari 32 responden, 14 orang
(43,75%) menyatakan setuju Selalu mengembangkan diri agar dapat memenuhi
tanggung jawab sebagai seorang dosen, sedangkan 11 orang (37,5%) menyatakan
kurang setuju. Seorang dosen diharapkan selalu mengembangkan diri agar dapat
selalu memebrikan pengajaran yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 5 (selalu berusaha dalam
meningkatkan pengetahuan karena tuntutan pekerjaan), dari 32 responden, 16 orang
(50%) menyatakan selalu berusaha dalam meningkatkan pengetahuan karena tuntutan
pekerjaan, sedangkan 13 orang (15,625%) menyatakan kurang setuju. Seorang dosen
harus meningkatkan pengetahuannya, karena tuntutan dari perkembangan
pengetahuan dan teknologi, pengajaran ilmu pengetahuan harus selalu sesuai dengan
perkembangan zaman.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 6 (menerapkan kedisiplinan dalam
bekerja), dari 32 responden, 16 orang (50%) menyatakan kurang setuju menerapkan
kedisiplinan dalam bekerja, sedangkan 11 orang (34,375%) menyatakan setuju.
Seorang dosen haruslah menerapkan kedisiplinan, karena akan menjadi contoh
tauladan bagi mahasiswanya.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 7 (perlu mengikuti seminar-seminar
dalam meningkatkan kemampuan mengajar), dari 32 responden, 17 orang (53,125%)
menyatakan kurang setuju mengikuti seminar-seminar dalam meningkatkan
kemampuan mengajar, sedangkan 3 orang (9,375%) setuju. Hal ini dapat dilihat
masih rendahnya keinginan dosen STIE Nusa Bangsa Medan dalam mengikuti
seminar.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 8 (sebagai seorang dosen telah
menjadi contoh bagi mahasiswa agar selalu hadir tepat waktu), dari 32 responden, 16
orang (50%) menyatakan setuju telah menjadi contoh bagi mahasiswa agar selalu
Universitas Sumatera Utara
hadir tepat waktu, sedangkan 10 orang (31,25%) menyatakan kurang setuju. Seorang
dosen haruslah menjadi contoh bagi mahasiswa.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 9 (seorang dosen selalu
meningkatkan kemampuan agar dapat menjalankan tugas dan kewajiban dengan lebih
baik), dari 32 responden, 17 orang (53,125%) menyatakan setuju seorang dosen
selalu meningkatkan kemampuan agar dapat menjalankan tugas dan kewajiban
dengan lebih baik, sedangkan 13 orang (40,625%) menyatakan kurang setuju.
Seorang dosen diharapan selalu meningkatkan kemampuannya dikarenakan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini terus berkembang, dan seorang dosen harus
mampu memberikan pengajaran yang sesuai dengan apa yang dibuthkan saat ini.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 10 (pekerjaan selama ini
memberikan kesempatan untuk belajar sesuatu yang berbeda dan baru), dari 32
responden, 18 orang (56,25) menyatakan kurang setuju pekerjaan selama ini
memberikan kesempatan untuk belajar sesuatu yang berbeda dan baru, sedangkan 5
orang (15,625%) menyatakan setuju.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemimpinan
Komposisi jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan di STIE
Nusa Bangsa Medan sebagai berikut :
Tabel 4. 6. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total Variabel
Nomor Butir
f % f % f % F % F % f % 1 5 15,625 17 53,125 8 25 2 6,25 0 0 32 1002 2 6,25 7 21,875 16 50 7 21,875 0 0 32 1003 4 12,5 12 37,5 15 46,875 1 3,125 0 0 32 1004 5 15,625 7 21,875 18 56,25 2 6,25 0 0 32 1005 1 3,125 14 43,75 11 34,375 6 18,75 0 0 32 1006 3 9,375 10 31,25 17 53,125 2 6,25 0 0 32 1007 1 3,125 7 21,875 19 59,375 5 15,625 0 0 32 1008 2 6,25 12 37,5 15 46,875 3 9,375 0 0 32 100
Kemimpinan
9 6 18,75 9 28,125 15 46,875 1 3,125 1 3,125 32 100Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa :
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 1 (kemampuan komunikasi
ketua jurusan sangat baik sehingga dosen dapat memahami perintah), sebanyak 17
orang (53,125%) menyatakan setuju atas pertanyaan butir 1. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan komunikasi ketua jurusan dalam memberikan perintah dapat
dipahami dengan baik oleh dosen, sehingga dosen dapat menjalankan tugas yang
diberikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 2 (ketua jurusan dapat
mengambil keputusan yang tepat disetiap situasi yang dihadapi), sebanyak 16 orang
(50%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 2. Hal ini menunjukkan bahwa
ketua jurusan belum dapat mengambil keputusan dengan tepat atas setiap masalah
yang dihadapi STIE Nusa Bangsa Medan.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 3 (ketua jurusan berusaha
membangun kedekatan emosional dengan dosen agar kegiatan perkuliahan berjalan
dengan baik), sebanyak 15 orang (46,875%) menyatakan kurang setuju atas
pertanyaan butir 3. Hal ini menunjukkan belum terjalin kedekatan emosional antara
ketua jurusan dengan dosen. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tugas ketua jurusan
dan kesibukan dosen mengajar di Perguruan Tinggi lain sehingga menyebabkan
belum terjalin komunikasi atau kedekatan emosional antara ketua jurusan dengan
dosen.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 4 (ketua jurusan telah
menunjukkan kemampuan dirinya sebagai seorang pimpinan yang baik), sebanyak 18
orang (56,25%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 4. Hal ini
menunjukkan bahwa ketua jurusan belum dapat menunjukkan kemampuannya
sebagai ketua jurusan yang baik.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 5 (ketua jurusan sabar dalam
menghadapi tingkah laku dosen yang berlainan), sebanyak 14 orang (43,75%)
menyatakan setuju atas pertanyaan butir 5. Hal ini menunjukkan bahwa ketua jurusan
Universitas Sumatera Utara
sabar dalam menghadapi berbagai tingkah laku dosen. Hal ini dilakukan ketua
jurusan untuk dapat memperbaiki kinerja dosen agar lebih baik.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 6 ketua jurusan mengetahui
kemampuan dari setiap bawahannya agar dalam memberikan tugas dan tanggung
jawab dapat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki), sebanyak 17 orang (53,125%)
menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 6. Hal ini menunjukkan bahwa ketua
jurusan tidak mengetahui kemampuan setiap bawahannya, sehingga tugas dan
tanggung jawab yang diberikan oleh ketua jurusan sulit untuk diselesaikan oleh para
bawahannya.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 7 (ketua jurusan menunjukkan
kedisiplinan ketika menghadiri rapat tepat waktu), sebanyak 19 orang (59,375%)
menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 7. Hal ini menunjukkan bahwa ketua
jurusan belum dapat memberikan contoh kedisiplinan kepada para bawahan dan
dosen. Seorang pimpinan selayaknya dapat memberikan contoh kepada bawahannya,
hal ini sangat diperlukan agar para bawahannya bekerja dengan baik.
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 8 (kemampuan ketua jurusan
dalam memberikan arahan dapat dilihat dari cara menyampaikan perintah), sebanyak
15 orang (46,875%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 8. Hal ini
menunjukkan bahwa ketua jurusan belum mampu memberikan arahan dengan baik
dalam menyampaikan perintah, sehingga para bawahan kesulitan dalam
melaksanakan tugas yang diberikan ketua jurusan.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan responden untuk butir pertanyaan 9 (ketua jurusan telah
mengarahkan setiap dosen untuk mencapai kinerja yang baik dalam pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi), sebanyak 15 orang (46,875%) menyatakan kurang setuju
atas pertanyaan butir 9. Hal ini menunjukkan bahwa ketua jurusan belum dapat
mengarahkan dosen untuk meningkatkan kinerjanya dalam hal ini yait melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4.1.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja
Komposisi jawaban responden terhadap variabel kinerja di STIE Nusa
Bangsa Medan sebagai berikut :
Tabel 4. 7. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total Variabel
Nomor Butir
F % f % f % F % F % f % 1 4 12,5 14 43,75 12 37,5 2 6,25 0 0 32 1002 4 12,5 12 37,5 12 37,5 4 12,5 0 0 32 1003 5 15,625 9 28,125 11 34,375 7 21,875 0 0 32 1004 2 6,25 17 53,125 8 25 5 15,625 0 0 32 1005 0 0 6 18,75 19 59,375 7 21,875 0 0 32 1006 0 0 7 21,875 18 56,25 7 21,875 0 0 32 1007 0 0 5 15,625 17 53,125 10 31,25 0 0 32 1008 0 0 8 25 17 53,125 5 15,625 2 6,25 32 1009 2 6,25 12 37,5 10 31,25 8 25 0 0 32 100
Kinerja
10 4 12,5 12 37,5 13 40,625 3 9,375 0 0 32 100Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa :
Penjelasan responden atas pertanyaan butir 1 (menguji kemampuan awal
mahasiswa di dalam perkuliahan), dari 32 responden, 14 orang (43,75%) menyatakan
setuju bahwa perlu menguji kemampuan awal mahasiswa di dalam perkuliahan,
sementara 12 orang (37,5%) menyatakan kurang setuju. Pengujian awal kemampuan
mahasiswa sangat perlu dilakukan agar dosen bisa memberikan pengajaran yang
sesuai dengan kemapuan mahasiswanya.
Penjelasan responden atas pertanyaan butir 2 (menyediakan waktu bagi
mahasiswa untuk bertanya di dalam perkuliahan) dari 32 orang responden, 12 orang
(37,5%) menyatakan setuju dosen harus menyediakan waktu bagi mahasiswa untuk
bertanya dan sebanyak 12 orang responden juga menyatakan kurang setuju
bahwasanya dosen harus menyediakan waktu bagi mahasiswa untuk bertanya, hal ini
berguna agar dosen tahu apakah mahasiswa telah mengetahui apa yang telah di
ajarkan.
Penjelasan responden atas butir pertanyaan 3 (menerapkan metode yang
bervariasi pada saat penyajian perkuliahan), dari 32 orang responden, 11 orang (34,
375%) menyatakan mereka kurang setuju menerapkan metode yang bervariasi pada
saat penyajian perkuliahan dan sebanyak 9 orang (28,125%) menyatakan setuju
menerapkan metode yang bervariasi dalam perkuliahan. Menerapkan metode yang
bervariasi diharapkan dapat membuat mahasiswa mengerti akan pelajaran yang
diajarkan, sebab mahasiswa memiliki karakter yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan responden atas butir pertanyaan 4 (mengevaluasi cara mengajar
yang diterapkan), dari 32 responden, 17 orang (53,125%) menyatakan setuju
mengevaluasi cara mengajar yang diterapkan. Sementara 8 orang responden (25%)
kurang setuju untuk mengevaluasi caa mengajar yang telah diterapkan. Mengevaluasi
cara mengajar diharapkan dapat membuat seorang dosen mengetahui apa yang perlu
ditingkatkan dan apa yang harus dipertahankan dalam mengajar.
Penjelasan responden atas butir pertanyaan 5 (memberikan perhatian bagi
mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam perkuliahan), dari 32 responden, 19
orang (59,375%) menyatakan kurang setuju memberi perhatian bagi mahasiswa yang
mengalami kesulitan dalam perkuliahan, sementara 6 orang ( 18,75%) menyatakan
setuju untuk memberikan perhatian bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
perkuliahan. Para dosen menganggap mahasiswa harus dapat menghadapin kesulitan
didalam perkuliahannya sendiri.
Penjelasan responden atas butir pertanyaan 6 (meluangkan waktu untuk
melayani mahasiswa) dari 32 responden, 18 orang atau (56,25%) menyatakan kurang
setuju meluangkan waktu untuk melayani mahasiwa sebagai penasehat akademik.
Sedangkan 7 orang (21,875%) menyatakan setuju untuk meluangkan waktu bagi
mahasiswa.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 7 (mencari tambahan pengetahuan
melalui penelitian), dari 32 responden, 17 orang (53,125%) menyatakan kurang setuju
mancari tambahan pengetahuan melalui penelitian, sedangkan 5 orang (15,125%)
Universitas Sumatera Utara
menyakan setuju. Hal ini merupakan indikator yang dapat digunakan bahwasanya
dosen STIE Nusa Bangsa Medan masih rendah dalam melakukan penelitian.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 8 (menulis karya ilmiah yang
dipublikasikan di masmedia/majalah kampus) dari 32 responden, 17 orang (53,125%)
menyatakan kurang setuju dalam menulis karya ilmiah. Sedangkan 8 orang (25%)
menyatakan setuju untuk menulis karya ilmiah yang dipublikasikan di
masmedia/majalah kampus. Hal ini menunjukan masih rendahnya minat dosen dalam
menulis karya ilmiah.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 9 (kerjasama dengan pihak kampus
dalam mengadakan penyuluhan sesuai dengan bidang studi anda kepada masyarakat)
dari 32 responden, 12 orang (37,5%) menyatakan setuju melakukan kerjasama
dengan pihak kampus dalam mengadakan penyuluhan sesuai dengan bidang studi
anda kepada masyarakat, sedangkan 10 orang (31%) menyatakan kurang setuju.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 10 (selalu berusaha memberi
pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan
pemerintah) dari 32 responden, 13 orang (40,625%) menyatakan kurang setuju
memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang
pelaksanaan pemerintah, sedangkan 12 orang (37,5%) menyatakan setuju. Hal ini
harus didorong oleh pihak STIE Nusa Bangsa Medan agar para dosen mau meberikan
pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan
pemerintah karena bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan Kerja
Komposisi jawaban responden terhadap variabel lingkungan kerja di STIE
Nusa Bangsa Medan sebagai berikut :
Tabel 4. 8. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total Variabel
Nomor Butir
f % f % f % F % f % f % 1 3 9,375 4 12,5 18 56,25 6 18,75 1 3,125 32 1002 1 3,125 5 15,625 18 56,25 6 18,75 2 6,25 32 1003 0 0 3 9,375 23 71,875 4 12,5 2 6,25 32 1004 0 0 4 12,5 13 40,625 12 37,5 3 9,375 32 1005 0 0 3 9,375 19 59,375 10 31,25 0 0 32 1006 1 3,125 2 6,25 17 6,25 12 53,125 0 0 32 1007 0 0 6 18,75 18 56,25 6 18,75 2 6,25 32 1008 1 3,125 3 9,375 17 53,125 10 31,25 1 3,125 32 100
Lingkungan kerja
9 3 9,375 10 31,25 13 40,625 4 12,5 2 6,25 32 100Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa :
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 1 (sarana dan prasarana yang ada
sudah baik sehingga dapat memotivasi mahasiswa), sebanyak 18 orang (56,25%)
menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 1. Hal ini menunjukkan bahwa sarana
dan prasarana yang terdapat di STIE Nusa Bangsa Medan masih belum memadai dan
diperlukan perbaikan atau penambahan atas sarana dan prasarana untuk dapat
memotivasi mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 2 (sarana dan prasarana yang ada
sudah memotivasi dalam mengajar), sebanyak 18 orang (56,25%) menyatakan kurang
setuju atas pertanyaan butir 2. Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang
terdapat di STIE Nusa Bangsa Medan masih belum memberikan motivasi di dalam
mengajar.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 3 (ruangan belajar sudah memiliki
penerangan yang mencukupi), sebanyak 23 orang (71,875%) menyatakan kurang
setuju atas pertanyaan butir 3. Hal ini menunjukkan bahwa ruang belajar yang
digunakan belum mempunyai penerangan yang cukup. Penerangan ruangan belajar
yang belum baik sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, sehingga diperlukan
penambahan atau perbaikan atas penerangan ruangan belajar.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 4 (pihak kampus telah
menyediakan tempat belajar yang layak untuk perkuliahan), sebanyak 13 orang
(40,625%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 4. Hal ini menunjukkan
bahwa pihak kampus belum menyediakan tempat belajar yang layak untuk
perkuliahan. Diperlukan perbaikan segera agar mahasiswa dan dosen dapat
melakukan proses belajar mengajar dengan baik.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 5 (ruangan kelas sudah teratur
sehingga membuat suasana belajar menjadi baik), sebanyak 19 orang (59,375%)
menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 5. Hal ini menunjukkan ruangan
kelas belum teratur dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 6 (ruangan kelas sudah bersih
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang baik), sebanyak 17 orang
(53,125%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 6. Hal ini menunjukkan
ruangan kelas yang terdapat di STIE Nusa Bangsa Medan belum bersih. Kebersihan
rungan kelas sangat mempengaruhi terciptanya suasana belajar yang baik. Diperlukan
petugas kebersihan yang baik untuk membersihkan ruangan kelas di STIE Nusa
Bangsa Medan.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 7 (sangat dibutuhkan sirkulasi udara
yang baik dalam ruangan kelas agar dosen merasa nyaman dalam mengajar),
sebanyak 18 orang (56,25%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 7. Hal
ini menunjukkan bahwa sirkulasi udara diruang kelas yang terdapat di STIE Nusa
Bangsa Medan masih belum memadai dan diperlukan perbaikan atas sirkulasi udara
diruang kelas.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 8 (komunikasi yang baik antara
sesama dosen agar tercipta lingkungan kerja yang baik), sebanyak 17 orang
(53,125%) menyatakan kurang setuju atas pertanyaan butir 8. Hal ini menunjukkan
bahwa dosen STIE Nusa Bangsa Medan tidak banyak melakukan komunikasi
diantara teman sejawat. Hal ini dikarenakan banyak dosen STIE Nusa Bangsa Medan
yang mengajar di Perguruan Tinggi lain, sehingga setelah selesai mengajar para
dosen langsung pergi mengajar ke Perguruan Tinggi lain.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 9 (telah terjalin komunikasi yang
baik antara dosen dengan ketua jurusan), sebanyak 13 orang (40,625%) menyatakan
kurang setuju atas pertanyaan butir 9. Hal ini menunjukkan bahwa kurang terjalin
komunikasi antara dosen dengan ketua jurusan. Kesibukan dosen yang mengajar di
STIE Nusa Bangsa Medan dan di Perguruan Tinggi lain, serta banyaknya tugas ketua
jurusan menyebabkan kurang terjalinnya komunikasi antara dosen dengan ketua
jurusan.
4.1.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Insentif
Komposisi jawaban responden terhadap variabel insentif di STIE Nusa
Bangsa Medan sebagai berikut :
Tabel 4. 9. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Insentif
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Total Variabel
Nomor Butir
F % f % f % F % F % f % 1 0 0 4 12,5 21 65,625 7 21,875 0 0 32 1002 0 0 3 9,375 19 59,375 10 31,25 0 0 32 1003 0 0 6 18,75 19 59,375 7 21,875 0 0 32 1004 4 12,5 13 40,625 11 34,375 4 12,5 0 0 32 1005 2 6,25 4 12,5 15 46,875 10 31,25 1 3,125 32 1006 0 0 3 9,375 16 50 9 28,125 4 12,5 32 1007 1 3,125 3 9,375 14 43,75 14 43,75 0 0 32 100
Insentif
8 1 3,125 8 25 16 50 5 15,625 2 6,25 32 100Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.8. diatas dapat diketahui bahwa :
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 1 (pemberian insentif yang selama
ini telah sesuai dengan apa yang diharapkan), sebanyak 21 orang (65,625%)
menyatakan kurang sesuai atas pertanyaan butir 1. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian insentif yang dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan belum memenuhi
dengan harapan dosen.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 2 (pemberian insentif selama ini
yang telah dilakukan telah adil), sebanyak 19 orang (59,375%) menyatakan kurang
adil atas pertanyaan butir 2. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian insentif yang
dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan belum dilakukan dengan adil. Hal ini
disebabkan pemberian insentif yang diperoleh dosen jika dosen tersebut hadir ke
kampus dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan pemberian insentif diluar
aktivitas belajar mengajar tidak diberikan oleh pihak kampus.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 3 (pemberian insentif membantu di
dalam mengajar), sebanyak 19 orang (59,375%) menyatakan kurang membantu atas
pertanyaan butir 3. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian insentif yang dilakukan
oleh STIE Nusa Bangsa Medan belum dapat memotivasi dosen di dalam mengajar.
Dosen masih mengharapkan gaji yang diberikan oleh STIE Nusa Bangsa Medan di
dalam mengajar.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 4 (pemberian bonus diperlukan
sewaktu-waktu untuk meningkatkan kinerja dosen), sebanyak 13 orang (40,625%)
menyatakan setuju atas pertanyaan butir 4. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
Universitas Sumatera Utara
bonus perlu dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan untuk dapat meningkatkan
kinerja dosen. Dengan diberikan insentif dan bonus tambahan akan dapat mencukupi
kebutuhan dosen sehingga kinerja dosen dalam melakukan pekerjaannya semakin
meningkat.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 5 (pemberian insentif yang ada
telah dapat meningkatkan motivasi kerja), sebanyak 15 orang (46,875%) menyatakan
kurang setuju atas pertanyaan butir 5. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian insentif
yang dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan masih rendah, sehingga diperlukan
pemberian bonus atau insentif lainnya agar dapat meningkatkan motivasi kerja dosen.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 6 (pemberian insentif selama ini
yang diterima layak dengan usaha Bapak/Ibu selama ini), sebanyak 16 orang (50%)
menyatakan kurang layak atas pertanyaan butir 6. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian insentif yang dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan belum layak dan
adil dengan usaha yang telah dilakukan oleh para dosen, hal ini dikarenakan dosen
yang telah lama mengajar mendapatkan insentif yang sama dengan dosen yang baru
mengajar.
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 7 (penghasilan mengajar selama ini
di Perguruan Tinggi cukup), sebanyak 14 orang (43,75%) menyatakan kurang cukup
atas pertanyaan butir 7. Hal ini menunjukkan bahwa penghasilan yang diperoleh
dosen di Perguruan Tinggi masih rendah, sehingga dosen mengajar dibeberapa
Perguruan Tinggi untuk mencukupi penghasilannya.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan respoden atas butir pertanyaan 8 (merasa puas terhadap pemberian
insentif yang diterima selama ini), sebanyak 16 orang (50%) menyatakan kurang puas
atas pertanyaan butir 8. Hal ini menunjukkan bahwa dosen belum puas atas
pemberian insentif yang dilakukan oleh STIE Nusa Bangsa Medan masih rendah.
4.1.4. Pengujian Hipotesis
4.1.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa
model regresi linnier berganda telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian
analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
hipotesis pertama. Hipotesis pertama yang diuji adalah motivasi dan kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen STIE Nusa Bangsa Medan
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada penelitian ini tujuannya adalah untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh variabel independen motivasi dan kepemimpinan secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen kinerja dosen.
Hipotesis Penelitian:
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, motivasi dan kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja dosen.
Kriteria:
a. Tolak Ho jika, signifikansi < sig (α) = 0,05
b. Terima Ho jika, signifikansi > sig (α) = 0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. 10. Pengujian Uji t Hipotesis Pertama
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std.
Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 3.379 6.963 .485 .631
Motivasi (X1) .470 .188 .366 2.497
.018 .963 1.038
1
Kepemimpinan (X2)
.443 .145 .449 3.056
.005 .963 1.038
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari output SPSS, hasil uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :
1. Variabel motivasi, diperoleh t-hitung sebesar 2,497 dan t-tabel (0.05:32) = 2,042
dengan tingkat signifikansi 0,018. Dengan demikian dapat disimpulkan,
sig = 0,018 < α = 0,05, diterima hipotesis Ha yang menyatakan motivasi secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen STIE Nusa
Bangsa Medan.
2. Variabel kepemimpinan, diperoleh t-hitung sebesar 3,046 dan t-tabel (0.05:32) =
2,042 dengan tingkat signifikansi 0,005. Dengan demikian dapat disimpulkan, sig
= 0,005 < α = 0,05, diterima hipotesis Ha yang menyatakan kepemimpinan secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen STIE Nusa
Bangsa Medan.
Universitas Sumatera Utara
Dari uji signifikan parsial diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu variabel
independen motivasi dan kepemimpinan secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen kinerja dosen dengan persamaan matematis
sebagai berikut:
Y = 3,379 + 0,470 X1 + 0,443 X2
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Statistik F pada penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
semua variebel independen motivasi dan kepemimpinan yang dimasukkan dalam
model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen kinerja dosen.
Hipotesis Penelitian:
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, motivasi dan kepemimpinan berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja dosen.
Kriteria:
a. Tolak Ho jika, signifikansi < sig (α) = 0,05
b. Terima Ho jika, signifikansi > sig (α) = 0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. 11. Uji Statistik F ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Regression 160.014 2 80.007 9.608 .001a
Residual 241.486 29 8.327
1
Total 401.500 31
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari output SPSS, hasil uji Anova diperoleh F-hitung sebesar 9,608, F-
tabel(32:0.05) = 3,32, dengan tingkat signifikansi 0.001. Dengan demikian dapat
disimpulkan, sig = 0,001 < α = 0,05. Diterima hipotesis Ha yang menyatakan
motivasi dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja dosen
STIE Nusa Bangsa Medan.
c) Koefisien Determinasi
Uji statistik koefisisen determinasi pada penelitian ini tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel motivasi dan kepemimpinan dalam
menerangkan variasi variabel kinerja.
Tabel 4. 12. Koefisien Determinasi
Model R2 R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .631a .399 .357 2.88567a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Dari output SPSS pada model summary, diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,357. Hal ini menunjukkan bahwa 35,7% variasi variabel kinerja dapat
dijelaskan oleh variasi variabel motivasi dan kepemimpinan, sedangkan sisanya
64,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model penelitian
ini.
4.1.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa
model regresi linnier berganda telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian
analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
hipotesis kedua. Hipotesis kedua yang diuji adalah variabel lingkungan kerja dan
insentif berpengaruh signifikan terhadap motivasi dosen STIE Nusa Bangsa Medan.
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada penelitian ini tujuannya adalah untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh variabel independen lingkungan kerja dan insentif secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen motivasi dosen.
Hipotesis Penelitian:
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, lingkungan kerja dan insentif berpengaruh secara parsial terhadap
motivasi dosen.
Kriteria:
a. Tolak Ho jika, signifikansi < sig (α) = 0,05
b. Terima Ho jika, signifikansi > sig (α) = 0,05
Universitas Sumatera Utara
Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4. 13. Pengujian Uji t Hipotesis Kedua Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B Std.
Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 27.382 4.050
6.761
.000
Lingkungan Kerja (X1)
.250 .101 .374 2.482
.019 .978 1.023
1
Insentif (X2) .522 .149 .526 3.497
.002 .978 1.023
a. Dependent Variable: Motivasi Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari output SPSS, hasil uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :
1. Variabel lingkungan kerja, diperoleh t-hitung sebesar 2,482 dan t-tabel (0.05:32)
=2,042 dengan tingkat signifikansi 0,019. Dengan demikian dapat disimpulkan,
sig = 0,019 < α = 0,05, diterima hipotesis Ha yang menyatakan lingkungan kerja
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi dosen STIE
Nusa Bangsa Medan.
2. Variabel insentif, diperoleh t-hitung sebesar 3,497 dan t-tabel (0.05:32) = 2,042
dengan tingkat signifikansi 0,002. Dengan demikian dapat disimpulkan, sig =
0,002 < α = 0,05, diterima hipotesis Ha yang menyatakan insentif secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi dosen STIE Nusa Bangsa
Medan.
Universitas Sumatera Utara
Dari uji signifikan parsial diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu variabel
independen lingkungan kerja dan insentif secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen motivasi dosen dengan persamaan matematis
sebagai berikut:
Y = 27,382 + 0,250 X1 + 0,522 X2
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Statistik F pada penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
semua variebel independen lingkungan kerja dan insentif yang dimasukkan dalam
model regresi linnier berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen motivasi dosen.
Hipotesis Penelitian:
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, lingkungan kerja dan insentif berpengaruh secara simultan terhadap
motivasi dosen.
Kriteria:
a. Tolak Ho jika, signifikansi < sig (α) = 0,05
b. Terima Ho jika, signifikansi > sig (α) = 0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. 14. Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Regression 87.120 2 43.560 8.078 .002a
Residual 156.380 29 5.392
1
Total 243.500 31
a. Predictors: (Constant), Insentif, Lingkungan Kerja
b. Dependent Variable: Motivasi Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari output SPSS, hasil uji Anova diperoleh F-hitung sebesar 8,078, F-
tabel(32:0.05) = 3,32, dengan tingkat signifikansi 0,002. Dengan demikian dapat
disimpulkan, sig = 0,002 < α = 0,05, Diterima hipotesis Ha yang menyatakan
lingkungan kerja dan insentif secara simultan berpengaruh terhadap motivasi dosen
STIE Nusa Bangsa Medan.
c) Koefisien Determinasi
Uji statistik koefisisen determinasi pada penelitian ini tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel insentif dan lingkungan kerja dalam
menerangkan variasi variabel motivasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. 15. Koefisien Determinasi
Model R2 R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .598a .358 .313 2.32216a. Predictors: (Constant), Insentif, Lingkungan Kerja
b. Dependent Variable: Motivasi Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)
Dari output SPSS pada model summary, diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,313. Hal ini menunjukkan bahwa 31,3% variasi variabel motivasi dapat
dijelaskan oleh variasi variabel insentif dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya
68,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model penelitian
ini.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Dosen
Berdasarkan hasil penelitian maka masih didapatkan motivasi dosen yang
kurang baik, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan butir keenam variabel motivasi yaitu
apakah sudah menerapkan kedisiplinan dalam mengajar. Berdasarkan data penelitian
sebanyak 16 orang atau 50 % mengatakan kurang setuju, hal ini menunjukan bahwa
para dosen belum menerapkan kedisiplinan didalam mengajar. Seorang dosen
haruslah memiliki motivasi yang tinggi di dalam mengajar, hal ini dikarenakan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-undang Sertifikasi guru
Universitas Sumatera Utara
dan dosen Nomor 14 Tahun 2005, bahwa dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan yang bisa
menumbuhkan motivasi kerja adalah kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa
percaya diri para bawahanya dalam menjalankan tugasnya masing-masing, ini dapat
dilakukan dengan cara membangun kedekatan emosional ketua jurusan dengan dosen
dan memberi contoh dan menjadi taulada bagi dosen. Bila kepemimpinan dari ketua
jurusan dalam menjalankan dan memberikan tugas kepada dosen dapat dilakukan
dengan baik dan jelas maka akan menumbuhkan motivasi dosen untuk meningkatkan
kinerjanya. Hal ini dapat diketahui dari butir pertanyaan 1 variabel kepemimpinan
(kemampuan komunikasi ketua jurusan sangat baik sehingga dosen dapat memahami
perintah), responden memberikan jawaban setuju dengan rata-rata sebesar 51,25%.
Maka kemampuan komunikasi ketua jurusan sangat penting dalam meningkatkan
kinerja dosen.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,357. Hal ini
menunjukkan bahwa 35,7% variasi variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variasi
variabel kepemimpinan dan motivasi, sedangkan sisanya 64,3% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Simanjuntak (2005), mengatakan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian
hasil kerja atas pelaksanaan tugas tertentu oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan
memegang peranan penting karena pimpinan akan mengerakkan dan mengarahkan
organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam
memberikan pengarahan kepada dosen agar dapat memberdayakan kemampuannya
sehingga memiliki motivasi kerja untuk menyelesaikan pekerjaaannya. Bila seorang
dosen telah memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan suatu pekerjaan dan
kepemimpinan ketua jurusan yang memberikan pengarahan kepada dosen untuk
menyelesaikan pekerjaan, maka hal ini akan dapat meningkatkan kinerja dosen. Hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Simbolon (2005), dengan judul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Di Politeknik Negeri Medan. Dapat
dilihat bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja dosen.
4.2.2. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Insentif terhadap Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa lingkungan kerja
dalam suatu perguruan tinggi sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan STIE
Nusa Bangsa Medan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan
nyaman. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan butir kedua variabel lingkunga kerja
Universitas Sumatera Utara
yaitu apakah sarana dan prasarana yang ada sudah memotivasi dalam mengajar.
Berdasarkan data penelitian sebanyak 18 orang atau 56,26 % mengatakan kurang
setuju, hal ini menunjukan bahwa sarana dan prasarana masih belum dapat
memotivasi dosen dalam mengajar. Menurut Sedarmayati (2001) menyatakan
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Lingkungan kerja
fisik atau non fisik yang baik, aman dan nyaman tentunya akan meningkatkan
motivasi dosen dalam melakukan semua tugas yang diberikan ketua jurusan.
Insentif merupakan suatu usaha dari perguruan tinggi untuk memberikan
tambahan diluar gaji biasa untuk mendorong dosen agar bekerja lebih giat lagi dan
bersemangat guna meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan butir
kelima variabel insentif yaitu apakah pemberian insentif yang ada telah dapat
meningkatkan motivasi. Berdasarkan data penelitian sebanyak 15 orang atau 46,87 %
mengatakan kurang setuju, hal ini menunjukan bahwa pemberian insentif masih
rendah sehingga diperlukan pemberian bonus atau insentif lainnya agar dapat
meningkatkan motivasi dosen dalam mengajar. Heiddjrachman (1993), menyatakan
insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para
pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tepat atau sewaktu-waktu.
Pemberian insentif merupakan sarana motivasi yang dapat merangsang ataupun
mendorong dosen agar dalam diri timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi
dan merasa puas sehingga mereka mau bertahan tetap kerja di dalam perguruan
Universitas Sumatera Utara
tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,313. Hal ini
menunjukkan bahwa 31,3% variasi variabel motivasi dapat dijelaskan oleh variasi
variabel insentif dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya 68,7% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan pada model penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi dan kepemimpinan secara parsial dan simultan mempengaruhi
kinerja dosen STIE Nusa Bangsa Medan. Berdasarkan uji signifikan parsial
diperoleh kesimpulan bahwa motivasi dan kepemimpinan secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja dosen. Dari hasil penelitian maka diperoleh
kepemimpinan yang paling dominan mempengaruhi kinerja. Berdasarkan
hasil penelitian juga dinyatakan bahwa motivasi dan kepemimpinan secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja dosen STIE Nusa Bangsa Medan.
2. Lingkungan kerja dan insentif secara parsial dan simultan mempengaruhi
motivasi kerja dosen STIE Nusa Bangsa Medan. Berdasarkan uji signifikan
parsial diperoleh kesimpulan bahwa linkungan kerja dan insentif secara
parsial berpengaruh terhadap motivasi. Dari hasil penelitian diperoleh insentif
yang paling dominan mempengaruhi motivasi. Berdasarkan hasil penelitian
juga dinyatakan bahwa lingkungan kerja dan insentif secara simultan
berpengaruh terhadap motivasi dosen STIE Nusa Bangsa Medan.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Saran
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh motivasi dan
kepemimpinan terhadap kinerja dosen di STIE Nusa Bangsa Medan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan ketua jurusan di STIE Nusa Bangsa Medan
adalah dengan terus meningkatkan motivasi para dosen, dengan cara menjaga
komunikasi dengan para bawahanya termasuk dosen, memberikan kejelasan
tugas dosen, dan mengirim dosen untuk mengikuti pelatihan/ penataran.
Dengan adanya upaya ini diharapkan kinerja dosen dapat meningkat.
2. Motivasi dosen di STIE Nusa Bangsa Medan dapat ditingkatkan dengan
perbaikan lingkungan kerja dan pemberian insentif yang adil dan layak agar
dapat meningkatkan motivasi dosen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
pimpinan di STIE Nusa Bangsa Medan adalah dengan menciptakan ruangan
kelas yang dapat membuat dosen merasa nyaman dan dapat berkonsetrasi
dalam mengajar, dan peningkatan pemberian insentif kepada dosen.
Universitas Sumatera Utara