BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Public ... · 2.1.1 Definisi Public Relations atau...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Public ... · 2.1.1 Definisi Public Relations atau...
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
2.1.1 Definisi Public Relations atau Humas
Dalam (Sari, 2017) dijelaskan bahwa ‘’Public Relations merupakan
fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling
pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga
akan ada kaitannya, dengan cara menillai opini publik mereka, dengan tujuan
sedapat mungkin menghubungkan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama
yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih
efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.’’
Menurut (Frank Jefkins) "Public Relations consist of all forms of
planned communication, outwards and inwards, between and organization and its
publics for the purposes of achieving specific objectives concerning mutual
understanding." Definisi diatas mengatakan, Public Relations merupakan
keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam,
yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan
yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian. Setelah dilakukan analisis
terhadap definisi diatas, dapat diketahui bahwa pada prinsipnya public relations
menekankan pada suatu bentuk komunikasi. Ini memberikan pemahaman bahwa
public relations adalah bagian dari komunikasi, yang artinya setiap kegiatannya
adalah berupa kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan pengertian
antar berbagai publik. Dari pengertian inilah diharapkan tujuan dari
organisasi/lembaga dapat tercapai dengan mudah (Hairunnisa, 2018)
Dalam (Hairunnisa, 2018) M.O.Palapah& Atang Syamsudin mengatakan
‘’ Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan
untuk memajukan saling mengerti dan bekerjasama antara semua publik yang
berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama’’.
Yang harus digaris-bawahi dari pernyataan yang diungkapkan oleh M.O
Palapah dan Atang Syamsudin adalah bahwa pada prinsipnya public relations
menekankan pada bentuk spesialisasi komunikasi. Public relations sendiri
10
termasuk kedalam bentuk spesialisasi komunikasi massa, dari sekian
bentuk spesialisasi komunikasi. Bentuk spesialisasi komunikasi yakní bentuk
spesialisasi komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa jika kita telusuri alasan mengapa public
relations termasuk kedalam bentuk spesialisai komunikasi massa, hal ini karena
setiap kegiatan yang dilakukan dalam public relations berkaitan dengan
bagaimana hubungan-hubungan antara organisasi/lembaga/ perusahaan yang satu
dengan yang lainnya, dan ini tersebar luas dimasyarakat. Oleh sebab itu publik
relations dapat dikatakan merupakan suatu bentuk spesialisasi komunikasi massa
(Hairunnisa, 2018).
Maka pada prinsipnya Public Relations adalah suatu hal harus menjamin
adanya public image yang positif, karena prinsip-prinsip kegiatanya adalah suatu
niat baik dan melindungi nama baik instansi atau perusahaan dengan jalan
mengupayakan terciptanya saling pengertian, saling percaya, saling medukung
dan saling kerja sama diantara publik-publiknya.
2.1.2 Fungsi Public Relations
Dalam praktiknya, Public Relations tentunya mempunyai fungsi dan
peranannya masing-masing. Public Relations memiliki dua fungsi, yakni fungsi
konstruktif dan fungsu korektif. Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Fungsi Konstruktif
Seperti dilihat dari arti kata konstruktif sendiri yang artinya
mengkonstruksi atau membangun. Djanalis menganalogikan fingst
inisebagal ‘’perata jalan’’ Jadi PR merupakan "garda" terdepan yang
dibelakangnya terdiri dari "rombongan'" tujuan-tujuan perusahaan. Artinya
PRadalah merupakan suatu alat atau jalan keluar untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan personalia,
dan sebagainya. Fungsi ini mendorong PR untuk membuat aktivitas
ataupun kegiatan-kegiatan terencana berkesinambungan yang cenderung
bersifat proaktif. Dan tentunya dengan tujuan untuk membangun image
dan citra yang baik dimata public (Hairunnisa, 2018).
2. Fungsi Korektif
Fungsi ini lebih sulit dibanding fungsi konstruktif. Fungsi korektif lebih
kepada memperbaiki apabila suatu organisasi/lembaga terjadi masalah-
11
masalah (krisis) dengan publik. Artinya peran PR disini adalah untuk
mengatasi dan menangani masalah yang ada, agar semuanya kembali
berjalan dengan baik dilihat dari arti kata konstruktif sendiri, yang artinya
mengkonstruktif sesuai rencana. Fungsi yang kedua ini memang menjadi
berat, sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam
keadaan sakit, maka upaya selanjutnyaadalah mengobati menuju upaya
kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan,
maka dapat jadi upaya ini gagal total sehingga menyebabkan kematian.
(Hairunnisa, 2018)
Adapun fungsi-fungsi PR yang lainnya menurut beberapa para ahli,
diantaranya menurut Betrand R Canfield, Onong Uchjana Effendy, Cutlip and
Center Betrand R Canfield dalam bukunya ‘’Public Relations Principles and
Problems’’ mengatakan bahwa PR memiliki tiga fungsi, yakni:
1. It should serve the public's interest (mengabdi kepada kepentingan publik)
2. Mantain good communication (memelihara komunikasi yang baik)
3. And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah
laku yang baik)
Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya "Hubungan Masyarakat'
mengemukakan ada empat fungsi yang dimiliki PRO, yakni
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik
eksternal maupun publik internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum. (Hairunnisa, 2018)
2.1.3 Tujuan Public Relations
Seperti kita ketahui, Public Reations adalah sebuah kegiatan yang sangat
identik dengan kegiatan berkomunikasi yang baik. Tujuan seorang Public
Relations pada dasaraya adalah untuk membentuk dan menjaga hubungan yang
12
baik serta harmonis diantara berbagai publik.Untuk lebih jelasnya dibawah ini ada
beberapa pendapat mengenai tujuan dari Public Relations.
Dalam buku ‘’Dasar Dasar Humas’’ (Hairunnisa, 2018) Frida Kusumastuti
mengungkapkan ada beberapa tujuan dari public relations, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisí) Untuk
mencapai saling pengertian tentunya juga dimulai dari saling mengenal
atau mengetahui. Mengetahui bagaimana, seperti apa, siapa, dan seperti
apa organisasi/lembaga kita dan orang lain, Pada akhirnya tujuannya
adalah membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik
mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-
masing komunikasinya yang menunjukkan adanya usaha komunikasiuntuk
mencapai saling mengenal dan mengerti.
2. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afeksi)
Bila tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan
pengetahuan (kognisi), maka tujuan berikutnya adalah lebih pada sikap
(Afeksi) saling percaya (mutual confidence), Sikap saling percaya
keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada
keyakinan seseorang (publik) akan ‘’kebaikan/ketulusan’’ orang lain
(organisasi/lembaga) dan juga pada keyakinan organisas/lembaga akan
‘’kebaikan/ketulusan’’ publiknya.
Kebaikan/ketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika moral
maupun materil yang ditanamkan dan ditunjukkan masing-masing.
Disinilah humas menggunakan prinsip-prinsip komunikasi persuasif untuk
mempersuasi publik agar percaya kepada organisasi/lembaga, dan
sebaliknya.
3. Memelihara dan Menciptakan Kerja Sama (Aspek Psikomotoris)
Dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama
nyata. Artinya bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku
atau tindakan tertentu.
Menurut (Hairunnisa, 2018) Selain itu ada pula tujuan Public Relations menurut
beberapa ahli, diantaranya
Menurut Frank Jefkins ‘’tujuan dari public relations adalah meningkatkan
favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali
unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.’’
13
Menurut Charles S. Steinberg ‘’tujuan dari public relations adalah menciptakan
opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan
yang bersangkutan.’’
Menurut Dimock Marshall Cs (Hairunnisa, 2018) ‘’tujuan public relations
dibagi menjadi dua, secara positif dan secara defensif. Secara positif yaitu
berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu
organisasi atau badan. Sedangkan secara defensif yakni berusaha untuk membela
diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang, dan
serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau badan kita tidak salah. hal ini
bisa terjadi akibat (kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini adalah salah
satu aspek penjagaan atau pertahanan.’’
Secara Universal, tujuan public relations dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Menciptakan citra yang baik
2. Memelihara citra yang baik
3. Meningkatan citra yang baik
4. Memperbaiki citra jika
5. Citra organisasi kita menurun/rusak
2.1.4 Media Public Relations
Menurut (Kriyantono, 2018) menyampaikan bahwa publik relations
tools pekerjaanya dapat dilakukan oleh PR. Alat – alat ini dapat disebut juaga
media public relations, seperti :
1. Publisitas & media relations:
a. Press release (menulis berita tentang perusahaan kepada media)
b. Press conference (menyampaikan informasi tentang perusahaan kepada
wartawan secara langsung)
c. Press tours (mengundang wartawan untuk datang ke perusahaan)
d. Press Party (menjamu wartawan makan bersama)
e. Press receptions (mengadakan acara khusu pertemuan dengan wartawan)
f. Media gathering (mengumpulkan media dalam sebuah forum)
2. Special event :
a. Open house atau company visit (memberi peluang kepada publik untuk
mengenal lebih dekat perusahaan dengan berkunjung langsung kesana)
b. Fund – raisers (kegiatan mengumpulkan dana)
c. Award ceremonies (acara pemberian penghargaan)
d. Contest (lomba - lomba)
14
e. Seminar
f. Corporate advertising (iklan – iklan korporat untuk menunjukkan citra)
g. Newsletters (media tulisan yang bisa digunakan untuk internal / eksternal
publik)
h. Speaker bureau (biro khusus juru bicara yang bertugas menyampaikan
informasi kepada publik)
i. Lobbying (melakukan negosiasi baik kepada lembaga pemerintahan /
bukan, berkaitan dengan masalah yang menyangkut kepentingan
perusahaan )
j. Charitable contributions (kegiatan amal untuk membantu masyarakat)
k. Thank you notes & letters (ucapan terima kasih kepada publik)
l. Sponsorships
m. Letters of denial (surat klarifikasi atas sebuah informasi yang tidak benar
disampaikan kepada media)
2.1.5 Ruang lingkup Public Relations
Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan
khalayaknya. Khalayak Public Relations dapat dibagi menjadi khalayak internal
organisasi, misalnya karyawan dan keluarga karyawan, serta khalayak eksternal
(external relations), yaitu khalayak yang berada diluar organisasi misalnya
masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati lingkungan, investor dan sebagainya.
Menurut (Kriyantono, 2018) bahwa dapat dijabarkan ruang lingkup
pekerjaan public relations , sederhanya pekerjaan yang dilakukan public relations
dapat disingkat menjadi PENCILS, yaitu:
a) Publication &Publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada public
b) Event, mengorganisasikan event atau kegiatan sebagai upaya membentuk
citra
c) News, pekerjaan seorang public relations adalah menghasilkan produk
tulisan yang sifatnya menyebar informasi kepada public
d) Community Involvement, public relations harus membuat program yang
ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat
sekitarnya.
e) Identity – Media, pekerjaan PR dalam membangun hubungan dengan
media (pers) untuk memperoleh publisitas media
f) Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasi & negosiasi
dengan berbagai pihak
g) Social Investment, pekerjaan PR untuk membuat program yang bermanfaat
bagi kepentingan & kesejahteraan sosial.
Pekerjaan PR dalam kegiatan sehari – hari :
15
a. Mengumpulkan & mendistribusikan news release, artikel untuk konsumsi
media massa
b. Bertindak sebagai penyedia informasi bagi media massa
c. Mengatur sesi interview antara manajemen dengan media massa
d. Menyediakan dokumentasi khusus produk – produk fotografi.
Kegiatan public relations yang di konseptualisasi dan di operasionalisasikan
oleh sebuah organisasi meskipun pada hakikatnya mempunyai persamaan, dalam
hal-hal tertentu memiliki perbedaan-perbedaan yang di sebabkan oleh jenis
organisasi yang berbeda. Secara umum, ruang lingkup public relations dibagi
berdasarkan jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah public relations
pemerintah (pusat dan daerah), public relations perusahaan, dan public relations
international.
2.1.6 Program Kerja Humas/PR (Public Relations)
Program adalah suatu rancangan mengenai asas suatu usaha yang akan
dijalankan. Sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan dan bantu membantu
diantara satu dengan yang lain kepada pencapaian seseuatu tujuan program itu.
Organisasi mengandung satu atau lebih program dan tujuan tiap – tiap program itu
adalah tidak serupa, tetapi saling menyumbang kepada satu tujuan sebuah
organisasi itu.
Program kerja adalah sebagai suatu rencana kegiatan dan suatu
organisasi yang terarah terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu
yang telah ditentutan oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi
pegangan bagi organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi. Program
kerja juga digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita – cita organisasi.
Humas pada hakekatnya merupakan, Kasali menyebutkan dalam (Syarifuddin,
2014). Rencana jangka panjang inilah yang kemudian menjadi pegangan bagi
praktisi Humas untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah komunikasi
yang akan diambil sehari-hari. Agar dapat bertindak secara strategis, kegiatan
Humas harus menyatu dengan visi dan misi suatu organisasi atau lembaga.
Berikut beberapa langkah untuk membantu praktisi Humas menerapkan program
kerjanya:
1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beeredar di dalam maupun di luar
perusahaan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari kliping media massa
16
dalam kurun waktu tertentu. Dengan melakukan penelitian terhadap naskah-
nakah pidato pimpinan, bahan yang dipublikasikan suatu lembaga atau
perusahaan tersebut, serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
berkepentingan atau dianggap penting.
2. Menelusuri dokumen resmi lembaga atau organisasi dan mempelajari
perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan
perubahan sikap perusahaan terhadap publik atau sebaliknya.
3. Melakukan analisis SWOT (Strengths / kekuatan, Weakness / kelemahan,
Opportunities / peluang, dan yang terakhir Threats / ancaman). Meski tidak
perlu menganalisis hal-hal yang berada diluar jangkauannya,
4. Mengevaluasi (Evaluation).
Pada tahap ini, pihak public relations atau Humas mengadakan penilaian
terhadap hasil-hasil program-program kerja atau aktivitas humas yang
dilaksanakan, termasuk mengevaluasi keefcktifian dari tekmik-teknik
manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do?
(Bagaimana yang telah kita lakukan)
Seorang praktisi Humas perlu melakukan analisi yang berbobot mengenai
persepsi baik dari luar maupun dari dalam lembaga atau organisasi atas
SWOT yang dimilikinya. Misalnya menyangkut masa depan industri yang
ditekuninya, citra yang dimiliki suatu lembaga, kultur yang dimiliki serta
potensi lain yang dimiliki suatu lembaga atau organisasi.
2.1.7 Studi Literatur
Humas Pemerintah atau government relations merupakan
penggabungan dua kata yaitu hubungan masyarakat (humas) dan pemerintah.
Namun batasanya bukan berarti penggabungan dua pengertian tersebut.
Pengertian sederhana tentunya tidak salah.(Suprawoto, 2018)
Menurut Astrid S. Susanto dalam (Suprawoto, 2018), menyampaikan bahwa
‘’Humas pemerintah atau “government relations” tindakan yang ditujukan kepada
menghasilkan pendapat dan iklim pendapat yang mendukung instansi.’’
Ahli lain, Scott M Cutlip dalam (Suprawoto, 2018) juga menyampaikan bahwa
‘’Humas pemerintah adalah fungsi manajemen yang sah, yang membantu
17
menjadikan badan, departemen, dan entitas publik lainnya tanggap terhadap warga
dan semua ini tercipta untuk mereka.’’
Dan Lattimore dkk dalam (Suprawoto, 2018) juga memberi batasan humas
pemerintah yaitu, ‘’Bahwa humas pemerintah adalah fungsi manajemen yang
membantu organisasi rumuskan tujuan organisasi serta membantu organisasi
beradaptasi dengan tuntutan konstituen dan lingkungan. Dengan demikian, humas
pemerintah juga sebagai mata dan telinga organisasi, bagaimana mengelola
tuntutan konstituen dan kemudian memberikan masukan kepada organisasi.’’
Dari beberapa batasan tentang humas pemerintah yang telah dikemukakan, ada
beberapa hal yang dapat ditekankan, yakni:
a. Humas pemerintah merupakan fungsi manajemen. Dapat diartikan bahwa
humas pemerintah melekat pada fungsi manajemen, dalam hal ini manajemen
pemerintahan. Maka jelas bahwa pemerintah tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya tanpa adanya humas, apalagi dalam kehidupan
masyarakat dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Humas
pemerintah diharapkan melaksanakan kegiatan di antaranya menjadi lembaga
yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi dan informasi bagi warga atau
masyarakat. Semakin kompleks dan besar kegiatannya tentunya memerlukan
lembaga-lembaga tersendiri yang lebih spesifik.
b. Humas pemerintah merupakan aktivitas lembaga negara. Humas pemerintah
yang sudah ada (existing) saat ini tidak hanya dalam ruang lingkup humas
eksekutif, namun meliputi humas semua lembaga negara (penyelenggara
negara), termasuk di dalamnya legislatif, yudikatif dan lembaga tinggi lainnya.
Oleh sebab itu, dalam praktik saat ini yang dipakai adalah pengertian humas
pemerintah dalam arti luas, yang aktivitasnya mencakup semua organ-organ,
badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara, serta aparatur
18
yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan
kata lain, humas pemerintah dalam arti luas adalah humas yang
diselenggarakan di semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga
legislatif, eksekutif dan yudikatif serta lembaga tinggi dan lembaga lainnya.
c. Melaksanakan fungsi komunikasi dan informasi. Informasi dan komunikasi
berada di garda paling depan dalam sebuah manajemen pemerintahan. Karena
melalui informasi dan komunikasi tersebut keputusan, kebijakan, program,
dan penerapan program oleh pemerintah yang berefek sangat luas kepada
masyarakat dapat diketahui dan bila perlu diharapkan ada keterlibatan
masyarakat.
d. Humas pemerintah sasarannya tidak hanya publik dan stakeholder, namun
semua warga negara atau masyarakat sebagai pembayar pajak. Ada hal yang
membedakan antara humas swasta dengan humas pemerintah. Jika di swasta
atau di dunia usaha yang selalu diperhatikan dan menjadi sasaran adalah
public dan stakeholder. maka di humas pemerintah selain melayani publik dan
stakeholder juga harus melayani warga negara atau masyarakat secara
keseluruhan sebagai pemilik atau pembayar pajak. (Suprawoto, 2018)
2.1.8 Tujuan Humas Pemerintah
Menurut Mordecai Lee dalam (Suprawoto, 2018) ada delapan tujuan humas
pemerintah, yaitu:
1. Media relations
Tujuan dari media relations ini lebih banyak berhubungan dengan awak
wartawan, karena biasanya media kurang tertarik dengan informasi yang berasal
19
dari pemerintah. Bahkan kebanyakan media akan sangat senang bila mendapat
informasi tentang kegagalan pemerintah dibandingkan informasi tentang
keberhasilannya. Oleh sebab itu, humas pemerintah harus memastikan bahwa
keberhasilan juga tetap menjadi informasi yang menarik bagi media.Demikian
juga hubungan dengan media juga harus tetap dibangun dengan posisi yang setara.
2. Public reporting
Bagian penting dari tujuan humas pemerintah adalah melaporkan kepada
masyarakat setiap kegiatan dilakukan pemerintah melalui berbagai media, baik
media tatap muka, cetak, elektronika, maupun media baru seperti website.Oleh
sebab itu, seluruh media termasuk website, dan media baru lainnya harus dikelola
dengan baik sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat.Humas
pemerintah harus memastikan hal ini berjalan dengan baik.
3. Respossiveness to the public
Humas pemerintah sudah semestinya menggunakan pola komunikasi timbal-
balik. Oleh sebab itu humas pemerintah dalam berinteraksi harus menjadi
pendengar yang baik terhadap segala pesan dari masyarakat baik itu ha-hal yang
baik maupun sebaliknya.Respons terhadap aspirasi masyarakat sangat diperlukan
untuk memastikan bahwa pemerintah memiliki kepedulian untuk mengatasi
masalah yang dihadapi masyarakat.
4. Increasing the utilization of service and product
Pemerintah harus terus meningkatkan layanan kepada masyarakat.Perbaikan
pelayanan harus terus dilakukan.Humas pemerintah harus menjadi saluran yang
baik untuk peningkatan ini, sehingga pelayanan publik menjadi semakin baik.
5. Public Education and public service campaigns
20
Humas pemerintah juga harus melakukan pendidikan dan kampanye kepada
masyarakat. Sebagai contoh, pada waktu musim kemarau di wilayah tertentu
seperti dipinggir hutan dikampanyekan tidak boleh me mbuang sesuatu yang
dapat menimbulkan api secara sembarangan, sehingga dapat menimbulkan
kebakaran hutan.
6. Seeking voluntary public compliance with law and regulations
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah ditetapkan maupun yang dalam
bentuk regulasi perlu diketahui dan dipatuhi oleh segenap lapisan
masyarakat.Agar kerja humas dalam sosialisasi kebijakan bisa berjalan secara
efektif dan efisien, maka sangat perlu melibatkan seluruh komponen dan
pemangku kepentingan.
7. Using the public as the eyes and ears of an agency
Humas juga harus dapat menggunakan masyarakat sebagai mata dan telinga
atau kepanjangan tangan. Sebagai contoh, di sebuah kota di Amerika, polisi
setempat memberikan imbalan tertentu kepada masyarakat yang bersedia
mengontak nomor polisi untuk melaporkan orang yang mengemudi sambil
minum-minuman keras. Strategi semacam ini sangat diperlukan karena tidak
semua tugas polisi dapat laksanakan tanpa partisipasi masyarakat.
8. Increasing public support
Dukungan masyarakat terhadap setiap program dan kebijakan pemerintah
sangat diperlukan. Oleh sebab itu, humas pemerintah harus terus bekerja keras
untuk terus meningkatkan dukungan masyarakat.
21
2.1.9 Fungsi Humas Pemerintah
Fungsi Humas Pemerintah Menurut Dan Lattiomore dalam (Suprawoto, 2018),
adalah:
‘’Humas Pemerintah berfungsi seperti praktisi public relations yang lainya,
berusaha untuk mencapai saling pengertian antara lembaga dan masyarakat
mereka dengan mengikuti proses public relations. Humas pemerintah juga
berfuungsi mengukur opini publik, merencanakan dan mengatur untuk efektifitas
humas, menyusun pesan untuk khalayak internal dan eksternal, dan mengukur
efektifitas dari keseluruhan prosesnya.’’
Adapun I Gustu Ngurah Putra dalam Suprawoto 2018 menguraikan fungsi humas
pemerintah secara umum yaitu:
‘’Sebagai juru bicara lembaga, fasilitator, member pelayanan informasi kepada
publik, menindaklanjuti pengaduan publik, menyediakanm informasi tentang
kebijakan, program dan jasa lembaga, menciptakan iklim hubungan internal dan
eksternal yang kondusif dan dinamis, serta menjadi penghubung lembaga dengan
public‘’.
2.2 Sosialisasi
2.2.1 Definisi Sosialisasi
Menurut Dominick dalam (Sartika, 2015), ‘’Sosialisasi merupakan
transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara
dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok.’’
Selanjutnya MacBride dalam (Sartika, 2015), mengemukakan bahwa
‘’sosialisasi adalah penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan
orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang
menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam
masyarakat.’’
22
2.2.2 Jenis Sosialisasi
Menurut (Goffman, 2017) ‘’Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi
menjadi dua, sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam
masyarakat). kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat
tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah
individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka
waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur
secara formal.’’
a. Sosialisasi Primer
Peter Berger dan Luckmann (Berger & Luckmann, 2016) mendefinisikan
‘’sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil
dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap
dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat
penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya.
Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi
primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam
masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam
proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan
dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang
lama.(Berger & Luckmann, 2016)
2.2.3 Tujuan Sosialisasi
Menurut Sastraprateja dalam (Sartika, 2015), ‘’Sosialisasi diadakan
guna memberikan tujuan sebagai proses sosial, yaitu masyarakat dididik untuk
mengenal, memahami, dan menghargai norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat agar cara berfikir masyarakat berubah sehingga kebiasaan-kebiasaan
hidupnya dapat pula berubah. Mengerti cara yang benar, sasaran yang hendak
dicapai dan dapat merasakan secara emosional sehingga dapat mempengaruh
tingkah laku.’’
23
2.2.4 Masyarakat
‘’Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu
tempat tertentu, saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama, mempunyai
adat-istiadat dan aturan- aturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah
kebudayaan. Masyarakat juga merupakan sistem sosial yang terdiri dari sejumlah
komponen struktur sosial yaitu: keluarga, ekonomi, pemerintah, agama,
pendidikan, dan lapisan sosial yang terkait satu sama lainnya, bekerja secara
bersama-sama, saling berinteraksi, berelasi, dan saling ketergantungan.’’
(Cahyono, 2016)
Sedangkan Menurut Mac Iver dan Page dalam (Cahyono, 2016)
‘’masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dan pengawasan tingkah
laku serta kebebasan- kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini
kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan
masyarakat selalu berubah.’’