BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. -...
-
Upload
truongxuyen -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. -...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani itu merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia
sebagai salahsatu cara untuk membina kepribadian dalam mempersiapkan
kehidupan di hari yang akan datang. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran
yang mengajarkan tentang gerak dalam unsur fisik tubuh dan menjadikan kita
sehat secara jasmani apabila kita melakukan gerakan itu dengan benar, selain
perkembangan pada jasmani, pendidikan jasmani juga dapat memberi
perkembangan pada aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral.
Mengenai pendidikan jasmani menurut Lutan (2001, hlm. 1) berpendapat
bahwa “Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sama halnya dengan matapelajaran lainnya, melalui proses
pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita.”Dan
senada dengan pendapat dari Mulyanto (2013, hlm. 25) “Secara sederhana
pendidikan jasmani itu tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar
melalui gerak”. Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan proses belajar
untuk meningkatkan kualitas bergerak dan melalui aktivitas gerak.
Sedangkan pendidikan jasmani menurut pendapat Sumardiyanto dan Safari
(2010, hlm. 114) “Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk
meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat
internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri”.Adapun pengertian pendidikan
jasmani menurut Rosdiani,(2013, hlm. 72)“Pendidikan jasmani adalah istilah yang
berasal dari Amerika Serikat dan indonesia meminjam istilah tersebut untuk
menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan
kegiatan jasmani”.Kegiatan jasmani merupakan kegiatan yang di butuhkan
manusia karena membawa perubahan pada fisik setiap manusia. Husdarta,
(2011:3) berpendapat ”Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk
8
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
berkaitan dengan hubungan dari perkembangan fisik dengan pikiran dan jiwa
Dengan kata lain pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik guna untuk
mencapai tujuan mengembangkan keutuhan manusia dalam segi fisik, mental dan
emosional.
b. Tujuan Pendidikan jasmani
Suherman (2000, hlm. 23) adapun tujuan pendidikan jasmani secara umum
dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu:
a. Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik
dari organ tubuh seseorang (physical fitness)
b. Perkembangan gerak, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah sempurna (skillful)
c. Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berpikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang
pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab
siswa
d. Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Tujuan dari belajar yaitu guna memperbaiki dan merubah suatu kebiasaan
dan prilaku. Safari (2012, hlm. 11) “Tujuan belajar adalah menghasilkan
perubahan perilaku yang melekat”. Sedangkan tujuan pembelajaran jasmani di
sekolah dasar adalah mengembangkan keterampilan pengolahan diri,
meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan gerak sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, kerjasama, percaya diri,dan demokratis. Mengembangkan keterampilan,
memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap positif.
9
Berkenaan dengan tujuan pendidikan jasmani, Rosdiani (2012, hlm. 34)
telah mengemukakan bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk:
a. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas, estetika, dan sosial,
b. mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani
c. memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal,
d. mengembangkan nilai nilai pribadi melalui partisipasi aktivitas jasmani
melalui kelompok atau perorangan,
e. dapat mengembangkan keterampilan sosial,
f. menikmati kesenangan dan keriangan, termasuk permainan dan olahraga.
Dengan demikian, melalui Pendidikan jasmani peserta didik dapat mencapai
tujuan Pendidikan Jasmani yang diharapkan. Selanjutnya menurut Lutan (2001,
hlm. 18) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:
a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendororng partisipasinya dalam
aneka jasmani.
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melaui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan tentang pemahaman gerak, memperoleh derajat kebugaran jasmani,
mengembangkan nilai-nilai pribadi, mengembangkan keterampilan dan kebiasaan
hidup sehat dan perubahan prilaku yang melekat pada seseorang,Sedangkan
menurut Paturusi (2012, hlm. 12) tujuan pendidikan jasmani, yaitu ”memberikan
kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina
sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional, dan moral”.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis simpulkan bahwa pendidikan jasmani
bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dengan aktivitas jasmani, memperoleh derajat kebugaran jasmani dan
10
mengembangkan nilai-nilai sosial pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui pendidikan
jasmani. Dalam aktivitas jasmani tidak hanya mengembangkan keterampilan
gerak dasar untuk mencapai kondisi fisik yang sempurna, emosional, intelektual,
sosial dan moral. Tetapi pendidikan jasmani memberikan perubahan atau
pertumbuahan tingkah laku dan perkembangan berfikir positif dalam kehidupan di
masyarakat.
c. Manfaat Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan
kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira
melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan
gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan
itu sendiri.
Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah sesuai yang tertuang
dalam KTSP (Depdiknas, 2006:6) mencakup sebagai berikut.
1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
4) Menyalurkan energi yang berlebihan
5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental
maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat
berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh
dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk membentuk
manusia seutuhnya.
Senada dengan hal tersebut menurut Mahendra (dalam Sunardy, Asep,
2013, hlm 18) bahwa dalam pendidikan jasmani di sekolah Dasar harus meliputi:
a) Kemampuan pengeloalaan tubuh
b) Keterampilan-keterampilan dasar
c) Keterampilan-keteramoilan khusus yang terspesialisasi
11
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan.
Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi penjas adalah bagian
penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak
akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu
senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup
sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan
mentalnya. Menurut Paturusi (2012, hlm 13) misi pendidikan jasmani dan
olahraga tercakup dalam tujuan pembelajarannya meliputi: “domain kognitif,
psikomotor, dan afektif”.
Selain itu pendidikan jasmani memiliki hal penting yang menjadi keunikan
dalam pendidikan jasmani menurut Dauer dan Pangrazy (dalam Rosdiani, 2012,
hlm. 28) mengatakan bahwa:
a) Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa
b) Meningkatnya terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
c) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktik.
Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat
untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-
anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan
jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran selingan, tidak berbobot, dan tidak
memiliki tujuan yang bersifat mendidik.
Pendidikan jasmani memiliki banyak manfaat bagi siswa yang tidak hanya
bermanfaat bagi jasmaninya saja, namun dapat menumbuhkembangkan aspek
psikologisnya dan aspek afektifnya dengan baik melalui aktivitas jasmani.
Menurut Trisna, Ega (2013, hlm. 18) ruang lingkup mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permaianan,
ekspolari gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, danmanipulatif,
atletik, kasti, rounders, kasti, kippers, sepak bola, bola basket dan bela
diri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivits pngembangn meliputi: mekanik sikap tubuh, komponn
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serata aktivitas lainnnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketngkasan tanpa alat,
ketngkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
12
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendiddikan luar kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7) Kesehtan meliputi: peneneman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan
minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu
istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.
Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implicit masuk
dalam semua aspek.
Oleh karena itu Pendidikan jasmani sangat penting untuk meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, untuk pengembangan
pembelajaran pendidikan jasmani dimasa sekarang anak lebih senang belajar
sambil bermain dibandingakan duduk manis dan membaca buku terus menerus di
ruang kelas serta harus belajar monoton tanpa menggunakan media. Dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yang tertera dalam kurikulum banyak sekali hal-
hal yang harus dipelajari salah satunya adalah pembelajaran bola voli.
2. Hakikat Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dialami setiap manusia. Proses belajar
yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat. Proses belajar tersebut
diarahkan untuk mengadakan perubahan perilaku dan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan yang terjadi setelah berlangsung proses belajar, yaitu
perubahan yang cenderung permanen.Belajar secara formal dilakukan oleh para
siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dalam lingkungan yang sengaja di
ciptakan sedemikian rupa agar kondusif melalui kegiatan kompleks untuk
menghasilkan kapabilitas atau kemampuan, keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai yang semakin berkembang.Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannya (Choerudin, 2012 hlm. 4).
Dalam startegi pembelajaran terdapat dua konsep pendidikan yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu belajar dan pembelajaran. Pada dasarnya konsep
belajar bermuara pada kegiatan peserta didik, sedangkan konsep pembelajaran
13
bermuara pada pihak guru dan siswa.Belajar dan pembelajaran pada dasarnya
merupakan dua konsep yang tidak dapat terpisahkan yang membentuk suatu
proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan,
sedangkan pembelajaran merupakan usaha guru untuk menyampaikan
pengetahuan atau informasi kepada siswa. Belajar dan pembelajaran di anggap
sebagai proses karena di dalamnya terdapat interaksi (hubungan timbalbalik)
antara guru dengan siswa. Menurut Mulyana (2009, hlm. 3) menyatakan bahwa:
Belajar adalah usaha sadar manusia untuk mengadakan perubahan perilaku
dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut cenderung
permanen, karena sebelum belajar yang bersangkutan belum mempunyai
pengalaman dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperolehnya yang
secara psikologis mempengaruhi kejiwaannya, antara lain cara berpikir,
mereaksi, melaksanakan dan menganalisis.
Proses belajar yang dialami manusia berlangsung berdasarkan pengalaman
masing-masing dengan ilmu dan keterampilan yang baru diperoleh yang
mempengaruhi kejiwaan dan cara berpikirnya. Selanjutnya menurut Gagne (dalam
Sagala 2006, hlm. 13) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan menurut Sagala
(2006, hlm. 11) menyatakan “bahwa belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang
bersifat eksplisit maupun bersifat implisit (tersembunyi)”.
Dari ketiga pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan meruakan suatu proses dimana terjadi suatu perubahan yang berupa
perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman.
Adapun pengertian pembelajaran menurut Mulyana (2009, hlm.4)
menyatakan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan yang berpusat pada tujuan yang
hendak dicapai berdasarkan perencanaan.Sejalan dengan teori menurut Mulyanto
(2013, hlm. 10).
Pembelajaran adalah upaya memaksimalkan dari seorang guru sebagai
pengajar dan seorang siswa sebagai pelajar dalam merancang atau
mengelola segala suatu hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Suatu proses pembelajaran memiliki beberapa komponen diantaranya, guru
sebagai pengajar, siswa sebagai pelajar serta sumber belajar yang menunjang
14
dalam proses pembelajaran. Guru, siswa dan sumber belajar saling berinteraksi
satu sama lain dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung
memiliki tuuan yaitu agar siswa sebagai pelajar memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Definisi lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Patricia L. Smithdan
Tillman J. Ragan (dalam Fitriyadi, 2013 hlm.6) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalahpengembangan dan penyampaian informasi dan kegiatan
yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.
Selanjutnya menurut Sagala (2006, hlm. 61) menyatatakan bahwa
pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu keberhasilan siswa. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (dalam Sagala, 2006 hlm.62)
menyatakan bahwa,„pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar‟.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang
dilakukan antara peserta didik dan guru serta adanya sumber beljar sebagai
penunjang dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang akan di capai.
Belajar juga bisa dikatakan suatu proses dari tidak tahu menjadi
mengetahui.Dalam dunia pendidikan, konsep belajar dan pembelajaran merupakan
dua proses yang terdapat dalam satu sistem.
3. Pengertian Gerak Dasar
Pada umumnya setiap manusia itu harus melakukan gerak atau aktivitas
setiap hari yaitu untuk melangsungkan hidupnya, oleh karena itu Pendidikan
jasmani adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Belajar
melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani yaitu
siswa di ajarkan untuk bergerak melalui pengalaman gerak terbentuk perubahan
dalam aspek jasmani dan rohani.
Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada proses
keamatangan. Perkembangan juga dipengaruhi oleh pengalaman gerak mereka
15
baik di tinjau dari aspek mutu maupun banyaknya pengalaman gerak.Namun,
kegiatan ini harus disertai dengan bimbingan, arahan dan dorongan dari orang
dewasa, termasuk orang tua dan guru. Melalui bimbingan, arahan dan dorongan
anak akan mampu bergerak dengan penuh kesenangan, penghematan tetangga dan
gerakan terkendali.
Ciri dari pendidikan jasmani adalah belajar melalui pengalaman gerak untuk
mencapai tujuan pengajaran. Wujud dari proses belajar pendidikan jasmani adalah
perkembangan yang menyeluruh yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. Ketiga
aspek perkembangan tersebut merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara
satu dengan yang lainnya.Menurut Mutohir dan Gusril (dalam Dinata 2004, hlm.
2).
Dituliskan bahwa umur 8 sampai 15 tahun adalah merupakan tahun-tahun
keemasan bagi belajar ketangkasan ( skill learning ). Ini menunjukkan
bahwa pada usia sekolah dasar merupakan kesempatan emas bagi guru
untuk mengembangkan potensi gerak dasar yang dimiliki siswa untuk
meningkatkan kualitas hidup. Dengan penguasaan keterampilan gerak dasar
memudahkan seseorang untuk menguasai gerak selanjutnya.
Kemampuan gerak dasar yang dimiliki siswa sangat baik apabila
dikembangkan. Masa-masa keemasan anak belajar ketangkasan adalah ketika
anak berumur 8 sampai 15 tahun atau ketika usia sekolah dasar. Itu berarti guru
SD sangat berpeluang besar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
pada masa itu, karena penguasaan keterampilan gerak dasar akan mempermudah
siswa untuk menguasai gerak selanjutnya. Selanjutnya menurut Mulyanto (2013,
hlm.28) menyatakan bahwa:
Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar lokomotor
atau gerakan yang mengakibatkan seseorang berpindah tempat.Gerak dasar
nonlokomotor yaitu seseorang bergerak dengan tidak berpindah tempat dan
yang terakhir gerak dasar manipulatif yaitu gerakan yang dilakukan dengan
mempermainkan benda.
Gerak dasar manusia yang terdiri atas tiga macam yaitu gerak dasar
lokomotor, gerak dasar nonlokomotor dan gerak dasar manipulatif.Gerak dasar
lokomotor merupakan yang mengakibatkan seseorang berpindah
tempat.Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh orang
berpindah tempat.Sedangkan gerak dasar nonlokomotor dilakukan di tempat tanpa
ada ruang gerak yang terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan
16
menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok,
melingkar, melambungkan dan lain-lain.Dan yang terakhir gerak dasar
manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam
objek.Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi
bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.
Menurut Ma‟mun dan Saputra (2000 hlm. 20) “kemampuan gerak dasar
merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas
hidup”.Sedangkan menurut Waharsono (1999, hlm 53) bahwa gerak dasar
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sejak kecil dari masa kanak-
kanak yang berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan.Sejalan
dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka
meningkat pulalah kemampuan geraknya.
Definisi lain menurut Lutan (1988, hlm. 96) menyatakan bahwa kemampuan
motorik / gerak dasar lebih tepat disebut sebagai kapasitas dari seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu ketrampilan yang relatif
melekat setelah masa kanak-kanak.Selanjutnya menurut Choerudin (2012, hlm. 2)
menyatakan bahwa,
Gerak dasar merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu
cabang olahraga, atau dengan kata lain gerak dasar merupakan pelaksanaan
suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil
yang optimal dalam latihan atau praktek.
Sedangkan menurut Sukintaka (2004 hlm.78) mengemukakan bahwa
Kemampuan motorik / gerak dasar adalah kualitas hasil gerak individu dalam
melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau
kematangan penampilan keterampilan motorik.
Dari paparan berikut, dapat disimpulkan bahwa gerak dasar merupakan
suatu proses gerakan baik gerakan non olahraga ataupun gerakan dakam olahraga
yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau praktek. Adapun
gerak dasar manusia yaitu meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, serta
gerak dasar manipulatif.
17
4. Pengertian Bola Voli
Permainan bola voli adalah permainan bola besar dengan dibatasi oleh
bentangan net untuk kedua tim dan dimainkan oleh lengan dengan tujuan utama
menjatuhkan bola ke wilayah lawan. Subroto dan Yudiana (2010, hlm.
42)“Permainan bola voli adalah permainan memantulkan-mantulkan bola oleh
tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapang yang mempunyai
ukuran-ukuran tertentu ”ada pun pendapat lain menurut Munasifah (2008, hlm. 8)
bahwa “Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu yang masing-
masing terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net,
setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan”. Serta pendapat yang
senada dariNugraha (2010, hlm. 21) berpendapat bahwa “Bola voli adalah
permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan”
Dari sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
permainan bola voli merupakan permainan oleh dua regu dengan dimainkan oleh
enam pemain untuk masing-masing regu yang dibatasi oleh net. Dalam memvoli
bola hanya diperkenankan menyentuh bola sebanyak tiga kali dengan tujuan akhir
menjatuhkan bola di daerah lawan sampai pada poin yang telah ditentukan.
\
Gambar 2.1
Suasana Permainan Bola Voli
(http://www.anggaputra.com/cara-berlatih-tehnik-dasar-bola-voli/)
18
5. Komponen-komponen Bola Voli
Adapun komponen-komponen yang ada dalam permainan bola voli adalah
sebagai berikut:
a. Alat dan sarana
1) Lapangan
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter. Garis
serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar
dengan jarring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.
Gambar 2.2
Ukuran Lapangan Bola Voli (http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-
Blt4r25ZKPM/UV7b_MAyPzI/AAAAAAAACEI/Tos3iZjAfrE/s1600/lapangan%252Bbol
a%252Bvolli.gif&imgrefurl=http://bens-java.blogspot.com/2013/04/ukuran-lapangan-bola-
voli.html&h=550&w=880&tbnid=8kfWIZ9eOh6AJM:&zoom=1&docid=8PhWrzgPZAX7
XM&ei=IVcjVZOeIYaouwTRiYGACQ&tbm=isch&ved=0CB8QMygEMAQ)
2) Bola
Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat
260 hingga 280 gram. Tekanan dalam bola tersebut hendaknya sekitar 0.30
hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).
19
Gambar 2.3
Bola Voli (http://www.google.com/imgres?imgurl=http://krjogja.com/photos/37f1c38f613fc625911
f3be637560789.jpg&imgrefurl=http://krjogja.com/read/251441/bola-voli-kulonprogo-
bidik-tiga-
besar.kr&h=600&w=627&tbnid=za8hqXlExB9QXM:&zoom=1&docid=KpdTFOwEuoouDM&e
i=e1MjVbCJG9SLuwSkz4HIDQ&tbm=isch&ved=0CCAQMygGMAY)
3) Net
Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter.
Gambar 2.4
Net bola voli
(http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-y6FYNQAdntg/UBUBp-
wUrPI/AAAAAAAAAEY/iIF23SJfztw/s1600/net.png&imgrefurl=http://makalahanghia.blogspot.co
m/2012/07/makalah-bola-
voli_29.html&h=264&w=433&tbnid=Q_wBWscDWbndHM:&zoom=1&docid=TQN2PucFP4zitM&e
i=TFwjVaWtM8mSuASs-oGgBg&tbm=isch&ved=0CBsQMygAMAA)
20
b. Pemain
Pada umumnya pemain bola voli terdiri dari tosser (atau setter),
spiker(smash), libero dan defender (pemain bertahan). Setiap tim terdiri dari
10 pemain dengan 6 pemain inti dan 4 cadangan.
Gambar 2.5
Posisi Pemain Bola Voli
(Wikipedia.org, 2014, hlm. 1)
c. Peraturan permainan
Dalam memulai permainan diawali dengan servis oleh regu penyerang
setelah diundi regu mana yang jadi penyerang pertama. Servis harus
melewati net, bola diterima oleh regu lawan dan sentuhan bola maksimal
sebanyak maksimal 3 kali dengan orang yang berbeda setiap sentuhan. Dan
berusaha saling mematikan pertahanan lawan.
d. Teknik dasar permainan bola voli
Teknik dalam bermain bola voli terdiri dari servis, passing atas, passing
bawah, smash dan block.
21
6. Servis Bawah Bola Voli
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah servis bawah bola
voli.Mengenai teknik servis atas dalam permainan bola voli dikemukakan Yunus
(1992, hlm. 69) servis ini adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan
terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang digunakan
tidak terlalu besar.Untuk lebih jelasnya teknik tersebut penulis uraikan berikut ini.
a. Sikap permulaan
Berdiri di daerah servis menghadap lapangan permainan lawan,bagi yang tidak
kaki kidal kaki kiri berada di bagian depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola
di pegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan
telapak terbuka, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada di tengah.
Gambar 2.6
Gerak permulaan servis bawah
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-
qnfQ52KjvGU/TzKh8g4IYEI/AAAAAAAAAC0/7NMucG5inqM/s1600/servis%
252Bbawah%252Bvoli.bmp&imgrefurl=http://denivalin.blogspot.com/&h=236&
w=251&tbnid=WyGjs3fhjFMCIM:&zoom=1&docid=uGh7vwfvBEnBcM&ei=H
VIjVeCsC46OuASOyYGIDg&tbm=isch&ved=0CCYQMygLMAs
22
b. Pelaksanaan
Bola dilambungkan di depan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat
yang bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan kearah
depan atas dan mengenai bagian belakang bola. Lengan diluruskan dan telapak
tangan atau genggaman tangan ditegangkan.
Gambar 2.7
Gerak pelaksanaan servis bawah
(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1)
c. Gerak lanjut
Setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan, dengan
melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk kelapangan untuk
mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap untuk menerima pengembalian
atau serangan dari pihak lawan.
23
gambar 2.8
gerak lanjutan servis bawah
(http://umarhadiwahyu.blogspot.com/2010/12/bola-voli-1.html?m=1)
Untuk teknik di atas ada yang penting di perhatikan ketika melakukan sevis yaitu
seperti berikut ini:
1) Lambungan bola.
2) Timing lambungan bola dan pukulan terhadap bola harus tepat.
3) Power lengan keras (strongspike) atau lemah (weakspike).
7. Peranan dan Hubungan Power Lengan terhadap servis Bawah Bola Voli
Power merupakan salah satu komponen fisik yang memiliki peran penting
bagi setiap cabang olahraga terutama yang memerlukan daya ledak otot yang
tinggi. ”Poweradalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal
dalam waktu yang amat singkat” (Harsono, 2001, hlm. 24). Pendapat ini juga
ditegaskan oleh Susilawati (2009, hlm. 34) kekuatan elastis (power) adalah
”type/macam kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat bergerak cepat
terhadap suatu tahanan”. Adapun pendapat lain tentang power menurut Lutan
(2001, hlm. 71)”Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal
secepat mungkin”Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan
bahwa power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau kombinasi dari
kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak, artinya kekuatan dapat dinyatakan
sebagai power apabila dilakukan dengan sangat cepat.
24
Peranan power lengan dalam permainan bola voli yaitu terutama untuk
memukul bola pada saat servis dan smash. Menurut Istyadi (2007, hlm. 29)
”Kekuatan otot lengan yang memadai berpengaruh terhadap pukulan servis bisa
diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan”. Sehingga bola harus dipukul
keras dengan mengerahkan power otot lengan. Sedangkan menurut Safari (2009,
hlm. 41) ”Pada olahraga bola voli power ini diperlukan untuk melakukan gerakan-
gerakan yang kuat dan cepat”. Dengan demikian otot lengan memiliki peranan
penting dan memiliki hubungan yang erat dengan hasil servis atas bola voli.
8. Peranan dan HubunganPanjang Lengan terhadap Servis Bawah Bola Voli
Menurut Sukintaka (Koswara, 2013, hlm. 13-14) yang dapat disimpulkan
bahwa tubuh manusia terdiri dari tiga tipe yakni tipe piknis,tipe leptosom dan tipe
atletis.
Tipe Piknis, bentuk tubuh tipe ini memiliki ciri-ciri yang khas yaitu:
a. Badan agak pendek
b. Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar.
c. Leher pendek dan kuat.
d. Lengan dan kaki agak lemah
e. Banyak lemak, sehingga otot-otot dan tulang-tulangnya tidak tampak
nyata.
Tipe leptosom, tipe ini mempunyai ciri-ciri khusus yaitu:
a. Badan langsing kurus.
b. Rongga dada kecil, sempit pipih.
c. Lengan dan tungkai kurus.
d. Muka bulat telur.
e. Berat badan relatif kurang.
Tipe atletis, ciri-ciri yang khas pada manusia yang bertipe ini yaitu:
a. Tulang-tulang dan otot nampak kuat
b. Badan kokoh dan tegap.
c. Memiliki badan yang tinggi.
d. Bahu lebar dan dada besar serta kuat.
e. Muka bulat telur, badan lebih pendek dari pada tipe leptosom.
25
Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung
untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Sedangkan menurut pendapat
Mulyanto dan Jayadinata (2010, hlm. 14) yang peneliti simpulkan bahwa
panjangnya lengan dapat diukur dimulai pangkal gelang bahu sampai dengan
ujung jari terpanjang.
Sudah diketahui bahwa tulang lengan dengan luas panjang,kemudian otot
yang panjang dan langsing serta nampak kuatakan memungkinkan terjadi gerakan
yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi
kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius.
Ini sependapat menurut Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30) bahwa.
Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan
gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu
panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula
kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta
pukulan awal tersebut dapatsebagai serangan awal yang baik dari garis
belakang.
Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh.
Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan dalam pelaksanaan
pukulan bola servis.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil temuan penelitian dan karya tulis sebagai acuan untuk
melakukan penelitian deskriptif, diuraikan sebagai berikut:
1. Sudrajat n., billy agung (2014) hubungan tinggi badan, power lengan, dan
panjang lengan terhadap servis atas bola voli. S1 thesis, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan pemain bola voli yakni
diantaranya faktor fisik, baik secara anatomis yaitu tinggi badan dan panjang
lengan, sedangkan secara fungsional yaitu kemampuan lengan dalam hal daya
ledak ototnya (power).Untuk memperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu
diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut ikut berpengaruh
terhadap hasil permainan bola voli khususnya dalam pelaksanaan servis
atas.Dukungan tinggi badan, panjang lengan dan power lengan merupakan hal
26
yang dibutuhkan oleh pemain bola voli.Maka, yang menjadi fokus penelitian ini
terdiri dari variabel bebas, yaitu tinggi badan (X1), power lengan (X2), dan
panjang lengan (X3).Sedangkan variabel terikat adalah servis atas bola voli (Y).
Tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan-
hubungan dari keseluruhan variabel penelitian.Jumlahsampelpenelitian yang
digunakan berjumlah 26 orang dengan teknik sampling adalah sampling
total.Dalam meneliti masalah hubungan antara tinggi badan, power lengan dan
panjang lengan terhadap servis atas bola voli,menggunakan metode penelitian
korelasional.Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mencari nilai koefesien
korelasi dan signifikansi secara statistik.Adapun instrumen pengambilan data
tinggi badan dengan pengukur tinggi badan, pengambilan data power lengan
melalui tes lempar bola medicine, pengukuran panjang lengan dilakukan dengan
pengukur panjang lengan, dan tes servis atas yang diberikannya skor-skor untuk
sasarannya.Data yang didapatkan kemudian diolah secara statistik dengan
bantuansoftware SPSS v.16 for Windows.Data-data tersebut diuji normalitas
datanya guna mencari tahu normal tidaknya suatu data penelitian.Berdasarkan
perhitungan didapatkan bahwa seluruh data berdistribusi normal.Kemudian
masing-masing diuji korelasi dan signifikansi serta koefesien determinasinya.
Maka berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan sebesar
0,324dengan signifikansi sebesar0,106 dan kontribusi sebesar 10,5% terhadap
servis atas bola voli. Korelasi variabel power lengan sebesar 0,442dengan
signifikansi sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 19,5% terhadap servis atas bola
voli. Korelasi variabel panjang lengan sebesar 0,357dengan signifikansi
sebesar0,073 dan kontribusi sebesar 12,8% terhadap servis atas bola voli. Korelasi
variabel tinggi badan dan power lengan sebesar 0,525dengan signifikansi
sebesar0,024 dan kontribusi sebesar 27,6% terhadap servis atas bola voli.
Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel tinggi badan dan panjang lengan
sebesar 0,362dengan signifikansi sebesar0,198 dan kontribusi sebesar 13,1%
terhadap servis atas bola voli. Berdasarkan perhitunganhasil korelasi variabel
power lengan dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi sebesar0,014
dan kontribusi sebesar 31,2% terhadap servis atasbola voli. Dan korelasi variabel
27
tinggi badan, power lengan, dan panjang lengan sebesar 0,559dengan signifikansi
sebesar0,038 dan kontribusi sebesar 31.2% terhadap servis atas bola voli.
2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Power Otot Lengan Terhadap
Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII
SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014”Yang
disusun oleh Muhammad Jafar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Hubungan
Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Permainan Bola
Voli Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran
2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMPN 2 Tanah
Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 240
siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra Kelas VIII SMPN 2
Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20
orang.Teknik penentuan sampel menggunakan teknik Purposive
sampling.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan uji korelasi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan tes,(1) pengukuran power otot lengan, dan
(2) Tes kemampuan servis bawa. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis korelasi sederhana.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah(r = 0,73).Hubungan
antara power otot lengan sebesar 53,29% terhadap kemampuan servis bawah.
Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik uji – t pada taraf signifikan 95 %.
Dari hasil analisis data diperoleh t–Hitung = 5,94 lebih besar dari t- tabel pada
taraf signifikan 95 % = 2,09. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kemampuan servis bawah
pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tanah Jambo Aye Aceh Utara Tahun Ajaran
2013/2014.
3. Penelitian yang berjudul hubungan antara panjang lengan, kekuatan
lengan dan keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam
permainan bola voli pada siswa smp negeri 1 barru kabupaten barru yang
disusun oleh : Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar tahun 2013.
28
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada hubungan antara panjang
lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; (2) ada
hubungan antara kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam
permainan bolavoli; (3) ada hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan
passing bawah dalam permainan bolavoli, (4)ada hubungan secara bersama-sama
antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan kemampuan
passing bawah dalam permainan bolavoli.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan
rancangan penelitian "korelasional".Populasinya adalah keseluruhan siswa SMP
Negeri 1 Barru Kabupaten Barru.Sampel yang digunakan adalah siswa putra
sebanyak 60 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara
acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi ganda tiga prediktor, analisis koefisien korelasi
person product moment (r), dan analisis korelasi ganda (R) melalui program SPSS
14 pada taraf signifikan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada hubungan yang signifikan
antara panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan
bolavoli , dengan nilai ro sebesar = 0,791; (2) Ada hubungan yang signifikan
antara kekekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan
bolavoli, dengan nilai ro sebesar =0,526; (3) ada hubungan yang signifikan antara
keseimbangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli
dengan nilai ro sebesar = 0,347; (4) Ada hubungan yang signifikan secara
bersama-sama antara panjang lengan, kekuatan lengan, dan keseimbangan dengan
kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli; dengan nilai RO sebesar
0,798.
C. Kerangka Berpikir
Pada pelaksanaan permainan bola voli ada berbagai faktor yang dapat
mendukung dalam melakukan servis bawah bola voli. Dalam pelaksanaan teknik
servis bawah bola voli harus memperhitungkan kemampuan kondisi fisik yang
baik selain teknik yang dilakukan oleh pemain. Fisik yang mendukung terhadap
pelaksanaan teknik servis harus dikembangkan, oleh karena itu pelaksanaan servis
29
harus didukung oleh kondisi fisik yang baik. Hal ini diungkapkan oleh
Dwijowinoto (Kurniawan, 2011, hlm. 47) mengungkapkan bahwa:
Latihan adalah peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan.
Dalam bidang olahraga tujuan akhir latihan adalah untuk meningkatkan
penampilan olahraga.
Power lengan dan panjang lengan merupakan komponen fisik yang pokok
guna servis yang dilakukan oleh pemain bola voli dapat dengan tepat diarahkan
kepada pemain lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan kepada pemain
lawan yang relatif lemah atau juga diarahkan ke lapangan lawan yang kosong
sehingga hasilnya angka untuk timnya. Pelaksanaan servis yang didukung oleh
kemampuan fisik dari pemain yang baik akan menghasilkan servis yang tepat
sasaran dan menghasilkan poin yang akan menjadikan timnya menjadi juara,
sehingga jelas sekali power lengan sangat dapat berpengaruh pada keberhasilan
pelaksanaan servis atas. Karena apabila lengan tidak memiliki power lengan yang
baik, hasil servis atas bola voli tidak akan sampai ke daerah lawan melewati net.
Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2010, hlm. 19) aspek-aspek kondisi fisik
berupa kesesuaian anatomik atau anatomical fitness disebutkan yakni:
- tinggi badan
- berat badan
- kelengkapan anggota badan
- ukuran berbagai bagian badan
Faktor anatomis lainnya yaitu ukuran berbagai bagian badan yang dalam
kajian ini adalah panjang lengan. Harsono (Istyadi, 2007, hlm. 29-30)
menjelaskan bahwa.
Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan
gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu
panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula
kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta
pukulan awal tersebut dapatseagai serangan awal yang baik dari garis
belakang.
Panjang lengan ini dipertegas oleh Istyadi (2007, hlm. 27-28) dalam
penelitiannya bahwa:
Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung
untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan
30
dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan
memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas
yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding
dengan besarnya radius yaitulengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya
makin besar pula kecepatan yang diperoleh.
Maka panjang lengan merupakan komponen fisiologis lainnya yang dapat
mendukung keberhasilan akan pelaksanaan servis bawah bola voli.
Dari komponen-komponen tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.9
Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
PERMASALAHAN
SERVIS BAWAH
BOLA VOLI
DI
TIM BOLA VOLI
SDN TANJUNGJAYA
IDENTIFIKASI
Servis
bawah
bola voli
Panjang
lengan
Power
lengan
ANALISIS DATA
HASIL
PENELITIAN
31
D. Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian “kontribusi panjang lengan dan power lengan
terhadap servis bawah bola voli” dapat dirumuskan bahwa:
1. Power lengan dibutuhkan dalam pelaksanaan servis bawah bola voli
2. Panjang lengan memiliki kontribusi terhadap kecepatan dalam
pelaksanaan memukul bola pada servis bawah bola voli
3. Power lengan sebagai komponen utama dalam pelaksanaan servis bawah
bola voli, sedangkan panjang lengan merupakan komponen pendukung
dalam pelaksanaan servis bawah bola voli
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dan dimaksudkan menjadi
landasan logis dan memberi arah kepada proses pengumpulan data serta proses
penelitian itu sendiri. Hipotesis hendaklah membuat semakin jelas arah pengujian
suatu masalah. Tentang pengertian hipotesis, Arikunto (1996: 67) menjelaskan
sebagai berikut : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.”Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang masih perlu diuji kebenarannya. Berikut ini adalah hipotesis yang penulis
ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Power lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasilservis
bawah bola voli.
b. Panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil servis
bawah bola voli
c. Power lengan dan panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan
terhadap hasil servis bawah bola voli