BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini...

37
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit. Tersedianya laporan keuangan suatu perusahaan berbasis IFRS tidak serta merta membuat para stake holder (investor, penyedia kredit maupun pemerintah) percaya akan kinerja perusahaan tersebut, harus terdapat opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga orang lain dapat percaya akan kinerja yang sesungguhnya terhadap suatu perusahaan. Akuntan publik ataupun auditor memegang peranan penting dalam menilai laporan keuangan, apakah sudah sesuai dengan standar atau tidak. Para auditor juga dituntut untuk memiliki skill lain yakni professional judgement guna meningkatkan eksistensi dan integritasnya melihat sangat pesatnya persaingan di pasar global menjelang AFTA 2015 ini. Oleh karena itu, semua auditor harus memahami dengan baik apa yang ditentukan IFRS ini. Berdasarkan Teori Regulasi, dalam proses pembentukan sebuah standar akuntansi tidak terlepas dari para regulator atau badan pembentuk standar itu sendiri. Para ahli teori menyatakan bahwa hampir tanpa kecuali regulasi itu terjadi sebagai reaksi terhadap suatu krisis yang tidak dapat di identifikasi. Dan pembentukan regulasi tersebut terkait dengan beberapa kepentingan. Kepentingan tersebut terkait dengan konsekuensi yang akan diterima pengguna, atas pembentukan dari suatu regulasi. Standar akuntansi keuangan yang baru yakni

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral

accounting) dalam bidang audit. Tersedianya laporan keuangan suatu perusahaan

berbasis IFRS tidak serta merta membuat para stake holder (investor, penyedia

kredit maupun pemerintah) percaya akan kinerja perusahaan tersebut, harus

terdapat opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga orang lain dapat percaya

akan kinerja yang sesungguhnya terhadap suatu perusahaan. Akuntan publik

ataupun auditor memegang peranan penting dalam menilai laporan keuangan,

apakah sudah sesuai dengan standar atau tidak. Para auditor juga dituntut untuk

memiliki skill lain yakni professional judgement guna meningkatkan eksistensi

dan integritasnya melihat sangat pesatnya persaingan di pasar global menjelang

AFTA 2015 ini. Oleh karena itu, semua auditor harus memahami dengan baik apa

yang ditentukan IFRS ini.

Berdasarkan Teori Regulasi, dalam proses pembentukan sebuah standar

akuntansi tidak terlepas dari para regulator atau badan pembentuk standar itu

sendiri. Para ahli teori menyatakan bahwa hampir tanpa kecuali regulasi itu

terjadi sebagai reaksi terhadap suatu krisis yang tidak dapat di identifikasi. Dan

pembentukan regulasi tersebut terkait dengan beberapa kepentingan. Kepentingan

tersebut terkait dengan konsekuensi yang akan diterima pengguna, atas

pembentukan dari suatu regulasi. Standar akuntansi keuangan yang baru yakni

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

IFRS juga ditujukan untuk menciptakan suatu regulasi yang dapat memenuhi

semua kebutuhan setiap pengguna.

2.1.1 Teori Motivasi

Menurut Gibson (2004: 94) motivasi adalah konsep yang menguraikan

tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang memulai dan

dapat mengarahkan perilaku orang tersebut. Moekijat (2005: 5) memaparkan

bahwa motivasi mempunyai arti yang sama, yakni suatu daya pendorong atau

perangsang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam diri seseorang dipandang

sebagai suatu kekuatan tanpa memperhitungkan adanya kelemahan dan faktor-

faktor lain yang ada dalam setiap individu.

Terdapat dua sumber motivasi menurut Moekijat, yaitu: motivasi intern

dan motivasi ekstern. Motivasi intern semua menyangkut motivasi dari dalam

yaitu motif seseorang berperilaku atas dorongan diri sendiri, yang

mempertimbangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam seorang individu dan

kebutuhannya serta keinginannya. Motivasi ekstern yaitu motivasi dan dorongan

yang bersumber dari luar, yaitu: gaji, kondisi kerja dan kebijaksanaan perusahaan,

serta masalah-masalah pekerjaan, seperti: penghargaan, promosi dan tanggung

jawab (Moekijat, 2002:9).

Menurut Hasibuan (2003:103) teori motivasi dikelompokkan atas dua teori

besar, yaitu:

1) Teori Proses (Process Theory)

Teori ini berusaha menjawab pertanyaan “bagaimana menguatkan,

mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu” agar setiap

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

individu bekerja giat sesuai keinginan pimpinan. Bila diperhatikan secara

mendalam, teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja

serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya

akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dari

bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang.

Proses motivasi berkaitan dengan usaha untuk menjabarkan atau

menterjemahkan motivasi kearah suatu perilaku tertentu yang diharapkan. Dalam

kaitan dengan teori Motivasi Proses, dikenal ada tiga teori, yaitu:

a. Teori Harapan ( Expectancy Theory )

b. Teori Penguatan ( Reinforcement Theory)

c. Teori Keadilan

2) Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan

dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang memotivasi semangat

kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan, dan kepuasan materiil

maupun non materiil dari apa yang diperoleh dari pekerjaannya. Termasuk dalam

teori motivasi kepuasan, yaitu:

a. ‘Maslow’s Need Hierarchy Theory

Menurut Maslow, manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang

klasifikasinya pada lima tingkatan atau hierarki, yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

(1) Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang meliputi rasa lapar, rasa

haus, kebutuhan akan perlindungan, kebutuhan seks dan kebutuhan

fisiologis lainnya.

(2) Kebutuhan akan rasa aman dan proteksi dari gangguan fisik dan

emosi. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang meliputi: kasih sayang,

rasa memiliki dan dimiliki, penerimaan dan persahabatan.

(3) Kebutuhan harga diri yaitu kebutuhan yang meliputi: harga diri

internal seperti menghormati diri sendiri, otonomi dan usaha untuk

mencapai hasil. Harga diri eksternal seperti status, pengakuan dan

perhatian.

(4) Kebutuhan aktualisasi atau perwujudan diri yaitu kebutuhan yang

digambarkan dengan dorongan untuk menjadi apa yang diinginkan

seseorang meliputi: pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan

pemenuhan kebutuhan seseorang.

b. Herzberg’s Two Factors Motivation Theory

Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah

peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan

peluang untuk mengembangkan kemampuan. Disebut juga Teori Motivasi

Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis.

c. Alderfer’s Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory

Menurut teori ini terdapat tiga kelompok kebutuhan yang utama, yakni:

(1) Kebutuhan akan keberadaan (Existency Needs)

(2) Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

d. Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory

Teori ini disebut juga dengan teori motivasi prestasi yang dikemukakan

oleh David Mc. Clelland. Teori ini menggolongkan tiga jenis kebutuhan

manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja, yakni:

(1) Kebutuhan akan prestasi ( Need of Achievement )

(2) Kebutuhan akan afiliasi (Need of Affiliation)

(3) Kebutuhan akan kekuasaan (Need of Power)

e. Teori Motivasi Claude S. George

Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang

berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan dia bekerja,

seperti: upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai

individu, keamanan kerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh

kelompok, perlakuan yang wajar, dan pengakuan atas prestasi.

Teori motivasi kepuasan menyimpulkan bahwa orang akan bersemangat

dalam bekerja karena adanya dorongan kebutuhan, baik materiil maupun

immaterial. Kebutuhan tersebut dapat diklasifikasikan dalam lima tingkatan,

dimulai pada kebutuhan yang paling dasar dan jika kebutuhan tersebut sudah

terpenuhi maka akan beralih ke tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi.

Terdapat berbagai alasan bagi auditor untuk memenuhi segala kebutuhan

dan alasan itu mendorong auditor berbuat guna pemenuhan kebutuhannya.

Apabila dorongan dirasa kuat maka kerja yang ditimbulkan akan tinggi.

Sebaliknya, jika dorongan itu dirasa rendah maka motivasinya akan rendah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

Jadi berdasarkan uraian diatas, motivasi kerja seorang auditor merupakan

dorongan dalam diri seorang auditor untuk dapat bekerja dan mencapai prestasi

kerja yang tinggi, baik dalam hal meningkatkan kecerdasan dalam memahami

IFRS maupun meningkatkan pengalaman kerja khususnya dalam bidang audit.

Hal tersebut dapat dicapai antara lain dengan enam aspek yang termasuk dalam

ciri-ciri karyawan yang memiliki motif kerja yang unggul, yaitu:

(1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi termasuk disini adalah memenuhi

target pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.

(2) Berani mengambil dan memikul resiko sehingga seseorang akan berupaya

menyelesaikan pekerjaan dengan teliti tanpa terjadi kesalahan dan

meminimalkan risiko yang terjadi.

(3) Memiliki tujuan yang realistik.

(4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh serta berupaya mematuhi prosedur

kerja yang ada dan berjuang untuk merealisasi tujuan.

(5) Memanfaatkan umpan baik yang konkret dalam semua kegiatan yang

dilakukan.

(6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Enam aspek tersebut yang kiranya menunjukkan seorang karyawan yang

memiliki motif kerja yang unggul.

2.1.2 Standar Akuntansi

Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan

semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

Oleh karena itu, standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan. Standar akuntansi ini akan terus-menerus berubah dan berkembang

sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui (2006) mengemukakan

alasan pentingnya standar akuntansi yang baku, sebagai berikut:

1) Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan

kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi

yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten, terpercaya dan

dapat diperbandingkan.

2) Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat

melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan

keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah

melalui pemeriksaan akuntan.

3) Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang

dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan,

perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi dan

tujuan-tujuan makro lainnya.

4) Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.

Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan

semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.

2.1.3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang

digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

pedoman akuntan dalam membuat laporan keuangan. Sedangkan IFRS merupakan

pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global atau

internasional. Indonesia sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi dunia telah

merespon perubahan-perubahan sistem pelaporan keuangan terkini dengan

melakukan konvergensi IFRS kedalam PSAK. Dengan mengadopsi IFRS,

Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu:

1) Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2) Mengurangi biaya SAK.

3) Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.

4) Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.

5) Meningkatkan transparansi keuangan.

6) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana

melalui pasar modal.

7) Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

2.1.4 International Financial Reporting Standard (IFRS)

International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar

pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang

dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB), sebuah

lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar

akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara

internasional.

International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar

yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) dengan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan

di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh

investor di pasar modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya

(stakeholder). Saat ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan

Amerika yang menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional atau

International Accounting Standards (IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia

,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa

(EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi

Internasional (IFAC).

International Organization of Securities Commissions (IOSCO) sangat

berkepentingan dengan IFRS karena dapat memperkuat integritas pasar modal

international dengan cara mempromosikan standar akuntansi berkualitas tinggi,

termasuk penerapan standar yang cermat dan hati-hati dan penegakan hukum.

IFRS merupakan kelanjutan dari International Accounting Standards (IAS) yang

sudah ada sejak tahun 1973 dan digunakan secara luas oleh negara-negara di

Eropa, Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris. IAS disusun oleh

International Accounting Standards Committee (IASC). IASC bertahan sampai

dengan 2001 dan perannya digantikan IASB.

2.1.5 Tingkat Kecerdasan

Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata

kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah :

a. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah

b. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan

c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan

yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka

yang menjadi fokus di pendidikan formal, dan sesungguhnya mengarahkan

seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademik. Auditor yang cerdas adalah

auditor yang mampu memahami dan mengimplementasikan IFRS sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan. Menurut Nuraini (2007) menyatakan pemahaman

akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti

tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi ini dapat diukur dari nilai mata

kuliah akuntansi yang meliputi nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi

keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi.

Dharmawan (2013) menyatakan profesionalisme kerja seorang auditor

sangatlah penting dilaksanakan karena dapat memberikan kontribusi dan

pelayanan yang optimal kepada pemakai jasa auditor untuk pengambilan

keputusan. Dalam melakukan profesionalisme kerja, seorang auditor haruslah

memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

dalam melakukan tugasnya. Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

mengenali persaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan ini saling melengkapi

dan berbeda dengan kemampuan akademik murni, yaitu kemampuan kognitif

murni yang diukur dengan kecerdasan intelektual (IQ), dimana IQ

menyumbangkan kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam

hidup, dan yang 80% lainnya diisi oleh kekuatan-kekuatan lainnya, termasuk

kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

2) Kecerdasan Intelektual (IQ)

Manusia adalah makhluk yang paling cerdas, dan Tuhan, melengkapi

manusia dengan komponen kecerdasan yang paling kompleks. Sejumlah temuan

para ahli mengarah pada fakta bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan

paling unggul dan akan menjadi unggul asalkan bisa menggunakan

keunggulannya. Kemampuan menggunakan keunggulan ini dikatakan oleh

William W. Hewitt dalam bukunya “The Mind Power”sebagai faktor yang

membedakan antara orang jenius dan orang yang tidak jenius di bidangnya.

Stoddard yang dikutif Tasmara (2006) mengemukakan beberapa

karakteristik kecerdasan intelektual yaitu adanya kemampuan untuk memahami

masalah-masalah yang bercirikan: a) mengandung kesukaran, b) kompleks, c)

abstrak, d) ekonomis, e) di arahkan pada sesuatu tujuan, dan f) berasal dari

sumbernya. Sedangkan, Gardner merumuskan konsep inteligensi yang dikenal

dengan multiple intellegence dalam tujuh jenis kecerdasan, yaitu: a) linguistik, b)

matematik-logis, c) spasial, d) musik, e) kelincahan tubuh, f) interpersonal, dan g)

intrapersonal. Ciri-ciri inteligensi yang tinggi antara lain: a) adanya kemampuan

untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat, b)

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

kemampuan mengingat, c) kreativitas yang tinggi, dan d) imajinasi yang

berkembang.

Wiramiharja (2003;73) mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan

intelektual. Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk

mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauaan terhadap prestasi kerja.

Ia meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil dari

tes inteligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukuran

besarnya kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus

menyangkut besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga indikator kecerdasan

intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga indikator tersebut

adalah:

a. Kemampuan figur, yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang

bentuk.

b. Kemampuan verbal, yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang

bahasa.

c. Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan

angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.

Menurut Stern, intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan

baru dengan mempergunakan alat-alat berfikir menurut tujuannya. Disini terlihat

bahwa Stern menitikberatkan pada soal penyesuaian diri terhadap masalah yang

dihadapi. IQ adalah kemampuan nalar, atau pikiran orang sering menyebutnya

dengan kemampuan otak kiri, yaitu kemampuan kita untuk mengetahui,

memahami, menganalisis, menentukan sebab akibat, berpikir abstrak, berbahasa,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

memvisualkan sesuatu. Di zaman dulu IQ dijadikan ukuran utama kecerdasan

seseorang. Baru kemudian disadari bahwa konsep dan batasan-batasan di atas

seperti itu terlalu mempersempit kecerdasan tersebut. Otak kiri bertanggung jawab

untuk “pekerjaan” verbal, kata-kata, bahasa, angka-angka, matematika, urut-

urutan, logika, analisa dan penilaian dengan cara berpikir linier. Melatih dan

membelajarkan otak kiri akan membangun kecerdasan intelektual (IQ). Otak

kanan bertanggungjawab dan berkaitan dengan gambar, warna, musik, emosi,

seni/artistik, imajinasi, kreativitas, dan intuitif. Kecerdasan intelektual termasuk

yang dimanfaatkan oleh kesadaran pribadi seseorang dalam membentuk

penampilan dan tingkah laku seseorang. Kecerdasan ini penting dalam menunjung

kemampuan manusia untuk meningkatkan ilmu dan teknologi.

Kecerdasan intelektual berperan sebatas syarat minimal meraih

keberhasilan. Kecerdasan intelektual atau tingkat kecerdasan manusia lebih

menekan seseorang pada belajar, membaca, atau berdiskusi. Dengan begitu

kecerdasan intelektual ini bisa bertahan dalam dua waktu yaitu jangka pendek dan

jangka panjang. Jika kecerdasan intelektual ini bertahan hanya pada jangka

pendek ini berarti seserang menggunakan kecerdasan ini secara dead-line.

Meskipun dengan melakukan kerja dead-line ini tidak berarti apa-apa bagi

seseorang ini disebabkan hanya bertahan dalam jangka pendek. Tetapi sebaliknya,

jika seseorang melakukan pekerjaan secara perlahan maka kemampuan

intelektualnya bertahan lama dan untuk menyimpan informasi secara permanen

untuk rentang waktu mulai beberapa bulan, tahun dan bahkan sampai seumr

hidup. Intelligence quotiont (IQ) merupakan interpretasi hasil tes intelegensi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

(kecerdasan) kedalam angka yang menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat

intelegensi seseorang (Azwar, 2004:5).

Menurut Sri Irmayanti (Fudyartantan, 2004:12), dilihat dari berbagai

pengertian intelegensi yang di kemukakan, Freeman mengklasifikasikan berbagai

defenisi sebagai berikut:

a. Kelompok yang menekan mahasiswa pada kemampuan adaptasi.

Intelegensi merupakan kemampuan untuk mengorganisasi pola-

polatingkah laku seseorang sehingga dapat bertindak lebih efektif dan

lebih tepat dalam situasi baru yang berubah-ubah.

b. Kelompok yang menekankan pada kemampuan belajar. Semakin

inteligen (cerdas) seseorang semakin besar ia dapat dididik, semakin

luas dan semakin besar kemampuannya untuk belajar.

c. Kelompok yan menekan pada kemampuan abstraksi. Merupakan

menekankan intelegensi pada pemakaian konsep-konsep dan simbol

simbil secara efektif dalam menghadapi situasi-situasi terutama

memecahkan masalah-masalah.

3) Kecerdasan Emosional (EQ)

Kamus Bahasa Indonesia mendifinisikan emosi sebagai keadaan yang keras

yang timbul dari hati, perasaan jiwa yang kuat seperti sedih, luapan perasaan yang

berkembang dan surut dalam waktu yang cepat. Emosi merujuk pada suatu

perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan yang biologis dan

psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosional adalah

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

hal-hal yang berhubungan dengan emosi. Menurut Wibowo (2002) dalam

Melandy (2006).

Kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai

dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan

dampak positif. Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan

dalam menuju kebahagian dan kesejahteraan. Menurut Goleman (2003) dalam

Hanum (2011), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal

perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola

emosi dengan baik di dalam diri kita dan hubungan kita. Kemampuan ini saling

berbeda dan saling melengkapi dangan kemampuan akademik murni, yaitu

kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.

Menurut Goleman (2003), untuk meningkatkan dan mengembangkan

kecerdasan emosional ada beberapa cara, yakni:

a. Mengembangkan kesadaran diri yang tinggi

b. Mengelola emosi

c. Memotivasi diri sendiri

Komponen kecerdasan emosional Goleman (2003) dalam Hanum (2011)

mengadapatsi lima hal yang mencangkup kecerdasan emosional dari model

Salovey dan Mayer. Dalam penelitian ini, terdapat komponen Kecerdasan

emosional yang digunakan adalah:

a. Pengenalan diri

Pengenalan diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada

waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan dalam

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

situasi tersebut. Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang

menguasai reaksinya pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-

orang tertentu (Bradberry dan Greaves, 2007). Pengenalan diri

merupakan ketrampilan dasar yang vital untuk ketiga kecakapan emosi,

seperti; kesadaran emosi, penilaian diri secara akurat, percaya diri.

b. Pengendalian diri (mengelola emosi)

Salovey dalam Goleman (2003) menyatakan bahwa mengelola emosi

berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat,

hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada pengedalian

diri. Kecakapan emosi utama dalam pengendalian diri meliputi;

pengendalian diri, dapat dipercaya, kehati-hatian, adaptabilitas, dan

inovasi.

c. Motivasi (Memotivasi diri sendiri)

Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau dapat kepuasan dengan

perbuatannya (Kreitner,2005). Kecakapan emosi yang terdapat dalam

motivasi, antara lain: dorongan prestasi, komitmen, inisiatif, dan

optimisme.

d. Empati (mengenali emosi orang lain)

Menurut Goleman (2003) empati adalah kesadaran perasaan, kebutuhan,

dan kepentingan orang lain. Pada tingkat yang paling rendah, empati

mempersyaratan kemampuan membaca emosi orang lain, pada tataran

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

yang lebih tinggi, empati mengharuskan kita mengindra dan menanggapi

kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak diungkapkan lewat kata-

kata. Kecakapan-kecakapan ini seperti halnya: memahami orang lain,

orientasi pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman,

dan kesadaran politis

e. Kemampuan sosial (membina hubungan)

Menurut Goleman (2003), kemampuan sosial merupakan aspek paling

penting dalam emotional intelligence. Kemampuan sosial bisa diperoleh

dengan banyak berlatih. Salah satu kunci kemampuan sosial adalah

seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaan sendiri.

Kemampuan sosial intinnya adalah seni menanangani emosi orang lain,

merupakan dasar bagi beberapa kecakapan, antara lain: pengaruh,

komunikasi, manajemen konflik, kepimimpinan, katalisator perubahan,

membangun ikatan, kolaborasi dan kooperasi, serta kemampuan tim.

4) Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan spiritual ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall pada

pertengahan tahun 2000. Zohar (2001) dalam Rachmi (2010) menegaskan bahwa

kecerdasan spiritual adalah landasan untuk membangun IQ dan EQ. Spiritual

berasal dari bahasa Latin spiritus yang berati prinsip yang memvitalisasi suatu

organisme. Sedangkan, spiritual dalam SQ berasal dari bahasa Latin sapientia

(sophia) dalam bahasa Yunani yang berati ’kearifan’ (Zohar, 2001).

Prinsip-prinsip Kecerdasan spiritual menurut Agustian (2007:123), yaitu:

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

a) Prinsip Bintang

Prinsip bintang adalah prinsip yang berdasarkan iman kepada Allah

SWT. Semua tindakan yang dilakukan hanya untuk Allah dan tidak

mengharap pamrih dari orang lain dan melakukannya sendiri.

b) Prinsip Malaikat (Kepercayaan)

Prinsip malaikat adalah prinsip berdasarkan iman kepada

Malaikat.Semua tugas dilakukan dengan disiplin dan baik sesuai

dengan sifat malaikat yang dipercaya oleh Allah untuk menjalankan

segala perintah Allah SWT.

(a) Prinsip Kepemimpinan

Prinsip kepemimpinan adalah prinsip berdasarkan iman

kepada Rasullullah SAW. Seorang pemimpin harus memiliki

prinsip yang teguh, agar mampu menjadi pemimpin yang

sejati. Seperti Rasullullah SAW adalah seorang pemimpin

sejati yang dihormati oleh semua orang.

(b) Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran adalah prinsip berdasarkan iman kepada kitab.

Suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan

dan mencari kebenaran yang hakiki. Berpikir kritis terhadap

segala hal dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman

dalam bertindak.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

(c) Prinsip Masa Depan

Prinsip masa depan adalah prinsip yang berdasarkan iman

kepada “hari akhir”. Berorientasi terhadap tujuan, baik jangka

pendek, jangka menengah maupun jangka panjang, disertai

keyakinan akan adanya “hari akhir” dimana setiap individu

akan mendapat balasan terhadap setiap tindakan yang

dilakukan.

(d) Prinsip Keteraturan

Prinsip keteraturan merupakan prinsip berdasarkan iman

kepada “ketentuan Tuhan”. Membuat semuanya serba teratur

dengan menyusun rencana atau tujuan secara jelas.

Melaksanakan dengan disiplin karena kesadaran sendiri,

bukan karena orang lain.

Ciri-ciri orang yang memiliki Kecerdasan Spiritual berdasarkan teori Zohar

(2001) dalam Rachmi (2010), yaitu:

a) Memiliki Kesadaran Diri

Memiliki kesadaran diri yaitu adanya tingkat kesadaran yang tinggi dan

mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan

menanggapinya.

b) Memiliki Visi

Memiliki visi yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan

memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

c) Bersikap Fleksibel

Bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara spontan dan

aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan yang

pragmatis (sesuai kegunaan), dan efisien tentang realitas.

d) Berpandangan Holistik

Berpandangan holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang lain

saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat

memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi

dan memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa sehat, serta

memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.

e) Melakukan Perubahan

Melakukan perubahan yaitu terbuka terhadap perbedaan, memiliki

kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan status quo dan juga

menjadi orang yang bebas merdeka.

f) Sumber Inspirasi

Sumber inspirasi yaitu mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain

dan memiliki gagasan-gagasan yang segar.

g) Refleksi Diri

Refleksi diri yaitu memiliki kecenderungan apakah yang mendasar dan

pokok.

2.1.6 Pengalaman audit

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

nonformal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang

kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Tubbs (1992) dalam Sumardi

(2001) menunjukkan bahwa ketika akuntan pemeriksa menjadi lebih

berpengalaman maka auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan

yang terjadi, dan memiliki salah pengertian yang lebih sedikit mengenai

kekeliruan yang tidak lazim serta lebih menonjol dalam menganalisa hal-hal yang

berkaitan dengan penyebab kekeliruan. Auditor yang kurang berpengalaman

tentunya akan berbeda dengan yang telah cukup berpengalaman dengan masa

masa kerja yang lebih lama dalam pekerjaan dan keputusan audit. Auditor yang

kurang berpengalaman akan melakukan tingkat kemungkinan kesalahan yang

lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman.

Pengalaman audit bisa dilihat dari lamanya dia bekerja sebagai seorang

auditor. Dian (2005) dalam Khairiah (2009) memberikan kesimpulan

bahwaseorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan

memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan,

2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.

Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian. Berbagai macam

pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanakan suatu

tugas.

Seseorang yang berpengalaman memiliki cara berpikir yang lebih

terperinci, lengkap dan sophisticated dibandingkan seseorang yang belum

berpengalaman. Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) menunjukkan

bahwa pengalaman berpengaruh terhadap profesionalitas. Dalam penelitian ini

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

diperoleh hasil uji hipotesis untuk hubungan antara pengalaman dengan lima

dimensi profesionalitas yaitu afiliasi komunitas, kebutuhan ekonomi, keyakinan

terhadap profesi, dedikasi, dan kewajiban sosial. Pengalaman dinyatakan

berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas yaitu semakin berpengalaman

seorang auditor profesionalitasnya semakin tinggi, kecuali untuk dimensi

kewajiban sosial tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.

Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari

perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek. (Knoers &

Haditono, 1999). Dian (2005:3) memberikan kesimpulan bahwa seorang

karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan

dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami

kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Keunggulan tersebut

bermanfaat bagi pengembangan keahlian. Berbagai macam pengalaman yang

dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanakan suatu tugas. Pengalaman

kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan

seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan

pekerjaan yang lebih baik.

Menurut Mulyadi (2002) jika seorang memasuki karier sebagai akuntan

publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan

akuntan senior yang lebih berpengalaman. Bahkan agar akuntan yang baru selesai

menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam

profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga

tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (SK Menteri

Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997).

2.1.7 Kesiapan auditor

Pada dasarnya, setiap individu dalam kehidupannya akan mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan itu akan dapat diketahui, apabila dilakukan

perbandingan, artinya dalam menelaah keadaan suatu masyarakat atau

lingkungan pada saat tertentu dengan membandingkan pada masa lalunya.

Seseorang dapat belajar tentang sesuatu, apabila di dalam dirinya sudah terdapat

kesiapan (readiness) untuk mempelajari sesuatu itu. Sesuai dengan kenyataan,

bahwa masing-masing individu memiliki perbedaan individual, maka yang

bersangkutan memiliki sejarah atau latar belakang perkembangan yang berbeda-

beda. Hal ini menyebabkan adanya pola pembentukan kesiapan yang berbeda-

beda pula pada masing-masing individu.

“Cronbach memberikan pengertian tentang kesiapan sebagai segenap sifat

atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu”

(Soemanto, 1990:71). Kesiapan merupakan proses belajar yang melibatkan

beberapa faktor yang berlangsung secara bersama-sama, yaitu:

1) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis. Hal ini menyangkut

pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya,

alat indera dan kapasitas intelektual.

2) Motivasi yang meyangkut kebutuhan, minat dan tujuan individu untuk

mempertahankan, serta mengembangkan diri. Motivasi kerja seorang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

auditor merupakan dorongan dalam diri seorang auditor untuk dapat

bekerja dan mencapai perestasi kerja yang tinggi.

Kesiapan seseorang senantiasa mengalami perubahan setiap hari sebagai

akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisiologis dan psikologis, serta

adanya desakan dari lingkungan. Perkembangan kesiapan terjadi melalui prinsip-

prinsip berikut:

1) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk

kesiapan.

2) Pengalaman seseorang turut mempengaruhi fisiologis individu.

3) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-

fungsi kepribadian individu, baik jasmani maupun kejiwaan.

4) Apabila kesiapan untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada

diri seseorang, maka pada saat-saat tertentu dalam kehidupannya

merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya. Berdasarkan

prinsip-prinsip tersebut, jelas bahwa apa yang telah dicapai seseorang

pada masa lalunya akan mempunyai arti bagi aktifitasnya sekarang, dan

apa yang terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap

kesiapan individu dimasa mendatang.

Ada beberapa unsur yang dapat membentuk kesiapan, yaitu:

1) Kematangan merupakan dasar pembentukan kesiapan. Kecepatan

pertumbuhan pada masing-masing individu tidak sama. Perbedaan

itu karena pengaruh fisiologis, psikologis dan sosial. Beberapa hal

yang mempengaruhi kematangan sebagai berikut:

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

a. Dasar-dasar biologis yang menyebabkan terjadinya tingkah

laku, yaitu adanya sistem syaraf sebagai penggerak tingkah

laku.

b. Perubahan-perubahan dalam otak yang dapat menimbulkan

tingkah laku baru yang tidak terduga sebelumnya.

c. Perubahan karena perkembangan biologis yang menentukan

perkembangan struktur sistem syaraf, otak dan indera, sehingga

hal tersebut memungkinkan seseorang matang mengadakan

reaksi pada setiap rangsangan.

2) Motivasi kerja seorang auditor merupakan suatu dorongan kebutuhan

dalam diri auditor yang perlu dipenuhi dan mendapat perhatian dari

pihak manajemen atau pimpinan organisasi agar auditor dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jika sudah mampu

menciptakan kondisi yang mendorong setiap auditor agar

melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga timbul rasa puas

dalam diri setiap auditor, maka kinerja yang baik akan dapat kita

peroleh. Tinggi rendahnya motivasi kerja yang dimiliki setiap

auditor banyak ditentukan oleh berbagai faktor baik dari dalam

maupun dari luar dirinya, faktor lingkungan misalnya dapat

mencegah timbulnya perasaan tidak puas para auditor terhadap

pekerjaannya, berusaha mencegah kemerosotan semangat kerja.

3) Lingkungan dapat mendukung pembentukan kesiapan ,maka dari itu,

proses belajar memiliki peran yang penting dalam pembentukan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

kesiapan. Pada dasarnya individu belajar secara bertingkat sesuai

dengan tingkat kemampuan dan kesiapan dapat dikembangkan

dengan membuat modeling atau abstraksi tentang materi yang

dipikirkan atau diajarkan, terutama pada tingkat analisis yang lebih

mudah. Faktor lingkungan menurut Herzberg (1966), meliputi gaji,

kondisi kerja, keamanan, kebijaksanaan dan administrasi, perilaku

supervisor dan hubungan antar pribadi.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangka

menghadapi AFTA 2015 auditor di Indonesia diharapkan mampu meningkatkan

kualitas dan profesionalisme mereka. Selain itu, para auditor juga harus mampu

membaca peluang dan tantangan yang ada agar dapat bertahan dalam persaingan

pasar global.

2.1.8 ASEAN Free Trade Area (AFTA)

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan

dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN.

Dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan

pasar regional bagi sekitar 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. AFTA

awalnya ditargetkan akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian

dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002.

Perkembangan paling aktual mengenai AFTA dalam AEC adalah pada

KTT ASEAN ke-13 di Singapura bulan November 2007. Dalam AEC Blue Print

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

yang dirancang oleh para menteri ekonomi ASEAN, terdapat tiga karakteristik

yang dijadikan landasan bagi implementasi AEC, termasuk juga AFTA

(http://www.aseansec.org). Pertama, memperluas integrasi ekonomi ke semua

negara anggota ASEAN melalui tahapan waktu yang jelas. Dalam konteks ini,

ASEAN harus bertindak dalam prinsip membuka pasar secara terbuka dengan

menempatkan ekonomi yang digerakkan oleh pasar secara konsisten dalam

kerangka aturan perjanjian multilateral. Kedua, AEC akan membangun ASEAN

sebagai sebuah pasar tunggal yang berbasiskan produksi dengan mendorong

ASEAN menjadi lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme baru untuk

memperkuat implementasi poin penting dalam perekonomian, seperti

mempercepat integrasi regional dalam sektor yang menjadi prioritas,

memfasilitasi pergerakan pelaku bisnis dan pekerja yang memiliki keahlian,

memperkuat mekanisme institusional ASEAN. Ketiga, mengacu pada dua

karakteristik di atas, empat ciri utama yang perlu diperhatikan dalam upaya

pembentukan AEC adalah pasar tunggal dan basis produksi, wilayah ekonomi

yang memiliki daya saing tinggi, wilayah dengan perkembangan ekonomi yang

setara, dan wilayah yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.

Ada beberapa peluang dan tantangan bagi negara peserta AFTA nantinya,

yaitu:

a. Peluang

Banyak peluang dan harapan yang digantungkan jika AFTA 2015 terjadi

dengan baik, diantaranya ada beberapa poin yang menjadi perhatian:

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

1) Manfaat Integrasi Ekonomi

Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 (sembilan) negara ASEAN

lainnya membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun

2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara

konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan

kawasan ASEAN. Integrasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015

melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan

peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang

penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan

kesejahteraan seluruh negara di kawasan ASEAN.

2) Pasar Potensial Dunia

Pewujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai

kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah

penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk dunia) di dunia setelah

China dan India. Pada tahun 2008, jumlah penduduk ASEAN sudah

mencapai 584 juta orang (ASEAN Economic Community Chartbook,

2009), dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan

usia mayoritas berada pada usia produktif.

3) Negara Pengekspor

Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara

pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam (seperti agrobased

products) maupun berbagai produk elektronik. Dengan meningkatnya

harga komoditas internasional, sebagian besar Negara ASEAN mencatat

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang

cukup baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi

(penanaman modal).

4) Negara Tujuan Investor

ASEAN merupakan pasar dan memiliki basis produksi. Fakta - fakta

tersebut merupakan faktor yang mendorong meningkatnya investasi di

dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN serta

masuknya investasi asing ke kawasan. Sebagai negara dengan jumlah

penduduk terbesar (40%) diantara negara anggota ASEAN, Indonesia

diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat

peluang ekonomi yang lebih besar dari negara anggota ASEAN lainnya.

5) Daya Saing

Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus

barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan

ASEAN karena hambatan tarif dan non-tarif yang berarti sudah tidak ada

lagi. Kondisi pasar yang sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan

mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk meproduksi

dan mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga

mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain,

para konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang

dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling

murah sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu negara

besar yang juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

keunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam,

berpeluang besar untuk mengembangkan industri di sektor-sektor

tersebut di dalam negeri.

b. Tantangan

Dalam merumuskan kebijakan luar negerinya, pemerintah selalu

mempertimbangkan keadaan-keadaan di sekitarnya, baik lingkungan

internal maupun lingkungan eksternalnya. Hal-hal tersebut masuk sebagai

bahan pertimbangan atau input yang berpengaruh dalam perumusan

kebijakan luar negeri. Begitu juga dengan kebijakan luar negeri Indonesia

dalam menghadapi integrasi regional ASEAN, yaitu juga merupakan suatu

antisipasi terhadap lingkungannya, baik internal maupun eksternal. Hal ini

secara umum akan berlaku bagi negara mana pun dalam mempertimbangkan

kebijakan luar negerinya. Harus ada kalkulasi (perhitungan untung rugi),

kesadaran akan potensi yang dimiliki, strategi, maupun implementasi dan

komitmen kebijakan yang dibuat. Beberapa tantangan yang dihadapi antara

lain dapat berupa:

1) Peningkatan Ekpor dan Impor

Tantangan yang dihadapi memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak

hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi

persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar

ASEAN seperti China dan India. Peningkatan kinerja ekspor merupakan

tantangan yang sangat serius ke depan karena dapat mengakibatkan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

neraca perdagangan mengalami defisit sehingga melemahkan posisi

dalam persaingan bebas.

2) Laju Inflasi

Tantangan lainnya adalah laju inflasi yang masih tergolong tinggi.

Stabilitas makro masih menjadi kendala dalam peningkatan daya saing

dan tingkat kemakmuran. Untuk dapat bersaing dalam pasar besar, suatu

negara harus dapat mengelola laju inflasi, dan stabilitas makro yang

pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing.

3) Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Bebas

Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan

yang lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan

pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung

pengembangan sektor keuangan, dan akhirnya meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun demikian, proses

liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui

dampak langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang

tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada peningkatan

permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi.

4) Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi

Tantangan lain yang juga dihadapi adalah peningkatan keunggulan

komparatif di sektor prioritas integrasi. Saat ini, untuk Indonesia, kita

mempunyai keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis

kayu, pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik,

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

sedangkan untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel),

mesin-mesin, produk kimia, karet dan kertas masih dengan tingkat

keunggulan yang terbatas.

5) Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM)

Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja harus ditingkatkan baik secara

formal maupun informal. Kemampuan tersebut diharapkan harus

minimal memenuhi ketentuan dalam MRA yang telah disetujui. Pada

tahun 2008-2009, Mode 3 pendirian perusahaan (commercial presence)

dan Mode 4 berupa mobilitas tenaga kerja (movement of natural persons)

intra ASEAN akan diberlakukan untuk sektor prioritas integrasi. Untuk

itu, kualitas tenaga kerjanya harus ditingkatkan sehingga bisa digunakan

baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk mencegah banjirnya

tenaga kerja terampil dari luar. Pekerjaan ini tidaklah mudah karena

memerlukan adanya cetak biru sistem pendidikan secara menyeluruh,

dan sertifikasi berbagai profesi terkait.

6) Kepentingan Nasional

Disadari bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional

merupakan yang utama yang harus diamankan oleh negara anggota

ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila tidak sejalan dengan

kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua. Hal ini berdampak

pada sulitnya mencapai dan melaksanakan komitmen liberalisasi AEC

Blueprint. Dapat dikatakan, kelemahan visi dan mandat secara politik

serta masalah kepemimpinan di kawasan akan menghambat integrasi

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

kawasan. Selama ini ASEAN selalu menggunakan pendekatan voluntary

approach dalam berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN

sehingga group pressure diantara sesama negara anggota tergolong

lemah. Tentu saja hal ini berkonsekuensi pada pewujudan integrasi

ekonomi kawasan akan dicapai dalam waktu yang lebih lama.

c. Meningkatkan daya saing dan kreativitas

Adanya pasar bebas AFTA membuat berbagai jenis barang dan jasa dari

luar negeri masuk ke pasar dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat membuka

mata para pengusaha, baik yang sudah berskala besar maupun mikro/UKM

untuk terus meningkatkan kualitas produksinya agar mampu bersaing di

tengah gempuran produk asing dengan cara pengendalian mutu yang lebih

baik, proses produksi yang dilakukan secara lebih efektif dan efisien, dan

lain-lain. Di sisi lain, para pengusaha lokal dapat mempelajari jenis-jenis

produk asing yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya dan ikut

mengembangkan kreativitasnya agar dapat menghasilkan produk yang tidak

kalah bersaing atau bahkan lebih baik dibandingkan produk-produk asing

tersebut.

d. Terbukanya peluang untuk peningkatan kualitas SDM

AFTA mengharuskan semua pihak meningkatkan kemampuan dan

kompetensinya agar dapat bersaing di pasar bebas. Hal ini memang

merupakan salah satu cita-cita yang diharapkan dapat terwujud dengan

diberlakukannya AFTA 2015. Adanya persaingan global tersebut

menciptakan suatu dorongan bagi seluruh pengusaha, baik secara kolektif

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

maupun individual, untuk meningkatkan kemampuan melalui pendidikan,

pelatihan, dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Begitu pula halnya

dengan para auditor dan akuntan Indonesia, yang tentunya juga turut

menentukan kualitas suatu perusahaan dari sisi laporan keungan yang

tentunya akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dan investor.

Interaksi dengan pihak-pihak asing di pasar bebas AFTA dapat membuka

peluang terjadinya kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas SDM tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Kurniawan (2014), meneliti tentang tingkat pemahaman mahasiswa

terhadap IFRS, dimana penelititan ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Dian

Nuswantoro dan Universitas Khatolik Soegijapranata Semarang. Hasil penelitian

menunjukan semua variabel berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi

IFRS yaitu variabel kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, perilaku belajar

dan minat belajar. Sedangkan dari hasil uji statistik t hanya satu variabel yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS yaitu Minat

Belajar.

Mustaip (2012) meneliti tentang pengaruh implementasi IFRS terhadap

kompetensi akuntan publik. Penelitian ini memaparkan minimnya jumlah

Akuntan publik di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

lainnya. Andai jumlah akuntan publik pun sudah memadai namun tidak diiringi

dengan kualitas yang bersaing seperti penguasaan bahasa asing, dan standar

akuntansi internasional (IFRS) maka bisa jadi akuntan publik dari Indonesia akan

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

kalah bersaing dengan Akuntan publik asing dari negara-negara ASEAN. Pangsa

pasar Indonesia akan banyak dikuasai akuntan publik asing, perusahaan-

perusahaan besar akan lebih memilih akuntan publik asing, yang jauh lebih

menguasai standar akuntansi internasional dan lebih berkualitas.

Agus (2014) meneliti tentang analisis konvergensi PSAK ke IFRS. Dalam

penelititan ini disimpulkan bahwa Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada

standar pelaporan keuangan internasional atau IFRS. Konvergensi akuntansi

Indonesia (PSAK) ke IFRS sangat perlu didukung agar Indonesia mendapatkan

pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini didapat dari komunitas

internasional yang sudah lama menganut standar ini. Terdapat 14 titik perbedaan

antara PSAK 1 tahun 1998 dan 2009. Beberapa tanggapan atas PSAK 1 (2009)

yang penulis sajikan adalah dari lima menjadi enam laporan keuangan, perubahan

istilah akuntansi yang baru, dinamika IFRS dan auditing, perubahan klasifikasi

aset, penghapusan pos-pos luar biasa, dan waktu penerbitan laporan keuangan.

Untuk PSAK 3 tahun 1994 dan 2010, penulis menemukan 10 titik perbedaan,

diantaranya perihal ruang lingkup, isi, format, dan komponen minimal laporan

keuangan interim, periode, pendapatan, dan beban. Untuk PSAK 16 tahun 2007

dan 2011 terdapat 5 titik perbedaan, diantaranya perihal pengecualian terhadap

ruang lingkup, hibah pemerintah, aset tetap yang tersedia untuk dijual, dan

depresiasi atas tanah. Perubahan yang dibawa IFRS ini merupakan

penyempurnaan standar global yang tidak mengubah dasar-dasar akuntansi selama

ini.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

Aulia (2011), meneliti tentang kesiapan auditor atas kompetensi, dan

keahlian audit terhadap implementasi IFRS di Indonesia tahun 2012. Hasil dari

penelititan ini adalah tidak semua variabel kesiapan auditor memiliki pengaruh

terhadap implementasi IFRS di Indonesai tahun 2012.Variabel kesiapan auditor

memiliki pengaruh terhadap implemetasi IFRS adalah variabel kompetensi. Hal

ini dimungkinkan pada variabel kompetensi menunjukkan bahwa auditor yang

memeiliki pengetahuan yang luas apalagi pengetahuan tentang IFRS dan tingkat

pendidikan formal yang cukup maka auditor dapat mengimplementasikan IFRS di

Indonesia tahun 2012.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini mengkaji tentang akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dalam bidang audit.Tersedianya

37