Bab II Iklan
-
Upload
andry-soekamtie -
Category
Documents
-
view
2 -
download
1
description
Transcript of Bab II Iklan
Iklan
a. Pengertian iklan
Menurut (A.W.Shaw,) defenisi dari iklan adalah sales, menurut
(Alfred) iklan adalah art, menurut (Leo) iklan adalah komunikasi,
bahkan ada yang mendefenisikan dengan pesimis, menganggap
iklan adalah kebohongan yang dilegalkan (Crown). Bahkan menurut
(Wimmer) bahwa iklan sebagai persuasion (Rizal & Asnan, 2009).
Periklanan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu
(Kotler & Armstrong, 2008).
b. Tujuan iklan
Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi spesifik yang
dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu
tertentu. Tujuan periklanan bisa digolongkan berdasarkan tujuan
utama, apakah tujuannya menginformasikan, membujuk, atau,
mengingatkan (Kotler & Armstrong, 2008).
Tujuan pemasangan iklan harus didasarkan pada keputusan-
keputusan di masa lalu tentang pasar sasaran, positioning, dan
bauran pemasaran, yang mendefinisikan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh pemasangan iklan dalam kerangka program
pemasaran tersebut (Rizal & Asnan, 2009).
Tidak tepat jika perikalanan ditunjukkan hanya untuk
mempengaruhi penjualan, sebab banyak variabel yang
mempengaruhi penjualan, termasuk iklan itu sendiri. Pendekatan
yang lebih tepat adalah bila tujuan periklanan diarahkan pada
tahap-tahap kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu
mengubah pelanggan dari tidak tahu menjadi memahami,
mengambil sikap, lalu membeli. Ada beberapa cara untuk
menentukan tujuan periklanan, yaitu :
1. Inventory Approach
Dalam pendekatan ini, tujuan pengiklanan ditentukan
atau diambil dari kumpulan berbagai tujuan perusahaan
dilihat dari seluruh sudut pandang pemasaran perusahaan.
2. Hierarchy Approach
Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa
sebelum membeli produk, pelanggan melewati tahapan-
tahapan variabel psikologis. Oleh karena itu, tujuan
periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan
tersebut dalam suatu hirarki. Tujuan periklanan misalnya
menarik perhatian awal pelanggan, persepsi, lalu perhatian
yang lebih besar, dan minat membeli. Atau dapat pula
mempengaruhi pemahaman, perasaan, emosi, motivasi,
keyakinan, minat, keputusan, citra, asosiasi, ingatan, dan
pengenalan pelanggan.
3. Attitudinal Approach
Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan
periklanan adalah mempengaruhi struktur sikap.
Pendekatan ini adalah penyempurnaan dari pendekatan
hirarki, dimana pendekatan ini berupaya menghubungkan
tujuan periklanan dengan tujuan pemasaran (Fandy, 2008).
c. Strategi Iklan
Strategi periklanan terdiri dari dua elemen utama :
menciptakan pesan dan memilih media periklanan ( Kotler &
Armstrong, 2008). Pemasangan iklan semakin memadukan
keselarasan yang erat antara pesan dan media yang akan
menyampaikan pesan tersebut. Perencanaan media tidak lagi
sebagai pelengkap setelah ada fakta (after the fact complement)
bagi kampanye iklan baru. Perencanaan media kini bekerja lebih
erat daripada sebelumnya dengan tim kreatif yang memungkinkan
pemilihan media dapat membentuk proses kreatif. Dalam
menyusun pesan iklan perlu diperhatikan penciptaan penciptaan
pesan iklan dan pemilihan media iklan ( Rizal & Asnan, 2009).
Iklan media luar ruang
Media luar ruang adalah media iklan (biasanya berukuran besar)
yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di usat
keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bis kota,
gedung, pagar tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang
meliputi billboard, baleho, poster, spanduk, umbul-umbul, transit (panel
bis), balon raksasa, dan lain-lain (Fandy, 2008)
Keunggulan dari media luar ruang :
1. Murah
2. Sangat mencolok karena ukurannya besar
3. Penampilannya menarik
4. Fleksibel
5. Persaingan sedikit
6. Menayangkan pesan iklan yang sama berkali-kali
7. Memiliki kesinambungan atau kontinuitas yang baik
8. Penempatan yang strategis dapat membuat masyarakat yang lalu
lalang terekspos untuk memandangnya
Kelemahan dari media luar ruang :
1. Membahayakan pengemudi karena hilangnya konsentrasi dalam
mengendara
2. Kreativitas terbatas
3. Masyarakat khayalak tidak selektif
4. Hanya efektif bila khayalak menggunakan kendaraan yang memiliki
ruang pandang yang luas, misalnya sepeda, sepeda motor, mobil
pribadi.