BAB II erni
Transcript of BAB II erni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah
dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seorang melaksanakan aktivitas
sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak
dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari
kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana, tidak ada
ruang dan waktu dimana manusia dapt melepaskan dirinya dari kegiatan belajar,
dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun
waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak
pernah berhenti (Aunurrahman, 2010: 33).
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999: 6) menyimpulkan
belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku,
baik potensial maupun aktual. Perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan
baru yang dimiliki dalam waktu yang relative lama (konstan). Serta perubahan-
perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang
sedang belajar. Psikologi Gestalt menerangkan bahwa, pertama dalam belajar
faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting,
dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan
pengalaman, kedua dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan
yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi
dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1990: 101).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dengan berbagai kegiatan
yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan, proses perubahan tingkah laku ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuan, keterampilan, serta perubahan aspek afektif yang
ada pada individu yang belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Teori Belajar
Belajar memiliki definisi yang bermacam-macam menurut teori belajar
yang telah disusun oleh para ahli. Beberapa teori belajar yang telah disusun oleh
para ahli antara lain:
1) Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi
baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu
tidak lagi sesuai. (Trianto, 2011: 13). Teori belajar konstruktivisme
menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, siswa harus aktif secara mental untuk
membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang
dimilikinya (Iskandar, 2009: 118).
Prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme menurut Aunurrahman
(2010: 25) adalah pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, tekanan
proses belajar terletak pada siswa, mengajar adalah membantu siswa belajar,
penekanan pada proses belajar lebih kepada proses bukan hasil akhir,
kurikulum menenkankan partisipasi siswa serta guru adalah fasilitator.
Mengacu dari penjelasan di atas, belajar konstruktivisme terdiri atas
2 teori belajar yakni teori belajar Piaget dan teori belajar Vygotsky
a) Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget, dalam mengkonstruksi pengetahuan yang
dibangun dalam anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah
penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah
menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga
informasi tersebut mempuyai tempat (Iskandar, 2009: 120). Menurut
Sagala (2009: 24) asimiliasi merupakan proses penyesuaian informasi
yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila
perlu, sedangkan akomodasi merupakan tahap di mana anak menyusun
dan membangun kembali atau mengubah apa yang tekah ia ketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan
lebih baik.
b) Teori belajar Vygotsky
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif seseorang berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal
ini tidak berarti bahwa individu bersifat pasif dalam perkembangan
kognitifnya, tetapi dibutuhkan peran aktif seseorang dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Perkembangan kognitif seseorang di
tentukan oleh individu yang aktif serta lingkungan sosial yang aktif pula
(Budiningsih, 2005: 100).
Teori belajar Vygotsky menurut Trianto (2011: 27) merupakan
teori yang menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran, di mana
proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada
dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development,
yaitu daerah tingkat perkembangan seseorang di atas daerah
perkembangan seseorang saat ini. Selain itu Vgotsky juga mengungkapkan
ide scaffolding yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap
awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut serta
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak melakukannya.
Nilai penting yang dapat diambil dari teori belajar konstruktivisme
serta yang mendukung penelitian ini adalah pada kegiatan pembelajaran, siswa
memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensinya melalui
belajar. Guru berperan sebagai fasilitator yang dapat memfasilitasi anak agar
mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, dalam
pembelajaran siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun
konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Hal ini
sesuai dengan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament
(TGT) yang menuntut siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
baik dalam membangun pengetahuan maupun mengutarakan ide-ide untuk
memecahkan masalah dalam kelompoknya.
2) Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada
hasil belajarnya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi,
dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Budiningsih, 2005: 34).
Menurut teori kognitif, individu itu aktif, konstruktif dan berencana,
bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan. Individu berpikir secara aktif
dalam membentuk wawasannya tentang kenyataan, memilih aspek-aspek
penting dari pengalaman untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam
pemecahan masalah (Sukmadinata, 2005: 170).
a) Teori belajar Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur
seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. (Trianto, 2011: 14).
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi
empat, yaitu tahap sensori (umur 0-2 tahun), tahap preoperasional (umur
2-7/8 tahun), tahap operasional konkret (umur 7 atau 8–11 atau 12 tahun)
dan tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Pada tahap sensori
motor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan
motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakkannya. Pada tahap
preoperasional, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia
mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi,
membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada tahap operasional
konkret, anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti
penalaran logis walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
trial and error. Pada tahap operasional formal anak dapat berpikir abstrak
dan logis. Ia dapat berpikir ilmiah dengan kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap
sensorimotor berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang
anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka
yang sudah berada pada tahap operasional konkret. Secara umum, semakin
tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan
semakin abstrak cara berpikirnya (Budiningsih, 2005: 35-40).
b) Teori belajar Gagne
Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.
Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki
keterampilan, pengetahan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut
adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif
yang dilakukan oleh pebelajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pegolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap,
yaitu persiapan untuk belajar, pemerolehan dan unjuk belajar dan alih
belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian,
pengharapan dan mendapatkan kembali informasi, pada tahap
pemerolehan dan unjuk belajar digunakan untuk perspeksi selektif, sandi
semantik pembangkitan kembali dan respons serta penguatan. Tahap alih
belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan pemberlakuan
secara umum (Dimyati & Mudjiono, 2010: 10-12).
c) Teori belajar Ausubel
Menurut Ausubel, belajar adalah belajar bermakna yang
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Belajar dapat
diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan
dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara
bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif
yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan
generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa
(Dahar, 1989: 110).
Ausubel mengembangkan Advance Organizers sebagai
penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang
pembelajaran. Penggunaan Advance Organizers sebagai kerangka isi dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru
karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan
konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya
dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Jika ditata
dengan baik, Advance Organizers akan memudahkan siswa mempelajari
materi pelajaran yang baru serta hubungannya dengan materi yang telah
dipelajarinya (Budiningsih, 2005: 44) .
Dalam teori belajar kognitif, individu berpikir secara aktif dalam
membentuk wawasannya, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman
untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah.
Selain itu, keterlibatan siswa secara aktif diperlukan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan secara optimal. Sama halnya seperti model
pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) di mana
dalam penerapannya mengharuskan siswa dengan berbagai macam karakter
individualnya bekerja dalam satu kelompok yang heterogen sehingga mereka
aktif membangun pengetahuan barunya.
3. Pembelajaran Kooperatif
Berbagai macam model pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam
pengajaran seharusnya sesuai dengan keadaan siswa dan materi yang diajarkan
sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi siswa dengan mudah memahami
materi yang diajarkan sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif. Salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
model pembalajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Dalam pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat
saling membantu, saling mendiskusikan dan dapat saling bekerja sama baik dalam
kelompok kecil maupun kelompok besar untuk mempelajari materi pembelajaran.
Menurut Solihatin & Raharjo (2007: 4), Cooperative learning merupakan suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota
kelompok. Sedangkan menurut Sugiyanto (2010: 37), pembelajaran kooperatif
adalah suatu pendekataan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar agar tercapai tujuan
belajar.
Dari berbagai pengertian menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama
yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari 2 orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat di pengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Lie (2002: 30) yang mengatakan
bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran
kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok tergantung usaha setiap anggota kelompok.
Setiap siswa atau anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama baik
dalam kelompok maupun diri sendiri dimana mereka harus melaksanakan
tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam karena
setiap siswa medapatkan nilai dari nilai sendiri dan nilai kelompok. Setiap
siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam
kelompok. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya
dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok.
Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan dan saling membantu satu
dengan yang lain agar diskusi untuk menjawab pertanyaan dapat berjalan
dengan baik. Hal ini lah yang disebut dengan ketergantungan positif yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ketergantungan atau saling membutuhkan satu sama lainya untuk bekerja sama
dan membantu jika salah satu anggota kelompok tidak paham sehingga
kebrhasilan kelompok dapat tercapai.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, karena penilaian
dilakukan secara individu dan kelompok. Nilai kelompok merupakan
“sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota
menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Artinya siswa yang berprestasi
tinggi ataupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan
kontribusi. Sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk keberhasilan
kelompoknya.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota
kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi serta
hasil kerja sama akan lebih besar daripada kerja secara individu.
d. Komunikasi antar anggota
Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang
efektif dan positif tanpa menyinggung perasaaan anggota yang lain. Dengan
adanya komunikasi yang baik, pencapaian akan lebih mudah. Keberhasilan
suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan, meghargai pendapat anggota yang lain dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Metode pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah
direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dalam penerapannya metode pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan
siswa (Isjoni, 2009: 73).
Metode pembelajaran harus dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, metode pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda.
Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus
dilakukan serta diperbaiki antara lain :
a. STAD (Student Teams Achievement Division);
b. TGT (Teams Games Tournament);
c. Jigsaw;
d. CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition);
e. TAI (Teams Assisted Individualization).
(Slavin, 2008:11)
Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari
yaitu a) Group Investigation; b) Learning Together; c) Complex Instruction; d)
Structural Dyadic methods (Slavin, 2008: 24-25).
4. Teams Games Tournaments (TGT)
Aktivitas pembelajaran metode TGT ini sebenarnya merupakan
pengembangan dari STAD. Tujuan utamanya adalah kerja sama antara sesama
anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan mengadapi turnamen yang
dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru.
Dalam model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT terdapat
lima urutan utama (Slavin, 2008: 168-173). Lima urutan tersebut antara lain:
a. Presentasi Kelas
Pada presentasi kelas guru menyampaikan materi dengan cara
pembelajaran langsung yaitu dengan cara melalui ceramah, diskusi yang
dipimpin guru, maupun presentasi dengan audiovisual. Pada proses
penyampaian materi siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
materi yang di sampaikan guru karena dengan memahami dan mamperhatikan
materi yang di sampaikan guru maka siswa akan lebih mudah dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat permainan sehingga hal ini akan
berpengaruh pada skor tim.
b. Tim
Tim terdiri atas 4 atau 5 siswa yang mewakili kelompok yang ada di
kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Dalam
penelitian ini anggota mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal
kemampuan akademik dan jenis kelamin. Fungsi tim adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
c. Permainan
Permainan disusun untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa
dan biasanya disusun dalm pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi
dalam presentasi kelas dan latihan lain. dalam penelitian ini permainan yang
digunakan adalah Roda Impian dan Teka Teki Silang (TTS).
d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru
memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah melaksanakan kerja
kelompok terhadap lembar kegitan.dalam turnamen masing-masing siswa
mewakili tim yang berbeda. Kontribusi yang seimbang ini, memungkinkan
para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara
maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka melakukan yang terbaik.
Penguasaan materi pelajaran, kreativitas, dan kecakapan siswa
merupakan modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat
membantu siswa menjawab pertanyaan dengan mudah dan memungkinkan
siswa menciptakan ide-ide yang brilian. Suasana yang menarik dan
menyenangkan diharapkan dapat membuat siswa bersemangat untuk
melakukan yang terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e. Rekognisi
Tim akan mendapat rekognisi berupa sertifikat atau bentuk
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif metode TGT, meskipun proses
belajar secara berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan
prestasi belajar individu. Dengan metode ini diharapkan siswa akan terpacu
untuk belajar dan tidak merasa sukar untuk mempelajari materi Struktur Atom.
Dari sintaks pembelajaran di atas tampak bahwa pengetahuan tidak
bersumber dari guru, akan tetapi siswalah yang secara aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri bersama anggota kelompoknya sesuai dengan
prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme. Dengan demikian, guru hanya
berperan sebagai fasilisator agar terjamin kondisi yang baik untuk pembelajaran.
5. Media Pembelajaran
Menurut Yamin (2008: 176) media adalah kata jamak dari medium
berasal dari kata latinmemiliki arti perantara (between). Secara definisi media
adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
kepenerima informasi. Menurut Gagne (1970), media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar
(Sadiman, 2011: 6). Dalam bidang pendidikan Asociation of Educational and
Communication Technology (AECT,1977), yaitu asosiasi yang bergerak dalam
bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai
segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Situmorang, 2005:
73).
Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Dengan pengertian itu, maka guru dan dosen, buku ajar, serta lingkungan
adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan
(Anitah, 2009: 5-6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
memiliki peranan yang sangat penting karena dengan adanya media pembelajaran
maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengsn efektif dsn efisien. Tujuan dari
penggunaan media pembelajaran adalah untuk membantu guru menyampaikan
pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat
menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat (Sumantri & Permana,
2001: 153). Selaina itu tujuan penggunaan media pembelajaran adalah
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami materi yang
disampaikan pengajar, meningkatkan minat, motivasi peserta didik untuk belajar
dan menumbuhkan sikap serta kreativitas tertentu dalam penggunaan media
pembelajaran.
Menurut Situmorang, (2005: 77), manfaat penggunaan media dalam
pembelajaran adalah 1) untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa. 2)
proses belajar menjadi lebih menarik. 3) proses belajar siswa menjadi lebih
interaktif. 4) jumlah waktu mengajar dapat dikurangi. 5) meningkatkan kualitas
belajar siwa. 6) proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan diman saja.
7) menimbulkan sifat positif siswa terhadap proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki manfaat sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam
proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran
(Sumber: Yamin, 2007: 177)
Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran. Dimana media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan
secara langsung dalam pengajaran yang membantu mempermudah memberi
pengertian kepada peserta didik dan juga digunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar agar lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan
(Sumantri & Permana, 2001: 152). Dalam pemilihan media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sebaiknya harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam pemilihan media agar
penggunaan media dapat bermanmaaf secara maksimal.
Menurut Sumantri & Permana (2001: 157), beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah (1) Obyektivitas artinya
pemilihan media tidak hanya didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar
hiburan sehingga menghiraukan kegunaan. (2) Program pengajaran, artinya
pemilihan media harus sesuai dengan program pengajaran karena tidak semua
media dapat digunakan untuk pengajaran. (3) Situasi dan kondisi, artinya
pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar. (4) Kualitas
teknik, artinya kesiapan operasional media sebelum di gunakan. (5) Keefektifan
dan efisiensi penggunaan, artinyamedia benar-benar berguna untuk memudahkan
penguasaan peserta didik.
Secara garis besar, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan
oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran.
Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected
visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (project visual). Media yang
dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak
(motion picture).
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program
kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio. Penggunaan media
audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi
pelajaran tentang mendengarkan.
c. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan
visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu,
media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih
menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa
untuk belajar. Contoh media audio visual, di antaranya program video atau
televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara
(soundslide).
(Hamdani, 2010: 248-249)
6. Media Teka Teki Silang (TTS)
Teka- teki silang berasal dari kata teka - teki dan silang. Teka- teki
dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia berarti soal yang berupa kalimat
(cerita, gambar, dsb) sebagai permainan untuk pengasah pikiran atau tebakan.
Kata silang berarti bertumpuk (palang- memalang), berpapasan (berselisih jalan).
Teka–teki silang merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui dan
mengingat pengetahuan yang kita miliki untuk kita tuangkan dalam jawaban atas
pertanyaan yang ada, baik dalam baris maupun kolom. Teka – teki silang sudah
banyak dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang
yang ada (Kurniawati, 2010: 13-14).
Salah satu kelebihan penggunaan media TTS yaitu dalam proses belajar
mengajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan kelompok karena
dalam penggunaan media TTS, siswa berusaha terampil dalam membuat TTS.
Selain itu, pada penggunaan media TTS pengerjaan soalnya dituntut teliti, maka
media TTS lebih merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif daripada media
Kartu yang hanya mencari pasangan kartu, serta penyajian TTS yang berupa
kotak-kotak yang saling berhubungan sehingga merangsang daya nalar siswa dan
mengembangkan instuisi siswa dalam menjawabnya sehingga lebih lama diingat
oleh siswa (Fathonah, Sugiharto & Utomo, 2013: 75). Dalam penelitian ini TTS di
buat oleh peneliti, siswa hanya mengisi TTS yang telah disiapkan.
Selain memiliki kelebihan, penggunaan media TTS juga memiliki
kelemahan yaitu pembuatan soal lebih sulit karena baik jawaban maupun jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kotak yang tersedia harus tepat. Faktor ketelitian dan ketepatan sangat
menentukan dalam pengisian TTS karena huruf-huruf dalam jawaban saling
berkaitan satu sama lainnya, sehingga dapat mempengaruhi jawaban yang lain
baik dalam kolom maupun baris. Jika siswa dapat menjawab salah satu soal
dengan benar, maka dapat dijadikan acuan untuk menjawab soal yang lainnya
karena sudah ditemukan satu atau beberapa huruf kunci. (Wijayanti, 2010: 18).
Teka Teki Silang yang digunakan dalam model Teams Games
Tournament (TGT) dimaksudkan bahwa selain ada unsur permainannya juga ada
unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka Teki Silang tersebut secara
tidak sadar siswa belajar ilmu kimia sehingga diharapkan selain kesenangan juga
di dapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pembelajaran, khususnya materi
pelajaran Struktur Atom dan ilmu kimia pada umumnya. Maka diharapkan dengan
membuka, membaca dan mencari jawaban teka teki silang tersebut, siswa akan
paham dan mengerti dengan sendirinya materi pelajaran kimia yang
membutuhkan daya pemahaman yang cukup.
7. Media Roda impian
Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu,
dapat menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir.
Istilah roda juga sering digunakan untuk obyek-obyek berbentuk lingkaran lainnya
yang berputar (http://id.wikipedia.org/wiki/Roda). Impian berasal dari kata impi,
yang memiliki relasi dengan kata mimpi, impian adalah sesuatu yang ingin kita
raih, kita dapatkan, atau kita capai. Roda impian adalah sebuah permainan yang
berbentuk roda yang di putar yang diharapkan dapat mencapai impian dari
permaianan.
Menurut Teigen (1996) dalam Dessalles (2010: 3) ketika bermain roda
impian individu-individu mengakui bahwa kemungkinan berhentinya pada
berbagai sector dalam permainan adalah tetap, tetapi berhenti pada “sector
menang” melibatkan lebih banyak ketidak mujuran. Keadaan spontan
dihubungkan dengan kemujuran dan ketidak mujuran merupakan sumber emosi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang penting. Alasan tentang kemujuran dan ketidak mujuranjuga berpengaruh
terhadap pendapat rasional secara signifikan (Dessalles, 2010: 1).
Bermain roda impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah,
oleh karena itu saat pemainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan
semenarik mungkin. Di dalam metode pembelajaran kooperatif model Teams
Games Tournament (TGT) yang diterapkan disini, roda berupa lingkaran yang
dapat di putar yang di dalamnya terdapat nomer, dan di setiap nomer terdapat
pertanyaan yang wajib di jawab oleh siswa yang memutar roda tersebut. Dalam
permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa
harus menguasai materi pelajaran. (Astuti, 2010 : 35)
Roda impian ini memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
Kelebihan kelebihan roda impian yaitu mempunyai bentuk variasi soal lebih
banyak, dapat menimbulkan motivasi dalam diri seseorang, dapat melatih
keberanian untuk berpendapat, bentuk permainan lebih menarik, melatih untuk
berpikir cepat tepat dan kreatif. Sedangkan kekurangan roda impian yaitu
memerlukan pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan, dapat
memancing kegaduhan di kelas, faktor keberuntungan tergantung pada jenis
pertanyaan (Astuti, 2010 : 35).
Dengan bermain Roda Impian diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan minat belajar siswa akan pokok Struktur Atom. Belajar sambil
bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa kareana penyajian
materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama
kelompoknya, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan prestasi belajar
siswa.
8. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan guru. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok setelah
diadakannya evaluasi (Hamdani, 2011: 137). Sedangkan menurut Arikunto (2006:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) prestasi belajar diartikan sebagai usaha nyata yang diukur untuk memenuhi
kebutuhan didaktik dan kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu
hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar
mengajar yang menunjukkan suatu indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang dikuasai siswa. Prestasi belajar dapat menjadi bukti keberhasilan siswa
dalam usaha belajar yang dilakukannya. Prestasi ini biasanya diwujudkan dalam
bentuk nilai tes yang menunjukkan hasil prestasi setelah siswa mendapatkan
materi pelajaran.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penilaian prestasi
belajar meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan ketrampilan
intelektual yang meliputi produk ilmiah dan proses ilmiah. Produk ilmiah
antara lain fakta-fakta, konsep, prinsip, teori, dan penerapannya dalam
kehidupan. Proses ilmiah antara lain pengenalan, pemahaman, aplikasi,
analisisa, sintesa dan evaluasi.
b. Aspek afektif
Menurut Bloom aspek afektif dibagi menjadi lima jangkauan
kemampuan (level of competence) yaitu receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valueing (nilai), organization (organisasi)
dan characterization (karakterisasi).
c. Aspek psikomotor
Aspek psikomotor menyangkut ketrampilan motorik atau manipulasi
obyek. Aspek ini terdiri dari tiga macam jangkauan kemampuan yaitu
initiatory domain, pre-routine level, routinized level.
(Sardiman 2007: 23-24)
Pada penelitian ini prestasi belajar yang akan diukur sebatas ranah
kognitif dan afektif. Hal ini dikarenakan materi pokok pelajaran kimia yang
digunakan tidak menggunakan kegiatan laboratorium atau bisa disimpulkan tidak
ada penilaian psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah a) faktor
internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri.
Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern adalah kecerdasan /
intelegensi, fisiologis, sikap, minat, bakat, dan motivasi. b) faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar
siswa. Faktor eksternal ini meliputi media pembelajaran, metode pembelajaran,
keadaan sekolah, keadaan keluarga dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2010:
139-146).
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering sebut dengan tes
prestasi belajar. Jika dilihat dari tujuannya tes prestasi belajar merupakan
ungkapan keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi pada hakikatnya
merupakan penggalian informasi melalui tes yang disusun secara terencana untuk
mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau
materi yang telah diajarkan (Azwar, 2002: 8-9).
Menurut Grondlund dalam Azwar (2002: 18-21) prinsip pengukuran
prestasi adalah sebagai berikut a) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang
telah dibatasi secara jelas sesuai tujuan instruksional. b) Tes prestasi harus
mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang
dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. c) Tes prestasi harus berisi
item-item yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d) Tes
prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan
aslinya. e) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkindan hasil
ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. f) Tes prestasi harus dapat digunakan
untuk meningkatkan belajar para anak didik.
Dari uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil usaha yang berupa perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
proses belajar mengajar yang dapat diketahui dengan mengadakan penilaian
belajar. Dan dalam penelitian ini prestasi belajar yang diamatai yaitu dari segi
kognitif dan afektif saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
9. Struktur Atom
a. Perkembangan Atom
Perkembangan model atom dimulai dari hipotesis-hipotesis, kemudian
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan peralatan canggih
menghasilkan fakta-fakta percobaan hingga, akhirnya model atom mengalami
modifikasi menjadi model yang sekarang dikenal, yaitu model atom mekanika
kuantum (model atom modern).
Istilah atom bermula dari zaman Leukipos dan Demokritus yang
mengatakan bahwa benda yang paling kecil adalah atom, yang berasal dari
kata Yunani a yang berarti tidak dan tomos yang berarti dibagi. Setelah
berselang puluhan tahun teori tersebut tidak tergoyahkan, baru pada tahun
1803 John Dalton mengemukakan gagasan bahwa suatu unsur mengandung
hanya satu macam atom dan bahwa suatu atom merupakan partikel sederhana
yang tidak dapat dirusak, tak dapat diubah manjadi zat yag lebih sederhana,
karena atom-atom mereka tidak dapat dipecah. Teori Dalton tentang atom
diterima oleh kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil
dalam menafsirkan banyak penemuan kimia (Keenan, Kleinfelter, & Wood,
2003: 30).
1) Model Atom Dalton
Gambar 2.2. John Dalton dan Model Atomnya
(sumber: http://chem-is-try.org)
Teori Dalton tentang atom partikel kecil diterima oleh
kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil dalam
menafsirkan banyak penemuan kimia. Selama hampir seratus tahun,
konsepnya mengenai atom sebagai satuan yang tak dapat dimusnahkan
dan sederhana (dari) suatu unsur membantu mendorong dan
membimbing karya-karya eksperimen para ahli kimia di seluruh dunia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Namun menjelang tahun 1800, dunia atom Dalton yang mudah dipahami
itu terbalik sama sekali oleh sederetan penemuan yang mengagumkan
sinar-X dalam tahun 1895, radioaktivitas dalam tahun 1896, elektron
dalam tahun 1897, dan radium dalam tahun 1898. Studi atas gejala-
gejala ini menunjukkan bahwa atom merupakan struktur (bangunan)
yang rumit, yang terbangun dari partikel-partikel subatom (Keenan,
Kleinfelter, & Wood, 2003: 74).
John Dalton merupakan perumus teori atom pertama (1803-
1807) yang dikenal dengan teori atom Dalton. Berikut adalah postulat-
postulat dalam teori atom Dalton:
a) Suatu unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai
atom.
b) Atom-atom dari suatu unsur adalah identik.
c) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain,
tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan.
d) Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih
bergabung dalam perbandingan tertentu.
Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, beberapa
prostulat Dalton ternyata kurang tepat, misalnya:
a) Ternyata atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri
dari berbagai partikel sub atom.
b) Meski mempunyai sifat-sifat yang sama, atom-atom dari unsur yang
sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Atom-atom dari unsur
yang sama, tetapi mempunyai massa yang berbeda disebut isotop.
c) Melalui reaksi nuklir, atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi
atom unsur lain.
d) Beberapa unsur tidak terdiri atas atom-atom melainkan molekul.
Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga
kini dapat diterima yaitu:
a) Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b) Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih
mempunyai sifat sama dengan unsurnya.
c) Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan
tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
Dalton menyimpulkan teori atomnya berdasarkan data
eksperimen yang ada pada massa itu. Dalton dan orang-orang setelahnya
tidak pernah mengamati keadaan atom. Jadi, teori atom Dalton hanyalah
sebuah model untuk menggambarkan atom yang sebenarnya yang tidak
dapat dilihat dengan mata biasa. Dewasa ini telah tersedia alat yang
dapat menunjukan keberadaan atom dipermukaan zat padat, yaitu
Scanning Tunneling Elektron Microscope (STEM). Jadi keberadaan
atom sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, kesahihan teori
terletak pada kemampuannya menjelaskan fakta-fakta yang ada. Teori
atom Dalton diterima karena dapat menjelaskan dengan baik beberapa
fakta eksperimen pada massa itu, diantaranya Hukum Kekekalan Massa
dan Hukum Perbandingan Tetap dengan baik. Namun demikian, teori
tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a) Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu
dengan unsur yang lain.
b) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
c) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
Kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan di atas dapat
terpecahkan setelah percobaan-percobaan lebih lanjut yang dilakukan
para ahli menunjukan bahwa atom bukanlah sesuatu yang tidak dapat
terbagi, melainkan terdiri atas berbagai jenis partikel sub atom. Tiga
diantaranya adalah proton, elektron dan neutron. Sifat-sifat Partikel Sub
Atom dapat di lihat pada table 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2.1.Sifat-sifat Partikel Sub Atom
Partikel Lambang Massa
Muatan Penemu Gram sma
Proton P 1,6726231 x
10-24 1 +1
Goldstein/
Rutherfor
d
Elektron N 9,1093897 x
10-28 1/1840 -1
J.J.
Thomson
Neutron E 1,67249271
6 x 10-24 1 netral
J.
Chadwick
(Purba, 2007: 21)
2) Model Atom J.J. Thomson
Gambar 2.3. J.J. Thomson dan Model Atomnya
(sumber: http://chem-is-try.org)
Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom yang
menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi
bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron bagaikan kismis
didalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat netral.
Dari teori yang disampaikan Thomson dapat diketahui bahwa
atom bukan bagian terkecil dari suatu materi. Sebab, atom masih
tersusun oleh partikel positif dan negative. Setelah J.J. Thomson
menemukan bahwa didalam atom terdapat elektron, maka Thomson
membuat model atom sebagai berikut:
a) Atom merupakan suatu materi berbentuk bola pejal bermuatan positif
dan didalamnya tersebar electron-elektron (model roti kismis);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b) Atom bersifat netral jumlah muatan positif sama dengan jumlah
muatan negatif.
Model atom Thomson tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan
karena model atom Thomson tidak dapat menjelaskan adanya inti atom.
3) Model Atom Rutherford
Gambar 2.4. Rutherford dan Model Atomnya
(sumber: http://kimia.upi.edu)
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengemukakan teori
atom modern yang dikenal sebagai model atom Rhuterford yaitu:
a) Atom terdiri atas inti bermuatan positif.
b) Massa atom berpusat pada intinya.
c) Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada jarak tertentu.
d) Atom bersifat netral.
Penemuan inti atom bermula dari penemuan keradioaktifan.
Rutherford menggunakan sinar radioaktif dalam percobaan yang
menghantarkannya pada penemuan inti atom (Michael Purba, 2007:27).
Pendapat Rutherford ini bertentangan dengan teori Maxwell
tentang mekanika, yang mengatakan bahwa bila ada partikel bermuatan
bergerak melingkar akan kehilangan energi pula, hingga akhirnya akan
mudah tertarik oleh inti dan bentuk lintasan melingkarnya makin lama
makin mendekat ke inti atom (Keenan, Kleinfelter, dan Wood,
2003:79).
Salah satu kelemahan teori atom Rutherford adalah tidak
menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
hukum fisika klasik, gerakan elektron mengintari inti akan disertai
pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian, maka
energi elektron akan semakin berkurang sehingga gerakannya akan
lambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka lintasannya
akan berbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.
4) Model Atom Neils Bohr
Gambar 2.5. Neils Bohr dan Model Atomnya
(sumber: http://kimia.upi.edu)
Pada tahun 1913, seorang ahli fisika Denmark yang bernama
Neils Bohr memperbaiki model atom Rutherford dapat dinyatakan
sebagai berikut:
a) Elektron tidak jatuh ke inti, elektron beredar mengelilingi inti pada
lintasan (n) atau kulit atom yang berbentuk lingkaran.
b) Energi elektron pada lintasan dinyatakan tingkat energi.
c) Elektron dapat berpindah lintasan dari lintasan yang lebih tinggi
kelintasan yang lebih rendah atau sebaliknya.
Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spectrum atom dari
teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, Neils Bohr
mengajukan model atom hidrogen, yaitu atom yang hanya mengandung
satu elektron. Model atom hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem
tata surya. Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi
tertentu. Artinya, elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu
saja. Lintasan yang diperbolehkan ini adalah orbit berbentuk lingkaran
dengan jari-jari tertentu, yang disebut juga kulit atom. Tiap orbit
ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum (n),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Inti atom
mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambing
K, L, M, N, dan seterusnya.
5) Model Atom Mekanika Gelombang
Gambar 2.6. Model Atom Mekanika Gelombang
(sumber: http://www.chem-is-try.org)
Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger seorang ilmuwan dari
Austria mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika
kuantum atau mekanika gelombang. Menurut teori atom mekanika
kuantum, meski elektron mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya
tidak dapat dipastikan. Yang dapat dikatakan tentang posisi elektron
adalah peluang untuk menemukannya disetiap titik disekitar inti atom.
Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut
disebut orbital.
Struktur Atom menurut teori atom mekanika kuantum
mempunyai kesamaam dengan teori atom Neils Bohr dalam hal tingkat-
tingkat energi dalam atom. Keduanya menyatakan bahwa elektron
dalam atom berada pada tingkat-tingkat tertentu. Bedanya adalah dalam
hal posisi elektron dalam atom tersebut. menurut Bohr, posisi elektron
dipastikan yaitu berada pada orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari
tertentu. Dalam teori atom mekanika kuantum posisi elektron tidak pasti
yang dapat dikatakan hanya peluang untuk menemukannya, yaitu dalam
orbital. Perhatikan bahwa Bohr menggunakan istilah orbit, sedangkan
mekanika kuantum menggunakan orbital. Model atom dengan orbital
lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat
kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.
Awan elektron disekitar inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hamper sama akan
membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.
Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit
terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
orbitalnya belum tentu sama.
a) Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang
(1) Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya
(orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti
penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital
(bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar
ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu
atom).
(2) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga
bilangan kuantumnya (Elektron yang menempati orbital
dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).
(3) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr
bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan
peluang terbesar.
b) Kelemahan Model Atom Modern
Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan
secara eksak untuk partikel dalam kotak dan atom dengan elektron
tunggal.
b. Partikel Penyusun Atom
1) Elektron
Gambar 2.7. Tabung Sinar Katoda
(sumber: http://kimia.upi.edu)
High voltage
Anode Negative Plate
Positive plate Slit
Cathode Vacuum pump
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun
1900. Penemuan elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang
hantaran listrik melalui tabung hampa. (Purba, 2007: 22)
Eksperimen dilakukan Thomson dengan mengamati dua pelat
electrode dalam tabung vakum. Ketika dua pelat electrode tersebut
dihubungan dengan sumber tegangan tinggi, dari elektrode negatif
(katode) menjalar sinar menuju ke electrode positif (anode). Sinar yang
keluar dari katode itu di sebut sinar katode dan tabung vakum tersebut
dinamakan tabung sinar katode. Sinar katode dibelokkan oleh muatan
listrik kea rah kutub positif. Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan
bahwa sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik kea rah kutub
positif merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif. Partikel
tersebut oleh Thomson disebut electron dan diberi lambang : v能囊难
Dengan e : lambang elektron
-1 : muatan
0 : massa (pembulatan dari 0.000055 sma)
(Retnowati, 2008: 9)
2) Proton
Gambar 2.8. Tabung Sinar Terusan
(sumber: http://www.kimia.upi.edu)
Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinat katoda ditemukan,
Goldstein melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katoda dan
menemukan fakta berikut. Apabila katoda tidak berlubang ternyata gas
dibelakang katoda tetap gelap. Namun, bila pada katoda diberi lubang
maka gas dibelakang katoda menjadi berpijar. Hal ini menunjukan
adanya radiasi yang berasal dari anoda yang menerobos lubang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
katode memijarkan gas dibelakang katoda itu. Radiasi itu disebut sinar
anoda atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukan
bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir)
bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif).
Eksperimen ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Elektron-
elektron dalam pergerakan dalam katode menuju anode bertumbukan
dengan atom-atom atau moleku-molekul gas. Atom atau molekul gas itu
melepas electron dan menjadi bermuatan positif. Partikel positif ini
tertarik kea rah katode dan sebagian lolos melalui lubang pada katode
tersebut menjadi sinar anode. Partikel yang bermuatan positif disebut ion
positif yang dinamakan proton dan diberi lambang : �嫩囊囊
Dengan p : lambang proton
+1 : muatan
1 : massa (pembulatan dari 1.00758 sma)
(Retnowati, 2008: 10)
3) Neutron
Gambar 2.9. Bagan Eksperimen Chadwick
(Retnowati, 2008: 10)
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932,
tetapi keberadaanya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Aston
menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai
massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop. Juga ditemukan
bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah protonnya.
Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker
menembaki inti atom berilium dengan partikel alfa dan menemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
suatu radiasi partikel yang mempunyai daya tembus tinggi. Pada tahun
1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas
partikel netral yang massanya hamper sama dengan mssa proton. Oleh
karena sifat netral, partikel tersebut dinamai neutron. Percobaan lebih
lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar
penyusun inti atom.
Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24 gram = 1 sma
Neutron tidak bermuatan (netral).
(Purba, 2007: 32)
Partikel neutron ditulis dengan lambang : f难囊
Dengan n : lambang neutron
0 : muatan
1 : massa (pembulatan)
(Retnowati, 2008: 10)
c. Susunan Atom
Dengan penemuan Struktur Atom, perbedaan antar atom unsur
dapat dijelaskan. Pebedaan tersebut terletak pada jumlah partikel
dasarpenyusun atom serta susunan partikel dasar tersebut. Pada bagian ini,
kita akan melihat jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom serta cara
menyatakannya. Susunan atom dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.10. Susunan Atom
(sumber: http://kimia.upi.edu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1) Nomor Atom
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau
nomor proton. Jumlah proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom
dari unsur yang sama mempunyai jumlah proton yang sama tetapi
berbeda dari atom unsur lain. Nomor atom unsur-unsur dapat dilihat pada
tabel sistem periodik. Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka
jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Jadi, nomor atom juga
menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.
2) Nomor Massa
Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa
yang sama, yaitu masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073
sma; masssa neutron = 1,0087 sma), sedangkan massa sebuah elektron
sangat kecil, yaitu 5,486 x 10-4 sma. Oleh karena itu, massa sebuah atom
praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan neutronnya, sedangkan
massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan neutrin dalam
suatu atom disebut nomor massa.
3) Notasi Susunan Atom
Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom
ditunjukan dengan lambang sebagai berikut:
XAZ
X = lambang atom (=lambang unsur)
Z = nomor atom = nomor proton (p) = jumlah elektron (e)
A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n
Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau
n = A – Z. jadi, jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih
nomor massa dengan nomor atomnya.
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4) Susunan Ion
Susunan atom dapat kehilangan elektron atau mendapatkan
elektron tambahan. Atom yang kehilanagn elektron akan menjadi ion
positif, sedangkan atom yang mendapatkan tambahan elektron akan
menjadi ion negatif
a) Dalam atom netral
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom (Z)
b) Dalam ion bermuatan positif
Jumlah proton = nomor atom (Z)
jumlah elektron = nomor atom – muatan ion (Z - x)
(x = muatan ion)
c) Dalam ion bermuatan negatif
Jumlah proton = nomor atom (Z)
jumlah elektron = nomor atom + muatan ion (Z + x)
(x = muatan ion)
(Purba, 2007: 30-31)
5) Isotop, Isobar, dan Isoton
a) Isotop
Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor
atom sama), tetapi berbeda massanya disebut isotop. Perbedaan
massa terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam atom.
Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 jenis isotop, yaitu H11 ; H2
1 ;
dan H31 . Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen dapat di lihat pada
Tabel 2.2.
Jumlah neutron (n) = A - Z
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 2.2. Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen
Isotop Jumlah
Proton
Jumlah
Elektrom Jumlah Neutron
H11 1 1 0
H21 1 1 1
H31 1 1 2
(Purba, 2007: 32)
Isotop H11 biasa disebut hidrogen, isotop H2
1 disebut
deuterium, sedangkan isotop H31 disebut tritium (hidrogen satu-
satunya unsur yang mempunyai nama khusus untuk isotop-
isotopnya).
Oleh karena isotop dari satu unsur mempunyai nomor
atom sama, maka isotop itu dapat dibedakan hanya dengan
menyatakan nomor masssanya. Jadi, isotop-isotop H dapat
dinyatakan sebagai H-1, H-2, H-3.
b) Isobar
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai nomor massa sama disebut isobar.
Contoh : C146 dengan N14
7 , Na2411 dengan Mg24
12
c) Isoton
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.
Contoh : C136 dengan N14
7
6) Satuan Massa Atom
Pada bagian dahulu telah disebutkan bahwa penggunaan
massa satuan atom (sma) untuk menyatakan massa partikel. Yang
dimaksud dengan 1 sma adalah 121 dari masssa atom C-12. Dengan
kata lain para ahli sepakat menetapkan massa 1 atom C-12 adalah 12
sma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Massa 1 atom C-12 = 12 sma
1 sma = 121 dari massa 1 atom C-12
1 sma = 1,66 x 10-24 gram
Massa beberapa isotop (dalam sma) dapat dilihat pafa tabel 2.3
Tabel 2.3. Massa Beberapa Isotop (dalam sma)
Isotop Massa Isotop Massa Isotop Massa
H-1 1,00783 O-16 15,9949 Si-30 29,9738
H-2 2,02410 O-17 16,9991 Cl-35 34,9689
H-3 3,01605 O-18 17,9992 Cl-37 36,9659
C-12 12,00000 Si-28 27,9769 Ar-38 37,9627
C-13 13,00335 Si-29 28,9765 Ar-40 39,9624
(Purba, 2007: 42)
7) Massa Atom Relatif
Massa atom relati adalah perbandingan massa antara atom
yang satu terhadap atom yang lainnya. Massa pembanding yang telah
disepakati adalah 121 dari massa 1 atom C-12. Oleh karena umumnya
unsur terdiri dari beberapa isotop, maka pada penetapan massa atom
relatif degunakan massa rata-rata dari isotop-isotopnya. Dengan
demikian, massa atom relatif adalah perbandingan antara massa rata-
rata dari 1 atom suatu unsur terhadap 121 massa 1 atom C-12.
Oleh karena 121 massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka definisi
diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X
121 massa 1 atom C-12
Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X
1 sma
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sehingga diperoleh:
Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma
8) Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi
Niels Bohr melalui percobannya tentang spektrum atom
hidrogen berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam
menempati daerah di sekitar inti atom. Berdasarkan pengamatan
terhadap spektrum atom hidrogrn, Niels Bohr berhasil menyusun
model atom yang dikenal sebagai model atom Bohr. Menurut model
atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi
paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, makin
ke luar makin besar nomor kulitnya dan makin tinggi tingkat
energinya.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron
menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat
dasar (ground state). Jika atom mendapat radiasi maka elektron
menyerap frekuensi tertentu kemudian meloncat ketingkat energi yang
lebih tinggi. perpindahan elektron ke tingkat energi lebih tinggi
membuat atom berada pada keadaan yang tidak stabil, yang disebut
tereksitasi. Keadaan tereksitasi tidak berlangsung lama, elektron akan
segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah disertai
pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Energi radiasi yang
dipancarkan sama dengan selisih tingkat energi awal. Dengan
demikian dapat dijelaskan mengapa spektrum atom merupakan
spektrum garis.
Kulit elektron diberi simbol (lambang), untuk kulit pertama
(paling dekat dengan inti) diberi lambang K, kulit kedua diberi
lambang L, kulit ketiga M, dan seterusnya. Tiap-tiap kulit elektron
hanya dapat ditempati elektron maksimum 2n2, dengan n adalah
nomor kulit, Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 2.4. Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum
Nomor kulit Nama kulit Jumlah elektron maksimum
1
2
3
4
5
6
7
K
L
M
N
O
P
Q
2 elektron
8 elektron
18 elektron
32 elektron
50 elektron
72 elektron
98 elektron
(Purba, 2007: 42)
Elektron-elektron akan menempati kulit elektron dimulai dari
kulit K sampai terisi maksimum, kemudian kulit L sampai terisi
maksimum dan seterusnya. Penempatan elektron sampai penuh akan
terjadi paad kulit K, L, dan M, sedangkan untuk kulit keempat (kulit
N) sudah akan terisi bila kulit M sudah terisi 8 elektron. Konfigurasi
Elektron Atom Mg dan K dapat dilihat pada gambar 2.11.
12Mg 19K
Gambar 2.11. Konfigurasi Elektron Atom Mg dan K
(sumber: http://kimia.upi.edu)
Konfigurasi elekron seperti pada gambar di atas dapat
ditulis dengan singkat sebagai berikut:
12Mg : 2 8 2 19K : 2 8 8 1
Pada atom K tidak membentuk konfigurasi 2, 8, 9, sebab
mulai kulit ketiga dan seterusnya jika sisa dari kulit L lebih besar dari
8 tetapi kurang dari 18, maka diisikan 8 saja dan elektron berikutnya
akan menempati kulit N. Jumlah elektron yang menempati kulit terluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
disebut elektron valensi. Jadi, elektron atom Mg adalah 2 dan elektron
valensi atom K adalah 1, konfigurasi elektron beberapa atom dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Konfigurasi Elektron Beberapa Atom
Tanda atom Jumlah electron Konfigurasi electron
2He
3L
6C
9F
13Al
15P
18Ar
20Ca
31Ga
2
3
6
9
13
15
18
20
31
2
2, 1
2, 4
2, 7
2, 8, 3
2, 8, 5
2, 8, 8
2, 8, 8, 8, 2
2, 8, 18, 3
(Purba, 2007: 47)
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain
penelitian yang dilakukan oleh:
1. Penelitian yang dilakukan Attle dan Baker (2007: 82) yang berjudul
“Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom
Applications”. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa banyak manfaat dalam
melibatkan siswa pada pembelajaran kooperatif. Manfaat yang sangat
signifikan adalah siswa memiliki prestasi yang sering melebihi dari sasaran
awal.
2. Ke dan Grabowski (2007: 256) dalam penelitiannya yang berjudul
“Gameplaying for Maths Learning: cooperative or not?” menyatakan bahwa
permainan yang bersifat kooperatif merupakan suatu strategi yang efektif
untuk pembelajaran ilmiah terhadap siswa, baik kognitif maupun afektif.
Permainan yang kooperatif dan kompetitif dalam TGT memberikan dua ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yaitu fantasi dan relevan. Oleh karena itu, hal ini akan dipakai oleh banyak
pebelajar daripada yang tanpa permainan.
3. Harmandar dan Cil (2008: 26) “The Effect of Science Teaching Through
Teams Games Tournament Technique on Success Level an Affective
Characteristics of Student” menyatakan bahwa pembebelajaran dengan teknik
games tournament dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
terhadap pelajaran Biologi.
4. Penelitian yang dilakukan Nopiyanti, Dedi Rohendi, dan Heri Sutarno (2010:
1-4) dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi” menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbasis
multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional berbasis multimedia.
C. Kerangka Berpikir
Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan
suatu masalah yang sangat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem pendidikan
nasional. Sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan salah
satunya adalah pembaharuan pada metode pembelajaran yang digunakan. Dalam
menggunakan metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan. Karena apabila metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai,
proses pembelajaran juga tidak berhasil secara maksimal.
Prestasi belajar siswa dengan metode yang kurang tepat memberikan
hasil yang masih rendah. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha
untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Guru berperan sebagai fasilitator ataupun motivator selama proses belajar
berlangsung. Diharapkan kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
guru (teacher centered), akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subyek
didik, sehingga dalam penelitian ini menuntut diterapkannya penggunaan metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) (Slavin, 2008: 5).
Struktur Atom merupakan salah satu materi ilmu kimia yang banyak
mengungkap teori-teori dan konsep-konsep ilmu kimia yang mendasar. Oleh
karena itu, pemahaman tentang Struktur Atom sangat penting untuk mempelajari
ilmu kimia selanjutnya, sehingga dalam mempelajari diperlukan pengembangan
kemampuan kognitif siswa. Ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep-
konsep dari materi Struktur Atom akan mengakibatkan menurunnya prestasi
belajar siswa. Untuk mengatasi kesulitan pada siswa diperlukan suatu metode dan
media yang mampu membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-
konsep tersebut. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang dipakai adalah
model pembelajaran Kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dan
media yang digunakan adalah Teka teki Silang (TTS) dan Roda Impian.
Model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament
(TGT) yang akan diterapkan diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih
aktif bermain di dalam kelompok, serta dapat bertanding diantara kelompok
masing-masing agar dapat saling berpacu untuk memperoleh prestasi yang tinggi
dan dapat memperkecil perbedaan yang ada pada diri siswa dalam proses
pemahaman materi pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif metode Teams
Games Tournament (TGT), diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap
belajar kimia, tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya atau bahkan siswa akan
tertarik untuk mempelajari ilmu kimia lebih dalam atau lebih detail.
Teka Teki Silang (TTS) yang digunakan dalam metode Teams Games
Tournament (TGT) dimaksudkan selain ada unsur permainannya juga ada unsur
pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka teki silang (TTS) tersebut secara
tidak sadar siswa belajar ilmu kimia, sehingga diharapkan selain mendapat
kesenangan juga mendapatkan pengetahuan dan pemahaman pada materi
pelajaran Struktur Atom. Pada metode pembelajaran kooperatif metode Teams
Games Tournament (TGT) dengan media Teka Teki Silang (TTS) ini siswa
secara bersama-sama akan mencari jawaban yang ada dalam Teka Teki Silang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(TTS). Dalam mencari jawaban siswa terlebih dahulu harus paham maksud dari
pertanyaan yang ada, sehingga siswa juga harus paham dengan materi pelajaran
yang terkait. Dengan demikian, selain belajar secara bersama-sama siswa juga
dapat saling membantu bila ada seorang siswa yang belum paham mengenai
materi yang terkait. Teka Teki Silang (TTS) merupakan media yang bentuknya
terdiri dari baris dan kolom dimana huruf-huruf dalam baris dan kolom saling
berhubungan.
Roda identik dengan benda bulat yang berputar. Di dalam model
pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) yang
diterapkan disini, roda berupa lingkaran yang dapat di putar yang di dalamnya
terdapat nomer, dan disetiap nomer terdapat pertanyaan yang wajib di jawab
oleh siswa dan kelompoknya yang memutar roda tersebut. Apabila ada
pengulangan nomor maka dilakukan pemutar kembali atau menjawab
pertanyaan yang belum terjawab. Apabila siswa dan kelompoknya tidak dapat
menjawab maka akan di lempar pada kelompok lain. Sehingga dalam permainan
ini siswa diharapkan memiliki pemahaman materi yang luas terhadap materi
Struktur Atom.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir maka
dapat dikemukakan perumusan hipotesis sebagai berikut : “prestasi belajar siswa
yang melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode Teams Games Tournamen (TGT) dengan media Roda Impian
lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa dengan media Teka Teki
Silang (TTS) pada pokok materi Struktur Atom pada siswa kelas X SMAN 1
Karanganom.”