bab II
-
Upload
ahmad-faiz-hasan -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
Transcript of bab II
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Biologis Ikan Koi
1. Klasifikasi
Menurut Effendi (1998) Ikan Koi berasal dari keturunan ikan karper hitam atau ikan mas
yang melalui proses perkawinan silang dan menghasilkan keturunan yang berwarna-
warni. Ikan koi memiliki klasifikasi yang sama dengan ikan mas, yaitu :
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Osteichtyes
Sub Class : Actino Ptergll
Ordo : Cypriniformei
Sub Ordo : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus Carpiol
Hubungan kekerabatan ikan Mas dan ikan Koi sangat dekat karena memiliki family,
genus, dan species yang sama.
2. Morfologi
Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak
berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah
sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali
sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi mereka untuk berpindah tempat. Sirip-
sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau di potong.
Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-
jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip
yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak
patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip
merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat
apabila berenang. Selaput inilah yang sering dibabat habis parasit dan penyakit sehingga
sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari
lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut
hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras
dan 5 jari-jari lunak.
Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman.
Indera pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang
berguna untuk mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera
penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya dari
lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis ini pula yang membedakannya dengan
ikan mas koki, yang cikal bakalnya sangat mirip dengan mereka.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat
sisi (Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk
dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.
Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak
di luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis.
Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada
permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan atau menahan parasit
yang menyerang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas
serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada daerah
ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi.
Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi
memproduksi larutan dengan 4 macam seJ warna yang berbeda. Adapun keempat sel
yang diproduksinya adaJah melano-phore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore
(merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan
yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat reaktif
sekali dengan cahaya. Tempatnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada
jaringan lemak, dan terletak di bawah sisik.
Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-
garis yang bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Demikian pula yang
terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu halusnya, maka untuk bisa memastikan
yang hampir mendekafi kebenaran - diperlukan bantuan untuk melihat lebih jelas
lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisik koi.
3. Habitat dan Tingkah Laku Ikan Koi
Ikan Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup pada daerah
perairan tawar. Ikan koi dapat hidup pada kisaran suhu 8ºC – 30ºC, oleh sebab itu ikan
koi dapat di pelihara di seluruh Indonesia, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan.
Suhu ideal untuk tumbuh ikan Koi adalah 15ºC – 25ºC. Di daerah yang mempunyai
musim dingin, ikan Koi mampu bertahan hidup pada suhu 2ºC – 3ºC. Ikan Koi
merupakan ikan yang tidak tahan terhadap perubahan suhu secara drastis. Penurunan suhu
hingga 5ºC dalam tempo singkat sudah dapat mengakibatkan ikan koi stress (Tiara dan
Murhananto, 2002). Ikan Koi merupakan ikan air tawar, akan tetapi ikan Koi masih dapat
hidup pada air yang agak asin. Ikan Koi masih bisa bertahan hidup pada air dengan
salinitas 10 ppt. Ikan Koi hidup pada ppt netral, akan tetapi ikan Koi masih bisa hidup
pada ppt yang agak biasa. Kisaran pH yang dibutuhkan ikan Koi agar tumbuh sehat yaitu
pada kisaran 6,5 – 8,5 sedangkan nilai kesadahan yang dapat ditoleransi ikan Koi adalah
20 hardness (DH) (Effendy, 1993).
2.2 Pengaruh Pemberian Pakan Terhadap Warna Ikan Koi
1. Pakan dan Kebiasaan makan
Menurut Effendy (1993), ikan Koi bersifat omnivore, artinya pemakan segala
jenis pakan. Dengan demikian dapat diberikan jenis pakan yang beranekaragam, misalnya
ikan kecil, kerang – kerangan atau jenis tumbuh – tumbuhan. Pakan utama anak Koi
adalah udang – udang renik seperti aphnia. Sejalan dengan pertumbuhan badannya
mereka dapat mmakan serangga air, jentik – jentik nyamuk atau lumut – lumut yang
menempel pada tanaman. Pakan ikan Koi akan mempengaruhi pembentukan zat warna
tubuhnya. Tubuh ikan Koi yang berwarna – warni disebabkan oleh adanya zat warna
yang antara lain : zat pigmen karoten (jingga), rutin (kuning), atasantun (merah). Zat-zat
tersebut di alam bebas dapat dijumpai pada tubuh hewan atau tumbuhan tertentu yang
dapat dijadikan pakan ikan koi untuk meningkatkan warna tubuh ikan koi yang
dipelihara.
Menurut Susanto (2002), di daalam air ikan Koi mampu mengenali pakannya dan
bahkan mencarinya diantara lumpur didasar kolam, karena ikan Koi mempunyai organ
penciuman yang sangat tajam. Organ penciuman ini berupa dua pasang kumis yang
terletak pada bagian kiri dan kanan mulutnya. Ikan Koi akan memburu sepotong pakan
atau mengaduk – aduk lumpur untuk mendapatkan pakan yang dibutuhkan. Mulut ikan
Koi berukuran cukup besar dan dapat disembulkan. Letaknya diujung moncong
(terminal). Air bersama – sama pakan memasuki rongga mulut. Pakan yang kecil
langsung ditelan dan air ditelan lewat insang setelah keping – keping insang menyerap
oksigen yang terdapat di air, pakan masuk kedalam kerongkongan pakan dibawa
langsung ke usus yang panjangnya sekitar 5x panjang tubuh.
2. Hal yang Dapat Mempengaruhi Pembentukan Warna pada Ikan Koi
Dari segi kandungan makanan koi memiliki beberapa fungsi, untuk pertumbuhan
biasanya memiliki kandungan protein yang tinggi. Untuk mencerahkan warna biasanya
mengandung karoten sebagai color enhancher seperti Ganggang Spirulina yang banyak
menagndung Karoten. Karoten merupakan zat yang terkandung dalam tumbuhan yang
bermanfaat bagi kecemerlangan warna Koi. Ganggang spirulina banyak mengandung zat
ini. Karoten mempengaruhi pigmentasi merah, tapi jika digunakan pada konsentrasi
terlalu tinggi mengakibatkan pigmen putih pada koi akan menjadi merah muda.
Warna ikan Koi yang baik tidak hanya ditingkatkan dengan makan penambah
warna yang baik saja , tetapi perlu makanan yang dapat meningkatkan kesehatan dan
daya tahan tubuh yang baik karena Ikan yang sehat cenderung memiliki warna lebih
terang daripada yang berpenyakit.
Warna putih pada koi akan cemerlang jika kondisi lingkungannya baik. Pigmen
merah dan kuning berkembang dengan baik di air yang kaya fitoplankton hijau (tanaman
bersel tunggal). Akan tetapi pada kolam yang mengandung fitoplankton sulit untuk
menikmati keindahan Koi karena air berwarna hijau, karena itu perlu makanan diet yang
akan meningkatkan pigmentasi merah. Pigmen hitam diperkaya dalam hard water yaitu
air dengan dengan tingkat pH 7,5-8,5. Akan tetapi mengubah dan tingkat pH air dapat
mempengaruhi toksisitas amonia dan nitrit.
3. Pakan yang Dapat Digunakan Untuk Pewarnaan Ikan Koi
Jenis pakan yang digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan koi agar tubuhnya
ideal dengan bentuk tubuh gemuk dan memanjang adalah wheat germ. Pakan terbuat dari
bahan yang mengandung protein tinggi seperti, gandum, tepung udang, tepung ikan, dan
bungkil kacang kedelai. Kandungan proteinnya sekitar 32%. Selain itu wheat germ juga
mengandung vitamin A,D,E,K,B2,B6,B12, niasin, vitamin C dan unsur-unsur mineral
lain seperti kalsium, choline chloride, panthetonate, trace mineral, dan antioksidan.
Sementara, pakan untuk mencemerlangkan dan mempertajam warna koi adalah pakan
yang mengandung zat karoten. Zat tersebut dapat merangsang munculnya warna pada
ikan koi. Secara alami di dalam tubuh ikan koi terdapat zat karoten berupa antaxanthin
yang menghasilkan warna merah, dan lutein yang menciptakan warna kuning kehijauan.
Pakan yang mengandung zat karoten diantaranya; wortel, alga atau ganggang Spirullina,
dan Chlorella, semangka, sawi, kubis dan cabai hijau. Sedangkan pakan dari hewan bisa
diberikan dapat kepiting, udang-udangan, krill, trout, salmon, kutu air, jentik nyamuk,
cacing rambut, dan cacing darah.