BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I...
Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi terhadap
orang Cina di berbagai negara, termasuk Indonesia (Azanella, 2020). Pada awal
pandemi, tagar “Virus China” menjadi topik terpopuler di Twitter Indonesia dengan
lebih dari 391.000 cuitan. Beberapa diantaranya menuliskan bagaimana Republik
Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan penyebab ribuan orang kehilangan pekerjaan,
nyawa, dan kemunduran ekonomi. Banyak juga yang menuntut untuk mengusir
pekerja Warga Negara Asing Tiongkok di Indonesia (Novianty, 2020).
Sentimen negatif terhadap orang Cina di Indonesia tentunya tidak muncul
begitu saja, melainkan diwariskan turun-temurun sejak Indonesia di bawah kuasa
bangsa lain. Sebelum Belanda memasuki Indonesia, orang Cina memiliki relasi
sebagai rekan pedagang dengan penduduk Indonesia. Namun, pada masa
penjajahan Belanda, orang Cina di Indonesia menjadi rekan bisnis VOC dan
diperlakukan istimewa dibandingkan penduduk setempat. Perlakuan istimewa dan
hubungan yang baik dengan VOC tentu menempatkan orang Cina dalam posisi
yang sama dengan VOC yang menjadi sumber penderitaan penduduk setempat saat
itu (Dhani, 2016).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
2
Hubungan baik orang Cina dengan VOC kemudian berakhir ditandai
dengan peristiwa Geger Pecinan (Dhani, 2016). Pemerintah kolonial juga
menerapkan politik pecah belah yang berdasarkan warna kulit, yaitu dengan
penggolongan Eropa sebagai golongan tertinggi, kemudian golongan Timur Asing,
dan golongan terakhir penduduk asli (Darini, 2011).
Selain itu, pada masa Perang Jawa tahun 1825-1830 juga terjadi
pembantaian terhadap orang Cina (Isnaeni, 2010). Selain itu terjadi pula kerusuhan
di Solo pada tahun 1912 dan di Kudus 1918 yang menargetkan etnis Cina (Adnan,
2016). Sultan Jawa, Belanda, dan Inggris menjadikan orang Cina pemungut pajak
di daerah-daerah yang mereka kuasai karena melihat kemahiran orang Cina
memungut pajak. Inilah alasan dibalik pembantaian orang Cina pada masa Perang
Jawa dan pemicu kebencian satu sama lain antara orang Cina dan orang Jawa, serta
salah satu penyebab munculnya stereotip orang Cina mata duitan dan pemeras
(Dhani, 2016).
Setelah kemerdekaan pun beberapa kali bermunculan gerakan anti etnis
Cina, seperti kejadian di Bagan Siapi-api pada bulan September 1945 dan Tragedi
Cina Benteng pada bulan Mei hingga Juli 1946 (Isnaeni, 2010). Muncul pula
tuduhan etnis Cina di Indonesia sebagai komunis atau mata-mata RRT akibat
keyakinan masyarakat bahwa RRT ada dibalik Gerakan 30 September/PKI (Dhani,
2016).
Salah satu peristiwa besar yang tidak mungkin terlewatkan terkait
diskriminasi terhadap warga keturunan Cina-Indonesia adalah kerusuhan 12-15
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
3
Mei 1998. Keruntuhan ekonomi dan konflik domestik berujung pembakaran dan
penjarahan toko-toko, pembantaian, dan pemerkosaan terhadap Cina-Indonesia
(Wibowo, 2001). Kerusuhan ini terjadi di beberapa kota-kota besar, yaitu Jakarta,
Medan, Solo, Lampung, Palembang, dan Surabaya (BBC News Indonesia, 2015).
Hingga kini, kasus ini tidak diusut tuntas dan pelaku tidak mendapatkan hukuman
hingga saat ini (Wibowo, 2001).
Menurut Freedman (2003), kebijakan yang diambil Presiden Soeharto
menjadi salah satu pemicu sentimen rasial terhadap Cina-Indonesia. Soeharto juga
melakukan politik pecah belah dengan membuat aturan yang memaksa Cina-
Indonesia berasimilasi dengan menghilangkan semua unsur-unsur budaya cina,
termasuk nama. Namun di sisi lain, orang Cina-Indonesia juga harus mengaku non-
pribumi. Istilah WNI, menurut pengamatan Charles Copper (1983), dalam
pembahasan sehari-hari merujuk pada non-pribumi, terutama Cina (dalam Hoon,
2006).
Pada masa pemerintahan Soeharto, orang Cina-Indonesia memang
mendapatkan kesempatan luas untuk berinvestasi dengan harapan dapat
berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara. Segelintir orang Cina yang
menjadi sangat kaya secara keliru dianggap sebagai representasi yang memadai dari
seluruh keturunan Cina di Indonesia dan timbullah stigma mengenai kemampuan
ekonomi orang Cina-Indonesia (Wibowo, 2001). Kerusuhan yang terjadi pada
bulan Mei 1998 merupakan bukti gagalnya usaha Presiden Soeharto membuat Cina-
Indonesia berasimilasi, meskipun Soeharto membuat program pembauran yang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
4
mengharuskan orang Cina-Indonesia berasimilasi. Tapi pada kenyataannya, di
masa pemerintahan Soeharto, Cina-Indonesia semakin teralienasi dengan cap
identitas WNI keturunan asing dan non-pribumi (Freedman, 2003; Hoon, 2006).
Mengambil contoh pada kejadian Mei 1998, respon orang keturunan Cina
Indonesia terhadap diskriminasi terbagi menjadi keluar (exit), bersuara (voice), dan
setia (loyalty) (Wibowo, 2001). Pembagian ini didasarkan pada model EVL (exit,
voice, and loyalty) oleh Hirschman (2004) yang mengidentifikasi respon individu
ketika kelompok atau organisasinya mengalami diskriminasi.
Keluar (exit) adalah sebuah pilihan respon bagi anggota organisasi atau
komunitas untuk meninggalkan kelompok ketika diperhadapkan dengan penurunan
kualitas kelompok (Hirschman, 2004). Pada Tragedi Mei 1998, diperkirakan sekitar
20.000 hingga 30.000 orang Cina Indonesia beramai-ramai meninggalkan
Indonesia. Keputusan tersebut jelas merupakan respon keluar, namun ada pula
respon keluar dalam bentuk lain yang dilakukan oleh orang keturunan Cina
Indonesia. Yang pertama adalah tidak meninggalkan Indonesia, namun
meninggalkan kota-kota pusat kerusuhan seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Medan,
dan Makassar. Mereka yang meninggalkan kota-kota tersebut memilih untuk tetap
tinggal di Indonesia dan memilih daerah-daerah yang mereka anggap lebih aman,
seperti Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara. Yang kedua adalah tidak
meninggalkan tempat tinggal mereka, tapi meninggalkan masyarakat dengan cara
menutup diri atau bersembunyi dengan membangun pagar yang tinggi sebagai
perlindungan (Wibowo, 2001).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
5
Bersuara (voice) adalah usaha anggota untuk mengubah praktik, aturan,
ataupun hasil dari organisasi atau komunitas (Hirschman, 2004). Setelah Soeharto
mundur dari jabatannya terjadi liberalisasi politik. Salah satu yang mendapatkan
keuntungan dari situasi ini adalah warga keturunan Cina Indonesia, yaitu
mendapatkan kesempatan untuk membentuk organisasi dengan tujuan
melenyapkan hukum diskriminatif terhadap orang Cina Indonesia. Contohnya
Solidaritas Nusa Bangsa yang menggugat pemerintah dan menuntut kompensasi
atas kerugian material dan non material kerusuhan Mei 1998 (Freedman, 2003).
Selain itu, organisasi tersebut juga terus mempromosikan kesadaran
mengenai akibat kerusuhan Mei 1998 di Indonesia melalui diskusi terbuka maupun
tertutup, mengkritik KPU karena meniadakan kursi MPR yang diperuntukkan bagi
representatif keturunan Cina Indonesia, mengajukan proposal hukum anti
diskriminasi sekaligus tuntutan peniadaan regulasi-regulasi yang mendiskriminasi
keturunan Cina Indonesia, serta aktif bekerja sama dengan organisasi lainnya dalam
berbagai aktivitas sosial.
Kesetiaan (loyalty) adalah pilihan untuk bertahan di dalam organisasi
ataupun komunitas yang mengalami penurunan dengan memegang harapan akan
adanya perbaikan, terlepas ada atau tidaknya usaha aktif untuk mendukung
perbaikan (Hirschman, 2004). Ada dua bentuk respon kesetiaan yang ditunjukkan
oleh orang Cina Indonesia. Yang pertama adalah dalam bentuk partisipasi politik.
Terbentuknya Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Partai Pembauran
Indonesia (Parpindo), dan Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia (PBI) merupakan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
6
contoh respon kesetiaan orang Cina Indonesia (Freedman, 2003). Bentuk kedua
adalah bertahan menghadapi diskriminasi dan berharap keadaan akan menjadi lebih
baik. Bentuk kedua ini merupakan respon mayoritas orang Cina Indonesia terhadap
diskriminasi terlepas dari perhatian yang lebih banyak ditujukan pada respon keluar
(Wibowo, 2001).
Sepanjang sejarah Indonesia, sentimen anti-Cina kontemporer selalu
bersinggungan dengan permasalahan kelas, agama, dan etnonasionalisme (Setijadi,
2017). Stereotipe bahwa orang Cina kaya dan non-Muslim sangat populer di
Indonesia. Jusuf Kalla ketika menjabat sebagai wakil presiden pernah membuat
pernyataan yang bahwa orang kaya di Indonesia adalah keturunan Cina yang
kebanyakan beragama Kristen dan Konghucu, sementara Muslim pribumi-lah yang
miskin. Oleh karena itu, pandangan diskriminatif terhadap etnis Cina banyak
ditemui pada mereka yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelas
bawah atau merasa direbut hak dan kuasa kelompoknya oleh orang Cina-Indonesia
(Setijadi, 2017).
Contoh lainnya adalah kemarahan dan permusuhan yang diarahkan pada
Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), mantan Gubernur DKI Jakarta yang beretnis Cina.
Beberapa ujaran kebencian (hate speech) yang menonjol adalah penolakan terhadap
pemimpin non-Muslim, yang menunjukkan persinggungan antara rasisme dengan
agama. Namun kemarahan publik terhadap Ahok diperbesar oleh kebijakan-
kebijakannya yang dianggap merugikan kelompok masyarakat miskin. Seperti
penggusuran kampung dan reklamasi Teluk Jakarta (Setijadi, 2017).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
7
Beberapa kelompok-kelompok kepentingan tertentu seperti, kelompok pro-
Orde Baru dan Muslim konservatif menganggap etnis Cina sebagai saingan utama
mereka (Suryadinata, 2020). Pada Oktober 2019, Majalah Tempo
mempublikasikan konspirasi pengeboman tujuh pusat perbelanjaan di Jakarta,
dengan tujuan mengganggu acara pelantikan Presiden. Sekelompok ekstrimis
Muslim dan pensiunan Jenderal yang anti-Cina dan anti-Jokowi merencanakan
demonstrasi di Jakarta dan pengeboman area-area pusat bisnis etnis Cina
(Suryadinata, 2020). Menurut Temby (2019), sentimen anti-Cina yang kini banyak
ditemukan melalui media sosial akan terus beredar secara daring dan berfungsi
menyatukan nasionalis sayap kanan dengan Islam militan.
Stigma-stigma yang melekat pada Cina-Indonesia menjadi elemen
pendukung diskriminasi terhadap etnis Cina. Dalam beberapa tulisan oleh orang-
orang Eropa yang datang ke Indonesia sebelum kemerdekaan, orang Cina
disebutkan selalu memberikan perhatian lebih pada keuntungan, hidup di antara
penduduk asli, namun merampas kekayaan mereka dan mengirimnya ke Cina.
Orang Cina dianggap sangat ahli berdagang dengan berbagai trik-trik licik dan tidak
punya harga diri sehingga tidak menolak pekerjaan apapun (Reid, 2010).
Dalam beberapa tulisan, orang Cina disebut “Jew of the East” karena
dianggap memiliki karakter, keahlian, dan posisi sosial ekonomi yang sama dengan
orang Yahudi. Seperti orang Yahudi di Eropa, orang Cina di Asia tersebar di mana
ada sesuatu yang bisa mereka dapatkan, dengan mempertahankan kesetiaan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
8
terhadap rasnya, moralitasnya berstandar ganda, dan menganggap uang sebagai
awal dan akhir segalanya (Reid, 2010).
Reid (2010) dan Burhanuddin (2007) mencurigai kebencian terhadap
Yahudi di Asia Tenggara bukanlah kebencian terhadap orang Yahudi yang
sebenarnya, melainkan proyeksi kebencian terhadap kekhawatiran lain, dalam
konteks Malaysia dan Indonesia, adalah orang Cina. Kebencian terhadap Yahudi
dan teori konspirasi Yahudi mulai populer di Indonesia. Penelitian Swami (2012)
di Malaysia menyediakan bukti bahwa kepercayaan teori konspirasi Yahudi oleh
orang Melayu di Malaysia memang memenuhi kebutuhan ideologis dan sebagai
topeng untuk sentimen anti-Cina.
Keyakinan pada teori konspirasi merujuk pada kepercayaan terhadap satu
atau sekumpulan teori konspirasi (Douglas, Uscinski, dkk., 2019). Konspirasi
memang nyata terjadi, sedangkan teori konspirasi hanya sebuah klaim yang belum
diketahui kebenarannya (Räikkä & Ritola, 2020). Teori konspirasi berusaha
menjelaskan suatu kejadian atau situasi yang penting sebagai akibat rencana rahasia
oleh kelompok yang berkuasa dan memiliki niat jahat (Goertzel, 1994 dalam
Douglas dkk., 2017). Teori konspirasi Yahudi secara umum berdasar pada anti-
semitisme dari Eropa dan menyatakan adanya konspirasi Yahudi yang bertujuan
untuk menguasai dunia (Johnson, 1987; Glaeser, 2005 dalam Swami, 2012).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diskriminasi terhadap Cina-
Indonesia seringnya berhubungan dengan permasalahan kelas, agama, dan
etnonasionalisme. Dengan persepsi adanya kompetisi antar kelompok, menurut
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
9
teori konflik kelompok realistis, anggota kelompok akan berperilaku eksklusif dan
mengembangkan keyakinan negatif mengenai kelompok lain akibat keterbatasan
sumber daya (Harvey dkk, 1961 dalam Choi dkk., 2017).
Rasisme tidak selalu eksplisit, seperti diskriminasi terang-terangan, tetapi
kadang didahului dengan renggangnya jarak sosial. Jarak sosial merupakan persepsi
individu mengenai jarak yang ada antara individu tersebut dengan individu lain
yang berasal dari kelompok yang berbeda dan sejauh mana individu bersedia
berinteraksi atau terlibat dalam hubungan dengan anggota kelompok lain tersebut
(Bogardus, 1993 dalam Sparrow & Chretien, 1993; Williams, 2015). Persepsi
kompetisi antar kelompok tadi dapat meningkatkan jarak sosial dan persepsi
prasangka terhadap anggota kelompok lain (Bobo & Hutchings, 1996; Quillian,
1995 dalam Choi dkk., 2017).
Penelitian oleh Choi, dkk. (2017) di Amerika Serikat menunjukkan
bagaimana jarak sosial memprediksi prasangka terhadap orang Afrika-Amerika
sebagai minoritas. Pada penelitian lain di Polandia, ditemukan pula hubungan
antara anti-semitisme dengan jarak sosial terhadap orang Yahudi (Bilewicz dkk.,
2013).
Dari berbagai data yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara kepercayaan terhadap teori
konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap orang Cina di Indonesia.
Berdasarkan tinjauan literatur yang telah dilakukan, penulis menduga bahwa
terdapat korelasi positif dan hubungan tersebut dimediasi oleh jarak sosial terhadap
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
10
orang Cina. Oleh karena itu, penulis akan meneliti hubungan antara kepercayaan
terhadap teori konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap orang Cina di
Indonesia dengan jarak sosial terhadap orang Cina sebagai variabel mediator.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan argumentasi yang telah dipaparkan, permasalahan yang
menjadi fokus penulis adalah adanya rasisme dan diskriminasi pada keturunan
Cina-Indonesia. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, karena
kesempatan yang diapatkan pada pemerintahan Presiden Soeharto, beberapa orang
Cina-Indonesia menjadi sangat kaya dan menimbulkan stigma mengenai
kemampuan ekonomi orang Cina-Indonesia (Setijadi, 2017). Kepercayaan pada
teori konspirasi ditemukan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan untuk
menjelaskan posisi kelompok sendiri yang buruk atau dianggap dirugikan
(Cichocka dkk., 2016) dengan menyalahkan kelompok lain atas keadaan tersebut,
umumnya kelompok yang dianggap lebih kuat atau merebut hak dan kuasa
kelompok sendiri (Bilewicz dkk., 2013).
Akan tetapi, karena politik asimilasi Soeharto membungkam anti-Cina,
diperlukan kelompok pengganti (Hadler, 2004). Teori konspirasi Yahudi sendiri
sudah populer di komunitas Muslim (Bruinessen, 1994). Dengan gambaran-
gambaran Yahudi yang menjadi penyebab berbagai hal-hal buruk yang terjadi pada
kelompok, menyebabkan kebutuhan yang disebutkan di atas, dialihkan
pemenuhannya. Dari teori konspirasi anti-Cina yang kurang memungkinkan untuk
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
11
didukung terang-terangan pada masa itu, kepada teori konspirasi Yahudi. Sehingga
teori konspirasi Yahudi ditemukan menargetkan Cina-Indonesia, baik dihubungkan
secara langsung maupun tidak langsung (Reid, 2010). Lalu melalui media dan tokoh
politik yang menunjukkan hubungan antara keduanya, pembaca akan
mengasosiasikan teori konspirasi Yahudi dengan Cina-Indonesia (Muhtadi, 2007;
Van Bruinessen, 2003; Pribadie, 2001 dalam Reid, 2010).
Kepercayaan pada teori konspirasi tentang kelompok tertentu merupakan
prediktor yang kuat akan jarak sosial terhadap kelompok tersebut(And & Sedek,
2005; Bilewicz dkk., 2013). Karena teori konspirasi Yahudi menjadi kambing hitam
atas kesalahan yang sebenarnya ingin dituduhkan pada Cina-Indonesia, penulis
mengasumsikan kepercayaan pada teori konspirasi Yahudi akan memprediksi jarak
sosial terhadap Cina-Indonesia. Jarak sosial terhadap kaum tertentu terbukti
memprediksi rasisme terhadap kaum tersebut (Choi dkk., 2017).
Di Malaysia, Swami (2012) menemukan bahwa benar kepercayaan pada
teori konspirasi Yahudi berkorelasi secara signifikan dengan rasisme modern
terhadap orang Cina. Dibandingkan dengan di Malaysia, Reid (2010) tidak
sepenuhnya yakin akan korelasi antara kepercayaan terhadap teori konspirasi
Yahudi dengan rasisme modern di Indonesia dengan alasan kurangnya bukti
langsung dan sentimen anti-Cina di Indonesia secara garis besar berbeda dari teori
konspirasi anti-Semitisme. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menguji apakah
di Indonesia kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi berkaitan dengan
rasisme modern terhadap orang Cina dengan jarak sosial terhadap orang Cina
sebagai variabel mediator.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
12
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian hanya pada ruang
lingkup:
a. Keyakinan pada teori konspirasi Yahudi.
Keyakinan pada teori konspirasi merujuk pada kepercayaan terhadap
satu atau sekumpulan teori konspirasi (Douglas, Uscinski, dkk., 2019).
Yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kepercayaan terhadap teori
konspirasi Yahudi. Teori konspirasi Yahudi secara umum berdasar pada
anti-semitisme dari Eropa dan menyatakan adanya konspirasi Yahudi yang
bertujuan untuk menguasai dunia (Johnson, 1987; Glaeser, 2005 dalam
Swami, 2012).
b. Rasisme modern terhadap orang Cina-Indonesia
Rasisme merupakan sikap permusuhan yang ditujukan kepada suatu
ras atau kelompok, tidak harus dalam bentuk diskriminasi ataupun
prasangka secara terang-terangan. Rasisme modern lebih halus dan tidak
langsung, di mana sikap rasis ditunjukkan dengan ketidaksetujuan bahwa
ada diskriminasi terhadap kaum tertentu, malah merasa adanya diskriminasi
yang dilakukan dari kaum tersebut kepada kaum sendiri, merasa diri tidak
rasis, dan merasa diri dirugikan (Morrison & Kiss, 2017). Yang menjadi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
13
fokus dalam penelitian ini adalah rasisme modern terhadap orang Cina-
Indonesia.
c. Jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia
Jarak sosial merupakan persepsi individu mengenai jarak yang ada
antara individu tersebut dengan individu lain yang berasal dari kelompok
yang berbeda dan sejauh mana individu bersedia berinteraksi atau terlibat
dalam hubungan dengan anggota kelompok lain tersebut (Bogardus, 1993
dalam Sparrow & Chretien, 1993; Williams, 2015). Yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, yang menjadi pertanyaan
penelitian ini adalah:
1. Apakah kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi dapat mengestimasi
rasisme modern terhadap orang Cina-Indonesia?
2. Apakah keterkaitan ini dapat dijelaskan oleh jarak sosial terhadap orang
Cina-Indonesia?
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.
14
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara
kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap
orang Cina-Indonesia dimediasi oleh jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah informasi
terkait hubungan kepercayaan kepada teori konspirasi dengan rasisme modern yang
dimediasi jarak sosial. Informasi ini dapat dipergunakan sebagai referensi ataupun
pembanding untuk penelitian-penelitian dengan topik serupa.
1.6.2. Manfaat Praktis
Data penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti empiris bagi Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia untuk mulai mengintervensi peredaran teori-teori konspirasi
Yahudi yang populer di masyarakat demi mencegah dampak buruk dari
kepercayaan pada teori-teori konspirasi tersebut.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.