BAB I jantung.docx
-
Upload
aida-zulfa -
Category
Documents
-
view
17 -
download
2
Transcript of BAB I jantung.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasien dengan penyakit jantung dan komplikasi yang menyertainya dpat dibantu untuk
mencapai kualitas hidup yang lebih besar dari yang diperkirakan sepuluh tahun silam.
Dengan prosedur diagnostic yang canggih yang memungkina diagnostig dimulai lebih awal
dan lebih akurat menyebabkan penangan dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan
yang berarti. Penaganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus dikembankan
dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat, yaitu dengan betah jantung.
Pembedahan jantung pertama yang berhasil, penutupan luka tusuk ventrikel kanan, talah
dilakukan di tahun 1895 oleh ahli bedah Italia de Vechi. Di Amerika Serikat pembedahan
serupa yang sukses, juga penutupan luka tusuk, dilakukan di tahun 1902. Diikuti oleh
pembedahan katup di tahun 1923 dan 1925, penutupan duktus paten di tahun 1937 dan 1938,
dan reseksi koar koarktasi aorta pada tahun 1944. Era baru tandur pinatsan arteri koroner
bermula di tahun 1954.
Perkembangan yang paling revolusioner dalam perkembangan pembedahan jantung adlah
teknis pintasan jantung/paru pertam kali digunakan dengan berhasil pada manusia di than
1951. Di masa kini lebih dari 250.000 prosedur yang dilakukan dengan menggunakan
pintasan jantung paru. Terbanyak (lebih dari 200.000) dilakukan di Amerika Utara.
Kebanyakan prosedur adalah graft pintasa arteri koroner (CABG = Coronary Artery Bypass
Graft) dan perbaikan atau penggantian katup.
Kemajuan dalam diagnostik, penatalaksanaan medis, teknik bedah dan anestesia, dan
pintasan jantung paru, dan juga perawatan yang diberikan di unit perawatan kritis serta
program rehabilitasi telah banyak membantu pembedahan menjadi pilihan penanganan yang
aman untuk pasien dengan penyakit jantung.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk :
1.2.1 Mengetahui secara umum sejarah perkembangan bedah jantung
1.2.2 Mengetahui macam-macam tindakan bedah jantung
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Sebagai tugas pembelajaran perkuliahan keperawatan medical bedah mengenai bedah
jantung.
1.3.2 Bagi Pembaca
Sebagai informasi dalam perkuliahan keperawatan medical bedah mengenai bedah jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Konsep Penyakit Jantung
pengertian penyakit jantung
Pengertian penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang lemah
(kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri,
oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi
saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor
tercampur.
Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja, entah itu orang tua, anak kecil, pria maupun
wanita. Dari semua golongan manusia dapat terserang penyakit jantung. Pada umumnya
penyakit jantung timbul karena pola hidup yang kurang sehat sehingga memicu timbulnya
penyakit ini, selain itu ada juga beberapa penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan
jantung pula.
Pengertian penyakit jantung dan serangan jantung adalah berbeda. Kalau serangan
jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi.
Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal
jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke
otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah
ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan
kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang
mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti
Decolgen, dan nikotin. (sumber:wikipedia).
Bagaimanapun, penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang berbahaya dan banyak
menimbulkan kematian kepada penderitanya. Tak jarang, si penderita terlambat mengetahui
bahwa dia menderita penyakit jantung sehingga terlambat untuk diatasai. Untuk itu,
mengetahui gejala penyakit jantung perlu anda ketahui agar bisa segera dilakukan tindak
pengobatan secepatnya
Berikut ini sejumlah faktor penyebab penyakit jantung :
1. Faktor Usia dan Jenis kelamin
Seorang Wanita di bawah usia 50 tahun memiliki resiko lebih rendah dibandingkan dengan
Pria / laku laki pada kelompok usia yang sama. Tetapi Setelah mengalami menopause, resiko
seorang wanita bertambah karena penurunan dari hormon estrogen yang bersifat melindungi.
Jadi Salah satu penyebab penyakit jantung adalah Faktor usia dan kelamin.
2. Faktor Keturunan Dari Keluarga
Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa jika terdapat riwayat gangguan jantung dalam
keluarga baik dari keluarga wanita atau keluarga pria, keturunan mereka lebih cenderung
mengembangkan problem yang serupa yaitu penyakit jantung.
3. Faktor Perokok Aktif atau Perokok Pasif
Banyak perokok mengidap Penyakit jantung. Rokok penyebab penyakit jantung sangat tinggi.
Merokok kira-kira 20 persen dari semua kematian karena penyakit jantung dan hampir 50
persen dari serangan jantung pada wanita berusia di bawah 55 tahun. Para perokok juga
membuat mereka yang ikut menghirup asapnya beresiko mengalami masalah pada jantung.
Penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak merokok yang tinggal dengan para
perokok memiliki tambahan resiko penyakit serangan jantung.
4. Faktor Penyakit Diabetes (kencing manis)
Para Penderita penyakit diabetes dapat mengalami penyakit jantung akibat komplikasi. Para
penderita diabetes harus memperhatikan kesehatan karena bisa berdampak sebagai penyebab
penyakit jantung.
5. Faktor Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama salah satu penyebab sakit jantung. Tekanan
darah tinggi (hipertensi) dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL
memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak. Jadi Hipertensi menjadi salah
satu penyebab penyakit jantung.
6. Faktor Kegemukan atau Obesitas
Kelebihan berat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan jumlah lemak.
Menghindari atau mengobati obesitas (kegemukan) adalah cara utama untuk menghindari
diabetes. Diabetes kemudian akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Hati hati
dengan berat badan. Penyebab penyakit jantung bisa karena masalah berat badan dan
amakanan.
7. Faktor Gaya hidup kurang Olah Raga
Orang-orang yang kurang olah raga memiliki resiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Mereka menghabiskan sebagian besar dari hari mereka tanpa aktif secara fisik dan tidak
berolahraga dengan teratur. Dan resikonya menurun di antara mereka yang berolahraga
dengan teratur. Jalan-jalan santai selama 20 hingga 30 menit sebanyak tiga atau empat kali
seminggu dapat menurunkan resiko serangan. Olahraga dengan teratur dapat meningkatkan
kemampuan jantung untuk memompa dan dapat menurunkan kadar kolesterol serta
menurunkan tekanan darah. Jangan karena kita keasyikan malas olah raga menjadi penyebab
sakit jantung.
8. Stres / Emosi berlebihan
Berdasarkan penelitian, stres dapat menyebabkan penyempitan arteri dan ini menurunkan
aliran darah. Penyempitan yang berarti bahkan dapat terlihat pada arteri yang terkena
penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat dapat menyebabkan
pecahnya dinding arteri yang memicu serangan jantung. Mengindari stress cara yang ampuh
menghindari penyebab penyakit jantu
Secara medis, penyakit jantung dikelompokkan menjadi dua macam, yakni penyakit jantung
koroner dan penyakit jantung genetik. Penyakit jantung koroner terjadi akibat terjadinya
penyempitan pembuluh darah pada jantung. Sedangkan penyakit jantung genetik merupakan
penyakit jantung yang terjadi dikarenakan faktor genetik (bawaan) dari orang tua atau garis
keturunan yang ada pada keluarga.
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan di seluruh dunia. Di
amerika sendiri penyakit jantung merupakan penyakit penyebab kematian nomor satu yang
terjadi pada orang dewasa.
Seseorang yang sudah terkena penyakit jantung biasanya sering merasakan sakit mendadak
yang terjadi di bagian jantung. Hal ini biasa disebut dengan serangan jantung. Serangan
jantung sendiri mempunyai pengertian yakni kondisi di mana otot jantung mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan berkurangnya pasokan darah yang mengalir ke jantung.
Meskipun hal tersebut hanya terjadi dalam sesaat, namun dapat mengakibatkan sebagian sel
jantung menjadi mati.
Gejala Penyakit Jantung
Para penderita penyakit jantung biasanya mengalami gejala-gejala spesifik yang dirasakan
pada jantungnya. Gejala tersebut antara lain :
1. Nyeri
Perasaan nyeri ini terjadi akibat otot tidak mendapat cukup darah.
2. Sesak Nafas
Perasaan sesak ini terjadi karena adanya cairan yang masuk ke dalam rongga udara di paru-
paru.
3. Kelelahan
Kelelahan terjadi karena tidak efektifnya kerja jantung untuk memompa darah.
4. Jantung Berdebar-debar
Jantung berdebar merupakan gejala penyakit jantung.
5. Pusing dan Pingsan
Penurunan jumlah aliran darah karena kemampuan jantung untuk memompa berlangsung
tidak baik maka bisa menyebabkan pusing bahkan pingsan.
2.2 Pemeriksaan Fisik pada klien dengan penyakit jantung
Penyakit jantung masih menempati posisi teratas sebagai pembunuh. Sayangnya, penyakit ini
sering terdeteksi setelah pada tahap lanjut, sehingga pasien sulit menerima pengobatan.
Pemeriksaan fisik jantung adalah salah satu tahap yang dilakukan tenaga medis untuk
menegakkan diagnosis dan prognosis pasien.
Cara Pemeriksaan Fisik Jantung
Cara Pemeriksaan Fisik Jantung (Musicamoviles)
Pemeriksaan fisik terhadap jantung dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada sistem
kardiovaskuler, melalui beberapa teknik. Sebenarnya, pemeriksaan fisik bukanlah satu-
satunya cara untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan. Hasil pemeriksaan fisik gagal
jantung juga harus dilengkapi dengan hasil EKG, gejala klinik, dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
Teknik Pemeriksaan Fisik Jantung
Secara umum, ada empat tahap pemeriksaan fisik yang harus anda jalani untuk memastikan
ada atau tidaknya gangguan pada jantung. Berikut adalah tahapannya:
Inspeksi Jantung
Inspeksi jantung bertujuan untuk menemukan tanda-tanda atau kelainan kondisi jantung
melalui pengamatan pada permukaan dada. Pemeriksaan awal ini biasanya melibatkan empat
elemen, yakni:
Bentuk prekordium. Pada orang sehat, bentuk kedua belah dada seharusnya simetris.
Perubahan bentuk, seperti cekung dan gembung menunjukkan adanya kelainan.
Denyut apeks jantung, atau ictus cordis normal hanya berbentuk tonjolan kecil. Jika terjadi
pembesaran atau perluasan, berarti ada indikasi terjadinya kelainan.
Denyut nadi pada dada. Denyut nadi yang menunjukkan gerakan naik-turun biasanya
menunjukkan adanya pemberasan ventrike; kanan, sedangkan denyutan di bagian atas
menunjukkan adanya kelainan aorta.
Denyut vena pada dada dan punggung normalnya tidak terlihat. Jika denyutan terlihat,
menunjukkan adanya kelainan.
Palpasi Jantung
Cara pemeriksaan fisik jantung yang kedua ini dilakukan untuk memperkuat hasil temuan
inspeksi fisik. Dalam istilah awam, palpasi berarti meraba; tenaga medis melakukan palpasi
menggunakan telapak tangan atau ujung jari untuk melakukan pemeriksaan pada ictus kordis,
getaran, maupun gerakan trakea. Sebagai contoh, pada keadaan normal, ictus kordis biasanya
bisa dipalpasi, namun pada penderita gangguan jantung, ictus kordis mungkin tidak teraba
atau teraba dengan sangat kuat.
Palpasi Jantung
Palpasi Jantung (Mysanantonio)
Perkusi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menetapkan batas normal jantung, biasanya dikelompokkan
menjadi batas kiri dan batas kanan jantung. Pada kondisi tertentu, batas jantung meluas ke
kanan atau ke kiri atau mengecil akibat adanya tekanan. Hal ini menunjukkan adanya
gangguan. Sebagai contoh, pada penderita emfisema, batas kanan jantung cenderung
mengecil, sedangkan pada penderita neurisma aorta, daerah jantung meluas ke kanan.
Auskultasi
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan stetoskop duplex. Alat ini berfungsi untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah pada detak jantung. Bunyi yang terdeteksi
dikelompokkan menjadi 3, yakni Bunyi Jantung I, II, dan bising. Pada penderita gangguan
jantung, seperti penderita obesitas, bunyi jantung mungkin terdengar melemah. Demikian
juga dengan adanya deteksi bising patologis, yang mungkin terjadi akibat pembesaran bilik
jantung.
2.3 Keadaan yang harus dikenali pada penderita penyakit jantung
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung
(myocardium) akibat dengan mendadak pasokan darah sangat berkurang ke bagian otot
jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah
satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya
nadi koroner - atau akibat penggumpalan darah - thrombus. Bagian otot jantung yang
biasanya dipasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera
setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot
jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo
angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti
sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam
beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak
secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark.
Gejala Serangan Jantung
Tampak depan: Diagram kasar dari rasa sakit akibat serangan jantung; merah tua: biasanya
terjadi di sini; merah muda: daerah lainnya yang mungkin
Tampak belakang
Gejala-gejala ini untuk setiap orang bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai
dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian
tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang
ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai naiknya asam lambung, atau bahkan
lepas dari perhatian sama sekali.
Kondisi Jantung dapat dibagi 4 kategori:
Pertama, sehat dapat bekerja berat dan ringan.
Kedua, dapat bekerja berat dan kalau sudah kecapaian tidak perlu berhenti melakukan
aktivitas, tetapi cukup mengurangi intensitas/beratnya pekerjaan dan kalau sudah merasa
fit dalam satu dua menit intensitas kerja dapat ditingkatkan kembali, begitu seterusnya.
Ketiga, tidak dapat bekerja berat, tapi dapat melakukan pekerjaan ringan sehari-hari, jika
kelelahan harus segera menghentikan aktivitas dan istirahat satu dua menit, yang baik
dengan berbaring, tetapi jika sedang bejalan, maka istirahat dapat dilakukan dengan diam
berdiri saja.
Keempat, sudah parah, untuk berjalan beberapa meter saja sudah kepayahan, kadangkala
perlu dipapah.
Terdapat 2 kondisi penyumbatan yang menyebabkan agak sulitnya deteksi dini gangguan
jantung dengan mengamati kondisi gejala kilinis:
Penyumbatan Koroner, Pembuluh Darah Koroner (Besar) tersumbat sementara dan
biasanya menyebakan sakit yang hebat, walaupun mungkin hanya sebentar.
Penyumbatan Pembuluh Darah Kecil (Iskemi), disebabkan oleh Kolesterol dan
juga Diabetes dimana penyakit yang terakhir ini menyebabkan kakunya pembuluh darah,
sehingga tidak dapat mengalirkan darah secara maksimal, pembuluh darah kecil yang
terganggu jumlahnya banyak dan terjadi di seluruh tubuh.
Jika sudah parah, maka Ganguan Jantung dapat dikenali dari Gejala Klinisnya saja, tetapi jika
masih ringan dan baru cenderung untuk mengalami gangguan jantung, maka Treadmill Test
yang dapat dilakukan di Laboratorium Klinik tertentu di bawah pengawasan Dokter Jantung
merupakan salah satu cara untuk mendeteksinya dimana keakuratannya mencapai 85 persen,
sedangkan ECG/EKG (Elektro Kardiogram) ketepatannya hanya 15 persen, karena testnya
tanpa pembebanan dan elektrodanya juga lebih sedikit daripada Treadmill Test, sehingga
tidak dapat mendeteksi gangguan jantung yang masih ringan. Treadmill Test dengan
pembebanan akan dapat mendeteksi penyumbatan yang baru sedikit, karena hasil grafik dari
tiap elektroda akan dibandingkan dan jika tidak seragam pasti di tempat tersebut ada
gangguan. Treadmill Test selain dapat mendeteksi Iskemi juga mendeteksi Gangguan Irama
Jantung (Aritmia) dan juga mengetahui tingkat Kebugaran Tubuh Kita, misalnya sering
olahraga atau tidak dan olahraga apa saja yang masih bisa dilakukan dan berapa lama.
Sayangnya Treadmill Test lima kali lebih mahal daripada EKG, tetapi tidak ada cara lain
yang lebih akurat selain Treadmil Test, karena itu dianjurkan untuk mereka yang telah
berusia 50 tahun, walaupun tanpa keluhan apapun dan pemeriksaan dapat dilakukan pada
yang lebih muda, jika ada riwayat sakit jantung di keluarganya, kolesterol tinggi, diabetes dan
hipertensi.
Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah
dialami - rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa
juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan
bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila
berbaring dan mungkin napas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing
bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih parah yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan.
Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:
Nyeri . Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi),
maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan
kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-
remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan
beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang
yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu
keadaan yang disebut silent ischemia).
Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti
pulmoner atau edema pulmoner).
Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot
selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan
lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya
mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari
penuaan.
Palpitasi (jantung berdebar-debar)
Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang
abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing
danpingsan.
2.4 Penatalaksanaan penderita penyakit jantung
Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup
Anda seperti menjaga pola makan serta berolahraga, minum obat secara teratur, serta berhenti
merokok. Penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk.
Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan jika penyakit jantung bertambah
parah sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang.
Memperbaiki Pola Hidup
Dengan memperbaiki pola hidup, pengidap dapat terhindar dari risiko terjadinya gejala-gejala
penyakit jantung. Mengubah pola hidup dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana,
misalnya:
Menerapkan pola makan yang sehat.
Berhenti merokok.
Berolahraga secara teratur.
Mengurangi konsumsi minuman keras.
Langkah Penanganan Medis
Memperbaiki pola hidup saja terkadang tidak cukup untuk menangani penyakit jantung.
Karena itu, dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan atau prosedur
operasi untuk mengatasi penyakit ini.
Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga dapat memperlambat
perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis statin yang sering diberikan dokter
adalah simvastatin, pravastatin dan atorvastatin.
Antiplatelet
Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darah yang menyebabkanserangan jantung.
Jenis antiplatelet yang umum digunakan meliputi aspirin dosis rendah, clopidogrel, ticagrelor
dan prasugrel.
Anti-hipertensi dan obat diabetes
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan/atau diabetes, sangat penting bagi Anda untuk
mengontrol perkembangan penyakit-penyakit ini. Pastikan obat anti-hipertensi dan obat
diabetes Anda telah sesuai dan membawa hasil yang efektif. Jika tidak, temui dokter untuk
mencari cara pengobatan yang lebih cocok. Ingatlah bahwa pola hidup yang sehat juga
berperan penting dalam penanganan kedua penyakit ini.
Obat-obatan untuk Menangani Angina
Beta-blockers
Dengan mengonsumsi obat ini, laju denyut jantung akan berkurang dan aliran darah akan
menjadi lebih lancar. Ini berarti beban jantung akan berkurang sehingga serangan angina pun
dapat dihindari. Jenis-jenis beta-blockers meliputiatenolol, bisoprolol, metoprolol,
dan propranolol.
Calcium channel blockers
Calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) membuat dinding pembuluh darah
melebar sehingga aliran darah ke jantung pun meningkat.
Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja calcium channel blockers. Obat nitrat berfungsi
untuk melebarkan diameter pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke jantung
dan meredakan serangan angina. Obat ini tidak hanya berbentuk tablet, tapi juga dapat
digunakan dalam bentuk semprot, gel, serta koyo. Kinerjanya juga ada yang singkat dan
panjang. Jenis yang biasa digunakan adalah gliseril trinitrat and isosorbide mononitrate.
Ivabradine
Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi beta-blockers(misalnya,
karena mengalami infeksi paru-paru), obat ini sering diberikan oleh dokter. Ivabradine
mengurangi beban jantung dengan cara memperlambat laju denyutnya.
Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti calcium channel blockers karena fungsinya yang
sama. Nicorandil memperlancar aliran darah ke jantung dengan cara memperlebar diameter
pembuluh darah.
Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks, tapi tidak memengaruhi laju detak
jantung atau pembuluh darah. Karena itu, ranolazine sangat cocok digunakan untuk
pengidap gagal jantung atau orang dengan ritme jantung yang abnormal.
Penanganan Melalui Operasi
Jika obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala-gejala angina yang Anda alami, dokter
akan menganjurkan prosedur operasi. Selain untuk angina, operasi ini juga dilakukan pada
pasien yang telah mengalami serangan jantung.
Intervensi Jantung Perkutan (PCI)
Operasi ini bertujuan untuk memperlebar arteri jantung yang mengalami penyempitan.
Prosedurnya dilakukan dengan memasukkan cincin (stent) ke arteri jantung yang menyempit
melalui proses angiografi koroner atau kateterisasi jantung.
Bedah bypass arteri jantung (CABG)
Prosedur operasi ini meliputi penanaman pembuluh darah dari anggota tubuh lain untuk
membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung sehingga suplai darah mencukupi. Penderita
diabetes, pasien lanjut usia dan yang mengalami lebih dari dua penyempitan pembuluh darah
dianjurkan untuk menjalani CABG daripada PCI.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Penyakit jantung adalah sebuah
kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-
hal tersebut antara lain:
Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah
membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena pemaksaan
kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan
kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot
jantung ini mudah pingsan.
Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya
pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di
dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. Penyakit
ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas
yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak
nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini,
yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi.
3.2 Saran
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah penyakit dan serangan jantung,
di samping gaya hidup sehat (seperti sering bangun lebih pagi, tidak sering tidur terlalu larut
malam, dan menghindari rokok dan minuman beralkohol), pola makanan yang sehat
(memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan
makanan berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang teratur dan tidak
berlebihan, hal tersebut diatas merupakan saran yang baik untuk dijalankan bagi tiap orang
untuk menjaga kesehatan terutama Jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI
Nadesul, H. 2009. Resep mudah tetap sehat. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Robbins dan kumar. 1995. Patologi II, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC
Utami, P. 2009. Solusi Sehat mengatasi jantung koroner. Jakarta : PT Agromedia Pustaka