BAB I - III

download BAB I - III

of 36

Transcript of BAB I - III

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permainan lompat tali secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas. Belum lagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anak tersebut. Lompat tali atau "Main Karet" pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan atau-pun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apapun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, bidang olahraga mengalami perkembangan dalam pembangunan untuk mencetak atlit yang berprestasi. dalam hal ini diperlukan suatu usaha-usaha ilmiah dan memerlukan suatu analisis gerak manusia sesuai dengan ilmu gerak tubuh. Kegiatan olahraga mempunyai tujuan untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani secara ilmiah. Hal ini termuat dalam GBHN, yang berbunyi berikut :

1

2

Pendidikan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dan upaya peningkatan kualitas manusia ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportivitas, serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional, (GBHN 1993 1998 : 39). Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat untuk menggugah kesadaran bangsa akan pentingnya nilai olahraga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diantara sekian banyak cabang olahraga yang ada di dunia, atltetik merupakan cabang olahraga yang tertua, kerena itu juga disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga (the mother of sport). Dikatakan sebagai induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakan dasar dari atletik, seperti; jalan, lari, lempar, dan lompat sebagaian besar digunakan pada cabang olahraga lain. Dari nomor-nomor atletik yang diperlombakan seperti jalan, lari, lempar, dan lompat, penulis memilih nomor lompat, yaitu lompat jauh sebagai bahan penelitian. Jika diperhatikan prestasi cabang lompat jauh Indonesia masih ketinggalan dengan negara lain, jangankan ditingkat dunia, di tingkat Asia Tenggara saja belum bisa berbicara banyak. Selain itu juga sangat sedikit orang yang mau menekuni nomor lompat jauh dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu selama ini kita belum mempunyai atlet lompat jauh yang mampu berprestasi tinggi. Untuk mendapat prestasi yang tinggi di bidang olahraga khususnya

3

nomor lompat jauh memang tidak mudah. Latihan yang teratur dan disiplin yang tinggi sangat diperlukan. Atlet pelompat jauh mempunyai tujuan untuk melompat ke depan sejauhjauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang jauh, harus diperhatikan secara baik unsur pokok yang diperlukan dalam melompat. Adapun unsur-unsur yang perlu diketahui dalam nomor lompat jauh adalah : dapat membangun atau membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya, harus dapat menggunakan atau memindahkan gaya momentum yang sudah dibangun dari yang horizontal ke arah vertical, harus dapat mempersatukan paduan gaya-gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat menolak, harus dapat mempergunakan titik berat badan se-efisien mungkin (Endang Ramdan, 1982 :71). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara motorik kasar dengan permainan lompat tali secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh pada siswa di kelas XI SMP Negeri 1 Kota Bima? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisa gerak motorik kasar pada lompat tali. 2. Untuk mengetahui hubungan antara lompat tali dengan lompat jauh.

4

3. Untuk mengetahui antara gerak motorik kasar dan lompat tali secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi peneliti a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman secara teori dan praktik pada bidang keolahragaan. b. Sebagai dasar pembelajaran dan penelitian yang serupa dikemudian hari. 2. Bagi Jurusan Olahraga Sebagai referensi dalam pembelajaran olahraga atletik, khususnya dalam cabang lompat jauh. 3. Bagi pelatih Sebagai bahan pertimbangan dalam melatih, khususnya pada cabang olahraga lompat jauh serta sebagai acuan atau pedoman untuk menyusun latihan, dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk memilih atlet yang berbakat. 4. Bagi atlet Dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk memperbaiki guna meningkatkan prestasi olahraga lompat jauh.

5

BAB II KAJIAN TEORI,PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKR,DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Lompat Tali Mengawali latihan lompatan untuk menstimulasikan otot-otot pada bagian tubuh yang dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan, serta akan menambah keterampilan pada saat melakukan lompatan yang lebih dinamis, permainan lompat tali adalah salah satu cara yang praktis yang bisa dilakukan untuk mengawali latihan serta guna pembentukan otot-otot pada bagian tubuh tertentu. Tidak hanya pada nomor lompat, permainan ini dapat memberikan pengaruh besar untuk membentuk otot-otot pada paha dan betis. Tetapi terdapat pada nomor lari dan lempar, semakin sering melakukan lompatan maka otot-otot pada betis,paha, dan perut dapat terbentuk, dengan demikian kekuatan otot akan terstimulasi dan terbentuk dengan sendirinya. Banyak atlet dari berbagai cabang olahraga melakukan lompat tali sebagai bagian dari latihan mereka. Itu karena lompat tali bermanfaat untuk meningkatkan kelincahan kaki serta kemampuan koordinasi antar anggota badan, selain memperkuat sistem kardiovaskular dan stamina. Dengan berlatih lompat tali, Atlit juga sekaligus melatih otot betis, paha, abdominal, punggung, dada, dan bahu. Mungkin tidak sedikit yang mengira bahwa lompat tali termasuk olahraga high-impact. Padahal Jika dilakukan dengan teknik yang benar, lompat tali termasuk olahraga medium-impact. Untuk melakukan olahraga ini,

5

6

gunakan sepatu yang mempunyai bantalan kaki bagus. Sebelum melakukan lompat tali dengan berbagai variasi gerakan Anda harus menguasai dulu dengan benar teknik basic jump. 2. Motorik Kasar Pembentukan otot pada betis, paha, perut, punggung, dada, serta bahu. Dalam hal ini, pembentukan otot tidak terjadi dengan sendiri, tetapi melainkan dengan suatu usaha melakukan gerakan yang berfariasi ringan atau-pun berat, seperti push up, pull up, back up. Untuk melatih tingkatan kecepatan dalam pembentukan motorik pada tubuh khususnya pada betis dan paha adalah dengan melakukan lompat tali skipping, yaitu memegang kedua ujung tali dan memutar melewati kepala sambil melompatinya. Kadar karakteristik fisik dan emosional setiap cabang olahraga berbedabeda. Didalam lompat jauh tentunya tidak terlepas dari faktor yang mendukung yaitu kekuatan otot kaki. Untuk lebih jelasnya Kekuatan otot yang juga

disebut dengan Strenght adalah menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot yang nantinya menghasilkan tenaga manusia untuk bergerak, (Rusdiyanto, 1988 : 36). Dalam melaksanakan olahraga, kekuatan otot faktor penentu untuk mencapai prestasi yang maksimal. Begitu juga dengan olahraga lompat jauh kekuatan otot kaki merupakan yang utama, khususnya dalam prestasi lompat jauh. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam aktivitas olahraga khususnya lompat jauh banyak faktor-faktor yang mendukung seperti kelincahan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, ketahanan akan tetapi harus

7

dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik dan dengan kekuatan juga dapat memperoleh hasil yang maksimal. (Harsono,1988 : 77). 3. Lompat Jauh Dalam olahraga nomor lompat ini memerlukan suatu keterampilan dan kecekatan untuk bisa melompat atau melakukan suatu tolakan yang sangat kuat agar dapat mencapai lompatan sejauh yang diinginkan. Untuk dapat meraih pencapaian yang diinginkan maka atlet harus semaksimal mungkin dapat berlatih melakukan lompatan sesering mungkin dan dapat menciptakan suatu irama langkah kaki untuk mencapai suatu tujuan untuk dapat melompat dan menolak pada saat melakukan lompatan pada papan tolakan (take off). Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Tujuan dari lompat jauh adalah melompat dengan tolakan sejauh-jauhnya dengan satu kali lompatan. Keterampilan olahraga lompat jauh hampir sama dengan nomor lari jarak pendek, karena kesamaan dari otot-otot yang digunakan seperti otot kaki dan otot perut. Oleh karena ada beberapa atlit lari jarak pendek yang sukses di nomor lompat jauh seperti sprinter dari amerika serikat di tahun 80-90 an yaitu Carl Lewis. (Sahadi Anwarudin, S.Pd: 2011:27).

8

B. PENELITIAN YANG RELEVAN Menuliskan hasil penelitian atau Penelitian yang ada sebelum penelitian ini, yaitu : Edy Siswanto, Tahun Skripsi : 2004/2005, judul Skripsi : Menganalisa gerk motorik kasar pada latihan lompat tali terhadap prestasi siswa dalam lompat jauh di kelas VII SMP Negeri 40 Riau tahun pelajaran 2004 / 2005 , Hasil Penelitiannya : Diduga ada Hubungan antara gerak motoik kasar terhadap latihan lompat tali secara bersama-sama pada prestasi lompat jauh di kelas VII SMP Negeri 40 Riau Tahun pelajaran 2004 / 2005. C. KERANGKA PIKIR Langkah ini juga sering diberi istilah telaah pustaka atau landasan teori. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar dari argumentasinya dalam menyusun kerangka pemikiran, dari sini dapat melahirkan hipotesis, kerangka berpikir yang merupakan penjelasan sementara dari gejala yang menjadi objek yang diteliti (Cholid Narbuko & Abu Achmadi,2007 : 60). Usaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga tentunya banyak faktor yang menunjang dan sekaligus sebagai pemegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan seperti faktor teknis, fisik dan mental yang matang. Selain itu juga harus ada kemauan yang keras dari seorang pemain itu sendiri. Begitu juga dalam prestasi lompat jauh, hal ini sangat dibutuhkan kemauan dan spirit untuk menjadi atlet terbaik dengan sungguh-sungguh melakukan latihan dan disiplin pada waktu. Dari unsur

9

kekuatan dan kecepatan garakan sangat penting dalam menunjang kemampuan prestasi lompat jauh. Untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam aktifitas olahraga khususnya lompat jauh banyak faktor-faktor yang mendukung seperti kelincahan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi ketahanan, akan tetapi harus

dikombinasikan dengan factor kekuatan agar memperolaeh hasil yang lebih baik dan dengan kekuatan juga dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal. Dari hasil tijauan secara teori pada cabang olahraga nomor lompat. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu: 1. Gaya jongkok, 2. Gaya tegak (menggantung), Dan 3. Gaya berjalan diudara. perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat melayang diudara saja. Jadi mengenai awalan, tumpuan, dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama.(Tamsir Riyadi, 1985: 95). Adapun tinjauan secara teknis pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu: cara melakukan awalan, tumpuan, melayang diudara, dan melakukan pendaratan. SMP Negeri 01 Kota Bima

Motorik kasa

Prestasi lompat jauh

Lompat tali

10

1. Cara melakukan awalan Awalan atau ancang-ancang berguna untuk mendapatkan hasil lompatan yang maksimal. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang cara melakukan awalan dalam lompat jauh adalah : Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing siswa (atlet), Bagi pelompat jauh yang dalam jarak relative pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed), Maka jarak awalan cukup dekat saja (sekitar 30-40 meter atau kurang dari itu), sedangkan bagi siswa (atlet) lain yang dalam jarak relative jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi ( sekitar 40-45 meter atau lebih jauh lagi). a. Cara mengambil awalan dari lari pelan-pelan semakin dipercepat (sprint) kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu atau menolak. Langkah kaki gerakan sprint sebaiknya jangan seperti lari cepat pada umumnya, yang dimaksud disini yaitu membuat suatu irama langkah kaki dari pelan, sedang, hingga kecepatan maksimal dan terus dipertahankan, tetapi pada awalan melakukan lompatan pada papan take off langkah kaki harus lebih kuat, mantap, dan menghentak ( langkah yang dinamis). Hal ini harus dilakukan dengan maksud agar pada saat menolak atau bertumpu dapat dilakukan dengan sekuat dan se-explosif mungkin. b. Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir sebelum bertumpu (take off), gerakan dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya (free Wheeling). Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada

11

balok atau papan tumpu. Namun sementara

ada pendapat, bahwa free

wheeling ini tidak perlu dilakukan, karna apabila hal itu tidak dilakukan dengan baik dan tepat justru akan menghambat kecepatan. Oleh karna itu bagi pemula hal ini belum pernah dipaksakan. (Tamsir Riyadi,1985 : 95). Adapun tujuan lari dalam lompat untuk meningkatkan percepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off, (Jass Jarver, 1986 : 95). c. Sedangkan kesalahan yang mungkin terjadi dalam melakukan lari awalan pada lompat jauh adalah sebagai berikut: 1) Hindarkan ketegangan yang berlebihan dengan menekankan akumulasi kecepatan secara bertahap. 2) Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan tumpu. 3) Hindarkan langkah berlebihan dengan menekankan pada kecepatan kaki sejauh kurang lebih 10 meter terakhir. 4) Hidarkan memotong langkah dengan memanjangkan jarak langkah kaki. 5) Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum terlali dini dengan mengurangi jarak lari, (Jass Jarver,1986 : 5). 2. Tumpuan atau Tolakan a. Tumpuan atau tolakan ialah gerakan yang dilakukan setalah melakukan awalan, dimana salah satu kaki yang dianggap kuat sebagai penumpu. Bagian telapak kaki yang digunakan untuk bertumpu cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki. Sikap akhir kaki saat menolak harus lurus pada lutut.

12

b. Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong kebelakang (jangan berlebihan) hal ini untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik (sekitar 45 derajat). c. Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan, asalkan ujung kaki tidak melewati atau menginjak tepi balok yang terdekat dengan bak pasir. d. Saat bertumpu kedua lengan diayunkan kedepan atas, padangan lurus kedepan (jangan melihat kebawah). e. Paha kaki diayun dan diangkat setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.karena mengangkat kaki dalam posisi lurus akan lebih berat dan kurang cepat dibandingkan dengan mengangkat paha dalam posisi tungkai bawah ditekuk. 3. Melayang di Udara Sikap badan pada saat diudara harus diusahakan melayang selama mungkin diudara dan dalam keadaan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara atau gaya yaitu : a. Gaya Jongkok (tuck) Kaki ayun diangkat kedepan untuk membantu mengangkat titik berat badan keatas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kedua kaki diluruskan kedepan, kedua lengan juga dijulurkan kedepan dan badan agak condong kedepan, kemudian perhatin tertuju pada pendaratan.

13

b. Gaya tegak (shannopper) Kaki ayun diangkat kedepan, kemudian diturunkan bersama dengan panggul kedepan dengan sikap menengadah, kaki bergantung lemas dibawah, kemudian dua kaki bersama-sama diluruskan kedepan dengan kepala menunduk seperti gerakan cium lutut dan siap untuk mendarat. c. Gaya berjalan diudara (wolking in the air) Kaki ayun diangkat untuk membantu mengangkat titik berat badan diatas, kemudian diturunkan dan ditarik kebelakang bersamaan dengan kaki tumpu diayunkan kedepan seperti langkah berjalan diudara pada waktu akan mendarat kaki ayun dari belakang ditarik kedepan menyusul kaki tumpu diluruskan kedepan dan siap untuk mendarat. Yang penting pada saat melayang diudara itu bukan cara melayang yang diutamakan, tetapi tetap terpeliharanya keseimbangan badan, serta usahakan melayang selama mungkin diudara, adapun pemilihan gaya didasarkan atas kelincahan gerak atlit. Pilihan manapun sama baiknya asal benar-benar dikuasai. 4. Mendarat di bak pasir Pelompat (atlet) harus mengusahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai jatuhnya badan atau tangan kebelakang, karna dapat merugikan. Mendarat yang baik yaitu ketika jatuh dengan kedua kaki dan tangan kedepan, lebih lanjut dijelaskan bahwa, mendarat harus sedemikian rupa sehingga kaki yang diacungkan kedepan tidak menjadi sebab bahwa pelompat akan mendarat dengan pantatnya, ini akan sangat merugikan. Untuk menghindari pendaratan

14

dengan pantat, kepala ditundukan dan lengan diayunkan kedepan sewaktu kaki menyentuh bak pasir. titik berat badan akan dapat melampui titik pendaratan kaki pada pasir jika kaki tidak kaku atau tegang pada saat mendarat, melainkan harus lemas dan lentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan filing yang tepat. (Engkos Kokasih, 1985 : 96). D. HIPOTESIS Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang masih belum

terbukti secara jelas kebenarannya, maka masih perlu dibuktikan kebenarannya (Sutrisno Hadi yang dikutip Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 28). Berdasarkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara motorik kasar pada lompat tali. 2. Ada hubungan antara lompat tali dangan prestasi lompat jauh. 3. Ada hubungan antara motorik kasar dan lompat tali secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh.

15

BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah, maka rancangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa rancangan non eksperimental. Sedangkan ditinjau dari tujuan penelitian termasuk penelitian korerasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabael bebas berupa motorik kasar dan lompat tali dengan variabel terikat berupa prestasi lompat jauh. Oleh karena itu penelitian ini bersifat korelasional (Bambang Tahan Sungkono, 1985: 2). B. IDENTIFIKASI VARIABEL Dalam mendapatkan dan mengumpulkan data yang relevan, diperlukan adanya suatu penelitian pada subjek yang dituju. Data yang digunakan untuk melakukan penelitian haruslah sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk itu diperlukan variabel-variabel penelitian yang sesuai dengan judul. Menurut Y.W. Best yang disuting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel adalah kondisi-kondisi atau serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau observasi dalam suatu penelitian. Sedangkan Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variable penelitian adalah segala suatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian (Dikutip oleh Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2007 : 64). Dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel peneliti itu meliputi faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan15

16

diteliti. Sesuai dengan judul penelitian yang telah penulis ungkapkan diawal, maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : 1. Variabel bebas atau disebut juga variabel independen adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain. Jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen atau terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motorik kasar dan lompat tali dengan prestasi lompat jauh. Dalam prestasi lompat jauh, motorik kasar terstimulasi karna seringnya melakukan lompat tali sehingga membawa pengaruh besar pada prestasi lompat jauh. 2. Variabel terikat atau disebut juga variabel independen adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya, variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi lompat jauh.

17

C. DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Mean dan Standart Deviasi Dari pengelolaan data yang diperoleh mean dan standart deviasi dari masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel I Mean dengan standart deviasi masing-masing variabel Variabel X1 X2 y Keterangan : X1 X2 y : motorik kasar : Kecepatan lompat tali : Prestasi lompat jauh Mean 144,57 8,58 3,49 Standart Deviasi 6,9074 0,3994 0,2697

Interprestasi a. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel diteliti untuk variabel motorik kasar (X1) dengan mean atau rata-rata 144,57 dan standart deviasi 6,9074. b. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel diteliti untuk variabel kecepatan lompat tali (X2) dengan mean atau ratarata 8,58 dan standart deviasi 0,3994. c. Setelah mean atau rata-rata dan standart deviasi masing-masing variabel diteliti untuk variabel prestasi lompat jauh (y) dengan mean atau rata-rata 3,49 dan standart deviasi 0,2697.

18

2. Korelasi Antara Masing-masing Varibel Bebas dan Variabel Terikat Hasil korelasi atau hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat, yaitu hubungan antara motorik kasar dan kecepatan lompat tali dengan prestasi lompat jauh pada siswa di kelas XI SMP Negeri 01 Kota Bima tahun pelajaran 2011 2012 tercantum dalam tabel berikut ini : Tabel II Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel X1 X2 Keterangan : X1 X2 r X1y : motorik kasar : Kecepatan lompat tali : Nilai korelasi antara motorik kasar dan prestasi lompat jauh r X2y : Nilai korelasi antara kecepatan lompat tali dan prestasi lompat jauh Interprestasi a. Koefisien korelasi antara motorik kasar dan prestasi lompat jauh diperoleh r hitung = 0,473. Pada taraf signifikan 5% r tabel 0,361, oleh karena itu r hitung lebih besar dari pada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi tidak ada hubungan antara motorik kasar dan prestasi lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I yang berbunyi ada hubungan antara motorik kasar dan prestasi lompat jauh dapat diterima, Rxy Hitung 0,473 0,677 R Tebel 0,361 0,361 Keterangan Ada Hubungan Ada Hubungan

19

berarti antara variabel bebas motorik kasar dengan variabel terikat prestasi lompat jauh ada hubungan yang signifikan. b. Koefisien korelasi kecepatan lompat tali dan prestasi lompat jauh diperoleh r hitung = 0,677. Pada taraf signifikan 5% r tabel 0,361, oleh karena itu r hitung lebih besar dari pada r tabel, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi tidak ada hubungan antara kecepatan lompat tali dan prestasi lompat jauh dinyatakan ditolak dan hipotesis kerja (Ha) pada Bab I yang berbunyi ada hubungan antara kecepatan lompat tali dan prestasi lompat jauh dapat diterima, berarti antara variabel bebas motorik kasar dengan variabel terikat prestasi lompat jauh ada hubungan yang signi. 3. Analisis Regresi Hasil analisis regresi dari hubungan antara motorik kasar dan kecepatan lompat tali dengan prestasi lompat jauh tercantum pada tabel dibawah ini : Tabel III Analisis regresi Sumber Variasi Regresi Residu TOTAL Db M n-mn-1 ( Jk R2 ( )( y2 ) ) ( ( Rk )( )( ) ) ( F )( )

20

Menjadi : Sumber Variasi Regresi Residu TOTAL Keterangan : Jk Rk Db F : Jumlah kuadrat : Mean kuadrat : Derajat kebebasan : Hasil F hitung analisis regresi Db 2 27 29 Jk 1683,49 1317,38 3000,87 Rk 841,75 48,79 F 17,25 -

Interprestasi Dari hasil analisis regresi, diketahui bahwa F hitung sebesar 17,25 dan F tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 3,32 dari hasil ini diperoleh F hitung lebih besar dari F tabel, maka dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Hal ini berarti dalam taraf kepercayaan 95% ada hubungan yang signifikan antara motorik

kasar dan kecepatan lompat tali secara bersama-sama dengan prestasi lompat jauh. 4. Bobot Sumbangan Prediktor Hasil bobot sumbangan relatif dan efektif dari motorik kasar dan kecepatan lompat tali dengan prestasi lompat jauh dapat dilihat dalam tabel halaman berikut :

21

Tabel IV Bobot Sumbangan Prediktor Variabel Bebas X1 X2 TOTAL Korelasi rxy 0,473 0,677 Menjadi : Variabel Bebas X1 X2 TOTAL Interprestasi Korelasi rxy 0,473 0,677 Sumbangan Relatif (SR %) 27,77 % 72,23 % 100,00 Sumbangan Efektif (SE %) 15,58 % 40,52 % 56,10 100,00 Sumbangan Relatif (SR %) Sumbangan Efektif (SE %) SR X1%. R2 SR X2%. R2 33,80

a. Hasil bobot sumbangan relatif diketahui bahwa sumbangan totalnya sebesar 100,00 % yang terdiri dari relatif motorik kasar 0,473 % dan sumbangan relatif dari kecepatan lompat tali 0,677 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel motorik kasar lebih kecil sumbangannya dari pada variabel kecepatan lompat tali terhadap prestasi lompat jauh. b. Hasil bobot sumbangan efektif diketahui bahwa sumbangan totalnya sebesar 56,10 % yang terdiri dari efektif motorik kasar 15,58 % dan sumbangan efektif dari kecepatan lompat tali 40,52 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel motorik kasar lebih kecil sumbangannya dari pada variabel kecepatan lompat tali terhadap prestasi lompat jauh.

22

D. JADWAL PENELITIAN Sesuai dengan judul, penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 01 Kota Bima. bahwa penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak sekolah, telah dirincikan sebagai berikut: Table: V Jadawal penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan September Oktober Nopember Desember 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan/Analisa Konsultasi Seminar Hasil Penyusunan Skripsi Uji Skripsi Perbaikan

E. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian perlu sekali ditentukan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan yang tepat pula. 1. Metode penelitian Suatu metode digolongkan baik apabila sesuai dengan kondisi obyek yang diteliti dan juga perlu diperhatikan kemampuan peneliti sendiri terhadap pemakaian suatu metode. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan korelasi, yakni suatu pernyataan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu hubungan antara variabel dalam suatu penelitian.

23

2. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Yaitu suatu penelitian yang menggambarkan data dalam keadaan yang sebenarnya. Sesuai dengan namanya penelitian ini banyak dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data itu serta penampilan dari hasilnya. F. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Sesuai dengan judul, penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 01 Kota Bima. Penelitian ini dilakukan sejak mendapat persetujuan dari pihak sekolah, dalam hal ini Kepala Sekolah dan Dewan Guru. Pengambilan data dilakukan di lapangan SMP Negeri 01 Kota Bima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel VI Pengambilan data penelitian dan pelaksanaan tes No 1 Hari/ Tanggal 27-okt-2011 Kegiatan Penyampaian ijin penelitian Pelaksanaan tes lompat tali Pelaksanaan tes kekuatan otot kaki (motorik kasar) Pelaksanaan prestasi lompat jauh Tempat SMP Negeri 01 Kota Bima SMP Negeri 01 Kota Bima SMP Negeri 01 Kota Bima SMP Negeri 01 Kota Bima

2

28-okt-2011

3

3-nov-2011

4

6-nov-2011

24

G. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Menurut Suaharsimi Arikunto, (1988 : 120) populasi adalah keseluruhan subjek dari penelitian. Sesuai dengan pendapat tersebut maka populasi penelitian ini adalah siswa dikelas XI SMP Negeri 01 Kota Bima yang berjumlah 245 orang. Tabel VII Data jumlah populasi No 1 2 3 4 5 6 7 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, (Suharsimi Arikunto, 1988 : 120). Untuk sekedar ancang-ancang apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar,dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Suharsimi Arikunto, 1988 : 107). Dalam penelitian ini peneliti Kelas XI a XI b XI c XI d XI e XI f XI g PA/PI PA PI PA PI PA PI PA PI PA PI PA PI PA PI Jumlah Jumlah siswa 14 Orang 21 Orang 12 Orang 24 Orang 15 Orang 22 Orang 20 Orang 15 Orang 14 Orang 21 Orang 12 Orang 24 Orang 16 Orang 15 Orang ket 35 36 37 35 35 36 31 245

25

mengambil sampel 30% dari populasi yang digunakan, jadi jumlah sampelnya sebanyak 30 orang dan sampel tersebut diambil secara proporsif sistimatis random sampling dengan cara semua siswa SMP Negeri 01 Kota Bima di kelas XIa, XIb, XIc, yang berjumlah 101 orang diambil 30% nya yaitu 30 orang, untuk mendapatkan 30 orang dari 101 orang tersebut diacak dengan cara diundi, kemudian 30 nama yang muncul yang akan menjadi sampel. Tabel VIII Daftar nama siswa testNO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama Test Arif rahman Alfian rujal Agu salim Aryanti Aulya insani Andri yudha Dwi purwani Edi setiawan Endang asnani Eka estisari Eka nor D Indri nofita P Ifah nurul L Janur sahrani Mifraul jannah Tes I 130 127 140 140 145 140 147 130 140 148 144 155 140 135 149 Tes II 135 130 145 145 145 144 145 136 138 145 149 150 145 140 149 Tes III 135 132 147 140 147 140 145 139 142 149 140 152 148 138 145 Prest asi 135 132 147 145 147 144 147 139 142 149 149 155 148 140 149 N O 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Test Muh.Fadli Muh.Sahrul M.Adrian A.S M.Fachir Nurul risma R Nurul fakhilatun Nidya ramadhan Nur rejeki S Rizki inayah F Ragil wahu K Suci ivo H Triana sari Uti kurniati Wandi putra Yuni K Tes I 130 149 145 135 145 155 144 134 125 135 147 135 148 140 155 Tes II 129 144 148 145 145 150 144 134 134 135 147 137 135 135 155 Tes III 135 149 150 148 145 160 147 130 130 133 145 140 147 137 157 Prest asi 135 149 150 148 145 160 147 134 134 135 147 140 148 140 157

26

Tabel X Data jumlah sampel No 1 2 3 4 5 6 7 Kelas XI a XI b XI c XI d XI e XI f XI g Sampel Siswa Putra X 14 Orang = 6 Orang X 12 Orang = 6 Orang X 15 Orang = 4Orang X 20 Orang = 5 Orang X 14 Orang = 4 Orang X 12 Orang = 4 Orang X 16 Orang = 5 Orang ket 5 orang 5 orang 4 orang 5 Orang 4 orang 4 Orang 3 Orang 30 Orang

Jumlah H. INSTRUMEN PENELITIAN

Guna memperoleh data yang berkualitas diperlukan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes, yaitu : 1. Lari Cepat 50 Meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seorang atlet : b. Alat Dan Perlengkapan a) Stopwatch b) Bendera start 1 buah c) Lintasan yang lurus dan rata dengan jarak 50 meter antara garis start dan garis finish d) Tiang pengamat garis finish 2 buah e) Formulir dan alat tulis

27

c. Pengetes a) Starter 1 orang b) Pengambil waktu menurut keperluan c) Penngawas 1 orang d) Pencatat 1 orang d. Pelaksanaan Tes a) Start dilakukan dengan start berdiri b) Pada aba-aba bersedia teste berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya sedekat mungkin dengan garis start c) Pada aba-aba siap teste siap untuk berdiri d) Pada aba-aba ya teste berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 50 meter sampai melewati garis finish e) Bersamaan dengan aba-aba ya stopwatch dijalankan dan dihentikan pada saat teste mencapai garis finish f) Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali e. Pencatatan Hasil a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai untuk menempuh jarak tersebut b) Ketiga hasil tes tersebut dicatat c) Waktu yang dicapai dihitung sampai persepuluh detik. 2. Lompat tali a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif tubuh

28

b. Alat Dan Perlengkapan a) Tempat melompat yang datar, tidak licin b) Tali skipping c) pluit 1 buah d) stopwatch e) Formulir dan alat tulis c. Pengetes a) Pengawas merangkap pecantat 1 orang b) Pengukur 2 orang d. Pelaksanaan Tes a) Teste berdiri dengan kedua ujung jari kakinya tepat didepan sambil memegang kedua ujung tali yang akan dilompati. b) Setelah siap, teste melakukan persiapan untuk melompat. Setelah memutar tali ke depan melewati kepala. Kemudian dengan seluruh tenaga kedua kaki secara bersamaan melompat, melakukan lompatan ditempat mengikuti irama putaran tali. c) Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali. e. Pencatatan Hasil a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai pada lompatan b) Hasil lompatan diukur dengan banyaknya lompatan pada waktu yang dicapai. c) Kecepatan waktu pada lompatan yang ditentukan d) Ketiga hasil tersebut dicatat

29

3. Lompat Jauh a. Tujuan Tes ini untuk mengetahui seberapa jauh lompatan yang dicapai oleh setiap tes. b. Alat Dan Perlengkapan a) Stopwatch b) Alat tulis c) Roll meter d) Cangkul e) Peluit c. Pengetes a) Pengukur lompatan 2 orang b) Pengawas 1 orang c) Pencatat hasil 1 orang d. Pelaksanaan Tes a) Teste melakukan lompatan dengan awalan b) Teste melakukan tolakan dengan menggunakan kaki terkuat c) Teste melakukan garakan melayang diudara d) Teste melakukan pendaratan e) Setiap teste diberi kesempatan melakukan 3 kali e. Pencatatan Hasil a) Hasil yang dicatat adalah jarak yang dicapai b) Hasil lompatan diukur dengan sentimeter bulat

30

c) Ketiga hasil tes tersebut dicatat d) Jarak lompatan diukur dari bekas anggota tubuh yang dekat dengan papan tumpu pada saat mendarat sampai kepapan tumpu bagian depan. I. TEKNIK ANALISIS DATA Untuk teknik analisis data ini mengunakan teknik statistik korelasi product moment dan analisis regresi dengan taraf signifikan 5%. Adapun untuk memudahkan dalam menganalisis data dari hasil pengukuran motorik kasar, lompat tali, dan prestasi lompat jauh, maka diperlukan teknik analisis statistik sebagai berikut: 1. T-Skor Hasil perhitungan data tidak langsung dibuat perhitungan karena diperoleh satuan ukur yang berbeda oleh karena itu semua data di transformasikan dalam bentuk standar T-Skor yang rumusnya seperti disebutkan Sutrisno Hadi, (1984 : 75), yaitu :

Keterangan : X = skor kasar dari masing-masing variabel = Mean (rata-rata). SD = Standart Deviasi Langkah-langkah menghitung T-Skor adalah : a. Menghitung Mean b. Menghitung Standart Deviasi

31

c. Menghitung Skor a) Korelasi Product Moment Dalam menghitung koefisien yaitu mengetahui tingkat hubungan masingmasing variabel bebas yaitu motori kasar (X1) dan lompat tali (X2) dengan variabel terikat yaitu prestasi lompat jauh (Y) memakai teknik statistik korelasi Product Moment disebutkan oleh Bambang Tahan Sungkono, (1985 : 33). ( { ( ) }{ )( ) ( ) }

Keterangan : rxy = Koefisien N korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat

= Jumlah kasus (subjek)

xy = Jumlah skor dari variabel bebas y = Jumlah skor dari variabel terikat (x)2 = Jumlah kuadrat dari variabel bebas (y)2 = Jumlah kuadrat dari variabel terikat xy = Jumlah perkalian setiap kasus variable

b) Analisis Regresi Ganda Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi antara gerak motorik kasar dan kecepatan lompat tali (x2) secara serentak dengan satu variabel terikat yaitu prestasi lompat jauh (y) digunakan teknik statistik analisis regresi ganda dengan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi, (1992 :25), yaitu :

32

(

)

Keterangan : Ry (1,2) = Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y a1 a2 = Koefisien predicator X1 = Koefisien predicator X2

y2 = Jumlah variabel Y dikuadratkan x1.y x2.y = Jumlah variabel X1 dikalikan Y = Jumlah variabel X2 dikalikan Y

c) Analisis Regresi Untuk menghitung analisis regresi menurut Sutrisno Hadi, (1995),

menggunakan rumus sebagai berikut : ( ( ) )

d) Menghitung Bobot Sumbangan Relatif (SR%) Dan Bobot Sumbangan Efektif (SE%) Untuk menghitung bobot sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE) menggunakan rumus seperti yang disebutkan oleh Bambang Tahan Sungkono (1985 : 21), sebagai berikut : Bobot Sumbangan Relatif

33

-

Bobot Sumbangan Efektif SE%X1=SR%X1R2 SE%X2=SR%X2R2

e) Kriteria Penolakan Dan Penerimaan Hipotesis Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah hipotesa alternatif dan hipotesa kerja (Ha) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara motorik kasar dengan prestasi lompat jauh (Y), ada hubungan antara kecepatan lompat tali (X2) dengan prestasi lompat jauh (Y), dan ada hubungan antara motorik kasar (X1) dan kecepatan lompat tali (X2) dengan prestasi lompat jauh (Y). Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesa dalam penelitian ini, adalah apabila hipotasa alternatif (Ha) diterima maka hipotesa nihil (Ho) ditolak. Demikianjuga sebaliknya, apabila hipotesis alternatif ditolak maka hipotesis nihil diterima. Untuk korelasi antara dua variabel pada taraf sifnifikan 5% hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak, bila F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan apa bila F hitung lebih kecil dari F tabel, maka hipotesis nihil ditolak. Taraf signifikan untuk korelasi antara dua variabel ditetapkan 5% artinya bila hipotesis alternatif diterima 95% ada hubungan positif antara keseluruhan dari variable bebas dan terikat. Sedangkan untuk taraf signifikan analisis regresi ganda ditetapkan 5% artinya bila hipotesis alternatif diterima maka 95% ada hubungan positif antara keseluruhan dari variabel bebas dan terikat.

34

J. DAFTAR GAMBARa. Gaya lompatan Sumber Gambar: Seri Olahraga Atletik Gamabar: 1.1. lopat jauh gaya menggantung

Sumber Gambar: Seri Olahraga Atletik Gambar:1.2. Lompat jauh gaya Berjalan diudara

Sumber Gambar: Seri OLahraga Atletik Gambar: 1.3. lompat jauh Gaya Jongkok

b. Lompat tali Sumber gambar: latihan kardio lompat tali

35

Gambar: 1.4. Latihan lompat tali skipping

Sumber gambar: permainan rakyat Gambar: 1.5. Bermain lompat tali yeye

DAFTAR ISI

Halaman judul.... i Lembar persetujuan.......... ii Lembar pengesahan.. iii

36

Kata pengantar.. iv Daftar isi...... v BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang. 1 B. Identifikasi Masalah. 3 C. Batasan Masalah... 3 D. Rumusan masalah.... 3 E. Tujuan penelitian..... 3 F. Manfaat penelitian... 4 BAB II A. Kajian Teori. 6 B. Kerangka pikir..... 9 C. Hipotesis.. 15

BAB III A. Rancangan Penelitian... 16 B. Identifikasi Variabel..... 16 C. Devinisi operasional variable... 18 D. Jadwal penelitian... 25 E. Metode dan pendekatan penelitian. 27 F. Tempat dan waktu penelitian.. 28 G. Populasi dan sampel. 29 H. Insrtumen penelitian. 30 I. Tehknik analisis data 34 J. Daftar gambar... 39 a. Gaya lompatan.... 39 b. Lompat tali....... 40 Daftar pustaka Lampiran-lampiran