BAB I analisis baiya proyek

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan manusia semakin kompleks dan menuntut suatu bentuk barang dan jasa yang sangat berkualitas. Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah pemenuhan untuk memiliki pendidikan yang layak. Jenis, bentuk, motif, maupun variasi dari bangunan sekolah yang sekarang sedang marak dibangun di kalangan masyarakat sangatlah beraneka ragam. Disini juga bisa terlihat persaingan – persaingan antara satu dengan yang lainnya, karena tidak ingin rumah tinggalnya terlihat kurang variatif dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lainnya. Sekolah yang dibangun belakangan ini juga dipiju oleh perkembangan IPTEK yang kita ketahui semakin pesat pula. Ketidak puasan tersendiri akan berdampak pada perencanaan baru yang lebih inovatif dibanding yang sebelumnya. Dengan bertambahnya taraf hidup manusia, pendidikan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan primer. Jadi sudah tidak dapat dipungkiri lagi kita sebagai manusia membutuhkan kehidupan yang layak di masa sekarang ini. 1.2 Tujuan dan Manfaat Proyek Tujuan proyek sekolah ini adalah untuk dapat memberikan rasa nyaman maupun aman bagi setiap siswa 1

description

analisis biaya proyek

Transcript of BAB I analisis baiya proyek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan manusia semakin kompleks dan menuntut suatu bentuk barang dan jasa yang sangat berkualitas. Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah pemenuhan untuk memiliki pendidikan yang layak. Jenis, bentuk, motif, maupun variasi dari bangunan sekolah yang sekarang sedang marak dibangun di kalangan masyarakat sangatlah beraneka ragam. Disini juga bisa terlihat persaingan persaingan antara satu dengan yang lainnya, karena tidak ingin rumah tinggalnya terlihat kurang variatif dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lainnya. Sekolah yang dibangun belakangan ini juga dipiju oleh perkembangan IPTEK yang kita ketahui semakin pesat pula. Ketidak puasan tersendiri akan berdampak pada perencanaan baru yang lebih inovatif dibanding yang sebelumnya. Dengan bertambahnya taraf hidup manusia, pendidikan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan primer. Jadi sudah tidak dapat dipungkiri lagi kita sebagai manusia membutuhkan kehidupan yang layak di masa sekarang ini. 1.2 Tujuan dan Manfaat Proyek

Tujuan proyek sekolah ini adalah untuk dapat memberikan rasa nyaman maupun aman bagi setiap siswa untuk belajar. Sedangkan manfaat dari proyek sekolah ini adalah sebagai tempat untuk belajar mengajar yang nyaman Juga sebagai tempat untuk membangun atau menimba ilmu.

1.3 Gambaran Umum Proyek

1.3.1 Nama Proyek

Proyek ini bernama: Pembangunan Gedung SMP Negeri 4 Kuta Selatan1.3.2 Karakteristik Bangunan

Gedung Kelas dengan 2 lantai yang memiliki luas 2. Terdiri dari:

a. Ruang Kelas.b. Gudangc. Kamar Mandi.1.3.3 Lokasi Proyek

Proyek ini berlokasi di Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

1.3.4 Sumber Dana

Sumber dana atau anggaran untuk pelaksanaan pekerjaan berasal dari dana pribadi.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Umum

Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran dan tujuannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999). Dalam Proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek tersebut telah ditentukan batasan-batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tesebut dikenal dengan istilah tiga kendala (triple constrain). Jadi proyek harus dilaksanakan dengan kurun waktu yang telah ditentukan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran serta mutu yang telah ditentukan. Agar suatu proyek dapat berhasil perlu diperhatikan faktor-faktor spesifik yang penting yang disebut sebagai ciri-ciri umum manajemen proyek, sebagai berikut (Dipohusodo, 1996) :

Tujuan, sasaran, harapan-harapan, dan strategi proyek hendaknya dinyatakan secara jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk mewujudkan dasar kesepakatan segenap individu dan satuan organisasi yang telibat.

Diperlukan Rencana Kerja, Jadwal, dan Anggaran Belanja yang realistis.

Diperlukan peran dan tanggung jawab di antara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat di dalamnya.

Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagai strata organisasi.

Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi manajemen, yang digunakan sebagai pelajaran dan dipakai sebagai pedoman di dalam peningkatan produktivitas proyek.

Sesuai dengan sifat dinamisnya suatu proyek, apabila diperlukan Tim Proyek atau satuan organisasi proyek dapat dimungkinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang harus bergerak diluar kerangka organisasi tradisional atau rutin, akan tetapi dengan tetap beroientasi pada tercapainya produktivitas.

Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar peraturan birokrasi, dan pengetahuan tentang cara-cara mengatasi kendala birokrasi.

2.2 Pengertian Manajemen ProyekManajeman adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis. Sedang sumber daya perusahaan terdiri dari tenaga, keahlian, dana, dan informasi. Pemikiran tentang manajemen berkembang pada jaman industri modern dalam rangka upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas pabrik pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya. Dalam melaksanakan suatu manajemen dikenal kegiatan-kegiatan manajemen yang merupakan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan fungsi manajemen yang baik. Langkah-langkah itu dikenal dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu (Soeharto, 1997):

1. Merencakanan (Planning)2. Mengorganisasi (Organizing)3. Mengisi jabatan (Staffing)4. Mengarahkan (Directing)5. Mengendalikan (Controling)

Berdsarkan fungsi-fungsi manajemen diatas, maka fungsi perencanaan dan pengendalian merupakan dua fungsi utama dalam melaksanakan manajemen, karena kedua fungsi tersebut sangat berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen karena dapat digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan perlu dirinci lebih lanjut dengan membuat rencana kegiatan yang lebih rapi, jelas kaitannya dan urutannya dalam menyusun rencana kerja dan penjadwalan (scheduling) dengan memperhitungkan sumber daya yang terbatas serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Ketersediaan tenaga kerja dengan jumlah, keterampilan, keahlian, mutu serta pasaran harganya/upah.

b. Ketersediaan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan dengan memperhatikan jumlah, mutu, harga dan pengangkutannya sampai di lokasi proyek.

c. Pengadaan modal kas dan modal kerja serta penggunaannya secara tepat dan hemat.

d. Ketersediaan peralatan pembangunan proyek baik milik perusahaan sendiri maupun disewa dari pihak lain. Dalam hal ini perlu diperhatikan mobilitas peralatan yang bersangkutan karena hal ini terkait dengan jadwal kegiatan proyek yang tidak mudah begitu saja diubah-ubah, serta kemungkinan beban ongkos yang harus ditanggung dan dibayarkan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Kegiatan pengorganisasian merupakan kegiatan penyusunan dan pengaturan sistem kerja antara unsur-unsur pelaksana bangunan, dimana masing-masing memiliki tugas dan kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setiap personil diharapkan mampu bekerja maksimal sesuai dengan kapabilitasnya.

Dalam organisasi yang bersangkutan juga diusahakan adanya pengaturan hubungan vertikal dan horisontal yang harmonis sehingga betul-betul menjamin terciptanya suatu team work yang kompak dan mantap. Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan dalam pengorganisasian antara lain:

a. Masing-masing petugas memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas dan tertentu terhadap atasannya masing-masing.

b. Masing-masing petugas memiliki wewenang yang sepadan denga posisi jabatan atau tanggung jawabnya, sehingga petugas tersebut mampu bekerja semaksimal mungkin.

c. Garis komando selangsung dan sepraktis mungkin untuk menjamin komunikasi yang lancar dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.Berdasarkan proses pengembangan organisasi, ada beberapa bentuk struktur organisasi yang umumnya dipilih, yaitu:a) Organisasi Garis (Line Organization)

Gambar 2.1 Bentuk Struktur Organisasi Garis

(Sumber: Arnatha, Made. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi.

Denpasar: Teknik Sipil Universitas Udayana)Karakteristik antara lain:

a. Memiliki bentuk organisasi yang sederhana

b. Jumlah karyawan sedikit dan pemilik merupakan pimpinan tertinggi.

c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari atas ke bawah.Keunggulan antara lain:a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dan dilaksanakan.

b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.

c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan cepat, karena komunikasi mudah.Kekurangan antara lain:a. Bentuk organisasi tidak fleksibel.

b. Kemungkinan bertindak otokratis dari pimpinan cukup besar.

c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar, jika salah satu hilang akan terjadi kekacauan.b) Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff organization)

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi garis dan Staff

(Sumber: Arnatha, Made. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi.

Denpasar: Teknik Sipil Universitas Udayana)

Keunggulan antara lain:a. Pembagian tugasnya jelas (antara orang yang menjalankan tugas pokok dan pemberi saran).

b. Pengambilan keputusan lebih matang.c. Spesialisasi keahlian dapat dikembangkan.d. Adanya staf ahli memungkinkan pencapaian mutu pekerjaan lebih baik.Kekurangan antara lain:a. Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan, karena kurangnya tanggung jawab pekerjaan.

b. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf, maka gagasan menjadi tidak berguna.

c. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan saran tidak selalu jelas.c) Organisasi Fungsional (Functional organization)

Gambar 2.3 Bentuk Struktur Organisasi fungsional

(Sumber: Arnatha, Made. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi.

Denpasar: Teknik Sipil Universitas Udayana)Keunggulan antara lain:a. Adanya spesialisasi menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik.

b. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan.

Kekurangan antara lain:a. Ditinjau dari karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan.

b. Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing yang menyebabkan koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.

c. Mutasi pekerjaan sulit dilaksanakan karena telah terspesialisasi.d) Organisasi panitia (Commitee Organization)

Gambar 2.4 Bentuk Organisasi Panitia

(Sumber: Arnatha, Made. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi.

Denpasar: Teknik Sipil Universitas Udayana)Karakteristik antara lain:a. Pelaksanaan tugas atau kegiatan memiliki jangka waktu yang terbatas, volume kegiatan tertentu.

b. Tanggung jawab dan kepemimpinan dilaksanakan secara bersama.

c. Semua anggota memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak yang sama.

d. Anggota kelompok dipisahkan menurut bidang tugas kegiatan tertentu dan dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.Keunggulan antara lain:a. Keputusan dapat diambil secara tepat.

b. Pembinaan kerjasama antar anggota mudah dilaksanakan.

Kekurangan antara lain:b. Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.

c. Sulit menentukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.

d. Jalur perintah seringkali membingungkan.

3 Penyediaan Staf (Staffing)

Dengan tersusunnya skema organisasi proyek, akan memudahkan pemimpin/manajer proyek untuk pemilihan orang-orang yang tepat dan cakap untuk menempati posisi yang ada dalam organisasi tersebut sesuai dengan keahliannya masing-masing.

Hal ini penting untuk menjamin dilaksanakannya rencana serta kegiatan yang sudah digariskan melalui perencanaan dan struktur organisasi yang baik. Dari struktur organisasi unsur-unsur pengelolaa proyek terdapat 5 (lima) bidang kegiatan yang dapat diidentifikasi yaitu: bidang teknik design (design engineering), bidang control biaya (cost control/financial control), bidang pengadaan bahan atau peralatan (equipment procurement), bidang pengawasan di lapangan (site surpervisor) dan bidang administrasi.4 Pengarahan (Directing)

Tahap pengarahan ini meliputi kegiatan pembinaan dan kepemimpinan yang dilaksanakan oleh atasan kepada bawahannya. Faktor motivasi sangat berperan dalam mengarahkan bawahan bagi seorang pemimpin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi timbal balik yang lancar antara atasan dan bawahan dan adanya unsur partisipasi dalam memecahkan suatu masalah dan pengambilan keputusan.

Fungsi pengarahan ini bertujuan agar bawahan benar-benar mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya dengan benar, sehingga pada akhirnya diharapkan tercipta hubungan yang harmonis antara komponen-komponen pelaksana.

5 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dimaksudkan untuk menjamin pelaksanaan proyek sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan rencana waktu (Time Schedulle) yang telah ditetapkan.

Pada suatu proyek konstruksi, pengawasan dilakukan secara berkala oleh pihak owner dan konsultan pengawas, disamping pengawasan yang dilakukan oleh kontraktor itu sendiri.2.3 Rencana Anggaran Biaya

Setelah kita memahami apa-apa yang dilakukan oleh orang yang ingin mendirikan suatu bangunan dan siapa-siapa yang tersangkut di dalamnya, maka kita dapat menyusun suatu anggaran-anggaran mana yang merupakan harga dari bangunan yang kita buat itu. Pada dasarnya rencana anggaran biaya ini merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan bangunan.

Rencana anggaran biaya adalah besarnya biaya yang diperkirakan dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan volume dari setiap item pekerjaan pada gambar atau bestek . RAB diajukan oleh kontraktor pada saat terjadi penawaran, yang mana RAB ini diakai patokan bagi kontraktor untuk mengajukan penawaran.. Biaya ini disamping tergantung pada volume, juga sangat tergantung pada upah tenaga kerja dan karyawan, harga material yang dibutuhkan dan jasa kontraktor serta pajak.

Maksud dan tujuan penyusunan RAB bangunan adalah untuk menghitung biaya-biaya yang diperlukan dari suatu bangunan dan dengan biaya ini bangunan tersebut dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam penyusunan RAB, yaitu:

1. Ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembuatan bangunan serta gambar-gambar konstruksi bangunan.

2. Harga bahan-bahan dan upah kerja.

3. Koefisien-koefisien yang telah ada.

Dalam RAB itu disusun banyaknya tiap bagian dari pekrjaan itu sebagaimana disebutkan dalam bestek, secara berurutan dari tiap item pekerjaan. Misal, jumlah satuan sudah didapat, kemudian jumlah ini dikalikan dengan harga satuan dari tiap-tiap macam pekerjaan itu. Selanjutnya jumlah semua bagian-bagian itu adalah rencana anggaran biaya bangunan itu.

Sebagai contoh, dibawah ini Rencana Anggaran Biaya sederhana :NoUraianBanyaknyaAnalisaHargaJumlahJumlah

Pekerjaanbahan (a)(b)(a x b)Harga

1Pembersihanm3/m2Taksir....................................

2Galian Tanah............................................................

3Pondasi ............................................................

4Pas. Bata............................................................

5Pek. Pelesteran............................................................

6Pek. Atap............................................................

7Pek. Lantai............................................................

8Pek. Plafond............................................................

9Pek. Cat............................................................

10Pek. Gantungan ............................................................

11Pek. Lain-lain............................................................

JumlahRp.........

Biaya Tak terduga Rp.........

PPN + Pajak Penjualan/Jasa 5%Rp.........

Besarnya Anggaran Biaya adalahRp.........

Terbilang (........................................................................)

Gambar 2.5 Rencana Anggaran Biaya Sederhana(Sumber: Mukomoko,Ir. J.A. 1985. Dasar Penyusunan

Anggaran Biaya Bangunan)

2.4 Waktu Pelaksanaan ProyekYang dimaksud time control adalah pengendalian terhadap waktu pelaksanaan proyek, agar proyek dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditetapakan. Keterlambatan penyelesaian proyek, tentu akan membawa risiko bertambahnya biaya.

Oleh karena itu dalam pengandalian waktu pelaksanaan proyek, biasanya bila proyek terlambat, perlu dilakukan percepatan waktu pelaksanaan salah satu atau lebih dari satu kegiatan, agar durasi total dari proyek tidak terlampui, untuk menghindari pinalti berupa denda. Dengan demikian biasanya kita harus memilih kegiatan mana saja dalam suatu lintasan kritis, yang harus dipercepat dengan risiko tambahnya biaya yang paling kecil.

Alat kendali waktu yang digunakan pelaksanaan proyek, pada dasarnya ada tiga macam metode, yaitu :

a. Bar Chart method dan kurva S

Biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang sederhana. Bar Chart merupakan bagan yang memuat suatu daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, yang disusun secara berbaris ke bawah dimana masing-masing kegiatan memiliki waktu pelaksanaan yang diperlukan (durasi) yang ditunjukkan dalam bentuk garis berskala waktu (umunya garis dipertebal sehingga menyerupai balok). Panjang setiap garis/balok menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan serta saat untuk memulai dan mengakhiri kegiatan tersebut. Sadangkan satuan waktu dapat berupa hari, minggu, bulan atau interval waktu tertentu.Dalam hal perhitungan melalui bobot masing-masing jenis kegiatan maka Bar Chart dapat dilengkapi dengan suatu kurva yang dikenal sebagai kurva S, yang merupakan fungsi waktu dan presentasi bobot pekerjaan.

Untuk memperhitungkan presentase bobot masing-masing jenis kegiatan haruslah diketahui baik biaya masing-masing kegiatan maupun jumlah biaya keseluruhan pekerjaan. Perhitungan presentase bobot masing-masing jenis kegiatan adalah sebagai berikut :

Contoh gambar Bar Chart dan Kurva S :

Gambar 2.6 Tampilan Bar Chart dan kurva S(Sumber: Soeharto. 1997. Manajemen Proyek)

b. Precedence diagram method

Biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang sifat pelaksanaannya memanjang, seperti : proyek jalan, saluran, dan terowongan. Kegiatan dalam precedence diagram method (PDM) digambarkan oleh sebuah lambing segi empat karena letak kegiatan ada dibagian node sehingga sering juga disebut Activity On Node (AON). Kelebihan precedence diagram method dibanding Arrow diagram adalah :

Tidak memerlukan kegiatan fiktif / dummy sehingga pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan.Kegiatan dalam precedence diagram method diwakili oleh sebuah lambing yang mudah diidentifikasi misalnya sebagai berikut :

Gambar 2.7 Lambang Kegiatan

(Sumber: Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi)

Catatan :

ES = Earliest Start

EF = Earliest Finish

LS = Latest Start

LF = Latest Finish

LF - ES = Durasi Kegiatan

Contoh precedence diagram method seperti dibawah ini :

Gambar 2.8 Precedence Diagram Method(Sumber: Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi)

c. Arrow diagram method

Bisanya digunakan untuk proyek yang kegiatan satu dengan yang lain sangat saling berkaitan, seperti proyek gedung bertingkat. Arrow Diagram Method terdiri dari anak panah dan lingkaran/segi empat. Anak panah menggambarkan kejadian. Pada penggambaran network planning, digunakan symbol yang dapat berbentuk segi empat ataupun lingkaran. Penulisan kejadian dan kegiatan seperti berikut :

EET = Earliest Event Time

(Saat kejadian paling pagi)

Nomor Kejadian

LET = Latest Event Time

(Saat kejadian paling lambat

Gambar 2.9 Simbul Kejadian

(Sumber: Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi)

Bentuk jaringan kerja telah diketahui seperti tergambar dan yang akan dilakukan adalah perhitungan ke depan, ke blakang, float, slack, dan critical path.

Gambar 3.0 Arrow Diagram Method(Sumber: Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi)

2.5 Sumber Daya Manusia

Pelaksanaan suatu proyek umumnya terdiri dari beberapa aktivitas atau kegiatan, dimana semua aktivitas tersebut memerlukan waktu, dana dan sumber daya. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa tenaga manusia, peralatan, dan material. Sumber daya manusia (tenaga kerja) merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam suatu proyek, dimana seringkali penyediaannya terbatas. Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga ahli, menengah dan kasar. Kebutuhan tenaga kerja selalu berfluktuasi sesuai dengan volume pekerjaan, sehingga penyediaan jumlah tenaga kerja harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh karena setiap aktivitas memerlukan waktu dan sumber daya maka setiap periode waktu di dalam jadwal pelaksanaan tingkat kebutuhan sumber daya manusia tidak selalu sama besar tergantung dari volume pekerjaan dan jenis pekerjaan.AkrivitasKebutuhan557710101010533

A

B

C5

2

3

Waktu0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 3.1 Tingkat kebutuhan sumber daya manusia(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)Pada gambar dapat dilihat bahwa tingkat kebutuhan sumber daya manusia pada setiap periode waktu tidak selalu sama besar, dimana keterlibatannya bersifat relatif permanen selama waktu pelaksanaan proyek sehingga akan terdapat beberapa sumber yang tidak terpakai (menganggur) pada beberapa periode waktu seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Tingkat penggunaan sumber daya manusia(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)

Dapat dilihat bahwa pengalokasian sumber daya merupakan hal yang penting di dalam perencanaan. Apa yang telah direncanakan akan dapat direalisasikan bila tersedianya sumber daya yang dibutuhkan. Dalam pengalokasisn sumber daya manusia, dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

2.5.1 Alokasi Sumber Daya Terbatas (limited resources allocation)

Tujuan dari alokasi sumber daya terbatas adalah mengatur aktivitas-aktivitas sehingga tingkat kebutuhan sumber daya tidak melampaui tingkat kemampuan penyedia sumber daya. Bila perlu diadakan penguduran waktu (penambahan waktu) penyelesaian proyek, dimana penambahan waktu tersebut harus diusahakan seminimum mungkin.

Gambar 3.3 Alokasi sumber daya (sebelum penjadwalan kembali)(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)

Gambar 3.4 Alokasi sumber daya (setelah dijadwalan kembali)(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)2.5.2 Alokasi Sumber Daya Tidak Terbatas (Unlimited Resources Allocation)

Alokasi sumber daya tidak terbatas adalah alokasi sumber daya dimana tingkat kemampuan penyedia sumber daya dapat mencukupi kebutuhan. Untuk mengalokasikan sumber daya tidak terbatas dapat dilakukan Resources Leveling atau pemerataan dengan batasan waktu (time-limit).

Tujuan dari alokasi sumber daya tidak terbatas ini adalah untuk mengatur jadwal akitvitas sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan sumber daya dari waktu ke waktu menjadi serata mungkin. Akibatnya akan diperoleh tingkat penggunaan sumber daya yang lebih besar atau tingkat pengangguran yang lebih kecil sehingga biaya pengangguran sumber daya menjadi lebih kecil.

Pemerataan sumber daya manusia dapat diatur pada aktivitas-aktivitas yang memiliki float (tenggang waktu). Umumnya leveling yang sempurna sulit untuk dicapai tetapi pendekatan kearah itu dapat dicapai.

Gambar 3.5 Alokasi sumber daya manusia sebelum leveling(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)

Gambar 3.6 Alokasi sumber daya manusia sebelum leveling(Sumber: Sutjipto. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi)2.6 Biaya Proyek

Pedoman dasar dari biaya pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja, dimana berpengaruh langsung. Sebagai contoh bila kegiatan membesar maka biaya pengeluaran juga membesar, namun hubungannya tidak linier tergantung kebijakan pembiayaannya (cash atau credit). Biaya proyek konstruksi (yang termasuk modal tetap) dapat dibagi dua, yaitu (Sutjipto R, dkk, Manajemen Proyek Konstruksi 1, 1985):

1.Biaya Langsung (Direct Cost) yang terdiri dari :

a. Bahan/Material

b. Upah Buruh / Man Power

c. Biaya Peralatan/Equipments2.Biaya tak langsung (Indirect Cost) yang terdiri dari :

a. Overhead

b. Biaya tak terduga/Contigencies

c. Keuntungan/Profit2.5.1Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi/bangunan. Biaya langsung didapat dengan mengalikan volume/kwantitas suatu pos pekerjaan dengan harga satuan (unit cost) pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan tersebut terdiri dari harga bahan, upah buruh dan biaya peralatannya. Volume atau kwantitas pekerjaan dihitung menurut satuan dari harga satuan. Dimensi keduanya harus cocok. Volume tidak lain adalah panjang x lebar x tinggi. Jadi untuk mengukurnya tinggal memeriksa pada gambar bestek (Sutjipto R,dkk, Manajemen Proyek Konstruksi 1, 1985).

Hal-hal yang mempengaruhi dan perlu diperhatikan pada perhitungan biaya langsung adalah sebagai berikut:

a) Material

Yang mempengaruhi biaya langsung mengenai material ada beberapa hal :

Bahan sisa/yang terbuang (waste)

Harga yang terbaik yang masih memenuhi syarat bestek

Cara penjualan kepada penjual (supplier)

b)Upah Buruh

Untuk upah buruh dibedakan menjadi upah harian, borongan per unit volume, atau borong keseluruhan (borong dol) untuk daerah-daerah tertentu.

Selain upah perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya.

Perlu diketahui apakah buruh atau mandor dapat diperoleh dari daerah di sekitar lokasi proyek atau tidak. Kalau tidak, berarti harus didatangkan buruh dari daerah lain. Ini menyangkut ongkos transport, penginapan, gaji ekstra dan lain sebagainya.

Undang-undang perburuhan yang berlaku juga perlu diperhatikan.

c)Peralatan

Untuk peralatan yang disewa perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi, ongkos buruh untuk menjalankan alat, bahan baku dan biaya reparasi kecil.

Untuk alat yang disewa perlu diperhatikan bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.Biaya langsung dapat kita ukur dengan matematika biasa. Jadi kalau semua gambar dan bestek sudah lengkap dan jelas maka biaya langsung ini seharusnya akan sama untuk suatu proyek, terlepas dari kontraktor mana yang menghitungnya. Biaya tak langsunglah yang akan berbeda dari perhitungan tiap kontraktor, dari setiap proyek/kontrak.

2.5.2Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut (Sutjipto R, dkk, Manajemen Proyek Konstruksi 1, 1985). Yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah :a)Biaya Overhead

Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis biaya sebagai berikut :

Overhead Proyek (di lapangan)

Biaya personil lapangan

Fasilitas sementara di proyek : gudang, kantor, penerangan, pagar, komunikasi, transportasi dan sebagainya.

Bank garansi, bunga bank, ijin bangunan, pajak dan sebagainya.

Peralatan keci-kecil yang umumnya habis/terbuang setelah proyek selesai.

Foto dan gambar jadi (As-bilt Drawing).

Control kwalitas (Quality Control), seperti test kubus beton, baja, sondir dan sebagainya.

Rapat-rapat lapangan (Site Meeting).

Biaya-biaya pengukuran.

Dan lain-lain.

Overhead Kantor

Adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha. Termasuk di dalamnya adalah biaya sewa kantor, dan fasilitasnya, honor pegawai kantor, ijin-ijin usaha, prakualifikasi, referensi bank, anggota asosiasi-asosiasi, dan sebagainya.b)Biaya Tak Terduga (Contigencies)

Biaya Tak Terduga (Contigencies) adalah salah satu dari biaya tak langsung. Contigencies adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin biasa terjadi, ataupun tidak. Misalnya naiknya muka tanah, banjir, longsornya tanah dan sebagainya. Pada umumnya biaya ini diperkirakan antara sampai 5% dari biaya total. Yang termasuk dalam Contigencies adalah :

Kesalahan

Kealpaan pemborong dalam memasukkan beberapa pos pekerjaan.

Gambar yang kurang lengkap (misalnya ada bestek, tetapi tidak tercantum dalam gambar).

Ketidakpastian yang Subyektif (Subjective Uncertainties)

-Ketidakpastian yang subyektif timbul karena interprestasi subyektif terhadap bestek, misalnya tercantum dalam RKS : Bahan dengan merk ex A atau lainnya yang disetujui direksi.

-Ketidakpastian yang subyektif lainnya adalah fluktuasi harga material dan upah buruh yang tidak tepat diperkirakan.

Ketidakpastian yang Obyektif (Objective Uncertainties)

Ketidakpastian yang Obyektif adalah ketidakpastian tentang perlu tidaknya suatu pekerjaan dilakukan atau tidak, dimana ketidakpastian itu ditentukan oleh obyek diluar kemampuan manusia, misalnya : perlu tidaknya memasang Sheet pile untuk pembuatan pondasi. Variasi Efisiensi (Chance Variation)

Chance Variation adalah variasi efisiensi dari sumber-sumber daya, yaitu efisiensi dari buruh, peralatan, dan material.c)Keuntungan

Untuk inilah seseorang mau mengambil resiko menjadi rekanan/kontraktor. Keuntungan tidak sama dengan gaji. Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian, ditambah hasil dari faktor resiko.2.7 Akuntansi

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah merupakan proses yang dilakukan secara rutin dan berulang ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisaan biasanya hanya dilakukan pada waktu waktu tertentu.

Agar supaya bermanfaat bagi para pemakainya, maka informasi akuntansi harus disusun dan dilaporkan secara obyektif. Oleh karena itu akuntansi keuangan harus didasarkan pada stndar atau pedoman tertentu yang telah teruji dan dapat diterima umum.

2.7.1Istilah dalam Akuntansi

Istilah yang terkait dengan laporan keuangan yaitu :

Pendapatan

Pendapatan adalah nilai hasil kerja pelaksanaan proyek yang telah diakui oleh owner atau yang mewakili, berdasarkan kontrak dan persyaratan persyaratan lain, yang dinyatakan dalam nilai uang.

Biaya

Biaya adalah kewajiban pelaksanaan proyek, yang harus dibayar kepada pihak pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan.

Penerimaan

Penerimaan adalah sejumlah nilai uang tunai (cash) yang telah diterima pelaksana proyek dalam kaitannya dengan pekerjaan yang akan atau yang telah dilaksanakan.

Pengeluaran

pengeluaran adalah sejumlah nilai uang tunai (cash) yang telah dibayarkan oleh pelaksana proyek kepada pihak pihak terkait dalam rangka mendukung pekerjaan yang akan atau yang telah dilaksanakan oleh pelaksana proyek.

Piutang

Piutang adalah sebagian atau keseluruhan pendapatan yang belum diterima pembayarannya oleh pelaksana proyek.

Hutang

Hutang adalah sebagian atau seluruh biaya yang belum dibayarkan oleh pelaksana proyek.

Pekerjaan dalam pelaksanaan

Pekerjaan dalam pelaksanaan (work in process) adalah nilai pekerjaan yang telah diakui (telah dicatat dalam pembukuan) tetapi belum dapat ditagihkan kepada owner atau yang mewakilinya.

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan dari pelaksana proyek untuk membayar kewajiban kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan laba atau kemampu labaan.

Likuiditas dan rentabilitas ini adalah merupakan dua aspek yang harus dikendalikan secara bersamaan dalam proses cost control

2.7.2Laporan KeuanganSalah satu fungsi akuntansi adalah menyajikan laporan laporan periodik untuk manajemen, pemilik dan pihak pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca dan laporan rugi laba. Selain itu fungsi dari laporan keuangan adalah :

Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap tiap bagian, proses atau produksi untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Adapun laporan keuangan tersebut diatas yaitu :

1. Jurnal

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan ke buku besar, harus dicatat dahulu dalam jurnal.

Jurnal ini terdiri dari 4 kolom yang mana pada kolom pertama terdapat tanggal transaksi yang terjadi, kolom kedua terdapat keterangan tempat perkiraan yang akan didebet dan perkiraan yang akan dikredit, kolom ketiga terdapat Post Reference atau nomor perkiraan, kolom keempat terdapat tempat penjumlahan debet serta kolom kelima tempat penjumlahan kredit. Diakhir jurnal pada kolom debet dan kredit sama-sama dijumlahkan dan hasil dari keduanya harus sama (seimbang), ini menunjukkan tidak adanya kesalahan dalam mencatat transaksi yang terjadi.

Contoh Jurnal :

TglPerkiraanRefJumlah

DebetKredit

2.Buku Besar

Buku besar merupakan tahapan kedua dari persamaan akuntansi. Buku besar ini berfungsi untuk mengumpulkan transaksi-transaksi yang bersifat sama. Dalam pembahasan ini buku besar dibagi menjadi : Kas dengan no rek. 101, Material dengan no rek. 102, Hutang Bank dengan no rek. 201, Modal dengan no rek. 301, Pendapatan Perusahaan dengan no rek. 401, Upah dengan no rek. 501, Biaya bunga dengan no rek. 502, Overhead dengan no rek. 503, Pengembalian Uang Muka dengan no rek. 504, Pengembalian Retensi dengan no rek. 505. Pemindahan dari jurnal ke buku besar dilakukan dengan tidak mengubah bagian yang masuk ke debet dan kredit. Untuk kolom ref berfungsi untuk menunjukkan no halaman pada jurnal.

Contoh Buku Besar Kas :

Kas

No. -

TglPerkiraanRefJumlahTglPerkiraanRefJumlah

BlnTgl-------

3.Neraca Saldo

Persamaan yang ketiga adalah pembuatan neraca saldo. Setelah buku besar selesai dibuat, maka jumlah dari setiap buku besar akan dipindahkan kedalam neraca saldo. Fungsi dari neraca saldo ini adalah untuk mengetahui apakah jumlah debet sama dengan jumlah kredit dan untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam posting dan penjurnalan.

Contoh Neraca Saldo :

Neraca Saldo

KasRp.

Persediaan BahanRp.

GedungRp.

Biaya-biayaRp.

Hutang

Rp.

Pendapatan

Rp.

Modal

(+)Rp.(+)

Rp.Rp.

4.Neraca Lajur

Neraca lajur/kertas kerja/worksheet digunakan sebagai alat Bantu dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur tidak bersifat mutlak, artinya boleh dibuat, boleh tidak. Tetapi untuk memudahkan dan menghindari kesalahan, sebaiknya neraca lajur selalu dibuat apabila menyusun laporan keuangan. Neraca lajur yang akan dibuat adalah neraca lajur 10 kolom yang terdiri dari : neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laporan laba-rugi, dan neraca.Contoh Neraca Lajur :

KeteranganNeraca

SaldoPenyesuaianNeraca

Setelah

disesuaikanLaporan Laba-RugiNeraca

DebetKreditDebetKreditDebetKreditDebetKreditDebetKredit

5.Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan bagian pertama dari laporan keuangan. Laporan laba rugi ini menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu, yang terdiri dari pendapatan, biaya, laba atau rugi. Fungsi dari laporan ini adalah sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan serta media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam pembahasan ini dapat dilihat laba yang dihasilkan setelah proyek selesai dikerjakan.

Contoh Laporan Laba Rugi :Pembangunan Gedung

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2008Pendapatan Rp.

PPN

Rp.(-)

Pendapatan BersihRp.

Biaya ProyekRp.(-)

Laba KotorRp.

Biaya Operasi:

Biaya umum dan administrasiRp.

Biaya GajiRp

Biaya Telepone dan ListrikRp(+)

Rp

(-)

Laba/Rugi Operasional

Rp

Pajak Penghasilan

Rp(-)

Laba Bersih Setelah pajak

Rp

6.Laporan Perubahan Modal

Setelah menyusun laporan laba rugi maka keuntungan atau kerugian yang didapatkan oleh perusahaan akan dipindahkan kedalam laporan perubahan modal, sehingga akan terlihat apakah modal perusahaan tersebut bertambah atau berkurang. Laporan ini memudahkan perusahaan dalam merencanakan peminjaman uang karena dari sini dapat dilihat seberapa besar modal yang dimiliki perusahaan tersebut.

Contoh Laporan Perubahan Modal :Pembangunan Gedung

Laporan Perubahan Modal

Per 31 Desember 2008Modal, 1 JanuariRp.

Tambahan : LabaRp.

Rp.

Kurangi: Pengambilan PriveRp.

Modal, 31 DesemberRp.

7.Neraca

Bagian akhir dari laporan keuangan adalah neraca, dari sini dapat dilihat seberapa besar kekayaan yang dimiliki setelah proyek selesai seperti kas, peralatan, moidal maupun hutang. Neraca ini terdiri dari aktiva dan pasiva yang mana kedua kolom ini harus seimbang. Pada pembahasan ini telah seimbang total aktiva dan total pasiva.

Contoh Neraca :

Pembangunan Gedung

Neraca

Per 31 Desember 2008AKTIVA

PASIVA

AKTIVA LANCARHUTANG LANCAR

Kas

Rp.HutangRp.

Surat BerhargaRp.Hutang sub KontraktorRp.

Piutang

Rp.Total Hutang LancarRp.

Persediaan

Rp.

Total aktiva LancarRp.

AKTIVA TETAP

MODAL dan SAHAM

Bangunan

Rp.Modal SahamRp.

PenyusutanRp.Laba DitahanRp.

Rp.

Kendaraan

Rp

PenyusutanRp.

Rp.

Peralatan

Rp.

PenyusutanRp.

Rp.

Inventaris

Rp.

PenyusutanRp.

Rp.

Total aktiva tetap

Rp.

TOTAL AKTIVA

Rp.TOTAL PASIVARp.

JL.LAKSMANA

OWNER

MANAJER PROYEK

MANAJER

PERENCANA

MANAJER

KONSTRUKSI

LAYANAN PENDUKUNG

OWNER

MANAJER PROYEK

DIVISI PERENCANAAN

DIVISI KONSTRUKSI

LAYANAN PENDUKUNG

MANAJER KONSTRUKSI

MANAJER PERENCANA

OWNER

MANAJER PROYEK

DIVISI KONSTRUKSI

DIVISI PERENCANAAN

Ketua

Wakil Ketua

SEKRETARIS

BENDAHARA

SIE C

SIE A

SIE B

SIE D

Jenis Pekerjaan

Desain Engineering

Menyiapkan lahan

Membangun pondasi

Membeli material dan pabrikasi

Nov

Sep

Jul

Mei

Mar

Jan

kurva S

3

5

4

80 %

20 %

No.

1

2

60 %

40 %

Pasang dinding, atap dan isolasi

ES

EF

LS

LF

Jenis

Kegiatan

No Keg

Durasi

0

0

0

Jumlah sumber daya

sumber daya yang menganggur

1

2

3

4

6

5

7

8

9

100000

1

2

3

4

6

5

7

8

9

100000

waktu (hari)

unit sumber daya

skala waktu

limit sumber daya

Tabel 2.7 Multiple Resources Allocation

unit sumber daya

skala waktu

limit sumber daya

tambahan waktu

time limit

unit sumber daya

skala waktu

time limit

unit sumber daya

skala waktu

(+)

(-)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

(-)

(-)

(+)

PAGE 1

_1286997265.unknown