BAB I 1199009 -...

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada umat manusia melalui kegiatan dakwah, tidak melalui kekerasan atau kekuatan senjata. Islam tidak membenarkan kepada pemeluknya untuk melakukan pemaksaan kepada umat manusia, agar mereka memeluk Islam dan sekaligus tidak membenarkan orang lain menghalang-halangi kegiatan dakwah Islam. Sebab masuknya hidayah kepada kalbu setiap manusia merupakan hidayah dari Allah SWT. Allah berfirman dalam Al- Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256 : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”. Hakekat dakwah Islam adalah menanamkan aqidah tauhid dalam konteks hablum minallah dan menegakkan keadilan sosial dalam konteks hablu minannas, dan dalam action-nya adalah amar makruf nahi munkar. 1 Selaku hamba Allah, manusia semestinya beribadat semata kepada-Nya : “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” (Q.S. 1 : 5). Beribadat kepada Allah merupakan 1 M. Mansyhur Amin, Dinamika Islam ; Sejarah Islam dan Kebangkitan, Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (LKPSM), Yogyakarta, 1995, hlm. 187.

Transcript of BAB I 1199009 -...

Page 1: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada umat manusia melalui

kegiatan dakwah, tidak melalui kekerasan atau kekuatan senjata. Islam tidak

membenarkan kepada pemeluknya untuk melakukan pemaksaan kepada umat

manusia, agar mereka memeluk Islam dan sekaligus tidak membenarkan orang

lain menghalang-halangi kegiatan dakwah Islam. Sebab masuknya hidayah

kepada kalbu setiap manusia merupakan hidayah dari Allah SWT. Allah

berfirman dalam Al- Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256 :

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”.

Hakekat dakwah Islam adalah menanamkan aqidah tauhid dalam konteks

hablum minallah dan menegakkan keadilan sosial dalam konteks hablu

minannas, dan dalam action-nya adalah amar makruf nahi munkar. 1

Selaku hamba Allah, manusia semestinya beribadat semata kepada-Nya :

“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami

memohon pertolongan” (Q.S. 1 : 5). Beribadat kepada Allah merupakan

1 M. Mansyhur Amin, Dinamika Islam ; Sejarah Islam dan Kebangkitan, Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (LKPSM), Yogyakarta, 1995, hlm. 187.

Page 2: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

2

prinsip hidup yang paling hakiki bagi orang muslim sehingga perilaku

manusia muslim sehari-hari senantiasa mencerminkan penempatan

pengabdian di atas segala-galanya.

Hidup menurut konsep Islam bukan hanya kehidupan ukhrowi (di alam

akherat nanti). Hidup di dunia merupakan masa bakti, dan kehidupan akherat erat

sekali hubungannya dengan kualitas hidup di dunia ini. 2

Kemajuan yang sangat pesat dalam sains dan teknologi pada abad yang ada di

depan kita, menjadikan kita umat Islam mawas diri dimana posisi kita sekarang

diantara bangsa-bangsa di dunia. Sejak umat Islam melepaskan kegiatannya

dalam pengembangan dalam pengembangan sains dan teknologi di Abad ke-13,

kemampuan sains dan teknologi berpindah dari tangan umat Islam ke Eropa

Barat, yang sebagai akibat pengalaman sejarah yang pahit memisahkan agama

dari politik, ekonomi dan ilmu pengetahuan.3

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis tidak ada yang

menyangkal. Krisis ekonomi yang menular kepada krisis kepercayaan dan krisis

moral. Efeknya, jelas ada yang baik dan ada yang buruk. Yang buruk tentu tidak

perlu dibesar-besarkan karena memang sudah sering dilihat di depan mata. Reaksi

positif dengan adanya krisis inilah yang perlu disebarluaskan. Hikmah yang

terkandung dengan datangnya ujian yang bertubi-tubi bagi bangsa yang besar ini

harus ditebar dimana-mana agar bangsa ini semakin tegar, sabar, positive

thinking, bangkit kembali menyelesaikan problematikanya.

2 Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm. 12-14. 3 Achmad Baiquni, Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dana Bakti Wakaf, Jakarta, 1994, hlm. 137 – 138.

Page 3: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

3

Salah satu hikmah adanya krisis yang melanda bangsa ini khususnya umat

Islam, adalah kemauan untuk kembali melihat, mempelajari dan menerapkan

ajaran agamanya serta mulai mengamalkan nilai-nilai Islam.4 Dalam resesi yang

melanda dunia dewasa ini, kita perlu mawas diri apakah kita benar-benar

mensyukuri nikmat Tuhan yang berwujud karunia sumber daya alam dengan

mengelolanya. Untuk dapat melakukan pengelolaan yang baik diperlukan

kemampuan ilmu dan teknologi yang umumnya belum kita kuasai, dibarengi

dengan mental yang tangguh dan moral yang tinggi.5

Manusia dianugerahi Allah dengan berbagai bekal seperti naluri (instinct),

panca indera, akal dan lingkungan hidup untuk dikelola dan dimanfaatkan.

Dengan akalnya manusia telah merumuskan beraneka ilmu pengetahuan, teori,

kemudian alat dan keahlian yang kesemuanya itu menjamin kelangsungan hidup

manusia dari generasi ke generasi.6

Pembangungan di Indonesia menuntut peranan aktif agama untuk meletakkan

landasan moral etik dan spiritual dan peningkatan pengamalan agama dalam

kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan.7 Oleh karena itu

sesungguhnya kapan pun manusia hidup dan dimana pun ia berada, agama tetap

merupakan kebutuhan asazi. Di abad modern sekarang ini pun agama tetap

diperlukan bahkan lebih jauh manusia mencapai kemajuan lebih terasa perlunya

4 Budi Handrianto, Refleksi Tasawuf Kehidupan Orang Kantoran, Gema Insani, Jakarta, 2002, hlm. vii. 5 Ahmad Baiquni, Op.Cit., hlm. 141-142. 6 Kaelany, Op.Cit., hlm. 17. 7 M. Mansyhur Amin, Op.Cit., hlm. 178.

Page 4: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

4

agama. Dengan tanpa agama segala kemajuan bukannya akan memberikan

kebahagiaan kepada manusia, akan tetapi malah akan membinasakan manusia.8

Dakwah adalah suatu proyek atau pekerjaan besar yang melebihi proyek

pembangunan gedung-gedung sekolah, stadion olah raga dan urusannya pun lebih

luas daripada masalah-masalah perburuhan, perekonomian, transmigrasi dan

anak-anak nakal karena di dalam tiap-tiap bidang tersebut terdapat persoalan-

persoalan dakwah.

Pada prinsipnya semua masalah itu harus dihadapi secara bersama-sama,

secara kolektif, kerja sama, gotong royong oleh ahlinya masing-masing dan

orang-orang yang mempunyai hubungan dalam masalah dakwah Islam.

Kerjasama yang demikian ini barulah terwujud apabila dibina dalam suatu ikatan

yang mengatur langkah-langkah usahanya menuju kepada tujuan dengan suatu

lapangan dan langkah yang seragam. Kerjasama dan gotong-royong ini pada

hakekatnya adalah suatu organisasi.9

Manakala dakwah dilakukan tanpa organisasi yang rapi maka resikonya adalah

pengeluaran tenaga dan biaya yang demikian tingginya tanpa menghasilkan suatu

prestasi dakwah sebagaimana yang diharapkan. Dewasa ini cukup banyak

lembaga/ badan dakwah. Boleh dikatakan setiap organisasi dan partai Islam

memilih lembaga dakwah.10

8 Kaelany, Op.Cit., hlm. 18. 9 Hamzah Ya’kub, Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, CV. Diponegoro, Bandung, 1992, hlm. 108-109. 10 Ibid, hlm. 113.

Page 5: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

5

Untuk memahami tingkah laku umat Islam di negara yang mayoritas

penduduknya beragama Islam ini, secara baik dan benar, orang seyogyanya

mempelajari lembaga-lembaga Islam yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat yang mempengaruhi bahkan menentukan pola tingkah laku dan sikap

hidup umat Islam. Tanpa memahami dengan baik lembaga-lembaga Islam, orang

tidak dapat memberikan penilaian yang benar tentang umat Islam.11

Seperti halnya Badan Dakwah Islam yang ada di perusahaan minyak dan gas

bumi (Pertamina) di Cilacap merupakan lembaga dakwah yang dibangun

Pertamina sebagai sarana atau media dakwah dalam melakukan kegiatan/

aktivitas dakwah para karyawannya. Mafri Amir mengatakan, bagi umat Islam

kelebihan aneka macam media komunikasi massa dapat dimanfaatkan sebagai

sarana untuk meningkatkan iman dan takwa di samping lebih meningkatkan

kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi.12

Memang sebelumnya ada sebuah penelitian tentang Badan Dakwah Islam

Pertamina dalam pembinaan kehidupan beragama pada masyarakat kota

administrasi Cilacap. Adapun disisi lain, yang penulis teliti tentang aktivitas

Badan Dakwah Islam dalam meningkatkan pengamalan keagamaan karyawan

Pertamina di Cilacap. Penulis menganggap bahwa BDI Pertamina itu perlu diteliti

karena eksistensinya dianggap berhasil dan sukses dalam mengembangkan

dakwah Islam. Hal ini dibuktikan oleh BDI Pertamina dalam mengadakan

kegiatan-kegiatan dakwah yang selalu mendapat respon baik dari karyawan

11 Mohammad Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 3. 12 Mafri Amir, Etika Komunikasid dalam Pandangan Islam, Logos, Jakarta, 1999, hlm. 4.

Page 6: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

6

meupun masyarakat sekitar. Dalam penelitian sebelumnya, peneliti tidak

menemukan jawaban mengenai problem yang diangkat. Untuk itu penulis

mencoba meneliti, untuk memperoleh jawaban mengenai aktivitas BDI Pertamina

di Cilacap. Hasil penelitian itu diharapkan dapat bermanfaat dalam segala aspek

kehidupan, khususnya dalam bidang dakwah Islam.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, terdapat beberapa permasalahan

yang dapat kita ambil, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas dan identifikasi dakwah di Badan Dakwah Pertamina

dalam meningkatkan pengamalan keagamaan karyawan Pertamina di

Cilacap?

2. Bagaimana tanggapan karyawan tentang dakwah BDI Pertamina?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat BDI dalam meningkatkan

pengamalan keagamaan karyawan di Cilacap?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian ilmiah tentunya didasarkan atas tujuan-tujuan tertentu.

adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui identifikasi Badan Dakwah Islam Pertamina.

2. Untuk mengetahui aktifitas BDI Pertamina dalam meningkatkan pengamalan

keagamaan karyawannya.

3. Untuk mengetahui tanggapan karyawan tentang dakwah BDI Pertamina.

4. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat BDI dalam

meningkatkan pengamalan keagamaan karyawannya.

Page 7: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

7

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang organisasi dakwah Islam di sebuah perusahaan minyak dan gas bumi

negara serta untuk memperkaya khasanah pengembangan keilmuan dakwah dari

segi media atau sarana dakwah yang diharapkan dapat mengoptimalkan

keberhasilan dakwah.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dengan melihat beberapa literatur skripsi yang ada di Fakultas Dakwah,

beberapa diantaranya terdapat kaitannya dengan skripsi yang penulis angkat,

yaitu :

1. Eksistensi BDI Pertamina UP IV Cilacap dalam pembinaan kehidupan

beragama pada masyarakat di kota Administrastif Cilacap, yang diteliti oleh

Supriyati pada tahun 1992. Dalam penelitian ini pembahasannya lebih

memfokuskan pada pembinaan kehidupan beragama di Cilacap dan tentang

tanggapan masyarakat terhadap dakwah BDI Pertamina di Cilacap.

2. Fungsi lembaga dakwah dalam pembinaan masyarakat di Kabupaten Demak,

yang diteliti oleh Ahmad Mutohar pada tahun 1994. Dalam skripsi ini lebih

menekankan pada program pembinaan keagamaan oleh lembaga-lembaga

dakwah di Kabupaten Demak dan menerangkan fungsi lembaga dakwah

dalam pembinaan masyarakat.

3. Kehidupan keagamaan karyawan dan pembinaannya di PT. Kedaung Medan

Industrial Semarang yang diteliti oleh Ahmad Afifudin pada tahun 2000.

Dalam skripsi ini lebih memfokuskan kepada kondisi pengamalan keagamaan

karyawan dan pelakasanaan pembinaan karyawan dalam bidang keagamaan

Page 8: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

8

serta faktor pendukung dan penghambat pembinaan keagamaan karyawan di

PT. Kedaung Medan Industrial Semarang.

Sedangkan pada skripsi ini, penulis mengangkat aktivitas Badan Dakwah

Islam Pertamina dalam mengingkatkan pengamalan keagamaan karyawan di

Cilacap. Pembahasan penelitian ini lebih menekankan pada organisasi dakwah

sebuah perusahaan dan pengamalan keagamaan karyawan berdasarkan religuitas

yang mewujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia.

1.5 Kerangka Teoritik

Keberagamaan seseorang meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut

Glock dan Strak seperti dikutip oleh Djamaludin Ancok, ada lima dimensi

keberagamaan yaitu : 13

1. Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana

seseorang berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui

kebenaran doktrin-doktrin tersebut.

2. Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan,

dan hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama

yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan itu terdiri dari :

a. Ritual, mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan

praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk

melaksanakannya.

13 Djamaludin Ancok, Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam (Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 78

Page 9: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

9

b. Ketaatan, mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kotemplasi

personal yang relatif spontan, informal dan khas pribadi.

3. Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fatwa bahwa

semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak

tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu

waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai

kenyataan terakhir (kenyataan akhir bahwa ia akan mencapai kontak dengan

kekuatan supranatural).

4. Dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa

orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal

pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan

tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama

lain karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi

penerimanya.

5. Dimensi pengalaman atau konsekuensi. Dimensi ini mengacu pada

identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan

pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama menggariskan

bagaimana pemeluk seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan

sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi

agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata

berasal dari agama.

Konsep religuisitas versi Glock dan Strak adalah rumusan brilian. Konsep

tersebut mencoba melihat keberagamaan seseorang bukan hanya dari satu atau

Page 10: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

10

dua dimensi, tapi mencoba memeperhatikan segala dimensi keberagamaan dalam

Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam

aktifitas-aktifitas lainnya.

Untuk memahami Islam dan umat Islam, konsep yang tepat adalah konsep

yang mampu memahami adanya beragam dimensi dalam ber-Islam. Sedangkan

rumusan Glock dan Strak membagi keberagamaan menjadi lima dimensi dalam

tingkat tertentu mempunyai kesesuaian dengan Islam.14

Teori komunikasi Islami (Islam) tergolong dalam kelompok Teori Komunikasi

Teokrasi seperti halnya komunikasi religius lainnya, maka perlu aspek-aspek

yang dimiliki jenis komunikasi tersebut yang berbeda dengan komunikasi

manusia (human communication) pada umumnya. Yang membedakan

komunikasi Islam (Islami) dengan Teori Komunikasi Umum adalah latar

belakang filosofinya (Al Qur’an dan Hadist Rasulallah) dan aspek etiknya juga

didasarkan pada landasan filosofi tersebut.15

Sabda Nabi Muhammad SAW:

Artinya : “Kerjakanlah duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan kerjakanlah akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok”.16

Di dalamnya jelas mengisyaratkan perlunya ekuilibrium antara ibadah vertikal

dengan ibadah horizontal. Ibadah vertikal dapat dipahami melalui proses

14 Ibid, hlm 80. 15 A. Muis, Komunikasi Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 34. 16 Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahaadist”, Sinar Baru, 1993, Bandung, hlm. 156.

Page 11: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

11

komunikasi vertikal. Yaitu komunikasi antar manusia dengan Khaliknya.

Sedangkan ibadah horizontal dapat dipahami melalui proses komunikasi antara

manusia dengan sesamanya (komunikasi sosial).17

Banyak kebutuhan dalam kehidupan manusia tidak dapat dipenuhi dengan

usahanya sendiri, melainkan memerlukan kerja dan usaha bersama-sama dengan

orang lain. Gabungan usaha dan kerja sama diantara orang-orang itulah yang

dinamakan organisasi.18 Keharusan bekerja sama atau bergotong-royong

mencapai tujuan kebaikan ini ditandaskan dalam Al Qur’an.19

Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”

Betapa penting komunikasi dalam suatu organisasi, organisasi tanpa

komunikasi ibarat sebuah mobil yang di dalamnya terdapat rangkaian alat-alat

otomatif yang terpaksa tidak berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara

satu bagian dengan bagian lainnya. Komunikasi merupakan sistem aliran yang

menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi

sehingga menghasilkan sinergi. Barry Cushway dan Derek Lodge seperti dikutip

oleh Redi Panuju, menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai

17 A. Muis, Op. Cit, hlm. 184 –185 18 Hamzah Ya’kub, Op.Cit. hlm. 107. 19 Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Toha Putra, 1989, hlm. 157.

Page 12: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

12

pembentuk.20 Pentingnya organisasi juga dirasakan dalam dakwah untuk

mencapai sasaran dakwah itu sendiri.21

Untuk mengetahui tangapan karyawan mengenai organisasi dakwah yang ada,

penulis mendasarkan pada sebuah teori tentang tanggapan dan persepsi. Dalam

kamus psikologi dijelaskan mengenai “perception”: persepsi, penglihatan,

tanggapan yaitu proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu

dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya; pengetahuan

lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indera.22

Dalam ilmu jiwa “tanggapan” berarti kenangan kepada pengamatan. Dalam

kehidupan kita sehari-hari hampir setiap saat kita menganggap sesuatu. Dari

sesuatu yang kita lihat, kita memperoleh tanggapan pelihat atau tanggapan visual.

Sedangkan dari sesuatu yang kita dengar, kita memperoleh tanggapan suara atau

tanggapan auditif, kemudian terdapat tanggapan bau, tanggapan motoris dan

sebagainya.23

Stewart seperti dikutip oleh B. Aubrey Fisher, menggunakan istilah perspektif

interaksional untuk menunjukkan pandangan komunikasi manusia yang telah

berkembang secara tidak langsung dari cabang sosiologi yang dikenal sebagai

interaksi simbolis.24

Interaksionalisme simbolis memberikan penekanan yang besar pada individu.

Jadi, individu itu mewujudkan wujud sosial, termasuk semua tekanan sosial ke 20 Redi Panuju, Komunikasi Organisasi (Dari Konseptual Teoritis Ke Empiris), Pustaka, Yogyakarta, 2001,hlm. 1-2. 21 Hamzah Ya’kub, Op.Cit. hlm iii. 22 Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, Pionir Jaya, Bandung, 1987, hlm. 343. 23 A. Gazali, Ilmu Jiwa, Ganaco NV, Jakarta, 1980, hlm. 36-37. 24 B. Aubrey Fisher, Teori-Teori Komunikasi , Remaja Rosdakarya, Bandung, 1978, hlm. 228.

Page 13: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

13

arah konformitas disamping kemampuannya untuk menyimpang dari tekanan

penyesuaian diri dengan masyarakat. Selain itu, proses sosial dari penunjukkan

diri dan pengambilan peran itu memungkinkan untuk saling berinteraksi dan

bertindak yang dilakukan oleh para anggota yang dapat ditentukan dari wujud

kelompok.25

Rosen mengatakan bahwa individu-individu, melalui perilaku mereka,

membatasi dan membentuk sistem sosial yang dinamakan komunikasi.

Karateristik komunikasi manusia yang penting adalah menggambarkan katagori

tindakan komunikatif.26

Komunikasi adalah proses penyampaian lambang bahasa (oleh komunikator)

untuk mengubah tingkah laku manusia. Ada tiga unsur yang berperan dalam

proses komunikasi yaitu : komunikator, komunikan, komunike. Komunikator

adalah individu yang menyampaikan lambang yang mengandung pesan,

komunikan adalah orang yang menerima pesan dan komunike adalah pesan itu

sendiri. Disamping ketiga komponen ini ada alat atau media yang digunakan

untuk berkomunikasi.27

Komunikasi secara umum mempunyai pengertian sebagai usaha

mempegaruhi, mengajak, sekaligus memindahkan pemikiran, ideologi,

pengetahuan, agar dapat mengikuti ideologi, pengetahuan serta perbuatan kita.

Sedangkan dakwah itu sendiri sebagaimana menurut arti bahasa arabnya, ajakan,

seruan, panggilan, yaitu suatu cara yang mengajarkan mempengaruhi orang /

25 Ibid, hlm. 239 26 Ibid, hlm. 299. 27 Muhammmad Daud Ali, Op.Cit., hlm. 169.

Page 14: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

14

manusia melalui alam pikirannya, dengan tujuan mengubah situasi yang negatif

kepada situasi yang positif, memindahkan dari alam kekafiran kepada alam

keimanan kepada Allah SWT, dari penjajahan kepada kemaerdekaan, dari

kebodohan kepada kecakapan dan sebagainya.

Itulah yang dinamakan komunikasi Islam. Karena semua usaha tersebut

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan di dalam keimanan tentang Islam.28

Seperti diterangkan dengan jelas dalam firman Allah pada Surat Ali Imron ayat

104 :29

Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan emncegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.

Menurut A. Hasymi seperti dikutip oleh Agus Toha Kuswata, pengertian

komunikasi dalam Islam merupakan dakwah yaitu sebagai ajakan untuk meyakini

dan mengamalkan aqidah dan syariah Islam yang terlebih dahulu harus diyakini.

Kemudian Prof. Abubakar Aceh memberikan penalaran bahwa dakwah adalah

komunikasi diantara orang-orang Islam yang merupakan seruan kepada semua

28 R. Agus Toha Kuswata, SKM, Komunikasi Islam Dari Zaman Ke Zaman, Arikha Media Cipta, Jakarta, hlm. 11-12 29 Depag, Al Qur'an Terjemah, hlm. 93.

Page 15: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

15

manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah SWT, yang benar

dilakukan dengan kebijaksanaan dan nasehat yang baik.30

Sedangkan dakwah menurut arti bahasanya adalah menyeru, mengajak,

memanggil, mengundang, mendoakan dengan arti kata lain menyampaikan

sesuatu kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut istilah, dakwah mempunyai bermacam-macam pengertian tergantung

pada tujuan yang hendak dicapai dan cara menyampaikannya. Dakwah dapat

dikatakan sebagai suatu strategi penyampaian nilai-nilai Islam kepada umat

manusia demi terwujudnya tata kehidupan yang imani dan realitas hidup yang

Islami.

Dakwah juga dikatakan sebagai agen mengubah manusia ke arah kehidupan

yang lebih baik.

Pengertian dakwah secara luas adalah suatu sistem kegiatan dari seseorang,

sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualiasasi imaniah yang

dimannifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, doa, yang

disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode, sistem dan teknik tertentu

agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah manusia supaya dapat mempengaruhi

tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.31

Dari pengertian tersebut, maka jelas bahwa dakwah itu terjadi dalam

komunikasi antar sesama manusia, baik perseorangan maupun kelompok.

Dakwah adalah salah satu macam bentuk komunikasi, sebab unsur-unsur/

30 Agus Toha K, Look Cit. hlm. 12-13. 31 Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, DEPAG Pamekasan, 1993, hlm. 29

Page 16: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

16

komponen yang ada dalam kegiatan dakwah telah memenuhi syarat untuk

dikatakan komunikasi.32

Ada beberapa komponen dakwah yang harus saling menunjang yakni, subjek,

objek, materi, metoda dan sarana dakwah. Dalam bahasa komunikasi yang

dimaksud dengan subjek dakwah atau da’i adalah komunikator, yang menjadi

komunikan atau objeknya adalah semua manusia. Materi dakwah adalah ajaran

Islam tentang berbagai persoalan hidup dan kehidupan manusia.33

Seorang da’i perlu mempunyai metode (uslub) dan sarana dakwah yang

efektif sehingga ia dapat menyampaikan dakwahnya secara bijak dan arif. Uslub

artinya cara, metode atau seni. Uslub dakwah ialah ilmu yang mempelajari

bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-

kendalanya. Sumber-sumber pokok metoda dakwah yang dijadikan pegangan

para da’i antara lain : Al Qur’an, As Sunnah, Sirah (sejarah) Safalus Shaleh dari

kalangan sahabat, Tabi’in dan ahli ilmu serta iman. Sedang sarana adalah hal-hal

yang dapat mengantarkan kepada sesuatu. Sarana dakwah yaitu hal atau sesuatu

yang membantu da’i menyampaikan dakwahnya. 34

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian, Pendekatan, dan Spesifikasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif.

Menurut Kirk dan Miller sebagaimana dikutip oleh Lexy J Moleong,

32 Hafi Anshari, Pemahaman Dan Pengamalan Dakwah Pedoman Untuk Mujahid Dakwah, Al Ikhlas,

Surabaya, 1993, hlm. 13. 33 Ibid, hlm. 172. 34 Sa’id Bin Ali Bin Wahif Al Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Gema Insani Press, Jakarta, 1994, hlm. 101-102.

Page 17: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

17

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri atau berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasa dan peristilahannya.35 Hal ini yang mendasari penulis untuk

mengamati sebuah aktivitas BDI Pertamina dalam meningkatkan

pengamalan keagamaan karyawannya di Cilacap.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif oleh karena yang hendak

diteliti dalam hal ini adalah proses dakwahnya. Ada pedoman yang peneliti

gunakan dalam hal ini yaitu apabila objek yang diteliti itu prosesnya bukan

produknya maka menggunakan jenis penelitian kualitatif. 36

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini

dipercaya sebagai disiplin yang paling lengkap diantara semua sains yang

berusaha memahami perilaku manusia, sebagaimana terlihat dalam interkasi

manusia. 37

Pendekatan ini digunakan sebagai acuan penulis untuk dapat memahami

perilaku manusia. Dalam hal ini seluruh karyawan Pertamina baik pengelola

Badan Dakwah Islam Pertamina maupun peserta kegiatan BDI.

Sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang

cirinya bertujuan mengumpulkan data dan informasi untuk disusun,

35 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hlm.3. 36 Ronny Hanitijo Soemitro, Diktat Kuliah Metodologi Penelitian, Magister Ilmu Hukum Undip, 2002, hlm. 31. 37 Asep Saeful Muhtadi, Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, hlm. 108.

Page 18: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

18

dijelaskan dan dianalisis.38 Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

menggambarkan BDI pada sebuah perusahaan minyak bumi milik negara

dan menggambarkan pengamalan keagamaan karyawannya.

1.6.2 Definisi Operasional

Mengingat luasnya permasalahan yang diteliti maka medan penelitian ini

akan dibatasi dalam tiga konsep pokoknya yakni aktivitas, pengamalan

keagamaan, dan tanggapan.

1.6.2.1 Aktivitas. Dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan

manajerial dakwah yang meliputi perencanaan (planning),

pelaksanaan (actuiting), pengendalian (controlling) dan evaluasi

(evaluating). Tetapi diskripsi tentang aktivitas hanya memfokuskan

pada aspek actuitingnya saja. Sedangkan aspek-aspek yang lain

akan digambarkan secukupnya saja.

1.6.2.2 Pengamalan Keagamaan. Dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengamalan dibidang pelaksanaan ritual yang meliputi salat, puasa,

dan sodakoh serta meningkatnya pengetahuan keagamaan mereka.

1.6.2.3 Tanggapan. Dalam penelitian ini tanggapan adalah persepsi dari

para jamaah terhadap unsur-unsur dakwah yang dilakukan meliputi

materi, metoda, media, mubaligh serta waktu pelaksanaan.

Tanggapan juga meliputi saran-saran para jamaah terhadap

peningkatan kualitas penyelenggaraan kegiatan dakwahnya.

38 Ibid, hlm. 128.

Page 19: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

19

1.6.3 Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland sebagaimana dikutip oleh Lexy J Moleong, sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan.

Berkaitan dengan ini, jenis datanya dibagi sumber primer, sumber sekunder

dan foto.

1.6.3.1 Sumber Primer. Yang berupa kata-kata dan tindakan orang yang

diamati atau diwawancarai.39 Sumber yang dimaksud yaitu

informasi-informasi yang diperoleh dari pengelola dan karyawan

sebagai peserta kegiatan tersebut.

1.6.3.2 Sumber Sekunder. Sumber ini berupa sumber tertulis seperti buku,

majalah, arsip dan dokumen mengenai penelitian ini.40

Sumber ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data-data tertulis

yang diperoleh dari BDI Pertamina Cilacap.

Dalam hal ini, penulis gunakan sumber data untuk memperkaya data

penulis dalam penelitian di BDI Pertamina. Sedangkan sumber statistik

tidak digunakan penulis dalam penelitian ini.

1.6.4 Populasi dan Sampel

Menurut Singarimbun, populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit

analisa yang ciri-cirinya dapat diduga.41 Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah semua karyawan Pertamina Cilacap yang beragama Islam

yang jumlahnya kira-kira mencapai 2000 orang, dari jumlah tersebut akan

39 Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 112. 40 Ibid, hlm.113. 41 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, LP3, Jakarta, 1989, hlm.152.

Page 20: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

20

diambil sampel. Menurut Suharsini Arikunto, apabila subyeknya kurang

dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Jika selanjutnya jumlah subyeknya besar dapat diambil

10-15% atau 20-25%.42 Penggunaan sampel ini hanya digunakan untuk

menjawab permasalahan tanggapan jamaah tentang pelaksanaan dakwah.

Sedangkan untuk permasalahan yang lain menggantungkan pada kualitatif.

Data-data kuantitatif yang diperoleh berupa prosentase akan dikualitatifkan.

Sehingga dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

menggunakan jasa kuantitatif.

Dengan pertimbangan tersebut di atas, penulis mengambil 200 karyawan

dari populasi yang ada. Adapun cara menentukan sampelnya dengan

menggunakan random sampling atau acak. Karena cara ini dipercaya paling

representatif dalam menentukan populasi.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.43 Pengambilan

sampel tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,

artinya mereka dipilih karena lebih mengerti dan terlibat langsung terhadap

kegiatan dakwah BDI di Pertamina.

1.6.5 Teknik Pengambilan Data

1.6.5.1 Angket atau kuesioner. Angket adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.44

42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 120. 43 Ibid, hlm. 117. 44 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 140.

Page 21: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

21

Metode ini digunakan untuk mendapatkan tanggapan responden (karyawan)

tentang aktivitas BDI Pertamina di Cilacap.

1.6.5.2 Observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.45

Metode ini penulis gunakan untuk mengobservasi secara langsung

atau mengetahui secara umum BDI Pertamina di Cilacap.

1.6.5.3 Dokumentasi. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data

berupa arsip-arsip, buku-buku dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penyelidikan.46 Dokumentasi ini digunakan untuk

memperoleh data-data status dan struktur organisasi, fasilitas BDI,

kegiatan BDI, serta dokumen lain yang erat kaitannya dengan

proses penelitian.

1.6.5.4 Wawancara/interviu. Wawancara atau interviu adalah percakapan

dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diberikan kepadanya.47 Dengan metode ini penulis

(sebagai pewawancara) dapat memperoleh data melalui wawancara

langsung dengan pengurus BDI.

45 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,1993, hlm. 100. 46 Ibid, hlm. 133. 47 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hlm. 135.

Page 22: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

22

1.6.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengunakan analisis kualitatif reflektif, sebagai analisis

awal.48 Analisis awal akan diteruskan dengan analisis lanjut dengan

menggunakan analisis SWOT ( Strong = kekuatan, Weak = kelemahan,

Opportunity = peluang, Threat = tantangan).

Analisis reflektif dengan teknik induktif yaitu yang berangkat dari fakta-

fakta dan peristiwa kongkrit, kemudian dari suatu fakta dan peristiwa itu

ditarik kesimpulan yang bersifat umum.49 Metoda ini digunakan untuk

menemukan katagori-katagori kegiatan aktivitas Badan Dakwah Islam

Pertamina yang berangkat dari sesuatu yang berkaitan dengan pengamat itu

sendiri.50 Analisa lanjut atau analisa SWOT sebagai analisis pokok

digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penelitian ini penulis susun menjadi tiga bagian, yaitu

bagian formalitas atau bagian muka, bagian inti atau teks serta pelengkap.

Pada bagian formalitas terdiri atas halaman judul, halaman motto pembimbing,

halaman pengesahan, kata pengantar dan daftar isi. Sedangkan pada bagian inti

atau teks terdiri dari atas lima bab sebagai berikut :

48 Ibid, hlm. 5. 49 Sutrisno Hadi, Metadologi Research, Jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta, 1984, hlm. 15. 50 Lexy J Moleong, Op.Cit, hlm. 157

Page 23: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

23

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, penulusuran pustaka, kerangka teori,

metode penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bab ini terdiri atas lima subbab yaitu : sub pertama tentang

gambaran umum Pertamina dan keanekaragaman karyawan. Subbab

kedua mengenai sejarah dan letak geografis Badan Dakwah Islam

Pertamina Cilacap. Sub bab ketiga status dan struktur organisasi Badan

Dakwah Islam Pertamina. Sub bab keempat fasilitas-fasilitas atau

sarana dan prasarana BDI. Dan sub bab kelima tentang tujuan BDI

Pertamina.

BAB III Aktivitas Badan Dakwah Islam

Dalam bab ini terdapat tiga sub bab yakni, pertama tentang aktivitas

dakwah dan terdapat empat anak sub bab yakni pertama, kegiatan-

kegiatan dakwah BDI. Kedua, metode dan materi dakwah BDI. Ketiga,

logistik/ pendanaan dakwah Pertamina. Keempat, mengenai pengadaan

da’i di BDI.

Subbab kedua : tanggapan karyawan terhadap dakwah BDI Pertamina.

Dan subbab ketiga, tentang faktor penghambat dan pendukung BDI

dalam meningkatkan pengamalan keagamaan karyawan.

Page 24: BAB I 1199009 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/1/jtptiain-gdl-s1-2005... · 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama dakwah dan disebarluaskan kepada

24

BAB IV Analisis Data

Dalam bab ini memaparkan analisis tentang aktivitas BDI Pertamina

dalam meningkatkan pengamalan keagamaan karyawan PT Pertamina

di kota Cilacap.

BAB V Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.