BAB 3 gerontik Kel. 8 super fix (revisi b.elief 26-11).doc
-
Upload
anggara-van-nhantha -
Category
Documents
-
view
245 -
download
1
Transcript of BAB 3 gerontik Kel. 8 super fix (revisi b.elief 26-11).doc
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI RW 01 KELURAHAN KETAWANGGEDE
KOTA MALANG
Asuhan keperawatan departemen gerontik dilakukan ole mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
yang di mulai pada tanggal 16 November – 5 Desember 2015. Sedangkan untuk
lahan yang didapatkan oleh kelompok adalah di RW 01 Kelurahan
Ketawanggede.
3.1 Tahap Persiapan Kegiatan ini diawali dengan pertemuan Pembimbing Lahan di Puskesmas
dan dilanjutkan dengan pertemuan
3.2 Tahap Pengkajian 3.2.1 Gambaran Wilayah Binaan
3.2.2 Hasil Pengkajian A. Core
1.Demografi a. Demografi Karakteristik Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 85% lansia
berjenis kelamin perempuan sedangkan 15% lansia berjenis
kelamin laki-laki.
b. Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia
Berdasarkan gambar di atas sebagian besar lansia dengan
usia <60 tahun (22%) dengan usia 60-69 tahun (39%), dan dengan
usia >70 tahun (39%) di ketawang gede RW01.
c. Karakteristik Lansia Berdasarkan Status Pernikahan
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
45% lansia berstatus menikah, dan 40% lansia berstatus janda,
serta terdapat 15% lansia berstatus duda.
d. Karakteristik Lansia Berdasarkan Pekerjaan
Duda
Berdasarkan hasil diagram di atas diketahui bahwa
sebagian besar lansia tidak bekerja sebanyak (55%) dan yang
mempunyai usaha sendiri seperti berjualan, membuka kos-kosan
sebanyak (45%).
e. Karakteristik Lansia Berdasarkan Alamat
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah lansia di
RW01 Ketawanggede sebagai berikut RT 01 (18%) lansia, RT 02
(11%) lansia, RT 03 (10%) lansia, RT 04 (13%) lansia, RT 05 (14%)
lansia, RT 06 (5%) lansia, RT 07 (10%) lansia, RT 08 (10%) lansia,
RT 09 (9%) lansia.
f.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir lansia berpendidikan SD (52%), lansia berpendidikan SMA
(6%) lansia tidak bersekolah (20%), lansia berpendidikan SMP
(22%).
g. Karakteristik Lansia Berdasarkan Tinggal Serumah
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa sebagian besar
lansia tinggal tinggal bersama anak dan cucu dengan jumlah
sebanyak 29%, dan lansia tinggal bersama suami dan anak dengan
jumlah 21%, yang tinggal bersama suami 16%, yang tinggal
bersama anak 18%, dan yang tinggal bersama istri 18%.
h. Karakteristik Lansia Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berdasarkan gambar di atas sebagian besar lansia gemuk
sebanyak (42%) serta dengan indeks masa tubuh normal sebanyak
(39%) dan dengan indeks masa tubuh kurus (19%)
1) Nilai dan Keyakinana. Karakteristik Lansia Berdasarkan Agama
Dari diagram diatas dapat diketahui 100% lansia beragama
islam.
b. Karakteristik Berdasarkan Konsumsi Obat Anti Hipertensi
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 72% lansia
tidak mengkonsumsi obat anti-hipertensi sedangkan 28% lansia
mengkonsumsi obat anti-hipertensi.
c. Karakteristik Lansia Berdasarkan Konsumsi Obat Rutin
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 72% lansia
tidak rutin mengkonsumsi obat anti-hipertensi sedangkan 28%
lansia rutin mengkonsumsi obat anti-hipertensi.
d. Karakteristik Lansia Berdasarkan Frekuensi Minum Obat
Dari diagram diatas dapat
disimpulkan bahwa 72% lansia tidak mengkonsumsi obat
anti-hipertensi sedangkan 17% lansia mengkonsumsi obat
anti-hipertensi 1x sehari dan 2% lansia mengkonsumsi obat
anti-hipertensi 2-3x/sehari.
e.Dari data diatas didapatkan lansia yang tidak minum obat
sebanyak 72%, 1x/sehari sebanyak 25%, 2-3x/sehari 3% dan
>3x/sehari 0%
e. Karakteristik Lansia Berdasarkan Lupa Minum Obat
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 58% lansia
lupa minum obat anti-hipertensi sedangkan 42% lansia tidak
lupa mengkonsumsi obat anti-hipertensi.
Lansia yang mengatakan lupa minum obat sebanyak 58%
dan tidak lupa minum obat sebanyak 42%.
f. Karakteristik Lansia Berdasarkan Berhenti Minum Obat bila Membaik
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 79% lansia
berhenti minum obat bila keadaan membaik sedangkan 2%
lansia tidak berhenti mengkonsumsi obat anti-hipertensi ketika
membaik.
g. Karakteristik Lansia Berdasarkan Kenyamanan Minum Obat
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 67%
lansia tidak nyaman mengkonsumsi obat anti-hipertensi
sedangkan 33% lansia nyaman mengkonsumsi obat anti-
hipertensi.
h.Karakteristik Lansia Berdasarkan Konsumsi Obat Herbal
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 61% lansia
mengkonsumsi obat herbal sedangkan 39% lansia tidak
mengkonsumsi obat herbal.
i.Pengetahuan Lansia Tentang HipertensiPengetahuan merupakan dasar dari pemahaman dalam
sikap dan perilaku. Hasil rata-rata didapatkan 52%.
Berdasarkan jurnal penelitian Laksmi et al (2013) pengetahuan
kategori skor kognitif antara lain :
Pengetahuan Adekuat (75%)
Pengetahuan Cukup (51-75%)
Pengetahuan kurang (<51%)
Sehingga dari hasil pengkajian dapat disimpulkan rata-rata
pengetahuan tentang hipertensi dalam rentang cukup.
j. Rutinitas KontrolKontrol merupakan tindakan yang sangat diperlukan dalam
manajemen hipertensi. Berikut hasil pengkajian di dapatkan
dapat di lihat di diagram sebagai berikut :
k.Pentingnya Pemeriksaan Tekanan Darah
Dari data diatas di dapatkan bahwa Pentingnya rutinitas
kontrol tekanan darah sebanyak 78%, dan tidak penting dalam
kontrol tekanan darah sebanyak 22%.
l.Pentingnya Olahraga Dalam Mengontrol Tekanan Darah
Dari data diatas di dapatkan bahwa Pentingnya rutinitas
kontrol olahraga terhadap penurunan tekanan darah sebanyak
58%, dan tidak penting dalam kontrol tekanan darah sebanyak
42%.
m.Persepsi Pentingnya Diet dalam Mencegah Hipertensi Diet merupakan kunci dalam keberhasilan
menyeimbangkan tekanan darah. Aspek afektif ini bertujuan
untuk mengetahui sikap subjek dalam pentingnya diet rendah
gara dan rendah lemak untuk keberhasilan manajemen
hipertensi. Berikut hasil pengkajian dapat di lihat dalam grafik
sebagai berikut.
2) Status Kesehatan a. Karakteristik Lansia Berdasarkan Keluhan Utama
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 52% lansia
mengeluh pusing, 39% lansia mengeluh linu-linu, 6% lansia
mengeluh kesemutan, dan 3% lansia mengeluh lainnya.
b. Karakteristik Lansia Berdasarkan Riwayat Penyakit Dahulu
Dari diagram diatas, terlihat bahwa sebagian besar lansia
memiliki riwayat Hipertensi sebesar 42%, kolesterol 12%, asam
urat 13%, DM 9%, Asma 8%, stroke ringan dan LBP masing-
masing 3%, dan yang tidak memiliki riwayat penyakit sebesar
10%.
Dari diagram diatas, terlihat bahwa sebagian besar lansia
memiliki riwayat Hipertensi sebesar 42%, kolesterol 12%, asam
urat 13%, DM 9%, Asma 8%, stroke ringan dan LBP masing-
masing 3%, dan yang tidak memiliki riwayat penyakit sebesar
10%.
c. Karakteristik Lansia Berdasarkan Riwayat Penyakit Keluarga
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 43%
lansia tidak memiliki riwayat penyakit keluarga, 20% lansia
memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, 6% lansia
memiliki riwayat keluarga dengan asma, 13% lansia dengan
riwayat keluarga diabetes, 8% sakit jantung, dan 10%
komplikasi.
10%
20%
6%13%8%
43%
Riwayat Penyakit KeluargaKomplikasi Hipertensi AsmaDiabetes Jantung Tidak Ada
d.Karakteristik Lansia Berdasarkan Tekanan Darah
Diagram diatas prosentase tekanan darah lansia di
RW 1 Ketawanggede. Didapatkan lansia dengan tekanan
darah normal sejumlah 12%, hipertensi ringan 58 %,
hipertensi sedang 21%, dan hipertensi berat 9%. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa lansia di RW 6 Dinoyo
sebagian besar memiliki hipertensi ringan yaitu sejumlah 58%.
d. Karakteristik Lansia Berdasarkan Pola Eliminasi
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa 100% lansia
mengalami nokturia atau BAK pada malam hari.
a. Prevalensi Kecemasan Lansia
Dari jumlah total sample lansia yang diambil, sebanyak
46% tidak mengalami kecemasan,sedangkan sebanyak 54%
lansia mengatakan mengalami kecemasan.
b. Tingkat Kecemasan Lansia
Dari jumlah total lansia yang mengalami kecemasan,
terbagi menjadi 3 kategori tingkat kecemasan yaitu cemas
ringan 52%, sedang 35%, dan berat 13%.
c. Kemampuan Untuk Mengontrol KecemasanAspek kognitif mengontrol kecemasan yatu meliputi kontrol
emosi dan rileksasi yang dilakukan oleh subjek. Hal ini
berpengaruh kepada jantung jika emosi tidak terkontrol dan
istirahat kurang maka akan berpengaruh pada tekanan darah.
Berikut hasil pengkajian dapat dilihat di diagram.
d. Karakteristik Lansia Berdasarkan Tingkat Aktivitas Harian
Diagram di atas menunjukkan tingkat aktivitas keseharian
pada lansia dilihat dari aktivitas mandi, makan dan minum,
BAB/BAK dan berjalan dan didapatkan data lansia yang
melakukan aktivitas sendiri aatau mandiri sebanyak 86%, untuk
lansia yang kadang-kadang dibantu sebanyak 11 % dan untuk
lansia yang dibantu penuh sejumlah 3%.
e. Karakteristik Lansia Berdasarkan Pola Tidur
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa sebagian
besar lansia sering terbangun saat tidur dengan jumlah
sebanyak 49% dan sebagian kecil lansia sulit memulai tidur
dengan jumlah sebannyak 15%.
f. Karakteristik Lansia Berdasarkan Lama Tidur
Berdasarkan di atas diketahui bahwa sebagian besar lansia
tidur lebih dari 8 jam dengan jumlah sebanyak 85% dan
sebagian kecil lansia tidur kurang dari 8 jam dengan jumlah
sebanyak 3%.
g. Karakteristik Lansia Berdasarkan Respon Apabila Lansia mengalami masalah
Dari diagram di atas dapat diketahui persaan klien saat
mengalami masalah dalam sebulan. Sebanyak 56% merasa
biasa saja, 31% sulit tidur, 5% merasa marah, 5% merasa
gelisah dan 3% mengalami nafsu makan menurun.
h. Karakteristik Lansia Berdasarkan Masalah Tidur
Diagram di atas menjelaskan penyebab lansia mengalami
masalah tidur selama sebulan. 54% merasa mempunyai
kesulitan tidur apabila mengalami masalah. 18% tidak pernah
mengalami masalah tidur. 13 % mengalami kepanasan di
malam hari dan 15% mengaku terbangun terlalu dini.
2) Status Gizia. Karakteristik Lansia Berdasarkan Frekuensi Makan
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa 81% lansia
makan sehari 3 kali sedangkan 15%, makan sehari 2 kali dan
4% lansia makan sehari > 3 kali sehari.
b. Karakteristik Lansia Berdasarkan Makanan Yang Dikonsumsi
Dari tabel diatas terlihat konsumsi lansia hipertensi
paling tinggi adalah garam dapur.
c. Konsumsi GaramDiet merupakan kunci dalam keberhasilan
menyeimbangkan tekanan darah. Aspek afektif ini bertujuan
untuk mengetahui sikap subjek dalam pentingnya diet rendah
garam dan rendah lemak untuk keberhasilan manajemen
hipertensi. Berikut hasil pengkajian dapat di lihat dalam grafik
sebagai berikut:
3) Sikapa. Karakteristik Lansia Berdasarkan Kebiasaan Olahraga
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa 88% lansia
sering berolahraga, 7% lansia 3x seminggu berolahraga, dan
5% lansia tidak pernah melakukan olahraga
b. Karakteristik Lansia Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Dari diagram diketahui jumlah lansia di RW.01 yang
merokok sebanyak 73% dan lansia yang tidak merokok
sebanyak 27%
c. Karakteristik Lansia Berdasarkan Konsumsi Kopi
Diagram menunjukkan banwa lansia di RW.01 yang tidak
minum kopi sejumlah 84%, lansia yang minum kopi 1 gelas/hari
sejumlah 10%, lansia yang minum kopi 3-4 gelas/ hari sejumlah
2%, lansia yang minum kopi kadang-kadang sejumlah 3%, dan
lansia yang minum kopi 2 gelas/hari sejumlah 2%.
d. Dukungan Keluarga untuk Keberhasian DietKeluarga merupakan orang yang terdekat dan
tentunya akan memberikan pengaruh yang banyak terhadap
keberhasilan manajemen keluaganya yang sedang sakit.
Berikut hasil pengkajian tentang persepsi pentiingnya peran
keluarga dapat berpengaruh dalam keberhasilan diet bagi
pasien hipertensi.
B.SUB SISTEM1. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a. Karakteristik Berdasarkan Jarak ke PKM/Layanan Kesehatan
Berdasarkan di atas diketahui bahwa sebagian besar jarak
rumah lansia dengan tempat penyedia layanan kesehatan lebih
dari 200 m dengan jumlah sebanyak 61% dan sebagian kecil
kurang dari 200 m dengan jumlah sebanyak 39%.
b. Karakteristik Berdasarkan Kunjungan Posyandu
Berdasarkan di atas diketahui bahwa sebagian besar
lansia tidak rutin mengikuti posyandu sebesar 71% dan 29%
tidak rutin mengikuti posyandu lansia.
c. Karakteristik Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan di atas diketahui bahwa sebagian besar
lansia pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya dengan
jumlah sebanyak 50% dan sebagian kecil lansia memeriksakan
kesehatnnya di rumah sakit dengan jumlah sebanyak 4%.
d. Karakteristik Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Jika Sakit
Berdasarkan data diatas di dapatkan 53% lansia ke
pelayanan kesehatan jika sakit dan 47% lansia untuk kontrol rutin.
e. Karakteristik Berdasarkan Transportasi
Berdasarkan di atas diketahui bahwa sebagian besar
lansia ke pelayanan kesehatan berjalan kaki dengan jumlah
sebanyak 66% dan sebagian kecil lansia pergi ke pelayanan
kesehatan menggunakan mobil dengan jumlah sebanyak 9%.
f. Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa sebagian
besar lansia puas terhadap pelayanan kesehatan sejumlah 84%
dan yang tidak puas sebanyak 16%.
1.2 WEB OF CAUSATION
Sebanyak 42% warga menganggap bahwa olahraga tidak penting dalam mengontrol tekanan darahSebanyak 18% warga menganggap bahwa diet dalam mencegah hipertensi tidak pentingSebanyak 18% warga menganggap bahwa dukungan dari keluarga dalam mengontrol hipertensi tidak berpengaruh
Sebanyak 72% warga tidak rutin
dalam minum obat
Sebanyak 39% lansia resiko tinggi.
Elastisitas dinding aorta menurunKatup jantung menebal dan kakuKemampuan memompa darah
menurunHilangnya elastisistas pembuluh darahMeningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer
HIPERTENSI
Sebanyak 18% warga menganggap bahwa diet rendah garam dan rendah lemak itu tidak penting
58 orang masih mengkonsumsi gorengan16% warga masih mengkonsumsi kopi
Defisiensi Kesehatan
Lansia yang tekanan darah normal sejumlah 12%, hipertensi ringan 58 %, hipertensi sedang 21%, dan hipertensi berat 9%.
Pendidikan lansia SD (52%), SMA (6%) tidak bersekolah (20%), SMP
(22%)
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
Pendidikan lansia SD (52%), SMA (6%) tidak bersekolah (20%), SMP (22%)
Hasil skor pengkajian aspek kognitif didapatkan rata-rata 52% (kategori cukup)53% warga memanfaatkan pelayanan kesehatan jika sakit
No. Data EtiologiMasalah
keperawatan
1. DS:
Kader Lansia RW 01 mengatakan di RW 01
banyak yang mengalami penyakit hipertensi
Kader Lansia RW 01 mengatakan hanya da
beberapa yang aktif di Posyandu Lansia
Kader mengatakan hanya sebagian yang
mengkonsumsi obat hipertensi
DO:
Sebanyak 39% lansia resiko tinggi
hipertensi ringan 58 %
hipertensi sedang 21%
hipertensi berat 9%.
Sebanyak 72% warga tidak rutin dalam
minum obat
Sebanyak 71% lansia tidak rutin mengikuti
posyandu
Sebanyak 50% lansia memilih posyandu
untuk memeriksaan kesehatan
Sebanyak 61% lansia mengatakan jaraknya
lebih dari 200m.
Sebanyak 66% lansia berjalan untuk ke
pelayanan kesehatan
Usia lanjut dan
Rendahnya tingkat
pendidikan
↓
Kondisi lingkungan
yang tidak
mendukung
↓
Ketidaktahuan
bagaimana cara
hidup yang sehat
↓
Terjangkit penyakit
pada proses
penuaan
(hipertensi)
↓
Kurangnya
dukungan di
lingkuangan
keluarga serta
minimnya terpapar
oleh informasi
mengenai cara
menjaga kesehatan
↓
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan Diri
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
b.d perilaku
ketidakpatuhan
regimen
terapeutik
hipertensi dan
gaya hidup
2. DO:
Hasil skor pengkajian aspek kognitif
didapatkan rata-rata 52% (kategori cukup)
Usia lanjut dan
Rendahnya tingkat
Defisiensi
Kesehatan b.d
kurangnya
52% warga memanfaatkan pelayanan
kesehatan jika gejala muncul
Sebanyak 22% warga menganggap bahwa
pemeriksaan tekanan darah tidak penting
Sebanyak 42% warga menganggap bahwa
olahraga tidak penting dalam mengontrol
tekanan darah
Sebanyak 18% warga menganggap bahwa
diet rendah garam dan rendah lemak itu
tidak penting
Sebanyak 18% warga menganggap bahwa
dukungan dari keluarga dalam mengontrol
hipertensi tidak berpengaruh
Sebanyak 20% orang tidak menjalani
pendidikan (tidak bersekolah), 52% orang
lulusan SD
Sebanyak 72% warga tidak rutin dalam
minum obat
DS :
Sebagian Lansia mengatakan tidak pernah
diberikan penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi
Sebagian Lansia mengatakan tidak
mengetahui komplikasi hipertensi dan
rentang tekanan darah yang normal
pendidikan
↓
Kondisi lingkungan
yang tidak
mendukung
↓
Ketidaktahuan
bagaimana cara
hidup yang sehat
↓
Terjangkit penyakit
pada proses
penuaan
(hipertensi)
↓
Kurangnya
dukungan di
lingkuangan
keluarga serta
minimnya terpapar
oleh informasi
mengenai kesehatan
↓
Kurangnya
pengetahuan
tentang cara
penanggualangan
hipertensi
pajanan
terhadap
informasi
tentang
hipertensi
3. DS:
Kader mengatakan sebagian Lansia
hipertensi tidak aktif Posyandu Lansia untuk
control tekanan darah
Kurang
pengetahuan terkait
perilaku yang dapat
menjadi faktor risiko
Resiko perilaku
kesehatan yang
kurang sehat
berhubungan
Sebagian Lansia mengatakan masih suka
konsumsi makanan yang asin
DO:
100% lansia masih mengonsumsi garam per
hari dengan kriteria :
15 % lansia mengnsumsi garam ≥ 1 sdt
35% lansia mengonsumsi garam ½ - 1 sdt
50% lansia mengonsumsi garam ¼ sdt
78% warga tidak rutin dalam melakukan
kontrol
86% warga masih mengkonsumsi gorengan
16% warga masih mengkonsumsi kopi
7% warga menyatakan tidak pernah
melakukan olahraga
22% lansia tidak rutin kontrol kesehatan
27% lansia merupakan perokok aktif
hipertensi
Gaya hidup kurang
sehat
Resiko perilaku yang
kurang sehat
dengan
kegagalan
dalam
mencegah
komplikasi
masalah
kesehatan
(Hipertensi)
3.4 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri b.d perilaku
ketidakpatuhan regimen terapeutik hipertensi dan gaya hidup
2. Defisiensi Kesehatan b.d kurangnya pajanan terhadap informasi
tentang hipertensi
3. Resiko perilaku kesehatan yang kurang sehat berhubungan dengan
kegagalan dalam mencegah komplikasi masalah kesehatan
(Hipertensi)
3.5 INTERVENSI
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Program
Rencana Kegiatan Evaluasi
Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
1. Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
b.d perilaku
ketidakpatuhan
regimen
terapeutik
hipertensi dan
gaya hidup
TUM:
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
gerontik
selama 1
minggu
manajemen
terapeutik
meningkat
menjadi 50%
TUK 1 :
Warga mampu
melakukan
manajemen
dalam
“OBER HT”
Obat Herbal
Hipertensi
Health
Teaching
1. Berikan edukasi tentang
pemanfaatan tumbuhan
herbal (daun salam, daun
alpukat, buah ciplukan)
untuk manajemen
hipertensi
2. Ajarkan cara sederhana
membuat BUMBUNG
TAHES berbasis
tradisional herbal
Kegiatan
asuhan
keperawatan
gerontik
dilaksanakan
sesuai jadwal
di Posyandu
Lansia
1. Melakukan
kunjungan
keluarga
selama 1
minggu
2. Keluarga
kooperatif
saat dilakukan
kunjungan
3. Keluarga aktif
dalam
berdiskusi
selama
dilakukan
kunjungan
1. 50% keluarga
mampu
memahami
pemanfaatan
tumbuhan
herbal
2. 50% Keluarga
mampu
melakukan
manajemen
terapeutik
dengan baik
menurunkan
angka kejadian
hipertensi
menjadi 40%
TUK 2:
Perilaku
tentang
manajemen
terapi
hipertensi
meningkat
menjadi 75%
MANTRI
(manajemen
terapi) DARAH
TINGGI
Health
teaching
&
monitorin
g
1. Lakukan pembinaan
kepada keluarga lansia
tentang manajemen terapi
untuk pasien hipertensi
2. Ajarkan jenis olah raga
yang sesuai
3. Ajarkan jenis menu dan
diit
- Identifikasi jenis
makanan lansia
- Penggunaan garam
- Menentukan cara
membuat menu untuk
hipertensi
- Memantau diet
Kegiatan
asuhan
keperawatan
gerontik
dilaksanakan
dalam dua kali
kunjungan
1. Keluarga
kooperatif
saat
dilakukan
kunjungan
2. Keluarga
aktif dalam
berdiskusi
selama
dilakukan
kunjungan
Terjadi
peningkatan
dalam
melakukan
manajemen
terapi hipertensi
sebesar (75%)
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Program
Rencana Kegiatan Evaluasi
Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
2 Defisiensi
Kesehatan b.d
kurangnya
pajanan
terhadap
informasi
tentang
manajemen
hipertensi
TUM:
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
gerontik
selama 1
minggu
pengetahuan
tentang
manajemen
hipertensi
meningkat.
TUK 1 :
Pengetahuan
‘’PENKES’’
Peyuluhan
Kesehatan:
(Hipertensi)
Health
Teaching
1. Menjelaskan konsep
hipertensi :
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Patofisiologis
d. Tanda dan gejala
e. Komplikasi
f. Penatalaksanaan
2. Penyuluhan tentang
penanganan
hipertensi :
a. Diet hipertensi
b. Olahraga
c. Obat
d. Terapi herbal
Kegiatan
asuhan
keperawatan
gerontik
dilaksanakan
sesuai jadwal
di Posyandu
Lansia
1. Warga
kooperatif
saat
dilakukan
kunjungan
2. Warga dalam
berdiskusi
selama
dilakukan
kunjungan
1. Terjadi
peningkatan
pengetahuan
dalam
kateogori baik
(>75%)
warga dari
kategori cukup
(52%) menjadi
baik
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Program
Rencana Kegiatan Evaluasi
Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
3 Resiko perilaku
kesehatan yang
kurang sehat
berhubungan
dengan gaya
hidup yang
kurang sehat
TUM:
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
gerontik
selama 1
minggu
perilaku gaya
hidup sehat
dan
manajemen
terapi
hipertensi
terjadi
‘’HIPERTROPI’’
Hidup sehat
tanpa rokok
dan kopi
Health
Teaching
&
Monitorin
g
1. Penyuluhan Rokok :
- Edukasi bahaya
rokok
- Diskusi untuk
komitmen berhenti
rokok
- Mengurangi takaran
rokok
- Monitoring proses
pengurangan rokok
2. Penyuluhan kopi :
- Edukasi bahaya kopi
- Diskusi untuk
Kegiatan
asuhan
keperawatan
gerontik
dilaksanakan
dalam dua kali
kunjungan.
1. Keluarga
kooperatif
saat
dilakukan
kunjungan
2. Keluarga
aktif dalam
berdiskusi
selama
dilakukan
kunjungan
1. Terjadi
peningkatan
perilaku
gaya hidup
sehat
menjadi
sebesar
(>75%)
peningkatan
menjadi 75%
TUK 1 :
Klien
melakukan
perilaku gaya
hdup sehat
meningkat
menjadi 75%
komitmen berhenti
kopi
- Mengurangi takaran
kopi
- Monitoring proses
pengurangan kopi
3.7 Plan of ActionNo DX
Kegiatan Tujuan Sasaran Bentuk Kegiatan
Waktu Tempat Media Pelaksana/PJ Kegiatan
Dana
1 “OBER HT”
Obat Herbal
Hipertensi
Warga
mampu
melakukan
manajemen
dalam
menurunka
n angka
kejadian
hipertensi
menjadi
40%
Lansia di
Pengajian
Pendidikan
kesehatan
(Health
Education)
2 ‘’MANTRI’’
(manajemen
terapi)
Klien
mampu
manajemen
terapi
Lansia
Binaan
Pendidikan
kesehatan
(Health
Education)
hipertensi
meningkat
3 ‘’PENKES’’
Peyuluhan
Kesehatan
(Hipertensi)
Memahami
tentang
penyakit
hipertensi
Lansia di
pengajian
Pendidikan
kesehatan
(Health
Education)
4
‘’HIPERTROPI’’
Hidup sehat
tanpa rokok dan
kopi
Klien
melakukan
perilaku
gaya hidup
sehat
Lansia
Binaan
Health
Teaching