Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

download Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

of 37

description

menjelaskan latar belakang kebijakan dan peraturan penyusunan rencana induk kesehatan

Transcript of Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    1/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 1

    BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN

    2.1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

    Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

    yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Bab

    I, Pasal 1, angka 1). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan

    perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan

    kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama (Bab II, Pasal

    2).

    Pembangunan kesehatan harus memperhatikan berbagai asas yang memberikan

    arah pembangunan kesehatan dan dilaksanakan melalui upaya kesehatan sebagai berikut:

    1. Asas perikemanusiaan yang berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dilandasi

    atas perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak

    membedakan golongan agama dan bangsa.

    2. Asas keseimbangan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dilaksanakan antara

    kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan mental, serta antara material

    dan sipiritual.

    3. Asas manfaat berarti bahwa pembangunan kesehatan harus memberikan manfaat yang

    sebesar-besarnya bagi kemanausiaan dan perikehidupan yang sehat bagi setiap warga

    negara.

    4. Asas pelindungan berarti bahwa pembangunan kesehatan harus dapat memberikan

    pelindungan dan kepastian hukum kepada pemberi dan penerima pelayanan

    kesehatan.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    2/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 2

    5. Asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban berarti bahwa pembangunankesehatan dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk

    kesamaan kedudukan hukum.

    6. Asas keadilan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat memberikan

    pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan

    pembiayaan yang terjangkau.

    7. Asas gender dan nondiskriminatif berarti bahwa pembangunan kesehatan tidak

    membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki

    8. Asas norma agama berarti pembangunan kesehatan harus memperhatikan dan

    menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat.

    Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

    kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi pembangunan sumber

    daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Bab II, Pasal 3).

    Pengaturan Fasilitas Pelayanan Kesehatan diatur dalam Pasal 30, dimana menurut

    jenis pelayanan terdiri dari :

    1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

    fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

    2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

    fasilitas pelayanan kesehatan spesialistik.

    3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

    fasilitas pelayanan kesehatan sub spesialistik.

    Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan oleh

    pemerintah daerah dengan mempertimbangkan (Pasal 35 Ayat 2) :

    a. luas wilayah;

    b. kebutuhan kesehatan;

    c. jumlah dan persebaran penduduk;

    d. pola penyakit;

    e. pemanfaatannya;

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    3/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 3

    f. fungsi sosial;g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

    Ketentuan perizinan fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan oleh Pemerintah dan

    pemerintah daerah, dimana fasilitas pelayanan kesehtan wajib:

    1. Memberikan akses yang luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan di bidang

    kesehatan; dan

    2. Mengirimkan laporan hasil penelitian dan pengembangan kepada pemerintah daerah

    atau menteri.

    Pada pasal 32 dinyatakan bahwa :

    1. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun

    swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan

    pencegahan kecacatan terlebih dahulu.

    2. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun

    swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka.

    2.2. Sistem Kesehatan Nasional

    Sekalipun SKN 1982 secara nyata telah berhasil digunakan sebagai acuan dalam

    menetapkan berbagai kebijakan kesehatan di Indonesia, namun jika ditinjau dari

    pencapaian dan kinerjanya, SKN 1982 tersebut masih belum begitu menggembirakan.

    Sesuai dengan laporan WHO tahun 2000 (the World Health Report 2000) tentang Health

    Systems Improving Performance, tercatat indikator pencapaian dan indikator kinerja

    Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Indonesia masih terhitung rendah.

    Indikator pencapaian SKN ditentukan oleh dua determinan. Pertama, status

    kesehatan yakni yang menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil dicapai oleh SKN

    yang dihitung dengan menggunakan disability adjusted life expectancy (DALE). Kedua,

    tingkat ketanggapan (responsiveness) sistem kesehatan yakni yang menunjuk pada

    kemampuan SKN dalam memenuhi harapan masyarakat tentang bagaimana mereka ingin

    diperlakukan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Hasil yang diperoleh untuk

    indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 106 dari 191 negara anggota WHO

    yang dinilai.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    4/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 4

    Indikator kinerja SKN ditentukan oleh tiga determinan. Pertama, distribusi tingkatkesehatan di suatu negara ditinjau dari kematian Balita. Kedua, distribusi ketanggapan

    (responsiveness) sistem kesehatan ditinjau dari harapan masyarakat. Ketiga, distribusi

    pembiayaan kesehatan ditinjau dari penghasilan keluarga. Hasil yang diperoleh untuk

    indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 92 dari 191 negara anggota WHO

    yang dinilai.

    Karena indikator pencapaian SKN menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil

    dicapai dan tingkat ketanggapan SKN, maka indikator ini terutama dipengaruhi oleh upaya

    kesehatan yang diselenggarakan di suatu negara. Jika upaya kesehatan tersebut tidak

    tersedia dan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, maka sulit diharapkan meningkatnya

    taraf kesehatan masyarakat.

    a. Pengertian KSN

    SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara

    terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-

    tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam

    Pembukaan UUD 1945.

    Dari rumusan pengertian di atas, jelaslah SKN tidak hanya menghimpun upaya sektor

    kesehatan saja melainkan juga upaya dari berbagai sektor lainnya termasuk

    masyarakat dan swasta. Sesungguhnyalah keberhasilan pembangunan kesehatan tidak

    ditentukan hanya oleh sektor kesehatan saja.

    Dengan demikian, pada hakikatnya SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus

    metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya

    Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan

    pembangunan kesehatan.

    b. Landasan KSN

    SKN yang merupakan wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan

    adalah bagian dari Pembangunan Nasional. Dengan demikian landasan SKN adalah

    sama dengan landasan Pembangunan Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut

    adalah:

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    5/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 5

    1) Landasan idiil yaitu Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adildan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

    kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi

    seluruh rakyat Indonesia.

    2) Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:

    a) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan

    hidup dan kehidupannya.

    b) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan

    berkembang.

    c) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

    pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan

    memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,

    demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

    d) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

    bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

    serta berhak memperoleh pelayanan

    e) Kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang

    memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang

    bermartabat.

    f) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

    rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai

    dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas

    penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang

    layak.

    c. Prinsip Dasar SKN

    Prinsip dasar SKN adalah norma, nilai dan aturan pokok yang bersumber dari falsafah

    dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan

    bertindak dalam penyelenggaraan SKN. Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi:

    1) Perikemanusiaan

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan yang dijiwai,

    digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    6/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 6

    Maha Esa. Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangandengan prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak diskriminatif

    serta selalu menerapkan prinsip-prinsip perikemanusiaan dalam

    menyelenggarakan upaya kesehatan.

    2) Hak Asasi Manusia

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Diperolehnya

    derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak

    asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial

    ekonomi. Setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

    3) Adil dan Merata

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip adil dan merata. Dalam upaya

    mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, perlu diselenggarakan

    upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

    secara adil dan merata, baik geografis maupun ekonomis.

    4) Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pemberdayaan dan kemandirian

    masyarakat. Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah

    berkewajiban dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan meningkatkan

    derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.

    Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan pada kepercayaan

    atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat

    solidaritas sosial dan gotong royong.

    5) Kemitraan

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan. Pembangunankesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan

    harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta, dengan

    mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan antara

    pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama lintas sektor

    dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil-

    guna dan berdaya-guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam

    rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

    6) Pengutamaan dan Manfaat

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    7/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 7

    Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pengutamaan dan manfaat.Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan lebih mengutamakan

    kepentingan umum dari pada kepentingan perorangan maupun golongan. Upaya

    kesehatan yang bermutu dilaksanakan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan

    dan teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan

    dan pencegahan penyakit. Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara

    berhasil-guna dan berdaya-guna, dengan mengutamakan upaya kesehatan yang

    mempunyai daya ungkit tinggi agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

    bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat beserta lingkungannya.

    7) Tata kepemerintahan yang baik

    Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,

    terbuka (transparent), rasional/profesional, serta bertanggung jawab dan

    bertanggung gugat (accountable).

    d. Tujuan SKN

    Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi

    bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna

    dan berdaya-guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya.

    e. Kedudukan SKN

    1) Suprasistem SKN

    Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan

    berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia

    seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap

    Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

    kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

    ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

    sosial.

    2) Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional Lain

    Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya

    menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    8/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 8

    berbagai sektor lain terkait yang terwujud dalam berbagai bentuk sistem nasional.Dengan demikian SKN harus berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sistem

    nasional tersebut, seperti:

    Sistem Pendidikan Nasional;

    Sistem Perekonomian Nasional;

    Sistem Ketahanan Pangan Nasional;

    Sistem Hankamnas;

    Sistem-sistem nasional lainnya.

    Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong kebijakan dan

    upaya dari berbagai sistem nasional sehingga berwawasan kesehatan. Dalam arti

    sistem-sistem nasional tersebut berkontribusi positip terhadap keberhasilan

    pembangunan kesehatan.

    3) Kedudukan SKN terhadap Sistem Kesehatan Daerah (SKD)

    Untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu

    dikembangkan Sistem Kesehatan Daerah (SKD). Dalam kaitan ini kedudukan SKN

    merupakan suprasistem dari SKD. SKD menguraikan secara spesifik unsur-unsur

    upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan,

    sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan

    manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah. SKD merupakan

    acuan bagi berbagai pihak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di

    daerah.

    4) Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan termasuk Swasta

    Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem

    nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai

    sistem kemasyarakatan.

    Di pihak lain, berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian integral yang

    membentuk SKN. Dalam kaitan ini SKN merupakan bagian dari sistem

    kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan

    perilaku dan lingkungan sehat serta peran aktif masyarakat dalam berbagai upaya

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    9/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I - 9

    kesehatan. Sebaliknya sistem nilai dan budaya yang hidup di masyarakat harusmendapat perhatian dalam SKN.

    Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh peran aktif swasta.

    Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk

    keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara,

    terbuka dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. SKN harus

    dapat mewarnai potensi swasta sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan

    nasional yang berwawasan kesehatan.

    f. Subsistem KSN

    Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN adalah upaya kesehatan.

    Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu

    diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi

    Bangsa Indonesia. Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut memerlukan

    dukungan dana, sumberdaya manusia, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan

    sebagai masukan SKN.

    Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan kesehatan yang semakin

    penting dalam menentukan kinerja SKN. Mengingat kompleksnya pembiayaan

    kesehatan, maka pembiayaan kesehatan merupakan subsistem kedua SKN.

    Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumberdaya manusia yang mencukupi

    dalam jumlah, jenis dan kualitasnya sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan

    kesehatan. Oleh karenanya sumberdaya manusia kesehatan juga sangat penting dalam

    meningkatkan kinerja SKN dan merupakan subsistem ketiga dari SKN.

    Sumberdaya kesehatan lainnya yang penting dalam menentukan kinerja SKN adalah

    sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan. Permasalahan obat dan perbekalan

    kesehatan sangat kompleks karena menyangkut aspek mutu, harga, khasiat, keamanan,

    ketersediaan dan keterjangkauan bagi konsumen kesehatan. Oleh karena itu, obat dan

    perbekalan kesehatan merupakan subsistem keempat dari SKN.

    Selanjutnya, SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan

    masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai obyek

    pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subyek atau penyelenggara dan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    10/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -10

    pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadisangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan

    sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Sehubungan dengan itu, pemberdayaan

    masyarakat merupakan subsistem kelima SKN.

    Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-

    guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah

    koordinasi, integrasi, sinkronisasi serta penyerasian upaya kesehatan, pembiayaan

    kesehatan, sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Berhasil atau

    tidaknya pembangunan kesehatan ditentukan oleh manajemen kesehatan. Oleh karena

    itu manajemen kesehatan merupakan subsistem keenam SKN.

    2.3. RENSTRA Kementrian Kesehatan Tahun 2005

    Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat

    indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan

    dilaksanakan langsung oleh Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran

    aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2010-2014. Lima pendekatan perencanaan

    yang dipergunakan dalam penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan.

    Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 ini didasarkan pada perubahan

    struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang memberikan penekanan pada

    pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

    Kesehatan di Kabupaten/Kota, dan Millenium Development Goals (MDGs).

    Pengganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan pada upaya

    promotif dan preventif dengan tetap memperhatikan besaran satuan anggaran kuratif

    yang relatif lebih besar. Dana bantuan untuk daerah sebaiknya juga mulai direncanakan

    secara proporsional sesuai dengan kemampuan fiskal daerah dan besaran masalah

    masing-masing daerah. Berdasarkan indeks pembangunan kesehatan masyarakat terdapat

    daerah dengan masalah kesehatan sangat besar, memerlukan dukungan sumber daya yang

    lebih besar dari daerah lainnya.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    11/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -11

    Isu Pokok Kesehatan

    Empat isu pokok pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Peningkatan pembiayaan kesehatan

    untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat; 2) Peningkatan kesehatan masyarakat

    untuk mempercepat pencapaian target MDGs; 3) Pengendalian penyakit dan

    penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana; dan 4) Peningkatan ketersediaan,

    pemerataan, dan kualitas tenaga kesehatan terutama di DTPK. Disamping 4 isu pokok

    tersebut, Kementerian Kesehatan memandang perlu untuk menambahkan isu penting

    lainnya yaitu dukungan manajemen dalam peningkatan pelayanan kesehatan, yang

    termasuk di dalamnya adalah good governance, desentralisasi bidang kesehatan, dan

    struktur organisasi yang efektif dan efisien. Penjabaran isu pokok pembangunan kesehatan

    tersebut di atas, meliputi :

    1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama

    pada kelompok rentan seperti : penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil,

    perbatasan, dan kepulauan terdepan.

    2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas.

    3. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.

    4. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.

    5. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan

    kesehatan.

    6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya manusia

    kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan.

    7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial,

    penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian

    yang berkualitas.

    8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi

    pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. Permasalahan manajerial dalam

    sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, dan anggaran serta masih terbatasnya

    koordinasi dan integrasi Lintas Sektor.

    9. Disparitas antar wilayah, golongan pendapatan, dan urban-rural masih terjadi dan

    belum terjadi perbaikan secara signifikan. Perlu pendekatan pembangunan sesuai

    kondisi wilayah.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    12/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -12

    10. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secaraoptimal dan belum tersedia biaya operasional yang memadai di Puskesmas.

    Visi dan Misi Kementrian Kesehatan

    Visi dari Kementrian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.

    Sedangkan misi dari kemetrian kesehatan adalah:

    1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,

    termasuk swasta dan masyarakat madani.

    2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan

    yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

    3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan. Menciptakan tata

    kelola kepemerintahan yang baik.

    Tujuan dari Kementrian Kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan

    secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan

    masyarakat yang setinggi-tingginya.

    Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan

    Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014, yaitu :

    1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan :

    a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun;

    b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000

    kelahiran hidup;

    c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup;

    d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000 kelahiran

    hidup;

    e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8 persen

    menjadi kurang dari 32 persen;

    f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) sebesar

    90%;

    g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;

    h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%;

    i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    13/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -13

    2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan :a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000

    penduduk;

    b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000

    penduduk;

    c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah

    0,5%;

    d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80%

    menjadi 90%;

    e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%;

    f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.

    3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar

    tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari

    tahun 2009.

    4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi

    risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk

    miskin.

    5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari

    50 persen menjadi 70 persen.

    6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil,

    Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

    7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.

    8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

    Arahan Kebijakan dan Strategis

    1. Arah dan Kebijakan Strategi Nasional

    Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan bidang sosial budaya

    dan kehidupan beragama yang diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan

    kualitas sumberdaya manusia yang ditandai dengan meningkatnya IPM dan Indeks

    Pembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainya penduduk tumbuh

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    14/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -14

    seimbang; serta makin kuatnya jati diri dan karakter bangsa. Pencapaian sasarantersebut, ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH,

    meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara,

    meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup anak dan perempuan, serta

    meningkatnya jati diri bangsa.

    Sesuai visi misi Presiden, kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun ke

    depan (2010-2014) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah

    dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung

    pencapaian MDGs pada tahun 2015; dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah

    peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh

    meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian

    ibu melahirkan.

    Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

    hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya

    dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga

    secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada

    2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium

    Development Goals (MDGs) tahun 2015.

    Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah Peningkatan

    Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui :

    a. Program Kesehatan Masyarakat

    Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi pemberian

    imunisasi dasar kepada 90% balita pada 2014; Penyediaan akses sumber air bersih

    yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas

    yang menjangkau 75% penduduk sebelum 2014; Penurunan tingkat kematian ibu

    saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada 2007 menjadi 118 pada

    2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000 kelahiran pada 2007 menjadi

    24 pada 2014.

    b. Program Keluarga Berencana (KB)

    Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah

    dan swasta selama 2010-2014.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    15/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -15

    c. Sarana KesehatanKetersediaan dan peningkatan kualitas layanan Rumah Sakit berakreditasi

    internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada 2012

    dan 5 kota pada 2014.

    d. Obat

    Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sebagai dasar pengadaan

    obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga OGB pada 2010.

    e. Asuransi Kesehatan Nasional

    Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan

    cakupan 100% pada 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia

    lainnya antara 2012-2014.

    Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan

    fokus prioritas, yaitu :

    a. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB);

    b. Perbaikan status gizi masyarakat;

    c. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan

    lingkungan;

    d. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;

    e. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan

    penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;

    f. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);

    g. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan;

    h. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

    2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

    Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan

    dan strategi nasonal sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014 dengan memperhatikan permasalahan

    kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan pembangunan

    kesehatan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan periode tahun

    2010 2014, perencanaan program dan kegiatan secara keseluruhan telah

    dicantumkan di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan. Namun untuk

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    16/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -16

    menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan yang dianggap prioritas danmempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan,

    dilakukan upaya yang bersifat reformatif dan akseleratif. Upaya tersebut meliputi :

    pengembangan Jaminan Kesehatan Masyarakat, peningkatan pelayanan kesehatan di

    DTPK, ketersediaan, keterjangkauan obat di seluruh fasilitas kesehatan, saintifikasi

    jamu, pelaksanaan reformasi birokrasi, pemenuhan bantuan operasional kesehatan

    (BOK), penanganan daerah bermasalah kesehatan (PDBK), pengembangan pelayanan

    untuk Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).

    Langkah-langkah pelaksanaan upaya reformasi tersebut disusun di dalam dokumen

    tersendiri, dan menjadi dokumen yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana

    Strategis Kementerian Kesehatan 2010 2014 ini. Upaya kesehatan tersebut juga

    ditujukan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang

    dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat

    antar wilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi, melalui : (a) pemihakan

    kebijakan yang lebih membantu kelompok miskin dan daerah yang tertinggal; (b)

    pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak kepada kelompok miskin dan daerah

    yang tertinggal; (c) pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antar

    wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi; dan (d) peningkatan advokasi dan capacity

    building bagi daerah yang tertinggal.

    Selain itu, untuk dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan,

    kedelapan fokus prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan didukung oleh

    peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, dan

    ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, melalui :

    a. peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan

    kesehatan;

    b. pengembangan perencanaan pembangunan kesehatan berbasis wilayah;

    c. penguatan peraturan perundangan pembangunan kesehatan;

    d. penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatan untuk menjamin

    ketersediaan data dan informasi kesehatan;

    e. melalui pengaturan sistem informasi yang komprehensif dan pengembangan

    jejaring;

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    17/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -17

    f. pengembangan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologikesehatan dalam bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, rancang bangun alat

    kesehatan dan penyediaan bahan baku obat;

    g. peningkatan penapisan teknologi kesehatan dari dalam dan luar negeri yang cost

    effective;

    h. peningkatan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif;

    i. peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangka pencapaian sasaran luaran dan

    sasaran hasil;

    j. peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah untuk mencapai indikator SPM;

    k. penguatan advokasi untuk peningkatan pembiayaan kesehatan;

    l. pengembangan kemitraan dengan penyedia pelayanan masyarakat dan swasta;

    m. peningkatan efisiensi penggunaan anggaran;

    n. peningkatan biaya operasional Puskesmas dalam rangka peningkatan kegiatan

    preventif dan promotif dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

    Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 serta

    memperhatikan pencapaian Prioritas Nasional Bidang Kesehatan, maka dalam periode

    2010-2014 akan dilaksanakan strategi dengan fokus pada Prioritas Nasional Bidang

    Kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian

    Kesehatan 2010-2014.

    a. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat, Swasta dan Masyarakat Madani

    dalam Pembangunan Kesehatan

    Mendorong kerjasama nasional dan global, antar masyarakat, antar kelompok,

    serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan;

    memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau

    penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya

    kesehatan bersumberdaya masyarakat dan mensinergikan sistem kesehatan

    modern dan asli Indonesia; menerapkan promosi kesehatan yang efektif

    memanfaatkan agent of change setempat; memobilisasi sektor untuk sektor

    kesehatan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    18/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -18

    b. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Merata, Terjangkau, Bermutu danBerkeadilan, serta Berbasis Bukti; dengan Pengutamaan pada Upaya

    Promotif Preventif

    Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan

    rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik

    jarak maupun pembiayaan; memfokuskan pada upaya percepatan pembangunan

    kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) agar

    mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan dan

    berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah; mengutamakan upaya

    promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik,

    mental, sosial) dan mengurangi angka kesakitan; meningkatkan penguasaan dan

    pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang kesehatan melalui kajian,

    penelitian, pengembangan, dan penerapan; menyediakan biaya operasional untuk

    Puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di

    Puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan, melalui

    reformasi upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang

    berdayaguna dan berhasil guna serta berstandar Internasional.

    c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

    mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

    Lebih memantapkan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan kearah kesiapan

    konsep, kelembagaan, dan dukungan terhadap penerapan jaminan kesehatan sosial

    menuju universal coverage; menyusun perencanaan pembiayaan dengan

    menjamin ketersediaan data National Health Account (NHA) dan sinkronisasi

    kebijakan dan alokasi anggaran; menghimpun sumber-sumber dana baik dari

    pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran masyarakat, termasuk

    swasta untuk menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang

    cukup, utamanya dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dan

    terlaksananya program-program unggulan/prioritas nasional; merancang dan

    menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan bagi daerah tertinggal, terpencil,

    perbatasan, dan kepulauan serta daerah bermasalah kesehatan yang diatur

    khusus.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    19/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -19

    d. Meningkatkan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan yangMerata dan Bermutu

    Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya,

    serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat secara

    adil, utamanya di DTPK dan daerah bermasalah kesehatan; mengedepankan upaya

    pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan berdaya

    saing dengan lebih memantapkan sistem mutu (upaya, pengawasan, audit),

    Standarisasi, dan sertifikasi; serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap

    pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan; mengembangkan kode etik profesi

    serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan yang diiringi

    dengan upaya mensejahterakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme SDM

    Kesehatan.

    e. Meningkatkan Ketersediaan, Pemerataan, dan Keterjangkauan Obat dan Alat

    Kesehatan serta Menjamin Keamanan/Hasiat, Kemanfaatan, dan Mutu

    Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan

    Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melalui peningkatan

    akses obat bagi masyarakat luas serta pemberian dukungan untuk pengembangan

    industri farmasi di dalam negeri sebagai upaya kemandirian di bidang

    kefarmasian; penggunaan obat yang rasional dengan pelayanan kefarmasian yang

    bermutu; menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET), utamanya pada Obat

    Esensial Generik untuk pengendalian harga obat; meningkatkan pemanfaatan

    keanekaragaman hayati untuk mengembangkan industri obat herbal Indonesia;

    memantapkan kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dalam pengawasan

    terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan untuk menjamin

    keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat

    dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    20/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -20

    f. Meningkatkan Manajemen Kesehatan yang Akuntabel, Transparan,Berdayaguna dan Berhasil Guna untuk Memantapkan Desentralisasi

    Kesehatan yang Bertanggung Jawab

    Meningkatkan manajemen kesehatan dengan fokus pada pembenahan

    perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan

    data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir; penerapan kebijakan

    pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat; memantapkan

    penyelenggaraan SKN; melaksanakan desentralisasi yang efektif di bidang

    kesehatan, termasuk menata dan memberi dukungan bagi pengembangan

    organisasi yang efektif dan kepemimpinan di pusat dan daerah; mengurangi

    disparitas status kesehatan secara menyeluruh; melaksanakan reformasi birokrasi

    dan good governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan

    tata kelola yang efektif dan efisien.

    2.4. Telaah Terhadap RPJMD Provinsi Bali

    Visi yang hendak dicapai dalam periode RPJMD Provinsi Bali Tahun 2008-2013

    adalah Terwujudnya Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera. Untuk

    mewujudkan misi tersebut, dirumuskan 3 misi Provinsi Bali, yaitu :

    1. Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern,

    2. Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari Berbagai

    Ancaman,

    3. Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir dan Batin.

    Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran misi-misi serta kebijakan daerah,

    dirancang program-program prioritas selama 5 tahun yang dikelompokkan kedalam

    urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib meliputi : urusan pendidikan; kesehatan;

    pekerjaan umum; perumahan; penataan ruang; perencanaan pembangunan; perhubungan;

    lingkungan hidup; pertanahan; kependudukan dan catatan sipil; pemberdayaan

    perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana dan kesejahteraan keluarga;

    sosial, ketenagakerjaan; koperasi dan usaha kecil menengah; penanaman modal;

    kebudayaan; pemuda dan olahraga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi

    daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    21/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -21

    kepegawaian dan persandian; ketahanan pangan; pemberdayaan masyarakat dan desa;statistik; kearsipan; komunikasi dan informasi; dan perpustakaan. Sedangkan urusan

    pilihan meliputi: pertanian; kehutanan; energi dan sumberdaya mineral; pariwisata;

    kelautan dan perikanan; perdagangan; industri; dan ketransmigrasian

    2.5. Telaah Terhadap RPJP Kabupaten Buleleng

    RPJPD Kabupaten Buleleng tahun 2005-2025 menyebutkan bahwa visi

    pembangunan daerah Kabupaten Buleleng adalah Buleleng Kerta Raharja Mengantarkan

    Bali Dwipa Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana. Dimana misi dari RPJPD Buleleng adalah :

    1. Mewujudkan masyarakat Buleleng yang unggul, kompetitif, dan bertaqwa kepada

    Tuhan, dengan jalan membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, menguasai

    ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki daya saing, melalui penyelengaraan

    pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk semua warga

    masyarakat;

    2. Mewujudkan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup, dengan jalan

    melaksanakan pembangunan bidang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan

    pemerataan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan;

    3. Mewujudkan keamanan daerah dan masyarakat, dengan menyelenggarakan

    pemerintahan yang baik, memperkuat sistem keamanan, meningkatkan peran

    masyarakat sipil, mendorong pengarusutamaan gender, menegakkan budaya hukum

    dan politik, dan memantapkan pelaksanaan otononomi daerah;

    4. Mewujudkan kebudayaan yang responsif terhadap perkembangan zaman dan

    lingkungan global, melalui pelestarian, pewarisan dan pengembangan nilai-nilaibudaya yang dijiwai oleh agama Hindu, pemantapan kelembagaan, dan aktivitas

    budaya;

    5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, dengan jalan melaksanakan

    pembangunan yang seimbang antar lapisan masyarakat, antar sektor, dan antar

    wilayah, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan lingkungan untuk

    menopang pembangunan, sehingga pembangunan dapat memenuhi kebutuhan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    22/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -22

    masyarakat saat ini dengan tidak mengurangi hak generasi berikutnya akansumberdaya alam.

    Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, RPJPD Kabupaten Buleleng memberikan

    arahan agenda prioritas setiap tahap pembangunan lima tahun. Arahan prioritas

    pembangunan lima tahun tahap I adalah :

    1. Agenda menegakkan hukum, ketentraman dan ketertiban, serta profesionalisme dan

    kemandirian aparatur pemerintah : membenahi sistem politik dan hukum;

    menghapuskan diskriminasi dalam berbagai bentuk; penghormatan, pengakuan dan

    penegakan atas hukum dan hak azasi manusia; menciptakan tata pemerintahan yang

    bersih dan berwibawa; meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

    2. Agenda pembangunan ekonomi; revitalisasi pertanian; membangun dan membina

    kehutanan dan perkebunan; mengembangkan aneka usaha kehutanan; rehabilitasi dan

    konservasi tanah; mengembangkan agribisnis perkebunan; meningkatkan ketahanan

    pangan perkebunan; memberdayakan industri kecil dan menengah; mengembangkan

    lembaga keuangan dan koperasi mengelola kepariwisataan; meningkatkan investasi;

    mempercepat pembangunan infrastruktur; dan memperbaiki pengelolaan sumber

    daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan.

    3. Agenda peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan: meningkatkan partisipasi

    pendidikan dasar 9 tahun; meningkatkan kualitas SDM pendidik; perluasan dan

    pemerataan kemampuan pendidik; meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah;

    meningkatkan mutu dan relevansi pendidik; dan pengembangan manajemen

    pendidikan yang efektif.

    4. Agenda peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan: meningkatkan

    kuantitas dan kualitas personil paramedis; meningkatkan kuantitas dan kualitas

    sarana dan prasarana kesehatan; meningkatkan pelayanan gizi; meningkatkan

    kualitas kesehatan lingkungan; mencegah dan memberantas penyakit menular;

    meningkatkan kesehatan ibu dan anak; meningkatkan pembangunan kesehatan

    dan pembangunan manajemen kesehatan.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    23/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -23

    5. Agenda penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan: mengendalikan pertumbuhanpenduduk; meningkatkan pelayanan sosial penduduk miskin; dan meningkatkan

    perlindungan dan kesejahteraan sosial penduduk miskin.

    6. Agenda perbaikan iklim ketenagakerjaan dan investasi: meningkatkan keterampilan

    angkatan kerja; meningkatkan penyerapan angkatan kerja; memperbaiki sistem

    penggajian tenaga kerja; dan meningkatkan investasi.

    2.6. Arahan Draft RPJM Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017

    RPJMD Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran lebih lanjut

    dan sistematis atas visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

    terpilih ke dalam tujuan, strategi, kebijakan dan program pembangunan daerah selama

    masa jabatan. Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan yang

    dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan

    pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, serta perencanaan dan

    penganggaran terpadu; kerangka pendanaan dan pagu indikatif; serta urusan wajib yang

    mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan kondisi nyata daerah dan

    kebutuhan masyarakat atau urusan pilihan yang menjadi tanggungjawab SKPD.

    Berdasarkan kondisi umum daerah Kabupaten Buleleng saat ini, permasalahan,

    tantangan dan isu-isu strategis yang dihadapi di masa depan, serta dengan

    memperhitungkan faktor strategis, potensi Sumberdaya Alam (SDA) dan Sumber Daya

    Manusia (SDM), pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka dalam

    pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2012-2017 dicanangkan Visi

    Pembangunan Kabupaten Buleleng sebagai berikut :

    TERWUJUDNYA MASYARAKAT BULELENG YANG MANDIRI, SEJAHTERA, DAMAI DAN

    LESTARI BERLANDASKAN TRI HITA KARANA

    Visi pembangunan Kabupaten Buleleng Tahun 2012 2017 ini menjadi arah cita-

    cita pembangunan yang sistematis bagi penyelenggara pemerintah Kabupaten Buleleng

    dan segenap pemangku kepentingan.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    24/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -24

    Arah menuju visi tersebut dapat diukur melalui indikator-indikator sebagaiberikut:

    1. Mandiri, diukur dengan :

    a. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah daerah yang berbasis kinerja.

    b. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang mampu menerapkan prinsip-

    prinsip pemerintahan yang baik (Good and Clean Governance), yaitu profesional,

    transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas KKN.

    c. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna bagi

    masyarakat.

    d. Tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi

    tuntutan dan kemajuan pembangunan daerah.

    e. Meningkatnya partisipasi/swadaya masyarakat dalam memenuhi sendiri

    kebutuhan pokok.

    f. Terwujudnya pariwisata berbasis budaya dan keindahan alam yang unik, serta

    terbangunya sinergitas dengan sektor pertanian.

    2. Sejahtera, diukur dengan :

    a. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang ditunjukkan oleh :

    1) Tingkat Pendidikan antara lain: terlaksananya wajib belajar 12 tahun,

    meningkatnya jumlah penduduk berpendidikan tinggi, menurunnya tingkat

    pendidikan terendah, meningkatnya angka partisipasi sekolah, dan tersedianya

    tenaga siap pakai melalui pendidikan kejuruan.

    2) Tingkat Kesehatan antara lain: meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,

    angka harapan hidup dan terpenuhnya sistem pelayanan sosial melalui

    Asuransi Kesehatan.

    3) Kemampuan daya beli masyarakat yang ditunjukan oleh meningkatnya

    pendapatan riil per kapita.

    b. Berkurangnya jumlah penduduk miskin, pengangguran terbuka dan kesenjangan

    antar wilayah dan kesenjangan sosial.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    25/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -25

    c. Meningkatnya akses masyarakat miskin terhadap pemenuhan kebutuhan dasar(sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, sanitasi, dan kesempatan

    berusaha).

    d. Berkembangnya keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan potensi ekonomi

    daerah yang berwawasan lingkungan.

    e. Tersedianya jaringan Infrastruktur yang mampu mendorong perekonomian

    perdesaan.

    3. Damai, diukur dengan :

    a. Teraktualisasinya keragaman budaya lokal.

    b. Terjaminnya kebebasan beribadah.

    c. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ketentraman, ketertiban

    umum, dan penegakan supremasi hukum.

    4. Lestari, diukur dengan :

    a. Terkelolanya lingkungan hidup dan pemanfaatan SDA secara berkelanjutan.

    b. Terpeliharanya adat istiadat dan nilai-nilai budaya Bali sebagai pedoman di dalam

    kehidupan bermasyarakat.

    c. Terwujudnya lingkungan permukiman yang berlandaskan kearifan lokal.

    d. Terwujudnya penggunaan ruang dan lahan sesuai dengan Rencana Tata Ruang

    Wilayah.

    Misi RPJM Kabupaten Buleleng

    Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

    mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata

    bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang

    diberikannya. Adapun misi pembangunan Kabupaten Buleleng untuk 5 tahun kedepan

    adalah sebagai berikut :

    1. Percepatan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi tinggi,

    merata dan berkualitas.

    2. Pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan daerah.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    26/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -26

    3. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berkualitas yang profesional, berbudaya danbermoral.

    4. Menumbuhkembangkan sinergi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam

    setiap tahapan pembangunan.

    5. Pelestarian budaya Bali yang ditumbuhkembangkan pada masyarakat.

    6. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.

    7. Mewujudkan pembangunan Buleleng yang berkelanjutan (sustainable development).

    Tujuan RPJM Kabupaten Buleleng

    Mengacu pada pernyataan visi dan misi yang didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik,

    maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah:

    1. Meningkatkan perekonomian daerah.

    2. Meningkatkan daya saing daerah.

    3. Meningkatkan daya beli masyarakat.

    4. Meningkatkan produksi dan daya saing produk unggulan daerah.

    5. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta

    terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

    6. Mewujudkan sinergi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan.

    7. Lestarinya kebudayaan Bali yang adiluhung.

    8. Mewujudkan keadilan di semua bidang pembangunan, dan

    9. Mewujudkan pembangunan sesuai peruntukan ruang dan berwawasan lingkungan.

    Sasaran RPJM Kabupaten Buleleng

    Sasaran umum yang merupakan target atau hasil yang diharapkan dari pembangunan

    Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017, dimana atas keberhasilan target ini diharapkan

    berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.

    2. Meningkatnya penanaman modal baik asing maupun dalam negeri.

    3. Meningkatnya pendapatan masyarakat.

    4. Meningkatnya kuantitas dan kualitas produk unggulan daerah.

    5. Meningkatnya daya saing produk-produk unggulan daerah di pasaran.

    6. Terwujudnya struktur perekonomian yang tangguh berbasis unggulan daerah.

    7. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    27/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -27

    8. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.9. Meningkatnya profesionalisme dan kemandirian Aparatur Pemerintah.

    10. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

    11. Meningkatnya partisipasi pemangku kepentingan dalam setiap tahapan pembangunan.

    12. Tumbuhnya rasa memiliki dikalangan pemangku kepentingan.

    13. Meningkatnya peran pemangku kepentingan dalam pengendalian pembangunan.

    14. Meningkatnya apresiasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal

    yang adiluhung.

    15. Tumbuh dan berkembangnya kesenian berbasis budaya Bali.

    16. Tegaknya supremasi hukum, ketentraman, dan keadilan disemua aspek kehidupan.

    17. Terwujudnya perlindungan dan kesejahteraan sosial.

    18. Terwujudnya kesetaraan gender dalam pembangunan.

    19. Terjaganya kualitas sumber daya alam.

    20. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan

    21. Meningkatnya pemanfaatan sumber energi terbarukan.

    Lebih lanjut keterkaitan antara visi dan misi dengan tujuan dan sasaran yang akan

    dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dijabarkan seperti pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

    Visi : Terwujudnya Masyarakat Buleleng yang Mandiri, Sejahtera, Damai dan LestariBerlandaskan Tri Hita Karana

    Misi Tujuan Sasaran

    1. Percepatan

    pembangunan ekonomi

    untuk mewujudkan

    pertumbuhan ekonomi

    tinggi, merata dan

    berkualitas.

    1. Meningkatkan

    perekonomian

    daerah.

    2. Meningkatkan daya

    saing daerah.

    3. Meningkatkan daya

    beli masyarakat.

    1. Meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi

    secara

    berkesinambungan.

    2. Meningkatnya

    penanaman modal baik

    asing maupun dalam

    negeri.

    3. Meningkatnya

    pendapatan masyarakat.

    2. Pengembangan Ekonomi

    Kerakyatan yang berbasis

    Meningkatkan produksi

    dan daya saing produk

    1. Meningkatnya kuantitas

    dan kualitas produk

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    28/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -28

    Misi Tujuan Sasaranpada produk unggulan

    daerah.

    unggulan daerah. unggulan daerah.

    2. Meningkatnya daya saing

    produk-produk unggulan

    daerah di pasaran.

    3. Terwujudnya struktur

    perekonomian yang

    tangguh berbasis

    unggulan daerah.

    3. Mewujudkan Sumber

    Daya Manusia

    berkualitas yang

    profesional, berbudaya

    dan bermoral.

    Meningkatkan

    pelayanan kesehatan

    dan pendidikan yang

    berkualitas dan

    terjangkau oleh seluruh

    lapisan masyarakat.

    1. Meningkatnya kualitas

    pendidikan masyarakat.

    2. Meningkatnya derajat

    kesehatan masyarakat.

    3. Meningkatnya

    profesionalisme dan

    kemandirian Aparatur

    Pemerintah.

    4. Terwujudnya

    pemerintahan yang

    bersih dan berwibawa.

    4. Menumbuhkembangkan

    sinergi seluruh pemangku

    kepentingan

    (stakeholders) dalam

    setiap tahapan

    pembangunan.

    Mewujudkan sinergi

    seluruh pemangku

    kepentingan

    (stakeholders)

    pembangunan.

    1. Meningkatnya partisipasi

    pemangku kepentingan

    dalam setiap tahapan

    pembangunan.

    2. Tumbuhnya rasa

    memiliki dikalangan

    pemangku kepentingan.

    3. Meningkatnya peran

    pemangku kepentingan

    dalam pengendalianpembangunan.

    5. Melestarikan budaya bali

    yang

    ditumbuhkembangkan

    pada masyarakat.

    Lestarinya kebudayaan

    Bali yang adiluhung.

    1. Meningkatnya apresiasi

    masyarakat dalam

    menjaga dan

    melestarikan budaya

    lokal yang adiluhung.

    2. Tumbuh dan

    berkembangnya kesenian

    berbasis budaya Bali.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    29/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -29

    Misi Tujuan Sasaran6. Memperkuat dimensi

    keadilan di semua bidang.

    Mewujudkan keadilan di

    semua bidang

    pembangunan.

    1. Tegaknya supremasi

    hukum, ketentraman dan

    keadilan disemua aspek

    kehidupan.

    2. Terwujudnya

    perlindungan dan

    kesejahteraan sosial.

    3. Terwujudnya kesetaraan

    gender dalam

    pembangunan.

    7. Mewujudkan

    pembangunan Buleleng

    yang berkelanjutan.

    Mewujudkan

    pembangunan sesuai

    peruntukan ruang

    wilayah.

    1. Terjaganya kualitas

    sumber daya alam.

    2. Terjaganya kelestarian

    fungsi lingkungan hidup.

    3. Meningkatnya

    pemanfaatan sumber

    energi terbarukan.

    Agenda Prioritas

    Untuk mewujudkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2012-2017, dicanangkan 12

    Agenda Prioritas atau Prioritas Agenda Strategis (12 PAS) sebagai berikut :

    1. Penataan Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah

    Penataan Birokrasi dan Kemandirian Aparatur Pemerintah menjadi prioritas dalam

    rangka peningkatan profesionalisme Aparatur Pemerintah serta mewujudkan Good

    Governance dalam mengelola potensi serta penyelenggaraan pemerintahan dan

    pelayanan pada masyarakat.

    2. Penanggulangan Kemiskinan

    Dinamis dan kompleksnya permasalahan kemiskinan sehingga dalam penanganannya

    memerlukan integrasi berbagai program kegiatan dan lintas sektoral.

    Penanggulangan kemiskinan merupakan agenda prioritas yang harus ditangani secara

    berkesinambungan dan sistemik melalui berbagai urusan dengan program dan

    kegiatan yang mampu mengentaskan kondisi miskinnya atau sifatnya pengamanan

    terhadap penderitaan keluarga miskin agar jangan terjerumus kedalam kondisi yang

    lebih terpuruk.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    30/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -30

    3. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas PendidikanPembangunan urusan pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam

    peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karenanya, Peningkatan

    Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan menjadi agenda prioritas karena permasalahan

    yang dihadapi adalah belum meratanya masyarakat usia belajar dapat mengakses

    kesempatan belajar pada pendidikan formal maupun non formal, sehingga Angka

    Partisipasi Sekolah (APS) belum mencapai seratus persen, demikian juga kualitas

    SDM-nya masih perlu peningkatan.

    Sejalan dengan upaya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, secara

    simultan dilakukan peningkatan persentase kelulusan siswa serta kualitas lulusan,

    sehingga kedepan akan berkembang SDM yang dapat memenuhi kebutuhan pelaku

    pembangunan, mampu membangun dirinya sendiri, membangun Bangsa dan Negara,

    serta mampu bersaing merebut pasar kerja baik dalam tataran regional, nasional

    maupun internasional.

    4. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Kesehatan

    Pembangunan kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam penentuan

    dan peningkatan IPM. Kualitas kesehatan masyarakat yang indikasinya tercermin

    melalui peningkatan umur harapan hidup merupakan salah satu tolok ukur

    keberhasilan seluruh pembangunan yang dilaksanakan secara terintegrasi dan lintas

    urusan.

    Pembangunan kesehatan dilakukan melalui pencegahan, pemeliharaan kesehatan dan

    rehabilitasi kesehatan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

    nilai dan harga hidup sehat, maka pemerintah harus mampu menyediakan kebutuhan

    sarana prasarana kesehatan dan tenaga medis yang berkualitas dengan pelayanan

    prima. Untuk itu pembangunan kesehatan masih perlu ditingkatkan dan menjadi

    prioritas pembangunan.

    5. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan Lapangan Kerja

    Kesenjangan antara jumlah angkatan kerja dengan kesempatan kerja, pertumbuhan

    tenaga kerja lebih cepat dibandingkan kemampuan penciptaan

    kesempatan/perluasan lapangan kerja dan kemampuan tenaga kerja untuk

    menciptakan kesempatan kerja baru secara mandiri masih kurang merupakan salah

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    31/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -31

    satu tugas dan tanggungjawab pemerintah bersama stakeholders lainnya yang harusditangani secara serius, sistematis dan terarah. Sehubungan dengan itu, maka agenda

    Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja dan Perluasan Lapangan Kerja menjadi prioritas

    pembangunan lima tahun kedepan. Agenda ini searah dengan agenda Perbaikan iklim

    investasi. Investasi yang semakin berkembang dan meningkat, akan berdampak pada

    tumbuhnya lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, sehingga pendapatan dan

    kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

    6. Pembangunan Ekonomi

    Pembangunan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

    perekonomian daerah yang indikatornya tercermin dari sejauh mana pertumbuhan

    ekonomi dapat dicapai dan sejauh mana peningkatan produktivitas sektoral

    memberikan kontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.

    Mencermati kondisi dan potensi ekonomi Buleleng yang berbasis pada pertanian dan

    merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembangunan perdesaan, maka

    pembangunan pertanian (pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan

    dan kelautan), industri kecil dan kepariwisataan dalam mendukung pembangunan

    perekonomian Buleleng menjadi domain agenda prioritas pembangunan ekonomi.

    Bangkit dan berkembangnya kegiatan pertanian di perdesaan akan mampu

    meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan petani yang berdampak positif

    terhadap penanggulangan kemiskinan yang jumlahnya relatif cukup besar di sektor

    lapangan usaha pertanian tersebut.

    7. Pembangunan Infrastruktur

    Keberhasilan pembangunan pendidikan, kesehatan maupun ekonomi membutuhkan

    dukungan infrastruktur yang baik dan mantap. Oleh karena itu, pembangunan

    infrastruktur menjadi agenda prioritas dalam rangka menyiapkan sarana dan

    prasarana pendukung yang memadai guna mengakselerasi pembangunan daerah

    dalam segala aspek dimaksud.

    8. Perbaikan Iklim Investasi

    Perbaikan iklim investasi menjadi agenda prioritas sejalan dengan perkembangan

    kependudukan, khususnya ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan usaha/lapangan

    kerja dalam rangka mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Peningkatan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    32/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -32

    investasi didorong melalui upaya-upaya berkesinambungan menyangkutpenyempurnaan pelayanan perijinan, optimalisasi pemanfaatan potensi daerah,

    promosi peluang investasi, dan menggerakkan sektor riil. Peningkatan investasi

    diharapkan mampu semakin memperkuat keandirian keuangan daerah, sekaligus

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    9. Penegakan Hukum, Ketentraman dan Ketertiban

    Agenda Penegakan Hukum, Ketentraman dan Ketertiban menjadi prioritas

    pembangunan dalam upaya menciptakan dan menjamin adanya kepastian

    hukum/supremasi hukum serta menghargai hak azasi manusia. Demikian juga

    ketentraman dan ketertiban dimaksudkan untuk meningkatkan rasa aman dan

    nyaman bagi investor dalam berinvestasi.

    10. Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan

    Agenda Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan Daerah menjadi prioritas sejalan

    dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata budaya. Dengan adanya agenda prioritas

    ini, maka akan digali, diidentifikasi dan dikembangkan potensi budaya daerah, serta

    dilestarikannya kebudayaan dan kesenian daerah yang khas dan adiluhung.

    11. Peningkatan Kualitas Penanganan Bencana

    Agenda Peningkatan Kualitas Penanganan Bencana menjadi prioritas sehubungan

    dengan wilayah Kabupaten Buleleng yang rentan/rawan bencana. Dengan

    meningkatnya kualitas penanganan bencana diharapkan segala kemungkinan

    bencana yang akan terjadi dapat diantisipasi dan dimitigasi.

    12. Peningkatan Kualitas dan Pelestarian Fungsi Lingkungan

    Tidak bisa dihindari, peningkatan pembangunan akan memberikan tekanan terhadap

    lingkungan. Sementara itu, peningkatan kuallitas hidup masyarakat dan kelestarian

    hasil-hasil pembangunan membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang semakin baik.

    Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kelestarian lingkungan menjadi prioritas

    pembangunan agar kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dinikmati secara

    berkelanjutan.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    33/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -33

    Penjabaran lebih lanjut Prioritas Agenda Strategis dalam bidang kesehatan tersebutadalah:

    Peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan, terdiri dari :

    1. Mendekatkan pelayanan paripurna dengan masyarakat ke seluruh pelosok wilayah.

    2. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas, Pustu dan Polindes.

    3. Membangun 2 (dua) rumah sakit tanpa kelas di wilayah Timur dan Barat.

    4. Meningkatkan kualifikasi RSUD menjadi rumah sakit tipe A sehingga bisa menjadi

    rumah sakit pendidikan.

    5. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksaan program jaminan kesehatan

    masyarakat Bali Mandara (JKBM) dan program jaminan kesehatan lainnya.

    6. Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti

    HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit menular lainnya.

    7. Mengurangi tingkat prevelansi gizi buruk balita.

    8. Penguatan program keluarga berencana.

    9. Meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme tenaga medis dan paramedis.

    Strategi Pembangunan

    Strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka

    mengimplementasikan agenda pembangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.

    Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang dicanangkan, ditempuh melalui 6

    (enam) strategi umum sebagai berikut :

    1. Strategi Percepatan Reformasi Pemerintahan

    Strategi ini mencakup upaya perbaikan tata kelola pemerintahan agar lebih dinamis

    dan demokratis, dengan iklim kerja yang nyaman, ditunjang oleh sikap mental dan

    perilaku aparatur pemerintah yang jujur, bertanggungjawab, memiliki etos kerja tinggi,

    santun, dan berbudaya.

    2. Strategi Pemberdayaan SDM

    Penguatan sikap mental aparatur dan masyarakat agar memiliki daya saing dalam

    kehidupan global dengan tetap menjunjung nilai-nilai kearifan lokal guna menciptakan

    kehidupan yang harmonis dengan mengedepankan komunikasi, koodinasi dan

    keterbukaan.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    34/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    I I -34

    3. Strategi PartisipatifPenciptaan situasi dan kondisi agar masyarakat mampu berperan aktif dalam setiap

    tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan,

    pengawasan dan pelestarian hasil-hasil pembangunan.

    4. Strategi Pemerataan

    Menjamin bahwa pembangunan di segala bidang dapat dinikmati oleh segenap lapisan

    masyarakat secara manusiawi dan berkeadilan.

    5. Strategi Percepatan Pembangunan Ekonomi Berbasis Sinergi antar sektor

    Mengembangkan kegiatan pembangunan ekonomi secara menyeluruh sesuai dengan

    potensi yang ada di masyarakat, sehingga mampu memberikan kontribusi yang

    semakin besar dalam mewujudkan Buleleng yang Mandiri, Sejahtera, Damai dan

    Lestari.

    6. Strategi Percepatan Pembangunan Infrastruktur

    Percepatan pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur perdesaan yang dapat

    memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan bidang pembangunan lainnya dan

    mempercepat pengentasan kemiskinan.

    Arah Kebijakan

    Kebijakan merupakan arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk

    mencapai tujuan yang ditetapkan. Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,

    dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Buleleng dalam Bidang Kesehatan Tahun

    2012 - 2017 tersaji pada Tabel 2.2.

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    35/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    II - 35

    Tabel 2.2. Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Kabupaten Buleleng Tahun 2012-2017

    Misi 3 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia Berkualitas yang Profesional, Berbudaya, dan Bermoral

    Strategi Arah kebijakan Indikator

    Kinerja

    Capaia KinerjaProgram

    pembangunan

    Bidang

    Urusan

    SKPD

    penanggung

    jawabKondisi Awal Kondisi Akhir

    1. Meningkatkanaksesibilitaspelayanan

    kesehatan

    sampai ke

    pelosok desa

    Peningkatanaksesibilitas,pemerataan,

    keterjangkauan

    dan kualitas

    pelayanan

    kesehatan,

    terutama bagi

    masyarakatmiskin

    Meningkatnyaaksesibilitas,pemerataan,

    keterjangkauan

    dan pelayanan

    kesehatan bagi

    masyarakat

    miskin

    Pelayanankesehatanbelum optimal

    Pelayanankesehatanmakin optimal

    1. UpayaKesehatanMasyarakat

    2. Promosi

    Kesehatan dan

    Pember-dayaan

    Masyarakat

    3. Pegembangan

    lingkungansehat

    Kesehatan DinasKesehatan;RSUD

    Mendekatkan

    pelayanankesehatan

    paripurna

    kepada seluruh

    masyarakat

    Meningkatnya

    usia harapanhidup saat

    melahirkan

    Usia Harapan

    Hidup 69,34tahun

    Usia harapan

    hidup menjadi73,10 tahun

    1. Program

    peningkatankeselamatan ibu

    melahirkan dan

    anak

    2. Program

    Pengadaan,peningkatan dan

    perbaikansarana dan

    prasarana

    Puskesmas,

    Pustu dan

    Kesehatan Dinas

    Kesehatan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    36/37

    Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kesehatan Daerah Kabupaten Buleleng

    II - 36

    Strategi Arah kebijakan Indikator

    Kinerja

    Capaia KinerjaProgram

    pembangunan

    Bidang

    Urusan

    SKPD

    penanggung

    jawabKondisi Awal Kondisi Akhir

    pembangunan

    rumah sakit

    tanpa klas

    Peningkatan

    ketersediaan

    tenaga medis

    dan paramedis,

    terutama untukpelayanan

    kesehatan dasar

    di daerah

    terpencil dantertinggal

    Meningkatnya

    ketersediaan

    tenaga media

    dan para medis

    Belum

    memadai

    Makin

    memadai

    Program pembinaan

    dan pengembangan

    aparatur

    Kepegawaian

    daerah

    BKD

    Pencegahan danpemberantasan

    penyakit

    menular

    Menurunnyaserangan

    penyakit

    menular

    Sering Jarang ProgramPencegahan dan

    penanggulangan

    Penyakit Menular

    Kesehatan DinasKesehatan

    Penangananmasalah gizi

    kurang dan gizi

    buruk pada ibu

    hamil, bayi dan

    anak balita

    Menurunnyakasus gizi buruk

    Cukup tinggi Rendah Program PerbaikanGizi Masyarakat

    Kesehatan DinasKesehatan

  • 5/28/2018 Bab 2 Tinjauan Kebijakan Rencana Induk Kesehatan

    37/37